Uploaded by daffa.jewell1

RAKYAT MALUKU ANGKAT SENJATA

Oleh : Daffa Muhammad Harf
MIPA 3.3 / 33
PENDAHULUAN
Portugis berhasil memasuki Kepulauan Maluku pada tahun 1521 yang berpusat di Ternate.
Tidak lama kemudian orang-orang Spanyol juga memasuki Kepulauan Maluku dengan
memusatkan kedudukannya di Tidore.
Portugis bersekutu dengan rakyat Ternate dan Spanyol besekutu dengan rakyat Tidore
Karena terjadi peperangan antara Portugis dan Spanyol, maka dilaksanakan perjanjian damai
yang merupakan kelanjutan dari perjanjian Tordesillas. Perjanjian ini disebut dengan
perjanjian Saragosa isinya Spanyol harus meninggalkan kegiatannya di Maluku dan
memusatkan kegiatannya ke Filipina, sedangkan Portugis tetap melakukan perdagangan di
Maluku.
1.
Portugis melakukan monopoli perdagangan,
2.
LATAR
BELAKANG
TERJADINYA
PERLAWANAN
3.
4.
5.
Portugis ikut campur dalam urusan pemerintahan.
Portugis ingin menyebarkan agama katolik yang berarti
bertentangan dengan agama yang telah dianut rakyat Ternate
Portugis sewenang-wenang terhadap rakyat
Keserakahan dan kesombongan Bangsa Portugis
Karena kesewenang-wenangan Portugis itu, pada 1565 muncul perlawanan
rakyat yang dipimpin oleh Sultan Khaerun.
Karena serangan itu, Portugis kewalahan dan akhirnya menawarkan
perundingan pada Sultan Khaerun. Sultan Khaerun menerima ajakan itu.
Perundingan dilaksanakan di Benteng Sao Paolo pada 1570. Perundingan tersebut
ternyata hanya tipu muslihat Portugis. Saat perundingan berlangsung, Sultan
Khaerun ditangkap dan dibunuh.
Setelah
kematian
Sultan
Khaerun, perjuangan
dilanjutkan oleh puteranya, Sultan Baabullah. Karena tindakan
Portugis yang tak mengenal nilai kemanusiaan, semangat rakyat
Maluku semakin berkobar hingga Ternate dan Tidore dapat
dipersatukan untuk melancarkan serangan besar-besaran
terhadap Portugis. Pada 1575 Portugis berhasil diusir dari
Ternate dan kemudian menetap di Ambon. Pada 1605 Portugis
diusir dari Ambon dan kemudian menetap di Timor Timur.
Serangkaian pertempuran rakyat terus terjadi baik
dengan Portugis maupun VOC. Namun banyak serangan yang
berhasil dipatahkan karena persenjataan musuh yang lebih
canggih dan lengkap.
Pada 1690, VOC memaksakan sebuah perjanjian kepada
Penguasa Tidore. Tidore yang statusnya sebagai sekutu
diturunkan menjadi vassal VOC. Sebagai penguasa baru,
diangkatlah Putra Alam sebagai sultan yang seharusnya adalah
Pangeran Nuku.
Perjanjian tersebut menimbulkan protes keras dari para
rakyat Tidore hingga akhirnya terjadi perlawanan yang dipimpin
oleh Pangeran Nuku. Oleh para pengikutnya, Pageran Nuku
diangkat menjadi sultan dengan gelar Tuan Amir Muhammad
Syafiuddin Syah. Dengan posisinya sebagai sultan, perlawanan
terhadap VOC semakin diperkuat dan mendapat bantuan dari
berbagai kerajaan lain.
Belanda kewalahan dan tidak mampu melawan semangat
rakyat Maluku. Akhirnya Sultan Nuku dan rakyatnya dapat lepas
dari dominasi Belanda hingga akhir hayatnya 1805.