Corporate Sosial Reponsibility Transformasi Konsep Sustainability Management dan Implementasi di Indonesia Prof. Dr. Dwi Kartini Created by : Kelompok 2 : Masriani H. Windayani Astuti Zulhaeni Nurul Faizah RS. Yulinar Nada Kronologis Teori dan Konsep CSR Teori dan Konsep CSR dari sudut pandang Ontologi Epistemologi Aksiologi Salah satu rumusan CSR “ CSR means that a corporation should be held accountable for any of its action that affect people, their communities, and their environment.” (Lawrence, Weber and post, 2005). Prinsip Derma dan Prinsip Perwalian sebagai Faktor Pendorong Lahirnya Konsep CSR Tahap Awal (periode 19501960) Konsep CSR => tahun 1970, dikemukakan oleh Bowen tahun 1953 dalam karyanya Sosial Responsibilities of the Businessman. Howard R. Bowen Responsibility” “The Father’s of Corporate Social Merumuskan konsep tanggung jawab sosial sebagai : “Kewajiban pelaku bisnis untuk menjalankan kebijakan mereka, untuk mengambil keputusan tersebut, atau mengikuti garis tindakan yang diinginkan berdasarkan tujuan dan nilai masyarakat kita.” Perbandingan Prinsip Dasar Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Prinsip Derma Prinsip Perwalian Definisi Bisnis harus memberikan bantuan sukarela kepada orang atau kelompok masyarakat Bisnis yang bertindak sebagai wali publik harus mempertimbangkan kepentingan semua orang yang dipengaruhi oleh keputusan dan kebijakan bisnis Jenis Aktifitas Filantropi perusahaan Tindakan sukarela untuk mempromosikan kebaikan sosial Mengakui interdependensi bisnis dan masyarakat Menyeimbangkan kepentingan dan kebutuhan berbagai kelompok masyarakat Contoh Yayasan filantropi perusahaan Inisiatif pribadi untuk memecahkan masalah sosial Kemitraan sosial dengan kelompok yang membutuhkan Tercerahkan kepentingan diri Memenuhi persyaratan hukum Pendekatan stekeholder terhadap perencanaan strategi perusahaan Tahap Perkembangan Social Responsibilities (Robbins dan Coulter) Social Responsibilities Lesser Stage 1 Pemilik dan manajemen Greater Stage 2 Para karyawan Stage 3 Komponen dilingkungan tertentu Stage 4 Masyarakat yang lebih luas DAMPAK EKONOMI, SOSIAL, & LINGKUNGAN DARI PROSES BISNIS PERUSAHAAN Saat ini berbagai perusahaan, mayoritas multinasional baik yang bergerak di sektor ekstraktif, sektor genetik, sektor manufaktur, dan sektor jasa dalam arti luas telah mengumumkan laporan tata kelola perusahaan beserta dampak yang ditimbulkannya terhadap ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam sebuah sustainability report. Dampak Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan yang Ditimbulkan operasi perusahaan menurut Global Reporting Initiative (2001: 25-36) Dampak Ekonomi: yang ditimbulkan oleh operasi perusahaan akan memengaruhi para pemangku kepentingan dan sistem ekonomi baik lokal, nasional, maupun pada lingkup global. Global Reporting Initiative (GRI) mengelompokkan adanya dua jenis dampak ekonomi yaitu dampak ekonomi langsung & tidak langsung. GRI menyebutkan 3 aspek yang harus dikaji untuk mengukur dampak ekonomi dari operasi perusahaan 1. Kinerja Ekonomi 2. Interaksi Pasar 3. Pengaruh Ekonomi Tidak Langsung Dampak Sosial GRI membagi dampak sosial kedalam 4 kategori; 1. Hak Asasi Manusia (HAM) 2. Tenaga Kerja 3. Masyarakat 4. Tanggung Jawab atas Produk (Product Responsibilities) Dampak Lingkungan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Aspek Bahan Baku Aspek Energi Aspek Air Aspek Keanekaragaman Hayati Aspek Emisi, Effluents, dan Limbah Aspek Produk Aspek Kepatuhan terhadap Ketentuan Hukum yang Berlaku di Bidang Lingkungan Hidup Aspek Transportasi Aspek Lingkungan Menyeluruh Strategi Kepemimpinan Korporat dalam CSR Persepsi Parsial dalam Memahami CSR Community Development sama dengan CSR CSR hanya Menonjolkan Aspek Sosial Semata Organisasi CSR Cuma Tempelan CSR dianggap hanya untuk Perusahaan Besar Saja CSR dipisahkan dari Bisnis Inti Perusahaan CSR bukan untuk Rantai Pemasok CSR dianggap tidak Berkaitan dengan Pelanggan CSR Hanya Bersifat Kosmetik bagi Citra Perusahaan Promosi kegiatan sosial Pemasaran terkait kegiatan Sosial Kegiatan Filantropi Perusahan Program CSR Pekerjaan sosial kemasyarak atan secara sukarela Pemasaran Kemasyara katan korporat Wujud Konkret dari Skema Besar Konsep Promosi Kegiatan Social (Cause Promotions) Dalam aktivitas CSR, ini perusahaan menyediakan dana atau sumber daya lainya yang dimiliki perusahaan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap suatu kegiatan sicial atau untuk mendukung pengumpulan dana,partisipasi dari masyarakat atau perekkrutan tenaga sukarela untuk suatu kegiatan tertentu Pemasaran terkait kegiatan Sosial (Cause Related Marketing) Dalam aktivitas CSR ini, perusahaan memiliki komitmen untuk menyumbangkan presentase tertentu dari penghasilannya untuk suatu kegiatan sosial berdasarkan besarnya penjualan produk. Pemasaran Kemasyarakatan korporat (Corporate Societal marketing) Dalam aktivitas CSR ini, perusahaan mengembangkan dan melaksanakan kampanye untuk mengubah perilaku masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesehatan dan keselamatan publik, menjaga kelestrian lingkungan hidup serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat Reward bagi Korporat yang Melaksanakan CSR Reward Non Finansial Bagi Perusahaan Reward non finansial bertedensi adanya pergerakan CSR dari suatu perusahaan yang menghasilkan, tidak berbentuk uang tapi berbentuk peningkatan kapasitas dan kapabiliti perusahaan tersebut secara kualitatif Ada 5 elemen yang membantu proses “memperkuat reputasi perusahaan” yaitu : 1 2 3 4 5 • Kepercayaan • Kredibilitas • Responsibiliti • Akuntabilitas • Mengelola risiko bisnis secara lebih tanggap dan terpirinci Fenomena ISO 26000 dan Undang-Undang Perseroan Terbatas Pasal 74 CSR Kontroversi undang-undang perseroan terbatas pasal 74 Indonesia adalah negara pertama di dunia yang meregulasi aktivitas CSR dalam bentuk undang-undang perseroan terbatas atau singkatnya disebut UU PT. Pasal 74 dari UU PT yang berbunyi : 1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksankan tanggung jawab sosial dan lingkungan 2. Tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaanyadilakukan dengan memperhatikan kepatuhan dan kewajaran 3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimna dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturann perundang – undangan 4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan diatur dengan peraturan pemerintah Menggagas Pola Kemitraan antara Peusahaan, Pemerintah, dan Lembaga Pendidikan bagi Pengembangan dan Keberlanjutan Bisnis Pemdolan dan elaborasi menggagas pola kemitraan antara perusahaan, pemerintah, lembaga pendidikan dan lembaga swadaya masyarakat ( LSM ) bagi pengembangan dan keberlanjutan bisnis Badan independen yang bersifat taskforce 1. Badan perencanaan CSR 2. Badan pelaksanaan CSR 3. Badan pengendalian CSR Microsoft memiliki bentuk global citizenship initiative Meningkatkan keamanan dan keselematan penggunaan internet Melaksanakan praktik bisnis yang bertanggung jawab (Responsible Business Practice) Memajukan knowledge economy