BETON A. Bahan penyusun beton Pc (semen) Semen yang biasa digunakan pada teknik sipil adalah semen portland. Semen portland adalah bahan pengikat hidrolis berupa bubuk halus yang dihasilkan dengan cara menghaluskan clinker (bahan ini terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis) dengan batu gips sebagai tambahan. Pada umumnya semen portland yang digunakan adalah jenis semen portland biasa (ordinary cement portland), yaitu semen portland yang digunakan untuk tujuan umum. Agregat halus (pasir) Agregat adalah butiran mineral yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran mortar (aduk) dan beton. Agregat halus untuk beton adalah agregat berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu dan mempunyai ukuran butir 5 mm. Agregat kasar untuk beton adalah agregat berupa kerikil kecil sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu, memiliki ukuran butir antara 5-40 mm. Besar butir maksimum yang diizinkan tergantung pada maksud pemakaian. Agregat kasar Agregat kasar untuk beton adalah agregat berupa kerikil kecil sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu, memiliki ukuran butir antara 5-40 mm. Besar butir maksimum yang diizinkan tergantung pada maksud pemakaian. Air Air yang digunakan adalah air yang bersih, tidak mengandung minyak, lumpur dan bahan-bahan kimia yang dapat merusak kekuatan beton. Untuk itu diperlukan pemeriksaan terlebih dahulu apakah air itu cocok untuk dipakai sebagai campuran beton atau tidak. Bahan adimixture (tambahan) Bahan tambah (admixture) adalah suatu bahan berupa bubuk atau cairan, yang ditambahkan ke dalam campuran adukan beton selama pengadukan, dengan tujuan untuk mengubah sifat adukan atau betonnya. (Spesifikasi Bahan Tambahan untuk Beton, SK SNI S-18-1990-03). Chemichal adimixtures : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Tipe A, Water-Reducing Admixtures Tipe B, Retarding Admixtures Tipe C, Accelerating Admixtures Tipe D, Water Reducing and Retarding Admixtures Tipe E, Water Reducing and Accelerating Admixtures Tipe F, Water Reducing, High Range Admixtures Tipe G, Water Reducing,High Range Retarding Admixtures Bahan tambahan lainnya 1. Plasticizer Mengatasi permasalahan kelecakan (workability) yang diakibatkan pemakaian faktor air-semen yang rendah 2. Mikrosilika Kuat-tekan beton juga semakin besar seiring dengan bertambahnya kadar mikrosilika dan berkurangnya fly ash 3. Flyash 4. Silica fume B. Kebaikan Beton 1. Harganya relatif murah karena menggunakan bahan lokal. 2. Mempunyai kekuatan tekan yang tinggi, serta mempunyai sifat tahan terhadap pengkaratan atau pembusukan oleh kondisi lingkungan. 3. Adukan beton mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk dan ukuran sesuai keinginan. 4. Kuat tekan beton jika dikombinasikan dengan baja akan mampu memikul beban yang berat. 5. Adukan beton dapat disemprotkan di permukaan beton lama yang retak maupun diisikan ke dalam retakan beton dalam proses perbaikan. Selain itu dapat pula dipompakan ke tempat yang posisinya sulit. 6. Biaya perawatan yang cukup rendah karena termasuk tahan aus dan tahan kebakaran. C. Kekurangan Beton 1. Beton memiliki kuat tarik yang rendah sehingga mudah retak. Oleh karena itu perlu diberi baja tulangan, atau tulangan kasa (meshes). 2. Adukan beton menyusut saat pengeringan sehingga perlu dibuat dilatasi (expansion joint) untuk stuktur yang panjang untuk memberi tempat bagi susut pengerasan dan pengembangan beton. 3. Beton keras (beton) mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu, sehingga perlu dibuat dilatasi untuk mencegah terjadinya retak-retak akibat perubahan suhu. 4. Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat dimasuki air, dan air yang membawa kandungan garam dapat merusak beton. 5. Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan di detail secara seksama agar setelah dikomposisikan dengan baja tulangan menjadi bersifat daktail, terutama pada struktur tahan gempa. D. Sifat Beton 1. Kuat Hancur 2. Durability 3. Kuat tarik 4. Modulus elastis 5. Susut 6. workability BETON RINGAN AERASI A. Metode pembuatan beton ringan aerasi Dengan memberikan agregat atau campuran isian beton ringan Dengan memberikan agregat halus, dimana agregat itu disaring. Contoh debu dan debu terbang dihapuskan Dengan meniupkan atau mengisi udara di dalam beton, yang dapat dilakukan secara mekanis atau kimiawi MOR MORTAR