1. Pada 25 September 2018, Ruben Onsu beserta pengaranya mengajukan gugatan ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat atas pemakaian nama dagang “Bensu” milik Ruben. Ruben Onsu mengklaim bahwa mereka dagang lain (PT. Ayam Geprek Benny Sujono) menggunakan nama dagang yang mirip denganya. Namun perkara tersebut ditolak majelis hakim pada tanggal 7 Februari 2019. Pada Agustus 2019, Ruben Onsu kembali mengajukan gugatan dengan perkara sama ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Namun kembali lagi pada 13 Januari 2020 MA menolak gugatan dari Ruben Onsu karena PT. Ayam Geprek Benny Sujono adalah pemilik sah dan pertama dari merk dagang tersebut. Hal ini dikarenakan sertifikat merk milik PT. Ayam Geprek Benny terbit lebih dulu daripada sertifikat merk milik Ruben. Bersamaan dengan ditolaknya gugatan Ruben, MA menggabulkan rekonpensi PT Ayam Geprek Benny Sujono, untuk sebagian. Mengapa kasus tersebut termasuk perdata? Pertama dikarenakan pihak yang terlibat beserta bukti-buktinya berada dalam yuridiksi hukum perdata. Pihak yang terlibat terdiri dari individu manusia Ruben Onsu sebagai mana diatur dalam Pasal 1329 KUH Perdata dan Badan Hukum Perdata yaitu PT Ayam Geprek Benny Sujono. Kemudian barang bukti yang ada juga termasuk didalam Pasal 1866 KUH Perdata yaitu alat bukti surat-surat, dalam kasus ini surat yang dipakai adalah sertifikat kepemilikan merk. Referensi Soal 1 : -PDF Materi Perkuliahan IS250 – BUSINESS ETHICS AND LAW, Pertemuan ke 2. - https://www.kompas.com/hype/read/2020/06/12/091319866/fakta-ma-tolak-gugatan-rubenonsu-perintahkan-nama-geprek-bensu-dicoret?page=all - https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200612083931-92-512496/kronologi-ruben-onsukehilangan-merek-geprek-bensu-di-meja-ma - https://youtu.be/UPXwdvZR1Zg (Klarifikasi dari pihak PT Ayam Geprek Benny Sujono) 2. -Asas Persamaan di depan hukum: Didalam asas ini disebutkan bahwa di mata hukum, semua orang itu sama. Tidak ada perbedaan berdasarkan status/ tingkat sosial,ekonomi,agama,budaya,ras,dll. Sehinga semua orang dimata hukum tidak memiliki kelebihan atau kekurangan, keuntungan atau kerugian. Semuanya berada di posisi yang sama, status sosial,ekonomi,jabatan,dll semuanya tidak bisa mempengaruhi jalan dan keputusan hukum. -Asas perintah tertulis dari yang berwenang: Didalam asas ini dikatakan bahwa segala macam tindak aparat hukum seperti penangkapan,pengeledahan,penahanan,penyitaan,dll hanya dapat dilakukan oleh aparat hukum dengan adanya surat atau perintah tertulis berdasarkan UndangUndang. Jadi tindakan penggeledahan,penangkapan,dll yang sudah ada surat/perintahnya dan telah dibuat berdasarkan UU yang ada dapat dikatakan sah atau valid. Selama aparat hukum yang melakukan tindakan tersebut tidak keluar dari apa yang tertulis di surat/perintah dan tidak melanggar UU yang mengatur maka tindakan tersebut sah/bisa dilakukan. -Asas praduga tak bersalah: Didalam asas ini dikatakan bahwa semua orang yang telah ditangkap,ditahan,dituduh, dan pada dasarnya dibawa kehadapan pengadilan wajib dianggap tidak bersalah sampai ada keputusan dari pengadilan yang menyatakan bahwa ia benar benar bersalah dan memperoleh kekuatan hukum tetap. Jadi orang yang dibawa kehadapan pengadilan masih berstatus tersangka dan belum dinyatakan bersalah. Setelah melihat barang bukti,mendengarkan keterangan saksi dan menjalani proses hukum lainya baru pengadilan bisa memutuskan apakah tersangka itu bersalah atau tidak. Sebelum adanya keputusan dari pengadilan ini maka tersangka tidak boleh dikatakan bersalah. - Asas pemberian ganti rugi dan rehabilitasi: Didalam asas ini dikatakan bahwa seseorang yang telah mendapatkan perlakuan tidak seharusnya didalam hukum seperti salah tangkap,salah tahan,dihukum tanpa memperhatikan UU yang mengatur dan dihukum atas tindakan yang tidak dilakukanya berhak untuk menuntut ganti rugi berupa materiil atau bentuk lainya dan juga berhak untuk meminta rehabilitasi yang sepantasnya ia dapatkan. - Asas peradilan dilakukan dengan sederhana, cepat dan biaya ringan atau lazim (constant justitie). Artinya peradilan akan dilakukan sesederhana dan secepat mungkin agar tidak memakan biaya besar dari anggaran Negara dan tidak memberatkan pihak yang berperkara. - Asas memperoleh bantuan hukum seluas-luasnya, artinya bahwa setiap tersangka atau terdakwa berhak untuk mendapatkan kesempatan untuk memperoleh bantuan hukum pada tiap tingkatan pemeriksaan guna kepentingan pembelaan. Bantuan hukum bisa berupa seorang penasehat hukum. -Asas terdakwa berhak mengetahui dakwaanya dan dasar hukumnnya, terdakwa juga berhak mengetahui hak-haknya seperti meminta bantuan hukum. -Asas hadirnya terdakwa. Saat pengadilan memeriksa, mengadili terdakwa dan memutuskan perkara pidana, terdakwa harus hadir. -Asas pemeriksaan terbuka untuk umum. Asas ini memerintahkan bahwa dalam tahap pemeriksaan, pengadilan terbuka untuk umum dan boleh dilihat dan diikuti oleh semua orang kecuali dalam perkara yang menyangkut kesusilaan dan perkara dimana yang terdakwa masih tergolong anak-anak. -Asas pembacaan putusan. Semua putusan yang dibuat hanya bersifat sah dan memiliki kekuatan hukum saat putusan tersebut dibacakan di sidang terbuka untuk umum. -Asas pemeriksaan Hakim yang langsung dan lisan. Dalam pemeriksaan pengadilan, pemeriksaan dilakukan oleh Hakim secara langsung kepada terdakwa dan saksi. -Asas putusan harus disertai alasan-alasan. Semua putusan yang diberikan harus ada alasan dan dasar hukum yang bersangkutan. Pasal-pasal, peraturan perundang-undangan atau sumber hukum tak tertulis yang bersangkutan dengan putusan tersebut harus dimuat. - Asas tidak seorang pun dapat dijatuhi pidana. Tidak seorang pun bisa dijatuhi pidana secara sembarangan dan hanya pengadilan yang bisa menjatuhi pidana. - Asas pengadilan wajib memeriksa, mengadili, dan memutus perkara. Pengadilan tidak boleh menuntut memeriksa, mengadili dan memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang jelas. -Asas pengawasan pelaksanan putusan. Dalam jalanya putusan pidana, ketua pengadilan negeri wajib mengawasi jalanya putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap. Referensi Soal 2: -PDF Materi Perkuliahan IS250 – BUSINESS ETHICS AND LAW, Pertemuan 5 - http://repository.unpas.ac.id/40179/7/BAB%20II%20KOMPRE%2023.pdf 3. Ketiga hal ini sangat berhubungan karena dalam teknologi dan manajemen pasti ada yang namanya informasi. Hukum juga mengatur bagaimana informasi ini dipergunakan. Teknologi informasi berupa teknologi yang digunakan untuk mengkomunikasikan, membuat, mengubah, mengatur, menyebarkan informasi dan manajemen informasi merupakan sistem yang digunakan untuk mencapai tujuan manajemen tertentu. Manajemen informasi membutuhkan teknologi informasi seperti saat manajement menggunakan teknologi komunikasi untuk memanage kegiatan dan disaat manajemen menggunakan teknologi komputing untul mengolah, mengatur, merubah, memanage data. Semuanya saling membutuhkan. Jika ada masalah di teknologinya maka manajemen akan terpengaruhi. Hukum juga memiliki peranya yaitu mengatur jalanya informasi dan mengatur tata cara penggunaan informasi. Contohnya UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik adalah salah satu contoh hukum yg mengatur informasi. Dengan begitu Teknologi,Manajemen,hukum memiliki hubungan dan keterkaitanya antara satu sama lain. Referensi Soal 3: - https://digilib.isi-ska.ac.id/?p=555 - http://library.um.ac.id/images/stories/pustakawan/pdfsetiawan/ti%20dan%20mi.pdf 4. Tindakan tersebut tergolong tindakan pidana teknologi informasi karena termasuk Hacking yaitu meretas sistem seperti sistem data e-commerce dan identity theft yaitu pencurian data pribadi dimana dalam kasus ini merupakan data pribadi platform e-commerce. Tindakan hacking atau peretasan sendiri sudah diatur didalam Pasal 30 UU ITE Ayat 1 yang berbunyi "Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik milik Orang lain dengan cara apa pun" ,Ayat 2 yang berbunyi "Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan tujuan untuk memperoleh Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik" , Ayat 3 yang berbunyi "Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan melanggar,menerobos, melampaui, atau menjebol sistem pengamanan." Dengan melakukan tindalan hacking berarti telah melanggar Pasal 30 UU ITE tersebut. Kemudian dalam Pasal 26 ayat 1 yang berbunyi " Kecuali ditentukan lain oleh Peraturan Perundangundangan, penggunaan setiapinformasi melalui media elektronik yang menyangkut data pribadi seseorang harus dilakukan atas persetujuan Orang yang bersangkutan. " maka dari itu jika ada yang mencuri atai memakai data pribadi orang lain melalui media e-commerce tanpa adanya persetujuan dari pemilik data tersebut maka tindakan tersebut melanggar Pasal 26 tersebut. Oleh karena itu tindakan peretasan dan pencurian data pribadi e-commerce termasuk tindakan pidana teknologi informasi karena tindakan tersebut melanggar pasal-pasal dalam UU ITE. 5. Refensi Soal 4: -PDF Materi Perkuliahan IS250 – BUSINESS ETHICS AND LAW, Pertemuan 7 - https://www.kpk.go.id/images/pdf/uu%20pip/UU_ITE%20no%2011%20Th%202008.pdf Dalam mengupload konten di medis sosial, kita harus memperhatikan syarat-syarat framework for ethical issues. Menurut framework for ethical issues ada 4 hal yang perlu diperhatikan yaitu Privacy Issues, Accuracy Issues, Property Issues, dan Accessibility Issues. -Privacy Issues: Saat menggunakan media sosial kita harus berhati-hati dengan apa yang kita post terutama segala bentuk informasi terkait diri kita. Kita harus berpikir sebelum bertindak, informasi apa yang bisa kita bagikan dan informasi apa yang tidak bisa kita bagikan.Informasi seperti data pribadi yang hanya diketahui oleh diri kita merupakan salah satu jenis informasi yang tidak boleh kita berikan di media sosial secara bebas kecuali ada kondisi tertentu dengan persyaratan yang menjamin kerahasian data kita. Tetapi semuanya kembali lagi ke individu kita sendiri, dengan perkembangan teknologi yang semakin maju muncul banyak metode metode yang dapat membahayakan keamanan informasi yang kita bagikan. Bahkan meskipun kita tidak memberikan informasi kita kepada siapa-siapa informasi tersebut bisa saja diambil oleh orang lain secara illegal karena dengan adanha teknologi hal seperti hacking,identity theft,cracking,dll bisa dilakukan oleh siapapun. Oleh karena itu, kita harus bersikap bijak dalam membagikan informasi dan terutama dalam apa yang kita posting di media sosial yang dapat dilihat oleh orang banyak. Kita harus memilih informasi yang bisa kita bagikan dan jikalau kita ingin membagikan sebuah informasi, kita harus tau bagaimana caranya agar informasi tersebut tidak disalahgunakan oleh orang lain. - Accuracy Issues: Saat kita membagikan atau memposting sebuah informasi kita harus bisa bertanggung jawab terhadap keaslian dan kebenaran informasi tersebut. Karena informasi yang kita berikan di media sosial bisa dilihat oleh orang banyak maka informasi itu harus benar keaslianya. Kita harus bisa bertanggung jawab terhadap Informasi yang kita berikan. Jika orang laing dirugikan oleh/karena informasi yang kita posting di media sosial maka kita harus bertanggung jawab sebagai orang yang memposting informasi tersebut. Oleh karena itu, jangan asal memposting informasi di media sosial tanpa tahu kebenaranya dan jika kita sudsh memposting informasi tersebut kita harus bertanggung jawab terhadap informasi tersebut. - Property Issues: Saat kita memposting sebuah informasi di media sosial dimana informasi tersebut adalah hasil dari penelitian/pembelajaran dan diciptakan oleh kita sendiri maka kita harus bisa menjaga keaslian informasi tersebut. Saat kita memposting informasi seperti itu kita harus memastikan bahwa orang lain tahu bahwa informasi tersebut adalah milik kita sendiri, kita juga harus bisa menjaga agar informasi tersebut tidak diambil alih kepemilikanya atau digunakan tanpa persetujuan kita. Cara untuk menjaga keaslian informasi kita adalah dengan mengajukan hak cipta akan informasi kita, kita juga bisa menggunalan metode kepercayaan kepada orang lain meskipun metode ini sangat tidak disarankan. Intinya saat kita memposting informasi yang merupakan milik kita sendiri, kita harus bisa menjaga keaslianya dengan cara tertentu agar tidak diambil alih oleh orang lain. Jikalau memang ada yang ingin menggunakan atau memanfaatkan informasi kita, kita harus tahu nilai dari informasi tersebut dan bagaimana caranya untuk menjalin kerjasama yang saling menguntungkan. Hal ini dilakukan agar kita tidak dirugikan oleh pihak lain. -Accessibility Issues: Saat memposting informasi di media sosial kita juga harus memperhatikan subjek yang dapat mengakses informasi kita. Kita harus memikirkan kira-kira siapa saja yang sapat mengakses informasi yang kida posting, apakah semua orang atau orangorang tertentu saja. Kita juga harus mengatur dan memberi batasan dari semua informasi yang kita posting, informasi apa saja yang bisa diakses. Kalaupun orang lain mau mengakses informasi kita, kita harus memberikan pengecualian atau persyaratan. Seperti mungkin untuk mengakses informasi kita, seseorang harus punya izin langsung dari diri kita atau seseorang harus mengajukan permintaan mengakses informasi tersebut. Semua hal ini dilakulan untuk membatasi dan mengatur jumlah dan konten dari informasi yang kita posting dan juga mengatur dan membatasi orang yang dapat mengaksesnya. Referensi Soal 5: -PDF Materi Perkuliahan IS250 – BUSINESS ETHICS AND LAW, Pertemuan 6 -https://www.researchgate.net/publication/242705009_Four_Ethical_Issues_of_the_Informatio n_Age - https://sis.binus.ac.id/2018/02/22/papa-privacy-accuracy-property-and-accessibility/