BCS FARMAKOLOGI SGD KU A-01 Disusun oleh: Ayu Indriyani Utami (1602511065) I Gusti Ayu Tika Indriani (1602511024) Ni Made Ayu Adnyani (1602511152) I Gusti Bagus Mulia Agung Pradnyaandara (1602511190) Dewa Ayu Putu Sri Ista Dewanti (1602511010) Kadek Kristian Dwi Cahya (1602511058) Stefanus Kukuh Halomoan (1602511092) Rona Nisrina Ananda (1602511142) Ni Wayan Mutiara Warmasari (1602511204) Cindy Anastasia Okhotan (1602511019) Kadek Adindya Pradnya Putri (1602511002) Ni Putu Diah Kusumawati (1602511080) PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2019 Basic Clinical Skills Pharmacology: Implementing Basic Cardiovascular Pharmacology in Solving Clinical Problem, Prescribing The Rational Drug, & Educating The Patient Lecturer: Agung Nova Mahendra, dr., M.Sc. (087861030195) Scenario Mr. Cristopher Ardio (nickname: Mr. Cardio), an executive at the local city hall, has been admitted to the coronary care unit of the hospital after an apparent myocardial infarction (MI) on the tennis course. On physical examination, his blood pressure is 130/70 mm Hg; there is no evidence of congestive heart failure. His pain, which was severe when he was admitted, has subsided since morphine was administered 50 minutes ago. Mr. Cardios' ECG, however, shows episodes of sustained VT. The severity and frequency of these arrhythmias warrant immediate therapy. Cristopher Ardio (nama panggilan: Mr. Cardio), seorang eksekutif di balai kota setempat, telah dirawat di unit perawatan koroner rumah sakit setelah infark miokard (MI) di lapangan tenis. Pada pemeriksaan fisik, tekanan darahnya 130/70 mm Hg; tidak ada bukti gagal jantung kongestif. Rasa sakitnya, yang parah ketika ia dirawat, telah mereda sejak morfin diberikan 50 menit yang lalu. EKG Pak Cardios menunjukkan episode VT berkelanjutan. Tingkat keparahan dan frekuensi aritmia ini memerlukan terapi segera. Please discuss in group and answers the following questions! 1. What factors should be considered in choosing a drug to manage this acute situation? - Anamnesis dulu pasien kaya biasanya, cari tau riwayat keluarga, gaya hidup, dll dll, riwayat pendarahan, riwayat angina gimana, sekalian pasang EKG apabila pasien dalam keadaan tidak sadar, maka bisa ditanyakan pada yang membawa ke rumah sakit. Dan apabila pasien masih mampu diajak untuk berkomunikasi maka ditanyakan sekaligus memasang EKG - Tentukan interpretasi EKG pasien, apakah ST elevation atau bukan - Tentukan apakah manfaat obat melebihi efek samping obat yang diberikan, misalnya kalo pasien ada riwayat stroke iskemik, riwayat operasi besar, risiko pendarahan, jangan dikasih antikoagulan - Pemberian obat juga dipertimbangkan atas dasar gejala klinis yang ditunjukkan oleh pasien 2. For pharmacotherapy at this time, which drugs would you consider? - Pada pasien ini diberikan obat anti-aritmia golongan IA yaitu procainamide, karena pasien ini memiliki AMI kemudian dari hasil EKG nya menunjukkan ventrikular takikardi - Dilihat dari cara kerjanya, obat ini efeknya slow conduction velocity pada atrium, serabut Purkinje dan ventrikel. Jadi obat ini baik diberikan pada pasien AMI yang mengalami aritmia pada atrium dan ventrikel - Selain itu obat ini juga memiliki metabolit NAPA (N-Acetyl Procainamide Acid) yang aktif sama seperti procainamide. Jadi meskipun sudah di metabolisme kemungkinan efeknya masih ada 3. Please write the prescription! (Write also your prescription, individually!) Praktek dokter umum dr. Sgd 1 SIP : 16025………. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jl. PB. Sudirman Denpasar, 19 Februari 2019 R/ Inj Procainamide Hydrocloride vial No. I Da solve in 5% glucose 100 cc S. i.m.m R/ Spuit 10 cc No. I S pro inj Pro : Tuan. Cardio Usia :….. Alamat :…….. 4. What side effects should you watch for during administration of these drugs? - Efek samping yang dapat ditimbulkan dari penggunaan procainamide adalah hipotensi terutama apabila pemberiannya parenteral selain itu juga ada lupus like syndrome 5. Please explain (you can do a roleplay) about the medication(s) to the patient! Make sure that essential informations regarding the therapy are not missed during the communication (“KIE”)! Jadi obatnya ini akan di berikan melalui infus. Namun apabila timbul tanda tanda reaksi alergi nanti bisa di beritahukan ke dokter. serta apabila nanti Bapak merasa pusing (tanda hipotensi) juga bisa segera mengatakan kepada dokter. Nanti untuk ke depannya boleh berolahraga, tetapi usahakan olahraga yang ringan. The Continuing Saga of Mr. Cardio Mr. Cardio now has spent 2 weeks in the hospital and has reached his maximum level of recovery. Unfortunately, his ECG continues to show frequent ventricular extrasystoles whenever treatment is stopped. This puts him into that group of post-MI patients who are "at risk" of sudden death due to ventricular fibrillation. Tn. Cardio sekarang telah menghabiskan 2 minggu di rumah sakit dan telah mencapai tingkat pemulihan maksimum. Sayangnya, EKG-nya terus menunjukkan ekstrasistol ventrikel yang sering terjadi setiap kali pengobatan dihentikan. Ini menempatkannya dalam kelompok pasien pasca-MI yang "berisiko" meninggal mendadak karena fibrilasi ventrikel. 6. Should continued antiarrhythmic drug therapy be recommended following his release from the hospital? If so, which agents should be considered? - Jadi, pengobatan sebelumnya tidak perlu dilanjutkan. Obat yang dipertimbangkan untuk diberikan yaitu obat antiaritmik kelas 1B (Lidocaine IV/IM, Mexiletine, Tocainide PO). Adapun kerja obat golongan 1B yaitu dengan menghambat sodium current dan membuka potassium channel sehingga APD lebih pendek dan prolong ERP (Effective Refractory Period) sehingga baik digunakan untuk aritmia tipe takikardia. Golongan obat 1B terutama bekerja pada berkas Purkinjee dan ventrikel serta terdapat efek ke atrium namun minimal. Golongan obat 1B juga baik diberikan pada pasien dengan post AMI dan kurang aritmogenik dibandingkan dengan obat kelas 1A.