Uploaded by wahdudfals

PPT Kel. 5 KEBUTUHAN NUTRISI

advertisement
ASUHAN KEPERAWATAN DASAR PROFESI DENGAN KEBUTUHAN NUTRISI:
KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI: KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH
Anggota Kelompok 5
Nazwa Febriyanti
Neneng Dewi Aprilianti
Nur Hilaliyah Fathull Jannah
Nuri Handayani
Nurkholis Wadud
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MOHAMMAD HUSNI
THAMRIN
Kebutuhan Nutrisi
Nutrisi adalah komponen dasar kesehatan dan penting untuk kesehatan pertumbuhan
dan perkembangan normal, pemeliharaan jaringan dan perbaikan, metabolisme sel,
dan fungsi organ. Itu tubuh manusia membutuhkan suplai nutrisi yang cukup untuk
keperluan esensial fungsi sel.
Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang
sangat penting. Dilihat dari kegunaannya nutrisi merupakan sumber energi untuk
segala aktivitas dalam sistem tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari dalam
tubuh sendiri, seperti glikogen, yang terdapat dalam otot dan hati ataupun protein
dan lemak dalam jaringan dan sumber lain yang berasal dari luar tubuh seperti
asupan makan.
Etiologi
Pola makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan
oleh tubuh dapat memicu timbulnya diabetes mellitus, konsumsi makan yang
berlebihan dan tidak diimbangi dengan sekresi insulin dalam jumlah yang memadai
dapat menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat.
Macam-Macam Nutrisi
Nutrient atau kandungan zat yang terdapat dalam makanan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh terdiri
dari 6 kategori, yaitu :
- Karbohidrat ►Fungsi utama karbohidrat adalah sebagai sumber energi utama dan merupakan
bahan bakar untuk otak, otot rangka selama latihan, eritrosit dan leukosit, dan medula renal.
- Protein ► berfungsi untuk membantu pertumbuhan dan pemeliharaan sel-sel tubuh, juga bisa
menghasilkan kalori, sintesa hormon, katalisator enzim (dari proses absorpsi, metabolisme dan
katabolisme) dan anti bodi.
- Lemak ► Fungsi lemak adalah untuk menyediakan kebutuhan kalori, menjaga temperatur tubuh
dan organ tubuh dengan lapisan lemak dan juga menjaga fungsi normal dari kulit.
- Vitamin (Vitamin A, D, E, K, C & B).
- Mineral dan air.
KASUS V KEBUTUHAN NUTRISI
Seorang pasien laki-laki (60 th) dirawat diruang
perawat umum RS swasta di Jakarta dengan keluhan
cepat lemas, banyak makan tetapi berat badan terus
menurun, rasa haus yang berlebih dan banyak
kencing. BB awal : 60, BB sekarang : 42 TB: 160.
obat: actrapid sliding scale, GDS : 248 mg/dl.
Diagnosa Medis: DM I. Pasien mengatakan keluhan
yang paling dirasakan saat ini adalah BB Menurun
terus padahal makannya banyak.
Analisa Data:
Data Subjektif
Data Objektif
Masalah
1. Klien mengatakan cepat lemas
2. Klien mengatakan banyak makan
namun BB terus menurun
3. Klien mengatakan rasa haus yang
berlebih
4. Klien mengatakan banyak
kencing
1. BB awal : 60
2. BB sekarang : 42 (penurunan lebih dari
20%)
3. TB: 160
4. Obat yang diminum yaitu actrapid
sliding scale (Insulin)
5. GDS : 248 mg/dl
Ketidakseimbangan
nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh b.d
gangguan keseimbangan
insulin
Data tambahan:
1. Klien mengatakan sakit kepala
Data tambahan :
1. IMT :16,41 (kurus)
2. Kalori yang di butuhkan : 4.703 kkal/
hari
Intervensi Keperawatan
Diagnosa
NOC
NIC
Ketidakseimbangan nutrisi: Status Nutrisi
Managemen Hiperglikemia
kurang dari kebutuhan
1. Asupan makanan
1. Instruksikan pada pasien
tubuh b.d gangguan
2. Energi
mengenai managemen
keseimbangan insulin
3. Rasio berat badan/tinggi
diabetes selama periode
badan
4. hidrasi
sakit yaitu penggantian
karbohidrat
Analisis Kandungan Gizi, Organoleptik dan Aktivitas Antioksidan Snack Bar
Berbasis Beras Warna Organik (Oryza Sativa L.) Varietas Lokal (Merah
Wakawondu, Hitam Wakombe, Dan Cokelat Warumbia) Sebagai Alternatif
Makanan Selingan Penderita Diabetes Melitus
Tujuan penelitian ini untuk menentukan pengaruh formulasi beras warna organik (merah Wakawondu, hitam Wakombe, dan
cokelat Warumbia) terhadap penilaian organoleptik snack bar dan nilai gizi snack bar. Penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan yakni dengan variasi penambahan beras merah Wakawondu, Beras
hitam Wakombe dan Beras cokelat Warumbia). Sampel P4 memiliki tingkat kesukaan panelis dengan skor penilaian uji
hedonik terhadap warna, aroma, rasa, tekstur dan overall berturut-turut yakni 2,97 (agak suka), 3,50 (suka), 3,83(suka),
4,00(suka) dan 3,97 (suka). Kadar air, protein, karbohidrat, lemak, serat dan glukosa berturut-turut sebesar 2,25%, 1,26%,
3,22%, 83,33%, 10,28%, 10,07%, dan 9,97%.
World Health Organization (WHO) 2014, merekomendasikan konsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah untuk
membantu meningkatkan pengendalian glukosa darah, namun tetap memperhatikan jumlah karbohidrat yang dikonsumsi.
Penderita DM baik melakukan konsep diet indeks glikemik yaitu diet dengan mengganti sumber karbohidrat.
Salah satu bahan makanan yang dapat digunakan sebagai pengganti karbohidrat adalah beras warna. Beras warna memiliki
indeks glikemik lebih rendah dibandingkan beras putih, salah satu faktor penyebabnya adalah kandungan serat beras warna.
Beberapa jenis beras warna yang terdapat di pasaran yaitu beras coklat, beras merah, dan beras hitam (Annisa et al., 2013).
Karakteristik beras warna yang memiliki kandungan energi dan serat yang cukup, cocok digunakan sebagai salah satu
alternatif bahan makanan bagi penderita DM karena dapat membantu menyediakan energi yang cukup, mengendalikan kadar
glukosa darah dan menjaga berat badan.
Standarisasi Ganyong (Canna edulis ker) Sebagai
Pangan Alternatif Pasien Diabetes Mellitus
Veni Dayu Putri, Fitri Dyna. (2019). Standarisasi Ganyong (Canna edulis ker) Sebagai Pangan Alternatif
Pasien Diabetes Mellitus. Jurnal Katalisator (Risetdikti). Vol 4 No. 2 111-118.
Manusia membutuhkan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan tubuh seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.
Perubahan gaya hidup dan pola konsumsi pangan masyarakat berpengaruh terhadap peningkatan penyakit degeneratif
seperti diabetes mellitus (DM). Konsumsi serat dari pati resisten sangat diperlukan untuk mencegah DM. RS merupakan
salah satu pangan hasil modifikasi yang berpotensi sebagai ingredient pangan fungsional. Ganyong merupakan pangan
sumber karbohidrat yang mudah ditanam yang dapat dijadikan pangan alternatif bagi penderita DM dengan memodifikasi
pati ganyong menjadi RS sehingga mengurangi kandungan indeks glikemiknya (IG).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar abu, air, protein, karbohidrat, lemak dan serat kasar RS ganyong
termodifikasi. Pengolahan pati ganyong menjadi RS dilakukan dengan metode autoclaving-cooling dengan 3 siklus pada
suhu 130 C dan analisis proksimat mengacu pada metode pengujian SNI 01-2891-1992.
Hasil analisis proksimat pati resisten ganyong dibandingkan dengan pati ganyong memperlihatkan peningkatan kadar abu
(0,68%), protein (0,56%), lemak (0,28%) dan serat kasar (6,61%), sementara kadar air dan karbohidrat mengalami
penurunan yaitu 9,38% dan 74,25%. Dapat disimpulkan bahwa pati resiten ganyong bisa digunakan sebagai pangan
alternatif pada pasien DM karena semakin tinggi nilai kadar serat, protein dan lemak suatu pangan, maka nilai Indeks
glikemik semakin rendah. Bagi penderita DM dapat memilih produk pangan yang akan dikonsumsi yang memiliki indeks
glikemik rendah dengan ciri tingginya nilai serat pangan total, lemak dan protein.
DAFTAR PUSTAKA
•
Bulechek, G. M. (2013). Nursing Interventions Classifaction (NIC) (6th ed.) . St. Louis: Elsevier Mosby.
•
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2018). NANDA-I Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 20182020. Jakarta: EGC.
•
Moorhead, S. (2013). Nursing Outcome Classification (NOC) edisi 5. Singapura: Elsevier.
•
Nurarif, A. H. (2015). Aplikasi asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC.
Jogjakarta: Mediaction.
•
Veni Dayu Putri, Fitri Dyna. (2019). Standarisasi Ganyong (Canna edulis ker) Sebagai Pangan Alternatif
Pasien Diabetes Mellitus. Jurnal Katalisator (Risetdikti). Vol 4 No. 2 111-118.
Thankyou 
Download