a. Kematangan Fisik Pubertas (puberty) adalah sebuah periode atau masa di mana kematangan fisik berlangsung pesat, yang melibatkan perubahan terhadap hormonal dan tubuh, yang terjadi terutama di masa remaja awal. Pubertas diiringi dengan berbagai perubahan yang berlangsung di dalam sistem endoktrin/ sistem yang mengontrol dan menghasilkan hormone melalui aliran darah. Berikut adalah sebuah faktor yang penting dalam pubertas ; 1. Bawaan: kemunculan kematangan fisik ini terjadi karena bukanlah suatu insiden lingkungan namun memang telah diprogram di dalam gen setiap manusia. Meskipun demikian, faktor dari lingkungan juga turut mempengaruhi kemunculan dan lamanya masa pubertas yang pada sebagian besar individu berlangsung antara usia 9 hingga 16 tahun. 2. Hormon: merupakan zat kimia kuat yang diciptakan oleh kelenjar endoktrin dan dibawa keseluruh tubuh melalui aliran darah. Terdapat dua jenis hormon yag memiliki kadar kepekatan berbeda antara laki-laki dan perempuan, yaitu: - Androgen (hormon seks laki-laki): Testosteron merupakan androgen yang berperan penting bagi perkembangan pubertas laki-laki. Selama masa pubertas, munculnya kadar testosteron berkaitan dengan perubahan fisik pada laki-laki, seperti perkembangan genital eksternal, bertambahnya tinggi badan, proporsi tubuh, dan perubahan suara. Kadar testosteron ini juga berkaitan dengan hasrat dan aktivitas seksual. - Estrogen (hormon perempuan): Estradiol adalah estrogen yang berperan penting dalam perkembangan kematangan fisik perempuan. Ketika kadar estradiol meningkat, maka terjadilah perkembangan pada payudara, rahim, dan perkembangan kerangka. Kedua jenis hormon itu hanya meningkat pada laki-laki dan perempuan selama masa pubertas. Dalam sebuah studi, ditemukan bahwa kadar testosteron meningkat sebesar 18 kali lipat pada laki-laki namun hanya 2 kali pada perempuan. Sedangkan kadar estradiol meningkat sebesar 8 kali lipat pada perempuan namun hanya 2 kali lipat pada laki-laki selama masa pubertas. JURNAL Masa perkembangan remaja adalah periode dalam perkembangan individu yang merupakan masa mencapai kematangan mental, emosional, sosial, fisik, dan pola peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa (Hurlock, 1991; Malahayati 2010), sehingga menimbulkan karakterisitik yang berbeda antara satu remaja dengan remaja lain. Salah satu permasalahan yang banyak dirasakan dan dialami oleh remaja pada dasarnya disebabkan oleh kurangnya percaya diri. Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang penting dalam masa perkembangan remaja (Walgito, 2000). Percaya diri adalah suatu perasaan dan keyakinan terhadap kemampuan yang dimiliki dengan meraih kesuksesan dengan berpijak pada usahanya sendiri dan mengembangkan penilaian yang positif bagi dirinya sendiri maupun lingkungannya sehingga, seseorang dapat tampil dengan penuh keyakinan dan mampu menghadapi segala sesuatu dengan tenang. Kepercayaan diri berperan dalam memberikan pengetahuan yang bermakna dalam proses kehidupan seseorang. Penerimaan Diri Penerimaan diri merupakan sikap yang dimana mencerminkan rasa senang yang sehubungan dengan kenyataan pada diri sendiri. Sikap ini merupakan perwujudan kepuasan terhadap kualitas kemampuan dari diri yang nyata. Disisi lain, remaja yang kurang percaya diri akan menunjukkan perilaku seperti, tidak bisa melakukan banyak hal, selalu ragu dalam menjalankan tugas, tidak berani berbicara jika tidak mendapatkan dukungan, menutup diri, cenderung menghindari situasi berinteraksi atau komunikasi dengan orang lain, menarik diri dari lingkungan, hanya sedikit melibatkan diri dalam kegiatan atau kelompok, menjadi agresif, bersikap bertahan dan pendendam. Menurut Mastuti & Aswi (2008) individu yang tidak percaya diri biasanya disebabkan oleh individu tersebut tidak mendidik sendiri dan hanya menunggu siapapun melakukan sesuatu kepada dirinya. Semakin individu kehilangan suatu kepercayaan diri, maka akan semakin sulit untuk memutuskan sesuatu yang terbaik yang harus dilakukan kepada diriya dalam keadaan yang seperti ini. Remaja cenderung akan kehilangan motivasi.