Uploaded by User86515

LP DAN ASKEP JIWA (SUKMA PUTRI SHOLIKAH 10217059)

advertisement
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
Untuk Memenuhi Tugas PBK 3
Keperawatan Jiwa
Dosen pembimbing :
Sheylla Septina M., S.Kep.Ns.,M.Kep
OLEH :
Sukma Putri Sholikah
(10217059)
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
FAKULTAS KESEHATAN
PRODI S1 KEPERAWATAN
KEDIRI
2021
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan asuhan keperawatan jiwa dengan baik dan
tepat waktu.
Asuhan keperawatan jiwa ini disusun untuk memenuhi tugas PBK 3. Selain itu,
asuhan keperawatan jiwa ini disusun untuk memperluas ilmu tentang asuhan keperawatan
jiwa.
Saya mengakui masih banyak kekurangan dalam pembuatan asuhan keperawatan ini
karena pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki masih kurang. Oleh karena itu, saya
berharap kepada pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan asuhan keperawatan jiwa ini.
Saya berharap asuhan keperawatan gawat darurat ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dalam rangka menambah pengetahuan juga wawasan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
HALAMAN PENGESAHAN ....................................... Ошибка! Закладка не определена.
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi ........................................................................................................................... 4
B.
Klasifikasi ...................................................................................................................... 4
C.
Manifestasi Klinis Terjadinya Gangguan....................................................................... 5
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi ................................................................................ 6
E.
Patofisiologi ................................................................................................................... 7
F.
WOC .............................................................................................................................. 8
G. Penatalaksanaan ............................................................................................................. 8
H. Asuhan Keperawatan Secara Teori ................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 13
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN ..................................................................................... 14
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang dialami oleh
pasien gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa suara, penglihatan, pengecapan,
perabaan, atau penghiduan tanpa stimulus yang nyata Keliat, (2011) dalam Zelika,
(2015).
Halusinasi adalah persepsi sensori yang salah atau pengalaman persepsi yang
tidak sesuai dengan kenyataan Sheila L Videbeck,( 2001) dalam Darmaja (2014).
Halusinasi
adalah
hilangnya
kemampuan
manusia
dalam
membedakan
rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar) halusinasi adalah
hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan internal (pikiran) dan
rangsangan eksternal (dunia luar) Menurut Surya, (2011) dalam Pambayung (2015)
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, yang dimaksud dengan halusinasi adalah
gangguan persepsi sensori dimana klien mempersepsikan sesuatu melalui panca indera
tanpa ada stimulus eksternal. Halusinasi berbeda dengan ilusi, dimana klien mengalami
persepsi yang salah terhadap stimulus, salah persepsi pada halusinasi terjadi tanpa
adanya stimulus eksternal yang terjadi, stimulus internal dipersepsikan sebagai sesuatu
yang nyata ada oleh klien.
B. Klasifikasi
Menurut Yosep dalam (Prabowo, 2014) halusinasi terdiri dari beberapa jenis
dengan karakteristik tertentu, diantaranya:
a.
Halusinasi pendengaran (audotorik)
Gangguan stimulus dimana pasien mendengar suara-suara terutama suara orang.
Biasanya mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang
dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu.
b.
Halusinasi pengelihatan (visual)
Stimulus visual dalam bentuk beragam seperti bentuk pancaran cahaya,gambaran
geometric, gambar kartun, panorama yang luas dan bayangan yang menakutkan.
c.
Halusinasi penghidu (Olfaktori)
Gangguan stimulus pada penghidu, yang ditandai dengan adanya bau busuk, amis,
dan bau menjijikan, tapi kadang terhidu bau harum.
d. Halusinasi peraba (taktil)
Gangguan stimulusyang ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa ada
stimulus yang terlihat, seperti merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda
mati atau orang lain.
e.
Halusinasi pengecap (gustatorik)
Gangguan stimulus yang ditandai dengan merasaan sesuatuyang busuk, amis, dan
menjijikan
f.
Halusinasi sinestetik
Gangguan stimulus yang ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah
mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentuan urine.
C. Manifestasi Klinis Terjadinya Gangguan
Menurut Stuart dan Sundeen (1998), seseorang yang mengalami halusinasi biasanya
memperlihatkan gejala-gejala yang khas yaitu:
1. Menyeringai atau tertawa yang tidak sesuai.
2. Menggerakan bibirnya tanpa menimbulkan suara.
3. Gerakan mata abnormal.
4. Respon verbal yang lambat.
5. Diam.
6. Bertindak seolah-olah dipenuhi sesuatu yang mengasyikkan.
7. Peningkatan system saraf otonom yang menunjukkan ansietas misalnya, peningkatan
nadi, pernapasan dan tekanan darah.
8. Penyempitan kemampuan konsentrasi.
9. Dipenuhi dengan pengalaman sensori.
10. Mungkin kehilangan kemampuan untuk membedakan antara halusinasi dengan
realitas.
11. Lebih cenderung mengikuti petunjuk yang diberikan oleh halusinasinya dari pada
menolaknya.
12. Kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain.
13. Rentang perhatian hanya beberapa menit atau detik.
14. Berkeringat banyak.
15. Tremor.
16. Ketidakmampuan untuk mengikuti petunjuk.
17. Perilaku menyerang terror seperti panik.
18. Sangat potensial melakukan bunuh diri atau membunuh orang lain.
19. Kegiatanfisik yang merefleksikan isi halusinasi seperti amuk dan agitasi.
20. Menarik diri atau kattonik.
21. Tidak mampu berespon terhadap petunjuk yang kompleks.
22. Tidak mampu berespon terhadap lebih dari satu orang.
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Menurut Stuart (2007), faktor penyebab terjadinya halusinasi adalah:
a. Faktor Predisposisi
1) Biologis
Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan respon
neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami. Ini ditunjukkan oleh penelitianpenelitian yang berikut :
a) Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak yang lebih luas
dalam perkembangan skizofrenia. Lesi pada daerah frontal, temporal dan limbik
berhubungan dengan perilaku psikotik.
b) Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang berlebihan dan
masalah-masalah pada sistem reseptor dopamin dikaitkan dengan terjadinya
skizofrenia.
c) Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal menunjukkan terjadinya atropi
yang signifikan pada otak manusia. Pada anatomi otak klien dengan skizofrenia
kronis, ditemukan pelebaran lateral ventrikel, atropi korteks bagian depan dan
atropi otak kecil (cerebellum). Temuan kelainan anatomi otak tersebut didukung
oleh otopsi (post-mortem).
2) Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon dan kondisi
psikologis klien.Salah satu sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi gangguan
orientasi realitas adalah penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien.
3) Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti: kemiskinan,
konflik sosial budaya dan kehidupan yang terisolasi disertai stres.
b. Faktor Prespitasi
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah adanya
hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna, putus asa dan
tidak berdaya.Penilaian individu terhadap stresor dan masalah koping dapat
mengindikasikan kemungkinan kekambuhan. faktor presipitasi terjadinya gangguan
halusinasi adalah:
1) Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses
informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus yang
diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.
2) Stress Lingkungan
Ambang toleransi terhadap stres yang berinteraksi terhadap stresor ingkungan
untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
3) Sumber Koping
Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi diri sendiri dari pengalaman
yang menakutkan berhubungan dengan respon neurobiology termasuk:
a) Regresi berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk
mengurangi ansietas, hanya mempunyai sedikit energy untuk aktivitas hidup
sehari-hari.
b) Projeksi sebagai upaya untuk menjelaskan keracunan persepsi.
c) Menarik diri. reaksi yang ditampilkan dapat berupa reaksi fisik maupun
psikologis, reaksi fisik yaitu individu pergi atau lari menghindar sumber
stressor, sedangkan reaksi psikologis individu menunjukkan perilaku apatis.
E. Patofisiologi
Menurut Yosep, 2009 proses terjadinya halusinasi terbagi menjadi 4 tahap yaitu:
1. Tahap menyenangkan dengan tingkat ansietas sedang, secara umum halusinasi
bersifat menyenangkan. Adapun karakteristik yang tampak pada individu adalah
orang yang berhalusinasi mengalami keadaan emosi seperti ansietas, kesepian, merasa
takut serta mencoba memusatkan pemenangan pikiran untuk mengurangi ansietas.
2. Tahap menyalahkan dengan tingkat kecemasan yang berat. Adapaun karateristik yang
tampak pada individu yaitu individu merasa kehilangan kendali dan mungkin
berusaha
untuk menjauhkan dirinya dari sumber yang dipersiapkan , individu
mungkin merasa malu dengan pengalaman sensorinya dan menarik diri dari orang
lain.
3. Tahap pengendalian dengan tingkat ansietas berat, pengalaman sensori yang dirasakan
individu menjadi penguasa . adapun karakteristik yang tampak pada individu adalah
orang yang berhalusinasi menyerah untuk melawan pengalaman halusinasinya dan
membiarkan halusinasi tersebut menguasai dirinya, individu mungkin mengalami
kesepian jika pengalaman sensori tersebut berakhir.
4. Tahap menakutkan dengan tingkat ansietas panik. Adapun karakteristik yang tampak
pada individu adalah pengalaman sensori mungkin menakutkan jika individu tidak
mengikuti perintah, dimana halusinasi bias berlangsung beberapa jam atau beberapa
hari, apabila tidak ada intervensi terapeutik.
F. WOC
G. Penatalaksanaan
Menurut Keliat (2011) dalam Pambayun (2015), tindakan keperawatan untuk
membantu klien mengatasi halusinasinya dimulai dengan membina hubungan saling
percaya dengan klien. Hubungan saling percaya sangat penting dijalin sebelum
mengintervensi klien lebih lanjut. Pertama-tama klien harus difasilitasi untuk merasa
nyaman menceritakan pengalaman aneh halusinasinya agar informasi tentang halusinasi
yang dialami oleh klien dapat diceritakan secara konprehensif. Untuk itu perawat harus
memperkenalkan diri, membuat kontrak asuhan dengan klien bahwa keberadaan perawat
adalah betul-betul untuk membantu klien. Perawat juga harus sabar, memperlihatkan
penerimaan yang tulus, dan aktif mendengar ungkapan klien saat menceritakan
halusinasinya. Hindarkan menyalahkan klien atau menertawakan klien walaupun
pengalaman halusinasi yang diceritakan aneh dan menggelikan bagi perawat. Perawat
harus bisa mengendalikan diri agar tetap terapeutik.
Setelah hubungan saling percaya terjalin, intervensi keperawatan selanjutnya
adalah membantu klien mengenali halusinasinya (tentang isi halusinasi, waktu, frekuensi
terjadinya halusinasi, situasi yang menyebabkan munculnya halusinasi, dan perasaan
klien saat halusinasi muncul). Setelah klien menyadari bahwa halusinasi yang dialaminya
adalah masalah yang harus diatasi, maka selanjutnya klien perlu dilatih bagaimana cara
yang bisa dilakukan dan terbukti efektif mengatasi halusinasi. Proses ini dimulai dengan
mengkaji pengalaman klien mengatasi halusinasi. Bila ada beberapa usaha yang klien
lakukan untuk mengatasi halusinasi, perawat perlu mendiskusikan efektifitas cara
tersebut. Apabila cara tersebut efektif, bisa diterapkan, sementara jika cara yang
dilakukan tidak efektif perawat dapat membantu dengan cara-cara baru.
H. Asuhan Keperawatan Secara Teori
1. Pengkajian
Dalam proses pengakajian dapat dilakukan secara observasional dan
wawancara. Data pengakajian memerlukan data yang dapat dinilai secara
observasional. Menurut Videbeck dalam Yosep (2014) data pengkajian terhadap
klien halusinasi yaitu:
1) Data Subjektif
a. Mendengar suara menyuruh
b. Mendengar suara mengajak bercakap-cakap
c. Melihat bayangan, hantu, atau sesuatu yang menakutkan
d. Mencium bau darah, feses, masakan dan parfum yang menyenangkan
e. Merasakan sesuatu dipermukaan kulit, merasakan sangat panas atau dingin
f. Merasakan makanan tertentu, rasa tertentu, atau mengunyah sesuatu
2) Data Objektif
a. Mengarahkan telinga pada sumber suara
b. Bicara atau tertawa sendiri
c. Marah-marah tanpa sebab
d. Tatapan mata pada tempat tertentu
e. Menunjuk-nujuk arah tertentu
f. Mengusap atau meraba-raba permukaan kulit tertentu
Selanjutnya dalam pengkajian memerlukan data berkaitan dengan pengkajian
wawancara menurut (Yosep, 2014) yaitu:
1) Jenis Halusinasi
Data yang dikaji ini didapatkan melalui wawancara dengan tujuan untuk
mengetahui jenis dari halusinasi yang diderita oleh klien.
2) Isi Halusinasi
Data yang didapatkan dari wawacara ditujukan untuk mengetahui halusinasi
yang dialami klien.
3) Waktu Halusinasi
Data yang dikaji ini didapatkan melalui wawancara dengan tujuan untuk
mengetahui kapan saja halusinasi itu mncul
4) Frekuensi Halusinasi
Data yang dikaji ini didapatkan melalui wawancara dengan tujuan untuk
mengetahui berapasering halusinasi itu muncul pada klien.
5) Situasi Munculnya Halusinasi
Data yang dikaji ini didapatkan melalui wawancara dengan tujuan untuk
mengetahui klien ketika munculnya halusinasi itu.
6) Respon terhadap Halusinasi
Data yang didapatan melalui wawancara ini ditujukan untuk mengetahui
respon halusinasi dari klien dan dampa dari halusinasi itu.
2. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
1) Isolasi Sosial b.d Menarik diri
2) Resiko Perilaku Kekerasan b.d Merusak lingkungan berhubungan dengan
halusinasi pendengaran
3) Gangguan Persepsi Sensori b.d Sering mendengar suara
4) Harga diri rendah kronis b.d Tidak percaya diri
3. Intervensi, Rasional, Tujuan, dan Kriteria hasil
1) Isolasi Sosial b.d Menarik diri
a. Tujuan: Isolasi Sosial menurun
b. Kriteria Hasil: Minat interaksi meningkat, Perilaku menarik diri menurun
c. Intervensi:
a) Identifikasi hambatan melakukan dengan orang lain
Rasional: untuk mengetahui hambatan pasien dalam berinteraksi dengan
orang lain
b) Motivasi meningkatkan keterlibatan dalam suatu hubungan
Rasional: memberikan rasa saling peryaca dengan orang lain
c) Ajurkan berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
Rasional: untuk meningkatkan rasa hubungan dengan orang lain
d) Anjurkan ikut serta kegiatan sosial dan kemasyarakatan
Rasional: memberikan rasa dibutuhkan orang lain
2) Resiko Perilaku Kekerasan b.d Merusak lingkungan berhubungan dengan
halusinasi pendengaran
a. Tujuan: Resiko Perilaku Kekerasan menurun
b. Kriteria Hasil: Verbalisasi umpatan menurun, Perilaku merusak lingkungan
sekitar menurun
c. Intervensi:
a) Monitor adanya benda yang berpotensi membahayakan
Rasional: Mencegah kejadian yang tidak di ingin
b) Monitor keamanan barang yang dibawa pengunjung
Rasional: Menjaga keamanan bagi petugas,pengunjung, dan pasien lain
c) Pertahankan lingkungan bebas dari bahaya secara rutin
Rasional: Memberikan rasa aman bagi semua pihak
d) Latih cara mengurangi kemarahan secara verbal dan non verbal
Rasional: Agar dapat mengotrol emosi pasien
3) Gangguan Persepsi Sensori b.d Sering mendengar suara
a. Tujuan: Gangguan Persepsi Sensori membaik
b. Kriteria Hasil: Verbalisasi mendengar bisikan menurun, Perilaku halusinasi
menurun
c. Intervensi:
a) Monitor isi halusinasi
Rasional: Mengetahui halusinasi yang diderita pasien
b) Diskusi perasaan dan respon terhadap halusinasi
Rasional: memberika rasa saling percaya diri
c) Anjurkan melakukan distraksi
Rasional: Agar pasien rilek dan tenang
d) Kolaborasi pemberian obat antipsikotik dan antiansietas
Rasional: untuk mengurangi halusinasi
4) Harga diri rendah kronis b.d Tidak percaya diri
a. Tujuan: Harga diri meningkat
b. Kriteria Hasil: Penilaian diri positif meningkat, Perasaan malu menurun
c. Intervensi:
a) Identifikasi kemampuan yang dimiliki
Rasional: agar dapat dikembangkan dan memberikan kepercayaan diri
b) Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
Rasional: memberikan kan rasa aman dan nyaman
c) Motivasi terlibat dalam kegiatan sosial
Rasional: agar dapat berinteraksi, dan rasa saling membantu
d) Anjurkan keluarga terlibat
Rasional: mempercepat penyembuhan pasien
DAFTAR PUSTAKA
Eko Prabowo. 2014. Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Keliat, Budi Anna, Dkk. 2010. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edi. Jakarta: EGC.
Kusumawati, Farida dan Yudi Hartono. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.
Hamid, Achir Yani. 2000. Buku Pedoman Askep Jiwa-1 Keperawatan Jiwa Teori dan
Tindakan Keperawatan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Stuart, G. W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta. EGC.
O’Brian, G.P, Kennedy, Z.W dan Ballard, A.K. 2014. Keperawatan Kesehatan Jiwa
Psikiatrik. Jakarta: EGC.
Kusumawati, Farad, Hartono, Y. 2012. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika
Yosep, H. I., dan Sutini, T. (2014). Buku Ajar Keperawatan Jiwa dan Advance Mental Health
Nursing. Bandung: Refika Aditama.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2018). Standar Iuran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tindakan Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA KEDIRI
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA
I. IDENTITAS KLIEN
Nama (inisial)
: Tn. D (L)
Umur
: 35 tahun
Alamat
: Kediri
Pendidikan
: SMP
Agama
: Islam
Status pernikahan : Cerai
Dx Medis
: Halusinasi
Pekerjaan
: Tidak bekerja
No RM
: 29921
Tanggal pengkajian : 23 Januari 2021
Tanggal MRS
: 1 Januari 2021
II. ALASAN MASUK
a. Data Primer
Sebelum masuk rumah sakit klien bingung, menyendiri, gelisah, sering bicara sendiri, sulit
tidur, bicara kacau dan sering memarahi anggota keluarga. Klien sering mendengar suara yang
menyuruhnya untuk melempar batu kerumah orang, klien tidak mau bergaul dengan teman,
pendiam, dan sering menyendiri
b. Data Sekunder
Keluarga klien mengatakan ia sudah dua kali masuk RSJ, pertama kali pada tahun 2017.
Pengobatan sebelumnya kurang berhasil karena putus obat. Klien mengatakan bahwa di
keluarganya tidak ada yang mengalami gangguan jiwa. Pengalaman masa lalu yang tidak
menyenangkan yaitu pasien ditinggal pergi istri tanpa pamit.
III. FAKTOR PRESIPITASI
Tn. D mempunyai pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan yaitu ditinggal
istrinya pergi.
IV. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
■ Ya
 Tidak
Jelaskan :
Keluarga klien mengatakan ia sudah dua kali masuk RSJ, pertama kali pada tahun
2017
2. Pengobatan sebelumnya
 Berhasil
■ Kurang berhasil

Tidak berhasil
Jelaskan: Pengobatan sebelumnya kurang berhasil karena putus obat
3. a. Pernah mengalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang)
 Ya
■ Tidak
Jelaskan
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….…
b. Riwayat Trauma
Usia Pelaku Korban Saksi
1.Aniaya fisik
…
…
…
…
2.Aniaya seksual
…
…
…
…
3.Penolakan
…
…
…
…
4.Kekerasan dlm keluarga …
…
…
…
5.Tindakan criminal
…
…
…
…
Jelaskan:
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
Masalah Keperawatan :







Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
Berduka antisipasi
Berduka disfungsional
Respon pasca trauma
Sindroma trauma perkosaan
Resiko tinggi kekerasan
Ketidakefektifan penatalaksanaan regiment
terapeutik
4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (bio, psiko, sosio, kultural,
spiritual)
.........................................................................................................................................
...............................................................................................................................
Masalah Keperawatan :
 Perubahan pertumbuhan dan
perkembangan
 Berduka antisipasi
 Berdukadisfungsional
 Respon pasca trauma
 Sindroma trauma perkosaan
 Lain-lain, jelaskan ..................
5. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Anggota keluarga yang gangguan jiwa ?
 Ada
■ Tidak
Hubungan keluarga
:
……………………………………………………..…………………………………
………………………..
Gejala
: ……………………………………………………..…
Riwayat pengobatan : ……………………………………………..…………
Masalah Keperawatan:
 Koping keluarga tidak efektif :
ketidakmampuan
 Koping keluarga tidak efektif :
kompromi
■ Resiko tinggi kekerasan
 Lain-lain, jelaskan ..................
V. PEMERIKSAAAN FISIK
Tanggal : 23 Januari 2021
1. Keadaan umum : Baik
2. Tanda vital:
TD : 120 / 80 mmHg
N : 84 x/m
S : 36,6 °c
RR : 22 x/m
3. Ukur :
BB 60 kg
TB 156 cm
4. Keluhan fisik :
.....................................................
Masalah Keperawatan :












Risiko tinggi perubahan suhutubuh
Defisit Volume Cairan
Kelebihan Volume Cairan
Resiko Tinggi terhdap Infeksi
Risiko Tinggi erhadap Transmisi Infeksi
Perubahan Nutrisi: Kurang dari kebutuhan
Tubuh
Perubahan Nutrisi: Lebih dari kebutuhan Tubuh
Kerusakan Menelan
Perubahan Eliminasi faeses
Perubahan Eliminasi urine
Kerusakan integritas kulit
Lain-lain, jelaskan…………………………..
VI. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (sebelum dan sesudah sakit)
1. Genogram:
Keterangan
:
Laki = laki
Meninggal
Perempuan
Klien
Jelaskan:
Masalah / Diagnosa Keperawatan :
 Koping keluarga tidak efektif :
ketidakmampuan
 Koping keluarga tidak efektif :
kompromi
 Koping keluarga : potensial untuk
pertumbuhan
 Lain-lain, jelaskan...........
2. KonsepDiri
a. Citra tubuh : Klien mengatakan tidak ada bagian tubuh yang tidak disukai
b. Identitas : Klien adalah seorang laki-laki berusia 35 tahun
c. Peran : kepala rumah tangga dan anggota masyarakat
d. Ideal diri
: Klien ingin memiliki pekerjaan yang tetap yang dapat meningkatkan
derajat keluarga
e. Harga diri : Pasien mengatakan bahwa dirinya kurang percaya diri dan pasien
merasa malu karena pernah dirawat di RSJ. Pasien malu dengan warga sekitar
rumahnya sehingga dirinya malu untuk bersosialisasi dengan warga sekitar
Masalah / DiagnosaKeperawatan :






Pengabaian
Gangguan citra tubuh
Gangguan identitas pribadi
Harga diri rendah kronis
Harga diri rendah situasional
Lain-lain, jelaskan..........
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti/terdekat:
………………………………………..……………
………………………………………..……………
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:
Tidak pernah mengikuti kegiatan
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:
Pasien malu dengan warga sekitar rumahnya sehinggga dirinya malu untuk
bersosialisasi dengan warga sekitar.
Masalah Keperawatan :
 Kerusakan komunikasi
 Kerusakan komunikasi verbal
 Kerusakan interaksi sosial
■ Isolasi sosial
 Lain-lain, jelaskan.............
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
……………………………………………..………………………………………
………………..………………………………………………………..…
b. Kegiatan ibadah
…………………………………………………..…………………………………
…………………..………………………………………………………..
Masalah Keperawatan:
 Distress spiritual
 Lain-lain, jelaskan..............
VII. STATUS MENTAL
1. Penampilan
 Tidak rapi
 Penggunaan pakaian tidak sesuai
Jelaskan:
……………………………………………………….……...…………………………
………………………..………...…………………………………………………..
Masalah Keperawatan:
 Sindroma defisit perawatan diri (makan, mandi, berhias, toileting)
 Defisit perawatan diri (makan, mandi, berhias, toileting)
 Lain-lain, jelaskan.................
2. Pembicaraan
 Cepat
 Keras
 Gagap
 Apatis
 Lambat
 Membisu
 Ketidakmampuan memulai pembicaraan
 Lain-lain………..
Jelaskan:
…………………………………………………………………………………………
………………………… …………………………………………………………
Masalah Keperawatan:
 Kerusakan komunikasi
 Kerusakan komunikasi verbal
 Lain-lain, jelaskan................
3. Aktifitas motorik/Psikomotor
Kelambatan :
Hipokinesia,hipoaktifitas
 Katalepsi
 Sub stupor katatonik
 Fleksibilitasserea
Jelaskan:
……………………………………………..…………………………………………
………………..…………………………………………………………..……

Peningkatan :
Hiperkinesia,hiperaktifitas
 Grimace
 Gagap
 Otomatism
 Stereotipi
 Negativisme
 Gaduh Gelisah Katatonik
 Reaksi konversi
 Mannarism
 Tremor
 Katapleksi
 Verbigerasi
 Tik
 Berjalan kaku/rigid
 Ekhopraxia
 Kompulsif : Sebutkan
 Command automatism
………………….
Jelaskan:
…………………………………………………......…………………………………
………………………..………………………………………………………..
Masalah Keperawatan :





Risiko tinggi cidera
Kerusakan mobilitas fisik
Perilaku kekerasan
Defisit aktivitas deversional / hiburan
 Intoleransi aktivitas
 Resiko tinggi kekerasan
 Lain-lain, jelaskan..........
4. Afek dan Emosi
a. Afek
 Adekuat
 Tumpul
 Dangkal/datar
 In adekuat
 Labil
 Ambivalensi
Jelaskan:
……………………………………………………......………………………………
……………………..………………………………………………………..…
Masalah Keperawatan:






Risiko tinggi cidera
Kerusakan komunikasi
Kerusakan komunikasi verbal
Kerusakan interaksi sosial
Isolasi sosial
Lain-lain,
jelaskan………………………
b. Emosi
 Merasa Kesepian
 Apatis
 Marah
 Anhedonia
 Eforia
Jelaskan:
………………………………………………………………………………………
……………………… ………………………………………………………
Masalah Keperawatan








Risiko tinggi cidera
Ansietas, .....(jelaskan : ringan/sedang/berat/)
Ketakutan
Isolasi sosial
Ketidakberdayaan
Risiko diri penganiayaan diri
Risiko tinggi mutilasi diri
Lain-lain, jelaskan.......................
5. Interaksi selama wawancara
 Bermusuhan
 Tidak kooperatif
 Mudah tersinggung
■ Kontak mata kurang
 Defensif
 Curiga
Jelaskan:
……………………………………………………….…………………………………
………………………….……………………………………………………….…
Masalah Keperawatan :




Kerusakan komunikasi
Kerusakan interaksi sosial
Isolasi sosial
Risiko tinggi kekerasan terhadap
oranglain
 Risiko tinggi penganiayaaan diri
 Risiko tinggi mutilasi diri
 Lain-lain,
jelaskan......................................
6. Persepsi – Sensorik
Halusinasi
■ Pendengaran
 Penglihatan
 Perabaan
 Pengecapan
 Penciuman
Ilusi
 Ada
■ Tidak ada
Depersonalisasi
 Ada
■ Tidak ada
Derealisasi
 Ada
■ Tidak ada
Jelaskan:
Pasien sering mendengar suara yang menyuruhnya untuk melempar batu ke rumah orang
orang
Masalah Keperawatan :
■ Gangguan persepsi sensori : halusinasi (pendengaran,
penglihatan, perabaan , pengecapan, penciuman)
 Lain-lain, jelaskan..........
7. Proses Pikir
a. Arus Pikir :
 Koheren
 Inkoheren
 Sirkumstansial
 Neologisme
 Tangensial
 Logorea
 Kehilangan asosiasi
 Bicara lambat
 Flight of idea
 Bicaracepat
 Irrelevansi
 Main kata-kata
 Blocking
 Pengulangan Pembicaraan/perseverasi
 Afasia
 Asosiasi bunyi
Jelaskan:
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………
b. Isi Pikir
 Obsesif
 Ekstasi
 Fantasi
 Alienasi
 Pikiran Bunuh Diri
 Preokupasi
 Pikiran Isolasi sosial
 Ide yang terkait
 Pesimisme
 Pikiran magis
 Pikiran curiga
 Fobia,sebutkan…………..
Waham:
 Agama
 Somatik/hipokondria
 Kebesaran
 Kejar / curiga
 Nihilistik
 Dosa
 Sisip pikir
 Siar pikir
 Kontrol pikir
Jelaskan:

………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………
Masalah Keperawatan:
 Gangguan proses pikir : ........................... (jelaskan)
 Lain-lain, jelaskan..........
8. Kesadaran
■ Compos mentis
 Sopor
 Apatis/sedasi
 Subkoma
 Somnolensia
 Koma
 Hipnosa
 Disosiasi: ……………….
 Gangguan perhatian
Jelaskan:
……………………………………………………….…………………………………
………………………….
Masalah Keperawatan:
 Risiko tinggi cidera
 Gangguan proses pikir, .....(jelaskan)
 Lain-lain, jelaskan ..........................
9. Orientasi
 Waktu
 Tempat
 Orang
Jelaskan:
…………………………………………….……………………………………………
……………………….…………………………………………………………….
Masalah Keperawatan:
 Risiko tinggi cidera
 Gangguan proses pikir, .....(jelaskan)
 Lain-lain, jelaskan ..........................
10. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang ( > 1 bulan)
 Gangguan daya ingat jangka pendek ( 1 hari – 1 bulan)
 Gangguan daya ingat saat ini ( < 24 jam)
 Amnesia
 Paramnesia
 Hiperamnesia
Jelaskan:

………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………
Masalah Keperawatan :
 Gangguan proses pikir :............... (jelaskan)
 Lain-lain, jelaskan.....................
11. Tingkat konsentrasi dan berhitung
 Mudah beralih
 Tidak mampu berkonsentrasi
 Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan:
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………
Masalah Keperawatan :
 Gangguan proses pikir :............... (jelaskan)
 Isolasi sosial
 Lain-lain, jelaskan ..........................
12. Kemampuan penilaian
 Gangguan ringan
 Gangguan bermakna
Jelaskan:
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………
Masalah Keperawatan :
 Gangguan proses pikir :............... (jelaskan)
13. Daya tilik diri
 Mengingkari penyakit yang diderita
 Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan:
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………
Masalah Keperawatan :
 Gangguan proses pikir :............... (jelaskan)
VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan
 Bantuan Minimal
 Bantuan total
Jelaskan:
…………………………......…………………………………………………………..
………………………
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
 Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
 Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh
 Lain-lain, jelaskan ..........................
2. BAB/BAK
 Bantuan minimal
 Bantuan total
Jelaskan:
…………………………………………..……………………………………………
………………………..
Masalah Keperawatan :
 Perubahan eliminasi fases
 Perubahan eliminasi urin
 Defisit perawatan diri : ..............(makan, mandi,
berhias, toiletting)
 Lain-lain, jelaskan ..........................
3. Mandi
 Bantuan minimal
 Bantuan total
Jelaskan :
………………………………………………...…...…………………………………
……………...………...
Masalah Keperawatan :
 Defisit perawatan diri : .... .....(makan, mandi, berhias,
toiletting)
 Lain-lain, jelaskan ..........................
4.
Berpakaian/berhias
 Bantuan Minimal
 Bantuan total
Jelaskan:
……………………………………………………….…………………………………
………………………….
Masalah Keperawatan :
 Defisit perawatan diri : .... (makan, mandi, berhias,
toiletting)
 Lain-lain, jelaskan ..........................
5.
Istirahat dan tidur
 Tidur Siang, Lama : _________ s/d _________
 Tidur Malam, Lama : _________ s/d _________
 Aktifitas sebelum/sesudah tidur : ______ , ______
Jelaskan:
……………………………………………………….…………………………………
………………………….
Masalah / Diagnosa Keperawatan :
 Gangguan pola tidur
 Lain-lain, jelaskan ..........................
6.
Penggunaan obat
 Bantuan Minimal
 Bantuan total
Jelaskan:
……………………………………….…………………………………………………
……….…………………Masalah Keperawatan :




Perubahan pemeliharaan kesehatan
Ketidakefektifan penatalaksanaan regiment terapeutik
Ketidakpatuhan
Lain-lain, jelaskan ..........................
7. Pemeliharaan kesehatan
Ya
Tidak
Perawatan Lanjutan
Sistem pendukung
Ya
Tidak
Keluarga

Terapis
Teman sejawat
Kelompok sosial
Jelaskan :
…………………………………………...………………………………………………
……………...……………
Masalah Keperawatan :
 Perilaku mencari bantuan kesehatan
 Lain-lain, jelaskan ..........................
8. Aktifitas dalam rumah
Ya
Tidak
Mempersiapkan makanan
Menjaga kerapihan rumah
Mencuci Pakaian
Pengaturan keuangan
9. Aktifitas di luar rumah
Ya
Tidak
Belanja
Transportasi
Lain-lain
Jelaskan :
………………………………………………………...…………………………………
…………………………...
Masalah Keperawatan :
 Perubahan pemeliharaan kesehatan
 Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah
 Lain-lain, jelaskan ..........................
IX. MEKANISME KOPING
Adaptif
Maladaptif
 Bicara dengan orang lain
 minum alkohol
 Mampu menyelesaikan masalahreaksi lambat/berlebih
 Tehnik relokasi
 bekerja berlebihan
 Aktivitas konstruktif
 menghindar
 Olahraga
 mencederai diri
 Lain-lainya.............
 lainnya…….....
Masalah Keperawatan :
 Koping individu tidak efektif
 Lain-lain, jelaskan ..........................
X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
 Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya
…………………………………………………..……...
……………………………………………………….…
 Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya
…………….………………………........………………………………………………
………….………………
 Masalah dengan pendidikan, spesifiknya
………………………………………………………….
………………………………………………………….
 Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya
………………………………………………………….
………………………………………………………….
 Masalah dengan perumahan, spesifiknya
………………………………………………………….
………………………………………………………….
 Masalah dengan ekonomi, spesifiknya
……………………………………………………...…..
……………………………………………………….…
 Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya
……………………………………………………..…...
…………………………………………………………
 Masalah lainnya, spesifiknya
…….………………………………………………………….…………………………
…………………………
Masalah Keperawatan :






Perubahan pemeliharan kesehatan
Perubahan pada eliminasi urine
Gangguan konsep diri (Gangguan citra tubuh)
Gangguan konsep diri (Gangguan identitas pribadi)
Gangguan konsep diri (Gangguan harga diri)
Gangguan konsep diri (Gangguan harga diri rendah kronis)
■ Gangguan konsep diri (Gangguan harga diri rendah situasional)
 Perilaku mencari bantuan kesehatan






Enuresis maturasi
Ketidakberdayaan
Keputusasaan
Perubahan peran
Sindrom stress relokasi
Lain-lain,
jelaskan....................
XI. ASPEK PENGETAHUAN
Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang kurang
tentang suatu hal?
 Penyakit/gangguanjiwa
 Sistem pendukung
 Faktor presipitasi
 Mekanisme koping
 Penyakit fisik
 Obat-obatan
 Lain-lain, jelaskan
Jelaskan:
…………………………………………………………..…………………………………
…………………………..………………………………………………………..………
Masalah Keperawatan:
 Perilaku mencari bantuan kesehatan
 Ketidakefektifan penatalaksanaan regiment terapeutik
 Kurang pengetahuan (tentang ............................)
XII. ASPEK MEDIS
Diagnosis medik :
Terapi medik
: ……………………………………………………………..
……………………………………………………………..
XIII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sensori
2. Resiko perilaku kekerasan
XIV. ANALISA DATA
NO
DATA
1.
DS:
Sering mendengar suara
yang menyuruhnya untuk
melempar batu kerumah
orang,
2.
MASALAH
KEPERAWATAN
Gangguan Persepsi
Sensori
DO:
Menyendiri,
Sering
bicara sendiri, bicara
kacau
Resiko Perilaku
DS:
Sering mendengar suara Kekerasan
yang menyuruhnya untuk
melempar batu kerumah
orang
DO:
Sering bicara sendiri,
sering memarahi anggota
keluarga, bicara kacau
XV. POHON MASALAH
Akibat
:
Risiko perilaku kekerasan
Core
:
↑
Gangguan persepsi sensori :
(Penyebab Utama)
Penyebab
:
Halusinasi pendengaran
↑
Isolasi sosial
XVI. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Gangguan Persepsi Sensori b.d pasien sering mendengar suara d.d
yang
menyuruhnya untuk melempar batu kerumah orang
2.
Resiko Perilaku Kekerasan b.d halusinasi pendengaran d.d memarahi orang lain
dan merusak lingkungan berhubungan dengan halusinasi pendengaran
Kediri , 23 Januari
Mahasiswa yang mengkaji
SUKMA PUTRI SHOLIKAH
NIM : 1021705
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
Nama klien
No RM
Ruangan
No
Dx
1.
.
: Tn. D
:
:
Tanggal
&jam
23 Januari
2021
24 Jan
2021
IMPLEMENTASI
SP 1 klien :
1. Membina hubungan saling percaya
2. Membantu pasien menyadari gangguan persepsi
sensori halusinasi
- Tanyakan pendapat klien mengenai : halusinasi
- Mengidentifikasi isi, frekuensi, waktu terjadi,
situasi pencetus, respon, perasan , upaya yang
dilakukan untuk mengontrol halusinasi
3. Jelaskan cara mengontrol halusinasi
4. Melatih cara mengontrol halusinasi dengan minum
obat secara teratur ( 6 benar minum obat)
5. Masukkan ke dalam kegiatan harian pasien
SP 2 klien
1. Mengevaluasi kegiatan minum obat secara teratur
2. Menjelaskan dan melatih pasien cara menghardik
3. Memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian klien
EVALUASI
S:
Klien mengatakan sering mendengar suara yang menyuruhnya untuk
melempar batu kerumah orang, dan mengatakan mengerti tentang minum
obat secara teratur
O:
Klien tampak berbicara ngaur, klien tampak ketakutan, klien tampak
mengerti tentang minum obat secara teratur
A:
Klien mampu melakukan secara mandiri masalah teratasi sebagian
P:
Optimalkan SP 1 , lanjutkan ke SP2
S:
Klien mengatakan masih mendengar suara yang menyuruhnya untuk
melempar batu kerumah orang, dan mengatakan mengerti tentang cara
menghardik
O:
Klien tampak berbicara ngomel-ngomel, klien tampak ketakutan, klien
tampak mengerti tentang cara menghardik dan mampu melakukannya
A:
Klien mampu melakukan secara mandiri masalah teratasi sebagian
25 Jan
2021
P:
Optimalkan SP 2 , lanjutkan ke SP3
S:
Klien mengatakan sudah mulai berkurang mendengar suara yang menyuruh
melempar batu ke rumah orang
SP 3 klien
1. Mengevaluasi kegiatan minum obat dan latihan
menghardik
2. Menjelaskan dan melatih mengontrol halusinasi
dengan cara bercakap-cakap
O:
3. Memasukkkan ke dalam jadwal kegiatan harian Klien tampak berbicara sendiri, klien tampak ketakutan, klien tampak
mengerti tentang cara latihan bercakap-cakap dan mampu melakukannya
pasien
A:
Klien mampu melakukan secara mandiri masalah teratasi sebagian
26 Jan
2021
Sp 4 pasien
1. Mengevaluasi kegiatan minum obat, latihan
menghardik dan bercakap-cakap
2. Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan
melakukan kegiatan sehari-hari
3. Memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian pasien
P:
Optimalkan SP 3 , lanjutkan ke SP4
S:
Klien mengatakan sudah mulai berkurang melihat mendengar suara yang
menyuruh melempar batu ke rumah orang, dan mengatakan mengerti
tentang cara melakukan kegiatan sehari-hari
O:
Klien tampak mengerti tentang cara latihan melakukan kegiatan sehari-hari
dan mampu melakukannya
A:
Klien mampu melakukan secara mandiri masalah teratasi sebagian
P:
Optimalkan SP 4
No
Dx
1.
Tanggal
&jam
23 Januari
2021
IMPLEMENTASI
EVALUASI
SP1 Pasien :
1. Mengidentifikasi Perilaku Kekerasan dan Latihan Fisik
1 dan 2
2. Membina hubungan saling percaya
3. Menjelaskan dan melatih cara mengontrol perilaku
kekerasan dengan cara fisik 1 & 2.
4. Tanyakan bagaimana perasaan klien setelah melakukan
kegiatan.
5. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik 1 &
2.
S:
Klien mengatakan sering bicara kacau dan sering memarahi anggota
keluarga.
O:
Klien tampak tenang dan mampu melakukan latihan fisik (memukul d)
Mencontohkan kepada pasien latihan fisik (memukul bantal) e)
Menanyakan perasaan pasien sesudah dilatih f) Memberikan pujian atas
usaha yang dilakukan pasien bantal) seperti yang sudah dijelaskan.
A:
Perilaku kekerasan tidak tampak.
SP 1 Pasien tercapai, pasien mampu mengontrol perilaku kekerasan
dengan cara latihan fisik
.
24 Jan
2021
SP 2 Pasien :
Melatih cara mengontrol Perilaku Kekerasan dengan cara 6
benar minum obat
1. Evaluasi cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara
latihan fisik 1 & 2.
2. Menjelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan
P : Lanjutkan SP 2 Perilaku kekerasan dan Evaluasi SP 1
S:
Klien mengatakan merasa tenang dan nyaman setelah meminum
obatnya. Klien merasa lebih mengantuk setelah minum obat.
O:
Klien tampak tenang setelah minum obat dan tidak ada perilaku gelisah
cara minum obat (6 benar)
3. Tanyakan bagaimana perasaan klien setelah melakukan
kegiatan.
4. Masukkan pada jadwal kegiatan harian minum obat (6
benar)
25 Jan
2021
SP 3 Pasien :
Mengontrol Perilaku Kekerasan dengan Cara Verbal
1. Evaluasi cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara
latihan fisik 1 & 2 dan minum obat (6 benar)
2. Menjelaskan dan melatih cara mengontrol perilaku
kekerasan dengan cara verbal: mengungkapkan, meminta,
dan menolak dengan benar
3. Tanyakan bagaiaman perasaan klien setelah melakukan
kegiatan.
4. Masukkan pada jadwal kegiatan harian mengontrol
perilaku kekerasan dengan cara verbal
dan bingung tampak pada pasien. Klien tampak tidur 15 menit setelah
minum obat.
A:
Klien tidak bisa minum obat sendiri dan selalu diawasi perawat.
SP 2 belum optimal
P : Lanjutkan SP 3 Perilaku kekerasan dan evaluasi kegiatan 1 dan 2
S:
Klien mengatakan kurang pandai dalam mengungkapkan apa yang
dirasakan nya. Klien lebih memilih diam dan tidak mengungkapkan apa
yang ada dalam fikiran nya. Oleh sebab itu klien sering memarahi
anggota keluarganya
O:
Klien mampu menolak dan meminta dengan benar. Klien kurang bisa
dalam mengungkapkan apa yang dirasakan nya.
A:
Latihan SP 3 belum optimal
26 Jan
2021
P:
Lanjutkan SP 4 dan evaluasi kegiatan 1, 2 dan 3.
SP 4 Pasien :
S:
Mengontrol Perilaku Kekerasan dengan cara Spiritual
Klien mengatakan jarang melakukan ibadah sholat selama dirumah.
1. Evaluasi cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara Klien sudah mulai beribadah selama dirawat tetapi tidak dilakukan
latihan fisik 1 & 2, minum obat 6 benar, dan cara verbal
penuh.
2. Menjelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan cara
spiritual (latih 2 kegiatan)
O : Klien tampak melakukan ibadah sholat diruangan. Klien
3. Tanya perasaan klien setelah melakukan kegiatan
4. Memasukkan pada jadwal kegiatan harian untuk latihan A :
mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spiritual
Latihan belum optimal
P:
Optimalisasi SP 4
Keterangan :
Cara pendokumentasian :
 Mengacu pada fase fase komunikasi terapeutik
 Pada kolom waktu diisi : Dx. Kep, Tanggal & jam tindakan
 Pada kolom implementasi diisi :
 Fase Oreantasi
: Saat evaluasi/ validasi
 Fase kerja
: Sesuai tindakan fase kerja
 Fase terminasi
: Rencana Tindak Lanjut
 Kolom Evaluasi :
 Evaluasi subyektif & Obyektif
Sesuai hasil evaluasi respon subyektif & obyektif pada fase terminasi
 A : Analisa , Sesuai dengan hasil interaksi terakhir
 P : Planning , terdiri dari P pasien dan P perawat
P pasien : berdasarkan hasil rencana tindak lanjut pada fase terminasi
P perawat : berdasarkan hasil kontrak yang akan datang pada fase terminasi
Download