BAB IV HASIL IRINGAN MUSIKALISASI PUISI A. Kreativitas Jadi dalam proses kerja yang sudah dikerjakan penulis dalam tindakan ini, dengan karya yang sudah diujicobakan sudah dimainkan dengan baik sesuai konsep dan dinamika yang sudah dibuat penulis. Dengan perpaduan musik dan puisi ini melahirkan musikalisasi puisi maka, disini konsep dan dinamika yang sudah dibuatkan menghasilkan sebuah harmoni. B. Makna Dari Puisi “Ibu” Dalam puisi yang berjudul “Ibu” ini karya Chairil Anwar dijelaskan bahwa, setiap bait itu sudah memiliki makna dan tujuan tersendiri. Jadi hal yang harus dibuat penulis adalah memisahkan bait puisinya kemudian disertai dengan makna dan tujuannya masing-masing. Di bawah ini makna yang terkandung dalam setiap bait puisi untuk mengisi instrument gitar adalah sebagai berikut. Dalam bait pertama ini mengandung makna sedih, dimana seorang ibu memperhatikan anaknya, mendidik hingga menjadi orang yang baik. Pernah aku ditegur Katanya untuk kebaikan Pernah aku dimarah Katanya membaiki kelemahan Pernah aku diminta membantu Katanya supaya aku pandai 1 Kemudian dibait kedua ini kebaikan seorang ibu sangatlah berarti bagi seorang anaknya dimana seorang ibu mendidik anaknya lewat perasaan kelak nantinya menjadi anak yang kuat dalam menghadapi kesulitan yang akan memdatanginya nanti. Ibu… Pernah aku merajuk Katanya aku manja Pernah aku melawan Katanya aku degil Pernah aku menangis Katanya aku lemah Nilai yang terkandung dalam bait ini ialah dimana seorang anak mendapat kasih sayang seorang ibu yang takkan pernah ia lupakannya. Ibu… Setiap kali aku tersilap Dia hukum aku dengan nasihat Setiap kali aku kecewa Dia bangun dimalam hari lalu bermunajat Setiap kali aku dalam kesakitan Dia obati dengan penawar dan semangat Dia kata bersyukurlah kepada Tuhan Dalam bait keempat ini mengingat betapa kuatnya pengorbanan seorang ibu untuk anaknya tanpa megenal putus asa. Namun… Tidak pernah aku lihat air mata dukamu Mengalir di pipimu Begitu kuatnya dirimu… Dibait kelima ini seorang anak menyadari bahwa kebaikan seorang ibu takkan pernah habis hingga menjadi anak yang berguna. Ibu… Aku sayang padamu… Tuhanku… Aku bermohon pada-Mu Sejahterahkanlah dia Selamanya… 2 C. Pola Iringan Gitar Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tujuan penulis mengaransemen musiknya adalah untuk mengungkapkan kreatifitas dan imajinasi sang penulis, sehingga penulis bisa menggunakan berbagai jenis alat musik yang bisa membuat aransemen musik hingga memberikan nuansa baru pada musikalisasi puisi yang bertema “Ibu” dimana musikalisasi puisi tersebut menjadi lebih menarik dan sesuai dengan kreativitas serta imajinasi sang penulis. Dalam ujicoba ini, penulis memutuskan untuk menggunakan alat musik gitar, kemudian dimainkan oleh dua orang pemusik, yakni gitar I sebagai (Melodi) dan gitar II sebagai (Akor), dibunyikan secara bersamaan dengan pembawa puisinya sesuai dengan partitur yang dibuat penulis. Bait pertama hingga bait terakhir isi dari puisi ini bermakna sedih maka dari situ penulis mengaransemen instrument gitarnya sesuai dengan makna dan isi dari puisi tersebut. Maka komposisi akor yang akan digunakan yaitu akor tangga nada minor, meskipun ada beberapa bagian baris birama menggunakan akor tangga nada mayor. Langkah-langkah dalam mengerjakan aransemen : 1.) Tempo Temponya = 65 mengapa demikian karena dilihat dari isi puisinya sedih, maka alunan temponya lambat, dengan demikian bunyi musiknya bisa mendukung suasana yang terjadi. 3 2.) Akor Jadi akor yang akan digunakan dalam instrument musikalisasi puisi ini ialah akor tangga nada minor dan mayor sehingga bisa mendukung suasana dalam puisi. Akor yang digunakan adalah: - Akor tangga nada mayor Akor tangga nada mayor terdiri atas ( A, C, E, F, G ) - Akor tangga nada minor Akor tangga nada minor terdiri atas ( Am, Am7, Bm, Bb, Dm, Em ) 3.) Modulasi akor Modulasi akornya terdapat pada birama 21 ketukan pertama kemudian dilanjutkan pada birama 28 ketukan pertama mengapa demikian, karena penulis mencoba mencari titik puncak instrumen musiknya yang sesuai dengan syair puisi tersebut dan itu terjadi dibait ke-3 baris ke-5 puisi Ibu. Ibu… Setiap kali aku tersilap Dia hukum aku dengan nasihat Setiap kali aku kecewa Dia bangun dimalam hari lalu bermunajat Setiap kali aku dalam kesakitan Dia obati dengan penawar dan semangat Dia kata bersyukurlah kepada Tuhan Namun… Tidak pernah aku lihat air mata dukamu Mengalir di pipimu. Jadi isi yang terkandung dalam sajak puisi diatas adalah melihat betapa baiknya seorang ibu yang tak pernah menyesal dengan situasi yang 4 membuatnya putus asa terhadap kelakuan anaknya, namun ia selalu bersyukur kepada yang Maha kuasa, karena itu semua adalah cobaan untuknya, dengan demikian penulis mengetahui titik puncaknya, hal ini yang membuat penulis mencoba membuat modulasi akor dan melodi supaya tidak terlalu monoton pada satu akor saja, sehingga kesan sedihnya itu muncul seperti yang sudah dibuat pada partitur dibawah ini. Birama Birama 19 28 20 21 29 22 30 Gambar 3. Modulasi Akor Sumber : MuseScore 4.) Dinamika, Dari bar pertama hingga bar terakhir dinamikanya sudah dibuat meskipun tidak tertuang atau tertulis dalam partitur atau baris birama. 5 Dinamika yang akan dibuat, mengikuti alun dan suasana yang akan terjadi dalam puisi, sehingga kerja sama yang akan dilakukan pembawa dan pengiringnya terorganisir. 5.) Alat musik perkusifnya yaitu Marakas, karena marakas ini bisa membangun suasana yang terjadi dalam puisi tersebut. Interlude : Intro yang akan digunakan sebagai pengantar musikalisasi puisi ini adalah instrument perkusif yaitu marakas, kemudian marakas dimainkan pada awal dan akhir, dimana seorang pembaca puisi membunyikannya sesuai dengan suasana yang terjadi. Marakas |xxxxxxxxxxxxxxxxxx………|| Dibawah ini pola iringan gitar untuk mengiringi puisi “Ibu” adalah sebegai berikut. Do = C Mrks |xxxxxxxxxxxx….|| Pernah aku ditegur… Pernah aku katanya untuk kebaikan diminta membantu… pernah aku dimarah… katanya 6 supaya katanya membaiki Kelemahan… aku pandai… Ibu... pernah aku merajuk… Pernah Pernah aku menangis… aku dengan nasihat aku katanya aku manja… melawan... katanya aku lemah… setiap kali aku kecewa katanya aku degil.. ibu… setiap kali aku tersilap… dia bangu di malam hari lalu dia hokum setiap kali aku dalam kesakitan bermunajat… Dia ubati dengan dia kata… bersyukurlah kepada Tuhan penawar dan semangat namun... tidak pernah aku lihat air mata dukamu 7 , mengalir dipipimu begitu kuatnya dirimu… Tuhanku, aku bermohon padamu sejahterakanlah dia, Ibu... aku sayang padamu… selamanya... Marakas |xxxxxxxxxxxxxxxxxxx…|| D. Proses Latihan Musikalisasi Puisi Untuk mencapai hasil yang maksimal, penulis membuat tahap-tahap latihannya. Tahap-tahap latihannya adalah sebagai berikut; 1. Tahap pertama (tahap awal pengenalan partitur) Tahap awal ini, tahap dimana penulis menjelas sekaligus mengenalkan instrument musik pengiring puisi Ibu (Chairil Anwar). Dalam tahap ini juga penulis mencoba memutar ulang instrument gitarnya lewat audio MuseScore. 8 Gambar 4. Pengenalan Partitur Sumber. Kamera Dibawah ini model partitur yang akan dimainkan untuk mengiringi puisi Ibu karya Chairil Anwar. BUNDA Tempo 68 Do= C Kamelus Hendra Yono 9 10 2. Tahap kedua Dalam tahap ini penulis (gitar I melodi) mencoba untuk bermain bersama Gitar 2 (akor) dari bar per bar sekaligus menyesuaikannya dengan baik sesuai notasi yang sudah ditulis dalam bentuk partitur dimusescore. Setelah itu penulis memberikan teks puisinya kepada Pembawa puisi, kemudian memahami isi dan tujuan dari puisi tersebut. Den gan demikian penulis menyuruh kepada Pembawa puisi untuk menyimak instrument musik yang dimainkan oleh Gitar I dan Gitar II dan menyesuiakannya dengan puisi yang telah dibaca yang terlihat pada gambar di bawah ini. Gambar 5. Latihan awal instrumen. Sumber. Cannon Gambar 6. Memahami makna puisi. Sumber. Cannon Dibawah ini model partitur yang akan dilatih seperti pada gambar 5 diatas, kemudian dimainkan oleh gitar 1 dan gitar 2 pada partitur dibawah ini. 11 Bagian I Am Dm E Am Bagian II Am Dm E Am Bagian III F G E Bagian IV Am G F G 12 Bagian V E Am G Dm G Bagian VI C Bm A A7 Am Dm Bb G Bm B F Bagian VII Bb B7 E Am 13 E C Am Am Am 3. Tahap ketiga Tahap ketiga ini mencoba bermain instrument gitar dengan lancar sesuai dengan akor dan melodi di setiap baris birama yang sudah dibuat dalam partitur. Gambar 7. Latihan instrument gitar hingga lancar Sumber. camera Seperti yang terlihat pada gambar 7 proses latihannya secara berulangulang hingga lancar sesuai dengan partitur dibawah ini 14 Tempo=68 Do=C Am Dm Am Dm F Am E G Am E Am E Am G E F G G 15 Dm G C Bm A A7 Bb Am Bb Dm G B7 E Bm B F E C Am Am Am Am 4. Tahap keempat Tahap keempat ini dimana seorang pembawa puisi menyesuaikan puisinya dengan instrument gitar yang sudah disiapkan yang sudah tertulis dalam bentuk partitur, kemudian menghafalnya hingga lancar. 16 Gambar 8. Menyesuaikan puisi dengan instumen gitar. Sumber. Camera Do = C Mrks |xxxxxxxxxxxx….|| Am Dm Pernah aku ditegur… Am Em katanya untuk kebaikan Dm Pernah aku Am pernah aku dimarah… Em diminta membantu… 17 katanya membaiki Kelemahan… Am katanya supaya aku pandai… F Ibu... Am G E pernah aku merajuk… katanya aku manja… F Pernah C G aku G melawan... E Am Pernah aku menangis… katanya aku lemah… Bm aku dengan nasihat G Am Dm B7 dia bangu di malam hari lalu bermunajat… 18 C ibu… setiap kali aku tersilap… Bb setiap kali aku kecewa katanya aku degil.. dia hukum E setiap kali aku dalam kesakitan Am A7 Dia ubati dengan Dm G dia kata… F bersyukurlah kepada Tuhan C namun... penawar dan semangat Bb tidak pernah aku lihat air mata dukamu B7 mengalir dipipimu Am E Am begitu kuatnya dirimu… Ibu... aku sayang padamu… Am Am Tuhanku, aku bermohon padamu sejahterakanlah dia, selamanya... Mrks|xxxxxxxxxxxxxxxxxxx…|| 5. Tahap kelima (tahap terakhir) Ditahap terakhir ini dimana pengiring memainkan instrument musiknya kemudian pembawa puisi membawakannya dengan baik dan benar hingga melahirkan musikalisasi puisi. 19 Gambar 9. Rekaman akhir studio Sumber. camera E. Alasan Pemilihan Gitar Untuk Mengiringi Puisi “Ibu” Memang susah untuk menjawab, kenapa saya memilih gitar untuk mengiringi puisi “Ibu” ini kenapa bukan alat musik lain, instrument gitar ini memiliki keunikan kurang lebih sama sebagai alat musik lain yang bisa menghasilkan bunyi lebih dari satu nada pada saat bersamaan. Dengan keunggulan seperti ini, tentu saja sangatlah menguntungkan bagi saya untuk menggunakan setiap waktu dan setiap ada kesempatan, serta dimana saja. Sangatlah menyenangkan waktu bisa memainkan bass dan melodi pada saat yang bersamaan, yaitu memainkan gitar dengan gaya klasik atau fingerstyle. Karena gaya-gaya seperti ini sangatlah jarang yang bisa memainkan. Kemudian gampang sekali menemukan orang-orang yang suka main gitar. F. Alasan Pemilihan Akor Dan Melodi Sebagai Iringan Puisi Alasan penulis memilih akor dan melodi seperti ini yang pertama itu dilihat dari judul puisi yang bersyair sedih. Dalam proses pemilihan ini penulis 20 merangkai setiap bait puisi yang disesuaikan dengan bar-bar yang sudah di terapkan oleh penulis. Ada pula kesulitan dan hambatan dalam menerapkan akor dan melodi dimana puncak musikalisasi puisi ini ada di saat sebuah melodi dan syair puisi menyatu dengan sempurna hingga terdengar bagus. a. Pemilihan Akor Proses pemilihan akor, penulis menetapkan dua kunci mayor dan minor yang sudah di susun pada setiap baris-baris berima sehingga mempermudah penulis untuk mainkannya. b. Pemilihan Melodi Disini penulis memanfaatkan kunci-kunci yang telah di pasang tadi pada setiap baris birama. Ini di sengajakan karena, agar lebih mudah menentukan melodi dengan tangga nada mayor dan minor yang ada pada baris birama. Do=C Am Dm Pernah aku ditegur… Am E katanya untuk kebaikan Dm Pernah aku Am pernah aku dimarah… E diminta membantu… 21 katanya membaiki Kelemahan… Am katanya supaya aku pandai… F G E Ibu... pernah aku merajuk… katanya aku manja… Am G F Pernah G aku melawan... E Am Pernah aku menangis… katanya aku lemah… C Bm aku dengan nasihat G katanya aku degil.. Dm G ibu… setiap kali aku tersilap… Am Bb Bm7 setiap kali aku kecewa dia bangu di malam hari lalu dia hokum E setiap kali aku dalam kesakitan bermunajat… A A7 Dm Dia ubati dengan dia kata… G F bersyukurlah kepada Tuhan penawar dan semangat C namun... Am tidak pernah aku lihat air mata dukamu 22 Bb mengalir dipipimu B7 E Am begitu kuatnya dirimu… Ibu... aku sayang padamu… Am Am Tuhanku, aku bermohon padamu sejahterakanlah dia, selamanya... G. Tujuan Iringan Musikalisasi Puisi Setelah melihat hasil kerja yang sudah dibuat penulis, maka dalam tindakan ini sang penulis terlebih dahulu mencari tahu tujuan dari iringan dalam bermusikalisasi puisi. Oleh sebab itu penulis menyatakan bahwa tujuan dari irinngan dalam bermusikalisasi puisi ini adalah meningkatkan kreativitas penulis karena ia menyadari bahwa ia baru pertama kali membuat karya ini/masih pemula. Selain itu tujuan dari iringan musikalisasi puisi ini yaitu untuk menerapkan kreativitas musik yang dimiliki penulis untuk membuat musik dalam iringan puisi yang berjudul “Ibu” agar menjadi lebih menarik untuk dinikmati oleh para pecinta musikalisasi puisi. Oleh karena itu, penulis dapat menggunakan kreativitas dan imajinasi yang ia miliki sambil melihat proses-proses dalam bermusikalisasi puisi. 23 H. Modeling Modeling berasal dari kata model yang artinya deskripsi yang menjelaskan suatu objek baik berupa fisik, bentuk, citra atau rumusan matematis. Menurut Wikipedia Model adalah gambaran sederhana yang dapat menjelaskan objek, sistem atau suatu konsep. Pengertian model menurut para ahli. 1. Pengertian Model menurut Simamarta ialah gambaran inti yang sederhana serta dapat mewakili sebuah hal yang ingin ditunjukkan. 2. Pengertian Model menurut Gordon adalah kerangka informasi tentang suatu hal yang disusun untuk membahas hal tersebut. 3. Pengertian Model menurut Marx merupakan sebuah keterangan secara terkonsep yang dipakai sebagai saran atau referensi untuk melanjutkan penelitian empiris yang membahas suatu masalah. Dalam model musikalisasi puisi ini terdiri dari 3 pemain yakni pemain instrument musik dengan pembawa puisi. Pemain insrtumen musik gitar terdiri atas 2 orang yakni gitar I sebagai pemelodi dan gitar II sebagai pengiring (akor), kemudian yang terakhir itu adalah pembawa puisi. 1. Gitar I ( Melodi ) Penulis sekaligus model dalam musikalisasi puisi ini, dikarenakan ini bukan sebuah penelitian melainkan Ujicoba, mengujicoba hasil karya yang sudah dibuat/diciptakan Penulis. Maka dari itu penulis mengikuti proses latihannya hingga selesai, karena penulis baru pertama kali membuat musikalisasi puisi. Kreativitas penulis membuat iringan music dan puisi 24 ini, melahirkan musikalisasi puisi, hingga memunculkan niat penulis ingin menguji kepada siapa saja yang menurut penulis bisa dan berpengalaman. Berbicara mengenai musik, penulis sudah memiliki pengalaman setelah sekian lama belajar di Universitas Khatolik Widia Mandira Kupang, Program Studi Pendidikan Musik. Maka penulis ingin mencoba untuk menciptakan hal baru, menerapkan apa yang sudah diberikan oleh Bapak dan Ibu Dosen kemudian dipelajari hingga menghasilkan sesuatu yang baru. Nama lengkap : Kamelus Hendra Yono Umur : 23 Profesi : Pelajar Gambar10. Gitar 1 (melodi) Sumber. Cannon 2. Gitar II ( Akor ) Dilansir dari hasil wawancara saudara Erens Goat mahasiswa IV program studi Pendidikan Musik Unwira Kupang sudah memiliki kemampuan dibidang musik dan berpengalaman dalam hal bermusikalisasi puisi, dalam arti sering sekali mengikuti perlombaan musikalaisasi puisi. 25 Nama Lengkap : Erens Goat Umur : 21 Tahun Profesi : Pelajar Gambar 11. Gitar 2 (Akor) Sumber. Cannon 3. Pembawa Puisi Angela Ratnasari Biu mahasiswa program studi Komunikasi Universitas Nusa Cendana kupang, sudah pernah mempelajari puisi sejak dibangku sekolah dan sering membawakan puisi dalam sebuah pertunjukan acara. oleh karena itu penulis mempercayai bahwa saudari Angela Ratnasari Biu ini sudah memiliki kemampuan untuk membawakan sebuah karya puisi dengan baik. Nama Lengkap : Angela Ratnasari Biu Umur : 20 Profesi : Pelajar Gambar 12. Pembawa Puisi Sumber. Cannon 26