KONSEP DEFINISI OPERASIONAL DAN KONSEP DASAR PENELITIAN Landasan teori adalah bagian yang ada pada suatu penelitian berisi tentang teori dan hasil penelitian yang berasal dari studi kepustakaan. Bagian ini berfungsi sebagai kerangka teori yang digunakan untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan penelitian. Landasan teori juga dapat disebut sebagai kerangka teori yang digunakan untuk menyelesaikan. Secara umum, kerangka teori initerdiri dari beberapa konsep beserta dengan definisi dan juga referensi yang akan digunakan untuk literatur ilmiah yang sangat relevan, teori yang digunakan untuk studi maupun penelitian. Fungsi teori dalam penelitian antara lain: a. Meringkas dan menyusun pengetahuan yang ada di dalam suatu bidang tertentu. b. Berperan untuk memberikan keterangan secara sementara tentang peristiwa dan juga hubungan-hubungan yang sedang diamati, hal tersebut dilakukan dengan cara memberikan variabel-variabel yang saling berhubungan satu sama lain. c. Berfungsi untuk merangsang adanya perkembangan pengetahuan baru dengan cara memberikan arahan ke penyelidikan yang selanjutnya. Fungsi lain dari teori dalam penelitian adalah sebagai berikut: a. Memberikan pola dalam intepretasi data. Teori menyediakan berbagai argumentasi yang dapat digunakan untuk menganalisis atau memberikan penafsiran atas hasil penelitian yang telah diolah. Argumentasi akan lebih kuat apabila didukung dengan teori yang ada. b. Menghubungkan satu studi dengan studi lainnya. c. Teori membantu peneliti menemukan suatu kerangka konseptual untuk menjelaskan hubungan antara hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan. d. Menyajikan kerangka. Teori memberikan penjelasan mengenai definisi atau makna sebuah konsep atau variabel. Definisi konsep bermanfaat untuk membatasi studi yang dilakukan serta memberikan informasi bagi orang lain yang tertarik dengan hasil penelitian kita, sehingga ia dapat melakukan studi lanjutan. e. Memungkinkan peneliti mengintepretasikan data yang lebih besar dari temuan yang diperoleh dari suatu penelitian. Metode penelitian kuantitatif membutuhkan teori sebagai dasar penelitian yang akan diuji, sehingga di awal proses peneliti harus menjelaskan teori secara komprehensif. Teori menjadi kerangka kerja untuk keseluruhan proses penelitian, mulai dari bentuk dan rumusan pertanyaan atau hipotesis hingga pengumpulan data. Peneliti melakukan verifikasi teori dengan cara menjawab hipotesis atau pertanyaan penelitian yang diperoleh dari teori. Pertanyaan penelitian tersebut mengandung variabel untuk ditemukan jawabannya. Teori yang disusun tersebut dipergunakan sebagai kerangka berpikir yaitu sebuah model atau gambaran yang berupa konsep yang di dalamnya menjelaskan hubungan antar variabel yang satu dengan yang lainnya. Kerangka berpikir tersebut sebaiknya dibuat dalam bentuk diagram atau skema yang bertujuan memudahkan dalam memahami variabel yang akan dipelajari selanjutnya. Kerangka teori/berpikir tersebut merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti yaitu hubungan antara variabel independent dan dependent. Kerangka berpikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dengan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka yang dilakukan peneliti di samping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel juga argumentasi terhadap variasi besaran variabel yang diteliti. Penelitian yang menggunakan dengan dua variabel atau lebih biasanya dirumuskan hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan, sehingga perlu disusun kerangka berpikir. Definisi operasional Penelitian pada dasarnya adalah mengukur/menilai variabel penelitian, memberikan gambaran tentang variabel tersebut atau menghubungkannya. Penting untuk menjelaskan variabel penelitian meliputi variabel yang akan diteliti, jenis variabel, definisi konseptual dan operasional serta bagaimana melakukan pengukuran/penelitian terhadap variabel. Hatch dan Farhady (1981) dalam Sugiyono (2015) menyatakan variabel adalah seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain. Variabel megandung pengertian ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki seseorang atau sesuatu yang dapat menjadi pembeda atau penciri antara yang satu dengan yang lainnya. Misalnya: variabel umur, berat badan, pendidikan, motivasi dan pengetahuan dan lain-lain. Umur tiap orang berbeda, begitupun dengan berat badan tiap orang masing-masing berbeda. Termasuk pula pendidikan, motivasi dan pengetahuan juga bervariasi. Untuk mendapatkan ukuran atau nilai yang bervariasi maka sumber data penelitiannya juga harus dari kelompok data atau objek yang heterogen. Variabel data penelitian juga ditentukan dengan lebih detil dengan cara sebagai berikut: a. Perhatikan lebih dahulu judul yang telah anda buat b. Tentukan variabel-variabel data dari judul tersebut c. Tuliskan semua variabel yang sudah anda tentukan Contoh variabel di bawah ini berasal dari kerangka konsep penelitian pada bahasan sebelumnya: 1. Umurmerupakan konsep penelitian sekaligus sebagai variabel yang akan diukur. Dapat secara langsung disebutkan umurnya berapa, misalnya 1 tahun, 5 tahun, 16 tahun, atau 76 tahun, atau dapat juga dikelompokkan menjadi kategori kelomppok misalnya Balita, anak, remaja, dewasa dan lansia. Dapat juga dikelompokkan ke dalam kelompok tua atau muda, disesuaikan dengan tujuan penelitiannya. 2. Pendidikan merupakan konsep penelitian sekaligus variabel yang akan diukur. Dapat secara langsung disebutkan pendidikannya seperti SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi. Dapat juga dikelompokkan menjadi pendidikannya tinggi atau rendah, dsesuaikan dengan tujuan penelitiannya. 3. Masa kerjamerupakan konsep penelitian sekaligus sebagai variabel yang akan diukur. Dapat secara langsung disebutkan masa kerjanya berapa lama apakah 1 tahun, 2 tahun, 20 tahun dan lain-lain. Dapat juga dikelompokkan mejadi masa kerjanya, lama atau sedikit, disesuaikan dengan tujuan penelitianya. Jenis variabel 1. Menurut sifatnya Dapat dibagi 2, yaitu variabel kategorik dan variabel numerik. a) Variabel katagorik (kualitatif) merupakan variabel hasil dari pengkategorian atau pengklasifikasian data. Cirinya yaitu data dalam bentuk kata-kata.Variabel katagorik biasanya berisi variabel yang memiliki skala nominal dan ordinal. Contohnya seperti: variabel agama, pekerjaan, jenis kelamin, pendidikan dan lain-lain. b) Variabel numerik (kuantitatif) merupakan variabel hasil pengukuran secara langsung atau penghitungan. Cirinya yaitu data dalam bentuk angka. Variabel numerik biasanya berisi variabel yag memiliki skala interval dan rasio. Contohnya seperti variabel umur, berat badan, tinggi badan dan lain-lain. 2. Menurut skala pengukurannya Skala pengukuran digunakan untuk mempermudah dalam pengolahan dan analisis data. Oleh karena itu peneliti harus memahami tentang pengklasifikasian dalam skala pengukuran agar dapat melakukann pengumpulan, pengolahan dan analisis data dengan tepat. Skala pengukuran terdiri dari 4 macam yaitu: a) Skala nominal, adalah skala yang disusun berdasarkan kategorinya, sebagai pembeda antara karakteristik yang satu dengan yang lainnya. Ciri skala nominal: sederajat dan tidak megandung tingkatan, tidak mempunyai nilai nol mutlak. Data yang dihasilkan dalam bentuk kata-kata seperti pada di bawah ini, sehingga uji statistik yang digunakan adalah statistik nonparametric. Contoh: Jenis kelamin: 1. Laki-laki 2. Perempuan. Penomoran hanya untuk mengkode atau mengkategorikan tanpa membandingkan apakah no 1 lebih tinggi dari no 2 ataupun sebaliknya. Pengkategorian dianggap setara atau sederajat. Termasuk pada variabel pedidikan dan agama. Pekerjaan: 1. PNS/TNI/Polri, 2. Karyawan Swasta 3. Wiraswasta 4. Buruh 5. Lain-lain (sebutkan). Agama: 1. Islam 2. Katolik 3. Protestan 4. Hindu 5. Budha b) Skala ordinal adalah skala yang berdasarkan urutan atau tingkatan dari mulai yang tertinggi hingga yang terendah atau sebaliknya. Data yang dihasilkan dalam betuk kata-kata seperti padacontoh di bawah ini, sehingga uji statistik yang digunakan yaitu uji statitistik nonparametric. Contoh: Pengetahuan: 1. Kurang 2. Cukup 3. Baik. Pilihan jawaban dari variabel pengetahuan menunjukkan bahwa terdapat tingkatan pengetahuan. Penghasilan: 1. < UMR 2. ≥ dari UMR. Pilihan jawaban dari variabel penghasilan menunjukkan bahwa terdapat tingkatan penghasilan, yang pertama penghasilannya dibawah UMR dan yang ke dua penghasilannya sama dengan atau lebih besar dari UMR. Kepuasan: 1. Sangat tidak puas 2. Tidak puas 3. Biasa saja 4. Puas 5. Sangat puas. Pilihan jawaban dari variabel kepuasan menunjukkan bahwa terdapat tingkatan kepuasan. c) Skala interval adalah skala yang memiliki jarak atau interval antara 1 data dengan data yang lain. Data yang dihasilkan dalam bentuk angka dengan besar interval/jarak 1 data dengan data yang lainnya memiliki bobot nilai yang sama. Namun untuk skala interval ini tidak memiliki nilai 0 (nol) mutlak, sebagai contoh bila temperature atau suhu 00 Celcius dikonversi ke Farenheit menjadi 32, maka dengan demikian nilai nol tersebut dikatakan tidak mutlak. Contoh: Tinggi badan, misalnya membagi tinggi badan ke dalam 4 interval yaitu: 140-149; 150-159; 160-169 dan 170-179 Suhu tubuh Tekanan darah Skor IQ d) Skala rasio adalah skala yang memiliki nilai nol mutlak. Data yang dihasilkan dalam bentuk angka sehingga uji statistik yang digunakan yaitu uji statistik parametric. Sebagai contoh: umur, tidak memiliki angka nol negatif karena seseorang tidak dapat berumur dibawah 0 tahun, tetapi harus di atas nol. Berat badan Tinggi badan 3. Jenis variabel menurut hubungan antara variabel a. Variabel independent (bebas) adalah variabel yang dapt mempengaruhi variabel lain, apabila variabel independent berubah maka dapat menyebabkan variabel lain berubah. Nama lain dari Variabel independent (bebas) adalah predictor, resiko, determinan, kausa. Contoh: Hubungan kepemimpinan dengan kinerja petugas P-Care di Puskesmas, maka kepemimpinan merupakan variabel independent dan kinerja merupakan variabel dependent karena kepemimpinan memengaruhi kinerja petugas. b. Variabel dependent (terikat/tergantung) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independent, artinya variabel dependent berubah karena disebabkan oleh perubahan pada variabel independent. Contoh: Hubungan perilaku merokok dengan kejadian hipertensi, maka perilaku merokok merupakan variabel independent da hipertensi merupakan variabel dependent karena perilaku merokok berpengaruh terhadap kejadian hipertensi. Hubungan antara ketepatan penulisan diagnosis dengan keakuratan kode kasus typhoid, maka ketepatan penulisan diagnosis merupakan variabel independent dan keakuratan kode merupakan variabel dependent. 1 jenis variabel dapat berubah fungsi menjadi variabel independent atau menjadi variabele dependent, teegantung dari konteks penelitiannya. Dalam salah satu contoh di atas variabel hipertensi merupakan variabel dependent dari variabel perilaku merokok. Namun dapat berbeda fungsi bila konteksnya dalam penelitian hubungan hipertensi dengan kejadian stroke. Dalam konteks ini maka variabel hipertensi merupakan variabel independent dan stroke merupakan variabel dependent. Walaupun namanya independent-dependent atau bebas-terikat/tergantung, namun hubungan independent-dependent tersebut tidak selalu merupakan hubungan sebab-akibat. c. Varibel perancu (confounding variabel) adalah variabel yang berhubungan dengan variabel independent dan variabel dependent, tapi bukan merupakan variabel antara. Keberadaan variabel penelitian ini dapat memengaruhi validitas penelitian karena dapat menyebabkan bias pada hasil penelitian. Untuk meminimalisir bias maka variabel perancu ini harus diindentifikasi. Identifikasi variabel perancu ini sangat penting agar kesimpulan hasil penelitian yang diperoleh tidak salah, misalnya hasil penelitian ditemukan terdapat hubungan antara satu variabel independent dengan satu varibel dependent padahal sebenarnya hubungan tersebut tidak ada, atau sebaliknya disimpulkan tidak ada hubungan antara satu varibel independent dengan satu variabel dependent padahal sebenarnya ada hubungan. Contoh: Minum kopi PJK merokok Sumber: Sastroasmoro (2014) Peran variabel perancu (kebiasaan merokok) dalam hubungan antara variabel independent (minum kopi) dengan variabel dependent (kejadian Penyakit Jantung Koroner) Kebiasaan merokok memenuhi syarat sebagai variabel perancu, Karena mempunyai hubungan dengan kebiasaan minum kopi (varibel independent) dan berhubungan dengan kejadian PJK (variabel depedent). Bila kebiasaan merokok ini tidak diidentifikasi, mungkin akan ditemukan hubungan positif antara kebiasaan minum kopi dengan kejadian PJK yaitu diperoleh data yang gemar minum kopi lebih banyak menderita PJK dibandingkan dengan yang tidak suka minum kopi. Hal ini mungkin benar tapi mungkin juga tidak. Bisa jadi yang sebenarnya terjadi adalah tidak terdapat hubungan antara kebiasaan minum kopi dengan kejadian PJK, namun ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian PJK dimana biasanya perokok kebanyakan suka minum kopi jadi seolaholah kebiasaan minum kopi berhubungan dengan kejadian PJK. Hal yang sebaliknya dapat terjadi tidak ditemukan hubungan antara variabel independent dan dependent, padahal sebenarnya terdapat hubungan. Hal ini akibat adanya pengaruh variabel perancu yang bersifat negatif. Seperti contoh pada skema gambar di bawah ini: Mendefinisikan variabel secara operasional bertujuan untuk membuat variabel menjadi lebih konkrit dan dapat diukur. Mendefinisikan suatu variabel., maka penelitian menjelaskan tentang apa yang harus diukur, bagaimana mengukurnya, apa saja kriteria pengukuran nya, instrumen yang digunakan untuk mengukurnya dan skala pengukurannya. Meski dalam beberapa penelitian terlihat adanya beberapa variabel yang sama namun akan terlihat Karies dentis Makan permen Menggosok gigi Variabel penelitian menjelaskan tentang variabel penelitian yang akan diteliti meliputi variabel bebas dan variabel terikat. Peneliti juga menjelaskan variabel confounding yang memengaruhi hasil penelitian dan menjelaskan bagaimana variabel ini dikendalikan Berdasarkan uraian diatas maka pengertian dari Definisi operasional adalah penjelasan tentang hal-hal apa saja yang dijadikan indikator untuk mengukur variabel, bagaimana mengukurnya, alat ukur yg digunakan, skala pengukuran dan data hasil pengukuran. Definisi operasional variabel menjelaskan ttg pengertian variabel secara lebih operasional sbg bentuk konkrit dari suatu konsep. Karena merupakan penjelasan yg konkrit ttg variabel penelitian, maka seyogyanya penjelasan bagian ini meliputi: a. Indikator untuk menilai b. Cara menilai/mengukur variabel c. Skala pengukuran (nominal, ordinal, interval, rasio) Jika variabel penelitian berupa suatu intervensi atau perlakuan, maka penjelasan definisi operasional meliputi: Nama/jenis intervensi Tujuan intervensi atau perlakuan Siapa yang akan melakukan intervensi (jelaskan kualifikasi pendidikan, pengalaman/masa kerja, kompetensi yang dimiliki dan lain-lain) Waktu pelaksanaan intervensi Tempat pelaksanaan intervensi Cara melakukan intervensi (prosedur intervesi) yang dibuat dalam bentuk standard operasional procedure (SOP) SOP menjelaskan langkah-langkah mulai fase awal hingga fase akhir intervensi. Contoh definisi operasional dalam penulisannya sebagi berikut: Judul penelitian “ Gambaran karakteristik dan tingkat pengetahuan pasien rawat jalan tentang hak akses dokumen rekam medis rumah sakit X” No 1. Variable Penelitian Karakteristik a. Pendidikan b. Pekerjaan c. Umur 2. Pengetahuan pasien rawat jalan tentang hak akses dokumen rekam medis Definisi Operasional Skala Ukur Cara Ukur Hasil ukur Pendidikan adalah jenjang yang ditempuh responden sampai dengan mendapatkan ijazah Pekerjaan merupakan cara mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarga Umur responden yang dihitung dari tahun saat penelitian dikurangi tahun lahir responden Kemampuan pasien dalam menjawab pertanyaan yang diajukan: 1. Pengertian hak akses dokumen rekam medis 2. Tujuan mengakses dokumen rekam medis 3. Prosedur pengaksesan dokumen rekam medis Ordinal Membagi kuesioner untuk diisi langsung oleh responden 1. 2. 3. 4. nominal Membagi kuesioner untuk diisi langsung oleh responden Membagi kuesioner untuk diisi langsung oleh responden Membagi kuesioner untuk diisi langsung oleh responden 1. PNS/TNI/POLRI 2. Swasta 3. Wiraswasta 4. Buruh 5. URT 6. lainnya 1. 16-25 tahun 2. 26-35 tahun 3. 36-45 tahun 4. 46-55 yahun 5. 56-65 tahun 6. > 65 tahun Hasil ukur pengetahuan dikategorikan menjadi: 1. Baik 76%-100% 2. Cukup 56%-75% 3. Kurang <56% interval Ordinal SD SMP SMA PT KERANGKA KERJA PENELITIAN Penelitian merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu permasalahan. Jadi penelitian merupakan bagian dari usaha pemecahan masalah. Fungsi penelitian adalah mencarikan penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan serta memberikan alternatif bagi kemungkinan yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah. Penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan tersebut dapat bersifat abstrak maupun konkrit dan spesifik seperti yang dapat dijjumpai pada penelitian terapan. Karakteristik penelitian ada 8, yaitu: adanya tujuan, ada keseriusan, dapat diuji, dapat direplikasi, mengandung presisi dan keyakinan, obyektif, berlaku umum dan efisien. 1. Ada tujuan, tujuan harus jelas untuk membantu memecahkan masalah. Meski penelitian tidak memberikan jawaban langsung terhadap suatu masalah, tetapi hasilnya harus berkontribusi dalam usaha pemecahan masalah 2. ada keseriusan, yang dimaksud dengan keseriusan adalah kehati-hatian, ketelitian dan ada kepastian. Dasar teori yang baik dan rancangan penelitian diperlukan sehingga keseriusan penelitian meningkat pula. Sehingga penentuan jumlah sampel yang dipilih harus menggunakan metode yang benar dan daftar pertanyaan harus disusun secara tepat. 3. dapat diuji, hipotesis penelitian harus dapat diuji menggunakan statistic tertentu apakah dapat diterima atau tidak. 4. dapat direplikasi, memiliki pemahaman bahwa hasil penelitian yang hipotesisnya telah teruji didukung pula dengan kejadian hasil yang sama berkali-kali. Sehingga penelitian tersebut bersifat ilmiah bukan terjadi secara kebetulan. 5. mengandung presisi dan keyakinan. Presisi mengacu pada seberapa dekat penemuan itu terhadap realita, dengan kata lain presisi mencerminkan derajat kepastian dari penemuan terhadap gejala yang dipelajari. Contoh: kalau kita memperkirakan jumlah rata-rata hari yang hilang adalah 35-45 hari dan terbukti angka ketidakhadiran kerja yang sebenarnya adalah 35 hari, maka perkiraan kita akan lebih tepat (precise) dibandingkan perkiraan rata-rata hari hilang karena ketidakhadiran antara 20-50 hari per tahun. Angka perkiraan tersebut disebut confidence interval dan inilah yang disebut dengan presisi. Selanjutnya keyakinan (confidence) menunjukkan kemungkinan dari kebenaran estimasi yang dilakukan. Hal estimasi tidak hanya perlutepat tetapi juga dikatakan 95% dari seluruh kesempatan yang ada akan ditemukan bahwa hasil penelitian benar dan 5% menyatakan bahwa penemuan tidak benar. Pada umumnya penemuan itu diterima dan biasanya dinyatakan sebagai derajat kepastian (significance level) sebesar 5%. Semakin tepat dan meyakinkan sasaran penelitian kita akan semakin ilmiah penyelidikan yang dilakukan dan semakin berguna pula hasil penelitian. 6. Obyektifitas, mengacu bahwa hasil penelitian harus obyektif katrena didasrkan pada fakta yang diperoleh dari data actual bukan atas dasar penilaian subyektif dan emosional. Kalau kesimpulan hanya didasarkan atas apa yang dipercaya oleh peneliti, maka penelitian itu sendiri tidak diperlukan lagi dan tidak dapat dibenarkan. 7. berlaku umum, mengacu pada cakupanada tidaknya hasil penelitian itu dapat diterapkan dalam berbagai keadaan. Semakin luas cakupan penerapan yang dapat ditimbulkan oleh hasil penelitian utu akan semakin berguna penelitian tersebut bagi yang menggunakannya. 8. efisien. Merujuk pada kesederhanaan menjelaskan gejala-gejala yang terjadi dan aplikasi pemecahan masalah. Efisiensi dapat dicapai bila kita membangun kerangka penelitian yang melibatkan sedikit variable namun dapat menjelaskan sutau kejadian. Tahapan penelitian sebagai implementasi dari metode ilmiah, secara detil digambarkan sebagai berikut: 1. Menguraikan masalah penelitian dalam latar belakang penelitian, kemudian dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan penelitian. Selanjutnya menyusun tujuan penelitian mengacu pada uraian pada rumusan masalah pada latar belakang penelitian . 2. Melakukan telaah pustaka dengan mencari teori dan materi terkaittopik penelitian dan menyusunnya dalam tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka disusun sebagai landasan kerangka teori dan kerangka konsep penelitian. 3. Pada penelitian kuantitatif perlu disusun hipotesis sebagai dugaan sementara yang nanti akan diuji kebenarannya dengan uji statistic 4. Menentukan desain penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian 5. Menentukan populasi dan sample, cara menentukan sampel dan menghitung besar sampel. 6. Menyusun instrument penelitian dan cara pengumpulan data 7. Menentukan variable penelitian, definisi operasional, cara ukur skala ukur dan hasil ukur variable penelitian. 8. Menyusun jadwal kegiatan penelitian mulai persiapan, pelaksanaan, penyusunan laporan 9. Mengurus administrasi ke Bankesbangpol 10. Tahap pengumpulan data 11. Analisis data yang telah dikumpulkan 12. Penyusunan penelitian dalam laporan akhir penelitian 13. Penyajian dalam forum seminar dan lain-lain Sehingga langkah-langkah penelitian ilmiah haruslah memenuhi syarat sbb: 1. Sistematis, penelitian harus dilakukan dengan mengetahui beberapa langkah dengan cara yang teratur sesuai dengan system penelitian 2. Empiris penelitian harus didasarkan dari sumber dengan pengetahuan yang diperoleh dari pengamatan indera manusia 3. Rasional, penelitian harus dilakukan dengan cara rasional seshingga dapat dicapai melalui akal manusia Berdasar rumusan di atas maka tahapan penelitian dapat dirinci menjadi sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Perencanaan Pengkajian secara teliti terhadap rencana penelitian Pengambilan sample Penyusunan daftar pertanyaan Kerja lapangan Editing dan coding Analisis dan laporan Selamat belajar, semoga sukses HUBUNGAN TINGKAT SPIRITUALITAS DAN SELF EFFICACY PADA PASIEN KANKER