SATUAN ACARA PENYULUHAN PELATIHAN KADER POSYANDU LANSIA DI RW IV KELURAHAN SUKOHARJO KECAMATAN KLOJEN KOTA MALANG Oleh : I Wayan Gede Saraswasta Desak Made Diah Purnama Sari Elmi Alfia Muqorobin Khonaan Toyyibah Shinta Ardiana Puspitasari Eka Fitri Cahyani Meida Untari Giovanny Sumeinar Anita Ika Lestari Dwi Handayani Sundoro PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015 SATUAN ACARA PENYULUHAN TEKANAN DARAH Departemen : Gerontologi. Pokok Bahasan : Cara pengukuran tekanan darah. Sasaran : Kader posyandu lansia RW.04 Kelurahan Sukoharjo Kota Malang. Tempat : Balai RW.04 Kelurahan Sukoharjo Kota Malang Hari/tanggal : 16 Juni 2015 Alokasi Waktu : 35 menit Pertemuan ke- :1 Penyuluh : Kelompok 1 Analisis Situasi : Sebagian besar kader belum memiliki kepercayaan diri untuk melakukan pengukuran tekanan darah. Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti penyuluhan tentang teknik pengukuran tekanan darah dan nadi selama 30 menit, maka kader posyandu lansia diharapkan mampu memahami teknik pengukuran tekanan darah dan dapat melaksanakannya dengan tepat. Tujuan Instruksional Khusus : 1. Memahami teknik pengukuran tekanan darah. 2. Menerapkan pengukuran tekanan darah. Materi : Fungsi pengukuran tekanan darah. Alat pengukur tekanan darah. Cara pengukuran tekanan darah. Kegiatan Penyuluhan No . Waktu Tahap Kegiatan Kegiatan penyuluh Kader Metode Media 1. 15.30 Pembukaa Membuka Menjawab Penyulu - n pertemuan salam. Memperhatika h 15.35 dengan salam. Memperkenalka n diri. Menjelaskan n Pembagian leaflet perkenalan dan penjelasan penyuluh. tujuan 2 15.36 Penyajian penyuluhan. Menjelaskan - materi fungsi n pengukuran dengan tekanan darah. Menjelaskan alat seksama. 15.50 Memperhatika Ceramah penyuluh LCD Sphygmomamometer. pengukur tekanan darah. Menjelaskan cara pengukuran 3. 4. 15.51 Sesi tanya tekanan darah. Menjawab - jawab pertanyaan pertanyaan pendapa 16.00 evaluasi penyuluh. Melakukan kepada t 16.01 dan Penutup 16.05 terima kasih. Mengarahkan kader menuju Mengajukan Curah penyuluh. evaluasi. Menyampaikan untuk Mengikuti instruksi penyuluh. Menjawab fasil salam. masing-masing. Menutup dengan salam. Evaluasi Evaluasi diajukan dalam bentuk pertanyaan terbuka saat penyuluhan dan saat praktik bersama fasil kelompok masing-masing. Lampiran PENGUKURAN TEKANAN DARAH proyektor. 1. Tujuan pemeriksaan a. Untuk mengetahui keadaan umum atau status esehatan seseorang b. Sebagai bahan acuan dalam menentukan diagnosa penyakit pasien. c. Sebagai bahan pertimbangan dalam pengobatan terhadap pasien. d. Sebagai pengawasan terhadap status kesehatan pasien. 2. Alat yang dipersiapkan a. 1 set perlengkapan alat pengukur tekanan darah ( manset, tensimeter, stetoskop). b. Catatan/alat tulis 3. Cara pengukuran tekanan darah Pasang manset pada lengan yang akan diperiksa, umumnya lengan kanan. Pastikan manset terpasang dengan baik. Pastikan air raksa dalam tabung berada pada titik nol. Pada tempat dimana terdengar/terasa denyut nadi seseorang khususnya pada daerah lekuk siku tangan bagian dalam, letakkan stetoskop. Mulailah secara perlahan – perlahan memompa balon udara hingg air raksa, atau jarum tensimeter mulai naik. Hentikan pemompaan apabila sudah tidak terdengan lagi suara denyut jantung. Kemudian turunkan secara perlahan – perlahan air raksa atau jarum penunjuk dengan cara membuka katup penutup balon udara secara perlahan – lahan. Dengarkan secara seksama dimana pertama kali terdengan suara denyut jantung serta dimana terdengan untuk yang terakhir kalinya denyut jantung pasien. Catat hasil dengan benar. Rapikan alat pemeriksaan tensimeter pada tempatnya. 4. Hal – hal yang perlu diperhatikan Pompalah balon udara secara perlahan – lahan sekali hingga tidak terdengar lagi denyut jantung pasien. Jika lengan pasien membiru, cepat lepaskan balon udara, serta biarkan pasien mengistirahatkan lengannya dengan cara menggerak – gerakkan jemarinya hingga lemas. Hasil pemeriksaan tekanan darah pada orang yang sehat adalah: Orang dewasa normal ( 12 – 55 tahun): <140/90 mmHg Jika hasil pemeriksaan yang didapat ternyata jauh lebih tinggi atau jauh lebih rendah dari nilai yang normal, anjurkan pasien untuk memeriksakan diri ke pusat pelayanan kesehatan terdekat. SATUAN ACARA PENYULUHAN GLUKOTEST Departemen : Gerontologi. Pokok Bahasan : Cara pengukuran kadar gula darah dengan glukometer Sasaran : Kader posyandu lansia RW.04 Kelurahan Sukoharjo Kota Malang. Tempat : Balai RW.04 Kelurahan Sukoharjo Kota Malang Hari/tanggal : 16 Juni 2105 Alokasi Waktu : 35 menit Pertemuan ke- :1 Penyuluh : Analisis Situasi : Sebagian besar kader belum memiliki kepercayaan diri untuk melakukan pengukuran kadar gula darah dengan glukometer Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti penyuluhan tentang teknik pengukuran kadar gula darah menggunakan glucometer, maka kader posyandu lansia diharapkan mampu memahami teknik pengukuran kadar gula darah dan dapat melaksanakannya dengan tepat. Tujuan Instruksional Khusus : 3. Memahami teknik pengukuran kadar gula darah menggunakan glucometer. 4. Menerapkan pengukuran kadar gula darah menggunakan glucometer. Materi : a. Fungsi pengukuran kadar gula darah menggunakan glucometer b. Alat pengukur kadar gula darah menggunakan glucometer c. Cara pengukuran kadar gula darah menggunakan glucometer Kegiatan Penyuluhan No Waktu Tahap Kegiatan Kegiatan Metode Media . 1. 15.30 Pembukaa penyuluh Membuka Kader Menjawab Penyuluh Pembagian leaflet - n pertemuan salam. Memperhatika 15.35 dengan salam. Memperkenalka n diri. Menjelaskan tujuan n perkenalan dan penjelasan penyuluh. 2 15.36 Penyajian penyuluhan. Menjelaskan - materi fungsi n pengukuran dengan 15.50 kadar Memperhatika Ceramah penyuluh LCD proyektor. glucometer. gula seksama. darah. Menjelaskan alat pengukur kadar gula darah dengan glucometer. Menjelaskan cara pengukuran kadar gula darah dengan 3. 4. 15.51 Sesi tanya glucometer. Menjawab Mengajukan Tanya - jawab pertanyaan pertanyaan jawab 16.00 evaluasi penyuluh. Melakukan kepada 16.01 dan Penutup 16.05 penyuluh. evaluasi. Menyampaikan terima kasih. Mengarahkan kader menuju Mengikuti instruksi penyuluh. untuk Menjawab fasil salam. masing-masing. Menutup dengan salam. Evaluasi 1. Struktur a. Telah terjadwal terkait dengan waktu dan tempat pelatihan kader b. Persiapan materi dan bahan demonstrasi dilakukan sebelum kader melakukan praktik. 2. Proses a. Mempersiapkan media yang benar melakukan praktik pengukuran kadar gula darah menggunakan glucometer b. Menjelaskan komponen dan alat yang dibuthkan serta cara pemakaian glucometer baik dan benar c. Mempraktikkan dengan tepat cara pemakaian glucometer baik dan benar. 3. Melakukan evaluasi dengan cara memeriksa kemampuan kader dalam pemakaian glucometer baik dan benar. 4. Hasil a. Kader mampu melakukan pemakaian glucometer baik dan benar.. LAMPIRAN MATERI PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN GLUCOMETER 1. 1 Pentingnya Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Glukosa darah berasal dari absorbsi pencernaan makanan dan pembebasan glukosa dari persediaan glikogen sel. Tingkat glukosa darah akan turun apabila laju penyerapan oleh jaringan untuk metabolisme atau disimpan lebih tinggi daripada laju penambahan. Penyerapan glukosa oleh sel-sel distimulus oleh insulin, yang disekresikan oleh sel-ß dari pulau-pulau langerhans. Glukosa berpindah dari plasma ke sel-sel karena konsentrasi glukosa dalam plasma lebih tinggi daripada di dalam sel (Soewolo, 2000). Pemeliharaan kadar glukosa darah merupakan faktor amat penting, khususnya untuk menjaga fungsi sistem saraf. Kadar gula darah bervariasi, tergantung status nutrisi. Glukosa bersama asam lemak adalah molekul-molekul bahan bakar utama pemicu metabolisme makhluk hidup. Organ pengguna bahan bakar terbanyak adalah hati, otak, jantung, otot, dan jaringan adiposa. Mekanisme homeostatik berperan untuk memasukkan glukosa ke dalam sel dan penggunaannya oleh jaringan tubuh. Bila kadar gula turun, mekanisme pelepasan gula simpanan glikogen dalam sel (atau dari glukoneogenesis) terbuka, sehingga kadar normal tetap terpelihara (Anonimous, 2009). Kadar gula darah dapat diketahui dengan beberapa metode pemeriksaan baik laboratorium maupun dengan pemeriksaan menggunakan glukometer. Berdasarkan pemeriksaannya terdapat dua macam kadar gula darah yaitu kadar gula darah puasa normalnya adalah kurang dari 110 mg/dL dan kadar gula darah acak atau sewaktu dengan nilai normalnya adalah kurang dari 200 mg/dL. Kadar gula darah yang normal cenderung meningkat secara ringan tetapi progresif (bertahap) setelah usia 50 tahun, terutama pada orang-orang yang tidak aktif bergerak. Peningkatan kadar gula darah setelah makan atau minum merangsang pankreas untuk menghasilkan insulin sehingga mencegah kenaikan kadar gula darah yang lebih lanjut dan menyebabkan kadar gula darah menurun secara perlahan (Lehninger, 1994). Tujuan pemeriksaan kadar gula darah secra rutin adalah untuk evaluasi diagnosa dan manajemen klien dengan dibetes mellitus, untuk menjadi data penunjang berbagai diagnosa medic, serta untuk mengevaluasi kedekuatan terapi 1. 2Alat-alat pemeriksaan Kadar Glukosa Darah dengan Glukometer Adapun alat-alat yang diperlukan untuk melakukan pengukuran kadar gula darah menggunakan glucometer adalah: 1.2.1 Glucometer 1.2.2 Jarum Lancet 1.2.3 Lancet Device 1.2.4 Microchip 1.2.5 Test strip 1.2.6 Kapas alkohol 1.2.7 Kapas steril kering 1.2.8 Bengkok 1. 3Prosedur Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah dengan Glukometer Berikut adalah prosedur pelaksanaan pemeriksaan kadar glukosa darah menggunakan glucometer: 1.3.1 Persiapan alat : a. Glucometer, jarum lancet, lancet device, microchip, test strip b. Kapas alkohol, kapas kering steril, bengkok 1.3.2 Persiapan pasien: a. Tanyakan pekerjaan pasien untuk menentukan nomor jarum yang akan digunakan 1.3.3 pelaksanaan : a. Mencuci tangan b. Menggunakan sarung tangan bersih c. Dekatkakan semua alat, pasang jarum lancet pada lancet device, pilih ukuran jarum berdasarkan tebal atau tipisnya permukaan kulit atau d. jenis pekerjaan Pastikan alat dapat berfungsi dengan baik, masukkan microchip pada e. f. g. h. i. j. k. alat, masukkan strip tes Pilih jari yang akan dilakukan penusukan jarum Desinfeksi area insersi Tusukkan lancet pada area yang telah didesinfeksi Tampung darah yang keluar pada ujung strip test secukupnya Tunggu hingga hasil keluar, catat dan informasikan kepada pasien Buka handschoen Cuci tangan DAFTAR PUSTAKA Anonimous, 2009. Gula darah. http://id.wikipedia.org/wiki/Gula_darah. Lehninger, Albert L. 1994. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 3. Jakarta: Erlangga SATUAN ACARA PENYULUHAN PENGISIAN KMS A. TUJUAN 1. Tujuan Umum Setelah diberikan penjelasan tentang petunjuk pengisian format pencatatan hasil kegiatan kelompok usia lanjut, diharapkan kader posyandu lansia dapat memahami dan mengerti cara pengisian KMS yang tepat dan benar. 2. Tujuan Khusus Setelah diberikan penjelasan, kader posyandu lansia dapat : 1. Kader dapat menyebutkan pengertian KMS usia lanjut 2. Kader dapat menyebutkan bagian-bagian dari KMS usia lanjut 3. Kader dapat mempraktekkan cara pengisian KMS usia lanjut B. RINCIAN KEGIATAN 1. Metode :Ceramah dan demonstrasi 2. Media dan alat bantu : Power point dan lembar balik KMS Lansia 3. Waktu dan Tempat Waktu : Selasa, 16 juni 2015. Pukul : 16.05-16.40 WIB Tempat : Balai RW 04. Kelurahan Sukoharjo Kecamatan 4. 5. 6. Klojen Materi Peserta Kegiatan TAHAP WAKTU Pendahuluan 10 menit : Cara pengisian KMS lansia : Kader posyandu lansia desa sukoharjo Rw.04 : KEGIATAN KEGIATAN PENGAJAR KADER 1. Salam pembuka 2. Perkenalan 3. Mejelaskan 1. Menjawab METODE MEDIA Ceramah Power salam 2. mendengarkan point maksud dan tujuan Penyajian 20 menit penyuluhan 1. Memberikan Mendengar dan Ceramah, Lembar gambaran singkat mengenai KMS 2. Menjelaskan cara memperhati-kan penyuluhan penjelasan dan power pengisian KMS Penutup 15 menit 1. Memberikan KMS point 1. Kader Ceramah Lembar pertanyaan terkait dan diskusi KMS materi timbal balik memperhatikan yang 2. Kader dijelaskan. 2. Menyimpulkan cara pengisian menjawab pertanyaan dengan Kader review. KMS 3. Kader mengisi 3. Meminta seluruh KMS kader untuk dengan baik dan mengisi KMS benar 4. Salam penutup C. EVALUASI 1. Struktur 5. Telah terjadwal terkait dengan waktu dan tempat pelatihan kader 6. Persiapan materi dan bahan demonstrasi dilakukan sebelum kader melakukan praktik. 2. Proses d. Mempersiapkan media yang benar melakukan edukasi cara pengisian KMS dan penjelasan pada power poit e. Menjelaskan cara pengisian KMS yang baik dan benar f. Mempraktikkan dengan tepat cara pengisian KMS dengan baik dan benar. 3. Melakukan evaluasi dengan cara memeriksa kemampuan kader dalam pengisian KMS dengan baik dan benar 4. Hasil Kader mampu melakukan pengisian KMS dengan baik dan benar secara berurutan. Lampiran MATERI Pengertian KMS usia lanjut KMS usia lanjut adalah alat untuk mencatat kesehatan pribadi usia lanjut baik fisik maupun mental emosionalnya. KMS ini diisi tiap bulan oleh petugas kesehatan bekerjasama dengan kader pada kegiatan kelompok Usila / kunjungan Puskesmas. KMS ini disimpan oleh usila dan keluarga dan selalu dibawa pada setiap kunjungan ke Puskesmas atau kelompoknya. Kegunaan KMS : 1. 2. 3. Memantau dan menilai kemajuan usia lanjut Mernnemukan secara dini penyakit pada usia lanjut Sebagai bahan informasi bagi usia lanjut dan keluarga nya dalm mememlihara dan meningkatkan kesehatannya. Bagian-bagian KMS usia lanjut KMS usia lanjut terdiri dari dua halaman : halamnan luar dan dalam Halaman luar dibagi menjadi 3 bagian : Bagian kanan Bertuliskan judul, nama Puskesmas/ Puskesmas Pembantu, nomor register dan identitas lengkap usia lanjut pemilik KMS Bagian tengah Beirsi ruang catatan untuk mencatat keluhan yang perlu diperhatikan sebagai upaya deteksi dini terhadap kemungkinan penyakit yang diferita usia lanjut Bagian kiri Berisi pesan dan isi untuk hidup sehat serta keluhan yang perlu diperhatikan sebagai upaya deteksi dini terhadap kemungkinan penyakit yang diderita uisa lanjut. Halaman dalam memuat: Catatan pemantauan yang meliputi : tanggal kunjungan \, kegiatan sehari-hari, status mental/ masalah emosional, indeks masa tubuh (IMT), tekanan darah, nadi, hasil pengukuran Hb, hasil pemmeriksaan reduksi urine dan protein urine, disertai nilai normal dari IMT, tekanan darah dan HB. Grafik IMT utnuk menunjukkan keadaan IMT yang berlebih, normal, kurang. Petunjuk Pengisian Format Pencatatan Hasil Kegiatan Kelompok Usia Lanjut Bulan : Sudah jelas Tahun : Sudah jelas Nama Kelompok : Sudah jelas Desa/Kelurahan : Sudah jelas Kecamatan : Sudah jelas 1. No. Urut : No urut kunjungan 2. No. KMS : Sudah jelas 3. Nama : Sudah jelas 4. L/P : Sudah jelas 5. Umur : Sudah jelas 6. Alamat : Sudah jelas 7. Kemadirian : Yang dimaksud dengan hidup sehari-hari adalah s/d no 11 kegiatan dasar dalam kehidupan seperti:makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air, besar/kecil dan sebagainya. Kegiatan melakukan pekerjaan diluar rumah, seperti: berbelanja, mencari nafkah, mengambil pensiun, arisan, pengajian, dan lain-lain. Kategori A : Apabila usia lanjut sama sekali tidak mampu melakukan kegiatan sehari-hari, sehingga sangat tergantung orang lain (ketergantungan). Kategori B : apabila ada gangguan dalam melakukan sendiri, hingga kadang-kadang perlu bantuan (ada gangguan) Kategori C : apabila usia lanjut masih mampu melakukan kegiatan hidup sehari-hari tanpa bantuan sama sekali (mandiri) 12. Mental emosional : keadaan mental emosional, denganmenggunakan s/d 13 pedoman metode 2 menit melalui 2 tahap pertanyaan: Pertanyaan tahap 1: 1. Apakah anda mengalami sukar tidur? 2. Apakah anda sering merasa gelisah? 3. Apakah anda sering murung dan atau menangis sendiri? 4.Apakah anda sering merasa was-was atau khawatir? Bila ada 1 atau lebih jawaban “ya” lanjutkan pada pertanyaan tahap 2 Pertanyaan tahap 2: 1. Apakah lama keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam sebulan? 2. Apakah anda mempunyai masalah atau banyak pikiran? 3. Apakah anda mempunyai gangguan atau masalah dengan keluarga atau orang lain? 4. Apakah anda menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter? 5. Apakah anda cenderung mengurung diri dalam kamar? Bila 1 atau lebih jawaban “ya” maka usia lanjut mempunyai masalah emosional. 14. IMT s/d L (lebih) : Indeks Masa Tubuh ditentukan dengan mencari titik temu s/d (lebih) antara garis bantu yang menghubungkan berat badan yang sudah diukur dengan tinggi badan. Nilai normal 16. N (normal) IMT untuk pria danwanita usialanjut berkisar antara 18,5 – 25. K (kuramg) L : Bila titik temu terdapat pada daerah grafik dengan warna merah N: Bila titik temu terdapat pada daerah grafik dengan warna hijau. K: Bila titik temu terdapat pada daerah grafik dengan warna kuning 17 Tekanan Darah : Ukuran tekanan darah dengan tensimeter dan stetoskop s/d T (tinggi) 19. N (normal) R(rendah) T : bila salah satu dari sistole atau diastole, atau keduanya diatas normal N : bila sistole antara 120-160 dan diastole ≤ 90 mmHg R : bila sistole atau diastole di bawah normal. 20. Anemi : Hemoglobine yang nilainya kurang dari 13g% untuk pria dan 12g% untuk wanita 21. Kencing manis/ : Bila terjadi perubahan warna pada hasil pemeriksaan urine menggunakan Combur test (sesuaikan dengan indikatoruntuk kadar untuk kadar gula) 22. Ginjal : Bila terjadi perubahan warna pada hasil pemeriksaan urine dengan Menggunakan Combur test (sesuaikan dengan indikator untuk kadar protein). 23. Diobati : Beri tanda + atau – + : Bila usia lanjut diberi obat - : Bila usia lanjut tidak diberi obat 24. Rujuk : Beri tanda + atau – + : Bila usia lanjut dirujuk ke tingkat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi - : Bila usia lanjut tidak dirujuk ketingkat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi 25. Konseling : Beri tanda + atau – pada kolom yang sesuai s/d Baru : untuk kasus konseling baru 27 Lama : untuk kasus konseling lama Selesai: untuk kasus konseling lama 28. Penyuluhan : Beri tanda + atau – + : Bila dilakukan penyuluhan - : Bila tidak dilakukan penyuluhan