MAKALAH MATA KULIAH DASAR ILMU KESEHATAN MASYARAKAT KEBIJAKAN DAN PEMBIAYAAN KESEHATAN DI INDONESIA DOSEN PENGAMPU: Dr. ARIA GUSTI, SKM., M.Kes. Disusun Oleh : Kelompok 4 PUTRI ANDINI 2011212063 UAIS 2011211057 MACHRANDA 2011211001 SALIYA ORYZA PUTRI 2011212067 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ANDALAS 2020 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan bagi kami dalam menyelesaikan makalah yang berjudul Kebijakan dan Pembiayaan Kesehatan di Indonesia dengan tepat waktu. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Aria Gusti, SKM, M.Kes, selaku dosen pengampu mata kuliah Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan tugas kepada kami sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait Kebijakan dan Pembiayaan Kesehatan di Indonesia. Dalam penulisan makalah ini kami menemui beberapa kendala akan tetapi, kendala tersebut dapat diatasi dengan kerja sama kelompok yang baik. Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, kami menerima segala bentuk kritik dan saran demi penyempurnaan makalah ini. Akhirnya, dengan segala kerendahan hati kami berharap makalah ini ada manfaatnya. Aamiin. Padang, 25 September 2020 Kelompok 4 ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................................. i DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN .............................................. Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang ...................................................... Error! Bookmark not defined. 1.2RumusanMasalah……………….….……………………………………………5 1.3Tujuan………………………….……....………………………………………..5 BAB II PEMBAHASAN ............................................... Error! Bookmark not defined. 2.1 Definisi Sistem Kesehatan Nasional ................ Error! Bookmark not defined. 2.2PengorganisasiandalamSistemKesehatanNasional……………..……...………10 2.3SistemPembiayaanKesehatan………………….………………..……..…….…12 BAB III PENUTUP……………………...............………………….………………16 3.1Kesimpulan……………………....……………………………….……………16 3.2 Saran...................................................................................................................16 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................17 iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam kerangka mencapai tujuan tersebut, pembangunan kesehatan dilaksanakan secara terarah, berkesinambungan dan realistis sesuai pentahapannya. Kinerja sistem kesehatan telah menunjukkan peningkatan, antara lain ditunjukkan dengan peningkatan status kesehatan, yaitu: penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) dari 46 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1997 menjadi 34 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI 2007). Angka Kematian Ibu (AKI) juga mengalami penurunan dari 318 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1997 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI, 2007). Sejalan dengan penurunan angka kematian bayi, Umur Harapan Hidup (UHH) meningkat dari 68,6 tahun pada tahun 2004 menjadi 70,5 tahun pada tahun 2007. Demikian pula telah terjadi penurunan prevalensi kekurangan gizi pada balita dari 29,5% pada akhir tahun 1997 menjadi sebesar 18,4% pada tahun 2007 (Riskesdas, 2007). Namun penurunan indikator kesehatan masyarakat tersebut masih belum seperti yang diharapkan. Upaya percepatan pencapaian indikator kesehatan dalam lingkungan strategis baru, harus terus diupayakan dengan perbaikan Sistem Kesehatan Nasional. Seiring dengan berjalannya waktu maka dibutuhkan pelayanan kesehatan yang bermutu sehingga menuntut perawat saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di berbagai bidang. Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara komprehensif untuk pencapaian SKN yang optimal. Salah satu sub sistem kesehatan nasional adalah subsistem pembiayaan kesehatan. Jika ditinjau dari dari defenisi sehat, sebagaimana yang dimaksud oleh WHO, maka pembiayaan pembangunan perumahan dan atau pembiayaan pengadaan pangan, yang karena juga memiliki dampak terhadap derajat kesehatan, seharusnya turut pula diperhitungkan. Pada akhir akhir ini, dengan makin kompleksnya pelayanan kesehatan serta makin langkanya sumber dana yang tersedia, maka perhatian terhadap sub sistem pembiayaan kesehatan makin meningkat. 4 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1Apakah yang dimaksud dengan sistem kesehatan nasional? 1.2.2 Bagaimana pengorganisasian dalam sistem kesehatan nasional? 1.2.3 Bagaimana sistem pembiayaan kesehatan di Indonesia? 1.3 Tujuan 1.3.1 Mengetahui definisi dari sistem kesehatan nasional 1.3.2 Mengetahui pengorganisasian sistem kesehatan nasional 1.3.3 Mengetahui sistem pembiayaan kesehatan di Indonesia. BAB II 5 PEMBAHASAN 2.1 Definisi Sistem Kesehatan Nasional A. Pengertian Sistem Kesehatan Nasional Pengembangan sistem kesehatan di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1982 ketika Departemen Kesehatan menyusun dokumen sistem kesehatan di Indonesia. Kemudian Departemen Kesehatan RI pada tahun 2004 ini telah melakukan suatu “penyesuaian” terhadap SKN 1982. Di dalam dokumen dikatakan bahwa Sistem Kesehatan Nasional (SKN) didefinisikan sebagai suatu tatanan yang menghimpun upaya Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung, guna menjamin derajat kesehatan yang setinggitingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945. B. MAKSUD DAN KEGUNAAN SKN Penyusunan SKN ini dimaksudkan untuk menyesuaikan SKN 2009 dengan berbagai perubahan dan tantangan eksternal dan internal, agar dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam pengelolaan kesehatan baik oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, dan lembaga swasta. Tersusunnya kesehatan dalam rangka SKN ini pemenuhan mempertegas hak asasi makna pembangunan manusia, memperjelas penyelenggaraan pembangunan kesehatan sesuai dengan visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025 (RPJP-K), memantapkan kemitraan dan kepemimpinan yang transformatif, melaksanakan pemerataan upaya kesehatan yang terjangkau dan bermutu, meningkatkan investasi kesehatan untuk keberhasilan pembangunan nasional. SKN ini merupakan dokumen kebijakan pengelolaan kesehatan sebagai acuan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan. C. LANDASAN SKN 6 Landasan SKN meliputi: a. landasan idiil; b. landasan konstitusional; dan c. landasan operasional. • Landasan idiil yaitu Pancasila. • Landasan konstitusional, yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, khususnya Pasal 28A ”Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya”, Pasal 28B ayat (2) ”Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.”, Pasal 28C ayat (1) ”Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia”, Pasal 28H ayat (1) ”Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”, Pasal 28H ayat (3) ”Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat”, Pasal 34 ayat (2) ”Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan”, dan Pasal 34 ayat (3) ”Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak”. • Landasan Operasional meliputi Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan ketentuan peraturan perundangundangan lainnya yang berkaitan dengan penyelenggaraan SKN dan pembangunan kesehatan. D. Asas SKN 7 1. Perikemanusiaan 2. Pemberdayaan dan kemandirian 3. Adil dan merata 4. Pengutamaan dan manfaat E. Dasar SKN 1. Perikemanusiaan; 2. Keseimbangan; 3. Manfaat; 4. Perlindungan; 5. Keadilan; 6. Penghormatan hak asasi manusia; 7. Sinergisme dan kemitraan yang dinamis; 8. Komitmen dan tata pemerintahan yang baik (good governance); i. legalitas; 9. Antisipatif dan proaktif; 10. Gender dan nondiskriminatif; dan 11. Kearifan lokal. F. Tujuan SKN Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, dan lembaga swasta secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. G. Kedudukan SKN 1. Suprasistem SKN Suprasistem SKN adalah Sistem Ketahanan Nasional. SKN bersama dengan berbagai sistem nasional lainnya diarahkan untuk mencapai tujuan bangsa Indonesia seperti yang tercantum dalam Pembukaan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu melindungi 8 segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dalam kaitan ini, undang-undang yang berkaitan dengan kesehatan merupakan kebijakan strategis dalam pembangunan kesehatan. 2. Kedudukan SKN dalam Sistem Nasional Lainnya Terwujudnya keadaan sehat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang tidak hanya menjadi tanggung jawab sektor/urusan kesehatan, melainkan juga tanggung jawab berbagai sektor/urusan terkait. Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, SKN perlu menjadi acuan bagi sektor/urusan lain. Dalam penyelenggaraan pembangunan nasional, SKN dapat bersinergi secara dinamis dengan berbagai sistem nasional lainnya, seperti: Sistem Pendidikan Nasional, Sistem Perekonomian Nasional, Sistem Ketahanan Pangan Nasional, Sistem Pertahanan dan Keamanan Nasional (Hankamnas), dan sistem nasional lainnya. Pelaksanaan pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan dengan mengikutsertakan seluruh sektor/urusan terkait kesehatan sejak awal perencanaan agar dampak pembangunan yang dilakukan tidak merugikan derajat kesehatan masyarakat secara langsung maupun tidak langsung dalam jangka pendek maupun jangka panjang. 3. Kedudukan SKN terhadap Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan di Daerah Dalam pembangunan kesehatan, SKN merupakan acuan penyelenggaraan pembangunan kesehatan di daerah. 4. Kedudukan SKN terhadap berbagai Sistem Kemasyarakatan, termasuk Swasta Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh dukungan sistem nilai dan budaya masyarakat yang secara bersama terhimpun dalam berbagai sistem kemasyarakatan. Di lain pihak, sebagai 9 sistem kemasyarakatan yang ada, termasuk potensi swasta berperan aktif sebagai mitra dalam pembangunan kesehatan yang dilaksanakan sesuai SKN. Dalam kaitan ini SKN dipergunakan sebagai acuan bagi masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan. Keberhasilan pembangunan kesehatan juga ditentukan oleh peran aktif swasta. Dalam kaitan ini potensi swasta merupakan bagian integral dari SKN. Untuk keberhasilan pembangunan kesehatan perlu digalang kemitraan yang setara, terbuka, dan saling menguntungkan dengan berbagai potensi swasta. Sistem Kesehatan Nasional dapat mewarnai potensi swasta, sehingga sejalan dengan tujuan pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan. 2.2 Pengorganisasian dalam Sistem Kesehatan Nasional A. SUBSISTEM SKN Sistem Kesehatan Nasional saat ini masih mengacu pada World Health Report 2000 yang menuliskan 3 fungsi pokok sistem kesehatan yaitu stewardship, financing, provision. Hal ini coba dijabarkan dalam SKN menjadi subsistem, yang meliputi enam subsistem, yakni: a. subsistem upaya kesehatan; b. subsistem pembiayaan kesehatan; c. subsistem sumber daya manusia kesehatan; d. subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan; e. subsistem manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan; f. subsistem pemberdayaan masyarakat. B. Penyelenggaraan SKN 1. UKM ( Upaya Kesehatan Masyarakat) Adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta 10 mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Menurut tingkatannya, UKM dapat dibagi menjadi : a. UKM strata pertama mencakup segala bentuk UKM yang menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dasar, yang ditujukan pada masyarakat. Penyelenggara pada tahap ini adalah Puskesmas dan UKBM ( upaya kesehatan yang bersumber dari masyarakat di tiap kecamatan). b. UKM strata kedua mencakup segala bentuk UKM yang menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik, yang ditujukan pada masyarakat. Dinas kesehatan kabupaten / kota sebagai penanggung jawab untuk melaksanakan fungsi teknis dan fungsi manajerial pada UKM strata dua, didukung oleh lintas sektoral yang ada. Untuk membantu melaksanakan fungsi teknis kesehatan,dinas kesehatan dibantu oleh UPT ( unit pelaksana teknis). c. UKM strata ketiga adalah UKM unggulan yaitu yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan subspesialistik untuk kepentingan masyarakat. Dinas kesehatan provinsi dan departemen kesehatan selaku penanggung jawab dan melaksanakan fungsi teknis dan fungsi manajerial pada UKM strata 3 yang didukung oleh lintas sektoral yg ada. untuk melaksanakan fungsi teknis kesehatan dinas kesehatan provinsi di bantu oleh institut-institut kesehatan. 2. UKP ( Upaya Kesehatan Perorangan) Adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat serta swasta untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. UKP ini dibagi menjadi : a. UKP strata pertama 11 UKP tingkat dasar yang menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dasar yang ditujukan kepada perorangan. penyelenggara UKP ini adalah pemerintah, masyarakat dan swasta yang diwujudkan melalui berbagai bentuk pelayanan profesional. pelayanan kesehatan pada strata ini antara lain : puskesmas,pustu, pelayanan pengobatan alternatif dan kosmetik, toko obat, laboratorium kinik dan optik. b. UKP strata kedua UKP yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik.Pelayanan kesehatan pada strata ini antara lain: praktik dokter spesialis, praktik dokter gigi spesialis, klinik spesialis, RS tipe C, RS tipe B non pendidikan milik pemerintah, RS swasta. Pelayanan-pelayanan yang diberikan UKP strata kedua yaitu pelayaan pengobatan langsung dan pelayanan rujukan medik sehingga di sebut sebagai UKP lanjutan. c. UKP strata ketiga adalah UKP yang menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan subspesialistik. pelayanan kesehatan pada strata ini antara lain :praktek dokter spesialis konsultan, klinik dokter gigi konsultan, RS kelas B pendidikan dan kelas A milik pemerintah, rumah sakit khusus dan RS swasta. Berbagai saranan pelayanan yang diberikan dalam bentuk pelayanan langsung juga membantu sarana UKP strata kedua dalam memberi pelayanan rujukan medik. 2.3 Sistem Pembiayaan Kesehatan A. Definisi Sistem Biaya Kesehatan Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu proses atau struktur yang berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan. Biaya kesehatan menyelenggarakan dan adalah atau besarnya dana memanfaatkan 12 yang berbagai harus upaya disediakan kesehatan untuk yang diperlukanoleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat. Dari pengertian diatas maka biaya kesehatan dapat ditinjau dari 2 sudut yakni: 1. Penyedia pelayanan kesehatan Biaya kesehatan dari sudut penyedia pelayanan kesehatan adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat menyelenggarakan upaya kesehatan 2. Pemakai jasa pelayanan kesehatan Biaya kesehatan dari sudut pemakai jasa pelayanan kesehatan adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat memanfaatkan jasa pelayanan B. Sumber Biaya Kesehatan secara umum sumber daya kesehatan ini dapat dibedakan atas dua macam: 1. Seluruhnya bersumber dari anggaran pemerintah Tergantung dari sistem pemerintahan yang dianut, ditemukan di negara yang bersumber biaya kesehatan yang sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah 2. Sebagian ditanggung oleh masyarakat Pada beberapa negara sumber daya kesehatan juga berasal dari masyarakat. Pada negara seperti ini masyarakat diajak berperan serta, baik dalam menyelenggarakan upaya kesehatan maupun dalam pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan. C. Macam-macam Biaya Kesehatan Biaya kesehatan banyak ragamnya, tergantung pada kompleksitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat secara umum dia kesehatan dibedakan atas dua macam: 1. Biaya pelayanan kedokteran Biaya yang dimaksud adalah yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan dan atau memanfaatkan pelayanan kedokteran, yakni yang tujuan utamanya untuk mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan penderita 2. Biaya pelayanan kesehatan masyarakat 13 Biaya yang dimaksud adalah yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan dan memanfaatkan pelayanan kesehatan masyarakat yakni dengan tujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta untuk mencegah penyakit D. Syarat pokok pembiayaan kesehatan suatu biaya kesehatan yang baik haruslah memenuhi beberapa syarat pokok yakni: 1. Jumlah Tersedianya dana dalam jumlah yang cukup dalam arti dapat membiayai penyelenggaraan upaya kesehatan yang dibutuhkan serta tidak menyulitkan masyarakat yang memanfaatkannya 2. Penyebaran Mobilisasi dana kesehatan yang ada sesuai dengan kebutuhan 3. Pemanfaatan Alokasi dana pelayanan disesuaikan dengan tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan E. Sistem pembiayaan kesehatan di Indonesia Sistem pembiayaan kesehatan di Indonesia yang berlaku saat ini adalah jaminan kesehatan nasional yang dimulai pada tahun 2014 yang secara bertahap menuju ke universal health coverage. Tujuan jaminan kesehatan nasional secara umum yaitu mempermudah masyarakat untuk mengakses pelayanan kesehatan dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu. Intervensi pemerintah dalam pembiayaan kesehatan masyarakat Indonesia juga dalam Perpres No. 72/2012 dalam sebuah ayat yang menyampaikan bahwa pembiayaan kesehatan Indonesia berasal dari sumber seperti pemerintah (pusat atau daerah), swasta, organisasi masyarakat dan masyarakat itu sendiri. Pembiayaan pelayanan kesehatan masyarakat menjadi tanggung jawab pemerintah karena tergolong ke dalam barang publik. Sedangkan untuk pembiayaan pelayanan perseorangan pemerintah hanya memberikan bantuan pembiayaan untuk masyarakat 14 miskin (tidak mampu) saja. Sistem pembiayaan kesehatan terbagi menjadi dua sistem yakni fee for service (Out of Pocket) serta sistem Health Insurance. Sistem Out of Pocket ini merupakan sistem yang dipakai pada sebagian besar pelayanan kesehatan dimana pasien yang berobat akan membayar kepada pemberi layanan kesehatan secara pribadi berdasarkan layanan yang didapatkannya. Melalui sistem ini, dokter akan mendapatkan pendapatan yang sesuai dengan pelayanan yang diberikan. Semakin banyak pasien, semakin banyak pendapatan yang diterima. 15 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 1. Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah suatu tatanan yang menghimpun upaya Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung, guna menjamin derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945. 2. SKN memiliki landasan yaitu, landasan idiil, landasan konstitusional,dan landasan operasional. 3. Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, dan lembaga swasta secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. 4.Tersusunnya SKN ini mempertegas makna pembangunan kesehatan dalam rangka pemenuhan hak asasi manusia, memperjelas penyelenggaraan pembangunan kesehatan sesuai dengan visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025 (RPJP-K), memantapkan kemitraan dan kepemimpinan yang transformatif, melaksanakan pemerataan upaya kesehatan yang terjangkau dan bermutu, meningkatkan investasi kesehatan untuk keberhasilan pembangunan nasional. 3.2 Saran Perlu adanya peningkatan Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, dan Sinergisme (KISS) baik antar pelaku maupun subsistem SKN agar tercapainya tujuan SKN itu sendiri. Kerjasama antara pemerintah, masyarakat dan swasta perlu ditingkatkan agar derajat kesehatan masyarakat semakin tinggi. 16 DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan RI. 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta: Depkes RI. Adisasmito W. 2008. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Setyawan, Febri Endra Budi. 2008. Sistem Pembiayaan Kesehatan, jurnal.unimus.ac.id, Vol.2 No.4. Hatta, Gemala. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan, (UI Press, Jakarta: 2008). Menhukham, Peraturan Pemerintah No.72 tentang Sistem Kesehatan Nasional, (Jakarta, Sek. Kabinet RI, Agustus 2012). Wijono, Djoko. 2007. Organisasi Kesehatan. Surabaya: CV. Duta Prima Airlangga. Alamsyah, Dedi. 2012. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Cetakan kedua, Yogyakarta: Nuha Medika. 17