NON PTK Review Jurnal 1 : IMPLEMENTASI METODE ACTION RESEARCH UNTUK Judul PENINGKATAN DAYA SAING UMKM MELALUI ECOMMERCE Jurnal : Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Volume & Halaman : Vol. 23 No. 1, Juni 2019: 54-62 Tahun : Juni 2019 Penulis : Azizah Zakiah, Ardhian Ekawijana, Eka Angga Laksana Reviewer : Latifa Putri Ridhaningtyas, Sabrina Nur Faizah Tanggal : 18 Maret 2021 Tujuan Penelitian Strategi yang dapat digunakan dalam bersaing sehingga dapat unggul, salah satunya adalah untuk memaksimalkan loyalitas pelanggan, meningkatkan digital promotion atau online serta pemamfaatan media social, dan untuk mengukur keberhasilan sistem yang telah diterapkan menggunakan kerangka kerja DeLone & Mc lean. Latar Belakang Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan salah satu tulang punggung dari 59,2 juta jumlah pelaku UMKM yang ada di Indonesia hanya 3,79 Juta usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang sudah memamfaatkan platform online dalam memasarkan produknya yakni hanya 8% dari keseluruhan jumlah pelaku UMKM (Ayuwuragil 2017), hal ini menunjukkan bahwa UMKM yang sudah memamfaatkan media online dalam menunjang penjualan dan promosi produknya sangat rendah. Sedangkan pemerintah menargetkan sudah 8 juta UMKMM sudah go Online pada tahun 2019 (Pryanka, 2018). Di Bandung terdapat Salah satu kawasan wisata yang sangat terkenal adalah Sentra Rajut Binong, Sentra Rajut Binong dalam perkembangannya tidak sepesat kawasan wisata lainnya (Sopa Martina, 2018). Kampung Rajut Binong Jati terkenal dengan kampung wisata rajut dari tahun 1965 dan berkembang pesat sampai tersohor ke luar negeri. Diperlukannya promosi yang baik untuk meningkatkan pendapatan (Rian Andriani, 2018). Masih minimnya pemamfaatan penyampaian media informasi dan promosi yang dilakukan oleh para pengrajin Rajut Binong melalui media massa maupun media internet (Gumgum Gumilar, 2014). Kreatifitas suatu usaha dapat mempengaruhi daya saing usaha itu sendiri (B Lena Nuryanti S, 2018). Strategi yang dapat digunakan dalam bersaing sehingga dapat unggul, salah satunya adalah memaksimalkan loyalitas pelanggan dan meningkatkan digital promotion atau online serta pemamfaatan media sosial (Eureka Cindi Pratiwi, 2015). Salah satu rumah industri Rajut Binong yang menjadi mitra dalam Program Subjek Penelitian Kemitraan Masyarakat (PKM) adalah : 1. Wanina Clothing 2. Karimake Fashion Metode Penelitia n Metode Metode yang digunakan dalam pembuatan website e-Commerce adalah metode Action Research (AR) - Pengumpulan dan Analisis Data Langkah-langkah Metode Action Research (AR) dimana tahapan tahapan nya adalah sebagai berikut: Penelitian 1. Diagnosis 2. Action Planning 3. Action Taking 4. Evaluation 5. Learning Diagnosis, Mengidentifikasi masalah masalah pokok dalam menganalisis web eCommerce yang sesuai dengan yang dibutuhkan mitra dengan wawancara; Action Planning adalah Membuat rencana tindakan desain web eCommerce untuk mitra; Action Taking adalah tahap melakukan tindakan implementasi dari web e-Commerce mitra; Evaluation adalah tahap melakukan evaluasi dari pengimplemen-tasian web e-Commerce mitra; Learning adalah tahap melakukan pembelajaran penggunaan web eCommerce mitra. Hasil Penelitian Berikut kerangka kerja penilaian keberhasilan e-Commerce rajut Binong berdasarkan DeLone & McLean. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan penjualan secara signifikan terhadap para pengrajin setelah didukung dengan adanya e-Commerce. Dengan adanya e-Commerce dapat membantu mitra dalam menunjang proses bisnis mitra dalam memasarkan dan menjual produk rajut sehingga mitra dapat bersaing secara global. Kekuatan - Manfaanya dapat dirasakan secara langsung dalam pembelajaran. Penelitian - Penelitian ini merupakan penelitian yang tidak menghabiskan terlalu banyak biaya. - Di dalam penelitian telah dijelaskan secara jelas dan lengkap dari hasil penelitian. Kelemahan Penelitian Referensi - Kurangnya penjelasan metode pengumpulan dan analisis data yang digunakan Zakiah, Azizah, dkk. 2019. IMPLEMENTASI METODE ACTION RESEARCH UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING UMKM MELALUI ECOMMERCE. Online. Tersedia https://jurnal.kominfo.go.id/index.php/jpkop/article/view/1727/1117 (Diakses pada 18 Maret 2021) di Review Jurnal 2 Judul : Pengalihan Metode Action Research Ke Petugas Puskesmas Untuk Meningkatkan Perilaku Sehat Masyarakat Jurnal : Anima Volume & Halaman : Vol. XIII No. 52, Juli-September 1998 Tahun : September 1998 Penulis : Johana E. Prawitasari Reviewer : Latifa Putri Ridhaningtyas, Sabrina Nur Faizah Tanggal : 18 Maret 2021 Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan pelatihan dalam Tujuan Penelitian penerapan penelitian tindakan di masyarakat. Pelatihan diberikan kepada petugas kesehatan di puskesmas yang nantinya akan menjadi kelompok inti. Kelompok inti ini akan menjadi pelatih bagi kelompok kader sehat. Kader sehat adalah anggota masyarakat yang secara sukarela membantu kegiatan petugas puskesmas di daerah masing-masing Selama ini akademisi yang berada di kampus sering disebut berada di Latar Belakang menara gading. Mereka banyak melakukan penelitian untuk mengembangkan teori ataupun mendukung suatu teori. Sering mereka disebut kurang peka terhadap apa yang terjadi senyatanya di masyarakat. Metode yang dikembangkan hanya berhenti sampai pada laporan penelitian atau publikasi ilmiah saja. Tidak demikian halnya dengan metode action research (pcnelitian tindakan). Metode ini dikembangkan dengan melibatkan subjek yang diteliti. Tujuan penelitian dengan metode ini biasanya untuk melakukan tindakan bagi peningkatan kehidupan mereka. Manfaat yang diperoleh diharapkan dapat dirasakan langsung oleh mereka pula. Untuk itu metode ini perlu di latihkan bagi praktisi yang memberikan pelayanan langsung di masyarakat seperti petugas medik di puskesmas. Tugas mereka tidak hanya memberi obat saja tetapi juga mempromosikan perilaku sehat di masyarakat. Dengan melibatkan masyarakat untuk menentukan apa yang mereka butuhkan dari puskesmas. diharapkan lembaga ini dapat memberikan pelayanan yang optimal. Untuk mempromosikan perilaku sehat di masyarakat. petugas kesehatan membutuhkan metode tertentu. Selama ini mereka memberikan penyuluhan temang perilaku sehat yang bersifat edukatif. Hasilnya pun masih dipertanyakan efektivitasnya. Untuk meningkatkan keterampilan dalam tugas ini dibutuhkan pelatihan bagi mereka oleh akademisi yang telah meneliti dan mengembangkan metode yang tepat untuk melakukan persuasi. Pelatihan penerapan metode penelitian tindakan untuk pctugas medik di puskesmas di harapkan akan memantapkan tugas mereka tersebut. Setelah mereka terampil dalam menerapkan metode tersebut. mereka dapat menyebarIuaskan metode ini bagi kader-kader sehat. Kaderkader inilah yang akan melibatkan masyarakat dalam menentukan dan melakukan tindakan bersama bagi perilaku sehat mereka. Alih teknologi dari para akademisi ke praktisi akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tidak akan ada lagi istilah ilmuwan yang hidup di menara gading karena mereka telah menyumbangkan ilmunya secara konkrit bagi masyarakat luas. Fokus kegiatan penelitian tindakan ini adalah pada perilaku sehat masyarakal. Untuk itu dibutuhkan kerjasama yang baik antara akademisi dan praktisi di masyarakat. Kerjasama yang baik telah lerbina antara Dinas Kesehalan di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan ilmuwan dari UGM, Yayasan Indonesia Sejahtcra, maupun dari International Network for the Rational Use of Drugs (Prawitasari dkk, 1996; Prawitasari & Suryawati, 1994, Santoso dkk., i996; Bimo dkk, 1994). Pelibatan praktisi di masyarakat dalam mencnrukan masalah yang mereka hadapi dan penentuan tiap langkah selanjutnya akan lebih realistis dan menghasil kan temuan yang berguna bagi masyarakat tersebut. Kegiatan pelatihan penelilian tindakan ini akan bermanfaat bagi seluruh masyarakat. Mereka mulai menyadari pentingnya perilaku sehat di dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pelibatan masyarakat dalam menentukan perilaku sehat bagi mereka sendiri akan Iebih dihayati dan dilakukan sungguh-sungguh. Langkah prevensi dalam menggalakkan perilaku sehat akan meningkatkan penghematan karena kebutuhan akan obat akan banyak berkurang. Kesejahteraan masyarakat dapat dieapai melalui kesehatan fisik yang adekuat. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan ini antara yang paling strategis adalah petugas kesehatan di puskesmas. Mereka adalah praktisi yang memberikan pelayanan kesehatan di masyarakat secara langsung. Mereka inilah yang potensial sebagai perantara antara akademisi dengan masyarakat dalam pengalihan teknologi ini. Selain itu Dinas Kesehatan Kabupaten, Organisasi Sosial, Aparat Pemerintah seperti Kcpala Desa maupun Kepala Dusun juga terlibat dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini. Kerjasama yang sukses dengan berbagai pihak ini merupakan indikator keberhasilan tersendiri. Metode Penelitian Metode yang dikembangkan hanya berhenti sampai pada laporan penelitian atau publikasi ilmiah saja. Tidak demikian halnya dengan metode action research (penelitian tindakan). Metode ini dikembangkan dengan melibatkan subjek yang diteliti. Metode Pelatihan melatih difokuskan pada cara komunikasi, penyampaian materi, Pengumpulan penerapan metode DKT. Pelatihan membuluhkan waktu sekitar 16 jam. dan Kegiatan dilakukan selama dua hari penuh. Scbetulnya sebelum dimulai Analisis pelatihan, pesena akan diberikan pengukuran tentang pengclahuan dan Data kelcrampilan mereka dalam melode DKT, cara pemberian informasi obat dan informasi kesehatan. Akan tetapi dengan berbagai pertimbangan antara lain bahwa pengetahuan saja tidak akan cukup untuk mengalihkan metode pada kader, maka pengukuran ini dibatalkan.lndikator sukses tidaknya pelatihan ini adalah pada proses pengalihan metode ini oleh petugas kesehatan ke kader dan dari kader ke masyarakat. Pengamatan proses pengalihan ini dikemukakan seeara kualitatif. Indikator lainnya adalah laporan yang diserahkan oleh petugas puskesmas dan kader sehat. Kedua indikator ini lebih bermanfaat dibandingkan pengukuran pcngetahuan tentang penelitian tindakan sebelum dan sesudah pelatihan. Langkah-langkah Penelitian Matode pelatihan terdiri atas pengetahuan penelitian tindakan. Langkah -Iangkah dalam siklus kegiatan akan diterangkan dengan contohcontoh konkrit lentang permasalahan yang ada di masyarakat. Pelatihan menemukan fakta atau pengumpulan data lebih difokuskan pada pengumpulan data dengan metode DKT. Pelatihan difokuskan pada keterampilan memandu dan melatih pemandu. Selain metode DKT, cara memberikan informasi obat dan konseling kesehatan diberikan pula dalam pelatihan. Cara memberikan informasi obat dan konseling di bidang kesehatan merupakan matode tambahan bagi peserta latihan . Materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta latihan adalah metode DKT karena penguasan keterampilan memandu dan melatih DKT akan bermanfaat bagi tugasnya sebagai petugas kesehatan Hasil Penelitian Dapat disimpulkan bahwa kegiatan mengalihakan metode action research dari akademisi ke sasaran antara yakni petugas puskesmas, yang akhimya mereka dapat mengalihkannya pada kader sehat, telah berhasil dilaksanakan seperti rcneana semula. Keberhasilan kegiatan ini terlihat pada proses pengalihan materi dari petugas puskesmas ke kader dan dari kader ke masyarakat. Faktor-faktor pendorong keberhasilan tersebut antara lain adalah dukungan penuh dari Kepala Dinas Kesehatan Dati II Gunungkidul, antusiasme petugas puskesmas, dukungan Kepala puskesmas masing-masing daerah , dan kerjasama dengan aparat pemerintahan setempat, anggota PKK, guru, dan anggota masyarakat lainnya. Di samping itu kesungguhan pelatih dalam mengalihkan teknologi ke masyarakat dengan melibatkan langsung mereka dalam tiap kegiatan pelatihan merupakan salah satu faktor pendorong kcberhasilan kegiatan ini Meskipun ada faktor-faktor penghambat seperti keterbatasan pendidikan sebagian kecil peserta latihan. keterbatasan waktu pelatihan, keterbatasan kesempatan bermain peran, peserta latihan merasakan manfaat yang besar dalam mengikuti pelatihan tersebut. Kenyataan bahwa mercka mampu mengalihkan metode action research terutama terapan melode OKT pada kader sehal, merupakan bukti bahwa pengalihan teknologi berul-betul dapat dilaksanakan dengan baik. Seeara umum dapat disimpulkan bahwa akademisi dapat memberikan sumbangan konkrit bagi masyarakal. Alih teknologi yaitu pengalihan metode action research dari akademisi ke masyarakat melalui petugas puskcsmas dapat berhasil seperti yang diharapkan. Hal ini menebalkan keyakinan bahwa teknologi lain yang dikembangkan oleh ilmuwan perilaku dapat dialihkan lagi kepada masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Pengalihan Metode Action Researr:h Untuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat selanjutnya dapat diusulkan kegiatan serupa dengan materi yang berbeda. Setelah peserta latihan terampil dalam menerapkan metode OKT, mereka dapat dilatih untuk meningkatkan metode tersebut menjadi meltode intervensi yang disebut Diskusi Kelompok Interaksi (OKI). Oleh karena metode ini merupakan metode intervensi, pelatihan yang akan diberikan memerlukan supervisi yang mendalam. Mereka yang telah menerapkan metode OKT dalam tugasnya sehari-hari untuk meningkatkan perilaku sehat masyarakat, dapat terlibat dalam pelatihan metode OKI. Selain petugas puskesmas, kclompok sasaran dapat terdiri atas ibu-ibu yang tergabung dalam PKK. Mereka dapat dilatih metode tertentu , seperti metode observasi, untuk membantu puskesmas meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Kerjasama yang baik antara anggota masyarakat dengan puskesmas akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas. Kekuatan - Manfaanya dapat dirasakan secara langsung dalam pembelajaran. Penelitian - Di dalam penelitian telah dijelaskan secara jelas dan lengkap dari hasil penelitian. Kelemahan - Kurang adanya sub bab penjelasan seperti subjek penelitian, latar belajar, metode penelitian Penelitian - Penelitian ini merupakan penelitian yang terlalu menghabiskan banyak biaya. Referensi E. Prawitasari, Johana. 1998. Pengalihan Metode Action Research Ke Petugas Puskesmas Untuk Meningkatkan Perilaku Sehat Masyarakat. Online. Tersedia di http://johana.staff.ugm.ac.id/wp- content/uploads/Pengalihan-Metode-Action-Research2.pdf (Diakses pada 18 Maret 2021)