Uploaded by philmikenugroho

Philipus Mikhael Priyo Nugroho 072011233043 Tugas Akhir

advertisement
HEGEMONI BAHASA
“ANALISIS PENGGUNAAN BAHASA PARA PERWAKILAN ANGGOTA ‘NONPENUTUR ASLI’
BAHASA RESMI PBB PADA SESI PIDATO PEMBUKAAN KONFERENSI KE-75 MAJELIS
UMUM PBB”
Oleh:
Philipus Mikhael Priyo Nugroho (072011233043)
ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di dunia yang diciptakan tidak sempurna dan cenderung timpang ini, hegemoni adalah suatu
keniscayaan bagi dunia yang kita tinggali tersebut. Faktor utama hal itu pasti akan terjadi adalah karena
aktor politik–dalam kasus ini, negara–kuat akan selalu bertendensi untuk mendominasi negara-negara
lain yang masih tergolong berkembang ataupun “inferior” dibandingkan mereka yang kuat.
Sebagai fokus utama dari makalah ini, kata hegemoni sendiri memiliki beberapa arti yang
menurut penulis, perlu diiterasikan lebih lanjut. Arti pertama dapat digali melalui konstruksi
etimologis kata tersebut. Berasal dari kata di dalam bahasa Yunani, hegemonia, yang dapat diartikan
sebagai ‘memimpin’, hegemonia sering dirujuk oleh para penduduk Yunani Kuno untuk
mendeskripsikan kondisi kepemimpinan di era mereka. Adapun secara sosio-politis, Gramsci (1926
disitasi oleh Ramos Jr. 1982) menerangkan bahwa praktik hegemoni didorong oleh kalkulasi kelaskelas penghegemoni perihal cara-cara pasif dalam pemanfaatan kepentingan kelas lain selain mereka,
serta kemampuan ekonomi yang dimiliki oleh para penghegemoni tersebut dalam melancarkan rencana
tersebut.
Dengan segala definisi dan faktor yang tertera untuk menjelaskan tentang konsep hegemoni,
seseorang kemungkinan besar akan berhipotesis bahwa praktik konsep tersebut hanya akan terlaksana
di bidang indoktrinasi ideologi atau pengamanan kepentingan ekonomi saja. Akan tetapi, karena
kepasifan merupakan sifat utama suatu bentuk hegemoni dilancarkan, hegemoni di bidang kebahasaan
pun termasuk ke dalam cabang konsep itu. Malahan penampakan praktik tersebut yang paling prevalen,
bagi penulis, tidak lain adalah pada ranah organisasi internasional terkuat dunia– Perserikatan BangsaBangsa (PBB).
Dalam makalah ini, penulis bertujuan mengenalkan kepada para pembaca sekalian tentang
salah satu organ terpenting PBB yakni Majelis Umum PBB (United Nations General Assembly), yang
mana keseluruhan perwakilan anggota organisasi tersebut dapat berpartisipasi. Melalui keterlibatan
penuh seluruh anggota PBB tersebut, penulis lebih lanjut ingin membahas tentang dua topik utama
yang berkaitan dengan penggunaan bahasa di forum internasional. Topik pertama melingkar pada
seberapa besar andil adanya bahasa resmi di lingkungan PBB pada pemilihan bahasa perwakilan
negara “nonpenutur asli” penyampai pidato pembukaan di sesi Debat Umum Konferensi Ke-75 tahun
2020 Majelis Umum PBB. Sementara topik kedua yang hendak saya ajukan meliputi dampak tendensi
wadah daring penyampaian pidato di PBB, bagi hal yang sama dan telah tersebutkan di kalimat
sebelumnya.
1.2. Rumusan Masalah
A. Apakah definisi dari hegemoni bahasa?
B. Apa saja contoh praktik hegemoni bahasa?
C. Apa saja bahasa-bahasa yang ditetapkan resmi digunakan oleh PBB sebagai bahasa kerja mereka
(bahasa resmi)?
D. Apa definisi dari anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa?
E. Siapa saja anggota PBB yang bukan merupakan penutur asli salah satu atau lebih, bahasa-bahasa
resmi di PBB (nama-nama negara yang tertulis di dalam daftar ini akan penulis rujuk sebagai
“subjek penelitian” mulai dari sekarang)?
F. Bagaimanakah andil adanya bahasa resmi di lingkungan kerja PBB pada bahasa yang digunakan
para perwakilan negara subjek penelitian di kala menyampaikan pidato pembukaan sesi Debat
Umum Konferensi Ke-75 Majelis Umum PBB?
G. Apakah dengan menggunakan video yang telah terekam-menimbang keadaan pandemi di tahun
2020-dalam menyampaikan pidato mereka, para perwakilan negara subjek penelitian “patuh”
terhadap aturan penggunaan bahasa resmi PBB?
1.3. Tujuan
A. Menjelaskan definisi dari konsep “hegemoni bahasa”;
B. Mengonfirmasi apakah penetapan bahasa resmi di ranah PBB tergolong sebagai suatu praktik
hegemoni bahasa;
C. Menentukan siapa saja anggota PBB yang merupakan negara nonpenutur asli dari salah satu atau
lebih enam bahasa resmi PBB;
D. Menjelaskan andil adanya aturan bahasa resmi di PBB terhadap pemilihan bahasa dalam pidato
perwakilan negara nonpenutur asli; serta
E. Mengetahui tingkat kepatuhan negara-negara nonpenutur asli .dalam menggunakan bahasa resmi
PBB di dalam pidato pembukaan daring mereka.
1.4. Manfaat
Menurut penulis, manfaat yang sekiranya hendak ditawarkan olehnya meliputi pemahaman lebih
kepada para pembaca mengenai konsep hegemoni bahasa secara umum, sekaligus praktik dan
sejarahnya di ranah Perserikatan Bangsa-Bangsa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Hegemoni Bahasa
Menurut Mustapha (2014). Hegemoni bahasa diartikan terjadi ketika suatu komunitas dominan
masyarakat tertentu menelurkan suatu kesepahaman bersama, baik secara eksplisit maupun implisit,
yang menyatakan bahwa bahasa khusus dari komunitas tersebut telah dijadikan sebagai tolok ukur
dalam kemampuan berkomunikasi.
Mengacu pada spektrum yang lebih radikal, Wiley (2000:113) menyampaikan pula gagasannya
tentang hegemoni bahasa. Katanya, hegemoni dalam bentuk penggunaan bahasa tertentu juga mampu
terjadi ketika suatu pihak–umumnya mereka yang dominan–meyakinkan pengguna bahasa minoritas
bahwa bahasa yang mereka gunakan tidak mumpuni dalam mengakomodasi kebutuhan zaman yang
telah berubah.
2.2. Contoh Praktik Hegemoni Bahasa
Beberapa contoh dari praktik hegemoni bahasa, meliputi:

Pembelajaran bahasa internasional–utamanya bahasa Inggris–yang telah diterima secara sosial dan
politis sebagai “penting” oleh mayoritas negara di dunia (Suarez, 2002:514; Phillipson, 1992:287);

Devaluasi identitas dan bahasa minoritas di lingkungan pendidikan tinggi untuk digantikan oleh
bahasa nasional atau bahasa internasional (Henao, 2017); serta, namun tidak terbatas pada

Penetapan satu atau lebih bahasa tertentu sebagai bahasa resmi dari suatu perusahaan, negara,
maupun organisasi internasional, yang berakibat pada marjinalisasi (penyingkiran) bahasa-bahasa
minoritas (Reagan dalam Canestrari dkk., 2018:95).
2.3. Bahasa-Bahasa Resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Berdasarkan semangat pluralitas yang digaungkan oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan BangsaBangsa, Yang Mulia Tuan Antonio Gutteres, PBB hingga sekarang masih mempertahankan
penggunaan bahasa1: (1) Inggris; (2) Prancis; (3) Spanyol; (4) Rusia; (5) Mandarin; serta (6) Arab,
sebagai bahasa kerja organisasi tersebut. Selain karena keputusan sidang-sidang terdahulu dari Majelis
Umum PBB untuk menetapkan keputusan sedemikiran rupa, Tuan Gutteres juga menyampaikan
bahwasanya keenam bahasa tersebut diresmikan oleh PBB (selanjutnya akan disebut sebagai “bahasa
United
Nations
(UN),
“Official
Languages,”
https://www.un.org/en/sections/about-un/officiallanguages/index.html#:~:text=There%20are%20six%20official%20languages,%2C%20French%2C%20Russian%20and%2
0Spanish., akses 31 Desember 2020.
1
resmi”) dengan alasan untuk mempermudah pekerjaan organisasi tersebut, serta untuk
mengakomodasi seluas-luasnya kebutuhan dari berbagai macam delegasi yang ada di dalamnya2.
2.4. Anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Mengacu kepada artikel “About UN Membership” di laman resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa,
keanggotaan PBB dibuka untuk semua negara berdaulat “pencinta damai dan yang mampu memenuhi
keseluruhan tanggung jawab seperti tertera di dalam Piagam PBB”. Akan tetapi, proses legal untuk
menjadikan suatu negara menjadi anggota di dalam organisasi tersebut cukup rumit dan melibatkan
dua organ terpenting dari PBB yakni Dewan Keamanan PBB serta Majelis Umum PBB. Hingga
sekarang, terdapat 193 negara berdaulat yang memiliki status sebagai anggota di Perserikatan BangsaBangsa, dengan anggota terakhir yang bergabung pada tahun 2011 yaitu Sudan Selatan.
2.5. Anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa Nonpenutur Asli Bahasa Resmi PBB
Pertama-tama, yang dimaksudkan oleh penulis dari frasa “Nonpenutur Asli” di sini adalah negaranegara yang tidak mengadopsi salah satu atau lebih bahasa-bahasa resmi PBB sebagai bahasa resmi
mereka sendiri secara de jure maupun de facto. Berdasarkan keterangan ini, penulis berhasil menyortir
negara-negara anggota PBB dan berhasil menyisakan 77 negara di dunia yang tidak
mengonstitusionalkan salah dari bahasa resmi. Selain karena tidak tertulis di dalam hukumnya,
beberapa negara di dalam daftar tersebut bahkan tidak memiliki bahasa resmi di ranah domestiknya
juga.
Setelah penulis telusuri lebih lanjut, kebanyakan negara yang masuk ke dalam daftar tersebut
mayoritas populasinya fasih berbicara salah satu dari keenam bahasa resmi di PBB. Bagi penulis, hal
ini tentu berbanding terbalik hampir 180 derajat dengan hukum bahasa resmi negara tersebut,
mengingat para perwakilan negara juga berasal dari lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, penulis
menetapkan pula kriteria tambahan bagi negara-negara untuk dimasukkan ke dalam daftar subjek
penelitian milik penulis yaitu, mayoritas populasinya tidak fasih menggunakan salah satu dari bahasa
resmi PBB. Alhasil, setelah menyarikan dan menyortir lebih lanjut melalui kriteria tambahan tersebut,
penulis mengeluarkan 21 negara. Di antara ke-21 negara yang dihilangkan dari daftar tersebut, penulis
mampu kelompokkan alasan mayoritas populasi negara-negara tersebut fasih dalam berbahasa resmi
ke dalam tiga kategori utama.
Kategori pertama meliputi negara-negara yang secara historis berkembang dengan bahasa
tersebut, atau penghuni pertamanya berasal dari negara yang fasih berbicara bahasa resmi, tapi di
dalam undang-undang dasarnya tidak ada rujukan penggunaan bahasa resmi negara tersebut yang
Antonio Gutteres, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, “Multilingualism is a Core Value of the United Nations,”
Wawancara
(video
daring),
21
April
2017.
diambil
dari
https://www.youtube.com/watch?v=fzOF0bbiEog&feature=emb_logo, akses 31 Desember 2020.
2
berkaitan. Negara yang termasuk ke dalam kategori ini meliputi Amerika Serikat (negara dengan
delapan puluh persen lebih populasinya fasih berbahasa Inggris tapi tidak memiliki satu pun bahasa
resmi), Meksiko (lebih dari sembilan puluh persen populasinya fasih berbahasa Spanyol tapi
konstitusinya tidak mengakui bahasa tersebut sebagai bahasa resmi), serta contoh serupa seperti
Britania Raya, Selandia Baru, dan juga Australia.
Kategori kedua jatuh kepada negara-negara dengan mayoritas populasinya mampu berbahasa
resmi oleh karena gencarnya edukasi negara tersebut terhadap masyarakatnya. Negara-negara Nordik
(Norwegia, Swedia, Denmark, Finlandia, Islandia) notabene masuk ke dalam kategori ini, oleh karena
tingkatan edukasi yang dimiliki populasinya dalam hal kemampuan berbahasa-utamanya bahasa
Inggris. Selain mereka, Yunani (Inggris), Iran (Arab), dan beberapa lainnya juga mengamankan posisi
mereka ke dalam kategori ini oleh karena ambisi mereka dalam mengajarkan bahasa resmi ke
populasinya.
Kategori terakhir jatuh kepada negara-negara yang mayoritas populasinya fasih berbahasa
resmi tapi bukan karena edukasi maupun faktor historis, melainkan karena keanggotaan mereka di
dalam suatu organisasi “hegemoni” kebahasaan tertentu. Contoh negara yang bisa penulis temukan
meliputi: (1) Tuvalu, bagian dari Persemakmuran Britania Raya; (2) Georgia, bagian dari
Persemakmuran Negara-Negara Merdeka-wadah kerja sama negara-negara yang dulunya bagian dari
Uni Soviet; serta (3) Bolivia, bagian dari Komunitas Hispanik Internasional (wadah kerja sama negaranegara mantan bagian Imperium Spanyol).
Berikut adalah daftar negara yang masuk ke dalam subjek penelitian milik penulis. Di Benua
Asia, negara-negara yang tergabung meliputi: Republik Islam Afghanistan; Republik Rakyat
Bangladesh; Kerajaan Bhutan; Kerajaan Kamboja; Republik Demokratik Timor-Leste; Republik
Indonesia; Jepang; Republik Rakyat Demokratik Korea (Korea Utara); Republik Korea (Korea
Selatan); Republik Rakyat Demokratik Laos; Republik Maladewa; Mongolia; Republik Uni
Myanmar; Republik Federal Demokratik Nepal; Republik Sosialis Demokratik Sri Lanka; Kerajaan
Thailand; Republik Turki; Turkmenistan; Republik Uzbekistan; dan Republik Sosialis Viet Nam.
Beralih ke Benua Eropa, negara-negara yang terdaftar termasuk: Republik Albania; Kepangeranan
Andorra; Republik Austria; Kerajaan Belanda; Bosnia & Herzegovina; Republik Ceko; Republik
Estonia; Republik Finlandia; Georgia; Republik Federal Jerman; Republik Hellenik (Yunani);
Hungaria; Republik Italia; Republik Latvia; Kepangeranan Liechtenstein; Republik Lithuania;
Republik Moldova; Montenegro; Makedonia Utara (The former Yugoslav Republic of Macedonia);
Kerajaan Norwegia; Republik Polandia; Republik Portugal; Romania; Republik San Marino;
Republik Serbia; Republik Slovakia; Republik Slovenia; Kerajaan Swedia; dan Ukraina. Adapun
subjek penelitian yang terdapat di Benua Afrika, Oseania, dan Benua Amerika secara berturut-turut
termasuk: Republik Cabo Verde; Republik Guinea-Bissau; Republik Mozambique; dan Negara
Federal Mikronesia; serta Republik Federal Brazil; Republik Demokratik Sao Tome dan Principe;
Republik Suriname.
2.6. Metode Penelitian
Cara-cara yang hendak digunakan oleh penulis dalam menganalisis topik makalah ini, merupakan
gabungan antara metode kuantitatif dan sedikit argumen deskriptif pada bagan pembahasan hasil.
Secara kuantitatif, penulis akan menelusuri satu per satu rekaman pidato pembukaan subjek penelitian
di perhelatan Konferensi Ke-75 Majelis Umum PBB. Sehabis itu, penulis akan mencatat negara yang
terwakilkan, nama perwakilan, jabatan perwakilan, serta bahasa yang digunakan ketika menyampaikan
pidato pembukaan. Selanjutnya, penulis akan menyajikan data-data hasil yang penulis rangkum ke
dalam format tabel dan diagram lingkaran. Terakhir, penulis akan menanggapi hasil penelitian yang
penulis dapatkan dalam bingkai dua topik utama di bagian “Latar Belakang”.
2.7. Hasil Penelitian
Tabel 1
“Data Hasil Penelitian dengan Subjek Negara-Negara Asia Bagian Pertama”
No.
Negara Perwakilan
Nama Perwakilan
Jabatan Perwakilan
Bahasa Digunakan
1
Afghanistan
Y. M. Tuan M. A. Ghani Ahmadzai
Presiden
Inggris
2
Bangladesh
Y. M. Nyonya Sheikh Hasina
Perdana Menteri
Bengali
3
Bhutan
Y. M. Tuan Lotay Tshering
Perdana Menteri
Inggris
4
Kamboja
Y. M. Tuan Hun Sen
Perdana Menteri
Khmer
5
Timor-Leste
Y. M. Tuan Francisco G. Lú-Olo
Presiden
Portugis
6
Indonesia
Y. M. Tuan Joko Widodo
Presiden
Indonesia
7
Jepang
Perdana Menteri
Jepang
8
Korea Utara
Kepala Perwakilan
Korea
9
Korea Selatan
Presiden
Korea
10
Laos
Perdana Menteri
Lao
Y. M. Tuan Suga Yoshihide
Y. M. Tuan Kim Song
Y. M. Tuan Moon Jae-in
Y. M. Tuan Thongloun Sisoulith
Sumber: Berbagai video dari (4) United Nations - YouTube (2020); Berbagai video dari UN Live
United Nations Web TV (2020)
Tabel 2
“Bagian Kedua Data Hasil Penelitian dengan Subjek Negara-Negara Asia”
No.
Negara Perwakilan
Nama Perwakilan
Jabatan Perwakilan
Bahasa Digunakan
1
Maladewa
Y. M. Tuan Abdulla Shahid
Menteri Luar Negeri
Inggris
2
Mongolia
Y. M. Tuan Battulga Khaltmaa
Presiden
Mongolia
3
Myanmar
Y. M. Tuan Kyaw Tint Swe
Kepala Pemerintahan
Inggris
4
Nepal
Y. M. Tuan K. P. Sharma Oli
Perdana Menteri
Inggris
5
Sri Lanka
Y. M. Tuan Gotabaya Rajapaksa
Presiden
Inggris
6
Thailand
Y. M. Tuan Prayut Chan-o-cha
Perdana Menteri
Thai
Y. M. Tuan Recep T. Erdoğan
Presiden
Turki
Turkmenistan
Y. M. Tuan G. Berdimuhamedov
Presiden
Rusia
9
Uzbekistan
Y. M. Tuan Shavkat Mirziyoyev
Presiden
Uzbek
10
Viet Nam
Y. M. Tuan Nguyen Phu Trong
Presiden
Viet
7
Turki
8
Sumber: Berbagai video dari (4) United Nations - YouTube (2020); Berbagai video dari UN Live
United Nations Web TV (2020)
Tabel 3
“Bagian Pertama Data Hasil Penelitian dengan Subjek Negara-Negara Eropa”
No.
Negara Perwakilan
1
Albania
Y. M. Tuan Ilir Meta
2
Andorra
3
Austria
4
Bosnia &
Herzegovina
Nama Perwakilan
Jabatan Perwakilan
Bahasa Digunakan
Presiden
Inggris
Y. M. Tuan Xavier Espot Zamora
Kepala Pemerintahan
Katalan
Y. M. Tuan Alexander Schallenberg
Menteri Luar Negeri
Inggris
Y. M. Tuan Šefik Džaferović
Ketua Kepresidenan
Bosniak
Y. M. Nyonya Kersti Kaljulaid
Presiden
Inggris
Presiden
Inggris
Perdana Menteri
Georgia (Kartuli)
Menteri Luar Negeri
Jerman
5
Estonia
6
Finlandia
Y. M. Tuan Sauli Niinistö
7
Georgia
Y. M. Tuan Giorgi Gakharia
8
Jerman
Y. M. Tuan Heiko Maas
9
Yunani
Y. M. Tuan Kyriakos Mitsotakis
Perdana Menteri
Inggris
10
Belanda
Y. M. Mark Rutte
Perdana Menteri
Inggris
Sumber: Berbagai video dari (4) United Nations - YouTube (2020); Berbagai video dari UN Live
United Nations Web TV (2020)
Tabel 4
“Bagian Kedua Data Hasil Penelitian dengan Subjek Negara-Negara Eropa”
No.
Negara Perwakilan
Nama Perwakilan
Jabatan Perwakilan
Bahasa Digunakan
1
Hungaria
Presiden
Hungaria
2
Italia
Y. M. Tuan Giuseppe Conte
Perdana Menteri
Italia
3
Latvia
Y. M. Tuan Egils Levits
Presiden
Inggris
4
Liechtenstein
Menteri Luar Negeri
Inggris
5
Lithuania
Y. M. Tuan Gitanas Nauseda
Presiden
Inggris
6
Moldova
Y. M. Tuan Igor Dodon
Presiden
Romania
7
Montenegro
Y. M. Tuan Srdan Darmanović
Menteri Luar Negeri
Inggris
8
Makedonia Utara
Y. M. Tuan Stevo Pendarovski
Presiden
Makedonia
9
Norwegia
Y. M. Nyonya Erna Solberg
Perdana Menteri
Inggris
10
Ceko
Y. M. Tuan Andrej Babiš
Perdana Menteri
Inggris
Y. M. Tuan János Áder
Y. M. Nyonya Katrin Eggenberger
Sumber: Berbagai video dari (4) United Nations - YouTube (2020); Berbagai video dari UN Live
United Nations Web TV (2020)
Tabel 5
“Bagian Ketiga Data Hasil Penelitian dengan Subjek Negara-Negara Eropa”
No.
Negara Perwakilan
1
Polandia
2
Nama Perwakilan
Jabatan Perwakilan
Bahasa Digunakan
Y. M. Tuan Andrzej Duda
Presiden
Polandia
Portugal
Y. M. Tuan António Costa
Perdana Menteri
Portugis
3
Romania
Y. M. Tuan Bogdan Lucian Aurescu
Menteri Luar Negeri
Inggris
4
San Marino
Y. M. Tuan Luca Beccari
Menteri Luar Negeri
Inggris
5
Serbia
Y. M. Tuan Aleksandar Vučić
Presiden
Inggris
6
Slovakia
Y. M. Nyonya Zuzana Caputová
Presiden
Inggris
7
Slovenia
Y. M. Tuan Borut Pahor
Presiden
Inggris
8
Swedia
Y. M. Tuan Stefan Löfven
Perdana Menteri
Inggris
9
Ukraina
Y. M. Tuan Volodymyr Zelensky
Presiden
Ukraina
Sumber: Berbagai video dari (4) United Nations - YouTube (2020); Berbagai video dari UN Live
United Nations Web TV (2020)
Tabel 6
“Data Hasil Penelitian dengan Subjek Negara-Negara Afrika, Oseania, dan Benua Amerika”
No.
Negara Perwakilan
1
Cabo Verde
2
Guinea-Bissau
3
Jabatan Perwakilan
Bahasa Digunakan
Perdana Menteri
Portugis
Y. M. Tuan Úmaro Sissoco Embaló
Presiden
Prancis
Mozambik
Y. M. Tuan Filipe Jacinto Nyusi
Presiden
Portugis
4
Mikronesia
Y. M. Tuan David Panuelo
Presiden
Inggris
5
Brazil
Y. M. Tuan Jair Bolsonaro
Presiden
Portugis
Y. M. Tuan E. do E. Santo Carvalho
Presiden
Portugis
Y. M. Tuan Chandrikapersad Santokhi
Presiden
Inggris
6
7
Sao Tome dan
Principe
Suriname
Nama Perwakilan
Y. M. Tuan Jose Ulisses Correia e Silva
Sumber: Berbagai video dari (4) United Nations - YouTube (2020); Berbagai video dari UN Live
United Nations Web TV (2020)
Diagram 1
"PERSENTASE BAHASA YANG DIGUNAKAN SUBJEK PENELITIAN"
Bahasa Lain
36%
Inggris
46%
Korea
3%
Portugis
11%
Rusia Prancis
2%
2%
Sumber: Berbagai video dari (4) United Nations - YouTube (2020); Berbagai video dari UN Live United
Nations Web TV (2020)
2.8. Pembahasan Hasil
Pembahasan berikut akan didasarkan atas data hasil penelitian pada tabel yang telah terjabarkan.
Adapun dengan penyajian ulangnya ke diagram lingkaran, maka bentuk data tersebut juga akan
digunakan di dalamnya. Melalui kedua instrumen penyajian data tersebut, penulis mampu mendapati
beberapa fakta menarik pemilihan bahasa para subjek penelitian. Fakta-fakta inilah yang nantinya
penulis akan bahas lebih lanjut per bahasa yang digunakan.
Pertama-tama, bahasa Inggris masih menduduki puncak klasemen dalam pilihan bahasa
terfavorit para perwakilan negara dalam tugas mereka di forum internasional. Dari 56 negara yang
tergabung ke dalam subjek penelitian penulis, 26 perwakilan di antara negara-negara tersebut
menyampaikan pidato mereka dalam bahasa Inggris. Tentu, dari perhelatan-perhelatan sebelumnya
pun, bahasa Inggris tetap menjadi primadona. Hal ini nyatanya tidak asing lagi disebabkan oleh
kegunaannya di dunia kerja, dan juga hegemoni bahasa Inggris yang telah ternetralisasi secara poltis
maupun ekonomis ((Suarez, 2002:514; Phillipson, 1992:287).
Berikutnya penulis memperhatikan sepinya penggunaan bahasa resmi PBB selain Inggris. Di
antara keenam bahasa yang ada, hanya dua perwakilan negara nonpenutur asli yang menggunakan
Rusia dan Prancis secara masing-masing. Kedua perwakilan tersebut berasa dari negara Turkmenistan
dan Guinea-Bissau. Yang pertama, secara geografis dan politik merupakan sekutu Rusia terloyal di
Asia Tengah, sehingga tidak mengherankan pemilihan bahasa tersebut. Sementara yang terakhir
sejatinya merupakan negara mantan jajahan Prancis di masa lampau dan juga salah satu bagian dari
organisasi La Francophonie (organisasi pengimpun negara-negara penutur bahasa Prancis).
Selanjutnya, penulis menyoroti prevalensi penggunaan bahasa Portugis di antara perwakilanperwakilan negara subjek penelitian tersebut. Enam perwakilan yang menggunakannya berasal dari
negara Timor-Leste, Portugal, Cabo Verde, Mozambik, Brazil, dan Sao Tome dan Principe. Portugal,
sebagai negara tempat asal bahasa tersebut jelas akan menggunakan bahasa ibunya yang telah
mendunia sebagai akibat dari Imperium Portugal di masa lampau. Beberapa koloni Portugal di masa
lampau meliputi kelima negara lain yang perwakilannya menggunakan bahasa Portugis.
Terakhir, penulis akan mengangkat tentang bahasa lain selain bahasa resmi PBB dan bahasa
Portugis yang telah disebutkan sebelumnya. Dua perwakilan yang menggunakan bahasa Korea tentu
saja berasal dari dua saudara Korea Utara dan Korea Selatan. Sementara 36% lainnya merupakan
gabungan dari negara-negara Eropa dan Asia. Contoh dari negara-negara tersebut meliputi Indonesia,
Slovakia, serta Bangladesh. Alasan utama mereka menggunakan bahasa asli mereka sendiri ialah untuk
menyatakan bahwa mereka tidak akan tunduk kepada hegemoni bahasa, bahkan bahasa resmi PBB
sekalipun.
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Mencapai tahap penyimpulan, penulis mampu mengatakan bahwasanya Imperium Inggris yang dulu
berwilayah sangat luas, hingga sekarang pun masih memiliki pengaruh yang sangat masif bagi negaranegara di dunia. Bukan hanya bahasanya dianggap sebagai hal yang netral untuk digunakan-pun
diperlukan-ia juga difavoritkan oleh pratiksioner diplomasi di forum internasional. Namun, di kala
Inggris mendapatkan tampuknya di kursi bahasa resmi PBB, Portugal dengan bahasanya tidak walaupun
memiliki negara yang perwakilannya di PBB fasih menggunakannya dalam pidato. Hal ini memantik
pertanyaan adakah faktor lain selain keluasan penggunaan dalam menetapkan bahasa resmi di PBB.
3.2. Saran
Saran penulis untuk PBB dan berbagai macam organisasinya adalah untuk meresmikan bahasa lainselain keenam bahasa resmi yang sekarang ada-sebagai bahasa resminya pula. Sebagai contoh bahasa
Portugis dengan keluasan penggunaannya. Adapun untuk negara-negara yang menggunakan bahasa
aslinya tanpa takut akan hegemoni bahasa, penulis memuji langkah mereka. Walaupun dengan
melalukan demikian, biaya penerjemahan dan penyuntingan video harus ditempuh oleh mereka. Akan
tetapi akhirnya, diplomasi soft power mereka akan terus berjalan.
CATATAN AKHIR
United
Nations
(UN),
“Official
Languages,”
https://www.un.org/en/sections/about-un/official-
languages/index.html#:~:text=There%20are%20six%20official%20languages,%2C%20French%2C%
20Russian%20and%20Spanish., akses 31 Desember 2020.
Antonio Gutteres, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, “Multilingualism is a Core Value of the
United
Nations,”
Wawancara
(video
daring),
21
April
2017.
diambil
dari
https://www.youtube.com/watch?v=fzOF0bbiEog&feature=emb_logo, akses 31 Desember 2020.
DAFTAR PUSTAKA
Artikel Daring
United Nations, t. t. “Official Languages” [daring]. diambil dari https://www.un.org/en/sections/aboutun/officiallanguages/index.html#:~:text=There%20are%20six%20official%20languages,%2C%20French%2C%
20Russian%20and%20Spanish [diakses pada 31 Desember 2020].
Artikel dalam Buku
Reagan, T., 2018. “Linguistic Hegemony and ‘Official Languages’” [daring], dalam Alan S. Canestrari dkk.
(eds.), 2018. The Wiley International Handbook of Educational Foundations. Hoboken:WileyBlackwell.
hal.
95.
diambil
dari
https://www.researchgate.net/publication/327961287_Linguistic_Hegemony_and_Official_Languages
[diakses 31 Desember 2020].
Wiley, T. G., 2000. “Language Planning and Policy”, dalam Nancy H. Hornberger dan Sandra Lee Mckay
(eds.), 2010. Sociolinguistics and Language Education. [buku elektronik]. Bristol: Short Run Press Ltd.
hal.
113.
diambil
dari
http://2017s.pbworks.com/w/file/fetch/120158307/04-
Language%20Education.pdf [diakses 31 Desember 2020].
Artikel Jurnal
Henao, J., 2017. “Linguistic Hegemony in Academia and the Devaluation of Minority Identity in Higher
Education” [daring], Inquiries Journal, 9 (1). diambil dari http://www.inquiriesjournal.com/a?id=1522
[diakses 31 Desember 2020].
Mustapha, A. S., 2014. “Linguistic Hegemony of the English Language in Nigeria” [daring]. Íkala, Revista
de
Lenguaje
y
Cultura,
19
(1):
83
http://www.scielo.org.co/scielo.php?script=sci_arttext&pid=S0123-
–
97.
diambil
dari
34322014000100005#:~:text=Linguistic%20hegemony%20has%20been%20identified,usage%20as%2
0standard%20or%20paradigmatic [diakses 30 Desember 2020].
Ramos Jr., V., 1982. “The Concepts of Ideology, Hegemony, and Organic Intellectuals in Gramsci’s Marxism”
[daring],
Theoretical
Review,
Maret
–
April,
27.
diambil
dari
https://www.marxists.org/history/erol/ncm-7/tr-gramsci.htm [diakses 30 Desember 2020].
Suarez, D., 2002. “The Paradox of Lingustic Hegemony and the Maintenance of Spanish as a Heritage
Language in the United States” [daring]. Journal of Multilingual and Multicultural Development, 23 (6):
512 – 530. hal. 514. diambil dari https://doi.org/10.1080/01434630208666483 [diakses 31 Desember
2020].
Buku
Phillipson, R., 1992. Linguistic Imperialism. London: Oxford University Press. hal. 287.
Dokumen Negara/Institusi Kenegaraan
World Factbook: Cyprus Country Summary, 2020. [daring]. Langley: Central Intelligence Agency. diambil
dari
https://www.cia.gov/the-world-factbook/static/c5b5f176e80192b2d992b8aa440e59ce/CY-
summary.pdf [diakses 5 Januari 2021].
World Factbook: Andorra Country Summary, 2020 [daring]. Langley: Central Intelligence Agency. diambil
dari
https://www.cia.gov/the-world-factbook/static/83850bfc62597b0ff2c70cd370ee0801/AN-
summary.pdf [diakses pada 11 Januari 2021].
World Factbook: Estonia Country Summary, 2020. [daring]. Langley: Central Intelligence Agency. diambil
dari https://www.cia.gov/the-world-factbook/static/d072733d91e2b76e6eb02539bd4f9a46/EN-summary.pdf
[diakses 11 Januari 2021].
World Factbook: Finland Country Summary, 2020. [daring]. Langley: Central Intelligence Agency. diambil
dari
https://www.cia.gov/the-world-factbook/static/1fbb1e66c555ebcf6d73a4c4a119151a/FI-summary.pdf
[diakses 11 Januari 2021].
World Factbook: Georgia Country Summary, 2020. [daring]. Langley: Central Intelligence Agency. diambil
dari https://www.cia.gov/the-world-factbook/static/16a7bb429e7ab73ae51f329bb0dc3aed/GG-summary.pdf
[diakses 11 Januari 2021].
World Factbook: Germany Country Summary, 2020. [daring]. Langley: Central Intelligence Agency.
diambil
dari
https://www.cia.gov/the-world-factbook/static/16a7bb429e7ab73ae51f329bb0dc3aed/GG-
summary.pdf [diakses 11 Januari 2021].
World Factbook: Greece Country Summary, 2020. [daring]. Langley: Central Intelligence Agency. diambil
dari https://www.cia.gov/the-world-factbook/static/16a7bb429e7ab73ae51f329bb0dc3aed/GG-summary.pdf
[diakses 11 Januari 2021].
World Factbook: Latvia Country Summary, 2020. [daring]. Langley: Central Intelligence Agency. diambil
dari https://www.cia.gov/the-world-factbook/static/16a7bb429e7ab73ae51f329bb0dc3aed/GG-summary.pdf
[diakses 11 Januari 2021].
World Factbook: Netherlands Country Summary, 2020. [daring]. Langley: Central Intelligence Agency.
diambil
dari
https://www.cia.gov/the-world-factbook/static/16a7bb429e7ab73ae51f329bb0dc3aed/GG-
summary.pdf [diakses 11 Januari 2021].
World Factbook: Norway Country Summary, 2020. [daring]. Langley: Central Intelligence Agency. diambil
dari https://www.cia.gov/the-world-factbook/static/16a7bb429e7ab73ae51f329bb0dc3aed/GG-summary.pdf
[diakses 11 Januari 2021].
World Factbook: Sweden Country Summary, 2020. [daring]. Langley: Central Intelligence Agency. diambil
dari https://www.cia.gov/the-world-factbook/static/16a7bb429e7ab73ae51f329bb0dc3aed/GG-summary.pdf
[diakses 11 Januari 2021].
World Factbook: Bolivia Country Summary, 2020. [daring]. Langley: Central Intelligence Agency. diambil
dari https://www.cia.gov/the-world-factbook/static/9ba1a19bd8db33fdb99bca8b5383986a/BL-summary.pdf
[diakses 11 Januari 2021].
World Factbook: Mexico Country Summary, 2020. [daring]. Langley: Central Intelligence Agency. diambil
dari https://www.cia.gov/the-world-factbook/static/8b7af7615e277358aca67d3a551f8b37/MX-summary.pdf
[diakses 11 Januari 2021].
Video
Gakharia, Giorgi, 2020. Georgia - Head of Government Addresses General Debate, 75th Session. [video
daring]. New York: United Nations. diambil dari UN Live United Nations Web TV - Search Results
for "Georgia General Debate" - Georgia - Prime Minister Addresses General Debate, 75th Session
[diakses 31 Desember 2020].
Gutteres, Antonio, 2017. Multilingualism is a Core Value of the United Nations. [video daring]. New
York: United Nations. diambil dari
https://www.youtube.com/watch?v=fzOF0bbiEog&feature=emb_logo [diakses 31 Desember 2020].
Hasina, Sheikh, 2020. Bangladesh - Head of Government Addresses General Debate, 75th Session. [video
daring]. Dhaka: United Nations. diambil dari UN Live United Nations Web TV - Search Results for
"Bangladesh General Debate" - Bangladesh - Prime Minister Addresses General Debate, 75th Session
[diakses pada 4 Januari 2021].
Tshering, Lotay, 2020. Bhutan - Head of Government Addresses General Debate, 75th Session. [video
daring]. Dhaka: United Nations. diambil dari UN Live United Nations Web TV - Search Results for
"Bhutan General Debate" - Bhutan - Prime Minister Addresses General Debate, 75th Session [diakses
pada 4 Januari 2021].
Widodo, Joko, 2020. Indonesia – Head of State Addresses General Debate, 75th Session. [video daring].
Jakarta: United Nations. diambil dari UN Live United Nations Web TV - Search Results for "Joko
Widodo" - Indonesia - President Addresses General Debate, 75th Session [diakses pada 4 Januari
2021]
Zamora, Xavier Espot, 2020. Andorra - Head of Government Addresses General Debate, 75th Session.
[video daring]. Andorra la Vella: United Nations. diambil dari UN Live United Nations Web TV Search Results for "Andorra General Debate" - Andorra - Head of Government Addresses General
Debate, 75th Session [diakses pada 4 Januari 2021].
Download