Uploaded by arifandi200902

LAPORAN PRAKTIKUM ARUS SEARAH MUHAMMAD ARIFANDI WIRMAN

advertisement
MODUL 1
ARUS SEARAH
Nama Praktikan
:
Muhammad Arifandi Wirman
NIM
:
102420058
Kelas
:
Teknik Logistik (LG-2B)
Tanggal Praktikum
:
09 Februari 2021
Pimpinan Praktikum
:
Rendy Elmian
I.
INTISARI
Praktikum Modul 1 yang berjudul arus searah yang bertujuan untuk memahami
penerapan hukum kirchoff pada rangkaian arus listrik, menentukan besaranbesaran beda potensial arus listrik searah (DC), dan memahami fungsi kapasitor
sebagai penyimpanan energy (muatan listrik). Arus listrik searah (DC) adalah
aliran electron dari suatu titik yang energy potensialnya tinggi ke titik lain yang
energy potensialnya lebih rendah. Arus searah dianggap sebagai arus positif yang
mengalir dari ujung positif sumber arus listrik ke ujung negatifnya. Pada
umumnya, sumber arus listrik searah adalah baterai seperti aki dan elemen volta
dan juga panel surya, selain itu sumber arus searah terdapat juga pada arus bolakbalik yang dirubah menjadi arus searah yaitu dengan menggunakan penyearah
(Rectifer). Arus searah biasanya mengalir pada sebuah konduktor meskipun arus
searah memungkinkan mengalir pada semi-konduktor, isolator dan ruang hampa
udara. Pengamatan-pengamatan yang lebih baru menemukan bahwa arus searah
merupakan arus negatif (electron) yang mengalir dari kutub negatif ke kutub
positif, aliran elektron ini menyebabkan terjadinya lubang-lubang bermuatan
positif. Pada akhir abad ke 19 Thomas Edison penyalur tenaga listrik komersil
yang pertama menggunakan listrik arus seara, karena listrik arus bolak-balik lebih
mudah digunakan dibandingkan dengan listrik arus searah untuk transisi
(penyaluran) dan pembagian tenaga listrik. Rangkaian arus searah adalah aliran
listrik atau elektron dari titik yang memiliki aliran berpotensi tinggi ke area yang
memiliki titik yang memiliki aliran berpotensi rendah. Di dalam kawat
penghantar, biasanya terdapat aliran elektron yang memiliki jumlah yang sangat
besar. Dan aliran elektron inilah yang bisa menghasilkan arus listrik. Rangkaian
arus searah (DC) merupakan rangkaian listrik dengan arus stasioner (dalam arti
polaritas tetap) yang tidak berubah terhadap waktu.
Kata Kunci : Hukum Kirchoff, Beda Potensial, Kapasitor, Electron
II.
PENDAHULUAN
2.1 Tujuan Praktikum
1. Memahami fungsi kapasitor sebagai penyimpan energi (muatan listrik).
2. Memahami penerapan hukum kirchoff pada rangkaian arus listrik.
3. Mengukur besaran arus listrik DC.
2.2 Dasar Teori
Elektronika menjadi bagian favorit dalam fisika terutama pada bagian
instrumentasi yang akhir – akhir ini menjadi mengalami perkembangan pesat.
Hampir semua peralatan modern bertumpu pada prinsip elektronika dari
pencukur rambut elektronik hingga pesawat ulang alik. Namun perlu diakui
bahwa untuk melakukan pengembangan teknologi yang berguna bagi umat
manusia tidaklah mudah melainkan harus melewati berbagai percobaan dasar
yang menjadi modal awal bagi seorang pereka cipta untuk memulai
percobaannya. Di bangku kuliah mulai diperdalam tentang proses kerja
,langkah pembuatan rangkaian , hingga pada proses pembuatan instrumentasi
yang banyak digunakan di berbagai bidang seperti kedokteran dan industri.
Oleh karena itu sangatlah penting bagi mahasiswa jurusan fisika agar mampu
mengetahui dan memahami teknologi elektronika, sehingga penguasaan
elektronika dasar tentang berbagai komponen dan alat ukur listrik amat
diperlukan sebagai dasar untuk pembelajaran lebih lanjut.
Arus dapat didefenisikan sebagai total muatan yang mengairi suatu
kawat penghantar dalam satu waktu tertentu. Selanjutnya, dikenal juga
besaran rapat arus listrik yang merupakan besaran vektor menyatakan arus
listrik persatuan luas. Arus listrik merupakan besaran skalar , sebab arus litrik
merupakan hasil dari proyeksi besaran rapat arus terhadap vektor luas
penampang. (Jati, 2010)
Hal ini perlu diperhatikan ketika arah besaran rapat arus listrik seara
dengan perpindahan muatan positif, sehingga arus listrik sejajar dengan arah
aliran lubang (hole). Hole yang dimaksud adalah sebuah atom yang
kehilangan satu elektronnya sehingga memiliki sebuah lubang. Selanjutnya
pada rangkaian dapat ditinjau besar kuat medan listrik yang muncul dalam
sebuah konduktor dimana sebuah konduktor besarnya beda potensial dan
berbanding terbalik dengan panjang kawat. (Jati, 2010)
Resistor adalah bagian dari elektronika yang memiliki nilai resistansi
atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi serta mengatur arus
listrik dalam suatu rangkaian listrik. Resistor memiliki resistensi yang sama
walaupun megnitudo dan arah beda potensialnya diterapkan berbeda .1
Resistor dilambangkan dengan garis zigzag.
Gambar 1 Lambang Resistor
Apabila resistor (š‘…1,2,…,š‘…š‘›) disusun paralel, maka semua resistor
tersebut senilai dengan š‘…š‘„, dimana:
Dalam realitanya nilai resistor dari suatu rangkaian listrik dapat
diperolah dengan menggunakan hukum Ohm.
Rangkaian percobaan yang dilakukan oleh Ohm berkaitan dengan
Amperemeter dan Voltmeter. Seperti yang terdapat padagambar berikut.
Gambar 2 Rangkaian Percobaan Ohm Konfigurasi Voltmeter dan Amperemeter.
Pengukuran arus dan tegangan pada rangkaian DC dapat menggunakan
amperemeter dan voltmeter. Amperemeter merupakan alat ukur yang digunakan
untuk mengukur arus, pemasangan dari amperemeter harusdalam kondisi seri hal
ini disebabkan karena besar arus listrik sama saat rangkaian seri memudahkan
amperemeter untuk mengukur arus rangkaian. Voltmeter merupakan alat ukur
yang digunakan untuk mengukur tegangan. Kebalikan dari amperemeter,
voltmeter harus dipasang dalam bentuk paralel sehingga memudahkan voltmeter
dalam mengukur tegangan rangkaian listrik. Amperemeter dan voltmeter serta
ohmmeter masuk dalam alat pengukur multimeter digital.
Multimeter adalah alat yang berfungsi untuk mengukur Voltage (Tegangan),
Ampere (Arus Listrik), dan Ohm (Hambatan/resistansi) dalam satu unit. Multimeter
sering disebut juga dengan istilah multitester atau AVOMeter (singkatan dari Ampere
Volt Ohm Meter). Terdapat 2 jenis multimeter dalam menampilkan hasil
pengukurannya yaitu Analog.
Multimeter (AMM) dan Digital Multimeter (DMM). Suatu multimeter yang akan
digunakan membutuhkan 2 kabel probe.3 Kabel probe ini digunakan untuk
menghubungkan dengan rangkaian. Probe tersebut dibuat warna yang berbeda yakni
merah dan hitam dengan fungsi yang berbeda. Kabel probe warna merah dihubungkan
pada kutub positif alat multimeter, sedangkan kabel probe warna hitam dihubungkan
pada kutub negatif pada multimeter. Dalam hal ini tidak boleh terbalik pemasangannya
karena jika terbalik akan terjadi kesalahan baca pada rangkaian DC. Kutub positif dan
negatif dari multimeter pada saat mengukur arus tegangan pun berbeda-beda. Hal
tersebut dapatkita lihat pada tabel dibawah.
Tabel 1. Kutub positif dan negatif pada multimeter
Multimeter
Kutub Positif
Kutub Negatif
Amperemeter
mA
COM
Voltmeter
Vā„¦
COM
III.
ALAT PERCOBAAN
3.1.
IV.
Daftar Peralatan
Nama Alat
Jumlah
Catu Daya
1
Saklar SPST
2
Resistor 50 ā„¦, 5W
1
Resistor 100 ā„¦, 5W
1
Kapasitor 10 µF
1
Jepit buaya bersoket
2
Multimeter Digital
1
Kabel probe
10
PROSEDUR PERALATAN
1. Rangkaian Resistor Seri sebagai Pembagi Tegangan
1. Dibuat rangkaian resistor seri sebagai pembagi tegangan. Lalu, hubungkan
catu daya dengan saklar menggunakan kabel probe.
2. Saklar disusun secara seri denga resistor (R1) dengan hambatan 50ā„¦ (ohm).
3. Saklar disusun secara seri denga resistor (R2) dengan hambatan 100 ā„¦
(ohm) dan hubungkan ujung resistor 2 (R2) dengan kutub negatif pada catu
daya.
4. Ubah mode multimeter digital menjadi mode amperemeter . Ukur besaran
arus tersebut melalui rangkaian dengan mode multimeter digital dan mode
amperemeter.
5. Pastikan mode yang digunakan berada dalam mode mA dengan pengukuran
yang maksimal pada 200mA.
6. Ukur besaran arus menggunakan multimeter digital. Terlebih dahulu, cabut
kabel probe resistor (R1) yang terhubung dengan saklar.
7. Nyalakan catu daya dan saklar dan berikan tegangan sebesar 2V, 4V dan 6V.
Serta catat keadaan nilai tegangan pada titik pada masing-masing tegangan.
8. Ukur tegangan pada titik AB, BC dan AC. Lalu, ubah mode multimeter
digital menjadi mode voltmeter.
9. Nyalakan rangkaian dengan mengaktifkan catu daya serta saklar dan susun
voltmeter pada rangkaian secara parallel.
10. Hubungkan kutub positif voltmeter terhadap titik A dan negatif pada titik B
resistor (R1) untuk mengukur titik AB, BC dan AC.
11. Catat keadaan nilai tegangan pada tiap titik resistor dan matikan seluruh
rangkaian secara teratur.
2. Rangkaian Resistor Paralel sebagai Pembagi Arus
1. Membuat rangakain resistor secara paralel. Lalu, hubungkan catu daya dan
saklar dengan kabel probe.
2. Susun saklar dengan resistor (R1) ohm dan (R2) 100 ohm. Kemudian,
hubungkan ujung resistor R2 pada kutub negatif pada satu daya.
3. Ukur arus yang mengalir melalui rangkaian I1, I2 dan I3. Lalu, ubah
ubah mode multimeter menjadi mode amperemeter.
4. Hubungkan secara paralel amparameter terhadap rangkaian I1, I2 dan I3
secara bergantian dan nyalakan catu daya dan saklar.
5. Berikan tegangan sebesar 2V, 4V dan 6V pada titik resistor masingmasing.
6. Catat hasil pengukuran arus yang ada pada amperemeter dan pastikan
seluruh rangkaian tersebut dalam keadaan mati dan tersusun seperti semula.
3. Energi yang Tersimpan dalam Kapasitor
1. Membuat sebuah rangkaian. Lalu, hubungkan catu daya terhadap saklar
dan saklar terhadap kapasitor
2. Pastikan multimeter dalam mode voltmeter.
3. Ukur tegangan pada kapasitor. Kosongkan terlebih dahulu kapasitor
dengan cara menghunbungkan singkatan antara terminal yang ada
4. Susun voltmeter secara paralel dengan kapasitor dan nyalakan rangkaian
dengan tegangan sebesar 4V.
5. Amati perubahan besaran tegangan pada voltmeter. Setelah semuanya
sudah selesai dan mendapat hasil matikan seluruh rangkaian secara
teratur.
V.
•
•
PENGOLAHAN DATA
Data
Suhu ruangan = 25ā„ƒ
Tekanan Ruangan = 760 mmHg
KTP = ½ ā„ƒ
KTP = ½ mmHg
Percobaan I
Tabel 1.3 Perhitungan Rangkaian
Vs I (mA) V1(V)
V2(V)
Vx(V)
Vt(V)
R1(Ω)
R2(Ω)
Rx(Ω)
Rt(Ω)
2V
14.8
1.39
0.7
2
2,09
93,92
47,29
135, 13
141,21
4V
28.63
2.62
1.319
3.99
3,93
91,51
46,07
139,36
137,58
6V
40.2
3.93
1.962
5.892
5,89
97,76
48,8
146,56
146,56
Vt = V1 + V2
= 1,39 + 0,7 = 2,09
R = V/I
R1 = 1,39/0,0148 = 93,92 Ω
Rt = R1 + R2
Rt = 93,92 + 47,29 = 141,21 Ω
• Percobaan II
Tabel 1.4 Perhitungan Rangkaian Paralel
Vs (volt)
I1(mA)
I2(mA)
I3(mA)
It(mA)
R1(Ω)
R2(Ω)
R3(Ω)
Rt(Ω)
2
20
41.5
59.2
0,0615
100
48,19
33,79
32,51
4
39.53
75.8
110
0,0115
101,19
52,77
36,36
34,69
6
57.8
114.1
166
0,1719
103,8
52,59
51,72
34,9
It = I1 + I2
It = 0,02 + 0,415 = 0,0615A
R=V/I
R = 2/0,02 = 100 Ω
Rt =
1
1 1
+
R1 R2
Rt =
1
1
100
+ 1
= 32,51906 = 32,51 Ω
48,19
Percobaan III
Tabel 1.4 Perhitungan Rangkaian Paralel
Waktu
Pengamatan
T1
Kapasitor saat Saklar
Dimatikan
T2
3,2 V
T3
2,4 V
T4
1,3 V
T5
0V
4,3 V
Tegangan yang diberikan sumber adalah 4V
Tegangan kapasitor sesaat sebelum saklar dimatikan adalah 4,3V
Tegangan kapasitor adalah 0V. Kapasitor dialiri arus listrik sebesar 4V. Dalam percobaan
3 bisa dilihat bahwa kapasitor yang dialiri arus listrik akan mendapat nilai tegangan yang
hampir sama besarnya dengan keadaan nilai tegangan sumber sebesar 4,3V. Jika kapasitor
stabil, aliran listrik dimatikan sehingga kapasitor menurun sesuai table diatas. Hal tersebut
terbukti bahwa kapasitor menyimpan energi (muatan listrik).
VI.
PEMBAHASAN
Resistor merupakan suatu komponen elektronika pasif yang memiliki
nilai resistansi atau hambatan tertentu yang memiliki fungsi untuk
membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian elektronika.
Rangkaian Resistor ini juga terdiri dari 2 buah atau lebih Resistor yang
disusun secara paralel dan seri dimana rangkaian ini digunakan untuk
mendapatkan suatu nilai hambatan pengganti.
Kapasitor merupakan suatu alat yang dapat menyimpan muatan
listrik didalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan
internal dari muatan listrik atau komponen listrik yang mampu menyimpan
muatan listrik. Kapasitor berfungsi untuk menyimpan muatan listrik yang
terdiri dari dua konduktor dan dipisahkan oleh bahan penyekat (bahan
elektrik) pada tiap konduktor yang disebut keping.
Rangkaian DC atau Direct Contact memiliki arus dan tegangan. DC
dapat diartikan dengan searah atau satu arah. Sistem yang terjadi baik antara
arus dan tegangan tentu mengikuti prinsipnya, mengalir dari satu titik ke titik
yang lain atau dari kutub negative ke kutub positive. Sistem listrik dengan
model seperti ini sangat mudah ditemui di sekitar. Sebagai contoh adalah
baterai untuk remote. Jika dalam keadaan seri, resistor akan menghambat
tegangan yang menyebabkan arus juga terganggu. Dalam parallel, resistor
akan membagi arus dan memiliki prinsip yang kurang lebih sama dengan seri
meskipun perhitungannya sedikit berbeda.
Keadaan nilai hambatan R pada percobaan 1 dan 2 dengan tegangan (V)
yang diketahui memilki bermacam nilai kuat arus (I) dan tegangan (V) sehingga
nilai hambatan (R) berbeda-beda. Perbedaannya bisa dilihat dari salah satu sampel
perhitungan secara teoritis yaitu :
Percobaan I :
R1 = š‘‰1
=
š¼
1,39
1,48
= 0,09
Percobaan II :
R1 = š‘‰š‘ 
š¼1
=
2
20
= 0,1
Penyebabnya yaitu nilai kuat arus (I) dan V yang dialirkan pada rangkaian berbeda nilai
sehingga menghasilkan nilai hambatan (R) berbeda.
Hukum Ohm (Seri-Pararel)
Besarnya kuat arus yang melalui konduktor antara dua titik berbanding lurus dengan
beda potensial atau tegangan didua titik tersebut , dan berbanding terbalik dengan
hambatan atau resistensi diantara mereka. Tegangan kapasitor yang sebelumnya
dimatikan sama dengan besar nilai tegangan sumber sebesar 4,15V . Namun, saat saklar
mati maka tegangan kapasitor menurun secara perlahan dan bertahap.
VII. KESIMPULAN
•
Kapasitor adalah alat yang dapat menyimpan muatan listrik. Pada praktikum ini
keadaan muatan listrik sebelum dan sesudah sakelar dimatikan tegangan sempat sama
dalam beberapa saat. Namun, dalam beberapa waktu tegangan akan terus turun
bahakan samapai habis. Oleh karena itu, kapasitor memang bisa menyimpan muatan
listrik tetapi tidak dalam waktu yang lama.
•
Untuk menyelesaikan rangkaian yang lebih rumit yaitu menerapkan hukum kirchoff,
dimana hukum kirchoff memiliki 2 hukum yaitu hukum satu kirchoff dan hukum
kedua kirchoff. Hukum-hukum ini merupakan penerapan yang berguna dari kekekalan
muatan dan energi.
•
Alat yg digunakan untuk mengukur besaran arus listrik DC ini merupakan
Amperemeter AC kenapa Amperemeter AC lantaran Amperemeter AC & DC itu
sama, & itu dihubungkan secara seri dalam sirkuit. Cara mengukur atau penggunaanya
itu menggunakan cara memasang Amperemeter AC dalam rangkaian listrik secara seri
menggunakan memotong konduktor agar arus istrik bisa melewati Amperemeter,
kemudian sambungkan Amperemeter AC ke konduktor yg sudah pada pangkas tadi,
sesudah itu ukur arus listrik menggunakan memperhatikan jarum yg memberitahuakn
nomor dalam Amperemeter AC, kemudian buat menerima besaran arus listrik yg tepat,
kita wajib sahih-sahih tahu & memperhatikan karakteristrik berdasarkan Amperemeter
AC yg dipakai.
VIII. REFERENSI
Ahmad, D., dkk. 2019. Modul Praktikum Fisika Dasar 1 2019/2020. Jakarta: Universitas
Pertamina
Haliday, dkk. 2006. Fudamental Of Physisc 6th Edition. Jakarta: Erlangga.
Jati, Bambang Murdaka Eka, Tri Kuntoro Priyambodo. 2010. Fisika Dasar. Yogyakarta.
Penerbit Andi.
Download