Uploaded by firrasyasalsabila.02

askep palliative care

advertisement
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TERMINAL
A. Masalah Keperawatan
Kondisi Terminal adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami penyakit/ sakit
yang tidak mempunyai harapan untuk sembuh sehingga sangat dekat dengan proses
kematian.Respon klien dalam kondisi terminal sangat individual tergantung kondisi fisik,
psikologis, social yang dialami, sehingga dampak yang ditimbulkan pada tiap individu juga
berbeda. Hal ini mempengaruhi tingkat kebutuhan dasar yang ditunjukan oleh pasien
terminal.
Penyakit terminal umumnya menyebabkan ketakutan terhadap nyeri fisik, ketidaktahuan,
kematian, dan ancaman terhadap integritas (Turner et al, 1995). Klien mungkin mempunyai
ketidakpastian tentang makna kematian dan dengan demikian mereka menjadi sangat rentan
terhadap distres spiritual. Terdapat juga klien yang mempunyai rasa spiritual tentang
ketenangan yang memampukan mereka untuk menghadapi kematian tanpa rasa takut.
B. Pengertian
Penyakit terminal adalah suatu penyakit yang tidak bisa disembuhkan lagi. Kondisi
terminal adalah suatu proses yang progresif menuju kematian berjalanmelalui suatu proses
penurunan fisik ,psikososial, dan spiritual bagi individu . ( Carpenito,1995 ).
Pasien terminal adalah pasien – pasien yang dirawat , yang sudah jelas bahwa mereka
akan meninggal atau keadaan mereka makin lama makin memburuk. ( P.J.M.Stevebs,dll,hal
282,1999).
Kematian adalah suatu tahap akhir kehidupan, yang bisa dating secara tiba – tiba tanpa
peringatan atau melalui suatu priode penyakit yang panjang.
Jenis – jenis penyakit terminal meliputi diabetes militus, penyakit kanker, congestik renal
falure, stroke, Aids, gagal ginjal kronik, akibat kecelakaan fatal.
C. Gejala dan Tanda ( Data Mayor dan Minor )
1. Ansietas
a. Data Mayor
Dimanifestasikan oleh gejala-gejala dari tiga kategori :
1) Fisiologis
a) Peningkatan frekuensi jantung
b) Peningkatan tekanan darah
c) Peningkatan frekuensi pernapasan
d) Diaforesis
e) Dilatasi pupil
f) Suara tremor / perubahan nada
g) Gelisah
h) Gemetar, kedutan
i) Berdebar-debar
j) Sering berkemih
k) Diare
l) Kegelisahan
m) Insomnia
n) Keletihan dan kelemahan
o) Pucat dan kemerahan
p) Mulut kering, mual, atau muntah
q) Sakit dan nyeri tubuh (khususnya dada, punggung dan leher)
r) Pusing/ mau pingsan
s) Parestesia
t) Ruam panas atau dingin
u) Anoreksia
2) Emosional
Individu menyatakan bahwa dia :
a) Ketakutan
b) Ketidakberdayaan
c) Gugup
d) Kurang percaya diri
e) Kehilangan kontrol
f) Ketegangan dan merasa dikunci
g) Tidak dapat rileks
h) Antisipasi kegagalan
Individu memperlihatkan :
a) Peka rangsang/ tidak sabar
b) Marah berlebihan
c) Menangis
d) Cennderung menyalahkan orang lain
e) Kontak mata buruk
f) Kritisme pada diri sendiri
g) Menarik diri
h) Kurang inisiatif
i) Mencela diri
j) Reaksi kaku
3) Kognitif
a) Tidak dapat berkonsentrai (ketidakmampuan untuk mengingat)
b) Kurang kesadaran tentang sekitar
c) Mudah lupa
d) Rumination
e) Orientasi pada masa lalu dari pada masa kini dan masa depan
f) Blok pikiran (tidak dapat mengingat)
g) Terlalu perhatian
h) Preokupasi
i) Penurunan kemampuan belajar
j) Konfusi
2. Berduka
a. Data Mayor
Individu melaporkan kehilangan aktual atau yang dirasakan
(orang, objek, fungsi, status, hubungan antar manusia).
b. Data Minor
a) Menyangkal
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
l)
m)
Rasa bersalah
Kemarahan
Keputusasaan
Perasaan tidak berharga
Pikiran bunuh diri
Menangis
Perilaku ingin tahu/ menyelidik
Delusi
Fobia
Anergia
Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi
Halusinasi lihat, dengar, dan taktil tentang benda atau
orang
n) Perasaan merana
3. Perubahan Proses Keluarga
a. Data Mayor
Sistem keluarga tidak dapat atau tidak :
a) Mengadaptasi krisis secara konstruktif
b) Berkomunikasi secara terbuka dan efektif diantara anggota
keluarga
b. Data Minor
Sistem keluarga tidak dapat atau tidak :
a) Memenuhi kebutuhan fisik seluruh anggota keluarga
b) Memenuhi kebutuhan emosi seluruh anggota keluarga
c) Memenuhi kebutuhan spiritual seluruh anggota keluarga
d) Mengekspresikan atau menerima perasaannya dengan
terbuka
e) Mencari dan menerima bantuan dengan cepat
4. Distress Spiritual
a. Data Mayor
Mengalami suatu gangguan dalam sistem keyakinan
b. Data Minor
a) Mempertanyakan makna kehidupan, kematian,
dan
penderitaan
b) Mempertanyakan kredibelitas sistem keyakinan
c) Mendemonstrasikan keputusan atau ketidakberanian
d) Memilih untuk tidak melakukan ritual keagamaan yang
biasa dilakukan
e) Mempunyai perasaan
ambivalen
(ragu)
mengenai
keyakinan
f) Mengekspresikan bahwa dia tidak mempunyai alasan untuk
hidup
g) Merasakan kekosongan spiritual
h) Menunjukkan pelepasan emosi dari diri sendiri dan orang
lain
i) Mengekspresikan perhatian-marah, dendam ketakutanmelebihi arti kehidupan, penderitaan, kematian
j) Meminta bantuan spiritual untuk gangguan dalam sistem
keyakinan
D. Pohon Masalah
Proses penuaan , Lingkungan yang buruk ( tidak mendukung
kesehatan ), makanan, agen pathogen, infeksi, kelalaian terhadap
lingkungan sekitar, genetik, kondisi kesehatan .
Agen yang menyebabkan
penyakit masuk ke dalam
Menginfeksi imun di dalam tubuh
tubuh
Sistem dalam tubuh terganggu
Penyakit
kronis
,kelainan
syaraf
,kondisi
keganasan
,keracunan, kecelakaan / trauma
Menjadi penyakit
terminal
a.Peningkatan
frekuensi
jantung , nadi,
napas
a.Merasa
kehilangan
b.Pikiran buduh
diri
b.Gelisah ,
gemetar
c.Menyangkal
c.Ketakutan,gug
up,Ansiet
kurang
percaya
diri
as
d.Rasa bersalah
Berduk
e.Kurang
a
konsentrasi
d.Marah
a.Tidak dapat atau
tidak
mengadaptasi
krisis secara
konstruktif
b.Tidak
berkomunikasi
secara terbuka dan
efektif diantara
anggota keluarga
c. Tidak memenuhi
Perubahan
kebutuhan fisik,
E. Penatalaksanaan Medis
proses
emosi
1.
Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling pada spiritual,
Pasien
Terminal
keluarga
a.Mengalami
suatu gangguan
dalam sistem
keyakinan
b.Mempertanyak
an makna hidup,
kematian dan
penderitaan
c.mendemonstra
sikanDisstres
ketidakberdayaa
spiritua
n danl ketidak
branian
a. Konsep Bimbingan dan Konseling pada Pasien
Terminal
d.tidak menerima
Perawat membantu klien untuk meraih kembali martabatnya. Pokok-pokok dalam
memberikan bimbingan dan konseling dalam perawatan pasien terminal terdiri dari:
1) Peningkatan Kenyamanan
Ketakutan terhadap nyeri umum terjadi pada klien kanker. Pemberian
kenyamanan bagi klien terminal juga mencakup pengendalian gejala penyakit dan
pemberian terapi. Klien mungkin akan bergantung pada perawat dan keluarganya
untuk pemenuhan kebutuhan dasarnya, sehingga perawat bisa memberikan
bimbingan dan konseling bagi keluarga tentang bagaimana cara memberikan
kenyamanan pada klien.
2) Pemeliharan Kemandirian
Tempat perawatan yang tepat untuk pasien terminal adalah perawatan intensif,
pilihan lain adalah perawatan hospice yang memungkinkan perawatan komprehensif
di rumah. Perawat harus memberikan informasi tentang pilihan ini kepada keluarga
danklien. Sebagian besar klien terminal ingin mandiri dalam melakukan aktivitasnya.
Mengizinkan pasien untuk melakukan tugas sederhana seperti mandi, makan,
membaca, akan meningkatkan martabat klien. Perawat tidak boleh memaksakan
partisipasi klien terutama jika ketidakmampuan secara fisik membuat partisipasi
tersebut menjadi sulit. Perawat bisa memberikan dorongan kepada keluarga untuk
membiarkan klien membuat keputusan.
3) Pencegahan Kesepian dan Isolasi
Untuk
mencegah
kesepian
dan
penyimpangan
sensori,
perawat
mengintervensi untuk meningkatkan kualitas lingkungan. Lingkungan harus diberi
pencahayaan yang baik, keterlibatan anggota keluarga, teman dekat dapat mencegah
kesepian.
4) Peningkatan Ketenangan Spiritual
Peningkatan ketenangan spiritual mempunyai arti lebih besar dari sekedar
meminta rohaniawan. Ketika kematian mendekat, klien sering mencari ketenangan.
Perawat dan keluarga dapat membantu klien mengekspresikan nilai dan
keyakinannya. Klien terminal mungkin mencari untuk menemukan tujuan dan makna
hidup sebelum menyerahkan diri kepada kematian. Klien mungkin minta
pengampunan baik dari yang maha kuasa atau dari anggota keluarga. Selain
kebutuhan spiritual ada juga harapn dan cinta, cinta dapat diekspresikan dengan baik
melalui perawatan yang tulus dan penuh simpati dari perawat dan keluarga.
Perawat
dan
keluarga
memberikan
ketenangan
spiritual
dengan
menggunakan ketrampilan komunikasi, empati, berdoa dengan klien, membaca kitab
suci, atau mendengarkan musik.
5) Dukungan untuk keluarga yang berduka
Anggota keluarga harus didukung melewati waktu menjelang ajal dan
kematian dari orang yang mereka cintai. Semua tindakan medis, peralatan yang
digunakan pada klien harus diberikan penjelasan, seperti alat bantu nafas atau pacu
jantung. Kemungkinan yang terjadi selama fase kritis pasien terminal harus
dijelaskan pada keluarga.
b. Prosedur Bimbingan dan Konseling pada Pasien Terminal
Dalam memberikan bimbingan dan konseling kepada pasien terminal atau
keluarganya, harus ditetapkan tujuan bersama. Hal ini menjadi dasar untuk evaluasi
tindakan perawatan. Bimbingan yang diberikan harus berfokus pada peningkatan
kenyamanan dan perbaikan sisa kualitas hidup, hal ini berarti memberikan bimbingan
pada aspek perbaikan fisik, psikologis, social dan spiritual.
2. Pelaksanaan Perawatan Lanjutan Di Rumah
a.Batasan Perawatan Lanjut di Rumah
Penyakit terminal menempatan tuntutan yang besar pada sumber social dan
finansial. Keluarga mungkin takut berkomunikasi dengan klien, banyak hal sulit yang
dialami keluarga untuk mengatasi kondisi anggota keluarganya yang terminal. Hal ini
mencakup lamanya periode menjelang ajal, gejala yang sulit dikontrol, penampilan dan
bau yang tidak menyenangkan, sumber koping yang terbatas, dan buruknya hubungan
dengan pemberi perawatan. Alternatif perawatan bisa dilaksanakan di rumah, dikenal
dengan Perawatan Hospice.
Perawatan Hospice adalah program perawatan yang berpusat pada keluarga yang
dirancang untuk membantu klien terminal dapat hidup nyaman dan mempertahankan
gaya hidup senormal mungkin sepanjang proses menjelang ajal. Sebagian besar klien
dalam program hospice mempunyai waktu hidup 6 bulan atau kurang. Program ini
dimulai di Irlandia tahun 1879, yang kemudian di Inggris, amerika, dan Canada pada
tahun 1970-an.
Komponen Perawatan Hospice, yaitu :
1) Perawatan di rumah yang terkoordinasi dengan pelayanan rawat jalan dibawah
administrasi rumah sakit.
2) Control gejala (fisik, fisiologis, sosio-spiritual)
3) Pelayanan yang diarahkan dokter.
4) Ketentuan tim perawatan interdisiplin ilmu yang terdiri dari dokter, perwat,
5)
6)
7)
8)
9)
rohaniawan, pekerja sosial, dan konselor.
Pelayanan medis dan keperawatan tersedia sepanjang waktu.
Klien dan keluarga sebagai unit perawatan.
Tindak lanjut kehilangan karena kematian setelah keamatian klien.
Penggunaan tenaga sukarela terlatih sebagai bagian dari tim.
Penerimaan kedalam program didasarkan pada kebutuhan perawatan kesehatan
ketimbang pada kemampuan untuk membayar.
Program hospice menekankan pengobatan paliatif yang mengotrol gejala
ketimbang pengobatan penyakit. Klien dan keluarga berpartisipasi dalam perawatan,
perawatan klien dikoordinasikan antara lingkungan rumah dan klien. Upaya diarahkan
untuk tetap merawat klien dirumah selama mungkin. Keluarga menjadi pemberi
perawatan primer, pemberian medikasi dan pengobatan, tim interdisiplin memberikan
sumber psikologis dan fisik yang diperlukan untuk mendukung keluarga.
b. Sistem Rujukan
Dalam pelayanan rujukan, rujukan pasien harus dibuat oleh penanggung jawab
perawatan. Diluar negeri Registered nurses (RN), mempunyai kewenangan untuk
merujuk pasien ke system pelayanan yang lebih tinggi lagi. Dalam perawatan pasien di
rumah, system rujukan bisa dibuat, dimana perawatan klien oleh perawat home care
dibawah yurisdiksi Registered nurses (RN). RN membuat delegasi tugas-tugas perawatan
yang harus dilaksanakan oleh perawat pelaksana yang telah mempunyai izin (lisenced)
dari lembaga berwenang. Prinsip delegasiatau rujukan:
1) Perawat pelaksana secara hukum bertanggung jawab langsung untuk merawat
klien.
2) Perawat pelaksana bertanggung jawab untuk merujuk pasien, mengevaluasi
asuhan yang diberikan, bimbingan dan konseling pasien terminal.
3) Pemberian terapi intravena tergantung peraturan pemerintah setempat, ada yang
memberi kewenangan untuk melakukan terapi intravena oleh pelaksana perawat,
ada juga yang tidak.
4) Lembaga berwenang (Rumah sakit, binas kesehatan) memberi kan izin pada
perawat pelaksana untuk merawat dan membuat rujukan berdasarkan standar
asuhan keperawatan.
c. Langkah Perawatan Lanjut di Rumah
Perawatan lanjut di rumah ditujukan untuk memberikan perawatan fisik berupa
perawatan kebersihan diri, perawatan kulit, ambulasi, laithan dan mobilisasi, berpakaian,
kemampuan eliminasi dan lainnya. Perawatan harus memberikan kebersihan, keamanan,
kenyamanan dan lingkungan yang tenang. Inti perawatan harus bisa memberikan
kenyamanan bagi klien, peningkatan kemandirian, Pencegahan Kesepian dan Isolasi,
peningkatan ketenagan spiritual.
G. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian pada klien dengan penyakit terminal , menggunakan pendekatan holistick
yaitu suatu pendekatan yang menyeluruh terhadap klien bukan hanya terhadap penyakit dan
aspek pengobatan saja tetapi juga aspej psikososial lainnya . Salah satu metode untuk
membantu perawat dalam mengkaji psikososial pada klien terminal yaitu dengan metode:
“PERSON “, P ( Personal Strangh ) , yaitu kekuatan seseorang dilanjutkan dengan gaya
hidup, kegiatan atau pekerjaan . E ( Emotional Reaction ) yaitu raksi emosional yang
ditunjukan dengan klien. R ( Respon to Stress ) yaitu respon klien terhadap situasi saat ini
atau di masa lalu. S ( Support Sistem yaitu keluarga atau orang lain yang berarti. O
( Optimum Health Goal ) yaitu alas an untuk menjadi lebih baik , N ( Nexsus ).
Pengkajian yang perlu diperhatikan dengan klien penyakit terminal menggunakan
pendekatan :
a. Faktor predisposisi
Faktor yang mempengaruhi respon psikologis pasien pada penyakit terminal , sistem
pendekatan bagi klien . Ras Kerud telah mengklasifikasikan pengkajian yang
dilakukan yaitu :
1. Riwayat psikososial
2. Banyaknya distress yang dialami dan respon terhadap krisis
3. Kemampuan koping
4. Tingkat perkembangananya reaksi sedih dan kehilangan
b. Faktor sosio kultur
Klien mengekspresikan sesuai tahap perkembangan , pola kultur terhadap kesehatan ,
penyakit dan kematian yang dikomunikasikan baik secara verbal maupun non verbal
c. Faktor presipitasi
1. Prognosa akhir penyakit yang menyebabkan kematian
2. Faktor transisi dari arti kehidupan menuju kematian
3. Support dari keluarga dan orang terdekat
4. Hilangnya harga diri karena kebutuhan tidak terpenuhi sehingga klien menarik
diri , cepat tersinggung dan tidak ada semangat hidup
d. Faktor perilaku
1. Respon terhadap klien
2. Respon terhadap diagnose
3. Isolasi sosial
e. Mekanisme koping
1. Denial
Adalah mekanisme koping yang berhubungan dengan penyakit fisik yang
berfungsi sebagai pelindung klien untuk memahami penyakit secara bertahap.
a. Tahap awal ( Intial Stage )
Tahap menghadapi ancaman terhadap kehilangan “ saya harus
meninggal karena penyakit ini”
b. Tahap kronik ( Kronik stage )
Pertujuan dengan proses penyakit , terjadi secara mendadak dan
timbul secara bertahap
c. Tahap akhir ( Finansial Stage )
Menerima kehilangan, kedamaian dalam kematian sesuai kepercayaan
2. Regresi
Mekanisme klien untuk menerima ketergantungan fungsi perannya
3. Kompensasi
Suara tindakan dimana klien tidak mampun mengatasi keterbatasan karena
penyakit yang dialami
4. Belum menyadari ( closed awereness )
5. Berpura – pura ( mutual prelensa )
6. Menyadari ( open awereness )
H. Diagnosa Keperawatan
1 Ansietas atau ketakutan yang berhubungan dengan situasi yang tidak dikenal, sifat dan
kondisi yang tidak dapat diperkirakan, takut akan kematian dan efek negative pada gaya
2
hidupnya.
Berduka yang berhubungan dengan penyakit terminal dan kematian yang dihadapi,
penurunan fungsi perubahan konsep diri dan menarik diri dari orang lain.
3
Perubahan
proses
keluarga
yang
berhubungan
dengan
gangguan
kehidupan
keluarga,takut akan hasil (kematian) dengan lingkungnnya penuh dengan stres (tempat
4
perawatan)
Resiko terhadap distres spiritual yang berhubungan dengan perpisahan dari system
pendukung keagamaan, kurang pripasi atau ketidak mampuan diri dalam menghadapi
I.
ancaman kematian
Intervensi Keperawatan
Hari/
tgl/jam
1.
Diagnosa
Tujuan dan
Kriteria hasil
Ansietas
atau Setelah
ketakutan
yang diberikan
Intervensi
a. Berikan
Rasional
teknik a. Meredakan
menenangkan
berhubungan
asuhan
dengan
mengalami
dukungan emosi.
selama
2x24
distres akut
c. Anjurkan
jam, klien tidak
b. Memberikan
keluarga untuk
menunjukan
penenangan,
selalu
ansietas
atau
penerimaan, dan
mendampingi
ketakutan
bantuan/
pasien.
dengan kriteria d. Bantu
klien
dukungan
situasi keperawatan
yang
tidak
dikenal, sifat dan
kondisi
yang
tidak
dapat
diperkirakan,
takut
akan
diri.
b. Berikan
kecemasan pada
pasien yang
kematian dan efek hasil :
untuk
selama masa
negative
mengurangi
stres
ansietasnya :
1. Berikan
c. Untuk
pada
gaya hidupnya.
1. Mengungkapk
an
ketakutannya
yang
berhubungan
kepastian dan
kenyamanan.
2. Tunjukkan
perasaan
dengan
gangguan.
2. Menceritakan
tentang
efek
tentang
pemahman
dan empati,
gangguan
jangan
pada
menghindari
normal,
fungsi
pertanyaan.
meningkatkan
keamanan dan
mengurangi
rasa takut pada
pasien.
d. Meningkatkan
kenyamananpas
ien sehingga
tidak
memperburukke
tanggungjawa
3. Dorong klien
sehatan pasien.
b, peran dan
untuk
e. Memberikan
gaya hidup
mengungkapk
kekuatan secara
an setiap
efektif.
ketakutan
f. Memperbaiki
permasalahan
konsep yang
yang
tidak benar
berhubungan
yang dimiliki
dengan
oleh keluarga
pengobatanny
a.
4. Identifikasi
dan dukung
mekanisme
koping
efektif.
e. Kaji
tingkat
ansietas klien :
rencanakan
pernyuluhan bila
tingkatnya
rendah
atau
sedang
f. Dorong keluarga
dan teman untuk
mengungkapkan
ketakutanketakutan
mereka
2.
Berduka
yang Setelah
berhubungan
dengan
terminal
kematian
dihadapi,
a. Berikan
diberikan
kesempatan
dan
pada klien dan
keluarga
keluarga untuk
menerima
2x24
mengungkapkan
mengatasi
klien
perasaan,
situasi
dan
ketakutan/kekha
respon
mereka
penyakit asuhan
dan keperawatan
yang selama
jam,
penurunan fungsi sedikit
a. Membantu klien
anggota
dan
perubahan konsep menunjukan
watiran,
diri dan menarik gejala
didiskusikan
diri
lain
dari
berduka
orang dengan kriteria
hasil :
Klien akan :
1. Mengungkapa
kan
kehilangan
dan
perubahan
2. Mengungkapa
terhdap situasi
kehilangan
secara terbuka , b. Stategi
dan gali makna
fositif
pribadi
membantu
dari
kehilangan.
b. Berikan
penerimaan dan
pemecahan
dorongan
penggunaan
strategi koping
kan perasaan
positif
yang
yang
terbukti
yang
berkaitan
memberikan
kehilangan
keberhasilan
dan
perubahan
3. Menyatakan
kematian akan
koping
c. Meningkatkan
penerimaan diri
dan penerimaan
kematian
yang
terjadi
pada masa lalu d. Proses
masalah.
c. Berikan
berkabung
adaptif
dorongan pada
terjadi
Anggota
klien
untuk
keluarga akan
atribut diri yang
mengekpresikan
dapat
tidak
dimulai
sampai
kematian
yang
akan terjadi di
melakukan:
positif.
terima
a. Mempertahan d. Bantu
klien
e. Meningkatkan
kan hubungan
mengatakan dan
kenyamanan
erat
yang
menerima
pasien
efektif, yang
kematian yang
dibuktikan
akan
terjadi,
dengan
cara
sbb:
1. Menghabisk
jawab
semua
pertanyaan
dengan jujur.
waktu e. Tingkatkan
bersama
harapan dengan
klien
perawatan
2. Memperthan
penuh
kan
kasih
perhatian,
sayang
,
an
komunikasi
menghilangkan
terbuka
ketidak
dengan klien
3. Berpartisipa
nyamanan dan
dukungan
si dalam
3.
perawatan
Perubahan proses Setelah
keluarga
yang diberikan
a. Luangkan
a. Membantu
waktu bersama
mengurangi
keluarga atau
kecemasan dan
dengan gangguan keperawatan
orang terdekat
meningkatkan
kehidupan
selama
klien dan
keluarga,takut
jam, diharapkan
berhubungan
akan
asuhan
hasil klien
2x24
tidak
(kematian)
menunjukan
dengan
adanya
lingkungnnya
perubahan pada
penuh
dengan proses keluarga
stres
(tempat dengan kriteria
perawatan)
hasil :
Anggota kelurga
atau
kerabat
terdekat akan :
1. Mengungkapk
an
akan
kekhawatiran
tunjukkan
pengertian yang
empati
b. Izinkan
untuk
mengidentifikas
i ketakutan dan
kekhawatiran
atau orang
kemudian
terdekat untuk
merencanakan
mengekspresika
intervensi untuk
n perasaan,
ketakutan dan
kekawatiran.
c. Jelaskan
lingkungan dan
peralatan ICU
d. Jelaskan
tindakan
prognosis
keperawatan
klien.
2. Mengungkapk
dan kemajuan
postoperasi
an
yang dipikirkan
kekhawatiran
dan berikan
nya mengenai
informasi
lingkungan
spesifik tentang
perawatan.
3. Melaporkan
perawat
keluarga klien
nya mengenai
tempat
pembelajaran.
b. Memungkinkan
kemajuan klien
e. Anjurkan untuk
sering
mengatasinya.
c. Membantu
mengurangi
ansietas
d. Memberikan
informasi sesuai
fakta
e. Kunjungan dan
partisipasi yang
sering
dapat
meningakatkan
interaksi
keluarga
berkelanjutan.
f. Membantu
mempertahanka
n
fungsi
fungsi
berkunjung dan
keluarga yang
berpartisipasi
adekuat dan
dalam tindakan
kontinou
keluarga.
perawatan
f. Konsul dengan
selama
perawatan
atau berikan
rujukan
klien.
kesumber
komunitas dan
4.
Resiko
terhadap Setelah
distres
spiritual diberikan
sumber lainnya
a. Gali
apakah a. Memberikan
klien
arti dan tujuan
yang
asuhan
menginginkan
yang dapat
berhubungan
keperawatan
untuk
menjadi sumber
dengan
selama
melaksanakan
kenyamanan
praktek
dan kekuatan
perpisahan
2x24
dari jam, klien tidak
system
mengalami
pendukung
risiko
keagamaan,
spiritual dengan
atau
ritual
stres
keagamaan atau b. Menunjukkan
spiritual
yang
sikap tak
kurang
pripasi kriteria hasil :
diinginkan bila
menilai, dapat
atau
ketidak
ada
membantu
mampuan
dalam
menghadapi
ancaman
kematian
diri
- Klien akan
mempertahan
kan praktik
spritualnuya
yang akan
yang
memberi
mengurangi
kesempatan
kesulitan klien
pada
dalam
untuk
klien
mengekspresika
melakukannya.
n keyakinan dan
mempengaruh b. Ekspesikan
prakteknya.
i penerimaan
pengertian dan
c. Privasi dan
terhadap
penerimaan
ketenangan
ancaman
anda
tentang
memberikan
kematian.
pentingnya
lingkungan
keyakinan dan
yang
praktik religius
memudahkan
atau
spiritual
refresi dan
klien
c. Berikan privasi
perenungan
dan ketenangan d. Membantu klien
untuk
ritual
memenuhi
spiritual sesuai
kebutuhan
kebutuhan klien
spritualnya
dapat
dilaksanakan.
e. Membantu klien
d. Bila
anda
mempertahanka
menginginkan
n ikatan
tawarkan untuk
spiritual dan
berdoa bersama
mempraktikkan
klien
lainnya
ritual yang
atau membaca
penting
buku
keagamaan
e. Tawarkan untuk
menghubungka
n
pemimpin
religius
atau
rohaniawan
rumah
sakit
untuk mengatur
kunjungan.
J. Referensi
Carpenito-Moyet,Lynda Juall.2013.Buku Saku Diagnosa Keperawatan.Jakarta:EGC
Nanda.2012-2014.Panduan Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.Jakarta:
EGC
Potter &Perry.2010.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2 .Jakarta: Buku
Kedokteran EGC
Wilkinson,Judith M.2011.Buku Saku Diagnosis Keperawatan,Diagnosis NANDA,
Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC Edisi 9.Jakarta: EGC
Mengetahui
Pembimbing Ruangan
Mahasiswa
Nur Aini, Amd.Keb
Ni Putu Ariesta Eva Respati
NIP. 19800701200922006
NIM.P07120013017
Mengetahui
Pembimbing Akademik
VM. Endang.SP.Rahayu, S.Kp, M.Pd
NIP. 195812191985032002
Ns.Drs. I Made Widastra, S.Kep.M.Pd
NIP. 195412311975091002
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TERMINAL
OLEH
NI PUTU ARIESTA EVA RESPATI
P07120013017
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2014
Download