TOL LAUT Dosen Pengajar: Dr. Ir. Nyoman Budhiartha R.M., MSc. Oleh: Ni Putu Bintang Arisanthi 1805511050 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2020 10 Februari 2020 KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tol Laut” ini dengan tepat waktu untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Pantai dan Pelabuhan. Makalah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini disampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Dr. Ir. I Nyoman Budiartha R. M., MSc selaku dosen mata kuliah Teknik Pantai dan Pelabuhan. 2. Teman-teman kelas 1 mata kuliah Teknik Pantai dan Pelabuhan yang telah banyak memberikan saran pada penulisan makalah ini. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu saya mohon maaf apabila ada kesalahan atau kekurangan di dalam laporan ini. Sayapun sangat mengharapkan saran serta kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah yang telah saya susun. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Bukit Jimbaran, 7 Februari 2020 Penyusun i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 1 1.3 Tujuan ............................................................................................................. 2 1.4 Manfaat ........................................................................................................... 2 BAB II : PEMBAHASAN ........................................................................................... 3 2.1 Konsep Awal dibangunnya Tol Laut Indonesia ............................................. 3 2.2 Cara Pemerintah dalam Menjalankan Fungsi Tol Laut .................................. 3 2.3 Dampak yang Timbul dalam Pengembangan Pembangunan Tol Laut .......... 5 BAB III : PENUTUP .................................................................................................... 7 3.1 Simpulan ......................................................................................................... 7 3.2 Saran ............................................................................................................... 8 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 9 ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia dari tahun ke tahun selalu meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Namun, tidak setiap negara mampu menyediakan seluruh kebutuhan masyarakatnya sehingga pemerintah dari suatu negara tersebut melakukan hubungan kerjasama dengan negara lain dalam hal ekspor dan impor. Untuk melakukan ekspor dan impor dari negara satu maupun ke negara lainnya ataupun antar daerah selalu membutuhkan sarana transportasi, salah satunya dengan memanfaatkan transportasi laut. Pemerintah Indonesia untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia dalam mewujudkan visi Indonesia , saat ini sedang mencoba untuk mempercepat pembangunan sektor kelautan melalui pembangunan infrastruktur "Tol Laut" Pengembangan tol laut bertujuan untuk meningkatkan pendapatan nasional berdasarkan pembangunan ekonomi maritim Indonesia, termasuk industri jasa transportasi laut, wisata bahari, pengembangan sektor ekonomi maritim perlu didorong dengan infrastruktur “Tol Laut” yang memadai, termasuk infrastruktur pelayaran dan infrastruktur pelabuhan. Tetapi harapan ini normatif dan belum diuji, karena masih belum ada penelitian mengenai perilaku wisatawan dalam memilih moda transportasi, untuk penelitian ini dibatasi pada moda transportasi darat atau tol laut. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas terdapat beberapa rumusan masalah antara lain: 1. Bagaimana konsep awal dibangunnya infrastruktur Tol Laut ? 2. Bagaimanakah cara pemerintah dalam menjalankan fungsi Tol Laut ? 3. Apa dampak yang timbul dalam pengembangan pembangunan Tol Laut ? 1 1.3 Tujuan Berdasarkan permasalahan yang telah dijabarkan diatas maka tujuan dari penulisan laporan ini antara lain: 1. Mengetahui konsep awal dibangunnya infrastruktur Tol Laut. 2. Mengetahui cara pemerintah dalam menjalankan fungsi Tol Laut. 3. Mengetahui dampak yang timbul dalam pengembangan pembangunan Tol Laut. 1.4 Manfaat Memberikan pengetahuan dan informasi kepada pembaca tentang konsep dibangunnya tol laut, tujuan pembangunan tol laut, , cara pemerintah dalam menjalankan fungsi tol laut, dan dampak yang timbul dalam pengembangan pembangunan tol laut. 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Konsep Awal dibangunnya Tol Laut Indonesia Tol Laut adalah konsep logistik pengiriman laut yang diprakarsai oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Program ini bertujuan untuk menghubungkan pelabuhan-pelabuhan utama di negara kepulauan Indonesia. Dengan adanya koneksi antar pelabuhan-pelabuhan ini, maka kelancaran distribusi barang ke daerah-daerah lain dapat terwujud. Tol Laut bukanlah jalan raya di atas laut, ini adalah program pemerintah untuk memberikan kepastian bagi semua orang Indonesia. Kepastian dalam arti adanya tol laut ini dapat memastikan kapal datang dan berangkat sesuai jadwal secara teratur. Bahwa bahkan ada atau tidak ada barang, kapal harus berangkat, sama seperti busway. Program tol laut ini pada dasarnya dimaksudkan untuk memulai dan merintis kegiatan transportasi laut untuk dapat menghubungkan setiap pelabuhan di Indonesia. Tol laut adalah konektivitas laut yang efektif dalam bentuk kapal yang berlayar secara teratur dan dijadwalkan dari barat ke timur Indonesia. Tol laut bukanlah satu-satunya solusi untuk pembangunan yang adil di Indonesia. Pertama, perlu juga pengembangan Wilayah Ekonomi Khusus di Indonesia Timur untuk memastikan kapal yang berangkat dari Timur ke Barat tidak akan membawa kargo kosong karena tidak adanya industri di sana. Kedua, penting untuk memperkuat koneksi jaringan antara pelabuhan dan kawasan industri untuk memastikan biaya logistik tidak mahal dan jaringan laut menjadi pilihan bagi industri. 2.2 Cara Pemerintah dalam Menjalankan Fungsi Tol Laut Strategi dan kebijakan pemerintah yang banyak memusatkan fitur pada jalan darat membuat banyak pengirim barang memilih jalur ini. Sayangnya, pertumbuhan ekonomi yang tinggi membuat lalu lintas kargo tumbuh secara eksponensial lebih pesat di luar pertumbuhan jalan raya yang dibangun, tak ayal menyebabkan adanya kemacetan. Hal ini menjadi masalah yang signifikan bagi 3 sistem logistik. Disisi lain, program tol laut ini akan siap mengakomodasi pengalihan muatan kargo dari jalan darat menuju transportasi laut. Demi mengatasi masalah konektivitas secara efektif, baik pemerintah maupun masyarakat Indonesia harus mengubah paradigma, evaluasi, dan mendefinisikan ulang strategi besar yang ada. Sebagai kebijakan baru dan belum diimplementasikan, program tol laut berpotensi berdampak untuk mengatasi masalah konektivitas Demi memenuhi standar tersebut, pemerintah harus membentuk satuan tugas antarkementerian terkait, seperti Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, Kementerian PUPR, dan Kementerian Keuangan yang berjalan selaras baik dalam koordinasi, program maupun kebijakan di bawah Kementerian Koordinasi Maritim. Selanjutnya, Kementerian BUMN perlu menugaskan BUMN Pelabuhan Indonesia untuk terlibat langsung dalam pengembangan, peningkatan, dan pengoperasian pelabuhan. PT Marga Jasa dan PT Kereta Api Indonesia memprioritaskan pengembangan jaringan transportasi jalan raya dan kereta api antara pelabuhan dan daerah pedalamannya. Adapun PT Pelayaran Nasional Indonesia akan mengoperasikan kapal kontainer di koridor laut utama dan lilitannya. Selanjutnya, Kementerian Perhubungan mengevaluasi dan menganalisa kebijakan dan logistik yang berdampak pada program tol laut. Hal yang sama berlaku bagi Kementerian PUPR yang berperan sebagai ortoritas dan regulator pada konsesi jalan raya. Kemudian, Kementerian Keuangan menyiapkan kebijakan insentif fiskal untuk mendorong pengiriman kargo dari angkutan darat ke angkutan laut serta merelokasi dan membangun pabrik di Kawasan Timur Indonesia. Sebagai koreksi terhadap strategi besar yang ada, program tol laut tidak diragukan lagi merupakan solusi yang paling tepat bagi Indonesia untuk mengatasi masalah konektivitas, dan tingginya biaya logistik serta pembangunan yang tidak 4 merata karena terbukti secara teoritis banyak negara maju mengakui bahwa transportasi laut adalah transportasi yang paling efisien. 2.3 Dampak yang Timbul dalam Pengembangan Pembangunan Tol Laut Tol laut merupakan transportasi berciri masal di lima pulau besar, (Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua dan Jawa), di pastikan akan berdampak pada penurunan persentase konsumsi BBM di sektor transportasi, saat ini 40,58 persen total konsumsi BBM nasional ada disektor transportasi. Tol laut diyakini akan menekan biaya pengangkutan, sehingga di satu sisi meningkatkan keunggulan kompetitif produk ekspor, di sisi lain memperkecil kesenjangan harga barang konsumsi antar kota se-Indonesia, tol laut juga bermanfaat sebagai kekuatan sosial untuk mempertahankan keutuhan NKRI, dengan tol laut tidak akan ada jarak antar pulau bahkan di daerah perbatasan sekalipun. Rencananya Sorong merupakan pintu masuk utama tol laut yang ada di Papua, karena letak Sorong yang strategis dan kondisi geografisnya, letaknya tidak jauh dari laut bebas yang membuat kapal besar internasional dapat berlabuh di pelabuhan Sorong. Ada juga dua alternatif pelabuhan di Papua yakni Biak dan Mimika. Kedua daerah tersebuat memiliki pelabuhan yang sangat strategis, hanya perlu pembenahan infrastruktur. Dengan adanya tol laut akan mempermudah sarana prasarana di Papua dan Papua Barat. Tol laut juga akan berdampak positif pada pembangunan di Papua, sehingga membuat tidak adanya perbedaan harga antara Papua dengan pulau lain jika infrastruktur Papua telah diatas standar maka investor asing tidak menuntut kemungkinan akan menanam modal atau membangun perusahaannya di Papua, membuat semakin banyaknya lowongan pekerjaan yang akan terbuka. Dampak positif juga disampaikan Kepala Kantor Perwakilan PT Pelindo I Jakarta, Asih Kurnia yang menerangkan program tol laut mampu menurunkan biaya-biaya hingga 50%. "Lumayan besar efesiensinya kepada biaya produksi," katanya. 5 Sementara Senior Vice President of Operations Pelindo II David P Sirait menambahkan, secara domestik pada 2012 ke Pontianak untuk pengiriman 20 feet full kontainer biayanya mencapai Rp6,5 juta sampai Rp7 juta. Tapi kini biayanya hanya Rp2,5 juta. "Bisa dibayangkan turunnya. Selain memang kami menggunakan program andalan juga ada perbaikan infrastruktur program tol laut," katanya. David juga mengungkapkan, Pelabuhan Tanjung Priok bisa melakukan pengiriman barang ke Amerika dan eropa dengan kapal 10 ribu teus. Untuk efesiensi di New Priok Port juga bisa dilakukan, semula membutuhkan waktu 33 hari harus mampir Singapura dan Malaysia dan biaya bongkar muat. "Tapi dengan infrastruktur yang dibangun sekarang hanya 23 hari. Padahal, biaya bongkar muat di Singapura satu kontrainer USD150," pungkas David. 6 BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1) Tol laut ini bertujuan untuk menghubungkan pelabuhan-pelabuhan utama di negara kepulauan Indonesia. Program tol laut ini pada dasarnya dimaksudkan untuk memulai dan merintis kegiatan transportasi laut untuk dapat menghubungkan setiap pelabuhan di Indonesia. Tol laut adalah konektivitas laut yang efektif dalam bentuk kapal yang berlayar secara teratur dan dijadwalkan dari barat ke timur Indonesia. 2) Demi mengatasi masalah konektivitas secara efektif, baik pemerintah maupun masyarakat Indonesia harus mengubah paradigma, evaluasi, dan mendefinisikan ulang strategi besar yang ada. Sebagai kebijakan baru dan belum diimplementasikan, program tol laut berpotensi berdampak untuk mengatasi masalah konektivitas. Dalam memenuhi standar tersebut, pemerintah harus membentuk satuan tugas antarkementerian terkait, seperti Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, Kementerian PUPR, dan Kementerian Keuangan yang berjalan selaras baik dalam koordinasi, program maupun kebijakan di bawah Kementerian Koordinasi Maritim. 3) Tol laut diyakini akan menekan biaya pengangkutan, sehingga di satu sisi meningkatkan keunggulan kompetitif produk ekspor, di sisi lain memperkecil kesenjangan harga barang konsumsi antar kota se-Indonesia, tol laut juga bermanfaat sebagai kekuatan sosial untuk mempertahankan keutuhan NKRI, dengan tol laut tidak akan ada jarak antar pulau bahkan di daerah perbatasan sekalipun. 7 3.2 Saran Dengan dibuatkannya tol laut di Indonesia, memiliki dampak tersendiri bagi kehidupan masyarakat di Indonesia. Salah satunya meningkatkan perekonomian bangsa Indonesia dan luasnya distribusi barang niaga ke seluruh pelosok negeri di Indonesia. Untuk meningkatkan perekonomian Indonesia terdapat beberapa cara yang dilakukan dalam mengembangkan tol laut di Indonesia adalah dengan cara membuat tol laut daerah-daerah yang memiliki banyak pulau. 8 DAFTAR PUSTAKA Mandi, Nyoman Budhiarta Raka. 2017. Development of Ferry Port as a Complement of "Tol Laut": Case Study on Ferry Port of Ketapang. International Refereed Journal of Engineering and Science. Purwanto, Yayanindra. 2015. Dampak Tol Laut Bagi Industri Kapal Indonesia. https://www.kompasiana.com/yayanindrapurwanto/55b8841a397b61052093a b2c/dampak-tol-laut-jokowi-bagi-industri-kapal-indonesia?page=all Diakses pada 7 Februari 2020. Iksan, Ashadi. 2017. Dampak Tol Laut Mulai Terasa, Harga dan Biaya Produksi Makin Murah. https://ekbis.sindonews.com/read/1242119/34/dampak-tol-laut-mulai-terasaharga-dan-biaya-produksi-makin-murah-1506085217 Diakses pada 7 Februari 2020. 9