No Nama NIM Dosen Matkul : 17 : Nelcie Patibang : 1801035090 : Jamaluddin MD, SE., M.Si., Ak : Audit Sektor Publik Resume Audit Sektor Publik Bukti Audit adalah seluruh informasi yang digunakan oleh para auditor sebagai acuan dalam mengambil sejumlah kesimpulan yang bertujuan sebagai dasar bagi opini audit. Bukti dalam audit adalah segala hal yang bisa membuat seseorang meyakini bahwa fakta, proposisi atau asersi tersebut benar atau salah. Menurut audit standard, bukti audit merupakan rangkaian informasi yang dikumpulkan dan kemudian dievaluasi oleh auditor untuk memutuskan apakah laporan keuangan perusahaan telah disajikan menurut prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku. Bukti audit bisa diperoleh melalui pemeriksaan catatan dari transaksi akuntansi yang terjadi dan informasi pendukung lainnya, seperti melalui observasi, konfirmasi dari pihak ketiga, dan juga informasi lain yang dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan kesimpulan. Terdapat banyak jenis dari bentuk audit yang berbeda yaitu antara lain : a) Kesaksian lisan dari pihak yang diaudit (klien) b) Komunikasi tertulis dengan pihak luar c) Observasi oleh auditor d) Data elektronik dan data lain tentang transaksi Bukti audit (audit evidence) merupakan seluruh informasi baik itu berupa catatan akuntansi atau pun informasi pendukung lainnya yang digunakan oleh auditor dalam membuat opini audit. bukti audit adalah seperti, faktur, surat jalan, juga pesanan pembelian (purchase order), dan pesanan penjualan (sales order), bukti penerimaan barang, buku besar, jurnal, penyesuaian-penyesuaian, bukti transfer/bank dsb. Sedangkan informasi lainnya dapat juga berupa pengungkapan/hasil wawancara dari manajemen/staf, konfirmasi hutang piutang, surat menyurat, notulen hasil rapat dsb . Menurut Ardiningsih, beberapa syarat bukti audit adalah: Cukup, dalam hal ini bukti audit dikatakan cukup apabila jumlahnya telah memenuhi syarat untuk mendukung temuan auditor. Relevan, bukti audit dapat dikatakan relevan jika bukti tersebut mempunyai hubungan yang logis dan juga dapat dimengerti dengan kriteria audit yang ditetapkan. Kompeten, Bukti audit dikatakan kompeten apabila bukti yang diperoleh berasal dari sumber yang independen dan dapat dipercaya serta terjamin keakuratannya. Beberapa Keputusan Yang Harus Diambi Oleh Auditor Yang Berkaitan Dengan Bukti Audit 1. Penentuan prosedur audit yang akan digunakan Untuk mengumpulkan bukti audit, auditor mengunakan prosedur audit. Contoh prosedur audit disajikan berikut ini. Hitung penerimaan kas yang belum disetor pada tanggal neraca dan awasi uang kas tersebut sampai dengan saat penyetoran ke bank. Mintalah cut-off bank statement dari bank kira-kira untuk jangka waktu dua minggu setelah tanggal neraca. Lakukan pengamatan terhadap perhitungan fisik sediaan yang diselenggarakan oleh klien. 2. Penentuan Besarnya Sampel .Keputusan mengenai jumlah unsur yang harus diuji harus diambil oleh auditor untuk setiap prosedur audit. Besarnya sampel akan berbeda-beda di antara yang satu dengan audit yang lain dan dari prosedur yang satu ke prosedur audit yang lain. 3. Penentuan Unsur Tertentu yang Dipilih Sebagai Anggota Sampel. Setelah besarnya sampel ditentukan untuk prosedur audit tertentu, auditor tetap masih harus memutuskan unsur manakah yang akan digunakan sebagai anggota sampel untuk diperiksa. 4. Penentuan Waktu yang Cocok untuk Melaksanakan Prosedut Audit. Karena audit terhadap laporan keuangan cakupannya adalah suatu jangka waktu tertentu, dan biasa nya 1 tahun, maka auditor dapat mulai mengumpulkan bukti audit segera awal tahun. Biasanya, klien ingin audit diselesaikan dalam jangka waktu satu minggu dengan tiga bulan setelah tanggal neraca. Tujuan auditor saat menggunakan sampling audit adalah untuk memberikan landasan yang memadai untuk mengambil sejumlah kesimpulan terkait populasi (misalnya faktur, dokumen pengiriman, dan materi sumber asli lainnya) dari sampel yang dipilih Sampling audit (sampling) merupakan penggunaan sejumlah prosedur audit untuk komponenkomponen yang kurang dari 100 % dalam populasi terkait relevansi audit, sehingga seluruh unit sampling memiliki peluang untuk dipilih dalam upaya memberikan landasan yang memadai bagi auditor untuk mengambil sejumlah kesimpulan mengenai seluruh populasi. Sampling audit dapat menggunakan pendekatan statistik dan nonstatistik Bentuk-bentuk bukti audit : 1. Bukti Fisik.Merupakan suatu bukti yang sudah diperoleh dari hasil kegiatan pemeriksaan fisik, contohnya dari hasil pemeriksaan persediaan, pemeriksaan kas, observasi dari aktiva tetap. 2. Bukti Konfirmasi.Adalah bukti yang diperoleh dari berbagai macam tindakan-tindakan konfirmasi terhadap pihak ketiga. 3. Proses dokumentasi suatu bukti yang sudah diperoleh dari kegiatan pemeriksaan catatan transaksi keuangan perusahaan. Proses seperti ini lebih sering disebut dengan kegiatan pemeriksaan kepada bukti transaksi atau lebih dikenal dengan Vouching. 4. Observasi, merupakan suatu tindakan yang sudah dilakukan untuk memperoleh buktibukti audit yaitu dengan cara menggunakan panca indra. Seperti memanfaatkan indera penglihatan, indera pendengaran, sentuhan, penciuman. 5. Inquiries, adalah bukti-bukti yang berasal dari peryataan atau jawaban atas berbagai jenis pertanyaan-pertanyaan dari pihak auditor yang baik yang sudah berbentuk tulisan maupun yang berupa lisan. 6. Perhitungan adalah suatu bukti yang sudah diperoleh dari beberapa kali pengujian perhitungan kembali. 7. Reperformance, Bukti-bukti penting yang sudah diperoleh dari pemeriksaan prosedur kerja yang masih berlaku dan masih bisa dijalankan oleh pihak auditee termasuk juga tentang pengendalian internalnya. 8. Tes analisis adalah suatu bukti yang sudah diperoleh dengan cara membandingkan dari beberapa saldo sampai dengan membentuk sebuah rasio.