Uploaded by luthfiansyah.r99

6. Lampiran pedoman transmisi pemeliharaan

advertisement
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
KETENAGALISTRIKAN
NOMOR : 243/20/DJL.1/2019
TENTANG
PEDOMAN
STANDAR
KOMPETENSI
TENAGA
TEKNIK
KETENAGALISTRIKAN DI BIDANG
TRANSMISI TENAGA LISTRIK
PEDOMAN STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK
KETENAGALISTRIKAN PADA PEKERJAAN PEMELIHARAAN
BIDANG TRANSMISI
DJK-K.D351.25
Jakarta, 18 Maret 2019
DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
KATA PENGANTAR
Sesuai
dengan
Undang-Undang
Nomor
30
Tahun
2009
tentang
Ketenagalistrikan menyatakan bahwa setiap tenaga teknik dalam usaha
ketenagalistrikan wajib memiliki Sertifikat Kompetensi, guna mewujudkan
kondisi instalasi tenaga listrik yang aman, andal dan ramah lingkungan.
Penerbitan
Sertifikat
Kompetensi
dilakukan
oleh
Lembaga
Sertifikasi
Kompetensi yang mendapatkan akreditasi atau penunjukan dari Menteri
ESDM dilaksanakan secara objektif melalui penilaian yang adil, sah dan andal,
dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan lain agar memberikan keyakinan dan
kepercayaan bagi pemangku kepentingan.
Dalam melaksanakan sertifikasi kompetensi, Lembaga Sertifikasi Kompetensi
harus berpedoman pada Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
(SKTTK) yang telah dikemas dalam okupasi jabatan sesuai jenjang kualifikasi
ketenagalistrikan. Rancangan SKTTK pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi
Tenaga Listrik yang disusun dan dikemas dalam okupasi jabatan oleh Tim
Perumus Standar Kompetensi telah mendapatkan aklamasi pada Forum
Konsensus yang diselenggarakan pada tanggal 30 November 2017 di Jakarta.
Sesuai Pasal 14 ayat (3) Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik
Ketenagalistrikan, menyatakan bahwa SKTTK hasil Forum Konsensus dapat
digunakan sebagai pedoman oleh pemangku kepentingan ketenagalistrikan
sampai dengan rancangan SKTTK ditetapkan dan diberlakukan oleh Menteri
ESDM. Oleh karena itu, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan perlu menetapkan
“Pedoman
Standar
Kompetensi
Tenaga
Teknik
Ketenagalistrikan
Pada
Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik” sebagai acuan dalam
melaksanakan
sertifikasi
kompetensi
terhadap
tenaga
teknik
Ketenagalistrikan.
Jakarta, 23 Januari 2018
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan
Andy Noorsaman Sommeng
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
2
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
................................................................................................. 3
BAB I
................................................................................................. 6
PENDAHULUAN .............................................................................................. 6
1.1.
1.2.
1.3.
BAB II
Latar Belakang .................................................................. 6
Pengertian ........................................................................ 6
Penggunaan SKTTK ........................................................... 8
............................................................................................... 10
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN ................ 10
2.1.
2.2.
2.3.
2.3.1.
2.3.2.
2.3.3.
2.3.4.
2.3.5.
2.3.6.
2.3.7.
2.3.8.
2.3.9.
2.3.10.
BAB III
Pemetaan SKTTK .............................................................. 10
Pengemasan Kualifikasi Jabatan ......................................... 14
Uraian Kualifikasi Jabatan ................................................. 17
Pelaksana Muda Pemeliharaan Transmisi ............................. 17
Pelaksana Madya Pemeliharaan Jaringan Transmisi ............... 18
Pelaksana Madya Pemeliharaan Gardu Induk........................ 20
Pelaksana Utama Pemeliharaan Jaringan Transmisi ............... 22
Pelaksana Utama Pemeliharaan Gardu Induk........................ 24
Analis Muda Pemeliharaan Jaringan Transmisi ..................... 26
Analis Muda Pemeliharaan Gardu Induk .............................. 28
Analis Madya Pemeliharaan Jaringan Transmisi .................... 29
Analis Madya Pemeliharaan Gardu Induk ............................. 31
Analis Utama Pemeliharaan Sistem Transmisi ....................... 32
............................................................................................... 34
3.1.
3.2.
3.2.1.
Daftar Unit Kompetensi ..................................................... 34
Uraian Unit Kompetensi .................................................... 38
Membantu Pelaksanaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga
Listrik ............................................................................. 38
Mengkoordinir Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik ............ 41
Mensupervisi Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik .............. 44
Menetapkan Hasil pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik ....... 48
Mengelola Pelaksanaan pemeliharaan Transmisi Tenaga
Listrik ............................................................................. 53
Melaksanakan Pemeliharaan Pondasi Dan Tiang SUTT ............ 58
Melaksanakan Pemeliharaan Pondasi Dan Tiang SUTET .......... 63
Melaksanakan Pemeliharaan Konduktor Dan Aksesoris SUTT .. 67
Melaksanakan Pemeliharaan Konduktor Dan Aksesoris
SUTET ............................................................................. 72
Melaksanakan Pemeliharaan Jalur SKTT .............................. 77
Melaksanakan Pemeliharaan Jalur SKLT .............................. 82
Melaksanakan Pemeliharaan Minyak Insulasi Dan Tangki
Ekspansi ......................................................................... 86
Melaksanakan Pemeliharaan Cross Bounding, Sealing End
Dan Sambungan SKTT ....................................................... 91
Melaksanakan Pemeliharaan Cross Bounding, Sealing End
Dan Sambungan SKLT ...................................................... 96
3.2.2.
3.2.3.
3.2.4.
3.2.5.
3.2.6.
3.2.7.
3.2.8.
3.2.9.
3.2.10.
3.2.11.
3.2.12.
3.2.13.
3.2.14.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
3
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.2.15.
3.2.16.
3.2.17.
3.2.18.
3.2.19.
3.2.20.
3.2.21.
3.2.22.
3.2.23.
3.2.24.
3.2.25.
3.2.26.
3.2.27.
3.2.28.
3.2.29.
3.2.30.
3.2.31.
3.2.32.
3.2.33.
3.2.34.
3.2.35.
3.2.36.
3.2.37.
3.2.38.
3.2.39.
3.2.40.
3.2.41.
3.2.42.
3.2.43.
3.2.44.
3.2.45.
3.2.46.
3.2.47.
3.2.48.
Melaksanakan Pemeliharaan Proteksi Minyak Kabel SKTT ..... 100
Melaksanakan Pemeliharaan Proteksi Minyak Kabel SKLT .... 105
Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Pondasi Dan Tiang
SUTT ............................................................................. 110
Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Pondasi Dan Tiang
SUTET ........................................................................... 115
Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Konduktor Dan
Aksesoris SUTT ............................................................... 120
Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Konduktor Dan
Aksesoris SUTET ............................................................. 126
Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Jalur SKTT .............. 131
Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Jalur SKLT .............. 136
Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Minyak Insulasi Dan
Tangki Ekspansi ............................................................. 140
Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Cross Bounding,
Sealing End Dan Sambungan SKTT .................................... 145
Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Cross Bounding,
Sealing End Dan Sambungan SKLT .................................... 150
Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Proteksi Minyak Kabel
SKTT ............................................................................. 155
Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Proteksi Minyak Kabel
SKLT ............................................................................. 160
Melaksanakan Analisis Pemeliharaan SUTT ......................... 164
Melaksanakan Analisis Pemeliharaan SUTET ....................... 168
Melaksanakan Analisis Pemeliharaan SKTT ......................... 171
Melaksanakan Analisis Pemeliharaan SKLT ......................... 174
Menetapkan Hasil Pelaksanaan pemeliharaan SUTT ............. 178
Menetapkan Hasil Pelaksanaan pemeliharaan SUTET ........... 182
Menetapkan Hasil Pelaksanaan pemeliharaan Saluran Kabel
Tanah Tegangan Tinggi (SKTT)........................................... 186
Menetapkan Hasil Pelaksanaan pemeliharaan Saluran Kabel
Laut Tegangan Tinggi (SKLT) ............................................. 190
Melaksanakan Pengelolaan Dan Pengembangan Metode
Pemeliharaan Jaringan Transmisi ...................................... 194
Melaksanakan Pemeliharaan Peralatan Gardu Induk ............ 197
Melaksanakan Pemeliharaan Kumparan, Inti Besi Dan Alat
Bantunya Pada Transformator ........................................... 202
Melaksanakan Pemeliharaan Media Insulasi Transformator ... 207
Melaksanakan Pemeliharaan Proteksi Internal Transformator . 212
Melaksanakan Pemeliharaan Proteksi Bay Transformator ....... 217
Melaksanakan Pemeliharaan Peralatan Pemutus Tenaga ....... 221
Melaksanakan Pemeliharaan Peralatan Pemisah (PMS) .......... 226
Melaksanakan
Pemeliharaan
Transformator
Auxilliary
(CT,CVT,PT) .................................................................... 231
Melaksanakan Pemeliharaan Proteksi Switchgear ................. 236
Melaksanakan Pemeliharaan Common Facility Gardu Induk ... 241
Melaksanakan Pemeliharaan SCADA/TEL ........................... 245
Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Peralatan Gardu
Induk ............................................................................ 250
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
4
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.2.49.
3.2.50.
3.2.51.
3.2.52.
3.2.53.
3.2.54.
3.2.55.
3.2.56.
3.2.57.
3.2.58.
3.2.59.
3.2.60.
3.2.61.
3.2.62.
3.2.63.
3.2.64.
3.2.65.
3.2.66.
3.2.67.
3.2.68.
BAB IV
PENUTUP
Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Media Insulasi
Transformator ................................................................ 255
Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Proteksi Internal
Transformator ................................................................ 260
Mengkoordinir
Pekerjaan
Pemeliharaan
Proteksi
Bay
Transformator. ................................................................ 265
Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Peralatan Pemutus
Tenaga .......................................................................... 270
Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Peralatan Pemisah
(PMS) ............................................................................ 275
Mengkoordinir
Pekerjaan
Pemeliharaan
Transformator
Auxilliary (CT,CVT,PT) ...................................................... 279
Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Proteksi Switchgear ... 284
Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Common Facility
Gardu Induk .................................................................. 289
Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan SCADA/TEL............. 293
Melaksanakan Analisis Pemeliharaan Gardu Induk............... 298
Melaksanakan Analisis Pemeliharaan GITET ........................ 301
Melaksanakan Analisis Pemeliharaan GIS ........................... 304
Melaksanakan Analisis Pemeliharaan Bay Transformator ....... 307
Melaksanakan Analisis Pemeliharaan Switchgear ................. 311
Melaksanakan Analisis Pemeliharaan Common Facility .......... 314
Menetapkan Hasil pemeliharaan Gardu Induk ..................... 318
Menetapkan Hasil pemeliharaan GITET .............................. 322
Menetapkan Hasil Pemeliharaan GIS. ................................. 326
Menetapkan Hasil Pemeliharaan Common Facility ................. 330
Melaksanakan Pengelolaan Dan Pengembangan Metode
Pemeliharaan Gardu Induk ............................................... 334
............................................................................................. 338
............................................................................................. 338
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
5
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada era global, pasar bebas tidak hanya berlaku untuk komoditi
produk barang dan jasa saja yang akan bebas keluar dan masuk kawasan
negara Indonesia, namun termasuk juga tenaga kerja. Kompetisi antar
tenaga kerja yang akan memasuki pasar kerja akan didasarkan pada
kemampuan atau kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing tenaga
kerja. Bukti formal kemampuan atau kompetensi seseorang yang sudah
diakui
saat
ini
adalah
sertifikasi
pelaksanaan sertifikasi kompetensi
kompetensi.
Guna
mendukung
diperlukan sistem standardisasi
kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan. Untuk mengantisipasi pasar
bebas serta untuk memperkuat daya saing tenaga kerja lokal yang akan
memasuki pasar kerja di bidang transmisi, maka perlu disusun program
sertifikasi kompetensi untuk profesi di subbidang pemeliharaan bidang
transmisi tenaga listrik. Langkah awal untuk pelaksanaan sertifikasi
kompetensi adalah penyediaan standar kompetensi yang relevan. Karena
itu, standar kompetensi untuk profesi pemeliharaan transmisi tenaga
listrik perlu disusun.
1.2. Pengertian
Istilah dan Definisi:
1.
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang
selanjutnya
disebut
Standardisasi
Kompetensi
adalah
proses
perumusan, penetapan, pemberlakuan, kaji ulang, penerapan, dan
standar kompetensi yang dilaksanakan secara tertib dan bekerja sama
dengan pemangku kepentingan.
2.
Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang dilanjutnya
disebut SKTTK adalah aturan, pedoman, atau rumusan suatu
kemampuan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan dan
didukung sikap serta penerapannya ditempat kerja yang mengacu
pada
persyaratan
unjuk
kerja,
yang
dibakukan
berdasarkan
konsensus pemangku kepentingan.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
6
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.
Perumusan
SKTTK
pengumpulan
rancangan
dan
SKTTK
adalah
rangkaian
pengolahan
sampai
data
dengan
kegiatan
untuk
dimulai
menyusun
tercapainya
dari
konsep
konsensus
dari
pemangku kepentingan.
4.
Klasifikasi Kompetensi adalah penetapan penggolongan kemampuan
tenaga teknik ketenagalistrikan menurut bidang dan subbidang
kompetensi tertentu.
5.
Kualifikasi Kompetensi adalah penetapan penjenjangan kemampuan
tenaga teknik ketenagalistrikan menurut tingkat atau level dalam
jenjang kualifikasi ketenagalistrikan.
6.
Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga
Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik
dan/atau memiliki pengalaman kerja di bidang ketenagalistrikan.
7.
Asesor Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Asesor adalah
Tenaga Teknik yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan
asesmen sesuai dengan bidang yang diuji.
8.
Kompetensi adalah kemampuan Tenaga Teknik atau Asesor untuk
mengerjakan
suatu
tugas
dan
pekerjaan
yang
dilandasi
oleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja.
9.
Sertifikasi Kompetensi adalah proses penilaian untuk mendapatkan
pengakuan formal terhadap Klasifikasi Kompetensi dan Kualifikasi
Kompetensi Tenaga Teknik atau Asesor pada usaha ketenagalistrikan.
10. Sertifikat Kompetensi adalah bukti pengakuan formal terhadap
Klasifikasi Kompetensi dan Kualifikasi Kompetensi Tenaga Teknik atau
Asesor di bidang ketenagalistrikan.
11. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang selanjutnya
disingkat SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup
aspek pengetahuan, keterampilan, dan/atau keahlian serta sikap kerja
yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang
ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
12. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat
KKNI adalah kerangka penjenjangan Kualifikasi Kompetensi yang
dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara
bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja
dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan
struktur pekerjaan diberbagai sector.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
7
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
13. Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan adalah kerangka penjenjangan
Kualifikasi Kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan,
dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan
kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan
kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan ketenagalistrikan
berdasarkan KKNI.
14. Akreditasi adalah rangkaian kegiatan pemberian pengakuan formal
yang
menyatakan
suatu
lembaga
sertifikasi
telah
memenuhi
persyaratan untuk melakukan kegiatan sertifikasi.
15. Lembaga Sertifikasi Kompetensi adalah badan usaha yang melakukan
usaha jasa penunjang tenaga listrik di bidang Sertifikasi Kompetensi
yang diberi hak untuk melakukan Sertifikasi Kompetensi Tenaga
Teknik atau Asesor.
16. Forum Konsensus adalah pertemuan yang membicarakan kepentingan
bersama untuk mendapatkan kesepakatan atau permufakatan yang
dicapai melalui kebulatan suara.
17. Harmonisasi adalah serangkaian kegiatan yang sistematis dalam
rangka
kerja
sama
saling
pengakuan
SKTTK
dengan
standar
kompetensi lain baik di dalam maupun luar negeri guna mencapai
kesetaraan dan/atau pengakuan.
18. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang ketenagalistrikan.
19. Direktur Jenderal adalah direktur jenderal yang mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pembinaan,
pengusahaan,
keteknikan,
keselamatan
kerja,
dan
lingkungan di bidang ketenagalistrikan.
20. Kementerian adalah kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang energi dan sumber daya mineral.
21. Kementerian
Ketenagakerjaan
adalah
kementerian
yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan.
22. Instansi
Teknis
adalah
kementerian
atau
lembaga
pemerintah
nonkementerian pembina sektor atau lapangan usaha yang memiliki
otoritas teknis dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan di
sektor atau lapangan usaha tertentu.
1.3. Penggunaan SKTTK
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
8
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
SKTTK bagi Tenaga Teknik subbidang pemeliharaan bidang transmisi
Tenaga Listrik ini digunakan oleh:
1. Lembaga
Sertifikasi
Kompetensi
atau
Panitia
Uji
Kompetensi
Ketenagalistrikan sebagai panduan penyusunan Standar Uji Sertifikasi
Kompetensi Bagi Tenaga Teknik bidang Transmisi.
2. Lembaga
Pelatihan
vokasi/keterampilan
atau
pelatihan
penyusunan kurikulum, silabus, dan modul bagi
sebagai
Tenaga Teknik
bidang Transmisi.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
9
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
BAB II
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
2.1. Pemetaan SKTTK
Pemetaan SKTTK pada pedoman ini dikhususkan untuk subbidang
pemeliharaan bidang Transmisi Tenaga Listrik. Berikut ini adalah
Pemetaan SKTTK untuk subbidang pemeliharaan Bidang Transmisi
Tenaga Listrik:
Tujuan
Fungsi
Utama
Kunci
Fungsi Utama
Fungsi Dasar
Menyediakan Melaksana
Melaksanakan Membantu Pelaksanaan
Listrik Yang kan
pemeliharaan pemeliharaan Transmisi
Tenaga Listrik
Aman, Andal pemelihara Transmisi
Mengkoordinir
dan Ramah an Instalasi Tenaga Listrik pemeliharaan Transmisi
Tenaga Listrik
Lingkungan
Tenaga
Mensupervisi
Listrik
pemeliharaan Transmisi
Tenaga Listrik
Menetapkan Hasil
pemeliharaan Transmisi
Tenaga Listrik
Mengelola Pelaksanaan
pemeliharaan Transmisi
Tenaga Listrik
Melaksanakan
pemeliharaan pondasi dan
tiang SUTT
Melaksanakan
pemeliharaan pondasi dan
tiang SUTET
Melaksanakan
pemeliharaan konduktor
dan aksesoris SUTT
Melaksanakan
pemeliharaan konduktor
dan aksesoris SUTET
Melaksanakan
pemeliharaan Jalur SKTT.
Melaksanakan
pemeliharaan Jalur SKLT.
Melaksanakan
pemeliharaan minyak
insulasi dan tangki
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
10
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
Tujuan
Fungsi
Utama
Kunci
Fungsi Utama
Fungsi Dasar
ekspansi
Melaksanakan
pemeliharaan cross
bounding, sealing end dan
sambungan SKTT
Melaksanakan
pemeliharaan cross
bounding, sealing end dan
sambungan SKLT
Melaksanakan
pemeliharaan proteksi
minyak kabel SKTT
Melaksanakan
pemeliharaan proteksi
minyak kabel SKLT
Mengkoordinir pekerjaan
pemeliharaan pondasi dan
tiang SUTT
Mengkoordinir pekerjaan
pemeliharaan pondasi dan
tiang SUTET
Mengkoordinir pekerjaan
pemeliharaan konduktor
dan aksesoris SUTT .
Mengkoordinir pekerjaan
pemeliharaan konduktor
dan aksesoris SUTET.
Mengkoordinir pekerjaan
pemeliharaan Jalur SKTT.
Mengkoordinir pekerjaan
pemeliharaan Jalur SKLT.
Mengkoordinir pekerjaan
pemeliharaan minyak
insulasi dan tangki
ekspansi
Mengkoordinir pekerjaan
pemeliharaan cross
bounding, sealing end dan
sambungan SKTT
Mengkoordinir pekerjaan
pemeliharaan cross
bounding, sealing end dan
sambungan SKLT
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
11
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
Tujuan
Fungsi
Utama
Kunci
Fungsi Utama
Fungsi Dasar
Mengkoordinir pekerjaan
pemeliharaan proteksi
minyak kabel SKTT
Mengkoordinir pekerjaan
pemeliharaan proteksi
minyak kabel SKLT
Melaksanakan analisis
pemeliharaan SUTT
Melaksanakan analisis
pemeliharaan SUTET
Melaksanakan analisis
pemeliharaan SKTT.
Melaksanakan analisis
pemeliharaan SKLT.
Menetapkan Pelaksanaan
pemeliharaan SUTT,
Lengkap Dengan Sarana
Bantunya
Menetapkan Pelaksanaan
pemeliharaan SUTET,
Lengkap Dengan Sarana
Bantunya
Menetapkan Pelaksanaan
pemeliharaan Saluran
Kabel Tanah Tegangan
Tinggi (SKTT), Lengkap
Dengan Sarana Bantunya
Menetapkan Pelaksanaan
pemeliharaan Saluran
Kabel Laut Tegangan
Tinggi (SKLT), Lengkap
Dengan Sarana Bantunya
Melaksanakan pengelolaan
dan pengembangan metode
pemeliharaan jaringan
transmisi
Melaksanakan
pemeliharaan peralatan
gardu induk.
Melaksanakan
pemeliharaan kumparan,
inti besi dan alat bantunya
pada transformator.
Melaksanakan
pemeliharaan media
insulasi transformator
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
12
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
Tujuan
Fungsi
Utama
Kunci
Fungsi Utama
Fungsi Dasar
Melaksanakan
pemeliharaan proteksi
internal transformator.
Melaksanakan
pemeliharaan proteksi bay
transformator
Melaksanakan
pemeliharaan peralatan
pemutus tenaga.
Melaksanakan
pemeliharaan peralatan
pemisah (PMS).
Melaksanakan
pemeliharaan
transformator auxilliary
(CT,CVT,PT)
Melaksanakan
pemeliharaan proteksi
switchgear
Melaksanakan
pemeliharaan common
facility gardu induk.
Melaksanakan
pemeliharaan SCADA/TEL
Mengkoordinir pekerjaan
pemeliharaan peralatan
gardu induk.
Mengkoordinir pekerjaan
pemeliharaan media
insulasi transformator.
Mengkoordinir pekerjaan
pemeliharaan proteksi
internal transformator.
Mengkoordinir pekerjaan
pemeliharaan proteksi bay
transformator.
Mengkoordinir pekerjaan
pemeliharaan peralatan
pemutus tenaga
Mengkoordinir pekerjaan
pemeliharaan peralatan
pemisah (PMS)
Mengkoordinir pekerjaan
pemeliharaan
transformator auxilliary
(CT,CVT,PT)
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
13
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
Tujuan
Fungsi
Utama
Kunci
Fungsi Utama
Fungsi Dasar
Mengkoordinir pekerjaan
pemeliharaan proteksi
switchgear
Mengkoordinir pekerjaan
pemeliharaan common
facility gardu induk.
Mengkoordinir pekerjaan
pemeliharaan SCADA/TEL.
Melaksanakan analisis
pemeliharaan GI .
Melaksanakan analisis
pemeliharaan GITET.
Melaksanakan analisis
pemeliharaan GIS
Melaksanakan analisis
pemeliharaan bay
transformator.
Melaksanakan analisis
pemeliharaan switchgear.
Melaksanakan analisis
pemeliharaan common
facility.
Menetapkan pemeliharaan
GI
Menetapkan pemeliharaan
GITET
Menetapkan pemeliharaan
GIS.
Menetapkan pemeliharaan
common facility.
Menetapkan pemeliharaan
GI
Menetapkan pemeliharaan
GITET
Menetapkan pemeliharaan
GIS.
Menetapkan pemeliharaan
common facility.
Melaksanakan pengelolaan
dan pengembangan metode
pemeliharaan Gardu Induk
2.2. Pengemasan Kualifikasi Jabatan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
14
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017
tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan,
pengemasan okupasi jabatan pada subbidang pemeliharaan bidang
transmisi ketenagalistrikan ketenagalistrikan dikualifikasikan menjadi 9
(sembilan) jenjang kualifikasi, yaitu:
1.
Pelaksana Muda,
2.
Pelaksana Madya,
3.
Pelaksana Utama,
4.
Teknisi/analis Muda
5.
Teknisi/analis Madya
6.
Teknisi/analis Utama
7.
Ahli Muda
8.
Ahli Madya
9.
Ahli Utama
Bidang
Subbidang
No Standar Kompetensi
Kualifikasi
Kode
Kemungkinan
KKNI
Kualifikasi
Jabatan
Jabatan
Transmisi
1
Jenjang 1
D.35.125.01
Pelaksana
Muda
pemelihara
.KUALIFIKA
pemeliharaan
an
SI.1.TRATEL
Transmisi
Tenaga
Listrik
2
Jenjang 2
D.35.125.01
Pelaksana
.KUALIFIKA
pemeliharaan SUTT
SI.2.TRAJAR
dan/atau SUTET /
Pelaksana
Madya
Madya
pemeliharaan SKTT
dan/atau SKLT.
D.35.125.01
Pelaksana
Madya
.KUALIFIKA
pemeliharaan
SI.2.TRAGID
dan/atau
GITET,
Pelaksana
madya
pemeliharaan
GI
Bay
Transformator,
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
15
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
Bidang
Subbidang
No Standar Kompetensi
Kualifikasi
Kode
Kemungkinan
KKNI
Kualifikasi
Jabatan
Jabatan
Pelaksana
Madya
pemeliharaan
Switchgear/
Pelaksana
madya
pemeliharaan
Common Facility
3
Jenjang 3
D.35.125.01
Kepala
regu
.KUALIFIKA
pemeliharaan SUTT
SI.3.TRAJAR
dan/atau
SUTET,
Pelaksana
madya
pemeliharaan SKTT
dan/atau SKLT
D.35.125.01
Kepala
.KUALIFIKA
pemeliharaan
SI.3.TRAGID
dan/atau GITET /
Kepala
pemeliharaan
regu
GI
regu
Bay
Transformator
Kepala
/
regu
pemeliharaan
Switchgear
Kepala
/
regu
pemeliharaan
Common Facility
4
Jenjang 4
D.35.125.01
Supervisor
.KUALIFIKA
pemeliharaan
SI.4.TRAJAR
Jaringan
D.35.125.01
Supervisor
.KUALIFIKA
pemeliharaan
SI.4.TRAGID
dan GITET
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
GI
16
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
Bidang
Subbidang
No Standar Kompetensi
Kualifikasi
Kode
Kemungkinan
KKNI
Kualifikasi
Jabatan
Jabatan
5
6
Jenjang 5
Jenjang 6
D.35.125.01
Asman
.KUALIFIKA
pemeliharaan
SI.5.TRAJAR
Jaringan,
D.35.125.01
Asman
.KUALIFIKA
pemeliharaan
SI.5.TRAGID
Gardu Induk
D.35.125.01
Manajer
.KUALIFIKA
SI.6.TRATEL
2.3. Uraian Kualifikasi Jabatan
Uraian kualifikasi jabatan berisi tentang deskripsi, sikap kerja, peran kerja,
kemungkinan jabatan serta daftar unit kompetensi pada kemungkinan jabatan
dalam jenjang kualifikasi jabatan tersebut.
2.3.1. Pelaksana Muda Pemeliharaan Transmisi
D.35.125.01.KUALIFIKASI.1.TRATEL
a. Deskripsi
Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 1 KKNI yang berkaitan
dengan membantu tugas pelaksanaan pemeliharaan transmisi tenaga
listrik
b. Sikap Kerja
- Melaksanakan Tugas Berdasarkan Perintah Kerja Atasan Langsung
- Melaksanakan Tugas Berdasarkan SOP
-
Menggunakan Alat Pelindung Diri
c. Peran Kerja
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
17
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
- Mempersiapkan peralatan untuk proses pemeliharaan transmisi
tenaga listrik sesuai dengan SOP.
-
Membantu pada pelaksanaan pemeliharaan transmisi tenaga
listrik sesuai dengan SOP
d. Kemungkinan Jabatan
Tenaga Bantu pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik
e. Daftar Unit Kompetensi
No.
Kode Unit
Nama Unit
1.
D.35.125.00.001.1
Membantu
Pelaksanaan
pemeliharaan Transmisi Tenaga
Listrik
2.3.2. Pelaksana Madya Pemeliharaan Jaringan Transmisi
D.35.125.01.KUALIFIKASI.2.TRAJAR
a. Deskripsi
Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 2 KKNI yang berkaitan
dengan tugas pelaksanaan pemeliharaan pada SUTT dan/atau SUTET,
SKTT dan/atau SKLT.
b. Sikap Kerja
-
Melaksanakan Tugas sesuai Perintah Kerja
-
Melaksanakan Tugas Berdasarkan SOP
-
Menggunakan Alat Pelindung Diri
c. Peran Kerja
-
Melaksanakan pemeliharaan terhadap SUTT dan/atau SUTET,
SKTT dan/atau SKLT.
-
Menyampaikan laporan hasil pemeliharaan.
d. Kemungkinan Jabatan
1. Pelaksana madya pemeliharaan SUTT dan/atau SUTET
2. Pelaksana madya pemeliharaan SKTT dan/atau SKLT
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
18
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
e. Daftar Unit Kompetensi
1. Pelaksana madya pemeliharaan SUTT dan/atau SUTET
Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 3 (tiga) unit
kompetensi yang terdiri dari 2 (dua) unit kompetensi inti yaitu:
No.
Kode Unit
Nama Unit
1.
D.35.125.02.006.1
Melaksanakan
pemeliharaan
pondasi dan tiang SUTT
D.35.125.02.008.1
2.
Melaksanakan
pemeliharaan
konduktor dan aksesoris SUTT
Dan minimal 1 (satu) unit kompetensi pilihan dari unit-unit
kompetensi berikut:
No.
Kode Unit
Nama Unit
1.
D.35.125.02.007.1
Melaksanakan
pemeliharaan
pondasi dan tiang SUTET
D.35.125.02.009.1
2.
Melaksanakan
pemeliharaan
konduktor dan aksesoris SUTET
2. Pelaksana madya pemeliharaan SKTT dan/atau SKLT
Untuk
memperoleh
jabatan
ini
wajib
memiliki
5
(lima)
unit
kompetensi yang terdiri dari 3 (tiga) unit kompetensi inti yaitu:
No.
Kode Unit
1. D.35.125.02.010.1
Nama Unit
Melaksanakan
pemeliharaan
Jalur SKTT
2.
D.35.125.02.012.1
Melaksanakan
minyak
insulasi
pemeliharaan
dan
tangki
ekspansi
3.
D.35.125.02.013.1
Melaksanakan
pemeliharaan
cross bounding, sealing end dan
sambungan SKTT
Dan 2 (dua) unit kompetensi pilihan dari unit-unit kompetensi
berikut:
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
19
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
No.
Kode Unit
Nama Unit
1.
D.35.125.02.011.1
Melaksanakan
pemeliharaan
Jalur SKLT
2.
D.35.125.02.014.1
Melaksanakan
pemeliharaan
cross bounding, sealing end dan
sambungan SKLT
3.
D.35.125.02.015.1
Melaksanakan
pemeliharaan
proteksi minyak kabel SKLT
4.
D.35.125.02.016.1
Melaksanakan
pemeliharaan
proteksi minyak kabel SKTT
2.3.3. Pelaksana Madya Pemeliharaan Gardu Induk
D.35.125.01.KUALIFIKASI.2.TRAGID
a. Deskripsi
Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 2 KKNI yang berkaitan
dengan tugas pelaksanaan pemeliharaan pada Bay Transformator,
Switchgear, dan Common Facility.
b. Sikap Kerja
-
Melaksanakan Tugas sesuai Perintah Kerja
-
Melaksanakan Tugas Berdasarkan SOP
-
Menggunakan Alat Pelindung Diri
c. Peran Kerja
-
Melaksanakan
pemeliharaan
terhadap
Bay
Transformator,
Switchgear, dan Common Facility.
-
Menyampaikan laporan hasil pemeliharaan.
d. Kemungkinan Jabatan
1. Pelaksana madya pemeliharaan GI dan/atau GITET
2. Pelaksana madya pemeliharaan Switchgear
3. Pelaksana madya pemeliharaan Common Facility
e. Daftar Unit Kompetensi
1. Pelaksana madya pemeliharaan GI dan/atau GITET
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
20
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki 4 (empat) unit
kompetensi yang terdiri dari 2 (dua) unit kompetensi inti yaitu:
No.
Kode Unit
Nama Unit
1.
D.35.125.03.037.1
Melaksanakan
pemeliharaan
peralatan gardu induk
2.
D.35.125.03.040.1
Melaksanakan
pemeliharaan
proteksi internal transformator
Dan 2 (dua) unit kompetensi pilihan dari unit-unit kompetensi
berikut:
No.
Kode Unit
Nama Unit
1.
D.35.125.03.038.1
Melaksanakan
pemeliharaan
kumparan, inti besi dan alat
bantunya pada transformator
2.
D.35.125.03.039.1
Melaksanakan
pemeliharaan
media insulasi transformator
3.
D.35.125.03.041.1
Melaksanakan
pemeliharaan
proteksi bay transformator
2. Pelaksana madya pemeliharaan Switchgear
Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki 4 (empat) unit
kompetensi yang terdiri dari 2 (dua) unit kompetensi inti yaitu:
No.
Kode Unit
Nama Unit
1.
D.35.125.03.045.1
Melaksanakan
pemeliharaan
proteksi switchgear
2.
D.35.125.03.042.1
Melaksanakan
pemeliharaan
peralatan pemutus daya
Dan 1 (satu) unit kompetensi pilihan dari unit-unit kompetensi
berikut:
No.
Kode Unit
Nama Unit
1.
D.35.125.03.043.1
Melaksanakan
pemeliharaan
peralatan pemisah
2.
D.35.125.03.044.1
Melaksanakan
pemeliharaan
transformator auxilliary
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
21
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3. Pelaksana madya pemeliharaan Common Facility
No.
Kode Unit
Nama Unit
1.
D.35.125.03.046.1
Melaksanakan
pemeliharaan
common facility gardu induk
2.
D.35.125.03.047.1
Melaksanakan
pemeliharaan
SCADA/TEL
2.3.4. Pelaksana Utama Pemeliharaan Jaringan Transmisi
D.35.125.01.KUALIFIKASI.3.TRAJAR
a. Deskripsi
Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 3 KKNI yang berkaitan
dengan tugas terhadap pekerjaan pemeliharaan pada SUTT dan/atau
SUTET, SKTT dan/atau SKLT.
b. Sikap Kerja
-
Melaksanakan Tugas sesuai Perintah Kerja
-
Melaksanakan Tugas Berdasarkan SOP
-
Menggunakan Alat Pelindung Diri
c. Peran Kerja
-
Mengawasi pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan terhadap SUTT
dan/atau SUTET, SKTT dan/atau SKLT.
-
Menyampaikan laporan hasil pemeliharaan.
d. Kemungkinan Jabatan
1. Kepala regu pemeliharaan SUTT dan/atau SUTET
2. Kepala regu pemeliharaan SKTT dan/atau SKLT
e. Daftar Unit Kompetensi
1. Kepala regu pemeliharaan SUTT dan/atau SUTET
Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 4 (empat)
unit kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti
yaitu:
No.
Kode Unit
Nama Unit
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
22
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
D.35.125.00.070.1
1.
Mengkoordinir
pekerjaan
pemeliharaan Transmisi Tenaga
Listrik
Dan minimal 3 (tiga) unit kompetensi pilihan dari unit-unit
kompetensi berikut:
No.
Kode Unit
Nama Unit
1.
D.35.125.02.017.1
Mengkoordinir
pekerjaan
pemeliharaan pondasi dan tiang
SUTT
D.35.125.02.019.1
2.
Mengkoordinir
pemeliharaan
pekerjaan
konduktor
dan
aksesoris SUTT
D.35.125.02.018.1
3.
Mengkoordinir
pekerjaan
pemeliharaan pondasi dan tiang
SUTET
D.35.125.02.020.1
4.
Mengkoordinir
pemeliharaan
pekerjaan
konduktor
dan
aksesoris SUTET
2. Kepala regu pemeliharaan SKTT dan/atau SKLT
Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 4 (empat) unit
kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti yaitu:
No.
Kode Unit
1. D.35.125.00.070.1
Nama Unit
Mengkoordinir
pekerjaan
pemeliharaan Transmisi Tenaga
Listrik
Dan minimal 3 (tiga) unit kompetensi pilihan dari unit-unit
kompetensi berikut:
No.
Kode Unit
Nama Unit
1.
D.35.125.02.021.1
Mengkoordinir
pekerjaan
pemeliharaan Jalur SKTT
2.
D.35.125.02.023.1
Mengkoordinir
pemeliharaan
pekerjaan
minyak
insulasi
dan tangki ekspansi
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
23
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.
D.35.125.02.024.1
Mengkoordinir
pekerjaan
pemeliharaan
cross
sealing
dan
end
bounding,
sambungan
SKTT
4.
D.35.125.02.022.1
Mengkoordinir
pekerjaan
pemeliharaan Jalur SKLT
5.
D.35.125.02.025.1
Mengkoordinir
pekerjaan
pemeliharaan
cross
sealing
dan
end
bounding,
sambungan
SKLT
6.
D.35.125.02.026.1
Mengkoordinir
pekerjaan
pemeliharaan
proteksi
minyak
kabel SKTT
7.
D.35.125.02.027.1
Mengkoordinir
pekerjaan
pemeliharaan
proteksi
minyak
kabel SKLT
2.3.5. Pelaksana Utama Pemeliharaan Gardu Induk
D.35.125.01.KUALIFIKASI.3.TRAGID
a. Deskripsi
Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 3 KKNI yang berkaitan
dengan
tugas
terhadap
pekerjaan
pemeliharaan
pada
Bay
Transformator, Switchgear, dan Common Facility.
b. Sikap Kerja
-
Melaksanakan Tugas sesuai Perintah Kerja
-
Melaksanakan Tugas Berdasarkan SOP
-
Menggunakan Alat Pelindung Diri
c. Peran Kerja
-
Mengawasi pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan terhadap Bay
Transformator, Switchgear, dan Common Facility.
-
Menyampaikan laporan hasil pemeliharaan.
d. Kemungkinan Jabatan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
24
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
1. Kepala regu pemeliharaan GI dan/atau GITET
2. Kepala regu pemeliharaan Switchgear
3. Kepala regu pemeliharaan Common Facility
e. Daftar Unit Kompetensi
1. Kepala regu pemeliharaan GI dan/atau GITET
Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki 4 (empat) unit
kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti yaitu:
No.
Kode Unit
1. D.35.125.00.070.1
Nama Unit
Mengkoordinir
pekerjaan
pemeliharaan Transmisi Tenaga
Listrik
Dan minimal 3 (tiga) unit kompetensi pilihan dari unit-unit
kompetensi berikut:
No.
Kode Unit
Nama Unit
1.
D.35.125.03.048.1
Mengkoordinir
pemeliharaan
pekerjaan
peralatan
gardu
induk
D.35.125.03.050.1
2.
Mengkoordinir
pekerjaan
pemeliharaan proteksi internal
transformator
D.35.125.03.049.1
3.
Mengkoordinir
pemeliharaan
pekerjaan
media
insulasi
transformator
D.35.125.03.051.1
4.
Mengkoordinir
pemeliharaan
pekerjaan
proteksi
bay
transformator
2. Kepala regu pemeliharaan Switchgear
Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 4 (empat) unit
kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti yaitu:
No.
Kode Unit
1. D.35.125.00.070.1
Nama Unit
Mengkoordinir
pekerjaan
pemeliharaan Transmisi Tenaga
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
25
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
Listrik
Dan minimal 3 (tiga) unit kompetensi pilihan dari unit-unit
kompetensi berikut:
No.
Kode Unit
Nama Unit
1.
D.35.125.03.055.1
Mengkoordinir
pekerjaan
pemeliharaan
proteksi
switchgear
D.35.125.03.052.1
2.
Mengkoordinir
pekerjaan
pemeliharaan peralatan pemutus
daya
D.35.125.03.053.1
3.
Mengkoordinir
pekerjaan
pemeliharaan peralatan pemisah
D.35.125.03.054.1
4.
Mengkoordinir
pekerjaan
pemeliharaan
transformator
auxilliary
3. Kepala regu pemeliharaan Common Facility
Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 2 (dua) unit
kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti yaitu:
No.
Kode Unit
1. D.35.125.00.070.1
Nama Unit
Mengkoordinir
pekerjaan
pemeliharaan Transmisi Tenaga
Listrik
Dan minimal 1 (satu) unit kompetensi pilihan dari unit-unit
kompetensi berikut:
No.
Kode Unit
1. D.35.125.03.056.1
Nama Unit
Mengkoordinir
pemeliharaan
pekerjaan
common
facility
gardu induk
2.
D.35.125.03.057.1
Mengkoordinir
pekerjaan
pemeliharaan SCADA/TEL
2.3.6. Analis Muda Pemeliharaan Jaringan Transmisi
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
26
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
D.35.125.01.KUALIFIKASI.4.TRAJAR
a. Deskripsi
Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 4 KKNI yang berkaitan
dengan tugas analisis pekerjaan pemeliharaan pada SUTT dan/atau
SUTET, SKTT dan/atau SKLT.
b. Sikap Kerja
-
Melaksanakan Tugas Berdasarkan Perintah Kerja Atasan Langsung
-
Melaksanakan Tugas Berdasarkan SOP
-
Berintegritas
-
Bertanggung jawab
c. Peran Kerja
-
Mengevaluasi
dan
menganalisis
pelaksanaan
pemeliharaan
terhadap SUTT dan/atau SUTET, SKTT dan/atau SKLT.
-
Melakukan koordinasi dan pembagian tugas kepada bawahan
dalam rangka pelaksanaan tugas.
-
Menganalisis
pelaksanaan
pekerjaan
(Job
Safety
Analysis),
Standing Operation Procedure, dan Instruksi Kerja
-
Mengendalikan pelayanan gangguan
-
Membuat laporan berkala sesuai bidangnya.
d. Kemungkinan Jabatan
1. Supervisor pemeliharaan Jaringan
e. Daftar Unit Kompetensi
1. Supervisor pemeliharaan Jaringan
Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 4 (empat) unit
kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti yaitu:
No.
Kode Unit
1. D.35.125.00.071.1
Nama Unit
Mensupervisi
pemeliharaan
transmisi tenaga listrik
Dan minimal 3 (tiga) unit kompetensi pilihan dari unit-unit
kompetensi berikut:
No.
Kode Unit
Nama Unit
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
27
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
1. D.35.125.02.028.1
Melaksanakan
analisis
pemeliharaan SUTT
2. D.35.125.02.030.1
Melaksanakan
analisis
pemeliharaan SKTT
3. D.35.125.02.029.1
Melaksanakan
analisis
pemeliharaan SUTET
4.
D.35.125.02.031.1
Melaksanakan
analisis
pemeliharaan SKLT
2.3.7. Analis Muda Pemeliharaan Gardu Induk
D.35.125.01.KUALIFIKASI.4.TRAGID
a. Deskripsi
Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 4 KKNI yang berkaitan
dengan
tugas
analisis
pekerjaan
pemeliharaan
pada
Bay
Transformator, Switchgear, dan Common Facility.
b. Sikap Kerja
-
Melaksanakan Tugas Berdasarkan Perintah Kerja Atasan Langsung
-
Melaksanakan Tugas Berdasarkan SOP
-
Berintegritas
-
Bertanggung jawab
c. Peran Kerja
-
Mengevaluasi
dan
menganalisis
pelaksanaan
pemeliharaan
terhadap Bay Transformator, Switchgear, dan Common Facility.
-
Melakukan koordinasi dan pembagian tugas kepada bawahan
dalam rangka pelaksanaan tugas.
-
Menganalisis
pelaksanaan
pekerjaan
(Job
Safety
Analysis),
Standing Operation Procedure, dan Instruksi Kerja
-
Mengendalikan pelayanan gangguan
-
Membuat laporan berkala sesuai bidangnya.
d. Kemungkinan Jabatan
1. Supervisor pemeliharaan Gardu Induk
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
28
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
e. Daftar Unit Kompetensi
1. Supervisor pemeliharaan Gardu Induk
Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 4 (empat)
unit kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti
yaitu:
No.
Kode Unit
1. D.35.125.00.071.1
Nama Unit
Mensupervisi
pemeliharaan
transmisi tenaga listrik
Dan minimal 3 (tiga) unit kompetensi pilihan dari unit-unit
kompetensi berikut:
No.
Kode Unit
Nama Unit
1.
D.35.125.03.058.1
Melaksanakan
analisis
pemeliharaan GI
2.
D.35.125.03.061.1
Melaksanakan
analisis
pemeliharaan Bay Transformator
3.
D.35.125.03.060.1
Melaksanakan
analisis
pemeliharaan GIS
4.
D.35.125.03.059.1
Melaksanakan
analisis
pemeliharaan GITET
5.
D.35.125.03.062.1
Melaksanakan
analisis
pemeliharaan Switchgear
6.
D.35.125.02.131.1
Melaksanakan
analisis
pemeliharaan common facility
2.3.8. Analis Madya Pemeliharaan Jaringan Transmisi
D.35.125.01.KUALIFIKASI.5.TRAJAR
a. Deskripsi
Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 5 KKNI yang berkaitan
dengan tugas koordinasi pekerjaan pemeliharaan pada Jaringan
transmisi.
b. Sikap Kerja
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
29
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
-
Melaksanakan Tugas Berdasarkan Batasan Kewenangan yang
Diberikan
-
Melaksanakan Tugas Berdasarkan SOP
-
Berintegritas
-
Bertanggung jawab
c. Peran Kerja
-
Mengevaluasi laporan Supervisor pemeliharaan Jaringan Transmisi
-
Membuat
keputusan
tindak
lanjut
terhadap
hasil
laporan
pekerjaan Supervisor pemeliharaan Transmisi
-
Meyusun program pekerjaan yang akan dilaksanakan
-
Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan tugas pemeliharaan
-
Memastikan bahwa pelaksanaan operasional pemeliharaan telah
sesuai dengan yang dipersyaratkan
-
Membuat laporan berkala sesuai bidangnya.
d. Kemungkinan Jabatan
1. Asman pemeliharaan Jaringan Transmisi
e. Daftar Unit Kompetensi
1. Asman pemeliharaan Jaringan Transmisi
Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 3 (tiga)
unit kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti
yaitu:
No.
Kode Unit
1. D.35.125.00.004.1
Nama Unit
Menetapkan Hasil pemeliharaan
transmisi tenaga listrik
Dan minimal 2 (dua) unit kompetensi pilihan dari unit-unit
kompetensi berikut:
No.
Kode Unit
1. D.35.125.02.032.1
Nama Unit
Menetapkan Hasil pelaksanaan
pemeliharaan SUTT
2. D.35.125.02.034.1
Menetapkan Hasil pelaksanaan
pemeliharaan SKTT
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
30
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3. D.35.125.02.033.1
Menetapkan Hasil pelaksanaan
pemeliharaan SUTET
4.
D.35.125.02.035.1
Menetapkan Hasil pelaksanaan
pemeliharaan SKLT
2.3.9. Analis Madya Pemeliharaan Gardu Induk
D.35.125.01.KUALIFIKASI.5.TRAGID
a. Deskripsi
Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 5 KKNI yang berkaitan
dengan tugas koordinasi pekerjaan pemeliharaan pada Gardu Induk.
b. Sikap Kerja
-
Melaksanakan Tugas Berdasarkan Batasan Kewenangan yang
Diberikan
-
Melaksanakan Tugas Berdasarkan SOP
-
Berintegritas
-
Bertanggung jawab
c. Peran Kerja
-
Mengevaluasi laporan Supervisor pemeliharaan Gardu Induk
-
Membuat
keputusan
tindak
lanjut
terhadap
hasil
laporan
pekerjaan Supervisor pemeliharaan Transmisi
-
Meyusun program pekerjaan yang akan dilaksanakan
-
Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan tugas pemeliharaan
-
Memastikan bahwa pelaksanaan operasional pemeliharaan telah
sesuai dengan yang dipersyaratkan
-
Membuat laporan berkala sesuai bidangnya.
d. Kemungkinan Jabatan
1. Asman pemeliharaan Gardu Induk
e. Daftar Unit Kompetensi
1. Asman pemeliharaan Gardu Induk
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
31
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 3 (tiga)
unit kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti
yaitu:
No.
Kode Unit
1. D.35.125.00.004.1
Nama Unit
Menetapkan Hasil pemeliharaan
transmisi tenaga listrik
Dan minimal 2 (dua) unit kompetensi pilihan dari unit-unit
kompetensi berikut:
No.
Kode Unit
1. D.35.125.03.064.1
Nama Unit
Menetapkan Hasil pemeliharaan
GI
2. D.35.125.03.067.1
Menetapkan Hasil pemeliharaan
common facility
3. D.35.125.03.066.1
Menetapkan Hasil pemeliharaan
GIS
4.
D.35.125.03.065.1
Menetapkan Hasil pemeliharaan
GITET
2.3.10. Analis Utama Pemeliharaan Sistem Transmisi
D.35.125.01.KUALIFIKASI.6.TRATEL
a. Deskripsi
Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 6 KKNI yang berkaitan
dengan tugas pengelolaan dan pengembangan metode pemeliharaan
pemeliharaan Sistem Transmisi Tenaga Listrik
b. Sikap Kerja
-
Melaksanakan pekerjaan sesuai SOP
-
Komitmen menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang disepakati
-
Pelaksanaan kerja sesuai sesuai Rencana Kerja Anggaran (RKA)
yang telah disepakati
-
Bekerja berdasarkan kontrak kerja yang disepakati
c. Peran Kerja
-
Mendiskusikan sasaran kinerja perusahaan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
32
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
-
Membuat strategi pencapaian sasaran kinerja perusahaan
-
Menyusun dan melaksanakan Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan
bertanggungjawab atas laporan keuangan dan laporan operasional
lainnya.
-
Membagi tugas sesuai target kinerja perusahaan
-
Mengkoordinir dan mengevaluasi pencapaian kinerja
-
Memperbaiki
penyimpangan
target
pencapaian
kinerja
dan
meningkatkan kinerja perusahaan
-
Melaksanakan komunikasi dengan pihak terkait
-
Mendiskusikan
dengan
atasan
langsung
terkait
kinerja
perusahaan
-
Membuat laporan kinerja perusahaan.
d. Kemungkinan Jabatan
Manajer
e. Daftar Unit Kompetensi
Manajer
Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 2 (dua) unit
kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti yaitu:
No.
Kode Unit
1. D.35.125.00.073.1
Nama Unit
Mengelola
Pelaksanaan
pemeliharaan Transmisi Tenaga
Listrik
Dan minimal 1 (satu) unit kompetensi pilihan dari unit-unit
kompetensi berikut:
No.
Kode Unit
1. D.35.125.02.036.1
Nama Unit
Mengelola dan Mengembangkan
Metode pemeliharaan Jaringan
2.
D.35.125.03.068.1
Mengelola dan Mengembangkan
Metode
pemeliharaan
Gardu
Induk
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
33
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
BAB III
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
3.1. Daftar Unit Kompetensi
Unit - unit kompetensi disusun berdasarkan fungsi dasar yang diperoleh
dari pemetaan SKTTK, yaitu sebagai berikut
Nomor
Kode Unit
Urut
Kompetensi
1.
D.35.125.00.001.1
Judul Unit Kompetensi
Membantu
Pelaksanaan
pemeliharaan
Transmisi Tenaga Listrik
2.
D.35.125.00.002.1
Mengkoordinir
pekerjaan
pemeliharaan
Transmisi Tenaga Listrik
3.
D.35.125.00.003.1
Mensupervisi pemeliharaan transmisi tenaga
listrik
4.
D.35.125.00.004.1
Melaksanakan Penetapan Hasil Pekerjaan
pemeliharaan
pemeliharaan
transmisi
tenaga listrik
5.
D.35.125.00.005.1
Mengelola
Pelaksanaan
pemeliharaan
Transmisi Tenaga Listrik
6.
D.35.125.02.006.1
Melaksanakan pemeliharaan pondasi dan
tiang SUTT
7.
D.35.125.02.008.1
Melaksanakan pemeliharaan konduktor dan
aksesoris SUTT
8.
D.35.125.02.007.1
Melaksanakan pemeliharaan pondasi dan
tiang SUTET
9.
D.35.125.02.009.1
Melaksanakan pemeliharaan konduktor dan
aksesoris SUTET
10.
D.35.125.02.010.1
Melaksanakan pemeliharaan Jalur SKTT
11.
D.35.125.02.012.1
Melaksanakan
pemeliharaan
minyak
insulasi dan tangki ekspansi
12.
D.35.125.02.013.1
Melaksanakan
pemeliharaan
cross
bounding, sealing end dan sambungan SKTT
13.
D.35.125.02.011.1
Melaksanakan pemeliharaan Jalur SKLT
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
34
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
Nomor
Kode Unit
Urut
Kompetensi
14.
D.35.125.02.014.1
Judul Unit Kompetensi
Melaksanakan
pemeliharaan
cross
bounding, sealing end dan sambungan SKLT
15.
D.35.125.02.015.1
Melaksanakan
pemeliharaan
proteksi
minyak kabel SKLT
16.
D.35.125.02.016.1
Melaksanakan
pemeliharaan
proteksi
minyak kabel SKTT
17.
D.35.125.03.037.1
Melaksanakan
pemeliharaan
peralatan
gardu induk
18.
D.35.125.03.040.1
Melaksanakan
pemeliharaan
proteksi
internal transformator
19.
D.35.125.03.038.1
Melaksanakan pemeliharaan kumparan, inti
besi dan alat bantunya pada transformator
20.
D.35.125.03.039.1
Melaksanakan pemeliharaan media insulasi
transformator
21.
D.35.125.03.041.1
Melaksanakan pemeliharaan proteksi bay
transformator
22.
D.35.125.03.045.1
Melaksanakan
pemeliharaan
proteksi
switchgear
23.
D.35.125.03.042.1
Melaksanakan
pemeliharaan
peralatan
pemeliharaan
peralatan
pemutus daya
24.
D.35.125.03.043.1
Melaksanakan
pemisah
25.
D.35.125.03.044.1
Melaksanakan pemeliharaan transformator
auxilliary
26.
D.35.125.03.046.1
Melaksanakan pemeliharaan common facility
gardu induk
27.
D.35.125.03.047.1
Melaksanakan pemeliharaan SCADA/TEL
28.
D.35.125.02.017.1
Mengkoordinir
pekerjaan
pemeliharaan
pondasi dan tiang SUTT
29.
D.35.125.02.019.1
Mengkoordinir
pekerjaan
pemeliharaan
konduktor dan aksesoris SUTT
30.
D.35.125.02.018.1
Mengkoordinir
pekerjaan
pemeliharaan
pondasi dan tiang SUTET
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
35
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
Nomor
Kode Unit
Urut
Kompetensi
31.
D.35.125.02.020.1
Judul Unit Kompetensi
Mengkoordinir
pekerjaan
pemeliharaan
konduktor dan aksesoris SUTET
32.
D.35.125.02.021.1
Mengkoordinir
pekerjaan
pemeliharaan
pekerjaan
pemeliharaan
Jalur SKTT
33.
D.35.125.02.023.1
Mengkoordinir
minyak insulasi dan tangki ekspansi
34.
D.35.125.02.024.1
Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan cross
bounding, sealing end dan sambungan SKTT
35.
D.35.125.02.022.1
Mengkoordinir
pekerjaan
pemeliharaan
Jalur SKLT
36.
D.35.125.02.025.1
Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan cross
bounding, sealing end dan sambungan SKLT
37.
D.35.125.02.026.1
Mengkoordinir
pekerjaan
pemeliharaan
proteksi minyak kabel SKTT
38.
D.35.125.02.027.1
Mengkoordinir
pekerjaan
pemeliharaan
proteksi minyak kabel SKLT
39.
D.35.125.03.048.1
Mengkoordinir
pekerjaan
pemeliharaan
peralatan gardu induk
40.
D.35.125.03.050.1
Mengkoordinir
pekerjaan
pemeliharaan
proteksi internal transformator
41.
D.35.125.03.049.1
Mengkoordinir
pekerjaan
pemeliharaan
media insulasi transformator
42.
D.35.125.03.051.1
Mengkoordinir
pekerjaan
pemeliharaan
proteksi bay transformator
43.
D.35.125.03.055.1
Mengkoordinir
pekerjaan
pemeliharaan
proteksi switchgear
44.
D.35.125.03.052.1
Mengkoordinir
pekerjaan
pemeliharaan
peralatan pemutus daya
45.
D.35.125.03.053.1
Mengkoordinir
pekerjaan
pemeliharaan
peralatan pemisah
46.
D.35.125.03.054.1
Mengkoordinir
pekerjaan
pemeliharaan
transformator auxilliary
47.
D.35.125.03.056.1
Mengkoordinir
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
pekerjaan
pemeliharaan
36
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
Nomor
Kode Unit
Urut
Kompetensi
Judul Unit Kompetensi
common facility gardu induk
48.
D.35.125.03.057.1
Mengkoordinir
pekerjaan
pemeliharaan
SCADA/TEL
49.
D.35.125.02.028.1
Melaksanakan analisis pemeliharaan SUTT
50.
D.35.125.02.030.1
Melaksanakan analisis pemeliharaan SKTT
51.
D.35.125.02.029.1
Melaksanakan analisis pemeliharaan SUTET
52.
D.35.125.02.031.1
Melaksanakan analisis pemeliharaan SKLT
53.
D.35.125.03.058.1
Melaksanakan analisis pemeliharaan GI
54.
D.35.125.03.061.1
Melaksanakan analisis pemeliharaan Bay
Transformator
55.
D.35.125.03.060.1
Melaksanakan analisis pemeliharaan GIS
56.
D.35.125.03.059.1
Melaksanakan analisis pemeliharaan GITET
57.
D.35.125.03.062.1
Melaksanakan
analisis
pemeliharaan
analisis
pemeliharaan
Switchgear
58.
D.35.125.02.131.1
Melaksanakan
common facility
59.
D.35.125.02.032.1
Melaksanakan Penetapan Hasil Pekerjaan
pemeliharaan SUTT
60.
D.35.125.02.034.1
Melaksanakan Penetapan Hasil Pekerjaan
pemeliharaan SKTT
61.
D.35.125.02.033.1
Melaksanakan Penetapan Hasil Pekerjaan
pemeliharaan SUTET
62.
D.35.125.02.035.1
Melaksanakan Penetapan Hasil Pekerjaan
pemeliharaan SKLT
63.
D.35.125.03.064.1
Melaksanakan Penetapan Hasil Pekerjaan
pemeliharaan GI
64.
D.35.125.03.067.1
Melaksanakan Penetapan Hasil Pekerjaan
pemeliharaan common facility
65.
D.35.125.03.066.1
Melaksanakan Penetapan Hasil Pekerjaan
pemeliharaan GIS
66.
D.35.125.03.065.1
Melaksanakan Penetapan Hasil Pekerjaan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
37
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
Nomor
Kode Unit
Urut
Kompetensi
Judul Unit Kompetensi
pemeliharaan GITET
67.
D.35.125.02.036.1
Mengelola
dan
Mengembangkan
Metode
pemeliharaan Jaringan
68.
D.35.125.03.068.1
Mengelola
dan
Mengembangkan
Metode
pemeliharaan Gardu Induk
3.2. Uraian Unit Kompetensi
Uraian unit kompetensi merupakan penjelasan terhadap unit-unit
kompetensi yang ada pada daftar unit kompetensi yang mencakup Kode
Unit, Judul Unit, Deskripsi unit, elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja,
batasan variabel serta panduan penilaian.
3.2.1. Membantu Pelaksanaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik
Kode Unit
: D.35.125.00.001.1
Judul Unit
: Membantu Pelaksanaan pemeliharaan Transmisi Tenaga
Listrik
Deskripsi Unit
: Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan prosedur
yang diperlukan untuk menyiapkan pemeliharaan Transmisi
Tenaga
Listrik
dengan
sesuai
instruction
manual
dan
Standing Operation Procedure (SOP) yang berlaku.
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Menerima
Penugasan
1.1. Perintah kerja pemeliharaan Transmisi Tenaga
Listrik diterima dan dipahami
1.2. Standing Operation Procedure (SOP) terkait
penugasan dipelajari
1.3. Daftar peralatan pemeliharaan diterima
2.
Menyiapkan
2.1. SOP pelaksanaan pekerjaan disiapkan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
38
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
peralatan
2.2. Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
pemeliharaan
dan
alat
bantu
disiapkan
sesuai
daftar
pada
daftar
peralatan pemeliharaan
2.3. Status
kesiapan
peralatan
peralatan pemeliharaan diisi dan disampaikan
kepada pelaksana pemeliharaan
3.
Membantu
3.1
Pelaksanaan
Alat kerja, material kerja dan Alat Pelindung
Diri (APD) disiapkan/dikenakan
pemeliharaan
3.2
Instruksi
dari
pelaksana
pemeliharaan
dilaksanakan
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1.
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur
yang dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pekerjaan
yang
sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1.
Norma
3.1.1. Sebelum
bekerja,
melaksanakan
briffing
atas
pekerjaan
dipimpin oleh ketua tim
3.1.2. Taat
azas
pelaksanaan
pekerjaan
sesuai
SOP;
Work
Instruction; Job Safety Analysist
3.2.
Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pelaksanaan pemeliharaan
4. Peralatan dan Perlengkapan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
39
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
4.1. Peralatan
4.1.1. Alat komunikasi
4.1.2. Alat pelindung diri
4.1.3. Alat ukur
4.1.4. Toolkit
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Alat tulis kantor (ATK)
4.2.2. Alat
bantu
kerja
(Tangga,
Tali
panjat,
takel
dll
sesuai
kebutuhan/lokasi)
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
(tidak ada)
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1
Memahami SOP
3.1.2
Mengenal Alat Ukur
3.1.3
Mengenal alat kerja bantu
3.1.4
Mengenal APD
3.1.5
Mengenal bahan/material listrik ( Konduktor dan isolator)
3.2 Keterampilan
3.2.1
Mampu melakukan perhitungan sederhana
3.2.2
Mampu menggunakan alat ukur
3.2.3
Memilih bahan
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1.
Menggunakan APD
4.2.
Bekerja sesuai SOP
4.3.
Bekerja berdasarkan perintah kerja
5. Aspek Penting
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
40
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.
3.2.2. Mengkoordinir Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik
Kode Unit
: D.35.125.00.002.1
Judul Unit
Deskripsi
Unit
: Mengkoordinir Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik
: Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengetahuan,
keterampilan dan sikap dalam pelaksanaan tugas
koordinasi pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1.1. Perintah kerja dipahami.
1. Menyiapkan
pelaksanaan
1.2. Prosedur/SOP pelaksanaan sesuai
perintah kerja dipahami.
1.3. Daftar nama pekerja perencana
disiapkan.
1.4. Dokumen permohonan pemeliharaan
dari pemohon dipahami.
1.5. Milestone
pelaksanaan
pekerjaan
dipahami.
1.6. Bahan reverensi terkait dengan
pemeliharaan
Transmisi
Tenaga
Listrik sesuai dengan permintaan
spesifikasi instalasi disiapkan.
1.7. Komunikasi dan koordinasi proses
pelaksanaan kerja dengan pihak lain
yang terlibat dilaksanakan sesuai
dengan Prosedur/SOP
2. Pelaksanaan koordinasi 2.1. Pembagian tugas petugas perencana
dilakukan sesuai dengan kompetensi.
2.2. Pemantauan pemenuhan keselamatan
ketenagalistrikan saat pelaksanaan
kerja dilakukan.
2.3. Pemantauan pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan milestone dilakukan.
2.4. Verifikasi
terhadap
kelengkapan
administratif maupun kelengkapan
teknis
dari
hasil
pemeliharaan
dilakukan.
3.1. Identifikasi
permasalahan
yang
3. Mengatasi
permasalahan
timbul dilakukan.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
41
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN KOMPETENSI
4
Membuat laporan
KRITERIA UNJUK KERJA
3.2. Pelaporan terhadap permasalahan
yang timbul dilakukan.
3.3. Pelaksanaan
penyelesaian
permasalahan
sesuai
dengan
perintah kerja dilakukan.
4.1. Hasil
pelaksanaan
Pemeliharaan
dikumpulkan sesuai dengan perintah
kerja..
4.2. Laporan
pelaksanaan
tugas
koordinasi dibuat.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Perintah kerja adalah lembar penugasan dengan format sesuai
dengan kebijakan masing-masing perusahaan yang berisi deskripsi
penugasan bagi petugas pelaksana.
1.2. Prosedur/SOP adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh
perusahaan/lembaga dalam pelaksanaan Pemeliharaan Transmisi
Tenaga Listrik.
2. Peraturan Yang Diperlukan
2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan
usaha Penyediaan Tenaga Listrik
2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha
Jasa penunjang Tenaga Listrik
2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan Perundangan yang berlaku lainnya
3. Norma dan Standar
3.1. Norma
3.1.1. Pada
pembangunan dan pemasangan Transmisi Tenaga
Listrik, setiap perintah dilakukan secara resmi (tertulis atau
terekam), dengan menggunakan sarana dan prosedur yang
berlaku.
3.1.2. Setiap perintah resmi dari atasan wajib dipatuhi
3.1.3. Kode Etik Pegawai
3.2. Standar
3.2.1. SKTTK ini merupakan standar kompetensi tenaga teknik
ketenagalistrikan pada
pembangunan dan pemasangan
Transmisi Tenaga Listrik
3.2.2. Standing Operation Procedure (SOP)
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
42
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan yang diperlukan sesuai dengan
pembangunan
dan pemasangan Transmisi Tenaga Listrik yang akan
dikerjakan
4.1.2. Alat tulis kantor (ATK)
4.1.3. Alat komunikasi
4.2. Perlengkapan material :
4.2.1. dokumen milestone pelaksanaan pekerjaan
4.2.2. Rambu rambu K2 di daerah kerja
4.2.3. form hasil pemeliharaan
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1. Penilaian terkait dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
kerja dalam menjalankan setiap kriteria unjuk kerja diujikan
ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi
kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2. Peserta harus dilengkapi dengan peralatan / perlengkapan,
dokumen, bahan, serta fasilitas asesmen yang dibutuhkan
1.3. Metoda asesmen yang diterapkan meliputi : test tertulis, test lisan
/wawancara,
observasi
demonstrasi/praktek,
verifikasi
bukti/portofolio
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Secara portofolio dapat menunjukkan bahwa pernah bekerja di
bidang teknis ketenagalistrikan atau memiliki sertifikat pelatihan
terkait dengan bidang teknis ketenagalistrikan atau memiliki ijazah
pendidikan yang terkait dengan bidang teknis ketenagalistrikan.
3. Pengetahuan dan Keterampilan Yang Diperlukan
3.1. Pengetahuan
3.1.1. Memahami SOP
3.1.2. Memahami standar pemasangan Transmisi sesuai dengan
perintah kerja
3.2. Keterampilan
3.2.1. Menerapkan Ketentuan Keselamatan Ketenagalistrikan
3.2.2. Menerapkan Prosedur
Pemasangan (SOP) Pembangkitan
Tenaga Listrik
3.2.3. Mampu membuat laporan pelaksanaan tugas koordinasi
4. Sikap Kerja Yang Diperlukan
4.1. Disiplin dalam mematuhi perintah kerja
4.2. Teliti
4.3. disiplin
4.4. Melaksanakan tugas sesuai Prosedur/SOP dan perintah kerja
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
43
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
4.5.
Melaksanakan
pekerjaan
sesuai
aturan
Keselamatan
Ketenagalistrikkan (K2)
5. Aspek Penting
5.1. Memahami proses pekerjaan sesuai dengan kriteria unjuk kerja
5.2. Mampu melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kriteria unjuk
kerja yang dipersyaratkan.
3.2.3. Mensupervisi Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik
Kode Unit
: D.35.125.00.003.1
Judul Unit
Deskripsi
Unit
: Mensupervisi Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik
: Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengetahuan,
keterampilan dan sikap dalam pelaksanaan kegiatan
supervisi pemeliharaan Transmisi Tenaga
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1.1. Perintah kerja dipahami.
1. Menyiapkan
pelaksanaan supervisi
1.2. Prosedur/SOP pelaksanaan sesuai
perintah kerja dipahami.
1.3. Dokumen
timeline/milestone
pelaksanaan pekerjaan dipahami.
1.4. Komunikasi dan koordinasi proses
pelaksanaan kerja dengan pihak lain
yang terlibat dilaksanakan sesuai
dengan Prosedur/SOP.
terkait
permohonan
2. Melaksanakan supervisi 2.1. Dokumen
pelaksanaan
pemeliharaan
Transmisi
Tenaga
Listrik dari para pemilik instalasi
dikumpulkan.
2.2. Daftar personil koordinator dan
petugas perencana dibuat.
2.3. Pembagian tugas kerja personil
koordnator dan petugas perencana
dibuat sesuai dengan jenis instalasi
dan kompetensi personil.
2.4. Pengecekan
berkala
terhadap
kesiapan operasi peralatan dan
perlengkapan kerja secara sampling
dilakukan.
2.5. Pengecekan
terhadap
kesesuaian
penggunaan form hasil pemeliharaan
terhadap jenis instalasi terpasang
oleh petugas dilakukan.
2.6. Pengecekan terhadap kondisi dan
kesiapan petugas perencana sebelum
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
44
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
bertugas dilakukan.
2.7. Persetujuan pelaksanaan tugas oleh
petugas perencana sesuai dengan
kondisi petugas perencana dan
Prosedur/SOP dilakukan.
2.8. Pengecekan
terhadap
hasil
pemeliharaan
dengan
dokumen
desain dilakukan.
2.9. Pengecekan terhadap pemenuhan
kelengkapan pengisian form hasil
pemeliharaan
Transmisi
Tenaga
Listrik sesuai dengan Prosedur/SOP
dilakukan.
2.10. Pengecekan terhadap pemenuhan
timelines/milestone
pelaksanaan
pekerjaan dilakukan.
3.1. Daftar
rekomendasi
perbaikan
3. Menyampaikan
rekomendasi perbaikan
pelaksanaan
sesuai
dengan
dan menerima feedback
Prosedur/SOP disusun.
3.2. Hasil
pengecekan
terhadap
pelaksanaan disampaikan kepada
petugas.
3.3. Feedback dari petugas koordinator
dan perencana terkait rekomendasi
perbaikan dianalisis.
4.1. Daftar resiko permasalahan teknis
4. Mengatasi
permasalahan
teknis
dan analisis penyelesaiannya sesuai
terkait
pelaksanaan
dengan Prosedur/SOP dibuat.
pemeliharaan
4.2. Penyelesaian permasalahan teknis
sesuai dengan daftar yang telah
dibuat dilaksanakan.
4.3. Daftar permasalahan yang belum
dapat terselesaikan dengan daftar
resiko permasalah sebagaimana pada
poin 4.1 dibuat.
pelaksanaan
supervisi
5. Membuat
laporan 5.1. Analisis
supervisi
dibuat.
5.2. Laporan supervisi pelaksanaan berisi
pelaksanaan rekomendasi perbaikan
pemasangan,
daftar
penyelesaian
permasalahan
dan
daftar
permasalahan
yang
belum
terselesaikan,
serta
analisis
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
45
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
pelaksanaan supervisi dibuat.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Perintah kerja adalah lembar penugasan dengan format sesuai
dengan kebijakan masing-masing perusahaan yang berisi deskripsi
penugasan bagi petugas pelaksana.
1.2. Prosedur/SOP adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh
perusahaan/lembaga dalam pelaksanaan pemeliharaan Transmisi
Tenaga Listrik.
1.3. Pengecekan terhadap kondisi adalah pengecekan kondisi umum
secara visual maupun lisan terhadap kondisi kesehatan baik secara
jasmani maupun mental.
2. Peraturan Yang Diperlukan
2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan Pasal
2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan
usaha Penyediaan Tenaga Listrik
2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha Jasa
penunjang Tenaga Listrik
2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan Perundangan yang berlaku lainnya
3. Norma dan Standar
3.1. Norma
3.1.1. Pada
pembangunan dan pemasangan Transmisi Tenaga
Listrik, setiap perintah dilakukan secara resmi (tertulis atau
terekam), dengan menggunakan sarana dan prosedur yang
berlaku.
3.1.2. pembangunan dan pemasangan Transmisi Tenaga Listrik
harus dilakukan secara optimal sehingga pada saat ditemui
adanya perbedaan di antara beberapa standar yang harus
dirujuk, maka optimasi
pembangunan dan pemasangan
harus diutamakan
3.1.3. Setiap perintah resmi dari atasan wajib dipatuhi
3.1.4. Kode Etik Pegawai
3.2. Standar
3.2.1. SKTTK ini merupakan standar kompetensi tenaga teknik
ketenagalistrikan pada
pembangunan dan pemasangan
Transmisi Tenaga Listrik.
3.2.2. Standing Operation Procedure (SOP) sesuai dengan
perusahaan/lembaga
4. Peralatan dan Perlengkapan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
46
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
4.1. Peralatan
4.1.1. Alat tulis kantor (ATK)
4.1.2. Alat komunikasi
4.1.3. Alat pelindung diri (APD)
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Form hasil pemeliharaan
4.2.2. Dokumen standar Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik
yang berlaku
4.2.3. Dokumen Standing Operation Procedure (SOP) dilokasi uji
kompetensi
4.2.4. Tempat uji kompetensi
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1. Penilaian terkait dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
kerja dalam menjalankan setiap kriteria unjuk kerja diujikan
ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi
kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2. Penilaian secara umum dilakukan dengan cara uji tertulis, uji lisan
dan uji praktek/observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Secara portofolio dapat menunjukkan bahwa pernah bekerja di
bidang teknis ketenagalistrikan atau memiliki sertifikat pelatihan
terkait dengan bidang teknis ketenagalistrikan atau memiliki ijazah
pendidikan yang terkait dengan bidang teknis ketenagalistrikan.
3. Pengetahuan dan Keterampilan Yang Diperlukan
3.1. Pengetahuan
3.1.1. Memahami Ketentuan Keselamatan Ketenagalistrikan
3.1.2. Memahami material dan prosedur
pemasangan peralatan
Transmisi Tenaga Listrik
3.1.3. Memahami manajemen resiko
3.1.4. Memahami SOP
3.1.5. Memahami standar permasangan Transmisi sesuai dengan
perinta kerja
3.2. Keterampilan
3.2.1. Mampu untuk mengatasi permasalahan teknis
3.2.2. Mampu untuk membagi penugasan sesuai dengan
kompetensi dalam pelaksanaan supervisi
3.2.3. Mampu membuat analisis terkait perbaikan dalam
pelaksanaan pekerjaan
3.2.4. Mampu membuat laporan pelaksanaan supervisi
4. Sikap Kerja Yang Diperlukan
4.1. Disiplin dalam menegakkan prosedur di kelompoknya
4.2. Teliti
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
47
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
4.3. Sikap kepemimpinan
4.4. Melaksanakan tugas sesuai Prosedur/SOP dan perintah kerja
4.5. Berintegritas
5. Aspek Penting
5.1. Mampu melaksanakan pekerjaan dengan konsisten di tiap elemen
kompetensi.
5.2. Mampu memenuhi kriteria yang tercakup pada setiap elemen
kompetensi dengan menggunakan teknik teknik dan standar yang
berlaku
3.2.4. Menetapkan Hasil pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik
Kode Unit
: D.35.125.00.04.1
Judul Unit
Deskripsi
Unit
: Menetapkan Hasil pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik
: Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengetahuan,
keterampilan dan sikap dalam pelaksanaan kegiatan
penetapan Hasil pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1.1. Perintah kerja dipahami.
1. Menyiapkan
pelaksanaan
1.2. Prosedur/SOP pelaksanaan sesuai
perintah kerja dipahami.
1.3. Dokumen
program
kerja
instansi/perusahaan
dan
timeline/milestone
pelaksanaan
pekerjaan dipahami.
1.4. Dokumen laporan form evaluasi
analisis hasil pemeliharaan Transmisi
Tenaga Listrik dipahami.
1.5. Dokumen
Laporan
supervisi
pelaksanaan pemeliharaan Transmisi
Tenaga Listrik dipahami.
1.6. Komunikasi dan koordinasi proses
pelaksanaan kerja dengan pihak lain
yang terlibat dilaksanakan sesuai
dengan Prosedur/SOP
2. Melaksanakan evaluasi 2.1. Verifikasi dan validasi terhadap
dokumen
kelengkapan
dokumen
proses
pemeliharaan
Transmisi
Tenaga
Listrik sesuai dengan Prosedur/SOP
dilakukan.
2.2. Evaluasi kesesuaian standar yang
digunakan
dalam
proses
pemeliharaan
Transmisi
Tenaga
Listrik
terhadap
peraturan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
48
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
perundang-undangan yang berlaku.
2.3. Evaluasi
dokumen
proses
pemeliharaan
Transmisi
Tenaga
Listrik terhadap kesesuaian dengan
standar yang digunakan.
2.4. Evaluasi
terhadap
dokumen
rekomendasi perbaikan pemasangan
dilakukan.
2.5. Kesimpulan hasil evaluasi dibuat
sesuai dengan Prosedur/SOP.
3.1. Daftar potensi permasalahan dan
analisis penyelesaian permasalahan
sesuai dengan Prosedur/SOP terkait
proses
pemeliharaan
Transmisi
Tenaga Listrik dibuat.
3.2. Evaluasi terhadap laporan supervisi
perlaksanaan
pemeliharaan
Transmisi Tenaga Listrik dilakukan.
3.3. Pelaksanaan
penyelesaian
permasalahan
dilakukan
sesuai
dengan analisis pada poin 3.1.
3.4. Daftar permasalahan yang belum
dapat diselesaikan dibuat.
4. Menjaga
mutu 4.1. Pengecekan secara berkala terhadap
pemeliharaan Transmisi
pemenuhan
aspek
administratif
Tenaga Listrik
maupun aspek teknis dalam proses
pemeliharaan
Transmisi
Tenaga
Listrik dilakukan.
4.2. Pengecekan secara berkala terhadap
kebenaran
hasil
pemeliharaan
Transmisi Tenaga Listrik dilakukan.
4.3. Pengecekan
secara
berkala
kesesuaian capaian kinerja terhadap
program kerja instansi/perusahaan
dilakukan.
4.4. Melakukan analisis dan evaluasi
terkait capaian kondisi capaian
kinerja terhadap program kerja
instansi/perusahaan dilakukan.
3. Menyelesaikan
permasalahan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
49
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
Hasil
pemeliharaan
5. Menetapkan
hasil 5.1. Dokumen
penyelesaian
ditetapkan.
pemeliharaan Transmisi 5.2. Surat
keterangan
terselesainya
Tenaga Listrik
pemeliharaan
Transmisi
Tenaga
Listrik sesuai standar dan dokumen
desain
disampaikan
kepada
pemohon.
5.3. Evaluasi
dan
analisis
terhadap
feedback dan review dari pemohon
pemeliharaan.
5.4. Laporan
evaluasi
penyelesaian
pemeliharaan
Transmisi
Tenaga
Listrik dibuat.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Perintah kerja adalah lembar penugasan dengan format sesuai
dengan kebijakan masing-masing perusahaan yang berisi deskripsi
penugasan bagi petugas pelaksana.
1.2. Prosedur/SOP adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh
perusahaan/lembaga dalam pelaksanaan pemeliharaan Transmisi
Tenaga Listrik.
1.3. Aspek administratif adalah pemenuhan proses pemeliharaan
Transmisi Tenaga Listrik secara administratif sesuai dengan
Prosedur/SOP perusahaan misalkan pemenuhan pembubuhan
tanda tangan pada setiap form dokumen demi mampu telusurnya
dokumen yang dibuat.
1.4. aspek teknis
adalah pemenuhan persyaratan teknis proses
pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik dengan Prosedur/SOP
perusahaan misalkan peralatan uji dan ukur yang digunakan
harusnya berfungsi dengan baik sehingga hasil pengukuran dan
pengujiannya valid.
2. Peraturan Yang Diperlukan
2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan
usaha Penyediaan Tenaga Listrik
2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha Jasa
penunjang Tenaga Listrik
2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan Perundangan yang berlaku lainnya
3. Norma dan Standar
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
50
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.1. Norma
3.1.1. Pada pembangunan dan pemasangan Peralatan Transmisi
Tenaga Listrik, setiap perintah dilakukan secara resmi
(tertulis atau terekam), dengan menggunakan sarana dan
prosedur yang berlaku
3.1.2. pembangunan
dan pemasangan
Peralatan Transmisi
Tenaga Listrik harus dilakukan secara optimal sehingga pada
saat ditemui adanya perbedaan di antara beberapa standar
yang harus dirujuk, maka optimasi
pembangunan dan
pemasangan harus diutamakan
3.2. Standar
3.2.1. SKTTK ini merupakan standar kompetensi tenaga teknik
ketenagalistrikan pada
pembangunan dan pemasangan
Peralatan Transmisi Tenaga Listrik
3.2.2. Standing Operation Procedure (SOP) sesuai dengan
perusahaan/lembaga
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Alat tulis kantor (ATK)
4.1.2. Alat komunikasi
4.1.3. Alat pelindung diri (APD)
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Form hasil pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik
4.2.2. Form Analisis hasil pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik
4.2.3. Form evaluasi analisis hasil pemeliharaan Transmisi Tenaga
Listrik
4.2.4. Dokumen standar Pemasangan Transmisi Tenaga Listrik
yang berlaku
4.2.5. Dokumen laporan supervisi pelaksanaan pemeliharaan
Transmisi Tenaga Listrik
4.2.6. Dokumen Standing Operation Procedure (SOP) dilokasi uji
kompetensi
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1. Penilaian/asesmen kompetensi ini dapat dilakukan di tempat kerja
atau pada tempat yang disimulasikan.
1.2. Peserta harus dilengkapi dengan peralatan / perlengkapan,
dokumen, bahan, serta fasilitas asesmen yang dibutuhkan
1.3. proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama dengan para
pihak terkait mempertimbangkan aspek aspek tujuan dan kontek
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan peserta , dan
tempat asesmen
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
51
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
2.
3.
4.
5.
1.4. Metoda asesmen yang diterapkan meliputi : test tertulis, test lisan /
wawancara,
observasi
demonstrasi/praktek,
verifikasi
bukti/portofolio
Persyaratan Kompetensi
2.1. Secara portofolio dapat menunjukkan bahwa pernah bekerja di
bidang teknis ketenagalistrikan atau memiliki sertifikat pelatihan
terkait dengan bidang teknis ketenagalistrikan atau memiliki ijazah
pendidikan yang terkait dengan bidang teknis ketenagalistrikan.
Pengetahuan dan Keterampilan Yang Diperlukan
3.1. Pengetahuan
3.1.1. Memahami Ketentuan Keselamatan Ketenagalistrikan
3.1.2. Memahami material dan prosedur
pemasangan Peralatan
Transmisi Tenaga Listrik terkait
3.1.3. Memahami SOP
3.1.4. Memahami manajemen resiko
3.1.5. Memahami prosedur
evaluasi progres pemasangan
Peralatan Transmisi Tenaga Listrik
3.1.6. Memahami ISO 9001:2008
3.1.7. Memahami standar pemeliharaan Transmisi sesuai dengan
perintah kerja
3.2. Keterampilan
3.2.1. Mampu
mengevaluasi
hasil
analisis
kesesuaian
pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik dengan standar
Pemasangan yang berlaku
3.2.2. Mampu membuat kesimpulan dari laporan evaluasi analisis
hasil pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik
3.2.3. Mampu menyelesaikan permasalahan terkait proses
pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik
3.2.4. Mampu membuat dokumen Hasil pemeliharaan
Sikap Kerja Yang Diperlukan
4.1. Disiplin dalam menegakkan prosedur di kelompoknya
4.2. Teliti
4.3. Sikap kepemimpinan
4.4. Melaksanakan tugas sesuai Prosedur/SOP dan perintah kerja
4.5. Berintegritas
Aspek Penting
5.1. Mampu melaksanakan pekerjaan dengan konsisten di tiap elemen
kompetensi.
5.2. Mampu memenuhi kriteria yang tercakup pada setiap elemen
kompetensi dengan menggunakan teknik teknik dan standar yang
berlaku
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
52
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.2.5. Mengelola Pelaksanaan pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik
Kode Unit
Judul Unit
: D.35.125.00.005.1
: Mengelola Pelaksanaan pemeliharaan Transmisi Tenaga
Listrik
Deskripsi
: Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengetahuan,
Unit
keterampilan dan sikap dalam pelaksanaan kegiatan
pengelolaan Pelaksanaan pemeliharaan Transmisi
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1.1. Dokumen
Visi
dan
Misi
1. Menyiapkan
pelaksanaan
perusahaan/instansi dipahami.
1.2. Dokumen
terkait
dengan
output/keluaran yang ditentukan
oleh perusahaan/instansi
1.3. Peraturan
perundangan-undangan
terkait dengan proses pemeliharaan
Transmisi Tenaga Listrik dipahami.
1.4. Dokumen
terkait
operasional
pemeliharaan
Transmisi
Tenaga
Listrik disiapkan.
1.5. Komunikasi dan koordinasi proses
pelaksanaan kerja dengan pihak lain
yang terlibat dilaksanakan sesuai
dengan Prosedur/SOP
2.1. Program kerja tahunan disusun
2. Merencanakan
pengelolaan
sesuai
dengan
visi
dan
misi
perusahaan/instansi dan keluaran
yang
ditentukan
oleh
perusahaan/instansi.
2.2. Identifikasi jumlah sumber daya yang
dimiliki.
2.3. Identifikasi jumlah sumber daya yang
diperlukan.
2.4. Analisis
kebutuhan
pelaksanaan
program kerja dilakukan.
2.5. Timeline
pelaksanaan
pekerjaan
sesuai
dengan
program
kerja
ditetapkan.
2.6. Rencana
kerja
dan
anggaran
perusahaan
ditetapkkan
sesuai
dengan program kerja.
3.1. Program kerja perusahaan/instansi
3. Melaksanakan
pengelolaan
diterjemahkan
dalam
bentuk
Perintah kerja.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
53
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN KOMPETENSI
4. Menyelesaikan
permasalahan
KRITERIA UNJUK KERJA
3.2. Prosedur/SOP
ditetapkan
secara
berkala berdasarkan standar dan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku
3.3. Prosedur/SOP
dievaluasi
secara
berkala berdasarkan standar dan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
3.4. Pembagian
tugas
kerja
untuk
melaksanakan
visi
dan
misi
perusahaan/instansi
dilaksanakan
sesuai
dengan
kompetensi
dari
petugas.
3.5. Secara berkala melakukan evaluasi
terhadap
laporan-laporan
proses
pemeliharaan
Transmisi
Tenaga
Listrik.
3.6. Analisis sesuai dengan visi dan misi
perusahaan/instansi dan keluaran
yang
ditentukan
oleh
perusahaan/instansi
untuk
pemberian keputusan terkait dengan
hubungan
perusahaan/instansi
dengan pihak internal maupun
eksternal dilakukan.
3.7. Secara berkala analisis kesesuaian
pemeliharaan program kerja dengan
capaian kinerja dilakukan.
4.1. Daftar potensi permasalahan dan
analisis penyelesaian permasalahan
sesuai dengan Prosedur/SOP terkait
proses
pemeliharaan
Transmisi
Tenaga Listrik dibuat.
4.2. Evaluasi
terhadap
laporan
permasalahan
yang
belum
terselesaikan.
4.3. Pelaksanaan
penyelesaian
permasalahan
dilakukan
sesuai
dengan analisis pada poin 3.1.
4.4. Daftar permasalahan yang belum
dapat diselesaikan dibuat.
4.5. Pemeliharaan dengan pihak-pihak
eksternal
terkait
penyelesaian
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
54
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN KOMPETENSI
5. Menjaga
mutu
pemeliharaan Transmisi
Tenaga Listrik
6. Evaluasi
program kerja
capaian
7. Membuat laporan hasil
pengelolaan
KRITERIA UNJUK KERJA
permasalahan dilakukan.
5.1. Secara berkala dilakukan evaluasi
kesesuaian
antara
dokumen
pemeliharaan
Transmisi
Tenaga
Listrik terhadap surat keterangan
terselesainya pemeliharaan Transmisi
Tenaga Listrik.
5.2. Secara berkala dilakukan pengecekan
terhadap hasil feedback dan review
dari pemohon pemeliharaan instalasi
terhadap
hasil
pemeliharaan
Transmisi Tenaga Listrik.
6.1. Evaluasi kesesuaian pelaksanaan
pekerjaan terhadap timeline program
kerja dilakukan.
6.2. Evaluasi terhadap kesesuaian antara
pencapaian program kerja terhadap
Visi dan Misi perusahaa dan keluaran
yang
ditentukan
oleh
perusahaan/instansi dilakukan.
6.3. Dokumen evaluasi disusun untuk
sebagai bahan perbaikan kinerja.
7.1. Laporan
proses
pengelolaan
pemeliharaan Transmisi dibuat.
7.2. Laporan
disampaikan
sebagai
pertanggungjawaban
untuk
menjalankan
visi
dan
misi
perusahaan/instansi.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Perintah kerja adalah lembar penugasan dengan format sesuai
dengan kebijakan masing-masing perusahaan yang berisi deskripsi
penugasan bagi petugas pelaksana.
1.2. Prosedur/SOP adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh
perusahaan/lembaga dalam pelaksanaan pemeliharaan Transmisi
Tenaga Listrik.
1.3. Standar adalah standar Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik
yang berlaku.
2. Peraturan Yang Diperlukan
2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
55
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan
usaha Penyediaan Tenaga Listrik
2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha Jasa
penunjang Tenaga Listrik
2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan Perundangan yang berlaku lainnya
3. Norma dan Standar
3.1. Norma
3.1.1. Pada
pembangunan dan pemasangan Transmisi Tenaga
Listrik, setiap perintah dilakukan secara resmi (tertulis atau
terekam), dengan menggunakan sarana dan prosedur yang
berlaku
3.1.2. pembangunan
dan pemasangan
Transmisi harus
dilakukan secara optimal sehingga pada saat ditemui adanya
perbedaan di antara beberapa standar, baik yang sudah
baku maupun yang belum baku, maka optimasi
pembangunan
dan pemasangan
yang mungkin untuk
dilakukan harus diupayakan
3.1.3. Semua norma-norma umum yang tidak bertentangan dengan
Butir 3.1.1. dan 3.1.2. tetap berlaku
3.2. Standar
3.2.1. SKTTK ini merupakan standar kompetensi tenaga teknik
ketenagalistrikan pada
pembangunan dan pemasangan
Pembangkit
3.2.2. Standing Operation Procedure (SOP) sesuai dengan
perusahaan/lembaga
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Alat tulis kantor (ATK)
4.1.2. Alat komunikasi
4.1.3. Alat pelindung diri (APD)
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Dokumen Visi dan Misi perusahaan/instansi
4.2.2. Form hasil pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik
4.2.3. Form Analisis hasil pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik
4.2.4. Form evaluasi analisis hasil pemeliharaan Transmisi Tenaga
Listrik
4.2.5. Dokumen standar Pemasangan Transmisi Tenaga Listrik
yang berlaku
4.2.6. Dokumen laporan supervisi pelaksanaan pemeliharaan
Transmisi Tenaga Listrik
4.2.7. Dokumen Standing Operation Procedure (SOP) dilokasi uji
kompetensi
4.2.8. Tempat uji kompetensi
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
56
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1. Penilaian/asesmen kompetensi ini dapat dilakukan di tempat kerja
atau pada tempat yang disimulasikan.
1.2. Peserta harus dilengkapi dengan peralatan / perlengkapan,
dokumen, bahan, serta fasilitas asesmen yang dibutuhkan
1.3. proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama dengan para
pihak terkait mempertimbangkan aspek aspek tujuan dan kontek
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan peserta , dan
tempat asesmen
1.4. Metoda asesmen yang diterapkan meliputi : test tertulis, test lisan /
wawancara,
observasi
demonstrasi/praktek,
verifikasi
bukti/portofolio
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Secara portofolio dapat menunjukkan bahwa pernah bekerja di
bidang ketenagalistrikan atau memiliki sertifikat pelatihan terkait
dengan bidang ketenagalistrikan atau memiliki ijazah pendidikan
yang terkait dengan bidang ketenagalistrikan.
3. Pengetahuan dan Keterampilan Yang Diperlukan
3.1. Pengetahuan
3.1.1. Memahami Ketentuan Keselamatan Ketenagalistrikan
3.1.2. Memahami SOP
3.1.3. Memahami regulasi terkait dengan pemeliharaan Transmisi
Tenaga Listrik
3.1.4. Memahami manajemen resiko
3.1.5. Memahami manajemen pengelolaan perusahaan/instansi
3.1.6. Memahami ISO 9001
3.1.7. Memahami Standar pemeliharaan Transmisi sesuai dengan
perintah kerja
3.2. Keterampilan
3.2.1. Mampu menerjemahkan visi dan misi perusahaan/instansi
menjadi program kerja
3.2.2. Memahami prosedur
evaluasi progres pemasangan
Pembangkit
3.2.3. Mampu melakukan memberikan tugas untuk menjalankan
perintah kerja kepada petugas sesuai dengan kompetensinya
3.2.4. Memahami ilmu pengetahuan dan teknologi bidang mekanik,
elektrik dan kontrol instrumen yang diperlukan pada
Transmisi terkait
3.2.5. Mampu melakukan pengecekan untuk menjaga kualitas
mutu dari proses pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik
3.2.6. Mampu melakukan kontrol dan evaluasi kinerja sesuai
dengan program kerja
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
57
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.2.7. Mampu berkoordinasi baik internal maupun eksternal dalam
menyelesaikan permasalahan terkait proses pemeliharaan
Transmisi Tenaga Listrik
4. Sikap Kerja Yang Diperlukan
4.1. Disiplin dalam menegakkan prosedur di kelompoknya
4.2. Teliti
4.3. Jelas dan lugas dalam berkomunikasi, khususnya dalam
memberikan perintah
4.4. Melaksanakan tugas sesuai Prosedur/SOP dan perintah kerja
4.5. Berintegritas
5. Aspek Penting
5.1. Mampu melaksanakan pekerjaan dengan konsisten di tiap elemen
kompetensi.
5.2. Mampu memenuhi kriteria yang tercakup pada setiap elemen
kompetensi dengan menggunakan teknik teknik dan standar yang
berlaku
3.2.6. Melaksanakan Pemeliharaan Pondasi Dan Tiang SUTT
Kode Unit
: D.35.125.02.006.1
Judul Unit
:Melaksanakan pemeliharaan pondasi dan tiang SUTT
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
prosedur
ini
berkaitan dengan
pemeliharaan
yang
penerapan
diperlukan
untuk
Melaksanakan pemeliharaan pondasi dan tiang SUTT,
sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku.
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
dan
menyiapkan
pelaksanaan
pemeliharaan
pondasi dan tiang
SUTT.
1.1. Gambar teknik (pondasi tiang SUTT) jaringan
tegangan
Tinggi
dipelajari
sesuai
Standing
Operation Procedure (SOP).
1.2. Tata
cara
Standing
berkomunikasi
Operation
dipahami
Procedure
sesuai
(SOP)
pemeliharaan SUTT.
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
selesai sesuai jadwal yang ditetapkan.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
58
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.4
Personil
berwenang
memastikan
dihubungi
bahwa
dikoordinasikan
sesuai
untuk
pekerjaan
Struktur
telah
Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
1.5
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan
standar pemeliharaan Pondasi Tiang Saluran
Udara
tegangan
Tinggi
yang
ditetapkan
perusahaan.
1.6
Perintah yang diterima diperiksa untuk memastikan bahwa instruksi dapat terlaksana sesuai
standar perusahaan.
1.7
Prosedur
dan
Ketenagalistrikan
peraturan
Keselamatan
dipahami sesuai standar
yang berlaku.
2.
Melaksanakan
2.1
Peralatan
Bantu
dipasang
(SOP)
Standing
pemeliharaan
Operation
pondasi dan tiang
pemeliharaan Pondasi Tiang Saluran Udara
SUTT.
tegangan Tinggi.
2.2
Procedure
sesuai
pelaksanaan
Instruksi dari pelaksana pengambilan data
dilaksanakan
2.3
Alat
kerja,
material
kerja
dan
APD
disiapkan/dikenakan
2.4
data/denah lokasi untuk pemasangan pondasi
dan tiang SUTT diambil.
2.5
data lapangan rencana pemasangan pondasi
dan tiang SUTT diambil.
3.
Memeriksa
3.1
Jalan inspeksi, jembatan dan saluran air
pelaksanaan
disekitar tower diperiksa dan diperbaiki jika
pemeliharaan
cenderung merusak pondasi dan tata letak
pondasi dan tiang
tower secara menyeluruh.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
59
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
SUTT
3.2
Hasil
pemeliharaan
dibandingkan
dengan
target yg telah ditentukan
4.
Membuat
laporan 4.1
pekerjaan
Laporan
format
pekerjaan
dan
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
perusahaan.
4.2
Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1.
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pemeliharaan pondasi
dan tiang Saluran
Udara tegangan Tinggi yang sesuai dengan
peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2.
Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan
2.1
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1.
Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2.
Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan pondasi dan
tiang SUTT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pemeliharaan pondasi dan tiang SUTT yang
ditetapkan perusahaan.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
60
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pemeliharaan pondasi dan tiang SUTT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pemeliharaan pondasi dan tiang SUTT.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan pondasi dan tiang
SUTT.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : alat ukur, alat komunikasi
4.1.2. Peralatan bantu : theodolite, meteran, alat ukur jarak. tangga
hand line, APD, dan Alat K3
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Pengki sesuai ukuran
4.2.3. Cat Hitam
4.2.4. Lap majun
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2. Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
pemeliharaan pondasi dan tiang SUTT.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1
Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2
Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
61
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3
Teori Listrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian
Resistansi,
Induktasi,
Kapasitansi
dan
Impedansi.
3.1.4
Jaringan SUTT
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SUTT.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SUTT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan Pondasi
Tiang Saluran Udara tegangan Tinggi.
3.1.5
Mekanika hantaran udara.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Andongan (saging).
3.1.5.4. Gaya tarik penghantar pada tiang sudut.
3.1.5.5. Pengaruh angin terhadap gaya tarik penghantar
3.1.6
ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan pondasi dan tiang
SUTT.
3.2 Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi.
3.2.2
Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.
3.2.3
Mengukur reistansi pentanahan pada tower sesuai IK.
3.2.4
Mengukur medan listrik di jalur SUTT
3.2.5
Mengukur jarak andongan dan jarak bangunan yang terdekat.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1.
Teliti.
4.2.
Cermat.
4.3.
Disiplin.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
62
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.
3.2.7. Melaksanakan Pemeliharaan Pondasi Dan Tiang SUTET
Kode Unit
: D.35.125.02.007.1
Judul Unit
:Melaksanakan pemeliharaan pondasi dan tiang SUTET
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
prosedur
ini
berkaitan dengan
pemeliharaan
yang
penerapan
diperlukan
untuk
Melaksanakan pemeliharaan pondasi dan tiang SUTET,
sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku.
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
dan
1.1. Gambar teknik (pondasi tiang SUTET) jaringan
menyiapkan
Ekstra
pelaksanaan
pemeliharaan
pondasi dan tiang
Tinggi
dipelajari
sesuai
Standing
Operation Procedure (SOP).
1.2. Tata
cara
berkomunikasi
Standing
SUTET.
Operation
dipahami
Procedure
sesuai
(SOP)
pemeliharaan SUTET.
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
selesai sesuai jadwal yang ditetapkan.
1.4
Personil
berwenang
memastikan
dikoordinasikan
bahwa
sesuai
dihubungi
pekerjaan
Struktur
untuk
telah
Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
1.5
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan
standar pemeliharaan Pondasi Tiang Saluran
Udara
Ekstra
Tinggi
yang
ditetapkan
perusahaan.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
63
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.6
Perintah yang diterima diperiksa untuk memastikan bahwa instruksi dapat terlaksana sesuai
standar perusahaan.
1.7
Prosedur
dan
peraturan
Ketenagalistrikan
Keselamatan
dipahami sesuai standar
yang berlaku.
2.
Melaksanakan
2.1
Peralatan
Bantu
dipasang
(SOP)
Standing
pemeliharaan
Operation
pondasi dan tiang
pemeliharaan Pondasi Tiang Saluran Udara
SUTET.
Ekstra Tinggi.
2.2
Procedure
sesuai
pelaksanaan
Instruksi dari pelaksana pengambilan data
dilaksanakan
2.3
Alat
kerja,
material
kerja
dan
APD
disiapkan/dikenakan
2.4
Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi
untuk pemasangan pondasi dan tiang SUTET.
2.5
Melaksanakan
rencana
pengambilan
pemasangan
data
pondasi
lapangan
dan
tiang
SUTET.
3.
Memeriksa
3.1
Jalan inspeksi, jembatan dan saluran air
pelaksanaan
disekitar tower diperiksa dan diperbaiki jika
pemeliharaan
cenderung merusak pondasi dan tata letak
pondasi dan tiang
tower secara menyeluruh.
SUTET
3.2
Hasil
pemeliharaan
dibandingkan
dengan
target yg telah ditentukan
4.
Membuat
laporan 4.1
pekerjaan
Laporan
format
pekerjaan
dan
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
perusahaan.
4.2
Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
BATASAN VARIABEL
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
64
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
1. Konteks Variabel
1.1.
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pemeliharaan pondasi
dan tiang Saluran
Udara Ekstra Tinggi yang sesuai dengan
peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2.
Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan
2.1
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1.
Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2.
Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan pondasi dan
tiang SUTET yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pemeliharaan pondasi dan tiang SUTET yang
ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pemeliharaan pondasi dan tiang SUTET.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pemeliharaan pondasi dan tiang SUTET.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan pondasi dan tiang
SUTET.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : alat ukur, alat komunikasi
4.1.2. Peralatan bantu : theodolite, meteran, alat ukur jarak. tangga
hand line, APD, dan Alat K3
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Pengki sesuai ukuran
4.2.3. Cat Hitam
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
65
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
4.2.4. Lap majun
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2. Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
pemeliharaan pondasi dan tiang SUTET.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1
Bahan Listrik
3.1.1.3. Konduktor
3.1.1.4. Isolator
3.1.2
Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3
Teori Listrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian
Resistansi,
Induktasi,
Kapasitansi
dan
Impedansi.
3.1.4
Jaringan SUTET
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SUTET.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SUTET.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan Pondasi
Tiang Saluran Udara Ekstra Tinggi.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
66
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.1.5
Mekanika hantaran udara.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Andongan (saging).
3.1.5.4. Gaya tarik penghantar pada tiang sudut.
3.1.5.5. Pengaruh angin terhadap gaya tarik penghantar
3.1.6
ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan pondasi dan tiang
SUTET.
3.2 Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi.
3.2.2
Orientasi lapangan pada jaringan SUTET.
3.2.3
Mengukur reistansi pentanahan pada tower sesuai IK.
3.2.4
Mengukur medan listrik di jalur SUTET
3.2.5
Mengukur jarak andongan dan jarak bangunan yang terdekat.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1.
Teliti.
4.2.
Cermat.
4.3.
Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.
3.2.8. Melaksanakan Pemeliharaan Konduktor Dan Aksesoris SUTT
Kode Unit
: D.35.125.02.008.1
Judul Unit
:Melaksanakan pemeliharaan
konduktor dan aksesoris
SUTT.
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
prosedur
ini
pemeliharaan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
berkaitan dengan
yang
penerapan
diperlukan
untuk
67
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
melaksanakan
pemeliharaan
konduktor
dan
aksesoris
SUTT, sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
dan
1.1.
menyiapkan
tegangan Tinggi dipelajari sesuai Standing
pelaksanaan
Operation Procedure (SOP).
pemeliharaan
konduktor
Gambar teknik (pondasi tiang SUTT) jaringan
dan
1.2.
Tata
cara
berkomunikasi
dilaksana-kan
aksesoris SUTT
sesuai
dipahami
Standing
dan
Operation
Procedure (SOP) pemeliharaan SUTT.
1.3.
Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
1.4.
Personil
berwenang
memastikan
dihubungi
bahwa
untuk
pekerjaan
telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
1.5.
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan
standar
Melaksanakan
pemeliharaan
konduktor
dan
SUTT
aksesoris
yang
ditetapkan perusahaan.
1.6.
Perintah
yang
memastikan
diterima
bahwa
diperiksa
instruksi
untuk
dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.
1.7
Prosedur
dan
Ketenagalistrikan
peraturan
Keselamatan
dipahami sesuai standar
yang berlaku.
2.
Melaksanakan
2.1
pemeliharaan
konduktor
Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing
Operation
dan
aksesoris SUTT
Procedure
(SOP)
pelaksanaan
pemeliharaan konduktor dan aksesoris SUTT.
2.2
Instruksi dari pelaksana pengambilan data
dilaksanakan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
68
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
2.3
Alat
kerja,
material
kerja
dan
APD
disiapkan/dikenakan
2.4
Data/denah
lokasi
untuk
pemasangan
konduktor dan aksesoris SUTT dikumpulkan.
2.5
Data lapangan
pemasangan konduktor dan
aksesoris SUTT dikumpulkan.
3.
Memeriksa
3.1.
Jalan inspeksi, jembatan dan saluran air
pelaksanaan
disekitar tower diperiksa dan diperbaiki jika
pemeliharaan
cenderung merusak pondasi dan tata letak
konduktor
dan
aksesoris SUTT
tower secara menyeluruh..
3.2
Hasil
pemeliharaan
dibandingkan
dengan
target yg telah ditentukan.
4.
Membuat laporan 4.1.
Laporan penyelesaian pekerjaan dibuat sesuai
pekerjaan
dengan format dan Prosedur yang ditetapkan
perusahaan
4.2
Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
BATASAN VARIABEL
1 Konteks Variabel
1.1
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pemeliharaan dan
pemasangan konduktor dan aksesoris SUTT yang sesuai dengan
peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2
Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 150 kV
1. Peraturan yang diperlukan
2.1
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
69
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
2.5
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
2. Norma dan Standar
3.1.
Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2.
Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan konduktor
dan asesoris SUTT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pemeliharaan konduktor dan asesoris SUTT
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pemeliharaan konduktor dan asesoris
SUTT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pemeliharaan konduktor dan asesoris SUTT.
3.2.5 Instruksi
Kerja
pekerjaan
pemeliharaan
konduktor
dan
asesoris SUTT.
3. Peralatan dan Perlengkapan
4.1.
Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : cangkul, golok, sendok semen, kuas cat.
4.1.2. Peralatan bantu : theodolite, meteran, alat ukur jarak. tangga
hand line , ,APD, dan Alat K3
4.1.3. Tool set
4.2.
Perlengkapan
4.2.1 Konduktor sesuai ukuran
4.2.2 Konector sesuai ukuran
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1.
Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2.
Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2 Persyaratan Kompetensi
2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2. Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
pemeliharaan konduktor dan asesoris SUTT.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
70
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.
3
Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
1.1.
Pengetahuan
3.1.1. Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2. Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3. Teori Listrik Dasar
3.1.2.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.2.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.2.3. Hukum Ohm.
3.1.2.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.2.5. Rangkaian
Resistansi,
Induktasi,
Kapasitansi
dan
Impedansi.
3.1.4. Jaringan SUTT
3.1.8.1. Konstruksi jaringan SUTT.
3.1.8.2. Peralatan / Komponen Jaringan SUTT.
3.1.8.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan Pondasi
Tiang Saluran Udara tegangan Tinggi.
3.1.5. Mekanikahantaran udara.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Andongan (saging).
3.1.5.4. Gaya tarik penghantar pada tiang sudut.
3.1.5.5. Pengaruh angin terhadap gaya tarik penghantar.
3.1.6. ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur
K2
pada
pemeliharaan
konduktor
dan
asesoris SUTT.
4.2.
Keterampilan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
71
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
4
3.2.1
Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi.
3.2.2
Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.
3.2.3
Mengukur reistansi pentanahan pada tower sesuai IK.
3.2.4
Mengukur medan listrik di jalur SUTT
3.2.5
Mengukur jarak andongan dan jarak bangunan yang terdekat.
Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.
5
Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan
3.2.9. Melaksanakan Pemeliharaan Konduktor Dan Aksesoris SUTET
Kode Unit
: D.35.125.02.009.1
Judul Unit
:Melaksanakan
pemeliharaan
konduktor dan aksesoris
SUTET.
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
prosedur
ini
pemeliharaan
Melaksanakan
berkaitan dengan
yang
pemeliharaan
penerapan
diperlukan
konduktor
dan
untuk
aksesoris
SUTET, sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
dan
menyiapkan
pelaksanaan
1.1.
Gambar teknik (pondasi tiang SUTET) jaringan
tegangan
Ekstra
Tinggi
dipelajari
sesuai
Standing Operation Procedure (SOP).
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
72
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
pemeliharaan
konduktor
1.2.
dan
Tata
cara
berkomunikasi
dilaksana-kan
aksesoris SUTET
sesuai
dipahami
Standing
dan
Operation
Procedure (SOP) pemeliharaan SUTET.
1.3.
Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
1.4.
Personil
berwenang
memastikan
dihubungi
bahwa
untuk
pekerjaan
telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
1.5.
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan
standar
Melaksanakan
konduktor
dan
pemeliharaan
aksesoris
SUTET
yang
ditetapkan perusahaan.
1.6.
Perintah
yang
diterima
memastikan
bahwa
diperiksa
instruksi
untuk
dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.
1.7
Prosedur
dan
Ketenagalistrikan
peraturan
Keselamatan
dipahami sesuai standar
yang berlaku.
2.
Melaksanakan
2.1
pemeliharaan
konduktor
Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing
Operation
dan
aksesoris SUTET
Procedure
(SOP)
pelaksanaan
pemeliharaan konduktor dan aksesoris SUTET.
2.2
Instruksi dari pelaksana pengambilan data
dilaksanakan
2.3
Alat
kerja,
material
kerja
dan
APD
disiapkan/dikenakan
2.4
Data/denah
lokasi
untuk
pemasangan
konduktor dan aksesoris SUTET dikumpulkan.
2.5
Data lapangan
pemasangan konduktor dan
aksesoris SUTET dikumpulkan.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
73
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
3.
Memeriksa
3.1.
Jalan inspeksi, jembatan dan saluran air
pelaksanaan
disekitar tower diperiksa dan diperbaiki jika
pemeliharaan
cenderung merusak pondasi dan tata letak
konduktor
dan
aksesoris SUTET
tower secara menyeluruh..
3.2
Hasil
pemeliharaan
dibandingkan
dengan
target yg telah ditentukan.
4.
Membuat laporan 4.1.
Laporan penyelesaian pekerjaan dibuat sesuai
pekerjaan
dengan format dan Prosedur yang ditetapkan
perusahaan
4.2
Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki
oleh
perusahaan
dalam
pelaksanaan
pemeliharaan
pemasangan konduktor dan aksesoris SUTET yang sesuai dengan
peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2
Tegangan Ekstra Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai
antara 275 kV sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan
2.1
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1.
Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2.
Standar
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
74
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan konduktor
dan asesoris SUTET yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pemeliharaan konduktor dan asesoris SUTET
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pemeliharaan konduktor dan asesoris
SUTET.
3.2.4 SOP
Pelaksanaan
pemeliharaan
konduktor
dan
asesoris
SUTET.
3.2.5 Instruksi
Kerja
pekerjaan
pemeliharaan
konduktor
dan
asesoris SUTET.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1.
Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : cangkul, golok, sendok semen, kuas cat.
4.1.2. Peralatan bantu : theodolite, meteran, alat ukur jarak. tangga
hand line , ,APD, dan Alat K3
4.1.3. Tool set
4.2.
Perlengkapan
4.2.1 Konduktor sesuai ukuran
4.2.2 Konector sesuai ukuran
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1.
Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2.
Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2. Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
pemeliharaan konduktor dan asesoris SUTET.
2.3. Menggunakan alat pencari lokasi gangguan
2.4. Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1.
Pengetahuan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
75
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.1.1. Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2. Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3. Teori Listrik Dasar
3.1.2.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.2.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.2.3. Hukum Ohm.
3.1.2.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.2.5. Rangkaian
Resistansi,
Induktasi,
Kapasitansi
dan
Impedansi.
3.1.4. Jaringan SUTET
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SUTET.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SUTET.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan konduktor
dan asesoris SUTET.
3.1.5. Mekanikahantaran udara.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Andongan (saging).
3.1.5.4. Gaya tarik penghantar pada tiang sudut.
3.1.5.5. Pengaruh angin terhadap gaya tarik penghantar.
3.1.6. ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan
3.1.6.3. Peraturan K2
3.1.6.4. Prosedur
K2
pada
pemeliharaan
konduktor
dan
asesoris SUTET.
4.2.
Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi.
3.2.2
Orientasi lapangan pada jaringan SUTET.
3.2.3
Mengukur reistansi pentanahan pada tower sesuai IK.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
76
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.2.4
Mengukur medan listrik di jalur SUTET
3.2.5
Mengukur jarak andongan dan jarak bangunan yang terdekat.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.3. Teliti.
4.4. Cermat.
4.5. Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.
3.2.10.
Melaksanakan Pemeliharaan Jalur SKTT
Kode Unit
: D.35.125.02.010.1
Judul Unit
:Melaksanakan pemeliharaan Jalur SKTT.
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
prosedur
ini
berkaitan dengan
pemeliharaan
yang
penerapan
diperlukan
untuk
melaksanakan pemeliharaan Jalur SKTT sesuai instruction
manual dan SOP yang berlaku
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
dan
menyiapkan
pelaksanaan
pemeliharaan
Jalur SKTT.
1.1. Gambar teknik Jalur jaringan kabel tanah
Tinggi dipelajari sesuai Standing Operation
Procedure (SOP).
1.2. Tata
cara
dilaksana-kan
berkomunikasi
sesuai
dipahami
Standing
dan
Operation
Procedure (SOP) pemeliharaan jalur jaringan
kabel tanah tinggi dan ekstra tinggi.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
77
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
1.4
Personil
berwenang
memastikan
dihubungi
bahwa
dikoordinasikan
untuk
pekerjaan
sesuai
Struktur
telah
Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
1.5
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan
standar
Melaksanakan
pemeliharaan
Jalur
SKTT yang ditetapkan perusahaan.
1.6
Perintah
yang
diterima
memastikan
bahwa
diperiksa
untuk
instruksi
dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.
1.7
Prosedur
dan
peraturan
Ketenagalistrikan
Keselamatan
dipahami sesuai standar
yang berlaku.
2.
Melaksanakan
2.1
Peralatan
Bantu
dipasang
pemeliharaan
Operation
Jalur SKTT
pemeliharaan Jalur SKTT.
2.2
Procedure
sesuai
(SOP)
Standing
pelaksanaan
Instruksi dari pelaksana pengambilan data
dilaksanakan
2.3
Alat
kerja,
material
kerja
dan
APD
disiapkan/dikenakan
2.4
Data/denah
lokasi
untuk
pemasangan
konduktor dan aksesoris SKTT dikumpulkan.
2.5
Data lapangan
pemasangan konduktor dan
aksesoris SKTT dikumpulkan.
3.
Memeriksa
3.1
Jalan inspeksi, jembatan dan saluran air
pelaksanaan
disekitar jalur diperiksa dan diperbaiki jika
pemeliharaan
cenderung merusak tata letak jalur tersebut
Jalur SKTT.
secara menyeluruh.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
78
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
3.2
Hasil
pemeliharaan
dibandingkan
dengan
target yg telah ditentukan.
4.
Membuat
laporan 4.1
pekerjaan
Laporan
format
pekerjaan
dan
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
perusahaan.
4.2
Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1.
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pemeliharaan Jalur
SKTT (Saluran
kabel tanah tegangan Tinggi) yang sesuai dengan
peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2.
Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan
2.1.
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2.
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3.
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4.
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5.
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1
Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2
Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan Jalur SKTT
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pemeliharaan Jalur SKTT yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pemeliharaan Jalur SKTT.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
79
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.2.4 SOP Pelaksanaan pemeliharaan Jalur SKTT.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan Jalur SKTT
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1.
4.2.
Peralatan
4.1.1.
Peralatan Peralatan utama : alat ukur, alat komunikasi
4.1.2.
Peralatan bantu : tangga hand line, APD, Alat K3
4.1.3.
Tool set
Perlengkapan
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Pengki sesuai ukuran
4.2.3. Cat Hitam
4.2.4. Lap majun
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1.
Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2.
Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2 Persyaratan Kompetensi
2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2. Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
pemeliharaan Jalur SKTT.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik
3
Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1.
Pengetahuan
3.1.1. Bahan Listrik
3.1.1.3. Konduktor
3.1.1.4.
Isolator
3.1.2. Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.1.3. Macam alat ukur listrik.
3.1.1.4.
Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.1.5. Penggunaan alat ukur listrik.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
80
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.1.3. Teori Listrik Dasar
3.1.1.3. Arus bolak balik fase satu.
3.1.1.4. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.1.5. Hukum Ohm.
3.1.1.6. Hukum Kirchhoff I
3.1.1.7. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4. Jaringan saluran kabel tegangan tinggi
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKTT.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKTT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan Jalur SKTT.
3.1.5. Mekanika hantaran udara.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Masalah kemiringan..
3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel.
3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT..
3.1.6. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan Jalur SKTT.
3.2. Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi.
3.2.2
Orientasi lapangan pada jaringan SKTT.
3.2.3
Mengukur reistansi pentanahan pada SKTT sesuai IK.
3.2.4
Mengukur medan listrik di jalur SKTT.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1.
Teliti.
4.2.
Cermat.
4.3.
Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
81
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.
3.2.11. Melaksanakan Pemeliharaan Jalur SKLT
Kode Unit
: D.35.125.02.011.1
Judul Unit
:Melaksanakan pemeliharaan Jalur SKLT.
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
prosedur
ini
berkaitan dengan
pemeliharaan
yang
penerapan
diperlukan
untuk
Melaksanakan pemeliharaan Jalur SKLT sesuai instruction
manual dan SOP yang berlaku
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
dan
1.1. Gambar teknik Jalur
menyiapkan
Tinggi dipelajari sesuai Standing Operation
pelaksanaan
pemeliharaan
Jalur SKLT.
kabel laut tegangan
Procedure (SOP).
1.2. Tata
cara
berkomunikasi
dilaksana-kan
sesuai
dipahami
Standing
dan
Operation
Procedure (SOP) pemeliharaan jalur kabel laut
tegangan tinggi.
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
1.4
Personil
berwenang
memastikan
dikoordinasikan
dihubungi
bahwa
sesuai
untuk
pekerjaan
Struktur
telah
Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
1.5
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan
standar
Melaksanakan
pemeliharaan
Jalur
SKLT yang ditetapkan perusahaan.
1.6
Perintah
yang
memastikan
diterima
bahwa
diperiksa
untuk
instruksi
dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
82
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.7
Prosedur
dan
peraturan
Ketenagalistrikan
Keselamatan
dipahami sesuai standar
yang berlaku.
2.
Melaksanakan
2.1
Peralatan
Bantu
dipasang
pemeliharaan
Operation
Jalur SKLT
pemeliharaan Jalur SKLT.
2.2
Procedure
sesuai
(SOP)
Standing
pelaksanaan
Instruksi dari pelaksana pengambilan data
dilaksanakan
2.3
Alat
kerja,
material
kerja
dan
APD
disiapkan/dikenakan
2.4
Data/denah
lokasi
untuk
pemasangan
konduktor dan aksesoris SKLT dikumpulkan.
2.5
Data lapangan
pemasangan konduktor dan
aksesoris SKLT dikumpulkan.
3.
Memeriksa
3.1
Jalan inspeksi, jembatan dan saluran air
pelaksanaan
disekitar jalur diperiksa dan diperbaiki jika
pemeliharaan
cenderung merusak tata letak jalur tersebut
Jalur SKLT.
secara menyeluruh.
3.2
Hasil
pemeliharaan
dibandingkan
dengan
target yg telah ditentukan.
4.
Membuat
laporan 4.1
pekerjaan
Laporan
format
pekerjaan
dan
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
perusahaan.
4.2
Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1.
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pemeliharaan Jalur
yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2.
Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
83
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
sampai dengan 150 kV
2. Peraturan yang diperlukan
2.1.
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2.
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3.
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4.
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5.
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1
Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2
Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan Jalur SKLT
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pemeliharaan Jalur SKLT yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pemeliharaan Jalur SKLT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pemeliharaan Jalur SKLT.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan Jalur SKLT
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1.
4.2.
Peralatan
4.1.1.
Peralatan Peralatan utama : alat ukur, alat komunikasi
4.1.2.
Peralatan bantu : tangga hand line, APD, Alat K3
4.1.3.
Tool set
Perlengkapan
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Pengki sesuai ukuran
4.2.3. Cat Hitam
4.2.4. Lap majun
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1.
Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
84
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
1.2.
Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2. Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
pemeliharaan Jalur SKLT.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1. Pengetahuan
3.1.1. Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2.
Isolator
3.1.2. Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.1.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.1.2.
Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.1.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3. Teori Listrik Dasar
3.1.1.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.1.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.1.3. Hukum Ohm.
3.1.1.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.1.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4. Jaringan saluran kabel tegangan tinggi
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKLT.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKLT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan Jalur SKLT.
3.1.5. Mekanika hantaran udara.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Masalah kemiringan..
3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel.
3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT..
3.1.6. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan Jalur SKLT.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
85
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.2. Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi.
3.2.2
Orientasi lapangan pada jaringan SKLT.
3.2.3
Mengukur reistansi pentanahan pada SKLT sesuai IK.
3.2.4
Mengukur medan listrik di jalur SKLT.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
5.2.
Teliti.
5.3.
Cermat.
5.4.
Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.
3.2.12. Melaksanakan Pemeliharaan Minyak Insulasi Dan Tangki Ekspansi
Kode Unit
: D.35.125.02.012.1
Judul Unit
:Melaksanakan pemeliharaan minyak insulasi dan tangki
ekspansi
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
prosedur
ini
pemeliharaan
berkaitan dengan
yang
penerapan
diperlukan
untuk
melaksanakan pemeliharaan minyak insulasi dan tangki
ekspansi sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
dan
menyiapkan
pelaksanaan
1.1. Gambar teknik Jalur jaringan kabel tanah dan
kabel laut tegangan Tinggi dipelajari sesuai
Standing Operation Procedure (SOP).
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
86
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
pemeliharaan
minyak
dan
1.2. Tata
insulasi
cara
berkomunikasi
dilaksana-kan
tangki
sesuai
dipahami
Standing
dan
Operation
Procedure (SOP) pemeliharaan jalur jaringan
ekspansi
kabel tanah dan kabel laut tegangan tinggi.
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
1.4
Personil
berwenang
memastikan
dihubungi
bahwa
dikoordinasikan
untuk
pekerjaan
sesuai
Struktur
telah
Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
1.5
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan
standar
SKTT
melaksanakan
dan/atau
pemeliharaan
SKLT
yang
Jalur
ditetapkan
perusahaan.
1.6
Perintah
yang
diterima
memastikan
bahwa
diperiksa
untuk
instruksi
dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.
1.7
Prosedur
dan
Ketenagalistrikan
peraturan
Keselamatan
dipahami sesuai standar
yang berlaku.
2.
Melaksanakan
2.1
Peralatan
Bantu
pemeliharaan
Operation
minyak
pemeliharaan
dan
ekspansi
insulasi
tangki
dipasang
Procedure
minyak
sesuai
(SOP)
insulasi
Standing
pelaksanaan
dan
tangki
ekspansi
2.2
Instruksi dari pelaksana pengambilan data
dilaksanakan
2.3
Alat
kerja,
material
kerja
dan
APD
disiapkan/dikenakan
2.4
data/denah lokasi untuk
pemasangan minyak
insulasi dan tangki ekspansi diambil.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
87
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
2.5
data lapangan
pemasangan minyak insulasi
dan tangki ekspansi diambil.
3.
Memeriksa
3.1
pelaksanaan
dengan standar/petunjuk Pemasangan.
pemeliharaan
minyak
dan
kesesuaian Pemasangan komponen peralatan
insulasi
3.2
Hasil
pemeliharaan
dibandingkan
dengan
target yg telah ditentukan.
tangki
ekspansi
4.
Membuat
laporan 4.1
pekerjaan
Laporan
format
pekerjaan
dan
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
perusahaan.
4.2
Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1.
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pemeliharaan minyak
insulasi dan tangki ekspansi yang sesuai dengan peraturan dan
standar mutu yang berlaku
1.2.
Tegangan Tinggi dan ekstra tinggi adalah tegangan yang mempunyai
nilai antara 35 kV sampai dengan 500 kV.
2. Peraturan yang diperlukan
2.1
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1
Norma
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
88
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.1.1 Partisipatif
3.2
Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan minyak insulasi dan
tangki ekspansi yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pelaksanaan pemeliharaan minyak insulasi dan
tangki ekspansi yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pelaksanaan pemeliharaan minyak insulasi
dan tangki ekspansi.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pelaksanaan pemeliharaan minyak insulasi dan
tangki ekspansi.
3.2.1 Instruksi Kerja pekerjaan pelaksanaan pemeliharaan minyak insulasi
dan tangki ekspansi.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1.
Peralatan utama : alat ukur, alat komunikasi
4.1.2.
Peralatan bantu : APD,Alat K3,
4.1.3.
Tool set
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Isolator
4.2.2. Bending wire
4.2.3. Silicon clotch
4.2.4. Lap majun
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2. Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
pemeliharaan Jalur SKTT dan/atau SKLT.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
89
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1.
Pengetahuan yang dibutuhkan
3.1.1 Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 Teori Listrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian
Resistansi,
Induktasi,
Kapasitansi
dan
Impedansi.
3.1.4 Jaringan saluran udara tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKTT dan SKLTT.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKTT dan SKLTT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan Jalur SKTT
dan/atau SKLT.
3.1.5 Mekanika hantaran saluran kabel tegangan tinggi.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel.
3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT.
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan Jalur SKTT dan/atau
SKLT.
3.2. Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan jaringan transmisi.
3.2.2
Orientasi lapangan pada jaringan SKTT dan/atau SKLT.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
90
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1.
Teliti.
4.2.
Cermat.
4.3.
Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.
3.2.13. Melaksanakan Pemeliharaan Cross Bounding, Sealing End Dan
Sambungan SKTT
Kode Unit
: D.35.125.02.013.1
Judul Unit
:Melaksanakan pemeliharaan cross bounding, sealing end
dan sambungan SKTT
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
prosedur
ini
pemeliharaan
berkaitan dengan
yang
penerapan
diperlukan
untuk
melaksanakan pemeliharaan cross bounding, sealing end
dan sambungan SKTT sesuai instruction manual dan SOP
yang berlaku
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
dan
1.1. Gambar teknik Jalur jaringan kabel tanah dan
menyiapkan
pelaksanaan
tegangan
Tinggi
dipelajari
sesuai
Standing
Operation Procedure (SOP).
pemeliharaan
cross
bounding,
sealing
end
dan
sambungan SKTT
1.2. Tata
cara
dilaksana-kan
berkomunikasi
sesuai
dipahami
Standing
dan
Operation
Procedure (SOP) pemeliharaan jalur jaringan
kabel tanah tegangan tinggi.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
91
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
1.4
Personil
berwenang
memastikan
dihubungi
bahwa
dikoordinasikan
untuk
pekerjaan
sesuai
Struktur
telah
Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
1.5
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan
standar
melaksanakan
pemeliharaan
cross
bounding, sealing end dan sambungan SKTT
yang ditetapkan perusahaan.
1.6
Perintah
yang
diterima
memastikan
bahwa
diperiksa
untuk
instruksi
dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.
1.7
Prosedur
dan
Ketenagalistrikan
peraturan
Keselamatan
dipahami sesuai standar
yang berlaku.
2.
Mempersiapkan
pola
2.1
evaluasi
Peralatan
Bantu
Operation
Procedure
pemeliharaan
pemeliharaan
cross
bounding,
ekspansi
sealing
end
dan
sambungan SKTT
2.2
dipasang
sesuai
(SOP)
minyak
insulasi
Standing
pelaksanaan
dan
tangki
Instruksi dari pelaksana pengambilan data
dilaksanakan
2.3
Alat
kerja,
material
kerja
dan
APD
disiapkan/dikenakan
2.4
data/denah
lokasi
untuk
pengawsasan
pemasangan cross bounding, sealing end dan
sambungan SKTT diambil.
2.5
data lapangan
pemasangan cross bounding,
sealing end dan sambungan SKTT diambil.
3.
Memeriksa
pelaksanaan
pemeliharaan
cross
bounding,
3.1.
kesesuaian Pemasangan komponen peralatan
dengan standar/petunjuk Pemasangan.
3.2. Hasil
pemeliharaan
dibandingkan
dengan
target yg telah ditentukan.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
92
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
sealing
end
dan
sambungan SKTT
4.
Membuat
laporan 4.1. Laporan
pekerjaan
format
pekerjaan
dan
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
perusahaan.
4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1.
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pemeliharaan cross
bounding, sealing end dan sambungan SKTT yang sesuai dengan
peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2.
Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 150 kV
2. Peraturan yang diperlukan
2.1
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2
Standar
3.2.1 Standing
Operation
Prosedur
(SOP)
pemeliharaan
cross
bounding, sealing end dan sambungan SKTT yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pelaksanaan pemeliharaan cross bounding,
sealing
end
dan
sambungan
SKTT
yang
ditetapkan
perusahaan.
3.2.3 SOP
Pesyaratan
Kerja
pelaksanaan
pemeliharaan
cross
bounding, sealing end dan sambungan SKTT.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
93
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.2.4 SOP Pelaksanaan pelaksanaan pemeliharaan cross bounding,
sealing end dan sambungan SKTT.
3.2.1 Instruksi Kerja pekerjaan pelaksanaan pemeliharaan cross
bounding, sealing end dan sambungan SKTT.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : alat ukur, alat komunikasi
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Pengki sesuai ukuran
4.2.3. Cat Hitam
4.2.4. Lap majun
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1.1
Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.1.2
Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKTT.
2.1.3
Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1. Pengetahuan:
3.1.1
Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2
Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3
Teori Listrik Dasar
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
94
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian
Resistansi,
Induktasi,
Kapasitansi
dan
Impedansi.
3.1.4
Jaringan saluran udara tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKTT.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKTT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan Jalur SKTT.
3.1.5
Mekanika hantaran saluran kabel tegangan tinggi.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel.
3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT.
3.1.6
Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan Jalur SKTT.
3.2.
Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi.
3.2.2
Orientasi lapangan pada jaringan SKTT.
3.2.3
Mengukur resistansi pentanahan pada SKTT sesuai IK.
3.2.4
Mengukur medan listrik di jalur SKTT.
3.2.5
Menguji sistem proteksi tekanan minyak kabel.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1.
Teliti.
4.2.
Cermat.
4.3.
Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
95
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.2.14. Melaksanakan Pemeliharaan Cross Bounding, Sealing End Dan
Sambungan SKLT
Kode Unit
: D.35.125.02.014.1
Judul Unit
:Melaksanakan pemeliharaan cross bounding, sealing end
dan sambungan SKLT
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
prosedur
ini
berkaitan dengan
pemeliharaan
yang
penerapan
diperlukan
untuk
melaksanakan pemeliharaan cross bounding, sealing end
dan sambungan SKLT sesuai instruction manual dan SOP
yang berlaku
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
dan
1.1. Gambar
menyiapkan
tegangan
pelaksanaan
teknik
Jalur
Tinggi
jaringan
dipelajari
kabel
sesuai
laut
Standing
Operation Procedure (SOP).
pemeliharaan
cross
bounding,
sealing
end
1.2. Tata
cara
berkomunikasi
dilaksana-kan
dan
sesuai
dipahami
Standing
dan
Operation
Procedure (SOP) pemeliharaan jalur jaringan
sambungan SKLT
kabel laut tegangan tinggi.
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
1.4
Personil
berwenang
memastikan
dikoordinasikan
bahwa
sesuai
dihubungi
pekerjaan
Struktur
untuk
telah
Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
1.5
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan
standar
melaksanakan
pemeliharaan
cross
bounding, sealing end dan sambungan
SKLT
yang ditetapkan perusahaan.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
96
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
1.6
Perintah
yang
diterima
memastikan
bahwa
diperiksa
untuk
instruksi
dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.
1.7
Prosedur
dan
peraturan
Ketenagalistrikan
Keselamatan
dipahami sesuai standar
yang berlaku.
2.
Mempersiapkan
pola
2.1
evaluasi
Peralatan
Bantu
Operation
Procedure
pemeliharaan
pemeliharaan
cross
bounding,
ekspansi
sealing
end
dan
sambungan SKLT
2.2
dipasang
sesuai
(SOP)
minyak
Standing
pelaksanaan
insulasi
dan
tangki
Instruksi dari pelaksana pengambilan data
dilaksanakan
2.3
Alat
kerja,
material
kerja
dan
APD
disiapkan/dikenakan
2.4
Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi
untuk pemasangan cross bounding, sealing end
dan sambungan SKLT.
2.5
Melaksanakan
pengambilan
data
lapangan
rencana pemasangan cross bounding, sealing
end dan sambungan SKLT.
3.
Memeriksa
3.1.
pelaksanaan
kesesuaian Pemasangan komponen peralatan
dengan standar/petunjuk Pemasangan.
pemeliharaan
cross
bounding,
sealing
end
dan
3.2. Hasil
pemeliharaan
dibandingkan
dengan
target yg telah ditentukan.
sambungan SKLT
4.
Membuat
laporan 4.1. Laporan
pekerjaan
format
pekerjaan
dan
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
perusahaan.
4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
97
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
1.1.
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pemeliharaan cross
bounding, sealing end dan sambungan
SKLT yang sesuai dengan
peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2.
Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 150 kV
2. Peraturan yang diperlukan
2.1
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1
Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1
Standing
Operation
Prosedur
(SOP)
pemeliharaan
cross
bounding, sealing end dan sambungan SKLT yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.2
SOP Komunikasi pelaksanaan pemeliharaan cross bounding,
sealing
end
dan
sambungan
SKLT
yang
ditetapkan
perusahaan.
3.2.3
SOP
Pesyaratan
Kerja
pelaksanaan
pemeliharaan
cross
bounding, sealing end dan sambungan SKLT.
3.2.4
SOP Pelaksanaan pelaksanaan pemeliharaan cross bounding,
sealing end dan sambungan SKLT.
3.2.2
Instruksi Kerja pekerjaan pelaksanaan pemeliharaan cross
bounding, sealing end dan sambungan SKLT.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : alat ukur, alat komunikasi
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Pengki sesuai ukuran
4.2.3. Cat Hitam
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
98
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
4.2.4. Lap majun
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1.1
Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.1.2
Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT.
2.1.3
Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1. Pengetahuan:
3.1.1
Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2
Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3
Teori Listrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian
Resistansi,
Induktasi,
Kapasitansi
dan
Impedansi.
3.1.4
Jaringan saluran udara tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKLT.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKLT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan Jalur
SKLT.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
99
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.1.5
Mekanika hantaran saluran kabel tegangan tinggi.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel.
3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT.
3.1.6
Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan Jalur SKLT.
3.2. Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi.
3.2.2
Orientasi lapangan pada jaringan SKLT.
3.2.3
Mengukur resistansi pentanahan pada SKLT sesuai IK.
3.2.4
Mengukur medan listrik di jalur SKLT.
3.2.5
Menguji sistem proteksi tekanan minyak kabel.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.4.
Teliti.
4.5.
Cermat.
4.6.
Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.
3.2.15. Melaksanakan Pemeliharaan Proteksi Minyak Kabel SKTT
Kode Unit
: D.35.125.02.015.1
Judul Unit
:Melaksanakan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKTT
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
prosedur
ini
pemeliharaan
berkaitan dengan
yang
penerapan
diperlukan
untuk
Melaksanakan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKTT
sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku.
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
100
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
dan
1.1. Gambar teknik Jalur jaringan kabel tanah dan
menyiapkan
kabel laut tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi
pelaksanaan
dipelajari sesuai Standing Operation Procedure
pemeliharaan
(SOP).
proteksi
minyak
kabel SKTT
1.2. Tata
cara
berkomunikasi
dilaksana-kan
sesuai
dipahami
Standing
dan
Operation
Procedure (SOP) pemeliharaan proteksi minyak
kabel SKTT.
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
1.4
Personil
berwenang
memastikan
dihubungi
bahwa
dikoordinasikan
sesuai
untuk
pekerjaan
Struktur
telah
Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
1.5
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan
standar Melaksanakan pemeliharaan proteksi
minyak
kabel
SKTT
yang
ditetapkan
perusahaan.
1.6
Perintah
yang
memastikan
diterima
bahwa
diperiksa
untuk
instruksi
dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.
1.7
Prosedur
dan
Ketenagalistrikan
peraturan
dipahami
Keselamatan
sesuai
standar
yang berlaku.
2.
Melaksanakan
2.1
Peralatan
Bantu
dipasang
Operation
proteksi
pemeliharaan proteksi minyak kabel SKTT
kabel SKTT
2.2
(SOP)
Standing
pemeliharaan
minyak
Procedure
sesuai
pelaksanaan
Instruksi dari pelaksana pengambilan data
dilaksanakan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
101
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
2.3
Alat
kerja,
material
kerja
dan
APD
disiapkan/dikenakan
2.4
Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi
untuk
pemasangan
proteksi
minyak
kabel
SKTT.
2.5
Melaksanakan
pengambilan
data
lapangan
rencana pemasangan proteksi minyak kabel
SKTT.
3.
Memeriksa
3.1
pelaksanaan
dengan standar/petunjuk Pemasangan.
pemeliharaan
proteksi
minyak
3.2
Membuat
Hasil
pemeliharaan
dibandingkan
dengan
target yg telah ditentukan.
kabel SKTT
4.
kesesuaian Pemasangan komponen peralatan
laporan 4.1
pekerjaan
Laporan
format
pekerjaan
dan
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
perusahaan.
4.2
Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1.
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pemeliharaan proteksi
minyak kabel SKTT yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu
yang berlaku
1.2.
Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 150 kV
1.1.
Peraturan yang diperlukan
2.1
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
102
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
2.5
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
2. Norma dan Standar
3.1.
Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2.
Standar
2.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan proteksi
minyak kabel SKTT yang ditetapkan perusahaan.
2.2.2 SOP Komunikasi pelaksanaan pemeliharaan proteksi minyak
kabel SKTT yang ditetapkan perusahaan.
2.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pelaksanaan pemeliharaan proteksi
minyak kabel SKTT.
2.2.4 SOP Pelaksanaan pelaksanaan pemeliharaan proteksi minyak
kabel SKTT.
2.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pelaksanaan pemeliharaan proteksi
minyak kabel SKTT
3. Peralatan dan Perlengkapan
3.1. Peralatan
3.1.1. Peralatan utama : alat ukur, alat komunikasi
3.1.2. Peralatan bantu : meteran, alat ukur jarak. tangga hand line
,APD, dan Alat K3
3.1.3. Tool set
3.2. Perlengkapan
3.2.1. Tali sesuai ukuran
3.2.2. Pengki sesuai ukuran
3.2.3. Cat Hitam
3.2.4. Lap majun
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
103
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2. Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
pelaksanaan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKTT.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1
Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2
Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3
Teori Listrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian
Resistansi,
Induktasi,
Kapasitansi
dan
Impedansi.
3.1.4
Jaringan saluran kabel tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKTT.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKTT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan Jalur SKTT.
3.1.5
Mekanikahantaran udara.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel.
3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT.
3.1.6
ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan Jalur SKTT.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
104
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.2 Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan jaringan SKTT.
3.2.2
Orientasi lapangan pada jaringan SKTT.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1.
Teliti.
4.2.
Cermat.
4.3.
Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan
3.2.16. Melaksanakan Pemeliharaan Proteksi Minyak Kabel SKLT
Kode Unit
: D.35.125.02.016.1
Judul Unit
:Melaksanakan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKLT
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
prosedur
ini
berkaitan dengan
pemeliharaan
yang
penerapan
diperlukan
untuk
Melaksanakan pemeliharaan proteksi minyak kabel
SKLT
sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku.
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
dan
menyiapkan
pelaksanaan
pemeliharaan
proteksi
minyak
kabel SKLT
1.1. Gambar
tegangan
teknik
Tinggi
Jalur
jaringan
dipelajari
kabel
sesuai
laut
Standing
Operation Procedure (SOP).
1.2. Tata
cara
dilaksana-kan
berkomunikasi
sesuai
dipahami
Standing
dan
Operation
Procedure (SOP) pemeliharaan proteksi minyak
kabel SKLT.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
105
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
1.4
Personil
berwenang
memastikan
dihubungi
bahwa
dikoordinasikan
sesuai
untuk
pekerjaan
Struktur
telah
Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
1.5
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan
standar Melaksanakan pemeliharaan proteksi
minyak
kabel
SKTT
yang
ditetapkan
perusahaan.
1.6
Perintah
yang
diterima
memastikan
diperiksa
bahwa
untuk
instruksi
dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.
1.7
Prosedur
dan
Ketenagalistrikan
peraturan
dipahami
Keselamatan
sesuai
standar
yang berlaku.
2.
Melaksanakan
2.1
Peralatan
Bantu
dipasang
Operation
proteksi
pemeliharaan proteksi minyak kabel SKLT
kabel SKLT
2.2
(SOP)
Standing
pemeliharaan
minyak
Procedure
sesuai
pelaksanaan
Instruksi dari pelaksana pengambilan data
dilaksanakan
2.3
Alat
kerja,
material
kerja
dan
APD
disiapkan/dikenakan
2.4
data/denah
lokasi
untuk
pemasangan
proteksi minyak kabel SKLT diambil.
2.5
data lapangan
pemasangan proteksi minyak
kabel SKLT diambil.
3.
Memeriksa
pelaksanaan
3.1
kesesuaian Pemasangan komponen peralatan
dengan standar/petunjuk Pemasangan.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
106
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
pemeliharaan
proteksi
3.2
minyak
Hasil
pemeliharaan
dibandingkan
dengan
target yg telah ditentukan.
kabel SKLT
4.
Membuat
laporan 4.1
pekerjaan
Laporan
format
pekerjaan
dan
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
perusahaan.
4.2
Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
BATASAN VARIABEL
1.
Konteks Variabel
1.1.
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pemeliharaan proteksi
minyak kabel SKLT yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu
yang berlaku
1.2.
Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 150 kV
2.
Peraturan yang diperlukan
2.1
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5
3.
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
Norma dan Standar
3.1.
Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2.
Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan proteksi
minyak kabel SKLT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pelaksanaan pemeliharaan proteksi minyak
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
107
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
kabel SKLT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pelaksanaan pemeliharaan proteksi
minyak kabel SKLT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pelaksanaan pemeliharaan proteksi minyak
kabel SKLT.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pelaksanaan pemeliharaan proteksi
minyak kabel SKLT
4.
Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : alat ukur, alat komunikasi
4.1.2. Peralatan bantu : meteran, alat ukur jarak. tangga hand line
,APD, dan Alat K3
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan
4.2.1.
Tali sesuai ukuran
4.2.2.
Pengki sesuai ukuran
4.2.3.
Cat Hitam
4.2.4.
Lap majun
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2. Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
pelaksanaan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKLT.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1
Bahan Listrik
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
108
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2
Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3
Teori Listrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian
Resistansi,
Induktasi,
Kapasitansi
dan
Impedansi.
3.1.4
Jaringan saluran kabel tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKLT.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKLT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan Jalur
SKLT.
3.1.5
Mekanikahantaran udara.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel.
3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT.
3.1.6
ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan Jalur SKLT.
3.2 Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan jaringan SKLT.
3.2.2
Orientasi lapangan pada jaringan SKLT.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1.
Teliti.
4.2.
Cermat.
4.3.
Disiplin.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
109
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan
3.2.17. Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Pondasi Dan Tiang SUTT
Kode Unit
: D.35.125.02.017.1
Judul Unit
:Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan pondasi dan tiang
SUTT
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
ini
berkaitan dengan
penerapan
prosedur yang diperlukan untuk melaksanakan koordinasi
pemeliharaan pondasi dan tiang SUTT, sesuai instruction
manual dan SOP yang berlaku.
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
1.1. Gambar teknik (pondasi tiang SUTT ) jaringan
koordinasi
saluran udara tegangan Tinggi dipelajari sesuai
pemeliharaan
Standing Operation Procedure (SOP).
pondasi dan tiang
SUTT .
1.2. Tata
cara
berkomunikasi
dilaksana-kan
sesuai
dipahami
Standing
dan
Operation
Procedure (SOP) pemeliharaan SUTT .
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
1.4
Personil
berwenang
memastikan
dikoordinasikan
bahwa
sesuai
dihubungi
pekerjaan
Struktur
untuk
telah
Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
110
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.5
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan
standar pemeliharaan Pondasi Tiang Saluran
Udara
tegangan
Tinggi
yang
ditetapkan
perusahaan.
1.6
Perintah yang diterima diperiksa untuk memastikan
bahwa
instruksi
dapat
dilaksanakan
sesuai standar perusahaan.
1.7
Prosedur
dan
peraturan
Ketenagalistrikan
Keselamatan
dipahami sesuai standar
yang berlaku.
2.
Mempersiapkan
pola
2.1
koordinasi
Peralatan
Bantu
Operation
dipasang
Procedure
sesuai
(SOP)
Standing
pelaksanaan
pemeliharaan
pemeliharaan Pondasi Tiang Saluran Udara
pondasi dan tiang
tegangan Tinggi.
SUTT .
2.2
Koordinasi pemeliharaan pondasi dan tiang
SUTT diidentifikasi.
2.3
Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4
Formulir evaluasi dipersiapkan
2.5
Rancangan evaluasi pemeliharaan pondasi dan
tiang SUTT
di tempat kerja disiapkan sesuai
format standar yang berlaku.
2.6
Perlengkapan
kerja
evaluasi
pemeliharaan
disiapkan.
3.
Melaksanakan
3.1
koordinasi
pemeliharaan
pondasi dan tiang
Evaluasi koordinasi pemeliharaan pondasi dan
tiang SUTT didiskusikan bersama pelaksana.
3.2
Perlengkapan kerja untuk evaluasi koordinasi
pemeliharaan
pondasi
dan
tiang
SUTT
digunakan sesuai SOP yang ditetapkan.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
111
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
SUTT
3.3. Evaluasi koordinasi pemeliharaan pondasi dan
tiang
SUTT
dilaksanakan
sesuai
dengan
keperluan dan prosedur pemeliharaan yang
berlaku.
3.4. Hasil evaluasi koordinasi pemeliharaan pondasi
dan tiang SUTT
dikumpulkan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya.
4
Membandingkan
4.1
Hasil evaluasi koordinasi pemeliharaan pondasi
evaluasi
dan tiang SUTT
koordinasi
validitas, otentik, kekinian dan kecukupan.
pondasi dan tiang 4.2
Hasil evaluasi koordinasi pemeliharaan pondasi
SUTT
dan tiang SUTT
hasil
ukur
dibandingkan berdasarkan
dibandingkan berdasarkan
sesuai
prosedur
dan
batasan
standar yang berlaku.
4.3
Hasil evaluasi koordinasi pemeliharaan pondasi
dan
tiang
SUTT
dibandingkan
dengan
penugasan.
5.
Membuat
laporan 5.1
pekerjaan
Laporan
format
pekerjaan
dan
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
perusahaan.
5.2
Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1.
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki
oleh
perusahaan
dalam
pelaksanaan
koordinasi
pemeliharaan pondasi dan tiang Saluran Udara tegangan Tinggi dan
Ekstra Tinggi yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang
berlaku
1.2.
Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 150 kV
2. Peraturan yang diperlukan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
112
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
2.1
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1.
Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2.
Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pemeliharaan
pondasi dan tiang SUTT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi koordinasi pemeliharaan pondasi dan tiang
SUTT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja koordinasi pemeliharaan pondasi dan
tiang SUTT .
3.2.4 SOP Pelaksanaan koordinasi pemeliharaan pondasi dan tiang
SUTT .
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan koordinasi pemeliharaan pondasi dan
tiang SUTT .
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK.
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
113
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2. Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
pemeliharaan pondasi dan tiang SUTT .
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1
Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2
Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3
Teori Listrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian
Resistansi,
Induktasi,
Kapasitansi
dan
Impedansi.
3.1.4
Jaringan SUTT
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SUTT.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SUTT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan Pondasi
Tiang Saluran Udara tegangan Tinggi.
3.1.5
Mekanika hantaran udara.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Andongan (saging).
3.1.5.4. Gaya tarik penghantar pada tiang sudut.
3.1.5.5. Pengaruh angin terhadap gaya tarik penghantar
3.1.6
ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan pondasi dan tiang
SUTT .
3.2 Keterampilan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
114
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.2.1
Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi.
3.2.2
Orientasi lapangan pada jaringan SUTT .
3.2.3
Mengukur reistansi pentanahan pada tower sesuai IK.
3.2.4
Mengukur medan listrik di jalur SUTT
3.2.5
Mengukur jarak andongan dan jarak bangunan yang terdekat.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1.
Teliti.
4.2.
Cermat.
4.3.
Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan
3.2.18. Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Pondasi Dan Tiang SUTET
Kode Unit
: D.35.125.02.018.1
Judul Unit
:Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan pondasi dan tiang
SUTET
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
ini
berkaitan dengan
penerapan
prosedur koordinasi pemeliharaan yang diperlukan untuk
melaksanakan pemeliharaan pondasi dan tiang SUTET,
sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku.
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
evaluasi
kerja
hasil
koordinasi
pemeliharaan
1.1. Gambar teknik (pondasi tiang SUTET) jaringan
saluran
udara
tegangan
Ekstra
Tinggi
dipelajari sesuai Standing Operation Procedure
(SOP).
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
115
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
pondasi dan tiang 1.2. Tata
SUTET.
cara
berkomunikasi
dilaksana-kan
sesuai
dipahami
Standing
dan
Operation
Procedure (SOP) pemeliharaan SUTET.
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
1.4
Personil
berwenang
memastikan
dihubungi
bahwa
dikoordinasikan
sesuai
pekerjaan
Struktur
untuk
telah
Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
1.5
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan
standar pemeliharaan Pondasi Tiang Saluran
Udara tegangan Ekstra Tinggi yang ditetapkan
perusahaan.
1.6
Perintah yang diterima diperiksa untuk memastikan
bahwa
instruksi
dapat
dilaksanakan
sesuai standar perusahaan.
1.7
Prosedur
dan
Ketenagalistrikan
peraturan
Keselamatan
dipahami sesuai standar
yang berlaku.
2.
Mempersiapkan
pola
2.1
evaluasi
Peralatan
Operation
Bantu
dipasang
Procedure
sesuai
(SOP)
Standing
pelaksanaan
koordinasi
pemeliharaan Pondasi Tiang Saluran Udara
pemeliharaan
tegangan Ekstra Tinggi.
pondasi dan tiang
SUTET.
2.2
Koordinasi pemeliharaan pondasi dan tiang
SUTET diidentifikasi.
2.3
Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4
Formulir evaluasi dipersiapkan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
116
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
2.5
Rancangan evaluasi pemeliharaan pondasi dan
tiang SUTET di tempat kerja disiapkan sesuai
format standar yang berlaku.
2.6
Perlengkapan
kerja
evaluasi
pemeliharaan
disiapkan.
3.
Memeriksa
3.1
pelaksanaan
pemeliharaan
Evaluasi koordinasi pemeliharaan pondasi dan
tiang SUTET didiskusikan bersama pelaksana.
3.2
Perlengkapan kerja untuk evaluasi koordinasi
pondasi dan tiang
pemeliharaan
SUTET
digunakan sesuai SOP yang ditetapkan.
pondasi
dan
tiang
SUTET
3.3. Evaluasi koordinasi pemeliharaan pondasi dan
tiang
SUTET
dilaksanakan
sesuai
dengan
keperluan dan prosedur pemeliharaan yang
berlaku.
3.4. Hasil evaluasi koordinasi pemeliharaan pondasi
dan tiang SUTET dikumpulkan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya.
4
Membandingkan
evaluasi
4.1
pondasi
Hasil evaluasi koordinasi pemeliharaan pondasi
dan tiang SUTET dibandingkan berdasarkan
dan tiang SUTET
validitas, otentik, kekinian dan kecukupan.
4.2
Hasil evaluasi koordinasi pemeliharaan pondasi
dan tiang SUTET dibandingkan berdasarkan
hasil
ukur
sesuai
prosedur
dan
batasan
standar yang berlaku.
4.3
Hasil evaluasi koordinasi pemeliharaan pondasi
dan
tiang
SUTET
dibandingkan
dengan
penugasan.
5.
Membuat
laporan 5.1
pekerjaan
Laporan
format
pekerjaan
dan
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
perusahaan.
5.2
Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
117
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1.
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pemeliharaan pondasi
dan tiang Saluran
Udara tegangan Tinggi yang sesuai dengan
peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2.
Tegangan ekstra Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai
antara 275 kV sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan
2.1
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1.
Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2.
Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pemeliharaan
pondasi dan tiang SUTET yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi koordinasi pemeliharaan pondasi dan tiang
SUTET yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja koordinasi pemeliharaan pondasi dan
tiang SUTET.
3.2.4 SOP Pelaksanaan koordinasi pemeliharaan pondasi dan tiang
SUTET.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan koordinasi pemeliharaan pondasi dan
tiang SUTET.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK.
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
118
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2. Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
pemeliharaan pondasi dan tiang SUTET.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1
Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2
Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3
Teori Listrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian
Resistansi,
Induktasi,
Kapasitansi
dan
Impedansi.
3.1.4
Jaringan SUTET
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SUTET.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SUTET.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan Pondasi
Tiang Saluran Udara tegangan Ekstra Tinggi.
3.1.5
Mekanika hantaran udara.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
119
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Andongan (saging).
3.1.5.4. Gaya tarik penghantar pada tiang sudut.
3.1.5.5. Pengaruh angin terhadap gaya tarik penghantar
3.1.6
ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan pondasi dan tiang
SUTET.
3.2 Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi.
3.2.2
Orientasi lapangan pada jaringan SUTET.
3.2.3
Mengukur reistansi pentanahan pada tower sesuai IK.
3.2.4
Mengukur medan listrik di jalur SUTET
3.2.5
Mengukur jarak andongan dan jarak bangunan yang terdekat.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1.
Teliti.
4.2.
Cermat.
4.3.
Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.
3.2.19. Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Konduktor Dan Aksesoris
SUTT
Kode Unit
: D.35.125.02.019.1
Judul Unit
:Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan konduktor dan
aksesoris SUTT .
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
prosedur
ini
pemeliharaan
Mengkoordinir
pekerjaan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
berkaitan dengan
yang
penerapan
diperlukan
pemeliharaan
untuk
konduktor
dan
120
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
aksesoris SUTT , sesuai instruction manual dan SOP yang
berlaku
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
evaluasi
kerja
1.1. Gambar teknik (pondasi tiang SUTT ) jaringan
hasil
tegangan
koordinasi
pemeliharaan
konduktor
dan
Tinggi
dipelajari
sesuai
Standing
Operation Procedure (SOP).
1.2. Tata
cara
berkomunikasi
dilaksana-kan
aksesoris SUTT .
sesuai
dipahami
Standing
dan
Operation
Procedure (SOP) pemeliharaan konduktor dan
aksesoris SUTT .
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
1.4
Personil
berwenang
memastikan
dihubungi
bahwa
dikoordinasikan
sesuai
untuk
pekerjaan
Struktur
telah
Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
1.5
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan
standar pemeliharaan konduktor dan aksesoris
SUTT yang ditetapkan perusahaan.
1.6
Perintah yang diterima diperiksa untuk memastikan
bahwa
instruksi
dapat
dilaksanakan
sesuai standar perusahaan.
1.7
Prosedur
dan
Ketenagalistrikan
peraturan
Keselamatan
dipahami sesuai standar
yang berlaku.
2.
Mempersiapkan
pola
2.1
evaluasi
Operation
koordinasi
Bantu
dipasang
Procedure
sesuai
(SOP)
Standing
pelaksanaan
pemeliharaan konduktor dan aksesoris SUTT.
pemeliharaan
konduktor
Peralatan
dan
2.2
Koordinasi
pemeliharaan
konduktor
dan
aksesoris SUTT diidentifikasi.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
121
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
aksesoris SUTT .
2.3
Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4
Formulir evaluasi dipersiapkan
2.5
Rancangan evaluasi pemeliharaan konduktor
dan aksesoris SUTT di tempat kerja disiapkan
sesuai format standar yang berlaku.
2.6
Perlengkapan
kerja
evaluasi
pemeliharaan
disiapkan.
3.
Memeriksa
3.1
Evaluasi koordinasi pemeliharaan konduktor
pelaksanaan
dan aksesoris SUTT
didiskusikan bersama
pemeliharaan
pelaksana .
pondasi dan tiang 3.2
Perlengkapan kerja untuk evaluasi koordinasi
SUTT
pemeliharaan konduktor dan aksesoris SUTT
digunakan sesuai SOP yang ditetapkan.
3.2. Evaluasi koordinasi pemeliharaan konduktor
dan aksesoris SUTT
dilaksanakan sesuai
dengan keperluan dan prosedur pemeliharaan
yang berlaku.
3.3. Hasil
evaluasi
koordinasi
konduktor dan aksesoris SUTT
pemeliharaan
dikumpulkan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya.
4
Membandingkan
4.1
evaluasi
konduktor
Hasil
evaluasi
koordinasi
konduktor dan aksesoris SUTT
dan
pemeliharaan
dibandingkan
berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan
aksesoris SUTT
kecukupan.
4.2
Hasil
evaluasi
koordinasi
konduktor dan aksesoris SUTT
pemeliharaan
dibandingkan
berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan
batasan standar yang berlaku.
4.3
Hasil
evaluasi
koordinasi
konduktor dan aksesoris SUTT
pemeliharaan
dibandingkan
dengan penugasan.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
122
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
5.
Membuat
laporan 5.1
pekerjaan
Laporan
format
pekerjaan
dan
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
perusahaan.
5.2
Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
BATASAN VARIABEL
1 Konteks Variabel
1.1
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan koordinasi pemeliharaan
yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2
Tegangan tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 150 kV
2 Peraturan yang diperlukan
2.1
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3 Norma dan Standar
3.1.
Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2.
Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pemeliharaan
konduktor dan asesoris SUTT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi koordinasi pemeliharaan konduktor dan
asesoris SUTT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja koordinasi pemeliharaan konduktor dan
asesoris SUTT .
3.2.4 SOP Pelaksanaan koordinasi pemeliharaan konduktor dan
asesoris SUTT .
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
123
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan koordinasi pemeliharaan konduktor
dan asesoris SUTT .
2. Peralatan dan Perlengkapan
4.1.
Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK.
4.2.
Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram
PANDUAN PENILAIAN
1 Konteks Penilaian
1.1.
Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2.
Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2 Persyaratan Kompetensi
2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2. Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
pemeliharaan konduktor dan asesoris SUTT .
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.
3
Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1.
Pengetahuan
3.1.1. Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2. Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.4. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.5. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.6. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3. Teori Listrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
124
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.1.3.5. Rangkaian
Resistansi,
Induktasi,
Kapasitansi
dan
Impedansi.
3.1.4. Jaringan SUTT
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SUTT.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SUTT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan Pondasi
Tiang Saluran Udara tegangan Tinggi.
3.1.5. Mekanikahantaran udara.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Andongan (saging).
3.1.5.4. Gaya tarik penghantar pada tiang sudut.
3.1.5.5. Pengaruh angin terhadap gaya tarik penghantar.
3.1.6. ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur
K2
pada
pemeliharaan
konduktor
dan
asesoris SUTT .
3.2.
4
Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi.
3.2.2
Orientasi lapangan pada jaringan SUTT .
3.2.3
Mengukur reistansi pentanahan pada tower sesuai IK.
3.2.4
Mengukur medan listrik di jalur SUTT
3.2.5
Mengukur jarak andongan dan jarak bangunan yang terdekat.
Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.
5
Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
125
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.2.20. Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Konduktor Dan Aksesoris
SUTET
Kode Unit
: D.35.125.02.020.1
Judul Unit
:Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan konduktor dan
aksesoris SUTET.
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
prosedur
ini
berkaitan dengan
pemeliharaan
Mengkoordinir
pekerjaan
yang
penerapan
diperlukan
pemeliharaan
untuk
konduktor
dan
aksesoris SUTET, sesuai instruction manual dan SOP yang
berlaku
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
evaluasi
kerja
1.1. Gambar teknik (pondasi tiang SUTET) jaringan
hasil
Ekstra
koordinasi
pemeliharaan
konduktor
dan
Tinggi
dipelajari
sesuai
Standing
Operation Procedure (SOP).
1.2. Tata
cara
berkomunikasi
dilaksana-kan
aksesoris SUTET.
sesuai
dipahami
Standing
dan
Operation
Procedure (SOP) pemeliharaan konduktor dan
aksesoris SUTET.
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
1.4
Personil
berwenang
memastikan
dikoordinasikan
bahwa
sesuai
dihubungi
pekerjaan
Struktur
untuk
telah
Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
1.5
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan
standar pemeliharaan konduktor dan aksesoris
SUTET yang ditetapkan perusahaan.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
126
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.6
Perintah yang diterima diperiksa untuk memastikan
bahwa
instruksi
dapat
dilaksanakan
sesuai standar perusahaan.
1.7
Prosedur
dan
peraturan
Ketenagalistrikan
Keselamatan
dipahami sesuai standar
yang berlaku.
2.
Mempersiapkan
pola
2.1
evaluasi
Bantu
Operation
koordinasi
dipasang
Procedure
sesuai
(SOP)
Standing
pelaksanaan
pemeliharaan konduktor dan aksesoris SUTET.
pemeliharaan
konduktor
Peralatan
dan
aksesoris SUTET.
2.2
Koordinasi
pemeliharaan
konduktor
dan
aksesoris SUTET diidentifikasi.
2.3
Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4
Formulir evaluasi dipersiapkan
2.5
Rancangan evaluasi pemeliharaan konduktor
dan aksesoris SUTET di tempat kerja disiapkan
sesuai format standar yang berlaku.
2.6
Perlengkapan
kerja
evaluasi
pemeliharaan
disiapkan.
3.
Memeriksa
3.1
Evaluasi koordinasi pemeliharaan konduktor
pelaksanaan
dan aksesoris SUTET didiskusikan bersama
pemeliharaan
pelaksana .
pondasi dan tiang 3.2
Perlengkapan kerja untuk evaluasi koordinasi
SUTET
pemeliharaan konduktor dan aksesoris SUTET
digunakan sesuai SOP yang ditetapkan.
3.3. Evaluasi koordinasi pemeliharaan konduktor
dan
aksesoris
SUTET dilaksanakan
sesuai
dengan keperluan dan prosedur pemeliharaan
yang berlaku.
3.4. Hasil
evaluasi
koordinasi
pemeliharaan
konduktor dan aksesoris SUTET dikumpulkan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
127
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
4
Membandingkan
4.1
evaluasi
Hasil
evaluasi
koordinasi
pemeliharaan
konduktor dan aksesoris SUTET dibandingkan
konduktor
dan
berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan
aksesoris SUTET
kecukupan.
4.2
Hasil
evaluasi
koordinasi
pemeliharaan
konduktor dan aksesoris SUTET dibandingkan
berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan
batasan standar yang berlaku.
4.3
Hasil
evaluasi
koordinasi
pemeliharaan
konduktor dan aksesoris SUTET dibandingkan
dengan penugasan.
5.
Membuat
laporan 5.1
pekerjaan
Laporan
format
pekerjaan
dan
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
perusahaan.
5.2
Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
BATASAN VARIABEL
1 Konteks Variabel
1.1
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan koordinasi pemeliharaan
yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2
Tegangan ekstra tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara
275 kV sampai dengan 500 kV
2 Peraturan yang diperlukan
2.1
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
128
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3 Norma dan Standar
3.1.
Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2.
Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pemeliharaan
konduktor dan asesoris SUTET yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi koordinasi pemeliharaan konduktor dan
asesoris SUTET yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja koordinasi pemeliharaan konduktor dan
asesoris SUTET.
3.2.4 SOP Pelaksanaan koordinasi pemeliharaan konduktor dan
asesoris SUTET.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan koordinasi pemeliharaan konduktor
dan asesoris SUTET.
4 Peralatan dan Perlengkapan
4.1.
Peralatan
4.1.2. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK.
4.2.
Perlengkapan
4.2.3. Buku ceklists
4.2.4. Gambar teknik/single line diagram
PANDUAN PENILAIAN
1 Konteks Penilaian
1.1.
Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2.
Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2 Persyaratan Kompetensi
2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2. Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
pemeliharaan konduktor dan asesoris SUTET.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.
3
Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1.
Pengetahuan
3.1.1. Bahan Listrik
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
129
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2. Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3. Teori Listrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian
Resistansi,
Induktasi,
Kapasitansi
dan
Impedansi.
3.1.4. Jaringan SUTET
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SUTET.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SUTET.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan Pondasi
Tiang Saluran Udara tegangan Ekstra Tinggi.
3.1.5. Mekanika hantaran udara.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Andongan (saging).
3.1.5.4. Gaya tarik penghantar pada tiang sudut.
3.1.5.5. Pengaruh angin terhadap gaya tarik penghantar.
3.1.6. ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur
K2
pada
pemeliharaan
konduktor
dan
asesoris SUTET.
3.2.
Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi.
3.2.2
Orientasi lapangan pada jaringan SUTET.
3.2.3
Mengukur reistansi pentanahan pada tower sesuai IK.
3.2.4
Mengukur medan listrik di jalur SUTET
3.2.5
Mengukur jarak andongan dan jarak bangunan yang terdekat.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
130
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
4
Sikap Kerja yang Diperlukan
4.4. Teliti.
4.5. Cermat.
4.6. Disiplin.
5
Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan
3.2.21. Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Jalur SKTT
Kode Unit
: D.35.125.02.021.1
Judul Unit
:Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan Jalur SKTT.
Deskripsi Unit
:Unit
berkaitan dengan
penerapan
prosedur Mengkoordinir pemeliharaan yang
diperlukan
untuk
kompetensi
ini
Melaksanakan Mengkoordinir pemeliharaan Jalur
SKTT sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
dan
menyiapkan
pelaksanaan
Mengkoordinir
pemeliharaan
Jalur SKTT.
1.1. Gambar teknik Jalur jaringan kabel tanah
tegangan
Tinggi
dipelajari
sesuai
Standing
Operation Procedure (SOP).
1.2. Tata
cara
dilaksana-kan
berkomunikasi
sesuai
dipahami
Standing
dan
Operation
Procedure (SOP) pemeliharaan jalur jaringan
kabel tanah tegangan tinggi.
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
131
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.4
Personil
berwenang
memastikan
dihubungi
bahwa
dikoordinasikan
untuk
pekerjaan
sesuai
Struktur
telah
Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
1.5
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan
standar
Melaksanakan
pemeliharaan
Jalur
SKTT yang ditetapkan perusahaan.
1.6
Perintah
yang
diterima
memastikan
bahwa
diperiksa
untuk
instruksi
dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.
1.7
Prosedur
dan
peraturan
Ketenagalistrikan
Keselamatan
dipahami sesuai standar
yang berlaku.
2.
Mengkoordinir
2.1
Peralatan
Bantu
dipasang
pekerjaan
Operation
pemeliharaan
koordinasi pemeliharaan Jalur SKTT.
Jalur SKTT
2.2
Procedure
sesuai
Koordinasi
(SOP)
pemeliharaan
Standing
pelaksanaan
Jalur
SKTT
diidentifikasi.
2.3
Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4
Formulir evaluasi dipersiapkan
2.5
Rancangan evaluasi pemeliharaan Jalur SKTT
di
tempat
kerja
disiapkan
sesuai
format
standar yang berlaku.
2.6
Perlengkapan
kerja
evaluasi
pemeliharaan
disiapkan.
3.
Memeriksa
3.1
Jalan inspeksi, jembatan dan saluran air
pelaksanaan
disekitar jalur diperiksa dan diperbaiki jika
koordinasi
cenderung merusak tata letak jalur tersebut
pemeliharaan
secara menyeluruh.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
132
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
Jalur SKTT.
3.2
Hasil koordinasi pemeliharaan dibandingkan
dengan target yg telah ditentukan.
4.
Membuat
laporan 4.1
pekerjaan
Laporan
format
pekerjaan
dan
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
perusahaan.
4.2
Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1.
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pemeliharaan Jalur
SKTT (Saluran
kabel tanah tegangan Tinggi) yang sesuai dengan
peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2.
Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 150 kV
2. Peraturan yang diperlukan
2.1.
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2.
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3.
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4.
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5.
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1
Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2
Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan Jalur SKTT
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pemeliharaan Jalur SKTT yang ditetapkan
perusahaan.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
133
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pemeliharaan Jalur SKTT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pemeliharaan Jalur SKTT.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan Jalur SKTT
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1.
4.2.
Peralatan
4.1.1.
Peralatan Peralatan utama : alat ukur, alat komunikasi
4.1.2.
Peralatan bantu : tangga hand line, APD, Alat K3
4.1.3.
Tool set
Perlengkapan
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Pengki sesuai ukuran
4.2.3. Cat Hitam
4.2.4. Lap majun
PANDUAN PENILAIAN
1.
Konteks Penilaian
1.1.
Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2.
Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2.
Persyaratan Kompetensi
2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2. Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
pemeliharaan Jalur SKTT.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik
3.
Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1.
Pengetahuan
3.1.1. Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2.
Isolator
3.1.2. Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.1.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.1.2.
Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.1.3. Penggunaan alat ukur listrik.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
134
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.1.3. Teori Listrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4. Jaringan saluran kabel tegangan tinggi
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKTT.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKTT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan Jalur SKTT.
3.1.5. Mekanika hantaran udara.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Masalah kemiringan..
3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel.
3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT..
3.1.6. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan Jalur SKTT.
3.2.
4.
5.
Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi.
3.2.2
Orientasi lapangan pada jaringan SKTT.
3.2.3
Mengukur reistansi pentanahan pada SKTT sesuai IK.
3.2.4
Mengukur medan listrik di jalur SKTT.
Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1.
Teliti.
4.2.
Cermat.
4.3.
Disiplin.
Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
135
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.
3.2.22. Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Jalur SKLT
Kode Unit
: D.35.125.02.022.1
Judul Unit
:Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan Jalur SKLT.
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
ini
berkaitan dengan
penerapan
prosedur koordinasi pemeliharaan yang diperlukan untuk
Melaksanakan pemeliharaan Jalur SKLT sesuai instruction
manual dan SOP yang berlaku
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
dan
1.1. Gambar
menyiapkan
tegangan
pelaksanaan
koordinasi
pemeliharaan
teknik
Jalur
Tinggi
jaringan
dipelajari
kabel
sesuai
laut
Standing
Operation Procedure (SOP).
1.2. Tata
cara
berkomunikasi
dilaksana-kan
Jalur SKLT.
sesuai
dipahami
Standing
dan
Operation
Procedure (SOP) pemeliharaan jalur jaringan
kabel laut tegangan tinggi.
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
1.4
Personil
berwenang
memastikan
dikoordinasikan
dihubungi
bahwa
sesuai
untuk
pekerjaan
Struktur
telah
Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
1.5
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan
standar
Melaksanakan
pemeliharaan
Jalur
SKLT yang ditetapkan perusahaan.
1.6
Perintah
yang
memastikan
diterima
bahwa
diperiksa
untuk
instruksi
dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
136
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.7
Prosedur
dan
peraturan
Ketenagalistrikan
Keselamatan
dipahami sesuai standar
yang berlaku.
2.
Mengkoordinir
2.1
Peralatan
Bantu
dipasang
pekerjaan
Operation
pemeliharaan
koordinasi pemeliharaan Jalur SKLT.
Jalur SKLT
2.2
Procedure
sesuai
Koordinasi
(SOP)
pemeliharaan
Standing
pelaksanaan
Jalur
SKTT
diidentifikasi.
2.3
Daftar periksa (Check list) koordinasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4
Formulir koordinasi dipersiapkan
2.5
Rancangan
koordinasi
pemeliharaan
Jalur
SKTT di tempat kerja disiapkan sesuai format
standar yang berlaku.
2.6
Perlengkapan kerja koordinasi pemeliharaan
disiapkan.
3.
Memeriksa
3.1
Jalan inspeksi, jembatan dan saluran air
pelaksanaan
disekitar jalur diperiksa dan diperbaiki jika
koordinasi
cenderung merusak tata letak jalur tersebut
pemeliharaan
secara menyeluruh.
Jalur SKLT.
3.2
Hasil koordinasi pemeliharaan dibandingkan
dengan target yg telah ditentukan.
4.
Membuat
laporan 4.1
pekerjaan
Laporan
format
pekerjaan
dan
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
perusahaan.
4.2
Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1.
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pemeliharaan Jalur
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
137
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
SKLT (Saluran kabel tanah tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi) yang
sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2.
Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35
kV sampai dengan 150 kV
2. Peraturan yang diperlukan
2.1.
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2.
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3.
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4.
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5.
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1
Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2
Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan Jalur SKLT
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pemeliharaan Jalur SKLT yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pemeliharaan Jalur SKLT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pemeliharaan Jalur SKLT.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan Jalur SKLT
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1.
4.2.
Peralatan
4.1.1.
Peralatan Peralatan utama : alat ukur, alat komunikasi
4.1.2.
Peralatan bantu : tangga hand line, APD, Alat K3
4.1.3.
Tool set
Perlengkapan
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Pengki sesuai ukuran
4.2.3. Cat Hitam
4.2.4. Lap majun
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
138
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
PANDUAN PENILAIAN
1.
Konteks Penilaian
1.1.
Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2.
Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2.
Persyaratan Kompetensi
2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2. Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
pemeliharaan Jalur SKLT.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik
3.
Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1.
Pengetahuan
3.1.1. Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2.
Isolator
3.1.2. Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.1.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.1.2.
Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.1.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3. Teori Listrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4. Jaringan saluran kabel tegangan tinggi
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKLTT.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKLTT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan Jalur SKLT.
3.1.5. Mekanika hantaran udara.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Masalah kemiringan..
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
139
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel.
3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT..
3.1.6. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan Jalur SKLT.
4.4. Keterampilan
4.
5.
3.2.1
Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi.
3.2.2
Orientasi lapangan pada jaringan SKLT.
3.2.3
Mengukur reistansi pentanahan pada SKLT sesuai IK.
3.2.4
Mengukur medan listrik di jalur SKLT.
Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1.
Teliti.
4.2.
Cermat.
4.3.
Disiplin.
Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.
3.2.23. Mengkoordinir
Pekerjaan
Pemeliharaan
Minyak
Insulasi
Dan
Tangki Ekspansi
Kode Unit
: D.35.125.02.023.1
Judul Unit
:Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan minyak insulasi
dan tangki ekspansi
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
ini
berkaitan dengan
penerapan
prosedur koordinasi pemeliharaan yang diperlukan untuk
Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan minyak insulasi dan
tangki ekspansi sesuai instruction manual dan SOP yang
berlaku
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
140
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
dan
1.1. Gambar teknik Jalur jaringan kabel tanah dan
menyiapkan
kabel laut tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi
pelaksanaan
dipelajari sesuai Standing Operation Procedure
koordinasi
(SOP).
pemeliharaan
minyak
dan
insulasi
1.2. Tata
cara
berkomunikasi
dilaksana-kan
tangki
sesuai
dipahami
Standing
dan
Operation
Procedure (SOP) koordinasi pemeliharaan jalur
ekspansi
jaringan kabel tanah dan kabel laut tegangan
tinggi dan ekstra tinggi.
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
1.4
Personil
berwenang
memastikan
dihubungi
bahwa
dikoordinasikan
untuk
pekerjaan
sesuai
Struktur
telah
Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
1.5
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan
standar
SKTT
Melaksanakan
dan/atau
pemeliharaan
SKLT
yang
Jalur
ditetapkan
perusahaan.
1.6
Perintah
yang
memastikan
diterima
bahwa
diperiksa
untuk
instruksi
dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.
1.7
Prosedur
dan
Ketenagalistrikan
peraturan
Keselamatan
dipahami sesuai standar
yang berlaku.
2.
Mengkoordinir
2.1
Peralatan
Bantu
pekerjaan
Operation
pemeliharaan
pemeliharaan
minyak
ekspansi
insulasi
dipasang
Procedure
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
minyak
sesuai
(SOP)
insulasi
Standing
pelaksanaan
dan
tangki
141
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
dan
tangki 2.2
ekspansi
Evaluasi
koordinasi
insulasi
dan
tangki
pemeliharaan
ekspansi
minyak
didiskusikan
bersama pelaksana pemeliharaan
2.3
Evaluasi
koordinasi
pemeliharaan
minyak
insulasi dan tangki ekspansi dilaksanakan
sesuai
dengan
keperluan
dan
prosedur
pemeliharaan yang berlaku.
3.
Membandingkan
3.1
Hasil evaluasi koordinasi pemeliharaan minyak
evaluasi
insulasi dan tangki ekspansi dibandingkan
koordinasi
berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan
pemeliharaan
kecukupan.
minyak
Hasil evaluasi koordinasi pemeliharaan minyak
dan
insulasi 3.2
tangki
insulasi dan tangki ekspansi dibandingkan
ekspansi
berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan
batasan standar yang berlaku.
3.3
Hasil evaluasi koordinasi pemeliharaan minyak
insulasi dan tangki ekspansi dibandingkan
dengan penugasan.
4.
Membuat
laporan 4.1
pekerjaan
Laporan
format
pekerjaan
dan
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
perusahaan.
4.2
Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan koordinasi pemeliharaan
minyak insulasi dan tangki ekspansi yang sesuai dengan peraturan
dan standar mutu yang berlaku
1.2 Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 150 kV.
2. Peraturan yang diperlukan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
142
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
2.1
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1
Norma
3.1.1
3.2
Partisipatif
Standar
3.2.1
Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pemeliharaan
minyak insulasi dan tangki ekspansi yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.2
SOP
Komunikasi
pelaksanaan
koordinasi
minyak insulasi dan tangki ekspansi
pemeliharaan
yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.3
SOP Pesyaratan Kerja pelaksanaan koordinasi pemeliharaan
minyak insulasi dan tangki ekspansi.
3.2.4
SOP Pelaksanaan pelaksanaan koordinasi pemeliharaan
minyak insulasi dan tangki ekspansi.
3.2.5
Instruksi
Kerja
pekerjaan
pelaksanaan
koordinasi
pemeliharaan minyak insulasi dan tangki ekspansi.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
143
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2. Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
pemeliharaan Jalur SKTT dan/atau SKLT.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik..
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1. Pengetahuan yang dibutuhkan
3.1.1 Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 Teori Listrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian
Resistansi,
Induktasi,
Kapasitansi
dan
Impedansi.
3.1.4 Jaringan saluran udara tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKTT DAN SKLTT.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKTT DAN SKLTT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan Jalur SKTT
dan/atau SKLT.
3.1.5 Mekanika hantaran saluran kabel tegangan tinggi.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel.
3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT.
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan
3.1.6.1. Peraturan K2
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
144
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan Jalur SKTT dan/atau
SKLT.
3.2.
Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan jaringan transmisi.
3.2.2
Orientasi lapangan pada jaringan SKTT dan/atau SKLT.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1.
Teliti.
4.2.
Cermat.
4.3.
Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.
2.5.1. D.35.125.01.005.1
3.2.24. Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Cross Bounding, Sealing
End Dan Sambungan SKTT
Kode Unit
: D.35.125.02.024.1
Judul Unit
:Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan cross bounding,
sealing end dan sambungan SKTT
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
ini
berkaitan dengan
penerapan
prosedur koordinasi pemeliharaan yang diperlukan untuk
Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan cross bounding,
sealing end dan sambungan SKTT sesuai instruction
manual dan SOP yang berlaku
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
145
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
dan
1.1. Gambar teknik Jalur jaringan kabel tanah
menyiapkan
tegangan
pelaksanaan
Tinggi
dipelajari
sesuai
Standing
Operation Procedure (SOP).
koordinasi
1.2. Tata
pemeliharaan
cross
bounding,
sealing
end
berkomunikasi
dilaksana-kan
sesuai
dipahami
Standing
dan
Operation
Procedure (SOP) pemeliharaan jalur jaringan
dan
sambungan SKTT
cara
kabel tanah tegangan tinggi.
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
1.4
Personil
berwenang
memastikan
dihubungi
bahwa
dikoordinasikan
sesuai
untuk
pekerjaan
Struktur
telah
Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
1.5
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan
standar
melaksanakan
pemeliharaan
cross
bounding, sealing end dan sambungan SKTT
yang ditetapkan perusahaan.
1.6
Perintah
yang
memastikan
diterima
bahwa
diperiksa
untuk
instruksi
dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.
1.7
Prosedur
dan
Ketenagalistrikan
peraturan
Keselamatan
dipahami sesuai standar
yang berlaku.
2.
Mempersiapkan
pola
2.1
evaluasi
Peralatan
Operation
Bantu
dipasang
Procedure
sesuai
(SOP)
Standing
pelaksanaan
pemeliharaan
pemeliharaan cross bounding, sealing end dan
cross
bounding,
sambungan SKTT
sealing
end
dan
sambungan SKTT
2.2
Koordinasi
pemeliharaan
cross
bounding,
sealing end dan sambungan SKTT dan atau
diidentifikasi.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
146
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
2.3
Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4
Formulir evaluasi dipersiapkan
2.5
Rancangan
evaluasi
pemeliharaan
cross
bounding, sealing end dan sambungan SKTT di
tempat kerja disiapkan sesuai format standar
yang berlaku.
2.6
Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi
pemeliharaan cross bounding, sealing end dan
sambungan SKTT
3.
Melaksanakan
3.1. Evaluasi
koordinasi
pemeliharaan
cross
evaluasi
bounding, sealing end dan sambungan SKTT
koordinasi
didiskusikan bersama pelaksana pekerjaan.
pemeliharaan
cross
bounding,
sealing
end
3.2. Hasil
pemeliharaan
dibandingkan
dengan
target yg telah ditentukan.
dan
sambungan SKTT
4.
Membuat
laporan 4.1. Laporan
pekerjaan
format
pekerjaan
dan
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
perusahaan.
4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1.
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki
oleh
perusahaan
dalam
pelaksanaan
koordinasi
pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKTT
yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2.
Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 150 kV
2. Peraturan yang diperlukan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
147
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
2.1
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1
Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1
Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pemeliharaan
cross bounding, sealing end dan sambungan SKTT yang
ditetapkan perusahaan.
3.2.2
SOP Komunikasi pelaksanaan koordinasi pemeliharaan cross
bounding, sealing end dan sambungan SKTT yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.3
SOP Pesyaratan Kerja pelaksanaan koordinasi pemeliharaan
cross bounding, sealing end dan sambungan SKTT.
3.2.4
SOP Pelaksanaan pelaksanaan koordinasi pemeliharaan cross
bounding, sealing end dan sambungan SKTT.
3.2.5
Instruksi
Kerja
pekerjaan
pelaksanaan
koordinasi
pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan
SKTT.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
148
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1.1
Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.1.2
Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKTT.
2.1.3
Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1.
Pengetahuan:
3.1.1
Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2
Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3
Teori Listrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian
Resistansi,
Induktasi,
Kapasitansi
dan
Impedansi.
3.1.4
Jaringan saluran udara tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKTT.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKTT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan Jalur SKTT.
3.1.5
Mekanika hantaran saluran kabel tegangan tinggi.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Diameter lengkungan kabel.
3.1.5.3. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT.
3.1.6
Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan Jalur SKTT.
3.2.
Keterampilan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
149
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.2.1
Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi.
3.2.2
Orientasi lapangan pada jaringan SKTT.
3.2.3
Mengukur resistansi pentanahan pada SKTT sesuai IK.
3.2.4
Mengukur medan listrik di jalur SKTT.
3.2.5
Menguji sistem proteksi tekanan minyak kabel.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1.
Teliti.
4.2.
Cermat.
4.3.
Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.
3.2.25. Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Cross Bounding, Sealing
End Dan Sambungan SKLT
Kode Unit
: D.35.125.02.025.1
Judul Unit
:Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan cross bounding,
sealing end dan sambungan SKLT
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
ini
berkaitan dengan
penerapan
prosedur koordinasi pemeliharaan yang diperlukan untuk
Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan cross bounding,
sealing end dan sambungan SKLT sesuai instruction
manual dan SOP yang berlaku
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
dan
menyiapkan
pelaksanaan
1.1. Gambar
tegangan
teknik
Tinggi
Jalur
jaringan
dipelajari
kabel
sesuai
laut
Standing
Operation Procedure (SOP).
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
150
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
koordinasi
1.2. Tata
cara
berkomunikasi
dilaksana-kan
cross
bounding,
Procedure (SOP) pemeliharaan jalur jaringan
sealing
end
kabel laut tegangan tinggi.
sambungan SKLT
Standing
dan
pemeliharaan
dan
sesuai
dipahami
Operation
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
1.4
Personil
berwenang
memastikan
dihubungi
bahwa
dikoordinasikan
sesuai
untuk
pekerjaan
Struktur
telah
Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
1.5
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan
standar
melaksanakan
pemeliharaan
cross
bounding, sealing end dan sambungan SKLT
yang ditetapkan perusahaan.
1.6
Perintah
yang
memastikan
diterima
bahwa
diperiksa
untuk
instruksi
dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.
1.7
Prosedur
dan
Ketenagalistrikan
peraturan
Keselamatan
dipahami sesuai standar
yang berlaku.
2.
Mempersiapkan
pola
2.1
evaluasi
Peralatan
Operation
Bantu
dipasang
Procedure
sesuai
(SOP)
Standing
pelaksanaan
pemeliharaan
pemeliharaan cross bounding, sealing end dan
cross
bounding,
sambungan SKLT
sealing
end
dan
sambungan SKLT
2.2
Koordinasi
pemeliharaan
cross
bounding,
sealing end dan sambungan SKLT dan atau
diidentifikasi.
2.3
Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4
Formulir evaluasi dipersiapkan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
151
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
2.5
Rancangan
evaluasi
pemeliharaan
cross
bounding, sealing end dan sambungan SKLT di
tempat kerja disiapkan sesuai format standar
yang berlaku.
2.6
Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi
pemeliharaan cross bounding, sealing end dan
sambungan SKLT
3.
Melaksanakan
3.1. Evaluasi
koordinasi
pemeliharaan
cross
evaluasi
bounding, sealing end dan sambungan SKLT
koordinasi
didiskusikan bersama pelaksana pekerjaan.
pemeliharaan
cross
bounding,
sealing
end
3.2. Hasil
pemeliharaan
dibandingkan
dengan
target yg telah ditentukan.
dan
sambungan SKLT
4.
Membuat
laporan 4.1. Laporan
pekerjaan
format
pekerjaan
dan
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
perusahaan.
4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1.
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki
oleh
perusahaan
dalam
pelaksanaan
koordinasi
pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT
yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2.
Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan
2.1
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
152
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
2.4
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1
Norma
3.1.1
3.2
Partisipatif
Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pemeliharaan
cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT yang
ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pelaksanaan koordinasi pemeliharaan cross
bounding, sealing end dan sambungan SKLT yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pelaksanaan koordinasi pemeliharaan
cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pelaksanaan koordinasi pemeliharaan cross
bounding, sealing end dan sambungan SKLT.
3.2.3 Instruksi
Kerja
pekerjaan
pelaksanaan
koordinasi
pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan
SKLT.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP,
IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
153
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
2. Persyaratan Kompetensi
2.1.1
Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.1.2
Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
pemeliharaan cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT.
2.1.3
Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1.
Pengetahuan:
3.1.1
Bahan Listrik
3.1.1.3. Konduktor
3.1.1.4. Isolator
3.1.2
Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3
Teori Listrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian
Resistansi,
Induktasi,
Kapasitansi
dan
Impedansi.
3.1.4
Jaringan saluran udara tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKLTT.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan KLTT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan Jalur SKLT.
3.1.5
Mekanika hantaran saluran kabel tegangan tinggi.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Diameter lengkungan kabel.
3.1.5.3. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT.
3.1.6
Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan Jalur SKLT.
3.2.
Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi.
3.2.2
Orientasi lapangan pada jaringan SKLT.
3.2.3
Mengukur resistansi pentanahan pada SKLT sesuai IK.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
154
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.2.4
Mengukur medan listrik di jalur SKLT.
3.2.5
Menguji sistem proteksi tekanan minyak kabel.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.4.
Teliti.
4.5.
Cermat.
4.6.
Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.
3.2.26. Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Proteksi Minyak Kabel
SKTT
Kode Unit
: D.35.125.02.026.1
Judul Unit
:Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan proteksi minyak
kabel SKTT
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
ini
berkaitan dengan
penerapan
prosedur koordinasi pemeliharaan yang diperlukan untuk
pemeliharaan
proteksi
minyak
kabel
SKTT
sesuai
instruction manual dan SOP yang berlaku.
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
dan
menyiapkan
pelaksanaan
koordinasi
pemeliharaan
proteksi
kabel SKTT
minyak
1.1. Gambar teknik Jalur jaringan kabel tanah
tegangan
Tinggi
dipelajari
sesuai
Standing
Operation Procedure (SOP).
1.2. Tata
cara
dilaksana-kan
berkomunikasi
sesuai
dipahami
Standing
dan
Operation
Procedure (SOP) pemeliharaan jalur jaringan
kabel tanah dan kabel laut tegangan tinggi dan
ekstra tinggi.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
155
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
1.4
Personil
berwenang
memastikan
dihubungi
bahwa
dikoordinasikan
untuk
pekerjaan
sesuai
Struktur
telah
Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
1.5
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan
standar
melaksanakan
pemeliharaan
cross
bounding, sealing end dan sambungan SKTT
yang ditetapkan perusahaan.
1.6
Perintah
yang
memastikan
diterima
bahwa
diperiksa
untuk
instruksi
dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.
1.7
Prosedur
dan
Ketenagalistrikan
peraturan
Keselamatan
dipahami sesuai standar
yang berlaku.
2.
Mempersiapkan
pola
2.1
evaluasi
Peralatan
Operation
Bantu
Procedure
pemeliharaan
pemeliharaan
proteksi
ekspansi
kabel SKTT
minyak
2.2
dipasang
minyak
sesuai
(SOP)
insulasi
Standing
pelaksanaan
dan
tangki
Koordinasi pemeliharaan proteksi minyak kabel
SKTT dan atau diidentifikasi.
2.3
Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4
Formulir evaluasi dipersiapkan
2.5
Rancangan
evaluasi
pemeliharaan
proteksi
minyak kabel SKTT di tempat kerja disiapkan
sesuai format standar yang berlaku.
2.6
Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi
pemeliharaan proteksi minyak kabel SKTT
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
156
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
3.
Melaksanakan
3.1. Evaluasi
evaluasi
minyak
koordinasi
pelaksana .
pemeliharaan
proteksi
minyak
3.2. Hasil
Membuat
kabel
SKTT
pemeliharaan
pemeliharaan
proteksi
didiskusikan
bersama
dibandingkan
dengan
target yg telah ditentukan.
kabel SKTT
4.
koordinasi
laporan 4.1. Laporan
pekerjaan
format
pekerjaan
dan
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
perusahaan.
4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1.
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pemeliharaan proteksi
minyak kabel SKTT yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu
yang berlaku
1.2.
Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 150 kV
2. Peraturan yang diperlukan
2.1
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1.
Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2.
Standar
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
157
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pemeliharaan
proteksi minyak kabel SKTT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP
Komunikasi
pelaksanaan
koordinasi
pemeliharaan
proteksi minyak kabel SKTT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pelaksanaan koordinasi pemeliharaan
proteksi minyak kabel SKTT.
3.2.4 SOP
Pelaksanaan
pelaksanaan
koordinasi
pemeliharaan
proteksi minyak kabel SKTT.
3.2.5 Instruksi
Kerja
pekerjaan
pelaksanaan
koordinasi
pemeliharaan proteksi minyak kabel SKTT
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2. Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
pelaksanaan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKTT.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1
Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
158
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.1.1.2. Isolator
3.1.2
Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3
Teori Listrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian
Resistansi,
Induktasi,
Kapasitansi
dan
Impedansi.
3.1.4
Jaringan saluran kabel tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKTT.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKTT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan Jalur SKTT.
3.1.5
Mekanikahantaran udara.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel.
3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT.
3.1.6
ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan Jalur SKTT.
3.2 Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan jaringan transmisi.
3.2.2
Orientasi lapangan pada jaringan SKTT.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1.
Teliti.
4.2.
Cermat.
4.3.
Disiplin.
5. Aspek Penting
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
159
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan
3.2.27. Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Proteksi Minyak Kabel
SKLT
Kode Unit
: D.35.125.02.027.1
Judul Unit
:Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan proteksi minyak
kabel SKLT
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
ini
berkaitan dengan
penerapan
prosedur koordinasi pemeliharaan yang diperlukan untuk
pemeliharaan
proteksi
minyak
kabel
SKLT
sesuai
instruction manual dan SOP yang berlaku.
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
dan
1.1. Gambar
menyiapkan
tegangan
pelaksanaan
koordinasi
pemeliharaan
proteksi
teknik
Jalur
Tinggi
jaringan
dipelajari
kabel
sesuai
laut
Standing
Operation Procedure (SOP).
1.2. Tata
cara
berkomunikasi
dilaksana-kan
minyak
sesuai
dipahami
Standing
dan
Operation
Procedure (SOP) pemeliharaan jalur jaringan
kabel SKLT
kabel tanah dan kabel laut tegangan tinggi dan
ekstra tinggi.
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
1.4
Personil
berwenang
memastikan
dikoordinasikan
bahwa
sesuai
dihubungi
pekerjaan
Struktur
untuk
telah
Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
160
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.5
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan
standar
melaksanakan
pemeliharaan
cross
bounding, sealing end dan sambungan SKLT
yang ditetapkan perusahaan.
1.6
Perintah
yang
memastikan
diterima
bahwa
diperiksa
untuk
instruksi
dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.
1.7
Prosedur
dan
peraturan
Ketenagalistrikan
Keselamatan
dipahami sesuai standar
yang berlaku.
2.
Mempersiapkan
pola
2.1
evaluasi
Peralatan
Bantu
Operation
Procedure
pemeliharaan
pemeliharaan
proteksi
ekspansi
minyak
kabel SKLT
2.2
dipasang
minyak
sesuai
(SOP)
insulasi
Standing
pelaksanaan
dan
tangki
Koordinasi pemeliharaan proteksi minyak kabel
SKLT dan atau diidentifikasi.
2.3
Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4
Formulir evaluasi dipersiapkan
2.5
Rancangan
evaluasi
pemeliharaan
proteksi
minyak kabel SKLT di tempat kerja disiapkan
sesuai format standar yang berlaku.
2.6
Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi
pemeliharaan proteksi minyak kabel SKLT
3.
Melaksanakan
3.1. Evaluasi
koordinasi
evaluasi
minyak
koordinasi
pelaksana.
pemeliharaan
proteksi
kabel SKLT
minyak
3.2. Hasil
kabel
SKLT
pemeliharaan
pemeliharaan
proteksi
didiskusikan
bersama
dibandingkan
dengan
target yg telah ditentukan.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
161
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
4.
Membuat
laporan 4.1. Laporan
pekerjaan
format
pekerjaan
dan
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
perusahaan.
4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1.
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pemeliharaan proteksi
minyak kabel SKLT yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu
yang berlaku
1.2.
Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 150 kV
2. Peraturan yang diperlukan
2.1
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1.
Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2.
Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pemeliharaan
proteksi minyak kabel SKLT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP
Komunikasi
pelaksanaan
koordinasi
pemeliharaan
proteksi minyak kabel SKLT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pelaksanaan koordinasi pemeliharaan
proteksi minyak kabel SKLT.
3.2.4 SOP
Pelaksanaan
pelaksanaan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
koordinasi
pemeliharaan
162
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
proteksi minyak kabel SKLT.
3.2.5 Instruksi
Kerja
pekerjaan
pelaksanaan
koordinasi
pemeliharaan proteksi minyak kabel SKLT
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1.
Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2. Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
pelaksanaan pemeliharaan proteksi minyak kabel SKLT.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1
Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2
Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3
Teori Listrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
163
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian
Resistansi,
Induktasi,
Kapasitansi
dan
Impedansi.
3.1.4
Jaringan saluran kabel tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKLTT.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKLTT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan Jalur SKLT.
3.1.5
Mekanikahantaran udara.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel.
3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT.
3.1.6
ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan Jalur SKLT.
3.2 Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan jaringan transmisi.
3.2.2
Orientasi lapangan pada jaringan SKLT.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1.
Teliti.
4.2.
Cermat.
4.3.
Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan
3.2.28. Melaksanakan Analisis Pemeliharaan SUTT
Kode Unit
: D.35.125.02.028.1
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
164
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
Judul Unit
:Melaksanakan analisis pemeliharaan SUTT .
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
ini
berkaitan
menganalisis pemeliharaan SUTT
dengan
kegiatan
sesuai standar dan
batasan yang ditetapkan
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Menterjemahkan
dan
membuat
intetprestasi
1.1. Perintah
kerja
evaluasi
koordinasi
pemeliharaan SUTT .
1.2. Analisis pemeliharaan SUTT
analisis
sesuai
pemeliharaan
ditetapkan.
SUTT .
1.3. Ilmu
dengan
standar
pengetahuan
diidentifikasi
dan
terkait
batasan
dengan
yang
analisis
pemeliharaan SUTT dipelajari.
2.
Menyusun
2.1. Analisis pemeliharaan SUTT diidentifikasi.
rencana
kerja 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
analisis
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
pemeliharaan
2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
SUTT
2.4. Rancangan analisis pemeliharaan SUTT
di
tempat kerja disiapkan sesuai format standar
yang berlaku.
2.5. Perlengkapan
kerja
untuk
evaluasi
pemeliharaan.
3.
Melaksanakan
analisis
menyeluruh
didiskusikan
bersama pelaksana .
pemeliharaan
SUTT
3.1. Analisis pemeliharaan SUTT
secara
3.2. Perlengkapan
kerja
pemeliharaan SUTT
untuk
analisis
digunakan sesuai SOP
yang ditetapkan.
3.4. Analisis pemeliharaan SUTT
sesuai
dengan
keperluan
dilaksanakan
dan
prosedur
pemeliharaan SUTT yang berlaku.
3.5. hasil
analisis
pemeliharaan
SUTT
dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan sebelumnya.
3.7. pekerjaan pemeliharaan SUTT dianalisis
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
165
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
4.
Membandingkan
4.1. Hasil
analisis
pemeliharaan
SUTT
analisis
dibandingkan berdasarkan validitas, otentik,
pemeliharaan
kekinian dan kecukupan.
SUTT
dengan 4.2. Hasil
kondisi lapangan.
analisis
pemeliharaan
SUTT
dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai
prosedur dan batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil
analisis
pemeliharaan
SUTT
dibandingkan dengan penugasan.
5.
Membuat
laporan 5.1. Hasil analisis pemeliharaan SUTT
pekerjaan
dilaporkan
dalam format pemeliharaan.
5.2. Perbedaan hasil analisis pemeliharaan SUTT
dicatat
dalam
format
laporan
evaluasi
pemeliharaan.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis pemeliharaan
SUTT yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
analisis pemeliharaan SUTT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
166
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis pemeliharaan SUTT .
3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis pemeliharaan SUTT .
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi
pemeliharaan SUTT.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan kerja analisis pemeliharaan SUTT .
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan.
3.2. Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi.
3.2.2
Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
167
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.
3.2.29. Melaksanakan Analisis Pemeliharaan SUTET
Kode Unit
: D.35.125.02.029.1
Judul Unit
:Melaksanakan analisis pemeliharaan SUTET.
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
ini
berkaitan
dengan
kegiatan
menganalisis pemeliharaan SUTET sesuai standar dan
batasan yang ditetapkan
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Menterjemahkan
dan
membuat
intetprestasi
1.1. Perintah
kerja
koordinasi
pemeliharaan SUTET.
1.2. analisis
pemeliharaan
analisis
sesuai
pemeliharaan
ditetapkan.
SUTET.
evaluasi
1.3. Ilmu
dengan
standar
pengetahuan
SUTET
dan
terkait
diidentifikasi
batasan
dengan
yang
analisis
pemeliharaan SUTET dipelajari.
2.
Menyusun
rencana
2.1. analisis pemeliharaan SUTET diidentifikasi.
kerja 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
analisis
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
pemeliharaan
2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
SUTET
2.4. Rancangan analisis pemeliharaan SUTET di
tempat kerja disiapkan sesuai format standar
yang berlaku.
2.5. Perlengkapan
kerja
untuk
evaluasi
pemeliharaan.
3.
Melaksanakan
analisis
3.1. analisis
pemeliharaan
SUTET
didiskusikan
bersama pelaksana .
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
168
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
pemeliharaan
SUTET
3.2. Perlengkapan
secara
kerja
untuk
analisis
pemeliharaan SUTET digunakan sesuai SOP
menyeluruh
yang ditetapkan.
3.4. analisis
sesuai
pemeliharaan
dengan
SUTET
keperluan
dilaksanakan
dan
prosedur
pemeliharaan SUTET yang berlaku.
3.5. hasil
analisis
pemeliharaan
SUTET
dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan sebelumnya.
3.7. pekerjaan pemeliharaan SUTET dianalisis
4.
Membandingkan
4.1. Hasil
analisis
pemeliharaan
SUTET
analisis
dibandingkan berdasarkan validitas, otentik,
pemeliharaan
kekinian dan kecukupan.
SUTET
dengan 4.2. Hasil
kondisi lapangan.
analisis
pemeliharaan
SUTET
dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai
prosedur dan batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil
analisis
pemeliharaan
SUTET
dibandingkan dengan penugasan.
5.
Membuat
laporan 5.1. Hasil analisis pemeliharaan SUTET dilaporkan
pekerjaan
dalam format pemeliharaan.
5.2. Perbedaan hasil analisis pemeliharaan SUTET
dicatat
dalam
format
laporan
evaluasi
pemeliharaan.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis pemeliharaan
SUTET yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
169
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
2.4
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
analisis pemeliharaan SUTET yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis pemeliharaan SUTET.
3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis pemeliharaan SUTET.
Tegangan m
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi
pemeliharaan SUTET.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1.
pemeliharaan dilaksanakan di lokasi instalasi terpasang sesuai
dengan keadaan sebenarnya, dengan pengetahuan dan keterampilan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
170
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
yang dibutuhkan:
3.1.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1.1. Persyaratan kerja analisis pemeliharaan SUTET.
3.1.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan.
3.2. Keterampilan
3.2.3
Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi.
3.2.4
Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.
3.2.30. Melaksanakan Analisis Pemeliharaan SKTT
Kode Unit
: D.35.125.02.030.1
Judul Unit
:Melaksanakan analisis pemeliharaan SKTT.
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
menganalisis
ini
berkaitan
pemeliharaan
SKTT
dengan
sesuai
kegiatan
standar
dan
batasan yang ditetapkan
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Menterjemahkan
dan
membuat
intetprestasi
1.1. Perintah
kerja
koordinasi
pemeliharaan SKTT.
1.2. analisis
pemeliharaan
analisis
sesuai
pemeliharaan
ditetapkan.
SKTT.
evaluasi
1.3. Ilmu
dengan
standar
pengetahuan
SKTT
dan
terkait
diidentifikasi
batasan
dengan
yang
analisis
pemeliharaan SKTT dipelajari.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
171
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
2.
Menyusun
2.1. analisis pemeliharaan SKTT diidentifikasi.
rencana
kerja 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
analisis
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
pemeliharaan
2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
SKTT
2.4. Rancangan
analisis
pemeliharaan
SKTT
di
tempat kerja disiapkan sesuai format standar
yang berlaku.
2.5. Perlengkapan
kerja
untuk
evaluasi
pemeliharaan.
3.
Melaksanakan
3.1. Analisis
analisis
pemeliharaan
SKTT
didiskusikan
bersama pelaksana .
pemeliharaan
SKTT
3.2. Perlengkapan
secara
kerja
untuk
analisis
pemeliharaan SKTT digunakan sesuai SOP
menyeluruh
yang ditetapkan.
3.3.
pemeliharaan
SKTT
dalam
keadaan
tidak
bertegangan.
3.4. Analisis
sesuai
pemeliharaan
dengan
SKTT
keperluan
dilaksanakan
dan
prosedur
pemeliharaan SKTT yang berlaku.
3.5. Hasil analisis pemeliharaan SKTT dikumpulkan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya.
3.6. Hasil analisis pemeliharaan SKTT
3.7. Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan SKTT
4.
Membandingkan
4.1. Hasil analisis pemeliharaan SKTT dibandingkan
analisis
berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan
pemeliharaan
kecukupan.
SKTT
dengan 4.2. Hasil analisis pemeliharaan SKTT dibandingkan
kondisi lapangan.
berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan
batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil analisis pemeliharaan SKTT dibandingkan
dengan penugasan.
5.
Membuat
pekerjaan
laporan 5.1. Hasil analisis pemeliharaan SKTT dilaporkan
dalam format pemeliharaan.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
172
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
5.2. Perbedaan hasil analisis pemeliharaan SKTT
dicatat
dalam
format
laporan
evaluasi
pemeliharaan.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis pemeliharaan SKTT
yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1.
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2.
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3.
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4.
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5.
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
analisis pemeliharaan SKTT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis pemeliharaan SKTT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis pemeliharaan SKTT..
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.3. Peralatan
4.1.2 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.4. Perlengkapan
4.2.3. Buku ceklists
4.2.4. Gambar teknik/single line diagram
PANDUAN PENILAIAN
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
173
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi
pemeliharaan SKTT.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan kerja analisis pemeliharaan SKTT.
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan.
3.2. Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi.
3.2.2
Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.
3.2.31. Melaksanakan Analisis Pemeliharaan SKLT
Kode Unit
: D.35.125.02.031.1
Judul Unit
:Melaksanakan analisis pemeliharaan SKLT.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
174
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
menganalisis
ini
berkaitan
pemeliharaan
SKLT
dengan
sesuai
kegiatan
standar
dan
batasan yang ditetapkan
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Menterjemahkan
dan
membuat
intetprestasi
1.1. Perintah
kerja
koordinasi
pemeliharaan SKLT.
1.2. analisis
pemeliharaan
analisis
sesuai
pemeliharaan
ditetapkan.
SKLT.
evaluasi
1.3. Ilmu
dengan
standar
pengetahuan
SKLT
dan
terkait
diidentifikasi
batasan
dengan
yang
analisis
pemeliharaan SKLT dipelajari.
2.
Menyusun
2.1. analisis pemeliharaan SKLT diidentifikasi.
rencana
kerja 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
analisis
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
pemeliharaan
2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
SKLT
2.4. Rancangan
analisis
pemeliharaan
SKLT
di
tempat kerja disiapkan sesuai format standar
yang berlaku.
2.5. Perlengkapan
kerja
untuk
evaluasi
pemeliharaan.
3.
Melaksanakan
analisis
menyeluruh
pemeliharaan
SKLT
didiskusikan
bersama pelaksana .
pemeliharaan
SKLT
3.1. analisis
secara
3.2. Perlengkapan
kerja
untuk
analisis
pemeliharaan SKLT digunakan sesuai SOP
yang ditetapkan.
3.3. analisis
sesuai
pemeliharaan
dengan
SKLT
keperluan
dilaksanakan
dan
prosedur
pemeliharaan SKLT yang berlaku.
3.4. hasil analisis pemeliharaan SKLT dikumpulkan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya.
3.5. Hasil analisis pemeliharaan SKLT
3.6. Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan SKLT
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
175
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
4.
Membandingkan
4.1. Hasil analisis pemeliharaan SKLT dibandingkan
analisis
berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan
pemeliharaan
kecukupan.
SKLT
dengan 4.2. Hasil analisis pemeliharaan SKLT dibandingkan
kondisi lapangan.
berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan
batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil analisis pemeliharaan SKLT dibandingkan
dengan penugasan.
5.
Membuat
laporan 5.1. Hasil analisis pemeliharaan SKLT dilaporkan
pekerjaan
dalam format pemeliharaan.
5.2. Perbedaan hasil analisis pemeliharaan SKLT
dicatat
dalam
format
laporan
evaluasi
pemeliharaan.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis pemeliharaan SKLT
yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1.
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2.
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3.
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4.
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5.
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1
Norma
3.1.1
Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1
Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
analisis pemeliharaan SKLT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2
SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
176
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3
SOP Persyaratan Kerja analisis pemeliharaan SKLT.
3.2.4
SOP Pelaksanaan analisis pemeliharaan SKLT.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi
pemeliharaan SKLT.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan kerja analisis pemeliharaan SKLT.
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan.
3.2. Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi.
3.2.2
Orientasi lapangan pada jaringan SKLT.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
177
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.
3.2.32. Menetapkan Hasil Pelaksanaan pemeliharaan SUTT
Kode Unit
: D.35.125.02.032.1
Judul Unit
:Menetapkan Hasil Pelaksanaan pemeliharaan SUTT.
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
Pengendalian
ini
dan
berkaitan
dengan
Pengkoordinasian
kegiatan
Pelaksanaan
pemeliharaan SUTT, Lengkap Dengan Sarana Bantunya
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
1.1. Perintah
kerja
pengendalian
dan
pengendalian dan
pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan
pengkoordinasian
SUTT .
Pelaksanaan
1.2. pengendalian
dan
pengkoordinasian
pemeliharaan
Pelaksanaan pemeliharaan SUTT diidentifikasi
SUTT,
sesuai
dengan
standar
dan
batasan
yang
ditetapkan.
1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan
pemeliharaan SUTT dipelajari.
2.
Mempersiapkan
pola pengendalian
dan
2.1. pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan SUTT diidentifikasi.
2.2. Daftar periksa (Check list) pengendalian dan
pengkoordinasian
pengkoordinasian Pelaksanaan dibuat sesuai
Pelaksanaan
standar dan batasan yang ditetapkan.
pemeliharaan
2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
178
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
SUTT
2.4. Rancangan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan SUTT di tempat
kerja disiapkan sesuai format standar yang
berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan
SUTT .
3.
Melaksanakan
3.1. pengendalian
dan
pengkoordinasian
pengendalian dan
Pelaksanaan pemeliharaan SUTT didiskusikan
pengkoordinasian
bersama pelaksana .
Pelaksanaan
3.2. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pemeliharaan
pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan
SUTT
SUTT digunakan sesuai SOP yang ditetapkan.
secara
menyeluruh
3.3. pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan SUTT dilaksanakan
sesuai
dengan
keperluan
dan
prosedur
pemeliharaan SUTT yang berlaku.
3.4. hasil
pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan SUTT dikumpulkan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya.
3.5. Hasil
pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan SUTT .
4.
Membandingkan
4.1. Hasil
pengendalian
dan
pengkoordinasian
pengendalian dan
Pelaksanaan pemeliharaan SUTT dibandingkan
pengkoordinasian
berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan
Pelaksanaan
kecukupan.
pemeliharaan
SUTT
SUTET
dan/atau
4.2. Hasil
pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan SUTT dibandingkan
berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan
batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil
pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan SUTT dibandingkan
dengan penugasan.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
179
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
5.
Membuat
laporan 5.1. Hasil
pengendalian
dan
pengkoordinasian
pengendalian dan
Pelaksanaan pemeliharaan SUTT dilaporkan
pengkoordinasian
dalam format pemeliharaan.
Pelaksanaan
5.2. Perbedaan
hasil
pengendalian
dan
pemeliharaan
pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan
SUTT
SUTT dicatat dalam format laporan evaluasi
dan/atau
SUTET
pemeliharaan.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan SUTT yang sesuai dengan peraturan dan
standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan
SUTT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan SUTT .
3.2.4 SOP
Pelaksanaan
pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan SUTT .
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
180
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1
Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2 Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan SUTT
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan
kerja
pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan SUTT .
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan.
3.2. Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi.
3.2.2
Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.
5. Aspek Penting
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
181
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan
3.2.33. Menetapkan Hasil Pelaksanaan pemeliharaan SUTET
Kode Unit
: D.35.125.02.033.1
Judul Unit
:Menetapkan Hasil Pelaksanaan pemeliharaan SUTET.
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
Pengendalian
ini
dan
berkaitan
dengan
Pengkoordinasian
kegiatan
Pelaksanaan
pemeliharaan SUTET, Lengkap Dengan Sarana Bantunya
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
1.1. Perintah
kerja
pengendalian
dan
pengendalian dan
pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan
pengkoordinasian
SUTET .
Pelaksanaan
1.2. Pengendalian
pemeliharaan
Pelaksanaan
SUTET,
diidentifikasi
dan
pengkoordinasian
pemeliharaan
sesuai
dengan
SUTET
standar
dan
batasan yang ditetapkan.
1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan pengendalian
dan
pengkoordinasian
pemeliharaan SUTET
2.
Mempersiapkan
2.1. Pengendalian
pola pengendalian
Pelaksanaan
dan
diidentifikasi.
pengkoordinasian
dan
Pelaksanaan
dipelajari.
pengkoordinasian
pemeliharaan
SUTET
2.2. Daftar periksa (Check list) pengendalian dan
Pelaksanaan
pengkoordinasian Pelaksanaan dibuat sesuai
pemeliharaan
standar dan batasan yang ditetapkan.
SUTET
2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
182
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
2.4. Rancangan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan SUTET
di tempat
kerja disiapkan sesuai format standar yang
berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan
SUTET .
3.
Melaksanakan
3.1. pengendalian
dan
pengkoordinasian
pengendalian dan
Pelaksanaan
pengkoordinasian
didiskusikan bersama pelaksana .
Pelaksanaan
pemeliharaan
SUTET
3.2. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pemeliharaan
pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan
SUTET
SUTET
secara
menyeluruh
digunakan
sesuai
SOP
yang
ditetapkan.
3.4. pengendalian
Pelaksanaan
dan
pengkoordinasian
pemeliharaan
SUTET
dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan
prosedur pemeliharaan SUTET
3.5. hasil
pengendalian
Pelaksanaan
dan
yang berlaku.
pengkoordinasian
pemeliharaan
SUTET
dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan sebelumnya.
3.6. Hasil
pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan SUTET .
4.
Membandingkan
4.1. Hasil
pengendalian
dan
pengkoordinasian
pengendalian dan
Pelaksanaan
pengkoordinasian
dibandingkan berdasarkan validitas, otentik,
Pelaksanaan
kekinian dan kecukupan.
pemeliharaan
SUTET
4.2. Hasil
pemeliharaan
pengendalian
Pelaksanaan
dan
SUTET
pengkoordinasian
pemeliharaan
SUTET
dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai
prosedur dan batasan standar yang berlaku.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
183
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
4.3. Hasil
pengendalian
Pelaksanaan
dan
pengkoordinasian
pemeliharaan
SUTET
dibandingkan dengan penugasan.
5.
Membuat
laporan 5.1. Hasil
pengendalian
dan
pengkoordinasian
pengendalian dan
Pelaksanaan pemeliharaan SUTET dilaporkan
pengkoordinasian
dalam format pemeliharaan.
Pelaksanaan
5.2. Perbedaan
hasil
pengendalian
dan
pemeliharaan
pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan
SUTET
SUTET
dicatat dalam format laporan evaluasi
pemeliharaan.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki
oleh perusahaan dalam pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan
pemeliharaan SUTET
yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu
yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1
Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan
SUTET
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
184
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
Pelaksanaan pemeliharaan SUTET .
3.2.4 SOP
Pelaksanaan
pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan SUTET.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2 Menggunakan
pengendalian
peralatan/perkakas
dan
pengkoordinasian
kerja
hand
Pelaksanaan
tools
untuk
pemeliharaan
Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan
kerja
pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan SUTET .
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan.
3.2. Keterampilan
3.2.3
Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi.
3.2.4
Orientasi lapangan pada jaringan SUTET.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.4. Teliti.
4.5. Cermat.
4.6. Disiplin.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
185
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan
3.2.34. Menetapkan Hasil Pelaksanaan pemeliharaan Saluran Kabel Tanah
Tegangan Tinggi (SKTT)
Kode Unit
: D.35.125.02.034.1
Judul Unit
:Menetapkan
Hasil
Pelaksanaan
pemeliharaan
Saluran
Kabel Tanah Tegangan Tinggi (SKTT).
Deskripsi Unit
:Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan penetapan
hasilPelaksanaan
pemeliharaan
Saluran
Kabel
Tanah
Tegangan Tinggi (SKTT), Lengkap Dengan Sarana Bantunya
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
1.1. Perintah
kerja
pengendalian
dan
pengendalian dan
pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan
pengkoordinasian
dan SKTT.
Pelaksanaan
1.2. pengendalian
pemeliharaan
Pelaksanaan
SUTT
diidentifikasi
dan/atau
SUTET dan SKTT
/SKLT,
dan
pengkoordinasian
pemeliharaan
sesuai
dengan
dan
standar
SKTT
dan
batasan yang ditetapkan.
1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan
pemeliharaan dan SKTT dipelajari.
2.
Mempersiapkan
2.1. pengendalian
pola pengendalian
Pelaksanaan
dan
diidentifikasi.
pengkoordinasian
dan
pengkoordinasian
pemeliharaan
dan
SKTT
2.2. Daftar periksa (Check list) pengendalian dan
Pelaksanaan
pengkoordinasian Pelaksanaan dibuat sesuai
pemeliharaan dan
standar dan batasan yang ditetapkan.
SKTT
2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
186
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
2.4. Rancangan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan dan SKTT di tempat
kerja disiapkan sesuai format standar yang
berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan
dan SKTT.
3.
Melaksanakan
3.1. pengendalian
dan
pengkoordinasian
pengendalian dan
Pelaksanaan
pengkoordinasian
didiskusikan bersama pelaksana .
Pelaksanaan
pemeliharaan
dan
SKTT
3.2. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pemeliharaan dan
pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan
SKTT
dan
secara
menyeluruh
SKTT
digunakan
sesuai
SOP
yang
ditetapkan.
3.4. pengendalian
Pelaksanaan
dan
pengkoordinasian
pemeliharaan
dan
SKTT
dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan
prosedur pemeliharaan dan SKTT yang berlaku.
3.5. hasil
pengendalian
Pelaksanaan
dan
pengkoordinasian
pemeliharaan
dan
SKTT
dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan sebelumnya.
3.6. Hasil
pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan dan SKTT.
4.
Membandingkan
4.1. Hasil
pengendalian
dan
pengkoordinasian
pengendalian dan
Pelaksanaan
pengkoordinasian
dibandingkan berdasarkan validitas, otentik,
Pelaksanaan
kekinian dan kecukupan.
pemeliharaan dan 4.2. Hasil
SKTT
pemeliharaan
pengendalian
Pelaksanaan
dan
dan
SKTT
pengkoordinasian
pemeliharaan
dan
SKTT
dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai
prosedur dan batasan standar yang berlaku.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
187
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
4.3. Hasil
pengendalian
Pelaksanaan
dan
pengkoordinasian
pemeliharaan
dan
SKTT
dibandingkan dengan penugasan.
5.
Membuat
laporan 5.1. Hasil
pengendalian
dan
pengkoordinasian
pengendalian dan
Pelaksanaan
pengkoordinasian
dilaporkan dalam format pemeliharaan.
Pelaksanaan
5.2. Perbedaan
pemeliharaan
hasil
a
dan
SKTT
pengendalian
dan
pemeliharaan dan
pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan
SKTT
dan
SKTT
dicatat
dalam
format
laporan
evaluasi pemeliharaan.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki
oleh perusahaan dalam pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan
pemeliharaan dan SKTT yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu
yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1.
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2.
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3.
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4.
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5.
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan
dan SKTT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
188
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
Pelaksanaan pemeliharaan dan SKTT.
3.2.4 SOP
Pelaksanaan
pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan dan SKTT.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.2
Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2 Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan dan
SKTT
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan
kerja
pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan dan SKTT.
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan.
3.2. Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi.
3.2.2
Orientasi lapangan pada jaringan SKTT.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
189
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
4.3. Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan
3.2.35. Menetapkan Hasil Pelaksanaan pemeliharaan Saluran Kabel Laut
Tegangan Tinggi (SKLT)
Kode Unit
: D.35.125.02.035.1
Judul Unit
:Menetapkan
Hasil
Pelaksanaan
pemeliharaan
Saluran
Kabel Laut Tegangan Tinggi (SKLT).
Deskripsi Unit
:Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan penetapan
hasil
Pelaksanaan
pemeliharaan
Saluran
Kabel
Laut
Tegangan Tinggi (SKLT), Lengkap Dengan Sarana Bantunya
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
1.1. Perintah
kerja
pengendalian
dan
pengendalian dan
pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan
pengkoordinasian
dan SKLT.
Pelaksanaan
1.2. pengendalian
pemeliharaan
Pelaksanaan
SUTT
diidentifikasi
dan/atau
SUTET dan SKTT
/SKLT,
dan
pengkoordinasian
pemeliharaan
sesuai
dengan
dan
standar
SKLT
dan
batasan yang ditetapkan.
1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan
pemeliharaan dan SKLT dipelajari.
2.
Mempersiapkan
2.1. pengendalian
pola pengendalian
Pelaksanaan
dan
diidentifikasi.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
dan
pengkoordinasian
pemeliharaan
dan
SKLT
190
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
pengkoordinasian
2.2. Daftar periksa (Check list) pengendalian dan
Pelaksanaan
pengkoordinasian Pelaksanaan dibuat sesuai
pemeliharaan dan
standar dan batasan yang ditetapkan.
SKLT
2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
2.4. Rancangan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan dan SKLT di tempat
kerja disiapkan sesuai format standar yang
berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan
dan SKLT.
3.
Melaksanakan
3.1. pengendalian
dan
pengkoordinasian
pengendalian dan
Pelaksanaan
pengkoordinasian
didiskusikan bersama pelaksana .
Pelaksanaan
pemeliharaan
dan
SKLT
3.2. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pemeliharaan dan
pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan
SKLT
dan
secara
menyeluruh
SKLT
digunakan
sesuai
SOP
yang
ditetapkan.
3.4. pengendalian
Pelaksanaan
dan
pengkoordinasian
pemeliharaan
dan
SKLT
dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan
prosedur pemeliharaan dan SKLT yang berlaku.
3.5. hasil
pengendalian
Pelaksanaan
dan
pengkoordinasian
pemeliharaan
dan
SKLT
dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan sebelumnya.
3.6. Hasil
pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan dan SKLT.
4.
Membandingkan
4.1. Hasil
pengendalian
dan
pengkoordinasian
pengendalian dan
Pelaksanaan
pengkoordinasian
dibandingkan berdasarkan validitas, otentik,
Pelaksanaan
kekinian dan kecukupan.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
pemeliharaan
dan
SKLT
191
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
pemeliharaan dan 4.2. Hasil
SKLT
pengendalian
Pelaksanaan
dan
pengkoordinasian
pemeliharaan
dan
SKLT
dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai
prosedur dan batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil
pengendalian
Pelaksanaan
dan
pengkoordinasian
pemeliharaan
dan
SKLT
dibandingkan dengan penugasan.
5.
Membuat
laporan 5.1. Hasil
pengendalian
dan
pengkoordinasian
pengendalian dan
Pelaksanaan
pengkoordinasian
dilaporkan dalam format pemeliharaan.
Pelaksanaan
5.2. Perbedaan
pemeliharaan
hasil
a
dan
SKLT
pengendalian
dan
pemeliharaan dan
pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan
SKLT
dan
SKLT
dicatat
dalam
format
laporan
evaluasi pemeliharaan.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki
oleh perusahaan dalam pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan
pemeliharaan dan SKLT yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu
yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1.
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2.
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3.
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4.
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5.
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
192
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
SKLT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan dan SKLT.
3.2.4 SOP
Pelaksanaan
pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan dan SKLT.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2 Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan
kerja
pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan dan SKLT.
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan.
3.2. Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi.
3.2.2
Orientasi lapangan pada jaringan SKLT.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
193
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan
3.2.36. Melaksanakan
Pengelolaan
Dan
Pengembangan
Metode
Pemeliharaan Jaringan Transmisi
Kode Unit
: D.35.125.02.036.1
Judul Unit
:Melaksanakan pengelolaan dan pengembangan metode
pemeliharaan jaringan transmisi
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
ini
berkaitan
dengan
pengelolaan
pemeliharaan pada jaringan transmisi tenaga listrik sesuai
instruction manual dan SOP yang berlaku.
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
1.1.
pemeliharaan yang berlaku saat ini dipelajari
tugas pengelolaan
dan dikaji efektivitasnya dengan menggunakan
dan
pendekatan metode penyebab ketidaksesuaian
pengembangan
pemeliharaan
metode
1.2. Hasil kajian pemeliharaan diinteprestasikan
pemeliharaan
dan
transmisi
permasalahan.
listrik
tenaga
disusun
alternatif
penanggulangan
1.3. Data penyebab deviasi dianalisis dan dicari apa
penyebabnya dan disusun rencana “design”
penyebab ketidaksesuaian pemeliharaan yang
baru.
1.4. Alternatif pengembangan metode pemeliharaan
disiapkan.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
194
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.5. Penugasan
yang
diterima
diperiksa
untuk
memastikan bahwa instruksi telah dimengerti
sesuai standar pemeliharaan
2.
Menyiapkan
dan
data 2.1. Standar
peralatan
kerja
unjuk
kerja
disiapkan
sesuai
kebijakan manajemen.
analisis 2.2. Perangkat lunak dan perangkat keras untuk
transmisi
mengolah data disiapkan
2.3. Data permasalahan lapangan dipelajari dan
dimengerti penyebab permasalahannya.
3.
Menggunakan
data
3.1
untuk
memecahkan
masalah
Manajemen tentang unjuk kerja.
3.2
dan
Deviasi data lapangan dengan standar pada
kebijakan manajemen dipelajari dan dianalisis
mengembangkan
metode
Data lapangan dibandingkan dangan kebijakan
penyebabnya.
3.3
Penyebab deviasi dipelajari dan disimulasikan
pemeliharan
dengan beberapa metode untuk mendapatkan
transmisi
metode pemeliharaan yang paling optimum
untuk
dijadikan
solusi
penanggulangan
masalah.
3.4
Metode pemeliharaan yang baru disampaikan
kepada manajemen
4.
Memeriksa
4.1
kesesuaian hasil
Metode pemeliharaan yang baru dibandingkan
dengan
metode
sebelumnya
sejauh
mana
yang
belum
efektifitas dari metode baru ini.
4.2
Penyempurnaan
metode
baru
sesuai dengan kondisi lapangan dilakukan.
4.3
Bimbingan teknis untuk pekerjaan perbaikan
diberikan.
5.
Membuat
laporan 5.1
pekerjaan
Laporan
format
pekerjaan
dan
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
perusahaan.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
195
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
1.1.
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pekerjaan yang sesuai
dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1.
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1.
Norma
(tidak ada)
3.2.
Standar
3.2.1
Standing
Operation
Prosedur
(SOP)
pemeliharaan
yang
ditetapkan perusahaan.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1 Peralatan
4.1.1. Komputer
4.1.2. Alat Komunikasi
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Alat Tulis Kantor (ATK)
4.2.2. Dokumen SOP dilokasi uji kompetensi
4.2.3. Form analisis pemeliharaan
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2. Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Pemecahan masalah (trouble shooting)
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
196
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
2.2. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis,
dokumentasi K2, instruksi manual peralatan dan SOP; alat kerja dan
material kerja yang diperlukan dalam kegiatan ini disiapkan
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1
Metode Operasional Research (OR)
3.12
Statistik
3.1.3
Analisis Data, Orang, dan Benda (DOB)
3.1.4
pemeliharaan transmisi
3.1.5
Bisnis Ketenagalistrikan.
3.2 Keterampilan
3.2.1
Menggunakan perangkat lunak dan keras komputer
3.2.2
Menyusun kuisioner
3.2.3
Menyusun tahapan pemeliharaan
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1 Komitmen menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang disepakati
4.2 Pelaksanaan kerja sesuai Rencana Kerja Anggaran (RKA) yang telah
disepakati
4.3 Bekerja berdasarkan kontrak kerja yang disepakati
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan
3.2.37.
Melaksanakan Pemeliharaan Peralatan Gardu Induk
Kode Unit
: D.35.125.03.037.1
Judul Unit
:Melaksanakan pemeliharaan peralatan gardu induk.
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
prosedur
ini
pemeliharaan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
berkaitan dengan
yang
penerapan
diperlukan
untuk
197
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
melaksanakan pemeliharaan peralatan gardu induk, sesuai
instruction manual dan SOP yang berlaku.
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
dan
1.1. Gambar teknik (pondasi tiang SUTT) jaringan
menyiapkan
tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi dipelajari
pelaksanaan
sesuai Standing Operation Procedure (SOP).
pemeliharaan
peralatan
gardu
1.2. Tata
cara
berkomunikasi
dilaksana-kan
induk .
sesuai
dipahami
Standing
dan
Operation
Procedure (SOP) pemeliharaan gardu induk.
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
1.4
Personil
berwenang
memastikan
dihubungi
bahwa
dikoordinasikan
sesuai
untuk
pekerjaan
Struktur
telah
Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
1.5
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan
standar melaksanakan pemeliharaan peralatan
gardu induk yang ditetapkan perusahaan.
1.6
Perintah
yang
memastikan
diterima
bahwa
diperiksa
untuk
instruksi
dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.
1.7
Prosedur
dan
Ketenagalistrikan
peraturan
Keselamatan
dipahami sesuai standar
yang berlaku.
2.
Melaksanakan
2.1
Peralatan
Bantu
dipasang
pemeliharaan
Operation
peralatan
pemeliharaan peralatan gardu induk
induk .
gardu
2.2
Procedure
sesuai
(SOP)
Standing
pelaksanaan
Instruksi dari pelaksana pengambilan data
dilaksanakan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
198
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
2.3
Alat
kerja,
material
kerja
dan
APD
disiapkan/dikenakan
2.4
data/denah
lokasi
untuk
pemasangan
peralatan gardu induk diambil.
2.5
data lapangan rencana pemasangan peralatan
gardu induk diambil.
3.
Memeriksa
3.1
pelaksanaan
dengan standar/petunjuk Pemasangan.
pemeliharaan
peralatan
gardu
3.2
Membuat
Hasil
pemeliharaan
dibandingkan
dengan
target yg telah ditentukan.
induk .
4.
kesesuaian Pemasangan komponen peralatan
laporan 4.1
pekerjaan
Laporan
format
pekerjaan
dan
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
perusahaan.
4.2
Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1.
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pemeliharaan peralatan gardu induk
yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2.
Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 6 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan
2.1
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
199
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.1.
Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2.
Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan peralatan
gardu induk yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pemeliharaan peralatan gardu induk
yang
ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pemeliharaan peralatan gardu induk.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pemeliharaan peralatan gardu induk.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan peralatan gardu induk.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : mobil elevator, Cover protector, Mobil crane,
kaki tiga
4.1.2. Peralatan bantu : APD,Alat K3,
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Isolator
4.2.3. Bending wire
4.2.4. Silicon clotch
4.2.5. Lap majun
4.2.6. Lap majun
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2. Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
pemeliharaan peralatan gardu induk.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
200
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1
Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2
Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3
Teori Listrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian
Resistansi,
Induktasi,
Kapasitansi
dan
Impedansi.
3.1.4
Instalasi Gardu Induk tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan GI dan/atau GITET.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan peralatan
gardu induk tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi..
3.1.5
ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur
K2
pada
pemeliharaan
konduktor
dan
asesoris GI dan/atau GITET.
3.2 Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan instalasi GI dan GITET.
3.2.2
Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3
Mengukur reistansi pentanahan pada tower sesuai IK.
3.2.4
Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1.
Teliti.
4.2.
Cermat.
4.3.
Disiplin.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
201
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.
3.2.38. Melaksanakan
Pemeliharaan
Kumparan,
Inti
Besi
Dan
Alat
Bantunya Pada Transformator
Kode Unit
: D.35.125.03.038.1
Judul Unit
:Melaksanakan pemeliharaan kumparan, inti besi dan alat
bantunya pada transformator.
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
prosedur
ini
berkaitan dengan
pemeliharaan
yang
penerapan
diperlukan
untuk
Melaksanakan pemeliharaan kumparan, inti besi dan alat
bantunya pada transformator, sesuai instruction manual
dan SOP yang berlaku.
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
dan
1.1. Gambar teknik Transformator tegangan Tinggi
menyiapkan
dan Ekstra Tinggi dan alat bantunya dipelajari
pelaksanaan
sesuai Standing Operation Procedure (SOP).
pemeliharaan
1.2. Tata
cara
berkomunikasi
dipahami
dan
kumparan,
inti
dilaksana-kan
besi
alat
Procedure (SOP) pemeliharaan gardu induk.
dan
bantunya
sesuai
Standing
Operation
pada 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
transformator.
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
1.4
Personil
berwenang
memastikan
dikoordinasikan
bahwa
sesuai
dihubungi
pekerjaan
Struktur
untuk
telah
Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
202
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.5
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan
standar
Melaksanakan
pemeliharaan
kumparan, inti besi dan alat bantunya pada
transformator yang ditetapkan perusahaan.
1.6
Perintah
yang
memastikan
diterima
bahwa
diperiksa
untuk
instruksi
dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.
1.7
Prosedur
dan
Ketenagalistrikan
peraturan
Keselamatan
dipahami sesuai standar
yang berlaku.
2.
Melaksanakan
2.1
pemeliharaan
Peralatan
Operation
Bantu
dipasang
Procedure
sesuai
(SOP)
Standing
pelaksanaan
kumparan,
inti
pemeliharaan kumparan, inti besi dan alat
besi
alat
bantunya pada transformator.
dan
bantunya
pada 2.2
transformator
pemeliharaan kumparan, inti besi dan alat
bantunya
pada
transformator
dan
atau
diidentifikasi.
2.3
Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4
Formulir evaluasi dipersiapkan
2.5
Rancangan evaluasi pemeliharaan kumparan,
inti besi dan alat bantunya pada transformator
di
tempat
kerja
disiapkan
sesuai
format
standar yang berlaku.
2.6
Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi
pemeliharaan kumparan, inti besi dan alat
bantunya pada transformator
3.
Memeriksa
pelaksanaan
3.1
pemeliharaan instalasi terhadap korosi dan
kerusakan lainnya secara menyeluruh.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
203
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
pemeliharaan
3.2
kumparan,
inti
besi
alat
dan
bantunya
Hasil
pemeliharaan
dibandingkan
dengan
target yg telah ditentukan.
pada
transformator
4.
Membuat
laporan 4.1
pekerjaan
Laporan
format
pekerjaan
dan
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
perusahaan.
4.2
Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1.
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pemeliharaan kumparan, inti besi
dan alat bantunya pada transformator yang sesuai dengan peraturan
dan standar mutu yang berlaku
1.2.
Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 6 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan
2.1
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1.
Norma
3.1.2. Partisipatif
3.2.
Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan kumparan,
inti besi dan alat bantunya pada transformator yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pemeliharaan kumparan, inti besi dan alat
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
204
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
bantunya pada transformator yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pemeliharaan kumparan, inti besi dan
alat bantunya pada transformator.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pemeliharaan kumparan, inti besi dan alat
bantunya pada transformator.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan kumparan, inti besi
dan alat bantunya pada transformator.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : mobil elevator, Cover protector, Mobil crane,
kaki tiga
4.1.2. Peralatan bantu : APD, Alat K3,
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Isolator
4.2.3. Bending wire
4.2.4. Silicon clotch
4.2.5. Lap majun
4.2.6. Lap majun
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1. Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2. Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2 Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
Melaksanakan pemeliharaan kumparan, inti besi dan alat bantunya
pada transformator.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1. Pengetahuan
3.1.1
Bahan Listrik
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
205
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2
Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3
Teori Listrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian
Resistansi,
Induktasi,
Kapasitansi
dan
Impedansi.
3.1.4
Jaringan transmisi tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan kumparan,
inti
besi
dan
alat
bantunya
pada
transformator
tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi..
3.1.5
Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6
ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan kumparan, inti besi
dan alat bantunya pada transformator.
3.2. Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi.
3.2.2
Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3
Mengukur resistansi pentanahan, winding resistan, insulasi
resistan, ratio winding, dissipasi facktor, Frequensi Respon
Analiser,
dinamik
resistan
dll
pada
kumparan
dan
transformator.
3.2.4
Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
206
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1.
Teliti.
4.2.
Cermat.
4.3.
Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.
3.2.39. Melaksanakan Pemeliharaan Media Insulasi Transformator
Kode Unit
: D.35.125.03.039.1
Judul Unit
:Melaksanakan pemeliharaan media insulasi transformator.
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
prosedur
ini
berkaitan dengan
pemeliharaan
yang
penerapan
diperlukan
untuk
melaksanakan pemeliharaan media insulasi transformator
pada transformator, sesuai instruction manual dan SOP
yang berlaku.
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
dan
1.1.
menyiapkan
Gambar teknik Transformator tegangan Tinggi
dan
Ekstra
Tinggi
dan
alat
bantunya
pelaksanaan
dipelajari sesuai Standing Operation Procedure
pemeliharaan
(SOP).
media
insulasi
transformator.
1.2.
Tata
cara
berkomunikasi
dilaksana-kan
sesuai
dipahami
Standing
dan
Operation
Procedure (SOP) pemeliharaan gardu induk.
1.3.
Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
207
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.4
Personil
berwenang
memastikan
dihubungi
bahwa
untuk
pekerjaan
telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
1.5
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan
standar
media
melaksanakan
insulasi
pemeliharaan
transformator
pada
transformator yang ditetapkan perusahaan.
1.6
Perintah
yang
diterima
memastikan
bahwa
diperiksa
untuk
instruksi
dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.
1.7
Prosedur
dan
peraturan
Ketenagalistrikan
Keselamatan
dipahami sesuai standar
yang berlaku.
2.
Melaksanakan
2.1
Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing
pemeliharaan
Operation
media
pemeliharaan media insulasi transformator
insulasi
transformator.
Procedure
(SOP)
pelaksanaan
pada transformator.
2.2
Instruksi dari pelaksana pengambilan data
dilaksanakan
2.3
Alat
kerja,
material
kerja
dan
APD
disiapkan/dikenakan
2.4
Melaksanakan
lokasi
untuk
pengambilan
pemasangan
data/denah
media
insulasi
transformator.
2.5
Melaksanakan pengambilan data lapangan
rencana
pemasangan
media
insulasi
transformator.
3.
Memeriksa
pelaksanaan
3.1
instalasi diperiksa terhadap kebocoran dan
kerusakan lainnya secara menyeluruh.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
208
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
pemeliharaan
media
3.2
Hasil
insulasi
pemeliharaan
dibandingkan
dengan
target yg telah ditentukan.
transformator.
4.
Membuat laporan 4.1
Laporan
pekerjaan
format
pekerjaan
dan
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
perusahaan.
4.2
Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1.
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki
oleh
perusahaan
dalam
pemeliharaan
media
insulasi
transformator.pada transformator yang sesuai dengan peraturan dan
standar mutu yang berlaku
1.2.
Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 6 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan
2.1
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1.
Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2.
Standar
3.2.1 Standing
Operation
Prosedur
(SOP)
pemeliharaan
media
insulasi transformator. pada transformator yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pemeliharaan media insulasi transformator
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
209
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
pada transformator yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP
Pesyaratan
Kerja
pemeliharaan
media
insulasi
transformator..
3.2.4 SOP
Pelaksanaan
pemeliharaan
media
insulasi
transformator.pada transformator.
3.2.5 Instruksi
Kerja
pekerjaan
pemeliharaan
media
insulasi
transformator.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : alat komunikasi, alat ukur
4.1.2. Peralatan bantu : APD,Alat K3,
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. ember
4.2.2. shyeringe
4.2.3. botol kaca
4.2.4. selang Silicon
4.2.5. Lap majun
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2. Menggunakan
Melaksanakan
peralatan/perkakas
pemeliharaan
media
kerja
insulasi
hand
tools
transformator
untuk
pada
transformator.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1
Bahan Listrik
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
210
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2
Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3
Teori Listrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian
Resistansi,
Induktasi,
Kapasitansi
dan
Impedansi.
3.1.4
instalasi gardu induk tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan kumparan,
inti
besi
dan
alat
bantunya
pada
transformator
tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi..
3.1.5
Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6
ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur
K2
pada
pemeliharaan
media
insulasi
transformator. pada transformator.
3.2 Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan instalasi GI dan GITET.
3.2.2
Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3
Mengukur sifat karakteristik dan kandungan gas terlarut pada
media insulasi pada transformator.
3.2.4
Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
211
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
4.1.
Teliti.
4.2.
Cermat.
4.3.
Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.
3.2.40. Melaksanakan Pemeliharaan Proteksi Internal Transformator
Kode Unit
: D.35.125.03.040.1
Judul Unit
:Melaksanakan
pemeliharaan
proteksi
internal
transformator.
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
prosedur
ini
pemeliharaan
melaksanakan
transformator,
berkaitan dengan
yang
pemeliharaan
penerapan
diperlukan
proteksi
untuk
internal
sesuai instruction manual dan SOP yang
berlaku.
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
dan
menyiapkan
pelaksanaan
pemeliharaan
proteksi
internal
transformator.
1.1. Gambar teknik Transformator tegangan Tinggi
dan Ekstra Tinggi dan alat bantunya dipelajari
sesuai Standing Operation Procedure (SOP).
1.2. Tata
cara
dilaksana-kan
berkomunikasi
sesuai
dipahami
Standing
dan
Operation
Procedure (SOP) pemeliharaan gardu induk.
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
212
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.4
Personil
berwenang
memastikan
dihubungi
bahwa
dikoordinasikan
sesuai
untuk
pekerjaan
Struktur
telah
Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
1.5
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan
standar melaksanakan pemeliharaan proteksi
internal transformator pada transformator yang
ditetapkan perusahaan.
1.6
Perintah
yang
diterima
memastikan
bahwa
diperiksa
untuk
instruksi
dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.
1.7
Prosedur
dan
Ketenagalistrikan
peraturan
Keselamatan
dipahami sesuai standar
yang berlaku.
2.
Melaksanakan
2.1
Peralatan
Bantu
dipasang
Operation
proteksi
pemeliharaan proteksi internal transformator.
transformator
2.2
(SOP)
Standing
pemeliharaan
internal
Procedure
sesuai
melaksanakan
Instruksi dari pelaksana pengambilan data
dilaksanakan
2.3
Alat
kerja,
material
kerja
dan
APD
disiapkan/dikenakan
2.4
Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi
untuk
pemasangan
proteksi
internal
transformator.
2.5
Melaksanakan
rencana
pengambilan
pemasangan
data
lapangan
proteksi
internal
transformator.
3.
Memeriksa
pelaksanaan
3.1
instalasi diperiksa terhadap kebocoran dan
kerusakan lainnya secara menyeluruh.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
213
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
pemeliharaan
proteksi
3.2
internal
Hasil
pemeliharaan
dibandingkan
dengan
target yg telah ditentukan.
transformator.
4.
Membuat
laporan 4.1
pekerjaan
Laporan
format
pekerjaan
dan
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
perusahaan.
4.2
Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1.
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pemeliharaan proteksi internal
transformator yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang
berlaku
1.2.
Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan
2.1
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1.
Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2.
Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan proteksi
internal transformator yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pemeliharaan proteksi internal transformator
yang ditetapkan perusahaan.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
214
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.2.3 SOP
Pesyaratan
Kerja
pemeliharaan
proteksi
internal
transformator.
3.2.4 SOP
Pelaksanaan
pemeliharaan
proteksi
internal
transformator.
3.2.5 Instruksi
Kerja
pekerjaan
pemeliharaan
proteksi
internal
transformator.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : …
4.1.2. Peralatan bantu : APD,Alat K3,
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. ember
4.2.2. shyeringe
4.2.3. botol kaca
4.2.4. selang Silicon
4.2.5. Lap majun
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2. Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
Melaksanakan pemeliharaan proteksi internal transformator.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1
Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
215
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.1.2
Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3
Teori Listrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian
Resistansi,
Induktasi,
Kapasitansi
dan
Impedansi.
3.1.4
instalasi gardu induk tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan kumparan,
inti
besi
dan
alat
bantunya
pada
transformator
tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi.
3.1.5
Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6
ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur
K2
pada
pemeliharaan
media
insulasi
transformator. pada transformator.
3.2 Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi.
3.2.2
Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3
Mengukur sifat karakteristik dan kandungan gas terlarut pada
media insulasi pada transformator.
3.2.4
Mengoperaikan mesin filter media insulasi.
3.2.5
Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
216
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
4.1.
Teliti.
4.2.
Cermat.
4.3.
Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.
3.2.41. Melaksanakan Pemeliharaan Proteksi Bay Transformator
Kode Unit
: D.35.125.03.041.1
Judul Unit
:Melaksanakan pemeliharaan proteksi bay transformator.
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
prosedur
ini
berkaitan dengan
pemeliharaan
yang
penerapan
diperlukan
untuk
melaksanakan pemeliharaan proteksi bay transformator
sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku.
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
dan
1.1. Gambar teknik Transformator tegangan Tinggi
menyiapkan
dan Ekstra Tinggi dan alat bantunya dipelajari
pelaksanaan
sesuai Standing Operation Procedure (SOP).
pemeliharaan
proteksi
bay
1.2. Tata
cara
berkomunikasi
dilaksana-kan
transformator.
sesuai
dipahami
Standing
dan
Operation
Procedure (SOP) pemeliharaan gardu induk.
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
1.4
Personil
berwenang
memastikan
dikoordinasikan
bahwa
sesuai
dihubungi
pekerjaan
Struktur
untuk
telah
Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
217
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.5
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan
standar melaksanakan pemeliharaan proteksi
bay transformator yang ditetapkan perusahaan.
1.6
Perintah
yang
diterima
memastikan
bahwa
diperiksa
untuk
instruksi
dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.
1.7
Prosedur
dan
peraturan
Ketenagalistrikan
Keselamatan
dipahami sesuai standar
yang berlaku.
2.
melaksanakan
2.1
pemeliharaan
proteksi
Peralatan
Operation
bay
transformator.
Bantu
dipasang
Procedure
sesuai
(SOP)
Standing
melaksanakan
pemeliharaan proteksi internal transformator.
2.2
Instruksi dari pelaksana pengambilan data
dilaksanakan
2.3
Alat
kerja,
material
kerja
dan
APD
disiapkan/dikenakan
2.4
Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi
untuk pemasangan proteksi bay transformator.
2.5
Melaksanakan
rencana
pengambilan
pemasangan
data
lapangan
proteksi
bay
transformator.
3.
Memeriksa
3.1
pelaksanaan
kerusakan lainnya secara menyeluruh.
pemeliharaan
proteksi
bay
3.2
Membuat
Hasil
pemeliharaan
dibandingkan
dengan
target yg telah ditentukan.
transformator.
4.
instalasi diperiksa terhadap kebocoran dan
laporan 4.1
pekerjaan
Laporan
format
pekerjaan
dan
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
perusahaan.
4.2
Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
218
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1.
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki
oleh
perusahaan
dalam
pemeliharaan
proteksi
bay
transformator yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang
berlaku
1.2.
Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan
2.1
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1.
Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2.
Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan proteksi bay
transformator yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pemeliharaan proteksi bay transformator yang
ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP
Pesyaratan
Kerja
pemeliharaan
proteksi
bay
transformator.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pemeliharaan proteksi bay transformator.
3.2.5 Instruksi
Kerja
pekerjaan
pemeliharaan
proteksi
bay
transformator.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : …
4.1.2. Peralatan bantu : APD,Alat K3,
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. ember
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
219
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
4.2.2. shyeringe
4.2.3. botol kaca
4.2.4. selang Silicon
4.2.5. Lap majun
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2. Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
Melaksanakan pemeliharaan proteksi bay transformator.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1
Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2
Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3
Teori Listrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian
Resistansi,
Induktasi,
Kapasitansi
dan
Impedansi.
3.1.4
instalasi gardu induk tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
220
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan proteksi
bay transformator tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi.
3.1.5
Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6
ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur
K2
pada
pemeliharaan
proteksi
bay
transformator.
3.2 Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan GI dan GITET.
3.2.2
Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3
Mengukur sifat karakteristik dan kandungan gas terlarut pada
media insulasi pada transformator.
3.2.4
Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1.
Teliti.
4.2.
Cermat.
4.3.
Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.
3.2.42. Melaksanakan Pemeliharaan Peralatan Pemutus Tenaga
Kode Unit
: D.35.125.03.042.1
Judul Unit
:Melaksanakan pemeliharaan peralatan pemutus tenaga.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
221
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
prosedur
ini
berkaitan dengan
pemeliharaan
yang
penerapan
diperlukan
untuk
Melaksanakan pemeliharaan peralatan pemutus tenaga,
sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku.
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
dan
1.1.
menyiapkan
Gambar
teknik
Pemutus
Tenaga
(PMT)
tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi dan alat
pelaksanaan
bantunya dipelajari sesuai Standing Operation
pemeliharaan
Procedure (SOP).
peralatan pemutus
tenaga.
1.2.
Tata
cara
berkomunikasi
dilaksana-kan
sesuai
dipahami
Standing
dan
Operation
Procedure (SOP) pemeliharaan gardu induk.
1.3.
Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
1.4
Personil
berwenang
memastikan
dihubungi
bahwa
untuk
pekerjaan
telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
1.5
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan
standar melaksanakan pemeliharaan peralatan
pemutus tenaga yang ditetapkan perusahaan.
1.6
Perintah
yang
memastikan
diterima
bahwa
diperiksa
untuk
instruksi
dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.
1.7
Prosedur
dan
Ketenagalistrikan
peraturan
dipahami
Keselamatan
sesuai
standar
yang berlaku.
2.
melaksanakan
2.1
Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing
pemeliharaan
Operation
peralatan pemutus
pemeliharaan peralatan pemutus tenaga.
Procedure
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
(SOP)
pelaksanaan
222
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
tenaga (PMT)
2.2
Instruksi dari pelaksana pengambilan data
dilaksanakan
2.3
Alat
kerja,
material
kerja
dan
APD
disiapkan/dikenakan
2.4
Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi
untuk pemasangan peralatan pemutus tenaga
(PMT).
2.5
Melaksanakan
rencana
pengambilan
pemasangan
data
lapangan
peralatan
pemutus
tenaga (PMT)..
3.
Memeriksa
3.1
pelaksanaan
pemeliharaan
peralatan pemutus
kerusakan lainnya secara menyeluruh.
3.2
Hasil
pemeliharaan
dibandingkan
dengan
target yg telah ditentukan.
tenaga (PMT).
4.
Pemeriksaan instalasi terhadap korosi dan
Membuat laporan 4.1
Laporan
pekerjaan
format
pekerjaan
dan
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
perusahaan.
4.2
Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
1. BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pemeliharaan peralatan pemutus
tenaga (PMT) yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang
berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 6 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
223
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1.
Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2.
Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan peralatan
pemutus tenaga (PMT) yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pemeliharaan peralatan pemutus tenaga
(PMT) yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pemeliharaan peralatan pemutus tenaga
(PMT).
3.2.4 SOP Pelaksanaan pemeliharaan peralatan pemutus tenaga
(PMT).
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan peralatan pemutus
tenaga (PMT).
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : alat komunikasi, alat ukur
4.1.2. Peralatan bantu : APD, Alat K3,
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Isolator
4.2.3. Bending wire
4.2.4. Silicon clotch
4.2.5. Lap majun
4.2.6. Lap majun
2. PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
224
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2. Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
pemeliharaan peralatan pemutus tenaga (PMT).
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1
Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2
Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3
Teori Listrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian
Resistansi,
Induktasi,
Kapasitansi
dan
Impedansi.
3.1.4
instalasi gardu induk
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan
Kerja
dan
material
pemeliharaan
kompartemen GIS. tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi..
3.1.5
Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
225
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6
ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan kumparan, inti besi
dan alat bantunya pada transformator.
3.2 Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan instalasi gardu induk.
3.2.2
Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3
Mengukur kondisi gas sulfur hexafloride (SF6).
3.2.4
Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1.
Teliti.
4.2.
Cermat.
4.3.
Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.
3.2.43. Melaksanakan Pemeliharaan Peralatan Pemisah (PMS)
Kode Unit
: D.35.125.03.043.1
Judul Unit
:Melaksanakan pemeliharaan peralatan pemisah (PMS).
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
prosedur
ini
pemeliharaan
berkaitan dengan penerapan
yang
diperlukan
untuk
Melaksanakan pemeliharaan peralatan pemisah (PMS),
sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku.
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
226
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
dan
1.1. Gambar teknik pemisah (PMS) tegangan Tinggi
menyiapkan
dan Ekstra Tinggi dan alat bantunya dipelajari
pelaksanaan
pemeliharaan
peralatan pemisah
sesuai Standing Operation Procedure (SOP).
1.2. Tata
cara
berkomunikasi
dilaksana-kan
(PMS).
sesuai
dipahami
Standing
dan
Operation
Procedure (SOP) pemeliharaan gardu induk.
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
1.4
Personil
berwenang
memastikan
dihubungi
bahwa
dikoordinasikan
sesuai
untuk
pekerjaan
Struktur
telah
Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
1.5
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan
standar melaksanakan pemeliharaan peralatan
pemisah (PMS) yang ditetapkan perusahaan.
1.6
Perintah
yang
diterima
memastikan
bahwa
diperiksa
untuk
instruksi
dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.
1.7
Prosedur
dan
Ketenagalistrikan
peraturan
Keselamatan
dipahami sesuai standar
yang berlaku.
2.
melaksanakan
2.1
Peralatan
Bantu
dipasang
Operation
peralatan pemisah
pemeliharaan peralatan pemisah (PMS).
2.2
(SOP)
Standing
pemeliharaan
(PMS).
Procedure
sesuai
pelaksanaan
Instruksi dari pelaksana pengambilan data
dilaksanakan
2.3
Alat
kerja,
material
kerja
dan
APD
disiapkan/dikenakan
2.4
Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi
untuk pemasangan peralatan pemisah (PMS)..
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
227
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
2.5
Melaksanakan
pengambilan
data
lapangan
rencana pemasangan peralatan pemisah (PMS).
3.
Memeriksa
3.1
pelaksanaan
peralatan pemisah
3.2
terhadap
korosi
dan
Hasil
pemeliharaan
dibandingkan
dengan
target yg telah ditentukan.
(PMS).
Membuat
diperiksa
kerusakan lainnya secara menyeluruh.
pemeliharaan
4.
instalasi
laporan 4.1
pekerjaan
Laporan
format
pekerjaan
dan
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
perusahaan.
4.2
Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
1. BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pemeliharaan peralatan pemisah
(PMS)
yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang
berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35
kV sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1.
Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2.
Standar
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
228
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan peralatan
pemisah (PMS) yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pemeliharaan peralatan pemisah (PMS) yang
ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pemeliharaan peralatan pemisah (PMS).
3.2.4 SOP Pelaksanaan pemeliharaan peralatan pemisah (PMS).
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan peralatan pemisah
(PMS).
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : alat komunikasi, alat ukur
4.1.2. Peralatan bantu : APD, Alat K3,
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Isolator
4.2.3. Bending wire
4.2.4. Silicon clotch
4.2.5. Lap majun
4.2.6. Lap majun
2. PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2. Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
pemeliharaan peralatan pemisah (PMS).
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
229
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.1.1
Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2
Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3
Teori Listrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian
Resistansi,
Induktasi,
Kapasitansi
dan
Impedansi.
3.1.4
Instalasi gardu induk
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan peralatan
pemisah (PMS) tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi..
3.1.5
Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6
ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan kumparan, inti besi
dan alat bantunya pada transformator.
3.2 Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan instalasi GI dan GITET.
3.2.2
Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3
Mengukur kondisi gas sulfur hexafloride (SF6).
3.2.4
Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
230
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
4.1.
Teliti.
4.2.
Cermat.
4.3.
Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.
3.2.44. Melaksanakan Pemeliharaan Transformator Auxilliary (CT,CVT,PT)
Kode Unit
: D.35.125.03.044.1
Judul Unit
:Melaksanakan
pemeliharaan
transformator
auxilliary
(CT,CVT,PT)
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi ini
prosedur
berkaitan dengan penerapan
pemeliharaan
Melaksanakan
yang
pemeliharaan
diperlukan
transformator
untuk
auxilliary
(CT,CVT,PT), sesuai instruction manual dan SOP yang
berlaku.
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
dan
menyiapkan
1.1. Gambar
teknik
transformator
auxilliary
tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi dan alat
pelaksanaan
bantunya dipelajari sesuai Standing Operation
pemeliharaan
Procedure (SOP).
peralatan
transformator
auxilliary.
1.2. Tata
cara
dilaksana-kan
berkomunikasi
sesuai
dipahami
Standing
dan
Operation
Procedure (SOP) pemeliharaan gardu induk.
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
231
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.4
Personil
berwenang
memastikan
dihubungi
bahwa
dikoordinasikan
untuk
pekerjaan
sesuai
Struktur
telah
Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
1.5
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan
standar melaksanakan pemeliharaan peralatan
transformator
auxilliary
(CT,CVT,PT)yang
ditetapkan perusahaan.
1.6
Perintah
yang
diterima
memastikan
bahwa
diperiksa
untuk
instruksi
dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.
1.7
Prosedur
dan
peraturan
Ketenagalistrikan
Keselamatan
dipahami sesuai standar
yang berlaku.
2.
melaksanakan
2.1
Peralatan
Bantu
dipasang
pemeliharaan
Operation
peralatan
pemeliharaan
transformator
auxilliary (CT,CVT,PT).
auxilliary
(CT,CVT,PT).
2.2
Procedure
sesuai
(SOP)
Standing
pelaksanaan
peralatan
transformator
Instruksi dari pelaksana pengambilan data
dilaksanakan
2.3
Alat
kerja,
material
kerja
dan
APD
disiapkan/dikenakan
2.4
Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi
untuk
pemasangan
transformator
auxilliary
(CT,CVT,PT).
2.5
Melaksanakan
pengambilan
data
lapangan
rencana pemasangan transformator auxilliary
(CT,CVT,PT).
3.
Memeriksa
pelaksanaan
3.1
instalasi
diperiksa
terhadap
korosi
dan
kerusakan lainnya secara menyeluruh.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
232
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
pemeliharaan
3.2
peralatan
Hasil
pemeliharaan
dibandingkan
dengan
target yg telah ditentukan.
transformator
auxilliary
(CT,CVT,PT).
4.
Membuat
laporan 4.1
Laporan
pekerjaan
pekerjaan
format
pemeliharaan
perusahaan.
transformator
4.2
auxilliary
dan
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
1. BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki
oleh
perusahaan
dalam
pemeliharaan
peralatan
transformator auxilliary (CT,CVT,PT). yang sesuai dengan peraturan
dan standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35
kV sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1.
Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2.
Standar
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
233
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan peralatan
transformator
auxilliary
(CT,CVT,PT)
yang
ditetapkan
perusahaan.
3.2.2 SOP
Komunikasi
pemeliharaan
peralatan
transformator
auxilliary (CT,CVT,PT) yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pemeliharaan peralatan transformator
auxilliary (CT,CVT,PT).
3.2.4 SOP
Pelaksanaan
pemeliharaan
peralatan
transformator
auxilliary (CT,CVT,PT).
3.2.5 Instruksi
Kerja
pekerjaan
pemeliharaan
peralatan
transformator auxilliary (CT,CVT,PT).
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : alat komunikasi, alat ukur
4.1.2. Peralatan bantu : APD, Alat K3,
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Isolator
4.2.3. Bending wire
4.2.4. Silicon clotch
4.2.5. Lap majun
4.2.6. Lap majun
2. PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2. Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
pemeliharaan peralatan transformator auxilliary (CT,CVT,PT).
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
234
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1
Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2
Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3
Teori Listrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian
Resistansi,
Induktasi,
Kapasitansi
dan
Impedansi.
3.1.4
Instalasi gardu induk
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan peralatan
transformator auxilliary (CT,CVT,PT)
3.1.5
Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6
ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur
K2
pada
pemeliharaan
transformator
auxilliary (CT,CVT,PT).
3.2 Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan instalasi GI dan GITET.
3.2.2
Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
235
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.2.3
Mengukur kondisi gas sulfur hexafloride (SF6).
3.2.4
Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1.
Teliti.
4.2.
Cermat.
4.3.
Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.
3.2.45. Melaksanakan Pemeliharaan Proteksi Switchgear
Kode Unit
: D.35.125.03.045.1
Judul Unit
:Melaksanakan pemeliharaan proteksi switchgear.
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
prosedur
ini
berkaitan dengan
pemeliharaan
yang
penerapan
diperlukan
untuk
melaksanakan pemeliharaan proteksi switchgear, sesuai
instruction manual dan SOP yang berlaku.
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
dan
1.1.
menyiapkan
Gambar teknik instalasi switch gear tegangan
Tinggi dan Ekstra Tinggi dan alat bantunya
pelaksanaan
dipelajari sesuai Standing Operation Procedure
pemeliharaan
(SOP).
proteksi
switchgear
1.2.
Tata
cara
berkomunikasi
dilaksana-kan
sesuai
dipahami
Standing
dan
Operation
Procedure (SOP) pemeliharaan gardu induk.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
236
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.3.
Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
1.4
Personil
berwenang
memastikan
dihubungi
bahwa
untuk
pekerjaan
telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
1.5
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan
standar melaksanakan pemeliharaan proteksi
switchgear yang ditetapkan perusahaan.
1.6
Perintah
yang
diterima
memastikan
bahwa
diperiksa
untuk
instruksi
dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.
1.7
Prosedur
dan
Ketenagalistrikan
peraturan
Keselamatan
dipahami sesuai standar
yang berlaku.
2.
melaksanakan
2.1
Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing
pemeliharaan
Operation
peralatan proteksi
pemeliharaan peralatan proteksi switchgear.
switchgear.
2.2
Procedure
(SOP)
pelaksanaan
Instruksi dari pelaksana pengambilan data
dilaksanakan
2.3
Alat
kerja,
material
kerja
dan
APD
disiapkan/dikenakan
2.4
Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi
untuk
pemasangan
peralatan
proteksi
switchgear.
2.5
Melaksanakan
rencana
pengambilan
pemasangan
data
lapangan
peralatan
proteksi
switchgear.
3.
Memeriksa
pelaksanaan
3.1
instalasi
diperiksa
terhadap
korosi
dan
kerusakan lainnya secara menyeluruh.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
237
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
pemeliharaan
3.2
peralatan proteksi
Hasil
pemeliharaan
dibandingkan
dengan
target yg telah ditentukan.
switchgear.
4.
Membuat laporan 4.1
Laporan
pekerjaan
format
pemeliharaan
perusahaan.
peralatan proteksi
switchgear.
4.2
pekerjaan
dan
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
1. BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pemeliharaan peralatan peralatan
proteksi switchgear.
yang sesuai dengan peraturan dan standar
mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35
kV sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1.
Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2.
Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan peralatan
proteksi switchgear yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pemeliharaan peralatan peralatan proteksi
switchgear yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP
Pesyaratan
Kerja
pemeliharaan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
peralatan
peralatan
238
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
proteksi switchgear.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pemeliharaan peralatan peralatan proteksi
switchgear.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan peralatan peralatan
proteksi switchgear.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : alat komunikasi, alat ukur
4.1.2. Peralatan bantu : APD, Alat K3,
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Isolator
4.2.3. Bending wire
4.2.4. Silicon clotch
4.2.5. Lap majun
4.2.6. Lap majun
2. PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2. Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
pemeliharaan peralatan proteksi switchgear.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1
Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
239
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.1.2
Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3
Teori Listrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian
Resistansi,
Induktasi,
Kapasitansi
dan
Impedansi.
3.1.4
instalasi gardu induk.
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan peralatan
proteksi switchgear
tegangan Tinggi dan Ekstra
Tinggi..
3.1.5
Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6
Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan
3.1.5.1. Peraturan K2
3.1.5.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan peralatan proteksi
switchgear tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi.
3.2 Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan instalasi GI dan GITET.
3.2.2
Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3
Mengukur kondisi gas sulfur hexafloride (SF6).
3.2.4
Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1.
Teliti.
4.2.
Cermat.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
240
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
4.3.
Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.
3.2.46. Melaksanakan Pemeliharaan Common Facility Gardu Induk
Kode Unit
: D.35.125.03.046.1
Judul Unit
:Melaksanakan pemeliharaan common facility gardu induk.
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
prosedur
ini
berkaitan dengan
pemeliharaan
yang
penerapan
diperlukan
untuk
melaksanakan pemeliharaan common facility gardu induk,
sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku.
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
dan
1.1. Gambar teknik instalasi common facility gardu
menyiapkan
induk tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi dan
pelaksanaan
alat
pemeliharaan
Operation Procedure (SOP).
common
gardu induk
facility
1.2. Tata
bantunya
cara
dipelajari
sesuai
berkomunikasi
dilaksana-kan
sesuai
Standing
dipahami
Standing
dan
Operation
Procedure (SOP) pemeliharaan gardu induk.
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
1.4
Personil
berwenang
memastikan
dikoordinasikan
bahwa
sesuai
dihubungi
pekerjaan
Struktur
untuk
telah
Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
241
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.5
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan
standar melaksanakan pemeliharaan common
facility
gardu
induk
yang
ditetapkan
perusahaan.
1.6
Perintah
yang
diterima
memastikan
bahwa
diperiksa
untuk
instruksi
dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.
1.7
Prosedur
dan
peraturan
Ketenagalistrikan
dipahami
Keselamatan
sesuai
standar
yang berlaku.
2.
melaksanakan
2.1
Peralatan
Bantu
dipasang
Operation
common
pemeliharaan common facility gardu induk.
gardu induk.
2.2
(SOP)
Standing
pemeliharaan
facility
Procedure
sesuai
pelaksanaan
Instruksi dari pelaksana pengambilan data
dilaksanakan
2.3
Alat
kerja,
material
kerja
dan
APD
disiapkan/dikenakan
2.4
Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi
untuk
pemasangan
common
facility
gardu
induk.
2.5
Melaksanakan
pengambilan
data
lapangan
rencana pemasangan common facility gardu
induk.
3.
Memeriksa
3.1
pelaksanaan
pemeliharaan
common
facility
Membuat
diperiksa
terhadap
korosi
dan
kerusakan lainnya secara menyeluruh.
3.2
gardu induk.
4.
instalasi
laporan 4.1
Hasil
pemeliharaan
dibandingkan
dengan
target yg telah ditentukan.
Laporan
pekerjaan
pekerjaan
format
dan
pemeliharaan
perusahaan.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
242
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
common
facility 4.2
gardu induk.
Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
1. BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pemeliharaan peralatan common
facility gardu induk.
yang sesuai dengan peraturan dan standar
mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35
kV sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1.
Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2.
Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan peralatan
common facility gardu induk yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pemeliharaan peralatan peralatan common
facility gardu induk yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pemeliharaan peralatan common facility
gardu induk.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pemeliharaan peralatan peralatan common
facility gardu induk.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan peralatan common
facility gardu induk.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
243
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
4.1.1. Peralatan utama : alat komunikasi, alat ukur
4.1.2. Peralatan bantu : APD, Alat K3,
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Isolator
4.2.3. Bending wire
4.2.4. Silicon clotch
4.2.5. Lap majun
4.2.6. Lap majun
2. PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2. Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
pemeliharaan peralatan common facility gardu induk.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1
Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2
Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3
Teori Listrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
244
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian
Resistansi,
Induktasi,
Kapasitansi
dan
Impedansi.
3.1.4
instalasi gardu induk
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan peralatan
common facility gardu induk tegangan Tinggi dan
Ekstra Tinggi..
3.1.5
ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan
3.1.5.1. Peraturan K2
3.1.5.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan peralatan common
facility gardu induk tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi.
3.2 Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan instalasi GI dan GITET.
3.2.2
Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3
Menguji Kapasitas Batere.
3.2.4
Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1.
Teliti.
4.2.
Cermat.
4.3.
Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.
3.2.47.
Kode Unit
Melaksanakan Pemeliharaan SCADA/TEL
: D.35.125.03.047.1
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
245
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
Judul Unit
:Melaksanakan pemeliharaan SCADA/TEL.
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
prosedur
ini
berkaitan dengan
pemeliharaan
melaksanakan
yang
penerapan
diperlukan
pemeliharaan
untuk
SCADA/TEL,
sesuai
instruction manual dan SOP yang berlaku.
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
dan
1.1.
menyiapkan
Gambar teknik instalasi switch gear tegangan
Tinggi dan Ekstra Tinggi dan alat bantunya
pelaksanaan
dipelajari sesuai Standing Operation Procedure
pemeliharaan
(SOP).
SCADA/TEL
1.2.
Tata
cara
berkomunikasi
dilaksana-kan
sesuai
dipahami
Standing
dan
Operation
Procedure (SOP) pemeliharaan gardu induk.
1.3.
Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
1.4
Personil
berwenang
memastikan
dihubungi
bahwa
dikoordinasikan
sesuai
untuk
pekerjaan
Struktur
telah
Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
1.5
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan
standar
melaksanakan
pemeliharaan
SCADA/TEL yang ditetapkan perusahaan.
1.6
Perintah
yang
memastikan
diterima
bahwa
diperiksa
instruksi
untuk
dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.
1.7
Prosedur
dan
Ketenagalistrikan
peraturan
Keselamatan
dipahami sesuai standar
yang berlaku.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
246
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
2.
melaksanakan
2.1
Peralatan
Bantu
dipasang
pemeliharaan
Operation
SCADA/TEL
pemeliharaan SCADA/TEL
2.2
Instruksi
Procedure
dari
sesuai
(SOP)
pelaksana
Standing
pelaksanaan
pengambilan
data
dilaksanakan
2.3
Alat
kerja,
material
kerja
dan
APD
disiapkan/dikenakan
2.4
Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi
untuk pemasangan SCADA/TEL.
2.5
Melaksanakan
pengambilan
data
lapangan
rencana pemasangan SCADA/TEL.
3.
Memeriksa
3.1
pelaksanaan
instalasi
terhadap
korosi
dan
kerusakan lainnya secara menyeluruh.
pemeliharaan
3.2
SCADA/TEL.
4.
Pemeriksaan
Hasil pemeliharaan dibandingkan dengan target
yg telah ditentukan.
Membuat laporan 4.1
Laporan
pelaksanaan
format
pemeliharaan
perusahaan.
SCADA/TEL.
4.2
pekerjaan
dan
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
1. BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki
oleh
perusahaan
dalam
pemeliharaan
pemeliharaan
SCADA/TEL yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang
berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35
kV sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
247
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1.
Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2.
Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan peralatan
pemeliharaan SCADA/TEL yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP
Komunikasi
pemeliharaan
peralatan
peralatan
pemeliharaan SCADA/TEL yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP
Pesyaratan
Kerja
pemeliharaan
peralatan
peralatan
pemeliharaan SCADA/TEL.
3.2.4 SOP
Pelaksanaan
pemeliharaan
peralatan
peralatan
pemeliharaan SCADA/TEL.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan peralatan peralatan
pemeliharaan SCADA/TEL.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : alat komunikasi, alat ukur
4.1.2. Peralatan bantu : APD, Alat K3,
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Bending wire
4.2.3. Silicon clotch
4.2.4. Lap majun
4.2.5. Lap majun
2. PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
248
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2. Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
pemeliharaan peralatan SCADA/TEL.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1
Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2
Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3
Teori Listrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian
Resistansi,
Induktasi,
Kapasitansi
dan
Impedansi.
3.1.4
instalasi gardu induk
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan peralatan
SCADA/TEL
3.1.5
ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan
3.1.5.1. Peraturan K2
3.1.5.2. Prosedur
K2
pada
pemeliharaan
peralatan
SCADA/TEL.
3.2 Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan instalasi GI dan GITET.
3.2.2
Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
249
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.2.3
Mengukur kondisi gas sulfur hexafloride (SF6).
3.2.4
Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1.
Teliti.
4.2.
Cermat.
4.3.
Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.
3.2.48. Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Peralatan Gardu Induk
Kode Unit
: D.35.125.03.048.1
Judul Unit
:Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan peralatan gardu
induk.
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
prosedur
ini
pemeliharaan
berkaitan dengan
yang
penerapan
diperlukan
untuk
melaksanakan pemeliharaan peralatan gardu induk, sesuai
instruction manual dan SOP yang berlaku.
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
evaluasi
kerja
hasil
koordinasi
pemeliharaan
peralatan
induk.
gardu
1.1. Gambar teknik peralatan gardu induk Tinggi
dan Ekstra Tinggi dipelajari sesuai Standing
Operation Procedure (SOP).
1.2. Tata
cara
dilaksana-kan
berkomunikasi
sesuai
dipahami
Standing
dan
Operation
Procedure (SOP) pemeliharaan peralatan gardu
induk.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
250
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
1.4
Personil
berwenang
memastikan
dihubungi
bahwa
dikoordinasikan
untuk
pekerjaan
sesuai
Struktur
telah
Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
1.5
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan
standar pemeliharaan peralatan gardu induk
tegangan
Tinggi
dan
Ekstra
Tinggi
yang
ditetapkan perusahaan.
1.6
Perintah yang diterima diperiksa untuk memastikan
bahwa
instruksi
dapat
dilaksanakan
sesuai standar perusahaan.
1.7
Prosedur
dan
peraturan
Ketenagalistrikan
Keselamatan
dipahami sesuai standar
yang berlaku.
2.
Mempersiapkan
pola
2.1
evaluasi
Peralatan
Operation
Bantu
dipasang
Procedure
sesuai
(SOP)
Standing
pelaksanaan
koordinasi
pemeliharaan peralatan gardu induk tegangan
pemeliharaan
Tinggi dan Ekstra Tinggi.
peralatan
induk.
gardu
2.2
Koordinasi
pemeliharaan
peralatan
gardu
induk diidentifikasi.
2.3
Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4
Formulir evaluasi dipersiapkan
2.5
Rancangan evaluasi pemeliharaan peralatan
gardu induk di tempat kerja disiapkan sesuai
format standar yang berlaku.
2.6
Perlengkapan
kerja
evaluasi
pemeliharaan
disiapkan.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
251
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
3.
Memeriksa
3.1
Evaluasi koordinasi pemeliharaan peralatan
pelaksanaan
gardu induk didiskusikan bersama pelaksana
pemeliharaan
pekerjaan.
peralatan
Perlengkapan kerja untuk evaluasi koordinasi
gardu 3.2
induk
pemeliharaan peralatan gardu induk digunakan
sesuai SOP yang ditetapkan.
3.3. Evaluasi koordinasi pemeliharaan peralatan
gardu
induk
dilaksanakan
sesuai
dengan
keperluan dan prosedur pemeliharaan yang
berlaku.
3.4. Hasil
evaluasi
koordinasi
pemeliharaan
peralatan gardu induk dikumpulkan sesuai
dengan
prosedur
yang
telah
ditetapkan
sebelumnya.
4
Membandingkan
4.1
evaluasi
peralatan
Hasil
evaluasi
peralatan
gardu
koordinasi
gardu
pemeliharaan
induk
dibandingkan
berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan
induk
kecukupan.
4.2
Hasil
evaluasi
peralatan
koordinasi
gardu
pemeliharaan
induk
dibandingkan
berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan
batasan standar yang berlaku.
4.3
Hasil
evaluasi
koordinasi
pemeliharaan
peralatan gardu induk dibandingkan dengan
penugasan.
5.
Membuat
laporan 5.1
pekerjaan
Laporan
format
pekerjaan
dan
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
perusahaan.
5.2
Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
252
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
1.1.
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pemeliharaan peralatan gardu induk
yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2.
Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 6 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan
2.1
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1.
Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2.
Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pemeliharaan
peralatan gardu induk yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi koordinasi pemeliharaan peralatan gardu
induk yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja koordinasi pemeliharaan peralatan gardu
induk.
3.2.4 SOP Pelaksanaan koordinasi pemeliharaan peralatan gardu
induk.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan koordinasi pemeliharaan peralatan
gardu induk.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
253
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2. Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
Melaksanakan pemeliharaan peralatan gardu induk.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1
Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2
Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3
Teori Listrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian
Resistansi,
Induktasi,
Kapasitansi
dan
Impedansi.
3.1.4
Instalasi Gardu Induk
3.1.4.1. Konstruksi Instalasi Gardu Induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Instalasi Gardu Induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan peralatan
gardu induk tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi.
3.1.5
ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur
K2
pada
pemeliharaan
konduktor
dan
asesoris SUTT dan/atau SUTET.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
254
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.2 Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan Instalasi Gardu Induk.
3.2.2
Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3
Mengukur reistansi pentanahan pada tower sesuai IK.
3.2.4
Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.4.
Teliti.
4.5.
Cermat.
4.6.
Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.
3.2.49. Mengkoordinir
Pekerjaan
Pemeliharaan
Media
Insulasi
Transformator
Kode Unit
: D.35.125.03.049.1
Judul Unit
:Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan media insulasi
transformator.
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
prosedur
ini
pemeliharaan
Mengkoordinir
transformator
pekerjaan
berkaitan dengan
yang
penerapan
diperlukan
pemeliharaan
media
untuk
insulasi
pada transformator, sesuai instruction
manual dan SOP yang berlaku.
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
evaluasi
kerja
hasil
koordinasi
1.1. Gambar teknik peralatan gardu induk Tinggi
dan Ekstra Tinggi dipelajari sesuai Standing
Operation Procedure (SOP).
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
255
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
pemeliharaan
media
1.2. Tata
insulasi
cara
berkomunikasi
dilaksana-kan
transformator.
sesuai
dipahami
Standing
dan
Operation
Procedure (SOP) pemeliharaan media insulasi
transformator.
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
1.4
Personil
berwenang
memastikan
dihubungi
bahwa
dikoordinasikan
untuk
pekerjaan
sesuai
Struktur
telah
Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
1.5
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan
standar
pemeliharaan
media
insulasi
transformator yang ditetapkan perusahaan.
1.6
Perintah yang diterima diperiksa untuk memastikan
bahwa
instruksi
dapat
dilaksanakan
sesuai standar perusahaan.
1.7
Prosedur
dan
Ketenagalistrikan
peraturan
Keselamatan
dipahami sesuai standar
yang berlaku.
2.
Mempersiapkan
pola
2.1
evaluasi
Bantu
Operation
koordinasi
dipasang
Procedure
sesuai
(SOP)
Standing
pelaksanaan
pemeliharaan media insulasi transformator.
pemeliharaan
media
Peralatan
insulasi
transformator.
2.2
Koordinasi
pemeliharaan
media
insulasi
transformator diidentifikasi.
2.3
Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4
Formulir evaluasi dipersiapkan
2.5
Rancangan
insulasi
evaluasi
transformator
pemeliharaan
di
tempat
media
kerja
disiapkan sesuai format standar yang berlaku.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
256
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
2.6
Perlengkapan
kerja
evaluasi
pemeliharaan
disiapkan.
3.
Memeriksa
3.1
Evaluasi
koordinasi
pemeliharaan
media
pelaksanaan
insulasi transformator didiskusikan bersama
pemeliharaan
pelaksana pekerjaan.
media
Perlengkapan kerja untuk evaluasi koordinasi
insulasi 3.2
transformator
pemeliharaan
media
insulasi
transformator
digunakan sesuai SOP yang ditetapkan.
3.3. Evaluasi
insulasi
koordinasi
pemeliharaan
media
dilaksanakan
sesuai
transformator
dengan keperluan dan prosedur pemeliharaan
yang berlaku.
3.4. Hasil evaluasi koordinasi pemeliharaan media
insulasi
transformator
dengan
prosedur
dikumpulkan
yang
telah
sesuai
ditetapkan
sebelumnya.
4
Membandingkan
evaluasi
4.1
media
Hasil evaluasi koordinasi pemeliharaan media
insulasi
transformator
dibandingkan
insulasi
berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan
transformator
kecukupan.
4.2
Hasil evaluasi koordinasi pemeliharaan media
insulasi
transformator
dibandingkan
berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan
batasan standar yang berlaku.
4.3
Hasil evaluasi koordinasi pemeliharaan media
insulasi transformator dibandingkan dengan
penugasan.
5.
Membuat
laporan 5.1
pekerjaan
Laporan
format
pekerjaan
dan
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
perusahaan.
5.2
Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
257
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1.
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki
oleh
perusahaan
dalam
pemeliharaan
media
insulasi
transformator pada transformator yang sesuai dengan peraturan dan
standar mutu yang berlaku
1.2.
Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 6 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan
2.1
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1.
Norma
3.1.1.
3.2.
Partisipatif
Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pemeliharaan
media
insulasi
transformator
pada
transformator
yang
ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi koordinasi pemeliharaan media insulasi
transformator pada transformator yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja koordinasi pemeliharaan media insulasi
transformator.
3.2.4 SOP Pelaksanaan koordinasi pemeliharaan media insulasi
transformator.pada transformator.
3.2.5 Instruksi Kerja
pekerjaan pemeliharaan media insulasi
transformator.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : Peralatan utama : APD, Radio komunikasi,
Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Buku ceklists
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
258
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2. Menggunakan
Melaksanakan
peralatan/perkakas
pemeliharaan
media
kerja
hand
insulasi
tools
untuk
transformator
pada
transformator.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1
Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2
Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3
Teori Listrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian
Resistansi,
Induktasi,
Kapasitansi
dan
Impedansi.
3.1.4
Instalasi gardu induk
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan kumparan,
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
259
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
inti
besi
dan
alat
bantunya
pada
transformator
tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi..
3.1.5
Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6
ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur
K2
pada
pemeliharaan
media
insulasi
transformator. pada transformator.
3.2 Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan instalasi GI dan GITET.
3.2.2
Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3
Mengukur sifat karakteristik dan kandungan gas terlarut pada
media insulasi pada transformator.
3.2.4
Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1.
Teliti.
4.2.
Cermat.
4.3.
Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.
3.2.50. Mengkoordinir
Pekerjaan
Pemeliharaan
Proteksi
Internal
Transformator
Kode Unit
: D.35.125.03.050.1
Judul Unit
:Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan proteksi internal
transformator.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
260
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
prosedur
ini
berkaitan dengan
pemeliharaan
yang
penerapan
diperlukan
untuk
Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan proteksi internal
transformator,
sesuai instruction manual dan SOP yang
berlaku.
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
dan
1.1. Gambar teknik transformator dipelajari sesuai
menyiapkan
pelaksanaan
koordinasi
Standing Operation Procedure (SOP).
1.2. Tata
sesuai
dipahami
Standing
dan
Operation
Procedure (SOP) pemeliharaan proteksi internal
internal
transformator
berkomunikasi
dilaksana-kan
pemeliharaan
proteksi
cara
transformator.
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
1.4
Personil
berwenang
memastikan
dihubungi
bahwa
dikoordinasikan
sesuai
untuk
pekerjaan
Struktur
telah
Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
1.5
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan
standar melaksanakan pemeliharaan proteksi
internal
transformator
yang
ditetapkan
perusahaan.
1.6
Perintah
yang
memastikan
diterima
bahwa
diperiksa
untuk
instruksi
dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.
1.7
Prosedur
dan
Ketenagalistrikan
peraturan
Keselamatan
dipahami sesuai standar
yang berlaku.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
261
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
2.
Mempersiapkan
pola
2.1
evaluasi
internal
transformator
Bantu
dipasang
sesuai
Standing
Operation Procedure (SOP) pelaksanaan proteksi
pemeliharaan
proteksi
Peralatan
internal transformator
2.2
Koordinasi
pemeliharaan
cross
bounding,
sealing end dan sambungan SKTT dan/atau
SKLT dan atau diidentifikasi.
2.3
Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4
Formulir evaluasi dipersiapkan
2.5
Rancangan
internal
evaluasi
pemeliharaan
transformator
di
tempat
proteksi
kerja
disiapkan sesuai format standar yang berlaku.
2.6
Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi
pemeliharaan proteksi internal transformator
3.
Melaksanakan
koordinasi
pemeliharaan
proteksi
evaluasi
internal transformator didiskusikan bersama
koordinasi
pelaksana pekerjaan.
pemeliharaan
proteksi
internal
transformator
4.
3.1. Evaluasi
Membuat
3.2. Hasil
pemeliharaan
dengan
target yg telah ditentukan.
laporan 4.1. Laporan
pekerjaan
dibandingkan
format
pekerjaan
dan
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
perusahaan.
4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1.
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pemeliharaan proteksi internal
transformator yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
262
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
berlaku
1.2.
Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan
2.1
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1.
Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2.
Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pemeliharaan
proteksi internal transformator yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi koordinasi pemeliharaan proteksi internal
transformator yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP
Pesyaratan
Kerja
koordinasi
pemeliharaan
proteksi
internal transformator.
3.2.4 SOP
Pelaksanaan
pemeliharaan
proteksi
internal
transformator.
3.2.5 Instruksi Kerja
pekerjaan pemeliharaan proteksi internal
transformator.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
263
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.4. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.5. Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
Melaksanakan pemeliharaan proteksi internal transformator.
2.6. Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1
Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2
Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3
Teori Listrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian
Resistansi,
Induktasi,
Kapasitansi
dan
Impedansi.
3.1.4
Instalasi gardu induk
3.1.4.4. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.5. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.6. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan kumparan,
inti
besi
dan
alat
bantunya
pada
transformator
tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi..
3.1.5
Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
264
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6
ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur
K2
pada
pemeliharaan
media
insulasi
transformator. pada transformator.
3.2 Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi.
3.2.2
Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3
Mengukur sifat karakteristik dan kandungan gas terlarut pada
media insulasi pada transformator.
3.2.4
Mengoperaikan mesin filter media insulasi.
3.2.5
Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1.
Teliti.
4.2.
Cermat.
4.3.
Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.
3.2.51. Mengkoordinir
Pekerjaan
Pemeliharaan
Proteksi
Bay
Transformator.
Kode Unit
: D.35.125.03.051.1
Judul Unit
:Mengkoordinir
pekerjaan
pemeliharaan
proteksi
bay
transformator.
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
prosedur
ini
pemeliharaan
Mengkoordinir
pekerjaan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
berkaitan dengan
yang
penerapan
diperlukan
pemeliharaan
proteksi
untuk
bay
265
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
transformator
sesuai instruction manual dan SOP yang
berlaku.
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
dan
1.1. Gambar teknik transformator dipelajari sesuai
menyiapkan
pelaksanaan
Standing Operation Procedure (SOP).
1.2. Tata
koordinasi
berkomunikasi
dilaksana-kan
pemeliharaan
proteksi
cara
Standing
dan
Operation
Procedure (SOP) pemeliharaan proteksi bay
bay
transformator
sesuai
dipahami
transformator.
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
1.4
Personil
berwenang
memastikan
dihubungi
bahwa
dikoordinasikan
sesuai
untuk
pekerjaan
Struktur
telah
Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
1.5
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan
standar melaksanakan pemeliharaan proteksi
bay transformator yang ditetapkan perusahaan.
1.6
Perintah
yang
memastikan
diterima
bahwa
diperiksa
untuk
instruksi
dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.
1.7
Prosedur
dan
Ketenagalistrikan
peraturan
Keselamatan
dipahami sesuai standar
yang berlaku.
2.
Mempersiapkan
pola
2.1
evaluasi
Operation
pemeliharaan
proteksi
transformator
Peralatan
Bantu
dipasang
Procedure
sesuai
(SOP)
Standing
pelaksanaan
pemeliharaan proteksi bay transformator
bay
2.2
Koordinasi
pemeliharaan
proteksi
bay
transformator diidentifikasi.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
266
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
2.3
Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4
Formulir evaluasi dipersiapkan
2.5
Rancangan evaluasi pemeliharaan proteksi bay
transformator di tempat kerja disiapkan sesuai
format standar yang berlaku.
2.6
Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi
pemeliharaan proteksi bay transformator
3.
Melaksanakan
3.1. Evaluasi koordinasi pemeliharaan proteksi bay
evaluasi
transformator didiskusikan bersama pelaksana
koordinasi
pekerjaan.
pemeliharaan
proteksi
bay
3.2. Hasil
Membuat
dibandingkan
dengan
target yg telah ditentukan.
transformator
4.
pemeliharaan
laporan 4.1. Laporan
pekerjaan
format
pekerjaan
dan
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
perusahaan.
4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1.
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki
oleh
perusahaan
dalam
pemeliharaan
proteksi
bay
transformator yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang
berlaku
1.2.
Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan
2.1
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
267
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1.
Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2.
Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pemeliharaan
proteksi bay transformator yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP
Komunikasi
koordinasi
pemeliharaan
proteksi
bay
transformator yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja koordinasi pemeliharaan proteksi bay
transformator.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pemeliharaan proteksi bay transformator.
3.2.5 Instruksi
Kerja
pekerjaan
pemeliharaan
proteksi
bay
transformator.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2. Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
Melaksanakan pemeliharaan proteksi bay transformator.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
268
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1
Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2
Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.4. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.5. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.6. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3
Teori Listrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian
Resistansi,
Induktasi,
Kapasitansi
dan
Impedansi.
3.1.4
Instalasi gardu induk
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan proteksi
bay transformator tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi..
3.1.5
Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6
ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur
K2
pada
pemeliharaan
proteksi
bay
transformator.
3.2 Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan GI dan GITET
3.2.2
Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
269
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.2.3
Mengukur sifat karakteristik dan kandungan gas terlarut pada
media insulasi pada transformator.
3.2.4
Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1.
Teliti.
4.2.
Cermat.
4.3.
Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.
3.2.52. Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Peralatan Pemutus Tenaga
Kode Unit
: D.35.125.03.052.1
Judul Unit
:Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan peralatan pemutus
tenaga.
Deskripsi Unit
:
Unit
prosedur
kompetensi
ini
pemeliharaan
berkaitan dengan
yang
penerapan
diperlukan
untuk
Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan peralatan pemutus
tenaga, sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku.
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
dan
menyiapkan
pelaksanaan
koordinasi
pemeliharaan
peralatan pemutus
1.1. Gambar teknik gardu induk dipelajari sesuai
Standing Operation Procedure (SOP).
1.2. Tata
cara
berkomunikasi
dilaksana-kan
Procedure
sesuai
(SOP)
dipahami
dan
Standing
Operation
pemeliharaan
peralatan
pemutus tenaga.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
270
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
tenaga
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
1.4
Personil
berwenang
memastikan
dihubungi
bahwa
dikoordinasikan
sesuai
untuk
pekerjaan
Struktur
telah
Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
1.5
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan
standar melaksanakan pemeliharaan peralatan
pemutus tenaga yang ditetapkan perusahaan.
1.6
Perintah
yang
memastikan
diterima
bahwa
diperiksa
untuk
instruksi
dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.
1.7
Prosedur
dan
peraturan
Ketenagalistrikan
Keselamatan
dipahami sesuai standar
yang berlaku.
2.
Mempersiapkan
pola
2.1
evaluasi
Operation
pemeliharaan
peralatan pemutus
tenaga
Peralatan
Bantu
dipasang
Procedure
sesuai
(SOP)
Standing
pelaksanaan
pemeliharaan peralatan pemutus tenaga
2.2
Koordinasi pemeliharaan peralatan pemutus
tenaga diidentifikasi.
2.3
Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4
Formulir evaluasi dipersiapkan
2.5
Rancangan evaluasi pemeliharaan peralatan
pemutus tenaga di tempat kerja disiapkan
sesuai format standar yang berlaku.
2.6
Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi
pemeliharaan peralatan pemutus tenaga
3.
Melaksanakan
3.1. Evaluasi koordinasi pemeliharaan peralatan
evaluasi
pemutus
tenaga
koordinasi
pelaksana pekerjaan.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
didiskusikan
bersama
271
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
pemeliharaan
3.2. Hasil
peralatan pemutus
pemeliharaan
dibandingkan
dengan
target yg telah ditentukan.
tenaga
4.
Membuat
laporan 4.1. Laporan
pekerjaan
format
pekerjaan
dan
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
perusahaan.
4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pemeliharaan peralatan pemutus
tenaga (PMT) yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang
berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 6 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi
Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1.
Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2.
Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pemeliharaan
peralatan pemutus tenaga (PMT) yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi koordinasi pemeliharaan peralatan pemutus
tenaga (PMT) yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja koordinasi pemeliharaan peralatan
pemutus tenaga (PMT).
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
272
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.2.4 SOP Pelaksanaan koordinasi pemeliharaan peralatan pemutus
tenaga (PMT).
3.2.5 Instruksi Kerja
pekerjaan pemeliharaan peralatan pemutus
tenaga (PMT).
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2. Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
pemeliharaan peralatan pemutus tenaga (PMT).
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1
Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2
Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3
Teori Listrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
273
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian
Resistansi,
Induktasi,
Kapasitansi
dan
Impedansi.
3.1.4
instalasi gardu induk
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan
Kerja
dan
material
pemeliharaan
kompartemen GIS. tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi..
3.1.5
Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6
Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan kumparan, inti besi
dan alat bantunya pada transformator.
3.2 Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan instalasi gardu induk.
3.2.2
Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3
Mengukur kondisi gas sulfur hexafloride (SF6).
3.2.4
Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1.
Teliti.
4.2.
Cermat.
4.3.
Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
274
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.2.53. Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Peralatan Pemisah (PMS)
Kode Unit
: D.35.125.03.053.1
Judul Unit
:Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan peralatan pemisah
(PMS).
Deskripsi Unit
:
Unit
prosedur
kompetensi
ini
berkaitan dengan penerapan
pemeliharaan
yang
diperlukan
untuk
Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan peralatan Pemisah
(PMS), sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku.
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
dan
1.1. Gambar teknik gardu induk dipelajari sesuai
menyiapkan
pelaksanaan
koordinasi
Standing Operation Procedure (SOP).
1.2. Tata
berkomunikasi
dilaksana-kan
pemeliharaan
Procedure
peralatan pemisah
(PMS)
cara
sesuai
(SOP)
dipahami
dan
Standing
Operation
pemeliharaan
peralatan
pemisah (PMS).
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
1.4
Personil
berwenang
memastikan
dihubungi
bahwa
dikoordinasikan
sesuai
untuk
pekerjaan
Struktur
telah
Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
1.5
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan
standar melaksanakan pemeliharaan peralatan
pemisah (PMS) yang ditetapkan perusahaan.
1.6
Perintah
yang
memastikan
diterima
bahwa
diperiksa
untuk
instruksi
dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.
1.7
Prosedur
dan
Ketenagalistrikan
peraturan
Keselamatan
dipahami sesuai standar
yang berlaku.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
275
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
2.
Mempersiapkan
pola
2.1
evaluasi
(PMS)
Bantu
Operation
pemeliharaan
peralatan pemisah
Peralatan
dipasang
Procedure
sesuai
(SOP)
Standing
pelaksanaan
peralatan pemisah (PMS)
2.2
Koordinasi pemeliharaan peralatan pemisah
(PMS) diidentifikasi.
2.3
Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4
Formulir evaluasi dipersiapkan
2.5
Rancangan evaluasi pemeliharaan peralatan
pemisah (PMS) di tempat kerja disiapkan sesuai
format standar yang berlaku.
2.6
Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi
pemeliharaan peralatan pemisah (PMS)
3.
Melaksanakan
3.1. Evaluasi koordinasi pemeliharaan peralatan
evaluasi
pemisah
koordinasi
pelaksana pekerjaan.
pemeliharaan
peralatan pemisah
3.2. Hasil
Membuat
pemeliharaan
didiskusikan
bersama
dibandingkan
dengan
target yg telah ditentukan.
(PMS)
4.
(PMS)
laporan 4.1. Laporan
pekerjaan
format
pekerjaan
dan
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
perusahaan.
4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pemeliharaan peralatan pemisah (PMS)
yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 6 kV
sampai dengan 500 kV
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
276
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
2. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi
Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1.
Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2.
Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pemeliharaan
peralatan pemisah (PMS) yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi koordinasi pemeliharaan peralatan pemisah
(PMS) yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja koordinasi pemeliharaan peralatan
pemisah (PMS).
3.2.4 SOP Pelaksanaan koordinasi pemeliharaan peralatan pemisah
(PMS).
3.2.5 Instruksi Kerja
pekerjaan pemeliharaan peralatan pemisah
(PMS).
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1.
Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2.
Perlengkapan dan material.
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
277
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2. Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
pemeliharaan peralatan pemisah (PMS).
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1
Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2
Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3
Teori Listrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian
Resistansi,
Induktasi,
Kapasitansi
dan
Impedansi.
3.1.4
Instalasi gardu induk
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan peralatan
pemisah (PMS) tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi..
3.1.5
Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6
ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan kumparan, inti besi
dan alat bantunya pada transformator.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
278
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.2 Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan instalasi GI dan GITET.
3.2.2
Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3
Mengukur kondisi gas sulfur hexafloride (SF6).
3.2.4
Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1.
Teliti.
4.2.
Cermat.
4.3.
Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.
3.2.54. Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Transformator Auxilliary
(CT,CVT,PT)
Kode Unit
: D.35.125.03.054.1
Judul Unit
:Mengkoordinir
pekerjaan
pemeliharaan
transformator
auxilliary (CT,CVT,PT)
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
prosedur
ini
pemeliharaan
Mengkoordinir
pekerjaan
berkaitan dengan
yang
penerapan
diperlukan
pemeliharaan
untuk
transformator
auxilliary (CT,CVT,PT), sesuai instruction manual dan SOP
yang berlaku.
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
dan
menyiapkan
1.1. Gambar teknik gardu induk dipelajari sesuai
Standing Operation Procedure (SOP).
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
279
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
pelaksanaan
1.2. Tata
cara
berkomunikasi
dilaksana-kan
pemeliharaan
Procedure (SOP) pemeliharaan transformator
transformator
auxilliary (CT,CVT,PT).
(CT,CVT,PT)
Standing
dan
koordinasi
auxilliary
sesuai
dipahami
Operation
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
1.4
Personil
berwenang
memastikan
dihubungi
bahwa
dikoordinasikan
sesuai
untuk
pekerjaan
Struktur
telah
Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
1.5
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan
standar
melaksanakan
transformator
auxilliary
pemeliharaan
(CT,CVT,PT)
yang
ditetapkan perusahaan.
1.6
Perintah
yang
memastikan
diterima
bahwa
diperiksa
untuk
instruksi
dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.
1.7
Prosedur
dan
Ketenagalistrikan
peraturan
Keselamatan
dipahami sesuai standar
yang berlaku.
2.
Mempersiapkan
pola
2.1
evaluasi
Operation
pemeliharaan
transformator
auxilliary
(CT,CVT,PT)
Peralatan
Bantu
dipasang
Procedure
sesuai
(SOP)
Standing
pelaksanaan
kompartemen GIS
2.2
Koordinasi
pemeliharaan
transformator
auxilliary (CT,CVT,PT) diidentifikasi.
2.3
Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4
Formulir evaluasi dipersiapkan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
280
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
2.5
Rancangan
evaluasi
pemeliharaan
transformator auxilliary (CT,CVT,PT) di tempat
kerja disiapkan sesuai format standar yang
berlaku.
2.6
Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi
pemeliharaan
transformator
auxilliary
(CT,CVT,PT)
3.
Melaksanakan
3.1. Evaluasi
koordinasi
pemeliharaan
evaluasi
transformator
koordinasi
didiskusikan bersama pelaksana pekerjaan.
pemeliharaan
transformator
3.2. Hasil
auxilliary
pemeliharaan
(CT,CVT,PT)
dibandingkan
dengan
target yg telah ditentukan.
auxilliary
(CT,CVT,PT)
4.
Membuat
laporan 4.1. Laporan
pekerjaan
format
pekerjaan
dan
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
perusahaan.
4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pemeliharaan peralatan transformator
auxilliary (CT,CVT,PT).
yang sesuai dengan peraturan dan standar
mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 6 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
281
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi
Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1. Norma
3.1.1.
Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1
Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pemeliharaan
peralatan transformator auxilliary (CT,CVT,PT) yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.2
SOP
Komunikasi
transformator
koordinasi
auxilliary
pemeliharaan
(CT,CVT,PT)
yang
peralatan
ditetapkan
perusahaan.
3.2.3
SOP
Pesyaratan
Kerja
koordinasi
pemeliharaan
peralatan
transformator auxilliary (CT,CVT,PT).
3.2.4
SOP
Pelaksanaan
koordinasi
pemeliharaan
peralatan
transformator auxilliary (CT,CVT,PT).
3.2.5
Instruksi
Kerja
pekerjaan
pemeliharaan
peralatan
transformator auxilliary (CT,CVT,PT).
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
282
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2. Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
pemeliharaan peralatan transformator auxilliary (CT,CVT,PT).
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1
Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2
Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.4. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.5. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.6. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3
Teori Listrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian
Resistansi,
Induktasi,
Kapasitansi
dan
Impedansi.
3.1.4
Instalasi gardu induk
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan peralatan
transformator auxilliary (CT,CVT,PT)
tegangan Tinggi
dan Ekstra Tinggi..
3.1.5
Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6
ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur
K2
pada
pemeliharaan
transformator
auxilliary (CT,CVT,PT).
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
283
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.2 Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan instalasi GI dan GITET.
3.2.2
Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3
Mengukur kondisi gas sulfur hexafloride (SF6).
3.2.4
Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1.
Teliti.
4.2.
Cermat.
4.3.
Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.
3.2.55. Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Proteksi Switchgear
Kode Unit
: D.35.125.03.055.1
Judul Unit
:Mengkoordinir
pekerjaan
pemeliharaan
proteksi
switchgear.
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
prosedur
ini
pemeliharaan
berkaitan dengan
yang
penerapan
diperlukan
untuk
Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan proteksi switchgear,
sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku.
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
dan
menyiapkan
1.1. Gambar teknik gardu induk dipelajari sesuai
Standing Operation Procedure (SOP).
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
284
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
pelaksanaan
1.2. Tata
cara
berkomunikasi
koordinasi
dilaksana-kan
pemeliharaan
Procedure
proteksi
switchgear.
switchgear
sesuai
(SOP)
dipahami
Standing
dan
Operation
pemeliharaan
proteksi
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
1.4
Personil
berwenang
memastikan
dihubungi
bahwa
dikoordinasikan
untuk
pekerjaan
sesuai
Struktur
telah
Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
1.5
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan
standar melaksanakan pemeliharaan proteksi
switchgear yang ditetapkan perusahaan.
1.6
Perintah
yang
memastikan
diterima
bahwa
diperiksa
untuk
instruksi
dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.
1.7
Prosedur
dan
Ketenagalistrikan
peraturan
Keselamatan
dipahami sesuai standar
yang berlaku.
2.
Mempersiapkan
pola
2.1
evaluasi
Operation
pemeliharaan
proteksi
switchgear
Peralatan
Bantu
dipasang
Procedure
sesuai
(SOP)
Standing
pelaksanaan
kompartemen GIS
2.2
Koordinasi pemeliharaan proteksi switchgear
diidentifikasi.
2.3
Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4
Formulir evaluasi dipersiapkan
2.5
Rancangan
evaluasi
pemeliharaan
proteksi
switchgear di tempat kerja disiapkan sesuai
format standar yang berlaku.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
285
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
2.6
Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi
pemeliharaan proteksi switchgear
3.
Melaksanakan
3.1. Evaluasi
pemeliharaan
proteksi
evaluasi
switchgear didiskusikan bersama pelaksana
koordinasi
pekerjaan.
pemeliharaan
proteksi
3.2. Hasil
Membuat
pemeliharaan
dibandingkan
dengan
target yg telah ditentukan.
switchgear
4.
koordinasi
laporan 4.1. Laporan
pekerjaan
format
pekerjaan
dan
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
perusahaan.
4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1.
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pemeliharaan peralatan peralatan
proteksi switchgear.
yang sesuai dengan peraturan dan standar
mutu yang berlaku
1.2.
Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 6 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi
Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
286
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1
Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan peralatan
proteksi switchgear yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2
SOP Komunikasi pemeliharaan peralatan peralatan proteksi
switchgear yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3
SOP
Pesyaratan
Kerja
pemeliharaan
peralatan
peralatan
proteksi switchgear.
3.2.4
SOP Pelaksanaan pemeliharaan peralatan peralatan proteksi
switchgear.
3.2.5
Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan peralatan peralatan
proteksi switchgear.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1.
Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2.
Perlengkapan dan material.
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2. Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
pemeliharaan peralatan proteksi switchgear.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1
Bahan Listrik
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
287
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2
Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3
Teori Listrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian
Resistansi,
Induktasi,
Kapasitansi
dan
Impedansi.
3.1.4
instalasi gardu induk.
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan peralatan
proteksi switchgear
tegangan Tinggi dan Ekstra
Tinggi..
3.1.5
Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6
Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan
3.1.5.1. Peraturan K2
3.1.5.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan peralatan proteksi
switchgear tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi.
3.2 Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan instalasi GI dan GITET.
3.2.2
Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3
Mengukur kondisi gas sulfur hexafloride (SF6).
3.2.4
Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
288
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
4.1.
Teliti.
4.2.
Cermat.
4.3.
Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.
3.2.56. Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan Common Facility Gardu
Induk
Kode Unit
: D.35.125.03.056.1
Judul Unit
:
Mengkoordinir
pekerjaan
pemeliharaan
common
facility gardu induk.
Deskripsi Unit
:
Unit
prosedur
kompetensi
ini
pemeliharaan
berkaitan dengan
yang
penerapan
diperlukan
untuk
Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan common facility
gardu induk, sesuai instruction manual dan SOP yang
berlaku.
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
dan
1.1. Gambar teknik gardu induk dipelajari sesuai
menyiapkan
pelaksanaan
koordinasi
Standing Operation Procedure (SOP).
1.2. Tata
gardu induk
berkomunikasi
dilaksana-kan
pemeliharaan
common
cara
sesuai
dipahami
Standing
dan
Operation
Procedure (SOP) pemeliharaan common facility
facility
gardu induk.
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
1.4
Personil
berwenang
memastikan
dikoordinasikan
bahwa
sesuai
dihubungi
pekerjaan
Struktur
untuk
telah
Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
289
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.5
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan
standar melaksanakan pemeliharaan common
facility
gardu
induk
yang
ditetapkan
perusahaan.
1.6
Perintah
yang
diterima
memastikan
bahwa
diperiksa
untuk
instruksi
dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.
1.7
Prosedur
dan
peraturan
Ketenagalistrikan
Keselamatan
dipahami sesuai standar
yang berlaku.
2.
Mempersiapkan
pola
2.1
evaluasi
facility
gardu induk
Bantu
Operation
pemeliharaan
common
Peralatan
dipasang
Procedure
sesuai
(SOP)
Standing
pelaksanaan
kompartemen GIS
2.2
Koordinasi pemeliharaan common facility gardu
induk diidentifikasi.
2.3
Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4
Formulir evaluasi dipersiapkan
2.5
Rancangan
evaluasi
pemeliharaan
transformator common facility gardu induk di
tempat kerja disiapkan sesuai format standar
yang berlaku.
2.6
Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi
pemeliharaan common facility gardu induk
3.
Melaksanakan
3.1. Evaluasi
koordinasi
evaluasi
facility
koordinasi
pelaksana pekerjaan.
pemeliharaan
common
gardu induk
facility
3.2. Hasil
gardu
induk
pemeliharaan
pemeliharaan
common
didiskusikan
bersama
dibandingkan
dengan
target yg telah ditentukan.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
290
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
4.
Membuat
laporan 4.1. Laporan
pekerjaan
format
pekerjaan
dan
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
perusahaan.
4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pemeliharaan peralatan common
facility gardu induk. yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu
yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 6 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi
Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1.
Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2.
Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan peralatan
common facility gardu induk yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pemeliharaan peralatan peralatan common
facility gardu induk yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pemeliharaan peralatan common facility
gardu induk.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pemeliharaan peralatan peralatan common
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
291
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
facility gardu induk.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan peralatan common
facility gardu induk.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2. Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
pemeliharaan peralatan common facility gardu induk.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1
Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2
Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3
Teori Listrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
292
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian
Resistansi,
Induktasi,
Kapasitansi
dan
Impedansi.
3.1.4
instalasi gardu induk
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan peralatan
common facility gardu induk tegangan Tinggi dan
Ekstra Tinggi..
3.1.5
ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan
3.1.5.1. Peraturan K2
3.1.5.2. Prosedur K2 pada pemeliharaan peralatan common
facility gardu induk tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi.
3.2 Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan instalasi GI dan GITET.
3.2.2
Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3
Menguji Kapasitas Batere.
3.2.4
Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1.
Teliti.
4.2.
Cermat.
4.3.
Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.
3.2.57. Mengkoordinir Pekerjaan Pemeliharaan SCADA/TEL
Kode Unit
: D.35.125.03.057.1
Judul Unit
:Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan SCADA/TEL.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
293
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
prosedur
ini
berkaitan dengan
pemeliharaan
yang
penerapan
diperlukan
untuk
Mengkoordinir pekerjaan pemeliharaan SCADA/TEL, sesuai
instruction manual dan SOP yang berlaku.
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
dan
1.1. Gambar teknik gardu induk dipelajari sesuai
menyiapkan
pelaksanaan
koordinasi
Standing Operation Procedure (SOP).
1.2. Tata
berkomunikasi
dilaksana-kan
pemeliharaan
SCADA/TEL
cara
sesuai
dipahami
Standing
dan
Operation
Procedure (SOP) pemeliharaan SCADA/TEL.
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
1.4
Personil
berwenang
memastikan
dihubungi
bahwa
dikoordinasikan
sesuai
untuk
pekerjaan
Struktur
telah
Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
1.5
Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan dan
standar
melaksanakan
pemeliharaan
SCADA/TEL yang ditetapkan perusahaan.
1.6
Perintah
yang
diterima
memastikan
bahwa
diperiksa
untuk
instruksi
dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.
1.7
Prosedur
dan
Ketenagalistrikan
peraturan
Keselamatan
dipahami sesuai standar
yang berlaku.
2.
Mempersiapkan
pola
2.1
evaluasi
Bantu
Operation
pemeliharaan
SCADA/TEL
Peralatan
dipasang
Procedure
sesuai
(SOP)
Standing
pelaksanaan
SCADA/TEL
2.2
Koordinasi
pemeliharaan
SCADA/TEL
diidentifikasi.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
294
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
2.3
Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4
Formulir evaluasi dipersiapkan
2.5
Rancangan evaluasi pemeliharaan SCADA/TEL
di
tempat
kerja
disiapkan
sesuai
format
standar yang berlaku.
2.6
Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi
pemeliharaan peralatan pemisah (PMS)
3.
Melaksanakan
3.1. Evaluasi koordinasi pemeliharaan SCADA/TEL
evaluasi
didiskusikan bersama pelaksana pekerjaan.
koordinasi
3.2. Hasil
pemeliharaan
Membuat
dibandingkan
dengan
target yg telah ditentukan.
SCADA/TEL
4.
pemeliharaan
laporan 4.1. Laporan
pekerjaan
format
pekerjaan
dan
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
perusahaan.
4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1.
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki
oleh
perusahaan
dalam
pemeliharaan
pemeliharaan
SCADA/TEL yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang
berlaku
1.2.
Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 6 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan
2.1
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
295
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
2.4
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1.
Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2.
Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeliharaan peralatan
pemeliharaan SCADA/TEL yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP
Komunikasi
pemeliharaan
peralatan
peralatan
pemeliharaan SCADA/TEL yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP
Pesyaratan
Kerja
pemeliharaan
peralatan
peralatan
pemeliharaan SCADA/TEL.
3.2.4 SOP
Pelaksanaan
pemeliharaan
peralatan
peralatan
pemeliharaan SCADA/TEL.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pemeliharaan peralatan peralatan
pemeliharaan SCADA/TEL.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1.
Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2.
Perlengkapan dan material.
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2. Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
pemeliharaan peralatan SCADA/TEL.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
296
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1
Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2
Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3
Teori Listrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian
Resistansi,
Induktasi,
Kapasitansi
dan
Impedansi.
3.1.4
instalasi gardu induk
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pemeliharaan peralatan
SCADA/TEL
3.1.5
ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan
3.1.5.3. Peraturan K2
3.1.5.4. Prosedur
K2
pada
pemeliharaan
peralatan
SCADA/TEL.
3.2 Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan instalasi GI dan GITET.
3.2.2
Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3
Mengukur kondisi gas sulfur hexafloride (SF6).
3.2.4
Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1.
Teliti.
4.2.
Cermat.
4.3.
Disiplin.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
297
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan
3.2.58. Melaksanakan Analisis Pemeliharaan Gardu Induk
Kode Unit
: D.35.125.03.058.1
Judul Unit
:Melaksanakan analisis pemeliharaan Gardu Induk.
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
ini
berkaitan
dengan
kegiatan
menganalisis pemeliharaan Gardu Induk sesuai standar
dan batasan yang ditetapkan
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Menterjemahkan
dan
membuat
intetprestasi
1.1. Perintah
kerja
evaluasi
pemeliharaan GI .
1.2. analisis pemeliharaan GI
analisis
koordinasi
diidentifikasi sesuai
dengan standar dan batasan yang ditetapkan.
pemeliharaan GI .
1.3. Ilmu
pengetahuan
terkait
dengan
analisis
pemeliharaan GI dipelajari.
2.
Menyusun
rencana
2.1. analisis pemeliharaan GI diidentifikasi.
kerja 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
analisis
pemeliharaan GI
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
2.4. Rancangan analisis pemeliharaan GI di tempat
kerja disiapkan sesuai format standar yang
berlaku.
2.5. Perlengkapan
kerja
untuk
evaluasi
pemeliharaan.
3.
Melaksanakan
analisis
3.1. analisis
pemeliharaan
GI
didiskusikan
bersama pelaksana .
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
298
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
pemeliharaan
GI 3.2. Perlengkapan
secara
pemeliharaan GI
menyeluruh
ditetapkan.
kerja
untuk
analisis
digunakan sesuai SOP yang
3.3. analisis pemeliharaan GI dilaksanakan sesuai
dengan keperluan dan prosedur pemeliharaan
GI yang berlaku.
3.4. hasil analisis pemeliharaan GI
dikumpulkan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya.
4.
Membandingkan
4.1. Hasil analisis pemeliharaan GI
analisis
berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan
pemeliharaan
dengan
dibandingkan
GI
kecukupan.
kondisi 4.2. Hasil analisis pemeliharaan GI
lapangan.
dibandingkan
berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan
batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil analisis pemeliharaan GI
dibandingkan
dengan penugasan.
5.
Membuat
laporan 5.1. Hasil analisis pemeliharaan GI
pekerjaan
dilaporkan
dalam format pemeliharaan.
5.2. Perbedaan
dicatat
hasil
dalam
analisis
format
pemeliharaan
laporan
GI
evaluasi
pemeliharaan.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis pemeliharaan GI
yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1.
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2.
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3.
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4.
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
299
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
2.5.
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
analisis pemeliharaan GI yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis pemeliharaan GI .
3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis pemeliharaan GI .
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.2 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1
Melaksanakan
ketentuan
mengenai
Keselamatan
Ketenagalistrikan.
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi
pemeliharaan GI.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1.
Persyaratan kerja analisis pemeliharaan GI .
3.1.2.
Ilmu Bahan Listrik.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
300
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.1.3.
Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan.
3.2. Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi.
3.2.2
Orientasi lapangan pada konstruksi GI.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.
3.2.59. Melaksanakan Analisis Pemeliharaan GITET
Kode Unit
: D.35.125.03.059.1
Judul Unit
:Melaksanakan analisis pemeliharaan GITET.
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
ini
berkaitan
dengan
kegiatan
menganalisis pemeliharaan GITET sesuai standar dan
batasan yang ditetapkan
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Menterjemahkan
dan
membuat
intetprestasi
1.1. Perintah
kerja
koordinasi
pemeliharaan GITET.
1.2. analisis
pemeliharaan
analisis
sesuai
pemeliharaan
ditetapkan.
GITET.
evaluasi
1.3. Ilmu
dengan
standar
pengetahuan
GITET
dan
terkait
diidentifikasi
batasan
dengan
yang
analisis
pemeliharaan GITET dipelajari.
2.
Menyusun
rencana
analisis
pemeliharaan
2.1. analisis pemeliharaan GITET diidentifikasi.
kerja 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
301
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
GITET
2.4. Rancangan analisis pemeliharaan GITET di
tempat kerja disiapkan sesuai format standar
yang berlaku.
2.5. Perlengkapan
kerja
untuk
evaluasi
pemeliharaan.
3.
Melaksanakan
analisis
3.1. analisis
pemeliharaan
GITET
didiskusikan
bersama pelaksana .
pemeliharaan
GITET
secara
menyeluruh
3.2. Perlengkapan
kerja
untuk
analisis
pemeliharaan GITET digunakan sesuai SOP
yang ditetapkan.
3.4. analisis
sesuai
pemeliharaan
dengan
GITET
keperluan
dilaksanakan
dan
prosedur
pemeliharaan GITET yang berlaku.
3.5. hasil
analisis
pemeliharaan
GITET
dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan sebelumnya.
4.
Membandingkan
4.1. Hasil
analisis
pemeliharaan
GITET
analisis
dibandingkan berdasarkan validitas, otentik,
pemeliharaan
kekinian dan kecukupan.
GITET
dengan 4.2. Hasil
kondisi lapangan.
analisis
pemeliharaan
GITET
dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai
prosedur dan batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil
analisis
pemeliharaan
GITET
dibandingkan dengan penugasan.
5.
Membuat
laporan 5.1. Hasil analisis pemeliharaan GITET dilaporkan
pekerjaan
dalam format pemeliharaan.
5.2. Perbedaan hasil analisis pemeliharaan GITET
dicatat
dalam
format
laporan
evaluasi
pemeliharaan.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
302
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis pemeliharaan
GITET yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1.
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2.
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3.
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4.
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5.
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1
Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
analisis pemeliharaan GITET yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis pemeliharaan GITET.
3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis pemeliharaan GITET.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
303
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
pemeliharaan GITET.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan kerja analisis pemeliharaan GITET.
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan.
3.2. Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan GITET.
3.2.2
Orientasi lapangan pada jaringan GITET.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.
3.2.60. Melaksanakan Analisis Pemeliharaan GIS
Kode Unit
: D.35.125.03.060.1
Judul Unit
:Melaksanakan analisis pemeliharaan GIS.
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
ini
berkaitan
dengan
kegiatan
menganalisis pemeliharaan GIS sesuai standar dan batasan
yang ditetapkan
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Menterjemahkan
dan
membuat
intetprestasi
analisis
1.1. Perintah
kerja
evaluasi
koordinasi
pemeliharaan GIS.
1.2. analisis pemeliharaan GIS diidentifikasi sesuai
dengan standar dan batasan yang ditetapkan.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
304
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
pemeliharaan GIS.
1.3. Ilmu
pengetahuan
terkait
dengan
analisis
pemeliharaan GIS dipelajari.
2.
Menyusun
2.1. analisis pemeliharaan GIS diidentifikasi.
rencana
kerja 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
analisis
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
pemeliharaan GIS
2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
2.4. Rancangan
analisis
pemeliharaan
GIS
di
tempat kerja disiapkan sesuai format standar
yang berlaku.
2.5. Perlengkapan
kerja
untuk
evaluasi
pemeliharaan.
3.
Melaksanakan
analisis
3.1. analisis
pemeliharaan
GIS
didiskusikan
bersama pelaksana .
pemeliharaan GIS 3.2. Perlengkapan
kerja
untuk
analisis
secara
pemeliharaan GIS digunakan sesuai SOP yang
menyeluruh
ditetapkan.
3.4. analisis pemeliharaan GIS dilaksanakan sesuai
dengan keperluan dan prosedur pemeliharaan
GIS yang berlaku.
3.5. hasil analisis pemeliharaan GIS dikumpulkan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya.
4.
Membandingkan
4.1. Hasil analisis pemeliharaan GIS dibandingkan
analisis
berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan
pemeliharaan GIS
kecukupan.
dengan
lapangan.
kondisi 4.2. Hasil analisis pemeliharaan GIS dibandingkan
berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan
batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil analisis pemeliharaan GIS dibandingkan
dengan penugasan.
5.
Membuat
pekerjaan
laporan 5.1. Hasil analisis pemeliharaan GIS dilaporkan
dalam format pemeliharaan.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
305
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
5.2. Perbedaan hasil analisis pemeliharaan GIS
dicatat
dalam
format
laporan
evaluasi
pemeliharaan.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis pemeliharaan GIS
yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1.
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2.
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3.
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4.
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5.
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1
Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
analisis pemeliharaan GIS yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP
Komunikasi
Pengoperasian
GIS
yang
ditetapkan
perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis pemeliharaan GIS.
3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis pemeliharaan GIS.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
306
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi
pemeliharaan GIS.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan kerja analisis pemeliharaan GIS.
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan.
3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar pemeliharaan GIS.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan GIS.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.
3.2.61. Melaksanakan Analisis Pemeliharaan Bay Transformator
Kode Unit
: D.35.125.03.061.1
Judul Unit
:Melaksanakan analisis pemeliharaan bay transformator.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
307
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
menganalisis
ini
berkaitan
pemeliharaan
bay
dengan
kegiatan
transformator
sesuai
standar dan batasan yang ditetapkan
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Menterjemahkan
dan
membuat
intetprestasi
1.1. Perintah
kerja
evaluasi
pemeliharaan bay transformator.
1.2. analisis
pemeliharaan
analisis
diidentifikasi
pemeliharaan bay
batasan yang ditetapkan.
transformator.
koordinasi
1.3. Ilmu
sesuai
pengetahuan
bay
dengan
terkait
transformator
standar
dengan
dan
analisis
pemeliharaan bay transformator dipelajari.
2.
Menyusun
rencana
2.1. analisis
kerja
analisis
pemeliharaan bay
transformator
pemeliharaan
bay
transformator
diidentifikasi.
2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
2.4. Rancangan
analisis
pemeliharaan
bay
transformator di tempat kerja disiapkan sesuai
format standar yang berlaku.
2.5. Perlengkapan
kerja
untuk
evaluasi
pemeliharaan.
3.
Melaksanakan
analisis
3.1. analisis
pemeliharaan
bay
didiskusikan bersama pelaksana .
pemeliharaan bay 3.2. Perlengkapan
kerja
untuk
analisis
transformator
digunakan
transformator
pemeliharaan
secara
sesuai SOP yang ditetapkan.
menyeluruh
transformator
3.4. analisis
bay
pemeliharaan
bay
transformator
dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan
prosedur pemeliharaan bay transformator yang
berlaku.
3.5. hasil analisis pemeliharaan bay transformator
dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
308
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
3.7. pekerjaan
pemeliharaan
bay
transformator
dianalisis
4.
Membandingkan
4.1. Hasil analisis pemeliharaan bay transformator
analisis
dibandingkan berdasarkan validitas, otentik,
pemeliharaan bay
kekinian dan kecukupan.
transformator
dengan
4.2. Hasil analisis pemeliharaan bay transformator
kondisi
dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai
lapangan.
prosedur dan batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil analisis pemeliharaan bay transformator
dibandingkan dengan penugasan.
5.
Membuat
laporan 5.1. Hasil analisis pemeliharaan bay transformator
analisis
dilaporkan dalam format pemeliharaan.
pemeliharaan bay 5.2. Perbedaan hasil analisis pemeliharaan bay
transformator
transformator dicatat dalam format laporan
evaluasi pemeliharaan.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis pemeliharaan
bay transformator yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu
yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
309
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
analisis pemeliharaan bay transformator
yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP
Persyaratan
Kerja
analisis
pemeliharaan
bay
transformator.
3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis pemeliharaan bay transformator.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1
Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi
pemeliharaan SUTT
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1.
pemeliharaan dilaksanakan di lokasi instalasi terpasang sesuai
dengan keadaan sebenarnya, dengan pengetahuan dan keterampilan
yang dibutuhkan:
3.1.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1.1. Persyaratan
kerja
analisis
pemeliharaan
bay
transformator.
3.1.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
310
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.1.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan.
3.2. Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi.
3.2.2
Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.
3.2.62. Melaksanakan Analisis Pemeliharaan Switchgear
Kode Unit
: D.35.125.03.062.1
Judul Unit
:Melaksanakan analisis pemeliharaan switchgear.
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
ini
berkaitan
dengan
kegiatan
menganalisis pemeliharaan switchgear sesuai standar dan
batasan yang ditetapkan
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Menterjemahkan
dan
membuat
intetprestasi
1.1. Perintah
evaluasi
koordinasi
pemeliharaan bay switchgear.
1.2. analisis pemeliharaan switchgear diidentifikasi
analisis
sesuai
pemeliharaan
ditetapkan.
switchgear.
kerja
1.3. Ilmu
dengan
standar
pengetahuan
dan
terkait
batasan
dengan
yang
analisis
pemeliharaan switchgear dipelajari.
2.
Menyusun
2.1. analisis pemeliharaan switchgear diidentifikasi.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
311
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
rencana
kerja 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
analisis
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
pemeliharaan
2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
switchgear.
2.4. Rancangan analisis pemeliharaan switchgear di
tempat kerja disiapkan sesuai format standar
yang berlaku.
2.5. Perlengkapan
kerja
untuk
evaluasi
pemeliharaan.
3.
Melaksanakan
analisis
3.1. analisis pemeliharaan switchgear didiskusikan
bersama pelaksana .
pemeliharaan
3.2. Perlengkapan
kerja
switchgear secara
pemeliharaan
menyeluruh
SOP yang ditetapkan.
switchgear
untuk
analisis
digunakan
sesuai
3.4. analisis pemeliharaan switchgear dilaksanakan
sesuai
dengan
keperluan
dan
prosedur
pemeliharaan switchgear yang berlaku.
3.5. hasil
analisis
pemeliharaan
switchgear
dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan sebelumnya.
3.7. pekerjaan pemeliharaan switchgear dianalisis
4.
Membandingkan
4.1. Hasil
analisis
pemeliharaan
switchgear
analisis
dibandingkan berdasarkan validitas, otentik,
pemeliharaan
kekinian dan kecukupan.
switchgear dengan 4.2. Hasil
kondisi lapangan.
analisis
pemeliharaan
switchgear
dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai
prosedur dan batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil
analisis
pemeliharaan
switchgear
dibandingkan dengan penugasan.
5.
Membuat
laporan 5.1. Hasil
analisis
pemeliharaan
switchgear
analisis
pemeliharaan
switchgear
dilaporkan dalam format pemeliharaan.
5.2. Perbedaan
switchgear
hasil
dicatat
analisis
dalam
pemeliharaan
format
laporan
evaluasi pemeliharaan.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
312
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis pemeliharaan
switchgear yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang
berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
analisis
pemeliharaan
switchgear
yang
ditetapkan
perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis pemeliharaan switchgear.
3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis pemeliharaan switchgear.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
313
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi
pemeliharaan SUTT.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1.
pemeliharaan dilaksanakan di lokasi instalasi terpasang sesuai
dengan keadaan sebenarnya, dengan pengetahuan dan keterampilan
yang dibutuhkan:
3.1.1.
Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1.1. Persyaratan kerja analisis pemeliharaan switchgear.
3.1.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan.
3.2. Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi.
3.2.2
Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.
3.2.63. Melaksanakan Analisis Pemeliharaan Common Facility
Kode Unit
: D.35.125.02.131.1
Judul Unit
:Melaksanakan analisis pemeliharaan common facility.
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
ini
berkaitan
dengan
kegiatan
menganalisis pemeliharaan common facility sesuai standar
dan batasan yang ditetapkan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
314
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Menterjemahkan
dan
membuat
intetprestasi
1.1. Perintah
kerja
evaluasi
pemeliharaan common facility.
1.2. analisis
pemeliharaan
analisis
diidentifikasi
pemeliharaan
batasan yang ditetapkan.
common facility.
koordinasi
1.3. Ilmu
sesuai
pengetahuan
common
dengan
terkait
facility
standar
dengan
dan
analisis
pemeliharaan common facility dipelajari.
2.
Menyusun
2.1. analisis
rencana
kerja
analisis
pemeliharaan
common
facility
diidentifikasi.
2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
pemeliharaan
common facility
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
2.4. Rancangan
analisis
pemeliharaan
common
facility di tempat kerja disiapkan sesuai format
standar yang berlaku.
2.5. Perlengkapan
kerja
untuk
evaluasi
pemeliharaan.
3.
Melaksanakan
analisis
secara
menyeluruh
pemeliharaan
common
facility
didiskusikan bersama pelaksana .
pemeliharaan
common
3.1. analisis
facility
3.2. Perlengkapan
pemeliharaan
kerja
common
untuk
facility
analisis
digunakan
sesuai SOP yang ditetapkan.
3.4. analisis
pemeliharaan
common
facility
dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan
prosedur pemeliharaan common facility
yang
berlaku.
3.5. hasil analisis pemeliharaan common facility
dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan sebelumnya.
3.7. pekerjaan
pemeliharaan
common
facility
dianalisis
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
315
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
4.
Membandingkan
4.1. Hasil analisis pemeliharaan common facility
analisis
dibandingkan berdasarkan validitas, otentik,
pemeliharaan
kekinian dan kecukupan.
common facility.
4.2. Hasil analisis pemeliharaan common facility
dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai
prosedur dan batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil analisis pemeliharaan common facility
dibandingkan dengan penugasan.
5.
Membuat
laporan 5.1. Hasil analisis pemeliharaan common facility
analisis
dilaporkan dalam format pemeliharaan.
pemeliharaan
5.2. Perbedaan hasil analisis pemeliharaan common
common facility
facility dicatat dalam format laporan evaluasi
pemeliharaan.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis pemeliharaan
common facility
yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu
yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
analisis
pemeliharaan
common
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
facility
yang
ditetapkan
316
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian instalasi gardu induk yang
ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis pemeliharaan common facility.
3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis pemeliharaan common facility.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi
pemeliharaan common facility.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1.
pemeliharaan dilaksanakan di lokasi instalasi terpasang sesuai
dengan keadaan sebenarnya, dengan pengetahuan dan keterampilan
yang dibutuhkan:
3.1.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1.1. Persyaratan kerja analisis pemeliharaan common
facility.
3.1.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan.
3.2. Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan gardu induk.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
317
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.2.2
Orientasi lapangan pada gardu induk.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan
3.2.64. Menetapkan Hasil pemeliharaan Gardu Induk
Kode Unit
: D.35.125.03.064.1
Judul Unit
:Menetapkan hasil pemeliharaan Gardu Induk.
Deskripsi Unit
:Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan penetapan
hasil Pelaksanaan pemeliharaan Gardu Induk, Lengkap
Dengan Sarana Bantunya sesuai standar dan batasan yang
ditetapkan
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
1.1. Perintah
kerja
pengendalian
dan
pengendalian dan
pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan
pengkoordinasian
GI .
Pelaksanaan
pemeliharaan GI ,
1.2. pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan GI
sesuai
dengan
standar
dan
diidentifikasi
batasan
yang
ditetapkan.
1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan
pemeliharaan GI dipelajari.
2.
Mempersiapkan
pola pengendalian
2.1. pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan GI diidentifikasi.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
318
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
dan
2.2. Daftar periksa (Check list) pengendalian dan
pengkoordinasian
pengkoordinasian Pelaksanaan dibuat sesuai
Pelaksanaan
standar dan batasan yang ditetapkan.
pemeliharaan GI
2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
2.4. Rancangan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan GI di tempat kerja
disiapkan sesuai format standar yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan
GI
3.
Melaksanakan
3.1. pengendalian
dan
pengkoordinasian
pengendalian dan
Pelaksanaan pemeliharaan GI
pengkoordinasian
bersama pelaksana .
Pelaksanaan
pemeliharaan GI
didiskusikan
3.2. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan
GI digunakan sesuai SOP yang ditetapkan.
3.4. pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan GI
sesuai
dengan
keperluan
dilaksanakan
dan
prosedur
pemeliharaan GI yang berlaku.
3.5. hasil
pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan GI
dikumpulkan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya.
4.
Membandingkan
4.1. Hasil
pengendalian
dan
pengkoordinasian
pengendalian dan
Pelaksanaan pemeliharaan GI dibandingkan
pengkoordinasian
berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan
Pelaksanaan
kecukupan.
pemeliharaan GI
4.2. Hasil
pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan GI
dibandingkan
berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan
batasan standar yang berlaku.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
319
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
4.3. Hasil
pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan GI
dibandingkan
dengan penugasan.
5.
Membuat
laporan 5.1. Hasil
pengendalian
dan
pengendalian dan
Pelaksanaan
pengkoordinasian
dalam format pemeliharaan.
Pelaksanaan
5.2. Perbedaan
pemeliharaan GI
pengkoordinasian
pemeliharaan
hasil
GI
dilaporkan
pengendalian
dan
pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan
GI
dicatat dalam format laporan evaluasi
pemeliharaan.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan GI
yang sesuai dengan peraturan dan
standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan
GI yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP
Komunikasi
pemeliharaan
GI
yang
ditetapkan
perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
320
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
Pelaksanaan pemeliharaan GI .
3.2.4 SOP
Pelaksanaan
pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan GI .
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1
Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2 Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GI.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1.
pemeliharaan dilaksanakan di lokasi instalasi terpasang sesuai
dengan keadaan sebenarnya, dengan pengetahuan dan keterampilan
yang dibutuhkan:
3.1.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan GI .
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan.
3.2. Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi.
3.2.2
Orientasi lapangan pada jaringan GI.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
321
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.
3.2.65. Menetapkan Hasil pemeliharaan GITET
Kode Unit
: D.35.125.03.065.1
Judul Unit
:Menetapkan Hasil pemeliharaan GITET.
Deskripsi Unit
:Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan penetapan
hasil Pelaksanaan pemeliharaan GITET, Lengkap Dengan
Sarana
Bantunya
sesuai
standar
dan
batasan
yang
ditetapkan
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
1.1. Perintah
kerja
pengendalian
dan
pengendalian dan
pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan
pengkoordinasian
GITET.
Pelaksanaan
1.2. pengendalian
dan
pengkoordinasian
pemeliharaan
Pelaksanaan pemeliharaan GITET diidentifikasi
GITET,
sesuai
dengan
standar
dan
batasan
yang
ditetapkan.
1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan
pemeliharaan GITET dipelajari.
2.
Mempersiapkan
2.1. pengendalian
pola pengendalian
Pelaksanaan
dan
diidentifikasi.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
dan
pengkoordinasian
pemeliharaan
GITET
322
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
pengkoordinasian
2.2. Daftar periksa (Check list) pengendalian dan
Pelaksanaan
pengkoordinasian Pelaksanaan dibuat sesuai
pemeliharaan
standar dan batasan yang ditetapkan.
GITET
2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
2.4. Rancangan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan GITET di tempat
kerja disiapkan sesuai format standar yang
berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan
GITET
3.
Melaksanakan
3.1. pengendalian
dan
pengkoordinasian
pengendalian dan
Pelaksanaan pemeliharaan GITET didiskusikan
pengkoordinasian
bersama pelaksana .
Pelaksanaan
3.2. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pemeliharaan
pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan
GITET
GITET digunakan sesuai SOP yang ditetapkan.
3.4. pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan GITET dilaksanakan
sesuai
dengan
keperluan
dan
prosedur
pemeliharaan GITET yang berlaku.
3.5. hasil
pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan GITET dikumpulkan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya.
4.
Membandingkan
4.1. Hasil
pengendalian
dan
pengkoordinasian
pengendalian dan
Pelaksanaan
pengkoordinasian
dibandingkan berdasarkan validitas, otentik,
Pelaksanaan
kekinian dan kecukupan.
pemeliharaan
GITET
4.2. Hasil
pemeliharaan
pengendalian
Pelaksanaan
dan
GITET
pengkoordinasian
pemeliharaan
GITET
dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai
prosedur dan batasan standar yang berlaku.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
323
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
4.3. Hasil
pengendalian
Pelaksanaan
dan
pengkoordinasian
pemeliharaan
GITET
dibandingkan dengan penugasan.
5.
Membuat
laporan 5.1. Hasil
pengendalian
dan
pengkoordinasian
pengendalian dan
Pelaksanaan pemeliharaan GITET dilaporkan
pengkoordinasian
dalam format pemeliharaan.
Pelaksanaan
5.2. Perbedaan
hasil
pengendalian
dan
pemeliharaan
pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan
GITET
GITET dicatat dalam format laporan evaluasi
pemeliharaan.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki
oleh perusahaan dalam pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan
pemeliharaan GITET yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang
berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1
Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan
GITET yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi
pemeliharaan
GITET yang
ditetapkan
perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
324
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
Pelaksanaan pemeliharaan GITET.
3.2.4 SOP
Pelaksanaan
pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan GITET.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.3. Buku ceklists
4.2.4. Gambar teknik/single line diagram
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2 Menggunakan
pengendalian
peralatan/perkakas
dan
pengkoordinasian
kerja
hand
Pelaksanaan
tools
untuk
pemeliharaan
GITET.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan
kerja
pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan GITET.
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan.
3.2. Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan GI.
3.2.2
Orientasi lapangan pada jaringan GI.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
325
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
4.3. Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.
3.2.66. Menetapkan Hasil Pemeliharaan GIS.
Kode Unit
: D.35.125.03.066.1
Judul Unit
:Menetapkan Hasil pemeliharaan GIS.
Deskripsi Unit
:Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan penetapan
hasil Pelaksanaan pemeliharaan GIS, Lengkap Dengan
Sarana
Bantunya
sesuai
standar
dan
batasan
yang
ditetapkan
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
1.1. Perintah
kerja
pengendalian
dan
pengendalian dan
pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan
pengkoordinasian
GIS.
Pelaksanaan
pemeliharaan GIS,
1.2. pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan GIS diidentifikasi
sesuai
dengan
standar
dan
batasan
yang
ditetapkan.
1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan
pemeliharaan GIS dipelajari.
2.
Mempersiapkan
pola pengendalian
dan
2.1. pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan GIS diidentifikasi.
2.2. Daftar periksa (Check list) pengendalian dan
pengkoordinasian
pengkoordinasian Pelaksanaan dibuat sesuai
Pelaksanaan
standar dan batasan yang ditetapkan.
pemeliharaan GIS
2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
326
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
2.4. Rancangan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan GIS di tempat kerja
disiapkan sesuai format standar yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan
GIS
3.
Melaksanakan
3.1. pengendalian
dan
pengkoordinasian
pengendalian dan
Pelaksanaan pemeliharaan GIS didiskusikan
pengkoordinasian
bersama pelaksana .
Pelaksanaan
pemeliharaan GIS
3.2. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan
GIS digunakan sesuai SOP yang ditetapkan.
3.4. pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan GIS dilaksanakan
sesuai
dengan
keperluan
dan
prosedur
pemeliharaan GIS yang berlaku.
3.5. hasil
pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan GIS dikumpulkan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya.
4.
Membandingkan
4.1. Hasil
pengendalian
dan
pengkoordinasian
pengendalian dan
Pelaksanaan pemeliharaan GIS dibandingkan
pengkoordinasian
berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan
Pelaksanaan
kecukupan.
pemeliharaan GIS
4.2. Hasil
pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan GIS dibandingkan
berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan
batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil
pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan GIS dibandingkan
dengan penugasan.
5.
Membuat
laporan 5.1. Hasil
pengendalian
dan
pengendalian dan
Pelaksanaan
pengkoordinasian
dalam format pemeliharaan.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
pemeliharaan
pengkoordinasian
GIS
dilaporkan
327
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
Pelaksanaan
5.2. Perbedaan
pemeliharaan GIS
hasil
a
pengendalian
dan
pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan
GIS dicatat dalam format laporan evaluasi
pemeliharaan.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan GIS yang sesuai dengan peraturan dan
standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1
Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan
GIS yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan GIS.
3.2.4 SOP
Pelaksanaan
pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan GIS.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
328
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2 Menggunakan
peralatan/perkakas
kerja
hand
tools
untuk
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan GIS
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1.
pemeliharaan dilaksanakan di lokasi instalasi terpasang sesuai
dengan keadaan sebenarnya, dengan pengetahuan dan keterampilan
yang dibutuhkan:
3.1.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1.1. Persyaratan kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan GIS.
3.1.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan.
3.2. Keterampilan
3.2.3
Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi.
3.2.4
Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.
5. Aspek Penting
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
329
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.
3.2.67. Menetapkan Hasil Pemeliharaan Common Facility
Kode Unit
: D.35.125.03.067.1
Judul Unit
:Menetapkan hasil pemeliharaan common facility.
Deskripsi Unit
:Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan penetapan
hasil Pelaksanaan pemeliharaan common facility, Lengkap
Dengan Sarana Bantunya sesuai standar dan batasan yang
ditetapkan
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
1.1. Perintah
kerja
pengendalian
dan
pengendalian dan
pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan
pengkoordinasian
common facility.
Pelaksanaan
1.2. pengendalian
dan
pengkoordinasian
pemeliharaan
Pelaksanaan
pemeliharaan
common facility,
diidentifikasi
sesuai
common
dengan
facility
standar
dan
batasan yang ditetapkan.
1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan
pemeliharaan common facility dipelajari.
2.
Mempersiapkan
2.1. pengendalian
pola pengendalian
Pelaksanaan
dan
diidentifikasi.
pengkoordinasian
dan
pemeliharaan
pengkoordinasian
common
facility
2.2. Daftar periksa (Check list) pengendalian dan
Pelaksanaan
pengkoordinasian Pelaksanaan dibuat sesuai
pemeliharaan
standar dan batasan yang ditetapkan.
common facility
2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
330
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
2.4. Rancangan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan common facility di
tempat kerja disiapkan sesuai format standar
yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan
common facility
3.
Melaksanakan
3.1. pengendalian
dan
pengkoordinasian
pengendalian dan
Pelaksanaan
pengkoordinasian
didiskusikan bersama pelaksana .
Pelaksanaan
pemeliharaan
common
facility
3.2. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pemeliharaan
pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan
common facility
common facility digunakan sesuai SOP yang
ditetapkan.
3.4. pengendalian
Pelaksanaan
dan
pengkoordinasian
pemeliharaan
common
facility
dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan
prosedur pemeliharaan common facility yang
berlaku.
3.5. hasil
pengendalian
Pelaksanaan
dan
pemeliharaan
pengkoordinasian
common
facility
dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan sebelumnya.
4.
Membandingkan
4.1. Hasil
pengendalian
dan
pengendalian dan
Pelaksanaan
pengkoordinasian
dibandingkan berdasarkan validitas, otentik,
Pelaksanaan
kekinian dan kecukupan.
pemeliharaan
common facility
4.2. Hasil
pemeliharaan
pengkoordinasian
pengendalian
Pelaksanaan
dan
pemeliharaan
common
facility
pengkoordinasian
common
facility
dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai
prosedur dan batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil
pengendalian
Pelaksanaan
dan
pemeliharaan
pengkoordinasian
common
dibandingkan dengan penugasan.
-331-
facility
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
5.
Membuat
laporan 5.1. Hasil
pengendalian
dan
pengkoordinasian
pengendalian dan
Pelaksanaan
pengkoordinasian
dilaporkan dalam format pemeliharaan.
Pelaksanaan
pemeliharaan
5.2. Perbedaan
hasil
common
pengendalian
facility
dan
pemeliharaan
pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan
common facility
common facility dicatat dalam format laporan
evaluasi pemeliharaan.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan common facility yang sesuai dengan
peraturan dan standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeliharaan
common facility yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan common facility.
3.2.4 SOP
Pelaksanaan
pengendalian
dan
Pelaksanaan pemeliharaan common facility.
-332-
pengkoordinasian
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1
Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
2.2 Menggunakan
pengendalian
peralatan/perkakas
dan
pengkoordinasian
kerja
hand
Pelaksanaan
tools
untuk
pemeliharaan
common facility.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1.
Persyaratan
kerja
pengendalian
dan
pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeliharaan common facility.
3.1.2.
Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3.
Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan.
3.2. Keterampilan
3.2.1
Dasar pemeliharaan jaringan Transmisi.
3.2.2
Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.
5. Aspek Penting
-333-
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan
3.2.68. Melaksanakan
Pengelolaan
Dan
Pengembangan
Metode
Pemeliharaan Gardu Induk
Kode Unit
: D.35.125.03.068.1
Judul Unit
:Melaksanakan
pengelolaan
dan
pengembangan
dan
pemeliharaan Gardu Induk
Deskripsi Unit
:Unit
kompetensi
ini
berkaitan
dengan
pengelolaan
pemeliharaan pada Gardu Induk sesuai instruction manual
dan SOP yang berlaku.
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.
Merencanakan
1.1.
pemeliharaan yang berlaku saat ini dipelajari
tugas pengelolaan
dan dikaji efektivitasnya dengan menggunakan
dan
pendekatan metode penyebab ketidaksesuaian
pengembangan
pemeliharaan
metode
1.2. Hasil kajian pemeliharaan diinteprestasikan
pemeliharaan
dan
Gardu Induk
permasalahan.
disusun
alternatif
penanggulangan
1.3. Data penyebab deviasi dianalisis dan dicari apa
penyebabnya dan disusun rencana “design”
penyebab ketidaksesuaian pemeliharaan yang
baru.
1.4. Alternatif pengembangan metode pemeliharaan
disiapkan.
1.5. Penugasan
yang
diterima
diperiksa
untuk
memastikan bahwa instruksi telah dimengerti
sesuai standar pemeliharaan
2.
Menyiapkan
dan
data 2.1. Standar
peralatan
unjuk
kerja
kebijakan manajemen.
-334-
disiapkan
sesuai
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
kerja
analisis 2.2. Perangkat lunak dan perangkat keras untuk
Gardu Induk
mengolah data disiapkan
2.3. Data permasalahan lapangan dipelajari dan
dimengerti penyebab permasalahannya.
3.
Menggunakan
data
3.1
untuk
memecahkan
masalah
Manajemen tentang unjuk kerja.
3.2
dan
Deviasi data lapangan dengan standar pada
kebijakan manajemen dipelajari dan dianalisis
mengembangkan
metode
Data lapangan dibandingkan dangan kebijakan
penyebabnya.
3.3
Penyebab deviasi dipelajari dan disimulasikan
pemeliharan
dengan beberapa metode untuk mendapatkan
Gardu Induk
metode pemeliharaan yang paling optimum
untuk
dijadikan
solusi
penanggulangan
masalah.
3.4
Metode pemeliharaan yang baru disampaikan
kepada manajemen
4.
Memeriksa
4.1
kesesuaian hasil
Metode pemeliharaan yang baru dibandingkan
dengan
metode
sebelumnya
sejauh
mana
yang
belum
efektifitas dari metode baru ini.
4.2
Penyempurnaan
metode
baru
sesuai dengan kondisi lapangan dilakukan.
4.3
Bimbingan teknis untuk pekerjaan perbaikan
diberikan.
5.
Membuat
laporan 5.1
pekerjaan
Laporan
format
pekerjaan
dan
dibuat
prosedur
sesuai
yang
dengan
ditetapkan
perusahaan.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1.
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pekerjaan yang sesuai
dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1.
Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
-335-
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
2.2
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4
Peraturan
Menteri
ESDM
Nomor
46
Tahun
2017
tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5
Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1.
Norma
(tidak ada)
3.2.
Standar
3.2.1
Standing
Operation
Prosedur
(SOP)
pemeliharaan
yang
ditetapkan perusahaan.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1 Peralatan
4.1.1. Komputer
4.1.2. Alat Komunikasi
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Alat Tulis Kantor (ATK)
4.2.2. Dokumen SOP dilokasi uji kompetensi
4.2.3. Form analisis pemeliharaan
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2. Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Pemecahan masalah (trouble shooting)
2.2. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis,
dokumentasi K2, instruksi manual peralatan dan SOP; alat kerja dan
material kerja yang diperlukan dalam kegiatan ini disiapkan
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1
Metode Operasional Research (OR)
-336-
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
3.12
Statistik
3.1.3
Analisis Data, Orang, dan Benda (DOB)
3.1.4
pemeliharaan transmisi
3.1.5
Bisnis Ketenagalistrikan.
3.2 Keterampilan
3.2.1
Menggunakan perangkat lunak dan keras komputer
3.2.2
Menyusun kuisioner
3.2.3
Menyusun tahapan pemeliharaan
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1 Komitmen menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang disepakati
4.2 Pelaksanaan kerja sesuai Rencana Kerja Anggaran (RKA) yang telah
disepakati
4.3 Bekerja berdasarkan kontrak kerja yang disepakati
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan
-337-
DJK.K 351.25
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik eknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha
BAB IV
PENUTUP
Pedoman
Penggunaan
Standar
Kompetensi
Tenaga
Teknik
Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Bidang Transmisi ini merupakan
panduan penyusunan standar uji bagi Lembaga Sertifikasi Kompetensi
Asesor/Panitia Uji Kompetensi (PUK) Ketenagalistrikan dalam penyelenggaraan
proses sertifikasi bagi tenaga teknik bidang transmisi subbidang pemeliharaan,
dan bagi Lembaga Diklat/Pelatihan merupakan panduan dalam penyusunan
standar latih/kurikulum silabus.
Pemaketan kualifikasi Jabatan Okupasi bagi tenaga teknik yang bekerja di
transmisi tenaga listrik pada pekerjaan
pada pedoman disesuaikan dengan
jenjang kualifikasi pada KKNI yang terdiri dari jenjang 1 hingga jenjang 9. Pada
pedoman ini mengatur untuk jenjang kualifikasi KKNI level 1 sampai dengan
level 6 yang terdiri dari: 68 (ENAMPULUH DELAPAN) unit kompetensi, dikemas
pada 6 (enam) kualifikasi jabatan dengan total 16 (enam belas) kemungkinan
jabatan, sedangkan untuk kualifikasi KKNI level 7 sampai dengan level 9 akan
diatur pada pedoman yang lain
Pemaketan kualifikasi jabatan okupasi asesor kompetensi dan asesor
badan usaha pada pedoman ini menjadi panduan dalam penerbitan sertifikat
kompetensi berdasarkan okupasi jabatan sesuai dengan Peraturan Menteri
ESDM No 46 tahun 2017 tentang Standardisasi Sertifikasi Kompetensi Tenaga
Teknik Ketenagalistrikan.
-338-
Download