Uploaded by User89639

MAKALAH KEBIJAKAN DAN PEMBIAYAAN KESEHATAN DI INDONESIA-dikonversi

advertisement
MAKALAH MATA KULIAH DASAR ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
KEBIJAKAN DAN PEMBIAYAAN KESEHATAN DI INDONESIA
DOSEN PENGAMPU:
Dr. ARIA GUSTI, SKM., M.Kes.
Disusun Oleh : Kelompok 4
PUTRI ANDINI
2011212063
UAIS
2011211057
MACHRANDA
2011211001
SALIYA ORYZA PUTRI
2011212067
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan
bagi kami dalam menyelesaikan makalah yang berjudul Kebijakan dan Pembiayaan
Kesehatan di Indonesia dengan tepat waktu.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Aria Gusti, SKM, M.Kes, selaku
dosen pengampu mata kuliah Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat yang
telah
memberikan tugas kepada kami sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
terkait Kebijakan dan Pembiayaan Kesehatan di Indonesia.
Dalam penulisan makalah ini kami menemui beberapa kendala akan tetapi, kendala
tersebut dapat diatasi dengan kerja sama kelompok yang baik. Kami menyadari
bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, kami menerima segala
bentuk kritik dan saran demi penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati kami berharap makalah ini ada manfaatnya.
Aamiin.
Padang, 25 September 2020
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................. Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang ...................................................... Error! Bookmark not defined.
1.2RumusanMasalah……………….….……………………………………………5
1.3Tujuan………………………….……....………………………………………..5
BAB II PEMBAHASAN ............................................... Error! Bookmark not defined.
2.1 Definisi Sistem Kesehatan Nasional ................ Error! Bookmark not defined.
2.2PengorganisasiandalamSistemKesehatanNasional……………..……...………10
2.3SistemPembiayaanKesehatan………………….………………..……..…….…12
BAB III PENUTUP……………………...............………………….………………16
3.1Kesimpulan……………………....……………………………….……………16
3.2 Saran...................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa
yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam
kerangka mencapai tujuan tersebut, pembangunan kesehatan dilaksanakan secara terarah,
berkesinambungan dan realistis sesuai pentahapannya.
Kinerja sistem kesehatan telah menunjukkan peningkatan, antara lain ditunjukkan dengan
peningkatan status kesehatan, yaitu: penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) dari 46 per
1.000 kelahiran hidup pada tahun 1997 menjadi 34 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2007
(SDKI 2007). Angka Kematian Ibu (AKI) juga mengalami penurunan dari 318 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 1997 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007
(SDKI, 2007). Sejalan dengan penurunan angka kematian bayi, Umur Harapan Hidup (UHH)
meningkat dari 68,6 tahun pada tahun 2004 menjadi 70,5 tahun pada tahun 2007.
Demikian pula telah terjadi penurunan prevalensi kekurangan gizi pada balita dari 29,5%
pada akhir tahun 1997 menjadi sebesar 18,4% pada tahun 2007 (Riskesdas, 2007). Namun
penurunan indikator kesehatan masyarakat tersebut masih belum seperti yang diharapkan.
Upaya percepatan pencapaian indikator kesehatan dalam lingkungan strategis baru, harus
terus diupayakan dengan perbaikan Sistem Kesehatan Nasional.
Seiring dengan berjalannya waktu maka dibutuhkan pelayanan kesehatan yang bermutu
sehingga menuntut perawat saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di berbagai
bidang. Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara komprehensif untuk
pencapaian SKN yang optimal.
Salah satu sub sistem kesehatan nasional adalah subsistem pembiayaan kesehatan. Jika
ditinjau dari dari defenisi sehat, sebagaimana yang dimaksud oleh WHO, maka pembiayaan
pembangunan perumahan dan atau pembiayaan pengadaan pangan, yang karena juga
memiliki dampak terhadap derajat kesehatan, seharusnya turut pula diperhitungkan. Pada
akhir akhir ini, dengan makin kompleksnya pelayanan kesehatan serta makin langkanya
sumber dana yang tersedia, maka perhatian terhadap sub sistem pembiayaan kesehatan makin
meningkat.
4
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1Apakah yang dimaksud dengan sistem kesehatan nasional?
1.2.2 Bagaimana pengorganisasian dalam sistem kesehatan nasional?
1.2.3 Bagaimana sistem pembiayaan kesehatan di Indonesia?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui definisi dari sistem kesehatan nasional
1.3.2 Mengetahui pengorganisasian sistem kesehatan nasional
1.3.3 Mengetahui sistem pembiayaan kesehatan di Indonesia.
BAB II
5
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Sistem Kesehatan Nasional
A. Pengertian Sistem Kesehatan Nasional
Pengembangan sistem kesehatan di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1982 ketika
Departemen Kesehatan menyusun dokumen sistem kesehatan di Indonesia. Kemudian
Departemen Kesehatan RI pada tahun 2004 ini telah melakukan suatu “penyesuaian”
terhadap SKN 1982. Di dalam dokumen dikatakan bahwa Sistem Kesehatan Nasional
(SKN) didefinisikan sebagai suatu tatanan yang menghimpun upaya Bangsa Indonesia
secara terpadu dan saling mendukung, guna menjamin derajat kesehatan yang setinggitingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti dimaksud dalam Pembukaan
UUD 1945.
B. MAKSUD DAN KEGUNAAN SKN
Penyusunan SKN ini dimaksudkan untuk menyesuaikan SKN 2009
dengan berbagai perubahan dan tantangan eksternal dan internal, agar dapat
dipergunakan sebagai pedoman dalam pengelolaan kesehatan baik oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat termasuk badan hukum,
badan usaha, dan lembaga swasta.
Tersusunnya
kesehatan
dalam
rangka
SKN
ini
pemenuhan
mempertegas
hak
asasi
makna
pembangunan
manusia,
memperjelas
penyelenggaraan pembangunan kesehatan sesuai dengan visi dan misi Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025 (RPJP-K),
memantapkan kemitraan dan kepemimpinan yang transformatif, melaksanakan
pemerataan upaya kesehatan yang terjangkau dan bermutu, meningkatkan
investasi kesehatan untuk keberhasilan pembangunan nasional. SKN ini
merupakan dokumen kebijakan pengelolaan kesehatan sebagai acuan dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
C.
LANDASAN SKN
6
Landasan SKN meliputi: a. landasan idiil;
b. landasan konstitusional; dan
c. landasan operasional.
• Landasan idiil yaitu Pancasila.
• Landasan konstitusional, yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, khususnya Pasal 28A ”Setiap orang berhak untuk
hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya”, Pasal 28B
ayat (2) ”Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi.”, Pasal 28C ayat (1) ”Setiap orang berhak mengembangkan
diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan
dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan
budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan
umat manusia”, Pasal 28H ayat (1) ”Setiap orang berhak hidup sejahtera
lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup
yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”, Pasal
28H ayat (3) ”Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang
memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang
bermartabat”, Pasal 34 ayat (2) ”Negara mengembangkan sistem jaminan
sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah
dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan”, dan Pasal 34
ayat (3) ”Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak”.
• Landasan Operasional meliputi Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan dan ketentuan peraturan perundangundangan lainnya
yang berkaitan dengan penyelenggaraan SKN dan pembangunan
kesehatan.
D. Asas SKN
7
1. Perikemanusiaan
2. Pemberdayaan dan kemandirian
3. Adil dan merata
4. Pengutamaan dan manfaat
E. Dasar SKN
1. Perikemanusiaan;
2. Keseimbangan;
3. Manfaat;
4. Perlindungan;
5. Keadilan;
6. Penghormatan hak asasi manusia;
7. Sinergisme dan kemitraan yang dinamis;
8. Komitmen dan tata pemerintahan yang baik (good governance); i.
legalitas;
9. Antisipatif dan proaktif;
10. Gender dan nondiskriminatif; dan
11. Kearifan lokal.
F. Tujuan SKN
Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua
komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat
termasuk badan hukum, badan usaha, dan lembaga swasta secara sinergis,
berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya.
G. Kedudukan SKN
1.
Suprasistem SKN
Suprasistem SKN adalah Sistem Ketahanan Nasional.
SKN bersama
dengan berbagai sistem nasional lainnya diarahkan untuk mencapai tujuan
bangsa Indonesia seperti yang tercantum dalam Pembukaan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu melindungi
8
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial. Dalam kaitan ini, undang-undang yang berkaitan
dengan kesehatan merupakan kebijakan strategis dalam pembangunan
kesehatan.
2. Kedudukan SKN dalam Sistem Nasional Lainnya
Terwujudnya keadaan sehat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
tidak hanya menjadi tanggung jawab sektor/urusan kesehatan, melainkan
juga
tanggung
jawab
berbagai
sektor/urusan
terkait.
Dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, SKN perlu menjadi acuan
bagi sektor/urusan lain. Dalam penyelenggaraan pembangunan nasional,
SKN dapat bersinergi secara dinamis dengan berbagai sistem nasional
lainnya, seperti: Sistem Pendidikan Nasional, Sistem Perekonomian
Nasional, Sistem Ketahanan Pangan Nasional, Sistem Pertahanan dan
Keamanan Nasional (Hankamnas), dan sistem nasional lainnya.
Pelaksanaan pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan
dengan mengikutsertakan seluruh sektor/urusan terkait kesehatan sejak
awal perencanaan agar dampak pembangunan yang dilakukan tidak
merugikan derajat kesehatan masyarakat secara langsung maupun tidak
langsung dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Kedudukan SKN terhadap Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan di
Daerah
Dalam
pembangunan
kesehatan,
SKN
merupakan
acuan
penyelenggaraan pembangunan kesehatan di daerah.
4.
Kedudukan SKN terhadap berbagai Sistem Kemasyarakatan, termasuk
Swasta
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh
dukungan sistem nilai dan budaya masyarakat yang secara bersama
terhimpun dalam berbagai sistem kemasyarakatan. Di lain pihak, sebagai
9
sistem kemasyarakatan yang ada, termasuk potensi swasta berperan aktif
sebagai mitra dalam pembangunan kesehatan yang dilaksanakan sesuai
SKN. Dalam kaitan ini SKN dipergunakan sebagai acuan bagi
masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan.
Keberhasilan pembangunan kesehatan juga ditentukan oleh peran
aktif swasta. Dalam kaitan ini potensi swasta merupakan bagian integral
dari SKN. Untuk keberhasilan pembangunan kesehatan perlu digalang
kemitraan yang setara, terbuka, dan saling menguntungkan dengan
berbagai potensi swasta. Sistem Kesehatan Nasional dapat mewarnai
potensi swasta, sehingga sejalan dengan tujuan pembangunan nasional
yang berwawasan kesehatan.
2.2 Pengorganisasian dalam Sistem Kesehatan Nasional
A. SUBSISTEM SKN
Sistem Kesehatan Nasional saat ini masih mengacu pada World Health Report
2000 yang menuliskan 3 fungsi pokok sistem kesehatan yaitu stewardship, financing,
provision. Hal ini coba dijabarkan dalam SKN menjadi subsistem, yang meliputi
enam subsistem, yakni:
a. subsistem upaya kesehatan;
b. subsistem pembiayaan kesehatan;
c. subsistem sumber daya manusia kesehatan;
d. subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan;
e. subsistem manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan;
f. subsistem pemberdayaan masyarakat.
B. Penyelenggaraan SKN
1. UKM ( Upaya Kesehatan Masyarakat)
Adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau
masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
10
mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat.
Menurut tingkatannya, UKM dapat dibagi menjadi :
a. UKM strata pertama
mencakup segala bentuk UKM yang menggunakan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan dasar, yang ditujukan pada
masyarakat. Penyelenggara pada tahap ini adalah Puskesmas dan
UKBM ( upaya kesehatan yang bersumber dari masyarakat di tiap
kecamatan).
b. UKM strata kedua
mencakup segala bentuk UKM yang menggunakan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik, yang ditujukan
pada
masyarakat.
Dinas
kesehatan
kabupaten
/
kota sebagai penanggung jawab untuk melaksanakan fungsi teknis
dan fungsi manajerial pada UKM strata dua, didukung oleh lintas
sektoral yang ada. Untuk membantu melaksanakan fungsi teknis
kesehatan,dinas kesehatan dibantu oleh UPT ( unit pelaksana teknis).
c. UKM strata ketiga
adalah UKM unggulan yaitu yang mendayagunakan ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
kesehatan
subspesialistik
untuk
kepentingan masyarakat. Dinas kesehatan provinsi dan departemen
kesehatan selaku penanggung jawab dan melaksanakan fungsi teknis
dan fungsi manajerial pada UKM strata 3 yang didukung oleh lintas
sektoral yg ada. untuk melaksanakan fungsi teknis kesehatan dinas
kesehatan provinsi di bantu oleh institut-institut kesehatan.
2. UKP ( Upaya Kesehatan Perorangan)
Adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat serta
swasta untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan. UKP ini dibagi menjadi :
a. UKP strata pertama
11
UKP tingkat dasar yang menggunakan ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan dasar yang ditujukan kepada perorangan.
penyelenggara UKP ini adalah pemerintah, masyarakat dan swasta
yang diwujudkan melalui berbagai bentuk pelayanan profesional.
pelayanan kesehatan pada strata ini antara lain : puskesmas,pustu,
pelayanan
pengobatan
alternatif
dan
kosmetik,
toko
obat,
laboratorium kinik dan optik.
b. UKP strata kedua
UKP yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi
kesehatan spesialistik.Pelayanan kesehatan pada strata ini antara
lain: praktik dokter spesialis, praktik dokter gigi spesialis, klinik
spesialis, RS tipe C, RS tipe B non pendidikan milik pemerintah, RS
swasta. Pelayanan-pelayanan yang diberikan UKP strata kedua yaitu
pelayaan pengobatan langsung dan pelayanan rujukan medik
sehingga di sebut sebagai UKP lanjutan.
c. UKP strata ketiga
adalah UKP yang menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi
kesehatan subspesialistik. pelayanan kesehatan pada strata ini antara
lain :praktek dokter spesialis konsultan, klinik dokter gigi konsultan,
RS kelas B pendidikan dan kelas A milik pemerintah, rumah sakit
khusus dan RS swasta. Berbagai saranan pelayanan yang diberikan
dalam bentuk pelayanan langsung juga membantu sarana UKP strata
kedua dalam memberi pelayanan rujukan medik.
2.3 Sistem Pembiayaan Kesehatan
A. Definisi Sistem Biaya Kesehatan
Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu
proses atau struktur yang berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya
menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan.
Biaya
kesehatan
menyelenggarakan
dan
adalah
atau
besarnya
dana
memanfaatkan
12
yang
berbagai
harus
upaya
disediakan
kesehatan
untuk
yang
diperlukanoleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat. Dari pengertian diatas
maka biaya kesehatan dapat ditinjau dari 2 sudut yakni:
1. Penyedia pelayanan kesehatan
Biaya kesehatan dari sudut penyedia pelayanan kesehatan adalah besarnya dana
yang harus disediakan untuk dapat menyelenggarakan upaya kesehatan
2. Pemakai jasa pelayanan kesehatan
Biaya kesehatan dari sudut pemakai jasa pelayanan kesehatan adalah besarnya
dana yang harus disediakan untuk dapat memanfaatkan jasa pelayanan
B. Sumber Biaya Kesehatan
secara umum sumber daya kesehatan ini dapat dibedakan atas dua macam:
1. Seluruhnya bersumber dari anggaran pemerintah
Tergantung dari sistem pemerintahan yang dianut, ditemukan di negara
yang bersumber biaya kesehatan yang sepenuhnya ditanggung oleh
pemerintah
2. Sebagian ditanggung oleh masyarakat
Pada beberapa negara sumber daya kesehatan juga berasal dari
masyarakat. Pada negara seperti ini masyarakat diajak berperan serta, baik
dalam menyelenggarakan upaya kesehatan maupun dalam pemanfaatan jasa
pelayanan kesehatan.
C. Macam-macam Biaya Kesehatan
Biaya kesehatan banyak ragamnya, tergantung pada kompleksitas pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat secara umum dia
kesehatan dibedakan atas dua macam:
1. Biaya pelayanan kedokteran
Biaya yang dimaksud adalah yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan dan
atau memanfaatkan pelayanan kedokteran, yakni yang tujuan utamanya untuk
mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan penderita
2. Biaya pelayanan kesehatan masyarakat
13
Biaya yang dimaksud adalah yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan
dan memanfaatkan pelayanan kesehatan masyarakat yakni dengan tujuan
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta untuk mencegah
penyakit
D. Syarat pokok pembiayaan kesehatan
suatu biaya kesehatan yang baik haruslah memenuhi beberapa syarat pokok yakni:
1. Jumlah
Tersedianya dana dalam jumlah yang cukup dalam arti dapat membiayai
penyelenggaraan upaya kesehatan yang dibutuhkan serta tidak menyulitkan
masyarakat yang memanfaatkannya
2. Penyebaran
Mobilisasi dana kesehatan yang ada sesuai dengan kebutuhan
3. Pemanfaatan
Alokasi dana pelayanan disesuaikan dengan tingkat pemanfaatan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan
E. Sistem pembiayaan kesehatan di Indonesia
Sistem pembiayaan kesehatan di Indonesia yang berlaku saat ini adalah jaminan
kesehatan nasional yang dimulai pada tahun 2014 yang secara bertahap menuju ke
universal health coverage. Tujuan jaminan kesehatan nasional secara umum yaitu
mempermudah masyarakat untuk mengakses pelayanan kesehatan dan mendapatkan
pelayanan kesehatan yang bermutu.
Intervensi pemerintah dalam pembiayaan kesehatan masyarakat Indonesia juga
dalam Perpres No. 72/2012 dalam sebuah ayat yang menyampaikan bahwa
pembiayaan kesehatan Indonesia berasal dari sumber seperti pemerintah (pusat atau
daerah), swasta, organisasi masyarakat dan masyarakat itu sendiri. Pembiayaan
pelayanan kesehatan masyarakat menjadi tanggung jawab pemerintah karena
tergolong ke dalam barang publik. Sedangkan untuk pembiayaan pelayanan
perseorangan pemerintah hanya memberikan bantuan pembiayaan untuk masyarakat
14
miskin (tidak mampu) saja. Sistem pembiayaan kesehatan terbagi menjadi dua sistem
yakni fee for service (Out of Pocket) serta sistem Health Insurance. Sistem Out of
Pocket ini merupakan sistem yang dipakai pada sebagian besar pelayanan kesehatan
dimana pasien yang berobat akan membayar kepada pemberi layanan kesehatan
secara pribadi berdasarkan layanan yang didapatkannya. Melalui sistem ini, dokter
akan mendapatkan pendapatan yang sesuai dengan pelayanan yang diberikan.
Semakin banyak pasien, semakin banyak pendapatan yang diterima.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah suatu tatanan yang menghimpun upaya
Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung, guna menjamin derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti
dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945.
2. SKN memiliki landasan yaitu, landasan idiil, landasan konstitusional,dan landasan
operasional.
3. Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua komponen
bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat termasuk badan
hukum, badan usaha, dan lembaga swasta secara sinergis, berhasil guna dan berdaya
guna, sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
4.Tersusunnya SKN ini mempertegas makna pembangunan kesehatan dalam rangka
pemenuhan hak asasi manusia, memperjelas penyelenggaraan pembangunan kesehatan
sesuai dengan visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan
Tahun 2005-2025 (RPJP-K), memantapkan kemitraan dan kepemimpinan yang
transformatif, melaksanakan pemerataan upaya kesehatan yang terjangkau dan bermutu,
meningkatkan investasi kesehatan untuk keberhasilan pembangunan nasional.
3.2 Saran
Perlu adanya peningkatan Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, dan Sinergisme (KISS)
baik antar pelaku maupun subsistem SKN agar tercapainya tujuan SKN itu sendiri.
Kerjasama antara pemerintah, masyarakat dan swasta perlu ditingkatkan agar derajat
kesehatan masyarakat semakin tinggi.
16
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta: Depkes RI.
Adisasmito W. 2008. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Setyawan, Febri Endra Budi. 2008. Sistem Pembiayaan Kesehatan, jurnal.unimus.ac.id, Vol.2 No.4.
Hatta, Gemala. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan, (UI Press, Jakarta: 2008).
Menhukham, Peraturan Pemerintah No.72 tentang Sistem Kesehatan Nasional, (Jakarta, Sek. Kabinet RI,
Agustus 2012).
Wijono, Djoko. 2007. Organisasi Kesehatan. Surabaya: CV. Duta Prima Airlangga.
Alamsyah, Dedi. 2012. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Cetakan kedua, Yogyakarta: Nuha Medika.
17
Download
Study collections