MODEL KONSEPTUAL IMOGENE KING 3 Oktober 2015 Karya Ilmiah MODEL KONSEPTUAL IMOGENE KING A. Latar Belakang Masalah Perkembangan keperawatan di dunia dapat diawali sejak zaman manusia itu ada di mana pada dasarnya manusia diciptakan telah memiliki naluri untuk merawat diri sendiri, hingga pada masa sebelum perang dunia kedua tokoh Florence Nigthingale (1820-1910) menyadari pentingnya sekolah untuk mendidik perawat. Florence Nigthingale merintis profesi keperawatan diawali dengan membantu para korban akibat perang krim (1854-1856). Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan biopsikososial dan spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. (Lokakarya, 1983). Dalam proses berkembangnya ilmu keperawatan dituntut adanya riset dan pengembangan ilmu keperawatan, bersamaan dengan perkembangan itu lahir berbagai konsep dan teori model keperawatan yang dikemukakan oleh banyak pakar ilmu keperawatan. Perlu pemahaman yang kompleks untuk mempelajari konsep-konsep dan teori tersebut. “A model is an idea that explains by using symbolic and physical visualization” (sebuah model adalah ide yang menjelaskan dengan menggunakan visualisasi symbol dan fisik). Model-model simbolik dapat berupa kata-kata lisan (verbal), skematis, atau kuantitatif. Model ini tidak punya bentuk fisik yang dikenal, model konseptual. Model konseptual adalah serangkaian konsep yang berhubungan dengan menggambarkan secara simbolik dan menyampaikan gambaran mental sebuah fenomena. Model konseptual keperawatan mengidentifikasi konsep dan menggambarkan hubungannya terhadap fenomena yang perhatiannya berfokus pada disiplin. Salah satu dari model konseptual yang akan dibahas dalam makalah ini adalah model konseptual yang dikemukakan oleh Imogene King mengenai; general concepts of human behavior; systems, concepts, process dan general system framework, yang kemudian dikenal sebagai model Goal attainment (pencapaian tujuan). B. Model Konseptual Imogene King King mengembangkan model konseptual keperawatan di pertengahan tahun 60-an dengan gagasan yang mengatakan bahwa manusia adalah system terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan . Fokus sentral kerangka kerja King adalah manusia karena manusia bersifat dinamis yang memiliki persepsi terhadap objek, orang dan kejadian-kejadian yang mempengaruhi manusia dalam berperilaku, interaksi social dan kesehatan. Kerangka kerja konseptual King mencakup 3 sistem interaksi dengan masing-masing system memiliki keunikan dalam konsep dan karakteristik kelompok. Sistem ini terdiri dari system personal, interpersonal dan social. Asumsi yang mendasar pada keperawatan adalah proses melibatkan caring untuk manusia dengan kesehatan merupakan tujuan utama. Sistem personal menurut King adalah merujuk pada individu. Konsep-konsep dalam system personal ini mendasari pemahaman hubungan manusia yang meliputi persepsi , diri sendiri, gambaran diri, pertumbuhan dan perkembangan, waktu, dan tempat. King memandang persepsi sebagai variabel yang paling penting karena persepsi mempengaruhi perilaku. King menyimpulkan hubungan antara konsep dengan pernyataan dengan mengatakan bahwa persepsi diri individu, gambaran diri, waktu dan ruang mempengaruhi cara seseorang tersebut berespon terhadap orang lain, objek dan kejadian-kejadian yang ada dalam kehidupannya. Karena individu tumbuh dan berkembang melalui rentang kehidupan, mengalami perubahan dalam struktur dan fungsi tubuh sehingga mempengaruhi persepsi manusia terhadap dirinya. Sistem interpersonal menurut King meliputi interaksi individu dengan satu orang lainnya. Interaksi dua individu disebut dengan Dyads, tiga individu disebut dengan Triads, dan empat atau lebih individu disebut dengan kelompok kecil atau besar. Konsep system interpersonal mencakup interaksi, transaksi, komunikasi, peran dan stress. Interaksi dan transaksi yang terjadi antara perawat dan klien atau dyads, merupakan salah satu contoh system interpersonal. Komunikasi antara perawat dan kien dapat diklasifikasikan sebagai verbal atau non verbal. Sistem social adalah sekelompok orang-orang dalam suatu komunitas atau masyarakat yang berbagi mengenai tujuan, interes, dan nilai. Sistem social memberikan kerangka kerja bagi interaksi dan hubungan social, dan membangun aturan-aturan mengenai perilaku dan tindakan. Konsep-konsep tersebut diidentifikasi oleh King sebagai hubungan terhadap system social yang meliputi organisasi, otoritas, status dan pengambilan keputusan. Kerangka kerja konseptualnya dan teori pencapaian tujuan “ didasarkan asumsiasumsi umum yang memfokuskan perawatan interaksi manusia dengan lingkungan untuk mencapai kesehatan bagi individu, yang dapat berfungsi dalam peran social. 1. Lingkungan King percaya bahwa pemahaman mengenai tatacara interaksi antara manusia dan lingkungan untuk memelihara kesehatan adalah hal yang sangat penting bagi perawat. Sistem terbuka merupakan interaksi yang terjadi antara system dan lingkungan, yang mempengaruhi perubahan lingkungan secara konstan. Penyesuaian diri untuk kehidupan dan kesehatan dipengaruhi oleh interaksi individu dan lingkungan. Setiap manusia merasa dunia sebagai tempat terjadinya interaksi antara individu dan segala sesuatu dalam lingkungan. 2. Kesehatan Kesehatan adalah status yang dinamis dalam siklus kehidupan, kesakitan adalah gangguan dalam siklus kehidupan. Kesehatan adalah penyesuaian diri yang secara terus menerus terhadap stress baik dari lingkungan eksternal maupun internal melalui sumber-sumber yang digunakan secara optimum untuk mencapai kegiatan sehari-hari yang maksimum. 3. Keperawatan Keperawatan adalah perilaku yang dapat diobservasi yang ditemukan dalam system asuhan kesehatan yang ada dimasyarakat. Tujuan keperawatan adalah membnatu individu memelihara kesehatannya sehingga mereka dapat berfungsi sesuai perannya. Keperawatan merupakan proses kegiatan interpersnel, reaksi, interaksi dan transaksi. Persepsi perawat dan pasien juga mempengaruhi proses interpersonal. 4. Individu Menurut King individu adalah makhluk spiritual yang memiliki kapasitas untuk berfikir, mengetahui, membuat pilihan, dan memilih alternative tindakan, memiliki kemampuan berbahasa dan menggunakan simbol-simbol. Individu merupakan system terbuka dalam transaksi dengan lingkungan. Transaksi mengandung arti bahwa tidak ada pemisahan keberadaan antara manusia dan lingkungan. Individu adalah makhluk yang unik dan holistic, mampu berpikir rasional dan mengambil keputusan dalam berbagai situasi. Individu berbeda dalam kebutuhan, keinginan dan tujuannya. Teori pencapaian tujuan yang dikemukakan King berasal dari perkembangan system konseptual yang berdasarkan pada tiga system yaitu system personal, interpersonal dan system social. King memandang manusia sebagai system terbuka yang social, rasional, perasa, pengontrol, bertujuan, bereaksi dan berorientasi pada waktu. Pelayanan keperawatan ditujukan pada proses interaksi manusia (Perawat-Klien) dimana melibatkan perasaan orang lain dan situasi melalui komunikasi, penetapan tujuan, pengertian dan kesepakatan mencapai tujuan. Dari system konseptualnya yang mencakup tiga system, King menyeleksi 10 dari 15 konsep yaitu persepsi, komunikasi, interaksi, transaksi, diri sendiri, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan privasi. Kemudian King menyeleksi konsep tersebut menjadi empat konsep yaitu : persepsi, komunikasi, interaksi dan transaksi , dan dimanfaatkannya dalam proses transaksinya. Proses transaksi dapat digunakan oleh perawat untuk melakukan pengkajian, membuat perencanaan, implementasi dan evaluasi asuhan keperawatan. Variabel kritis pada proses ini adalah menetapkan tujuan yang saling menguntungkan. Konsep – konsep utama dalam teori pencapaian tujuan adalah : 1. Interaksi, didefinisikan sebagai proses persepsi dan komunikasi antara orang dan lingkungan dan antara orang dengan orang, direpresentasikan oleh perilaku verbal dan nonverbal yang diarahkan untuk mencapai tujuan. Setiap individu dalam interaksi (perawat-klien) membawa pengetahuan yang berbeda, kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan, pengalaman dahulu dan persepsipersepsi yang mempengaruhi interaksi. 2. Persepsi, didefinisikan sebagai representasi setiap orang tentang realitas. Menurut King, konsep ini termasuk impor dan transpormasi energi, proses, tingkatan dan ekspor informasi. Persepsi-persepsi berhubungan dengan pengalaman masa lalu, konsep-konsep sendiri, grup sosio ekonomi, keturunan dan latar belakang pendidikan. 3. Komunikasi, didefinisikan sebagai proses pemberian informasi dari satu orang ke orang berikutnya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi merupakan komponen informasi dari interaksi. Perubahan tanda-tanda nonverbal dan symbol-simbol antara perawat dan klien, atau klien dengan lingkungan, merupakan komunikasi. 4. Transaksi, didefinisikan sebagai maksud tujuan interaksi yang membawa kepada pencapaian tujuan. King kemudian memperluas definisi transaksi termasuk: tingkah laku yang terobservasi dari interaksi manusia dengan lingkungannya. Sistem proses interaksi transaksi perawat-pasien seperti yang dikemukakan King ( 2001 ), terdiri dari perilaku-perilaku: – Persepsi perawat dan pasien berdasarkan pada pertimbangan dalam melakukan tindakan yang diikuti oleh reaksi, interaksi dan transaksi antara perawat dan pasien. Proses ini termasuk juga umpan balik evaluasi ke depan. Proses transaksi King merupakan dasar pengetahuan yang penting yang dapat digunakan perawat dalam proses keperawatan. – Proses keperawatan dalam teori ini merupakan system konsep interrelasi yang meliputi persepsi perawat -klien, komunikasi perawat-klien, interaksi perawat-klien dalam mengambil keputusan untuk pencapain tujuan. Aplikasi praktek teori King pernah dicoba pada pelayanan kesehatan meliputi perawatan emergency, perawatan anak dan pada pasien HIV AIDS dengan tuberculosis, pasien psikiatrik (Kemppainen, 1990; Laben, et al, 1995; Ng & Tsang, 2002), pada pasien dengan gangguan ortopedik baik akut maupun kronis (Alligood, 1995) dan pasien gangguan perkembangan mental (Messmer, 1995). Teori King ini juga bermanfaat untuk riset keperawatan dan meningkatkan profesionalisme. Pada pasien yang masuk IGD seringkali mengalami gangguan persepsi terhadap dirinya sendiri, body image yang sering terjadi pada pasien trauma dan mengalami cidera tubuh secara signifikan. Pada saat haemodinamik pasien stabil perhatian perawat difokuskan kembali pada koping pasien dari perasaan kehilangan, perpisahan dan marah yang dialaminya. Peran perawat berusaha untuk memulihkan harga diri dari perasaan kehilangannya, kemudian bersama-sama membuat tujuan yang saling menguntungkan antara perawat dan klien. Penting juga bagi perawat menyadari persepsi klien menyempit karena rasa nyeri dan emosi yang dialaminya. King dapat membuktikan bahwa pada pasien yang tidak kompeten dalam berkomunikasi dengan perawat (bayi, anak-anak yang belum bisa berbahasa dan pasien koma ) didapatkan 70% merespon komunikasi secara nonverbal, dengan mendeskripsikan sebagai berikut : Mencoba dengan mengobservasi interaksi perawat yang baik dengan bayi atau anak yang belum bisa berbicara dan memahami bahasa.Jika diamati dan dicatat secara sistematis, dapat dianalisa perilaku dan ditemukan beberapa tingkat transaksi nonverbal. King memiliki contoh yang bagus ketika mendampingi mahasiswa diploma di unit neuro dengan pasien koma. King berbicara dengan pasien, menjelaskan segala sesuatu yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut yang dia percayai penting dalam perawatan. Ketika pasien sadar beberapa hari kemudian, pasien menanyakan pada perawat di unit itu untuk mencarikan satu orang perawat yang baik yang selama ini menjelaskan apa yang dilakukan terhadapnya. Pasien tersebut ingin mengucapkan terima kasih. King melakukan transaksi, dan dapat mengobservasi pergerakan otot pasien saat itu. Sumber: http://www.nursingtheory.net/models_generalsystems.html http://www.muw.edu/nursing/tupelo/NU433KING’S.htm Tomey AM, Alligood MR (2006), Nursing Theorists and Their Work, sixth edition, Mosby Elsevier, St Louis, Missouri KONSEP INTERAKSI IMOGENE M. KING “MODEL KONSEP INTERAKSI IMOGENE M. KING” BAB I PENDAHULUAN Related MODEL KONSEP INTERAKSI IMOGENE M. KING Tugas Keluarga Dengan Anak Usia Remaja DOROTHEA OREM Keperawatan adalah suatu profesi yang memberikan bantuan pada individu dan kelompok untuk mencapai, memelihara dan mempertahankan derajat kesehatan dengan memperhatikan, memikirkan, menghubungkan, menentukan dan melakukan tindakan perawatan sehingga individu atau kelompok berprilaku yang sesuai dengan kondisi keperawatan. Keperawatan berhubungan langsung dengan lingkungan, tempat atau ruang dan waktu untuk membentuk suatu hubungan menanggulangi status kesehatan dalam proses interpersonal reaksi interaksi dan transaksi dimana perawat dank lien berbagi informasi mengenai persepsinya dalam keperawatan. Perkembangan keperawatan di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perkembangan keperawatan secara global. Dengan jelas dapat diamati bahwa secara berkelanjutan keperawatan di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat, baik dibidang pendidikan maupun di tatanan praktek keperawatan. Pada masa lalu keperawatan dilakukan lebih berdasarkan intuisi dan tradisi sehingga keperawatan dianggap hanya sebagai kiat tanpa komponen ilmiah dan landasan keilmuan yang kokoh. Salah satu komponen penting pengembangan disiplin keperawatan adalah riset keperawatan, karena riset keperawatan sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah keperawatan dan mengembangkan atau menvalidasi teori yang sangat dibutuhkan sebagai landasan dalam praktek keperawatan serta pengembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge). Masalah yang muncul adalah apabila peneliti kurang tepat dalam menyusun kerangka kerja teori/konsep sesuai dengan variabel yang akan diteliti, sehingga hasil penelitian akan kurang bermakna dalam perkembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge) dan akan mempengaruhi penerapannya dalam praktek keperawatan. Untuk menghindari hal tersebut, sebelum suatu teori diterapkan pada praktek keperawatan tertentu dan dipergunakan peneliti sebagai kerangka kerja teori/konsep dari suatu riset keperawatan, sangat perlu terlebih dahulu dilakukan Theory Analysis. Pada dasarnya Theory Analysis mempunyai prosedur antara lain origins, meaning, logical adequacy, usefulness, generalizability, parsimony dan testability yang bertujuan untuk mengetahui kelebihan, keterbatasan dan manfaat dari teori tersebut sehingga dapat dipertimbangkan untuk tambahan pengujian atau validasi. Dalam tulisan ini mencoba untuk menyajikan hasil analisa Theory of Goal Attainment yang diperkenalkan oleh Imogene M. King pada tahun 1971. Teori pencapaian tujuan merupakan teori yang bersifat terbuka dan dinamis, dengan sembilan konsep utama yang meliputi interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang (Marriner, A. 1986). BAB II PEMBAHASAN A. Theory Of Goal Attainment (1971) King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam keperawatan, ilmu-ilmu perilaku terapan, diskusi dengan beberapa teman sejawat dan menghadiri beberapa konferensi serta alasanalasan induktif dan deduktif dari beberapa pemikiran-pemikiran kritis. Dari informasi yang terkumpul tersebut, kemudian King memformulasikan kedalam suatu kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) pada tahun 1971. King mengidentifikasi kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) sebagai sebuah kerangka kerja sistem terbuka, dan teori ini sebagai suatu pencapaian tujuan. King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya (Human Being) sebagai sistem terbuka yang secara konsisten berinteraksi dengan lingkungannya. Asumsi yang lain bahwa keperawatan berfokus pada interaksi manusia dengan lingkungannya dan tujuan keperawatan adalah untuk membantu individu dan kelompok dalam memelihara kesehatannya. Kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) terdiri dari tiga sistem interaksi yang dikenal dengan Dynamic Interacting Systems, meliputi: Personal systems (individuals), interpersonal systems (groups) dan social systems (keluarga, sekolah, industri, organisasi sosial, sistem pelayanan kesehatan, dll). Asumsi dasar King tentang manusia seutuhnya (Human Being) meliputi sosial, perasaan, rasional, reaksi, kontrol, tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi pada waktu. Dari keyakinannya tentang human being ini, King telah menderivat asumsi tersebut lebih spesifik terhadap interaksi perawat – klien: 1. Persepsi dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi. 2. Tujuan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi. 3. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri. 4. Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan hal tersebut mempengaruhi kehidupan dan kesehatan mereka serta pelayanan masyarakat 5. Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap pertukaran informasi sehingga membantu individu dalam membuat keputusan tentang pelayanan kesehatannya. 6. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan. 7. Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan dari penerima pelayanan kesehatan dapat berbeda. Human being mempunyai tiga dasar kebutuhan kesehatan yang fundamental : 1. Kebutuhan terhadap informasi kesehatan dan dapat dipergunakan pada saat dibutuhkan. 2. Kebutuhan terhadap palayanan kesehatan bertujuan untuk pencegahan penyakit. 3. Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan yang dibutuhkan ketika individu tidak mampu untuk membantu dirinya sendiri. Perawat dalam posisinya, membantu: apa yang mereka ketahui, apa yang mereka pikirkan, bagaimana mereka merasakan dan bagaimana mereka melakukan kegiatan untuk memelihara kesehatannya. Berdasarkan kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) dan asumsi dasar tentang human being, King menderivatnya menjadi teori Pencapaian Tujuan (Theory of Goal Attainment). Elemen utama dari teori pencapaian tujuan adalah interpersonal systems, dimana dua orang (perawat-klien) yang tidak saling mengenal berada bersama-sama di organisasi pelayanan kesehatan untuk membantu dan dibantu dalam mempertahankan status kesehatan sesuai dengan fungsi dan perannya. Dalam interpersonal systems perawat-klien berinteraksi dalam suatu area (space). Menurut King intensitas dari interpersonal systems sangat menentukan dalam menetapkan dan pencapaian tujuan keperawatan. Dalam interaksi tersebut terjadi aktivitas-aktivitas yang dijelaskan sebagai sembilan konsep utama, dimana konsep-konsep tersebut saling berhubungan dalam setiap situasi praktek keperawatan, meliputi: 1. Interaksi. King mendefenisikan interaksi sebagai suatu proses dari persepsi dan komunikasi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, individu dengan lingkungan yang dimanifestasikan sebagai perilaku verbal dan non verbal dalam mencapai tujuan. 2. Persepsi diartikan sebagai gambaran seseorang tentang realita, persepsi berhubungan dengan pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial ekonomi, genetika dan latarbelakang pendidikan. 3. Komunikasi diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain secara langsung maupun tidak langsung. 4. Transaksi diartikan sebagai interaksi yang mempunyai maksud tertentu dalam pencapaian tujuan. Yang termasuk dalam transaksi adalah pengamatan perilaku dari interaksi manusia dengan lingkungannya. 5. Peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari posisi pekerjaannya dalam sistem sosial. Tolok ukurnya adalah hak dan kewajiban sesuai dengan posisinya. Jika terjadi konflik dan kebingungan peran maka akan mengurangi efektifitas pelayanan keperawatan. 6. Stress diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi akibat interaksi manusia dengan lingkungannya. Stress melibatkan pertukaran energi dan informasi antara manusia dengan lingkungannya untuk keseimbangan dan mengontrol stressor. 7. Tumbuh kembang adalah perubahan yang kontinue dalam diri individu. Tumbuh kembang mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas perilaku yang kondusif untuk membantu individu mencapai kematangan. 8. Waktu diartikan sebagai urutan dari kejadian/peristiwa kemasa yang akan datang. Waktu adalah perputaran antara satu peristiwa dengan peristiwa yang lain sebagai pengalaman yang unik dari setiap manusia. 9. Ruang adalah sebagai suatu hal yang ada dimanapun sama. Ruang adalah area dimana terjadi interaksi antara perawat dengan klien. King mengemukakan dalam kerangka konsepnya, hampir setiap konsep yang dimiliki oleh perawat dapat digunakan dalam asuhan keperawatan. 1. Sistem Personal Menurut king setiap individu adalh system personal (system terbuka). Untuk system personal konsep yang relevan adalah persepsi, diri, peretumbuhan dan perkembangan, citra tubuh, dan waktu. 1) Persepsi Persepsi adalah gambaran seseorang tentang objek, orang dan kejadian- kejadian. Persepsi berbeda dari satu orang dan orang lain dan hal ini tergantung dengan pengalaman masa lalu, latar belakang, pengetauhan dan status emosi. Karakteristik persepsi adalah universal atau dialami oleh semua, selekltif untuk semua orang, subjektif atau personal. 2) Diri Diri adalah bagian dalam diri seseorang yang berisi benda-benda dan orang lain. Diri adalah individu atau bila seseorang berkata “AKU”. Karakteristik diri adalah individu yang dinamis, system terbuka dan orientasi pada tujuan. 3) Pertumbuhan dan perkembangan Tumbuh kembang meliputi perubahan sel, molekul dan perilaku manusia. Perubah ini biasnya terjadi dengan cara yang tertib, dan dapat diprediksiakan walaupun individu itu berfariasi, dan sumbangan fungsi genetic, pengalam yang berarti dan memuaskan. Tumbuh kembang dapat didefinisikan sebagai proses diseluruh kehidupan seseorang dimana dia bergerak dari potensial untuk mencapai aktualisasi diri. 4) Citra tubuh King mendefinisikan citra diri yaitu bagaimana orang merasakan tubuhnya dan reaksi-reaksi lain untuk penampilanya. 5) Ruang Ruang adalah universal sebab semua orang punya konsep ruang, personal atau subjektif, individual, situasional, dan tergantung dengan hubunganya dengan situasi, jarak dan waktu, transaksional, atau berdasarkan pada persepsi individu terhadap situasi. Definisi secara operasioanal, ruang meliputi ruang yang ada untuk semua arah, didefinisikan sebagai area fisik yang disebut territory dan perilaku oran yang menempatinya. 6) Waktu King mendefisikan waktu sebagai lama antra satu kejadian dengan kejadian yang lain merupakan pengalaman unik setiap orang dan hubungan antara satu kejadian dengan kejadian yang lain 2. Sistem Interpersonal King mengemukakan system interpersonal terbentuk oleh interkasi antra manusia. Interaksi antar dua orang disebut DYAD, tiga orang disebut TRIAD, dan empat orang disebut GROUP. Konsep yang relefan dengan system interpersonal adalah interkasi, komunikasi, transaksi, peran dan stress. 1) Interaksi Interaksi didefinisak sebagai tingkah laku yang dapat diobserfasi oleh dua orang atau lebih didalam hubungan timbal balik. 2) Komunikasi King mendefinisikan komunikasi sebagai proses diman informasi yang diberikan dari satu orang keorang lain baik langsung maupun tidak langsung, misalnya melalui telpon, televisi atau tulisan kata. ciri-ciri komunikasi adalah verbal,non verbal, situasional, perceptual, transaksional, tidak dapat diubah, bergerak maju dalam waktu, personal, dan dinamis. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis dalam menyampaikan ide- ide satu orang keorang lain. Aspek perilaku nonverbal yang sangat penting adalah sentuhan. Aspek lain dari perilaku adalah jarak, postur, ekspresi wajah, penampilan fisik dan gerakan tubuh. 3) Transaksi Ciri-ciri transaksi adalah unik, karena setiap individu mempunyai realitas personal berdasarkan persepsi mereka. Dimensi temporal-spatial, mereka mempunyai pengalaman atau rangkaianrangkaian kejadian dalam waktu. 4) Peran Peran melibatkan sesuatu yang timbal balik dimana seseorang pada suatu saat sebagai pemberi dan disat yang lain sebagai penerima ada 3 elemen utama peran yaitu, peran berisi set perilaku yang di harapkan pada orang yang menduduki posisi di social system, set prosedur atau aturan yang ditentukan oleh hak dan kewajiban yang berhubungan dengan prosedur atau organisasi, dan hubungan antara 2 orang atau lebih berinteraksi untuk tujuan pada situasi khusus. 5) Stress Definisi stress menurut King adalah suatu keadaan yang dinamis dimanapun manusia berinteraksi dengan lingkungannya untuk memelihara keseimbangan pertumbuhan, perkembangan dan perbuatan yang melibatkan pertukaran energi dan informsi antara seseorang dengan lingkungannya untuk mengatur stressor. Stress adalah suatu yang dinamis sehubungan dengan system terbuka yang terus-menerus terjadi pertukaran dengan lingkunagn, intensitasnya berfariasi, ada diemnsi yang temporal-spatial yang dipengaruhi oleh pengalaman lalu, individual, personal, dan subjektif. 3. Sistem Sosial King mendefinisikan system social sebagai system pembatas peran organisasi sosisal, perilaku, dan praktik yang dikembangkan untuk memelihara nilai-nilai dan mekanisme pengaturan antara praktk-praktek dan aturan (George, 1995). Konsep yang relevan dengan system social adalah organisasi, otoritas, kekuasaan, status dan pengambilan keputusan. 1) Organisasi Organisasi bercirikan struktur posisi yang berurutan dan aktifitas yang berhubungan dengan pengaturan formal dan informal seseorang dan kelompok untuk mencapai tujuan personal atau organisasi. 2) Otoritas King mendefinisikan otoritas atau wewenang, bahwa wewenang itu aktif, proses transaksi yang timbal balik dimana latar belakang, persepsi, nilai-nilai dari pemegang mempengaruhi definisi, validasi dan penerimaan posisi di dalam organisasi berhubungan dengan wewenang. 3) Kekuasaan Kekuasaan adalah universal, situasional, atau bukan sumbangan personal, esensial dalam organisasi, dibatasi oleh sumber-sumber dalam suatu situasi, dinamis dan orientasi pada tujuan. 4) Pembuatan keputusan Pembuatan atau pengambilan keputusan bercirikan untuk mengatur setiap kehidupan dan pekerjaan, orang, universal, individual, personal, subjektif, situasional, proses yang terus menerus, dan berorientasi pada tujuan. 5) Status Status bercirikan situasional, posisi ketergantungan, dapat diubah. King mendefinisikan status sebagai posisi seseorang didalam kelompok atau kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lain di dalam organisasi dan mengenali bahwa status berhubungan dengan hak-hak istimewa, tugas-tugas, dan kewajiban. B. MODEL KONSEP KEPERAWATAN KING King memahami model konsep dan teori keperawatan dengan menggunakan pendekatan system terbuka dalam hubunagn interaksi yang konstan dengan lingkunagan, sehingga King mengemukakan dalm model konsep interaksi. Dalam mencapai hubungan interaksi, King mengemukakan konsep kerjanya yang meliputi adanya system personal, system interpersonal dan system social yang saling berhuabungan satu dengan yang lain. Manusia memiliki 3 kebutuhan dasar yaitu kebutuhan terhadap informasi, kesehatan, kebutuhan terhadap pencegahan penyakit dan kebutuhan terhadap perawatan ketika sakit. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, King mengemukakan pendekatan teori yang terdiri dari komponen yang dapat digambarkan dibawah ini : Perawat Feedback Aksi Reaksi Interaksi Transaksi Gb. Model Konsep Menurut King Berdasarkan gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa konsep hubungan manusia menurut King terdiri dari : 1. Aksi merupakan proses awal hubungan 2 individu dalam berprilaku, dalam memahami atau mengenali kindisi yang ada dalam keperawatan dengan digambarkan hubungan keperawatan dan klien melakukan kontrak atau tujuan yang diharapkan. 2. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat dari adanya aksi dan merupakan respon dari individu. 3. Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling mempengaruhi antara perawat dan klien yang terwujud dalam komunikasi 4. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dank lien terjadi suatu persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan. C. ASUMSI KING King mengangsumsikan model konsep dan teori keperawatan secara eksplisit maupun implisit. Asumsi eksplisit meliputi : 1. focus sentral dari keperawan adalah interaksi dari manusia dan lingkunganya, dengan tujuan untuk kesehatan manusia 2. individu adalah social, mengirim, rasional, reaksi, penerimaan, control, berorientasi pada kegiatan waktu. 3. proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kebutuhan, dan nilai klien serta perawat. 4. Manusia sebagai pasien mempunyai hak untuk mendapatkan informasi, berpartisipasi dalam membuat keputusan yng mempengaruhi kehidupanya, kesehatan, dan pelayanan komunitas dan menerima atau menolak keperawatan. 5. tanggung jawab dari anggota tim keehtan adalah memberikan informasi kepada individu tentang semua aspek kesehatan untuk membantu mereka membuat atau mengambil keputusan. 6. tujuan dari memberi pelayanan kesehatan dan menerima pelayanan mungkin tidak sama. Sedangakan asumsi implisit meliputi : 1. pasien ingin berpartisipasi secara aktif dalam proses keperawatan. 2. pasien sadar, aktif, dadn secara kognitif mampu berpartisipasi dalam pembuatan atau pengambilan keputusan. 3. individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri. 4. individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan. D. PANDANGAN KING TERHADAP KEPERAWATAN 1. Konsep Manusia King memandang manusia sebagai suatu system terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan yang memungkinkan benda, energi, dan informasi dengan leluasa mempengaruhinya. Dalam kerangka konsepnya meliputi tiga system interksi yang dinamis sebagai individu disebut sebagai system personal, ketika individu ini bersatu dalam kelompok disebut system interpersonal. System social tercipta ketika kelompok mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama dalam satu komunitas atau masyarakat. 2. Konsep Lingkungan Menurut king lingkingan adalah system social yang ada dalam masyarakat yang saling berinteraksi dengan system lainya secara terbuka. Lingkungan merupakan suatu system terbuka yang menunjukkan penukaran masalah, energi, informasi dengan keberadaan manusia. Manusia tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan internal dengan penukaran energi yang diatur secara terus menerus terhadap perubahan lingkungan eksternal. 3. Konsep Sehat King mendefinisikan sehat sebagai pengalaman hidup manusia yang dinamis, yang secara berkelanjutan melakukan penyesuain terhadap stressor internal dan eksternal melewati rentang sehat sakit, dengan menggunakan sumber- sumber yang dimiliki oleh seseorang atau individu untuk mencapai kehidupan sehari- sehari yamg maksimal. 4. Konsep Keperawatan King menyampaikan pola intervensi keperawatanya adalh proses interaksi klien dan perawat meliputi komunikasi dan persepsi yang menimbulkan aksi, reaksi, dan jika ada gangguan, menetapkan tujuan dengan maksud tercapinya suatu persetujuan dan membuat transaksi. 5. Analisa teori. Berdasarkan model konsep dan teori keperawatan king dapat disimpulkan bahwa konsep keperawatan menurut king adalah sebai proses aksi, reaksi, dan interaksi perawat dank lien yang secara bersa- sama memberikan informasi tentang persepsi mereka dalam suatu situasi keperawatan dan sebagai proses interaksi humanis antara perawat dan klien yang masing- masing merasakan situasi dan kondisi yang berlainan, dan melalui komunikasi mereka menentukan tujuan, mengeksplorasi maksud, dan menyetujui maksud untuk mencapai tujuan. E. ANALISA TEORI Tahapan prosedur analisa teori: 1. Sumber Teori (Origins). Dalam menemukan teori, King secara bertahap mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang dimulai pada periode 1961-1966, yaitu tentang “Konsep Umum dari Perilaku Manusia” (General Concepts of Human Behavior). Ini merupakan konseptual yang dihasilkan melalui penelaahan literatur. Pada tahun 1966- 1968, ia mengeluarkan artikel yang berjudul “Kerangka Kerja Konseptual Keperawatan” (A Conceptual Framework for Nursing). Selanjutnya pada tahun 19681972 King menyimpulkan teori keperawatan sebagai berikut: Gambaran yang sistematis dari keperawatan adalah syarat mutlak untuk mengembangkan keperawatan. Pada periode ini pula (1971) ia mengatakan, perawat adalah individual dan professional tetapi keperawatan belum sebagai ilmu. Pada tahun 1980-1981 mempublikasikan teori keperawatannya “sebagai suatu sistem, konsep dan proses”.Pada suatu pertemuan King mengatakan “teori sistem dari ilmu perilaku mendukung pengembangan interaksi yang dinamis”. King megidentifikasi sistem yang dinamis dalam tiga sistem interaksi: personal systems (individuals), interpersonal systems (groups) dan social systems (keluarga, sekolah, industri, organisasi sosial, sistem pelayanan kesehatan, dll) yang disebut dengan Dynamic Interacting Systems. Hal ini timbul dari asumsi dasar King bahwa jika tujuan keperawatan concern terhadap pencapaian tujuan dari setiap individu dan kelompok serta suatu alasan yang dapat diterima, berarti hal ini merupakan suatu sistem yang terbuka dan pada akhirnya kerangka kerja konseptual harus diorganisir untuk menggabungkan ide-ide. Menurut King sistem interaksi yang dinamis digambarkan sebagai proses interaksi manusia sebagai individu, kelompok dan masyarakat dengan lingkungannya sebagai sistem yang terbuka dan berorientasi pada pencapaian tujuan (Goal Attainment). Konsep utama dari teori Goal Attainment meliputi: interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang (Marriner,A. 1986). Teori King merupakan model teori induktif yang memformulasikan teorinya melalui studi leteratur, diskusi, penelitian dan lain-lain. 2. Makna (Meaning). King mendefenisikan teorinya sebagai serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan jelas dan dapat diamati dalam praktek keperawatan. Teori ini membangun tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge), yang diperkuat oleh dua metode: † Teori keperawatan King dapat dikembangkan dan diuji melalui riset. † Prosedur lain dapat juga dengan menelusuri ulang dan dapat diteliti dengan pengembangan sembilan konsep utama teori Goal Attainment. Manfaat dari teori ini adalah: a. Mengkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan. b. Dapat dijadikan sebagai rujukan dalam memperbaiki praktek keperawatan. c. Konsep teori ini dapat dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga peneliti dan praktisi untuk menganalisa dan mengidentifikasi kejadian dalam situasi keperawatan yang sepesifik. d. Sebagai pendekatan untuk menyeleksi dan memilih konsep yang dijadikan dasar praktek keperawatan profesional. Keterkaitan dari beberapa pernyataan King dan konsepnya: Beberapa penjelasan konsep cukup konsisten. Konsep yang satu dengan konsep yang lainnya cukup jelas dalam membentuk suatu teori. 3. Kecukupan Logis (Logical Adeguacy) Konsep teori ini diprediksi dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, perkembangan iptek, sosial, ekonomi dan politik, karena sistem ini terbuka dan dinamis. Teori ini cukup adekuat dan logis karena beberapa konsep yang ada didukung oleh beberapa riset. 4. Manfaat (Usefulness). Banyak riset dan studi yang mendukung teori ini berpusat pada aspek teknis perawatan klien dan system pelayanan keperawatan. Walaupun teorinya bersifat abstrak dan tidak dapat segera diaplikasikan secara konkrit pada praktek keperawatan dan program pendidikan keperawatan, namun bila berkenaan dengan situasi nyata maka teori ini harus terlebih dahulu didefenisikan, diidentifikasi dan diuraikan baru dapat diaplikasikan.Perawat-perawat yang ingin mengaplikasikan teori ini pada praktek keperawatan, harus mempunyai pengetahuan dari konsep-konsep yang ada dalam teori pencapaian tujuan (Goal Attainment) dan memiliki kemampuan untuk membuat perencanaan keperawatan individu sambil mendorong partisipasi aktif pasien dalam fase pengambilan keputusan. Teori ini merupakan hasil riset dan dapat dikembangkan kembali melalui riset, sehingga teori ini masuk dalam desain kurikulum pendidikan keperawatan. 5. Generalisasi (Generalizability). Teori pencapaian tujuan dapat dipergunakan dan menjelaskan atau memprediksi sebagian besar phenomena dalam keperawatan, tetapi teori ini juga mempunyai keterbatasan khususnya penerapan pada keperawatan klien yang tidak mampu berinteraksi dengan perawat, contohnya: Klien koma, bayi baru lahir dan pada kasus-kasus psikiatri. 6. Parsimony. Konsep-konsep dari teori pencapaian tujuan dapat dijelaskan secara mudah dan dapat dipahami meskipun cukup komplek dan defenisi yang dikemukakan cukup jelas. 7. Testability Teori ini dapat memprediksi suatu kejadian/phenomena dalam keperawatan melalui penetapan hypothesis dalam penelitian. F. ASUHAN KEPERAWATAN BAB III PENUTUP Teori pencapaian tujuan (Theory of Goal Attainment) merupakan derivat dari kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) dan asumsi dasar King tentang Human Being. Teori pencapaian tujuan (Theory of Goal Attainment) berfokus pada interpersonal systems. Menurut King sistem interaksi yang dinamis digambarkan sebagai proses interaksi manusia sebagai individu, kelompok dan masyarakat dengan lingkungannya sebagai sistem yang terbuka dan berorientasi pada pencapaian tujuan dengan sembilan konsep utama, yaitu: interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang. Teori King merupakan serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan jelas dan dapat diamati dalam praktek keperawatan. Manfaat dari teori ini adalah: mengkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan (Body of Knowledge), dapat dijadikan sebagai rujukan dalam memperbaiki praktek keperawatan, konsep teori ini dapat dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga peneliti dan praktisi untuk menganalisa dan mengidentifikasi kejadian dalam situasi keperawatan yang spesifik. Beberapa penjelasan konsep cukup konsisten, Konsep yang satu dengan konsep yang lainnya cukup jelas dalam membentuk suatu teori. Teori ini dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, perkembangan iptek, sosial, ekonomi dan politik. Selain dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, teori ini dapat dipergunakan dan menjelaskan atau memprediksi sebagian besar phenomena dalam keperawatan, tetapi teori ini juga mempunyai keterbatasan khususnya penerapan pada keperawatan klien yang tidak mampu berinteraksi dengan perawat, contohnya: Klien koma, bayi baru lahir dan pada kasus-kasus psikiatri. Perawat-perawat yang ingin mengaplikasikan teori ini pada praktek keperawatan, harus mempunyai pengetahuan dari konsep-konsep yang ada dalam teori pencapaian tujuan (Goal Attainment) dan memiliki kemampuan untuk membuat perencanaan keperawatan individu sambil mendorong partisipasi aktif pasien dalam fase pengambilan keputusan. PERKEMBANGAN ILMU BARU TENTANG KEPERAWATAN IMOGENE KING Di susun oleh: KELOMPOK 8 IMOGENE KING AKADEMI KEPERAWATAN LUMAJANG 2012 KATA PENGANTAR Bismillahhirahmanirrohim. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kesehatan sehingga kami peserta OPSPEK dapat menyelesaikan tugas OPSPEK Akademi Keperawatan Lumajang dengan baik. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dewan pembimbing yang telah memberikan pengarahan sehingaa kami dapat menyelesaikn tugas ini dengan baik. Akhirnya penulis memohon taufiq dan hidayah-Nya semoga penelitian ini dapat berguna bagi semua orang, namun kekurangan pasti ada,untuk itu kritik dan saran sangat saya harapkan. Lumajang, 29 Agustus 2012 DAFTAR ISI Kover......................................................................................................................... i Kata pengantar........................................................................................................... ii Daftar Isi.................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang................................................................................................ B. Rumusan masalah........................................................................................... C. Tujuan penulisan............................................................................................ BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Riwayat Hidup King.................................................................................. 2. THEORY OF GOAL ATTAINMENT (1971)\........................................ BAB III PEMBAHASAN 1. Latarbelak ang k ehidupan IMOG ENE KING ........................... 2. Sumber-sumber Teoritis............................................................................. 3. Penggunaan bukti empiris.......................................................................... 4. Konsep dan definisi................................................................................... 5. Bentuk Logika........................................................................................... 6. Penerimaan oleh komunitas perawatan...................................................... 7. Pengembangan lebih lanjut........................................................................ 8. Tinjaun kritis.............................................................................................. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan.................................................................................................... B. Saran.............................................................................................................. Daftar Pustaka........................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Perkembangan keperawatan di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perkembangan keperawatan secara global. Dengan jelas dapat diamati bahwa secara berkelanjutan keperawatan di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat, baik dibidang pendidikan maupun di tatanan praktek keperawatan. Pada masa lalu keperawatan dilakukan lebih berdasarkan intuisi dan tradisi sehingga keperawatan dianggap hanya sebagai kiat tanpa komponen ilmiah dan landasan keilmuan yang kokoh. Salah satu komponen penting pengembangan disiplin keperawatan adalah riset keperawatan, karena riset keperawatan sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah keperawatan dan mengembangkan atau menvalidasi teori yang sangat dibutuhkan sebagai landasan dalam praktek keperawatan serta pengembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge). Masalah yang muncul adalah apabila peneliti kurang tepat dalam menyusun kerangka kerja teori/konsep sesuai dengan variabel yang akan diteliti, sehingga hasil penelitian akan kurang bermakna dalam perkembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge) dan akan mempengaruhi penerapannya dalam praktek keperawatan. Untuk menghindari hal tersebut, sebelum suatu teori diterapkan pada praktek keperawatan tertentu dan dipergunakan peneliti sebagai kerangka kerja teori/konsep dari suatu riset keperawatan, sangat perlu terlebih dahulu dilakukan Theory Analysis. Pada dasarnya Theory Analysis mempunyai prosedur antara lain origins, meaning, logical adequacy, usefulness, generalizability, parsimony dan testability yang bertujuan untuk mengetahui kelebihan, keterbatasan dan manfaat dari teori tersebut sehingga dapat dipertimbangkan untuk tambahan pengujian atau validasi. Dalam tulisan ini mencoba untuk menyajikan hasil analisa Theory of Goal Attainment yang diperkenalkan oleh Imogene M. King pada tahun 1971. Teori pencapaian tujuan merupakan teori yang bersifat terbuka dan dinamis, dengan sembilan konsep utama yang meliputi interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang (Marriner, A. 1986). 2 RUMUSAN MASALAH 1 . Apakah yang dimaksud dengan model praktik keperawatan dan apakah tujuan teori dan model keperawatan? 2 . Bagaimanakah karakteristik teori Imogene King tentang keperawatan dan apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi teori keperawatan? 3 . Bagaimanakah pandangan Imogene King tentang model konsep dan teori keperawatan? 3. TUJUAN PENELITIAN 1. Mengetahui model praktik keperawatan dan tujuan teori dan model keperawatan. 2. Mempengaruhi teori keperawatan. 3. Mengetahui pandangan Imogene King tentang model konsep dan teori keperawatan. 4. Mengetahui latar belakang kehidupan dan prestasi-prestasi yang di raih Imogene King. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Riwayat Hidup Imogene King lahir pada tahun 1923. Dia lulus dari St John's Hospital School of Nursing tahun 1945 dengan gelar di bidang keperawatan dan memperoleh gelar Bachelor of Science dari St Louis University. Pada tahun 1948 dalam bidang keperawatan mendapat gelar Master of Scienc. Pada tahun 1961. Imogene lulus dengan gelar dokter pendidikan dari Teachers College, Columbia University. Imogene telah mengajar di banyak universitas termasuk Universitas Loyola di Chicago, Ohio State University, dan University of South Florida. Dia juga memiliki banyak pengalaman keperawatan termasuk keperawatan di rumahsakit, kantor, dokter dan sekolah. Kerangka konseptual yang dikembangkan Imogene melibatkan tiga set berinteraksi sistem. Pada tingkat terkecil adalah sistem pribadi, terdiri dari individu. Contoh sistem pribadi individu perawat dan pasien. Tingkat kedua dari sistem sistem interpersonal, atau kelompok. Ini adalah kelompok umumnya kecil. Sebuah keluarga adalah sebuah sistem interpersonal, dan ketika seorang perawat dan pasien berinteraksi mereka juga merupakan sistem interpersonal. Sistem terbesar adalah sistem sosial, atau masyarakat. Contoh dari sistem sosial adalah organisasi keagamaan, universitas, dan rumah sakit. 2. THEORY OF GOAL ATTAINMENT (1971) King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam keperawatan, ilmu-ilmu perilaku terapan, diskusi dengan beberapa teman sejawat dan menghadiri beberapa konferensi serta alasan-alasan induktif dan deduktif dari beberapa pemikiran-pemikiran kritis. Dari informasi yang terkumpul tersebut, kemudian King memformulasikan kedalam suatu kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) pada tahun 1971. King mengidentifikasi kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) sebagai sebuah kerangka kerja sistem terbuka, dan teori ini sebagai suatu pencapaian tujuan. King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya (Human Being) sebagai sistem terbuka yang secara konsisten berinteraksi dengan lingkungannya. Asumsi yang lain bahwa keperawatan berfokus pada interaksi manusia dengan lingkungannya dan tujuan keperawatan adalah untuk membantu individu dan kelompok dalam memelihara kesehatannya. Kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) terdiri dari tiga sistem interaksi yang dikenal dengan Dynamic Interacting Systems, meliputi: Personal systems (individuals), interpersonal systems (groups) dan social systems (keluarga, sekolah, industri, organisasi sosial, sistem pelayanan kesehatan, dll). Asumsi dasar King tentang manusia seutuhnya (Human Being) meliputi sosial, perasaan, rasional, reaksi, kontrol, tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi pada waktu. Dari keyakinannya tentang human being ini, King telah menderivat asumsi tersebut lebih spesifik terhadap interaksi perawat – klien: 1.Persepsi dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi. 2.Tujuan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi. 3.Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri. 4.Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan hal tersebut mempengaruhi kehidupan dan kesehatan mereka serta pelayanan masyarakat 5.Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap pertukaran informasi sehingga membantu individu dalam membuat keputusan tentang pelayanan kesehatannya. 6.Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan. 7.Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan dari penerima pelayanan kesehatan dapat berbeda. Human being mempunyai tiga dasar kebutuhan kesehatan yang fundamental : 1. Kebutuhan terhadap informasi kesehatan dan dapat dipergunakan pada saat dibutuhkan. 2. Kebutuhan terhadap palayanan kesehatan bertujuan untuk pencegahan penyakit. 3. Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan yang dibutuhkan ketika individu tidak mampu untuk membantu dirinya sendiri. Perawat dalam posisinya, membantu: apa yang mereka ketahui, apa yang mereka pikirkan, bagaimana mereka merasakan dan bagaimana mereka melakukan kegiatan untuk memelihara kesehatannya. Berdasarkan kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) dan asumsi dasar tentang human being, King menderivatnya menjadi teori Pencapaian Tujuan (Theory of Goal Attainment). Elemen utama dari teori pencapaian tujuan adalah interpersonal systems, dimana dua orang (perawat-klien) yang tidak saling mengenal berada bersama-sama di organisasi pelayanan kesehatan untuk membantu dan dibantu dalam mempertahankan status kesehatan sesuai dengan fungsi dan perannya. Dalam interpersonal systems perawat-klien berinteraksi dalam suatu area (space). Menurut King intensitas dari interpersonal systems sangat menentukan dalam menetapkan dan pencapaian tujuan keperawatan. Dalam interaksi tersebut terjadi aktivitas-aktivitas yang dijelaskan sebagai sembilan konsep utama, dimana konsep-konsep tersebut saling berhubungan dalam setiap situasi praktek keperawatan, meliputi: 1. Interaksi, King mendefenisikan interaksi sebagai suatu proses dari persepsi dan komunikasi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, individu dengan lingkungan yang dimanifestasikan sebagai perilaku verbal dan non verbal dalam mencapai tujuan. 2. Persepsi diartikan sebagai gambaran seseorang tentang realita, persepsi berhubungan dengan pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial ekonomi, genetika dan latarbelakang pendidikan. 3. Komunikasi diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain secara langsung maupun tidak langsung. 4. Transaksi diartikan sebagai interaksi yang mempunyai maksud tertentu dalam pencapaian tujuan. Yang termasuk dalam transaksi adalah pengamatan perilaku dari interaksi manusia dengan lingkungannya. 5. Peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari posisi pekerjaannya dalam sistem sosial. Tolok ukurnya adalah hak dan kewajiban sesuai dengan posisinya. Jika terjadi konflik dan kebingungan peran maka akan mengurangi efektifitas pelayanan keperawatan. 6. Stress diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi akibat interaksi manusia dengan lingkungannya. Stress melibatkan pertukaran energi dan informasi antara manusia dengan lingkungannya untuk keseimbangan dan mengontrol stressor. 7. Tumbuh kembang adalah perubahan yang kontinue dalam diri individu. Tumbuh kembang mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas perilaku yang kondusif untuk membantu individu mencapai kematangan. 8. Waktu diartikan sebagai urutan dari kejadian/peristiwa kemasa yang akan datang. Waktu adalah perputaran antara satu peristiwa dengan peristiwa yang lain sebagai pengalaman yang unik dari setiap manusia. 9. Ruang adalah sebagai suatu hal yang ada dimanapun sama. Ruang adalah area dimana terjadi interaksi antara perawat dengan klien. BAB III PEMBAHASAN A. L AT AR BEL AK AN G KEHIDUP AN D AN PREST ASI Y ANG DI R AIH IM OGENE KING Lahir 18 November 1908, di Philadelphia, PA, putri dari Yusuf Fernandez (anorchestra pemimpin dengan nama Joe Coca) dan Sadie (seorang aktris dan penari,nama gadis, Brady) Menikah Robert Burton (aktor), tanggal 7 Januari 1935 (meninggal, 1955); menikah Raja Donovan (aktor), 1960 (meninggal, 1987); anak tiri: dua anak, satu anak perempuan. Imogene King meraih diploma dalam ilmu keperawatan dari st. John’s Hospital of Nursing di st. Louis tahun 1945. menjadi perawat kantor, perawat sekolah, perawat karyawan, dan perawat pribadi. Tahun 1948 menerima Bachelor’s of Science in Nursing Education dari st. Louis University, meraih gelar Doctor of Education bidang pendidikandari Teacher’s College, Universitas Columbia di New York tahun 1961. meraih gelarPh.D, dari Southern Illinois University di tahun 1980. Tahun 1961-1966, menjabat sebagai associate professor ilmu keperawatan di Universitas Loyola, Chicago. Dalam rentang waktu tersebut bukunya toward a theory : general concepts of human behavior dikonseptualisasikan. Antara 1966 dan 1968 menjabat sebagai asisten kepala penelitian Grants Branch, divisi keperawatan dalam departemen kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan. Dari tahun 1968-1972 menjabat ssebagai kepal sekolah keperawatan di TheOhio State University, Columbus.Manuskrip buku pertamanya“Toward a Theory For Nursing: General Concepts of Human Behaivor” telah dikirimkan ke penerbit dan di publikasikan 1972 menjabat pada tahun 1971. Ia kembali ke Chicago tahun segai professor di program LoyolaUniversity. Tahun 1978-1980 menjabat sebagai kooedinator penelitian klinik keperawatan di Loyola Medical Center, Departemen Keperawatan. Tahun 1972-1975 menjadi anggota The Defense Advisory Committee on Women in the Services di departemen pertahanan. Tahun 1980 ia pindah ke Tampa, Florida. Manuskrip buku keduanya “A Theory For Nursing: System, Cocepts, Process” dikirimkan ke penerbit bulan Juni 1980 dan di terbitkan tahun 1981. Dia adalah anggota American Nurse’s Association, the Florida Nurse’s Assosiation dan beberapa perkumpulan kehormatan dan profesi. Dan menulis buku ketiganya yang berjudul “Curriculum and Instruction in Nursing”, yang di terbitkan tahun 1986. B. SUMBER-SUMBER TEORITIS King menyatakan dalam bagian pendahuluan Toward a Theory for Nursing, tujuan dari buku tersebut adalah "untuk mengajukan kerangka konseptual referensi bagi ilmu perawatan untuk digunakan oleh para mahasiswa dan pengajar dan juga para peneliti dan praktisi untuk menghidentifikasi dan menganalisis peristiwa-peristiwa dalam situasi-situasi keperawatan spesifik. Dalam buku pertamanya ia mengusulkan mengenai sebuah pendekatan untuk memilih konsep-konsep yang dirasakan menjadi pondasi bagi praktek keperawatan profesional dan menyajikan suatu proses bagi pengembangan konsep-konsep yang melembangkan pengalaman-pengalaman dalam lingkungan fisik, psikologi, dan sosial dalam keperawatan. Dalam suatu konferensi para ahli teori ilmu keperawatan, ia menyatakan Sistem Teori dari Ilmu tentang perilaku membawa pengembangan "dynamic interacting system" Ia menjeleskan dalam sistem ini ada tiga level operasi yang berbeda yaitu: 1. Individu-individu 2. Kelompok-kelompok 3. Masyarakat Dalam buku keduanya ia menyatakan jika tujuan perawatan adalah memperhatikan kesehatan individu-individu dan penanganan kesehatan kelompok, dan jika seorang menerima premis bahwa manusia merupakan sistem terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan, maka kerangka kerja konseptual ilmu perawatan harus diorganisasi untuk menghubungkan ide-ide ini. Konsep-konsep dan definisi-definisi karyanya digali dari banyak sumber. Yaitu : 1. E. Erikson 2. A.L Gessel 3. Gibson 4. L. Hall 5. A.T. Jersild 6. J. Piaget 7. I. Orlando 8. H. Peplau 9. H. Selve C. PENGGUNAAN BUKTI - BUKTI EMPIRIS Berkaitan dengan "perception" King menguji penelitian F.H Allport, K.L Kelley dan K.R Hammond, dan W.H Ittleson dan H. Cantril dan yang lainnya. Dalam pengembangan definisinya mengenai "space", R. Sommer dan R. Ardrey's sering di gunakan dan penelitian B.B Minkley's telah dicatat. Untuk "time" Pekerjaan D. Orem di akui. Dalam memeriksa "communication", teori-teori dan model-model P. Watzlawick, J.H Beavin dan D.D Jackson, dan D. Krieger dicatat. Hasil penelitian oleh J.F Whiting, I. Orlando dan J.Bruner telah diperiksa untuk informasi"interaction " Dan" transact ion". Teory pengetahuan J. Dewey, berkaitan denganself- action,dan interaksi dalam mengetahui dan diketahui, dan penelitian A. Kuhn mengenai transaksi juga digunakan. Dia membangun kerangka kerja konseptual yang terdiri sistem tebuka yang meliputi tiga bagian "kesadaran dinamis kompleks tingkah laku manusia dalam tingkah laku keperawatan yang membuat formulasi kerangka kerja konseptual yang mencerminkan sistem personal, interpersonal, dan sosial sebagai domain keperawatan. Masing-masing dari komponen tersebut menggunakan manusia sebagai elemen dasar karena sebagai individu, manusia menukar materi, energi, dan informasi dengan individu lain dan lingkungan. Individu-individu berada dalam sistem personal. Sistem-sistem intrepersonal, atau kelompok, dibentuk ketika dua individu atau lebih berinteraksi. Sistem interaksi akhir berisi kelompok dengan kepentingan dan kepedulian yang sama dalam masyarakat dan di sebut sebagai sistem sosial. D. KONSEP UTAMA DAN DEFINISI-DEFINISI Konsep-konsep utama dalam teori pencapaian tujuan adalah sebagai berikut : 1. Interaksi sebagai proses presepsi dan komunikasi antara orang dan lingkungan dan orang dengan orang, di representasikan oleh perilaku verbal dan nonverbal yang di arahkan untuk mencapai tujuan. 2. Persepsi sebagai representasi setiap orang tentang realitas. 3. Komunikasi sebagai proses pemberian informasi dari satu orang ke orang berikutnya, baik secara langsung atau tidak langsung. 4. Transaksi sebagai maksud tujuan interaksi yang membawa kepada pencapaian tujuan. 5. Peran sebagi seperangkat tingkah laku yang diharapkan dari orang yang memiliki posisi dalam system sosial,peraturan-peraturan yang menjelaskan hak-hak dan kewajiban-kewajiban. 6. Stres adalah tingkatan dinamis dala interaksi antara manusia dengan lingkungan. 7. Pertumbuhan dan pengembangan sebagai perubahan terus-menerus dalam diri individu secara selular, molekular, dan tingkat-tingkat aktivitas perilaku kondosif untuk menolong individu-individu bergerak menuju kedewasaan. 8. Waktu sebagai tahapan kejadian- kejadian bergerak menuju ke masa depan. 9. Tempat sebagai keberadaan di seluruh jarak dan di tempat yang sama. Waktu merupakan durasi antara kejadian dan yang lain sebagai pengalaman unik setiap manusia. a. b. c. d. e. f. g. h. E. BENTUK LOGIKA King mmenunjukan dalam The second Nurse Educatoris bulan Desember 1978, yang mana pengembangan teori di tampilkan dengan menggunakan logika induksi dan deduksi. 1. Pribadi (Person) Asumsi spesifik berhubungan dengan orang : individu-individu makhluk social individu-individu makhluk ber’sense’ individu-individu makhluk rasional individu-individu makhluk perasa individu-individu makhluk pengontrol individu-individu makhluk bertujuan tertentu individu-individu makhluk berorientasi tindakan individu-individu makhluk berorientasi waktu King menulis individu-individu memiliki hak mengetahui mengenai diri mereka,hak untuk berpartisipasi dalam membuat keputusan yang mempengaruhi kehidupannya, kesehatan mereka dan pelayanan masyarakat dan hak untuk menerim atau menolak perawatan kesehatan. 2. Kesehatan (Health) Kesehatan di pandang sebagai bagian dinamik dalam lingkaran kehidupan. Kesehatan mempengaruhi pengadaptasian terus-menerus terhadap stres. Didalam lingkungan internal dan eksternal melalui kegunaan optimum sumber-sumber manusia untuk meraih potensi maksimal bagi kehidupan keseharian. Kesehatan merupakan fungsi bagi perawat, pasien, psikiater, keluarga dan interaksi-interaksi lain. 3. Lingkungan (Environment) King menyatakan ”pemahaman mengenai tata cara manusia berinteraksi dengan lingkungan mereka untuk mempertahankan kesehatan merupakan inti bagi perawat”. Pencocokan kehidupan dan kesehatan di pengaruhi oleh interaksi individu dengan masyarakat, setiap manusia menerima dunia sebagai totalitas orang dalam membuat transaksi dengan individu dan benda-benda di lingkungan. F. PENERIMAAN OLEH KOMUNITAS ILMU PERAWATAN 1. Praktek Hubungan dalam praktek sangatlah jelas karena profesi keperawatan merupakan satu fungsi interaksi antara individu, grup, dan lingkungan. Dia menyatakan teori ”Karena ini abstrak, tidak dapat diterapkan secara langsung pada praktek keperewatan atau program-program yang konkret dalam ilmu perawatan”. Pada saat data empiris dapat teridentifikasi, terdefinisikan dan tergambarkan, maka teori ini berguna dan dapat diaplikasikan dalam situasi-situasi yang nyata.Teori ini dan GORN (The Goal Oriented Nursing Record) berguna dalam praktek perawat untuk menyediakan rencana-rencana individual dan perawatan pada saat menyemangati partisipasi aktif dari klien dalam fase membuat keputusan. GORN merupakan satu pendekatan dalam keefektifan dokumen perawatan keperawatan. 2. Pendidikan Kerangka berpikir King telah di gunakan di Ohi State University bagi design kurikulum progam keperawatan dan di tampilkan dai University of Texas Houston. Konsep-konsep King sangatlah berguna dalam mengembangkan kerangka berpikir. Berguna dalam pendidikan keperawatan, praktek keperawatan, dan menjabarkan hipotesa bagi penelitian. Menyediakan alat-alat sistematis sebagai pandangan profesi perawat,Pengorganisasian tubuh, pengetahuan keperawatan dan penjelasan keperawatan sebagai disiplin ilmu. 3. Penelitian Penelitian dapat dibuat dan diadakan untuk menerapkan sistem ini di unit rumah sakit, diperawatan ambulatri, populasi pasien, untuk masa sekarang dan masa yang akan datang, komputerisasi dalam merekam system perawatan kesehatan. G. PENGEMBANGAN LEBIH LANJUT Ia menyatakan ”banyak profesi yang memiliki misi utama dalam menyampaikan pelayanan sosial memasyarakatkan penelitian yang berkelanjutan untuk menemukan pengetahuan baru yang akan di terapkan untuk memperbaiki praktek dasar bagi praktek keperawatan adalah pengetahuan, aktivitasnya di jaga oleh keintelekan dan pengaplikasian intektual yang di terakan dalam praktek nyata. H. TINJAUAN KRITIS 1. Kesederhanaan (Simplicity) Beberapa definisi konsep dasar kurang jernih. Mengenai stres yang kurang jelas karena ia menyatakan bahwa stres memiliki konsekuensi positif dan menyarankan para perawat harus menghapus pembuat stres dari lingkungan rumah sakit. Dia memberikan contoh pengaruh negatif stres bagi pasien dengan pencabutan sensor dan overload sensor. King menyatakan bahwa definisidefinisinya sangatlah jelas dan diturunkan secara konseptual dari identifikasi karakteristik. Ia menyatakan bahwa kritik-kritik, menyatakan contoh kegunaan pengetahuan konsep-konsep keperawatan, namun contoh itu bukanlah definisi konsep. Ia berpikir bahwa kebanyakan kritik tidak berbeda dengan definisinya dari pembuat stres dan mereka berbeda. 2. Keumuman (generality) Keterbatasannya penerapan daerah-daerah keperawatan dimana pasien-pasien tidak dapat berinteraksi secara kompeten dengan perawat, seperti bekerja dengan pasien koma, bayi yang baru lahir, dan pasien-pasien psikiatrik. King memppercayai bahwa kritik menisyaratkan bahwa teorinya akan dialamatkan kepada setiap orang, peristiwa, dan situasi yang tidak mungkin. 3. Kesesuaianempiris. Masih dalam tahap-tahap awal, King mengumpulkan data empiris dalam proses interaksi perawat-pasien yang membawa kepada pencapaian tujuan. Apabila perawat diajari tujuan dan apabila itu digunakan dalam keperawatan pencapaian tujuan dapat diukur bersama dengan keefektifan penanganan perawatan. Dan karena teorinya relatif baru pengujian empiris dan masih dapat dilihat jika terdapat hubungan diantara konsep-konsep tersebut. B AB III PENUTUP Setelah m engur aik an m salah dan semua teori -teori dari Im ogene King di atas m ak a dapat k am i tarik kesim pulan bahwa ban yak sek ali k onsek uensi - k onsek uensi yang berm anfaat dalam prak tek k eperawatan. Serta sosok seorang Im ogene King yang selalu ak tif m em berikan pem ik iran -pem ik iran untuk k em ajuan para perawat, agar m enjadi perawat yang professional. A. KESIM PUL AN 1. Agar teor i berm anfaat dalam prak tek k eperawatan, teori tersbut harus fok us m inim alnya terhadap s atu ospek proses perawatan. 2. Teor i Im ogene King m emfok usk an k epada fase -fase perencanaan dan im plem entasi dala pros es per awatan. 3. Perawat dan pasien saling m em ik irkan pencapaian tujuan yaitu k esehatan yang di ingink an. 4. Penelitian sarana-sarana untuk m encapai tujuan bertransak si dan m eraih tujuan yang sem purna. B. S AR AN 1. Sebagai ca lon s eoran perawat, hendak lah k ita bisa m encontoh teori -teori dari para pencetus teor i k eperawatan yang telah ada, k hususn ya teori Im ogene King 2. Dalam penelitian hendak lah dibuat dan diadak an untuk di terapk an di unit rum ah sak it, di perawatan am bulatr i, populas i pas ien, untuk m asa sek arang & m asa yang ak an dating, k om puterisasi dalam m erek am s ystem perawatan k esehatan. 3. Hubunag dalam prak tek sangatlah jelas k arena profesi k eperawatan m erupan satu fungsi interak si antara individu, group dan lingk ungan. DAFTAR PUSTAKA www,Google.com/ Imogene King/ 29 Agustus 2012 Burn, N. B. & Grove, S. K. (1996). The practice of nursing research; Conduct, critigue and utilization, Second Edition, Philadelphia; W.B. Saunders. Co. Chinn, P. L. & Kramer, M. K. (1995). Theory and nursing a systematic approach, Fourth Edition, St. Louis; Mosby-Year Book, Inc. Kozier, B. Et al. (1995). Fundamentals of nursing; concepts, process, and practice. Fifth Edition, California; Addison Wesley MAKALAH TEORI KEPERAWATAN : TEORI KING KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan hidayah yang di limpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan laporan ini yang berjudul “METODE DAN TEORI KEPERAWATAN: TEORI KING”. Laporan ini disusun dan ditujukan untuk untuk memenuhi tugas Konsep Dasar Keperawatan Akademi Keparawatan Kesdam IV/Diponegoro, tahun pelajaran 2013/2014. Laporan ini penulis susun dengan menggunakan banyak literatur yang penulis gunakan untuk menjadi dasar terwujudnya laporan ini. Di dalam pembuatan laporan, penulis mendapatkan banyak petunjuk, bantuan, dukungan bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak. Tidak lupa pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusuna laporan ini, yaitu 1. Ns. Pindi Kurniawati, S.Kep selaku Dosen Konsep Dasar Keperawatan. 2. Orang tua penulis yang penulis sayangi. 3. Semua pihak yang membantu dalam penyusunan laporan ini. “Tak ada gading yang tak retak “, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Dan penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pera pembaca. Semarang, 20 Desember 2013 Penulis DAFTAR ISI Halaman A. B. C. A. B. HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR..................................................................................1 DAFTAR ISI.................................................................................................2 BAB I PENDAHULUAN............................................................................4 Latar Belakang................................................................3 Rumusan Masalah...........................................................4 Tujuan Penulisan.............................................................4 BAB II TINJAUAN TEORI..........................................................................5 Biografi Tokoh................................................................5 Isi Teori...........................................................................6 BAB III ANALISA TEORI............................................................................9 A. Sumber Teori (Origins) ...................................................9 B. Makna (Meaning) ...........................................................10 C. Kecukupan Logis (Logical Adeguacy) ...........................11 D. Manfaat (Usefulness) .....................................................11 F. Generalisasi (Generalizability) .......................................11 G. Parsimony........................................................................11 H. Testability........................................................................12 BAB IV PENUTUP......................................................................................13 Kesimpulan ........................................................................14 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan keperawatan di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perkembangan keperawatan secara global. Dengan jelas dapat diamati bahwa secera berkelanjutan keperawatan di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat, baik dibidang pendidikan mapun di taanan praktek keperawatan. Pada masa lalu keperawatan dilakukan lebih berdasarkan intuisi dan tradisi sehingga keperawatan yang dianggap hanya sebagai kiat tanpa komponen ilmiah dan landasan ilmuan yang kokoh. Salah satu komponen penting pengembangan disiplin keperawatan adalah riset keperawatan, karena riset keperawatan sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah keperawatan dan mengembangkan atau menvalidasi teori yang sangat dibutuhkan sebagai landasan dalam praktek keperawatan serta pengembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan ( Body of Knowledge ). Masalah yang muncul adalah apabila peneliti kurang tepat dalam menyusun kerangka kerja teori/konsep sesuai dengan variabel yang akan teliti, sehingga hasil penelitian akan kurang bermakna dalam perkembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan ( Body of Knowledge ) dan akan mempengaruhi penerapannya dalam praktek keperawatan. Untuk menghindari hal tersebut, sebelum suatu teori diterapkan pada praktek keperawatan tertentu dan dipergunakan peneliti sebagai kerangka kerja teori/konsep dari suatu riset keperawatan, sangat perlu terlebih dahulu dilakukan Theory Analysis. Pada dasarnya Theory Analysis mempunyai prosedur antara lain originis, meaning, logical adequacy, usefulness, generalizability, parsimony dan testability yang bertujuan untuk mengetahui kelebihan, keterbatasan dan manfaat dari teori tersebut sehingga dapat dipertimbangkan untuk tambahan pengujian atau validasi. Dalam tulisan ini mencoba untuk menyajikan hasil analisa Theory of Goal Attainment yang di perkenalkan oleh Imogene M. King pada tahun 1971. Teori pencapai tujuan merupakan teori yang bersifat terbuka dan dinamis, dengan sembilan konsep utama yang meliputi interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang ( Marriner, A. 1986 ). B. Rumusan Masalah Adapun beberapa masalah yang akan di rumuskan dalam memecahkan masalah Konsep keperawatan antara lain : 1. Bagaimana biografi tokoh Imogene King? 2. Apa isi dari teori Imogene King? 3. Bagaimana analisa teori Imogene King? C. Tujuan Penulisan Tujuan di buatnya makalah ini adalah : 1. Memberikan informasi tentang teori keperawatan menurut Imogene King. 2. Mengetahui asumsi model keperawatan Imogene King. 3. Mengetahui model konsep dan teori keperawatan Imogene King. 4. Mengetahui konsep paradigma Imogene King.Mengetahui proses keperawatan menurut Imogene King. BAB II TINJAUAN TEORI A. Biografi Tokoh Imogene M. King lahir pada tanggal 30 Januari 1923 di West Point, Iowa. Karir keperawatan Imogene dimulai pada tahun 1945 setelah lulus dari St John's Hospital School of Nursing, St Louis, Missouri. Ia bekerja sebagai staf perawat medis bedah sambil kuliah di Bachelor of Science dalam Keperawatan di St Louis University pada tahun 1948. Dia mengajarkan keperawatan bedah kedokteran selama 10 tahun di St John's Hospital School of Nursing dan menyelesaikan Master of Science dalam Keperawatan di St Louis University. Pada tahun 1959 Dr King melanjutkan pendidikan di Columbia University, New York, Dr Montag sebagai ketua, dan mendapatkan Sgelar Dokter Pendidikan pada tahun 1961. Dr King dikenal pada tahun 2005, dengan kepeloporannya dalam gerakan teori keperawatan. Namun, pada 1960-an ia dikenal karena keahlian dalam kurikulum dan pengajaran. Dia ditunjuk oleh fakultas di Universitas Loyola Chicago pada tahun 1961 dan memimpin sebuah komite fakultas untuk mengembangkan kurikulum lulusan mengarah ke Master of Science dalam Keperawatan. Pada saat yang sama, Dr King adalah anggota komite dari Illinois Nurses Association untuk mengeksplorasi inisiasi Bachelor of Nursing di Chicago. Setelah lulus program di keperawatan, King kemudian mempersiapkan Klinik Spesialis (konsep baru dalam perawatan) bagi guru dan administrator untuk program sarjana Community College (. Sebuah konsep yang cukup baru pada waktu itu), Dr King memiliki artikel berjudul Perawatan Teori: Masalah dan Kemajuan dalam jurnal diedit oleh Dr Rogers. Dia juga menghabiskan dua tahun dalam penelitian dalam pembagian Keperawatan, Biro tenaga kerja Kesehatan dan diangkat sebagai kepala Komite Penasehat Wanita di Service. Pada tahun 1972 ia kembali ke Loyola University of Chicago mengajar mahasiswa pascasarjana dan menerbitkan teori tentang keperawatan: Sistem, Konsep, Proses (1981). Dia berpartisipasi dalam konferensi teori nasional dan internasional dan terus mempublikasikan berbagai teorinya dalam jurnal. Proses transaksi dalam teori pencapaian tujuan mengarah pada hasil yang memberikan latihan berbasis bukti di abad 21. Dr King adalah anggota aktif dari ANA selama lebih dari 50 tahun asosiasi di Kabupaten dan Negara. Ia menjabat pada banyak komite dan menerima banyak penghargaan di tingkat negara bagian, lokal dan nasional dan yang terakhir adalah Florida Nurses Association Hall of Fame (2003) dan American Nurses Association Hall of Fame (2004). Saat pensiun, ia tetap aktif dalam organisasi profesi, kuliah tamu dan publikasi. Sepanjang karirnya, ia juga aktif dalam olahraga sebagai pengamat basket dan permainan sepak bola dan sebagai peserta aktif dalam tenis dan golf, dan ia terus bermain di liga Perempuan di Florida. Ia sangat menyukai seni dan setelah bertahun-tahun, ia menghabiskan hidupnya dengan melukis pemandangan - pemandangan yang indah. B. Isi Teori King Pengalaman dalam lingkungan fisik, psikologi, dan social dalam keperawatan. Berdasarkan kerangka kerja konseptual (conceptual framework) pencapaian tujuan ( theory of goal attainment). Element utama dari teori pencapaian tujuan adalah interpersonal system ,dimana dua orang (perawat-klien) yang tidak saling mengenal berada bersama-sama di organisasi pelayanan kesehatan untuk membantu dan dibantu dalam mempertahankan status kesehatan sesuai dengan fungsi dan perannya. Menurut king, intensitas dan interpersonal sistem sangat menentukan dalam menetapkan dan pencapaian tujuan keperawatan. Dalam interaksi tersebut terjadi aktifitas-aktifitas yang saling berhubungan dalam setiap situasi praktek keperawatan. Konsep-konsep utama dalam teori pencapaian tujuan nya adalah sebagai berikut : 1. Interaksi sebagai proses presepsi dan komunikasi antara orang dan lingkungan dan orang dengan orang, dipresentasikan oleh perilaku verbal dan nonverbal yang diarahkan untuk mencapai tujuan. 2. Presepsi sebagai presentasi setiap orang tentang realitas 3. Komunikasi sebagai proses pemberitauan informasi dari satu orang ke orang berikutnya, baik secara langsung atau pun tak langsung. 4. Transaksi sebagai maksud tujuan interaksi yang membawa kepada pencapaian tujuan. 5. Peran sebagai seperangkat tingkah laku yang diharapkan dari orang yang memiliki posisi dalam system social, peraturan-peraturan yang menjelaskan hak-hak dan kewajibankewajiban. 6. Stress adalah ingkatan dinamis dalam interaksi antara manusia dengan lingkungan. 7. Pertumbuhan dan pengembangan sebagai perubahan terus menerus dalam dirii individu secara selular, molekuler, dan tingkat-tingkat aktifitas perilaku kondusif untuk menolong individuindividu yang bergerak menuju kedewasaan. 8. Waktu sebagai tahapan kejadian- kejadian bergerak menuju ke masa depan. 9. Tempat sebagai keberadaan di seluruh jarak dan di tempat yang sama. Waktu merupakan durasi antara kejadian dan yang lain sebagai pengalaman unik setiap manusia. BAB III ANALISA TEORI B. 1. 2. 1. 2. 3. 4. 5. Tahapan prosedur analisa teori: A. Sumber Teori (Origins) Dalam menemukan teori, King secara bertahap mengeluarkan pernyataanpernyataan yang dimulai pada periode 1961-1966, yaitu tentang “Konsep Umum dari Perilaku Manusia” ( General Concepts of Human Behavior ). Ini merupakan konseptual yang dihasilkan melalui penelaahan literatur. Pada tahun 1966- 1968, ia mengeluarkan artikel yang berjudul “Kerangka Kerja Konseptual Keperawatan” (Conceptual Framework for Nursing). Selanjutnya pada tahun 1968-1972 King menyimpulkan teori keperawatan sebagai berikut: 1. Gambaran yang sistematis dari keperawatan adalah syarat mutlak untuk mengembangkan keperawatan. 2. Pada periode ini pula (1971) ia mengatakan, perawat adalah individual dan professional tetapi keperawatan belum sebagai ilmu. Pada tahun 1980-1981 mempublikasikan teori keperawatannya “sebagai suatu sistem, konsep dan proses”. Pada suatu pertemuan King mengatakan “teori sistem dari ilmu perilaku mendukung pengembangan interaksi yang dinamis”. King megidentifikasi sistem yang dinamis dalam tiga sistem interaksi: personal systems (individuals), interpersonal systems (groups) dan social systems (keluarga, sekolah, industri, organisasi sosial, sistem pelayanan kesehatan, dll) yang disebut dengan Dynamic Interacting Systems. Hal ini timbul dari asumsi dasar King bahwa jika tujuan keperawatan concern terhadap pencapaian tujuan dari setiap individu dan kelompok serta suatu alasan yang dapat diterima, berarti hal ini merupakan suatu sistem yang terbuka dan pada akhirnya kerangka kerja konseptual harus diorganisir untuk menggabungkan ide-ide. Menurut King sistem interaksi yang dinamis digambarkan sebagai proses interaksi manusia sebagai individu, kelompok dan masyarakat dengan lingkungannya sebagai sistem yang terbuka dan berorientasi pada pencapaian tujuan (Goal Attainment). Konsep utama dari teori Goal Attainment meliputi: interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang (Marriner,A. 1986). Teori King merupakan model teori induktif yang memformulasikan teorinya melalui studi leteratur, diskusi, penelitian dan lain-lain. Makna (Meaning) King mendefinisikan teorinya sebagai serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan jelas dan dapat diaati dalam praktek keperawatan. Teori ini membangun tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge), yang diperkuat oleh dua metode: Teori keperawatan King dapat dikembangkan dan diuji melalui riset. Prosedur lain dapat juga dengan menelusuri ulang dan dapat diteliti dengan pengembangan sembilan konsep utama teori Goal Attainment. Manfaat dari teori ini adalah: Mengkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan. Dapat dijadikan sebagai rujukan dala oleh memperbaiki praktek keperawatan. Konsep teori ini dapat dimanfaatkan pelajar, guru dan juga peneliti dan praktisi untuk menganalisa dan mengidentifikasi kejadian dalam situasi keperawatan yang spesifik. Sebagai pendekatan untuk menyeleksi dan memilih konsep yang dijadikan dasar praktek keperawatan profesional. Keterkaitan dari beberapa pernyataan King dan konsepnya. Beberapa penjelasan konsep cukup konsisten. Konsep yang satu dengan konsep yang lainnya cukup jelas dalam membentuk suatu teori. rawat 1 k Eko rawat 1 u Dinda rawat 1 u Dinda rawat 1 k Eko rawat 1 C. Kecukupan Logis (Logical Adeguacy) Konsep teori ini diprediksi dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, perkembangan iptek, sosial, ekonomi dan politik, karena sistem ini terbuka dan dinamis. Teori ini cukup adekuat dan logis karena beberapa konsep yang ada didukung oleh beberapa riset. D. Manfaat (Usefulness) Banyak riset dan studi yang mendukung teori ini berpusat pada aspek teknis perawatan klien dan system pelayanan keperawatan. Walaupun teorinya bersifat abstrak dan tidak dapat segera diaplikasikan secara konkrit pada praktek keperawatan dan program pendidikan keperawatan, namun bila berkenaan dengan situasi nyata maka teori ini harus terlebih dahulu didefenisikan, diidentifikasi dan diuraikan baru dapat diaplikasikan. Perawat-perawat yang ingin mengaplikasikan teori ini pada praktek keperawatan, harus mempunyai pengetahuan dari konsep-konsep yang ada dalam teori pencapaian tujuan (Goal Attainment) dan memiliki kemampuan untuk membuat perencanaan keperawatan individu sambil mendorong partisipasi aktif pasien dalam fase pengambilan keputusan. Teori ini merupakan hasil riset dan dapat dikembangkan kembali melalui riset, sehingga teori ini masuk dalam desain kurikulum pendidikan keperawatan. E. Generalisasi (Generalizability) Teori pencapaian tujuan dapat dipergunakan dan menjelaskan atau memprediksi sebagian besar phenomena dalam keperawatan, tetapi teori ini juga mempunyai keterbatasan khususnya penerapan pada keperawatan klien yang tidak mampu berinteraksi dengan perawat, contohnya: Klien koma, bayi baru lahir dan pada kasus-kasus psikiatri. F. Parsimony Konsep-konsep dari teori pencapaian tujuan dapat dijelaskan secara mudah dan dapat dipahami meskipun cukup komplek dan defenisi yang dikemukakan cukup jelas. G. Testability Teori ini dapat memprediksi suatu kejadian/phenomena dalam keperawatan melalui penetapan hypothesis dalam penelitian. Contoh Percakapan: : “nanti jika terjadi perubahan yang sepertiya tidak wajar atau luka ini tidak cepat kering bawa lagi saja ke Rumah Sakit lagi untuk melakukan pemeriksaan.” : “baik suster, kira-kira luka ini kering berapa hari?” : “kira-kira 2-3 minggu Pak.” : “luka ini jika diberi krim menimbulkan bekas luka atau tidak?” : “kemungkinan sedikit membekas, jika Ibu tidak ingin ada pembekasan pada kulit Ibu, mungkin Ibu bisa konsultasi ke Dokter spesialis kulit.” : “baik suster, terimakasih atas sarannya.” : “iya Bu, sama-sama. Mungkin Pak Eko dan Bu Dinda ingin bertanya lgi?” : “sudah suster. Baik kalau begitu kami selesaikan administreasi. Terimakasih.” : “iya Pak, Bu, sama-sama. Hati-hati di jalan, semoga cepat sembuh.” Setelah melakukan perawatan luka di RS, Bu Dinda dan Pak Eko pergi ke apotek dan melakukan perawatan luka bakar ringan dirumah seperti apa yang perawat sampaikan tadi. Kesimpulan: Berdasarkan konsep teori keperawatan King, dapat disimpulkan bahwa konsep keperawatan menurut King adalah sebagai proses aksi, reaksi, dan interaksi perawat dengan klien yang secara bersama-sama memberi yang masing-masing merasakan situasi dan kondisi yang berlainan, dan melalui komunikasi mereka menentukan tujuan, mengeksplorasi maksud, dan meyetujui maksud untuk mencapai tujukan informasi tentang persepsi meraka dalam situasi keperawatan dan sebagai proses interaksi humanis antara perawat dengan klien. BAB IV PENUTUP Kesimpulan Teori pencapaian tujuan (Theory of Goal Attainment) merupakan derivat dari kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) dan asumsi dasar King tentang Human Being. Teori pencapaian tujuan (Theory of Goal Attainment) berfokus pada interpersonal systems. Menurut King sistem interaksi yang dinamis digambarkan sebagai proses interaksi manusia sebagai individu, kelompok dan masyarakat dengan lingkungannya sebagai sistem yang terbuka dan berorientasi pada pencapaian tujuan dengan sembilan konsep utama, yaitu: interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang. Teori King merupakan serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan jelas dan dapat diamati dalam praktek keperawatan. Manfaat dari teori ini adalah: mengkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan (Body of Knowledge), dapat dijadikan sebagai rujukan dalam memperbaiki praktek keperawatan, konsep teori ini dapat dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga peneliti dan praktisi untuk menganalisa dan mengidentifikasi kejadian dalam situasi keperawatan yang spesifik. Beberapa penjelasan konsep cukup konsisten, Konsep yang satu dengan konsep yang lainnya cukup jelas dalam membentuk suatu teori. Teori ini dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, perkembangan iptek, sosial, ekonomi dan politik. Selain dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, teori ini dapat dipergunakan dan menjelaskan atau memprediksi sebagian besar phenomena dalam keperawatan, tetapi teori ini juga mempunyai keterbatasan khususnya penerapan pada keperawatan klien yang tidak mampu berinteraksi dengan perawat, contohnya: Klien koma, bayi baru lahir dan pada kasus-kasus psikiatri. Perawat-perawat yang ingin mengaplikasikan teori ini pada praktek keperawatan, harus mempunyai pengetahuan dari konsep-konsep yang ada dalam teori pencapaian tujuan (Goal Attainment) dan memiliki kemampuan untuk membuat perencanaan keperawatan individu sambil mendorong partisipasi aktif pasien dalam fase pengambilan keputusan. DAFTAR PUSTAKA A.Aziz Alimul Hidayat, Konsep Dasar keperawatan, Edisi 2, Jakarta: Salemba Medika, 2008. Kozier, Et al., Fundamental Of Nursing ; Consepts, Process, and Practice, Fifth Edition, California; Addison Wesley, 1995. Kathleenkoening Blais, Et al,. Praktik Keperawatan Profesional, Konsep dan Perspektif, Edisi 4, Jakarta: EGC, 2006. Http ://www.scribd.com/doc/model konsep keperawatan king/ Diposting oleh Angella Riska di 22.59 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest TEORI IMOGENE M. KING Unknown 21.09 Riwayat Hidup Imogene M. King Imogene M. King lahir pada tanggal 30 Januari 1923 di West Point,Iowa. Karir keperawatan Imogene dimulai pada tahun 1945 setelah lulus dari St John's Hospital School of Nursing, St Louis, Missouri. Ia bekerja sebagai staf perawat medis bedah sambil kuliah di Bachelor of Science dalamKeperawatan di St Louis University pada tahun 1948. Dia menyelesaikan Master of Science dalam Keperawatan di St Louis University. Pada tahun1959 Dr. King melanjutkan pendidikan di Columbia University, New York,Dr. Montag sebagai ketua, dan mendapatkan gelar Doktor Pendidikan padatahun 1961. Pada tahun 1972 ia kembali ke Loyola University of Chicago mengajar mahasiswa pascasarjana dan menerbitkan teori tentang keperawatan: Sistem, Konsep, Proses (1981). Dr. King dikenal pada tahun 2005, dengan kepeloporannya dalam gerakan teori keperawatan. Dr. Kingmemiliki artikel berjudul Perawatan Teori: Masalah dan Kemajuan dalam jurnal diedit oleh Dr. Rogers. Buku-buku karya King yang diterbitkan sejak tahun 1961 s.d. 1981yaitu : Toward a theory for nursing: General Concept of Human Behavior (1961-1966), A Theory for Nursing: System, Concept, Process (1981),Curriculum and Instruction In Nursing (1986). Teori Pencapaian Tujuan Imogene M. King Pada tahun 1971 King memperkenalkan suatu model konseptual yangterdiri atas tiga sistem yang saling berinteraksi. Model keperawatan terakhir dari King memadukan tiga sistem interaksi yang dinamispersonal,interpersonal, dan sosial yang mengarah pada perkembangan teori pencapaiantujuan (King,1981 dalam Christensen J.P, 2009). Konsep yang ditempatkan dalam sistim personal karena merekaterutama berhubungan dengan individu, sedangkan konsep yang ditempatkandalam sistim interpersonal karena menekankan pada interaksi antara duaorang atau lebih. Konsep yang ditempatkan dalam sistem sosial karenamereka menyediakan pengetahuan untuk perawat agar berfungsi di dalamsistim yang lebih besar (King, 1995a, p.18 – 19 dalam Tomey & Alligood,2006). Dalam interpersonal sistem perawat-klien berinteraksi dalam suatuarea (space). Menurut King, intensitas dari interpersonal system sangatmenentukan dalam menetapkan pencapaian tujuan keperawatan.Adapun beberapa karakteristik teori Imogene King (Christensen &Kenney,1995): 1. Sistem personal adalah individu atau klien yang dilihat sebagai sistemterbuka, mampu berinteraksi, mengubah energi, dan informasi denganlingkungannya. Individu merupakan anggota masyarakat, mempunyai perasaan, rasional, dan kemampuan dalam bereaksi, menerima,mengontrol, mempunyai maksud-maksud tertentu sesuai dengan hak danrespon yang dimilikinya serta berorientasi pada tindakan dan waktu.Sistem personal dapat dipahami dengan memperhatikan konsep yang berinteraksi yaitu: persepsi, diri, gambaran diri, pertumbuhan dan perkembangan, waktu dan jarak. 2. Sistem interpersonal adalah dua atau lebih individu atau grup yang berinteraksi. Interaksi ini dapat dipahami dengan melihat lebih jauh konseptentang peran, interaksi, komunikasi, transaksi, stress, koping. 3. Sistem sosial merupakan sistem dinamis yang akan menjaga keselamatanlingkungan. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi perilakumasyarakat, interaksi, persepsi, dan kesehatan. Sistem sosial dapatmengantarkan organisasi kesehatan dengan memahami konsep organisasi,kekuatan, wewenang, dan pengambilan keputusan. Konsep Interaksi Imogene M. King King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya ( Human Being) sebagai sistem terbuka yang secarakonsisten berinteraksi dengan lingkungannya. Asumsi dasar King tentangmanusia seutuhnya ( Human Being) meliputi sosial, perasaan, rasional, reaksi,kontrol, tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi pada waktu. Dari keyakinannya tentang human being ini, King telah menderivatasumsi tersebut lebih spesifik terhadap interaksi perawat – klien: 1. Persepsi dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi. 2. Tujuan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai dari perawat dan klienmempengaruhi interaksi 3. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri. 4. Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. 5. Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap pertukaran informasi. 6. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan. 7. Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan dari penerima pelayanan kesehatan dapat berbeda. Dalam interaksi tersebut terjadi aktivitas-aktivitas yang dijelaskan sebagai sembilan konsep utama, dimana konsep-konsep tersebut saling berhubungan dalam setiap situasi praktek keperawatan (Christensen J.P,2009), meliputi: 1. Interaksi, King mendefenisikan interaksi sebagai suatu proses dari persepsidan komunikasi antara individu dengan individu, individu dengankelompok, individu dengan lingkungan yang dimanifestasikan sebagai perilaku verbal dan non verbal dalam mencapai tujuan. 2. Persepsi diartikan sebagai gambaran seseorang tentang realita, persepsi berhubungan dengan pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial ekonomi,genetika dan latarbelakang pendidikan. 3. Komunikasi diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain secara langsung maupun tidak langsung. 4. Transaksi diartikan sebagai interaksi yang mempunyai maksud tertentudalam pencapaian tujuan. Yang termasuk dalam transaksi adalah pengamatan perilaku dari interaksi manusia dengan lingkungannya. 5. Peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari posisi pekerjaannya dalam sistem sosial. Tolok ukurnya adalah hak dankewajiban sesuai dengan posisinya. 6. Stress diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi akibatinteraksi manusia dengan lingkungannya. Stress melibatkan pertukaranenergi dan informasi antara manusia dengan lingkungannya untuk keseimbangan dan mengontrol stressor. 7. Tumbuh kembang adalah perubahan yang kontinue dalam diri individu.Tumbuh kembang mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas perilakuyang kondusif untuk membantu individu mencapai kematangan. 8. Waktu diartikan sebagai urutan dari kejadian/peristiwa kemasa yang akandatang. Waktu adalah perputaran antara satu peristiwa dengan peristiwayang lain sebagai pengalaman yang unik dari setiap manusia. 9. Ruang adalah sebagai suatu hal yang ada dimanapun sama. Ruang adalah area dimana terjadi interaksi antara perawat dengan klien.Konsep hubungan manusia menurut King terdiri dari komponen : 1. Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku,dalam memahami atau mengenali kondisi yang ada dalam keperawatan yang digambarkan melalui hubungan perawat dan klien untuk melakukankontrak untuk pencapaian tujuan. 2. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat adanya aksi danmerupakan respon individu. 3. Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling mempengaruhiantara perawat dan klien, yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi. 4. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadisuatu persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akandilakukan (Murwani A, 2009). Asumsi-Asumsi Utama Imogene M. King 1. Keperawatan : Keperawatan merupakan suatu proses interaksi antara klien dan perawatyang selama pengkajian , pembuatan tujuan, dan menjalankannya, terjaditransaksi dan tujuan dicapai. 2. Klien : King mengatakan bahwa klien adalah individu (sistem personal) ataukelompok (sistem interpersonal) yang tidak mampu mengatasi peristiwaatau masalah kesehatan ketika berinteraksi dengan lingkungan. 3. Kesehatan : Menurut King, Kesehatan adalah kemampuan individu untuk melakukanaktivitas kehidupan sehari-hari dalam peran sosial yang lazim; suatu pengalaman hidup yang dinamis dalam penyesuaian terus-menerusterhadap stresor lingkungan melalui penggunaan sumber-sumber yangoptimum. 4. Lingkungan : King menyatakan, lingkungan merupakan setiap sistem sosial dalammasyarakat ; sistem sosial adalah kekuatan dinamis yang memengaruhi perilaku sosial, integrasi, persepsi, dan kesehatan, seperti rumah sakit,klinik, lembaga komunitas, dan industri. Asumsi-Asumsi Teori Imogene King (Meleis, 1997) : Explicit: 1. Fokus dalam keperawatan adalah interaksi manusia dan lingkungandengan tujuan kesehatan untuk manusia. 2. Individu merupakan anggota masyarakat, mempunyai perasaan, rasional,dan kemampuan dalam bereaksi, menerima, mengontrol, mempunyaimaksud-maksud tertentu sesuai dengan hak dan respon yang dimilikinyaserta berorientasi pada tindakan dan waktu. 3. Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi-persepsi, tujuan-tujuan,kebutuhan, dan nilai-nilai antara perawat - klien. 4. Klien memiliki hak azazi dalam menerima informasi, berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh kehidupan, kesehatan, dan pelayanan kesehatan namun klien juga berhak untuk menolaknya. 5. Pertanggungjawaban dalam pelayanan keperawatan pada individumencakup semua aspek termasuk dalam keputusan memberi informasi. 6. Tidak jarang terjadi perbedaan tujuan antara pemberi dan penerima pelayanan kesehatan. Implicit: 1. Klien ingin berpartisipasi aktif dalam proses perawatan. 2. Klien secara sadar, aktif dan mampu berpartisipasi dalam pengambilankeputusan. Penegasan Teoritis Dalam teori pencapaian tujuannya, King (1981;149) memberikan Proposisi berikut, yang memperlihatkan dan menggambarkan hubungan konsep-konsep King. 1. Jika terdapat kekuatan perseptual dalam interaksi perawat-klien makaakan terjadi transaksi 2. Jika perawat dan klien melakukan transaksi, maka tujuan akan dicapai. 3. Jika tujuan dicapai, maka akan terjadi kepuasan. 4. Jika tujuan dicapai, maka akan terjadi askep yang efektif. 5. Jika transaksi dibuat dalam interaksi perawat-klien, maka tumbuhkembang akan meningkat. 6. Jika harapan peran dan performa peran yang dirasakan oleh perawat danklien sesuai, maka akan terjadi transaksi. 7. Jika konflik peran dialami oleh perawat atau klien atau oleh keduanya,maka akan menimbulkan stress dalam interaksi perawat-klien. 8. Jika perawat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus mengomunikasikan informasi yang sesuai kepada klien, maka akan terjadi penyusunan tujuan dan pencapaian tujuan bersama. Proposisi dalam teori pencapaian tujuan oleh King ini dapatdigambarkan dalam skema dibawah ini : Add caption Aplikasi Teori Imogene M. King dalam Proses Keperawatan Pengkajian 1. Terjadi selama interaksi antara perawat dan pasien/klien. Perawat membawa pengetahuan khusus dan ketrampilan sedangkan klienmembawa pengetahuan tentang diri dan persepsi masalah yang menjadi perhatian, untuk interaksi ini. 2. Selama pengkajian perawat mengumpulkan data tentang klien,diantaranya adalah : Tingkat tumbuh kembang, Pandangan tentang diri sendiri, Persepsi yang merupakan dasar pengumpulan dan interpretasi data terhadap status kesehatan, Pola komunikasi diperlukan untuk memferivikasi keakuratan persepsi, untuk interaksi dan transaksi. dan Sosialisasi Diagnosa Keperawatan 1. Dibuat setelah melakukan pengkajian. 2. Dibuat sebagai hasil interaksi antara perawat dengan pasien/klien. 3. Stress merupakan konsep yang penting dalam hubungannya dengan diagnosa keperawatan. Perencanaan 1. Dibuat berdasarkan diagnosa keperawatan. 2. Setelah diagnosis, perencanaan intervensi untuk memecahkan masalahtersebut dilakukan. 3. Dalam perencanaan pencapaian tujuan diawali dengan menetapkantujuan dan membuat keputusan. 4. Merupakan bagian dari transaksi dan partisipasi pasien/klien yang dianjurkan ikut serta dalam pengambilan keputusan tapi tidak harus bertanggung jawab. Implementasi 1. Dalam keperawatan melibatkan proses implementasi kegiatan aktualuntuk mencapai tujuan. 2. Dalam pencapaian tujuan itu adalah kelanjutan dari transaksi. Evaluasi Merupakan gambaran bagaimana mengenal hasil tujuan yang dicapai danmembahas tentang pencapaian tujuan dan keefektifan proses keperawatan(Perry & Potter, 2005). Aplikasi Teori Imogene M. King dalam Praktik Keperawatan Teori King berfokus pada interaksi perawat - klien dengan pendekatan sistem. Kekuatan pada model ini adalah partisipasi klien dalam menentukan tujuan yang akan dicapai, mengambil keputusan, dan interaksi dalam menerima tujuan dari klien. Teori ini sangat penting pada kolaborasi antara tenaga kesehatan professional.Teori ini juga dapat digunakan pada individu, keluarga, atau kelompok dengan penekanan pada psikologi, sosialkultural, dan konsep interpersonal. Beberapa contoh kasus yang menggunakan teori King dalam praktik klinik adalah (Meleis, 1997) : 1. Klien lansia dengan kecelakaan perdarahan pada otak. 2. Klien dengan penyakit ginjal. 3. Caring dalam keluarga. 4. Penyelesaian masalah memfasilitasi pengembangan kesehatan lingkungankerja. 5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat. 6. Pelayanan keperawatan psikiatri. 7. Caring untuk klien pingsan atau tidak sadar. 8. Caring untuk klien dewasa dengan diabetes. 9. Kerangka kerja untuk mengatur perawatan. Contoh Kasus : Tn. X usia 52 tahun datang dengan istri dan kedua anak laki – lakinya ke UGD RS.B, keluhan nyeri pada dada kiri hingga ke punggung, rasanya seperti tertusuk, sesak nafas, RR : 38 x/mnt, bibir dan kuku (aliran perifer) terlihat sianosis. Kapleri refill>3 detik. Lama nyeri dada kurang lebih 20 – 30 menit. Tn. X mengatakan ia seringmengalami mudah lelah, nyeri pada dada kirinya saat beraktifitas yang berat sepertimengangkat beras dan barang – barang lain ditoko, dan sesak. Namun ia tidak pernah berobat kedokter, karena beliau sibuk dengan pekerjaannya sebagai pedagang sembako, selain itu istri dan kedua anak Tn. X tidak mengetahui bahwa beliau menderita penyakit jantung (nyeri dada kiri), karena Tn. X tidak pernahterlihat sering mengalami nyeri dada saat di rumah. Pengkajian : Pengkajian meliputi : Persepsi, peran, pertumbuhan dan perkembangan, ruang, waktu, komunikasi, interaks, transaksi, stress dan koping. Persepsi 1. Bagaimana perasaan anda tentang kesehatan diri anda secara keseluruhan? 2. Bagaimana perasaan anda tentang nyeri dada yang anda rasakan? 3. Apakah anda tahu penyebab dari nyeri dada anda? 4. Apakah anda pernah berobat ke dokter untuk mengobati nyeri dada anda? 5. Apakah anda pernah terpikirkan bahwa anda menderita penyakit yangserius? 1. Bagaimaa penyakit dapat berefek untuk peran kehidupan anda? 2. Bagaimana peran keluarga anda setelah anda memiliki penyakit MCI? 3. Bagaimana anda melakukan peran anda setelah anda menderita MCI? 4. Apakah menurut anda perawat dan dokter telah meakuan perannya? Peran Transaksi 1. Informasi apa yang dan perawat berikan untuk informasi yang berhubunganuntuk penyakit anda? 2. Perawatan seperti apa yang anda inginkan ? 3. Apakah anda merasakan penting bila perawat mendiskusikan dengan anda setiap kan memberikan asuhan keperawatan? 4. Bagaimana perawaan anda ketika dokter dan perawat berdiskusi mengenai proses perawatan? Stress dan Koping 1. Apakah penyakit anda membuat anda stress? 2. 3. 4. Bagaimana anda berperilaku ketika anda mengalami stress? Apakah anda menginginkan seseorang memotivasi anda ketika anda stress? Apakah nyeri dada membuat anda stress? Komunikasi 1. 2. 3. 4. Ketika anda memiliki masalah apakah anda menceritakan pada keluargaanda? Apakah dokter dan perawat memberikan informasi mengenai penyakitanda? Apakah anda mengerti anda menderita penyakit apa? Observasi proses komunikasi, ekspresi wajahnya, kontak matanya? 1. 2. 3. 4. Apa yang anda inginkan dari orang lain ketika anda mengalami nyeri dada? Siapa yang anda inginkan, untuk mendampingi anda ketika nyeri dada ? Apakah anda menginginkan privasi, ketika anda berada di rumah sakit? Apakah anda merasa nyaman dengan ruang rawat anda selama di rumahsakit ? Ruang Waktu 1. 2. 3. 4. Apakah anda sering mengalami nyeri dada? Kapan anda mengalami nyeri dada pertama kali? Apakah nyeri dada anda meberi effek kepada setiap aktivitas anda? Apakah saat anda mengalami nyeri dada keluarga anda selalu menemanianda? Pertumbuhan dan Perkembangan 1. Apa pengalaman anda dalam menangani nyeri dada? 2. Ketika nyeri dada, bagaimana anda menangani nyeri dada anda dan bagaimana hasilnya? 3. Apakah aktivitas yang anda lakukan sebelum terkena penyakit Myocard Infarct? Interaksi 1. Apakah anda sering berinteraksi dengan keluarga anda? 2. Bagaimana hubungan anda dengan keluarga anda? 3. Bagaimana perasaan anda ketika anda kontak dengan perawat dan dokter? 4. Apakah anda merasa nyaman dengan interaksi pasien lain diruang rawat anda? Diri sendiri 1. Apakah anda merupakan manusia yang memiliki inisiatif? 2. Apakah perasan anda ketika anda menderita penykit MCI? 3. Apakah anda merasa diri anda dapat menyelesaikan masalah anda sendiri?aksireaksi antara perawat-klien Diagnosis Keperawatan 1. Nyeri akut b/d iskemia miokard akibat sumbatan arteri koroner. 2. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen miokard dengan kebutuhan tubuh. 3. Ansietas b/d perubahan kesehatan-status sosial-ekonomi ancaman kematian. 4. defisiensi pengetahuan b/d kurang pajanan Perencanaan Nyeri, cemas, takut adalah pengalaman subyektif yang tampil dalam variasirespon verbal, non verbal yang bersifat individual sehingga perlu digambarkansecara rinci untuk mengevaluasi keberhasilan penanganan respon nyeri akut pada pasien MCI, Intoleransi aktivitas (pembatasan aktivitas) dapat dikaitkan denganteori King, mewakili keadaan diri klien terhadap stress dan koping pasien, dan bagaimana kita menyeting ruangan, waktu untuk interaksi, transaksi, peran pasien dalam menjalani aktivitasnya sehari – hari di rumah sakit Masalah Interaksi klien dapat teratasi dengan informasi yang diberikan kepada pasien untuk melakukan aktivitas dengan kegiatan interaksi, transaksi, peran pasien dalam menjalani aktivitasnya sehari – hari. Lakukan Pendidikan Kesehatanterhadap pasien MCI dalam proses interaksi, transaksi, peran pasien untuk menjalani aktivitasnya sehari – hari. Yang mana dalam hal ini dapat mencegahtimbulnya nyeri dada kembali. Dengan pengembangan pengkajian danmenerapkannya pada penegakkan diagnosa, pemberian informasi pada setiapintervensi, implementasi keperawatan dan evaluasi hasil, maka pencapaian tujuan pasien dapat dicapai. Analisis Teori Imogene M. King Analisis kelompok terhadap teori Imogene King mengacu pada tujuhkategori atau prosedur yaitu sumber teori, makna teori, kecukupan logika dariteori, manfaat teori, derajat kemampuan menggeneralisasi, parsimony teoridan kemampuan untuk diujikan dari teori. Berikut ini kami akan menguraikananalisis teori tersebut yaitu: Sumber Teori Dalam menemukan teori, King secara bertahap mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang dimulai pada periode 1961-1966, yaitu tentang “Konsep Umum dari Perilaku Manusia” ( General Concepts of Human Behavior). Ini merupakan konseptual yang dihasilkan melalui penelaahan literatur. Pada tahun 1966- 1968, ia mengeluarkan artikel yang berjudul “Kerangka Kerja Konseptual Keperawatan” (A Conceptual Framework for Nursing ) yang berorientasi pada pencapaian tujuan (Goal Attainment).Konsep utama dari teori Goal Attainment meliputi: interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang (Marriner,A. 1986). Teori King memformulasikan teorinya melalui studi leteratur, diskusi, penelitian dan lain-lain.Teori King sangat ideal untuk dikembangkan pada saat sekarang dimana informasi dan komunikasi yang berkembang begitu cepat. Teori ini berkembang secara deduktif yaitu diidentifikasi masalah, lalu mengidentifikasi teori terkait, kemudian dibuat pertanyaan penelitian yaitu bagaimana komunikasi bisa terjadi bila menggunakan bahasa yang universal, memilih dan mendefinisikan konsep/variabel dari pertanyaan penelitian. Makna Teori Kelompok menganalisis bahwa teori keperawatan Imogene King sangat mudah untuk dipahami dan diaplikasikan dalam praktik keperawatan. Teori ini membangun tubuh ilmu pengetahuan keperawatan(Body of Knowledge). Manfaat dari teori ini adalah: 1. Mengkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan. 2. Dapat dijadikan sebagai rujukan dalam memperbaiki praktek keperawatan. 3. Konsep teori ini dapat dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga peneliti dan praktisi untuk menganalisa dan mengidentifikasi kejadiandalam situasi keperawatan yang sepesifik. 4. Sebagai pendekatan untuk menyeleksi dan memilih konsep yangdijadikan dasar praktek keperawatan profesional. 5. Keterkaitan dari beberapa pernyataan King dan konsepnya: 6. Beberapa penjelasan konsep cukup konsisten. 7. Konsep yang satu dengan konsep yang lainnya cukup jelas dalam membentuk suatu teori. Hal tersebut didasarkan bahwa interaksi antara perawat dan klien itu sangat penting. Kendala yang sering dihadapi adalah kesulitan komunikasi dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh perawat di dunia. Kecukupan logika teori Berdasarkan analisa kelompok, Konsep teori ini diprediksi dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, perkembangan iptek, sosial,ekonomi dan politik, karena sistem ini terbuka dan dinamis. Teori ini cukup adekuat dan logis karena beberapa konsep yang ada didukung oleh beberapa riset. Teori King menyatakan bahwa manusia mempunyai hak untuk mendapatkan informasi, berpartisipasi dalam membuat keputusan untuk mempengaruhi kehidupan, kesehatan, maupun mendapatkan pelayanan kesehatan. Berdasarkan hal diatas maka kelompok menyimpulkan bahwa teori King adalah cukup logis dipandang dari cakupan teori atau pernyataan yang dikemukakan karena teori King ini sangat sesuai karena keberhasilan perawatan adalah adanya interaksi yang terus menerus antara perawat dan klien serta lingkungan eksternal yang mempengaruhinya. King juga menyatakan bahwa intervensi keperawatan adalah adanya interaksi perawat dengan klien yang meliputi komunikasi, persepsi yang menimbulkan aksi dan reaksi serta menetapkan tujuan dengan maksud tercapainya persetujuan dan adanya traksaksi. Manfaat Teori Teori ini dapat digunakan pada praktek keperawatan baik pada lingkup klinik maupun pada lingkup komunitas. Banyak riset dan studiyang mendukung teori ini berpusat pada aspek teknis perawatan klien dan system pelayanan keperawatan. Dalam praktek baik di lahan klinik maupun lahan komunitas interaksi yang terjadi sangat penting bagi klien dan perawat. Jadi untuk aplikasi di klinik maupun di komunitas teori dari King ini sangat relevan karena kesembuhan klien sangat dipengaruhi oleh hubungan antara perawat dan klien. Kemampuan menggeneralisasi Teori King menurut kelompok memiliki cakupan isi teori yang sangat luas dan cukup dan komplek untuk diaplikasikan pada tatanan praktek keperawatan. Teori ini cocok diterapkan pada keperawatan klinik maupun komunitas karena berfokus pada interaksi antara manusia dan lingungannya. Manusia sebagai individu dapat melakukan penyesuaian terhadap stressor internal maupun eksternal dalam rentang sehat sakit dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki seseorang untuk mencapai kesehatan optimal. Parsimony Konsep-konsep dari teori pencapaian tujuan dapat dijelaskan secara mudahdan dapat dipahami meskipun cukup komplek dan defenisi yangdikemukakan cukup jelas. Kemampuan teori untuk diujikan (Testability) Teori King menurut kelompok, sudah ada gambaran yang jelas dan sangat sesuai dengan kondisi teknologi dan informasi pada saat sekarang. Teori ini dapat memprediksi suatu kejadian/phenomena dalam keperawatan melalui penetapan hypothesis dalam penelitian. Analisa Kelebihan dan Kekurangan Teori Imogene King Kelebihan 1. Teori ini dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, teori ini dapatdipergunakan dan menjelaskan atau memprediksi sebagian besar phenomena dalam keperawatan. 2. Teori King merupakan serangkaian konsep yang saling berhubungandengan jelas dan dapat diamati dalam praktek keperawatan. 3. Mengedepankan partisipasi aktif klien dalam penyusunan bersama,mengambil keputusan , dan interaksi untuk mencapa tujuan klien. 4. Teori King dapat dipakai pada semua tatanan pelayanan keperawatan, 5. Teori keperawatan King dapat dikembangkan dan diuji melalui riset. 6. Teori ini sangat penting pada kolaborasi antara tenaga kesehatan tujuan Kekurangan 1. Beberapa definisi konsep dasar kurang jernih. Misalnya konsep mengenaistres yang kurang jelas karena ia menyatakan bahwa stres memilikikonsekuensi positif dan menyarankan para perawat harus menghapus pembuat stress dari lingkungan rumah sakit. 2. Teori ini berfokus pada sistem interpersonal. Sehingga tujuan yang akan dicapai sangat bergantung pada persepsi perawat dan klien yang terlibat dalam hubungan interpersonal dan hanya pada saat itu saja. 3. Teori King belum menjelaskan metode yang aplikatif dalam penerapan konsep interaksi, komunikasi, transaksi dan persepsi, misalnya pasien- pasien tidak dapat berinteraksi secara kompeten dengan perawat, seperti bekerja dengan pasien koma, bayi yang baru lahir, dan pasien psikiatrik. Kesimpulan 1. Teori pencapaian tujuan (Theory of Goal Attainment) merupakan derivat dari kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) dan asumsi dasar King tentang Human Being. 2. Teori pencapaian tujuan berfokus pada interpersonal systems dengan berorientasi pada pencapaian tujuan dengan sembilan konsep utama, yaitu : interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu, dan ruang. 3. Teori King merupakan serangkaian konsep yang saling berhubungandengan jelas dan dapat diamati dalam praktek keperawatan. 4. Manfaat dari teori ini adalah: mengkontribusi pada pengembangan tubuhilmu pengetahuan (Body of Knowledge), dapat dijadikan sebagai rujukan dalam memperbaiki praktek keperawatan, konsep teori ini dapat dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga peneliti. Teori ini dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, perkembangan iptek, sosial,ekonomi dan politik. Saran 1. Melibatkan partisipasi aktif klien dalam penyusunan tujuan bersama, mengambil keputusan, dan interaksi untuk mencapai tujuan klien di berbagai tatanan pelayanan keperawatan baik di klinik maupun dikomunitas. 2. Perawat-perawat yang ingin mengaplikasikan teori ini pada praktek keperawatan, harus mempunyai pengetahuan dari konsep-konsep yang adadalam teori pencapaian tujuan (Goal Attainment) dan memilikikemampuan untuk membuat perencanaan keperawatan individu sambilmendorong partisipasi aktif pasien dalam fase pengambilan keputusan. DAFTAR PUSTAKA Alligood, Martha Raile.(2006). Nursing Theory : Utilization and Application 3th edition. mosby elseiver : United Stated of America Christensen, Paula J. (2009) : Nursing Process:Aplication of Conceptual Models, 4th ed. St.Louis: Mosby-Year Book, Inc. Hidayat, Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Penerbit Salemba Medika: Jakarta. Kozier, B. Et al. (1995). Fundamentals of nursing; concepts, process, and practice. Fifth Edition, California; Addison Wesley. Marriner-Tomey &Alligood (2006). Nursing Theorist and Their Work. Seventh edition. St.Louis: Mosby-Year Book, Inc. Meleis Ibrahim A., (1997). Theoretical nursing: development and progress, 3rd edition, Philadelphia: Lippincott. Muwarni A.(2009). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Fitramaya :Yogyakarta Perry & Potter. 2005. Fundamental of Nursing, Concept, Process, and Practice: Edisi 4, Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta Teori Keperawatan Imogene M. King 18.57 Unknown No comments BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pada masa lalu keperawatan dilakukan lebih berdasarkan intuisi dan tradisi sehingga keperawatan dianggap hanya sebagai kiat tanpa komponen ilmiah dan landasan keilmuan yang kokoh, jauh berbeda dengan kondisi keperawatan saat ini yangberkembang dengan pesat dan jelas body of knowledge nya. Perkembangan keperawatan tidak terlepas dari pengaruh perkembangan keperawatan dan kesehatan secara global, termasuk di dalamnya keperawatan di Indonesia yang juga mengalami perkembangan yang pesat, baik dibidang pendidikan maupun di tatanan praktek keperawatan. Salah satu komponen penting dalam pengembangan disiplin keperawatan adalah kegiatan riset keperawatan, karena riset keperawatan sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah keperawatan dan mengembangkan atau menvalidasi teori yang sangat dibutuhkan sebagai landasan dalam praktek keperawatan serta pengembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge). Masalah yang berpotensi muncul apabila peneliti kurang tepat dalam menyusun kerangka kerja teori/konsep sesuai dengan variabel yang akan diteliti, sehingga hasil penelitian akan kurang bermakna dalam perkembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge) dan akan mempengaruhi penerapannya dalam praktek keperawatan. Upaya untuk menghindari potensi masalah tersebut adalah dengan menganalisa teori keperawatan yang ada terlebih dahulu sehingga pemahaman filosofi, makna, maksud dan tujuan dan isi dari teori-teori keperawatan dapat diperoleh sebagai pijakan. Analisis teori mempunyai prosedur antara lain origins, meaning, logical adequacy, usefulness, generalizability, parsimony dan testability yang bertujuan untuk mengetahui kelebihan, keterbatasan dan manfaat dari teori tersebut sehingga dapat dipertimbangkan untuk tambahan pengujian atau validasi. Melalui penulisan makalah ini, kelompok mencoba untuk menyajikan hasil analisa Theory of Goal Attainment yang diperkenalkan oleh Imogene M. King pada tahun 1971. Teori pencapaian tujuan merupakan teori yang bersifat terbuka dan dinamis, dengan sembilan konsep utama yang meliputi interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang (Marriner, A. 1986). 1.2. Ruang Lingkup Penulisan Lingkup penulisan makalah ini adalah tentang teori keperawatan Theory of Goal Attainment dari Imogene M. King. 1.3. Tujuan Penulisan Tujuan di buatnya makalah ini adalah : 1.3.1. Memberikan informasi tentang teori keperawatan menurut Imogene M. King. 1.3.2. Mengetahui asumsi model keperawatan Imogene M. King. 1.3.3. Mengetahui model konsep dan teori keperawatan Imogene M. King. 1.3.4. Mengetahui konsep paradigma Imogene M. King. 1.3.5. Mengetahui proses Keperawatan menurut Imogene M. King. BAB II PEMBAHASAN 2.1. Sekilas Biografi Imogene M. King King Lahir 18 November 1908, di Philadelphia, putri dari Yusuf Fernandez (anorchestra pemimpin dengan nama Joe Coca) dan Sadie (seorang aktris dan penari,nama gadis, Brady) King menikah 2 kali yaitu dengan Robert Burton (aktor), tanggal 7 Januari 1935 (meninggal, 1955) dan dengan Raja Donovan (aktor), 1960 (meninggal, 1987); mempunyai dua anak tiri dan satu anak kandung perempuan. Imogene King meraih diploma dalam ilmu keperawatan dari St. John’s Hospital of Nursing di St. Louis pada tahun 1945. King mengawali karier menjadi perawat kantor, perawat sekolah, perawat karyawan, dan perawat pribadi. Tahun 1948 menerima Bachelor’s of Science in Nursing Education dari St. Louis University, meraih gelar Doctor of Education bidang pendidikan dari Teacher’s College, Universitas Columbia di New York tahun 1961. meraih gelar Ph.D, dari Southern Illinois University di tahun 1980. Sejak tahun 1961-1966, menjabat sebagai associate professor ilmu keperawatan di Universitas Loyola, Chicago. Dalam rentang waktu tersebut King menghasilkan karya yang dikonseptualisasikan sebuah buku toward a theory : general concepts of human behavior. Antara 1966 dan 1968 menjabat sebagai asisten kepala penelitian Grants Branch, divisi keperawatan dalam departemen kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan. Dari tahun 1968-1972 menjabat ssebagai kepala sekolah keperawatan di The Ohio State University, Columbus. Manuskrip buku pertamanya“Toward a Theory For Nursing: General Concepts of Human Behaivor” telah dikirimkan ke penerbit dan di publikasikan 1972. Pada tahun 1971 King kembali ke Chicago sebagai professor di program Loyola University. Tahun 1978-1980 menjabat sebagai koordinator penelitian klinik keperawatan di Loyola Medical Center, Departemen Keperawatan. Tahun 1972-1975 menjadi anggota The Defense Advisory Committee on Women in the Services di departemen pertahanan. Tahun 1980 ia pindah ke Tampa, Florida. Manuskrip buku keduanya dikirimkan ke penerbit bulan Juni 1980 “A Theory For Nursing: System, Cocepts, Process” dan di terbitkan tahun 1981. King adalah salah satu anggota American Nurse’s Association, the Florida Nurse’s Assosiation dan beberapa perkumpulan kehormatan dan profesi. King menulis buku ketiganya yang berjudul “Curriculum and Instruction in Nursing”, yang di terbitkan tahun 1986. 2.2. Landasan Dasar Model Konseptual Keperawatan Menurut Imogene King King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam keperawatan, ilmu-ilmu perilaku terapan, diskusi dengan beberapa teman sejawat dan menghadiri beberapa konferensi serta alasanalasan induktif dan deduktif dari beberapa pemikiran-pemikiran kritis. Dari informasi yang terkumpul tersebut, kemudian King memformulasikan kedalam suatu kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) pada tahun 1971. King mengidentifikasi kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) sebagai sebuah kerangka kerja sistem terbuka, dan teori ini sebagai suatu pencapaian tujuan. King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya (Human Being) sebagai sistem terbuka yang secara konsisten berinteraksi dengan lingkungannya. Asumsi yang lain bahwa keperawatan berfokus pada interaksi manusia dengan lingkungannya dan tujuan keperawatan adalah untuk membantu individu dan kelompok dalam memelihara kesehatannya. Kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) terdiri dari tiga sistem interaksi yang dikenal dengan Dynamic Interacting Systems, meliputi: Personal systems (individuals), interpersonal systems (groups) dan social systems (keluarga, sekolah, industri, organisasi sosial, sistem pelayanan kesehatan, d Menurut King system personal merupakan system terbuka dimana didalamnya terdapat persepsi, adanya pola tumbuh kembang, gambaran tubuh, ruang dan waktu dari individu dan lingkungan, kemudian hubungan interpersonal merupakan suatu hubungan antara perawat dan pasien serta hubungan social yang mengandung arti bahwa suatu interaksi perawat dan pasien dalam menegakkan system social, sesuai dengan situasi yang ada. Melalui dasar sistem tersebut, maka King memandang manusia merupakan individu yang reaktif yakni bereaksi terhadap situasi, orang dan objek. Manusia sebagai makhluk yang berorientasi terhadap waktu tidak lepas dari masa lalu dan sekarang yang dapat mempengaruhi masa yang akan datang dan sebagai makhluk social manusia akan hidup bersama orang lain yang akan berinteraksi satu dengan yang lain.1 Berdasarkan hal tersebut, maka manusia memiliki tiga kebutuhan dasar yaitu: 1. Informasi kesehatan 2. Pencegah penyakit 3. Kebutuhan terhadap perawat ketika sakit. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, King mengemukakan pendekatan teori yang terdiri dari kompnen yang dapat digambarkan pada gambar 2.2.2 Berdasarkan gambar tersebut, dapat dijelaskan bahwa konsep hubungan manusia menurut King terdiri dari komponen: 1. Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku, dalam memahami atu mengenali kondisi yang ada dalam keperawatn dengan gambaran hubungan perawat dank lien untuk melakukan kontrak atau tujuan yang diharapkan. 2. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi adanya aksi dan meruapakn respons dari individu. 3. Interaksi merupakan suatu bentuk kerja sama yang sangat mempengaruhi antara perawat dan klien yang terwujud dalam komunikasi 4. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadi suatu persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan 2.3. Asumsi Model Konsep dan Teori Imogene M. King King mengasumsikan model konsep dan teori keperawatan secara eksplisit maupun implisit. 2.3.1. Asumsi eksplisit a. Fokus sentral dari keperawatan adalah interaksi dari manusia dan lingkunganya, dengan tujuan untuk kesehatan manusia. b. Individu adalah sosial, rasional, reaksi, penerimaan, kontrol, berorientasi pada kegiatan waktu. c. Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kebutuhan, dan nilai klien serta perawat. d. Manusia sebagai pasien mempunyai hak untuk mendapatkan informasi, berpartisipasi dalam membuat keputusan yang mempengaruhi kehidupannya, kesehatan, dan pelayanan komunitas dan menerima atau menolak keperawatan. e. Tanggung jawab dari anggota tim kesehatan adalah memberikan informasi kepada individu tentang semua aspek kesehatan untuk membantu mereka membuat atau mengambil keputusan. f. Tujuan dari memberi pelayanan kesehatan dan menerima pelayanan mungkin tidak sama. 2.3.2. Asumsi implicit a. Pasien ingin berpartisipasi secara aktif dalam proses keperawatan. b. Pasien sadar, aktif, dan secara kognitif mampu berpartisipasi dalam pembuatan atau pengambilan keputusan. c. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri. d. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan. 2.4. Model Konsep dan Teori Imogene M. King Terdiri dari Tiga Sistem 2.4.1. Sistem Personal Menurut King setiap individu adalah sistem personal (sistem terbuka). Untuk sistem personal konsep yang relevan adalah persepsi (perception), diri (self), pertumbuhan dan perkembangan (growth and development), citra diri (body image), ruang (space), dan waktu (time). a. Persepsi (perception) Persepsi adalah gambaran seseorang tentang objek, orang dan kejadian-kejadian. Persepsi berbeda dari satu orang ke orang lain dan hal ini tergantung dengan pengalaman masa lalu, latar belakang, pengetauhan dan status emosi. Karakteristik persepsi adalah universal atau dialami oleh semua, selektif untuk semua orang, dan subjektif atau personal. b. Diri (self) Diri adalah bagian dalam diri seseorang yang berisi benda-benda dan orang lain. Diri adalah individu atau bila seseorang berkata “AKU”. Karakteristik diri adalah individu yang dinamis, sistem terbuka dan orientasi pada tujuan. Pertumbuhan dan perkembangan (growth and development) Tumbuh kembang meliputi perubahan sel, molekul dan perilaku manusia. Perubahanini biasanya terjadi dengan cara yang tertib, dan dapat diprediksiakan walaupun individu itu bervariasi, dan sumbangan fungsi genetik, pengalaman yang berarti dan memuaskan. Tumbuh kembang dapat didefinisikan sebagai proses diseluruh kehidupan seseorang dimana dia bergerak dari potensial untuk mencapai aktualisasi diri. c. d. Citra diri (body image) King mendefinisikan citra diri sebagai cara bagaimana orang merasakan tubuhnya dan reaksireaksi lain untuk penampilanya. e. Ruang (space) Ruang adalah universal sebab semua orang punya konsep ruang, personal atau subjektif, individual, situasional, dan tergantung dengan hubunganya dengan situasi, jarak dan waktu, transaksional, atau berdasarkan pada persepsi individu terhadap situasi. Definisi secara operasioanal, ruang meliputi ruang yang ada untuk semua arah, didefinisikan sebagai area fisik yang disebut territory dan perilaku orang yang menempatinya. Waktu (time) King mendefisikan waktu sebagai lama antara satu kejadian dengan kejadian yang lain, merupakan pengalaman unik setiap orang f. 2.4.2.Sistem Interpersonal King mengemukakan sistem interpersonal terbentuk oleh interaksi antar manusia. Interaksi antar dua orang disebut DYAD, tiga orang disebut TRIAD, dan empat orang disebut GROUP. Konsep yang relevan dengan sistem interpersonal adalah interaksi, komunikasi, transaksi, peran dan stress. a. Interaksi Interaksi didefinisikan sebagai tingkah laku yang dapat diobservasi oleh dua orang atau lebih didalam hubungan timbal balik. Komunikasi King mendefinisikan komunikasi sebagai proses dimana informasi yang diberikan dari satu orang ke orang lain baik langsung maupun tidak langsung, misalnya melalui telepon, televisi atau tulisan. Ciri-ciri komunikasi adalah verbal, non verbal, situasional, perceptual, transaksional, tidak dapat diubah, bergerak maju dalam waktu, personal, dan dinamis. Komunikasi dapat dilakukan secara b. lisan maupun tertulis dalam menyampaikan ide-ide satu orang ke orang lain. Aspek perilaku nonverbal yang sangat penting adalah sentuhan. Aspek lain dari perilaku adalah jarak, postur, ekspresi wajah, penampilan fisik dan gerakan tubuh. Transaksi Ciri-ciri transaksi adalah unik, karena setiap individu mempunyai realitas personal berdasarkan persepsi mereka. Dimensi temporal-spatial, mereka mempunyai pengalaman atau rangkaianrangkaian kejadian dalam waktu. c. d. Peran Peran melibatkan sesuatu yang timbal balik dimana seseorang pada suatu saat sebagai pemberi dan disaat yang lain sebagai penerima. Ada 3 elemen utama peran yaitu, peran berisi perilaku yang di harapkan pada orang yang menduduki posisi di sistem sosial, prosedur atau aturan yang ditentukan oleh hak dan kewajiban yang berhubungan dengan prosedur atau organisasi, dan hubungan antara 2 orang atau lebih berinteraksi untuk tujuan pada situasi khusus. e. Stress Definisi stress menurut King adalah suatu keadaan yang dinamis dimanapun manusia berinteraksi dengan lingkungannya untuk memelihara keseimbangan pertumbuhan, perkembangan dan perbuatan yang melibatkan pertukaran energi dan informsi antara seseorang dengan lingkungannya untuk mengatur stressor. Stress adalah suatu yang dinamis sehubungan dengan sistem terbuka yang terus-menerus terjadi pertukaran dengan lingkunagn, intensitasnya bervariasi, ada dimensi yang temporal-spatial yang dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, individual, personal, dan subjektif. 2.4.3. Sistem Sosial King mendefinisikan sistem sosial sebagai sistem pembatas peran organisasi sosisal, perilaku, dan praktik yang dikembangkan untuk memelihara nilai-nilai dan mekanisme pengaturan antara praktik-praktik dan aturan (George, 1995). Konsep yang relevan dengan sistem sosial adalah organisasi, otoritas, kekuasaan, status dan pengambilan keputusan. a. Organisasi Organisasi bercirikan struktur posisi yang berurutan dan aktifitas yang berhubungan dengan pengaturan formal dan informal seseorang dan kelompok untuk mencapai tujuan personal atau organisasi. b. Otoritas King mendefinisikan otoritas atau wewenang, bahwa wewenang itu aktif, proses transaksi yang timbal balik dimana latar belakang, persepsi, nilai-nilai dari pemegang mempengaruhi definisi, validasi dan penerimaan posisi di dalam organisasi sertaberhubungan dengan wewenang. Kekuasaan Kekuasaan adalah universal, situasional, atau bukan sumbangan personal, esensial dalam organisasi, dibatasi oleh sumber-sumber dalam suatu situasi, dinamis dan orientasi pada tujuan. c. Pembuatan keputusan Pembuatan atau pengambilan keputusan bercirikan untuk mengatur setiap kehidupan dan pekerjaan, orang, universal, individual, personal, subjektif, situasional, proses yang terus menerus, dan berorientasi pada tujuan. d. e. Status Status bercirikan situasional, posisi ketergantungan, dan dapat diubah. King mendefinisikan status sebagai posisi seseorang didalam kelompok atau kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lain di dalam organisasi dan mengenali bahwa status berhubungan dengan hak-hak istimewa, tugas-tugas, dan kewajiban. Ketiga sistem tersebut membentuk hubungan personal antara perawat dan pasien/klien. Hubungan perawat dan pasien/klien merupakan sarana dalam pemberian asuhan keperawatan, di mana proses interpersonal dinamis yang ditampilkan oleh perawat dan pasien/klien dipengaruhi oleh perilaku satu dengan yang lain, demikian juga oleh sistem asuhan kesehatan yang berlaku. Tujuan perawat adalah memanfaatkan komunikasi untuk membantu pasien/klien dalam menciptakan dan mempertahankan adaptasi positif terhadap lingkungan. 2.5. Konsep Utama Paradigma Keperawatan Menurut Imogene M. King 2.5.1.Konsep Manusia King memandang manusia sebagai suatu sistem terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan, sehingga memungkinkan benda, energi, dan informasi dengan leluasa mempengaruhinya. Dalam kerangka konsepnya meliputi tiga sistem interaksi yang dinamis sebagai individu disebut sebagai sistem personal, ketika hndividu ini bersatu dalam kelompok disebut sistem interpersonal. Sistem sosial tercipta ketika kelompok mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama dalam satu komunitas atau masyarakat. Menurut Imogene M. King, manusia memiliki tiga kebutuhan pokok : a. Kebutuhan informasi kesehatan yang tidak mampu pada saat diperlukan dan dapat digunakan. b. Kebutuhan untuk perawatan yang bertujuan untuk mencegah penyakit. c. Kebutuhan untuk perawatan ketika manusia tidak dapat membantu/merawat diri mereka sendiri. 2.5.2. Konsep Sehat King mendefinisikan sehat sebagai pengalaman hidup manusia yang dinamis, yang secara berkelanjutan melakukan penyesuaian terhadap stressor internal dan eksternal melewati rentang sehat sakit, dengan menggunakan sumber,sumber yang dimiliki oleh seseorang atau individu untuk mencapai kehidupan sehari-hari yang maksimal. 2.5.3.Konsep Lingkungan Menurut King lingkungan adalah sistem sosial yang ada dalam masyarakat yang saling berinteraksi dengan sistem lainnya secara terbuka. Merupakan kekuatan dinamis yang mempengaruhi perilaku sosial, interaksi, persepsi, dan kesehatan. Lingkungan merupakan suatu sistem terbuka yang menunjukkan penukaran masalah, energi, informasi dengan keberadaan manusia. Manusia tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan internal dengan penukaran energi yang diatur secara terus menerus terhadap perubahan lingkungan eksternal. Lingkungan adalah latar belakang untuk interaksi manusia, dan melibatkan : a. Lingkungan internal: mengubah energi untuk memungkinkan orang untuk menyesuaikan diri dengan terus menerus perubahan lingkungan eksternal. b. Lingkungan eksternal: melibatkan organisasi formal dan informal. Perawat adalah bagian dari lingkungan pasien. 2.5.4. Konsep Keperawatan Keperawatan didefinisikan sebagai suatu proses tindakan, reaksi dan interaksi perawat dan klien dalam berbagi informasi tentang persepsi mereka dalam situasi keperawatan. King menyampaikan pola intervensi keperawatanya adalah proses interaksi klien dan perawat meliputi komunikasi dan persepsi yang menimbulkan aksi, reaksi, dan jika ada gangguan, menetapkan tujuan dengan maksud tercapainya suatu persetujuan dan membuat transaksi, transaksi akan tercapai : Jika persepsi tepat dan akurat maka transaksi akan terjadi. Jika perawat dan pasien/klien membuat transaksi yang harmonis maka tujuan tercapai. Jika tujuan tercapai maka efisiensi dan keefisienan keperawatan tercapai. Jika interaksi perawat dan pasien/klien berjalan baik maka tumbuh kembang dapat ditingkatkan . e. Jika peran,harapan, dan pembuatan keputusan dirasakan sama maka transaksi terjadi. f. Jika ada konflik peran maka terjadi stressor. g. Jika perawat mempunyai komunikasi yang tepat maka pencapaian tujuan terjadi. a. b. c. d. 2.6. Selain itu King juga membahas tujuan, domain, dan fungsi perawat professional 2.6.1.Tujuan perawat Untuk membantu individu untuk menjaga kesehatan mereka, sehingga mereka dapat berfungsi dalam peran mereka. 2.6.2.Domain perawat Termasuk mempromosikan, memelihara, dan memulihkan kesehatan, dan merawat orang sakit, terluka dan sekarat. 2.6.3.Fungsi perawat professional Untuk menginterpretasikan informasi dalam proses keperawatan untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi asuhan keperawatan. King berkata dalam teori nya, seorang perawat profesional, dengan pengetahuan khusus dan keterampilan, dan klien yang membutuhkan perawatan, dengan pengetahuan tentang diri dan persepsi masalah pribadi, bertemu sebagai orang asing di lingkungan alam. Mereka saling berinteraksi, mengidentifikasi masalah, menetapkan dan mencapai tujuan.