Uploaded by User25280

Evaluasi Belajar bahasa Indonesia kelas rendah

advertisement
Nama
: Annisha Serastika
NIM
: 1192411035
Kelas
: PGSD Reg-D 2019
EVALUASI BELAJAR BAHASA INDONESIA KELAS RENDAH
A. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi hasil belajar merupakan salah satu kegiatan yang tidak terpisahkan dalam mata
rantai proses kegiatan belajar mengajar di sekolah. Guru, sebagai pengelola progam belajar
mengajar sangat berkepentingan dengan hal ini. Karena melalui kegiatan evaluasi atau penilaian,
guru tidak hanya sekedar dapat mengetahui seberapa jauh hasil yangdiperoleh siswa melalui
kegiatan belajar mengajar, melainkan juga dapat dijadika dasar untuk proses perbaikan mutu
pengajaran dan pendidikan yang dikelolanya.Mengingat pentingnya masalah evaluasi ini, maka
setiap guru atau calon guru perlu mengenal, memahami, dan menerapkan prinsip-prinsip yang
mendasari evaluasi hasil belajar.
Menurut Poerwanti, dkk (2008: 5) evaluasi adalah proses pemberian makna atau
penetapan kualitas hasil pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil pengukura
tersebut dengan kriteria tertentu. Kriteria sebagai pembanding dari proses dan hasil pembelajaran
tersebut dapat ditentukan sebelum proses pengukuran atau dapat pula ditetapkan sesudah
pelaksanaan pengukuran. Kriteria ini dapat berupa proses/kemampuan minimal yang
dipersyaratkan, atau batas keberhasilan, dapat pula berupa kemampuan rata-rata unjuk kerja
kelompok dan berbagai patokan lain.
Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses dalam mendapatkan informasi secara
menyeluruh serta berkesinambungan mengenai proses serta hasil dari sebuah kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang, yang nantinya dapat dijadikan sebagai dasar dalam penentuan lebih
lanjut. Evaluasi kerap disalah artikan oleh seorang tenaga pengajar alias guru yang menyebutnya
dengan kata ujian, padahal jika ditelisik lebih dalam ujian hanyalah satu bentuk dari evaluasi.
Ujian bisa dilakukan dengan tidak baik, atau bahkan asal-asalan.
Dalam dunia pendidikan dan pengajaran, istilah evaluasi biasanya berkawan akrab
dengan istilah “pengukuran” dan “penilaian” serta “skor” dan “nilai”.Pelaksanaan evaluasi
pendidikan dalam praktiknya dalam dua tahap, yakni tahap pengumpulan data/informasi dan
tahap pengolahan data/informasi. Tahap pertama, yakni pengumpulan data merupakan tahap
pengukuran (measurement). Pada tahap ini, guru sedang berusaha mengumpulkan data. Data
yang dimaksud merupakan data kasar yang berupa skor-skor mentah (raw score). Data score
mentah yang diperoleh dari hasil pengukuran itu belum dapat dimaknai sebelum diolah menjadi
skor jadi atau skor terjabar (derived score).
B. Evaluasi Pengajaran Bahasa di Sekolah Dasar
Menurut Hill dan Ruptic (1994) serta Routman (1994) dalam Suwandi (2007: 47) dalam
konteks pembelajaran bahasa, penilaian holistik berpandangan bahwa unsur-unsur Bahasa
(ejaan, dan frugtuasi, struktur bahasa, dan kosakata) serta keempat keterampilan Bahasa
menyimak, berbicara, membaca dan menulis) merupakan kemampuan berbahasa yang
terpadu atau saling berkaitan erat. Itu semua diperoleh anak secara bertahap dan terus
menerus. Sementara itu, pencapaian hasil belajar bahasa siswa sendiri tidak lepas dari latar
belakang keluarga atau masyarakat, tingkat kecerdasan, minat, potensi, sikap, dan usaha
siswa sendiri.
Evaluasi pendidikan dilaksankan dalam dua tahap yakni (1) tahap pengumpulan dan
pengolahan data, (2) tahap penilaian. Di SD dikenal tiga macam jenis/bentuk pelaksanaan
evaluasi, yakni ulangan harian (tes formatif), pemberian tugas, dan ulangan umum (tes
sumatif).Teknik evaluasi dapat dilakukan dengan teknik tes dan non tes. Komponen tes
pengajaran meliputi aspek kebahasaan, aspek keterampilan berbahasa, dan aspek aspek
kesastraan.
Salah satu bentuk tindak lanjut dari proses evaluasi adalah merancang dan melaksanakan
program dan pengayaan dan remidiasi bagi siswa yang memerlukannya. Prosedur anabus
dimaksud untuk mengetahui: (a) tingkat kesukaran butir soal, (b) daya pembeda, (c)
keefektifan alternatif jawaban. Rancangan program pengayaan dan remidiasi pengajaran
bahasa disesuaikan dengan kebutuhan siswa dikaitkan dengan sasaran pengajaran bahasa
Indonesia di SD. Oleh karena itu, rancangan program pengayaan dan remidiasi meliputi
aspek kebahasaan dan kesastraan dan keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis).
jadi Dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini pembelajaran dilakukan secara daring,
proses penilaian yang sebaik nya digunakan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia anak
SD khusus nya kelas rendah adalah penilaian dilakukan dengan alat ukur tes, seperti ujian
yang dilakukan oleh guru, karena untuk melakukan penilaian non tes, pada saat pandemi
ini dimana pembelajaran secara online, guru kesulitan dalam melakukan penilaian mnon
tes, seperti pengamatan, dan wawancara yang biasanya dilakuakan secara langsung,
bagaimana guru melakukan pengukuran mennggunakan alat tes dalam pembelajaran
sastra dan bahasa untuk sd kelas rendah, jadi guru dapat melakukan penilaian dengan alat
tes seperti, untuk tes membaca, dapat dilakukan dengan 1. membaca nyaring dimana guru
menyajikan wacana tulis sederhana dan siswa membacakannya dengan bersuara. Dengan
tes seperti ini, guru dapat menilai kemampuan siswa dalammengidentifikasi unsur - unsur
bahasa, dan melafalkan bacaan. Kemudian untuk tes menulis, guru dapa melakukannya
dengan menugaskan siswa untuk menyalin kalimat atau wacana pendek, menyusun kata kata atau kalimat acak menjadi kalimat atau wacana yang baik, membuat gambar dan
ceritanya. Untuk melakukan tes berbicara bisa dilakukan guru dengan melakukan tes Ucap
– ulang, dimana siswa diminta mengulang apa yang diucapkan gurunya. Tes seperti ini
biasanya digunakan untuk menilai kemampuan mengucapkan bunyi bahasa dan intonasi,
kemudian tes Percakapan Guru meminta anak berpasangan untuk mempercakapan sesuatu
hal. Tes ini jugadapat dilakukan sekaligus dalam bentuk bermain peran.
C. Contoh Evaluasi Pembelajaran
Berikut ini contoh dari evaluasi pembelajaran di bawah ini:
TES atau UJI
Secara umum, uji atau tes terdiri dari 3:
Tes non-verbal
Ujian lisan
Teks tertulis
Dilihat oleh jumlah orang:
Individual
Tes kelompok
Dalam hal produksi:
Tes buatan: tes yang dilakukan oleh guru.
Tes standar: tes standar.
Terlihat dari formulir:
Deskripsi Tes
Ada dua jenis tes deskripsi:
Deskripsi terbatas: deskripsi yang membutuhkan jawaban singkat.
Contoh: menyebutkan elemen intrinsik sebuah novel
Deskripsi gratis: deskripsi yang membutuhkan jawaban gratis.
Contoh: bagaimana menurut Anda perkembangan novel di Indonesia?
Kekuatan dari deskripsi tes:
Membuatnya mudah.
Ini dapat menilai kemampuan siswa untuk berpikir dan memberikan ide.
Kemampuan menebak itu kecil.
Deskripsi uji kelemahan:
Butuh waktu lama untuk memperbaikinya.
Subjektivitas tinggi.
Korektor hanya orang yang menguasai materi.
Tes objektif
Tes objektif memiliki banyak jenis, yaitu:
B-S
Ini dalam bentuk pernyataan dan orang lain diminta untuk memilih apakah pernyataan itu benar
atau salah.
Contoh: Ronggeng Dukuh Paruk adalah salah satu kisah Ahmad Tohari.
Jawab: S
Pilihan ganda
Yaitu, tes yang menggabungkan beberapa pilihan dalam sebuah pertanyaan dan siswa diminta
untuk memilih jawaban yang paling benar. Tes ini memiliki empat jenis, yaitu:
Para pengacau
Yaitu masalah-masalah yang menghadirkan pilihan-pilihan yang berbeda dan hanya ada satu
jawaban yang benar, dan yang lainnya tipuan.
Contoh:
Bunga dapat diklasifikasikan sebagai kata-kata …
a. karakter
b. obyek
c. jumlah
d. opera
Jawab: B
Variasi negatif
Yaitu pertanyaan yang memiliki beberapa kemungkinan jawaban benar dan jawaban salah dan
siswa diminta untuk memilih jawaban yang salah.
Contoh:
Di bawah ini adalah frasa standar, kecuali …
a. Saya membeli obat di apotek
b. Dia tidak mengerti apa yang saya katakan
c. Andi berlatih di dekat rumah saya
d. Dia tidak pernah mendengar saran saya
Jawab: A
Beberapa varian
Yaitu pertanyaan yang memiliki jawaban yang benar tetapi hanya satu yang sempurna.
Contoh:
Di bawah elemen intrinsik novel ini adalah …
a. tekstur, tekstur, latar belakang
b. plot, karakterisasi, tekstur
c. plot, pengaturan, karakterisasi
d. pengaturan, latar belakang, tekstur
Jawab: C
Analisis hubungan antar benda
Yaitu pertanyaan yang terdiri dari dua gagasan dalam satu kalimat.
Contoh:
Pilih:
a, jika pernyataan itu benar, alasannya benar dan keduanya terkait
b, jika pernyataan itu benar, alasannya salah dan keduanya terkait
c, jika pernyataan itu benar dan alasannya salah
d, jika pernyataan itu salah dan alasannya benar
dan, jika pernyataan itu salah dan alasannya salah
Masalah: SIM disebut akronim karena merupakan singkatan dalam bentuk kombinasi huruf,
yang diperlakukan sebagai kata.
Jawaban: A
Entri pendek
Yaitu, pertanyaan yang merupakan pernyataan tidak lengkap, sehingga siswa harus
menyelesaikannya.
Contoh:
Ide utama yang terkandung di akhir paragraf disebut paragraf …
Jawab: induktif
Cocokkan
Yaitu, pertanyaan dalam bentuk garis pertanyaan dan garis respons, dan siswa diminta untuk
mencocokkan kedua jalur.
Contoh:
1. Pantun a. singkatan
2. ASI b. Elemen intrinsik
3. Skimming c. Puisi lama
4. – d. Esai persuasi
5. Konteks e. partikel
6. Iklan f. afiks
g. peluncuran
h. akronim
Jawaban:
1–c
2–h
3–g
4–e
5–b
6–d
Tes rumpang
Artinya tes dalam bentuk paragraf dan setiap kalimat ada kata-kata yang telah dihilangkan dan
siswa diminta untuk mengisi kata-kata yang hilang.
Contoh:
Pertanian sangat penting dalam kehidupan. Kita bisa bertahan hidup (1) … petani yang
menghasilkan (2) … makanan. Penelitian pertanian (3) … dianjurkan. Namun, anehnya banyak
orang (4) … telah meninggalkan ladang pertanian ini. Kekuasaan (5) … dalam pertanian mulai
(6) … Oleh karena itu, bidang (7) … harus dikelola (8) ….
Jawaban:
1. berkah
2. bahan
3. juga
4. mulai
5. bekerja
6. berkurang
7. pertanian
8. serius.
Keuntungan dari tes objektif:
Koreksi yang mudah
Skor mudah
Jawaban absolut
Itu bisa diperbaiki oleh orang lain
Unsur subjektivitas kecil
Kelemahan tes objektif:
Butuh waktu lama untuk direalisasikan
kesempatan menebak sangat besar
Nontes (Tidak ada)
Dalam alat evaluasi tanpa tes, ada juga berbagai jenis kegiatan, misalnya:
Catatan: siswa diminta untuk melakukan pengamatan dan mencatat
sebuah fakta yang sedang diselidiki.
Pengamatan dibagi menjadi tiga:
a) Partisipasi
b) Langsung
c) Tidak langsung
Interview: siswa diminta untuk melakukan pertanyaan dan jawaban kepada informan yang
mengetahui gejala yang sedang diselidiki
Kuisioner: siswa diminta untuk menulis tentang sikap dan pendapat mereka terkait pernyataan
yang disajikan.
Skala sikap: digunakan untuk menilai sikap siswa.
Daftar periksa: daftar topik dan aspek yang diamati. Jika aspek itu ada, beri tanda centang (V)
Download