Nama : Tia Wakhidian Tari NIM : 201810110311363 Kelas : HEB (E) KELEMBAGAAN PASAR MODAL Dengan adanya UUOJK telah terjadi perubahan pada struktur kelembagaan pasar modal, berkaitan dengan Lembaga yang melakukan pembinaan, pengaturan dan pengawasan kegiatan pasar modal yang sebelumnya dilakukan oleh Bapepam LK yang mana struktur organisasinya berada dilingkungan dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan. Berdasarkan UUOJK pengawasan kegiatan pasar modal diserahkan kepada OJK. Secara historis, Lembaga yang melakukan pengawasan di pasar modal mengalami perubahan yang dapat dikategorikan menjadi dua yaitu: 1. Lembaga Pengawas Sebelum UUOJK Pada periode 1976-1990 pengawasan kegiatan pasar modal dilakukan oleh Bapepum (Badan Pengawas Uang dan Modal), yang kemudian berubah menjadi Bapepam (Badan Pelaksana Pasar Pasar Modal) berdasarkan Keppres No. 53 Tahun 1990 tentang Pasar Modal. Memiliki tugas sebagai berikut: a. Mengikuti perkembangan dan mengatur pasar modal sehingga efek dapat ditawarkan dan diperdagangkan secara teratur dan efesien serta melindungi kepentingan pemodal masyarakat umum. b. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap Lembaga-lembaga berikut: Bursa efek Lembaga kliring, penyelesaian dan penyimpangan Reksa Dana Perusahaan efek dan perorangan Lembaga penunjang pasar modal yaitu tempat penitipan harta, biro administrasi efek, wali alamat atau penanggung Profesi penunjang pasar modal c. Memberi pendapat kepada Menteri Keuangan mengenai pasar modal Bapepam sebagai Lembaga pengawas pasar modal wajib menetapkan ketentuan bagi terjaminnya pelaksanaan efek secara tertib dan wajar dalam rangka melindungi pemodal dan masyarakat berupa: 1) Keterbukaan informasi tentang transaksi efek di bursa efek oleh semua perusahaan efek dan semua pihak. Ketentuan ini wajib memuat persyaratan keterbukaan kepada Ketua Bapepam dan masyarakat tentang semua transaksi efek oleh semua pemegang saham utama dan orang dalam serta pihak terasosiasi dengannya. 2) Penyimpanan catatan dan laporan yang diberikan oleh pihak yang telah memperoleh izin usaha, izin perorangan, persetujuan, atau pendaftaran profesi. 3) Penyimpanan catatan dan laporan yang diberikan oleh pihak yang telah memperoleh izin usaha, izin perorangan, persetujuan, atau pendaftaran profesi. Berdasarkan UUPM, Badan Pengawas Pasar Modal sebagai otoritas pengawas pasar modal diberi kewenangan terkait dengan kewenangan untuk membuat peraturan, dan pemeriksaan dan penyidikan, serta menjatuhkan sanksi administrasi dan denda. Pasal 3 ayat (1) UUPM disebutkan bahwa pembinaan, pengaturan, dan pengawasan kegiatan pasar modal dilakukan oleh Bapepam. Pembinaan, pengaturan, dan pengawasan dilaksanakan oleh Bapepam dengan tujuan mewujudkan terciptanya kegiatan pasar modal yang teratur, wajar, dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat (Pasal 4 UUPM). Berdasrkan ketentuan tersebut, maka bapepam berfungsi sebagai: (a) Lembaga Pembina, (b) Lembaga pengatur, dan (c) Lembaga pegawasan. Oleh karena itu, Bapepam dan lembaga keuangan mempunyai tugas membina, mengatur, dan mengawasi dalam kegiatan pasar modal sehari-hari serta melaksanakan kebijakan dan standartisasi teknis dibidang lembaga keuangan, sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri keuangan, dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Lembaga pengawas setelah UUOJK Pada perkembangan lahir UU Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK) peran Bapepan digantikan oleh Lembaga OJK yang berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan didalam sektor jasa keuangan baik di sektor perbankan, pasar modal, dan sector jasa keuangan non-bank seperti asuransi, dana pensiun, Lembaga pembiayaan ekspor Indonesia, Lembaga pembiayaan sekunder perumahan dan Lembaga yang menyelenggarakan pengelolaan dana masyarakat yang bersifat wajib, yaitu penyelenggara program jaminan sosial, pensiun, dan kesejahteraan. OJK adalah Lembaga yang independent dan bebas dari campur tangan pihak lain. Pada pasal 4 UU Nomor 21 Tahun 2011 tentang OJK menyebutkan bahwa tujuan dibentuknya OJK adalah agar keseluruhan kegiatan di dalam sector jasa keuangan terselenggara secara teratur, adil, transparan, akuntabel dan mampu mewujudkan system keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, serta mampu melindungi kepentingan konsumen maupun masyarakat. Terkait pasar modal, kejahatan pasar modal memiliki suatu keunikan sendiri dibandingkan dengan kejahatan yang ada didalam criminal biasa, hal ini dikarenakan modus serta Tindakan kejahatannya memiliki karakteristik yang sudah diatur di dalam UU Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, jenis-jenis kejahatan ini terdiri dari: a. Penipuan (Pasal 90 UUPM) b. Manipulasi Pasar (Pasal 91 dan pasal 92 UUPM) c. Perdagangan orang dalam (Pasal 95-Pasal 99 UUPM) d. Informasi Menyesatkan (Pasal 80, pasal 81, serta pasal 93 UUPM) Jika terjadi Tindakan kejahatan tersebut diatas, maka OJK berhak untuk melakukan proses pemeriksaan dan penyidikan terhadap pihak yang melakukan jenis tindak kejahatan tersebut. Pengawasan di bawah OJK dilandasi semangat memberikan perhatian kepada perlindungan dan edukasi bagi konsumen. Edukasi dan perlindungan konsumen keuangan diarahkan untuk mencapai dua tujuan utama. Pertama, meningkatkan kepercayaan dari investor dan konsumen dalam setiap aktifitas dan kegiatan usaha disektor jasa keuangan. Kedua, memberikan peluang dan kesempatan untuk pengembangan sector jasa keuangan secara adil, efisien, dan transparasi. Adapun pihak-pihak yang diawasi oleh OJK dalam sektor pasar modal ini adalah: 1. Emiten dan Perusahaan Publik Emiten merupakan pihak yang melakukan penawaran umum, sedangkan penawaran umum adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat dan efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif. Perusahaan public adalah perusahaan yang Sebagian atau seluruh sahamnya dimiliki oleh masyarakat. Penjualan saham kepada masyarakat dilakukan dengan cara Initial Public Offering. 2. Reksa Dana Merupakan perusahaan yang kegiatannya mengelola dana-dana dari investor yang pada umumnya diinvestasikan dalam bentuk instrumen pasar modal dan atau pasar uang oleh manajer investasi. Atas dana yang dikelola tersebut diterbitkan unit saham atau sertifikat sebagai bukti keikutsertaan investor pada perusahaan reksa dana tersebut. OJK mengawasi beberapa agen penjual efek reksa dana yang sudah terdaftar di Bapepam-LK. 3. Wakil Perusahaan Efek Merupakan pihak perwakilan perusahaan efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai penjamin emisi efek, perantara pedangang efek atau manager investasi. OJK mengawasi berdasarkan database wakil perusahaan efek yang telah mendapatkan izin orang perseorangan sebagai wakil perusahaan. 4. Profesi Penunjang Merupakan profesi pemberian jasa mengenai pendapat atau penilaian yang diberikan oleh profesi penunjang pasar model yang dilakukan secara professional dan bebas dari pengaruh pihak yang memberikan tugas. 5. Lembaga Penunjang Pasar Modal Lembaga penjunjang pasar modal terdiri dari: a. Wali Amanat Tugas Wali Amanat antara lain: 1) Menganalisis kemampuan dan kredibilitas emiten. 2) Melakukan penilaian terhadap sebagian atau seluruh harta kekayaan emiten yang diterima olehnya sebagai jaminan. 3) Memberikan nasihat yang diperhitungkan oleh emiten. 4) Melakukan pengawasan terhadap pelunasan pinjaman pokok berserta bunganya yang harus dilakukan oleh emiten tepat pada waktunya. 5) Melaksanakan tugas selaku agen utama pembayaran. 6) Mengikuti secara terus-menerus perkembangan pengelolaan perusahaan emiten. 7) Membuat perjanjian perwalianamanatan dengan pihak emiten. 8) Memanggil Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO), apabila diperlukan. b. Biro Administrasi Efek Yaitu pihak yang berdasarkan kontrak dengan emiten secara teratur menyediakan jasa-jasa melaksanakan pembukuan, transfer dan pencatatan, pembayaran dividen, pembagian hak opsi, emisi sertifikat, atau laporan tahunan untuk emiten. EFEK YANG DIPERDAGANGKAN DI PASAR MODAL Menurut pasal 1 angka 5 UUPM efek adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, kontrak berjangka atas efek dan setiap derivative efek. Pada dasarnya efek adalah surat berharga yang terbagi atas surat berharga yang bersifat penyertaan seperti saham, surat berharga bersifat utang (misalnya obligasi) dan efek derivative/efek turunan. Surat berharga adalah surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit, atau setiap derivatifnya, atau kepentingan lain. Jenis-jenis efek: 1) Efek penyertaan (equity), adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menjadi pemegang saham perusahaan yang menerbitkan efek tersebut. 2) Efek utang, adalah efek dimana penerbitannya (issuer) mengeluarkan atau menjual surat utang, dengan kewajiban menebus kembali suatu masa nanti sesuai kesepakatan diantara para pihak. 3) Efek konversi (semi equity), yaitu efek yang sebenarnya efek utang kemudian pada saat yang telah ditentukan dapat ditukarkan atau dikonversi sebagai efek penyertaan. Bentuk ini dikenal sebagai obligasi konversi. 4) Efek derivatif, merupakan turunan dari efek utama baik yang bersifat penyertaan maupun utang. Efek yang diperdagangkan di pasar modal: 1. Saham Saham adalah instrumen pasar modal yang paling umum diperdagangkan karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham adalah tanda penyertaan modal dari seseorang atau pihak tertentu didalam suatu perseroan. Sehingga untuk pembahasan atas masalah saham pengaturan utamanya akan harus merujuk kepada UUPT. Di dalam UUPT pembuat undang-undang sama sekali tidak membuat rumusan mengenai apa itu saham. Tetapi dengan melihat sifatnya maka saham dapat dirumuskan sebagai penyertaan. Dengan memiliki saham, berarti seseorang atau badan usaha ikut memiliki sebuah perseroan. Salah satu sifat utama dari saham adalah sekali dimasukkan/disetorkan oleh pemegang saham maka tidak dapat dilakukan penarikan kembali. Satu-satunya cara untuk mendapatkan pengembalian atas modal yang telah disetor adalah dengan pemindaan hak atas saham-saham tersebut kepada pihak lain (penjualan), dan demikian mendapatkan pengembalian dari setoran yang telah dilakukan tersebut, atau dengan melakukan likuidasi sehingga pemegang saham akan menerima hasil dari likuidasi. Untuk itulah diadakan bursa sebagai sarana untuk memberikan kemudahan bagi pengalihan hak tersebut. 2. Obligasi Obligasi atau bond tidak lain adalah surat yang menyatakan bahwa satu pihak berhutang kepada pihak lainnya. Perbedaan antara obligasi dan hutang piutang biasa adalah bahwa hutang piutang biasanya antara satu orang perorangan, atau lembaga dengan orang perorangan secara individu ataupun antara pemberi pinjaman berhadapan dengan satu peminjam. Dengan demikian dalam pinjam meminjam maka individu (lembaga atau perorangan) berhadapan dengan pemberi pinjaman. Sedangkan obligasi lebih bersifat antara satu peminjam dengan sekelompok pemberi pinjaman yang jumlahnya bisa ratusan, ribuan atau puluhan ribu. Oleh karena sifatnya yang demikian maka unsur penawaran umum (public offering) menjadi ciri yang utama dari pemasaran suatu obligasi. Kreditur dalam obligasi dapat berjumlah sangat banyak dan tersebar luas. Tetapi ini bukan berarti bahwa penawaran obligasi harus selalu dilakukan dengan penawaran umum, karena dapat saja penawaran suatu obligasi dilakukan melalui private placement, seperti halnya juga penawaran atas saham. 3. Reksa Dana Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Reksa Dana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu Reksa Dana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia. Umumnya, Reksa Dana diartikan sebagai Wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi. Mengacu kepada Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27) didefinisikan bahwa Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Ada tiga hal yang terkait dari definisi tersebut yaitu, Pertama, adanya dana dari masyarakat pemodal. Kedua, dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek, dan Ketiga, dana tersebut dikelola oleh manajer investasi. Dengan demikian, dana yang ada dalam Reksa Dana merupakan dana bersama para pemodal, sedangkan manajer investasi adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola dana tersebut. 4. Exchange Traded Fund (ETF) ETF adalah Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang unit penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek. Meskipun ETF pada dasarnya adalah reksa dana, produk ini diperdagangkan seperti saham-saham yang ada di bursa efek. ETF merupakan penggabungan antara unsur reksa dana dalam hal pengelolaan dana dengan mekanisme saham dalam hal transaksi jual maupun beli. 5. Derivatif Derivatif yang terdapat di Bursa Efek adalah derivatif keuangan (financial derivative). Derivatif keuangan merupakan instrumen derivatif, di mana variabelvariabel yang mendasarinya adalah instrumen-instrumen keuangan, yang dapat berupa saham, obligasi, indeks saham, indeks obligasi, mata uang (currency), tingkat suku bunga dan instrumen-instrumen keuangan lainnya. Instrumen-instrumen derivatif sering digunakan oleh para pelaku pasar (pemodal dan perusahaan efek) sebagai sarana untuk melakukan lindung nilai (hedging) atas portofolio yang mereka miliki. DAFTAR PUSTAKA Rahman, Mas. 2019. Hukum Pasar Modal. Jakarta:Kencana (Devisi dari PRENADAMEDIA Group). Suwardi. 2019. “Pengawasan Pasar Modal Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan”. Vol. 01 No. 01.