MAKALAH BANK BUKAN PENCIPTA UANG GIRAL “BANK PERKREDITAN RAKYAT” Disusun Oleh: 1. Anis Rohmatul Afifah 2. Linda Evi Septikasari 3. Ida Purnama Sari LP3I COLLEGE NGAWI TAHUN PELAJARAN 2019/2020 KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memnerian Rahmat dan HidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul BANK BUKAN PENCIPTA UANG GIRAL “BANK PERKREDITAN RAKYAT”. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Financial Management. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Bank Perkreditan Rakyat bagi para pembaca dan penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada Miss Pipit Isnaini Endah Susantu, S.Pd. selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Financial Management yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulisan makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami natikan demi kesempurnaan makalah ini. Ngawi, 3 Januari 2021 Penulis ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iii BAB I ....................................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1 1. Latar Belakang .............................................................................................................. 1 2. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2 3. Tujuan........................................................................................................................... 2 BAB II ...................................................................................................................................... 3 PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3 1. Pengertian Bank Pengkreditan Rakyat ........................................................................... 3 2. Sasaran, Asas, dan Landasan Hukum Bank Perkreditan Rakyat...................................... 3 3. Usaha yang Dilakukan BPR ........................................................................................... 4 4. Usaha yang Tidak Boleh Dilakukan BPR ....................................................................... 4 5. Alokasi Kredit BPR ....................................................................................................... 5 6. Fungsi dan Peranan Bank Perkreditan Rakyat ................................................................ 5 7. Perbedaan BPR dengan Bank Umum ............................................................................. 6 BAB III .................................................................................................................................... 7 PENUTUP ................................................................................................................................ 7 1. Kesimpulan ................................................................................................................... 7 2. Saran ............................................................................................................................. 7 iii BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan - permasalahan seputar kondisi ekonomi kian hari kian meningkat, sifatnya pun semakin komplek, seperti permasalahan akan pengiriman uang ke berbagai daerah, kebutuhan akan jasa penyimpanan uang dan barang berharga lainnya, kebutuhan akan penyedia jasa peminjaman uang, dan lain-lain. Berlatarbelakang persoalan-persoalan kebutuhan tersebut, muncullah suatu bentuk badan usaha berupa bank ataupun lembaga keuangan lainnya yang memberikan jasa seputar kegiatan perekonomian. Dengan adanya bank tersebut perekonomian semakin berkembang pesat, hal ini karena perkembangan perekonomian tidaklah lepas dari suatu bank. Bank sendiri adalah suatu badan usaha yang kegiatan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat serta memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dalam penyaluran dananya, tidak semata-mata memperoleh keuntungan sebesar-besarnya bagi pemilik bank tetapi juga kegiatannya itu harus pula diarahkan pada peningkatan taraf hidup masyarakat. Bank merupakan lembaga yang berusaha untuk menyalurkan kredit sebanyak-banyaknya, begitu juga dengan BPR. BPR adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau dalam bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dalam sistem perbankan di Indonesia Bank Perkreditan Rakyat diberi peran yang penting, yaitu memberikan pelayanan perbankan kepada usaha kecil atau usaha mikro dan sektor informal, terutama di daerah pedesaan. Dengan membantu dalam memberikan pelayanan perbankan khususnya dalam pemberian pinjaman untuk menciptakan pekerjaan mandiri kepada rakyat kecil yang bekerja dalam sektor informal di kota maupun di daerah pedesaan, Bank Perkreditan Rakyat berperan dalam membantu menciptakan lapangan kerja baru, pemerataan kesempatan berusaha dan pemerataan pendapatan. BPR merupakan Lembaga Keuangan Bank yang berfungsi untuk meningkatkan kebutuhan pelayanan akan jasa-jasa perbankan bagi masyarakat menengah. BPR memberikan jasa layanan simpanan dan kredit seperti layaknya bank umum, tetapi BPR tidak meberikan layanan giro ataupun kegiatan valuta asing dan asuransi. Keuntungan yang diperoleh bank dari penyaluran kredit tersebut berasal dari selisih antara bunga kredit dan bunga simpanan yang merupakan sumber pendapatan bank yang utama. Akan tetapi BPR memiliki tingkat suku bunga yang tidak terlalu tinggi. Dalam hal ini kredit BPR wajib melaksanakan langkah-langkah yang tepat saat melaksanakan mekanisme penyaluran dan pencairan kredit yaitu : tahap-tahap permohonan, investigasi, analisis, keputusan persetujuan atau penolakan permohonan, pencairan kredit, administrasi, pengawasan dan pembinaan serta pelunasan kredit. 1 2. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Bank Perkreditan Rakyat? 2. Bagaimana penjelasan mengenai Sasaran, Asas, dan Landasan Hukum Bank Perkreditan Rakyat? 3. Apa saja usaha yang dilakukan oleh Bank Perkreditan Rakyat? 4. Apa saja usaha yang tidak boleh dilakukan oleh Bank Perkreditan Rakyat? 5. Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan dalam Alokasi Kredit Bank Perkreditan Rakyat? 6. Bagaimana Fungsi dan Peranan dari Bank Perkreditan Rakyat? 7. Apa saja perbedaan Bank Perkreditan Rakyat dengan Bank Umum? 3. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian Bank Perkreditan Rakyat. 2. Untuk mengetahui penjelasan mengenai sasaran, asas hukum dan landasan hukum Bank Perkreditan Rakyat. 3. Untuk mengetahui kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank Perkreditan Rakyat. 4. Untuk mengetahui kegiatan usaha yang tidak boleh dilakukan oleh Bank Perkreditan Rakyat. 5. Untuk mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam Alokasi Kredit Bank Perkreditan Rakyat. 6. Untuk mengetahui Fungsi dan Peranan dari Bank Perkreditan Rakyat. 7. Untuk mengetahui perbedaan Bank Perkreditan Rakyat dengan Bank Umum. 2 BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Bank Pengkreditan Rakyat Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sebagai bank, BPR tetap memiliki fungsi utama untuk menjalankan fungsi intermediasi atau perantara keuangan. Yaitu mengumpulkan dana masyarakat dan menyalurkan kembali ke masyarakat. Baik dalam bentuk kredit atau dalam bentuk lainnya dengan tujuan mendorong kegiatan usaha masyarakat. Terutama untuk disalurkan pada usaha retail dan kredit kecil. Praktiknya, kegiatan BPR memang tak seluas kegaiatan bank umum. Karena pada dasarnya, BPR itu memang ditujukan sebagai institusi keuangan mikro. Oleh karena itu, BPR juga identik sebagai bank yang melayani pengusaha mikro, kecil, dan menengah yang lokasinya tak jauh dari jangkauan BPR. Dalam penyaluran kredit kepada masyarakat menggunakan prinsip 3T, yaitu Tepat Waktu, Tepat Jumlah, Tepat Sasaran, karena proses kreditnya yang relatif cepat, persyaratan lebih sederhana, dan sangat mengerti akan kebutuhan Nasabah BPR. Bank perkreditan rakyat yang terdapat di daerah pedesaan berfungsi sebagai pengganti bank desa, Kedudukannya ditingkatkan ke kecamatan dan diadakan penggabungan atas bank desa yang ada dan kegiatannya diarahkan kepada layanan kebutuhan kredit kecil untuk pengusaha, pengrajin, pedagang kecil, atau kepada mereka yang tinggal dan berusaha di desa tersebut tetapi tidak atau belum menjadi anggota KUD. Selain itu bank perkreditan rakyat menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. BPR yang terdapat di daerah perkotaan adalah jenis Bank Pasar, Bank Pegawai, atau bank yang sejenis yang melayani kebutuhan kredit pengusaha dan pedagang kecil di pasar atau di kampung. Sumber pembiayaan kredit ini adalah berasal dari dana masyarakat yang dihimpun dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. 2. Sasaran, Asas, dan Landasan Hukum Bank Perkreditan Rakyat a. Sasaran Bank Perkreditan Rakyat Melayani kebutuhan petani, peternak, nelayan, pedagang, pengusaha kecil, pegawai, dan pensiunan karena sasaran ini belum dapat terjangkau oleh bank umum dan untuk lebih mewujudkan pemerataan layanan perbankan, pemerataan kesempatan berusaha, pemerataan pendapatan, dan agar mereka tidak jatuh ke tangan para pelepas uang (rentenir dan pengijon), 3 karena BPR umumnya ditujukan untuk masyarakat golongan ekonomi lemah bukan hanya di pedesaan saja tetapi untuk masyarakat perkotaan golongan ekonomi lemah juga. b. Asas Bank Perkreditan Rakyat Dalam melaksanakan usahanya BPR berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Demokrasi ekonomi adalah sistem ekonomi Indonesia yang dijalankan sesuai dengan pasal 33 UUD 1945. Pasal tersebut berbunyi “ Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional”. c. Landasan Hukum Bank Perkreditan Rakyat Landasan Hukum BPR ialah UU No.7/1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan membuat UU No.10/1998. Dalam UU tersebut secara tegas telah disebutkan bahwa BPR adalah Bank yang melaksanakan segala kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 3. Usaha yang Dilakukan BPR Usaha BPR meliputi usaha untuk menghimpun dan menyalurkan dana dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Keuntungan BPR diperoleh dari spread effect dan pendapatan bunga. Adapun usaha-usaha BPR adalah : a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. b. Memberikan kredit. c. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah. d. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain. SBI adalah sertifikat yang ditawarkan Bank Indonesia kepada BPR apabila BPR mengalami over liquidity atau kelebihan likuiditas. 4. Usaha yang Tidak Boleh Dilakukan BPR Ada beberapa jenis usaha seperti yang dilakukan bank umum tetapi tidak boleh dilakukan BPR. Usaha yang tidak boleh dilakukan BPR adalah : a. Menerima simpanan berupa giro. b. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing. c. Melakukan penyertaan modal dengan prinsip prudent banking dan concern terhadap layanan kebutuhan masyarakat menengah ke bawah. d. Melakukan usaha perasuransian. e. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana yang dimaksud dalam usaha BPR. 4 5. Alokasi Kredit BPR Dalam mengalokasikan kredit, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh BPR, yaitu: a. Dalam memberikan kredit, BPR wajib mempunyai keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi utangnya sesuai dengan perjanjian. b. Dalam memberikan kredit, BPR wajib memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai batas maksimum pemberian kredit, pemberian jaminan, atau hal lain yang serupa, yang dapat dilakukan oleh BPR kepada peminjam atau sekelompok peminjam yang terkait, termasuk kepada perusahaan-perusahaan dalam kelompok yang sama dengan BPR tersebut. Batas maksimum tersebut adalah tidak melebihi 30% dari modal yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia. c. Dalam memberikan kredit, BPR wajib memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai batas maksimum pemberian kredit, pemberian jaminan, atau hal lain yang serupa, yang dapat dilakukan oleh BPR kepada pemegang saham (dan keluarga) yang memiliki 10% atau lebih dari modal disetor, anggota dewan komisaris (dan keluarga), anggota direksi (dan keluarga), pejabat BPR lainnya, serta perusahaan-perusahaan yang di dalamnya terdapat kepentingan pihak pemegang saham (dan keluarga) yang memiliki 10% atau lebih dari modal disetor, anggota dewan komisaris (dan keluarga), anggota direksi (dan keluarga), pejabat BPR lainnya. Batas maksimum tersebut tidak melebihi 10% dari modal yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia. 6. Fungsi dan Peranan Bank Perkreditan Rakyat Keberadaan Bank Perkreditan Rakyat dari sisi kepentingan pemerintah untuk : a. Memberi pelayanan perbankan kepada masyarakat yang sulit atau tidak memiliki akses ke bank umum. b. Membantu pemerintah mendidik masyarakat dalam memahami pola nasional agar akselerasi pembangunan di sektor pedesaan dapat lebih dipercepat. c. Menciptakan pemerataan kesempatan berusaha terutama bagi masyarakat pedesaan. d. Mendidik dan mempercepat pemahaman masyarakat terhadap pemanfaatan lembaga keuangan formal sehingga terhindar dari jeratan renternir. 5 7. Perbedaan BPR dengan Bank Umum a. Syarat Permodalan BPR Jauh Lebih Kecil dibandingkan Bank Umum Dari sisi permodalan, ada perbedaan mencolok dari BPR dan bank umum ini. Sebuah bank umum konvensional, saat pertama kali didirikan harus memiliki modal sedikitnya Rp3 triliun, sedangkan untuk bank umum syariah minimal senilai Rp 1 triliun, dan untuk Bank Perkreditan Rakyat atau BPR sendiri bervariasi tergantung zona yang dibagi menjadi 4 zona berdasarkan Peraturan OJK Nomor 20/POJK.03/2014 tentang BPR, pasal 5, dimana minimal modal BPR mulai dari 4 miliar (zona 4) hingga 14 miliar (zona 1). b. BPR punya Layanan Terbatas, Beda dengan Bank Umum Fokus kehadiran BPR adalah untuk melayani para nasabah dengan kebutuhan layanan perbankan yang masih sederhana, sehingga terbatas dan tidak sekompleks bank umum, contohnya adalah buka tabungan, kredit dengan adanya batasan plafon, dan sebagainya, sedangkan kegiatan bank lain yang kompleks seperti giro, valas dan asuransi tidak bisa dilayani di BPR ini. c. Beda Kegiatan Usaha Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Umum BPR bisa melayani kebutuhan nasabah dalam hal simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan atau bentuk lainnya, melayani kredit, pembiayaan dan penempatan dana, penempatkan dana Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, dan sertifikat deposito. Sedangkan bank umum melayani semua aktivitas BPR ditambah layanan lain seperti menerbitkan surat atas pengakuan hutang, membuat surat pengakuan hutang, menyediakan tempat penyimpanan surat berharga dan barang, kegiatan valuta asing dan kegiatan bank umum pada umumnya. Bank umum, juga melayani transaksi keuangan mulai dari kliring, inkaso, valuta asing dan transfer yang tidak bisa dilayani BPR. 6 BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Fungsi Bank secara umum adalah menghimpun dana dari masyarakat luas dan menyalurkan dalam bentuk pinjaman/kredit untuk berbagai tujuan. Bank Perkreditan Rakyat adalah Bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sementara bank menurut undang-undang adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup banyak orang. 2. Saran Bank Perkreditan Rakyat (BPR) semakin banyak berdiri dimasyarakat kita, idealnya semakin bergairah pula dunia usaha kecil dan menengah sehingga BPR benar-benar berperan penting dalam meningkatkan roda perekonomian masyarakat kecil. Dewasa ini telah muncul juga BPRS yang melaksanakan operasionalnya berdasarkan pada prinsip syariah sehingga semakin beragam pilihan masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas kredit yang dapat diambil untuk mengembangkan usahanya. Masyarakat kita terutama ekonomi lemah masih mengalami kekurangan secara structural tentang permodalan, modal adalah masalah klasik yang terus menghantui dan menjadi barang mewah bagi mereka, maka solusi terbaik adalah bagaimana BPR dapat melaksanakan program yang dapat membantu secara riil usaha masyarakat ekonomi lemah dengan pengelolaan yang profesional. 7