Uploaded by husainirifky30

ST05.2 P02 Rifky Husaini G2401201039

advertisement
LAPORAN PRAKTIKUM PEMAKAIAN
ALAT-ALAT UKUR DASAR PANJANG DAN
MASSA
Rifky Husaini
G2401201039
St 05.2
Dosen Penanggung Jawab Praktikum
Dr. Setyanto Tri Wahyudi, S.Si., M.Si.
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
IPB UNIVERSITY
2021
A.Tujuan praktikum
1. Dapat menggunakan alat-alat ukur dasar panjang dan massa.
2. Dapat menentukan kesalahan pada pengukuran beserta penjalarannya .
B.Teori Singkat
Setiap benda memiliki besaran dan setiap besaran memiliki satuan. Mempelajari
sebuah benda, sejumlah (sistem) benda-benda atau setiap benda berarti mempelajari
besaran-besaran yang dimiliki benda tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka perlu
dilakukan pengukuran. Menurut (Antika et al, 2012) Pengukuran yang dalam bahasa
inggris dikenal dengan istilah measurement merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
untuk mengukur. Artinya memberi angka terhadap sesuatu yang disebut objek
pengukura atau objek ukur. Menurut Anas Sudijono (2011: 4) pengukuran dapat
diartikan sebagai kegiatan untuk mengukur sesuatu. Pada hakekatnya, kegiatan ini
adalah membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar ukuran tertentu.
Dalam pengukuran fisika ada kalanya muncul Ketidakpastian. Menurut Yohanes
(2010) Ketidakpastian adalah suatu parameter yang menetapkan rentang nilai yang di
dalamnya diperkirakan nilai benar yang diukur berada.
Pengukuran panjang, massa, diameter suatu benda memiliki alat ukurnya masingmasing. Untuk mengukur panjang dan diameter suatu benda dengan panjang maksimum
20 cm dan dengan tingkat ketelitian 0.1 mm alat yang dapat digunakan adalah jangka
sorong. Untuk menghitung panjang dan diameter suatu benda dengan panjang maksimal
25 mm atau 2.5 cm dengan tingkat ketelitian pengukuran 0.01 mm atau 0.001 cm, alat
yang digunakan adalah mikrometer sekrup. Untuk mengukur massa digunakan neraca,
neraca yang biasa digunakan adalah neraca O’Hauss.
C.Data
Tabel P2-1. Hasil Pengukuran pada Silinder Pejal
Massa (gram)
𝑚
∆𝑚
97.560 0.005
Diameter (cm)
Panjang (cm)
Volume (cc)
𝐷
∆𝐷
𝑙
∆𝑙
𝑉
∆𝑉
1.600
0.005
6.390
0.005
12.848
0.090
Tabel P2-2a. Hasil pengukuran dimensi panjang pada balok kayu
Rapat Massa
(g/cc)
∆𝜌
𝜌
7.593
0.054
Ulangan
1
Panjang
(cm)
3.700
2
Lebar (cm)
2.560
Tebal
(cm)
0.981
3.750
2.555
0.972
3
3.740
2.550
0.980
4
3.760
2.590
0.984
5
3.710
2.600
0.991
6
3.740
2.565
0.984
7
3.735
2.565
0.985
8
3.720
2.570
0.993
𝑝̅ = 3.733
𝑙̅ = 2.569
𝑡̅ = 0.984
∆𝑝 = 0.02
∆𝑙 = 0.02
∆𝑡 = 0.007
Tabel P2-2b. Hasil Pengukuran massa, perhitungan volume dan perhitungan rapat massa
balok kayu
Massa (gram)
Volume (cc)
𝑚
∆𝑚
𝑉
5.305
0.005
9.439
∆𝑉
0.09
Rapat Massa (g/cc)
𝜌
∆𝜌
0.56
0.006
D.Pengolahan Data

Setelah melakukan pengukuran pada percobaan 2-1. Bagian yang kosong dalam
tabel di isi dengan menggunakan persamaan;
V =
𝜋𝑙𝐷2
𝜋
𝜋
; ∆𝑉 = 𝐷2 × ∆𝑙 + 𝑙𝐷 × ∆𝑙
4
4
2
𝜌=
𝑚
1
𝑚
; ∆𝜌 =
× ∆𝑚 + 2 × ∆𝑉
𝑣
𝑉
𝑉
Dari data percobaan 2-1 maka
pengukuran volume (𝑉)
silinder pejal adalah
𝝅𝒍𝑫𝟐
𝑽 = 𝟒
3.14 × 6.390 × 1.6002
V =
4
Dari data percobaan 2-1 maka ketidakpastian pengukuran
volume (∆𝑉) silinder pejal adalah
𝝅 𝟐
𝝅
𝑫 × ∆𝒍 +
𝒍𝑫 × ∆𝒍
𝟒
𝟐
3.14
3.14
∆𝑉 = 4 16002 × 0.005 + 2 6.390(1.600) × 0.005
∆𝑉 = 0.090 cc
∆𝑽 =
V = 12.848 cc
Dari data percobaan 2-1 maka
pengukuran massa (𝜌) silinder
pejal adalah
𝜌=
97.560
𝟏
𝒎
× ∆𝒎 + 𝟐 × ∆𝑽
𝑽
𝑽
1
97.560
∆𝜌 = 12.848 0.005 × + 12.8482 × 0.090
∆𝜌 = 0.054 cc
∆𝝆 =
𝐦
𝛒=
𝐯
12.848
𝑔
𝜌 = 7.593 ⁄𝑐𝑐

Dari data percobaan 2-1 maka ketidakpastian pengukuran
massa jenis (∆𝜌) silinder pejal adalah
Setelah melakukan percobaan 2-2a dan 2-2b maka bagian yang kosong pada
tabel diisi dengan persamaan;
𝑉 =𝑝 ×𝑙× 𝑡
̅ 2 × (∆𝑡)2
∆𝑉 = √( 𝑙 ̅ × 𝑡̅)2 × (∆𝑝) + (𝑝̅ × 𝑡̅)2 × (∆𝑙)2 + (𝑝̅ × 𝑙)
ρ=
m
v
1 2
𝑚 2
√
∆𝜌 = ( ) × (0.9 × ∆𝑚)2 + ( 2 ) × (∆𝑉)2
𝑉
𝑉
Dari data percobaan 2-2a, maka
pengukuran volume (𝑉) balok
kayu adalah
Dari data percobaan 2-2b, maka pengukuran massa jenis (𝜌)
balok kayu adalah
𝛒=
𝑽 =𝒑 ×𝒍× 𝒕
ρ=
𝑉 = 3.733 × 2.569 × 0.984
𝑉 = 9.439 𝑐𝑐
5.305
𝐦
𝐯
9.439
𝑔
∆𝜌 = 0.56 ⁄𝑐𝑐
Dari data percobaan 2-2b, maka ketidakpastian pengukuran volume (∆𝜌) balok kayu adalah
̅ 2 × (∆𝑡)2
∆𝑉 = √( 𝑙 ̅ × 𝑡̅)2 × (∆𝑝) + (𝑝̅ × 𝑡̅)2 × (∆𝑙)2 + (𝑝̅ × 𝑙)
∆𝑉 = √( 2.569 × 0.984)2 × (0.02) + (3.733 × 0.984)2 × (0.02)2 + (3.733 × 2.569)2 × (0.007)2
∆𝑉 = 0.09 𝑔𝑟⁄𝑐𝑐
Dari data percobaan 2-2b, maka ketidakpastian pengukuran massa jenis (∆𝜌) balok kayu adalah
1 2
𝑚 2
√
∆𝜌 = ( ) × (0.9 × ∆𝑚)2 + ( 2 ) × (∆𝑉)2
𝑉
𝑉
2
2
1
5.305
∆𝜌 = √(9.439) × (0.9 × 0.005)2 + (9.4392 ) × (0.09)2
𝑔
∆𝜌 = 0.006 ⁄𝑐𝑐
E.Pembahasan
Pada praktikum kali ini alat dan bahan praktikum yang digunakan adalah neraca
o’hauss satu lengan, mikrometer sekrup, jangka sorong, silinder pejal, dan balok kayu.
Untuk alat pengukuran memiliki fungsi ,tingkat ketelitian, dan ketidakpastian
pengukurannya masing-masing. Neraca o’hauss satu lengan berfungsi sebagai alat untuk
mengukur massa dengan batas yang dapat diukur alat tersebut adalah 311 gram, dengan
tingkat ketelitian pengukuran hingga 0.01 gram dan ketidakpastian pengukuran sampai
0.005 gram. Jangka sorong berfungsi sebagai alat untuk mengukur panjang dan
diameter suatu benda dengan batas pengukuran 16 cm, dengan tingkat ketelitian
pengukuran 0.05 mm dan ketidakpastian pengukuran 0.05 mm. Mikrometer sekrup
berfungsi sebagai alat untuk mengukur panjang dan diameter benda dengan batas ukurn
25 mm, dengan tingkat ketelitian 0.01 mm dan ketidakpastian pengukuran 0.05 mm.
Pada percobaan 2-1 panjang,diameter, dan massa silinder pejal diukur dengan
menggunakan jangka sorong dan neraca o’hauss satu lengan satu kali tanpa ulangan.
Dari hasil pengukuran didapat bahwa;
 Massa (m) silinder pejal yang diukur adalah 97.560 gr dengan ∆𝑚 0.005 gr
 Panjang (p) silinder pejal yang diukur adalah 6.390 cm dengan ∆𝑝 0.005 cm
 Diameter (D) silinder pejal yang diukur adalah 1.600 cm dengan ∆𝐷 0.005
cm

Dengan menggunakan persamaan 𝑽 =
𝝅
𝝅𝒍𝑫𝟐
𝟒
dan ∆𝑽 =
𝝅
𝟒
𝑫𝟐 × ∆𝒍 +
𝒍𝑫 × ∆𝒍 volume (𝑽) dan ketidakpastian pengukuran volume (∆𝑽) silinder
pejal yang diukur adalah 12.848 cc dan 0.090 cc
𝐦
𝟏
𝒎
Dengan menggunakan persamaan 𝛒 = 𝐯 dan ∆𝝆 = 𝑽 × ∆𝒎 + 𝑽𝟐 × ∆𝑽
massa jenis (𝛒) dan ketidakpastian pengukuran massa jenis (∆𝝆) silinder pejal
𝑔𝑟
𝑔𝑟⁄
pejal yang diukur adalah 7.593 ⁄𝑐𝑐 dan 0.054
𝑐𝑐 .
𝟐

Pada percobaan 2-2 panjang,lebar,tebal, dan massa dari balok kayu diukur dengan
menggunakan jangka sorong, mikrometer sekrup, dan neraca o’hauss satu lengan.
Untuk pengukuran panjang balok, pengukuran dilakukan secara berulang sebanyak 8
kali dengan jangka sorong. Pengukuran lebar balok juga dilakukan pengulangan
sebanyak 8 kali. Tebal balok juga di ukur dengan pengulangan sebanyak 8 kali
menggunakan mikrometer sekrup. Terakhir massa balok kayu hanya diukur sebanyak
satu kali dengan menggunakan neraca o’hauss satu lengan. Dari percobaan 2-2a didapat
hasil pengukuran;
 Dengan menggunakan software Microsoft Excel didapat bahwa rata-rata hasil
pengukuran panjang (𝑝̅ ) dan ketidakpatsian pengukuran (∆𝑝) dari 8 kali
pengukuran panjang balok kayu adalah 3.733 cm dan 0.02 cm.
 Dengan menggunakan software Microsoft Excel didapat bahwa rata-rata hasil

pengukuran lebar (𝑙̅ ) dan ketidakpatsian pengukuran (∆𝑙) dari 8 kali pengukuran
lebar balok kayu adalah 2.569 cm dan 0.02 cm.
Dengan menggunakan software Microsoft Excel didapat bahwa rata-rata hasil
pengukuran tebal (𝑡̅) dan ketidakpatsian pengukuran (∆𝑡) dari 8 kali
pengukuran tebal balok kayu adalah 0.984 cm dan 0.007 cm.
Pada percobaan 2-2b didapat hasil pengukuran;
 Dengan
menggunakan
persamaan
𝑉 =𝑝 ×𝑙× 𝑡
dan
2
2
2
2
2
̅ × (∆𝑡)
∆𝑉 = √( 𝑙 ̅ × 𝑡̅) × (∆𝑝) + (𝑝̅ × 𝑡̅) × (∆𝑙) + (𝑝̅ × 𝑙)
volume
(𝑽) dan ketidakpastian pengukuran volume (∆𝑽) balok kayu yang diukur adalah
9.439 cc dan 0.090 cc
𝐦
 Dengan
menggunakan
persamaan
𝛒= 𝐯
dan
2
2
1
𝑚
∆𝜌 = √(𝑉) × (0.9 × ∆𝑚)2 + (𝑉 2 ) × (∆𝑉)2
massa
jenis
(𝛒)
dan
ketidakpastian pengukuran massa jenis (∆𝝆) balok kayu yang diukur adalah
𝑔𝑟
𝑔𝑟⁄
0.56 ⁄𝑐𝑐 dan 0.006
𝑐𝑐
F. Simpulan
Dari hasil percobaan dapat ditarik kesimpulan bahwa, pengukuran diperlukan untuk
mengetahui nilai dari suatu besaran. Pada percobaan kali ini dapat dilihat bahwa setiap alat ukur
baik itu alat ukur massa, panjang, lebar, dan juga diameter suatu benda memiliki perbedannya
masing-masing dalam hal tingkat ketelitian, dimensi yang dihitung, dan ketidakpastian
pengukurannya.
Dalam pengukuran ketidakpastian dan tingkat ketelitian alat ukur sangat dibutuhkan dalam
mengamati dan menganalisa hasil pengukuran dari suatu benda. Hal ini bertujuan untuk
menghindari ataupun meminimalisir kesalahan data. Sehingga keterampilan dalam mengamati
hasil pengukuran dan mengamati ketidakpastiannya sangat dibutuhkan dalam mengukur nilai
suatu besaran.
Daftar Pustaka
Antika L., Julianti E., Miroah, Nurul A., Hapsari F. 2012. PENGUKURAN (KALIBRASI)
VOLUME DAN MASSA JENIS ALUMINIUM. Jurnal fisika dan aplikasinya. 13(1):22-28
Giancoli D, Penerjemah Cuk Imawan. (1997). Fisika Jilid I. Edisi keempat. Jakarta: Erlangga.
S. Yohanes, “Estimasi ketidakpastian pengukuran/pengujian dalam pengukuran/pengujian
kimia”, Paper, 2010.
Download