Uploaded by adeliakireina831

Aliran Filsafat Pragmatisme

advertisement
Nama : Adelia Kireina
NIM : 06111281823021
Kelas : Indralaya
ALIRAN FILSAFAT PRAGMATISME
A. Pengertian Pragmatisme
Istilah pragmatisme berasal dari bahasa Yunani pragma yang berarti tindakan (practice)
atau perbuatan (action). Sedangkan, isme artinya aliran atau ajaran atau paham. Dengan
demikian, pragmatisme berarti suatu aliran yang mengajarkan bahwa yang benar apa yang
membuktikan dirinya sebagai benar dengan perantaraan akibat-akibatnya yang bermanfaat
secara praktis.
B. Sejarah Filsafat Pragmatisme
Aliran pragmatisme lahir di Amerika, sehingga sering dipandang sebagai filsafat Amerika
asli, tetapi sebenarnya pragmatisme berpangkal pada filsafat empirisme Inggris.
Pragmatisme timbul akibat dari pemberontakan melawan sistem idealisme yang terlalu
memperdepankan intelektual dan bersifat tertutup. Pragmatisme diperkenalkan pertama
kali oleh William James (1842-1910) di Amerika. Empirisme modern di Inggris dan
Jerman mempengaruhi berdirinya pragmatisme, juga pengalaman sosial bangsa Amerika
pada abad XIX dalam perdagangan yang menekankan kerja keras dan kebijakan sehingga,
pragmatisme menjadi alat untuk menolong manusia dalam hidup sehari- hari.
C. Tokoh Filsafat Pragmatisme
1. Charles Sandre Peirce ( 1839 M )
Ia menyatakan bahwa, sesuatu dikatakan berpengaruh bila memang memuat hasil yang
praktis. Pada kesempatan yang lain ia juga menyatakan bahwa, pragmatisme
sebenarnya bukan suatu filsafat, bukan metafisika, dan bukan teori kebenaran,
melainkan suatu teknik untuk membantu manusia dalam memecahkan masalah.
2. William James (1842-1910 M)
Ia mengemukakan bahwa tiada kebenaran yang mutlak, yang berlaku umum, yang
bersifat tetap, yang berdiri sendiri dan terlepas dari segala akal yang mengenal. Sebab
pengalaman kita berjalan terus dan segala yang kita anggap benar dalam
pengembangan itu senantiasa berubah, karena di dalam prakteknya apa yang kita
anggap benar dapat dikoreksi oleh pengalaman berikutnya.
3. John Dewey (1859-1952 M)
Ia menyatakan bahwa tugas filsafat adalah memberikan pengarahan bagi perbuatan
nyata. Filsafat tidak boleh larut dalam pemikiran-pemikiran metafisis yang kurang
praktis, tidak ada faedahnya. Filsafat harus berpijak pada pengalaman dan
mengolahnya secara aktif-kritis.
D. Prinsip Pragmatisme dalam Kurikulum
1. Prinsip Utilitas
Menurut prinsip ini, hanya subjek, aktivitas dan pengalaman yang harus disertakan
dalam kurikulum yang berguna bagi kebutuhan anak saat ini dan juga memenuhi
harapan masa depan kehidupan orang dewasa juga.
2. Prinsip Bunga
Menurut prinsip ini, hanya aktivitas dan pengalaman di mana pada anak yang menaruh
minat harus disertakan dalam kurikulum. Menurut John Dewey, minat ini terdiri dari
empat varietas yaitu- (1) minat dalam percakapan, (2) minat dalam penyelidikan, (3)
minat dalam konstruksi dan (4) minat terhadap ekspresi kreatif.
Prinsip Pengalaman
Prinsip ketiga kurikulum pragmatis adalah aktivitas, panggilan dan pengalaman anak.
Ketiga hal ini harus diintegrasikan secara erat. Kurikulum harus terdiri dari jenis
pengalaman belajar seperti itu yang mempromosikan pemikiran dan kebebasan asli
untuk mengembangkan sikap sosial dan tujuan.
4. Prinsip Integrasi
Kurikulum pragmatik membahas integrasi subyek dan aktivitas. Pragmatis ingin
membangun kurikulum yang fleksibel, dinamis dan terpadu yang membantu anak yang
sedang berkembang dan masyarakat yang semakin banyak berubah seiring dengan
kebutuhan, tuntutan dan situasi yang dibutuhkan.
3.
E. Implikasi dalam Pendidikan
1. Tujuan Pendidikan
Filosof paragmatisme berpendapat bahwa pendidikan harus mengajarkan seseorang
tentang bagaimana berfikir dan menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi di
dalam masyarakat. Tujuan-tujuan pendidikan tersebut meliputi:
a. Kesehatan yang baik
b. Keterampilan-keterampilan dan kejujuran dalam bekerja
c. Minat dan hobi untuk kehidupan yag menyenangkan
d. Persiapan untuk menjadi orang tua
e. Kemampuan untuk bertransaksi secara efektif dengan masalah-masalah sosial
2. Kurikulum
Kurikulum pendidikan pragmatisme berisi pengalaman-pengalaman yang telah teruji,
sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Menurut para filosof paragmatisme, tradisi
demokrasi adalah tradisi memperbaiki diri sendiri (a self-correcting tradition).
Pendidikan berfokus pada kehidupan yang baik pada masa sekarang dan masa yang
akan datang.
3. Metode Pendidikan
Ajaran pragmatisme lebih mengutamakan penggunaan metode pemecahan masalah
(problem solving method) serta metode penyelidikan dan penemuan (inquiry and
discovery method). Dalam praktik pembelajarannya, metode ini membutuhkan guru
yang memiliki sifat pemberi kesempatan, bersahabat, seorang pembimbing,
berpandangan terbuka, antusias, kreatif, sadar bermasyarakat, siap siaga, sabar,
bekerjasama, dan bersungguh- sungguh agar belajar berdasarkan pengalaman dapat
diaplikasikan oleh siswa dan apa yang dicita-citakan dapat tercapai.
4. Peranan Guru dan Siswa
Edward J. Power berpandangan pragmatisme bahwa siswa merupakan organisme rumit
yang mempunyai kemampuan luar biasa untuk tumbuh, sedangkan guru berperan untuk
memimpin dan membimbing pengalaman belajar tanpa ikut campur terlalu jauh atas
minat dan kebutuhan siswa. Dalam pembelajaran, peranan guru bukan menuangkan
pengetahuanya kepada siswa. Setiap apa yang dipelajari oleh siswa haruslah sesuai
dengan kebutuhan, minat dan masalah pribadinya. Pragmatisme menghendaki agar
siswa dalam menghadapi suatu pemasalahan, hendaknya dapat merekonstruksi
lingkungan untuk memecahkan kebutuhan yang dirasakannya.
Download