Uploaded by fadlyrobanny

makalah gamedev

advertisement
MAKALAH GAMEDEV
Fadly Robbany
XI MM 1
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Animasi, atau lebih akrab disebut dengan film animasi, adalah film yang
merupakanhasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang
bergerak. Pada awal penemuannya, film animasi dibuat dari berlembar-lembar
kertas gambar yang kemudian di-”putar” sehingga muncul efek gambar bergerak.
Dengan bantuan komputer dan grafikakomputer, pembuatan film animasi
menjadi sangat mudah dan cepat. Bahkan akhir-akhirini lebih banyak
bermunculan film animasi 3 dimensi daripada film animasi 2 dimensi.Wayang kulit
merupakan salah satu bentuk animasi tertua di dunia. Bahkan ketika teknologi
elektronik dan komputer belum diketemukan, pertunjukan wayang kulit
telahmemenuhi semua elemen animasi seperti layar, gambar bergerak, dialog dan
ilustrasi musik.
Pada awalnya, animasi kartun dibuat tanpa menggunakan suara, hanya
mengandalkan gerakan objeknya saja. Namun teknologi semakin lama semakin
berkembang. Akhirnya di akhir era 60an film kartun dapat diisi dengan suara.
II. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca
tentang macam-macam animasi dan tahap-tahap untuk pembuatan animasi.
ISI
Animasi merupakan suatu seni untuk membuat dan mengerakkan sebuah
obyek, baik berbentuk 2 dimensi maupun 3 dimensi dan dibuat menggunakan
berbagai cara, misalnya menggunakan kertas, komputer dan lain sebagainya.
Animasi saat ini telah menjadi industri besar yang memberikan dampak ekonomi
dan sosial yang begitu besar bahkan cukup signifikasi terhadap pendapat sebuah
negara.
Ada dua proses pembuatan film animasi, diantaranya adalah secara
konvensional dan digital. Proses secara konvensional sangat membutuhkan dana
yang cukup mahal,sedangkan proses pembuatan digital cukup ringan. Sedangkan
untuk hal perbaikan, proses digital lebih cepat dibandingkan dengan proses
konvensional. Tom Cardon seorang animator yang pernah menangani animasi
Hercules mengakui komputer cukup berperan.”Perbaikan secara konvensional
untuk 1 kali revisi memakan waktu 2 hari sedangkan secara digital hanya
memakan waktu berkisar antara 30-45 menit. Dalam pengisian suara sebuah film
dapat dilakukan sebelum atau sesudah filmnya selesai. Kebanyakan dubbing
dilakukan saat film masih dalam proses, tetapi terkadang seperti dalam animasi
Jepang, sulih suara justru dilakukan setelah filmnya selesai dibuat 2 Dimensi
Celluloid (konvensional)Teknik Celluloid (terkadang disebut menjadi cell) ini
merupakan teknik mendasar dalam pembuatan film animasi klasik. Setelah
gambar mejadi sebuah rangkaian gerakan maka gambar tersebut akan ditransfer
keatas lembaran transparan (plastik) yang tembus pandang/ sel (cell) dan
diwarnai oleh Ink and Paint Departement. Setelah selesai film tersebut akan
direkam dengan kamera khusus, yaitu multiplane camera didalam ruangan yang
serba hitam.Objek utama yang mengeksploitir gerak dibuat terpisah dengan latar
belakang dan depan yang statis. Dengan demikian, latar belakang (background)
dan latar depan (foreground) dibuat hanya sekali saja. Cara ini dapat menyiasati
pembuatan gambar yang terlalu banyak.
■ Sebelum Produksi (Pre Production)
■ Produksi (Production)
■ Setelah Produksi (Post Production)
Pre Production
1. Ide dan konsep
– proses ini adalah proses pencarian ide dan konsep serta gagasan untuk animasi
yang akan dibuat.
– ide, bisa datang dari berbagai hal, seperti kisah nyata,dongeng, legenda,kisah
klasik,fantasi,fiksi dan lain-lain.
– ide harus memiliki keistimewaan , keunggulan dan keunikan yang khas sehingga
menarik untuk diangkat.
– yang terpenting adalah selalu kreatif dalam mencari dan mengolah serta
mengembangkan ide tersebut.
2. Skenario/script
– proses ini adalah proses pembuatan naskah atau alur cerita animasi.
– skenario yang menarik akan menentukan keberhasilan dari film animasi yang
dibuat skenario biasanya berbentuk teks tulisan/ketikan.
3. Sketsa Model Objek atau Karakter
– Proses ini adalah proses pembuatan sketsa dasar dari model yang akan dibuat.
sjketsa tersebut akan menjadi dasar panduan bagi modeler untuk membuat
model.
– Akan lebih baik bila sketsa desain terdiri dari komponen gambar yang lengkap
seperti, gambar tampak depan, samping kanan-kiri, belakang dan perspektif.
sehingga akan memudahkan modeler untuk membuat animasi 3D-nya.
– Khusus intuk karakter , sketsa dibuat dengan ,menampilkan berbagai
ekspresiwajah, seperti ekspresi gembira,riang, tertawa, sedih, murung,bingung
dan sebagainya.
4. Storyboard
– storyboard adalah bentuk visual /gambar dari skenario yang telah dibuat,
berupa kotakkotak gambar (seperti komik) yang menggambarkan jalan cerita dan
adegan-adegan yang hendak dibuat dalam film.
– Storyboard berfungsi sebagai panduan utama dari proses produksi animasi.
Segala macam informasi yang dibutuhkan harus dibuat dan tercantum dalam
storyboard, seperti angle kamera, tata letak/layout/staging, durasi, timing,
dialog,ekspresi dan informasi lainnya.
– Dengan adanya storyboard, maka proses pembuatan animasi akan menjadilebih
mudah, jelas, fokus, dan terarah.
5. Take voice & Music Background
– proses ini adalah proses pengambilan dan perekaman suara untuk mengisi suara
karakter animasi.
– dalam proses ini juga dibuat ilustrasi musik sebagai background untuk film
animasi.
Production
1. Modelling
– proses ini adalah proses pembuatan model objek dalam bentuk 3D dikomputer.
– Model bisa berupa karakter (mahkluk hidup), seperti manusia, hewan, atau
tumbuh-tumbuhan; atau berupa benda mati seperti rumah, mobil, peralatan, dan
lain - lain.
– Model harus dibuat dengan mendetail dan sesuai dengan ukuran dan skala pada
sketsa desain/model yang telah ditentukan sebelumnya sehingga objek model
akan tampak ideal dan proporsional untuk dilihat.
2. Texturing
– proses ini adalah proses pembuatan dan pemberian warna dan material
(texture) pada objek yang dimodelkan sebelumnya sehingga akan tampak kesan
yang nyata.
– Pemberian material atautexture pada objek 3D akan mendefinisikan rupa dan
jenis bahan dari objek 3D.
– Material atautexture dapat berupa foto atau gambar yang dibuat dengan
aplikasi software 3D, seperti 3DsMax,Maya, dan lain - lain atau dengan bantuan
software digital imaging, seperti Photoshop,PhotoPaint, atau Gimp.
3. Lighting
– Lighting adalah proses pembuatan dan pemberian cahaya pada model sehingga
diperolehlah kesan visual yang realistis, karena terdapat kesan , kedalaman, ruang
dan pembayangan objek. Tanpa adanya Lighting, maka objek 3D menjadi tidak
menarik dan juga tidak realistis
– Kita dapat memberikan fitur global illumunation, yang mampu memberikan
hasil pencahayaan yang realistis dan natural, seperti dalm kondisi nyata.Fitur ini
sangat ideal untuk digunakan, namun membutuhkan kalkulasi waktu render yang
cukuplama 4. Environment Effect
– Proses ini adalah proses pembuatan panorama lingkungan pada objek model
yang akan semakin menambah kesan realistis.
– Environment mencakup background pemandangan atau langit, lingkungan di
sekitar model, seperti jalan, taman, kolam dan lain- lain. Juga mencakup
pembuatan efek - efek 3D yang diperlukan, seperti efek api, air, asap, kabut, dan
efek - efek lain
– .Proses untuk penambahan efek - efek pendukung lain dapat dilakukan dalam
tahap compositing pada post production.
4. Animation
– Animation adalah proses pembuatan animasi untuk model.
– Animasi dapat berupa gerakan, baik itu gerakan objek atau model atau gerakan
kamera untuk menciptakan animasi walkthrough,animasi flythrough dan lain lain.
– Kita dapat menentukan arah dimulainya suatu gerakan animasi, disesuaikan
dengan storyboard yang telah dibuat pada tahap pre- production.
5. Rendering
– Proses ini adalah proses pengkalkulasian pada model 3D yangtelah diberi
texture , lighting,environment effect, dan animation. Dengan demikian, hasil
animasi yang didapatkan tampak sangat nyata dan menarik.
Post Production
1. Editing Animation and Voice proses pengeditan pada hasil animasi yang telah
dibuat dan juga pengeditan pada suara. Dalam proses ini, klip animasi dan suara
yang tidak diperlukan akan dibuang.
2. Compositing and Visual Effect proses compositing pada elemen - elemen animasi
serta pembuatan visual effect yang dibutuhkan , misalnya pembuatan judul, atau
penambahan efek - efek visual yang memperindah tampilan animasi, seperti
pemberian efek cahaya, sinar, ledakan dan lain - lain.
3. Adding Sound and Audio/folley proses pemberian audio sebagai pendukung visual
animasi. proses ini biasanya dilakukan di dalam sebuah ruangan dengan berbagai
peralatan yang menghasilkan bunyi - bunyian sesuai dengan adegan yang
dibutuhkan dalam animasi.
4. Preview & Final tahap penyatuan keseluruhan animasi,audio, dan compositing
yang telah dibuat.
5. Burn to Tape proses pemindahan hasil animasi ke media pita untuk diputar di
bioskop atau stasiun TV. Media penyimpanan lainyang juga banyak digunakan
saat ini adalah media penyimpanan digital, yaitu CD atau DVD.
3 Dimensi
Film animasi secara digital sekarang mulai banyak dilirik oleh berbagai
kalangan karena sebagai salah satu solusi untuk menekan biaya produksi.
Animasi
di
Indonesia
Perkembangan animasi sebenarnya telah meluas di Indonesia, bahkan ada
beberapa studio yang telah membuat animasi lisensi luar dikerjakan oleh tenaga
ahli lokal atau dengan kalimat lain, Indonesia sudah lama terkenal hanya sebagai
tempat produksi industri film animasi Jepang dan Amerika Serikat. Data Ainaki
(Asosiasi Industri Animasi dan Konten Indonesia) mencatat nama-nama studio
animasi Indonesia, diantaranya adalah: Frozzty Entertainment, Tunas Pakar
Integraha, Castle Production, Mirage, Pustaka Lebah,Jogjakartun, Mrico, Animad
Studio, Jelly Fish, Bulakartun, Griya Studio, Bening Studio,Studio Kasatmata,
Asiana Wang Animation, Bintang Jenaka Cartoon Film, Red Rocket,Infinity
Frameworks dan lain-lain.
Proses Pembuatan Animasi
Stop Motion 3 Dimensi Shaun The Sheep. Dalam dunia animasi dikenal banyak
teknik untuk membuatnya. Salah satunya adalah Teknik Animasi Stop Motion
menggunakan Clay (Semacam Lempung) atau tanah liat. Teknik ini sebenarnya
merupakan teknik animasi klasik atau primitif namun apabila dikerjakan secara
profesional dengan ide-ide cerita menarik dan penyajian bagus ternyata dapat
menghasilkan karya animasi yang luar biasa.Salah satu contoh karya animasi stop
motion menggunakan bahan clay yang spektakuler adalah Shaun The Sheep.
Banyak yang m enyukai animasi ini mulai dari anak-anak sampai orang dewasa.
Ide cerita yang menarik serta karakter-karakter tokoh yang lucu sepertinya selalu
membuat pemirsa merasa terhibur dan tertawa. Di sini saya tidak akan
membahas tentang ide cerita dari Film Animasi 3 Dimensi Shaun The Sheep tetapi
saya akan mencoba mengajak Anda untuk sedikit mengetahui bagaimana sulit
dan rumitnya proses pembuatan animasi Stop Motion 3D Shaun The Sheep
tersebut. Berikut photo-photo tahap pembuatan animasi shaun the sheep :
1. Pembuatan Storyboard dan Story Line
Setelah ide cerita ditentukan dan naskah dibuat oleh scriptwriter maka
selanjutnya adalah tugas Storyboard Maker untuk membuat Storyboard dan Story
Line. Semua storyboard dan story line digambar dan dibuat secara manual
menggunakan tangan. Pada tahap ini dibuat keyframe untuk setiap scene dan
ditentukan durasi setiap gerakan karakter untuk menentukan berapa jumlah
frame yang harus dibuat nantinya Pembuatan keyframe. Untuk In Between juga
sudah termasuk di dalamnya.
2. Persiapan Media dan Space
Rumput tiruan dilekatkan pada plat baja dan semua property termasuk rumahrumahan, pohon-pohonan, meja, rerimbunan tanaman, dll dipasang magnet pada
bagian dasarnya sehingga bisa melekat kuat pada rumput supaya posisi tetap
terjaga. Latar belakang berupa layar dengan gambar sesuai dengan situasi scene
dan didukung tata cahaya sedemikian rupa. Perlengkapan perbengkelan
sepertinya sudah menjadi keharusan pada tahap ini
3. Pembuatan Property dan Kostum
Semuanya dibuat manual menggunakan tangan oleh seorang Property Maker
untuk menghasilkan bentuk yang seperti seharusnya. Inilah komentar dari
Property Maker Helen Javes : “Semuanya dibuat manual, sehingga sangat rumit.
“Bahkan kaki meja dibuatmanual untuk mendapatkan bentuk yang tepat.”
Pekerjaan
Property maker bukan tanpa resiko. Jari teriris pisau tajam, dan terbakar akibat
panas dari lem adalah resikopekerjaan sehari-hari.
4. Pembuatan Model dan Tokoh
Kalau model cikal-bakal animasi stop motion (primitif) dibuat menggunakan
lempung(tanah liat), maka disini Model dibuat menggunakan bahan semacam
plasticine atau silikon yang beberapa didalamnya telah dipasang kawat.
Sebenarnya untuk bahan bisa digunakanapa saja yang penting mudah dibentuk
dan tidak mudah patah saat dilakukan perubahan-perubahan gerakan (stop
motion ). Setiap bagian anggota tubuh dapat dilepas dan dipasangdan setiap
tokoh bisa memiliki beberapa buah untuk bagian tubuh yang sama (mata,kepala,
kaki, telinga, rambut, bibir/mulut, dll) untuk memudahkan perubahan ekspresi
karakter.
5. Pengaturan Ekspresi
Kalau model cikal-bakal animasi stop motion (primitif) dibuat menggunakan
lempung(tanah liat), maka disini Model dibuat menggunakan bahan semacam
plasticine atau silikon yang beberapa didalamnya telah dipasang kawat.
Sebenarnya untuk bahan bisa digunakan apa saja yang penting mudah dibentuk
dan tidak mudah patah saat dilakukan perubahan-perubahan gerakan (stop
motion). Setiap bagian anggota tubuh dapat dilepas dan dipasang dan setiap
tokoh bisa memiliki beberapa buah untuk bagian tubuh yang sama (mata,kepala,
kaki, telinga, rambut, bibir/mulut, dll) untuk memudahkan perubahan ekspresi
karakter.
6. Suku Cadang dan Penyimpanan
Kalau dilihat sekilas seperti kotak penyimpanan mainan anak-anak.
7. Pengaturan Posisi Karakter/Obyek (Stop Motion)
Animasi Stop Motion dibuat dengan menggerakkan karakter/obyek sedikit
demi sedikitdan dilakukan pengambilan gambar pada setiap perubahan
karakter/obyek tersebut.Sepertinya pada tahap ini harus sangat teliti dan sabar
karena berpengaruh langsung pada hasil produksi animasi. Untuk mendapatkan
hasil gerakan yang halus, pada proses pembuatan Animasi Stop Motion 3D Shaun
The Sheep setiap perubahan gerak karakter/obyek digunakan 25 kali perubahan
gerakan/posisi setiap detik atau 25 fps(frame per second). Hal itu sesuai dengan
standar mata manusia yang akan menangkap kontinyu gerakan obyek yang
bergerak pada kecepatan frame tersebut.
KESIMPULAN
Dalam pembuatan makalah ini dapat disimpulkan bahwa pada proses
pembuatan tahapan-tahapan animasi diperlukan pengetahuan khusus tentang
aplikasi yang akan dijadikan media pembuatan animasi . Selain itu dalam tahapantahapan membuat animasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu objek
animasi itu sendiri, pembuatan story board dan story line, pembuatan model dan
tokoh, dan yang paling terpenting adalah pengaturan ekspresi tokoh. Ekspresi
tokoh dianggap penting karena dengan ekspresi dapat membuat karakter terlihat
lebih nyata.
Download