LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA NYERI Disusun oleh : Wilda Febriana 108119077 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN 2B STIKES AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP 2020 I. KONSEP KEBUTUHAN A. Definisi Nyeri adalah suatu keadaan yang memengaruhi seseorang yang keberadaannya diketahui hanya jika orang tersebut pernah mengalaminya (Mc. Coffery, 1979) Nyeri merupakan suatu mekanismeproduksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang dirusak, dan menyebablkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rasa rangsangan (Arthur C. Curton,1983). Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi nyeri yang dialaminya (Aziz Alimul,2006) B. Fisiologi sistem / fungsi normal sistem Munculnya nyeri berkaitan erat dengean reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor nyeri yang di maksud adalah niciceptor, merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada visera, persendian, dinding arteri, hati, dan kandung empedu. Reseptor nyeri dapat memberikan respon akibat adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi tersebut dapat berubah zat kimiawi seperti histamine, bradikinin, prostaglandin, dan macam-macam asam yang di lepas apabila terdapat kerusakan pada jaringan akibat kekurangan oksigenasi. Stimulasi yang lain dapat berupa termal, listrik atau mekanis. C. ETIOLOGI Faktor resiko 1) Nyeri akut : a Melaporkan nyeri secara verbal dan nonverbal b Menunjukan kerusakan c Posisi untuk mengurangi nyeri d Gerakan untuk melindungi e Tingkah laku berhati-hati f Muka dengan ekspresi nyeri g Gangguan tidur (mata sayu, lingkaran tampak hitam, menyeringai) h Fokus pada diri sendiri i Tingkah laku distraksi j Perubahan nafsu makan 2) Nyeri kronis : a Perubahan berat badan b Melaporkan secara verbal dan nonverbal c Perubahan pola tidur d Kelelahan e Takut cedera f Atrofi yang melibatkan beberapa otot g Interaksi dengan orang lain menurun Faktor Predisposisi 1. Trauma a Mekanik : rasa nyeri timbul akibat ujung saraf bebas mengalami kerusakan, misalnya akibat benturan, gesekan, luka. b Thermis : nyeri timbul karena ujung saraf reseptor mendapat ransangan akibat panas, dingin, misalnya api atau air panas. c Khermis : nyeri timbul karena kontak dengan zat kimia yang bersifat asam atau basa kuat. d Elektrik : nyeri timbil karena pengaruh aliran listrik yang kuat mengenai reseptor rasa nyeri yang menimbulkan kekejangan otot dan luka bakar. 2. Neoplasma, bersifat jinak maupun ganas 3. Peradangan 4. Kelainan pembuluh darahdan gangguan sirkulasi darah 5. Trauma psikologis Faktor presipitasi 1. 2. 3. 4. Lingkungan Suhu ekstrim Kegiatan Emosi D. Manifestasi Klinis a Gangguan tidur b Posisi menghindari nyeri c Gerakan menghindari nyeri d Raut wajah kesakitan (menangis, merintih) e Perubahan nafsu makan f Tekanan darah meningkat g Nadi meningkat h Pernafasan meningkat i Depresi, frustasi E. Pathways F. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi sistem a Usia Usia merupakan variabel penting yang mempengaruhi nyeri, khususnya pada anak-anak dan lansia. Anak kecil mempunyai kesulitan memahami nyeri dan prosedur yang dilakukan perawat yang menyebabkan nyeri. Anak-anak juga mengalami kesulitan secara verbal dalam mengungkapkan dan mengekspresikan nyeri. Sedangkan pasien yang berusia lanjut, memiliki risiko tinggi mengalami situasi yang membuat mereka merasakan nyeri akibat adanya komplikasi penyakit dan degeneratif. b Jenis kelamin Beberapa kebudayaan yang mempengaruhi jenis kelamin misalnya menganggap bahwa seorang anak laki-laki harus berani dan tidak boleh menangis, sedangkan anak perempuan boleh menangis dalam situasi yang sama. Namun secara umum, pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam berespons terhadap nyeri. c Kebudayaan Beberapa kebudayaan yakin bahwa memperlihatkan nyeri adalah suatu yang alamiah. Kebudayaan lain cenderung untuk melatih perilaku yang tertutup (introvert). Sosialisasi budaya menentukan perilaku psikologis seseorang. Dengan demikian hal ini dapat mempengaruhi pengeluaran fisiologis opial endogen sehingga terjadilah presepsi nyeri. d Perhatian Tingkat seorang pasien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat mempengaruhi presepsi nyeri. Perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat sedangkan upaya pengalihan (distraksi) dihubungkan dengan respons nyeri yang menurun. e Makna nyeri Individu akan mempresepsikan nyeri berbeda-beda apabila nyeri tersebut memberi kesan ancaman, suatu kehilangan, hukuman, dan tantangan. Makna nyeri mempengaruhi pengalaman nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri. f Ansietas Ansietas seringkali meningkatkan presepsi nyeri tetapi nyeri juga dapat menimbulkan suatu perasaan ansietas. Apabila rasa cemas tidak mendapat perhatian dapat menimbulkan suatu masalah penatalaksanaan nyeri yang serius g Gaya koping Individu yang memiliki lokus kendali internal mempresepsikan diri mereka sebagai individu yang dapat mengendalikan lingkungan mereka dan hasil akhir suatu peristiwa seperti nyeri. Sebaliknya, individu yang memiliki lokus kendali eksternal mempresepsikan faktor lain di dalam lingkungan mereka seperti perawat sebagai individu yang bertanggung jawab terhadap hasil akhir suatu peristiwa. h Keletihan Rasa keletihan menyebabkan sensasi nyeri semakin intensif dan menurunkan kemampuan koping sehingga meningkatkan prespsi nyeri. i Pengalaman sebelumnya Setiap individu belajar dari pengalaman nyeri sebelumnya namun tidak selalu berarti bahwa individu tersebut akan menerima nyeri dengan lebih mudah di masa datang. j Dukungan keluarga dan sosial Kehadiran orang-orang terdekat dan bagaimana sikap mereka terhadap klien dapat memengaruhi respons nyeri. Pasien dengan nyeri memerlukan dukungan, bantuan dan perlindungan walaupun nyeri tetap dirasakan namun kehadiran orang yang dicintai akan meminimalkan kesepian dan ketakutan (Wahyudi & Abd.Wahid, 2006) G. Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada sistem a) Nyeri akut Rasa sakit yang tidak berlangsung lama, yaitu tidak lebih dari 6 bulan. Normalnya, nyeri yang satu ini diakibatkan oleh cedera dan akan lebih mudah hilang ketika anda menemukan penyebabnya. Ini beberapa penyebab umum terjadinya nyeri akut : • Patah tulang • Pasca-operasi • Melahirkan • Luka dan luka bakar b) Nyeri kronis Merupakan nyeri yang sering dialami oleh sebagian besar orang. Nyeri kronis biasanya berlangsung lebih dari 6 bulan. Ini beberapa penyebab umum terjadinya nyeri kronis: • Sakit kepala • Menderita kanker • Nyeri pada punggung dan sistem saraf • Radang sendi c) Nyeri nosiseptif Adalah nyeri yang timbul akibat dari respons cedera terhadap jaringan kulit, otot, sendi, dan organ dalam (perut dan usus). Nyeri ini dibagi menjadi 2 : • Nyeri viseral, biasanya menimbulkan tekanan, rasa sakit,dan kram. Beberapa penyebabnya ada batu ginjal, usus buntu akut, pakreatitis, gangguan pencernaan. • Somatik,biasanya nyeri ini lebih mudah dideteksi dibandingkan viseral karena rasa sakitnya hanya berada di satu tempat. d) Nyeri neuropati Merupakan jenis sakit yang sering terjadi akibat adanya kerusakan pada sistem saraf. Rasa sakit ini menyebabkan sensasi terbakar. Ada beberapa kondisi yang menjadi faktor munculnya rasa nyeri ini : • Kecanduan alkohol • Kecelakaan • Infeksi • HIV • Radiasi dan obat-obatan kemoterapi • Penyakit parkinson e) Phantom pain Merupakan rasa sakit yang terus berlangsung. Yang biasanya dialami oleh orang yang baru saja menjalani proses amputasi. H. Komplikasi a) Gangguan pola istirahat tidur b) Syok neurogenik I. Pemeriksaan penunjang a) Pemeriksaan darah lengkap b) CT Scan c) MRI d) EKG J. Masalah keperawatan/ kolaboratif a) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan trauma sel b) Gangguan pola tidur berhubungan dengan gangguan rasa nyaman nyeri c) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri pada tubuh d) Ansietas berhubungan dengan ancaman peningkatan nyeri K. Penatalaksanaan 1. Medis a) Pemberian analgesik Obat golongan analgesik akan merubah persepsi dan interprestasi nyeri dengan jalan mendpresi sistem saraf pusat pada thalamus dan korteks serebri. Analgesik akan lebih efektif diberikan sebelum pasien merasakan nyeri yang berat dibandingkan setelah mengeluh nyeri. Contoh obat analgesik yani asam salisilat (non narkotik), morphin (narkotik), dll. b) Plasebo Plasebo merupakan obat yang tidak mengandung komponen obat analgesik seperti gula, larutan garam/ normal saline, atau air. Terapi ini dapat menurunkan rasa nyeri, hal ini karena faktor persepsi kepercayaan pasien. 2. Keperawatan a) Monitor gejala cardinal/ tanda-tanda vital b) Kaji adanya infeksi atau peradangan di sekitar nyeri c) Beri rasa aman d) Sentuhan therapeutic Teori ini mengatakan bahwa individu yang sehat mempunyai keseimbangan energy antara tubuh dengan lingkungan luar. Orang sakit berarti ada ketidakseimbangan energi, dengan memberikan sentuhan pada pasien, diharapkan ada transfer energy. e) Akupressure Pemberian tekanan pada pusat-pusat nyeri f) Guided imagery Meminta pasien berimajinasi membayangkan hal-hal yang menyenangkan, tindakan ini memerlukan suasana dan ruangan yang terang, serta konsentrasi dari pasien. g) Distraksi Mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan sampai sedang. Distraksi visual (melihat TV atau ertandingan bola), distraksi audio (mendengar musik), distraksi sentuhan massage, memegang mainan), distraksi intelektual (merangkai puzzle). h) Anticipatory guidance Memodifikasi secara langsung cemas yang berhubungan dengan nyeri. i) Hipnotis Membantu persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif. j) Biofeedback Terapi prilaku yang dilakukan dengan memberikan individu informasi tentang respon nyeri fisiologis dan cara untuk melatih control volunter terhadap respon. Terapi ini efektif untuk mengatasi ketegangan otot dan migren dengan cara memasang elektroda pada pelipis. II. Rencana Asuhan klien dengan gangguan kebutuhan A. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul 1. Diagnosa 1 : Nyeri akut a. Definisi : pengalaman sensorik dan emosional tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang digambarkan sebagai kerusakan (International Association for the Study of Pain) ; awitan yang tiba-tiba atau lambat dengan intensitas ringan hingga berat, dengan berakhirnya dapat diantisipasi, dengan durasi kurang dari 3 bulan. b. Batasan karakteristik : - Perubahan selera makan - Perubahan pada parameter fisiologis - Perilaku distraksi - Ekspresi wajah nyeri - Putus asa - Keluhan tentang intensitas menggunakan standar skala nyeri c. Faktor yang berhubungan : - Agens cedera biologis - Agens cedera kimiawi - Agens cedera fisik 2. Diagnosa 2 : Hambatan mobilitas fisik a. Definisi : keterbatasan dalam gerakan fisik atau satu atau lebih ekstremitas secara mandiri dan terarah b. Batasan karakteristik : - Gangguan sikap berjalan - Penurunan kemampuan motorik halus - Penurunan rentang gerak - Ketidaknyamanan - Melakukan aktivitas lain sebagai pengganti pergerakan - Gerakan lambat - Gerakan tidak terkoordinasi c. Faktor yang berhubungan : - Intoleran aktivitas - Ansietas - Penurunan kekuatan otot - Penurunan ketahanan tubuh - Malnutrisi - Nyeri - Gaya hidup kurang gerak B. Perencanaan 1. Diagnosa 1 : Nyeri akut berhubungan dengan cidera biologis Tujuan, kriteria hasil (outcomes criteria) : Pain Level No 1. Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil keperawatan (NOC) Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan berhubungan dengan 3x24 agens masalah cedera biologis biologis jam diharapkan agens cedera berhubungan dengan nyeri akut dapat diatasi dengan kriteria hasil : Indikator IR ER 1. skala nyeri 3 5 berkurang 2. frekuensi 2 4 nyeri berkurang 3 5 3. TTV dalam batas normal Keterangan skala : 1 : Berat 2 : Cukup berat 3 : Sedang 4 : Ringan 5 : Tidak ada Intervensi keperawatan dan rasional (NIC) : Pain Management No Intervensi Rasional 1. lakukan pengkajian nyeri Mengetahui komprehensif daerah nyeri, kualitas dan kapan nyeri dirasakan 2. observasi reaksi nonverbal Membantu dari ketidaknyamanan berikan posisi mengurangi rasa nyeri pasien yang 3. nyaman 4. monitor TTV Mengurangi rasa nyeri 3. Diagnosa 2 : Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri Tujuan, kriteria hasil (outcomes criteria) : Mobility Level No 1. Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil keperawatan (NOC) Nyeri akut yang Setelah dilakukan tindakan berhubungan dengan 2x24 jam diharapkan agens masalah hambatan mobilitas cedera biologis fisik berhubungan dengan nyeri dapat diatasi dengan kriteria hasil : Indikator 1. IR ER klien 3 5 meningkat dalam aktivitas fisik 2. mengerti 3 tujuan 5 dari peningkatan mobilitas fisik 3. mengungkapkan 3 perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah Keterangan skala : 1 : Berat 5 2 : Cukup berat 3 : Sedang 4 : Ringan 5 : Tidak ada Intervensi keperawatan dan rasional (NIC) : Exercise therapy ambulation No Intervensi Rasional 1. Kaji kemampuan pasien Mengetahui daerah nyeri, dalam mobilisasi kualitas dan kapan nyeri dirasakan 2. Ajarkan pasien Membantu bagaimana posisi mengurangi merubah rasa nyeri pasien dan berikan bantuan jika diperlukan 3. Monitoring sebelum vital dan sign Mengurangi rasa nyeri sesudah latihan dan lihat respon pada saat latihan III. DAFTAR PUSTAKA https://www.academia.edu/34213634/LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI https://www.academia.edu/8880393/Laporan_Pendahuluan_dan_Asuhan_Keperawatan_pada _Pasien_dengan_Masalah_Nyeri http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/336/3/6.%20BAB%20II.pdf Asmadi. 2008.Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.Jakarta : Salemba Medika. Asmadi. 2008.Teknik Prosedural Keperawatan Konsep Dan AplikasiKebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika Carpenito, Lynda Juall. 1999. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGCMubarak, Wahid Iqbal. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC Nanda International. 2011. Nursing Diagnoses: Definition & classification 2012-2014, Jakarta: Buku Kedokteran EGC