By : Maz Rizal Definisi Penyakit Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus, maupun reketsia tanpa atau disertai dengan radang parenkim paru. ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru. Program Pemberantasan Penyakit ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2 golongan yaitu ; pneumonia dan bukan pneumonia. Pneumonia dibagi atas derajat beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan pneumonia tidak berat. hasil pengkajian menunjukkan bahwa penyakit ini bukan disebabkan viruz influenza dan bukan penyakit pernapasan biasa, dan masih diteliti lebih lanjut apakah penyakit ini sama dengan penyakit severe acute respitarory infection. Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan pneumonia. NEXT....... Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman Streptococcus jarang ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga akut harus mendapat antibiotik (Rasmaliah, 2004). Etiologi Etiologi ISPA terdiri dari lebih dari 300 jenis bakteri, virus, dan richestsia. Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah dari genua Streptococcus, Staphylococcus, Pneumoccus, Hemophyus, Bardetella dan Corinebacterium. Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan Miksovirus, Adenovirus, Coronavirus, Picornavirus, Micoplasma, Herpesvirus dan lain-lain. NEXT........ Etiologi Pneumonia pada balita sukar untuk ditetapkan karena dahak biasanya sukar diperoleh. Penetapan etiologi pneumonia di Indonesia masih didasarkan pada hasil penelitian di luar Indonesia. Menurut publikasi WHO, penelitian di berbagai negara menunjukkan bahwa di negara berkembang streptoccus pneumonia dan haemophylus influenza merupakan bakteri yang selalu ditemukan pada dua pertiga dari hasil isolasi, yakni 73,9% aspirat paru dan 69,1% hasil isolasi dari spesimen darah. Sedangkan di negara maju, dewasa ini pneumonia pada anak umumya disebabkan oleh virus. FAKTOR PENETUS ISPA Usia Anak yang usianya lebih muda, kemungkinan untuk menderita atau terkena penyakit ISPA lebih besar bila dibandingkan dengan anak yang usianya lebih tua, karen daya tahan tubuhnya lebih rendah. Status Imunisasi Anak dengan status imunisasi lengkap, daya tahan tubuhnya lebih baik dibandingkan dengan anak yang status imunisasi nya kurang baik. NEXT....... Lingkungan Lingkungan yang udaranya tidak baik, seperti polusi udara di kota besar dan asap rokok dapat menyebabkan timbulnya penyakit ISPA pada anak. FAKTOR PENDUKUNG TERJADINYA ISPA Kondisi Ekonomi Keadaan ekonomi yang belum pulih dari krisis ekonomi yang berkepanjangan berdampak peningkatan penduduk miskin disertai dengan kemam puannya menyediakan lingkungan pemukiman yang sehat mendo rong peningkatan jumlah Balita yang rentan terhadap serangan ber bagai penyakit menular termasuk ISPA. Pada akhirnya akan mendorong meningkatnya penyakit ISPA dan Pneumonia pada Balita. NEXT..... Kependudukan Jumlah penduduk yang besar mendorong peningkatan jumlah populasi balita yang besar juga. Ditambah lagi dengan status kesehatan masyarakat yang masih rendah, akan menambah berat beban kegiatan pemberantasan penyakit ISPA. Perilaku Hidup PHBS merupakan modal utama bagi pencegahan penyakit ISPA. Perilaku sehat tersebut sangat pengaruh oleh budaya dan tingkat pendidikan penduduk. NEXT..... Geografi Sebagai daerah tropis, Indonesia memiliki potensi daerah edemis beberpa penyakit infeksi yang setiap saat dapat menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat. Pengaruh geografid dapat mendorong terjadinya peningkatan kaus maupun kemaian penderita akibat ISPA. Dengan demikian pendekatan dalam pemberantasan ISPA perlu dilakukan dengan mengatasi semuafaktor risiko dan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. NEXT...... Lingkungan dan Iklim Global Pencernaan lingkungan seperti asap karena kebakaran hutan, gas buang sarana tranportasi, dan polusi udara dalam rumah merupakan ancaman kesehatan terutama penyakit ISPA. PATOFISIOLOGI Perjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi 3 tahap yaitu : o Tahap Prepatogenesis penyebab telah ada tetapi belum menunjukkan reaksi apaapa. o Tahap Inkubasi virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya rendah. NEXT...... o Tahap dini penyakit dimulai dari munculnya gejala penyakit,timbul gejala demam dan batuk. Tahap lanjut penyaklit,dibagi menjadi empat yaitu dapat sembuh sempurna, sembuh dengan atelektasis,menjadi kronos dan meninggal akibat pneumonia. NEXT... Saluran pernafasan selama hidup selalu terpapar dengan dunia luar sehingga untuk mengatasinya dibutuhkan suatu sistem pertahanan yang efektif dan efisien. Ketahanan saluran pernafasan tehadap infeksi maupun partikel dan gas yang ada di udara amat tergantung pada tiga unsur alami yang selalu terdapat pada orang sehat yaitu keutuhan epitel mukosa dan gerak mukosilia, makrofag alveoli, dan antibodi. NEXT......... Infeksi bakteri mudah terjadi pada saluran nafas yang sel-sel epitel mukosanya telah rusak akibat infeksi yang terdahulu. Selain hal itu, hal-hal yang dapat mengganggu keutuhan lapisan mukosa dan gerak silia adalah asap rokok dan gas SO2 (polutan utama dalam pencemaran udara), sindroma imotil, pengobatan dengan O2 konsentrasi tinggi (25 % atau lebih). PENATALAKSANAAN Penemuan dini penderita pneumonia dengan penatalaksanaan kasus yang benar merupakan strategi untuk mencapai dua dari tiga tujuan program (turunnya kematian karena pneumonia dan turunnya penggunaan antibiotik dan obat batuk yang kurang tepat pada pengobatan penyakit ISPA). Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk standar pengobatan penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi penggunaan antibiotik untuk kasus-kasus batuk pilek biasa, serta mengurangi penggunaan obat batuk yang kurang bermanfaat. NEXT......... Upaya Penncegahan Menjaga keadaan gizi agar tetap baik Immunisasi Menjaga kebersihan Mencegah anak berhubungan dengan anak ISPA Prinsip perawatan ISPA, antara lain ; Meningkatkan istirahat minimal 8 jam per hari Meningkatkan makanan yang bergizi Bila demam berikan kompres dan banyak minum Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu tangan yang bersih. o Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu ketat. o Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak tersebut masih menetek o o o o o o o o DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG AKAN MUNCUL Bersihkan jalan napas efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru. Hipertensi berhubungan dengan invasi mikoorganisme Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidak mampuan dalam memasukan dan mencerna makanan. Kurang pengetahuan tentang penalaksanaan ISPA berhubungan dengan kurang informasi. KONSEP DASAR KEPERAWTAN Pengkajian Keluhan Utama : Klien mengeluh demam, batuk, sakit tenggorokan. Riwayat penyakit sekarang : Dua hari sebelumnya klien mengalami demam mendadak, sakit kepala, badan lemah, nyeri otot dan sendi, nafsu makan menurun, batuk pilek, dan sakit tenggorokan. Riwayat penyakit dahulu : klien sebelumnya sudah pernah mengalami penyakit sekarang Riwayat penyakit keluarga : Menurur pengakuan klien, anggota keluarga ada juga yang pernah mengalami sakit perut seperti klien tersebut. Riwayat sosial : Klien mengatakan bahwa klien tinggal di lingkungan yang berdebu dan padat penduduknya. Rencana Asuhan Keperawatan. NEXT...... Diagnosa 1 : Bersihkan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru. Tujuan kreteria hasil Mendemontrasikan buruk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sinosis dan dyspnea (mampu mengeluarkan spectum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursel lips). Menunjukkan jalan napas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernapasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal). Tanda-tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, dan pernapasan). NEXT... Intervensi Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi Indentifukasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan Lakukan fisioterapi dada jika perlu Keluarkan sekret dengan batuk atau suction Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan Lakukan suction pada mayo Berikan bronkodilator bila perlu Berikan pelembab udara kassa basah NaCI lembab Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan Monitor respirasi dan status O2 NEXT... Bersihkan mulut, hidung dan secret trakes Pertahankan jalan nafas yang paten Atur peralatan oksigensi Monitor aliran oksigen Pertahankan posisi pasien Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigensi Observasi adanya tanda hipoventilasi NEXT..... Diagnosa II Hipertemi berhubungan dengan invasi mikroorganisme Tujuan Kriteria dan Hasil Suhu tubuh dalam rentang normal Nadi RR dalam rentang normal Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing NEXT.... Intervensi Monitor suhu sesering mungkin Monitor warna dan suhu kulit Monitor tekanan darah, nadi dan RR Monitor intake dan output Tingkatkan intake cairan dan nutrisi Berikan pasien kompres air hangat, hindari pemberian kompres dingin. Tingkatkan sirkulasi udara Kalobarasi pemberian cairan intervensi Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat panas Kaloborasi pemberian antipiretik Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign. NEXT..... Diagnosa III Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakmampuan dalam memasukan dan mencerna makanan Tujuan Kriteria dan Hasil Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan Mampu mengidentifikasikan kebutuhan nutrisi Tidak ada tanda-tanda malnutrisi Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan Telah terjadi penurunan berat badan yang berarti NEXT..... Intervensi Kaji adanya alergi makanan Kaloborasi dengan ahli gigi untuk menemukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah kontisipasi Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasi dengan ahli gigi) Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi NEXT.......... Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan BB pasien batas normal Monitor turgor kulit Monitor mual dan muntah Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht Monitor pertumbuhan dan perkembangan. NEXT........ Diagnosa IV kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan ISPA berhubungan dengan kurang informas. Tujuan dan Hasil Kriteria Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang di jelaskan secara benar Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya NEXT......... Intervensi Berikan penilaian tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat. Gambarkan proses penyakit dengan cara yang tepat. Identifikasi kemungkinan penyebab dengan cara yang tepat. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi dimana yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit. Diskusikan pilihan tarapi atau penanganan. Intruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan dengan cara yang baik. NEXT.... Evaluasi Evaluasi adalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf kebersihan dalam pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasikan tujuan atau intervensi keperawatan ditetapkan (Brooker, 2001). Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan myocarditis (Doenges, 1999). Adalah : Berikan jalan nafas efektif, tidak ada bunyi atau nafas tambahan. Suhu tubuh pasien dalam rentang normal antara 36-37,5 C. Klien dapat mencapai BB yang direncanakan mengarah kepada BB normal. Pengetahuan adekuat serta tidak terjadi komplikasi pada pasien. TERIMA KASIH SEMOGA BERMANFAAT MATOR SEKELANGKONG