Nama : Devita Zahra NIM : 181130224 Kelas : HESFV Mata Kuliah : Hukum Investasi dan Pasar Modal Syariah Dosen pengampu : Fuad Zainuddin, M.E. PASAR MODAL SYARIAH Pendahuluan Sektor keuangan mengalami perkembangan yang signifikan. Salah satu indikator perkembangan tersebut adalah meningkatnya kebutuhan dalam financial instrument atau finansial keuangan berupa lembaga perbankan maupun lembaga keuangan non bank. Dan lembaga keuangan syariah telah menjadi alternatif bagi para investor dan pelaku ekonomi yang menginginkan adanya suatu sistem berdasarkan prinsip syariah, salah satunya yaitu pasar modal. Perkembangan produk pasar modal syariah terjadi sejak 1997dengan lahirnya Reksa Dana Syariah, kemudian PT. Bursa Efek Jakarta(BEJ) dan PT. Dana Reksa Invesment Management (DIM) meluncurkan JII atau Jakarta Islamic Index dengan cakupan 30 jenis saham yang memenuhi prinsip syariah. Lalu bagaimana pengertian, perkembangan pasar modal syariah, dan bagaimana index saham syariah di Indonesia begitupun persyaratan untuk masuk ke dalam index syariah? Tulisan ini mencoba membahas persoalan yang sudah tertera secara ringkas. Pengertian Pasar modal syariah Secara umum yang dimaksud dengan pasar modal Syariah atau pasar modal Islam adalah Seluruh aktivitas di pasar modal yang memenuhi prinsipprinsip Islam. Dalam peraturan Otoritas Jasa Keuangan atau OJK pasar modal islam atau prinsip syariah di pasar modal didefinisikan sebagai berikut “" prinsip syariah di pasar modal adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan Syariah di pasar modal berdasarkan fatwa dewan Syariah nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI) sepanjang fatwa dimaksud tidak bertentangan dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang penerapan prinsip syariah di pasar modal dan atau Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Lainnya yang didasarkan pada fatwa DSN-MUI".1 Definisi pasar modal dalam arti luas yaitu pasar konkret atau abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan yang memerlukan dana jangka menegah dan panjang, yaitu jangka dalam satu tahun keatas. Pasar modal 1 Irwan Abdalloh, Pasar Modal Syariah (Jakarta: Gramedia), 2018, hal. 21. 1 merupakan tempat pertemuan antara penawaran dan permintaan surat berharga. Pihak emiten yang membutuhkan dana menawarkan surat berharga dengan cara listing terlebih dahulu pada badan otoritas di pasar modal.2 Sedangkan dilihat dari sisi syariah, pasar modal merupakan bagian dari aktivitas muamalah yang diharapkan mampu menjalankan fungsi yang sama dengan bank konvensional, namun dengan kekhusuasan syariahnya yang mencerminkan keadilan dan pemerataan keuntungan. Sejarah Perkembangan Pasar Modal Syariah di Indonesia Sejarah pasar modal syariah di Indonesia dimulai dengan diterbitkannya Reksa Dana Syariah oleh PT. Danareksa Invesment Management pada 3 juli 1997. Selanjutnya, Bursa Efek Indonesia (d/h BE Jakarta) bekerja sama dengan PT Danareksa Invesment Mangement meluncurkan Jakarta Islamic Indeks tersebut, maka para pemodal telah disediakan saham-saham yang dapat dijadikan sarana berinvestasi sesuai dengan prinsip syariah. Pada tanggal 18 April 2001, untk pertama kali Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN–MUI) mengeluarkan fatwa yang berkaitan langsung dengan pasar modal, yaitu Fatwa Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang pedoman pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah. Selanjutnya, instrument investasi syariah di pasr modal terus bertambah dengan kehadiran Obligasi Syariah di pasar modal terus bertambah dengan kehadiran Obligasi Syariah pertama dan akad yang digunakan adalah akad mudhorobah. Sejarah pasar modal juga dapat ditelusuri dari perkembangan institusional yang terlibat dalam pengaturan Pasar Modal Syariah tersebut. Perkembangan tersebut dimulai dari MoU antara Bapepam dan DSN-MUI pada tanggal 14 Maret 2003. MoU menunujukan adanya kesepamahaman antara Bapepam dan DSNMUI untuk mengembangkan pasar modal berbasis syariah di Indonesia. 3 Dari sisi kelembagaan Bapepam-LK, perkembangan pasar modal berbasis syariah ditandai dengan pembentukan Tim Pengembangan Pasar Modal Syariah pada tahun 2003. UU No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal (selanjutnya disebut UUPM) pada pasal 1 butir 13 menyatakan bahwa pasar modal adalah kegaitan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan public yang berkaitan dengan efek. Penegertian efek dalam UUPM terdapat pada pasal 1 butir 5 yang menyebutkan efek adalah surat berharga, yaitusurat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyetoran kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek dan setiap derivative dari efek. Dasar hukum yang menjadi acuan dalam pelaksanaan pasar modal syariah di Indonesia adalah fatwa fatwa yang dikeluarkan oleh dewan syariah DSN-MUI serta regulasi yang dikeluarkan oleh Bapepam-LK, hal ini dilakukan guna 2 3 Andri Soemitra, Masa Depan Pasar Modal Syariah (Jakarta: Kencana, 2014), hal. 82. Madani, Hukum Bisnis Syariah (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2017), hal. 179. 2 menghindari terjadinya kerancuan dalam pelaksanaan pasar modal syariah di Indonesia.4 Indeks Saham Syariah di Indonesia Pada 12 Mei 2011 Bursa Efek Indonesia meluncurkan Indeks Saham Syariah (ISSI) berdasarkan Fatwa DSN-MUI No. 80/DSN-MUI/III/2011 tentang penerapan prinsip syariah dalam mekanisme perdagangan efek bersifat ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek. Indeks ini mencerminkan pergerakan saham yang masuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang dikeluarkan oleh Bapepam dan LK. ISSI diharapkan dapat menjadi acuan tambahan bagi investor untuk berinvestasi saham, khususnya saham syariah. Hari dasar perhitungan ISSI yakni tanggal 30 Desember 2007 dengan nilai awal indeks sama dengan 100. Metode perhitungannya sama dengan metode perhitungan indeks-indeks BEI lainnya. Periode 2005-2009 adalah periode awal perkembangan dengan basis yang cukup baik. Peraturan No. II.K.1 mengenai Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah dilaksanakan dengan diterbitkannya beberapa surat keputusan yang berisi Daftar Efek Syariah yang direviu setiap enam bulan sekali. Daftar Efek Syariah diterbitkan oleh Bapepam-LK sesuai dengan aturan yang berlaku dan ditinjau ulangsetiap enam bulan. Efek yang dimuat berupa Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), suku/obligasi syariah, unit penyertaan kontrak reksadana syariah, dan saham syariah. Tonggak perkembangan produk Syariah di pasar modal Indonesia diawali dengan penerbitan Jakarta Islamic index pada 3 Juli 2000. Meskipun sebelumnya PT danareksa investment management telah meluncurkan reksa dana Syariah pada 3 Juli 1997 tetapi karena pihak self regulatory organization atau SR belum penerbit kan secara resmi instrumen yang berhubungan dengan efek Syariah, maka perkembangan pasar modal syariah dihitung sejak penerbitan JII. Jakarta Islamic Index diluncurkan pada 3 Juli 2000 yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin menginvestasikan dananya secara Syariah. Dengan hadirnya indeks tersebut, maka para pemodal telah disediakan saham yang dapat dijadikan sarana berinvestasi Sesuai dengan prinsip syariah. J II terdiri dari 30 saham paling likuid dan berkapitalisasi paling besar di Bursa Efek Indonesia. Pada 18 April 2001 untuk pertama kalinya dewan Syariah nasional Majelis Ulama Indonesia atau DSN MUI mengeluarkan fatwa yang berkaitan langsung dengan pasar modal. Yaitu fatwa nomor 20/ DSN MUI/ 4/2014 tentang pedoman pelaksanaan investasi untuk reksa dana Syariah. Selanjutnya, instrumen investasi Syariah di pasar modal terus bertambah dengan kehadiran obligasi Syariah PT Indosat Tbk. Pada awal September 2002 Instrumen ini merupakan obligasi Syariah pertama dan akad yang digunakan adalah akad mudharabah. Pada 14 Maret 2003 ditandatangani MOU antara Bapepam dan dsn-mui dengan menyepakati pola hubungan koordinasi konsultasi dan kerjasama untuk pengaturan yang efektif dan efisien dalam rangka akselerasi pertumbuhan produk keuangan syariah. tersebut dilanjutkan dengan penerbitan fatwa nomor. 40/dsn4 Muhammad Fitri Rahmadana, Ramdansyah, Noni Rozaini, Risiko Sistematik Perbankan Syariah Di Indonesia ( Medan: Yayasan Kita Menulis, 2019), hal 112-113. 3 mui/x/ 2003 tentang pasar modal dan pedoman umum penerapan prinsip syariah di bidang pasar modal. Pada tahun 2004 pengembangan produk Syariah di pasar modal masuk dalam master plan pasar modal Indonesia 2004-2009. Pada tahun ini pula diterbitkan sukuk ijarah pertama. Pada 23 November 2006 Bapepam LK menerbitkan paket peraturan Bapepam dan LK terkait pasar modal Syariah. Paket peraturan tersebut yaitu peraturan Bapepam dan LK nomor IX.A.13 tentang penerbitan efek syariah dan nomor IX. A.14 tentang akad-akad yang digunakan dalam penerbitan efek Syariah di pasar modal. Selanjutnya, Pada 31 Agustus 2007 bapepam-lk menerbitkan peraturan Bapepam dan LK nomor II.K.1 tentang kriteria dan penerbitan daftar efek syariah dan diikuti dengan peluncuran daftar efek Syariah pertama kali oleh Bapepam dan LK pada 12 September 2007. Pada era OJK peraturan Bapepam dan LK nomor IX.A13 kemudian dipecah menjadi lima peraturan oleh OJK. Setiap enam bulan sekali, yaitu Medan November Bapepam menerbitkan daftar efek syariah dan juga secara insidentil merevisi daftar efek Syariah jika ada penambahan efek baru yang masuk dalam daftar efek Syariah. Perkembangan produk Syariah pasar modal Indonesia mencapai tonggak sejarah baru dengan disahkannya UU Nomor 19 Tahun 2008 tentang surat berharga Syariah negara atau SBSN pada 7 Mei 2008. Undang-undang ini diperlukan sebagai landasan hukum untuk penerbitan surat berharga Syariah negara atau sukuk negara. pada 26 Agustus 2008 untuk pertama kalinya pemerintah Indonesia menerbitkannya SBSN. Indeks saham Syariah juga diluncurkan pada tahun 2011 untuk menjadi acuan bagi investor berinvestasi di saham, khususnya saham Syariah, Indeks ini pun akan jadi indikator pertama yang dapat menggambarkan kinerja seluruh saham syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2011 Syariah online trading system OJK masih belum banyak mengakomodasi trend perkembangan produk derivatif Syariah di dunia internasional.5 Persyaratan Untuk Masuk Ke Dalam Indeks Syariah Indeks Saham Syariah Indonesia merupakan indikator dari kinerja pasar saham syariah Indonesia. Konstituen ISSI adalah seluruh saham syariah yang tercatat di BEI dan masuk ke dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan oleh OJK. Artinya, BEI tidak melakukan seleksi saham syariah yang masuk ke dalam ISSI. Konstituen ISSI diseleksi ulang sebanyak dua kali dalam setahun, setiap bulan Mei dan November, mengikuti jadwal review DES. Oleh sebab itu, setiap periode seleksi, selalu ada saham syariah yang keluar atau masuk menjadi konstituen ISSI. Metode perhitungan ISSI mengikuti metode perhitungan indeks saham BEI lainnya, yaitu rata-rata tertimbang dari kapitalisasi pasar dengan menggunakan Desember 2007 sebagai tahun dasar perhitungan ISSI. Adapun daftar saham-saham konstituen indeks ISSI dapat dilihat sebagai berikut : Jakarta Islamic Index 5 Andri Soemitra, Masa Depan Pasar Modal Syariah (Jakarta: Kencana , 2014), hal 237-240. 4 Konstituen JII hanya terdiri dari 30 saham syariah paling likuid yang tercatat di BEI. Sama seperti ISSI, review saham syariah yang menjadi konstituen JII dilakukan sebanyak dua kali dalam setahun, Mei dan November, mengikuti jadwal review DES oleh OJK. Adapun kriteria likuditas yang digunakan dalam menyeleksi 30 saham syariah yang menjadi konstituen JII adalah sebagai berikut: Saham syariah yang masuk dalam konstituen Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) telah tercatat selama 6 bulan terakhir Dipilih 60 saham berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar tertinggi selama 1 tahun terakhir Dari 60 saham tersebut, kemudian dipilih 30 saham berdasarkan rata-rata nilai transaksi harian di pasar regular tertinggi 30 saham yang tersisa merupakan saham terpilih. Adapun daftar saham JII yang telah diterbitkan Bursa Efek Indonesia berdasarkan Daftar Efek Syariah yaitu : Jakarta Islamic Index 70 (JII70 Index) Jakarta Islamic Index 70 (JII70 Index) adalah indeks saham syariah yang diluncurkan BEI pada tanggal 17 Mei 2018. Konstituen JII70 hanya terdiri dari 70 saham syariah paling likuid yang tercatat di BEI. Sama seperti ISSI, review saham syariah yang menjadi konstituen JII dilakukan sebanyak dua kali dalam setahun, Mei dan November, mengikuti jadwal review DES oleh OJK. BEI menentukan dan melakukan seleksi saham syariah yang menjadi konstituen JII70. Adapun kriteria likuditas yang digunakan dalam menyeleksi 70 saham syariah yang menjadi konstituen JII70 adalah sebagai berikut: Saham syariah yang masuk dalam konstituen Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) telah tercatat selama 6 bulan terakhir Dipilih 150 saham berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar tertinggi selama 1 tahun terakhir Dari 150 saham tersebut, kemudian dipilih 70 saham berdasarkan rata-rata nilai transaksi harian di pasar regular tertinggi. 70 saham yang tersisa merupakan saham terpilih.6 Jika ditinjau dalam buku Why Woman as A Trader and Man as An Investor Penentuan kriteria dalam pemilihan saham Jakarta Islamic index melibatkan dewan pengawas Syariah PT DIM. Saham-saham yang akan masuk ke JII harus melalui filter Syariah terlebih dahulu. Berdasarkan arahan dewan pengawas Syariah PT DIM, ada empat syarat yang harus dipenuhi agar sahamsaham tersebut dapat masuk ke JII : 1. Emiten tidak menjalankan usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang. 2. Bukan lembaga keuangan konvensional yang menerapkan sistem riba termasuk perbankan dan asuransi konvensional. Bursa Efek Indonesia “Indeks Saham Syariah” (idx.co.id/data-pasar/data-saham/indeks-saham/, diakses pada tanggal 21 Januari 2021, 16:15). 6 5 3. 4. Usaha yang dilakukan bukan memproduksi mendistribusikan, dan memperdagangkan makanan atau minuman yang haram. Tidak menjalankan usaha memproduksi mendistribusikan dan menyediakan barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat. Selain filter Syariah, saham yang masuk kedalam gi harus melalui beberapa proses penyaringan terhadap saham yang listing, yaitu: 1. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan, kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar. 2. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau Tengah tahun berakhir yang memiliki rasio kewajiban terhadap aktiva maksimal sebesar 90%. 3. Memilih 60 saham jam dari susunan saham di atas berdasarkan urutan ratarata kapitalisasi pasar atau market capitalization terbesar selama 1 tahun berakhir. 4. Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata Nilai perdagangan reguler selama 1 tahun terakhir.7 Penutup Adanya Pasar Modal Syariah adalah sebagai alternative bagi para investor dan nasabah yang menginginkan adanya produk syariah. Walaupun indeks islam hanya untuk mereka yang memenuhi persyaratan baik di Indonesia maupun berbagai Negara lainnya. Baik kegiatan usaha ataupun rasio financial. Namun kemungkinan besar hal tersebut menjadi tolak ukur untuk perbaikan maupun penyempurnaan, dimulai dalam hal transaksi, derivasi produk yang halal danekonomis utuk investasi, dan lainnya. Daftar Acuan atau Pustaka Abdalloh Irwan. 2018. Pasar Modal Syariah, Jakarta: Gramedia. Soemitra Andri. 2014. Masa Depan Pasar Modal Syariah, Jakarta: Kencana . Madani. 2017. Hukum Bisnis Syariah, Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Muhammad Fitri Rahmadana, Noni Rozaini, Ramdansyah. 2019. Risiko Sistematik Perbankan Syariah Di Indonesia, Medan: Yayasan Kita Menulis. Filbert Ryan Wijaya. 2015. Why Women as A Trader and Man as An Investor, Jakarta: Gramedia. Bursa Efek Indonesia “Indeks Saham Syariah” dalam idx.co.id/data-pasar/datasaham/indeks-saham/, diakses pada tanggal 21 Januari 2021. 7 Ryan Filbert Wijaya, Why Women as A Trader and Man as An Investor (Jakarta: Gramedia, 2015), hal 121-122. 6