Uploaded by User90270

ANALISIS KUALITATIF KATION Zn2 Ca2 Cu2 A

advertisement
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR
ANALISIS KUALITATIF
KATION Zn2+, Ca2+, Cu2+, Al3+, DAN Co2+
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Praktikum Kimia Analitik Dasar
Dosen Pengampu: Dra. Hj. Zackiyah, M.Si.
Tanggal Percobaan:
Awal : 20 September 2019
Akhir : 20 September 2019
Disusun oleh
Nur Shafa Oktaviani
NIM 1800553
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA
DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
BANDUNG
2019
ANALISIS KUALITATIF KATION Zn2+, Ca2+, Cu2+, Al3+, DAN Co2+
Tanggal Percobaan
Awal : Jumat, 20 September 2019
Akhir : Jumat, 20 September 2019
A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengidentifikasi dan kation-kation dalam suatu pereaksi tertentu, serta
mempelajari pengelompokkannya dalam golongan-golongan kation.
2. Menguasai pemisahan zat anorganik secara kualitatif.
B. PRINSIP DASAR PERCOBAAN
Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas
identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa yang terdapat
dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuanan alisis kualitatif
adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur Analisis kuantitatif
berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel.
(Underwood,1986: 144)
Analisa kualitatif merupakan suatu preoses dalam mendeteksi suatu unsur
kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui untuk mempelajari kimia dan
unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif
digunakan beberapa pereasi untuk mengetahui jenis anion/kation suatu
larutan.
(Wardiyah, 2016: 24)
Kation adalah ion yang bermuatan positif. Kation dikelompokkan dalam
lima golongan berdasarkan reaksi kation tersebut terhadap reagensia tertentu
dengan membentuk endapan atau tidak. Sehingga klasifikasi kation didasarkan
pada perbedaan kelarutan kation tersebut terhadap klorida, sulfida, dan
karbonat.
(Wardiyah, 2016: 24)
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling
umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, dan amonium karbonat.
Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensiareagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh kita katakan
bahwa klasifikasi kation yang paling umum, didasarkan atas perbedaan
kelarutan klorida, sulfida, dan karbonat dari kation tersebut.
(Vogel,1985: 203)
Prosedur umum untuk memisahkan ion-ion dengan menambahkan reagen
pengendap pada larutan tak diketahui:
1.
Kation golongan I. Jika HCl encer ditambahkan pada suatu larutan
yang belum diketahui, hanya ion Ag+, Hg2+, dan Pb2+ yang mengendap
sebagai klorida tak larut. Ion-ion lain yang kloridanya dapat larut, tetap berada
dalam larutan.
2.
Kation golongan II, setelah endapan klorida dipisahkan dengan
penyaringan, hidrogen sulfida direaksikan dengan larutan asam yang tak
diketahui. Pada keadaan ini, konsentrasi ion S2- dalam larutan dapat diabaikan.
Penambahan asam pada larutan akan menggeser kesetimbangan ini ke kiri
sehingga hanya logam sulfida yang paling kurang larut, yaitu nilai Kspnya
paling kecil, akan mengendap dari larutan. Endapan ini ialah Bi2S3, CdS, CuS,
Dan SnS2.
3. Kation golongan III. Pada tahap ini, natrium hidroksida ditambahkan
pada larutan untuk membuatnya basa. Dalam larutan basa, kesetimbangan
bergeser ke kanan. Jadi sulfida yang lebih larut (CoS, FeS, MnS, NiS, ZnS)
akan mengendap dari larutan. Ion Al3+ dan Cr3+ sebenarnya mengendap
sebagai hidroksida Al(OH)3 dan Cr(OH)3, bukan sebagai sulfida, sebab
hidroksidanya kurang larut.
4. Kation golongan IV, natrium karbonat ditambahkan ke larutan basa
untuk mengendapkan ion Ba2+, Ca2+ dan Sr2+ sebagai BaCO3, CaCO3, dan
SrCO3.
5. Kation olongan V. Pada tahap ini, kation yang mungkin tersisa dalam
larutan ialah Na+, K+, dan NH4+.
(Chang, 2005: 155-156)
Pengujian pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum,
kearah manakah perhatian harus diberikan dalam analisis kualitatif.
Pengamatan warna pada larutan senyawa-senyawa mampu menunjukkan jenis
warna khas baik dalam bentuk ppadatan maupun larutan. logam-logam
tembaga, nikel, mangan, kromium, kobalt dan besi menghasilkan garamgaram berwarna. Pengamatan warna ini akan membantu menentukan jenis ion
yang ada dalam sampel.
(Chadijah, 2012: 82)
C. ALAT-ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN
 Alat:
- Tabung reaksi
(12 buah)
- Botol semprot
(1 buah)
- Pipet tetes
(10 buah)
- Rak tabung reaksi (1 buah)
 Bahan:
- Larutan CaCl2 0,2M
(40 tetes)
- Larutan Cu(NO3)2 0,2M (40 tetes)
- Larutan Al(NO3)3 0,2M (40 tetes)
- Larutan Co(NO3)2 0,2M (40 tetes)
- Larutan Zn(NO3)2 0,2M (40 tetes)
- Larutan HNO3 3 M
(6 tetes)
- Larutan Na3PO4 0,3 M (35 tetes)
- Larutan NH3 3 M
(17 tetes)
- Larutan K4Fe(CN)6 0,2 M (35 tetes)
-
Larutan NaOH 6 M
Aquades
(98 tetes)
(secukupnya)
D. SET ALAT
E. SPESIFIKASI BAHAN
No.
Nama Bahan
Aquades
1.
Asam
(HNO3)
2.
nitrat
Sifat Fisika
Berwujud cair
Tak berwarna
Tak berbau
Titik didih: 100oC
Titik beku: 0 oC
Berat molekul : 18 g/mL
ρ : 0,998 g/mL
Bahaya
bahan ini tidak
diklasifikasikan sebagai
bahan berbahaya
Sifat fisika
berwujud cairan
tak berwarna
berbau pedih
titik lebur : -41 oC
titik didih : 122 oC
densitas : 1,41 g/cm3
berat molekul : 63,01
g/mol
Bahaya
 kontak dengan logam
akan menyebabkan
terbentuknya gas
Sifat Kimia
pelarut universal
bersifat stabil
bersifat polar
Penanggulangan
jika tumpah tidak ada
perlakuan khusus
tutup botol harus rapat
Sifat kimia
bersifat iritasi
dapat didistilasi dalam
kondisi tidak terurai
pada tekanan normal
dapat korosif terhadap
logam
pengoksidasi kuat
Penanggulangan
 jangan biarkan
masuk ke dalam
saluran pembuangan
nitrogen dan hidrogen
 termakan: luka bakar
pada mulut dan
kerongkongan
 iritasi kulit :
campuran
mengakibatkan luka
bakar yang parah
Sodium
(Na3PO4)
Fosfat
3.
Amonia (NH3)
4.
Sifat fisika
Bentuk kristal berwarna
putih
Larut dalam air,
larutannya tak berwarna
Tidak berbau
Berat molekul : 380,12
g/mol
Titik lebur/titik beku :
75ᵒC
Kepadatan uap : 4,9
(udara=1)
Bahaya
Terkena kulit
menyebabkan iritasi
Terhirup akan
menyebabkan tidak bisa
bernafas
Sifat fisika
Bentuk gas mampat, cair
Tidak berwarna
Bau menyengat
Titik beku : -34,9 ᵒC
Titik didih : -33,4 ᵒC
Densitas curah : 620
kg/m3
Bahaya
 Sentuhan dengan gas
cair dapat
menyebabkan cedera
(radang dingin) yang
dikarenakan
 tindakan higienis :
segera ganti pakaian
yang terkontaminasi,
gunakan krim
pelindung kulit.
 Wadah jangan
terbuat dari logam
atau logam ringan
hingga berat.
Sifat kimia
Tidak cocok dengan
asam kuat
Tidak larut dalam
metanol, n-oktanol
Produk stabil
Reaktif dengan asam,
alkali
Penanggulangan
Jika terhirup
pindahkan ke udara
segar, jika tidak
bernafas berikan
oksigen
Jika terkena kulit cuci
dengan sabun dan air
Sifat kimia
Kontak dengan asam
akan menyebabkan
evolusi panas
Stabil di bawah suhu
normal
Penanggula
 Jika inhalasi, pindah
ke udara yang segar
dan dalam posisi
istirahat yang
nyaman untuk
pendinginan
penguapan yang cepat
 Terkena mata dapat
membuat penglihatan
kabur
Kalium
ferosianida
(K4Fe(CN)6)
5.
Bahaya
Dapat menyebabkan
iritasi kulit, mata,
serta saluran
pernafasan.
Kontak kulit yang
lama atau berulang
dapat menyebabkan
dermatitis.
Natrium
Hidroksida
(NaOH)
6.
Sifat Fisika
Berwujud padat,
berwarna kuning
Tak berbau.
Titik lebur: 70ᵒC
Berat Molekul: 422,39
g/mol
Sifat Fisika
Berwujud padat,
berwarna putih, serta
tak berbau.
Titik didih 1388 ° C
Ttik leleh:
323 ° C
Massa jenis: 2130 kg
/ m³
Massa molekul: 40 g
/ mol
Bahaya
 Korosif
 Mudah terbakar
 Bereaksi hebat
bernafas
 Jika bersentuhan
dengan kulit segera
lepaskan baju yang
terkontaminasi,
 Jika terkena mata
bilas dengan air
selama 15 menit.
Sifat Kimia
Larut dalam air
Stabil di bawah suhu
dan tekanan normal.
Penanggulangan
Basuh mata/kulit
dengan banyak air
selama minimal 15
menit.
Segera pindah ke
udara yang segar.
Sifat Kimia
Dapat larut secara
eksotermis dalam
air.
Larut dalam etanol.
Larut dalam
metanol. Larut
dalam gliserol
Penanggulangan
 Jika terhirup
pindahkan ke udara
segar, jika tidak
Kalsium Klorida
(CaCl2)
7
Tembaga (II)
Nitrat Trihidrat
(Cu(NO3)2.3H2O)
8
dengan asam.
 Tidak stabil pada
saat terpapar
udara.
 Menyebabkan
iritasi
Sifat Fisika
Berwujud padat,
berwarna putih, serta
tak berbau.
Titik didih: 1600 deg
C
Titik beku / lebur:
782 deg C
Berat Jenis: 2.1500 g
/ cm3
Formula Molekul:
CaCl2
Berat Molekul:
110,99 g/mol
Bahaya
Iritasi saluran dengan
kemungkinan luka
bakar.
Dapat menyebabkan
gangguan jantung.
Sifat Fisika
Berwujud padat,
berwarna biru, dan
teak berbau.
Tititk didih: 170 ° C
Titik leleh: 114,5 ° C
Berat molekul: 241,6
g / mol

Bahaya
Mudah terbakar
bernafas berikan
oksigen.
 Jika terkena kulit
cuci dengan sabun
dan air
Sifat Kimia
Stabil
Higroskopis
(menyerap
kelembaban dari
udara).
Penanggulangan
Segera basuh mata
& kulit dengan
banyak air selama
minimal 15 menit,
Jika tertelan, angan
dimuntahkan. Jika
korban sadar,
berikan 2-4 gelas
air atau susu.
Bawa korban ke
udara segar.
Sifat Kimia
Mudah larut dalam
air dingin, air
panas.
Sangat sedikit larut
dalam amonia cair.
Praktis tidak larut
dalam Ethyl acetate
Stabil
Penanggulangan
 Jangan makan,


Alumunium Nitrat
Dihidrat
(Al(NO3)2.2H2O)
Sifat Fisika
Bewujud padat,
berwarna putih, serta
tak berbau.
Kelarutan air: 640 g /
l (pada 25 ° C)
Titik lebur:
73,5 ° C
Berat molekul:
375,13 g / mol

9


Kobalt Klorida
Heksahidrat
(CoCl2.6H2O)
10
Dapat
menyebabkan
iritasi.
Dapat
mengintensifkan
api; oksidator.
Bahaya
Dapat mudah
terbakar
Menyebabkan
iritasi kulit.
Menyebabkan
kerusakan mata
yang serius
Sifat Fisika
Berwujud padat,
berwarna ungu, tak
berbau.
Titik Didih: 1048,9
derajat C
Titik beku / lebur: 87
derajat C
minum atau
merokok saat
menggunakan
produk ini.
 Cuci dengan
tangan setelah
memegang.
 Jauhkan dari
panas.
Sifat Kimia
Stabil di bawah
kondisi
penyimpanan yang
disarankan.
Dapat
mengintensifkan
api;pengoksidasi.
Zat pereduksi kuat
Asam kuat
Penanggulangan
 Jauhkan dari
panas, percikan
api, nyala api
 Kenakan sarung
tangan
pelindung /
pakaian
pelindung
 Jika terkena
mata: Bilas
secara hati-hati
dengan air
untuk
beberapa menit.
Sifat Kimia
Stabil
Oksidator kuat dan
logam alkali
Menyerap NH3 dari
udara
Seng Nitrat
(Zn(NO3)2)
11
Berat Molekul:
237.9196
Bahaya
 Menyebabkan
iritasi dan
kemungkinan
luka bakar pada
semua rute
paparan.
 Kemungkinan
bahaya kanker.
 Menyebabkan
efek buruk
jangka-panjang
pada lingkungan
air.
Sifat Fisika
Berwujud padat,
berbentuk kristal
berwarna putih,
Sedikit bau asam
nitrat
Titik didih: 105
derajat C
Titik lebur:
36 derajat C
Bahaya
 Zat ini mampu
bereaksi cepat
dengan zat
pereduksi dan
mudah terbakar
pada suhu tinggi
 Menyebabkan
iritasi pada kulit,
saluran
pernafasan dan
pencernaan.
Penanggulangan
 Segera basuh
mata & kulit
selama 15
menit.
 Jika tertelan,
angan
dimuntahkan.
Jika korban
sadar, berikan
2-4 gelas air
atau susu.
 Bawa korban ke
udara segar.
Sifat Kimia
Stabil dalam
kondisi penggunaan
dan penyimpanan
biasa.
Oksida nitrogen dan
asap logam beracun
dapat terbentuk
ketika dipanaskan
hingga terurai.
Penanggulangan
 Bawa ke udara
segar
 Jika tertelan,
minum air yang
banyak.
 Jika terkena
kontak, basuh
kulit & mata
selama 15
menit.
F. LANGKAH KERJA DAN PENGAMATAN
Siapkan masing-masing larutan ujikation dengan konsentrasi 0,2 M yang berasal
dari garam nitrat untuk kation Zn2+, Cu2+, Al3+, dan Co2+ kecuali Ca dari garam
kloridanya. Untuk setiap kation masing-masing sediakan empat buah tabung
reaksi.
No. Langkah Kerja
Reaksi Kimia
Pengamatan
1.
CaCl2 0,2M berwujud larutan ,
Uji Kation
2+
tidak berwarna , dan tidak
Ca
berbau.
2+
2CaCl2 0,2M dimasukkan 10
Tabung reaksi 3Ca (aq) + 2PO4 (aq) →
tetes kedalam tabung reaksi
1:
(Tb)
(Tb)
Tambahkan 2
masing-masing.
Ca3(PO4)2 (s)
tetes NH3 3M
(endapan putih)
dan 7 tetes
Tabung 1:
Na3PO4 0,3M
NH3 3M berwujud larutan,
tidak berwana, dan berbau
khas.
+ NH3 tidak terjadi perubahan
Na3PO4 0,3M berwujud larutan
, tidak berwarna, dan tidak
berbau.
+ Na3PO4 terbentuk endapan
putih dan larutan tidak
berwarna tidak berbau
Tabung reaksi
2:
Tambahkan 1
tetes larutan
HNO3 3M dan 7
tetes K4Fe(CN)6
0,2M
Ca2+(aq) + 2K+ (aq) +
(Tb)
(Tb)
4Fe(CN)6] →
(Kuning)
K2Ca[Fe(CN)6] (s)
(Endapan putih)
Tabung 2:
HNO3 3M berwujud larutan,
tidak berwarna, dan tidak
berbau.
+ HNO3 tidak ada perubahan
K4Fe(CN)6 0,2M berwujud
larutan, berwarna kuning, dan
tidak berbau.
+ K4Fe(CN)6 larutan menjadi
berwarna kuning tidak berbau
Terjadinya senyawa kompleks.
Tabung reaksi
3:
Tambahkan 1
tetes larutan
NaOH 6M dan
tambahkan lagi
10 tetes larutan
NaOH 6M. Jika
endapan sulit
terbentuk,
Ca2+(aq) + 2OH- (aq) →
(Tb)
(Tb)
Ca(OH)2 (s)
(endapan putih)
Tabung 3:
NaOH 6M berwujud larutan,
tidak berwarna, dan tidak
berbau.
+NaOH (1 tetes) membentuk
endapan putih dengan larutan
keruh
+NaOH (10 tetes) membentuk
endapan putih dengan larutan
keruh tidak berbau
lakukan
sentrifugasi dan
dekantasi serta
tambahka 10
tetes larutan
NH3 6M
Tabung reaksi
4:
Tambahkan 1
tetes larutan
NaOH 6M
(tanpa dikocok)
dan tambahkan
lagi 10 tetes
larutan NaOH
6M. Jika
endapan sulit
terbentuk,
lakukan
sentrifugasi dan
dekantasi serta
tambahka 2
tetes larutan
HNO3 3M
2.
2+
-
Ca (aq) + 2NO3 (aq) →
(Tb)
(Tb)
Ca(NO3)2 (s)
(endapan putih)
Uji Kation
Cu2+
Tabung reaksi
1:
Tambahkan 4
tetes NH3 3M
dan 7 tetes
Na3PO4 0,3M
3Cu2+ (aq) + 2PO42- (aq) →
(Tb)
(Tb)
Cu3(PO4)2 (s)
(endapan biru)
Tabung reaksi
2:
2Cu2+ (aq) + [Fe(CN)6]4(aq)
NaOH 6M berwujud larutan,
tidak berwarna, dan tidak
berbau.
+NaOH (1 tetes) membentuk
endapan putih dengan larutan
keruh
+NaOH (10 tetes) membentuk
endapan putih dengan larutan
keruh tidak berbau
Endapan yang dihasilkan lebih
banyak dibandingkan pada
tabung 3
Cu(NO3)2 0,2M berwujud
larutan, berwarna biru, dan
tidak berbau.
Tabung 1:
NH3 3M berwujud larutan,
tidak berwana, dan berbau
khas.
+ NH3 larutan menjadi
berwarna biru pekat
Na3PO4 0,3M berwujud larutan
, tidak berwarna, dan tidak
berbau.
+ Na3PO4 terbentuk endapan
berwarna biru dan larutan biru
muda tidak berbau
Tabung 2:
HNO3 3M berwujud larutan,
Tambahkan 1
(Tb)
(Kuning)
tetes larutan
→ Cu2[Fe(CN)6] (s)
HNO3 3M dan 7
(Coklat kemerahan)
tetes K4Fe(CN)6
0,2M
tidak berwarna, dan tidak
berbau.
+ HNO3 larutan menjadi warna
hijau seulas
K4Fe(CN)6 0,2M berwujud
larutan, berwarna kuning, dan
tidak berbau.
+ K4Fe(CN)6 terbentuk
endapan berwarna coklat
kemerahan dan larutan cokelat
kemerahaan seulas tidak berbau
Tabung reaksi
3:
Tambahkan 1
tetes larutan
NaOH 6M dan
tambahkan lagi
10 tetes larutan
NaOH 6M. Jika
endapan sulit
terbentuk,
lakukan
sentrifugasi dan
dekantasi serta
tambahka 10
tetes larutan
NH3 6M
Cu2+ (aq) + 2OH- (aq) →
(Tb)
(Tb)
Cu(OH)2 (s)
(endapan biru)
Tabung 3:
NaOH 6M berwujud larutan,
tidak berwarna, dan tidak
berbau.
+NaOH (1 tetes) terbentuk
endapan biru dan larutan
berwarna biru
+NaOH (10 tetes) endapan
menjadi berwarna hijau dan
larutan berwarna biru tidak
berbau
Tabung reaksi
4:
Tambahkan 1
tetes larutan
NaOH 6M
(tanpa dikocok)
dan tambahkan
lagi 10 tetes
larutan NaOH
6M. Jika
endapan sulit
terbentuk,
lakukan
sentrifugasi dan
dekantasi serta
3Cu2+ (aq) + 8HNO3 (aq) →
(Tb)
(Tb)
2+
Cu3 (aq) + 6NO3- (aq) +
(Tb)
2NO (g) + 2H2O (aq)
Tabung 4:
NaOH 6M berwujud larutan,
tidak berwarna, dan tidak
berbau.
+NaOH (1 tetes) terbentuk
endapan biru dan larutan
berwarna biru seulas
+NaOH (10 tetes) endapan
menjadi berwarna hijau dan
larutan berwarna biru seulas
tidak berbau
Endapan yang dihasilkan lebih
banyak dibandingkan tabung 3
tambahka 15
tetes larutan
HNO3 3M
3.
Uji Kation Al3+
Tabung reaksi
1:
Tambahkan 1
tetes NH3 3M
dan 7 tetes
Na3PO4 0,3M
Al3+ (aq) + PO43- (aq) →
(Tb)
(Tb)
Al(PO4) (s)
(Endapan putih)
Tabung reaksi Al3+ (aq) + [Fe(CN)6]4- (aq)
2:
(Tb)
(Kuning)
Tambahkan 1
→ Al[Fe(CN)6] (aq)
tetes larutan
(Kuning seulas)
HNO3 3M dan 7
tetes K4Fe(CN)6
0,2M
Tabung reaksi
3:
Tambahkan 1
tetes larutan
NaOH 6M dan
tambahkan lagi
10 tetes larutan
NaOH 6M. Jika
endapan sulit
terbentuk,
lakukan
sentrifugasi dan
dekantasi serta
tambahka 10
Al3+ (aq) + 3OH- (aq) →
(Tb)
(Tb)
Al(OH)3 (s)
Al(NO3)2 0,2M berwujud
larutan, tidak berwarna, dan
tidak berbau.
Tabung 1:
NH3 3M berwujud larutan,
tidak berwana, dan berbau
khas.
+ NH3 terbentuk endapan putih
dan larutan tidak berwarna
Na3PO4 0,3M berwujud larutan
, tidak berwarna, dan tidak
berbau.
+ Na3PO4 endapan putih seperti
gel dan larutan tidak berwarna
Tabung 2:
HNO3 3M berwujud larutan,
tidak berwarna, dan tidak
berbau.
+ HNO3 tidak terjadi perubahan
K4Fe(CN)6 0,2M berwujud
larutan, berwarna kuning, dan
tidak berbau.
+ K4Fe(CN)6 larutan menjadi
warna kuning tidak berbau
Tabung 3:
NaOH 6M berwujud larutan,
tidak berwarna, dan tidak
berbau.
+NaOH (1 tetes) terbentuk
endapan putih dan larutan tidak
berwarna tidak berbau
+NaOH (10 tetes) endapan
menjadi larut dan larutan tidak
berwarna tidak berbau
tetes larutan
NH3 6M
4.
Tabung reaksi
4:
Tambahkan 1
tetes larutan
NaOH 6M
(tanpa dikocok)
dan tambahkan
lagi 10 tetes
larutan NaOH
6M. Jika
endapan sulit
terbentuk,
lakukan
sentrifugasi dan
dekantasi serta
tambahka 15
tetes larutan
HNO3 3M
Tabung 4 :
NaOH 6M berwujud larutan,
tidak berwarna, dan tidak
berbau.
+NaOH (1 tetes) terbentuk
endapan putih dan larutan tidak
berwarna tidak berbau
+NaOH (10 tetes) endapan
menjadi larut dan larutan tidak
berwarna tidak berbau
Uji Kation
Co2+
Co(NO3)2 0,2M berwujud
larutan, berwarna merah muda,
dan tidak berbau.
Tabung 1:
NH3 3M berwujud larutan,
tidak berwana, dan berbau
khas.
+ NH3 larutan tidak berwarna
dan terbentuk endapan biru
Na3PO4 0,3M berwujud larutan
, tidak berwarna, dan tidak
berbau.
+ Na3PO4 endapannya
berwarna biru keunguan dan
larutannya tidak berwarna
Tabung 2:
HNO3 3M berwujud larutan,
tidak berwarna, dan tidak
berbau.
+ HNO3 tidak terjadi perubahan
K4Fe(CN)6 0,2M berwujud
larutan, berwarna kuning, dan
Tabung reaksi
1:
Tambahkan 8
tetes NH3 3M
dan 7 tetes
Na3PO4 0,3M
3Co2+ (aq) + 2PO43- (aq) →
(Tb)
(Tb)
Co3(PO4)2 (s)
(Endapan biru)
Tabung reaksi
2:
Tambahkan 2
tetes larutan
HNO3 3M dan 7
tetes K4Fe(CN)6
0,2M
3Co2+ (aq) + [Fe(CN)6]4(aq)
(Tb)
(Kuning)
→ Co3[Fe(CN)6] (s)
(Endapan hijau)
tidak berbau.
+ K4Fe(CN)6 larutannya tidak
berwarna terbentuk endapan
hijau tidak berbau
Tabung reaksi
3:
Tambahkan 1
tetes larutan
NaOH 6M dan
tambahkan lagi
10 tetes larutan
NaOH 6M. Jika
endapan sulit
terbentuk,
lakukan
sentrifugasi dan
dekantasi serta
tambahka 10
tetes larutan
NH3 6M
5.
2+
-
3Co (aq) + 2OH (aq) →
(Tb)
(Tb)
Co(OH)2 (s)
( Endapan Merah muda)
Tabung 3:
NaOH 6M berwujud larutan,
tidak berwarna, dan tidak
berbau.
+NaOH (1 tetes) terbentuk
endapan biru dan larutan
berwarna merah muda
+NaOH (10 tetes) endapan
menjadi warna merah muda
dan larutan tidak berwarna
tidak berbau
Warna larutan lebih keruh
dibandingkan endapan pada
tabung 4
Tabung reaksi
4:
Tambahkan 1
tetes larutan
NaOH 6M
(tanpa dikocok)
dan tambahkan
lagi 10 tetes
larutan NaOH
6M. Jika
endapan sulit
terbentuk,
lakukan
sentrifugasi dan
dekantasi serta
tambahka 15
tetes larutan
HNO3 3M
Tabung 4:
NaOH 6M berwujud larutan,
tidak berwarna, dan tidak
berbau.
+NaOH (1 tetes) terbentuk
endapan biru dan larutan
berwarna merah muda tidak
berbau
+NaOH (10 tetes) endapan
menjadi warna merah muda
dan larutan tidak berwarna
tidak berbau
Uji Kation
Zn2+
Zn(NO3)2 0,2M berwujud
larutan, berwarna keruh dan
tidak berbau.
Tabung reaksi
1:
Tambahkan 2
tetes NH3 3M
dan 7 tetes
Na3PO4 0,3M
3Zn2+ (aq) + 2PO43- (aq) →
(Tb)
(Tb)
Zn3(PO4)2 (s)
(Endapan Putih)
Tabung 1:
NH3 3M berwujud larutan,
tidak berwana, dan berbau
khas.
+ NH3 terbentuk endapan putih
dan larutannya tidak berwarna
Na3PO4 0,3M berwujud larutan
, tidak berwarna, dan tidak
berbau.
+ Na3PO4 terbentuk endapan
putih dan larutan tidak
berwarna tidak berbau
Tabung reaksi 3Zn2+ (aq) + [Fe(CN)6]42:
(aq)
Tambahkan 2
(Tb)
(Kuning)
tetes larutan
→ K2Zn3[Fe(CN)6] (s)
HNO3 3M dan 7
(Endapan Putih)
tetes K4Fe(CN)6
0,2M
Tabung 2:
HNO3 3M berwujud larutan,
tidak berwarna, dan tidak
berbau.
+ HNO3 larutan menjadi tidak
berwarna tidak berbau
K4Fe(CN)6 0,2M berwujud
larutan, berwarna kuning, dan
tidak berbau.
+ K4Fe(CN)6 terbentuk
endapan putih dan larutan tidak
berwarna tidak berbau
Zn2+ (aq) + 2OH- (aq) →
(Tb)
(Tb)
Zn(OH)2 ()
()
Tabung 3:
NaOH 6M berwujud larutan,
tidak berwarna, dan tidak
berbau.
+NaOH (3 tetes) terbentuk
endapan putih dan larutan tidak
berwarna tidak berbau
+NaOH (2 tetes) endapan
menjadi larut dan larutan tidak
berwarna tidak berbau
Tabung reaksi
3:
Tambahkan 3
tetes larutan
NaOH 6M
(tanpa dikocok)
dan tambahkan
lagi 2 tetes
larutan NaOH
6M. Jika
endapan sulit
terbentuk,
lakukan
sentrifugasi dan
dekantasi serta
tambahka 10
tetes larutan
NH3 6M
Tabung 4:
NaOH 6M berwujud larutan,
tidak berwarna, dan tidak
berbau.
+NaOH (3 tetes) terbentuk
endapan putih dan larutan tidak
berwarna tidak berbau
+NaOH (2 tetes) endapan
menjadi larut dan larutan tidak
berwarna tidak berbau
Tabung reaksi
4:
Tambahkan 3
tetes larutan
NaOH 6M
(tanpa dikocok)
dan tambahkan
lagi 2 tetes
larutan NaOH
6M. Jika
endapan sulit
terbentuk,
lakukan
sentrifugasi dan
dekantasi serta
tambahka 15
tetes larutan
HNO3 3M
G. TABEL PENGAMATAN
Pereaksi
NH3+Na3PO4
HNO3+
K4Fe(CN)6
NaOH
2+
Ca
Endapan
putih dan
larutan
tidak
berwarna
tidak
berbau
2+
Cu
Endapan
biru dan
larutan
biru muda
tidak
berbau
Endapan
cokelat
kemeraha
Larutan
n dan
kuning
larutan
seulas tidak
cokelat
berbau
kemerahaa
n seulas
tidak
berbau
Endapan
Endapan
putih dan
hijau dan
larutan
larutan
Kation
Al3+
Endapan
putih dan
larutan
tidak
berwarna
tidak
berbau
Co2+
Endapan
biru
keunguan
dan larutan
tidak
berwarna
tidak berbau
Zn2+
Endapan
putih dan
larutan
tidak
berwarna
tidak
berbau
Larutan
kuning
seulas
tidak
berbau
Endapan
hijau dan
larutan tidak
berwarna
tidak berbau
Endapan
putih dan
larutan
tidak
berwarna
tidak
berbau
Larutan
tidak
berwarna
Endapan
merah muda
dan larutan
Larutan
tidak
berwarna
NaOH (tidak
dikocok)
keruh tidak
berbau
biru tidak
berbau
tidak
berbau
Endapan
putih dan
larutan
keruh tidak
berbau
Endapan
hijau dan
larutan
berwarna
biru seulas
tidak
berbau
Larutan
tidak
berwarna
tidak
berbau
tidak
berwarna
tidak berbau
Endapan
merah muda
dan larutan
tidak
berwarna
tidak berbau
tidak
berbau
Larutan
tidak
berwarna
tidak
berbau
H. PEMBAHASAN
Praktikum yang berjudul Analisis Kualitatif Kation Zn2+, Ca2+, Cu2+, Al3+,
Co2+ memiliki tujuan mengidentifikasi dan kation-kation dalam suatu pereaksi
tertentu serta mempelajari pengelompokan dalam golongan-golongan kation dan
menguasai pemisahan zat anorganik secara kualitatif. Prinsip dasar dalam
praktikum ini yaitu kelarutan. Analisis uji kation ditandai dengan terbentuknya
endapan dan perubahan warna.
Pada uji kation Ca2+ saat ditambahkan NH3 dan Na3PO4 terbentuk endapan
putih dan larutan tidak berwarna tidak berbau. Namun saat ditambahkan HNO3
dan K4Fe(CN)6 membentuk larutan kuning seulas tidak berbau dan tidak
membentuk endapan, hal ini dikarenakan faktor kesalahan salah satunya
kesalahan konsentrasi pada pereaksi yang digunakan yang menyebabkan
terbentuknya senyawa kompleks. Saat penambahan NaOH terbentuk endapan
putih dan larutan keruh tidak berbau, begitu pula sama hal nya saat penambahan
NaOH yang tidak dikocok, namun endapan pada tabung 4 (tidak dikocok) lebih
banyak dibandingkan tabung 3. Hal ini diakibatkan karena proses pengocokan
NaOH menyebabkan lebih banyak zat yang dilarutkan karena NaOH sendiri
berperan sebagai pelarut.
Pada uji kation Cu2+ saat ditambahkan NH3 dan Na3PO4 terbentuk endapan
biru dan larutan biru muda tidak berbau. Namun saat ditambahkan HNO3 dan
K4Fe(CN)6 membentuk endapan cokelat kemerahan dan larutan cokelat
kemerahaan seulas tidak berbau. Saat penambahan NaOH terbentuk endapan hijau
dan larutan biru tidak berbau berbeda dengan penambahan NaOH yang tidak
dikocok membentuk endapan hijau dan larutan berwarna biru seulas tidak berbau.
Pada saat penambahan NaOH 1tetes endapan yang dibentuk berwarna biru namun
saat ditambahkan secara berlebih membuat endapan menjadi warna hijau, karena
NaOH berlebih dapat membuat pudar warna endapan dan melarutkan endapan itu
sendiri karena NaOH sendiri berperan sebagai pelarut.
Pada uji kation Al3+ saat ditambahkan NH3 dan Na3PO4 membentuk Endapan
putih dan larutan tidak berwarna tidak berbau. Namun saat ditambahkan HNO3
dan K4Fe(CN)6 membentuk larutan kuning seulas tidak berbau. Pada saat
penambahan NaOH 1tetes terbentuk endapan putih namun saat ditambahkan 10
tetes lagi endapannya menjadi larut. Hal ini disebabkan karena konsentrasi NaOH
yang semakin besar dan mampu melarutkan endapan tersebut.
Pada uji kation Co2+ saat ditambahkan NH3 dan Na3PO4 membentuk endapan
biru keunguan dan larutan tidak berwarna tidak berbau. Namun saat ditambahkan
HNO3 dan K4Fe(CN)6 membentuk endapan hijau dan larutan tidak berwarna
tidak berbau. Pada saat penambahan NaOH terbentuk endapan merah muda dan
larutan tidak berwarna tidak berbau sama halnya dengan saat penambahan NaOH
yang tidak dilakukan pengocokan. Namun hasil larutan pada tabung 3 lebih keruh
dibandingkan pada tabung 4 karena pada saat pengocokan lebih banyak zat yang
larut dan membuat warna larutan lebih pekat.
Pada uji kation Zn2+ saat ditambahkan NH3 dan Na3PO4 membentuk endapan
putih dan larutan tidak berwarna tidak berbau. Sama halnya saat ditambahkan
HNO3 dan K4Fe(CN)6 membentuk endapan putih dan larutan tidak berwarna tidak
berbau. Pada saat penambahan NaOH 3 tetes endapan yang dibentuk berwarna
putih namun saat ditambahkan lagi 2 tetes endapannya pun menjadi larut. Hal ini
disebabkan karena konsentrasi NaOH yang semakin besar dan mampu melarutkan
endapan tersebut.
Hasil uji ini menunjukan kation Zn2+, Ca2+, Cu2+, Al3+, Co2+ termasuk kedalam
kation golongan III.
I. KESIMPULAN
Praktikum yang berjudul Analisis Kualitatif Kation Zn2+, Ca2+, Cu2+, Al3+,
Co2+ memiliki tujuan mengidentifikasi dan kation-kation dalam suatu pereaksi
tertentu serta mempelajari pengelompokan dalam golongan-golongan kation dan
menguasai pemisahan zat anorganik secara kualitatif. Prinsip dasar dalam
praktikum ini yaitu kelarutan. Analisis uji kation ditandai dengan terbentuknya
endapan dan perubahan warna. Dari hasil uji yang didapat dapat ditentukan bahwa
kation Zn2+, Ca2+, Cu2+, Al3+ dan Co2+ termasuk dalam kation golongan III.
DAFTAR PUSTAKA
Chadijah, Siti. (2012). Dasar-Dasar Kimia Analitik. Samata: Alauddin
University Press.
Chang. (2005). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta:
Gelora Aksara Pratama.
Underwood. (1993). Analisis Kimia Kualitatif ,Edisi IV. Jakarta:Erlangga.
Vogel. (1985). Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi
Mikro. Jakarta: PT. Kalman Pusaka.
Wardiyah. (2016). Praktikum Kimia Dasar Komprehensif. Jakarta:
KEMENKES RI

LAMPIRAN
Postlab
1. Apabila anda diberi suatu larutan yang hanya mengandung kation Ca2+ ,
kemukakan bagaimana anda meyakinkan bahwa larutan tersebut
mengadung kation Ca2+.
Jawab :
Apabila larutan yang diberi ditambahkan larutan yang mengandung ion
Fe(CN)64- akan membentuk larutan warna kuning sedangkan apabila
ditambahkan larutan yang mengandung PO43- akan membentuk endapan
warna putih.
2. Apabila anda diberi suatu larutan yang hanya mengandung kation Zn2+
dan/atau Al3+, kemukakan bagaimana anda menentukan jika kedua ion
tersebut tidak ada, atau hanya satu dari kedua ion tersebut yang ada atau
kedua ion terserbut ada dalam larutan.
Jawab:
- Jika larutan tidak mengandung keduanya saat ditambahkan PO43- tidak
akan membentuk endapan putih
- Jika hanya mengandung salah satu , saat ditambahkan PO43- akan
membentuk endapan warna putih. Zn2+ akan larut sendikit dan Al3+
endapannya akan larut jika ditambah NaOH berlebih
- Jika mengandung keduanya saat ditambahkan PO43- akan membentuk
endapan warna putih dan jika ditambah NaOH tidak berlebih akan
membentuk endapan putih
3. Apabila anda diberi suatu larutan yang hanya mengandung kation Cu2+
dan/atau Co2+ , kemukakan bagaimana anda menentukan jika kedua ion
tersebut tidak ada, atau hanya ada salah satu.
Jawab:
- Jika larutan tidak mengandung kation Cu2+ dan/atau Co2+ apabila
ditambahkan NaOH tidak akan menghasilkan reaksi apapun.
- Jika hanya mengandung ion Cu2+ saat ditambahkan NaOH endapan
tidak larut. Jika hanya mengandung ion Co2+ saat ditambahkan NaOH
endapan akan larut dan berubah menjadi coklat kemerahan.
- Jika mengandung keduanya ketika ditambahkan NaOH akan
membentuk endapan biru.
4. Apabila anda diberi suatu larutan yang hanya mengandung kation Zn2+ ,
Ca2+ , Cu2+ , Al3+ dan/atau Co2+ , kemukakan bagaimana anda
membenarkan atau menyangkal bahwa suatu larutan mengandung tiap
kation tersebut. Anda dapat merancang suatu skema analisis seperti
ditunjukkan pada contoh berikut:
Jawab:
Larutan Sampel
Zn , Ca2+, Cu2+, Al3+,
Co2+
2+
Larutan
Zn2+, Al3+
endapan
Ca , Cu2+, Co2+
2+
Dicuci 2x dengan aquades
ditambahkan 10 tetes NH3 6 M
dikocok, disentrifugasi, didekantasi
2+
2+
ion Co
Larutan Ca , Cu
Dicuci 2x dengan aquades
ditambahkan 10 tetes NH3 6 M
dikocok, disentrifugasi,
didekantasi
ndapan Co2+
erwarna coklat
Endapan Warna
merah kecoklatan

2+
ditambahkan HNO3 sampai asam
ditambahkan 7 tetes K4Fe(CN)6
Endapan
Zn2+ (putih)
Larutan Al3+
(kuning)
ditambahkan HNO3 sampai asam
ditambahkan 7 tetes K4Fe(CN)6
Endapan
Warna putih
Postlab
1. Zn2+ (aq) + PO43- (aq) → Zn3(PO4)2 (s) endapan putih
2. Ca2+ (aq) + PO43- (aq) → Ca3(PO4)2 (s) endapan putih
3. Cu2+ (aq) + PO43- (aq) → Cu3(PO4)2 (s) endapan putih
4. Al3+ (aq) + PO43- (aq) → AlPO4 (s) endapan putih
5. Co2+ (aq) + PO43- (aq) → Co3(PO4)2 (s) endapan biru kehitaman
6. 3 Zn2+ (aq) + 2 Fe(CN)63- → Zn3[Fe(CN)6]2 (s) endapan putih
7. 3 Ca2+ (aq) + 2 Fe(CN)63- → Ca3[Fe(CN)6]2 (s) endapan putih
8. 3 Cu2+ (aq) + 2 Fe(CN)63- → Cu3[Fe(CN)6]2 (s) endapan coklat kemerahan
9. Al3+ (aq) + Fe(CN)63- → Al[Fe(CN)6] (s) endapan kekuningan
10. 3 Co2+ (aq) + 2 Fe(CN)63- → Co3[Fe(CN)6]2 (s) endapan hijau
11. Zn2+(aq)+2OH-(aq)→Zn(OH)2(s)+4NH3(aq)→[Zn(NH3)4]2+(aq)+2OH-(aq)
Putih
TB
TB
2+
+
2+
Zn (aq) + 2 OH (aq) → Zn(OH)2 (s) + 2H (aq) → Zn (aq) + H2O (l)
Putih
TB
TB
2+
2+
12. Ca (aq)+2OH (aq) → Ca(OH)2(s)+NH3(aq) →[Ca(NH3)4] (aq) +2OH-(l)
Putih
TB
TB
2+
+
2+
Ca (aq) + 2 OH (aq) → Ca(OH)2 (s) + 2H (aq) → Ca (aq) + H2O (l)
Putih
TB
TB
2+
2+
13. Cu (aq)+2OH (aq) → Cu(OH)2(s)+NH3(aq) →[Cu(NH3)4] (aq) +2OH-(l)
Putih
TB
TB
2+
+
2+
Cu (aq) + 2 OH (aq) →Cu(OH)2 (s) + 2H (aq) → Cu (aq) + 2H2O (l)
Putih
biru
TB
14. Al3+ (aq) + 2 OH- (aq) → Al(OH)3 (s) + NH3(aq) →
Berlebih
putih
3+
Al (aq) + 2OH (aq) → Al(OH)3 (s) + 2H+ (aq) → Al3+ (aq) + 3H2O (l)
berlebih
Putih
TB
TB
2+
2+
15. Co (aq)+2OH (aq) →Co(OH)2(s) +NH3(aq) →[Co(NH3)4] (aq)+2OH-(l)
Berlebih
Coklat kemerahan
coklat/merah muda TB
2+
+
Co (aq) + 2 OH (aq) → Co(OH)2 (s) + 2H (aq) → Co2+ (aq) + 2H2O (l)
Berlebih
coklat kemerahan
merah muda TB

Dokumentasi
Gambar 1. Hasil uji kation Ca2+
Gambar 2. Hasil uji kation Cu2+
Gambar 3. Hasil uji kation Al3+
Gambar 4. Hasil uji kation Co2+
Gambar 5. Hasil uji kation Zn2+
Download