JKEP Vol 5, No 1, Mei 2020 ISSN: 2354-6042 (Print) ISSN : 2354-6050 (Online) Edukasi Kesehatan Meningkatkan Pengetahuan Dan Keterampilan Keluarga Dalam Pencegahan Jatuh Pada Lansia Aan Nurhasanah, Nurdahlia Jurusan Keperawatan. Poltekkes Kemenkes jakarta 3 Email : annur1408@ yahoo.co.id Artikel history Dikirim, May 2nd, 2020 Ditinjau, May 9th, 2020 Diterima, May 10th, 2020 ABSTRACT Health Education improves family knowledge and performance in preventing the risk of falling from Lania. The population is all the elderly in crocodile holes that have fallen. The number of samples is 50 people. Sampling with proportional sampling. Collected using a questionnaire and analyzed by univatriate, bivatriate (dependent t test), and multivatriate with manova analysis. The results of the study showed significant differences before and given health education on knowledge (p = 0.001) with a difference in the average value = 0.9183, and a family skills score with a value of p = 0.035) with a difference in the average value = 1,100. gender is assessed against the level of knowledge with a value of P value = 0,000 and the status of the job depends on the skill value of the p value of 0.001. then it can help the success of education can improve aspects of family knowledge and skills in making failures in the elderly. Provided that proper education is given to families as a form of self-care and to implement appropriate environmental management to prevent the risk of falls. Keywords: Health education, Family, Skills, Elderly. Knowledge. Fall prevention ABSTRAK Edukasi Kesehatan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga dalam pencegahan risiko jatuh pada Lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi pada keluarga dalam pencegahan risiko jatuh pada lansia sebelum dan sesudah diberikan intervensi berupa penyuluhan kesehatan. Disain penelitian ini Quasi eksperimenpre-post test without control group.Populasinya adalah seluruh lansia dikelurahan lubang buaya yang pernah jatuh. Jumlah sampel 50 orang. Pengambilan sampel secara propotional sampling. Dikumpulkan dengan menggunakan kuestioner dan dianalisis secara univatriate, bivatriate (uji t test dependen), dan multivatriate dengan analisis manova . HasilPenelitian terdapat perbedaan signifikan sebelum dan sesudah diberikan edukasi kesehatan pada pengetahuan ( p= 0,001) dengan selisihnilai rata-rata = 0.9183, dan skor keterampilan keluarga dengan nilai p= 0,035) dengan 84 85 JKEP. Vol.5 No. 1 Mei hlm 84-100 selisihnilai rata-rata = 1.100.jenis kelamin berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan dengan nilai P value = 0.000 dan status pekerjaan berpengaruh terhadap keterampilan nilai p value 0.001. maka dapat disimpulkan pemberian edukasi dapat mempengaruhi pada aspek pengetahuan dan keterampilan keluarga dalam melakukan pencegahan jatuh pada lansia. Disarankan agar diberikanedukasi yang tepat pada keluarga sebagai bentuk intervensi keperawatan mandiri dan melakukan pengelolaan lingkungan yang tepat dalam rangka upaya pencegahan risiko jatuh Kata kunci: Edukasi Kesehatan, Keluarga, Keterampilan, Lansia. Pengetahuan. Pencegahan jatuh PENDAHULUAN Nugroho.2008).Peningkatan Lansia adalah seseorang yang telah lansia dari tahun ke tahun berkaitan mencapai usia lebih dari 60 tahun dengan keberhasilan pembangunan di (Maryam, berbagai bidang, terutama adanya merupakan proses yang terjadi secara perbaikan kualitas alamiah kondisi 2008). dimulai Proses sejak menua lahir yang jumlah kesehatan sosial dan masyarakat, dialami oleh semua mahluk yang hidup menimbulkan di duni (nugroho, 2000). Secara global dihadapi diantaranya peningkatan angka penduduk dengan rata-rata usia 60 beban tahun yang biasa dibut lansia di dunia produktif diperkirakan mencapai 500 jiwa yang kelompok usia tidak produktif seperti diperkirakan pada tahun 2025 akan lansia. Hal ini dikarenakan peningkatan mencapai ( kuantitas lansia tidak diimbangi dengan bandiyah.2009 ).Badan Pusat Statistiuk kualitas lansia yang secara fisiologis (BPS) memperkirakan jumlah lansia terjadi penurunan dalam berbagai aspek pada baik 1.2 tahun milyar 2020 jiwa akan mencapai 29.120000 jiwa dengan umur harapan hidup menjadi 70-75 tantangan yang harus tanggungan yaitu fisik, penduduk keluarga mental usia terhadap sosial dan spiritualnya. tahun. Peningkatan jumlah lansia dipengaruhi Secara umum menjadi tua atau menua oleh majunya peningkatan pelayanan (Ageing kesehatan, dan kemunduran . Pada aspek Fisik banyak sanitasi,menurunnya angka kematian terjadi penurunan yang salah satunya bayi, serta meningkatnya pengawasan faktor terhadap menimbulkan perbaikan penyakit gizi infeksi ( process), ketidak ditandai seimbangan risioko jatuh. oleh yang Jatuh 86 JKEP. Vol.5 No. 1 Mei hlm 84-100 merupakan salah satu penyebab dari (aktivitas hidup sehari-hari), penurunan kematian yang bisa terjadi pada lansia kualitas juga penyebab masalah fisik yang memprihatinkan sering terjadi pada lasia. Hal ini (Jamebozorgi et al, 2013). Kurang disebabkan dengan dukungan keluarga pada lansia, Jatuh bertambahnya usia terjadi perubahan- pada lansia dipengaruhi oleh 2 faktor perubahan baik yang bersifat fisiologis yaitu dan ekstrinsik (Lemier & Silver, 2008). karena mental. Akibat dari adanya hidup faktor perubahan fungsi dalam organ tubuh Faktor menyebabkan kelemahan masalah individu dalam mengalami dan yang adalah intrinsik intrinsik otot, paling kematian dan seperti defisit faktor gender, sensorik, pememenuhan penyakit kronis, gangguan kognitif dan kebutuhan aktivitas sehari-hari. Akan usia (Edelberg, 2006). Faktor ekstrinsik tetapi bukan berarti para lansia seperti narkoba, faktor lingkungan, ini hidup tergantung. Banyak Lansia yang kebanyakan masih bisa mandiri. Lansia perlu tetap ketidak tahuan prinsip keselamatan, hidup menjalani penggunaan sepatu yang tidak tepat dan kehidupannya, oleh karena itu perlu ada desain rumah (Jamebozorgiet al, 2013). dukungan dari lingkungan keluarganya, Menurut Riskesdas 2013 Prevalensi bisa berupa verbal maupun non verbal jatuh pada lansia dengan karakteristik yang bersifat nyata berupa kehadiran usia 65 sampai 74 tahun sebesar 67.1% sehingga sedangkan usia di atas 75 tahun sebesar eksis dalam berpengaruh positif pada mengkonsumsi alkohol, dirinya. 76.2 %. Jatuh merupakan hasil dari campuran Usaha pencegahan merupakan langkah interaktif dan kompleks dari factor awal yang harus dilakukan dengan biologis , perilaku dan lingkungan dan memberikan edukasi pada keluarga atau diantaranya orang-orang terdekatnya melalui suatu dapat dicegah (Kamel, Abdulmajeed& Ismail, 2013). Duapuluh kegiatan pemberian hingga tiga puluh persen dari lansia kesehatan dengan yang memiliki deraja kecacatan tinggi mengindentifikasi factor risiko, penilaian terkait keseimbangan dan gaya berjalan, latihan jatuh kehilangan akan kebebasan mengalami akan ADL fleksibilitas penyuluhan harapan gerakan, dapat latihan 87 JKEP. Vol.5 No. 1 Mei hlm 84-100 keseimbangan fisik dan koordinasi bantuan jika individu membutuhkan keseimbangan, dan memperbaiki kondisi pertolongan tanpa menjadikan individu lingkungan yang dianggap tidak aman. menjadi Untuk melakukan pencegahan agar lansia dapat tidak kolektor dan disseminator (penyebar) beresiko untuk jatuh, maka ketergantungan. memerankan diperlukan pengetahuan dan keterampilan informasi yang perlu dilakukan oleh orang-orang disekelilingnya, terdekatnya seperti keluarga, sepertianak, cucu, menantu atau anggota keluarga yang lain. Melalui pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai dengan baik oleh orang-orang terdekatnya akan meminimalisir angka kejadian jatuh pada lansia karena tercipta lingkungan yang bias tentang sebuah yang pemberian ada nasehat, petunjuk-petunjuk, saran atau umpan balik. Tentang aktifitas sehari-hari, pola makan sehari-hari dan pengobatan. Sehingga lansia merasakan mendapat perhatian, disenangi, dihargai .Hasil Penelitan Nita Utami (2017) yang dengan yang sebagai berjudul hubungan dukungan keluarga aman bagi lansia. Hal Seseorang dilakukan adalah risiko jatuh pada lansia mengungkapkan bahwa dukungan dari memodifikasi lingkungan rumah seperti keluarga ada hubungan antara dukungan membuat lantai tidak licin, lantai yang keluarga dengan risiko jatuh. Hal ini rata, yang diperkuat juga oleh penelitian Setya berserakan di lantai, pencahayaan yang budi S., (2016) dalam penelitiannya cukup dan tidak menyilaukan serta menyatakan mengurangi tangga yang ada di jalur signifikan antara dukungan keluarga lansia berjalan. Sekitar 24% lansia jatuh dengan risiko jatuh di Notoyudan RW ditangga dan 36 % jatuh terjadi diluar 24 Pringgo kusuman Yogyakarta. Juga (Kamel, Abdulmajeed & Ismail, 2013). penelitian Budi Alif Kurniawan pada Keluarga mempunyai peranan penting tahun untuk kelangsungan hidup lansia kearah pengetahuan yang lebih baik, salah satunya adalah dengan mencegah terjadinya jatuh pada lansia. Di menyatakan terdapat hubungan antara sini perilaku yang dimiliki oleh keluarga tidak bias ada barang-barang berfungsi sebagai pendukung bagi anggotanya sistem dengan berperan dan siaga untuk memberikan yang terdapat 2014 hubungan tentang dan resiko didukung hubungan perilaku jatuh pada dengan keluarga lansia factor pendukung seperti lingkungan yang 88 JKEP. Vol.5 No. 1 Mei hlm 84-100 baik, social ekonomi keluarga yang baik METODE PENELITIAN dan kesehatan lansia yang baik maka Metode akan menghasilkan resiko jatuh rendah penelitian kuantitatif dengan rancangan dan bahkan tidak beresiko pada lansia. quasi eksperimen pre - post test without Peran control perawat merupakan seperangkat penelitian group menggunakan Proses pelaksanaan perilaku yang diharapkan oleh seorang penelitian, peneliti melakukan pre test individu status terlebih dahulu, kemudian pelaksanaan sosialnya, peran yang dijalankan harus edukasi berupa pendidikan kesehatan sesuai yang dengan sesuai dengan lingkup kewenangan perawat. Peran perawat sangat penting dalam pelaksanaan keselamatan pasien/klien khususnya lansia dari kejadian tentang pencegahan kemudian risiko dilakukan jatuh, pengukuran sesudah edukasi jatuh melalui pemberian edukasi pada keluarga contohya dengan memperhatikan Populasi pada penelitian ini adalah masalah bahkan seluruh keluarga yang memiliki lansia memperhatikan masalah depresi yang di di wilayah Puskesmas Lubang Buaya, derita pasien (Younce et al, 2011).Salan sedangkan sampel pada penelitianini satu peran Perawat yang berhubungan sebanyak 50 Keluarga dengan lansia dengan pencegahan resiko jatuh adalah yang berada melakukan pengkajian resiko jatuh seperti Kelurahan eliminasi dan pada Pengkajian Morse Fall Score (MFS) atau Humpy-Dumty Fall Scale. Selain itu seorang perawat hendaknya melakukan edukasi kepada pasien yaitu Setelah masalah terhadap resiko jatuh ditemukan di wilayah Lubang RW buaya 09 yang memenuhi kriteria inklusi antara lain keluarga dengan lansia,mampu membaca dan menulis.bersedia menjadi responden.sedangkan kriteria inklusinya tindakan adalah keluarga tanpa Lansia. tidak intervensi pencegahan pasien resiko jatuh mampu membaca dan menullis, tidak berdasarkan standard operasional. bersedia menjadi responden. Waktu perawat perlu melakukan pelaksanaan penelitian adalah penelitian Berdasarkan pemaparan latar belakang pada diatas September peneliti tertarin meneliti bulan Agustus 2019s/d 2019. Pengumpulan data bagaimana pengaruh edukasi terhadap dilakukan dengan cara pre dan post pengetahuan dan keterampilan keluarga berupa dalam pencegahan jatuh pada lansia ? sebelum pengisian dan kuestioner setelah yaitu dilakukan 89 JKEP. Vol.5 No. 1 Mei hlm 84-100 implementasi berupa pendidikan kesehatan dalam pencegahan risiko jatuh sebanyak 15. Data kemudian menggunakan Metode pengumpulan data uji dianalisis One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test menggunakan kuesioner dengan bentuk medlihat data pertanyaan menjawab benar ( B ) atau dependent salah ( S ) perbedaan2 variabel sebanyak 10 pertanyaan normalitas t test untuk dan untuk uji melihat berkisar tentang edukasi kesehatan. dan bentuk pertanyaan yang menjawab pilihan sangat setuju, setuju, kurang setuju dan tidak setuju untuk pengetahuan dan keterampilan keluarga HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis univariat digambarkan dalam tabel di bawah ini Tabel 1. Analisis Karakteristi Responden di RW 09 Kelurahan Lubang Buaya VARIABEL Usia <20 Tahun 20Tahun 30 ahun >30 Tahun Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Pendidikan SD SMP SMA Perguruan Tinggi Pekerjaan Wiraswasta PNS Karyawan IRT Hubungan Klien/lansia Anak Cucu Mantu f % 5 2 6 37 10 4 12 74 10 40 20 80 12 6 26 6 24 12 52 12 2 20 28 4 40 56 38 7 5 76 14 10 dengan 90 JKEP. Vol.5 No. 1 Mei hlm 84-100 Tabel 1 menunjukkan bahwa umur pekerjaan dominan sebagai ibu rumah tertinggi adalah berada pada usia ≥30 tangga sebanyak 28 respondem ( 56%) tahun sebanyak 37 responden ( serta mempunyai hubungan dengan 74%), dengan jenis kelamin perempuan klien/lansia sebagian besar adalah anak sebanyak 40 responden (80%), berlatar berjumlah 38 responden(76%). belakang pendidikan SMA sebesar 26 responden (52 % ) dan mempunyai Tabel.2. Analisis Skor Pengetahuan dan Keterampilan Sebelum dan Sesudah Edukasi Variabel Mean SD 95% CI P value pengetahuan Sebelum 7.0204 1.765 -1.425- -0.411 0.001 Sesudah 7.9388 Perilaku Sebelum Sesudah Berdasarkan dilakukan 49.260 50.360 tabel edukasi pengetahuan dari7.0204 di 7.995 atas setelah pada aspek ada menjadi peningkatan 7.9388 dengan -3.372-1.172 menunjukkan setelah sebesar dilakukan 0.035 49.200 edukasi peningkatan sebesar 50.360 dan ada dengan selisih 1.100. selisih 0.9183. begtitu juga aspek keterampilan sebelum edukasi Tabel 3. Pengaruh karakteristik responden terhadap Tk. Pengetahuan dan perilaku pencegahan jatuh Variabel Independent Jenis Kelamin Variabel Dependent - Pengetahuan Status Pekerjaan - Perilaku - Pengetahuan - Perilaku Mean Square 27.201 0.054 Df F P value 1 1 15.497 0.025 0.000 0.875 1.145 33.678 2 2 0.652 8.645 0.528 0.001 91 JKEP. Vol.5 No. 1 Mei hlm 84-100 Berdasarkan tabel diatas hasil uji dan pola pikirnya. .Usia berperan multivariat dengan mancova ditemukan dalam bahwa seseorang, jenis kelamin berpengaruh menentukan kedewasaan tetapi bukan satu-satunya terhadap tingkat pengetahuan responden factor yang paling menentukan karena dalam pencegahan risiko jatuh dan kedewasaan ditentukan status pekerjaan berpengaruh terhadap proses perilaku responden dalam pencegahan mengubah dirinya ke arah yang selalu risiko jatuh lebih baik, berdasarkan pengetahuan, penelitian menunjukkan Karakteristik responden pada penelitian ini adalah sebagian besar berusiadi 30 tahun lebih penelitian sebanyak 74%. Hasil ini sama dengan hasil penelitian Helena Winata (2013 )dalam peneliannya usia yang terbanyak adalah 33 tahun. Menurut Setyonegoro, usia Koesoemanto 30 tahun diklasifikasi dalam Usia dewasa tengah (Middle years) Usia ini mempunyai tanggumg jawab pada anggota keluarga atau orang lain salah satunya lansia. Menurut Santrock (2010 ) tugas perkembangan pada masa dewasa ini yaitu menyesuaikan diri dengan orang tua yang bertambah tua. Usia termasuk kedalam kelompok masa dewasa tengah yang disebut masa paruh baya. Menurut Notoatmodjo seseorang pengalaman, atau keahliannya. PEMBAHASAN Hasil pembelajaran bagaimana (2010) faktor usia berpengaruh pada aspek pengetahuan individu Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap Hasilpenelitian kelamin berdasarkan menunjukkan jenis responden terbanyak adalah perempuan ( 80% ). dengan berjenis tingginya responden kelamin nemungkinkan yang perempuan untuk lebih mudah dalam mencari dan menerima informasi tentang pencegahan jatuh pada lansia, Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa nilai tradisi, sosial budaya, agama dan tanggung jawab dalam memberikan perawatan pada lansia ada pada pundak jenis kelamin perempuan baik itu anak atau menantu.hal ini karena dari segi aspek kesempatan perempuan lebih banyak waktu karena bekereja sebagai ibu rumah tangga responden mayoritas berlatar belakang pendidikan SMA (45,6%). Penelitian ini juga sama dengan hasil penelitian Helena ( 2013 )yang menyatakan sebagian besar responden memiliki 92 JKEP. Vol.5 No. 1 Mei hlm 84-100 tingkat pendidikan yang cukup tinggi berfikir dan dan dapat menerapkannya yaitu SMA. Menurutnya bahwa dengan pada latar dengan pengetahuan yang diterimanya. belakang pendidikan SMA anggota keluarganya sesuai responden sudah memiliki ilmu dan Pendekatan pendidikan kesehatan lebih pengetahuan yang cukup dalam hal tepat dibandingkan dengan pendelatan informasi tersebut. Hal ini sejalan koersi dengan oleh dan peningkatan perilaku kesehatan Notoatmojo ( 2012 ) factor pendidikan masyarakat, karena melalui pendidikan sangat berpengaruh . Pendidikan erat akan terjadi penambahan pengetahuan. kaitannya dengan pengetahuan yang Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian dimiliki. Menurut Notoatmojo ( 2012) setelah diberikan intervensi terdapat bahwa Tingkat pengetahuan akan lebih perbedaan bermakna skor pengetahuan mudah pencegahan yang dikemukakan dipahami apabila individu untuk melakukan pembinaan jatuh sesudah keluarga semakin tinggi tingkat pendidikannya sebelum sehingga edukasi (p=0,001)begitu juga aspek akan mempengaruhi pola dan pada tintervensi pikir berusaha untuk mencari informasi keterampilan tentang pencegahan jatuh pada lansia menunjukkan dan juga karena tingkat pendidikan sebelum edukasi menunjukkan sebesar yang tinggi maka responden lebih 49.200, setelah dilakukan edukasi ada mudah dalam menerima informasi.pola peningkatan sebesar 50.360 dengan sikap dan tindakan dalam meningkatkan selisih kualitas hidup. Menurut Saragih ( 2010) perbedaan yang bermakna pada skor Cara terhadap keterampilan pencegahan risiko jatuh informasi yang diterimanya tergantung pada keluarga sebelum dan sesudan dari yang intintervensi edukasi ( p=0.035 ) dengan diperoleh. Sehingga bisa dikatakan selisih rata – rata peningkatan skor semakin tinggi tingkat pendidikannya, perilaku =1.100. Menurut Kholid dan semakin mudah seseorang menerima Notoatmojo tingkatan pengetahuan ini informasi yang didapatnya. Sehingga dimulai dari individi mengenal atau apabila mendapatkan tahu atau mengamati sesuiatu kemudian pencegahan memahami atau mampu menjelaskan pandang tingkat informasi seseorang pendidiokan keluarga tentang cara risioko jatuh, maka keluarga dapat tentang 1.100. obyek Hasil bahwa ini responden artinya yang analisis terdapat diketahiuinya 93 JKEP. Vol.5 No. 1 Mei hlm 84-100 kemudian meningkat mempraktekan penting dalam terbentuknya perilaku atau aplikasi dilanjutkan dengan analisa terbuka atau open behavior (Donsu, yaitu suatu kemampuan menjelaskan 2017). kemudian menghubungkan bagian- bagian kesuatau bentuk keseluruhan Pengetahuan atau knowledge adalah atau mensintesa dan terakhir evaluasi hasil penginderaan manusia atau hasil unytuk melakukan penilaian terhadap tahu suatu objek Notoatmojo ( 2012) Secara objekmelalui umum pengetahuan dan keterampilan dimilikinya. Panca indra manusia guna keluarga mempunyai hubungan yang penginderaan terhadap objek yakni sangat erat. Hal ini disebabkan karena penglihatan, pendengaran, penciuman, keterampilan yang baik dipengaruhi rasa pengetahuan yang baik juga. Keadaan penginderaan ini bisa dipengaruhi pendidikan.Hasil pengetahuan tersebut dipengaruhi oleh penelitian intensitas menunjukkan bahwa seseorang dan terhadap suatu pancaindra perabaan. untuk yang Pada waktu menghasilkan perhatiandan persepsi pengetahuan dan keterampilan keluarga terhadap objek. Pengetahuan seseorang sebelum dilakukan sebagian besar diperoleh melalui indra perlakuan mempunyai perbedaan yang pendengaran dan indra penglihatan bermakna. Artimya (Notoatmodjo, 2014). dan pendidikan sesudah yang menjadikan latar belakang mayoritas keluarga SMA memiliki pengetahuan yang lebih baik dalam Hasil penelitian menghasilkan bahwa besar bidang pekerjaannya adalah ibu mencegah risiko jatuh pada lansia. rumah Sejalan penelitian memungkinkan lebih banyak bekerja di Oktaviana ( 2012) bahwa keluarga di rumah sehingga bertanggung jawab dengan hasil kelurahan Binjai berpengetahuan baik lebih tangga banyak 56% berperilaku yang untuk pada aspek pencegahan risiko jatuh pada lansia. Pengetahuan adalah suatu mencegah kejadian hasil dari rasa keingintahuan melalui lansiaseperti proses sensoris, terutama pada mata dan Dahliyani telinga pekerjaan berhubungan aktualisasi diri terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang yang jatuh (2014) pada dikatakan oleh bahwa status seseorang dengan dan 94 JKEP. Vol.5 No. 1 Mei hlm 84-100 mendorong seseorang lebih percaya diri hasil penelitian dari Kurniawan Afi dan untuk Budi ( 2014) yang berjuduil Hubungan menyelesaikan tugas hal ini sesuai Pengetahuan Dan Perilaku Keluarga dengan hasil penelitian Abidemi (2005) Dengan Resiko Jatuh Pada Lansia Di yang menyatakan bahwa ada hubungan Desa Pondok Karanganom Klaten.Hasil signifikan antara perawatan keluarga Penelitian terhadap lansia dengan karakteristik terdapat sosial Hasil keluarga dengan resiko jatuh pada penelitian juga mememukan bahwa lansia rendah dengan faktor pendukung status pekerjaan berpengaruh terhadap seperti perilaku responden dalam pencegahan socialekonomi keluarga yangbaikdan risiko jatuh. Resiko jatuh bisa menjadi kesehatan lansia yang baik maka akan tinggi yang disebabkan karena keluarga menghasilkan belum bahkan tidak beresiko. bertanggung ekonomi jawab keluarga. sepenuhnya memberikan membuktikankan hubungan antara lingkungan yang resiko jatuh bahwa perilaku baik, rendah lingkungan yang baik bagi lansia akibat dari pekerjaan yang berimbas pada Menurut Notoatmodjo (2007) ada tiga faktor social ekonomi kelurga yang faktor yang mempengaruhi perilaku tidak mendukung.. Hal tersebut sesuai seseorang yaitu faktor predisposisi yaitu dengan penelitian yang dilakukan oleh (sikap, pengetahuan,status sosial, usia Jamebozorgi et al (2013) dengan judul dan jenis kelamin ), faktor pemungkin “Investigation of the Prevalent Fall- dan faktor penguiaat.. Pendapat peneliti Related Risk Factors of Fractures in faktor predisposisi seperti status sosial Elderly Referred to Tehran Hospitals“, yang yang menjelaskan bahwa salah satu pekerjaan penyebab lansia jatuh adalah akibat dari pendapatan lingkungan mendukung kontribusi terbesar dalam melakukan untuk lansia beraktifitas. Begitu juga pencegahan risiko jatuh pada lansia yang tidak berhubungan dengan aspek berhubungan erat dengan yang bisa memberikan 95 JKEP. Vol.5 No. 1 Mei hlm 84-100 seperti dengan memeriksakan aspek pasangan dan anak dewasa hal ini juga kesehatan lansia secara teratur ke didukung oleh pernelitian Liu ( 2019) fasilitas yang menyatakan keterlibatan keluarga pelayanan kesehatan.begitu juga status pekerjaan responden yang dengan sebagiam besar ibu rumah tangga kewajiban dan tanggung jawab anak memungkinkan melakukan untuk mendampingi dan memenuhi modifikasi lingkungan dan menjaga kebutuhan mereka diperkuat juga dari kesehatan tujuan hasil Penelitian Read dan Wuest dalam mengurangi kejadian jatuh pada lansia. Pealer (2008) yang menyatakan bahwa Hal ini karena perempuan mempunyai berdasarkan nilai tradisi, sosial budaya pemikiran dan agamabahwa tanggung jawab dalam sebagai lansia untuk dengan dan menyadari bahwa anakberkewajiban dalam merawat dan memberi perhatian kepada keluarga khususnya lansia lansia dikarenakan memberikan perawatankepada orang tua dilakukan olehanak,ditunjang juga seperti Hasil penelitian juga memperlihatkan Menurut Friedman bahwa menjadi sasaran sebanyak 76% adanya responden (2010), edukasi yang adalah mempunyai hubungan dengan lansia keluarga, karena keluarga bisa sebagai adalah sebagai anak yang melakukan role model bagi anggota keluarga yang perawatan pada lansia, Dibuktikan oleh lain untuk melakukan Fatimah, 2010) dalam bukunya yang yang diharapkan. Keluarga sebagai berjudul Merawat Manusia Lanjut Usia: orang yang terdekat dengan lansia perlu Suatu Pendekatan Proses Keperawatan membekali diri dalam hal pengetahuan Gerontik menyatakan bahwa sebanyak dan 75% lansia diatas 65 tahun dirawat oleh dsipergunakan anggota keluarganya sendiri, dimana pencegahan agar lansia tidak beresiko seperempatnya adalah pasangan hidup jatuh, , misalnya anak, cucu, menantu dan atau lebih dari sepertiga dirawat perilaku sehat keterampilan anggota ntuk keluarga yang bisa melakukan yang lain. 96 JKEP. Vol.5 No. 1 Mei hlm 84-100 Pengetahuan dan perilaku yang dimiliki baik maka akan menghasilkan resiko dengan menciptakan jatuh tinggi pada lansia. Sedangkan lingkungan yang aman bagi lansia. perilaku yang baik dan didukung faktor Beberapa kegiatan yang bisa dilakukan pendukung seperti diatas maka resiko oleh keluarga adalah memodifikasi jatuh akan rendah dan bahkan tidak lingkungan rumah seperti menjaga agar beresiko. Hal ini sesuai dengan hasil lantai tidak licin, misalnya basah atau prosentase resiko jatuh yang beda tipis ada genangan air.lantai terbuat dari yaitu beda 3,5% untuk resiko rendah bahan yang tidak licin dan rata, tidak dan beda 7% untuk tidak beresiko jatuh. ada barang-barang yang berserakan di Sehingga lantai, pencahayaan yang cukup dan diminimalisir dengan menggabungkan tidak menyilaukan serta mengurangi perilaku tangga yang ada dijalur lansia berjalan. pendukung yang baik. Diketahui faktor baik, akan risiko jatuh yang baik dapat dengan faktor resiko jatuh lansia adalah pertama, Hal ini sesuai dengan hasil penelitian lingkungan KurniawanAfi Budi (2014). Tentang perilaku keluarga sudah baik akibat Hubungan Pengetahuan Dan Perilaku tidak Keluarga Dengan Resiko Jatuh Pada ekonomi keluarga dan kedua, kesehatan Lansia Di Desa Pondok Karanganom lansia / diagnosis sekunder / penyakit Klaten yang penyerta lansia (hipertensi) terdapat hubungan menyatakan antara bahwa yangburuk didukungnya walaupun status social perilaku dengan resiko jatuh pada lansia., apabila KESIMPULAN perilaku yang dimiliki oleh keluarga, Kesimpulan yang dapat disimpulkan tidak didukung dengan salah satunya adalah faktor pendukung seperti lingkungan 1. Karakteristik dari responden yang baik, social ekonomi keluarga menunjukkan usia yang terbanyak yang baik dan kesehatan lansia yang adalah diatas 30 tahun, mempunyai 97 JKEP. Vol.5 No. 1 Mei hlm 84-100 jenis kelamin memiliki perempuan pekerjaan sebagai dan untuk lansia agar terhindar dari risiko ibu jatuh rumah tangga serta hubungan dengan lansia adalah sebagai anak 3. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan variable 2. Terdapat perbedaan yang signifikan pemberian edukasi pengetahuan dan terhadap lansiua terdapat dibuktikan dengan perbedaanbermakna skor pengetahuan pencegahan jatuh pada lansia sebelum dan sesudah intervensi edukasi 3. Factor jenis kelamin berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan responden dalam pencegahan risiko jatuh pada lansia sedangkan status pekerjaan berpengaruh terhadap perilaku responden dalam pencegahan risiko jatuh pada lansia. SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang didapat, disarankan 1. Perlu diterapkan edukasi yang tepat pada keluarga intervensi sebagai keperawatan bentuk mandiri dalam rangka upaya pencegahan risiko jatuh 2. Keluarga perluaktif dalam mencari informasi dan jumlah asppek responden sehingga ada pembanding dalam benrtuk kontrol keterampilan keluarga dalam pencegahan jatuh pada dan pada melakukan pengelolaan lingkungan yang tepat DAFTAR PUSTAKA Asih. W & Tambunan, R ( 2015 ). Pengaruh Program Pencegahan Jatuh berupa edukasi dan latihan kekuatan otot terhadap factor resiko jatuh yang dimiliki oleh lansia di Balai Perlindungan Sosial tresna Graha Werdha ( BPSTW) Ciparay Bandung. Jurnal Ilmu Kesehatan Volume 9 no 2 Astuti, A.D., Sahar, J.,& Sukihananto. (2013). Hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Jekan Raya Kota Palangkaraya. Tesis. Depok: FIK UI. Asiyanbola, Abidemi 2015. Patriarchy.Male Dominance. The Rple and Women empowerment in Nigeria, Paper Presented at the XXV. Internatiomal Population Conference.Tours. France Badan Pusat Statistik. (2013). Gambaran Kesehatan Lanjut Usia Indonesia. Jakarta: Bakti Husada JKEP. Vol.5 No. 1 Mei hlm 84-100 Bandiyah, S. (2009). Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika. Dahliyani. (2014). Aktivitas Keluarga Dengan Tingkat Kemandirian Dalam Merawat Anggota Keluarga Dengan Penyakit DM. Jurnal Keperawatan. Vol. 11, No. 2. April 2014. Riau: Progdi Ilmu Keperawatan Universitas Riau. Depkes RI. (2009). Sistem Kesehatan Nasional. Bentuk dan Cara Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan. Jakarta. Darmojo, B. (2011). Buku Ajar Geriatric (IlmuKesehatanLanjutUsia). Ed 4.Jakarta:Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Dewi, S.R. (2012). Buku Ajar KeperawatanGerontik. Yogyakarta: https://docplayer.info/47599598 -Kuesioner-penelitianhubungan-peran-keluargadalam-pencegahan-risiko-jatuhpada-lansia-terhadap-kejadianjatuh-di-rw-06.html diakses hari Kamis, 31 Januari 2019.jam22;22 Donsu, J, D, T. (2017). Psikologi Keperawatan. Yogyakarta : Pustaka Baru Press. Cetakan I. Fatimah.2010.Merawat Manusia Lanjut Usia. Jakarta : Trans Info Media. 98 Friedman, M., Bowden, V., Jones, E. (2010). Keperawatan Keluarga: Riset,Teori&Praktek.Ed 5.Jakarta: EGC. https://docplayer.info/47599598Kuesioner-penelitian-hubunganperan-keluarga-dalampencegahan-risiko-jatuh-padalansia-terhadap-kejadian-jatuhdi-rw-06.html diakses hari Kamis, 31 Januari jam22;22 Helena W. & Poppy. F .( 2013 ). Pengetahun, Sikap dan Perilaku Keluarga Tentangkejadian jatuh pada Lansia. Journal Keperawatan. FIK UI Hartini, Maryam &Resnayati. 2015. Pengaruh Latihan Fisik Terhadap Penurunan Tekanan darah lansia hypertensi di Panti Wreda Budi Mulya Cipinang, Jakarta Timur Laporan Akhir Risbinakes. Hutomo, K. A. ( 2015 )Hubungan Penataan Lingkungan Rumah terhadap risiko jatuh pada lansia di Desa Karangwuni Wates. Kulonprogo. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyah. Yogjakarta. Jamebozorgi, A. A., Kavoosi, A., Shafiee, Z., Kahlaee, A. H., & Raei, M. (2013). Investigation of the Prevalent Fall-Related Risk Factors of Fractures in Elderly Referred to Tehran Hospitals. Medical journal of Islamic Republic of Iran, 27 (1), 23-30. JKEP. Vol.5 No. 1 Mei hlm 84-100 Kamel I. M .K. Abdul Majeed,A.A.& Ismail. S.E.S ( 2013). Risk Factor of Fall Among Elderly Living in Urban Suez.. Egypt. Pan African Medical Journal 14(1) Kementrian Kesehatan Republik Indonresia ( 2011 ). Profil Kesehatan Indonesia.tahun 2010. Jakarta. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kurniawan, Afi Budi. (2014). Hubungan Pengetahuan dan Perilaku Keluarga Dengan Resiko Jatuh Pada Lansia di Desa Pondok Karangangon Klaten. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta Liu.Li Tan. ( 2009). Family Involvement in and satisfaction with long-term care facilitues in Taiwan. Taiwan Institue of Gerontology, National Cheng Kung University Malasari,S. Jafar,N. & Rahayu.A.I (2015). Physical Exercise toward hanging Score Of Risk Fall on Elderly. Indonesian Nursing Journal Of Education and Clinic Maryam, S. R. (2013). Pedoman Pencegahan Jatuh bagi Lansia di Rumah. Jakarta: Poltekkes Kemenkes.Maulana. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta. EGC Mauk.K.L (2010 ). Gerontologi Nursing Competencies for Care ( 2nd ed ). Sudbury.Janes and Ballet Publisher 99 Maryam,Mia.Hartini. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta. Salemba Medika Mubarak, dkk. 2007. Promosi Kesehatan . sebuah pengantar proses belajar mengajar dalam pendidikan . Yogyakarta.Graha Ilmu. Nies, M.A., & McEwen, M. 2007. Community/ Public Health Nursing: Promoting the Health of Populations. St. Louis, Missouri: Saunders Elsevier. Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta Notoatmodjo.S ( 2012 )/ Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta Nugroho, W ( 2008 ). Keperawatan gerontik & deriatrik. Jakarta, EGC Nursalam ( 2016). Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta . Salaemba Medika OktavianaSry. Pengetahuan Dan Sikap Keluarga Tentang Pencegahan Kejadian Jatuh Pada Lansia Di Kelurahan Pahlawan Binjai. Jurnal Keperawatan Holilistik. Vol1 no 3.2012 JKEP. Vol.5 No. 1 Mei hlm 84-100 100 Pealer.M ( 2008 ) Sibling relatiomship and Family Dynamic Effect on The Careof a sick elderly Parent ( s ).California State University Long Beach ProQuest Disertation and Thesis Susilo. W. Limyat, Y % Decky,G, (2017). The Risk Of Fallling in Elderly increased with age growth and unaffected by gender. Journal Of Medicine and Health 3 Potter, Patricia A. & Anne.G.Perry ( 2009 ). Fundamrntal Of Nursing. Jakarta. Salemba Medika Utami, Nita dan Suratni,Suratini ( 2017). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Risiko Jatuh Pada Lansia di Desa Kraksakan Lumbun grejo Tempel Sleman.Yogyakarta, Universitas Aisyiyah Santrock, J.W. 2010. Remaja (Edisi Kesebelas). Jakarta: Erlangga Saragih, F,.S. 2010. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Makanan Sehat dan Gizi Seimbang di Desa Merek Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun Tahun 2010. Skripsi. Universitas Sumatera Utara ( USU ) Setyabudi SR., (2016). Hubungan dukungan keluarga dengan risiko jatuh dirumah di Notoyudan RW 24 Pringgokusuman Yogyakarta. Naskah Publikasi Suhana Haeriyanto, Ni Luh Putu Ekarini, Dewi Lusiani. Stigma Remaja Terhadap ODHA Studi terhadap pelajar SMA di wilayah Jakarta Timur, JKEP, 2019