LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL KETENAGALISTRIKAN NOMOR : 243/20/DJL.1/2019 TENTANG PEDOMAN STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN DI BIDANG TRANSMISI TENAGA LISTRIK PEDOMAN STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN PADA PEKERJAAN PEMELIHARAAN BIDANG TRANSMISI DJK-K.D351.25 Jakarta, 18 Maret 2019 DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha KATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan menyatakan bahwa setiap tenaga teknik dalam usaha ketenagalistrikan wajib memiliki Sertifikat Kompetensi, guna mewujudkan kondisi instalasi tenaga listrik yang aman, andal dan ramah lingkungan. Penerbitan Sertifikat Kompetensi dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi yang mendapatkan akreditasi atau penunjukan dari Menteri ESDM dilaksanakan secara objektif melalui penilaian yang adil, sah dan andal, dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan lain agar memberikan keyakinan dan kepercayaan bagi pemangku kepentingan. Dalam melaksanakan sertifikasi kompetensi, Lembaga Sertifikasi Kompetensi harus berpedoman pada Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan (SKTTK) yang telah dikemas dalam okupasi jabatan sesuai jenjang kualifikasi ketenagalistrikan. Rancangan SKTTK pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik yang disusun dan dikemas dalam okupasi jabatan oleh Tim Perumus Standar Kompetensi telah mendapatkan aklamasi pada Forum Konsensus yang diselenggarakan pada tanggal 30 November 2017 di Jakarta. Sesuai Pasal 14 ayat (3) Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan, menyatakan bahwa SKTTK hasil Forum Konsensus dapat digunakan sebagai pedoman oleh pemangku kepentingan ketenagalistrikan sampai dengan rancangan SKTTK ditetapkan dan diberlakukan oleh Menteri ESDM. Oleh karena itu, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan perlu menetapkan “Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik” sebagai acuan dalam melaksanakan sertifikasi kompetensi terhadap tenaga teknik Ketenagalistrikan. Jakarta, 23 Januari 2018 Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Andy Noorsaman Sommeng Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 2 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha DAFTAR ISI DAFTAR ISI ................................................................................................. 3 BAB I ................................................................................................. 6 PENDAHULUAN .............................................................................................. 6 1.1. 1.2. 1.3. BAB II Latar Belakang .................................................................. 6 Pengertian ........................................................................ 6 Penggunaan SKTTK ........................................................... 8 ............................................................................................... 10 STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN ................ 10 2.1. 2.2. 2.3. 2.3.1. 2.3.2. 2.3.3. 2.3.4. 2.3.5. 2.3.6. 2.3.7. 2.3.8. 2.3.9. 2.3.10. BAB III Pemetaan SKTTK .............................................................. 10 Pengemasan Kualifikasi Jabatan ......................................... 14 Uraian Kualifikasi Jabatan ................................................. 17 Pelaksana Muda Pemeliharaan Transmisi ............................. 17 Pelaksana Madya Pemeliharaan Jaringan Transmisi ............... 18 Pelaksana Madya Pemeliharaan Gardu Induk........................ 20 Pelaksana Utama Pemeliharaan Jaringan Transmisi ............... 22 Pelaksana Utama Pemeliharaan Gardu Induk........................ 24 Analis Muda Pemeliharaan Jaringan Transmisi ..................... 26 Analis Muda Pemeliharaan Gardu Induk .............................. 28 Analis Madya Pemeliharaan Jaringan Transmisi .................... 29 Analis Madya Pemeliharaan Gardu Induk ............................. 31 Analis Utama Pemeliharaan Sistem Transmisi ....................... 32 ............................................................................................... 34 3.1. 3.2. 3.2.1. Daftar Unit Kompetensi ..................................................... 34 Uraian Unit Kompetensi .................................................... 38 Membantu Pelaksanaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik ............................................................................. 38 Mengkoordinir Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik ............ 41 Mensupervisi Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik .............. 44 Menetapkan Hasil pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik ....... 48 Mengelola Pelaksanaan pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik ............................................................................. 53 Melaksanakan Pemeliharaan Pondasi Dan Tiang SUTT ............ 58 Melaksanakan Pemeliharaan Pondasi Dan Tiang SUTET .......... 63 Melaksanakan Pemeliharaan Konduktor Dan Aksesoris SUTT .. 67 Melaksanakan Pemeliharaan Konduktor Dan Aksesoris SUTET ............................................................................. 72 Melaksanakan Pemeliharaan Jalur SKTT .............................. 77 Melaksanakan Pemeliharaan Jalur SKLT .............................. 82 Melaksanakan Pemeliharaan Minyak Insulasi Dan Tangki Ekspansi ......................................................................... 86 Melaksanakan Pemeliharaan Cross Bounding, Sealing End Dan Sambungan SKTT ....................................................... 91 Melaksanakan Pemeliharaan Cross Bounding, Sealing End Dan Sambungan SKLT ...................................................... 96 3.2.2. 3.2.3. 3.2.4. 3.2.5. 3.2.6. 3.2.7. 3.2.8. 3.2.9. 3.2.10. 3.2.11. 3.2.12. 3.2.13. 3.2.14. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 3 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.2.15. 3.2.16. 3.2.17. 3.2.18. 3.2.19. 3.2.20. 3.2.21. 3.2.22. 3.2.23. 3.2.24. 3.2.25. 3.2.26. 3.2.27. 3.2.28. 3.2.29. 3.2.30. 3.2.31. 3.2.32. 3.2.33. 3.2.34. 3.2.35. 3.2.36. 3.2.37. 3.2.38. 3.2.39. 3.2.40. 3.2.41. 3.2.42. 3.2.43. 3.2.44. 3.2.45. 3.2.46. 3.2.47. 3.2.48. Melaksanakan Pemeliharaan Proteksi Minyak Kabel SKTT ..... 100 Melaksanakan Pemeliharaan Proteksi Minyak Kabel SKLT .... 105 Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Pondasi Dan Tiang SUTT ............................................................................. 110 Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Pondasi Dan Tiang SUTET ........................................................................... 115 Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Konduktor Dan Aksesoris SUTT ............................................................... 120 Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Konduktor Dan Aksesoris SUTET ............................................................. 126 Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Jalur SKTT .............. 131 Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Jalur SKLT .............. 136 Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Minyak Insulasi Dan Tangki Ekspansi ............................................................. 140 Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Cross Bounding, Sealing End Dan Sambungan SKTT .................................... 145 Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Cross Bounding, Sealing End Dan Sambungan SKLT .................................... 150 Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Proteksi Minyak Kabel SKTT ............................................................................. 155 Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Proteksi Minyak Kabel SKLT ............................................................................. 160 Melaksanakan Analisis Pemeliharaan SUTT ......................... 164 Melaksanakan Analisis Pemeliharaan SUTET ....................... 168 Melaksanakan Analisis Pemeliharaan SKTT ......................... 171 Melaksanakan Analisis Pemeliharaan SKLT ......................... 174 Menetapkan Hasil Pelaksanaan pemeliharaan SUTT ............. 178 Menetapkan Hasil Pelaksanaan pemeliharaan SUTET ........... 182 Menetapkan Hasil Pelaksanaan pemeliharaan Saluran Kabel Tanah Tegangan Tinggi (SKTT)........................................... 186 Menetapkan Hasil Pelaksanaan pemeliharaan Saluran Kabel Laut Tegangan Tinggi (SKLT) ............................................. 190 Melaksanakan Pengelolaan Dan Pengembangan Metode Pemeliharaan Jaringan Transmisi ...................................... 194 Melaksanakan Pemeliharaan Peralatan Gardu Induk ............ 197 Melaksanakan Pemeliharaan Kumparan, Inti Besi Dan Alat Bantunya Pada Transformator ........................................... 202 Melaksanakan Pemeliharaan Media Insulasi Transformator ... 207 Melaksanakan Pemeliharaan Proteksi Internal Transformator . 212 Melaksanakan Pemeliharaan Proteksi Bay Transformator ....... 217 Melaksanakan Pemeliharaan Peralatan Pemutus Tenaga ....... 221 Melaksanakan Pemeliharaan Peralatan Pemisah (PMS) .......... 226 Melaksanakan Pemeliharaan Transformator Auxilliary (CT,CVT,PT) .................................................................... 231 Melaksanakan Pemeliharaan Proteksi Switchgear ................. 236 Melaksanakan Pemeliharaan Common Facility Gardu Induk ... 241 Melaksanakan Pemeliharaan SCADA/TEL ........................... 245 Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Peralatan Gardu Induk ............................................................................ 250 Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 4 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.2.49. 3.2.50. 3.2.51. 3.2.52. 3.2.53. 3.2.54. 3.2.55. 3.2.56. 3.2.57. 3.2.58. 3.2.59. 3.2.60. 3.2.61. 3.2.62. 3.2.63. 3.2.64. 3.2.65. 3.2.66. 3.2.67. 3.2.68. BAB IV PENUTUP Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Media Insulasi Transformator ................................................................ 255 Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Proteksi Internal Transformator ................................................................ 260 Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Proteksi Bay Transformator. ................................................................ 265 Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Peralatan Pemutus Tenaga .......................................................................... 270 Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Peralatan Pemisah (PMS) ............................................................................ 275 Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Transformator Auxilliary (CT,CVT,PT) ...................................................... 279 Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Proteksi Switchgear ... 284 Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Common Facility Gardu Induk .................................................................. 289 Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan SCADA/TEL............. 293 Melaksanakan Analisis Pemeliharaan Gardu Induk............... 298 Melaksanakan Analisis Pemeliharaan GITET ........................ 301 Melaksanakan Analisis Pemeliharaan GIS ........................... 304 Melaksanakan Analisis Pemeliharaan Bay Transformator ....... 307 Melaksanakan Analisis Pemeliharaan Switchgear ................. 311 Melaksanakan Analisis Pemeliharaan Common Facility .......... 314 Menetapkan Hasil pemeliharaan Gardu Induk ..................... 318 Menetapkan Hasil pemeliharaan GITET .............................. 322 Menetapkan Hasil Pemeliharaan GIS. ................................. 326 Menetapkan Hasil Pemeliharaan Common Facility ................. 330 Melaksanakan Pengelolaan Dan Pengembangan Metode Pemeliharaan Gardu Induk ............................................... 334 ............................................................................................. 338 ............................................................................................. 338 Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 5 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era global, pasar bebas tidak hanya berlaku untuk komoditi produk barang dan jasa saja yang akan bebas keluar dan masuk kawasan negara Indonesia, namun termasuk juga tenaga kerja. Kompetisi antar tenaga kerja yang akan memasuki pasar kerja akan didasarkan pada kemampuan atau kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing tenaga kerja. Bukti formal kemampuan atau kompetensi seseorang yang sudah diakui saat ini adalah sertifikasi pelaksanaan sertifikasi kompetensi kompetensi. Guna mendukung diperlukan sistem standardisasi kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan. Untuk mengantisipasi pasar bebas serta untuk memperkuat daya saing tenaga kerja lokal yang akan memasuki pasar kerja di bidang transmisi, maka perlu disusun program sertifikasi kompetensi untuk profesi di subbidang pemeliharaan bidang transmisi tenaga listrik. Langkah awal untuk pelaksanaan sertifikasi kompetensi adalah penyediaan standar kompetensi yang relevan. Karena itu, standar kompetensi untuk profesi pemeliharaan transmisi tenaga listrik perlu disusun. 1.2. Pengertian Istilah dan Definisi: 1. Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Standardisasi Kompetensi adalah proses perumusan, penetapan, pemberlakuan, kaji ulang, penerapan, dan standar kompetensi yang dilaksanakan secara tertib dan bekerja sama dengan pemangku kepentingan. 2. Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang dilanjutnya disebut SKTTK adalah aturan, pedoman, atau rumusan suatu kemampuan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan dan didukung sikap serta penerapannya ditempat kerja yang mengacu pada persyaratan unjuk kerja, yang dibakukan berdasarkan konsensus pemangku kepentingan. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 6 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3. Perumusan SKTTK pengumpulan rancangan dan SKTTK adalah rangkaian pengolahan sampai data dengan kegiatan untuk dimulai menyusun tercapainya dari konsep konsensus dari pemangku kepentingan. 4. Klasifikasi Kompetensi adalah penetapan penggolongan kemampuan tenaga teknik ketenagalistrikan menurut bidang dan subbidang kompetensi tertentu. 5. Kualifikasi Kompetensi adalah penetapan penjenjangan kemampuan tenaga teknik ketenagalistrikan menurut tingkat atau level dalam jenjang kualifikasi ketenagalistrikan. 6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik dan/atau memiliki pengalaman kerja di bidang ketenagalistrikan. 7. Asesor Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Asesor adalah Tenaga Teknik yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan asesmen sesuai dengan bidang yang diuji. 8. Kompetensi adalah kemampuan Tenaga Teknik atau Asesor untuk mengerjakan suatu tugas dan pekerjaan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja. 9. Sertifikasi Kompetensi adalah proses penilaian untuk mendapatkan pengakuan formal terhadap Klasifikasi Kompetensi dan Kualifikasi Kompetensi Tenaga Teknik atau Asesor pada usaha ketenagalistrikan. 10. Sertifikat Kompetensi adalah bukti pengakuan formal terhadap Klasifikasi Kompetensi dan Kualifikasi Kompetensi Tenaga Teknik atau Asesor di bidang ketenagalistrikan. 11. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 12. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat KKNI adalah kerangka penjenjangan Kualifikasi Kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan diberbagai sector. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 7 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 13. Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan adalah kerangka penjenjangan Kualifikasi Kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan ketenagalistrikan berdasarkan KKNI. 14. Akreditasi adalah rangkaian kegiatan pemberian pengakuan formal yang menyatakan suatu lembaga sertifikasi telah memenuhi persyaratan untuk melakukan kegiatan sertifikasi. 15. Lembaga Sertifikasi Kompetensi adalah badan usaha yang melakukan usaha jasa penunjang tenaga listrik di bidang Sertifikasi Kompetensi yang diberi hak untuk melakukan Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik atau Asesor. 16. Forum Konsensus adalah pertemuan yang membicarakan kepentingan bersama untuk mendapatkan kesepakatan atau permufakatan yang dicapai melalui kebulatan suara. 17. Harmonisasi adalah serangkaian kegiatan yang sistematis dalam rangka kerja sama saling pengakuan SKTTK dengan standar kompetensi lain baik di dalam maupun luar negeri guna mencapai kesetaraan dan/atau pengakuan. 18. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagalistrikan. 19. Direktur Jenderal adalah direktur jenderal yang mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan, pengusahaan, keteknikan, keselamatan kerja, dan lingkungan di bidang ketenagalistrikan. 20. Kementerian adalah kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang energi dan sumber daya mineral. 21. Kementerian Ketenagakerjaan adalah kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan. 22. Instansi Teknis adalah kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian pembina sektor atau lapangan usaha yang memiliki otoritas teknis dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan di sektor atau lapangan usaha tertentu. 1.3. Penggunaan SKTTK Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 8 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha SKTTK bagi Tenaga Teknik subbidang pemeliharaan bidang transmisi Tenaga Listrik ini digunakan oleh: 1. Lembaga Sertifikasi Kompetensi atau Panitia Uji Kompetensi Ketenagalistrikan sebagai panduan penyusunan Standar Uji Sertifikasi Kompetensi Bagi Tenaga Teknik bidang Transmisi. 2. Lembaga Pelatihan vokasi/keterampilan atau pelatihan penyusunan kurikulum, silabus, dan modul bagi sebagai Tenaga Teknik bidang Transmisi. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 9 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha BAB II STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN 2.1. Pemetaan SKTTK Pemetaan SKTTK pada pedoman ini dikhususkan untuk subbidang pemeliharaan bidang Transmisi Tenaga Listrik. Berikut ini adalah Pemetaan SKTTK untuk subbidang pemeliharaan Bidang Transmisi Tenaga Listrik: Tujuan Fungsi Utama Kunci Fungsi Utama Fungsi Dasar Menyediakan Melaksana Melaksanakan Membantu Pelaksanaan Listrik Yang kan pemeliharaan pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik Aman, Andal pemelihara Transmisi Mengkoordinir dan Ramah an Instalasi Tenaga Listrik pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik Lingkungan Tenaga Mensupervisi Listrik pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik Menetapkan Hasil pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik Mengelola Pelaksanaan pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik Melaksanakan pemeliharaan pondasi dan tiang SUTT Melaksanakan pemeliharaan pondasi dan tiang SUTET Melaksanakan pemeliharaan konduktor dan aksesoris SUTT Melaksanakan pemeliharaan konduktor dan aksesoris SUTET Melaksanakan pemeliharaan Jalur SKTT. Melaksanakan pemeliharaan Jalur SKLT. Melaksanakan pemeliharaan minyak insulasi dan tangki Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 10 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha Tujuan Fungsi Utama Kunci Fungsi Utama Fungsi Dasar ekspansi Melaksanakan pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKTT Melaksanakan pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT Melaksanakan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKTT Melaksanakan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKLT Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan pondasi dan tiang SUTT Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan pondasi dan tiang SUTET Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan konduktor dan aksesoris SUTT . Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan konduktor dan aksesoris SUTET. Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan Jalur SKTT. Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan Jalur SKLT. Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan minyak insulasi dan tangki ekspansi Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKTT Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 11 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha Tujuan Fungsi Utama Kunci Fungsi Utama Fungsi Dasar Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKTT Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKLT Melaksanakan analisis pemeliharaan SUTT Melaksanakan analisis pemeliharaan SUTET Melaksanakan analisis pemeliharaan SKTT. Melaksanakan analisis pemeliharaan SKLT. Menetapkan Pelaksanaan pemeliharaan SUTT, Lengkap Dengan Sarana Bantunya Menetapkan Pelaksanaan pemeliharaan SUTET, Lengkap Dengan Sarana Bantunya Menetapkan Pelaksanaan pemeliharaan Saluran Kabel Tanah Tegangan Tinggi (SKTT), Lengkap Dengan Sarana Bantunya Menetapkan Pelaksanaan pemeliharaan Saluran Kabel Laut Tegangan Tinggi (SKLT), Lengkap Dengan Sarana Bantunya Melaksanakan pengelolaan dan pengembangan metode pemeliharaan jaringan transmisi Melaksanakan pemeliharaan peralatan gardu induk. Melaksanakan pemeliharaan kumparan, inti besi dan alat bantunya pada transformator. Melaksanakan pemeliharaan media insulasi transformator Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 12 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha Tujuan Fungsi Utama Kunci Fungsi Utama Fungsi Dasar Melaksanakan pemeliharaan proteksi internal transformator. Melaksanakan pemeliharaan proteksi bay transformator Melaksanakan pemeliharaan peralatan pemutus tenaga. Melaksanakan pemeliharaan peralatan pemisah (PMS). Melaksanakan pemeliharaan transformator auxilliary (CT,CVT,PT) Melaksanakan pemeliharaan proteksi switchgear Melaksanakan pemeliharaan common facility gardu induk. Melaksanakan pemeliharaan SCADA/TEL Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan peralatan gardu induk. Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan media insulasi transformator. Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan proteksi internal transformator. Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan proteksi bay transformator. Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan peralatan pemutus tenaga Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan peralatan pemisah (PMS) Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan transformator auxilliary (CT,CVT,PT) Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 13 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha Tujuan Fungsi Utama Kunci Fungsi Utama Fungsi Dasar Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan proteksi switchgear Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan common facility gardu induk. Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan SCADA/TEL. Melaksanakan analisis pemeliharaan GI . Melaksanakan analisis pemeliharaan GITET. Melaksanakan analisis pemeliharaan GIS Melaksanakan analisis pemeliharaan bay transformator. Melaksanakan analisis pemeliharaan switchgear. Melaksanakan analisis pemeliharaan common facility. Menetapkan pemeliharaan GI Menetapkan pemeliharaan GITET Menetapkan pemeliharaan GIS. Menetapkan pemeliharaan common facility. Menetapkan pemeliharaan GI Menetapkan pemeliharaan GITET Menetapkan pemeliharaan GIS. Menetapkan pemeliharaan common facility. Melaksanakan pengelolaan dan pengembangan metode pemeliharaan Gardu Induk 2.2. Pengemasan Kualifikasi Jabatan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 14 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan, pengemasan okupasi jabatan pada subbidang pemeliharaan bidang transmisi ketenagalistrikan ketenagalistrikan dikualifikasikan menjadi 9 (sembilan) jenjang kualifikasi, yaitu: 1. Pelaksana Muda, 2. Pelaksana Madya, 3. Pelaksana Utama, 4. Teknisi/analis Muda 5. Teknisi/analis Madya 6. Teknisi/analis Utama 7. Ahli Muda 8. Ahli Madya 9. Ahli Utama Bidang Subbidang No Standar Kompetensi Kualifikasi Kode Kemungkinan KKNI Kualifikasi Jabatan Jabatan Transmisi 1 Jenjang 1 D.35.125.01 Pelaksana Muda pemelihara .KUALIFIKA pemeliharaan an SI.1.TRATEL Transmisi Tenaga Listrik 2 Jenjang 2 D.35.125.01 Pelaksana .KUALIFIKA pemeliharaan SUTT SI.2.TRAJAR dan/atau SUTET / Pelaksana Madya Madya pemeliharaan SKTT dan/atau SKLT. D.35.125.01 Pelaksana Madya .KUALIFIKA pemeliharaan SI.2.TRAGID dan/atau GITET, Pelaksana madya pemeliharaan GI Bay Transformator, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 15 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha Bidang Subbidang No Standar Kompetensi Kualifikasi Kode Kemungkinan KKNI Kualifikasi Jabatan Jabatan Pelaksana Madya pemeliharaan Switchgear/ Pelaksana madya pemeliharaan Common Facility 3 Jenjang 3 D.35.125.01 Kepala regu .KUALIFIKA pemeliharaan SUTT SI.3.TRAJAR dan/atau SUTET, Pelaksana madya pemeliharaan SKTT dan/atau SKLT D.35.125.01 Kepala .KUALIFIKA pemeliharaan SI.3.TRAGID dan/atau GITET / Kepala pemeliharaan regu GI regu Bay Transformator Kepala / regu pemeliharaan Switchgear Kepala / regu pemeliharaan Common Facility 4 Jenjang 4 D.35.125.01 Supervisor .KUALIFIKA pemeliharaan SI.4.TRAJAR Jaringan D.35.125.01 Supervisor .KUALIFIKA pemeliharaan SI.4.TRAGID dan GITET Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia GI 16 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha Bidang Subbidang No Standar Kompetensi Kualifikasi Kode Kemungkinan KKNI Kualifikasi Jabatan Jabatan 5 6 Jenjang 5 Jenjang 6 D.35.125.01 Asman .KUALIFIKA pemeliharaan SI.5.TRAJAR Jaringan, D.35.125.01 Asman .KUALIFIKA pemeliharaan SI.5.TRAGID Gardu Induk D.35.125.01 Manajer .KUALIFIKA SI.6.TRATEL 2.3. Uraian Kualifikasi Jabatan Uraian kualifikasi jabatan berisi tentang deskripsi, sikap kerja, peran kerja, kemungkinan jabatan serta daftar unit kompetensi pada kemungkinan jabatan dalam jenjang kualifikasi jabatan tersebut. 2.3.1. Pelaksana Muda Pemeliharaan Transmisi D.35.125.01.KUALIFIKASI.1.TRATEL a. Deskripsi Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 1 KKNI yang berkaitan dengan membantu tugas pelaksanaan pemeliharaan transmisi tenaga listrik b. Sikap Kerja - Melaksanakan Tugas Berdasarkan Perintah Kerja Atasan Langsung - Melaksanakan Tugas Berdasarkan SOP - Menggunakan Alat Pelindung Diri c. Peran Kerja Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 17 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha - Mempersiapkan peralatan untuk proses pemeliharaan transmisi tenaga listrik sesuai dengan SOP. - Membantu pada pelaksanaan pemeliharaan transmisi tenaga listrik sesuai dengan SOP d. Kemungkinan Jabatan Tenaga Bantu pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik e. Daftar Unit Kompetensi No. Kode Unit Nama Unit 1. D.35.125.00.001.1 Membantu Pelaksanaan pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik 2.3.2. Pelaksana Madya Pemeliharaan Jaringan Transmisi D.35.125.01.KUALIFIKASI.2.TRAJAR a. Deskripsi Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 2 KKNI yang berkaitan dengan tugas pelaksanaan pemeliharaan pada SUTT dan/atau SUTET, SKTT dan/atau SKLT. b. Sikap Kerja - Melaksanakan Tugas sesuai Perintah Kerja - Melaksanakan Tugas Berdasarkan SOP - Menggunakan Alat Pelindung Diri c. Peran Kerja - Melaksanakan pemeliharaan terhadap SUTT dan/atau SUTET, SKTT dan/atau SKLT. - Menyampaikan laporan hasil pemeliharaan. d. Kemungkinan Jabatan 1. Pelaksana madya pemeliharaan SUTT dan/atau SUTET 2. Pelaksana madya pemeliharaan SKTT dan/atau SKLT Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 18 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha e. Daftar Unit Kompetensi 1. Pelaksana madya pemeliharaan SUTT dan/atau SUTET Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 3 (tiga) unit kompetensi yang terdiri dari 2 (dua) unit kompetensi inti yaitu: No. Kode Unit Nama Unit 1. D.35.125.02.006.1 Melaksanakan pemeliharaan pondasi dan tiang SUTT D.35.125.02.008.1 2. Melaksanakan pemeliharaan konduktor dan aksesoris SUTT Dan minimal 1 (satu) unit kompetensi pilihan dari unit-unit kompetensi berikut: No. Kode Unit Nama Unit 1. D.35.125.02.007.1 Melaksanakan pemeliharaan pondasi dan tiang SUTET D.35.125.02.009.1 2. Melaksanakan pemeliharaan konduktor dan aksesoris SUTET 2. Pelaksana madya pemeliharaan SKTT dan/atau SKLT Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki 5 (lima) unit kompetensi yang terdiri dari 3 (tiga) unit kompetensi inti yaitu: No. Kode Unit 1. D.35.125.02.010.1 Nama Unit Melaksanakan pemeliharaan Jalur SKTT 2. D.35.125.02.012.1 Melaksanakan minyak insulasi pemeliharaan dan tangki ekspansi 3. D.35.125.02.013.1 Melaksanakan pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKTT Dan 2 (dua) unit kompetensi pilihan dari unit-unit kompetensi berikut: Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 19 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha No. Kode Unit Nama Unit 1. D.35.125.02.011.1 Melaksanakan pemeliharaan Jalur SKLT 2. D.35.125.02.014.1 Melaksanakan pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT 3. D.35.125.02.015.1 Melaksanakan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKLT 4. D.35.125.02.016.1 Melaksanakan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKTT 2.3.3. Pelaksana Madya Pemeliharaan Gardu Induk D.35.125.01.KUALIFIKASI.2.TRAGID a. Deskripsi Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 2 KKNI yang berkaitan dengan tugas pelaksanaan pemeliharaan pada Bay Transformator, Switchgear, dan Common Facility. b. Sikap Kerja - Melaksanakan Tugas sesuai Perintah Kerja - Melaksanakan Tugas Berdasarkan SOP - Menggunakan Alat Pelindung Diri c. Peran Kerja - Melaksanakan pemeliharaan terhadap Bay Transformator, Switchgear, dan Common Facility. - Menyampaikan laporan hasil pemeliharaan. d. Kemungkinan Jabatan 1. Pelaksana madya pemeliharaan GI dan/atau GITET 2. Pelaksana madya pemeliharaan Switchgear 3. Pelaksana madya pemeliharaan Common Facility e. Daftar Unit Kompetensi 1. Pelaksana madya pemeliharaan GI dan/atau GITET Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 20 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki 4 (empat) unit kompetensi yang terdiri dari 2 (dua) unit kompetensi inti yaitu: No. Kode Unit Nama Unit 1. D.35.125.03.037.1 Melaksanakan pemeliharaan peralatan gardu induk 2. D.35.125.03.040.1 Melaksanakan pemeliharaan proteksi internal transformator Dan 2 (dua) unit kompetensi pilihan dari unit-unit kompetensi berikut: No. Kode Unit Nama Unit 1. D.35.125.03.038.1 Melaksanakan pemeliharaan kumparan, inti besi dan alat bantunya pada transformator 2. D.35.125.03.039.1 Melaksanakan pemeliharaan media insulasi transformator 3. D.35.125.03.041.1 Melaksanakan pemeliharaan proteksi bay transformator 2. Pelaksana madya pemeliharaan Switchgear Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki 4 (empat) unit kompetensi yang terdiri dari 2 (dua) unit kompetensi inti yaitu: No. Kode Unit Nama Unit 1. D.35.125.03.045.1 Melaksanakan pemeliharaan proteksi switchgear 2. D.35.125.03.042.1 Melaksanakan pemeliharaan peralatan pemutus daya Dan 1 (satu) unit kompetensi pilihan dari unit-unit kompetensi berikut: No. Kode Unit Nama Unit 1. D.35.125.03.043.1 Melaksanakan pemeliharaan peralatan pemisah 2. D.35.125.03.044.1 Melaksanakan pemeliharaan transformator auxilliary Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 21 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3. Pelaksana madya pemeliharaan Common Facility No. Kode Unit Nama Unit 1. D.35.125.03.046.1 Melaksanakan pemeliharaan common facility gardu induk 2. D.35.125.03.047.1 Melaksanakan pemeliharaan SCADA/TEL 2.3.4. Pelaksana Utama Pemeliharaan Jaringan Transmisi D.35.125.01.KUALIFIKASI.3.TRAJAR a. Deskripsi Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 3 KKNI yang berkaitan dengan tugas terhadap pekerjaan pemeliharaan pada SUTT dan/atau SUTET, SKTT dan/atau SKLT. b. Sikap Kerja - Melaksanakan Tugas sesuai Perintah Kerja - Melaksanakan Tugas Berdasarkan SOP - Menggunakan Alat Pelindung Diri c. Peran Kerja - Mengawasi pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan terhadap SUTT dan/atau SUTET, SKTT dan/atau SKLT. - Menyampaikan laporan hasil pemeliharaan. d. Kemungkinan Jabatan 1. Kepala regu pemeliharaan SUTT dan/atau SUTET 2. Kepala regu pemeliharaan SKTT dan/atau SKLT e. Daftar Unit Kompetensi 1. Kepala regu pemeliharaan SUTT dan/atau SUTET Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 4 (empat) unit kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti yaitu: No. Kode Unit Nama Unit Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 22 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha D.35.125.00.070.1 1. Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik Dan minimal 3 (tiga) unit kompetensi pilihan dari unit-unit kompetensi berikut: No. Kode Unit Nama Unit 1. D.35.125.02.017.1 Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan pondasi dan tiang SUTT D.35.125.02.019.1 2. Mengkoordinir pemeliharaan pekerjaan konduktor dan aksesoris SUTT D.35.125.02.018.1 3. Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan pondasi dan tiang SUTET D.35.125.02.020.1 4. Mengkoordinir pemeliharaan pekerjaan konduktor dan aksesoris SUTET 2. Kepala regu pemeliharaan SKTT dan/atau SKLT Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 4 (empat) unit kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti yaitu: No. Kode Unit 1. D.35.125.00.070.1 Nama Unit Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik Dan minimal 3 (tiga) unit kompetensi pilihan dari unit-unit kompetensi berikut: No. Kode Unit Nama Unit 1. D.35.125.02.021.1 Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan Jalur SKTT 2. D.35.125.02.023.1 Mengkoordinir pemeliharaan pekerjaan minyak insulasi dan tangki ekspansi Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 23 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3. D.35.125.02.024.1 Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan cross sealing dan end bounding, sambungan SKTT 4. D.35.125.02.022.1 Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan Jalur SKLT 5. D.35.125.02.025.1 Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan cross sealing dan end bounding, sambungan SKLT 6. D.35.125.02.026.1 Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKTT 7. D.35.125.02.027.1 Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKLT 2.3.5. Pelaksana Utama Pemeliharaan Gardu Induk D.35.125.01.KUALIFIKASI.3.TRAGID a. Deskripsi Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 3 KKNI yang berkaitan dengan tugas terhadap pekerjaan pemeliharaan pada Bay Transformator, Switchgear, dan Common Facility. b. Sikap Kerja - Melaksanakan Tugas sesuai Perintah Kerja - Melaksanakan Tugas Berdasarkan SOP - Menggunakan Alat Pelindung Diri c. Peran Kerja - Mengawasi pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan terhadap Bay Transformator, Switchgear, dan Common Facility. - Menyampaikan laporan hasil pemeliharaan. d. Kemungkinan Jabatan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 24 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 1. Kepala regu pemeliharaan GI dan/atau GITET 2. Kepala regu pemeliharaan Switchgear 3. Kepala regu pemeliharaan Common Facility e. Daftar Unit Kompetensi 1. Kepala regu pemeliharaan GI dan/atau GITET Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki 4 (empat) unit kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti yaitu: No. Kode Unit 1. D.35.125.00.070.1 Nama Unit Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik Dan minimal 3 (tiga) unit kompetensi pilihan dari unit-unit kompetensi berikut: No. Kode Unit Nama Unit 1. D.35.125.03.048.1 Mengkoordinir pemeliharaan pekerjaan peralatan gardu induk D.35.125.03.050.1 2. Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan proteksi internal transformator D.35.125.03.049.1 3. Mengkoordinir pemeliharaan pekerjaan media insulasi transformator D.35.125.03.051.1 4. Mengkoordinir pemeliharaan pekerjaan proteksi bay transformator 2. Kepala regu pemeliharaan Switchgear Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 4 (empat) unit kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti yaitu: No. Kode Unit 1. D.35.125.00.070.1 Nama Unit Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan Transmisi Tenaga Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 25 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha Listrik Dan minimal 3 (tiga) unit kompetensi pilihan dari unit-unit kompetensi berikut: No. Kode Unit Nama Unit 1. D.35.125.03.055.1 Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan proteksi switchgear D.35.125.03.052.1 2. Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan peralatan pemutus daya D.35.125.03.053.1 3. Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan peralatan pemisah D.35.125.03.054.1 4. Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan transformator auxilliary 3. Kepala regu pemeliharaan Common Facility Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 2 (dua) unit kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti yaitu: No. Kode Unit 1. D.35.125.00.070.1 Nama Unit Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik Dan minimal 1 (satu) unit kompetensi pilihan dari unit-unit kompetensi berikut: No. Kode Unit 1. D.35.125.03.056.1 Nama Unit Mengkoordinir pemeliharaan pekerjaan common facility gardu induk 2. D.35.125.03.057.1 Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan SCADA/TEL 2.3.6. Analis Muda Pemeliharaan Jaringan Transmisi Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 26 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha D.35.125.01.KUALIFIKASI.4.TRAJAR a. Deskripsi Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 4 KKNI yang berkaitan dengan tugas analisis pekerjaan pemeliharaan pada SUTT dan/atau SUTET, SKTT dan/atau SKLT. b. Sikap Kerja - Melaksanakan Tugas Berdasarkan Perintah Kerja Atasan Langsung - Melaksanakan Tugas Berdasarkan SOP - Berintegritas - Bertanggung jawab c. Peran Kerja - Mengevaluasi dan menganalisis pelaksanaan pemeliharaan terhadap SUTT dan/atau SUTET, SKTT dan/atau SKLT. - Melakukan koordinasi dan pembagian tugas kepada bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas. - Menganalisis pelaksanaan pekerjaan (Job Safety Analysis), Standing Operation Procedure, dan Instruksi Kerja - Mengendalikan pelayanan gangguan - Membuat laporan berkala sesuai bidangnya. d. Kemungkinan Jabatan 1. Supervisor pemeliharaan Jaringan e. Daftar Unit Kompetensi 1. Supervisor pemeliharaan Jaringan Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 4 (empat) unit kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti yaitu: No. Kode Unit 1. D.35.125.00.071.1 Nama Unit Mensupervisi pemeliharaan transmisi tenaga listrik Dan minimal 3 (tiga) unit kompetensi pilihan dari unit-unit kompetensi berikut: No. Kode Unit Nama Unit Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 27 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 1. D.35.125.02.028.1 Melaksanakan analisis pemeliharaan SUTT 2. D.35.125.02.030.1 Melaksanakan analisis pemeliharaan SKTT 3. D.35.125.02.029.1 Melaksanakan analisis pemeliharaan SUTET 4. D.35.125.02.031.1 Melaksanakan analisis pemeliharaan SKLT 2.3.7. Analis Muda Pemeliharaan Gardu Induk D.35.125.01.KUALIFIKASI.4.TRAGID a. Deskripsi Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 4 KKNI yang berkaitan dengan tugas analisis pekerjaan pemeliharaan pada Bay Transformator, Switchgear, dan Common Facility. b. Sikap Kerja - Melaksanakan Tugas Berdasarkan Perintah Kerja Atasan Langsung - Melaksanakan Tugas Berdasarkan SOP - Berintegritas - Bertanggung jawab c. Peran Kerja - Mengevaluasi dan menganalisis pelaksanaan pemeliharaan terhadap Bay Transformator, Switchgear, dan Common Facility. - Melakukan koordinasi dan pembagian tugas kepada bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas. - Menganalisis pelaksanaan pekerjaan (Job Safety Analysis), Standing Operation Procedure, dan Instruksi Kerja - Mengendalikan pelayanan gangguan - Membuat laporan berkala sesuai bidangnya. d. Kemungkinan Jabatan 1. Supervisor pemeliharaan Gardu Induk Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 28 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha e. Daftar Unit Kompetensi 1. Supervisor pemeliharaan Gardu Induk Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 4 (empat) unit kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti yaitu: No. Kode Unit 1. D.35.125.00.071.1 Nama Unit Mensupervisi pemeliharaan transmisi tenaga listrik Dan minimal 3 (tiga) unit kompetensi pilihan dari unit-unit kompetensi berikut: No. Kode Unit Nama Unit 1. D.35.125.03.058.1 Melaksanakan analisis pemeliharaan GI 2. D.35.125.03.061.1 Melaksanakan analisis pemeliharaan Bay Transformator 3. D.35.125.03.060.1 Melaksanakan analisis pemeliharaan GIS 4. D.35.125.03.059.1 Melaksanakan analisis pemeliharaan GITET 5. D.35.125.03.062.1 Melaksanakan analisis pemeliharaan Switchgear 6. D.35.125.02.131.1 Melaksanakan analisis pemeliharaan common facility 2.3.8. Analis Madya Pemeliharaan Jaringan Transmisi D.35.125.01.KUALIFIKASI.5.TRAJAR a. Deskripsi Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 5 KKNI yang berkaitan dengan tugas koordinasi pekerjaan pemeliharaan pada Jaringan transmisi. b. Sikap Kerja Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 29 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha - Melaksanakan Tugas Berdasarkan Batasan Kewenangan yang Diberikan - Melaksanakan Tugas Berdasarkan SOP - Berintegritas - Bertanggung jawab c. Peran Kerja - Mengevaluasi laporan Supervisor pemeliharaan Jaringan Transmisi - Membuat keputusan tindak lanjut terhadap hasil laporan pekerjaan Supervisor pemeliharaan Transmisi - Meyusun program pekerjaan yang akan dilaksanakan - Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan tugas pemeliharaan - Memastikan bahwa pelaksanaan operasional pemeliharaan telah sesuai dengan yang dipersyaratkan - Membuat laporan berkala sesuai bidangnya. d. Kemungkinan Jabatan 1. Asman pemeliharaan Jaringan Transmisi e. Daftar Unit Kompetensi 1. Asman pemeliharaan Jaringan Transmisi Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 3 (tiga) unit kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti yaitu: No. Kode Unit 1. D.35.125.00.004.1 Nama Unit Menetapkan Hasil pemeliharaan transmisi tenaga listrik Dan minimal 2 (dua) unit kompetensi pilihan dari unit-unit kompetensi berikut: No. Kode Unit 1. D.35.125.02.032.1 Nama Unit Menetapkan Hasil pelaksanaan pemeliharaan SUTT 2. D.35.125.02.034.1 Menetapkan Hasil pelaksanaan pemeliharaan SKTT Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 30 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3. D.35.125.02.033.1 Menetapkan Hasil pelaksanaan pemeliharaan SUTET 4. D.35.125.02.035.1 Menetapkan Hasil pelaksanaan pemeliharaan SKLT 2.3.9. Analis Madya Pemeliharaan Gardu Induk D.35.125.01.KUALIFIKASI.5.TRAGID a. Deskripsi Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 5 KKNI yang berkaitan dengan tugas koordinasi pekerjaan pemeliharaan pada Gardu Induk. b. Sikap Kerja - Melaksanakan Tugas Berdasarkan Batasan Kewenangan yang Diberikan - Melaksanakan Tugas Berdasarkan SOP - Berintegritas - Bertanggung jawab c. Peran Kerja - Mengevaluasi laporan Supervisor pemeliharaan Gardu Induk - Membuat keputusan tindak lanjut terhadap hasil laporan pekerjaan Supervisor pemeliharaan Transmisi - Meyusun program pekerjaan yang akan dilaksanakan - Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan tugas pemeliharaan - Memastikan bahwa pelaksanaan operasional pemeliharaan telah sesuai dengan yang dipersyaratkan - Membuat laporan berkala sesuai bidangnya. d. Kemungkinan Jabatan 1. Asman pemeliharaan Gardu Induk e. Daftar Unit Kompetensi 1. Asman pemeliharaan Gardu Induk Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 31 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 3 (tiga) unit kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti yaitu: No. Kode Unit 1. D.35.125.00.004.1 Nama Unit Menetapkan Hasil pemeliharaan transmisi tenaga listrik Dan minimal 2 (dua) unit kompetensi pilihan dari unit-unit kompetensi berikut: No. Kode Unit 1. D.35.125.03.064.1 Nama Unit Menetapkan Hasil pemeliharaan GI 2. D.35.125.03.067.1 Menetapkan Hasil pemeliharaan common facility 3. D.35.125.03.066.1 Menetapkan Hasil pemeliharaan GIS 4. D.35.125.03.065.1 Menetapkan Hasil pemeliharaan GITET 2.3.10. Analis Utama Pemeliharaan Sistem Transmisi D.35.125.01.KUALIFIKASI.6.TRATEL a. Deskripsi Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 6 KKNI yang berkaitan dengan tugas pengelolaan dan pengembangan metode pemeliharaan pemeliharaan Sistem Transmisi Tenaga Listrik b. Sikap Kerja - Melaksanakan pekerjaan sesuai SOP - Komitmen menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang disepakati - Pelaksanaan kerja sesuai sesuai Rencana Kerja Anggaran (RKA) yang telah disepakati - Bekerja berdasarkan kontrak kerja yang disepakati c. Peran Kerja - Mendiskusikan sasaran kinerja perusahaan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 32 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha - Membuat strategi pencapaian sasaran kinerja perusahaan - Menyusun dan melaksanakan Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan bertanggungjawab atas laporan keuangan dan laporan operasional lainnya. - Membagi tugas sesuai target kinerja perusahaan - Mengkoordinir dan mengevaluasi pencapaian kinerja - Memperbaiki penyimpangan target pencapaian kinerja dan meningkatkan kinerja perusahaan - Melaksanakan komunikasi dengan pihak terkait - Mendiskusikan dengan atasan langsung terkait kinerja perusahaan - Membuat laporan kinerja perusahaan. d. Kemungkinan Jabatan Manajer e. Daftar Unit Kompetensi Manajer Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 2 (dua) unit kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti yaitu: No. Kode Unit 1. D.35.125.00.073.1 Nama Unit Mengelola Pelaksanaan pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik Dan minimal 1 (satu) unit kompetensi pilihan dari unit-unit kompetensi berikut: No. Kode Unit 1. D.35.125.02.036.1 Nama Unit Mengelola dan Mengembangkan Metode pemeliharaan Jaringan 2. D.35.125.03.068.1 Mengelola dan Mengembangkan Metode pemeliharaan Gardu Induk Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 33 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha BAB III STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN 3.1. Daftar Unit Kompetensi Unit - unit kompetensi disusun berdasarkan fungsi dasar yang diperoleh dari pemetaan SKTTK, yaitu sebagai berikut Nomor Kode Unit Urut Kompetensi 1. D.35.125.00.001.1 Judul Unit Kompetensi Membantu Pelaksanaan pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik 2. D.35.125.00.002.1 Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik 3. D.35.125.00.003.1 Mensupervisi pemeliharaan transmisi tenaga listrik 4. D.35.125.00.004.1 Melaksanakan Penetapan Hasil Pekerjaan pemeliharaan pemeliharaan transmisi tenaga listrik 5. D.35.125.00.005.1 Mengelola Pelaksanaan pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik 6. D.35.125.02.006.1 Melaksanakan pemeliharaan pondasi dan tiang SUTT 7. D.35.125.02.008.1 Melaksanakan pemeliharaan konduktor dan aksesoris SUTT 8. D.35.125.02.007.1 Melaksanakan pemeliharaan pondasi dan tiang SUTET 9. D.35.125.02.009.1 Melaksanakan pemeliharaan konduktor dan aksesoris SUTET 10. D.35.125.02.010.1 Melaksanakan pemeliharaan Jalur SKTT 11. D.35.125.02.012.1 Melaksanakan pemeliharaan minyak insulasi dan tangki ekspansi 12. D.35.125.02.013.1 Melaksanakan pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKTT 13. D.35.125.02.011.1 Melaksanakan pemeliharaan Jalur SKLT Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 34 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha Nomor Kode Unit Urut Kompetensi 14. D.35.125.02.014.1 Judul Unit Kompetensi Melaksanakan pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT 15. D.35.125.02.015.1 Melaksanakan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKLT 16. D.35.125.02.016.1 Melaksanakan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKTT 17. D.35.125.03.037.1 Melaksanakan pemeliharaan peralatan gardu induk 18. D.35.125.03.040.1 Melaksanakan pemeliharaan proteksi internal transformator 19. D.35.125.03.038.1 Melaksanakan pemeliharaan kumparan, inti besi dan alat bantunya pada transformator 20. D.35.125.03.039.1 Melaksanakan pemeliharaan media insulasi transformator 21. D.35.125.03.041.1 Melaksanakan pemeliharaan proteksi bay transformator 22. D.35.125.03.045.1 Melaksanakan pemeliharaan proteksi switchgear 23. D.35.125.03.042.1 Melaksanakan pemeliharaan peralatan pemeliharaan peralatan pemutus daya 24. D.35.125.03.043.1 Melaksanakan pemisah 25. D.35.125.03.044.1 Melaksanakan pemeliharaan transformator auxilliary 26. D.35.125.03.046.1 Melaksanakan pemeliharaan common facility gardu induk 27. D.35.125.03.047.1 Melaksanakan pemeliharaan SCADA/TEL 28. D.35.125.02.017.1 Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan pondasi dan tiang SUTT 29. D.35.125.02.019.1 Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan konduktor dan aksesoris SUTT 30. D.35.125.02.018.1 Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan pondasi dan tiang SUTET Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 35 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha Nomor Kode Unit Urut Kompetensi 31. D.35.125.02.020.1 Judul Unit Kompetensi Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan konduktor dan aksesoris SUTET 32. D.35.125.02.021.1 Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan pekerjaan pemeliharaan Jalur SKTT 33. D.35.125.02.023.1 Mengkoordinir minyak insulasi dan tangki ekspansi 34. D.35.125.02.024.1 Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKTT 35. D.35.125.02.022.1 Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan Jalur SKLT 36. D.35.125.02.025.1 Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT 37. D.35.125.02.026.1 Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKTT 38. D.35.125.02.027.1 Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKLT 39. D.35.125.03.048.1 Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan peralatan gardu induk 40. D.35.125.03.050.1 Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan proteksi internal transformator 41. D.35.125.03.049.1 Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan media insulasi transformator 42. D.35.125.03.051.1 Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan proteksi bay transformator 43. D.35.125.03.055.1 Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan proteksi switchgear 44. D.35.125.03.052.1 Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan peralatan pemutus daya 45. D.35.125.03.053.1 Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan peralatan pemisah 46. D.35.125.03.054.1 Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan transformator auxilliary 47. D.35.125.03.056.1 Mengkoordinir Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia pekerjaan pemeliharaan 36 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha Nomor Kode Unit Urut Kompetensi Judul Unit Kompetensi common facility gardu induk 48. D.35.125.03.057.1 Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan SCADA/TEL 49. D.35.125.02.028.1 Melaksanakan analisis pemeliharaan SUTT 50. D.35.125.02.030.1 Melaksanakan analisis pemeliharaan SKTT 51. D.35.125.02.029.1 Melaksanakan analisis pemeliharaan SUTET 52. D.35.125.02.031.1 Melaksanakan analisis pemeliharaan SKLT 53. D.35.125.03.058.1 Melaksanakan analisis pemeliharaan GI 54. D.35.125.03.061.1 Melaksanakan analisis pemeliharaan Bay Transformator 55. D.35.125.03.060.1 Melaksanakan analisis pemeliharaan GIS 56. D.35.125.03.059.1 Melaksanakan analisis pemeliharaan GITET 57. D.35.125.03.062.1 Melaksanakan analisis pemeliharaan analisis pemeliharaan Switchgear 58. D.35.125.02.131.1 Melaksanakan common facility 59. D.35.125.02.032.1 Melaksanakan Penetapan Hasil Pekerjaan pemeliharaan SUTT 60. D.35.125.02.034.1 Melaksanakan Penetapan Hasil Pekerjaan pemeliharaan SKTT 61. D.35.125.02.033.1 Melaksanakan Penetapan Hasil Pekerjaan pemeliharaan SUTET 62. D.35.125.02.035.1 Melaksanakan Penetapan Hasil Pekerjaan pemeliharaan SKLT 63. D.35.125.03.064.1 Melaksanakan Penetapan Hasil Pekerjaan pemeliharaan GI 64. D.35.125.03.067.1 Melaksanakan Penetapan Hasil Pekerjaan pemeliharaan common facility 65. D.35.125.03.066.1 Melaksanakan Penetapan Hasil Pekerjaan pemeliharaan GIS 66. D.35.125.03.065.1 Melaksanakan Penetapan Hasil Pekerjaan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 37 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha Nomor Kode Unit Urut Kompetensi Judul Unit Kompetensi pemeliharaan GITET 67. D.35.125.02.036.1 Mengelola dan Mengembangkan Metode pemeliharaan Jaringan 68. D.35.125.03.068.1 Mengelola dan Mengembangkan Metode pemeliharaan Gardu Induk 3.2. Uraian Unit Kompetensi Uraian unit kompetensi merupakan penjelasan terhadap unit-unit kompetensi yang ada pada daftar unit kompetensi yang mencakup Kode Unit, Judul Unit, Deskripsi unit, elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja, batasan variabel serta panduan penilaian. 3.2.1. Membantu Pelaksanaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik Kode Unit : D.35.125.00.001.1 Judul Unit : Membantu Pelaksanaan pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik Deskripsi Unit : Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan prosedur yang diperlukan untuk menyiapkan pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik dengan sesuai instruction manual dan Standing Operation Procedure (SOP) yang berlaku. ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Menerima Penugasan 1.1. Perintah kerja pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik diterima dan dipahami 1.2. Standing Operation Procedure (SOP) terkait penugasan dipelajari 1.3. Daftar peralatan pemeliharaan diterima 2. Menyiapkan 2.1. SOP pelaksanaan pekerjaan disiapkan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 38 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI peralatan 2.2. Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan pemeliharaan dan alat bantu disiapkan sesuai daftar pada daftar peralatan pemeliharaan 2.3. Status kesiapan peralatan peralatan pemeliharaan diisi dan disampaikan kepada pelaksana pemeliharaan 3. Membantu 3.1 Pelaksanaan Alat kerja, material kerja dan Alat Pelindung Diri (APD) disiapkan/dikenakan pemeliharaan 3.2 Instruksi dari pelaksana pemeliharaan dilaksanakan BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1. Norma 3.1.1. Sebelum bekerja, melaksanakan briffing atas pekerjaan dipimpin oleh ketua tim 3.1.2. Taat azas pelaksanaan pekerjaan sesuai SOP; Work Instruction; Job Safety Analysist 3.2. Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pelaksanaan pemeliharaan 4. Peralatan dan Perlengkapan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 39 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 4.1. Peralatan 4.1.1. Alat komunikasi 4.1.2. Alat pelindung diri 4.1.3. Alat ukur 4.1.4. Toolkit 4.2. Perlengkapan 4.2.1. Alat tulis kantor (ATK) 4.2.2. Alat bantu kerja (Tangga, Tali panjat, takel dll sesuai kebutuhan/lokasi) PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi (tidak ada) 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan 3.1.1 Memahami SOP 3.1.2 Mengenal Alat Ukur 3.1.3 Mengenal alat kerja bantu 3.1.4 Mengenal APD 3.1.5 Mengenal bahan/material listrik ( Konduktor dan isolator) 3.2 Keterampilan 3.2.1 Mampu melakukan perhitungan sederhana 3.2.2 Mampu menggunakan alat ukur 3.2.3 Memilih bahan 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Menggunakan APD 4.2. Bekerja sesuai SOP 4.3. Bekerja berdasarkan perintah kerja 5. Aspek Penting Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 40 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.2. Mengkoordinir Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik Kode Unit : D.35.125.00.002.1 Judul Unit Deskripsi Unit : Mengkoordinir Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik : Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam pelaksanaan tugas koordinasi pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 1.1. Perintah kerja dipahami. 1. Menyiapkan pelaksanaan 1.2. Prosedur/SOP pelaksanaan sesuai perintah kerja dipahami. 1.3. Daftar nama pekerja perencana disiapkan. 1.4. Dokumen permohonan pemeliharaan dari pemohon dipahami. 1.5. Milestone pelaksanaan pekerjaan dipahami. 1.6. Bahan reverensi terkait dengan pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik sesuai dengan permintaan spesifikasi instalasi disiapkan. 1.7. Komunikasi dan koordinasi proses pelaksanaan kerja dengan pihak lain yang terlibat dilaksanakan sesuai dengan Prosedur/SOP 2. Pelaksanaan koordinasi 2.1. Pembagian tugas petugas perencana dilakukan sesuai dengan kompetensi. 2.2. Pemantauan pemenuhan keselamatan ketenagalistrikan saat pelaksanaan kerja dilakukan. 2.3. Pemantauan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan milestone dilakukan. 2.4. Verifikasi terhadap kelengkapan administratif maupun kelengkapan teknis dari hasil pemeliharaan dilakukan. 3.1. Identifikasi permasalahan yang 3. Mengatasi permasalahan timbul dilakukan. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 41 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KOMPETENSI 4 Membuat laporan KRITERIA UNJUK KERJA 3.2. Pelaporan terhadap permasalahan yang timbul dilakukan. 3.3. Pelaksanaan penyelesaian permasalahan sesuai dengan perintah kerja dilakukan. 4.1. Hasil pelaksanaan Pemeliharaan dikumpulkan sesuai dengan perintah kerja.. 4.2. Laporan pelaksanaan tugas koordinasi dibuat. BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Perintah kerja adalah lembar penugasan dengan format sesuai dengan kebijakan masing-masing perusahaan yang berisi deskripsi penugasan bagi petugas pelaksana. 1.2. Prosedur/SOP adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan/lembaga dalam pelaksanaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik. 2. Peraturan Yang Diperlukan 2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha Jasa penunjang Tenaga Listrik 2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5. Peraturan Perundangan yang berlaku lainnya 3. Norma dan Standar 3.1. Norma 3.1.1. Pada pembangunan dan pemasangan Transmisi Tenaga Listrik, setiap perintah dilakukan secara resmi (tertulis atau terekam), dengan menggunakan sarana dan prosedur yang berlaku. 3.1.2. Setiap perintah resmi dari atasan wajib dipatuhi 3.1.3. Kode Etik Pegawai 3.2. Standar 3.2.1. SKTTK ini merupakan standar kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan pada pembangunan dan pemasangan Transmisi Tenaga Listrik 3.2.2. Standing Operation Procedure (SOP) Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 42 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1. Peralatan yang diperlukan sesuai dengan pembangunan dan pemasangan Transmisi Tenaga Listrik yang akan dikerjakan 4.1.2. Alat tulis kantor (ATK) 4.1.3. Alat komunikasi 4.2. Perlengkapan material : 4.2.1. dokumen milestone pelaksanaan pekerjaan 4.2.2. Rambu rambu K2 di daerah kerja 4.2.3. form hasil pemeliharaan PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1. Penilaian terkait dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja dalam menjalankan setiap kriteria unjuk kerja diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2. Peserta harus dilengkapi dengan peralatan / perlengkapan, dokumen, bahan, serta fasilitas asesmen yang dibutuhkan 1.3. Metoda asesmen yang diterapkan meliputi : test tertulis, test lisan /wawancara, observasi demonstrasi/praktek, verifikasi bukti/portofolio 2. Persyaratan Kompetensi 2.1. Secara portofolio dapat menunjukkan bahwa pernah bekerja di bidang teknis ketenagalistrikan atau memiliki sertifikat pelatihan terkait dengan bidang teknis ketenagalistrikan atau memiliki ijazah pendidikan yang terkait dengan bidang teknis ketenagalistrikan. 3. Pengetahuan dan Keterampilan Yang Diperlukan 3.1. Pengetahuan 3.1.1. Memahami SOP 3.1.2. Memahami standar pemasangan Transmisi sesuai dengan perintah kerja 3.2. Keterampilan 3.2.1. Menerapkan Ketentuan Keselamatan Ketenagalistrikan 3.2.2. Menerapkan Prosedur Pemasangan (SOP) Pembangkitan Tenaga Listrik 3.2.3. Mampu membuat laporan pelaksanaan tugas koordinasi 4. Sikap Kerja Yang Diperlukan 4.1. Disiplin dalam mematuhi perintah kerja 4.2. Teliti 4.3. disiplin 4.4. Melaksanakan tugas sesuai Prosedur/SOP dan perintah kerja Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 43 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 4.5. Melaksanakan pekerjaan sesuai aturan Keselamatan Ketenagalistrikkan (K2) 5. Aspek Penting 5.1. Memahami proses pekerjaan sesuai dengan kriteria unjuk kerja 5.2. Mampu melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kriteria unjuk kerja yang dipersyaratkan. 3.2.3. Mensupervisi Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik Kode Unit : D.35.125.00.003.1 Judul Unit Deskripsi Unit : Mensupervisi Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik : Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam pelaksanaan kegiatan supervisi pemeliharaan Transmisi Tenaga ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 1.1. Perintah kerja dipahami. 1. Menyiapkan pelaksanaan supervisi 1.2. Prosedur/SOP pelaksanaan sesuai perintah kerja dipahami. 1.3. Dokumen timeline/milestone pelaksanaan pekerjaan dipahami. 1.4. Komunikasi dan koordinasi proses pelaksanaan kerja dengan pihak lain yang terlibat dilaksanakan sesuai dengan Prosedur/SOP. terkait permohonan 2. Melaksanakan supervisi 2.1. Dokumen pelaksanaan pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik dari para pemilik instalasi dikumpulkan. 2.2. Daftar personil koordinator dan petugas perencana dibuat. 2.3. Pembagian tugas kerja personil koordnator dan petugas perencana dibuat sesuai dengan jenis instalasi dan kompetensi personil. 2.4. Pengecekan berkala terhadap kesiapan operasi peralatan dan perlengkapan kerja secara sampling dilakukan. 2.5. Pengecekan terhadap kesesuaian penggunaan form hasil pemeliharaan terhadap jenis instalasi terpasang oleh petugas dilakukan. 2.6. Pengecekan terhadap kondisi dan kesiapan petugas perencana sebelum Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 44 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA bertugas dilakukan. 2.7. Persetujuan pelaksanaan tugas oleh petugas perencana sesuai dengan kondisi petugas perencana dan Prosedur/SOP dilakukan. 2.8. Pengecekan terhadap hasil pemeliharaan dengan dokumen desain dilakukan. 2.9. Pengecekan terhadap pemenuhan kelengkapan pengisian form hasil pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik sesuai dengan Prosedur/SOP dilakukan. 2.10. Pengecekan terhadap pemenuhan timelines/milestone pelaksanaan pekerjaan dilakukan. 3.1. Daftar rekomendasi perbaikan 3. Menyampaikan rekomendasi perbaikan pelaksanaan sesuai dengan dan menerima feedback Prosedur/SOP disusun. 3.2. Hasil pengecekan terhadap pelaksanaan disampaikan kepada petugas. 3.3. Feedback dari petugas koordinator dan perencana terkait rekomendasi perbaikan dianalisis. 4.1. Daftar resiko permasalahan teknis 4. Mengatasi permasalahan teknis dan analisis penyelesaiannya sesuai terkait pelaksanaan dengan Prosedur/SOP dibuat. pemeliharaan 4.2. Penyelesaian permasalahan teknis sesuai dengan daftar yang telah dibuat dilaksanakan. 4.3. Daftar permasalahan yang belum dapat terselesaikan dengan daftar resiko permasalah sebagaimana pada poin 4.1 dibuat. pelaksanaan supervisi 5. Membuat laporan 5.1. Analisis supervisi dibuat. 5.2. Laporan supervisi pelaksanaan berisi pelaksanaan rekomendasi perbaikan pemasangan, daftar penyelesaian permasalahan dan daftar permasalahan yang belum terselesaikan, serta analisis Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 45 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA pelaksanaan supervisi dibuat. BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Perintah kerja adalah lembar penugasan dengan format sesuai dengan kebijakan masing-masing perusahaan yang berisi deskripsi penugasan bagi petugas pelaksana. 1.2. Prosedur/SOP adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan/lembaga dalam pelaksanaan pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik. 1.3. Pengecekan terhadap kondisi adalah pengecekan kondisi umum secara visual maupun lisan terhadap kondisi kesehatan baik secara jasmani maupun mental. 2. Peraturan Yang Diperlukan 2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan Pasal 2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha Jasa penunjang Tenaga Listrik 2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5. Peraturan Perundangan yang berlaku lainnya 3. Norma dan Standar 3.1. Norma 3.1.1. Pada pembangunan dan pemasangan Transmisi Tenaga Listrik, setiap perintah dilakukan secara resmi (tertulis atau terekam), dengan menggunakan sarana dan prosedur yang berlaku. 3.1.2. pembangunan dan pemasangan Transmisi Tenaga Listrik harus dilakukan secara optimal sehingga pada saat ditemui adanya perbedaan di antara beberapa standar yang harus dirujuk, maka optimasi pembangunan dan pemasangan harus diutamakan 3.1.3. Setiap perintah resmi dari atasan wajib dipatuhi 3.1.4. Kode Etik Pegawai 3.2. Standar 3.2.1. SKTTK ini merupakan standar kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan pada pembangunan dan pemasangan Transmisi Tenaga Listrik. 3.2.2. Standing Operation Procedure (SOP) sesuai dengan perusahaan/lembaga 4. Peralatan dan Perlengkapan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 46 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 4.1. Peralatan 4.1.1. Alat tulis kantor (ATK) 4.1.2. Alat komunikasi 4.1.3. Alat pelindung diri (APD) 4.2. Perlengkapan 4.2.1. Form hasil pemeliharaan 4.2.2. Dokumen standar Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik yang berlaku 4.2.3. Dokumen Standing Operation Procedure (SOP) dilokasi uji kompetensi 4.2.4. Tempat uji kompetensi PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1. Penilaian terkait dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja dalam menjalankan setiap kriteria unjuk kerja diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2. Penilaian secara umum dilakukan dengan cara uji tertulis, uji lisan dan uji praktek/observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1. Secara portofolio dapat menunjukkan bahwa pernah bekerja di bidang teknis ketenagalistrikan atau memiliki sertifikat pelatihan terkait dengan bidang teknis ketenagalistrikan atau memiliki ijazah pendidikan yang terkait dengan bidang teknis ketenagalistrikan. 3. Pengetahuan dan Keterampilan Yang Diperlukan 3.1. Pengetahuan 3.1.1. Memahami Ketentuan Keselamatan Ketenagalistrikan 3.1.2. Memahami material dan prosedur pemasangan peralatan Transmisi Tenaga Listrik 3.1.3. Memahami manajemen resiko 3.1.4. Memahami SOP 3.1.5. Memahami standar permasangan Transmisi sesuai dengan perinta kerja 3.2. Keterampilan 3.2.1. Mampu untuk mengatasi permasalahan teknis 3.2.2. Mampu untuk membagi penugasan sesuai dengan kompetensi dalam pelaksanaan supervisi 3.2.3. Mampu membuat analisis terkait perbaikan dalam pelaksanaan pekerjaan 3.2.4. Mampu membuat laporan pelaksanaan supervisi 4. Sikap Kerja Yang Diperlukan 4.1. Disiplin dalam menegakkan prosedur di kelompoknya 4.2. Teliti Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 47 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 4.3. Sikap kepemimpinan 4.4. Melaksanakan tugas sesuai Prosedur/SOP dan perintah kerja 4.5. Berintegritas 5. Aspek Penting 5.1. Mampu melaksanakan pekerjaan dengan konsisten di tiap elemen kompetensi. 5.2. Mampu memenuhi kriteria yang tercakup pada setiap elemen kompetensi dengan menggunakan teknik teknik dan standar yang berlaku 3.2.4. Menetapkan Hasil pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik Kode Unit : D.35.125.00.04.1 Judul Unit Deskripsi Unit : Menetapkan Hasil pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik : Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam pelaksanaan kegiatan penetapan Hasil pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 1.1. Perintah kerja dipahami. 1. Menyiapkan pelaksanaan 1.2. Prosedur/SOP pelaksanaan sesuai perintah kerja dipahami. 1.3. Dokumen program kerja instansi/perusahaan dan timeline/milestone pelaksanaan pekerjaan dipahami. 1.4. Dokumen laporan form evaluasi analisis hasil pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik dipahami. 1.5. Dokumen Laporan supervisi pelaksanaan pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik dipahami. 1.6. Komunikasi dan koordinasi proses pelaksanaan kerja dengan pihak lain yang terlibat dilaksanakan sesuai dengan Prosedur/SOP 2. Melaksanakan evaluasi 2.1. Verifikasi dan validasi terhadap dokumen kelengkapan dokumen proses pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik sesuai dengan Prosedur/SOP dilakukan. 2.2. Evaluasi kesesuaian standar yang digunakan dalam proses pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik terhadap peraturan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 48 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA perundang-undangan yang berlaku. 2.3. Evaluasi dokumen proses pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik terhadap kesesuaian dengan standar yang digunakan. 2.4. Evaluasi terhadap dokumen rekomendasi perbaikan pemasangan dilakukan. 2.5. Kesimpulan hasil evaluasi dibuat sesuai dengan Prosedur/SOP. 3.1. Daftar potensi permasalahan dan analisis penyelesaian permasalahan sesuai dengan Prosedur/SOP terkait proses pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik dibuat. 3.2. Evaluasi terhadap laporan supervisi perlaksanaan pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik dilakukan. 3.3. Pelaksanaan penyelesaian permasalahan dilakukan sesuai dengan analisis pada poin 3.1. 3.4. Daftar permasalahan yang belum dapat diselesaikan dibuat. 4. Menjaga mutu 4.1. Pengecekan secara berkala terhadap pemeliharaan Transmisi pemenuhan aspek administratif Tenaga Listrik maupun aspek teknis dalam proses pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik dilakukan. 4.2. Pengecekan secara berkala terhadap kebenaran hasil pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik dilakukan. 4.3. Pengecekan secara berkala kesesuaian capaian kinerja terhadap program kerja instansi/perusahaan dilakukan. 4.4. Melakukan analisis dan evaluasi terkait capaian kondisi capaian kinerja terhadap program kerja instansi/perusahaan dilakukan. 3. Menyelesaikan permasalahan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 49 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA Hasil pemeliharaan 5. Menetapkan hasil 5.1. Dokumen penyelesaian ditetapkan. pemeliharaan Transmisi 5.2. Surat keterangan terselesainya Tenaga Listrik pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik sesuai standar dan dokumen desain disampaikan kepada pemohon. 5.3. Evaluasi dan analisis terhadap feedback dan review dari pemohon pemeliharaan. 5.4. Laporan evaluasi penyelesaian pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik dibuat. BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Perintah kerja adalah lembar penugasan dengan format sesuai dengan kebijakan masing-masing perusahaan yang berisi deskripsi penugasan bagi petugas pelaksana. 1.2. Prosedur/SOP adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan/lembaga dalam pelaksanaan pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik. 1.3. Aspek administratif adalah pemenuhan proses pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik secara administratif sesuai dengan Prosedur/SOP perusahaan misalkan pemenuhan pembubuhan tanda tangan pada setiap form dokumen demi mampu telusurnya dokumen yang dibuat. 1.4. aspek teknis adalah pemenuhan persyaratan teknis proses pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik dengan Prosedur/SOP perusahaan misalkan peralatan uji dan ukur yang digunakan harusnya berfungsi dengan baik sehingga hasil pengukuran dan pengujiannya valid. 2. Peraturan Yang Diperlukan 2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha Jasa penunjang Tenaga Listrik 2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5. Peraturan Perundangan yang berlaku lainnya 3. Norma dan Standar Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 50 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.1. Norma 3.1.1. Pada pembangunan dan pemasangan Peralatan Transmisi Tenaga Listrik, setiap perintah dilakukan secara resmi (tertulis atau terekam), dengan menggunakan sarana dan prosedur yang berlaku 3.1.2. pembangunan dan pemasangan Peralatan Transmisi Tenaga Listrik harus dilakukan secara optimal sehingga pada saat ditemui adanya perbedaan di antara beberapa standar yang harus dirujuk, maka optimasi pembangunan dan pemasangan harus diutamakan 3.2. Standar 3.2.1. SKTTK ini merupakan standar kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan pada pembangunan dan pemasangan Peralatan Transmisi Tenaga Listrik 3.2.2. Standing Operation Procedure (SOP) sesuai dengan perusahaan/lembaga 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1. Alat tulis kantor (ATK) 4.1.2. Alat komunikasi 4.1.3. Alat pelindung diri (APD) 4.2. Perlengkapan 4.2.1. Form hasil pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik 4.2.2. Form Analisis hasil pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik 4.2.3. Form evaluasi analisis hasil pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik 4.2.4. Dokumen standar Pemasangan Transmisi Tenaga Listrik yang berlaku 4.2.5. Dokumen laporan supervisi pelaksanaan pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik 4.2.6. Dokumen Standing Operation Procedure (SOP) dilokasi uji kompetensi PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1. Penilaian/asesmen kompetensi ini dapat dilakukan di tempat kerja atau pada tempat yang disimulasikan. 1.2. Peserta harus dilengkapi dengan peralatan / perlengkapan, dokumen, bahan, serta fasilitas asesmen yang dibutuhkan 1.3. proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama dengan para pihak terkait mempertimbangkan aspek aspek tujuan dan kontek asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan peserta , dan tempat asesmen Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 51 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 2. 3. 4. 5. 1.4. Metoda asesmen yang diterapkan meliputi : test tertulis, test lisan / wawancara, observasi demonstrasi/praktek, verifikasi bukti/portofolio Persyaratan Kompetensi 2.1. Secara portofolio dapat menunjukkan bahwa pernah bekerja di bidang teknis ketenagalistrikan atau memiliki sertifikat pelatihan terkait dengan bidang teknis ketenagalistrikan atau memiliki ijazah pendidikan yang terkait dengan bidang teknis ketenagalistrikan. Pengetahuan dan Keterampilan Yang Diperlukan 3.1. Pengetahuan 3.1.1. Memahami Ketentuan Keselamatan Ketenagalistrikan 3.1.2. Memahami material dan prosedur pemasangan Peralatan Transmisi Tenaga Listrik terkait 3.1.3. Memahami SOP 3.1.4. Memahami manajemen resiko 3.1.5. Memahami prosedur evaluasi progres pemasangan Peralatan Transmisi Tenaga Listrik 3.1.6. Memahami ISO 9001:2008 3.1.7. Memahami standar pemeliharaan Transmisi sesuai dengan perintah kerja 3.2. Keterampilan 3.2.1. Mampu mengevaluasi hasil analisis kesesuaian pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik dengan standar Pemasangan yang berlaku 3.2.2. Mampu membuat kesimpulan dari laporan evaluasi analisis hasil pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik 3.2.3. Mampu menyelesaikan permasalahan terkait proses pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik 3.2.4. Mampu membuat dokumen Hasil pemeliharaan Sikap Kerja Yang Diperlukan 4.1. Disiplin dalam menegakkan prosedur di kelompoknya 4.2. Teliti 4.3. Sikap kepemimpinan 4.4. Melaksanakan tugas sesuai Prosedur/SOP dan perintah kerja 4.5. Berintegritas Aspek Penting 5.1. Mampu melaksanakan pekerjaan dengan konsisten di tiap elemen kompetensi. 5.2. Mampu memenuhi kriteria yang tercakup pada setiap elemen kompetensi dengan menggunakan teknik teknik dan standar yang berlaku Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 52 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.2.5. Mengelola Pelaksanaan pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik Kode Unit Judul Unit : D.35.125.00.005.1 : Mengelola Pelaksanaan pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik Deskripsi : Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengetahuan, Unit keterampilan dan sikap dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan Pelaksanaan pemeliharaan Transmisi ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 1.1. Dokumen Visi dan Misi 1. Menyiapkan pelaksanaan perusahaan/instansi dipahami. 1.2. Dokumen terkait dengan output/keluaran yang ditentukan oleh perusahaan/instansi 1.3. Peraturan perundangan-undangan terkait dengan proses pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik dipahami. 1.4. Dokumen terkait operasional pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik disiapkan. 1.5. Komunikasi dan koordinasi proses pelaksanaan kerja dengan pihak lain yang terlibat dilaksanakan sesuai dengan Prosedur/SOP 2.1. Program kerja tahunan disusun 2. Merencanakan pengelolaan sesuai dengan visi dan misi perusahaan/instansi dan keluaran yang ditentukan oleh perusahaan/instansi. 2.2. Identifikasi jumlah sumber daya yang dimiliki. 2.3. Identifikasi jumlah sumber daya yang diperlukan. 2.4. Analisis kebutuhan pelaksanaan program kerja dilakukan. 2.5. Timeline pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan program kerja ditetapkan. 2.6. Rencana kerja dan anggaran perusahaan ditetapkkan sesuai dengan program kerja. 3.1. Program kerja perusahaan/instansi 3. Melaksanakan pengelolaan diterjemahkan dalam bentuk Perintah kerja. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 53 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KOMPETENSI 4. Menyelesaikan permasalahan KRITERIA UNJUK KERJA 3.2. Prosedur/SOP ditetapkan secara berkala berdasarkan standar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku 3.3. Prosedur/SOP dievaluasi secara berkala berdasarkan standar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3.4. Pembagian tugas kerja untuk melaksanakan visi dan misi perusahaan/instansi dilaksanakan sesuai dengan kompetensi dari petugas. 3.5. Secara berkala melakukan evaluasi terhadap laporan-laporan proses pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik. 3.6. Analisis sesuai dengan visi dan misi perusahaan/instansi dan keluaran yang ditentukan oleh perusahaan/instansi untuk pemberian keputusan terkait dengan hubungan perusahaan/instansi dengan pihak internal maupun eksternal dilakukan. 3.7. Secara berkala analisis kesesuaian pemeliharaan program kerja dengan capaian kinerja dilakukan. 4.1. Daftar potensi permasalahan dan analisis penyelesaian permasalahan sesuai dengan Prosedur/SOP terkait proses pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik dibuat. 4.2. Evaluasi terhadap laporan permasalahan yang belum terselesaikan. 4.3. Pelaksanaan penyelesaian permasalahan dilakukan sesuai dengan analisis pada poin 3.1. 4.4. Daftar permasalahan yang belum dapat diselesaikan dibuat. 4.5. Pemeliharaan dengan pihak-pihak eksternal terkait penyelesaian Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 54 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KOMPETENSI 5. Menjaga mutu pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik 6. Evaluasi program kerja capaian 7. Membuat laporan hasil pengelolaan KRITERIA UNJUK KERJA permasalahan dilakukan. 5.1. Secara berkala dilakukan evaluasi kesesuaian antara dokumen pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik terhadap surat keterangan terselesainya pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik. 5.2. Secara berkala dilakukan pengecekan terhadap hasil feedback dan review dari pemohon pemeliharaan instalasi terhadap hasil pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik. 6.1. Evaluasi kesesuaian pelaksanaan pekerjaan terhadap timeline program kerja dilakukan. 6.2. Evaluasi terhadap kesesuaian antara pencapaian program kerja terhadap Visi dan Misi perusahaa dan keluaran yang ditentukan oleh perusahaan/instansi dilakukan. 6.3. Dokumen evaluasi disusun untuk sebagai bahan perbaikan kinerja. 7.1. Laporan proses pengelolaan pemeliharaan Transmisi dibuat. 7.2. Laporan disampaikan sebagai pertanggungjawaban untuk menjalankan visi dan misi perusahaan/instansi. BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Perintah kerja adalah lembar penugasan dengan format sesuai dengan kebijakan masing-masing perusahaan yang berisi deskripsi penugasan bagi petugas pelaksana. 1.2. Prosedur/SOP adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan/lembaga dalam pelaksanaan pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik. 1.3. Standar adalah standar Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik yang berlaku. 2. Peraturan Yang Diperlukan 2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 55 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha Jasa penunjang Tenaga Listrik 2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5. Peraturan Perundangan yang berlaku lainnya 3. Norma dan Standar 3.1. Norma 3.1.1. Pada pembangunan dan pemasangan Transmisi Tenaga Listrik, setiap perintah dilakukan secara resmi (tertulis atau terekam), dengan menggunakan sarana dan prosedur yang berlaku 3.1.2. pembangunan dan pemasangan Transmisi harus dilakukan secara optimal sehingga pada saat ditemui adanya perbedaan di antara beberapa standar, baik yang sudah baku maupun yang belum baku, maka optimasi pembangunan dan pemasangan yang mungkin untuk dilakukan harus diupayakan 3.1.3. Semua norma-norma umum yang tidak bertentangan dengan Butir 3.1.1. dan 3.1.2. tetap berlaku 3.2. Standar 3.2.1. SKTTK ini merupakan standar kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan pada pembangunan dan pemasangan Pembangkit 3.2.2. Standing Operation Procedure (SOP) sesuai dengan perusahaan/lembaga 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1. Alat tulis kantor (ATK) 4.1.2. Alat komunikasi 4.1.3. Alat pelindung diri (APD) 4.2. Perlengkapan 4.2.1. Dokumen Visi dan Misi perusahaan/instansi 4.2.2. Form hasil pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik 4.2.3. Form Analisis hasil pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik 4.2.4. Form evaluasi analisis hasil pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik 4.2.5. Dokumen standar Pemasangan Transmisi Tenaga Listrik yang berlaku 4.2.6. Dokumen laporan supervisi pelaksanaan pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik 4.2.7. Dokumen Standing Operation Procedure (SOP) dilokasi uji kompetensi 4.2.8. Tempat uji kompetensi Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 56 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1. Penilaian/asesmen kompetensi ini dapat dilakukan di tempat kerja atau pada tempat yang disimulasikan. 1.2. Peserta harus dilengkapi dengan peralatan / perlengkapan, dokumen, bahan, serta fasilitas asesmen yang dibutuhkan 1.3. proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama dengan para pihak terkait mempertimbangkan aspek aspek tujuan dan kontek asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan peserta , dan tempat asesmen 1.4. Metoda asesmen yang diterapkan meliputi : test tertulis, test lisan / wawancara, observasi demonstrasi/praktek, verifikasi bukti/portofolio 2. Persyaratan Kompetensi 2.1. Secara portofolio dapat menunjukkan bahwa pernah bekerja di bidang ketenagalistrikan atau memiliki sertifikat pelatihan terkait dengan bidang ketenagalistrikan atau memiliki ijazah pendidikan yang terkait dengan bidang ketenagalistrikan. 3. Pengetahuan dan Keterampilan Yang Diperlukan 3.1. Pengetahuan 3.1.1. Memahami Ketentuan Keselamatan Ketenagalistrikan 3.1.2. Memahami SOP 3.1.3. Memahami regulasi terkait dengan pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik 3.1.4. Memahami manajemen resiko 3.1.5. Memahami manajemen pengelolaan perusahaan/instansi 3.1.6. Memahami ISO 9001 3.1.7. Memahami Standar pemeliharaan Transmisi sesuai dengan perintah kerja 3.2. Keterampilan 3.2.1. Mampu menerjemahkan visi dan misi perusahaan/instansi menjadi program kerja 3.2.2. Memahami prosedur evaluasi progres pemasangan Pembangkit 3.2.3. Mampu melakukan memberikan tugas untuk menjalankan perintah kerja kepada petugas sesuai dengan kompetensinya 3.2.4. Memahami ilmu pengetahuan dan teknologi bidang mekanik, elektrik dan kontrol instrumen yang diperlukan pada Transmisi terkait 3.2.5. Mampu melakukan pengecekan untuk menjaga kualitas mutu dari proses pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik 3.2.6. Mampu melakukan kontrol dan evaluasi kinerja sesuai dengan program kerja Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 57 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.2.7. Mampu berkoordinasi baik internal maupun eksternal dalam menyelesaikan permasalahan terkait proses pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik 4. Sikap Kerja Yang Diperlukan 4.1. Disiplin dalam menegakkan prosedur di kelompoknya 4.2. Teliti 4.3. Jelas dan lugas dalam berkomunikasi, khususnya dalam memberikan perintah 4.4. Melaksanakan tugas sesuai Prosedur/SOP dan perintah kerja 4.5. Berintegritas 5. Aspek Penting 5.1. Mampu melaksanakan pekerjaan dengan konsisten di tiap elemen kompetensi. 5.2. Mampu memenuhi kriteria yang tercakup pada setiap elemen kompetensi dengan menggunakan teknik teknik dan standar yang berlaku 3.2.6. Melaksanakan Pemeliharaan Pondasi Dan Tiang SUTT Kode Unit : D.35.125.02.006.1 Judul Unit :Melaksanakan pemeliharaan pondasi dan tiang SUTT Deskripsi Unit :Unit kompetensi prosedur ini berkaitan dengan pemeliharaan yang penerapan diperlukan untuk Melaksanakan pemeliharaan pondasi dan tiang SUTT, sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku. ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan dan menyiapkan pelaksanaan pemeliharaan pondasi dan tiang SUTT. 1.1. Gambar teknik (pondasi tiang SUTT) jaringan tegangan Tinggi dipelajari sesuai Standing Operation Procedure (SOP). 1.2. Tata cara Standing berkomunikasi Operation dipahami Procedure sesuai (SOP) pemeliharaan SUTT. 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat selesai sesuai jadwal yang ditetapkan. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 58 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1.4 Personil berwenang memastikan dihubungi bahwa dikoordinasikan sesuai untuk pekerjaan Struktur telah Organisasi Unit Kerja yang berlaku. 1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar pemeliharaan Pondasi Tiang Saluran Udara tegangan Tinggi yang ditetapkan perusahaan. 1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk memastikan bahwa instruksi dapat terlaksana sesuai standar perusahaan. 1.7 Prosedur dan Ketenagalistrikan peraturan Keselamatan dipahami sesuai standar yang berlaku. 2. Melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang (SOP) Standing pemeliharaan Operation pondasi dan tiang pemeliharaan Pondasi Tiang Saluran Udara SUTT. tegangan Tinggi. 2.2 Procedure sesuai pelaksanaan Instruksi dari pelaksana pengambilan data dilaksanakan 2.3 Alat kerja, material kerja dan APD disiapkan/dikenakan 2.4 data/denah lokasi untuk pemasangan pondasi dan tiang SUTT diambil. 2.5 data lapangan rencana pemasangan pondasi dan tiang SUTT diambil. 3. Memeriksa 3.1 Jalan inspeksi, jembatan dan saluran air pelaksanaan disekitar tower diperiksa dan diperbaiki jika pemeliharaan cenderung merusak pondasi dan tata letak pondasi dan tiang tower secara menyeluruh. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 59 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI SUTT 3.2 Hasil pemeliharaan dibandingkan dengan target yg telah ditentukan 4. Membuat laporan 4.1 pekerjaan Laporan format pekerjaan dan dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan perusahaan. 4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pemeliharaan pondasi dan tiang Saluran Udara tegangan Tinggi yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV sampai dengan 500 kV 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1. Norma 3.1.1. Partisipatif 3.2. Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan pondasi dan tiang SUTT yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi pemeliharaan pondasi dan tiang SUTT yang ditetapkan perusahaan. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 60 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pemeliharaan pondasi dan tiang SUTT. 3.2.4 SOP Pelaksanaan pemeliharaan pondasi dan tiang SUTT. 3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan pondasi dan tiang SUTT. 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1. Peralatan utama : alat ukur, alat komunikasi 4.1.2. Peralatan bantu : theodolite, meteran, alat ukur jarak. tangga hand line, APD, dan Alat K3 4.1.3. Tool set 4.2. Perlengkapan 4.2.1. Tali sesuai ukuran 4.2.2. Pengki sesuai ukuran 4.2.3. Cat Hitam 4.2.4. Lap majun PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pemeliharaan pondasi dan tiang SUTT. 2.3. Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan 3.1.1 Bahan Listrik 3.1.1.1. Konduktor 3.1.1.2. Isolator 3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.2.1. Macam alat ukur listrik. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 61 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik. 3.1.3 Teori Listrik Dasar 3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu. 3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga. 3.1.3.3. Hukum Ohm. 3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I 3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4 Jaringan SUTT 3.1.4.1. Konstruksi jaringan SUTT. 3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SUTT. 3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan Pondasi Tiang Saluran Udara tegangan Tinggi. 3.1.5 Mekanika hantaran udara. 3.1.5.1. Dasar penerapan. 3.1.5.2. Masalah kemiringan. 3.1.5.3. Andongan (saging). 3.1.5.4. Gaya tarik penghantar pada tiang sudut. 3.1.5.5. Pengaruh angin terhadap gaya tarik penghantar 3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan 3.1.6.1. Peraturan K2 3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan pondasi dan tiang SUTT. 3.2 Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi. 3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT. 3.2.3 Mengukur reistansi pentanahan pada tower sesuai IK. 3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SUTT 3.2.5 Mengukur jarak andongan dan jarak bangunan yang terdekat. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 62 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.7. Melaksanakan Pemeliharaan Pondasi Dan Tiang SUTET Kode Unit : D.35.125.02.007.1 Judul Unit :Melaksanakan pemeliharaan pondasi dan tiang SUTET Deskripsi Unit :Unit kompetensi prosedur ini berkaitan dengan pemeliharaan yang penerapan diperlukan untuk Melaksanakan pemeliharaan pondasi dan tiang SUTET, sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku. ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan dan 1.1. Gambar teknik (pondasi tiang SUTET) jaringan menyiapkan Ekstra pelaksanaan pemeliharaan pondasi dan tiang Tinggi dipelajari sesuai Standing Operation Procedure (SOP). 1.2. Tata cara berkomunikasi Standing SUTET. Operation dipahami Procedure sesuai (SOP) pemeliharaan SUTET. 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat selesai sesuai jadwal yang ditetapkan. 1.4 Personil berwenang memastikan dikoordinasikan bahwa sesuai dihubungi pekerjaan Struktur untuk telah Organisasi Unit Kerja yang berlaku. 1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar pemeliharaan Pondasi Tiang Saluran Udara Ekstra Tinggi yang ditetapkan perusahaan. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 63 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk memastikan bahwa instruksi dapat terlaksana sesuai standar perusahaan. 1.7 Prosedur dan peraturan Ketenagalistrikan Keselamatan dipahami sesuai standar yang berlaku. 2. Melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang (SOP) Standing pemeliharaan Operation pondasi dan tiang pemeliharaan Pondasi Tiang Saluran Udara SUTET. Ekstra Tinggi. 2.2 Procedure sesuai pelaksanaan Instruksi dari pelaksana pengambilan data dilaksanakan 2.3 Alat kerja, material kerja dan APD disiapkan/dikenakan 2.4 Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi untuk pemasangan pondasi dan tiang SUTET. 2.5 Melaksanakan rencana pengambilan pemasangan data pondasi lapangan dan tiang SUTET. 3. Memeriksa 3.1 Jalan inspeksi, jembatan dan saluran air pelaksanaan disekitar tower diperiksa dan diperbaiki jika pemeliharaan cenderung merusak pondasi dan tata letak pondasi dan tiang tower secara menyeluruh. SUTET 3.2 Hasil pemeliharaan dibandingkan dengan target yg telah ditentukan 4. Membuat laporan 4.1 pekerjaan Laporan format pekerjaan dan dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan perusahaan. 4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan BATASAN VARIABEL Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 64 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pemeliharaan pondasi dan tiang Saluran Udara Ekstra Tinggi yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV sampai dengan 500 kV 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1. Norma 3.1.1. Partisipatif 3.2. Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan pondasi dan tiang SUTET yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi pemeliharaan pondasi dan tiang SUTET yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pemeliharaan pondasi dan tiang SUTET. 3.2.4 SOP Pelaksanaan pemeliharaan pondasi dan tiang SUTET. 3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan pondasi dan tiang SUTET. 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1. Peralatan utama : alat ukur, alat komunikasi 4.1.2. Peralatan bantu : theodolite, meteran, alat ukur jarak. tangga hand line, APD, dan Alat K3 4.1.3. Tool set 4.2. Perlengkapan 4.2.1. Tali sesuai ukuran 4.2.2. Pengki sesuai ukuran 4.2.3. Cat Hitam Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 65 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 4.2.4. Lap majun PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pemeliharaan pondasi dan tiang SUTET. 2.3. Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan 3.1.1 Bahan Listrik 3.1.1.3. Konduktor 3.1.1.4. Isolator 3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.2.1. Macam alat ukur listrik. 3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik. 3.1.3 Teori Listrik Dasar 3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu. 3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga. 3.1.3.3. Hukum Ohm. 3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I 3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4 Jaringan SUTET 3.1.4.1. Konstruksi jaringan SUTET. 3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SUTET. 3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan Pondasi Tiang Saluran Udara Ekstra Tinggi. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 66 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.1.5 Mekanika hantaran udara. 3.1.5.1. Dasar penerapan. 3.1.5.2. Masalah kemiringan. 3.1.5.3. Andongan (saging). 3.1.5.4. Gaya tarik penghantar pada tiang sudut. 3.1.5.5. Pengaruh angin terhadap gaya tarik penghantar 3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan 3.1.6.1. Peraturan K2 3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan pondasi dan tiang SUTET. 3.2 Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi. 3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTET. 3.2.3 Mengukur reistansi pentanahan pada tower sesuai IK. 3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SUTET 3.2.5 Mengukur jarak andongan dan jarak bangunan yang terdekat. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.8. Melaksanakan Pemeliharaan Konduktor Dan Aksesoris SUTT Kode Unit : D.35.125.02.008.1 Judul Unit :Melaksanakan pemeliharaan konduktor dan aksesoris SUTT. Deskripsi Unit :Unit kompetensi prosedur ini pemeliharaan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia berkaitan dengan yang penerapan diperlukan untuk 67 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha melaksanakan pemeliharaan konduktor dan aksesoris SUTT, sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan dan 1.1. menyiapkan tegangan Tinggi dipelajari sesuai Standing pelaksanaan Operation Procedure (SOP). pemeliharaan konduktor Gambar teknik (pondasi tiang SUTT) jaringan dan 1.2. Tata cara berkomunikasi dilaksana-kan aksesoris SUTT sesuai dipahami Standing dan Operation Procedure (SOP) pemeliharaan SUTT. 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan. 1.4. Personil berwenang memastikan dihubungi bahwa untuk pekerjaan telah dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi Unit Kerja yang berlaku. 1.5. Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar Melaksanakan pemeliharaan konduktor dan SUTT aksesoris yang ditetapkan perusahaan. 1.6. Perintah yang memastikan diterima bahwa diperiksa instruksi untuk dapat dilaksanakan sesuai standar perusahaan. 1.7 Prosedur dan Ketenagalistrikan peraturan Keselamatan dipahami sesuai standar yang berlaku. 2. Melaksanakan 2.1 pemeliharaan konduktor Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing Operation dan aksesoris SUTT Procedure (SOP) pelaksanaan pemeliharaan konduktor dan aksesoris SUTT. 2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data dilaksanakan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 68 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 2.3 Alat kerja, material kerja dan APD disiapkan/dikenakan 2.4 Data/denah lokasi untuk pemasangan konduktor dan aksesoris SUTT dikumpulkan. 2.5 Data lapangan pemasangan konduktor dan aksesoris SUTT dikumpulkan. 3. Memeriksa 3.1. Jalan inspeksi, jembatan dan saluran air pelaksanaan disekitar tower diperiksa dan diperbaiki jika pemeliharaan cenderung merusak pondasi dan tata letak konduktor dan aksesoris SUTT tower secara menyeluruh.. 3.2 Hasil pemeliharaan dibandingkan dengan target yg telah ditentukan. 4. Membuat laporan 4.1. Laporan penyelesaian pekerjaan dibuat sesuai pekerjaan dengan format dan Prosedur yang ditetapkan perusahaan 4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan BATASAN VARIABEL 1 Konteks Variabel 1.1 Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pemeliharaan dan pemasangan konduktor dan aksesoris SUTT yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 1.2 Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV sampai dengan 150 kV 1. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 69 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 2. Norma dan Standar 3.1. Norma 3.1.1. Partisipatif 3.2. Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan konduktor dan asesoris SUTT yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi pemeliharaan konduktor dan asesoris SUTT yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pemeliharaan konduktor dan asesoris SUTT. 3.2.4 SOP Pelaksanaan pemeliharaan konduktor dan asesoris SUTT. 3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan konduktor dan asesoris SUTT. 3. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1. Peralatan utama : cangkul, golok, sendok semen, kuas cat. 4.1.2. Peralatan bantu : theodolite, meteran, alat ukur jarak. tangga hand line , ,APD, dan Alat K3 4.1.3. Tool set 4.2. Perlengkapan 4.2.1 Konduktor sesuai ukuran 4.2.2 Konector sesuai ukuran PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1. Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2. Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2 Persyaratan Kompetensi 2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pemeliharaan konduktor dan asesoris SUTT. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 70 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 2.3. Menginterpretasikan gambar teknik. 3 Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 1.1. Pengetahuan 3.1.1. Bahan Listrik 3.1.1.1. Konduktor 3.1.1.2. Isolator 3.1.2. Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.2.1. Macam alat ukur listrik. 3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik. 3.1.3. Teori Listrik Dasar 3.1.2.1. Arus bolak balik fase satu. 3.1.2.2. Arus bolak balik fase tiga. 3.1.2.3. Hukum Ohm. 3.1.2.4. Hukum Kirchhoff I 3.1.2.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4. Jaringan SUTT 3.1.8.1. Konstruksi jaringan SUTT. 3.1.8.2. Peralatan / Komponen Jaringan SUTT. 3.1.8.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan Pondasi Tiang Saluran Udara tegangan Tinggi. 3.1.5. Mekanikahantaran udara. 3.1.5.1. Dasar penerapan. 3.1.5.2. Masalah kemiringan. 3.1.5.3. Andongan (saging). 3.1.5.4. Gaya tarik penghantar pada tiang sudut. 3.1.5.5. Pengaruh angin terhadap gaya tarik penghantar. 3.1.6. ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan 3.1.6.1. Peraturan K2 3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan konduktor dan asesoris SUTT. 4.2. Keterampilan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 71 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 4 3.2.1 Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi. 3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT. 3.2.3 Mengukur reistansi pentanahan pada tower sesuai IK. 3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SUTT 3.2.5 Mengukur jarak andongan dan jarak bangunan yang terdekat. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5 Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan 3.2.9. Melaksanakan Pemeliharaan Konduktor Dan Aksesoris SUTET Kode Unit : D.35.125.02.009.1 Judul Unit :Melaksanakan pemeliharaan konduktor dan aksesoris SUTET. Deskripsi Unit :Unit kompetensi prosedur ini pemeliharaan Melaksanakan berkaitan dengan yang pemeliharaan penerapan diperlukan konduktor dan untuk aksesoris SUTET, sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan dan menyiapkan pelaksanaan 1.1. Gambar teknik (pondasi tiang SUTET) jaringan tegangan Ekstra Tinggi dipelajari sesuai Standing Operation Procedure (SOP). Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 72 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI pemeliharaan konduktor 1.2. dan Tata cara berkomunikasi dilaksana-kan aksesoris SUTET sesuai dipahami Standing dan Operation Procedure (SOP) pemeliharaan SUTET. 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan. 1.4. Personil berwenang memastikan dihubungi bahwa untuk pekerjaan telah dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi Unit Kerja yang berlaku. 1.5. Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar Melaksanakan konduktor dan pemeliharaan aksesoris SUTET yang ditetapkan perusahaan. 1.6. Perintah yang diterima memastikan bahwa diperiksa instruksi untuk dapat dilaksanakan sesuai standar perusahaan. 1.7 Prosedur dan Ketenagalistrikan peraturan Keselamatan dipahami sesuai standar yang berlaku. 2. Melaksanakan 2.1 pemeliharaan konduktor Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing Operation dan aksesoris SUTET Procedure (SOP) pelaksanaan pemeliharaan konduktor dan aksesoris SUTET. 2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data dilaksanakan 2.3 Alat kerja, material kerja dan APD disiapkan/dikenakan 2.4 Data/denah lokasi untuk pemasangan konduktor dan aksesoris SUTET dikumpulkan. 2.5 Data lapangan pemasangan konduktor dan aksesoris SUTET dikumpulkan. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 73 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 3. Memeriksa 3.1. Jalan inspeksi, jembatan dan saluran air pelaksanaan disekitar tower diperiksa dan diperbaiki jika pemeliharaan cenderung merusak pondasi dan tata letak konduktor dan aksesoris SUTET tower secara menyeluruh.. 3.2 Hasil pemeliharaan dibandingkan dengan target yg telah ditentukan. 4. Membuat laporan 4.1. Laporan penyelesaian pekerjaan dibuat sesuai pekerjaan dengan format dan Prosedur yang ditetapkan perusahaan 4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1 Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pemeliharaan pemasangan konduktor dan aksesoris SUTET yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 1.2 Tegangan Ekstra Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 275 kV sampai dengan 500 kV 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1. Norma 3.1.1. Partisipatif 3.2. Standar Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 74 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan konduktor dan asesoris SUTET yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi pemeliharaan konduktor dan asesoris SUTET yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pemeliharaan konduktor dan asesoris SUTET. 3.2.4 SOP Pelaksanaan pemeliharaan konduktor dan asesoris SUTET. 3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan konduktor dan asesoris SUTET. 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1. Peralatan utama : cangkul, golok, sendok semen, kuas cat. 4.1.2. Peralatan bantu : theodolite, meteran, alat ukur jarak. tangga hand line , ,APD, dan Alat K3 4.1.3. Tool set 4.2. Perlengkapan 4.2.1 Konduktor sesuai ukuran 4.2.2 Konector sesuai ukuran PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1. Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2. Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pemeliharaan konduktor dan asesoris SUTET. 2.3. Menggunakan alat pencari lokasi gangguan 2.4. Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1. Pengetahuan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 75 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.1.1. Bahan Listrik 3.1.1.1. Konduktor 3.1.1.2. Isolator 3.1.2. Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.2.1. Macam alat ukur listrik. 3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik. 3.1.3. Teori Listrik Dasar 3.1.2.1. Arus bolak balik fase satu. 3.1.2.2. Arus bolak balik fase tiga. 3.1.2.3. Hukum Ohm. 3.1.2.4. Hukum Kirchhoff I 3.1.2.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4. Jaringan SUTET 3.1.4.1. Konstruksi jaringan SUTET. 3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SUTET. 3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan konduktor dan asesoris SUTET. 3.1.5. Mekanikahantaran udara. 3.1.5.1. Dasar penerapan. 3.1.5.2. Masalah kemiringan. 3.1.5.3. Andongan (saging). 3.1.5.4. Gaya tarik penghantar pada tiang sudut. 3.1.5.5. Pengaruh angin terhadap gaya tarik penghantar. 3.1.6. ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan 3.1.6.3. Peraturan K2 3.1.6.4. Prosedur K2 pada pemeliharaan konduktor dan asesoris SUTET. 4.2. Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi. 3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTET. 3.2.3 Mengukur reistansi pentanahan pada tower sesuai IK. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 76 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SUTET 3.2.5 Mengukur jarak andongan dan jarak bangunan yang terdekat. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.3. Teliti. 4.4. Cermat. 4.5. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.10. Melaksanakan Pemeliharaan Jalur SKTT Kode Unit : D.35.125.02.010.1 Judul Unit :Melaksanakan pemeliharaan Jalur SKTT. Deskripsi Unit :Unit kompetensi prosedur ini berkaitan dengan pemeliharaan yang penerapan diperlukan untuk melaksanakan pemeliharaan Jalur SKTT sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan dan menyiapkan pelaksanaan pemeliharaan Jalur SKTT. 1.1. Gambar teknik Jalur jaringan kabel tanah Tinggi dipelajari sesuai Standing Operation Procedure (SOP). 1.2. Tata cara dilaksana-kan berkomunikasi sesuai dipahami Standing dan Operation Procedure (SOP) pemeliharaan jalur jaringan kabel tanah tinggi dan ekstra tinggi. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 77 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan. 1.4 Personil berwenang memastikan dihubungi bahwa dikoordinasikan untuk pekerjaan sesuai Struktur telah Organisasi Unit Kerja yang berlaku. 1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar Melaksanakan pemeliharaan Jalur SKTT yang ditetapkan perusahaan. 1.6 Perintah yang diterima memastikan bahwa diperiksa untuk instruksi dapat dilaksanakan sesuai standar perusahaan. 1.7 Prosedur dan peraturan Ketenagalistrikan Keselamatan dipahami sesuai standar yang berlaku. 2. Melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang pemeliharaan Operation Jalur SKTT pemeliharaan Jalur SKTT. 2.2 Procedure sesuai (SOP) Standing pelaksanaan Instruksi dari pelaksana pengambilan data dilaksanakan 2.3 Alat kerja, material kerja dan APD disiapkan/dikenakan 2.4 Data/denah lokasi untuk pemasangan konduktor dan aksesoris SKTT dikumpulkan. 2.5 Data lapangan pemasangan konduktor dan aksesoris SKTT dikumpulkan. 3. Memeriksa 3.1 Jalan inspeksi, jembatan dan saluran air pelaksanaan disekitar jalur diperiksa dan diperbaiki jika pemeliharaan cenderung merusak tata letak jalur tersebut Jalur SKTT. secara menyeluruh. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 78 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 3.2 Hasil pemeliharaan dibandingkan dengan target yg telah ditentukan. 4. Membuat laporan 4.1 pekerjaan Laporan format pekerjaan dan dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan perusahaan. 4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pemeliharaan Jalur SKTT (Saluran kabel tanah tegangan Tinggi) yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV sampai dengan 500 kV 2. Peraturan yang diperlukan 2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5. Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1 Norma 3.1.1. Partisipatif 3.2 Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan Jalur SKTT yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi pemeliharaan Jalur SKTT yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pemeliharaan Jalur SKTT. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 79 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.2.4 SOP Pelaksanaan pemeliharaan Jalur SKTT. 3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan Jalur SKTT 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. 4.2. Peralatan 4.1.1. Peralatan Peralatan utama : alat ukur, alat komunikasi 4.1.2. Peralatan bantu : tangga hand line, APD, Alat K3 4.1.3. Tool set Perlengkapan 4.2.1. Tali sesuai ukuran 4.2.2. Pengki sesuai ukuran 4.2.3. Cat Hitam 4.2.4. Lap majun PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1. Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2. Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2 Persyaratan Kompetensi 2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pemeliharaan Jalur SKTT. 2.3. Menginterpretasikan gambar teknik 3 Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1. Pengetahuan 3.1.1. Bahan Listrik 3.1.1.3. Konduktor 3.1.1.4. Isolator 3.1.2. Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.1.3. Macam alat ukur listrik. 3.1.1.4. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.1.5. Penggunaan alat ukur listrik. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 80 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.1.3. Teori Listrik Dasar 3.1.1.3. Arus bolak balik fase satu. 3.1.1.4. Arus bolak balik fase tiga. 3.1.1.5. Hukum Ohm. 3.1.1.6. Hukum Kirchhoff I 3.1.1.7. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4. Jaringan saluran kabel tegangan tinggi 3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKTT. 3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKTT. 3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan Jalur SKTT. 3.1.5. Mekanika hantaran udara. 3.1.5.1. Dasar penerapan. 3.1.5.2. Masalah kemiringan.. 3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel. 3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT.. 3.1.6. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan 3.1.6.1. Peraturan K2 3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan Jalur SKTT. 3.2. Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi. 3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKTT. 3.2.3 Mengukur reistansi pentanahan pada SKTT sesuai IK. 3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SKTT. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 81 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.11. Melaksanakan Pemeliharaan Jalur SKLT Kode Unit : D.35.125.02.011.1 Judul Unit :Melaksanakan pemeliharaan Jalur SKLT. Deskripsi Unit :Unit kompetensi prosedur ini berkaitan dengan pemeliharaan yang penerapan diperlukan untuk Melaksanakan pemeliharaan Jalur SKLT sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan dan 1.1. Gambar teknik Jalur menyiapkan Tinggi dipelajari sesuai Standing Operation pelaksanaan pemeliharaan Jalur SKLT. kabel laut tegangan Procedure (SOP). 1.2. Tata cara berkomunikasi dilaksana-kan sesuai dipahami Standing dan Operation Procedure (SOP) pemeliharaan jalur kabel laut tegangan tinggi. 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan. 1.4 Personil berwenang memastikan dikoordinasikan dihubungi bahwa sesuai untuk pekerjaan Struktur telah Organisasi Unit Kerja yang berlaku. 1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar Melaksanakan pemeliharaan Jalur SKLT yang ditetapkan perusahaan. 1.6 Perintah yang memastikan diterima bahwa diperiksa untuk instruksi dapat dilaksanakan sesuai standar perusahaan. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 82 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1.7 Prosedur dan peraturan Ketenagalistrikan Keselamatan dipahami sesuai standar yang berlaku. 2. Melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang pemeliharaan Operation Jalur SKLT pemeliharaan Jalur SKLT. 2.2 Procedure sesuai (SOP) Standing pelaksanaan Instruksi dari pelaksana pengambilan data dilaksanakan 2.3 Alat kerja, material kerja dan APD disiapkan/dikenakan 2.4 Data/denah lokasi untuk pemasangan konduktor dan aksesoris SKLT dikumpulkan. 2.5 Data lapangan pemasangan konduktor dan aksesoris SKLT dikumpulkan. 3. Memeriksa 3.1 Jalan inspeksi, jembatan dan saluran air pelaksanaan disekitar jalur diperiksa dan diperbaiki jika pemeliharaan cenderung merusak tata letak jalur tersebut Jalur SKLT. secara menyeluruh. 3.2 Hasil pemeliharaan dibandingkan dengan target yg telah ditentukan. 4. Membuat laporan 4.1 pekerjaan Laporan format pekerjaan dan dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan perusahaan. 4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pemeliharaan Jalur yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 83 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha sampai dengan 150 kV 2. Peraturan yang diperlukan 2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5. Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1 Norma 3.1.1. Partisipatif 3.2 Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan Jalur SKLT yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi pemeliharaan Jalur SKLT yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pemeliharaan Jalur SKLT. 3.2.4 SOP Pelaksanaan pemeliharaan Jalur SKLT. 3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan Jalur SKLT 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. 4.2. Peralatan 4.1.1. Peralatan Peralatan utama : alat ukur, alat komunikasi 4.1.2. Peralatan bantu : tangga hand line, APD, Alat K3 4.1.3. Tool set Perlengkapan 4.2.1. Tali sesuai ukuran 4.2.2. Pengki sesuai ukuran 4.2.3. Cat Hitam 4.2.4. Lap majun PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1. Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 84 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 1.2. Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pemeliharaan Jalur SKLT. 2.3. Menginterpretasikan gambar teknik 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1. Pengetahuan 3.1.1. Bahan Listrik 3.1.1.1. Konduktor 3.1.1.2. Isolator 3.1.2. Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.1.1. Macam alat ukur listrik. 3.1.1.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.1.3. Penggunaan alat ukur listrik. 3.1.3. Teori Listrik Dasar 3.1.1.1. Arus bolak balik fase satu. 3.1.1.2. Arus bolak balik fase tiga. 3.1.1.3. Hukum Ohm. 3.1.1.4. Hukum Kirchhoff I 3.1.1.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4. Jaringan saluran kabel tegangan tinggi 3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKLT. 3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKLT. 3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan Jalur SKLT. 3.1.5. Mekanika hantaran udara. 3.1.5.1. Dasar penerapan. 3.1.5.2. Masalah kemiringan.. 3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel. 3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT.. 3.1.6. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan 3.1.6.1. Peraturan K2 3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan Jalur SKLT. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 85 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.2. Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi. 3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKLT. 3.2.3 Mengukur reistansi pentanahan pada SKLT sesuai IK. 3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SKLT. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 5.2. Teliti. 5.3. Cermat. 5.4. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.12. Melaksanakan Pemeliharaan Minyak Insulasi Dan Tangki Ekspansi Kode Unit : D.35.125.02.012.1 Judul Unit :Melaksanakan pemeliharaan minyak insulasi dan tangki ekspansi Deskripsi Unit :Unit kompetensi prosedur ini pemeliharaan berkaitan dengan yang penerapan diperlukan untuk melaksanakan pemeliharaan minyak insulasi dan tangki ekspansi sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan dan menyiapkan pelaksanaan 1.1. Gambar teknik Jalur jaringan kabel tanah dan kabel laut tegangan Tinggi dipelajari sesuai Standing Operation Procedure (SOP). Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 86 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI pemeliharaan minyak dan 1.2. Tata insulasi cara berkomunikasi dilaksana-kan tangki sesuai dipahami Standing dan Operation Procedure (SOP) pemeliharaan jalur jaringan ekspansi kabel tanah dan kabel laut tegangan tinggi. 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan. 1.4 Personil berwenang memastikan dihubungi bahwa dikoordinasikan untuk pekerjaan sesuai Struktur telah Organisasi Unit Kerja yang berlaku. 1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar SKTT melaksanakan dan/atau pemeliharaan SKLT yang Jalur ditetapkan perusahaan. 1.6 Perintah yang diterima memastikan bahwa diperiksa untuk instruksi dapat dilaksanakan sesuai standar perusahaan. 1.7 Prosedur dan Ketenagalistrikan peraturan Keselamatan dipahami sesuai standar yang berlaku. 2. Melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu pemeliharaan Operation minyak pemeliharaan dan ekspansi insulasi tangki dipasang Procedure minyak sesuai (SOP) insulasi Standing pelaksanaan dan tangki ekspansi 2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data dilaksanakan 2.3 Alat kerja, material kerja dan APD disiapkan/dikenakan 2.4 data/denah lokasi untuk pemasangan minyak insulasi dan tangki ekspansi diambil. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 87 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 2.5 data lapangan pemasangan minyak insulasi dan tangki ekspansi diambil. 3. Memeriksa 3.1 pelaksanaan dengan standar/petunjuk Pemasangan. pemeliharaan minyak dan kesesuaian Pemasangan komponen peralatan insulasi 3.2 Hasil pemeliharaan dibandingkan dengan target yg telah ditentukan. tangki ekspansi 4. Membuat laporan 4.1 pekerjaan Laporan format pekerjaan dan dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan perusahaan. 4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pemeliharaan minyak insulasi dan tangki ekspansi yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 1.2. Tegangan Tinggi dan ekstra tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV sampai dengan 500 kV. 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1 Norma Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 88 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.1.1 Partisipatif 3.2 Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan minyak insulasi dan tangki ekspansi yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi pelaksanaan pemeliharaan minyak insulasi dan tangki ekspansi yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pelaksanaan pemeliharaan minyak insulasi dan tangki ekspansi. 3.2.4 SOP Pelaksanaan pelaksanaan pemeliharaan minyak insulasi dan tangki ekspansi. 3.2.1 Instruksi Kerja pekerjaan pelaksanaan pemeliharaan minyak insulasi dan tangki ekspansi. 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1. Peralatan utama : alat ukur, alat komunikasi 4.1.2. Peralatan bantu : APD,Alat K3, 4.1.3. Tool set 4.2. Perlengkapan 4.2.1. Isolator 4.2.2. Bending wire 4.2.3. Silicon clotch 4.2.4. Lap majun PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pemeliharaan Jalur SKTT dan/atau SKLT. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 89 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 2.3. Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1. Pengetahuan yang dibutuhkan 3.1.1 Bahan Listrik 3.1.1.1. Konduktor 3.1.1.2. Isolator 3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.2.1. Macam alat ukur listrik. 3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik. 3.1.3 Teori Listrik Dasar 3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu. 3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga. 3.1.3.3. Hukum Ohm. 3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I 3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4 Jaringan saluran udara tegangan Tinggi 3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKTT dan SKLTT. 3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKTT dan SKLTT. 3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan Jalur SKTT dan/atau SKLT. 3.1.5 Mekanika hantaran saluran kabel tegangan tinggi. 3.1.5.1. Dasar penerapan. 3.1.5.2. Masalah kemiringan. 3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel. 3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT. 3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan 3.1.6.1. Peraturan K2 3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan Jalur SKTT dan/atau SKLT. 3.2. Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan jaringan transmisi. 3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKTT dan/atau SKLT. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 90 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.13. Melaksanakan Pemeliharaan Cross Bounding, Sealing End Dan Sambungan SKTT Kode Unit : D.35.125.02.013.1 Judul Unit :Melaksanakan pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKTT Deskripsi Unit :Unit kompetensi prosedur ini pemeliharaan berkaitan dengan yang penerapan diperlukan untuk melaksanakan pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKTT sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan dan 1.1. Gambar teknik Jalur jaringan kabel tanah dan menyiapkan pelaksanaan tegangan Tinggi dipelajari sesuai Standing Operation Procedure (SOP). pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKTT 1.2. Tata cara dilaksana-kan berkomunikasi sesuai dipahami Standing dan Operation Procedure (SOP) pemeliharaan jalur jaringan kabel tanah tegangan tinggi. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 91 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan. 1.4 Personil berwenang memastikan dihubungi bahwa dikoordinasikan untuk pekerjaan sesuai Struktur telah Organisasi Unit Kerja yang berlaku. 1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar melaksanakan pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKTT yang ditetapkan perusahaan. 1.6 Perintah yang diterima memastikan bahwa diperiksa untuk instruksi dapat dilaksanakan sesuai standar perusahaan. 1.7 Prosedur dan Ketenagalistrikan peraturan Keselamatan dipahami sesuai standar yang berlaku. 2. Mempersiapkan pola 2.1 evaluasi Peralatan Bantu Operation Procedure pemeliharaan pemeliharaan cross bounding, ekspansi sealing end dan sambungan SKTT 2.2 dipasang sesuai (SOP) minyak insulasi Standing pelaksanaan dan tangki Instruksi dari pelaksana pengambilan data dilaksanakan 2.3 Alat kerja, material kerja dan APD disiapkan/dikenakan 2.4 data/denah lokasi untuk pengawsasan pemasangan cross bounding, sealing end dan sambungan SKTT diambil. 2.5 data lapangan pemasangan cross bounding, sealing end dan sambungan SKTT diambil. 3. Memeriksa pelaksanaan pemeliharaan cross bounding, 3.1. kesesuaian Pemasangan komponen peralatan dengan standar/petunjuk Pemasangan. 3.2. Hasil pemeliharaan dibandingkan dengan target yg telah ditentukan. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 92 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha sealing end dan sambungan SKTT 4. Membuat laporan 4.1. Laporan pekerjaan format pekerjaan dan dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan perusahaan. 4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKTT yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV sampai dengan 150 kV 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1 Norma 3.1.1 Partisipatif 3.2 Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKTT yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi pelaksanaan pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKTT yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pelaksanaan pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKTT. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 93 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.2.4 SOP Pelaksanaan pelaksanaan pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKTT. 3.2.1 Instruksi Kerja pekerjaan pelaksanaan pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKTT. 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1 Peralatan Utama : alat ukur, alat komunikasi 4.2. Perlengkapan 4.2.1. Tali sesuai ukuran 4.2.2. Pengki sesuai ukuran 4.2.3. Cat Hitam 4.2.4. Lap majun PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.1.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKTT. 2.1.3 Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1. Pengetahuan: 3.1.1 Bahan Listrik 3.1.1.1. Konduktor 3.1.1.2. Isolator 3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.2.1. Macam alat ukur listrik. 3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik. 3.1.3 Teori Listrik Dasar Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 94 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu. 3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga. 3.1.3.3. Hukum Ohm. 3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I 3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4 Jaringan saluran udara tegangan Tinggi 3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKTT. 3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKTT. 3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan Jalur SKTT. 3.1.5 Mekanika hantaran saluran kabel tegangan tinggi. 3.1.5.1. Dasar penerapan. 3.1.5.2. Masalah kemiringan. 3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel. 3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT. 3.1.6 Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan 3.1.6.1. Peraturan K2 3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan Jalur SKTT. 3.2. Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi. 3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKTT. 3.2.3 Mengukur resistansi pentanahan pada SKTT sesuai IK. 3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SKTT. 3.2.5 Menguji sistem proteksi tekanan minyak kabel. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 95 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.2.14. Melaksanakan Pemeliharaan Cross Bounding, Sealing End Dan Sambungan SKLT Kode Unit : D.35.125.02.014.1 Judul Unit :Melaksanakan pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT Deskripsi Unit :Unit kompetensi prosedur ini berkaitan dengan pemeliharaan yang penerapan diperlukan untuk melaksanakan pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan dan 1.1. Gambar menyiapkan tegangan pelaksanaan teknik Jalur Tinggi jaringan dipelajari kabel sesuai laut Standing Operation Procedure (SOP). pemeliharaan cross bounding, sealing end 1.2. Tata cara berkomunikasi dilaksana-kan dan sesuai dipahami Standing dan Operation Procedure (SOP) pemeliharaan jalur jaringan sambungan SKLT kabel laut tegangan tinggi. 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan. 1.4 Personil berwenang memastikan dikoordinasikan bahwa sesuai dihubungi pekerjaan Struktur untuk telah Organisasi Unit Kerja yang berlaku. 1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar melaksanakan pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT yang ditetapkan perusahaan. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 96 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 1.6 Perintah yang diterima memastikan bahwa diperiksa untuk instruksi dapat dilaksanakan sesuai standar perusahaan. 1.7 Prosedur dan peraturan Ketenagalistrikan Keselamatan dipahami sesuai standar yang berlaku. 2. Mempersiapkan pola 2.1 evaluasi Peralatan Bantu Operation Procedure pemeliharaan pemeliharaan cross bounding, ekspansi sealing end dan sambungan SKLT 2.2 dipasang sesuai (SOP) minyak Standing pelaksanaan insulasi dan tangki Instruksi dari pelaksana pengambilan data dilaksanakan 2.3 Alat kerja, material kerja dan APD disiapkan/dikenakan 2.4 Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi untuk pemasangan cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT. 2.5 Melaksanakan pengambilan data lapangan rencana pemasangan cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT. 3. Memeriksa 3.1. pelaksanaan kesesuaian Pemasangan komponen peralatan dengan standar/petunjuk Pemasangan. pemeliharaan cross bounding, sealing end dan 3.2. Hasil pemeliharaan dibandingkan dengan target yg telah ditentukan. sambungan SKLT 4. Membuat laporan 4.1. Laporan pekerjaan format pekerjaan dan dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan perusahaan. 4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 97 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV sampai dengan 150 kV 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1 Norma 3.1.1 Partisipatif 3.2 Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi pelaksanaan pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pelaksanaan pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT. 3.2.4 SOP Pelaksanaan pelaksanaan pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT. 3.2.2 Instruksi Kerja pekerjaan pelaksanaan pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT. 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1 Peralatan Utama : alat ukur, alat komunikasi 4.2. Perlengkapan 4.2.1. Tali sesuai ukuran 4.2.2. Pengki sesuai ukuran 4.2.3. Cat Hitam Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 98 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 4.2.4. Lap majun PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.1.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT. 2.1.3 Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1. Pengetahuan: 3.1.1 Bahan Listrik 3.1.1.1. Konduktor 3.1.1.2. Isolator 3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.2.1. Macam alat ukur listrik. 3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik. 3.1.3 Teori Listrik Dasar 3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu. 3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga. 3.1.3.3. Hukum Ohm. 3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I 3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4 Jaringan saluran udara tegangan Tinggi 3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKLT. 3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKLT. 3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan Jalur SKLT. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 99 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.1.5 Mekanika hantaran saluran kabel tegangan tinggi. 3.1.5.1. Dasar penerapan. 3.1.5.2. Masalah kemiringan. 3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel. 3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT. 3.1.6 Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan 3.1.6.1. Peraturan K2 3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan Jalur SKLT. 3.2. Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi. 3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKLT. 3.2.3 Mengukur resistansi pentanahan pada SKLT sesuai IK. 3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SKLT. 3.2.5 Menguji sistem proteksi tekanan minyak kabel. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.4. Teliti. 4.5. Cermat. 4.6. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.15. Melaksanakan Pemeliharaan Proteksi Minyak Kabel SKTT Kode Unit : D.35.125.02.015.1 Judul Unit :Melaksanakan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKTT Deskripsi Unit :Unit kompetensi prosedur ini pemeliharaan berkaitan dengan yang penerapan diperlukan untuk Melaksanakan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKTT sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku. ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 100 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan dan 1.1. Gambar teknik Jalur jaringan kabel tanah dan menyiapkan kabel laut tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi pelaksanaan dipelajari sesuai Standing Operation Procedure pemeliharaan (SOP). proteksi minyak kabel SKTT 1.2. Tata cara berkomunikasi dilaksana-kan sesuai dipahami Standing dan Operation Procedure (SOP) pemeliharaan proteksi minyak kabel SKTT. 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan. 1.4 Personil berwenang memastikan dihubungi bahwa dikoordinasikan sesuai untuk pekerjaan Struktur telah Organisasi Unit Kerja yang berlaku. 1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar Melaksanakan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKTT yang ditetapkan perusahaan. 1.6 Perintah yang memastikan diterima bahwa diperiksa untuk instruksi dapat dilaksanakan sesuai standar perusahaan. 1.7 Prosedur dan Ketenagalistrikan peraturan dipahami Keselamatan sesuai standar yang berlaku. 2. Melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang Operation proteksi pemeliharaan proteksi minyak kabel SKTT kabel SKTT 2.2 (SOP) Standing pemeliharaan minyak Procedure sesuai pelaksanaan Instruksi dari pelaksana pengambilan data dilaksanakan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 101 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 2.3 Alat kerja, material kerja dan APD disiapkan/dikenakan 2.4 Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi untuk pemasangan proteksi minyak kabel SKTT. 2.5 Melaksanakan pengambilan data lapangan rencana pemasangan proteksi minyak kabel SKTT. 3. Memeriksa 3.1 pelaksanaan dengan standar/petunjuk Pemasangan. pemeliharaan proteksi minyak 3.2 Membuat Hasil pemeliharaan dibandingkan dengan target yg telah ditentukan. kabel SKTT 4. kesesuaian Pemasangan komponen peralatan laporan 4.1 pekerjaan Laporan format pekerjaan dan dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan perusahaan. 4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKTT yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV sampai dengan 150 kV 1.1. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 102 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 2. Norma dan Standar 3.1. Norma 3.1.1. Partisipatif 3.2. Standar 2.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan proteksi minyak kabel SKTT yang ditetapkan perusahaan. 2.2.2 SOP Komunikasi pelaksanaan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKTT yang ditetapkan perusahaan. 2.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pelaksanaan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKTT. 2.2.4 SOP Pelaksanaan pelaksanaan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKTT. 2.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pelaksanaan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKTT 3. Peralatan dan Perlengkapan 3.1. Peralatan 3.1.1. Peralatan utama : alat ukur, alat komunikasi 3.1.2. Peralatan bantu : meteran, alat ukur jarak. tangga hand line ,APD, dan Alat K3 3.1.3. Tool set 3.2. Perlengkapan 3.2.1. Tali sesuai ukuran 3.2.2. Pengki sesuai ukuran 3.2.3. Cat Hitam 3.2.4. Lap majun PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 103 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pelaksanaan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKTT. 2.3. Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan 3.1.1 Bahan Listrik 3.1.1.1. Konduktor 3.1.1.2. Isolator 3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.2.1. Macam alat ukur listrik. 3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik. 3.1.3 Teori Listrik Dasar 3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu. 3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga. 3.1.3.3. Hukum Ohm. 3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I 3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4 Jaringan saluran kabel tegangan Tinggi 3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKTT. 3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKTT. 3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan Jalur SKTT. 3.1.5 Mekanikahantaran udara. 3.1.5.1. Dasar penerapan. 3.1.5.2. Masalah kemiringan. 3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel. 3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT. 3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan 3.1.6.1. Peraturan K2 3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan Jalur SKTT. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 104 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.2 Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan jaringan SKTT. 3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKTT. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan 3.2.16. Melaksanakan Pemeliharaan Proteksi Minyak Kabel SKLT Kode Unit : D.35.125.02.016.1 Judul Unit :Melaksanakan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKLT Deskripsi Unit :Unit kompetensi prosedur ini berkaitan dengan pemeliharaan yang penerapan diperlukan untuk Melaksanakan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKLT sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku. ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan dan menyiapkan pelaksanaan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKLT 1.1. Gambar tegangan teknik Tinggi Jalur jaringan dipelajari kabel sesuai laut Standing Operation Procedure (SOP). 1.2. Tata cara dilaksana-kan berkomunikasi sesuai dipahami Standing dan Operation Procedure (SOP) pemeliharaan proteksi minyak kabel SKLT. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 105 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan. 1.4 Personil berwenang memastikan dihubungi bahwa dikoordinasikan sesuai untuk pekerjaan Struktur telah Organisasi Unit Kerja yang berlaku. 1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar Melaksanakan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKTT yang ditetapkan perusahaan. 1.6 Perintah yang diterima memastikan diperiksa bahwa untuk instruksi dapat dilaksanakan sesuai standar perusahaan. 1.7 Prosedur dan Ketenagalistrikan peraturan dipahami Keselamatan sesuai standar yang berlaku. 2. Melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang Operation proteksi pemeliharaan proteksi minyak kabel SKLT kabel SKLT 2.2 (SOP) Standing pemeliharaan minyak Procedure sesuai pelaksanaan Instruksi dari pelaksana pengambilan data dilaksanakan 2.3 Alat kerja, material kerja dan APD disiapkan/dikenakan 2.4 data/denah lokasi untuk pemasangan proteksi minyak kabel SKLT diambil. 2.5 data lapangan pemasangan proteksi minyak kabel SKLT diambil. 3. Memeriksa pelaksanaan 3.1 kesesuaian Pemasangan komponen peralatan dengan standar/petunjuk Pemasangan. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 106 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI pemeliharaan proteksi 3.2 minyak Hasil pemeliharaan dibandingkan dengan target yg telah ditentukan. kabel SKLT 4. Membuat laporan 4.1 pekerjaan Laporan format pekerjaan dan dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan perusahaan. 4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKLT yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV sampai dengan 150 kV 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 3. Peraturan yang berlaku di perusahaan. Norma dan Standar 3.1. Norma 3.1.1. Partisipatif 3.2. Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan proteksi minyak kabel SKLT yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi pelaksanaan pemeliharaan proteksi minyak Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 107 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha kabel SKLT yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pelaksanaan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKLT. 3.2.4 SOP Pelaksanaan pelaksanaan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKLT. 3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pelaksanaan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKLT 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1. Peralatan utama : alat ukur, alat komunikasi 4.1.2. Peralatan bantu : meteran, alat ukur jarak. tangga hand line ,APD, dan Alat K3 4.1.3. Tool set 4.2. Perlengkapan 4.2.1. Tali sesuai ukuran 4.2.2. Pengki sesuai ukuran 4.2.3. Cat Hitam 4.2.4. Lap majun PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pelaksanaan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKLT. 2.3. Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan 3.1.1 Bahan Listrik Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 108 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.1.1.1. Konduktor 3.1.1.2. Isolator 3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.2.1. Macam alat ukur listrik. 3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik. 3.1.3 Teori Listrik Dasar 3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu. 3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga. 3.1.3.3. Hukum Ohm. 3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I 3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4 Jaringan saluran kabel tegangan Tinggi 3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKLT. 3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKLT. 3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan Jalur SKLT. 3.1.5 Mekanikahantaran udara. 3.1.5.1. Dasar penerapan. 3.1.5.2. Masalah kemiringan. 3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel. 3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT. 3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan 3.1.6.1. Peraturan K2 3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan Jalur SKLT. 3.2 Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan jaringan SKLT. 3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKLT. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 109 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan 3.2.17. Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Pondasi Dan Tiang SUTT Kode Unit : D.35.125.02.017.1 Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan pondasi dan tiang SUTT Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan prosedur yang diperlukan untuk melaksanakan koordinasi pemeliharaan pondasi dan tiang SUTT, sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku. ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik (pondasi tiang SUTT ) jaringan koordinasi saluran udara tegangan Tinggi dipelajari sesuai pemeliharaan Standing Operation Procedure (SOP). pondasi dan tiang SUTT . 1.2. Tata cara berkomunikasi dilaksana-kan sesuai dipahami Standing dan Operation Procedure (SOP) pemeliharaan SUTT . 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan. 1.4 Personil berwenang memastikan dikoordinasikan bahwa sesuai dihubungi pekerjaan Struktur untuk telah Organisasi Unit Kerja yang berlaku. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 110 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar pemeliharaan Pondasi Tiang Saluran Udara tegangan Tinggi yang ditetapkan perusahaan. 1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan sesuai standar perusahaan. 1.7 Prosedur dan peraturan Ketenagalistrikan Keselamatan dipahami sesuai standar yang berlaku. 2. Mempersiapkan pola 2.1 koordinasi Peralatan Bantu Operation dipasang Procedure sesuai (SOP) Standing pelaksanaan pemeliharaan pemeliharaan Pondasi Tiang Saluran Udara pondasi dan tiang tegangan Tinggi. SUTT . 2.2 Koordinasi pemeliharaan pondasi dan tiang SUTT diidentifikasi. 2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat sesuai standar dan batasan yang ditetapkan. 2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan 2.5 Rancangan evaluasi pemeliharaan pondasi dan tiang SUTT di tempat kerja disiapkan sesuai format standar yang berlaku. 2.6 Perlengkapan kerja evaluasi pemeliharaan disiapkan. 3. Melaksanakan 3.1 koordinasi pemeliharaan pondasi dan tiang Evaluasi koordinasi pemeliharaan pondasi dan tiang SUTT didiskusikan bersama pelaksana. 3.2 Perlengkapan kerja untuk evaluasi koordinasi pemeliharaan pondasi dan tiang SUTT digunakan sesuai SOP yang ditetapkan. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 111 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI SUTT 3.3. Evaluasi koordinasi pemeliharaan pondasi dan tiang SUTT dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan prosedur pemeliharaan yang berlaku. 3.4. Hasil evaluasi koordinasi pemeliharaan pondasi dan tiang SUTT dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya. 4 Membandingkan 4.1 Hasil evaluasi koordinasi pemeliharaan pondasi evaluasi dan tiang SUTT koordinasi validitas, otentik, kekinian dan kecukupan. pondasi dan tiang 4.2 Hasil evaluasi koordinasi pemeliharaan pondasi SUTT dan tiang SUTT hasil ukur dibandingkan berdasarkan dibandingkan berdasarkan sesuai prosedur dan batasan standar yang berlaku. 4.3 Hasil evaluasi koordinasi pemeliharaan pondasi dan tiang SUTT dibandingkan dengan penugasan. 5. Membuat laporan 5.1 pekerjaan Laporan format pekerjaan dan dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan perusahaan. 5.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan koordinasi pemeliharaan pondasi dan tiang Saluran Udara tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV sampai dengan 150 kV 2. Peraturan yang diperlukan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 112 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1. Norma 3.1.1. Partisipatif 3.2. Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pemeliharaan pondasi dan tiang SUTT yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi koordinasi pemeliharaan pondasi dan tiang SUTT yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja koordinasi pemeliharaan pondasi dan tiang SUTT . 3.2.4 SOP Pelaksanaan koordinasi pemeliharaan pondasi dan tiang SUTT . 3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan koordinasi pemeliharaan pondasi dan tiang SUTT . 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK. 4.2. Perlengkapan 4.2.1. Buku ceklists 4.2.2. Gambar teknik/single line diagram PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 113 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pemeliharaan pondasi dan tiang SUTT . 2.3. Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan 3.1.1 Bahan Listrik 3.1.1.1. Konduktor 3.1.1.2. Isolator 3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.2.1. Macam alat ukur listrik. 3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik. 3.1.3 Teori Listrik Dasar 3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu. 3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga. 3.1.3.3. Hukum Ohm. 3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I 3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4 Jaringan SUTT 3.1.4.1. Konstruksi jaringan SUTT. 3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SUTT. 3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan Pondasi Tiang Saluran Udara tegangan Tinggi. 3.1.5 Mekanika hantaran udara. 3.1.5.1. Dasar penerapan. 3.1.5.2. Masalah kemiringan. 3.1.5.3. Andongan (saging). 3.1.5.4. Gaya tarik penghantar pada tiang sudut. 3.1.5.5. Pengaruh angin terhadap gaya tarik penghantar 3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan 3.1.6.1. Peraturan K2 3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan pondasi dan tiang SUTT . 3.2 Keterampilan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 114 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.2.1 Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi. 3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT . 3.2.3 Mengukur reistansi pentanahan pada tower sesuai IK. 3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SUTT 3.2.5 Mengukur jarak andongan dan jarak bangunan yang terdekat. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan 3.2.18. Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Pondasi Dan Tiang SUTET Kode Unit : D.35.125.02.018.1 Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan pondasi dan tiang SUTET Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan prosedur koordinasi pemeliharaan yang diperlukan untuk melaksanakan pemeliharaan pondasi dan tiang SUTET, sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku. ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan evaluasi kerja hasil koordinasi pemeliharaan 1.1. Gambar teknik (pondasi tiang SUTET) jaringan saluran udara tegangan Ekstra Tinggi dipelajari sesuai Standing Operation Procedure (SOP). Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 115 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI pondasi dan tiang 1.2. Tata SUTET. cara berkomunikasi dilaksana-kan sesuai dipahami Standing dan Operation Procedure (SOP) pemeliharaan SUTET. 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan. 1.4 Personil berwenang memastikan dihubungi bahwa dikoordinasikan sesuai pekerjaan Struktur untuk telah Organisasi Unit Kerja yang berlaku. 1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar pemeliharaan Pondasi Tiang Saluran Udara tegangan Ekstra Tinggi yang ditetapkan perusahaan. 1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan sesuai standar perusahaan. 1.7 Prosedur dan Ketenagalistrikan peraturan Keselamatan dipahami sesuai standar yang berlaku. 2. Mempersiapkan pola 2.1 evaluasi Peralatan Operation Bantu dipasang Procedure sesuai (SOP) Standing pelaksanaan koordinasi pemeliharaan Pondasi Tiang Saluran Udara pemeliharaan tegangan Ekstra Tinggi. pondasi dan tiang SUTET. 2.2 Koordinasi pemeliharaan pondasi dan tiang SUTET diidentifikasi. 2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat sesuai standar dan batasan yang ditetapkan. 2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 116 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 2.5 Rancangan evaluasi pemeliharaan pondasi dan tiang SUTET di tempat kerja disiapkan sesuai format standar yang berlaku. 2.6 Perlengkapan kerja evaluasi pemeliharaan disiapkan. 3. Memeriksa 3.1 pelaksanaan pemeliharaan Evaluasi koordinasi pemeliharaan pondasi dan tiang SUTET didiskusikan bersama pelaksana. 3.2 Perlengkapan kerja untuk evaluasi koordinasi pondasi dan tiang pemeliharaan SUTET digunakan sesuai SOP yang ditetapkan. pondasi dan tiang SUTET 3.3. Evaluasi koordinasi pemeliharaan pondasi dan tiang SUTET dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan prosedur pemeliharaan yang berlaku. 3.4. Hasil evaluasi koordinasi pemeliharaan pondasi dan tiang SUTET dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya. 4 Membandingkan evaluasi 4.1 pondasi Hasil evaluasi koordinasi pemeliharaan pondasi dan tiang SUTET dibandingkan berdasarkan dan tiang SUTET validitas, otentik, kekinian dan kecukupan. 4.2 Hasil evaluasi koordinasi pemeliharaan pondasi dan tiang SUTET dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan batasan standar yang berlaku. 4.3 Hasil evaluasi koordinasi pemeliharaan pondasi dan tiang SUTET dibandingkan dengan penugasan. 5. Membuat laporan 5.1 pekerjaan Laporan format pekerjaan dan dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan perusahaan. 5.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 117 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pemeliharaan pondasi dan tiang Saluran Udara tegangan Tinggi yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 1.2. Tegangan ekstra Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 275 kV sampai dengan 500 kV 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1. Norma 3.1.1. Partisipatif 3.2. Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pemeliharaan pondasi dan tiang SUTET yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi koordinasi pemeliharaan pondasi dan tiang SUTET yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja koordinasi pemeliharaan pondasi dan tiang SUTET. 3.2.4 SOP Pelaksanaan koordinasi pemeliharaan pondasi dan tiang SUTET. 3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan koordinasi pemeliharaan pondasi dan tiang SUTET. 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK. 4.2. Perlengkapan 4.2.1. Buku ceklists 4.2.2. Gambar teknik/single line diagram Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 118 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pemeliharaan pondasi dan tiang SUTET. 2.3. Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan 3.1.1 Bahan Listrik 3.1.1.1. Konduktor 3.1.1.2. Isolator 3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.2.1. Macam alat ukur listrik. 3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik. 3.1.3 Teori Listrik Dasar 3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu. 3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga. 3.1.3.3. Hukum Ohm. 3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I 3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4 Jaringan SUTET 3.1.4.1. Konstruksi jaringan SUTET. 3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SUTET. 3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan Pondasi Tiang Saluran Udara tegangan Ekstra Tinggi. 3.1.5 Mekanika hantaran udara. 3.1.5.1. Dasar penerapan. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 119 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.1.5.2. Masalah kemiringan. 3.1.5.3. Andongan (saging). 3.1.5.4. Gaya tarik penghantar pada tiang sudut. 3.1.5.5. Pengaruh angin terhadap gaya tarik penghantar 3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan 3.1.6.1. Peraturan K2 3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan pondasi dan tiang SUTET. 3.2 Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi. 3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTET. 3.2.3 Mengukur reistansi pentanahan pada tower sesuai IK. 3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SUTET 3.2.5 Mengukur jarak andongan dan jarak bangunan yang terdekat. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.19. Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Konduktor Dan Aksesoris SUTT Kode Unit : D.35.125.02.019.1 Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan konduktor dan aksesoris SUTT . Deskripsi Unit :Unit kompetensi prosedur ini pemeliharaan Mengkoordinir pekerjaan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia berkaitan dengan yang penerapan diperlukan pemeliharaan untuk konduktor dan 120 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha aksesoris SUTT , sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan evaluasi kerja 1.1. Gambar teknik (pondasi tiang SUTT ) jaringan hasil tegangan koordinasi pemeliharaan konduktor dan Tinggi dipelajari sesuai Standing Operation Procedure (SOP). 1.2. Tata cara berkomunikasi dilaksana-kan aksesoris SUTT . sesuai dipahami Standing dan Operation Procedure (SOP) pemeliharaan konduktor dan aksesoris SUTT . 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan. 1.4 Personil berwenang memastikan dihubungi bahwa dikoordinasikan sesuai untuk pekerjaan Struktur telah Organisasi Unit Kerja yang berlaku. 1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar pemeliharaan konduktor dan aksesoris SUTT yang ditetapkan perusahaan. 1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan sesuai standar perusahaan. 1.7 Prosedur dan Ketenagalistrikan peraturan Keselamatan dipahami sesuai standar yang berlaku. 2. Mempersiapkan pola 2.1 evaluasi Operation koordinasi Bantu dipasang Procedure sesuai (SOP) Standing pelaksanaan pemeliharaan konduktor dan aksesoris SUTT. pemeliharaan konduktor Peralatan dan 2.2 Koordinasi pemeliharaan konduktor dan aksesoris SUTT diidentifikasi. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 121 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI aksesoris SUTT . 2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat sesuai standar dan batasan yang ditetapkan. 2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan 2.5 Rancangan evaluasi pemeliharaan konduktor dan aksesoris SUTT di tempat kerja disiapkan sesuai format standar yang berlaku. 2.6 Perlengkapan kerja evaluasi pemeliharaan disiapkan. 3. Memeriksa 3.1 Evaluasi koordinasi pemeliharaan konduktor pelaksanaan dan aksesoris SUTT didiskusikan bersama pemeliharaan pelaksana . pondasi dan tiang 3.2 Perlengkapan kerja untuk evaluasi koordinasi SUTT pemeliharaan konduktor dan aksesoris SUTT digunakan sesuai SOP yang ditetapkan. 3.2. Evaluasi koordinasi pemeliharaan konduktor dan aksesoris SUTT dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan prosedur pemeliharaan yang berlaku. 3.3. Hasil evaluasi koordinasi konduktor dan aksesoris SUTT pemeliharaan dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya. 4 Membandingkan 4.1 evaluasi konduktor Hasil evaluasi koordinasi konduktor dan aksesoris SUTT dan pemeliharaan dibandingkan berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan aksesoris SUTT kecukupan. 4.2 Hasil evaluasi koordinasi konduktor dan aksesoris SUTT pemeliharaan dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan batasan standar yang berlaku. 4.3 Hasil evaluasi koordinasi konduktor dan aksesoris SUTT pemeliharaan dibandingkan dengan penugasan. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 122 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 5. Membuat laporan 5.1 pekerjaan Laporan format pekerjaan dan dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan perusahaan. 5.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan BATASAN VARIABEL 1 Konteks Variabel 1.1 Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan koordinasi pemeliharaan yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 1.2 Tegangan tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV sampai dengan 150 kV 2 Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3 Norma dan Standar 3.1. Norma 3.1.1. Partisipatif 3.2. Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pemeliharaan konduktor dan asesoris SUTT yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi koordinasi pemeliharaan konduktor dan asesoris SUTT yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja koordinasi pemeliharaan konduktor dan asesoris SUTT . 3.2.4 SOP Pelaksanaan koordinasi pemeliharaan konduktor dan asesoris SUTT . Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 123 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan koordinasi pemeliharaan konduktor dan asesoris SUTT . 2. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK. 4.2. Perlengkapan 4.2.1. Buku ceklists 4.2.2. Gambar teknik/single line diagram PANDUAN PENILAIAN 1 Konteks Penilaian 1.1. Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2. Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2 Persyaratan Kompetensi 2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pemeliharaan konduktor dan asesoris SUTT . 2.3. Menginterpretasikan gambar teknik. 3 Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1. Pengetahuan 3.1.1. Bahan Listrik 3.1.1.1. Konduktor 3.1.1.2. Isolator 3.1.2. Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.2.4. Macam alat ukur listrik. 3.1.2.5. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.2.6. Penggunaan alat ukur listrik. 3.1.3. Teori Listrik Dasar 3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu. 3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga. 3.1.3.3. Hukum Ohm. 3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 124 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4. Jaringan SUTT 3.1.4.1. Konstruksi jaringan SUTT. 3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SUTT. 3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan Pondasi Tiang Saluran Udara tegangan Tinggi. 3.1.5. Mekanikahantaran udara. 3.1.5.1. Dasar penerapan. 3.1.5.2. Masalah kemiringan. 3.1.5.3. Andongan (saging). 3.1.5.4. Gaya tarik penghantar pada tiang sudut. 3.1.5.5. Pengaruh angin terhadap gaya tarik penghantar. 3.1.6. ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan 3.1.6.1. Peraturan K2 3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan konduktor dan asesoris SUTT . 3.2. 4 Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi. 3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT . 3.2.3 Mengukur reistansi pentanahan pada tower sesuai IK. 3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SUTT 3.2.5 Mengukur jarak andongan dan jarak bangunan yang terdekat. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5 Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 125 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.2.20. Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Konduktor Dan Aksesoris SUTET Kode Unit : D.35.125.02.020.1 Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan konduktor dan aksesoris SUTET. Deskripsi Unit :Unit kompetensi prosedur ini berkaitan dengan pemeliharaan Mengkoordinir pekerjaan yang penerapan diperlukan pemeliharaan untuk konduktor dan aksesoris SUTET, sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan evaluasi kerja 1.1. Gambar teknik (pondasi tiang SUTET) jaringan hasil Ekstra koordinasi pemeliharaan konduktor dan Tinggi dipelajari sesuai Standing Operation Procedure (SOP). 1.2. Tata cara berkomunikasi dilaksana-kan aksesoris SUTET. sesuai dipahami Standing dan Operation Procedure (SOP) pemeliharaan konduktor dan aksesoris SUTET. 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan. 1.4 Personil berwenang memastikan dikoordinasikan bahwa sesuai dihubungi pekerjaan Struktur untuk telah Organisasi Unit Kerja yang berlaku. 1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar pemeliharaan konduktor dan aksesoris SUTET yang ditetapkan perusahaan. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 126 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan sesuai standar perusahaan. 1.7 Prosedur dan peraturan Ketenagalistrikan Keselamatan dipahami sesuai standar yang berlaku. 2. Mempersiapkan pola 2.1 evaluasi Bantu Operation koordinasi dipasang Procedure sesuai (SOP) Standing pelaksanaan pemeliharaan konduktor dan aksesoris SUTET. pemeliharaan konduktor Peralatan dan aksesoris SUTET. 2.2 Koordinasi pemeliharaan konduktor dan aksesoris SUTET diidentifikasi. 2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat sesuai standar dan batasan yang ditetapkan. 2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan 2.5 Rancangan evaluasi pemeliharaan konduktor dan aksesoris SUTET di tempat kerja disiapkan sesuai format standar yang berlaku. 2.6 Perlengkapan kerja evaluasi pemeliharaan disiapkan. 3. Memeriksa 3.1 Evaluasi koordinasi pemeliharaan konduktor pelaksanaan dan aksesoris SUTET didiskusikan bersama pemeliharaan pelaksana . pondasi dan tiang 3.2 Perlengkapan kerja untuk evaluasi koordinasi SUTET pemeliharaan konduktor dan aksesoris SUTET digunakan sesuai SOP yang ditetapkan. 3.3. Evaluasi koordinasi pemeliharaan konduktor dan aksesoris SUTET dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan prosedur pemeliharaan yang berlaku. 3.4. Hasil evaluasi koordinasi pemeliharaan konduktor dan aksesoris SUTET dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 127 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 4 Membandingkan 4.1 evaluasi Hasil evaluasi koordinasi pemeliharaan konduktor dan aksesoris SUTET dibandingkan konduktor dan berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan aksesoris SUTET kecukupan. 4.2 Hasil evaluasi koordinasi pemeliharaan konduktor dan aksesoris SUTET dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan batasan standar yang berlaku. 4.3 Hasil evaluasi koordinasi pemeliharaan konduktor dan aksesoris SUTET dibandingkan dengan penugasan. 5. Membuat laporan 5.1 pekerjaan Laporan format pekerjaan dan dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan perusahaan. 5.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan BATASAN VARIABEL 1 Konteks Variabel 1.1 Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan koordinasi pemeliharaan yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 1.2 Tegangan ekstra tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 275 kV sampai dengan 500 kV 2 Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 128 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3 Norma dan Standar 3.1. Norma 3.1.1. Partisipatif 3.2. Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pemeliharaan konduktor dan asesoris SUTET yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi koordinasi pemeliharaan konduktor dan asesoris SUTET yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja koordinasi pemeliharaan konduktor dan asesoris SUTET. 3.2.4 SOP Pelaksanaan koordinasi pemeliharaan konduktor dan asesoris SUTET. 3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan koordinasi pemeliharaan konduktor dan asesoris SUTET. 4 Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.2. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK. 4.2. Perlengkapan 4.2.3. Buku ceklists 4.2.4. Gambar teknik/single line diagram PANDUAN PENILAIAN 1 Konteks Penilaian 1.1. Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2. Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2 Persyaratan Kompetensi 2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pemeliharaan konduktor dan asesoris SUTET. 2.3. Menginterpretasikan gambar teknik. 3 Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1. Pengetahuan 3.1.1. Bahan Listrik Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 129 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.1.1.1. Konduktor 3.1.1.2. Isolator 3.1.2. Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.2.1. Macam alat ukur listrik. 3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik. 3.1.3. Teori Listrik Dasar 3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu. 3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga. 3.1.3.3. Hukum Ohm. 3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I 3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4. Jaringan SUTET 3.1.4.1. Konstruksi jaringan SUTET. 3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SUTET. 3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan Pondasi Tiang Saluran Udara tegangan Ekstra Tinggi. 3.1.5. Mekanika hantaran udara. 3.1.5.1. Dasar penerapan. 3.1.5.2. Masalah kemiringan. 3.1.5.3. Andongan (saging). 3.1.5.4. Gaya tarik penghantar pada tiang sudut. 3.1.5.5. Pengaruh angin terhadap gaya tarik penghantar. 3.1.6. ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan 3.1.6.1. Peraturan K2 3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan konduktor dan asesoris SUTET. 3.2. Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi. 3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTET. 3.2.3 Mengukur reistansi pentanahan pada tower sesuai IK. 3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SUTET 3.2.5 Mengukur jarak andongan dan jarak bangunan yang terdekat. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 130 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 4 Sikap Kerja yang Diperlukan 4.4. Teliti. 4.5. Cermat. 4.6. Disiplin. 5 Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan 3.2.21. Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Jalur SKTT Kode Unit : D.35.125.02.021.1 Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan Jalur SKTT. Deskripsi Unit :Unit berkaitan dengan penerapan prosedur Mengkoordinir pemeliharaan yang diperlukan untuk kompetensi ini Melaksanakan Mengkoordinir pemeliharaan Jalur SKTT sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan dan menyiapkan pelaksanaan Mengkoordinir pemeliharaan Jalur SKTT. 1.1. Gambar teknik Jalur jaringan kabel tanah tegangan Tinggi dipelajari sesuai Standing Operation Procedure (SOP). 1.2. Tata cara dilaksana-kan berkomunikasi sesuai dipahami Standing dan Operation Procedure (SOP) pemeliharaan jalur jaringan kabel tanah tegangan tinggi. 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 131 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1.4 Personil berwenang memastikan dihubungi bahwa dikoordinasikan untuk pekerjaan sesuai Struktur telah Organisasi Unit Kerja yang berlaku. 1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar Melaksanakan pemeliharaan Jalur SKTT yang ditetapkan perusahaan. 1.6 Perintah yang diterima memastikan bahwa diperiksa untuk instruksi dapat dilaksanakan sesuai standar perusahaan. 1.7 Prosedur dan peraturan Ketenagalistrikan Keselamatan dipahami sesuai standar yang berlaku. 2. Mengkoordinir 2.1 Peralatan Bantu dipasang pekerjaan Operation pemeliharaan koordinasi pemeliharaan Jalur SKTT. Jalur SKTT 2.2 Procedure sesuai Koordinasi (SOP) pemeliharaan Standing pelaksanaan Jalur SKTT diidentifikasi. 2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat sesuai standar dan batasan yang ditetapkan. 2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan 2.5 Rancangan evaluasi pemeliharaan Jalur SKTT di tempat kerja disiapkan sesuai format standar yang berlaku. 2.6 Perlengkapan kerja evaluasi pemeliharaan disiapkan. 3. Memeriksa 3.1 Jalan inspeksi, jembatan dan saluran air pelaksanaan disekitar jalur diperiksa dan diperbaiki jika koordinasi cenderung merusak tata letak jalur tersebut pemeliharaan secara menyeluruh. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 132 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI Jalur SKTT. 3.2 Hasil koordinasi pemeliharaan dibandingkan dengan target yg telah ditentukan. 4. Membuat laporan 4.1 pekerjaan Laporan format pekerjaan dan dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan perusahaan. 4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pemeliharaan Jalur SKTT (Saluran kabel tanah tegangan Tinggi) yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV sampai dengan 150 kV 2. Peraturan yang diperlukan 2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5. Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1 Norma 3.1.1. Partisipatif 3.2 Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan Jalur SKTT yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi pemeliharaan Jalur SKTT yang ditetapkan perusahaan. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 133 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pemeliharaan Jalur SKTT. 3.2.4 SOP Pelaksanaan pemeliharaan Jalur SKTT. 3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan Jalur SKTT 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. 4.2. Peralatan 4.1.1. Peralatan Peralatan utama : alat ukur, alat komunikasi 4.1.2. Peralatan bantu : tangga hand line, APD, Alat K3 4.1.3. Tool set Perlengkapan 4.2.1. Tali sesuai ukuran 4.2.2. Pengki sesuai ukuran 4.2.3. Cat Hitam 4.2.4. Lap majun PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1. Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2. Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pemeliharaan Jalur SKTT. 2.3. Menginterpretasikan gambar teknik 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1. Pengetahuan 3.1.1. Bahan Listrik 3.1.1.1. Konduktor 3.1.1.2. Isolator 3.1.2. Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.1.1. Macam alat ukur listrik. 3.1.1.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.1.3. Penggunaan alat ukur listrik. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 134 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.1.3. Teori Listrik Dasar 3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu. 3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga. 3.1.3.3. Hukum Ohm. 3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I 3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4. Jaringan saluran kabel tegangan tinggi 3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKTT. 3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKTT. 3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan Jalur SKTT. 3.1.5. Mekanika hantaran udara. 3.1.5.1. Dasar penerapan. 3.1.5.2. Masalah kemiringan.. 3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel. 3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT.. 3.1.6. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan 3.1.6.1. Peraturan K2 3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan Jalur SKTT. 3.2. 4. 5. Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi. 3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKTT. 3.2.3 Mengukur reistansi pentanahan pada SKTT sesuai IK. 3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SKTT. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 135 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.22. Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Jalur SKLT Kode Unit : D.35.125.02.022.1 Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan Jalur SKLT. Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan prosedur koordinasi pemeliharaan yang diperlukan untuk Melaksanakan pemeliharaan Jalur SKLT sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan dan 1.1. Gambar menyiapkan tegangan pelaksanaan koordinasi pemeliharaan teknik Jalur Tinggi jaringan dipelajari kabel sesuai laut Standing Operation Procedure (SOP). 1.2. Tata cara berkomunikasi dilaksana-kan Jalur SKLT. sesuai dipahami Standing dan Operation Procedure (SOP) pemeliharaan jalur jaringan kabel laut tegangan tinggi. 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan. 1.4 Personil berwenang memastikan dikoordinasikan dihubungi bahwa sesuai untuk pekerjaan Struktur telah Organisasi Unit Kerja yang berlaku. 1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar Melaksanakan pemeliharaan Jalur SKLT yang ditetapkan perusahaan. 1.6 Perintah yang memastikan diterima bahwa diperiksa untuk instruksi dapat dilaksanakan sesuai standar perusahaan. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 136 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1.7 Prosedur dan peraturan Ketenagalistrikan Keselamatan dipahami sesuai standar yang berlaku. 2. Mengkoordinir 2.1 Peralatan Bantu dipasang pekerjaan Operation pemeliharaan koordinasi pemeliharaan Jalur SKLT. Jalur SKLT 2.2 Procedure sesuai Koordinasi (SOP) pemeliharaan Standing pelaksanaan Jalur SKTT diidentifikasi. 2.3 Daftar periksa (Check list) koordinasi dibuat sesuai standar dan batasan yang ditetapkan. 2.4 Formulir koordinasi dipersiapkan 2.5 Rancangan koordinasi pemeliharaan Jalur SKTT di tempat kerja disiapkan sesuai format standar yang berlaku. 2.6 Perlengkapan kerja koordinasi pemeliharaan disiapkan. 3. Memeriksa 3.1 Jalan inspeksi, jembatan dan saluran air pelaksanaan disekitar jalur diperiksa dan diperbaiki jika koordinasi cenderung merusak tata letak jalur tersebut pemeliharaan secara menyeluruh. Jalur SKLT. 3.2 Hasil koordinasi pemeliharaan dibandingkan dengan target yg telah ditentukan. 4. Membuat laporan 4.1 pekerjaan Laporan format pekerjaan dan dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan perusahaan. 4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pemeliharaan Jalur Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 137 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha SKLT (Saluran kabel tanah tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi) yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV sampai dengan 150 kV 2. Peraturan yang diperlukan 2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5. Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1 Norma 3.1.1. Partisipatif 3.2 Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan Jalur SKLT yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi pemeliharaan Jalur SKLT yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pemeliharaan Jalur SKLT. 3.2.4 SOP Pelaksanaan pemeliharaan Jalur SKLT. 3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan Jalur SKLT 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. 4.2. Peralatan 4.1.1. Peralatan Peralatan utama : alat ukur, alat komunikasi 4.1.2. Peralatan bantu : tangga hand line, APD, Alat K3 4.1.3. Tool set Perlengkapan 4.2.1. Tali sesuai ukuran 4.2.2. Pengki sesuai ukuran 4.2.3. Cat Hitam 4.2.4. Lap majun Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 138 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1. Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2. Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pemeliharaan Jalur SKLT. 2.3. Menginterpretasikan gambar teknik 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1. Pengetahuan 3.1.1. Bahan Listrik 3.1.1.1. Konduktor 3.1.1.2. Isolator 3.1.2. Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.1.1. Macam alat ukur listrik. 3.1.1.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.1.3. Penggunaan alat ukur listrik. 3.1.3. Teori Listrik Dasar 3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu. 3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga. 3.1.3.3. Hukum Ohm. 3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I 3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4. Jaringan saluran kabel tegangan tinggi 3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKLTT. 3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKLTT. 3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan Jalur SKLT. 3.1.5. Mekanika hantaran udara. 3.1.5.1. Dasar penerapan. 3.1.5.2. Masalah kemiringan.. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 139 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel. 3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT.. 3.1.6. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan 3.1.6.1. Peraturan K2 3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan Jalur SKLT. 4.4. Keterampilan 4. 5. 3.2.1 Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi. 3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKLT. 3.2.3 Mengukur reistansi pentanahan pada SKLT sesuai IK. 3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SKLT. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.23. Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Minyak Insulasi Dan Tangki Ekspansi Kode Unit : D.35.125.02.023.1 Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan minyak insulasi dan tangki ekspansi Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan prosedur koordinasi pemeliharaan yang diperlukan untuk Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan minyak insulasi dan tangki ekspansi sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 140 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan dan 1.1. Gambar teknik Jalur jaringan kabel tanah dan menyiapkan kabel laut tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi pelaksanaan dipelajari sesuai Standing Operation Procedure koordinasi (SOP). pemeliharaan minyak dan insulasi 1.2. Tata cara berkomunikasi dilaksana-kan tangki sesuai dipahami Standing dan Operation Procedure (SOP) koordinasi pemeliharaan jalur ekspansi jaringan kabel tanah dan kabel laut tegangan tinggi dan ekstra tinggi. 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan. 1.4 Personil berwenang memastikan dihubungi bahwa dikoordinasikan untuk pekerjaan sesuai Struktur telah Organisasi Unit Kerja yang berlaku. 1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar SKTT Melaksanakan dan/atau pemeliharaan SKLT yang Jalur ditetapkan perusahaan. 1.6 Perintah yang memastikan diterima bahwa diperiksa untuk instruksi dapat dilaksanakan sesuai standar perusahaan. 1.7 Prosedur dan Ketenagalistrikan peraturan Keselamatan dipahami sesuai standar yang berlaku. 2. Mengkoordinir 2.1 Peralatan Bantu pekerjaan Operation pemeliharaan pemeliharaan minyak ekspansi insulasi dipasang Procedure Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia minyak sesuai (SOP) insulasi Standing pelaksanaan dan tangki 141 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI dan tangki 2.2 ekspansi Evaluasi koordinasi insulasi dan tangki pemeliharaan ekspansi minyak didiskusikan bersama pelaksana pemeliharaan 2.3 Evaluasi koordinasi pemeliharaan minyak insulasi dan tangki ekspansi dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan prosedur pemeliharaan yang berlaku. 3. Membandingkan 3.1 Hasil evaluasi koordinasi pemeliharaan minyak evaluasi insulasi dan tangki ekspansi dibandingkan koordinasi berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan pemeliharaan kecukupan. minyak Hasil evaluasi koordinasi pemeliharaan minyak dan insulasi 3.2 tangki insulasi dan tangki ekspansi dibandingkan ekspansi berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan batasan standar yang berlaku. 3.3 Hasil evaluasi koordinasi pemeliharaan minyak insulasi dan tangki ekspansi dibandingkan dengan penugasan. 4. Membuat laporan 4.1 pekerjaan Laporan format pekerjaan dan dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan perusahaan. 4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1 Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan koordinasi pemeliharaan minyak insulasi dan tangki ekspansi yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 1.2 Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV sampai dengan 150 kV. 2. Peraturan yang diperlukan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 142 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1 Norma 3.1.1 3.2 Partisipatif Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pemeliharaan minyak insulasi dan tangki ekspansi yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi pelaksanaan koordinasi minyak insulasi dan tangki ekspansi pemeliharaan yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pelaksanaan koordinasi pemeliharaan minyak insulasi dan tangki ekspansi. 3.2.4 SOP Pelaksanaan pelaksanaan koordinasi pemeliharaan minyak insulasi dan tangki ekspansi. 3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pelaksanaan koordinasi pemeliharaan minyak insulasi dan tangki ekspansi. 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK 4.2. Perlengkapan 4.2.1. Buku ceklists 4.2.2. Gambar teknik/single line diagram PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 143 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pemeliharaan Jalur SKTT dan/atau SKLT. 2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1. Pengetahuan yang dibutuhkan 3.1.1 Bahan Listrik 3.1.1.1. Konduktor 3.1.1.2. Isolator 3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.2.1. Macam alat ukur listrik. 3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik. 3.1.3 Teori Listrik Dasar 3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu. 3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga. 3.1.3.3. Hukum Ohm. 3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I 3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4 Jaringan saluran udara tegangan Tinggi 3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKTT DAN SKLTT. 3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKTT DAN SKLTT. 3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan Jalur SKTT dan/atau SKLT. 3.1.5 Mekanika hantaran saluran kabel tegangan tinggi. 3.1.5.1. Dasar penerapan. 3.1.5.2. Masalah kemiringan. 3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel. 3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT. 3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan 3.1.6.1. Peraturan K2 Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 144 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan Jalur SKTT dan/atau SKLT. 3.2. Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan jaringan transmisi. 3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKTT dan/atau SKLT. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 2.5.1. D.35.125.01.005.1 3.2.24. Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Cross Bounding, Sealing End Dan Sambungan SKTT Kode Unit : D.35.125.02.024.1 Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKTT Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan prosedur koordinasi pemeliharaan yang diperlukan untuk Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKTT sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 145 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan dan 1.1. Gambar teknik Jalur jaringan kabel tanah menyiapkan tegangan pelaksanaan Tinggi dipelajari sesuai Standing Operation Procedure (SOP). koordinasi 1.2. Tata pemeliharaan cross bounding, sealing end berkomunikasi dilaksana-kan sesuai dipahami Standing dan Operation Procedure (SOP) pemeliharaan jalur jaringan dan sambungan SKTT cara kabel tanah tegangan tinggi. 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan. 1.4 Personil berwenang memastikan dihubungi bahwa dikoordinasikan sesuai untuk pekerjaan Struktur telah Organisasi Unit Kerja yang berlaku. 1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar melaksanakan pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKTT yang ditetapkan perusahaan. 1.6 Perintah yang memastikan diterima bahwa diperiksa untuk instruksi dapat dilaksanakan sesuai standar perusahaan. 1.7 Prosedur dan Ketenagalistrikan peraturan Keselamatan dipahami sesuai standar yang berlaku. 2. Mempersiapkan pola 2.1 evaluasi Peralatan Operation Bantu dipasang Procedure sesuai (SOP) Standing pelaksanaan pemeliharaan pemeliharaan cross bounding, sealing end dan cross bounding, sambungan SKTT sealing end dan sambungan SKTT 2.2 Koordinasi pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKTT dan atau diidentifikasi. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 146 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat sesuai standar dan batasan yang ditetapkan. 2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan 2.5 Rancangan evaluasi pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKTT di tempat kerja disiapkan sesuai format standar yang berlaku. 2.6 Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKTT 3. Melaksanakan 3.1. Evaluasi koordinasi pemeliharaan cross evaluasi bounding, sealing end dan sambungan SKTT koordinasi didiskusikan bersama pelaksana pekerjaan. pemeliharaan cross bounding, sealing end 3.2. Hasil pemeliharaan dibandingkan dengan target yg telah ditentukan. dan sambungan SKTT 4. Membuat laporan 4.1. Laporan pekerjaan format pekerjaan dan dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan perusahaan. 4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan koordinasi pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKTT yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV sampai dengan 150 kV 2. Peraturan yang diperlukan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 147 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1 Norma 3.1.1 Partisipatif 3.2 Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKTT yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi pelaksanaan koordinasi pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKTT yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pelaksanaan koordinasi pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKTT. 3.2.4 SOP Pelaksanaan pelaksanaan koordinasi pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKTT. 3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pelaksanaan koordinasi pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKTT. 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK 4.2. Perlengkapan 4.2.1. Buku ceklists 4.2.2. Gambar teknik/single line diagram PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 148 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.1.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKTT. 2.1.3 Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1. Pengetahuan: 3.1.1 Bahan Listrik 3.1.1.1. Konduktor 3.1.1.2. Isolator 3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.2.1. Macam alat ukur listrik. 3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik. 3.1.3 Teori Listrik Dasar 3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu. 3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga. 3.1.3.3. Hukum Ohm. 3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I 3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4 Jaringan saluran udara tegangan Tinggi 3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKTT. 3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKTT. 3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan Jalur SKTT. 3.1.5 Mekanika hantaran saluran kabel tegangan tinggi. 3.1.5.1. Dasar penerapan. 3.1.5.2. Diameter lengkungan kabel. 3.1.5.3. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT. 3.1.6 Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan 3.1.6.1. Peraturan K2 3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan Jalur SKTT. 3.2. Keterampilan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 149 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.2.1 Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi. 3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKTT. 3.2.3 Mengukur resistansi pentanahan pada SKTT sesuai IK. 3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SKTT. 3.2.5 Menguji sistem proteksi tekanan minyak kabel. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.25. Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Cross Bounding, Sealing End Dan Sambungan SKLT Kode Unit : D.35.125.02.025.1 Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan prosedur koordinasi pemeliharaan yang diperlukan untuk Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan dan menyiapkan pelaksanaan 1.1. Gambar tegangan teknik Tinggi Jalur jaringan dipelajari kabel sesuai laut Standing Operation Procedure (SOP). Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 150 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI koordinasi 1.2. Tata cara berkomunikasi dilaksana-kan cross bounding, Procedure (SOP) pemeliharaan jalur jaringan sealing end kabel laut tegangan tinggi. sambungan SKLT Standing dan pemeliharaan dan sesuai dipahami Operation 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan. 1.4 Personil berwenang memastikan dihubungi bahwa dikoordinasikan sesuai untuk pekerjaan Struktur telah Organisasi Unit Kerja yang berlaku. 1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar melaksanakan pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT yang ditetapkan perusahaan. 1.6 Perintah yang memastikan diterima bahwa diperiksa untuk instruksi dapat dilaksanakan sesuai standar perusahaan. 1.7 Prosedur dan Ketenagalistrikan peraturan Keselamatan dipahami sesuai standar yang berlaku. 2. Mempersiapkan pola 2.1 evaluasi Peralatan Operation Bantu dipasang Procedure sesuai (SOP) Standing pelaksanaan pemeliharaan pemeliharaan cross bounding, sealing end dan cross bounding, sambungan SKLT sealing end dan sambungan SKLT 2.2 Koordinasi pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT dan atau diidentifikasi. 2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat sesuai standar dan batasan yang ditetapkan. 2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 151 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 2.5 Rancangan evaluasi pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT di tempat kerja disiapkan sesuai format standar yang berlaku. 2.6 Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT 3. Melaksanakan 3.1. Evaluasi koordinasi pemeliharaan cross evaluasi bounding, sealing end dan sambungan SKLT koordinasi didiskusikan bersama pelaksana pekerjaan. pemeliharaan cross bounding, sealing end 3.2. Hasil pemeliharaan dibandingkan dengan target yg telah ditentukan. dan sambungan SKLT 4. Membuat laporan 4.1. Laporan pekerjaan format pekerjaan dan dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan perusahaan. 4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan koordinasi pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV sampai dengan 500 kV 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 152 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1 Norma 3.1.1 3.2 Partisipatif Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi pelaksanaan koordinasi pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pelaksanaan koordinasi pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT. 3.2.4 SOP Pelaksanaan pelaksanaan koordinasi pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT. 3.2.3 Instruksi Kerja pekerjaan pelaksanaan koordinasi pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT. 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK 4.2. Perlengkapan 4.2.1. Buku ceklists 4.2.2. Gambar teknik/single line diagram PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 153 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 2. Persyaratan Kompetensi 2.1.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.1.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT. 2.1.3 Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1. Pengetahuan: 3.1.1 Bahan Listrik 3.1.1.3. Konduktor 3.1.1.4. Isolator 3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.2.1. Macam alat ukur listrik. 3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik. 3.1.3 Teori Listrik Dasar 3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu. 3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga. 3.1.3.3. Hukum Ohm. 3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I 3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4 Jaringan saluran udara tegangan Tinggi 3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKLTT. 3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan KLTT. 3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan Jalur SKLT. 3.1.5 Mekanika hantaran saluran kabel tegangan tinggi. 3.1.5.1. Dasar penerapan. 3.1.5.2. Diameter lengkungan kabel. 3.1.5.3. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT. 3.1.6 Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan 3.1.6.1. Peraturan K2 3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan Jalur SKLT. 3.2. Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi. 3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKLT. 3.2.3 Mengukur resistansi pentanahan pada SKLT sesuai IK. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 154 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SKLT. 3.2.5 Menguji sistem proteksi tekanan minyak kabel. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.4. Teliti. 4.5. Cermat. 4.6. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.26. Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Proteksi Minyak Kabel SKTT Kode Unit : D.35.125.02.026.1 Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKTT Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan prosedur koordinasi pemeliharaan yang diperlukan untuk pemeliharaan proteksi minyak kabel SKTT sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku. ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan dan menyiapkan pelaksanaan koordinasi pemeliharaan proteksi kabel SKTT minyak 1.1. Gambar teknik Jalur jaringan kabel tanah tegangan Tinggi dipelajari sesuai Standing Operation Procedure (SOP). 1.2. Tata cara dilaksana-kan berkomunikasi sesuai dipahami Standing dan Operation Procedure (SOP) pemeliharaan jalur jaringan kabel tanah dan kabel laut tegangan tinggi dan ekstra tinggi. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 155 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan. 1.4 Personil berwenang memastikan dihubungi bahwa dikoordinasikan untuk pekerjaan sesuai Struktur telah Organisasi Unit Kerja yang berlaku. 1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar melaksanakan pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKTT yang ditetapkan perusahaan. 1.6 Perintah yang memastikan diterima bahwa diperiksa untuk instruksi dapat dilaksanakan sesuai standar perusahaan. 1.7 Prosedur dan Ketenagalistrikan peraturan Keselamatan dipahami sesuai standar yang berlaku. 2. Mempersiapkan pola 2.1 evaluasi Peralatan Operation Bantu Procedure pemeliharaan pemeliharaan proteksi ekspansi kabel SKTT minyak 2.2 dipasang minyak sesuai (SOP) insulasi Standing pelaksanaan dan tangki Koordinasi pemeliharaan proteksi minyak kabel SKTT dan atau diidentifikasi. 2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat sesuai standar dan batasan yang ditetapkan. 2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan 2.5 Rancangan evaluasi pemeliharaan proteksi minyak kabel SKTT di tempat kerja disiapkan sesuai format standar yang berlaku. 2.6 Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi pemeliharaan proteksi minyak kabel SKTT Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 156 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 3. Melaksanakan 3.1. Evaluasi evaluasi minyak koordinasi pelaksana . pemeliharaan proteksi minyak 3.2. Hasil Membuat kabel SKTT pemeliharaan pemeliharaan proteksi didiskusikan bersama dibandingkan dengan target yg telah ditentukan. kabel SKTT 4. koordinasi laporan 4.1. Laporan pekerjaan format pekerjaan dan dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan perusahaan. 4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKTT yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV sampai dengan 150 kV 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1. Norma 3.1.1. Partisipatif 3.2. Standar Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 157 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pemeliharaan proteksi minyak kabel SKTT yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi pelaksanaan koordinasi pemeliharaan proteksi minyak kabel SKTT yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pelaksanaan koordinasi pemeliharaan proteksi minyak kabel SKTT. 3.2.4 SOP Pelaksanaan pelaksanaan koordinasi pemeliharaan proteksi minyak kabel SKTT. 3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pelaksanaan koordinasi pemeliharaan proteksi minyak kabel SKTT 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK 4.2. Perlengkapan 4.2.1. Buku ceklists 4.2.2. Gambar teknik/single line diagram PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pelaksanaan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKTT. 2.3. Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan 3.1.1 Bahan Listrik 3.1.1.1. Konduktor Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 158 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.1.1.2. Isolator 3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.2.1. Macam alat ukur listrik. 3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik. 3.1.3 Teori Listrik Dasar 3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu. 3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga. 3.1.3.3. Hukum Ohm. 3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I 3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4 Jaringan saluran kabel tegangan Tinggi 3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKTT. 3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKTT. 3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan Jalur SKTT. 3.1.5 Mekanikahantaran udara. 3.1.5.1. Dasar penerapan. 3.1.5.2. Masalah kemiringan. 3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel. 3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT. 3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan 3.1.6.1. Peraturan K2 3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan Jalur SKTT. 3.2 Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan jaringan transmisi. 3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKTT. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 159 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan 3.2.27. Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Proteksi Minyak Kabel SKLT Kode Unit : D.35.125.02.027.1 Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKLT Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan prosedur koordinasi pemeliharaan yang diperlukan untuk pemeliharaan proteksi minyak kabel SKLT sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku. ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan dan 1.1. Gambar menyiapkan tegangan pelaksanaan koordinasi pemeliharaan proteksi teknik Jalur Tinggi jaringan dipelajari kabel sesuai laut Standing Operation Procedure (SOP). 1.2. Tata cara berkomunikasi dilaksana-kan minyak sesuai dipahami Standing dan Operation Procedure (SOP) pemeliharaan jalur jaringan kabel SKLT kabel tanah dan kabel laut tegangan tinggi dan ekstra tinggi. 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan. 1.4 Personil berwenang memastikan dikoordinasikan bahwa sesuai dihubungi pekerjaan Struktur untuk telah Organisasi Unit Kerja yang berlaku. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 160 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar melaksanakan pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT yang ditetapkan perusahaan. 1.6 Perintah yang memastikan diterima bahwa diperiksa untuk instruksi dapat dilaksanakan sesuai standar perusahaan. 1.7 Prosedur dan peraturan Ketenagalistrikan Keselamatan dipahami sesuai standar yang berlaku. 2. Mempersiapkan pola 2.1 evaluasi Peralatan Bantu Operation Procedure pemeliharaan pemeliharaan proteksi ekspansi minyak kabel SKLT 2.2 dipasang minyak sesuai (SOP) insulasi Standing pelaksanaan dan tangki Koordinasi pemeliharaan proteksi minyak kabel SKLT dan atau diidentifikasi. 2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat sesuai standar dan batasan yang ditetapkan. 2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan 2.5 Rancangan evaluasi pemeliharaan proteksi minyak kabel SKLT di tempat kerja disiapkan sesuai format standar yang berlaku. 2.6 Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi pemeliharaan proteksi minyak kabel SKLT 3. Melaksanakan 3.1. Evaluasi koordinasi evaluasi minyak koordinasi pelaksana. pemeliharaan proteksi kabel SKLT minyak 3.2. Hasil kabel SKLT pemeliharaan pemeliharaan proteksi didiskusikan bersama dibandingkan dengan target yg telah ditentukan. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 161 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 4. Membuat laporan 4.1. Laporan pekerjaan format pekerjaan dan dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan perusahaan. 4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKLT yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV sampai dengan 150 kV 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1. Norma 3.1.1. Partisipatif 3.2. Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pemeliharaan proteksi minyak kabel SKLT yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi pelaksanaan koordinasi pemeliharaan proteksi minyak kabel SKLT yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pelaksanaan koordinasi pemeliharaan proteksi minyak kabel SKLT. 3.2.4 SOP Pelaksanaan pelaksanaan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia koordinasi pemeliharaan 162 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha proteksi minyak kabel SKLT. 3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pelaksanaan koordinasi pemeliharaan proteksi minyak kabel SKLT 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK 4.2. Perlengkapan 4.2.1. Buku ceklists 4.2.2. Gambar teknik/single line diagram PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pelaksanaan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKLT. 2.3. Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan 3.1.1 Bahan Listrik 3.1.1.1. Konduktor 3.1.1.2. Isolator 3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.2.1. Macam alat ukur listrik. 3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik. 3.1.3 Teori Listrik Dasar 3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 163 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga. 3.1.3.3. Hukum Ohm. 3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I 3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4 Jaringan saluran kabel tegangan Tinggi 3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKLTT. 3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKLTT. 3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan Jalur SKLT. 3.1.5 Mekanikahantaran udara. 3.1.5.1. Dasar penerapan. 3.1.5.2. Masalah kemiringan. 3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel. 3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT. 3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan 3.1.6.1. Peraturan K2 3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan Jalur SKLT. 3.2 Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan jaringan transmisi. 3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKLT. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan 3.2.28. Melaksanakan Analisis Pemeliharaan SUTT Kode Unit : D.35.125.02.028.1 Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 164 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha Judul Unit :Melaksanakan analisis pemeliharaan SUTT . Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan menganalisis pemeliharaan SUTT dengan kegiatan sesuai standar dan batasan yang ditetapkan ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Menterjemahkan dan membuat intetprestasi 1.1. Perintah kerja evaluasi koordinasi pemeliharaan SUTT . 1.2. Analisis pemeliharaan SUTT analisis sesuai pemeliharaan ditetapkan. SUTT . 1.3. Ilmu dengan standar pengetahuan diidentifikasi dan terkait batasan dengan yang analisis pemeliharaan SUTT dipelajari. 2. Menyusun 2.1. Analisis pemeliharaan SUTT diidentifikasi. rencana kerja 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat analisis sesuai standar dan batasan yang ditetapkan. pemeliharaan 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan SUTT 2.4. Rancangan analisis pemeliharaan SUTT di tempat kerja disiapkan sesuai format standar yang berlaku. 2.5. Perlengkapan kerja untuk evaluasi pemeliharaan. 3. Melaksanakan analisis menyeluruh didiskusikan bersama pelaksana . pemeliharaan SUTT 3.1. Analisis pemeliharaan SUTT secara 3.2. Perlengkapan kerja pemeliharaan SUTT untuk analisis digunakan sesuai SOP yang ditetapkan. 3.4. Analisis pemeliharaan SUTT sesuai dengan keperluan dilaksanakan dan prosedur pemeliharaan SUTT yang berlaku. 3.5. hasil analisis pemeliharaan SUTT dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya. 3.7. pekerjaan pemeliharaan SUTT dianalisis Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 165 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 4. Membandingkan 4.1. Hasil analisis pemeliharaan SUTT analisis dibandingkan berdasarkan validitas, otentik, pemeliharaan kekinian dan kecukupan. SUTT dengan 4.2. Hasil kondisi lapangan. analisis pemeliharaan SUTT dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan batasan standar yang berlaku. 4.3. Hasil analisis pemeliharaan SUTT dibandingkan dengan penugasan. 5. Membuat laporan 5.1. Hasil analisis pemeliharaan SUTT pekerjaan dilaporkan dalam format pemeliharaan. 5.2. Perbedaan hasil analisis pemeliharaan SUTT dicatat dalam format laporan evaluasi pemeliharaan. BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis pemeliharaan SUTT yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1 Norma 3.1.1 Partisipatif 3.2 Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK) analisis pemeliharaan SUTT yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 166 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis pemeliharaan SUTT . 3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis pemeliharaan SUTT . 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK 4.2. Perlengkapan 4.2.1. Buku ceklists 4.2.2. Gambar teknik/single line diagram PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi pemeliharaan SUTT. 2.3 Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan: 3.1.1. Persyaratan kerja analisis pemeliharaan SUTT . 3.1.2. Ilmu Bahan Listrik. 3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan. 3.2. Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi. 3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 167 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.29. Melaksanakan Analisis Pemeliharaan SUTET Kode Unit : D.35.125.02.029.1 Judul Unit :Melaksanakan analisis pemeliharaan SUTET. Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan menganalisis pemeliharaan SUTET sesuai standar dan batasan yang ditetapkan ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Menterjemahkan dan membuat intetprestasi 1.1. Perintah kerja koordinasi pemeliharaan SUTET. 1.2. analisis pemeliharaan analisis sesuai pemeliharaan ditetapkan. SUTET. evaluasi 1.3. Ilmu dengan standar pengetahuan SUTET dan terkait diidentifikasi batasan dengan yang analisis pemeliharaan SUTET dipelajari. 2. Menyusun rencana 2.1. analisis pemeliharaan SUTET diidentifikasi. kerja 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat analisis sesuai standar dan batasan yang ditetapkan. pemeliharaan 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan SUTET 2.4. Rancangan analisis pemeliharaan SUTET di tempat kerja disiapkan sesuai format standar yang berlaku. 2.5. Perlengkapan kerja untuk evaluasi pemeliharaan. 3. Melaksanakan analisis 3.1. analisis pemeliharaan SUTET didiskusikan bersama pelaksana . Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 168 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI pemeliharaan SUTET 3.2. Perlengkapan secara kerja untuk analisis pemeliharaan SUTET digunakan sesuai SOP menyeluruh yang ditetapkan. 3.4. analisis sesuai pemeliharaan dengan SUTET keperluan dilaksanakan dan prosedur pemeliharaan SUTET yang berlaku. 3.5. hasil analisis pemeliharaan SUTET dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya. 3.7. pekerjaan pemeliharaan SUTET dianalisis 4. Membandingkan 4.1. Hasil analisis pemeliharaan SUTET analisis dibandingkan berdasarkan validitas, otentik, pemeliharaan kekinian dan kecukupan. SUTET dengan 4.2. Hasil kondisi lapangan. analisis pemeliharaan SUTET dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan batasan standar yang berlaku. 4.3. Hasil analisis pemeliharaan SUTET dibandingkan dengan penugasan. 5. Membuat laporan 5.1. Hasil analisis pemeliharaan SUTET dilaporkan pekerjaan dalam format pemeliharaan. 5.2. Perbedaan hasil analisis pemeliharaan SUTET dicatat dalam format laporan evaluasi pemeliharaan. BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis pemeliharaan SUTET yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 169 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1 Norma 3.1.1 Partisipatif 3.2 Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK) analisis pemeliharaan SUTET yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis pemeliharaan SUTET. 3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis pemeliharaan SUTET. Tegangan m 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK 4.2. Perlengkapan 4.2.1. Buku ceklists 4.2.2. Gambar teknik/single line diagram PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi pemeliharaan SUTET. 2.3 Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1. pemeliharaan dilaksanakan di lokasi instalasi terpasang sesuai dengan keadaan sebenarnya, dengan pengetahuan dan keterampilan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 170 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha yang dibutuhkan: 3.1.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan: 3.1.1.1. Persyaratan kerja analisis pemeliharaan SUTET. 3.1.1.2. Ilmu Bahan Listrik. 3.1.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan. 3.2. Keterampilan 3.2.3 Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi. 3.2.4 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.30. Melaksanakan Analisis Pemeliharaan SKTT Kode Unit : D.35.125.02.030.1 Judul Unit :Melaksanakan analisis pemeliharaan SKTT. Deskripsi Unit :Unit kompetensi menganalisis ini berkaitan pemeliharaan SKTT dengan sesuai kegiatan standar dan batasan yang ditetapkan ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Menterjemahkan dan membuat intetprestasi 1.1. Perintah kerja koordinasi pemeliharaan SKTT. 1.2. analisis pemeliharaan analisis sesuai pemeliharaan ditetapkan. SKTT. evaluasi 1.3. Ilmu dengan standar pengetahuan SKTT dan terkait diidentifikasi batasan dengan yang analisis pemeliharaan SKTT dipelajari. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 171 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 2. Menyusun 2.1. analisis pemeliharaan SKTT diidentifikasi. rencana kerja 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat analisis sesuai standar dan batasan yang ditetapkan. pemeliharaan 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan SKTT 2.4. Rancangan analisis pemeliharaan SKTT di tempat kerja disiapkan sesuai format standar yang berlaku. 2.5. Perlengkapan kerja untuk evaluasi pemeliharaan. 3. Melaksanakan 3.1. Analisis analisis pemeliharaan SKTT didiskusikan bersama pelaksana . pemeliharaan SKTT 3.2. Perlengkapan secara kerja untuk analisis pemeliharaan SKTT digunakan sesuai SOP menyeluruh yang ditetapkan. 3.3. pemeliharaan SKTT dalam keadaan tidak bertegangan. 3.4. Analisis sesuai pemeliharaan dengan SKTT keperluan dilaksanakan dan prosedur pemeliharaan SKTT yang berlaku. 3.5. Hasil analisis pemeliharaan SKTT dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya. 3.6. Hasil analisis pemeliharaan SKTT 3.7. Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan SKTT 4. Membandingkan 4.1. Hasil analisis pemeliharaan SKTT dibandingkan analisis berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan pemeliharaan kecukupan. SKTT dengan 4.2. Hasil analisis pemeliharaan SKTT dibandingkan kondisi lapangan. berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan batasan standar yang berlaku. 4.3. Hasil analisis pemeliharaan SKTT dibandingkan dengan penugasan. 5. Membuat pekerjaan laporan 5.1. Hasil analisis pemeliharaan SKTT dilaporkan dalam format pemeliharaan. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 172 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 5.2. Perbedaan hasil analisis pemeliharaan SKTT dicatat dalam format laporan evaluasi pemeliharaan. BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis pemeliharaan SKTT yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 2. Peraturan yang diperlukan 2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5. Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1 Norma 3.1.1 Partisipatif 3.2 Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK) analisis pemeliharaan SKTT yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis pemeliharaan SKTT. 3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis pemeliharaan SKTT.. 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.3. Peralatan 4.1.2 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK 4.4. Perlengkapan 4.2.3. Buku ceklists 4.2.4. Gambar teknik/single line diagram PANDUAN PENILAIAN Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 173 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi pemeliharaan SKTT. 2.3 Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan: 3.1.1. Persyaratan kerja analisis pemeliharaan SKTT. 3.1.2. Ilmu Bahan Listrik. 3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan. 3.2. Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi. 3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.31. Melaksanakan Analisis Pemeliharaan SKLT Kode Unit : D.35.125.02.031.1 Judul Unit :Melaksanakan analisis pemeliharaan SKLT. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 174 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha Deskripsi Unit :Unit kompetensi menganalisis ini berkaitan pemeliharaan SKLT dengan sesuai kegiatan standar dan batasan yang ditetapkan ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Menterjemahkan dan membuat intetprestasi 1.1. Perintah kerja koordinasi pemeliharaan SKLT. 1.2. analisis pemeliharaan analisis sesuai pemeliharaan ditetapkan. SKLT. evaluasi 1.3. Ilmu dengan standar pengetahuan SKLT dan terkait diidentifikasi batasan dengan yang analisis pemeliharaan SKLT dipelajari. 2. Menyusun 2.1. analisis pemeliharaan SKLT diidentifikasi. rencana kerja 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat analisis sesuai standar dan batasan yang ditetapkan. pemeliharaan 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan SKLT 2.4. Rancangan analisis pemeliharaan SKLT di tempat kerja disiapkan sesuai format standar yang berlaku. 2.5. Perlengkapan kerja untuk evaluasi pemeliharaan. 3. Melaksanakan analisis menyeluruh pemeliharaan SKLT didiskusikan bersama pelaksana . pemeliharaan SKLT 3.1. analisis secara 3.2. Perlengkapan kerja untuk analisis pemeliharaan SKLT digunakan sesuai SOP yang ditetapkan. 3.3. analisis sesuai pemeliharaan dengan SKLT keperluan dilaksanakan dan prosedur pemeliharaan SKLT yang berlaku. 3.4. hasil analisis pemeliharaan SKLT dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya. 3.5. Hasil analisis pemeliharaan SKLT 3.6. Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan SKLT Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 175 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 4. Membandingkan 4.1. Hasil analisis pemeliharaan SKLT dibandingkan analisis berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan pemeliharaan kecukupan. SKLT dengan 4.2. Hasil analisis pemeliharaan SKLT dibandingkan kondisi lapangan. berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan batasan standar yang berlaku. 4.3. Hasil analisis pemeliharaan SKLT dibandingkan dengan penugasan. 5. Membuat laporan 5.1. Hasil analisis pemeliharaan SKLT dilaporkan pekerjaan dalam format pemeliharaan. 5.2. Perbedaan hasil analisis pemeliharaan SKLT dicatat dalam format laporan evaluasi pemeliharaan. BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis pemeliharaan SKLT yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 2. Peraturan yang diperlukan 2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5. Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1 Norma 3.1.1 Partisipatif 3.2 Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK) analisis pemeliharaan SKLT yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 176 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis pemeliharaan SKLT. 3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis pemeliharaan SKLT. 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK 4.2. Perlengkapan 4.2.1. Buku ceklists 4.2.2. Gambar teknik/single line diagram PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi pemeliharaan SKLT. 2.3 Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan: 3.1.1. Persyaratan kerja analisis pemeliharaan SKLT. 3.1.2. Ilmu Bahan Listrik. 3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan. 3.2. Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi. 3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKLT. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 177 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.32. Menetapkan Hasil Pelaksanaan pemeliharaan SUTT Kode Unit : D.35.125.02.032.1 Judul Unit :Menetapkan Hasil Pelaksanaan pemeliharaan SUTT. Deskripsi Unit :Unit kompetensi Pengendalian ini dan berkaitan dengan Pengkoordinasian kegiatan Pelaksanaan pemeliharaan SUTT, Lengkap Dengan Sarana Bantunya sesuai standar dan batasan yang ditetapkan ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan 1.1. Perintah kerja pengendalian dan pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan pengkoordinasian SUTT . Pelaksanaan 1.2. pengendalian dan pengkoordinasian pemeliharaan Pelaksanaan pemeliharaan SUTT diidentifikasi SUTT, sesuai dengan standar dan batasan yang ditetapkan. 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan SUTT dipelajari. 2. Mempersiapkan pola pengendalian dan 2.1. pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan SUTT diidentifikasi. 2.2. Daftar periksa (Check list) pengendalian dan pengkoordinasian pengkoordinasian Pelaksanaan dibuat sesuai Pelaksanaan standar dan batasan yang ditetapkan. pemeliharaan 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 178 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI SUTT 2.4. Rancangan pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan SUTT di tempat kerja disiapkan sesuai format standar yang berlaku. 2.5. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan SUTT . 3. Melaksanakan 3.1. pengendalian dan pengkoordinasian pengendalian dan Pelaksanaan pemeliharaan SUTT didiskusikan pengkoordinasian bersama pelaksana . Pelaksanaan 3.2. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan pemeliharaan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan SUTT SUTT digunakan sesuai SOP yang ditetapkan. secara menyeluruh 3.3. pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan SUTT dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan prosedur pemeliharaan SUTT yang berlaku. 3.4. hasil pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan SUTT dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya. 3.5. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan SUTT . 4. Membandingkan 4.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian pengendalian dan Pelaksanaan pemeliharaan SUTT dibandingkan pengkoordinasian berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan Pelaksanaan kecukupan. pemeliharaan SUTT SUTET dan/atau 4.2. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan SUTT dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan batasan standar yang berlaku. 4.3. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan SUTT dibandingkan dengan penugasan. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 179 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 5. Membuat laporan 5.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian pengendalian dan Pelaksanaan pemeliharaan SUTT dilaporkan pengkoordinasian dalam format pemeliharaan. Pelaksanaan 5.2. Perbedaan hasil pengendalian dan pemeliharaan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan SUTT SUTT dicatat dalam format laporan evaluasi dan/atau SUTET pemeliharaan. BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan SUTT yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1 Norma 3.1.1 Partisipatif 3.2 Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK) pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan SUTT yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Persyaratan Kerja pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan SUTT . 3.2.4 SOP Pelaksanaan pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan SUTT . Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 180 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK 4.2. Perlengkapan 4.2.1. Buku ceklists 4.2.2. Gambar teknik/single line diagram PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan SUTT 2.3 Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan: 3.1.1. Persyaratan kerja pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan SUTT . 3.1.2. Ilmu Bahan Listrik. 3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan. 3.2. Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi. 3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 181 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan 3.2.33. Menetapkan Hasil Pelaksanaan pemeliharaan SUTET Kode Unit : D.35.125.02.033.1 Judul Unit :Menetapkan Hasil Pelaksanaan pemeliharaan SUTET. Deskripsi Unit :Unit kompetensi Pengendalian ini dan berkaitan dengan Pengkoordinasian kegiatan Pelaksanaan pemeliharaan SUTET, Lengkap Dengan Sarana Bantunya sesuai standar dan batasan yang ditetapkan ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan 1.1. Perintah kerja pengendalian dan pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan pengkoordinasian SUTET . Pelaksanaan 1.2. Pengendalian pemeliharaan Pelaksanaan SUTET, diidentifikasi dan pengkoordinasian pemeliharaan sesuai dengan SUTET standar dan batasan yang ditetapkan. 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan pengendalian dan pengkoordinasian pemeliharaan SUTET 2. Mempersiapkan 2.1. Pengendalian pola pengendalian Pelaksanaan dan diidentifikasi. pengkoordinasian dan Pelaksanaan dipelajari. pengkoordinasian pemeliharaan SUTET 2.2. Daftar periksa (Check list) pengendalian dan Pelaksanaan pengkoordinasian Pelaksanaan dibuat sesuai pemeliharaan standar dan batasan yang ditetapkan. SUTET 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 182 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 2.4. Rancangan pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan SUTET di tempat kerja disiapkan sesuai format standar yang berlaku. 2.5. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan SUTET . 3. Melaksanakan 3.1. pengendalian dan pengkoordinasian pengendalian dan Pelaksanaan pengkoordinasian didiskusikan bersama pelaksana . Pelaksanaan pemeliharaan SUTET 3.2. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan pemeliharaan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan SUTET SUTET secara menyeluruh digunakan sesuai SOP yang ditetapkan. 3.4. pengendalian Pelaksanaan dan pengkoordinasian pemeliharaan SUTET dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan prosedur pemeliharaan SUTET 3.5. hasil pengendalian Pelaksanaan dan yang berlaku. pengkoordinasian pemeliharaan SUTET dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya. 3.6. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan SUTET . 4. Membandingkan 4.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian pengendalian dan Pelaksanaan pengkoordinasian dibandingkan berdasarkan validitas, otentik, Pelaksanaan kekinian dan kecukupan. pemeliharaan SUTET 4.2. Hasil pemeliharaan pengendalian Pelaksanaan dan SUTET pengkoordinasian pemeliharaan SUTET dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan batasan standar yang berlaku. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 183 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 4.3. Hasil pengendalian Pelaksanaan dan pengkoordinasian pemeliharaan SUTET dibandingkan dengan penugasan. 5. Membuat laporan 5.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian pengendalian dan Pelaksanaan pemeliharaan SUTET dilaporkan pengkoordinasian dalam format pemeliharaan. Pelaksanaan 5.2. Perbedaan hasil pengendalian dan pemeliharaan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan SUTET SUTET dicatat dalam format laporan evaluasi pemeliharaan. BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan SUTET yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1 Norma 3.1.1 Partisipatif 3.2 Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK) pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan SUTET yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Persyaratan Kerja pengendalian dan pengkoordinasian Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 184 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha Pelaksanaan pemeliharaan SUTET . 3.2.4 SOP Pelaksanaan pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan SUTET. 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK 4.2. Perlengkapan 4.2.1. Buku ceklists 4.2.2. Gambar teknik/single line diagram PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2 Menggunakan pengendalian peralatan/perkakas dan pengkoordinasian kerja hand Pelaksanaan tools untuk pemeliharaan Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan: 3.1.1. Persyaratan kerja pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan SUTET . 3.1.2. Ilmu Bahan Listrik. 3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan. 3.2. Keterampilan 3.2.3 Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi. 3.2.4 Orientasi lapangan pada jaringan SUTET. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.4. Teliti. 4.5. Cermat. 4.6. Disiplin. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 185 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan 3.2.34. Menetapkan Hasil Pelaksanaan pemeliharaan Saluran Kabel Tanah Tegangan Tinggi (SKTT) Kode Unit : D.35.125.02.034.1 Judul Unit :Menetapkan Hasil Pelaksanaan pemeliharaan Saluran Kabel Tanah Tegangan Tinggi (SKTT). Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan penetapan hasilPelaksanaan pemeliharaan Saluran Kabel Tanah Tegangan Tinggi (SKTT), Lengkap Dengan Sarana Bantunya sesuai standar dan batasan yang ditetapkan ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan 1.1. Perintah kerja pengendalian dan pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan pengkoordinasian dan SKTT. Pelaksanaan 1.2. pengendalian pemeliharaan Pelaksanaan SUTT diidentifikasi dan/atau SUTET dan SKTT /SKLT, dan pengkoordinasian pemeliharaan sesuai dengan dan standar SKTT dan batasan yang ditetapkan. 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan dan SKTT dipelajari. 2. Mempersiapkan 2.1. pengendalian pola pengendalian Pelaksanaan dan diidentifikasi. pengkoordinasian dan pengkoordinasian pemeliharaan dan SKTT 2.2. Daftar periksa (Check list) pengendalian dan Pelaksanaan pengkoordinasian Pelaksanaan dibuat sesuai pemeliharaan dan standar dan batasan yang ditetapkan. SKTT 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 186 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 2.4. Rancangan pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan dan SKTT di tempat kerja disiapkan sesuai format standar yang berlaku. 2.5. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan dan SKTT. 3. Melaksanakan 3.1. pengendalian dan pengkoordinasian pengendalian dan Pelaksanaan pengkoordinasian didiskusikan bersama pelaksana . Pelaksanaan pemeliharaan dan SKTT 3.2. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan pemeliharaan dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan SKTT dan secara menyeluruh SKTT digunakan sesuai SOP yang ditetapkan. 3.4. pengendalian Pelaksanaan dan pengkoordinasian pemeliharaan dan SKTT dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan prosedur pemeliharaan dan SKTT yang berlaku. 3.5. hasil pengendalian Pelaksanaan dan pengkoordinasian pemeliharaan dan SKTT dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya. 3.6. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan dan SKTT. 4. Membandingkan 4.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian pengendalian dan Pelaksanaan pengkoordinasian dibandingkan berdasarkan validitas, otentik, Pelaksanaan kekinian dan kecukupan. pemeliharaan dan 4.2. Hasil SKTT pemeliharaan pengendalian Pelaksanaan dan dan SKTT pengkoordinasian pemeliharaan dan SKTT dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan batasan standar yang berlaku. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 187 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 4.3. Hasil pengendalian Pelaksanaan dan pengkoordinasian pemeliharaan dan SKTT dibandingkan dengan penugasan. 5. Membuat laporan 5.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian pengendalian dan Pelaksanaan pengkoordinasian dilaporkan dalam format pemeliharaan. Pelaksanaan 5.2. Perbedaan pemeliharaan hasil a dan SKTT pengendalian dan pemeliharaan dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan SKTT dan SKTT dicatat dalam format laporan evaluasi pemeliharaan. BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan dan SKTT yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 2. Peraturan yang diperlukan 2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5. Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1 Norma 3.1.1 Partisipatif 3.2 Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK) pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan dan SKTT yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Persyaratan Kerja pengendalian dan pengkoordinasian Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 188 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha Pelaksanaan pemeliharaan dan SKTT. 3.2.4 SOP Pelaksanaan pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan dan SKTT. 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.2 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK 4.2. Perlengkapan 4.2.1. Buku ceklists 4.2.2. Gambar teknik/single line diagram PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan dan SKTT 2.3 Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan: 3.1.1. Persyaratan kerja pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan dan SKTT. 3.1.2. Ilmu Bahan Listrik. 3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan. 3.2. Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi. 3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKTT. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 189 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan 3.2.35. Menetapkan Hasil Pelaksanaan pemeliharaan Saluran Kabel Laut Tegangan Tinggi (SKLT) Kode Unit : D.35.125.02.035.1 Judul Unit :Menetapkan Hasil Pelaksanaan pemeliharaan Saluran Kabel Laut Tegangan Tinggi (SKLT). Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan penetapan hasil Pelaksanaan pemeliharaan Saluran Kabel Laut Tegangan Tinggi (SKLT), Lengkap Dengan Sarana Bantunya sesuai standar dan batasan yang ditetapkan ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan 1.1. Perintah kerja pengendalian dan pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan pengkoordinasian dan SKLT. Pelaksanaan 1.2. pengendalian pemeliharaan Pelaksanaan SUTT diidentifikasi dan/atau SUTET dan SKTT /SKLT, dan pengkoordinasian pemeliharaan sesuai dengan dan standar SKLT dan batasan yang ditetapkan. 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan dan SKLT dipelajari. 2. Mempersiapkan 2.1. pengendalian pola pengendalian Pelaksanaan dan diidentifikasi. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia dan pengkoordinasian pemeliharaan dan SKLT 190 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI pengkoordinasian 2.2. Daftar periksa (Check list) pengendalian dan Pelaksanaan pengkoordinasian Pelaksanaan dibuat sesuai pemeliharaan dan standar dan batasan yang ditetapkan. SKLT 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan 2.4. Rancangan pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan dan SKLT di tempat kerja disiapkan sesuai format standar yang berlaku. 2.5. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan dan SKLT. 3. Melaksanakan 3.1. pengendalian dan pengkoordinasian pengendalian dan Pelaksanaan pengkoordinasian didiskusikan bersama pelaksana . Pelaksanaan pemeliharaan dan SKLT 3.2. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan pemeliharaan dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan SKLT dan secara menyeluruh SKLT digunakan sesuai SOP yang ditetapkan. 3.4. pengendalian Pelaksanaan dan pengkoordinasian pemeliharaan dan SKLT dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan prosedur pemeliharaan dan SKLT yang berlaku. 3.5. hasil pengendalian Pelaksanaan dan pengkoordinasian pemeliharaan dan SKLT dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya. 3.6. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan dan SKLT. 4. Membandingkan 4.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian pengendalian dan Pelaksanaan pengkoordinasian dibandingkan berdasarkan validitas, otentik, Pelaksanaan kekinian dan kecukupan. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia pemeliharaan dan SKLT 191 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI pemeliharaan dan 4.2. Hasil SKLT pengendalian Pelaksanaan dan pengkoordinasian pemeliharaan dan SKLT dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan batasan standar yang berlaku. 4.3. Hasil pengendalian Pelaksanaan dan pengkoordinasian pemeliharaan dan SKLT dibandingkan dengan penugasan. 5. Membuat laporan 5.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian pengendalian dan Pelaksanaan pengkoordinasian dilaporkan dalam format pemeliharaan. Pelaksanaan 5.2. Perbedaan pemeliharaan hasil a dan SKLT pengendalian dan pemeliharaan dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan SKLT dan SKLT dicatat dalam format laporan evaluasi pemeliharaan. BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan dan SKLT yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 2. Peraturan yang diperlukan 2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5. Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1 Norma 3.1.1 Partisipatif 3.2 Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK) pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 192 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha SKLT yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Persyaratan Kerja pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan dan SKLT. 3.2.4 SOP Pelaksanaan pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan dan SKLT. 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK 4.2. Perlengkapan 4.2.1. Buku ceklists 4.2.2. Gambar teknik/single line diagram PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan 2.3 Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan: 3.1.1. Persyaratan kerja pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan dan SKLT. 3.1.2. Ilmu Bahan Listrik. 3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan. 3.2. Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi. 3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKLT. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 193 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan 3.2.36. Melaksanakan Pengelolaan Dan Pengembangan Metode Pemeliharaan Jaringan Transmisi Kode Unit : D.35.125.02.036.1 Judul Unit :Melaksanakan pengelolaan dan pengembangan metode pemeliharaan jaringan transmisi Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengelolaan pemeliharaan pada jaringan transmisi tenaga listrik sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku. ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan 1.1. pemeliharaan yang berlaku saat ini dipelajari tugas pengelolaan dan dikaji efektivitasnya dengan menggunakan dan pendekatan metode penyebab ketidaksesuaian pengembangan pemeliharaan metode 1.2. Hasil kajian pemeliharaan diinteprestasikan pemeliharaan dan transmisi permasalahan. listrik tenaga disusun alternatif penanggulangan 1.3. Data penyebab deviasi dianalisis dan dicari apa penyebabnya dan disusun rencana “design” penyebab ketidaksesuaian pemeliharaan yang baru. 1.4. Alternatif pengembangan metode pemeliharaan disiapkan. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 194 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1.5. Penugasan yang diterima diperiksa untuk memastikan bahwa instruksi telah dimengerti sesuai standar pemeliharaan 2. Menyiapkan dan data 2.1. Standar peralatan kerja unjuk kerja disiapkan sesuai kebijakan manajemen. analisis 2.2. Perangkat lunak dan perangkat keras untuk transmisi mengolah data disiapkan 2.3. Data permasalahan lapangan dipelajari dan dimengerti penyebab permasalahannya. 3. Menggunakan data 3.1 untuk memecahkan masalah Manajemen tentang unjuk kerja. 3.2 dan Deviasi data lapangan dengan standar pada kebijakan manajemen dipelajari dan dianalisis mengembangkan metode Data lapangan dibandingkan dangan kebijakan penyebabnya. 3.3 Penyebab deviasi dipelajari dan disimulasikan pemeliharan dengan beberapa metode untuk mendapatkan transmisi metode pemeliharaan yang paling optimum untuk dijadikan solusi penanggulangan masalah. 3.4 Metode pemeliharaan yang baru disampaikan kepada manajemen 4. Memeriksa 4.1 kesesuaian hasil Metode pemeliharaan yang baru dibandingkan dengan metode sebelumnya sejauh mana yang belum efektifitas dari metode baru ini. 4.2 Penyempurnaan metode baru sesuai dengan kondisi lapangan dilakukan. 4.3 Bimbingan teknis untuk pekerjaan perbaikan diberikan. 5. Membuat laporan 5.1 pekerjaan Laporan format pekerjaan dan dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan perusahaan. BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 195 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 2. Peraturan yang diperlukan 2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1. Norma (tidak ada) 3.2. Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan yang ditetapkan perusahaan. 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1 Peralatan 4.1.1. Komputer 4.1.2. Alat Komunikasi 4.2. Perlengkapan 4.2.1. Alat Tulis Kantor (ATK) 4.2.2. Dokumen SOP dilokasi uji kompetensi 4.2.3. Form analisis pemeliharaan PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2. Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1 Pemecahan masalah (trouble shooting) Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 196 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 2.2. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis, dokumentasi K2, instruksi manual peralatan dan SOP; alat kerja dan material kerja yang diperlukan dalam kegiatan ini disiapkan 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan 3.1.1 Metode Operasional Research (OR) 3.12 Statistik 3.1.3 Analisis Data, Orang, dan Benda (DOB) 3.1.4 pemeliharaan transmisi 3.1.5 Bisnis Ketenagalistrikan. 3.2 Keterampilan 3.2.1 Menggunakan perangkat lunak dan keras komputer 3.2.2 Menyusun kuisioner 3.2.3 Menyusun tahapan pemeliharaan 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1 Komitmen menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang disepakati 4.2 Pelaksanaan kerja sesuai Rencana Kerja Anggaran (RKA) yang telah disepakati 4.3 Bekerja berdasarkan kontrak kerja yang disepakati 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan 3.2.37. Melaksanakan Pemeliharaan Peralatan Gardu Induk Kode Unit : D.35.125.03.037.1 Judul Unit :Melaksanakan pemeliharaan peralatan gardu induk. Deskripsi Unit :Unit kompetensi prosedur ini pemeliharaan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia berkaitan dengan yang penerapan diperlukan untuk 197 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha melaksanakan pemeliharaan peralatan gardu induk, sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku. ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan dan 1.1. Gambar teknik (pondasi tiang SUTT) jaringan menyiapkan tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi dipelajari pelaksanaan sesuai Standing Operation Procedure (SOP). pemeliharaan peralatan gardu 1.2. Tata cara berkomunikasi dilaksana-kan induk . sesuai dipahami Standing dan Operation Procedure (SOP) pemeliharaan gardu induk. 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan. 1.4 Personil berwenang memastikan dihubungi bahwa dikoordinasikan sesuai untuk pekerjaan Struktur telah Organisasi Unit Kerja yang berlaku. 1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar melaksanakan pemeliharaan peralatan gardu induk yang ditetapkan perusahaan. 1.6 Perintah yang memastikan diterima bahwa diperiksa untuk instruksi dapat dilaksanakan sesuai standar perusahaan. 1.7 Prosedur dan Ketenagalistrikan peraturan Keselamatan dipahami sesuai standar yang berlaku. 2. Melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang pemeliharaan Operation peralatan pemeliharaan peralatan gardu induk induk . gardu 2.2 Procedure sesuai (SOP) Standing pelaksanaan Instruksi dari pelaksana pengambilan data dilaksanakan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 198 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 2.3 Alat kerja, material kerja dan APD disiapkan/dikenakan 2.4 data/denah lokasi untuk pemasangan peralatan gardu induk diambil. 2.5 data lapangan rencana pemasangan peralatan gardu induk diambil. 3. Memeriksa 3.1 pelaksanaan dengan standar/petunjuk Pemasangan. pemeliharaan peralatan gardu 3.2 Membuat Hasil pemeliharaan dibandingkan dengan target yg telah ditentukan. induk . 4. kesesuaian Pemasangan komponen peralatan laporan 4.1 pekerjaan Laporan format pekerjaan dan dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan perusahaan. 4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pemeliharaan peralatan gardu induk yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 6 kV sampai dengan 500 kV 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 199 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.1. Norma 3.1.1. Partisipatif 3.2. Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan peralatan gardu induk yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi pemeliharaan peralatan gardu induk yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pemeliharaan peralatan gardu induk. 3.2.4 SOP Pelaksanaan pemeliharaan peralatan gardu induk. 3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan peralatan gardu induk. 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1. Peralatan utama : mobil elevator, Cover protector, Mobil crane, kaki tiga 4.1.2. Peralatan bantu : APD,Alat K3, 4.1.3. Tool set 4.2. Perlengkapan dan material. 4.2.1. Tali sesuai ukuran 4.2.2. Isolator 4.2.3. Bending wire 4.2.4. Silicon clotch 4.2.5. Lap majun 4.2.6. Lap majun PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pemeliharaan peralatan gardu induk. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 200 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 2.3. Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan 3.1.1 Bahan Listrik 3.1.1.1. Konduktor 3.1.1.2. Isolator 3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.2.1. Macam alat ukur listrik. 3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik. 3.1.3 Teori Listrik Dasar 3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu. 3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga. 3.1.3.3. Hukum Ohm. 3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I 3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4 Instalasi Gardu Induk tegangan Tinggi 3.1.4.1. Konstruksi gardu induk. 3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan GI dan/atau GITET. 3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan peralatan gardu induk tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi.. 3.1.5 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan 3.1.6.1. Peraturan K2 3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan konduktor dan asesoris GI dan/atau GITET. 3.2 Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan instalasi GI dan GITET. 3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET. 3.2.3 Mengukur reistansi pentanahan pada tower sesuai IK. 3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 201 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.38. Melaksanakan Pemeliharaan Kumparan, Inti Besi Dan Alat Bantunya Pada Transformator Kode Unit : D.35.125.03.038.1 Judul Unit :Melaksanakan pemeliharaan kumparan, inti besi dan alat bantunya pada transformator. Deskripsi Unit :Unit kompetensi prosedur ini berkaitan dengan pemeliharaan yang penerapan diperlukan untuk Melaksanakan pemeliharaan kumparan, inti besi dan alat bantunya pada transformator, sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku. ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan dan 1.1. Gambar teknik Transformator tegangan Tinggi menyiapkan dan Ekstra Tinggi dan alat bantunya dipelajari pelaksanaan sesuai Standing Operation Procedure (SOP). pemeliharaan 1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan kumparan, inti dilaksana-kan besi alat Procedure (SOP) pemeliharaan gardu induk. dan bantunya sesuai Standing Operation pada 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat transformator. diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan. 1.4 Personil berwenang memastikan dikoordinasikan bahwa sesuai dihubungi pekerjaan Struktur untuk telah Organisasi Unit Kerja yang berlaku. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 202 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar Melaksanakan pemeliharaan kumparan, inti besi dan alat bantunya pada transformator yang ditetapkan perusahaan. 1.6 Perintah yang memastikan diterima bahwa diperiksa untuk instruksi dapat dilaksanakan sesuai standar perusahaan. 1.7 Prosedur dan Ketenagalistrikan peraturan Keselamatan dipahami sesuai standar yang berlaku. 2. Melaksanakan 2.1 pemeliharaan Peralatan Operation Bantu dipasang Procedure sesuai (SOP) Standing pelaksanaan kumparan, inti pemeliharaan kumparan, inti besi dan alat besi alat bantunya pada transformator. dan bantunya pada 2.2 transformator pemeliharaan kumparan, inti besi dan alat bantunya pada transformator dan atau diidentifikasi. 2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat sesuai standar dan batasan yang ditetapkan. 2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan 2.5 Rancangan evaluasi pemeliharaan kumparan, inti besi dan alat bantunya pada transformator di tempat kerja disiapkan sesuai format standar yang berlaku. 2.6 Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi pemeliharaan kumparan, inti besi dan alat bantunya pada transformator 3. Memeriksa pelaksanaan 3.1 pemeliharaan instalasi terhadap korosi dan kerusakan lainnya secara menyeluruh. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 203 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI pemeliharaan 3.2 kumparan, inti besi alat dan bantunya Hasil pemeliharaan dibandingkan dengan target yg telah ditentukan. pada transformator 4. Membuat laporan 4.1 pekerjaan Laporan format pekerjaan dan dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan perusahaan. 4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pemeliharaan kumparan, inti besi dan alat bantunya pada transformator yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 6 kV sampai dengan 500 kV 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1. Norma 3.1.2. Partisipatif 3.2. Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan kumparan, inti besi dan alat bantunya pada transformator yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi pemeliharaan kumparan, inti besi dan alat Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 204 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha bantunya pada transformator yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pemeliharaan kumparan, inti besi dan alat bantunya pada transformator. 3.2.4 SOP Pelaksanaan pemeliharaan kumparan, inti besi dan alat bantunya pada transformator. 3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan kumparan, inti besi dan alat bantunya pada transformator. 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1. Peralatan utama : mobil elevator, Cover protector, Mobil crane, kaki tiga 4.1.2. Peralatan bantu : APD, Alat K3, 4.1.3. Tool set 4.2. Perlengkapan dan material. 4.2.1. Tali sesuai ukuran 4.2.2. Isolator 4.2.3. Bending wire 4.2.4. Silicon clotch 4.2.5. Lap majun 4.2.6. Lap majun PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1. Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2. Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk Melaksanakan pemeliharaan kumparan, inti besi dan alat bantunya pada transformator. 2.3 Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1. Pengetahuan 3.1.1 Bahan Listrik Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 205 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.1.1.1. Konduktor 3.1.1.2. Isolator 3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.2.1. Macam alat ukur listrik. 3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik. 3.1.3 Teori Listrik Dasar 3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu. 3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga. 3.1.3.3. Hukum Ohm. 3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I 3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4 Jaringan transmisi tegangan Tinggi 3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk. 3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk. 3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan kumparan, inti besi dan alat bantunya pada transformator tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi.. 3.1.5 Mekanika transformator. 3.1.5.1. Dasar penerapan. 3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat. 3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat. 3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo. 3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo. 3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan 3.1.6.1. Peraturan K2 3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan kumparan, inti besi dan alat bantunya pada transformator. 3.2. Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi. 3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET. 3.2.3 Mengukur resistansi pentanahan, winding resistan, insulasi resistan, ratio winding, dissipasi facktor, Frequensi Respon Analiser, dinamik resistan dll pada kumparan dan transformator. 3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 206 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.39. Melaksanakan Pemeliharaan Media Insulasi Transformator Kode Unit : D.35.125.03.039.1 Judul Unit :Melaksanakan pemeliharaan media insulasi transformator. Deskripsi Unit :Unit kompetensi prosedur ini berkaitan dengan pemeliharaan yang penerapan diperlukan untuk melaksanakan pemeliharaan media insulasi transformator pada transformator, sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku. ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan dan 1.1. menyiapkan Gambar teknik Transformator tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi dan alat bantunya pelaksanaan dipelajari sesuai Standing Operation Procedure pemeliharaan (SOP). media insulasi transformator. 1.2. Tata cara berkomunikasi dilaksana-kan sesuai dipahami Standing dan Operation Procedure (SOP) pemeliharaan gardu induk. 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 207 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1.4 Personil berwenang memastikan dihubungi bahwa untuk pekerjaan telah dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi Unit Kerja yang berlaku. 1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar media melaksanakan insulasi pemeliharaan transformator pada transformator yang ditetapkan perusahaan. 1.6 Perintah yang diterima memastikan bahwa diperiksa untuk instruksi dapat dilaksanakan sesuai standar perusahaan. 1.7 Prosedur dan peraturan Ketenagalistrikan Keselamatan dipahami sesuai standar yang berlaku. 2. Melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing pemeliharaan Operation media pemeliharaan media insulasi transformator insulasi transformator. Procedure (SOP) pelaksanaan pada transformator. 2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data dilaksanakan 2.3 Alat kerja, material kerja dan APD disiapkan/dikenakan 2.4 Melaksanakan lokasi untuk pengambilan pemasangan data/denah media insulasi transformator. 2.5 Melaksanakan pengambilan data lapangan rencana pemasangan media insulasi transformator. 3. Memeriksa pelaksanaan 3.1 instalasi diperiksa terhadap kebocoran dan kerusakan lainnya secara menyeluruh. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 208 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI pemeliharaan media 3.2 Hasil insulasi pemeliharaan dibandingkan dengan target yg telah ditentukan. transformator. 4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan format pekerjaan dan dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan perusahaan. 4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pemeliharaan media insulasi transformator.pada transformator yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 6 kV sampai dengan 500 kV 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1. Norma 3.1.1. Partisipatif 3.2. Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan media insulasi transformator. pada transformator yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi pemeliharaan media insulasi transformator Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 209 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha pada transformator yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pemeliharaan media insulasi transformator.. 3.2.4 SOP Pelaksanaan pemeliharaan media insulasi transformator.pada transformator. 3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan media insulasi transformator. 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1. Peralatan utama : alat komunikasi, alat ukur 4.1.2. Peralatan bantu : APD,Alat K3, 4.1.3. Tool set 4.2. Perlengkapan dan material. 4.2.1. ember 4.2.2. shyeringe 4.2.3. botol kaca 4.2.4. selang Silicon 4.2.5. Lap majun PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2. Menggunakan Melaksanakan peralatan/perkakas pemeliharaan media kerja insulasi hand tools transformator untuk pada transformator. 2.3. Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan 3.1.1 Bahan Listrik Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 210 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.1.1.1. Konduktor 3.1.1.2. Isolator 3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.2.1. Macam alat ukur listrik. 3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik. 3.1.3 Teori Listrik Dasar 3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu. 3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga. 3.1.3.3. Hukum Ohm. 3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I 3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4 instalasi gardu induk tegangan Tinggi 3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk. 3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk. 3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan kumparan, inti besi dan alat bantunya pada transformator tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi.. 3.1.5 Mekanika transformator. 3.1.5.1. Dasar penerapan. 3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat. 3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat. 3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo. 3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo. 3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan 3.1.6.1. Peraturan K2 3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan media insulasi transformator. pada transformator. 3.2 Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan instalasi GI dan GITET. 3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET. 3.2.3 Mengukur sifat karakteristik dan kandungan gas terlarut pada media insulasi pada transformator. 3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 211 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.40. Melaksanakan Pemeliharaan Proteksi Internal Transformator Kode Unit : D.35.125.03.040.1 Judul Unit :Melaksanakan pemeliharaan proteksi internal transformator. Deskripsi Unit :Unit kompetensi prosedur ini pemeliharaan melaksanakan transformator, berkaitan dengan yang pemeliharaan penerapan diperlukan proteksi untuk internal sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku. ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan dan menyiapkan pelaksanaan pemeliharaan proteksi internal transformator. 1.1. Gambar teknik Transformator tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi dan alat bantunya dipelajari sesuai Standing Operation Procedure (SOP). 1.2. Tata cara dilaksana-kan berkomunikasi sesuai dipahami Standing dan Operation Procedure (SOP) pemeliharaan gardu induk. 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 212 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1.4 Personil berwenang memastikan dihubungi bahwa dikoordinasikan sesuai untuk pekerjaan Struktur telah Organisasi Unit Kerja yang berlaku. 1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar melaksanakan pemeliharaan proteksi internal transformator pada transformator yang ditetapkan perusahaan. 1.6 Perintah yang diterima memastikan bahwa diperiksa untuk instruksi dapat dilaksanakan sesuai standar perusahaan. 1.7 Prosedur dan Ketenagalistrikan peraturan Keselamatan dipahami sesuai standar yang berlaku. 2. Melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang Operation proteksi pemeliharaan proteksi internal transformator. transformator 2.2 (SOP) Standing pemeliharaan internal Procedure sesuai melaksanakan Instruksi dari pelaksana pengambilan data dilaksanakan 2.3 Alat kerja, material kerja dan APD disiapkan/dikenakan 2.4 Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi untuk pemasangan proteksi internal transformator. 2.5 Melaksanakan rencana pengambilan pemasangan data lapangan proteksi internal transformator. 3. Memeriksa pelaksanaan 3.1 instalasi diperiksa terhadap kebocoran dan kerusakan lainnya secara menyeluruh. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 213 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI pemeliharaan proteksi 3.2 internal Hasil pemeliharaan dibandingkan dengan target yg telah ditentukan. transformator. 4. Membuat laporan 4.1 pekerjaan Laporan format pekerjaan dan dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan perusahaan. 4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pemeliharaan proteksi internal transformator yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV sampai dengan 500 kV 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1. Norma 3.1.1. Partisipatif 3.2. Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan proteksi internal transformator yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi pemeliharaan proteksi internal transformator yang ditetapkan perusahaan. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 214 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pemeliharaan proteksi internal transformator. 3.2.4 SOP Pelaksanaan pemeliharaan proteksi internal transformator. 3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan proteksi internal transformator. 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1. Peralatan utama : … 4.1.2. Peralatan bantu : APD,Alat K3, 4.1.3. Tool set 4.2. Perlengkapan dan material. 4.2.1. ember 4.2.2. shyeringe 4.2.3. botol kaca 4.2.4. selang Silicon 4.2.5. Lap majun PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk Melaksanakan pemeliharaan proteksi internal transformator. 2.3. Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan 3.1.1 Bahan Listrik 3.1.1.1. Konduktor 3.1.1.2. Isolator Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 215 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.2.1. Macam alat ukur listrik. 3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik. 3.1.3 Teori Listrik Dasar 3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu. 3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga. 3.1.3.3. Hukum Ohm. 3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I 3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4 instalasi gardu induk tegangan Tinggi 3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk. 3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk. 3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan kumparan, inti besi dan alat bantunya pada transformator tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi. 3.1.5 Mekanika transformator. 3.1.5.1. Dasar penerapan. 3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat. 3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat. 3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo. 3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo. 3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan 3.1.6.1. Peraturan K2 3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan media insulasi transformator. pada transformator. 3.2 Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi. 3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET. 3.2.3 Mengukur sifat karakteristik dan kandungan gas terlarut pada media insulasi pada transformator. 3.2.4 Mengoperaikan mesin filter media insulasi. 3.2.5 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 216 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.41. Melaksanakan Pemeliharaan Proteksi Bay Transformator Kode Unit : D.35.125.03.041.1 Judul Unit :Melaksanakan pemeliharaan proteksi bay transformator. Deskripsi Unit :Unit kompetensi prosedur ini berkaitan dengan pemeliharaan yang penerapan diperlukan untuk melaksanakan pemeliharaan proteksi bay transformator sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku. ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan dan 1.1. Gambar teknik Transformator tegangan Tinggi menyiapkan dan Ekstra Tinggi dan alat bantunya dipelajari pelaksanaan sesuai Standing Operation Procedure (SOP). pemeliharaan proteksi bay 1.2. Tata cara berkomunikasi dilaksana-kan transformator. sesuai dipahami Standing dan Operation Procedure (SOP) pemeliharaan gardu induk. 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan. 1.4 Personil berwenang memastikan dikoordinasikan bahwa sesuai dihubungi pekerjaan Struktur untuk telah Organisasi Unit Kerja yang berlaku. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 217 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar melaksanakan pemeliharaan proteksi bay transformator yang ditetapkan perusahaan. 1.6 Perintah yang diterima memastikan bahwa diperiksa untuk instruksi dapat dilaksanakan sesuai standar perusahaan. 1.7 Prosedur dan peraturan Ketenagalistrikan Keselamatan dipahami sesuai standar yang berlaku. 2. melaksanakan 2.1 pemeliharaan proteksi Peralatan Operation bay transformator. Bantu dipasang Procedure sesuai (SOP) Standing melaksanakan pemeliharaan proteksi internal transformator. 2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data dilaksanakan 2.3 Alat kerja, material kerja dan APD disiapkan/dikenakan 2.4 Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi untuk pemasangan proteksi bay transformator. 2.5 Melaksanakan rencana pengambilan pemasangan data lapangan proteksi bay transformator. 3. Memeriksa 3.1 pelaksanaan kerusakan lainnya secara menyeluruh. pemeliharaan proteksi bay 3.2 Membuat Hasil pemeliharaan dibandingkan dengan target yg telah ditentukan. transformator. 4. instalasi diperiksa terhadap kebocoran dan laporan 4.1 pekerjaan Laporan format pekerjaan dan dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan perusahaan. 4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 218 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pemeliharaan proteksi bay transformator yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV sampai dengan 500 kV 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1. Norma 3.1.1. Partisipatif 3.2. Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan proteksi bay transformator yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi pemeliharaan proteksi bay transformator yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pemeliharaan proteksi bay transformator. 3.2.4 SOP Pelaksanaan pemeliharaan proteksi bay transformator. 3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan proteksi bay transformator. 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1. Peralatan utama : … 4.1.2. Peralatan bantu : APD,Alat K3, 4.1.3. Tool set 4.2. Perlengkapan dan material. 4.2.1. ember Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 219 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 4.2.2. shyeringe 4.2.3. botol kaca 4.2.4. selang Silicon 4.2.5. Lap majun PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk Melaksanakan pemeliharaan proteksi bay transformator. 2.3. Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan 3.1.1 Bahan Listrik 3.1.1.1. Konduktor 3.1.1.2. Isolator 3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.2.1. Macam alat ukur listrik. 3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik. 3.1.3 Teori Listrik Dasar 3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu. 3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga. 3.1.3.3. Hukum Ohm. 3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I 3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4 instalasi gardu induk tegangan Tinggi 3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 220 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk. 3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan proteksi bay transformator tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi. 3.1.5 Mekanika transformator. 3.1.5.1. Dasar penerapan. 3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat. 3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat. 3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo. 3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo. 3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan 3.1.6.1. Peraturan K2 3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan proteksi bay transformator. 3.2 Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan GI dan GITET. 3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET. 3.2.3 Mengukur sifat karakteristik dan kandungan gas terlarut pada media insulasi pada transformator. 3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.42. Melaksanakan Pemeliharaan Peralatan Pemutus Tenaga Kode Unit : D.35.125.03.042.1 Judul Unit :Melaksanakan pemeliharaan peralatan pemutus tenaga. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 221 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha Deskripsi Unit :Unit kompetensi prosedur ini berkaitan dengan pemeliharaan yang penerapan diperlukan untuk Melaksanakan pemeliharaan peralatan pemutus tenaga, sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku. ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan dan 1.1. menyiapkan Gambar teknik Pemutus Tenaga (PMT) tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi dan alat pelaksanaan bantunya dipelajari sesuai Standing Operation pemeliharaan Procedure (SOP). peralatan pemutus tenaga. 1.2. Tata cara berkomunikasi dilaksana-kan sesuai dipahami Standing dan Operation Procedure (SOP) pemeliharaan gardu induk. 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan. 1.4 Personil berwenang memastikan dihubungi bahwa untuk pekerjaan telah dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi Unit Kerja yang berlaku. 1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar melaksanakan pemeliharaan peralatan pemutus tenaga yang ditetapkan perusahaan. 1.6 Perintah yang memastikan diterima bahwa diperiksa untuk instruksi dapat dilaksanakan sesuai standar perusahaan. 1.7 Prosedur dan Ketenagalistrikan peraturan dipahami Keselamatan sesuai standar yang berlaku. 2. melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing pemeliharaan Operation peralatan pemutus pemeliharaan peralatan pemutus tenaga. Procedure Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia (SOP) pelaksanaan 222 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI tenaga (PMT) 2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data dilaksanakan 2.3 Alat kerja, material kerja dan APD disiapkan/dikenakan 2.4 Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi untuk pemasangan peralatan pemutus tenaga (PMT). 2.5 Melaksanakan rencana pengambilan pemasangan data lapangan peralatan pemutus tenaga (PMT).. 3. Memeriksa 3.1 pelaksanaan pemeliharaan peralatan pemutus kerusakan lainnya secara menyeluruh. 3.2 Hasil pemeliharaan dibandingkan dengan target yg telah ditentukan. tenaga (PMT). 4. Pemeriksaan instalasi terhadap korosi dan Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan format pekerjaan dan dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan perusahaan. 4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan 1. BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pemeliharaan peralatan pemutus tenaga (PMT) yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 6 kV sampai dengan 500 kV 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 223 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1. Norma 3.1.1. Partisipatif 3.2. Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan peralatan pemutus tenaga (PMT) yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi pemeliharaan peralatan pemutus tenaga (PMT) yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pemeliharaan peralatan pemutus tenaga (PMT). 3.2.4 SOP Pelaksanaan pemeliharaan peralatan pemutus tenaga (PMT). 3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan peralatan pemutus tenaga (PMT). 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1. Peralatan utama : alat komunikasi, alat ukur 4.1.2. Peralatan bantu : APD, Alat K3, 4.1.3. Tool set 4.2. Perlengkapan dan material. 4.2.1. Tali sesuai ukuran 4.2.2. Isolator 4.2.3. Bending wire 4.2.4. Silicon clotch 4.2.5. Lap majun 4.2.6. Lap majun 2. PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 224 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pemeliharaan peralatan pemutus tenaga (PMT). 2.3. Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan 3.1.1 Bahan Listrik 3.1.1.1. Konduktor 3.1.1.2. Isolator 3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.2.1. Macam alat ukur listrik. 3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik. 3.1.3 Teori Listrik Dasar 3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu. 3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga. 3.1.3.3. Hukum Ohm. 3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I 3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4 instalasi gardu induk 3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk. 3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk. 3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan kompartemen GIS. tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi.. 3.1.5 Mekanika transformator. 3.1.5.1. Dasar penerapan. 3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat. 3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 225 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo. 3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo. 3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan 3.1.6.1. Peraturan K2 3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan kumparan, inti besi dan alat bantunya pada transformator. 3.2 Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan instalasi gardu induk. 3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET. 3.2.3 Mengukur kondisi gas sulfur hexafloride (SF6). 3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.43. Melaksanakan Pemeliharaan Peralatan Pemisah (PMS) Kode Unit : D.35.125.03.043.1 Judul Unit :Melaksanakan pemeliharaan peralatan pemisah (PMS). Deskripsi Unit :Unit kompetensi prosedur ini pemeliharaan berkaitan dengan penerapan yang diperlukan untuk Melaksanakan pemeliharaan peralatan pemisah (PMS), sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku. ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 226 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan dan 1.1. Gambar teknik pemisah (PMS) tegangan Tinggi menyiapkan dan Ekstra Tinggi dan alat bantunya dipelajari pelaksanaan pemeliharaan peralatan pemisah sesuai Standing Operation Procedure (SOP). 1.2. Tata cara berkomunikasi dilaksana-kan (PMS). sesuai dipahami Standing dan Operation Procedure (SOP) pemeliharaan gardu induk. 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan. 1.4 Personil berwenang memastikan dihubungi bahwa dikoordinasikan sesuai untuk pekerjaan Struktur telah Organisasi Unit Kerja yang berlaku. 1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar melaksanakan pemeliharaan peralatan pemisah (PMS) yang ditetapkan perusahaan. 1.6 Perintah yang diterima memastikan bahwa diperiksa untuk instruksi dapat dilaksanakan sesuai standar perusahaan. 1.7 Prosedur dan Ketenagalistrikan peraturan Keselamatan dipahami sesuai standar yang berlaku. 2. melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang Operation peralatan pemisah pemeliharaan peralatan pemisah (PMS). 2.2 (SOP) Standing pemeliharaan (PMS). Procedure sesuai pelaksanaan Instruksi dari pelaksana pengambilan data dilaksanakan 2.3 Alat kerja, material kerja dan APD disiapkan/dikenakan 2.4 Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi untuk pemasangan peralatan pemisah (PMS).. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 227 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 2.5 Melaksanakan pengambilan data lapangan rencana pemasangan peralatan pemisah (PMS). 3. Memeriksa 3.1 pelaksanaan peralatan pemisah 3.2 terhadap korosi dan Hasil pemeliharaan dibandingkan dengan target yg telah ditentukan. (PMS). Membuat diperiksa kerusakan lainnya secara menyeluruh. pemeliharaan 4. instalasi laporan 4.1 pekerjaan Laporan format pekerjaan dan dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan perusahaan. 4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan 1. BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pemeliharaan peralatan pemisah (PMS) yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV sampai dengan 500 kV 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1. Norma 3.1.1. Partisipatif 3.2. Standar Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 228 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan peralatan pemisah (PMS) yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi pemeliharaan peralatan pemisah (PMS) yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pemeliharaan peralatan pemisah (PMS). 3.2.4 SOP Pelaksanaan pemeliharaan peralatan pemisah (PMS). 3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan peralatan pemisah (PMS). 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1. Peralatan utama : alat komunikasi, alat ukur 4.1.2. Peralatan bantu : APD, Alat K3, 4.1.3. Tool set 4.2. Perlengkapan dan material. 4.2.1. Tali sesuai ukuran 4.2.2. Isolator 4.2.3. Bending wire 4.2.4. Silicon clotch 4.2.5. Lap majun 4.2.6. Lap majun 2. PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pemeliharaan peralatan pemisah (PMS). 2.3. Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 229 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.1.1 Bahan Listrik 3.1.1.1. Konduktor 3.1.1.2. Isolator 3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.2.1. Macam alat ukur listrik. 3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik. 3.1.3 Teori Listrik Dasar 3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu. 3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga. 3.1.3.3. Hukum Ohm. 3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I 3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4 Instalasi gardu induk 3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk. 3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk. 3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan peralatan pemisah (PMS) tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi.. 3.1.5 Mekanika transformator. 3.1.5.1. Dasar penerapan. 3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat. 3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat. 3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo. 3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo. 3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan 3.1.6.1. Peraturan K2 3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan kumparan, inti besi dan alat bantunya pada transformator. 3.2 Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan instalasi GI dan GITET. 3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET. 3.2.3 Mengukur kondisi gas sulfur hexafloride (SF6). 3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 230 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.44. Melaksanakan Pemeliharaan Transformator Auxilliary (CT,CVT,PT) Kode Unit : D.35.125.03.044.1 Judul Unit :Melaksanakan pemeliharaan transformator auxilliary (CT,CVT,PT) Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini prosedur berkaitan dengan penerapan pemeliharaan Melaksanakan yang pemeliharaan diperlukan transformator untuk auxilliary (CT,CVT,PT), sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku. ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan dan menyiapkan 1.1. Gambar teknik transformator auxilliary tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi dan alat pelaksanaan bantunya dipelajari sesuai Standing Operation pemeliharaan Procedure (SOP). peralatan transformator auxilliary. 1.2. Tata cara dilaksana-kan berkomunikasi sesuai dipahami Standing dan Operation Procedure (SOP) pemeliharaan gardu induk. 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 231 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1.4 Personil berwenang memastikan dihubungi bahwa dikoordinasikan untuk pekerjaan sesuai Struktur telah Organisasi Unit Kerja yang berlaku. 1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar melaksanakan pemeliharaan peralatan transformator auxilliary (CT,CVT,PT)yang ditetapkan perusahaan. 1.6 Perintah yang diterima memastikan bahwa diperiksa untuk instruksi dapat dilaksanakan sesuai standar perusahaan. 1.7 Prosedur dan peraturan Ketenagalistrikan Keselamatan dipahami sesuai standar yang berlaku. 2. melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang pemeliharaan Operation peralatan pemeliharaan transformator auxilliary (CT,CVT,PT). auxilliary (CT,CVT,PT). 2.2 Procedure sesuai (SOP) Standing pelaksanaan peralatan transformator Instruksi dari pelaksana pengambilan data dilaksanakan 2.3 Alat kerja, material kerja dan APD disiapkan/dikenakan 2.4 Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi untuk pemasangan transformator auxilliary (CT,CVT,PT). 2.5 Melaksanakan pengambilan data lapangan rencana pemasangan transformator auxilliary (CT,CVT,PT). 3. Memeriksa pelaksanaan 3.1 instalasi diperiksa terhadap korosi dan kerusakan lainnya secara menyeluruh. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 232 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI pemeliharaan 3.2 peralatan Hasil pemeliharaan dibandingkan dengan target yg telah ditentukan. transformator auxilliary (CT,CVT,PT). 4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan pekerjaan format pemeliharaan perusahaan. transformator 4.2 auxilliary dan dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan 1. BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pemeliharaan peralatan transformator auxilliary (CT,CVT,PT). yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV sampai dengan 500 kV 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1. Norma 3.1.1. Partisipatif 3.2. Standar Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 233 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan peralatan transformator auxilliary (CT,CVT,PT) yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi pemeliharaan peralatan transformator auxilliary (CT,CVT,PT) yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pemeliharaan peralatan transformator auxilliary (CT,CVT,PT). 3.2.4 SOP Pelaksanaan pemeliharaan peralatan transformator auxilliary (CT,CVT,PT). 3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan peralatan transformator auxilliary (CT,CVT,PT). 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1. Peralatan utama : alat komunikasi, alat ukur 4.1.2. Peralatan bantu : APD, Alat K3, 4.1.3. Tool set 4.2. Perlengkapan dan material. 4.2.1. Tali sesuai ukuran 4.2.2. Isolator 4.2.3. Bending wire 4.2.4. Silicon clotch 4.2.5. Lap majun 4.2.6. Lap majun 2. PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pemeliharaan peralatan transformator auxilliary (CT,CVT,PT). Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 234 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 2.3. Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan 3.1.1 Bahan Listrik 3.1.1.1. Konduktor 3.1.1.2. Isolator 3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.2.1. Macam alat ukur listrik. 3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik. 3.1.3 Teori Listrik Dasar 3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu. 3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga. 3.1.3.3. Hukum Ohm. 3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I 3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4 Instalasi gardu induk 3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk. 3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk. 3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan peralatan transformator auxilliary (CT,CVT,PT) 3.1.5 Mekanika transformator. 3.1.5.1. Dasar penerapan. 3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat. 3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat. 3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo. 3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo. 3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan 3.1.6.1. Peraturan K2 3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan transformator auxilliary (CT,CVT,PT). 3.2 Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan instalasi GI dan GITET. 3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 235 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.2.3 Mengukur kondisi gas sulfur hexafloride (SF6). 3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.45. Melaksanakan Pemeliharaan Proteksi Switchgear Kode Unit : D.35.125.03.045.1 Judul Unit :Melaksanakan pemeliharaan proteksi switchgear. Deskripsi Unit :Unit kompetensi prosedur ini berkaitan dengan pemeliharaan yang penerapan diperlukan untuk melaksanakan pemeliharaan proteksi switchgear, sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku. ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan dan 1.1. menyiapkan Gambar teknik instalasi switch gear tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi dan alat bantunya pelaksanaan dipelajari sesuai Standing Operation Procedure pemeliharaan (SOP). proteksi switchgear 1.2. Tata cara berkomunikasi dilaksana-kan sesuai dipahami Standing dan Operation Procedure (SOP) pemeliharaan gardu induk. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 236 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan. 1.4 Personil berwenang memastikan dihubungi bahwa untuk pekerjaan telah dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi Unit Kerja yang berlaku. 1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar melaksanakan pemeliharaan proteksi switchgear yang ditetapkan perusahaan. 1.6 Perintah yang diterima memastikan bahwa diperiksa untuk instruksi dapat dilaksanakan sesuai standar perusahaan. 1.7 Prosedur dan Ketenagalistrikan peraturan Keselamatan dipahami sesuai standar yang berlaku. 2. melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing pemeliharaan Operation peralatan proteksi pemeliharaan peralatan proteksi switchgear. switchgear. 2.2 Procedure (SOP) pelaksanaan Instruksi dari pelaksana pengambilan data dilaksanakan 2.3 Alat kerja, material kerja dan APD disiapkan/dikenakan 2.4 Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi untuk pemasangan peralatan proteksi switchgear. 2.5 Melaksanakan rencana pengambilan pemasangan data lapangan peralatan proteksi switchgear. 3. Memeriksa pelaksanaan 3.1 instalasi diperiksa terhadap korosi dan kerusakan lainnya secara menyeluruh. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 237 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI pemeliharaan 3.2 peralatan proteksi Hasil pemeliharaan dibandingkan dengan target yg telah ditentukan. switchgear. 4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan format pemeliharaan perusahaan. peralatan proteksi switchgear. 4.2 pekerjaan dan dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan 1. BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pemeliharaan peralatan peralatan proteksi switchgear. yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV sampai dengan 500 kV 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1. Norma 3.1.1. Partisipatif 3.2. Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan peralatan proteksi switchgear yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi pemeliharaan peralatan peralatan proteksi switchgear yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pemeliharaan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia peralatan peralatan 238 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha proteksi switchgear. 3.2.4 SOP Pelaksanaan pemeliharaan peralatan peralatan proteksi switchgear. 3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan peralatan peralatan proteksi switchgear. 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1. Peralatan utama : alat komunikasi, alat ukur 4.1.2. Peralatan bantu : APD, Alat K3, 4.1.3. Tool set 4.2. Perlengkapan dan material. 4.2.1. Tali sesuai ukuran 4.2.2. Isolator 4.2.3. Bending wire 4.2.4. Silicon clotch 4.2.5. Lap majun 4.2.6. Lap majun 2. PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pemeliharaan peralatan proteksi switchgear. 2.3. Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan 3.1.1 Bahan Listrik 3.1.1.1. Konduktor 3.1.1.2. Isolator Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 239 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.2.1. Macam alat ukur listrik. 3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik. 3.1.3 Teori Listrik Dasar 3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu. 3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga. 3.1.3.3. Hukum Ohm. 3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I 3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4 instalasi gardu induk. 3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk. 3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk. 3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan peralatan proteksi switchgear tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi.. 3.1.5 Mekanika transformator. 3.1.5.1. Dasar penerapan. 3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat. 3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat. 3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo. 3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo. 3.1.6 Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan 3.1.5.1. Peraturan K2 3.1.5.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan peralatan proteksi switchgear tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi. 3.2 Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan instalasi GI dan GITET. 3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET. 3.2.3 Mengukur kondisi gas sulfur hexafloride (SF6). 3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 240 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.46. Melaksanakan Pemeliharaan Common Facility Gardu Induk Kode Unit : D.35.125.03.046.1 Judul Unit :Melaksanakan pemeliharaan common facility gardu induk. Deskripsi Unit :Unit kompetensi prosedur ini berkaitan dengan pemeliharaan yang penerapan diperlukan untuk melaksanakan pemeliharaan common facility gardu induk, sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku. ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan dan 1.1. Gambar teknik instalasi common facility gardu menyiapkan induk tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi dan pelaksanaan alat pemeliharaan Operation Procedure (SOP). common gardu induk facility 1.2. Tata bantunya cara dipelajari sesuai berkomunikasi dilaksana-kan sesuai Standing dipahami Standing dan Operation Procedure (SOP) pemeliharaan gardu induk. 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan. 1.4 Personil berwenang memastikan dikoordinasikan bahwa sesuai dihubungi pekerjaan Struktur untuk telah Organisasi Unit Kerja yang berlaku. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 241 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar melaksanakan pemeliharaan common facility gardu induk yang ditetapkan perusahaan. 1.6 Perintah yang diterima memastikan bahwa diperiksa untuk instruksi dapat dilaksanakan sesuai standar perusahaan. 1.7 Prosedur dan peraturan Ketenagalistrikan dipahami Keselamatan sesuai standar yang berlaku. 2. melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang Operation common pemeliharaan common facility gardu induk. gardu induk. 2.2 (SOP) Standing pemeliharaan facility Procedure sesuai pelaksanaan Instruksi dari pelaksana pengambilan data dilaksanakan 2.3 Alat kerja, material kerja dan APD disiapkan/dikenakan 2.4 Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi untuk pemasangan common facility gardu induk. 2.5 Melaksanakan pengambilan data lapangan rencana pemasangan common facility gardu induk. 3. Memeriksa 3.1 pelaksanaan pemeliharaan common facility Membuat diperiksa terhadap korosi dan kerusakan lainnya secara menyeluruh. 3.2 gardu induk. 4. instalasi laporan 4.1 Hasil pemeliharaan dibandingkan dengan target yg telah ditentukan. Laporan pekerjaan pekerjaan format dan pemeliharaan perusahaan. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan 242 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI common facility 4.2 gardu induk. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan 1. BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pemeliharaan peralatan common facility gardu induk. yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV sampai dengan 500 kV 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1. Norma 3.1.1. Partisipatif 3.2. Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan peralatan common facility gardu induk yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi pemeliharaan peralatan peralatan common facility gardu induk yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pemeliharaan peralatan common facility gardu induk. 3.2.4 SOP Pelaksanaan pemeliharaan peralatan peralatan common facility gardu induk. 3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan peralatan common facility gardu induk. 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 243 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 4.1.1. Peralatan utama : alat komunikasi, alat ukur 4.1.2. Peralatan bantu : APD, Alat K3, 4.1.3. Tool set 4.2. Perlengkapan dan material. 4.2.1. Tali sesuai ukuran 4.2.2. Isolator 4.2.3. Bending wire 4.2.4. Silicon clotch 4.2.5. Lap majun 4.2.6. Lap majun 2. PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pemeliharaan peralatan common facility gardu induk. 2.3. Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan 3.1.1 Bahan Listrik 3.1.1.1. Konduktor 3.1.1.2. Isolator 3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.2.1. Macam alat ukur listrik. 3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik. 3.1.3 Teori Listrik Dasar 3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu. 3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 244 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.1.3.3. Hukum Ohm. 3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I 3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4 instalasi gardu induk 3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk. 3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk. 3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan peralatan common facility gardu induk tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi.. 3.1.5 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan 3.1.5.1. Peraturan K2 3.1.5.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan peralatan common facility gardu induk tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi. 3.2 Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan instalasi GI dan GITET. 3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET. 3.2.3 Menguji Kapasitas Batere. 3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.47. Kode Unit Melaksanakan Pemeliharaan SCADA/TEL : D.35.125.03.047.1 Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 245 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha Judul Unit :Melaksanakan pemeliharaan SCADA/TEL. Deskripsi Unit :Unit kompetensi prosedur ini berkaitan dengan pemeliharaan melaksanakan yang penerapan diperlukan pemeliharaan untuk SCADA/TEL, sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku. ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan dan 1.1. menyiapkan Gambar teknik instalasi switch gear tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi dan alat bantunya pelaksanaan dipelajari sesuai Standing Operation Procedure pemeliharaan (SOP). SCADA/TEL 1.2. Tata cara berkomunikasi dilaksana-kan sesuai dipahami Standing dan Operation Procedure (SOP) pemeliharaan gardu induk. 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan. 1.4 Personil berwenang memastikan dihubungi bahwa dikoordinasikan sesuai untuk pekerjaan Struktur telah Organisasi Unit Kerja yang berlaku. 1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar melaksanakan pemeliharaan SCADA/TEL yang ditetapkan perusahaan. 1.6 Perintah yang memastikan diterima bahwa diperiksa instruksi untuk dapat dilaksanakan sesuai standar perusahaan. 1.7 Prosedur dan Ketenagalistrikan peraturan Keselamatan dipahami sesuai standar yang berlaku. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 246 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 2. melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang pemeliharaan Operation SCADA/TEL pemeliharaan SCADA/TEL 2.2 Instruksi Procedure dari sesuai (SOP) pelaksana Standing pelaksanaan pengambilan data dilaksanakan 2.3 Alat kerja, material kerja dan APD disiapkan/dikenakan 2.4 Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi untuk pemasangan SCADA/TEL. 2.5 Melaksanakan pengambilan data lapangan rencana pemasangan SCADA/TEL. 3. Memeriksa 3.1 pelaksanaan instalasi terhadap korosi dan kerusakan lainnya secara menyeluruh. pemeliharaan 3.2 SCADA/TEL. 4. Pemeriksaan Hasil pemeliharaan dibandingkan dengan target yg telah ditentukan. Membuat laporan 4.1 Laporan pelaksanaan format pemeliharaan perusahaan. SCADA/TEL. 4.2 pekerjaan dan dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan 1. BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pemeliharaan pemeliharaan SCADA/TEL yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV sampai dengan 500 kV 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 247 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1. Norma 3.1.1. Partisipatif 3.2. Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan peralatan pemeliharaan SCADA/TEL yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi pemeliharaan peralatan peralatan pemeliharaan SCADA/TEL yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pemeliharaan peralatan peralatan pemeliharaan SCADA/TEL. 3.2.4 SOP Pelaksanaan pemeliharaan peralatan peralatan pemeliharaan SCADA/TEL. 3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan peralatan peralatan pemeliharaan SCADA/TEL. 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1. Peralatan utama : alat komunikasi, alat ukur 4.1.2. Peralatan bantu : APD, Alat K3, 4.1.3. Tool set 4.2. Perlengkapan dan material. 4.2.1. Tali sesuai ukuran 4.2.2. Bending wire 4.2.3. Silicon clotch 4.2.4. Lap majun 4.2.5. Lap majun 2. PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 248 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pemeliharaan peralatan SCADA/TEL. 2.3. Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan 3.1.1 Bahan Listrik 3.1.1.1. Konduktor 3.1.1.2. Isolator 3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.2.1. Macam alat ukur listrik. 3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik. 3.1.3 Teori Listrik Dasar 3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu. 3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga. 3.1.3.3. Hukum Ohm. 3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I 3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4 instalasi gardu induk 3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk. 3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk. 3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan peralatan SCADA/TEL 3.1.5 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan 3.1.5.1. Peraturan K2 3.1.5.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan peralatan SCADA/TEL. 3.2 Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan instalasi GI dan GITET. 3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 249 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.2.3 Mengukur kondisi gas sulfur hexafloride (SF6). 3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.48. Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Peralatan Gardu Induk Kode Unit : D.35.125.03.048.1 Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan peralatan gardu induk. Deskripsi Unit :Unit kompetensi prosedur ini pemeliharaan berkaitan dengan yang penerapan diperlukan untuk melaksanakan pemeliharaan peralatan gardu induk, sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku. ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan evaluasi kerja hasil koordinasi pemeliharaan peralatan induk. gardu 1.1. Gambar teknik peralatan gardu induk Tinggi dan Ekstra Tinggi dipelajari sesuai Standing Operation Procedure (SOP). 1.2. Tata cara dilaksana-kan berkomunikasi sesuai dipahami Standing dan Operation Procedure (SOP) pemeliharaan peralatan gardu induk. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 250 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan. 1.4 Personil berwenang memastikan dihubungi bahwa dikoordinasikan untuk pekerjaan sesuai Struktur telah Organisasi Unit Kerja yang berlaku. 1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar pemeliharaan peralatan gardu induk tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi yang ditetapkan perusahaan. 1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan sesuai standar perusahaan. 1.7 Prosedur dan peraturan Ketenagalistrikan Keselamatan dipahami sesuai standar yang berlaku. 2. Mempersiapkan pola 2.1 evaluasi Peralatan Operation Bantu dipasang Procedure sesuai (SOP) Standing pelaksanaan koordinasi pemeliharaan peralatan gardu induk tegangan pemeliharaan Tinggi dan Ekstra Tinggi. peralatan induk. gardu 2.2 Koordinasi pemeliharaan peralatan gardu induk diidentifikasi. 2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat sesuai standar dan batasan yang ditetapkan. 2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan 2.5 Rancangan evaluasi pemeliharaan peralatan gardu induk di tempat kerja disiapkan sesuai format standar yang berlaku. 2.6 Perlengkapan kerja evaluasi pemeliharaan disiapkan. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 251 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 3. Memeriksa 3.1 Evaluasi koordinasi pemeliharaan peralatan pelaksanaan gardu induk didiskusikan bersama pelaksana pemeliharaan pekerjaan. peralatan Perlengkapan kerja untuk evaluasi koordinasi gardu 3.2 induk pemeliharaan peralatan gardu induk digunakan sesuai SOP yang ditetapkan. 3.3. Evaluasi koordinasi pemeliharaan peralatan gardu induk dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan prosedur pemeliharaan yang berlaku. 3.4. Hasil evaluasi koordinasi pemeliharaan peralatan gardu induk dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya. 4 Membandingkan 4.1 evaluasi peralatan Hasil evaluasi peralatan gardu koordinasi gardu pemeliharaan induk dibandingkan berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan induk kecukupan. 4.2 Hasil evaluasi peralatan koordinasi gardu pemeliharaan induk dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan batasan standar yang berlaku. 4.3 Hasil evaluasi koordinasi pemeliharaan peralatan gardu induk dibandingkan dengan penugasan. 5. Membuat laporan 5.1 pekerjaan Laporan format pekerjaan dan dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan perusahaan. 5.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 252 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pemeliharaan peralatan gardu induk yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 6 kV sampai dengan 500 kV 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1. Norma 3.1.1. Partisipatif 3.2. Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pemeliharaan peralatan gardu induk yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi koordinasi pemeliharaan peralatan gardu induk yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja koordinasi pemeliharaan peralatan gardu induk. 3.2.4 SOP Pelaksanaan koordinasi pemeliharaan peralatan gardu induk. 3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan koordinasi pemeliharaan peralatan gardu induk. 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK 4.2. Perlengkapan dan material. 4.2.1. Buku ceklists 4.2.2. Gambar teknik/single line diagram PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 253 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk Melaksanakan pemeliharaan peralatan gardu induk. 2.3. Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan 3.1.1 Bahan Listrik 3.1.1.1. Konduktor 3.1.1.2. Isolator 3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.2.1. Macam alat ukur listrik. 3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik. 3.1.3 Teori Listrik Dasar 3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu. 3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga. 3.1.3.3. Hukum Ohm. 3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I 3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4 Instalasi Gardu Induk 3.1.4.1. Konstruksi Instalasi Gardu Induk. 3.1.4.2. Peralatan / Komponen Instalasi Gardu Induk. 3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan peralatan gardu induk tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi. 3.1.5 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan 3.1.6.1. Peraturan K2 3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan konduktor dan asesoris SUTT dan/atau SUTET. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 254 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.2 Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan Instalasi Gardu Induk. 3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET. 3.2.3 Mengukur reistansi pentanahan pada tower sesuai IK. 3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.4. Teliti. 4.5. Cermat. 4.6. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.49. Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Media Insulasi Transformator Kode Unit : D.35.125.03.049.1 Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan media insulasi transformator. Deskripsi Unit :Unit kompetensi prosedur ini pemeliharaan Mengkoordinir transformator pekerjaan berkaitan dengan yang penerapan diperlukan pemeliharaan media untuk insulasi pada transformator, sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku. ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan evaluasi kerja hasil koordinasi 1.1. Gambar teknik peralatan gardu induk Tinggi dan Ekstra Tinggi dipelajari sesuai Standing Operation Procedure (SOP). Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 255 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI pemeliharaan media 1.2. Tata insulasi cara berkomunikasi dilaksana-kan transformator. sesuai dipahami Standing dan Operation Procedure (SOP) pemeliharaan media insulasi transformator. 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan. 1.4 Personil berwenang memastikan dihubungi bahwa dikoordinasikan untuk pekerjaan sesuai Struktur telah Organisasi Unit Kerja yang berlaku. 1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar pemeliharaan media insulasi transformator yang ditetapkan perusahaan. 1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan sesuai standar perusahaan. 1.7 Prosedur dan Ketenagalistrikan peraturan Keselamatan dipahami sesuai standar yang berlaku. 2. Mempersiapkan pola 2.1 evaluasi Bantu Operation koordinasi dipasang Procedure sesuai (SOP) Standing pelaksanaan pemeliharaan media insulasi transformator. pemeliharaan media Peralatan insulasi transformator. 2.2 Koordinasi pemeliharaan media insulasi transformator diidentifikasi. 2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat sesuai standar dan batasan yang ditetapkan. 2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan 2.5 Rancangan insulasi evaluasi transformator pemeliharaan di tempat media kerja disiapkan sesuai format standar yang berlaku. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 256 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 2.6 Perlengkapan kerja evaluasi pemeliharaan disiapkan. 3. Memeriksa 3.1 Evaluasi koordinasi pemeliharaan media pelaksanaan insulasi transformator didiskusikan bersama pemeliharaan pelaksana pekerjaan. media Perlengkapan kerja untuk evaluasi koordinasi insulasi 3.2 transformator pemeliharaan media insulasi transformator digunakan sesuai SOP yang ditetapkan. 3.3. Evaluasi insulasi koordinasi pemeliharaan media dilaksanakan sesuai transformator dengan keperluan dan prosedur pemeliharaan yang berlaku. 3.4. Hasil evaluasi koordinasi pemeliharaan media insulasi transformator dengan prosedur dikumpulkan yang telah sesuai ditetapkan sebelumnya. 4 Membandingkan evaluasi 4.1 media Hasil evaluasi koordinasi pemeliharaan media insulasi transformator dibandingkan insulasi berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan transformator kecukupan. 4.2 Hasil evaluasi koordinasi pemeliharaan media insulasi transformator dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan batasan standar yang berlaku. 4.3 Hasil evaluasi koordinasi pemeliharaan media insulasi transformator dibandingkan dengan penugasan. 5. Membuat laporan 5.1 pekerjaan Laporan format pekerjaan dan dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan perusahaan. 5.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 257 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pemeliharaan media insulasi transformator pada transformator yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 6 kV sampai dengan 500 kV 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1. Norma 3.1.1. 3.2. Partisipatif Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pemeliharaan media insulasi transformator pada transformator yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi koordinasi pemeliharaan media insulasi transformator pada transformator yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja koordinasi pemeliharaan media insulasi transformator. 3.2.4 SOP Pelaksanaan koordinasi pemeliharaan media insulasi transformator.pada transformator. 3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan media insulasi transformator. 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1. Peralatan utama : Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK 4.2. Perlengkapan dan material. 4.2.1. Buku ceklists Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 258 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 4.2.2. Gambar teknik/single line diagram PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2. Menggunakan Melaksanakan peralatan/perkakas pemeliharaan media kerja hand insulasi tools untuk transformator pada transformator. 2.3. Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan 3.1.1 Bahan Listrik 3.1.1.1. Konduktor 3.1.1.2. Isolator 3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.2.1. Macam alat ukur listrik. 3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik. 3.1.3 Teori Listrik Dasar 3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu. 3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga. 3.1.3.3. Hukum Ohm. 3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I 3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4 Instalasi gardu induk 3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk. 3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk. 3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan kumparan, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 259 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha inti besi dan alat bantunya pada transformator tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi.. 3.1.5 Mekanika transformator. 3.1.5.1. Dasar penerapan. 3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat. 3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat. 3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo. 3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo. 3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan 3.1.6.1. Peraturan K2 3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan media insulasi transformator. pada transformator. 3.2 Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan instalasi GI dan GITET. 3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET. 3.2.3 Mengukur sifat karakteristik dan kandungan gas terlarut pada media insulasi pada transformator. 3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.50. Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Proteksi Internal Transformator Kode Unit : D.35.125.03.050.1 Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan proteksi internal transformator. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 260 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha Deskripsi Unit :Unit kompetensi prosedur ini berkaitan dengan pemeliharaan yang penerapan diperlukan untuk Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan proteksi internal transformator, sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku. ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan dan 1.1. Gambar teknik transformator dipelajari sesuai menyiapkan pelaksanaan koordinasi Standing Operation Procedure (SOP). 1.2. Tata sesuai dipahami Standing dan Operation Procedure (SOP) pemeliharaan proteksi internal internal transformator berkomunikasi dilaksana-kan pemeliharaan proteksi cara transformator. 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan. 1.4 Personil berwenang memastikan dihubungi bahwa dikoordinasikan sesuai untuk pekerjaan Struktur telah Organisasi Unit Kerja yang berlaku. 1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar melaksanakan pemeliharaan proteksi internal transformator yang ditetapkan perusahaan. 1.6 Perintah yang memastikan diterima bahwa diperiksa untuk instruksi dapat dilaksanakan sesuai standar perusahaan. 1.7 Prosedur dan Ketenagalistrikan peraturan Keselamatan dipahami sesuai standar yang berlaku. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 261 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 2. Mempersiapkan pola 2.1 evaluasi internal transformator Bantu dipasang sesuai Standing Operation Procedure (SOP) pelaksanaan proteksi pemeliharaan proteksi Peralatan internal transformator 2.2 Koordinasi pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKTT dan/atau SKLT dan atau diidentifikasi. 2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat sesuai standar dan batasan yang ditetapkan. 2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan 2.5 Rancangan internal evaluasi pemeliharaan transformator di tempat proteksi kerja disiapkan sesuai format standar yang berlaku. 2.6 Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi pemeliharaan proteksi internal transformator 3. Melaksanakan koordinasi pemeliharaan proteksi evaluasi internal transformator didiskusikan bersama koordinasi pelaksana pekerjaan. pemeliharaan proteksi internal transformator 4. 3.1. Evaluasi Membuat 3.2. Hasil pemeliharaan dengan target yg telah ditentukan. laporan 4.1. Laporan pekerjaan dibandingkan format pekerjaan dan dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan perusahaan. 4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pemeliharaan proteksi internal transformator yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 262 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha berlaku 1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV sampai dengan 500 kV 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1. Norma 3.1.1. Partisipatif 3.2. Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pemeliharaan proteksi internal transformator yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi koordinasi pemeliharaan proteksi internal transformator yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja koordinasi pemeliharaan proteksi internal transformator. 3.2.4 SOP Pelaksanaan pemeliharaan proteksi internal transformator. 3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan proteksi internal transformator. 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK 4.2. Perlengkapan dan material. 4.2.1. Buku ceklists 4.2.2. Gambar teknik/single line diagram PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 263 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.4. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.5. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk Melaksanakan pemeliharaan proteksi internal transformator. 2.6. Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan 3.1.1 Bahan Listrik 3.1.1.1. Konduktor 3.1.1.2. Isolator 3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.2.1. Macam alat ukur listrik. 3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik. 3.1.3 Teori Listrik Dasar 3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu. 3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga. 3.1.3.3. Hukum Ohm. 3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I 3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4 Instalasi gardu induk 3.1.4.4. Konstruksi instalasi gardu induk. 3.1.4.5. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk. 3.1.4.6. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan kumparan, inti besi dan alat bantunya pada transformator tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi.. 3.1.5 Mekanika transformator. 3.1.5.1. Dasar penerapan. 3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 264 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat. 3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo. 3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo. 3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan 3.1.6.1. Peraturan K2 3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan media insulasi transformator. pada transformator. 3.2 Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi. 3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET. 3.2.3 Mengukur sifat karakteristik dan kandungan gas terlarut pada media insulasi pada transformator. 3.2.4 Mengoperaikan mesin filter media insulasi. 3.2.5 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.51. Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Proteksi Bay Transformator. Kode Unit : D.35.125.03.051.1 Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan proteksi bay transformator. Deskripsi Unit :Unit kompetensi prosedur ini pemeliharaan Mengkoordinir pekerjaan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia berkaitan dengan yang penerapan diperlukan pemeliharaan proteksi untuk bay 265 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha transformator sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku. ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan dan 1.1. Gambar teknik transformator dipelajari sesuai menyiapkan pelaksanaan Standing Operation Procedure (SOP). 1.2. Tata koordinasi berkomunikasi dilaksana-kan pemeliharaan proteksi cara Standing dan Operation Procedure (SOP) pemeliharaan proteksi bay bay transformator sesuai dipahami transformator. 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan. 1.4 Personil berwenang memastikan dihubungi bahwa dikoordinasikan sesuai untuk pekerjaan Struktur telah Organisasi Unit Kerja yang berlaku. 1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar melaksanakan pemeliharaan proteksi bay transformator yang ditetapkan perusahaan. 1.6 Perintah yang memastikan diterima bahwa diperiksa untuk instruksi dapat dilaksanakan sesuai standar perusahaan. 1.7 Prosedur dan Ketenagalistrikan peraturan Keselamatan dipahami sesuai standar yang berlaku. 2. Mempersiapkan pola 2.1 evaluasi Operation pemeliharaan proteksi transformator Peralatan Bantu dipasang Procedure sesuai (SOP) Standing pelaksanaan pemeliharaan proteksi bay transformator bay 2.2 Koordinasi pemeliharaan proteksi bay transformator diidentifikasi. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 266 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat sesuai standar dan batasan yang ditetapkan. 2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan 2.5 Rancangan evaluasi pemeliharaan proteksi bay transformator di tempat kerja disiapkan sesuai format standar yang berlaku. 2.6 Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi pemeliharaan proteksi bay transformator 3. Melaksanakan 3.1. Evaluasi koordinasi pemeliharaan proteksi bay evaluasi transformator didiskusikan bersama pelaksana koordinasi pekerjaan. pemeliharaan proteksi bay 3.2. Hasil Membuat dibandingkan dengan target yg telah ditentukan. transformator 4. pemeliharaan laporan 4.1. Laporan pekerjaan format pekerjaan dan dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan perusahaan. 4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pemeliharaan proteksi bay transformator yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV sampai dengan 500 kV 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 267 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1. Norma 3.1.1. Partisipatif 3.2. Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pemeliharaan proteksi bay transformator yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi koordinasi pemeliharaan proteksi bay transformator yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja koordinasi pemeliharaan proteksi bay transformator. 3.2.4 SOP Pelaksanaan pemeliharaan proteksi bay transformator. 3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan proteksi bay transformator. 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK 4.2. Perlengkapan dan material. 4.2.1. Buku ceklists 4.2.2. Gambar teknik/single line diagram PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk Melaksanakan pemeliharaan proteksi bay transformator. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 268 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 2.3. Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan 3.1.1 Bahan Listrik 3.1.1.1. Konduktor 3.1.1.2. Isolator 3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.2.4. Macam alat ukur listrik. 3.1.2.5. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.2.6. Penggunaan alat ukur listrik. 3.1.3 Teori Listrik Dasar 3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu. 3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga. 3.1.3.3. Hukum Ohm. 3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I 3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4 Instalasi gardu induk 3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk. 3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk. 3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan proteksi bay transformator tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi.. 3.1.5 Mekanika transformator. 3.1.5.1. Dasar penerapan. 3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat. 3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat. 3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo. 3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo. 3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan 3.1.6.1. Peraturan K2 3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan proteksi bay transformator. 3.2 Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan GI dan GITET 3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 269 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.2.3 Mengukur sifat karakteristik dan kandungan gas terlarut pada media insulasi pada transformator. 3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.52. Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Peralatan Pemutus Tenaga Kode Unit : D.35.125.03.052.1 Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan peralatan pemutus tenaga. Deskripsi Unit : Unit prosedur kompetensi ini pemeliharaan berkaitan dengan yang penerapan diperlukan untuk Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan peralatan pemutus tenaga, sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku. ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan dan menyiapkan pelaksanaan koordinasi pemeliharaan peralatan pemutus 1.1. Gambar teknik gardu induk dipelajari sesuai Standing Operation Procedure (SOP). 1.2. Tata cara berkomunikasi dilaksana-kan Procedure sesuai (SOP) dipahami dan Standing Operation pemeliharaan peralatan pemutus tenaga. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 270 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha tenaga 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan. 1.4 Personil berwenang memastikan dihubungi bahwa dikoordinasikan sesuai untuk pekerjaan Struktur telah Organisasi Unit Kerja yang berlaku. 1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar melaksanakan pemeliharaan peralatan pemutus tenaga yang ditetapkan perusahaan. 1.6 Perintah yang memastikan diterima bahwa diperiksa untuk instruksi dapat dilaksanakan sesuai standar perusahaan. 1.7 Prosedur dan peraturan Ketenagalistrikan Keselamatan dipahami sesuai standar yang berlaku. 2. Mempersiapkan pola 2.1 evaluasi Operation pemeliharaan peralatan pemutus tenaga Peralatan Bantu dipasang Procedure sesuai (SOP) Standing pelaksanaan pemeliharaan peralatan pemutus tenaga 2.2 Koordinasi pemeliharaan peralatan pemutus tenaga diidentifikasi. 2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat sesuai standar dan batasan yang ditetapkan. 2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan 2.5 Rancangan evaluasi pemeliharaan peralatan pemutus tenaga di tempat kerja disiapkan sesuai format standar yang berlaku. 2.6 Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi pemeliharaan peralatan pemutus tenaga 3. Melaksanakan 3.1. Evaluasi koordinasi pemeliharaan peralatan evaluasi pemutus tenaga koordinasi pelaksana pekerjaan. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia didiskusikan bersama 271 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha pemeliharaan 3.2. Hasil peralatan pemutus pemeliharaan dibandingkan dengan target yg telah ditentukan. tenaga 4. Membuat laporan 4.1. Laporan pekerjaan format pekerjaan dan dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan perusahaan. 4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pemeliharaan peralatan pemutus tenaga (PMT) yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 6 kV sampai dengan 500 kV 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1. Norma 3.1.1. Partisipatif 3.2. Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pemeliharaan peralatan pemutus tenaga (PMT) yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi koordinasi pemeliharaan peralatan pemutus tenaga (PMT) yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja koordinasi pemeliharaan peralatan pemutus tenaga (PMT). Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 272 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.2.4 SOP Pelaksanaan koordinasi pemeliharaan peralatan pemutus tenaga (PMT). 3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan peralatan pemutus tenaga (PMT). 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK 4.2. Perlengkapan dan material. 4.2.1. Buku ceklists 4.2.2. Gambar teknik/single line diagram PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pemeliharaan peralatan pemutus tenaga (PMT). 2.3. Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan 3.1.1 Bahan Listrik 3.1.1.1. Konduktor 3.1.1.2. Isolator 3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.2.1. Macam alat ukur listrik. 3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik. 3.1.3 Teori Listrik Dasar 3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu. 3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 273 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.1.3.3. Hukum Ohm. 3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I 3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4 instalasi gardu induk 3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk. 3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk. 3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan kompartemen GIS. tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi.. 3.1.5 Mekanika transformator. 3.1.5.1. Dasar penerapan. 3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat. 3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat. 3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo. 3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo. 3.1.6 Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan 3.1.6.1. Peraturan K2 3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan kumparan, inti besi dan alat bantunya pada transformator. 3.2 Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan instalasi gardu induk. 3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET. 3.2.3 Mengukur kondisi gas sulfur hexafloride (SF6). 3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 274 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.2.53. Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Peralatan Pemisah (PMS) Kode Unit : D.35.125.03.053.1 Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan peralatan pemisah (PMS). Deskripsi Unit : Unit prosedur kompetensi ini berkaitan dengan penerapan pemeliharaan yang diperlukan untuk Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan peralatan Pemisah (PMS), sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku. ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan dan 1.1. Gambar teknik gardu induk dipelajari sesuai menyiapkan pelaksanaan koordinasi Standing Operation Procedure (SOP). 1.2. Tata berkomunikasi dilaksana-kan pemeliharaan Procedure peralatan pemisah (PMS) cara sesuai (SOP) dipahami dan Standing Operation pemeliharaan peralatan pemisah (PMS). 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan. 1.4 Personil berwenang memastikan dihubungi bahwa dikoordinasikan sesuai untuk pekerjaan Struktur telah Organisasi Unit Kerja yang berlaku. 1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar melaksanakan pemeliharaan peralatan pemisah (PMS) yang ditetapkan perusahaan. 1.6 Perintah yang memastikan diterima bahwa diperiksa untuk instruksi dapat dilaksanakan sesuai standar perusahaan. 1.7 Prosedur dan Ketenagalistrikan peraturan Keselamatan dipahami sesuai standar yang berlaku. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 275 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 2. Mempersiapkan pola 2.1 evaluasi (PMS) Bantu Operation pemeliharaan peralatan pemisah Peralatan dipasang Procedure sesuai (SOP) Standing pelaksanaan peralatan pemisah (PMS) 2.2 Koordinasi pemeliharaan peralatan pemisah (PMS) diidentifikasi. 2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat sesuai standar dan batasan yang ditetapkan. 2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan 2.5 Rancangan evaluasi pemeliharaan peralatan pemisah (PMS) di tempat kerja disiapkan sesuai format standar yang berlaku. 2.6 Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi pemeliharaan peralatan pemisah (PMS) 3. Melaksanakan 3.1. Evaluasi koordinasi pemeliharaan peralatan evaluasi pemisah koordinasi pelaksana pekerjaan. pemeliharaan peralatan pemisah 3.2. Hasil Membuat pemeliharaan didiskusikan bersama dibandingkan dengan target yg telah ditentukan. (PMS) 4. (PMS) laporan 4.1. Laporan pekerjaan format pekerjaan dan dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan perusahaan. 4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pemeliharaan peralatan pemisah (PMS) yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 6 kV sampai dengan 500 kV Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 276 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1. Norma 3.1.1. Partisipatif 3.2. Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pemeliharaan peralatan pemisah (PMS) yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi koordinasi pemeliharaan peralatan pemisah (PMS) yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja koordinasi pemeliharaan peralatan pemisah (PMS). 3.2.4 SOP Pelaksanaan koordinasi pemeliharaan peralatan pemisah (PMS). 3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan peralatan pemisah (PMS). 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK 4.2. Perlengkapan dan material. 4.2.1. Buku ceklists 4.2.2. Gambar teknik/single line diagram PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 277 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 2. Persyaratan Kompetensi 2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pemeliharaan peralatan pemisah (PMS). 2.3. Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan 3.1.1 Bahan Listrik 3.1.1.1. Konduktor 3.1.1.2. Isolator 3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.2.1. Macam alat ukur listrik. 3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik. 3.1.3 Teori Listrik Dasar 3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu. 3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga. 3.1.3.3. Hukum Ohm. 3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I 3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4 Instalasi gardu induk 3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk. 3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk. 3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan peralatan pemisah (PMS) tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi.. 3.1.5 Mekanika transformator. 3.1.5.1. Dasar penerapan. 3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat. 3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat. 3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo. 3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo. 3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan 3.1.6.1. Peraturan K2 3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan kumparan, inti besi dan alat bantunya pada transformator. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 278 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.2 Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan instalasi GI dan GITET. 3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET. 3.2.3 Mengukur kondisi gas sulfur hexafloride (SF6). 3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.54. Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Transformator Auxilliary (CT,CVT,PT) Kode Unit : D.35.125.03.054.1 Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan transformator auxilliary (CT,CVT,PT) Deskripsi Unit :Unit kompetensi prosedur ini pemeliharaan Mengkoordinir pekerjaan berkaitan dengan yang penerapan diperlukan pemeliharaan untuk transformator auxilliary (CT,CVT,PT), sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku. ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan dan menyiapkan 1.1. Gambar teknik gardu induk dipelajari sesuai Standing Operation Procedure (SOP). Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 279 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI pelaksanaan 1.2. Tata cara berkomunikasi dilaksana-kan pemeliharaan Procedure (SOP) pemeliharaan transformator transformator auxilliary (CT,CVT,PT). (CT,CVT,PT) Standing dan koordinasi auxilliary sesuai dipahami Operation 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan. 1.4 Personil berwenang memastikan dihubungi bahwa dikoordinasikan sesuai untuk pekerjaan Struktur telah Organisasi Unit Kerja yang berlaku. 1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar melaksanakan transformator auxilliary pemeliharaan (CT,CVT,PT) yang ditetapkan perusahaan. 1.6 Perintah yang memastikan diterima bahwa diperiksa untuk instruksi dapat dilaksanakan sesuai standar perusahaan. 1.7 Prosedur dan Ketenagalistrikan peraturan Keselamatan dipahami sesuai standar yang berlaku. 2. Mempersiapkan pola 2.1 evaluasi Operation pemeliharaan transformator auxilliary (CT,CVT,PT) Peralatan Bantu dipasang Procedure sesuai (SOP) Standing pelaksanaan kompartemen GIS 2.2 Koordinasi pemeliharaan transformator auxilliary (CT,CVT,PT) diidentifikasi. 2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat sesuai standar dan batasan yang ditetapkan. 2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 280 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 2.5 Rancangan evaluasi pemeliharaan transformator auxilliary (CT,CVT,PT) di tempat kerja disiapkan sesuai format standar yang berlaku. 2.6 Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi pemeliharaan transformator auxilliary (CT,CVT,PT) 3. Melaksanakan 3.1. Evaluasi koordinasi pemeliharaan evaluasi transformator koordinasi didiskusikan bersama pelaksana pekerjaan. pemeliharaan transformator 3.2. Hasil auxilliary pemeliharaan (CT,CVT,PT) dibandingkan dengan target yg telah ditentukan. auxilliary (CT,CVT,PT) 4. Membuat laporan 4.1. Laporan pekerjaan format pekerjaan dan dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan perusahaan. 4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pemeliharaan peralatan transformator auxilliary (CT,CVT,PT). yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 6 kV sampai dengan 500 kV 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 281 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1. Norma 3.1.1. Partisipatif 3.2. Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pemeliharaan peralatan transformator auxilliary (CT,CVT,PT) yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi transformator koordinasi auxilliary pemeliharaan (CT,CVT,PT) yang peralatan ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja koordinasi pemeliharaan peralatan transformator auxilliary (CT,CVT,PT). 3.2.4 SOP Pelaksanaan koordinasi pemeliharaan peralatan transformator auxilliary (CT,CVT,PT). 3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan peralatan transformator auxilliary (CT,CVT,PT). 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK 4.2. Perlengkapan dan material. 4.2.1. Buku ceklists 4.2.2. Gambar teknik/single line diagram PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 282 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pemeliharaan peralatan transformator auxilliary (CT,CVT,PT). 2.3. Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan 3.1.1 Bahan Listrik 3.1.1.1. Konduktor 3.1.1.2. Isolator 3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.2.4. Macam alat ukur listrik. 3.1.2.5. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.2.6. Penggunaan alat ukur listrik. 3.1.3 Teori Listrik Dasar 3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu. 3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga. 3.1.3.3. Hukum Ohm. 3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I 3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4 Instalasi gardu induk 3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk. 3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk. 3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan peralatan transformator auxilliary (CT,CVT,PT) tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi.. 3.1.5 Mekanika transformator. 3.1.5.1. Dasar penerapan. 3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat. 3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat. 3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo. 3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo. 3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan 3.1.6.1. Peraturan K2 3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan transformator auxilliary (CT,CVT,PT). Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 283 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.2 Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan instalasi GI dan GITET. 3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET. 3.2.3 Mengukur kondisi gas sulfur hexafloride (SF6). 3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.55. Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Proteksi Switchgear Kode Unit : D.35.125.03.055.1 Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan proteksi switchgear. Deskripsi Unit :Unit kompetensi prosedur ini pemeliharaan berkaitan dengan yang penerapan diperlukan untuk Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan proteksi switchgear, sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku. ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan dan menyiapkan 1.1. Gambar teknik gardu induk dipelajari sesuai Standing Operation Procedure (SOP). Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 284 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI pelaksanaan 1.2. Tata cara berkomunikasi koordinasi dilaksana-kan pemeliharaan Procedure proteksi switchgear. switchgear sesuai (SOP) dipahami Standing dan Operation pemeliharaan proteksi 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan. 1.4 Personil berwenang memastikan dihubungi bahwa dikoordinasikan untuk pekerjaan sesuai Struktur telah Organisasi Unit Kerja yang berlaku. 1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar melaksanakan pemeliharaan proteksi switchgear yang ditetapkan perusahaan. 1.6 Perintah yang memastikan diterima bahwa diperiksa untuk instruksi dapat dilaksanakan sesuai standar perusahaan. 1.7 Prosedur dan Ketenagalistrikan peraturan Keselamatan dipahami sesuai standar yang berlaku. 2. Mempersiapkan pola 2.1 evaluasi Operation pemeliharaan proteksi switchgear Peralatan Bantu dipasang Procedure sesuai (SOP) Standing pelaksanaan kompartemen GIS 2.2 Koordinasi pemeliharaan proteksi switchgear diidentifikasi. 2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat sesuai standar dan batasan yang ditetapkan. 2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan 2.5 Rancangan evaluasi pemeliharaan proteksi switchgear di tempat kerja disiapkan sesuai format standar yang berlaku. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 285 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 2.6 Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi pemeliharaan proteksi switchgear 3. Melaksanakan 3.1. Evaluasi pemeliharaan proteksi evaluasi switchgear didiskusikan bersama pelaksana koordinasi pekerjaan. pemeliharaan proteksi 3.2. Hasil Membuat pemeliharaan dibandingkan dengan target yg telah ditentukan. switchgear 4. koordinasi laporan 4.1. Laporan pekerjaan format pekerjaan dan dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan perusahaan. 4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pemeliharaan peralatan peralatan proteksi switchgear. yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 6 kV sampai dengan 500 kV 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 286 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.1. Norma 3.1.1. Partisipatif 3.2. Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan peralatan proteksi switchgear yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi pemeliharaan peralatan peralatan proteksi switchgear yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pemeliharaan peralatan peralatan proteksi switchgear. 3.2.4 SOP Pelaksanaan pemeliharaan peralatan peralatan proteksi switchgear. 3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan peralatan peralatan proteksi switchgear. 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK 4.2. Perlengkapan dan material. 4.2.1. Buku ceklists 4.2.2. Gambar teknik/single line diagram PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pemeliharaan peralatan proteksi switchgear. 2.3. Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan 3.1.1 Bahan Listrik Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 287 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.1.1.1. Konduktor 3.1.1.2. Isolator 3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.2.1. Macam alat ukur listrik. 3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik. 3.1.3 Teori Listrik Dasar 3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu. 3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga. 3.1.3.3. Hukum Ohm. 3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I 3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4 instalasi gardu induk. 3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk. 3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk. 3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan peralatan proteksi switchgear tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi.. 3.1.5 Mekanika transformator. 3.1.5.1. Dasar penerapan. 3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat. 3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat. 3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo. 3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo. 3.1.6 Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan 3.1.5.1. Peraturan K2 3.1.5.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan peralatan proteksi switchgear tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi. 3.2 Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan instalasi GI dan GITET. 3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET. 3.2.3 Mengukur kondisi gas sulfur hexafloride (SF6). 3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 288 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.56. Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Common Facility Gardu Induk Kode Unit : D.35.125.03.056.1 Judul Unit : Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan common facility gardu induk. Deskripsi Unit : Unit prosedur kompetensi ini pemeliharaan berkaitan dengan yang penerapan diperlukan untuk Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan common facility gardu induk, sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku. ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan dan 1.1. Gambar teknik gardu induk dipelajari sesuai menyiapkan pelaksanaan koordinasi Standing Operation Procedure (SOP). 1.2. Tata gardu induk berkomunikasi dilaksana-kan pemeliharaan common cara sesuai dipahami Standing dan Operation Procedure (SOP) pemeliharaan common facility facility gardu induk. 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan. 1.4 Personil berwenang memastikan dikoordinasikan bahwa sesuai dihubungi pekerjaan Struktur untuk telah Organisasi Unit Kerja yang berlaku. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 289 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar melaksanakan pemeliharaan common facility gardu induk yang ditetapkan perusahaan. 1.6 Perintah yang diterima memastikan bahwa diperiksa untuk instruksi dapat dilaksanakan sesuai standar perusahaan. 1.7 Prosedur dan peraturan Ketenagalistrikan Keselamatan dipahami sesuai standar yang berlaku. 2. Mempersiapkan pola 2.1 evaluasi facility gardu induk Bantu Operation pemeliharaan common Peralatan dipasang Procedure sesuai (SOP) Standing pelaksanaan kompartemen GIS 2.2 Koordinasi pemeliharaan common facility gardu induk diidentifikasi. 2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat sesuai standar dan batasan yang ditetapkan. 2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan 2.5 Rancangan evaluasi pemeliharaan transformator common facility gardu induk di tempat kerja disiapkan sesuai format standar yang berlaku. 2.6 Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi pemeliharaan common facility gardu induk 3. Melaksanakan 3.1. Evaluasi koordinasi evaluasi facility koordinasi pelaksana pekerjaan. pemeliharaan common gardu induk facility 3.2. Hasil gardu induk pemeliharaan pemeliharaan common didiskusikan bersama dibandingkan dengan target yg telah ditentukan. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 290 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 4. Membuat laporan 4.1. Laporan pekerjaan format pekerjaan dan dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan perusahaan. 4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pemeliharaan peralatan common facility gardu induk. yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 6 kV sampai dengan 500 kV 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1. Norma 3.1.1. Partisipatif 3.2. Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan peralatan common facility gardu induk yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi pemeliharaan peralatan peralatan common facility gardu induk yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pemeliharaan peralatan common facility gardu induk. 3.2.4 SOP Pelaksanaan pemeliharaan peralatan peralatan common Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 291 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha facility gardu induk. 3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan peralatan common facility gardu induk. 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK 4.2. Perlengkapan dan material. 4.2.1. Buku ceklists 4.2.2. Gambar teknik/single line diagram PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pemeliharaan peralatan common facility gardu induk. 2.3. Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan 3.1.1 Bahan Listrik 3.1.1.1. Konduktor 3.1.1.2. Isolator 3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.2.1. Macam alat ukur listrik. 3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik. 3.1.3 Teori Listrik Dasar 3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu. 3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga. 3.1.3.3. Hukum Ohm. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 292 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I 3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4 instalasi gardu induk 3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk. 3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk. 3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan peralatan common facility gardu induk tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi.. 3.1.5 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan 3.1.5.1. Peraturan K2 3.1.5.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan peralatan common facility gardu induk tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi. 3.2 Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan instalasi GI dan GITET. 3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET. 3.2.3 Menguji Kapasitas Batere. 3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.57. Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan SCADA/TEL Kode Unit : D.35.125.03.057.1 Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan SCADA/TEL. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 293 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha Deskripsi Unit :Unit kompetensi prosedur ini berkaitan dengan pemeliharaan yang penerapan diperlukan untuk Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan SCADA/TEL, sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku. ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan dan 1.1. Gambar teknik gardu induk dipelajari sesuai menyiapkan pelaksanaan koordinasi Standing Operation Procedure (SOP). 1.2. Tata berkomunikasi dilaksana-kan pemeliharaan SCADA/TEL cara sesuai dipahami Standing dan Operation Procedure (SOP) pemeliharaan SCADA/TEL. 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan. 1.4 Personil berwenang memastikan dihubungi bahwa dikoordinasikan sesuai untuk pekerjaan Struktur telah Organisasi Unit Kerja yang berlaku. 1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan standar melaksanakan pemeliharaan SCADA/TEL yang ditetapkan perusahaan. 1.6 Perintah yang diterima memastikan bahwa diperiksa untuk instruksi dapat dilaksanakan sesuai standar perusahaan. 1.7 Prosedur dan Ketenagalistrikan peraturan Keselamatan dipahami sesuai standar yang berlaku. 2. Mempersiapkan pola 2.1 evaluasi Bantu Operation pemeliharaan SCADA/TEL Peralatan dipasang Procedure sesuai (SOP) Standing pelaksanaan SCADA/TEL 2.2 Koordinasi pemeliharaan SCADA/TEL diidentifikasi. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 294 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat sesuai standar dan batasan yang ditetapkan. 2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan 2.5 Rancangan evaluasi pemeliharaan SCADA/TEL di tempat kerja disiapkan sesuai format standar yang berlaku. 2.6 Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi pemeliharaan peralatan pemisah (PMS) 3. Melaksanakan 3.1. Evaluasi koordinasi pemeliharaan SCADA/TEL evaluasi didiskusikan bersama pelaksana pekerjaan. koordinasi 3.2. Hasil pemeliharaan Membuat dibandingkan dengan target yg telah ditentukan. SCADA/TEL 4. pemeliharaan laporan 4.1. Laporan pekerjaan format pekerjaan dan dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan perusahaan. 4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pemeliharaan pemeliharaan SCADA/TEL yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 6 kV sampai dengan 500 kV 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 295 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1. Norma 3.1.1. Partisipatif 3.2. Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan peralatan pemeliharaan SCADA/TEL yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi pemeliharaan peralatan peralatan pemeliharaan SCADA/TEL yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pemeliharaan peralatan peralatan pemeliharaan SCADA/TEL. 3.2.4 SOP Pelaksanaan pemeliharaan peralatan peralatan pemeliharaan SCADA/TEL. 3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan peralatan peralatan pemeliharaan SCADA/TEL. 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK 4.2. Perlengkapan dan material. 4.2.1. Buku ceklists 4.2.2. Gambar teknik/single line diagram PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pemeliharaan peralatan SCADA/TEL. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 296 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 2.3. Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan 3.1.1 Bahan Listrik 3.1.1.1. Konduktor 3.1.1.2. Isolator 3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik 3.1.2.1. Macam alat ukur listrik. 3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik. 3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik. 3.1.3 Teori Listrik Dasar 3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu. 3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga. 3.1.3.3. Hukum Ohm. 3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I 3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan Impedansi. 3.1.4 instalasi gardu induk 3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk. 3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk. 3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan peralatan SCADA/TEL 3.1.5 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan 3.1.5.3. Peraturan K2 3.1.5.4. Prosedur K2 pada pemeliharaan peralatan SCADA/TEL. 3.2 Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan instalasi GI dan GITET. 3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET. 3.2.3 Mengukur kondisi gas sulfur hexafloride (SF6). 3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 297 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan 3.2.58. Melaksanakan Analisis Pemeliharaan Gardu Induk Kode Unit : D.35.125.03.058.1 Judul Unit :Melaksanakan analisis pemeliharaan Gardu Induk. Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan menganalisis pemeliharaan Gardu Induk sesuai standar dan batasan yang ditetapkan ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Menterjemahkan dan membuat intetprestasi 1.1. Perintah kerja evaluasi pemeliharaan GI . 1.2. analisis pemeliharaan GI analisis koordinasi diidentifikasi sesuai dengan standar dan batasan yang ditetapkan. pemeliharaan GI . 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan analisis pemeliharaan GI dipelajari. 2. Menyusun rencana 2.1. analisis pemeliharaan GI diidentifikasi. kerja 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat analisis pemeliharaan GI sesuai standar dan batasan yang ditetapkan. 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan 2.4. Rancangan analisis pemeliharaan GI di tempat kerja disiapkan sesuai format standar yang berlaku. 2.5. Perlengkapan kerja untuk evaluasi pemeliharaan. 3. Melaksanakan analisis 3.1. analisis pemeliharaan GI didiskusikan bersama pelaksana . Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 298 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI pemeliharaan GI 3.2. Perlengkapan secara pemeliharaan GI menyeluruh ditetapkan. kerja untuk analisis digunakan sesuai SOP yang 3.3. analisis pemeliharaan GI dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan prosedur pemeliharaan GI yang berlaku. 3.4. hasil analisis pemeliharaan GI dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya. 4. Membandingkan 4.1. Hasil analisis pemeliharaan GI analisis berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan pemeliharaan dengan dibandingkan GI kecukupan. kondisi 4.2. Hasil analisis pemeliharaan GI lapangan. dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan batasan standar yang berlaku. 4.3. Hasil analisis pemeliharaan GI dibandingkan dengan penugasan. 5. Membuat laporan 5.1. Hasil analisis pemeliharaan GI pekerjaan dilaporkan dalam format pemeliharaan. 5.2. Perbedaan dicatat hasil dalam analisis format pemeliharaan laporan GI evaluasi pemeliharaan. BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis pemeliharaan GI yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 2. Peraturan yang diperlukan 2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 299 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 2.5. Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1 Norma 3.1.1 Partisipatif 3.2 Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK) analisis pemeliharaan GI yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis pemeliharaan GI . 3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis pemeliharaan GI . 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.2 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK 4.2. Perlengkapan 4.2.1. Buku ceklists 4.2.2. Gambar teknik/single line diagram PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi pemeliharaan GI. 2.3 Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan: 3.1.1. Persyaratan kerja analisis pemeliharaan GI . 3.1.2. Ilmu Bahan Listrik. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 300 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan. 3.2. Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi. 3.2.2 Orientasi lapangan pada konstruksi GI. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.59. Melaksanakan Analisis Pemeliharaan GITET Kode Unit : D.35.125.03.059.1 Judul Unit :Melaksanakan analisis pemeliharaan GITET. Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan menganalisis pemeliharaan GITET sesuai standar dan batasan yang ditetapkan ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Menterjemahkan dan membuat intetprestasi 1.1. Perintah kerja koordinasi pemeliharaan GITET. 1.2. analisis pemeliharaan analisis sesuai pemeliharaan ditetapkan. GITET. evaluasi 1.3. Ilmu dengan standar pengetahuan GITET dan terkait diidentifikasi batasan dengan yang analisis pemeliharaan GITET dipelajari. 2. Menyusun rencana analisis pemeliharaan 2.1. analisis pemeliharaan GITET diidentifikasi. kerja 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat sesuai standar dan batasan yang ditetapkan. 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 301 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI GITET 2.4. Rancangan analisis pemeliharaan GITET di tempat kerja disiapkan sesuai format standar yang berlaku. 2.5. Perlengkapan kerja untuk evaluasi pemeliharaan. 3. Melaksanakan analisis 3.1. analisis pemeliharaan GITET didiskusikan bersama pelaksana . pemeliharaan GITET secara menyeluruh 3.2. Perlengkapan kerja untuk analisis pemeliharaan GITET digunakan sesuai SOP yang ditetapkan. 3.4. analisis sesuai pemeliharaan dengan GITET keperluan dilaksanakan dan prosedur pemeliharaan GITET yang berlaku. 3.5. hasil analisis pemeliharaan GITET dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya. 4. Membandingkan 4.1. Hasil analisis pemeliharaan GITET analisis dibandingkan berdasarkan validitas, otentik, pemeliharaan kekinian dan kecukupan. GITET dengan 4.2. Hasil kondisi lapangan. analisis pemeliharaan GITET dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan batasan standar yang berlaku. 4.3. Hasil analisis pemeliharaan GITET dibandingkan dengan penugasan. 5. Membuat laporan 5.1. Hasil analisis pemeliharaan GITET dilaporkan pekerjaan dalam format pemeliharaan. 5.2. Perbedaan hasil analisis pemeliharaan GITET dicatat dalam format laporan evaluasi pemeliharaan. BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 302 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis pemeliharaan GITET yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 2. Peraturan yang diperlukan 2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5. Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1 Norma 3.1.1 Partisipatif 3.2 Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK) analisis pemeliharaan GITET yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis pemeliharaan GITET. 3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis pemeliharaan GITET. 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK 4.2. Perlengkapan 4.2.1. Buku ceklists 4.2.2. Gambar teknik/single line diagram PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 303 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha pemeliharaan GITET. 2.3 Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan: 3.1.1. Persyaratan kerja analisis pemeliharaan GITET. 3.1.2. Ilmu Bahan Listrik. 3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan. 3.2. Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan GITET. 3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan GITET. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.60. Melaksanakan Analisis Pemeliharaan GIS Kode Unit : D.35.125.03.060.1 Judul Unit :Melaksanakan analisis pemeliharaan GIS. Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan menganalisis pemeliharaan GIS sesuai standar dan batasan yang ditetapkan ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Menterjemahkan dan membuat intetprestasi analisis 1.1. Perintah kerja evaluasi koordinasi pemeliharaan GIS. 1.2. analisis pemeliharaan GIS diidentifikasi sesuai dengan standar dan batasan yang ditetapkan. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 304 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI pemeliharaan GIS. 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan analisis pemeliharaan GIS dipelajari. 2. Menyusun 2.1. analisis pemeliharaan GIS diidentifikasi. rencana kerja 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat analisis sesuai standar dan batasan yang ditetapkan. pemeliharaan GIS 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan 2.4. Rancangan analisis pemeliharaan GIS di tempat kerja disiapkan sesuai format standar yang berlaku. 2.5. Perlengkapan kerja untuk evaluasi pemeliharaan. 3. Melaksanakan analisis 3.1. analisis pemeliharaan GIS didiskusikan bersama pelaksana . pemeliharaan GIS 3.2. Perlengkapan kerja untuk analisis secara pemeliharaan GIS digunakan sesuai SOP yang menyeluruh ditetapkan. 3.4. analisis pemeliharaan GIS dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan prosedur pemeliharaan GIS yang berlaku. 3.5. hasil analisis pemeliharaan GIS dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya. 4. Membandingkan 4.1. Hasil analisis pemeliharaan GIS dibandingkan analisis berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan pemeliharaan GIS kecukupan. dengan lapangan. kondisi 4.2. Hasil analisis pemeliharaan GIS dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan batasan standar yang berlaku. 4.3. Hasil analisis pemeliharaan GIS dibandingkan dengan penugasan. 5. Membuat pekerjaan laporan 5.1. Hasil analisis pemeliharaan GIS dilaporkan dalam format pemeliharaan. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 305 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 5.2. Perbedaan hasil analisis pemeliharaan GIS dicatat dalam format laporan evaluasi pemeliharaan. BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis pemeliharaan GIS yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 2. Peraturan yang diperlukan 2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5. Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1 Norma 3.1.1 Partisipatif 3.2 Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK) analisis pemeliharaan GIS yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian GIS yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis pemeliharaan GIS. 3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis pemeliharaan GIS. 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK 4.2. Perlengkapan 4.2.1. Buku ceklists 4.2.2. Gambar teknik/single line diagram Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 306 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi pemeliharaan GIS. 2.3 Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan: 3.1.1. Persyaratan kerja analisis pemeliharaan GIS. 3.1.2. Ilmu Bahan Listrik. 3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan. 3.2. Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan GIS. 3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan GIS. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.61. Melaksanakan Analisis Pemeliharaan Bay Transformator Kode Unit : D.35.125.03.061.1 Judul Unit :Melaksanakan analisis pemeliharaan bay transformator. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 307 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha Deskripsi Unit :Unit kompetensi menganalisis ini berkaitan pemeliharaan bay dengan kegiatan transformator sesuai standar dan batasan yang ditetapkan ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Menterjemahkan dan membuat intetprestasi 1.1. Perintah kerja evaluasi pemeliharaan bay transformator. 1.2. analisis pemeliharaan analisis diidentifikasi pemeliharaan bay batasan yang ditetapkan. transformator. koordinasi 1.3. Ilmu sesuai pengetahuan bay dengan terkait transformator standar dengan dan analisis pemeliharaan bay transformator dipelajari. 2. Menyusun rencana 2.1. analisis kerja analisis pemeliharaan bay transformator pemeliharaan bay transformator diidentifikasi. 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat sesuai standar dan batasan yang ditetapkan. 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan 2.4. Rancangan analisis pemeliharaan bay transformator di tempat kerja disiapkan sesuai format standar yang berlaku. 2.5. Perlengkapan kerja untuk evaluasi pemeliharaan. 3. Melaksanakan analisis 3.1. analisis pemeliharaan bay didiskusikan bersama pelaksana . pemeliharaan bay 3.2. Perlengkapan kerja untuk analisis transformator digunakan transformator pemeliharaan secara sesuai SOP yang ditetapkan. menyeluruh transformator 3.4. analisis bay pemeliharaan bay transformator dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan prosedur pemeliharaan bay transformator yang berlaku. 3.5. hasil analisis pemeliharaan bay transformator dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 308 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 3.7. pekerjaan pemeliharaan bay transformator dianalisis 4. Membandingkan 4.1. Hasil analisis pemeliharaan bay transformator analisis dibandingkan berdasarkan validitas, otentik, pemeliharaan bay kekinian dan kecukupan. transformator dengan 4.2. Hasil analisis pemeliharaan bay transformator kondisi dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai lapangan. prosedur dan batasan standar yang berlaku. 4.3. Hasil analisis pemeliharaan bay transformator dibandingkan dengan penugasan. 5. Membuat laporan 5.1. Hasil analisis pemeliharaan bay transformator analisis dilaporkan dalam format pemeliharaan. pemeliharaan bay 5.2. Perbedaan hasil analisis pemeliharaan bay transformator transformator dicatat dalam format laporan evaluasi pemeliharaan. BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis pemeliharaan bay transformator yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1 Norma 3.1.1 Partisipatif 3.2 Standar Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 309 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK) analisis pemeliharaan bay transformator yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis pemeliharaan bay transformator. 3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis pemeliharaan bay transformator. 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK 4.2. Perlengkapan 4.2.1. Buku ceklists 4.2.2. Gambar teknik/single line diagram PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi pemeliharaan SUTT 2.3 Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1. pemeliharaan dilaksanakan di lokasi instalasi terpasang sesuai dengan keadaan sebenarnya, dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan: 3.1.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan: 3.1.1.1. Persyaratan kerja analisis pemeliharaan bay transformator. 3.1.1.2. Ilmu Bahan Listrik. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 310 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.1.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan. 3.2. Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi. 3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.62. Melaksanakan Analisis Pemeliharaan Switchgear Kode Unit : D.35.125.03.062.1 Judul Unit :Melaksanakan analisis pemeliharaan switchgear. Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan menganalisis pemeliharaan switchgear sesuai standar dan batasan yang ditetapkan ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Menterjemahkan dan membuat intetprestasi 1.1. Perintah evaluasi koordinasi pemeliharaan bay switchgear. 1.2. analisis pemeliharaan switchgear diidentifikasi analisis sesuai pemeliharaan ditetapkan. switchgear. kerja 1.3. Ilmu dengan standar pengetahuan dan terkait batasan dengan yang analisis pemeliharaan switchgear dipelajari. 2. Menyusun 2.1. analisis pemeliharaan switchgear diidentifikasi. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 311 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI rencana kerja 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat analisis sesuai standar dan batasan yang ditetapkan. pemeliharaan 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan switchgear. 2.4. Rancangan analisis pemeliharaan switchgear di tempat kerja disiapkan sesuai format standar yang berlaku. 2.5. Perlengkapan kerja untuk evaluasi pemeliharaan. 3. Melaksanakan analisis 3.1. analisis pemeliharaan switchgear didiskusikan bersama pelaksana . pemeliharaan 3.2. Perlengkapan kerja switchgear secara pemeliharaan menyeluruh SOP yang ditetapkan. switchgear untuk analisis digunakan sesuai 3.4. analisis pemeliharaan switchgear dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan prosedur pemeliharaan switchgear yang berlaku. 3.5. hasil analisis pemeliharaan switchgear dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya. 3.7. pekerjaan pemeliharaan switchgear dianalisis 4. Membandingkan 4.1. Hasil analisis pemeliharaan switchgear analisis dibandingkan berdasarkan validitas, otentik, pemeliharaan kekinian dan kecukupan. switchgear dengan 4.2. Hasil kondisi lapangan. analisis pemeliharaan switchgear dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan batasan standar yang berlaku. 4.3. Hasil analisis pemeliharaan switchgear dibandingkan dengan penugasan. 5. Membuat laporan 5.1. Hasil analisis pemeliharaan switchgear analisis pemeliharaan switchgear dilaporkan dalam format pemeliharaan. 5.2. Perbedaan switchgear hasil dicatat analisis dalam pemeliharaan format laporan evaluasi pemeliharaan. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 312 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis pemeliharaan switchgear yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1 Norma 3.1.1 Partisipatif 3.2 Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK) analisis pemeliharaan switchgear yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis pemeliharaan switchgear. 3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis pemeliharaan switchgear. 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1. Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK 4.2. Perlengkapan 4.2.1. Buku ceklists 4.2.2. Gambar teknik/single line diagram PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 313 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi pemeliharaan SUTT. 2.3 Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1. pemeliharaan dilaksanakan di lokasi instalasi terpasang sesuai dengan keadaan sebenarnya, dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan: 3.1.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan: 3.1.1.1. Persyaratan kerja analisis pemeliharaan switchgear. 3.1.1.2. Ilmu Bahan Listrik. 3.1.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan. 3.2. Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi. 3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.63. Melaksanakan Analisis Pemeliharaan Common Facility Kode Unit : D.35.125.02.131.1 Judul Unit :Melaksanakan analisis pemeliharaan common facility. Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan menganalisis pemeliharaan common facility sesuai standar dan batasan yang ditetapkan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 314 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Menterjemahkan dan membuat intetprestasi 1.1. Perintah kerja evaluasi pemeliharaan common facility. 1.2. analisis pemeliharaan analisis diidentifikasi pemeliharaan batasan yang ditetapkan. common facility. koordinasi 1.3. Ilmu sesuai pengetahuan common dengan terkait facility standar dengan dan analisis pemeliharaan common facility dipelajari. 2. Menyusun 2.1. analisis rencana kerja analisis pemeliharaan common facility diidentifikasi. 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat pemeliharaan common facility sesuai standar dan batasan yang ditetapkan. 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan 2.4. Rancangan analisis pemeliharaan common facility di tempat kerja disiapkan sesuai format standar yang berlaku. 2.5. Perlengkapan kerja untuk evaluasi pemeliharaan. 3. Melaksanakan analisis secara menyeluruh pemeliharaan common facility didiskusikan bersama pelaksana . pemeliharaan common 3.1. analisis facility 3.2. Perlengkapan pemeliharaan kerja common untuk facility analisis digunakan sesuai SOP yang ditetapkan. 3.4. analisis pemeliharaan common facility dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan prosedur pemeliharaan common facility yang berlaku. 3.5. hasil analisis pemeliharaan common facility dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya. 3.7. pekerjaan pemeliharaan common facility dianalisis Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 315 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 4. Membandingkan 4.1. Hasil analisis pemeliharaan common facility analisis dibandingkan berdasarkan validitas, otentik, pemeliharaan kekinian dan kecukupan. common facility. 4.2. Hasil analisis pemeliharaan common facility dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan batasan standar yang berlaku. 4.3. Hasil analisis pemeliharaan common facility dibandingkan dengan penugasan. 5. Membuat laporan 5.1. Hasil analisis pemeliharaan common facility analisis dilaporkan dalam format pemeliharaan. pemeliharaan 5.2. Perbedaan hasil analisis pemeliharaan common common facility facility dicatat dalam format laporan evaluasi pemeliharaan. BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis pemeliharaan common facility yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1 Norma 3.1.1 Partisipatif 3.2 Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK) analisis pemeliharaan common Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia facility yang ditetapkan 316 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian instalasi gardu induk yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis pemeliharaan common facility. 3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis pemeliharaan common facility. 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1. Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK 4.2. Perlengkapan 4.2.1. Buku ceklists 4.2.2. Gambar teknik/single line diagram PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi pemeliharaan common facility. 2.3 Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1. pemeliharaan dilaksanakan di lokasi instalasi terpasang sesuai dengan keadaan sebenarnya, dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan: 3.1.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan: 3.1.1.1. Persyaratan kerja analisis pemeliharaan common facility. 3.1.1.2. Ilmu Bahan Listrik. 3.1.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan. 3.2. Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan gardu induk. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 317 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.2.2 Orientasi lapangan pada gardu induk. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan 3.2.64. Menetapkan Hasil pemeliharaan Gardu Induk Kode Unit : D.35.125.03.064.1 Judul Unit :Menetapkan hasil pemeliharaan Gardu Induk. Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan penetapan hasil Pelaksanaan pemeliharaan Gardu Induk, Lengkap Dengan Sarana Bantunya sesuai standar dan batasan yang ditetapkan ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan 1.1. Perintah kerja pengendalian dan pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan pengkoordinasian GI . Pelaksanaan pemeliharaan GI , 1.2. pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GI sesuai dengan standar dan diidentifikasi batasan yang ditetapkan. 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GI dipelajari. 2. Mempersiapkan pola pengendalian 2.1. pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GI diidentifikasi. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 318 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI dan 2.2. Daftar periksa (Check list) pengendalian dan pengkoordinasian pengkoordinasian Pelaksanaan dibuat sesuai Pelaksanaan standar dan batasan yang ditetapkan. pemeliharaan GI 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan 2.4. Rancangan pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GI di tempat kerja disiapkan sesuai format standar yang berlaku. 2.5. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GI 3. Melaksanakan 3.1. pengendalian dan pengkoordinasian pengendalian dan Pelaksanaan pemeliharaan GI pengkoordinasian bersama pelaksana . Pelaksanaan pemeliharaan GI didiskusikan 3.2. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GI digunakan sesuai SOP yang ditetapkan. 3.4. pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GI sesuai dengan keperluan dilaksanakan dan prosedur pemeliharaan GI yang berlaku. 3.5. hasil pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GI dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya. 4. Membandingkan 4.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian pengendalian dan Pelaksanaan pemeliharaan GI dibandingkan pengkoordinasian berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan Pelaksanaan kecukupan. pemeliharaan GI 4.2. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GI dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan batasan standar yang berlaku. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 319 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 4.3. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GI dibandingkan dengan penugasan. 5. Membuat laporan 5.1. Hasil pengendalian dan pengendalian dan Pelaksanaan pengkoordinasian dalam format pemeliharaan. Pelaksanaan 5.2. Perbedaan pemeliharaan GI pengkoordinasian pemeliharaan hasil GI dilaporkan pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GI dicatat dalam format laporan evaluasi pemeliharaan. BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GI yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1 Norma 3.1.1 Partisipatif 3.2 Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK) pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GI yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi pemeliharaan GI yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Persyaratan Kerja pengendalian dan pengkoordinasian Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 320 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha Pelaksanaan pemeliharaan GI . 3.2.4 SOP Pelaksanaan pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GI . 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK 4.2. Perlengkapan 4.2.1. Buku ceklists 4.2.2. Gambar teknik/single line diagram PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GI. 2.3 Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1. pemeliharaan dilaksanakan di lokasi instalasi terpasang sesuai dengan keadaan sebenarnya, dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan: 3.1.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan: 3.1.1. Persyaratan kerja pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GI . 3.1.2. Ilmu Bahan Listrik. 3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan. 3.2. Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi. 3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan GI. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 321 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.65. Menetapkan Hasil pemeliharaan GITET Kode Unit : D.35.125.03.065.1 Judul Unit :Menetapkan Hasil pemeliharaan GITET. Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan penetapan hasil Pelaksanaan pemeliharaan GITET, Lengkap Dengan Sarana Bantunya sesuai standar dan batasan yang ditetapkan ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan 1.1. Perintah kerja pengendalian dan pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan pengkoordinasian GITET. Pelaksanaan 1.2. pengendalian dan pengkoordinasian pemeliharaan Pelaksanaan pemeliharaan GITET diidentifikasi GITET, sesuai dengan standar dan batasan yang ditetapkan. 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GITET dipelajari. 2. Mempersiapkan 2.1. pengendalian pola pengendalian Pelaksanaan dan diidentifikasi. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia dan pengkoordinasian pemeliharaan GITET 322 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI pengkoordinasian 2.2. Daftar periksa (Check list) pengendalian dan Pelaksanaan pengkoordinasian Pelaksanaan dibuat sesuai pemeliharaan standar dan batasan yang ditetapkan. GITET 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan 2.4. Rancangan pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GITET di tempat kerja disiapkan sesuai format standar yang berlaku. 2.5. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GITET 3. Melaksanakan 3.1. pengendalian dan pengkoordinasian pengendalian dan Pelaksanaan pemeliharaan GITET didiskusikan pengkoordinasian bersama pelaksana . Pelaksanaan 3.2. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan pemeliharaan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GITET GITET digunakan sesuai SOP yang ditetapkan. 3.4. pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GITET dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan prosedur pemeliharaan GITET yang berlaku. 3.5. hasil pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GITET dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya. 4. Membandingkan 4.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian pengendalian dan Pelaksanaan pengkoordinasian dibandingkan berdasarkan validitas, otentik, Pelaksanaan kekinian dan kecukupan. pemeliharaan GITET 4.2. Hasil pemeliharaan pengendalian Pelaksanaan dan GITET pengkoordinasian pemeliharaan GITET dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan batasan standar yang berlaku. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 323 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 4.3. Hasil pengendalian Pelaksanaan dan pengkoordinasian pemeliharaan GITET dibandingkan dengan penugasan. 5. Membuat laporan 5.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian pengendalian dan Pelaksanaan pemeliharaan GITET dilaporkan pengkoordinasian dalam format pemeliharaan. Pelaksanaan 5.2. Perbedaan hasil pengendalian dan pemeliharaan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GITET GITET dicatat dalam format laporan evaluasi pemeliharaan. BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GITET yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1 Norma 3.1.1 Partisipatif 3.2 Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK) pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GITET yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi pemeliharaan GITET yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Persyaratan Kerja pengendalian dan pengkoordinasian Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 324 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha Pelaksanaan pemeliharaan GITET. 3.2.4 SOP Pelaksanaan pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GITET. 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK 4.2. Perlengkapan 4.2.3. Buku ceklists 4.2.4. Gambar teknik/single line diagram PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2 Menggunakan pengendalian peralatan/perkakas dan pengkoordinasian kerja hand Pelaksanaan tools untuk pemeliharaan GITET. 2.3 Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan: 3.1.1. Persyaratan kerja pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GITET. 3.1.2. Ilmu Bahan Listrik. 3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan. 3.2. Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan GI. 3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan GI. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 325 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.66. Menetapkan Hasil Pemeliharaan GIS. Kode Unit : D.35.125.03.066.1 Judul Unit :Menetapkan Hasil pemeliharaan GIS. Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan penetapan hasil Pelaksanaan pemeliharaan GIS, Lengkap Dengan Sarana Bantunya sesuai standar dan batasan yang ditetapkan ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan 1.1. Perintah kerja pengendalian dan pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan pengkoordinasian GIS. Pelaksanaan pemeliharaan GIS, 1.2. pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GIS diidentifikasi sesuai dengan standar dan batasan yang ditetapkan. 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GIS dipelajari. 2. Mempersiapkan pola pengendalian dan 2.1. pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GIS diidentifikasi. 2.2. Daftar periksa (Check list) pengendalian dan pengkoordinasian pengkoordinasian Pelaksanaan dibuat sesuai Pelaksanaan standar dan batasan yang ditetapkan. pemeliharaan GIS 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 326 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 2.4. Rancangan pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GIS di tempat kerja disiapkan sesuai format standar yang berlaku. 2.5. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GIS 3. Melaksanakan 3.1. pengendalian dan pengkoordinasian pengendalian dan Pelaksanaan pemeliharaan GIS didiskusikan pengkoordinasian bersama pelaksana . Pelaksanaan pemeliharaan GIS 3.2. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GIS digunakan sesuai SOP yang ditetapkan. 3.4. pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GIS dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan prosedur pemeliharaan GIS yang berlaku. 3.5. hasil pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GIS dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya. 4. Membandingkan 4.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian pengendalian dan Pelaksanaan pemeliharaan GIS dibandingkan pengkoordinasian berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan Pelaksanaan kecukupan. pemeliharaan GIS 4.2. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GIS dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan batasan standar yang berlaku. 4.3. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GIS dibandingkan dengan penugasan. 5. Membuat laporan 5.1. Hasil pengendalian dan pengendalian dan Pelaksanaan pengkoordinasian dalam format pemeliharaan. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia pemeliharaan pengkoordinasian GIS dilaporkan 327 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI Pelaksanaan 5.2. Perbedaan pemeliharaan GIS hasil a pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GIS dicatat dalam format laporan evaluasi pemeliharaan. BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GIS yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1 Norma 3.1.1 Partisipatif 3.2 Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK) pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GIS yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Persyaratan Kerja pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GIS. 3.2.4 SOP Pelaksanaan pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GIS. 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 328 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK 4.2. Perlengkapan 4.2.1. Buku ceklists 4.2.2. Gambar teknik/single line diagram PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GIS 2.3 Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1. pemeliharaan dilaksanakan di lokasi instalasi terpasang sesuai dengan keadaan sebenarnya, dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan: 3.1.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan: 3.1.1.1. Persyaratan kerja pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GIS. 3.1.1.2. Ilmu Bahan Listrik. 3.1.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan. 3.2. Keterampilan 3.2.3 Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi. 3.2.4 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 329 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan. 3.2.67. Menetapkan Hasil Pemeliharaan Common Facility Kode Unit : D.35.125.03.067.1 Judul Unit :Menetapkan hasil pemeliharaan common facility. Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan penetapan hasil Pelaksanaan pemeliharaan common facility, Lengkap Dengan Sarana Bantunya sesuai standar dan batasan yang ditetapkan ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan 1.1. Perintah kerja pengendalian dan pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan pengkoordinasian common facility. Pelaksanaan 1.2. pengendalian dan pengkoordinasian pemeliharaan Pelaksanaan pemeliharaan common facility, diidentifikasi sesuai common dengan facility standar dan batasan yang ditetapkan. 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan common facility dipelajari. 2. Mempersiapkan 2.1. pengendalian pola pengendalian Pelaksanaan dan diidentifikasi. pengkoordinasian dan pemeliharaan pengkoordinasian common facility 2.2. Daftar periksa (Check list) pengendalian dan Pelaksanaan pengkoordinasian Pelaksanaan dibuat sesuai pemeliharaan standar dan batasan yang ditetapkan. common facility 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 330 DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 2.4. Rancangan pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan common facility di tempat kerja disiapkan sesuai format standar yang berlaku. 2.5. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan common facility 3. Melaksanakan 3.1. pengendalian dan pengkoordinasian pengendalian dan Pelaksanaan pengkoordinasian didiskusikan bersama pelaksana . Pelaksanaan pemeliharaan common facility 3.2. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan pemeliharaan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan common facility common facility digunakan sesuai SOP yang ditetapkan. 3.4. pengendalian Pelaksanaan dan pengkoordinasian pemeliharaan common facility dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan prosedur pemeliharaan common facility yang berlaku. 3.5. hasil pengendalian Pelaksanaan dan pemeliharaan pengkoordinasian common facility dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya. 4. Membandingkan 4.1. Hasil pengendalian dan pengendalian dan Pelaksanaan pengkoordinasian dibandingkan berdasarkan validitas, otentik, Pelaksanaan kekinian dan kecukupan. pemeliharaan common facility 4.2. Hasil pemeliharaan pengkoordinasian pengendalian Pelaksanaan dan pemeliharaan common facility pengkoordinasian common facility dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan batasan standar yang berlaku. 4.3. Hasil pengendalian Pelaksanaan dan pemeliharaan pengkoordinasian common dibandingkan dengan penugasan. -331- facility DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 5. Membuat laporan 5.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian pengendalian dan Pelaksanaan pengkoordinasian dilaporkan dalam format pemeliharaan. Pelaksanaan pemeliharaan 5.2. Perbedaan hasil common pengendalian facility dan pemeliharaan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan common facility common facility dicatat dalam format laporan evaluasi pemeliharaan. BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan common facility yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1 Norma 3.1.1 Partisipatif 3.2 Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK) pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan common facility yang ditetapkan perusahaan. 3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi yang ditetapkan perusahaan. 3.2.3 SOP Persyaratan Kerja pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan common facility. 3.2.4 SOP Pelaksanaan pengendalian dan Pelaksanaan pemeliharaan common facility. -332- pengkoordinasian DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1. Peralatan 4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK 4.2. Perlengkapan 4.2.1. Buku ceklists 4.2.2. Gambar teknik/single line diagram PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan. 2.2 Menggunakan pengendalian peralatan/perkakas dan pengkoordinasian kerja hand Pelaksanaan tools untuk pemeliharaan common facility. 2.3 Menginterpretasikan gambar teknik. 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan: 3.1.1. Persyaratan kerja pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan common facility. 3.1.2. Ilmu Bahan Listrik. 3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan. 3.2. Keterampilan 3.2.1 Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi. 3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT. 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1. Teliti. 4.2. Cermat. 4.3. Disiplin. 5. Aspek Penting -333- DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan 3.2.68. Melaksanakan Pengelolaan Dan Pengembangan Metode Pemeliharaan Gardu Induk Kode Unit : D.35.125.03.068.1 Judul Unit :Melaksanakan pengelolaan dan pengembangan dan pemeliharaan Gardu Induk Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengelolaan pemeliharaan pada Gardu Induk sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku. ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Merencanakan 1.1. pemeliharaan yang berlaku saat ini dipelajari tugas pengelolaan dan dikaji efektivitasnya dengan menggunakan dan pendekatan metode penyebab ketidaksesuaian pengembangan pemeliharaan metode 1.2. Hasil kajian pemeliharaan diinteprestasikan pemeliharaan dan Gardu Induk permasalahan. disusun alternatif penanggulangan 1.3. Data penyebab deviasi dianalisis dan dicari apa penyebabnya dan disusun rencana “design” penyebab ketidaksesuaian pemeliharaan yang baru. 1.4. Alternatif pengembangan metode pemeliharaan disiapkan. 1.5. Penugasan yang diterima diperiksa untuk memastikan bahwa instruksi telah dimengerti sesuai standar pemeliharaan 2. Menyiapkan dan data 2.1. Standar peralatan unjuk kerja kebijakan manajemen. -334- disiapkan sesuai DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI kerja analisis 2.2. Perangkat lunak dan perangkat keras untuk Gardu Induk mengolah data disiapkan 2.3. Data permasalahan lapangan dipelajari dan dimengerti penyebab permasalahannya. 3. Menggunakan data 3.1 untuk memecahkan masalah Manajemen tentang unjuk kerja. 3.2 dan Deviasi data lapangan dengan standar pada kebijakan manajemen dipelajari dan dianalisis mengembangkan metode Data lapangan dibandingkan dangan kebijakan penyebabnya. 3.3 Penyebab deviasi dipelajari dan disimulasikan pemeliharan dengan beberapa metode untuk mendapatkan Gardu Induk metode pemeliharaan yang paling optimum untuk dijadikan solusi penanggulangan masalah. 3.4 Metode pemeliharaan yang baru disampaikan kepada manajemen 4. Memeriksa 4.1 kesesuaian hasil Metode pemeliharaan yang baru dibandingkan dengan metode sebelumnya sejauh mana yang belum efektifitas dari metode baru ini. 4.2 Penyempurnaan metode baru sesuai dengan kondisi lapangan dilakukan. 4.3 Bimbingan teknis untuk pekerjaan perbaikan diberikan. 5. Membuat laporan 5.1 pekerjaan Laporan format pekerjaan dan dibuat prosedur sesuai yang dengan ditetapkan perusahaan. BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel 1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku 2. Peraturan yang diperlukan 2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan -335- DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Norma dan Standar 3.1. Norma (tidak ada) 3.2. Standar 3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan yang ditetapkan perusahaan. 4. Peralatan dan Perlengkapan 4.1 Peralatan 4.1.1. Komputer 4.1.2. Alat Komunikasi 4.2. Perlengkapan 4.2.1. Alat Tulis Kantor (ATK) 4.2.2. Dokumen SOP dilokasi uji kompetensi 4.2.3. Form analisis pemeliharaan PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja, harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 1.2. Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara tertulis, lisan, dan observasi lapangan 2. Persyaratan Kompetensi 2.1 Pemecahan masalah (trouble shooting) 2.2. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis, dokumentasi K2, instruksi manual peralatan dan SOP; alat kerja dan material kerja yang diperlukan dalam kegiatan ini disiapkan 3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan 3.1.1 Metode Operasional Research (OR) -336- DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha 3.12 Statistik 3.1.3 Analisis Data, Orang, dan Benda (DOB) 3.1.4 pemeliharaan transmisi 3.1.5 Bisnis Ketenagalistrikan. 3.2 Keterampilan 3.2.1 Menggunakan perangkat lunak dan keras komputer 3.2.2 Menyusun kuisioner 3.2.3 Menyusun tahapan pemeliharaan 4. Sikap Kerja yang Diperlukan 4.1 Komitmen menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang disepakati 4.2 Pelaksanaan kerja sesuai Rencana Kerja Anggaran (RKA) yang telah disepakati 4.3 Bekerja berdasarkan kontrak kerja yang disepakati 5. Aspek Penting Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan perusahaan -337- DJK.K 351.25 Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha BAB IV PENUTUP Pedoman Penggunaan Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Bidang Transmisi ini merupakan panduan penyusunan standar uji bagi Lembaga Sertifikasi Kompetensi Asesor/Panitia Uji Kompetensi (PUK) Ketenagalistrikan dalam penyelenggaraan proses sertifikasi bagi tenaga teknik bidang transmisi subbidang pemeliharaan, dan bagi Lembaga Diklat/Pelatihan merupakan panduan dalam penyusunan standar latih/kurikulum silabus. Pemaketan kualifikasi Jabatan Okupasi bagi tenaga teknik yang bekerja di transmisi tenaga listrik pada pekerjaan pada pedoman disesuaikan dengan jenjang kualifikasi pada KKNI yang terdiri dari jenjang 1 hingga jenjang 9. Pada pedoman ini mengatur untuk jenjang kualifikasi KKNI level 1 sampai dengan level 6 yang terdiri dari: 68 (ENAMPULUH DELAPAN) unit kompetensi, dikemas pada 6 (enam) kualifikasi jabatan dengan total 16 (enam belas) kemungkinan jabatan, sedangkan untuk kualifikasi KKNI level 7 sampai dengan level 9 akan diatur pada pedoman yang lain Pemaketan kualifikasi jabatan okupasi asesor kompetensi dan asesor badan usaha pada pedoman ini menjadi panduan dalam penerbitan sertifikat kompetensi berdasarkan okupasi jabatan sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM No 46 tahun 2017 tentang Standardisasi Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan. -338-