Uploaded by User95362

ASKEP keluarga DESTA W-220201202100022

advertisement
PROJECT KEPERAWATAN KELUARGA : KELUARGA USIA PERTENGAHAN
Disusun untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Komunitas dan Keluarga
Dosen Pengampu:
Ns. Artika Nurrahima, S.Kep.,M.Kep.
Disusun oleh :
Desta Widayat
22020120210022
DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
I.
PENGKAJIAN
A. Data Umum
1.
Nama Kepala Keluarga
: Tn G
2.
Alamat
: Arjomulyo RT 04/01 Kec Adimulyo Kab
Kebumen
No
1.
3.
No. Telp / HP
: 085845987504
4.
Pekerjaan
: PNS
5.
Pendidikan
: SMA
6.
Komposisi Keluarga
:
Nama
Tn. G
Umur
52
Jenis
Hubungan
Kelamin
Keluarga
Laki - laki
Kepala
TTL
Tahun
Pekerjaan
Pendidikan
PNS
SMA
PNS
S1
keluarga – 1969
tahun
Suami
2.
Ny. S
48
Perempuan
tahun
7.
Istri – Ibu
Tahun
1976
Genogram
:
2
Keterangan :
: Perempuan
: Klien
: Laki-laki
: Menikah
: Meninggal
: Tinggal satu rumah
8.
Tipe Keluarga
: nuclear dyad (pasangan inti suami-istri)
9.
Budaya
: Dalam keluarga tidak ada pantangan
10. Agama
: Islam, agama merupakan hal penting bagi
keluarga
11. Status Sosial Ekonomi Keluarga : penghasilan keluarga kurang lebih
6.000.000/bln.
“alhamdulillah ya gaji cukup mas,6jutaan”
12. Aktifitas Rekreasi Keluarga : “Kalau anak pulang ya jalan jalan kaya biasa
gitu”.
B. Tahap dan Riwayat Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga berada dalam tahap perkembangan dengan keluarga usia
pertengahan.
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
“kalua saya ada reumatik, kalua kecapekan kerja ya kambuh mas. Trus kalua
istri ada DM jadi y akita saling jaga Kesehatan aja sih. Olahraga sepedaan
aja kalua weekend.”
“ anak saya 1, ya tiap bulan pulang mas”
3. Riwayat keluarga inti
“ndak ada penyakit turunan. Alhamdulillah sehat. Ya iku mas Cuma reumatik
aja sih.”
4. Riwayat keluarga sebelumnya
“tidak ada sih, biasa aja alhamdulillah keluarga besar semua kerja dan
merantau, kita juga sering kumpul kalua ada event keluarga”.
C. Data Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Keluarga tinggal di perkampungan asri dan sejuk. Rumah keluarga terkait
cukup luas, memiliki dinding dari tembok bercat, dengan jumlah ruang kamar
tiga, kamar mandi satu dan bergabung dengan WC, dapur, ruang tamu, ruang
makan, dan carpot. Peletakan perabotan rumah tangga terdapat pada rak dan
tersusun rapi. Lingkungan keluarga bersih dan terawat. Sumber air terpenuhi
dari sumur bor yang berada di dekat rumah. Sumber listrik yang digunakan
dari listrik PLN. Saluran kabel di dalam rumah tertata rapi atau tidak tercecer
sehingga tidak membahayakan. Minum menggunakan air mineral galon.
Terdapat septic tank yang berada di samping rumah jauh dari sumur sumber
air. Rumah ventilasi baik, penyinaran di dalam rumah cukup dan nyaman.
Sampah di buang di TPA desa. Dalam keluarga kebiassaan membersihkan
rumah dilakukan setiap hari misalnya menyapu lantai dan halaman depan
rumah.
2. Denah rumah
3. Karakteristik tetangga dan Komunitas RW
“kalau disini itu kebanyakan orang – orangnya pada kesawah acara rutinan
banyak mas, mulai dari kegiatan social kerja bakti, pengajian rutin gitu. Trus
arisan RT juga ada, ramai kalua kegiatan disini mas”
4. Mobilitas geografis keluarga
“saya tinggal disini itu sudah lama tahunan mbak, dulunya saya didesa
sebelah trus nikah ya pindah kesini gitu”.
“kalau mau pergi ya naik motor karena gabisa nyetir, kalua ada pulang ya
pergi bareng sama anak naik mobil gitu”.
5. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
“kegiatan rutinnya itu di RT mbak. Hari kamis itu pengajian sore, malam
jumat juga ada pengajian, hari minggu itu ada senam, sama ada kumpulan RT
biasanya sama arisan gitu. Saya sama bapak ikut juga. Bapak itu kalau
maghrib sampai isya jamaah di masjid, Kalau pas puasa saya sama bapak
tarawih di masjid terus subuh juga jamaah di masjid”
6. Sistem pendukung keluarga
Formal : “Kesehatan ya mengikuti program pemerintah berupa BPJS”
Informal : “Ya paling berobat ke mantri yang bisa diundang kerumah,
seringnya gitu”
D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
“komunikasi jaman saiki gampang, ya pake WA kaya orang pada umumnya,
VC juga gitu sama temen kantor juga WA. Ya gitu lah enak sekarang mudah”
2. Struktur kekuatan keluarga
Pengendali keluarga adalah Tn. G sebagai kepala keluarga, oleh sebab itu
keputusan diambil melalui keputusan dan persetujuan dari Tn. G
3. Struktur peran
“Ya saya kerja, istri kerja juga. Anak udah gede ya rada enteng beban pikiran
mas”.
4. Nilai dan norma keluarga
Nilai dan norma yang berlaku dikeluarga menyesuaikan dengan nilai agama
yang dianut dan norma yang berlaku dimasyarakat. Norma keluarga yang
berkaitan dengan kesehatan adalah apabila ada anggota keluarga yang sakit,
akan di bawa ke faskes BPJS. Sedangkan dalam menjalani hidup dengan
tuntutan agama islam anggota keluarga suka menjalankan ibadah sholat di
masjid dan mengikuti pengajian di masjid, Kalau malam jumat kliwon ya
ziaroh bareng warga disini.
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Interaksi antara Tn. G dan Ny. S saling ngobrol dan perhatian, keduanya saling
memperhatikan, menghormati, dan menyayangi.
2. Fungsi sosialisasi
“kegiatan rutinnya itu di RT mbak. Hari jumat itu pengajian sore untuk ibu
ibu, malam jumat juga ada pengajian, hari minggu itu ada senam, sama ada
kumpulan RT arisan gitu. Saya sama bapak ikut juga.”
“Cuma kita kadang ga ikut karena sibuk kerja mas”
3. Fungsi perawatan kesehatan
“saya sama istri paham mana yang boleh dimakan sama engga, Cuma kadang
godaan pengin makan ini itu ada aja, apalagi kalua ngumpul sama rekan kerja
atau sodara pasti berat godaan untuk makan yang sebenernya gak boleh”
4. Fungsi reproduksi
“ya udah tua mas, tidak terlalu dipikirkan yang penting Kesehatan fisik
sekarang mas”
5. Fungsi ekonomi
Ny. R mengatakan “tiap hari masak mbak, kalau makan saya sama bapak 3 kali
kadang ya 2 kali. Ra mesti sih mbak”.
Tn. R mengatakan “kalau saya makan 3 kali mbak yang penting ada kopi dan
rokok.”
“saya jarang jajan kalua dirumah makan masakan rumah terus.”
F. Stress dan Koping Keluarga
1. Stressor jangka pendek dan panjang
a. Stressor jangka pendek
Tn. G mengatakan “pusing yo nek gawean gak kelar mas, apalagi kalua
ada event rutin dikantor banyak yang harus dikerjain tambah lagi jarak
kantor dan rumah jauh”.
Ny. S mengatakan “pusing kalua murid ada yang bandel, selain itu ga ada
sih. Paling takut GDS gak stabil dan naik”
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor dan strategi koping
yang digunakan
a. Untuk mengatasi stress jangka pendek, keluarga biasanya melakukan
“yo ngumpul nang warung, kadang juga kerumah sodara sepedaan, ya
yang santai santai aja kita mas”.
b. Untuk mengatasi stress jangka panjang
”saya (Ny. S) berusaha untuk rutin meminum obat yang didapatkan dari
puskesmas dan membatasi makanan yang dapat memicu DM. Namun
terkadang saya lupa dalam meminum obat dan pola makan yang kurang
terjaga.”
G. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia
1. Praktik diet keluarga (nutrisi dan cairan)
Keluarga tidak sedang melakukan diet.
2. Istirahat dan tidur keluarga
Ny. S mengatakan“saya kalau tidur nggak mesti mas, kadang jam 9 kadang
juga lebih. Bangun subuh terus siang nggak pernah tidur kan jaga warung”
Tn R mengatakan “ saya kalau tidur sak sake mbak sak ngantuke aku”
3. Olah raga/mobilisasi
Ny. S “saya olahraganya setiap minggu ikut senam di puskesmas itu lo mas.
Sekarang lagi happening sepedaan”
“sebenernya jadwal senam ya ada, Cuma kadang ga ikut karena capek”
Tn G “Sepedaan doang.”
4. Eliminasi
Ny. S mengatakan “BAB ku lancar mbak sehari yo sekali to mbak haha”
Tn. G mengatakan “lancar mas, sedino sepisan yo ono.”
5. Personal hygiene
Ny. S mengatakan“ mandi sehari 2 kali mbak. Pagi aku habis subuh mandi
terus sore mandi kadang ya maghrib gitu”.
Tn. G mengatakan “Tergantung kalua capek keringetan ya mandi, ya biasanya
2-3 kali aja si mas.”
H. Pengkajian Psikiatrik
1. Citra tubuh
Tn. G mengatakan “Wah ya seneng aja kaya gini, disyukuri aja”
Ny. S mengatakan “ palingan ya perawatan gigi aja mas.”
2. Harga diri
Tn. G mengatakan “saya bersyukur dengan apa yang saya miliki.
Alhamdulillah kalau kebutuhan saya sama bapak tercukupi”
3. Peran
Tn. G mengatakan “semua saling bermusyawarah gak ada yang unggul
unggulan mas”
4. Identitas
Tn. G mengatakan “ ya saya kan cari kerja dah jadi kewajiban to mas, jadi ya
unutk keluarga juga to ya”
Ny.S mengatakan “ ya cewek juga harus kuat dan bisa cari kerja sendiri mas.”
I. Status kesehatan mental
1. Penampilan fisik
Penampilan Ny. S terlihat bersih, dan rapi. Ny. S biasa berdandan setiap
hari, memakai lipstick dan bedak. Tn. G berpakaian rapi dan bersih, rambut
tersisir rapi.
2. Pembicaraan
Cara berbicara Ny. S dan Tn. G tidak cepat dan tidak lambat. Mudah
dimengerti dan selalu menggunakan bahasa jawa khas ngapak.
3. Aktivitas motorik
Ny. S Selalu bergerak dan beraktifitas akrena bekerja sehari hari dan masuk
sekolah, kalua ada senam ya senam dan bersepeda.
4. Alam perasaan
Ny. S berkata “mas, aku ya takut DM gak stabil, makane aku tu harus
ngejaga banget pola makan dan olahraga, gitu kan ya mas ?”
5. Afek
Ny. S dan Tn. G menunjukkan ekspresi yang sesuai dengan apa yang
dikatakannya
6. Interaksi selama wawancara
Ny S sering bercerita sambil antusias dan sesekali melihat gagdetnya. Tn.
G melakukan kontak mata baik, terkadang melihat arah lain sambil
menghisap rokok.
7. Proses pikir
Ny. S dan Tn. G memiliki proses piker yang logis, koheren, dan relevan
8. Isi pikir
Ny. S dan Tn. G memiliki isi pikir yang sesuai dengan kenyataan yang ada
9. Waham
Ny. S dan Tn. G tidak mengalami waham apapun
10. Tingkat kesadaran
Ny. S dan Tn. G sadar penuh
11. Diorientasi
Tn. G sama sekali tidak mengalami disorientasi. Tn. G sadar waktu
sekarang, tanggal sekarang, dan Tn. G tahu siapa orang-orang disekitarnya.
Begitu juga dengan Ny. S
12. Memori
Ny. R dan Tn. R susah mengingat kapan tannggal lahirnya, dan Tn. R dan
Ny. R mengalami gangguan daya ingat jangka panjang.
13. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Konsentrasi Ny. S fokus jika diatak bicara dan daya ingat jelas dan baik.
Tn. R juga baik dan jelas.
14. Daya tilik diri
Ny S sering menyalahkan penyakit yang dideritanya dan sering
menanyakan kepada kita apa yang harus dia lakukan untuk menyembuhkan
penyakitnya. Tn. G tidak begitu khawatir dengan kesehatannya.
J. Pengkajian risiko
1. Risiko Jatuh
Di rumah klien cahaya cukup terang dan lantai baik tidak licin.
2. Risiko Infeksi
Letak pembuangan sampah di rumah klien dikelola desa dengan baik, dan
ada cuci tangan di teras depan, serta rutin dan melakukan PHBS.
K. Pemeriksaan Penunjang
Ny. S “Cek GDS doang saya mas.”
L. Harapan Keluarga Terhadap Perawat Berhubungan Dengan Masalah Yang
Dihadapi
“saya maunya stabil kesehatannya biar tenang dan lebih fkus kalau kerja, dan
menikmati hidup lebih lama.”
M. Pemeriksaan Fisik
No. Pemeriksaan
Tn. G
Ny. S
Komposmentis, KU baik,
Komposmentis, KU baik,
TD 130/100
TD 110/90
N 80
N 80
RR 24
RR 16
S 36,5
S 36,7
Fisik
1.
Kondisi
Umum
2.
Kepala
Simetris,
rambut Simetris,
rambut
sedikit
berwarna hitam dengan beruban, tidak ada ketombe.
sedikit uban, tidak ada
ketombe.
3.
Mata
Simetris,
memakai Simetris,
kacamata plus
memakai
kacamata
minus
dan
tidak
ada
silindris
4.
Hidung
Simetris,
tidak
ada Simetris,
gangguan penciuman
5.
Telinga
gangguan penciuman
Simetris, tidak terdapat Simetris,
gangguan
tidak
pendengaran, gangguan
terdapat
pendengaran,
tidak memakai alat bantu tidak memakai alat bantu
dengar
6.
Leher
dengar
Leher
tidak
adanya
tekanan
vena tekanan vena jugularis dan
dan
arteri arteri carotis, tidak teraba
jugularis
carotis,
Nampak Leher tidak Nampak adanya
tidak
adanya
teraba adanya
pembesaran
pembesaran kelenjaran tiroid (struma)
kelenjaran tiroid (struma)
7.
Dada
Dada
simetris,
suara Dada simetris, suara napas
napas veskuler
8.
Perut
veskuler
Simetris, tidak ada bekas Simetris, tidak ada bekas
luka, tidak kembung
9.
Genitalia
Tidak
ada
keluhan, Tidak ada keluhan, normal-
normal-normal saja
10.
Anus
Tidak
ada
Ekstremitas
Tidak
ada
normal saja.
hemoroid, Tidak ada hemoroid, tidak
tidak ada keluhan
11.
luka, tidak kembung
ada keluhan
deformitas Tidak ada deformitas pada
pada kedua kaki dan kedua kaki dan tangan.
tangan.
12.
Kulit
Warna
sawo
matang, Warna sawo matang, turgor
turgor kurang (keriput)
kurang (keriput)
II.
ANALISA DATA
No
1.
Data Fokus
Problem
DS :
Etiologi
Perilaku Kesehatan stressor berlebihan ;
 Ny. S mengatakan ”saya (Ny. S) Cenderung
berusaha untuk rutin meminum Beresiko
obat
yang
puskesmas
didapatkan
dan
dari
membatasi
makanan yang dapat memicu
DM. Namun terkadang saya lupa
dalam meminum obat dan pola
makan yang kurang terjaga.”
 Ny. S mengatakan “pusing kalua
murid ada yang bandel, selain itu
ga ada sih. Paling takut GDS gak
stabil dan naik”
 Tn. G mengatakan “ndak ada
penyakit turunan. Alhamdulillah
sehat. Ya iku mas Cuma reumatik
aja sih”
 Tn. G mengatakan “kalua saya
ada reumatik, kalua kecapekan
kerja ya kambuh mas. Trus kalua
istri ada DM jadi ya kita saling
jaga
Kesehatan
aja
sih.
Olahraga sepedaan aja kalua
weekend.”
DO :
 Klien gagal melakukan tindakan
mencegah masalah kesehatan
(Ny. S sering makan makanan
pemicu DM saat dikantor atau
acara keluarga lain)
beban kerja tinggi
 Saat pengkajian Tn. G terlihat
merokok.
 Jadwal dan beban kerja yang
ketat; audit bulanan dan jarak
rumah ke kantor.
2.
DS :
Gaya Hidup Kurang Kurang
 Tn. G mengatakan “kegiatan Gerak
Latihan
Untuk Olahraga
rutinnya itu di RT mbak. Hari
jumat itu pengajian sore untuk
ibu ibu, malam jumat juga ada
pengajian, hari minggu itu ada
senam, sama ada kumpulan RT
arisan gitu. Saya sama bapak
ikut juga.”
-
Tn. G mengatakan “Cuma kita
kadang ga ikut karena sibuk kerja
mas”
-
Ny. S mengatakan “sebenernya
jadwal senam ya ada, Cuma
kadang ga ikut karena capek”
DO :
 Setiap
harinya
gerak
klien
monoton, hanya kerja di ruangan
kantor saja.
 Rata-rata aktivitas fisik harian
klien
kurang
dari
yang
dianjurkan menurut usia (1-2x /
bulan).
III.
PRIORITAS MASALAH
1. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko b.d stressor berlebihan ; beban kerja tinggi
2. Gaya Hidup Kurang Gerak b.d Kurang Latihan Untuk Olahraga
IV.
POHON MASALAH
Ketidakadekuatan dalam
mempertahankan kesehatan
Perilaku kesehatan
berisiko : (merokok)
Aktivitas kurang gerak ;
rutinitas hanya di dalam
kantor, sering tidak mengikuti
kegiatan Olahraga.
Gaya Hidup yang
tidak efektif
Koping
tidak
efektif
Stressor :
(beban kerja)
V.
RENCANA KEPERAWATAN
No
Diagnosa
Outome
Intervensi
Keperawatan
1.
Perilaku
Cenderung
Kesehatan Setelah dilakukan tindakan Modifikasi
Beresiko keperawatan
b.d stressor berlebihan 3x24
; beban kerja tinggi
dalam
jam,
Perilaku
waktu (4360)
diharapkan
 Temukan motivasi
Pemahaman klien terhadap
pasien
perilaku
perluna perubahan
kesehatan
yang
beresiko klien dapat teratasi
dengan kriteria hasil sebagai
terhadap
perilaku
 Bantu pasien untuk
berikut :
mengidentifikasi
Perilaku Promosi Kesehatan
kekuatan diri dan
(1602)
menguatkannya
 Klien
dapat
menggunakan
perilaku
yang menghindari resiko
 Klien dapat memonitor
perilaku
yang
terkait
dengan resiko
 Klien
 Dukung
untuk
mengganti kegiatan
yang
tidak
diinginkan
;
membuat
target
kegiatan
;
dapat
menjaga
jadwalkan rekreasi
keseimbangan
aktivitas
dan
dan istirahat
relaksasi
sederhana
 Klien dapat melakukan
dapat dilakukan di
perilaku kesehatan secara
kantor.
rutin ; melakukan aktifitas
 Tawarkan
penurun stres
 Klien
menggunakan
rutin yang efektif .
penguatan
dapat
latihan
yang
dan
positif
pembuatan
keputusan.
 Pilah mana perilaku
yang dapat diubah ;
merubah jam kerja
klien
teratur
agar
lebih
 Tetapkan
perilaku
positif
dalam
bentuk
tertulis;
menanam
bunga
dan berkebun.
 Fasilitasi
keterlibatan
keluarga
 Dokumentasi
dan
komunikasikan
porses
modifkasi
untuk
rencana
tindak lanjut
2.
Gaya Hidup Kurang Setelah dilakukan tindakan Peresepan
Gerak
b.d
Latihan
Olahraga
Kurang keperawatan
dalam
Latihan
waktu (5612)
Untuk 3x24 jam, diharapkan Gaya
 Berikan
informasi
Hidup Kurang Gerak klien
kepada
dapat teratasi dengan kriteria
mengenai manfaat,
hasil sebagai berikut :
tujuan dari Latihan ;
klien
media online dan
Partisipasi Latihan (1633)
monitor via WA,
 Klien
bersama
kesehatan
merencanakan
tenaga
jika perlu
dapat Peningkatan
Latihan
latihan (0200)
 Gali minat individu
aktivitas.
 Klien dapat melakukan
tentang latihan
 Motivasi
olahraga secara teratur
 Klien patuh pada program
latihan
dan
dampingi klien saat
mengembangkan
 Klien dpat menggunakan
failitas lingkungan untuk
melakukan aktivitas fisik
-
program latihan
 Atur dan sarankan
individu
menjadwalkan
saat
latihan secara rutin
setiap minggunya;
sarankan mengikuti
senam
rutin
di
RT/PUSKESMAS
 Lakukan
latihan
bersama individu
 Monitor kepatuhan
individu
terhadap
program latihan ;
senam 1 minggu
sekali
 Damping individu
dalam
mempersiapkan
catatan
perkembangan
untuk
memotivasi
kepatuhan
dalam
melakukan Latihan.
DAFTAR PUSTAKA
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds). (2014). NANDA international Nursing Diagnoses:
Definitions & classification, 2015-2017. Oxford : Wiley Blackwell.
Lewis, SL., Dirksen, SR., Heitkemper, MM, and Bucher, L.(2014).Medical surgical Nursing.
Mosby: ELSIVER
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Hariyono, W. (2012). Hubungan Antara Beban Kerja, Stres Kerja, 25–36.
Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. (S. Riyadi, Ed.) (Pertama.). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Hawari, D. (2011). Manajemen Stress Cemas dan Depresi. Jakarta: FKUI.
Download