1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penambangan pasir pada prinsipnya bersifat industri dan bahan baku tanahnya diambil dan digali dari tanah, pengelolaannya sangat berkaitan dengan fungsi lingkungan hidup, maka para pengusaha pertambangan pasir tersebut hendaknya lebih memperhatikan dampak terhadap lingkungan dalam melakukan kegiatan usahanya karena hal ini telah diatur dengan tegas oleh undang-undang. Penambangan pasir atau yang sering disebut dengan galian C merupakan kegiatan usaha penambangan yang harus memiliki izin pertambangan. Izin pertambangan untuk melaksanakan usaha pertambangan dalam wilayah usaha pertambangan merupakan usaha untuk melakukan kegiatan usaha pertambangan. Usaha pertambangan itu menggunakan alat-alat yang ramah lingkungan namun sebagian dari usaha pertambangan menggunakan teknologi canggih, khusus perusahaan pertambangan yang mempunyai modal yang besar, selain itu ada juga yang memiliki (IUP) izin usaha Pertambangan (OP) Operasi Produksi atau izin yang diberikan untuk kegiatan penambangan dan pengolahan, serta pengangkutan dan penjualan dalam rangka pertambangan. IUP diberikan kepada badan usaha atau perseorangan sebagai peningkatan dari kegiatan pertambangan. Di Kabupaten Lebak jenis usaha pertambangan pasir sangat berkembang walaupun sebagian perusahaan tidak memiliki izin resmi dari pemerintah kalau 1 2 dilihat dari data pemerintah Kabupaten Lebak kurang lebih ada 13 perusahaan yang memiliki izin resmi, dalam usaha pertambangan banyak menggunakan alat berat untuk proses produksinya, akan tetapi untuk proses perawatan para memilik tambang minim pengetahuan bahkan pemilik perusahaan hanya melakukan perbaikan mesin jika ada kerusakan. Dalam proses produksi, pemilik usaha pertambangan perlu melakukan penyesuaian terhadap perkembangan teknologi untuk mendukung kinerja perusahaan dengan memperhatikan dampak lingkungan. Hal tersebut dapat diupayakan agar perusahaan tidak mengalami masalah yang diakibatkan oleh berhentinya suatu proses produksi. Suatu proses produksi bergantung kepada teknologi yang digunakan untuk menghasilkan suatu output atau hasil. Teknologi yang digunakan pada perusahaan pertambangan yaitu mesin yang dapat mempermudah dalam proses produksi. Sehingga Perusahaan dapat memanfaatkan waktu, biaya, dan tenaga kerja secara optimal Perusahaan yang menggunakan teknologi mesin harus dapat menjaga kondisi mesin-mesin itu sendiri, seperti menjaga, keefektifan, kestabilan kebersihannya, dan, sehingga menghasilkan produk yang berkualitas, menunjang proses produksi, kelancaran dalam proses produksi, sehingga memperoleh keuntungan yang maksimal, oleh sebab itu mesin-mesin harus dirawat dan dipelihara dengan baik agar dapat meminimalkan terjadinya kerusakan pada mesin yang dipakai. Masalah tersebut menyebabkan perusahaan mempunyai keinginan untuk 3 menjaga agar mesin tersebut tetap berfungsi dengan baik, salah satunya dengan melakukan pemeliharaan. Permasalahan mengenai pemeliharaan seringkali terjadi didalam sebuah perusahaan yang melibatkan banyak mesin dan peralatan, misalnya terjadi kerusakan kecil sampai kerusakan fatal, yang menyebabkan mesin mengalami kerusakaan pada bagian-bagian tertentu, sehingga akan mengganggu rencana produksi yang telah direncanakan. Kerusakaan yang terjadi pada mesin tentu sangat berpengaruh pada kelancaran proses produksi, sehingga kapasitas produk, biaya tenaga kerja, biaya produksi meningkat. Oleh sebab itu maka pemeliharan (maintenance) pada mesin-mesin harus dilakukan secara rutin dan teratur agar dapat memaksimalkan kinerja dan usia mesin tersebut, selain itu juga dapat melancarkan kelancaran proses produksi agar tetap terjamin produksinya. Jika perusahaan dapat menjaga kondisi mesin-mesin yang digunakan pada kegiatan proses produksinya, maka proses produksi dapat terus berlangsung tanpa kendala. Dalam pemeliharaan mesin yang digunakan oleh perusahaan, terdapat dua cara diantaranya pemeliharaan secara terjadwal dan pemeliharaan bila ada kerusakan saja. Biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan pemeliharaan mesin pada sebuah perusahaan biasanya dihitung berdasarkan biaya keuangan terkecil. Namun perusahaan menganggap bahwa biaya untuk pemeliharaan tersebut hanya akan menambah biaya produksinya saja, sehingga membuat perusahaan tidak ingin terlalu mengutamakan pemeliharaan pada mesin-mesinnya, maka efek yang akan muncul dalam jangka panjang, adalah kesulitan dalam proses 4 produksinya karena mesin-mesin tidak dipelihara secara rutin dan teratur. Maka hal itu akan berpengaruh buruk terhadap perkembangan perusahaan diantaranya yaitu mesin mengalami kerusakan pada bagian tertentu, bahkan mesin tidak dapat digunakan dan tidak dapat beroperasi sama sekali, sehingga pada akhirnya perusahaan harus mengeluarkan biaya yang jauh lebih besar untuk memperbaiki mesin yang rusak. Bahkan perusahaan harus siap mengganti atau membeli mesin yang baru. Pemeliharaan yang dilaksanakan dengan baik pada mesin-mesin nantinya akan berdampak positif terhadap pencapaian target jumlah produksi. Oleh karena itu perusahaan harus mampu melakukan pemeliharaan terhadap mesin- mesinnya dengan tepat, seperti melakukan pengecekan, perbaikan dan pergantian atas kerusakan–kerusakan pada bagian suku cadang yang terdapat pada mesin, agar perusahaan tersebut dapat mengefisienkan biaya perawatan yang harus dikeluarkan. Perusahaan yang baik pasti akan melakukan hal yang satu ini yaitu mengefisienkan biaya yang dimaksudkan untuk adanya suatu cara agar biaya yang dikeluarkan dapat sekecil mungkin tidak membengkak dan merugikan perusahaan karena tidak adanya perencanaan dan strategi yang matang untuk melakukan kegiatan produksi. Oleh sebab itu efisiensi biaya sangatlah berpengaruh pada sebuah kelangsungan sebuah perusahaan, yang dilakukan dengan sebuah perhitungan yang matang dalam suatu kegiatan atau produksi dengan menghitung dari segala aspek maupun faktor dari sebuah produksi tersebut agar terdapat sebuah hitungan yang sangat jelas dan pasti agar 5 perusahaan dapat melakukan kegiatan produksinya tidak terdapat kekeliruan ataupun menjadi sebuah kesalahan. Dengan adanya efesiensi biaya perusahaan dapat mengalihkan biaya yang tadinya akan dipakai untuk produksi bisa dialihkan pada devisi lain agar lebih membantu maupun menutup kerugian yang terdapat didepartemen lain. Adanya sebuah hubungan yang sangat berpengaruh antara pemeliharaan mesin disebuah perusahaan dengan kelancaran proses produksi. Hal itu berhubungan positif karena dengan melakukan pemeliharaan perusahaan akan terhindar dari kehusakan mesin yang menghambat kelancaran proses produksi. Ini dikarenakan adanya perhitungan pada kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dengan bertujuan memaksimalkan kerja mesin dengan biaya yang sekecil – kecilnya. Itu bisa terjadi dengan melakukan perhitungan yang tepat didalam pemeliharaan dengan memperhitungkan perbaikan mesin, jam kerja mesin, umur mesin, biaya mesin, perawatan berkala mesin, jumlah mesin, dan lain – lain. Sehingga ketentuan standar mesin dapat berjalan terus sesuai dengan kinerja mesin tidak berkurang dengan dilakukannya pemeliharaan agar dapat memaksimalkan kerja serta menghemat biaya perusahaan dari kerusakaan yang tidak perlu ataupun dapat mempersiapkan dari kerusakaan yang tiba – tiba terjadi Biaya pemeliharaan dapat dikatakan efisien, jika dalam melakukan kegiatan pemeliharaan dapat menekan jumlah biaya yang lebih rendah sehingga dapat menghasilkan sesuai yang direncanakan. Perusahaan biasanya 6 menganggap bahwa biaya yang dikeluarkan hanya akan meningkatkan biaya produksi, akan tetapi dalam jangka panjang perusahaan akan mengalami kesulitan dalam proses produksinya karena mesin yang tidak mengalami pemeliharaan (maintenance) akan mengalami berbagai macam masalah seperti mesin yang mengalami kerusakan pada bagiantertentu, bahkan mesin yang tidak dapat digunakan dan tidak dapat beroperasi sama sekali sehingga pada akhirnya biaya yang dikeluarkan akan jauh lebih besar untuk memperbaiki mesin yang rusak bahkan mengganti atau membeli mesin yang baru. Pemeliharaan yang dilaksanakan dengan baik, akan menghasilkan mesin-mesin dan fasilitas pabrik yang selalu siap dipergunakan sesuai rencana, kemungkina kemungkin kerusakan mesin dan fasilitas dapat dikurangi seminimal mungkin serta dapat mengefisienkan biaya perawatan yang dikeluarkan PT. Pasir Osep Mulyawan adalah salah satu Perusahaan Tambang Pasir berdiri sejak tahun 2000 di Kabupaten Lebak dan merupakan salah satu perusahaan tambang terbesar di Lebak. PT. Pasir Osep Mulyawan yang dimiliki oleh Bapak Osep Mulyawan Karis, SH.,MH tersebut bergerak di bidang industri Tambang Pasir. PT.Pasir Osep Mulyawan setiap harinya melakukan banyak produksi (Mass Production), sehingga dalam menjalankan aktivitas produksinya PT. Pasir Osep Mulyawan melibatkan mesin, tenaga kerja, dan bahan baku yang sama dengan kapasitas yang tidak terbatas. Selama ini perusahaan PT. Pasir Osep Mulyawan melakukan proses produksi dalam 1 minggu = 7 hari kerja, 1 bulan = 4 minggu, sehingga (7 hari x 4 minggu = 28 hari kerja/bulan) 7 Berdasarkan data permasalahan dan hasil observasi penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti kepada PT. Pasir Osep Mulyawan, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul “Pengaruh Pemeliharaan Mesin Terhadap Kelancaran Proses Produksi Pada Perusahaan Tambang Pasir Di Kabupaten Lebak”. yang diharapkan akan menjadi suatu alternatif untuk dapat membantu proses produksi mencapai hasil yang optimal 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang penelitian, maka permasalahan penelitian yang dapat diidentifikasikan yaitu sebagai berikut: 1. Terlalu banyak mesin yang mengalami kerusakan pada tahun 2018 sampai 2019. 2. Pemeliharaan mesin kurang maksimal. 3. Anggaran biaya pengeluaran untuk pemeliharaan masih sangat besar. 4. Perusahaan tidak menetapkan anggaran biaya pemeliharaan setiap tahunnya. 5. Tidak adanya program penggantian berkala terhadap suku cadang dari mesin, tetapi hanya melakukan penggantian jika mengalami kerusakan. 6. Perbaikan mesin yang kurang maksimal. 7. Tidak ada efisiensi penggunaan biaya pemeliharaan mesin. 1.3 Pembatasan Masalah Dari hasil identifikasi masalah diatas sesungguhnya banyak yang mempengaruhi proses Produksi dalam sebuah prusahaan, namun dalam hal ini 8 yang akan dibahas adalah “Pengaruh Pemeliharaan Mesin Terhadap Kelancaran Proses Produksi Pada Perusahaan Tambang Pasir Di Kabupaten Lebak”. 1.4 Perumusan Masalah Dari uraian latar belakang penelitian dan identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana kebijakan pemeliharaan (maintenance) mesin yang dilakukan oleh Perusahaan Tambang Pasir Di Kabupaten Lebak. 2. Bagaimana biaya pemeliharaan mesin yang dilakukan oleh penulis. 3. Seberapa besar perbedaan antara perhitungan biaya pemeliharaan yang dilakukan oleh penulis dengan perhitungan biaya pemeliharaan yang dilakukan oleh Perusahaan Tambang Pasir Di Kabupaten Lebak. 1.5 Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1.5.1 Tujuan penelitian Dari latar belakang dan rumusan masalah diatas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan menganalisa: a) Kebijakan pemeliharaan (maintenance) mesin yang dilakukan oleh Perusahaan Tambang Pasir PT Pasir Osep Mulyawan Di Kabupaten Lebak. b) Biaya pemeliharaan mesin yang dilakukan oleh penulis. c) Besarnya perbedaan antara perhitungan biaya pemeliharaan yang dilakukan oleh penulis dengan perhitungan biaya pemeliharaan yang 9 dilakukan oleh Perusahaan Tambang Pasir Di Kabupaten Lebak. 1.5.2 Kegunaan Penelitian a) Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dalam membangun ilmu pengetahuan tentang maintenance dan lebih mengenal konsep dari preventive maintenance dan corrective maintenance dalam suatu perusahaan dengan baik dan benar. b) Kegunaan Praktis 1) Bagi Peneliti a) Menambah pengetahuan akan pemeliharaan pada suatu perusahaan. b) Mengetahui akan cara proses industri tambang pasir Perusahaan Tambang Pasir Di Kabupaten Lebak c) Dapat menerapkan dan mengerti tentang pemeliharaan ketika bekerja. c) Bagi Perusahaan 1. Dapat meningkatkan kemampuan dalam pemeliharaan pada mesin. 2. Dapat memberikan masukan maupun saran bagi pihak perusahaan untuk memperbaiki cara terhadap pemeliharaan mesin yang digunakan agar proses produksi bisa berjalan lancar. d) Bagi Pembaca dan Pihak Lain 10 Dapat dijadikan referensi penulis lain untuk dapat memahami ilmu pengetahuan dari Maintenance dalam perusahaan, dan sebagai bahan referensi untuk penyusunan skripsi dan materi dalam perkuliahan. 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Pemeliharaan Mesin a. Pengertian Pemeliharaan Pemeliharaan merupakan sistem yang terdiri dari beberapa elemen berupa fasilitas, penggantian komponen atau material, biaya pemeliharaan, perencanaan kegiatan pemeliharaan dan ahli pemeliharaan Pemeliharaan atau Perawatan merupakan serangkaian aktivitas untuk menjaga fasilitas dan peralatan agar senantiasa dalam keadaan siap pakai untuk melaksanakan produksi secara efektif dan efisien sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dan berdasarkan standar Beberapa keuntungan yang didapatkan dengan menerapkan pemeliharaan sebagai penopang strategi perusahaan yaitu : 1. Mengurangi total biaya pemeliharaan (biaya suku cadang dan biaya overtime) 2. Memiliki stabilitas proses yang lebih baik 3. Memperpanjang usia peralatan dan mesin 4. Mengoptimalkan jumlah suku cadang 5. Meningkatkan keselamatan karyawan/operator 6. Mengurangi kerusakan lingkungan sekitar. b. Pelaksanaan Kegiatan Pemeliharaan 1. Adanya pengecekan skala pendek 12 2. Adanya schedule Pemeliharaan 3. Adanya pergantian spare part yang terjadwal Perbedaan strategi pemeliharaan pada satu mesin dengan mesin lainnya mungkin saja terjadi. Pemeliharaan sebaiknya dilakukan dengan mengklsifikasikan mesin dan peralatan kedalam beberapa kategori sehingga implementasi pemeliharaan dapat menjadi efektif. Klasifikasi mesin atau 11 pemeliharaan menurut Scheffer dan peralatan yang menjadi sasaran sistem Girdhar (2004) dapat dibagi tiga, yaitu: 1. Kategori kritis Mesin atau komponen mesin yang dianggap kritis dalam pemeliharaan umumnya memiliki kriteria sebagai berikut: a) Kerusakan yang dapat membahayakan area pabrik b) Mesin atau komponen mesin yang jika rusak/breakdown dapat menghambat seluruh kegiatan produksi c) Mesin atau komponen mesin yang mempunyai biaya inisial yang tinggi, tidak dapat diperbaiki, atau dapat diperbaiki namun dengan biaya yang mahal dan waktu yang lama. d) Mesin atau komponen mesin yang performanya sensitive terhadap kerusakan kecil e) Mesin atau komponen mesin yang jika dipelihara dapat meningkatkan efisiensi dan menghemat energy. 13 2. Kategori Esensial Mesin atau komponen mesin yang dianggap esensial dalam pemeliharaan umumnya memiliki kriteria : a) Kerusakannya dapat membahayakan area pabrik b) Mesin atau komponen mesin yang membutuhkan waktu yang tidak terlalu lama dan biaya yang tidak terlalu mahal dalam perbaikannya. c) Mesin atau komponen mesin yang performanya sensitive terhadap kerusakan kecil, namun kerusakannya dapat dianalisa secara historis d) Mesin atau komponen mesin yang memerlukan perawatan berkala 3. Kategori Umum Mesin atau komponen mesin yang termasuk kategori umum dalam pemeliharaan memiliki kriteria : a) Kerusakannya tidak membahyakan area pabrik b) Mesin atau komponen mesin yang fungsinya tidak kritis pada lantai produksi c) Mesin atau komponen mesin yang mempunyai cadangan c. Tujuan Pemeliharaan Beberapa tujuan Pemeliharaan yang utama antara lain : a) Untuk memperpanjang umur penggunaan asset. 14 b) Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi. c) Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu. d) Untuk menjamin keselamatan pengguna yang menggunakan peralatan tersebut yang dilengkapi dengan pengaman mesin. e) Kemampuan berproduksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi. f) Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dari kegiatan produksi yang tidak terganggu. g) Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar batas dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijakan perusahaan mengenai investasi tersebut. h) Untuk mencapai tingkat biaya maintenance secara efektif dan efisien keseluruhannya. i) Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut. j) Memaksimalkan ketersediaan semua peralatan sistem produksi (mengurangi downtime). k) Untuk memperpanjang umur/masa pakai dari mesin/peralatan. 15 d. Pemeliharaan sebagai pendukung aktivitas produksi a) Untuk menekan biaya sekecil mungkin, dari adanya kemungkinan kerusakan-kerusakan yang besar dari peralatan atau fasilitasfasilitas Produksi. b) Dengan menekan pemeliharaan maka pengendalian kualitas proses akan berjalan baik sehingga kualitas produksi akhir, dapat dipertahankan dalam tingkat yang tinggi. c) Penyimpangan penyerapan bahan baku dapat ditekan seminimal mungkin, dengan selalu memperhatikan pemeliharaan. 2.1.2 Kelancaran Proses produksi a. Pengertian Proses Produksi Dewasa ini banyak dijumpai perusahaan yang memproduksi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan masyarakat. Untuk memproduksi barang dan jasa tersebut diperlukan adanya proses produksi. Sebelum membahas mengenai proses produksi, terlebih dahulu akanm dibahas arti dari proses yaitu : “Proses adalah suatu cara, metode maupun teknik untuk penyelenggaraan atau pelaksanaan dari suatu hal tertentu” (Agus Ahyari, 2002: 65). Sedangkan produksi adalah: “Kegiatan untuk mengetahui penambahan manfaat atau penciptaan faedah, bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi yang bermanfaat bagi pemenuhan konsumen ” (Sukanto Reksohadiprodjo, 2000: 1). 16 Dari uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa mengenai proses produksi, yang dimaksud dengan proses produksi adalah: “Suatu cara, metode maupun teknik bagaimana penambahan manfaat atau penciptaan faedah, bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi sehingga dapat bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan konsumen. Dari pengertian di atas, dapat kita lihat proses produksi merupakan kegiatan atau rangkaian yang saling berkaitan untuk memberikan nilai atau menambah nilai kegunaan terhadap suatu barang. Suatu proses produksi yang bertujuan memberi nilai suatu barang dapat dilihat pada proses produksi yang mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Sedangkan proses produksi yang bertujuan untuk menambah nilai atau kegunaan suatu barang atau jasa dapat dilihat pada proses produksi yang merubah barang setengah jadi menjadi barang jadi. Adapun produksi disini adalah transformasi dari faktor-faktor produksi (bahan mentah, tenaga kerja, modal, serta teknologi) menjadi hasil produksi atau produk. Agar tujuan berproduksi yaitu memperoleh jumlah barang atau produk (termasuk jenis produk), dengan harga dalam waktu serta kualitas yang diharapkan oleh konsumen, maka proses produksi perlu diatur dengan baik. b. Jenis-jenis Proses Produksi Untuk menghasilkan suatu produk dapat dilakukan melalui beberapa cara, metode dan teknik yang berbeda-beda. Walaupun proses produksi 17 sangat banyak, tetapi secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu: 1. Proses produksi terus menerus (Contiunuous process) Adalah suatu proses produksi dimana terdapat pola urutan yang pasti dan tidak berubah-ubah dalam pelaksanaan produksi yang dilakukan dari perusahaan yang bersangkutan sejak dari bahan baku sampai menjadi bahan jadi (Pangestu Subagyo, 2000: 9). a) Sifat-sifat atau ciri-ciri 1) Produksi yang dihasilkan dalam jumlah yang besar (produktivitas massa). 2) Biasanya menggunakan sistem atau cara penyusunan peralatan berdasarkan urutan pengerjaan dari produk yang dihasilkan. 3) Mesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi adalah mesinmesin yang bersifat khusus (special purpose machines). 4) Karyawan tidak perlu mempunyai keahlian atau skill yang tinggi karena mesin-mesinnya bersifat khusus dan otomatis. 5) Apabila terjadi salah satu mesin rusak atau berhenti maka seluruh proses produksi terhenti. 6) Jumlah tenaga kerja tidak perlu banyak karena mesinmesinnya bersifat khusus. 7) Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses lebih sedikit mdari proses produksi terputus-putus. 8) Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan menggunakan tenaga mesin. 18 b) Kebaikan atau kelebihan proses produksi terus menerus adalah: 1) Dapat diperoleh tingkat biaya produksi per unit yang rendah. 2) Dapat dihasilkan produk atau volume yang cukup besar. 3) Produk yang dihasilkan distandarisir. 4) Dapat dikuranginya pemborosan dari pemakaian tenaga manusia, karena sistem pemindahan bahan baku menggunakan tenaga kerja listrik atau mesin. 5) Biaya tenaga kerja rendah, karena jumlah tenaga kerja sedikit dan tidak memerlukan tenaga ahli. 6) Biaya pemindahan bahan baku lebih rendah, karena jarak antara mmesin yang satu dengan yang lain lebih pendek dan pemindahan tersebut degerakkan tenaga mesin. c) Kekurangan atau kelemahan dari proses produksi terusmenerus adalah: 1) Terdapat kesukaran dalam menghadapi perubahan produk yang diminta oleh konsumen atau pelanggan. 2) Proses produksi mudah terhenti apabila terjadi kemacetan disuatu tempat atau tingkat proses. 3) Terdapat kesalahan dalam menghadapi perubahan tingkat permintaan. 2. Proses produksi terputus-putus (Intermitten process) Adalah proses produksi dimana terdapat beberapa pola atau urutan pelaksanaan produksi dalam perusahaan yang bersangkutan sejak bahan baku sampai menjadi produk akhir (Pangestu Subagyo, 2000: 9). 19 I. Sifat atau ciri-ciri 1) Produk yang dihasilkan dalam jumlah yang sangat kecil didasar atas pesanan. 2) Mesinnya bersifat umum dan dapat digunakan mengolah bermacam-macam produk. 3) Biasanya menggunakan sistem atau cara penyusunan peralatan berdasarkan atas fungsi dalam proses produksi atau peralatan, yang sama, dikelompokkan pada temapat yang sama 4) Karyawan mempunyai keahlian khusus. 5) Proses produksi tidak mudah terhenti walaupun terjadi kerusakan salah satu mesin atau peralatan. 6) Persediaan bahan mentah banyak. 7) Bahan-bahan yang dipindahkan dengan tenaga manusia. II. Kebaikan atau kelebihan proses produksi terputus-putus adalah: 1) Mempunyai fleksibelitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan produk dengan variasi yang cukup besar. Fleksibelitas ini diperoleh dari : a) Sistem penyusunan peralatan. b) Jenis atau type mesin yang digunakan bersifat umum c) Sistem pemindahan yang tidak menggunakan tenaga mesin tetapi tenaga manusia. 2) Mesin-mesin yang digunakan dalam proses bersifat umum, maka biasanya dapat diperoleh penghematan uang dalam investasi mesin-mesinnya, karena harga mesin-mesinnya lebih murah. 20 3) Proses produksi tidak mudah terhenti akibat terjadinya kerusakan atau kemacetan di suatu tempat atau tingkat proses. III. Kekurangan atau kelemahan proses produksi terputusputus adalah : 1) Penjadwalan dan perutean untuk pengerjaan produk yang akan dihasilkan sangat sukar karena kombinasi urut-urutan pekerjaan yang banyak dalam memproduksi satu macam produk dan dibutuhkan Penjadwalan dan perutean yang banyak karena produksinya berbeda, tergantung pada pemesanannya. 2) Karena pekerjaan Penjadwalan dan perutean banyak dan sukar dilakukan, maka pengawasan produksi dalam proses sangat sukar dilakukan. 3) Dibutuhkan investasi yang sangat besar dalam persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses, karena prosesnya terputusputus dan produk yan dihasilkan tergantung pesanan. 4) Biaya tenaga kerja dan biaya pemindahan sangat tinggi, karena banyak menggunakan tenaga manusia dan tenaga yang dibutuhkan adalah tenaga ahli dalam pengerjaan produk tersebut (Sukanto Reksohadiprojo dan Indriyo Gitosudarmo, 2000: 89). c. Pertambangan Pertambangan ialah merupakan salah satu kegiatan dasar yang dilakukan manusia dan berkembang pertama kali bersama-sama dengan pertanian yang oleh karena itu keberadaan pertambangan tidak dapat dipisahkan dari suatu kehidupan atau peradaban manusia. Pertambangan 21 dapat disebut juga sebagai suatu kegiatan yang unik, hal ini disebabkan karena endapan bahan galian pada umumnya tersebar secara tidak merata di dalam kulit bumi baik jenis, jumlah, kualitas maupun karakteristiknya dari bahan galian tambang tersebut. 2.1.3 Hubungan Antar Variable a. Hubungan Antara pemeliharaan mesin dan kelancaran proses produksi Menurut Ansori dan Mustajib (2013) di dalam bukunya mendefinisikan perawatan atau maintenance sebagai konsepsi dari semua aktivitas yang di perlukan untuk menjaga atau mempertahankan kualitas fasilitas/mesin agar dapat berfungsi dengan baik seperti kondisi awal. Jadi seorang karyawan harus dapat melakukan sebuah perawatan mesin untuk sebuah kelancaran proses produksi Menurut Achyari (2005:40) menyatakan bahwa :“Kelancaran bagian berusaha pemeliharaan agar mesin mesin dan danfasilitas peralatan produksi produksi yang adalah akan selalu digunakan olehperusahaan senantiasa dapat berfungsi dengan baik, sehingga proses produksidapat berjalan dengan lancar”. Menurut Sofjan Assauri (2008:105) mengemukakan bahwa proses produksi ialah: “Cara metode dan teknik untuk menciptakan dan menambah kegunaansuatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja,mesin, bahan-bahan dan dana) yang ada. Kelancaran proses produksi tidak luput dari baiknya peralatan produksi itu sendiri, dengan bainya peralatan produksi maka proses 22 produksi akan baik, bahkan akan meningkat, oleh sebab itu pentingnya mutu pemeliharaan mesin sangat berpengaruh untuk proses produksi. 2.2 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan Terdapat suatu perbandingan dalam melakukan penelitian untuk dapat mengatahui perbaikan yang dikerjakan pada saat penelitian dilakukan . berikut ada parameter yang dijadikan sebagai landasan dalam melaksanakan penelitian terdahulu yaitu tujuan penelitian, metode yang digunakan serta hasil yang diperoleh. Jurnal penelitian yang dilakukan oleh : Dede Sudrajat 5201412080 dengan judul “ pengaruh preventive maintenance terhadap hasil produksi pada proses produksi mesin area line d di PT. Triangle Motorindo Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh preventive maintenance terhadap hasil produksi pada proses produksi mesin area line d di PT. Triangle Motorindo. Hasil analisis dengan menggunakan SPSS Versi 20 menunjukkan bahwa kompensasi mempunyai pengaruh positif terhadap hasil produksi. Hasil Pengujian dengan Uji t diketahui bahwa variabel kompensasi merupakan variabel yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil produksi pada PT. Triangle Motorindo. Jurnal penelitian yang dilakukan oleh : DM PUTRI dengan judul peningkatan mutu pemeliharaan mesin pengaruhnya terhadap proses produksi pada PT. Aneka Bumi Pratama (ABP) di Kabupaten Batanghari. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa, pemeliharaan 23 mesin mendapatkan respon sangat setuju dari responden dimana ratarata quisioner yang disebarkan nilai indek yang didapat 4,25 yang artinya bahwa pemeliharaan mesin perlu dilakukan untuk proses produksi, sedangkan proses produksi responden menanggapi setuju dengan nilai indeks 4,15 artinya responden setuju kalau proses produksi yang dilakukan pada PT. ABP ( Aneka Bumi Pratama). Hasil analisis regresi linier sederhana yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemeliharaan mesin terhadap proses produksi pada PT. ABP ( Aneka Bumi Pratama ) didapat persamaan Y= 7,479 + 1,587X dimana konstantanya adalah 7,479 Jurnal penelitian yang dilakukan oleh : Analisa Peningkatan Mutu Pemeliharaan Mesin Terhadap Kelancaran Proses Produksi Pada Perusahaan Dolomite Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara peningkatan mutu pemeliharaan proses produksi pada CV. Bagus mesin Mulia terhadap kelancaran Kemantren Lamongan berhubungan kuat. Hal ini dibuktikan koefisien korelasi yaitu : r = 0,756 peningkatan mutu pemeliharaaan mesin dengan Paciran hasil dan R= 0,571 artinya bahwa berhubungan kuat sebesar 57%. Sedangkan dari hasil perhitungan uji t menunjukkan t hitung > t tabel yaitu 3,694 > t tabel 2,228 dimana diterima. Sehingga Ha berbunyi ada pengaruh mutu pemeliharaan diterima. Sedangkan mesin Ho Ho ditolak dan Ha antara peningkatan terhadap kelancaran proses produksi berbunyi tidak ada pengaruh antara 24 peningkatan mutu pemeliharaan mesin terhadap kelancaran proses produksi ditolak. 2.3 Kerangka Pemikiran Pada dasarnya seluruh kegiatan produksi bertujuan untuk menjamin kelancaran operasional, salah satu faktor yang harus menjadi perhatian dalam kegiatan produksi adalah pemeliharaan terhadap fasilitas operasional, maka untuk itulah pemeliharaan mesin dan fasilitas operasional sangat diperlukan agar mesin- mesin selalu dapat digunakan untuk menghasilkan input yang diinginkan karena apabila mesin tersebut mengalami gangguan atau kerusakan akan menghambat aktivitas operasional. Pemeliharaan merupakan salah satu fungsi yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Sebab setiap perusahaan selalu berharap agar mesin dan peralatan yang dimiliki tetap dalam kondisi yang baik dan selalu siap digunakan sehingga dapat mendukung kelancaran operasional perusahaan. Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan, diantaranya adalah peningkatan nilai perusahaan dan kepuasan pelanggan. Dalam mencapai tujuan tersebut, salah satu fungsi yang berpengaruh adalah fungsi operasional. Hasil dari proses operasional tersebut harus efektif dan efisien agar dapat mencapai tujuan perusahaan. Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa maintenance merupakan suatu kegiatan yang diharapkan pada tujuan untuk menjamin kelangsungan suatu proses operasional sehingga dari proses tersebut diharapkan 25 hasil baik berupa kuantitas, kualitas maupun biaya yang sesuai dengan perencanaan sebelumnya. Secara umum ada dua jenis aktivitas pemeliharaan yaitu preventive maintenance dan breakdown maintenance yang merupakan tugas dari bagian pemeliharaan yang dapat mendukung aktivitas maintenance seefektif dan seefisien mungkin. Dalam masalah pemeliharaan (maintenance) perlu diperhatikan bahwa sering terjadi dalam sebuah perusahaan kurang diperhatikannya bidang pemeliharaan (maintenance) tersebut,sehingga terjadilah kegiatan pemeliharaan yang tidak teratur. Peranan yang penting dari kegiatan baru dapat dilihat setelah mesin-mesin yang dimiliki rusak dan tidak dapat berjalan sama sekali. Untuk itulah dengan adanya kegiatan maintenance ini maka fasilitas atau peralatan perusahaan dapat dipergunakan untuk proses produksi sesuai dengan rencana, dan tidak mengalami kerusakan selama peralatan tersebut dipergunakan untuk proses produksi atau sebelum jangka waktu tertentu yang direncanakan tercapai. Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka kerangka pemikiran dapat dibuat sebagai berikut : (X) Pemeliharaan Mesin H Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran (Y) Kelancaran Proses Produksi 26 2.4 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Sugiyono (2009: 96). Berikut adalah hipotesis dalam penelitian ini : H0 : Tidak Terdapat Pengaruh pemeliharaan mesin Terhadap Kelancaran Proses Produksi pada PT. Pasir Osep Mulyawan H1 : Terdapat Pengaruh pemeliharaan mesin Terhadap Kelancaran proses Produksi PT. Pasir Osep Mulyawan 27 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian yang akan penulis teliti yaitu dilaksanakan pada perusahaan pertambangan pasir yang memiliki izin resmi atau Legal yaitu PT POM ( PASIR OSEP MULYAWAN ) Jl. Raya Leuwidamar KM.13 NO 22 Cimarga Kab.Lebak Prov.Banten. 3.1.2 Waktu Penelitian Berikut adalah jadwal rencana penelitian yang akan dilaksanakan oleh penilis dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 3.1 Waktu penelitian No. Kegiatan 1 1 2 3 4 5 6 7 Januari 2 3 4 Penyusunan Proposal Studi Lapangan Pengumpulan Data Analisis Data Penyusunan Draf Hasil Konsultasi Laporan Sidang 27 Bulan Februari 1 2 3 4 1 Maret 2 3 4 28 3.2 Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif yang dimaksudkan didasarkan pada teori menurut Sumadi Suryabrata (2003;73) dalam bukunya metodelogi penelitian sebagai berikut : “Metode deskriptif yaitu metode yang menggambarkan penelitian secara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki, sehingga dapat memberikan saran- saran untuk masa yang akan datang” Menurut Moh. Nazir (2003;54) mengemukakan bahwa : “Metode deskriptif yaitu metode yang akan menggambarkan apa yang akan dilakukan dan apa yang terjadi pada perusahaan dengan data yang diperoleh” 3.3 Populasi dan Sample 3.3.1. Populasi Peneletian Populasi merupakan suatu wilayah generalisasi dimana terdiri dari objek/subjek yang mempunyai segi kualitas dan karakter tertentu yang sudah ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti atau dipelajari serta ditarik kesimpulannya. Populasi yang menyangkut orang serta objek dan benda-benda alam, yang terdapat dalam subjek dan objek penelitian dipelajari melalui seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek dan objek penelitian (Sugiyono,2010 : 90) Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan tambang pasir di kabupaten lebak yang menjadi suatu sumber data yang akan diteliti dimana mencari data yang relevan, dalam penelitian ini. 29 3.3.2. Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi. Sugiyono (2016:81) Dari populasi perusahaan tambang pasir di Kabupaten Lebak maka diambil 1 perusahaan yaitu PT.POM (PASIR OSEP MULYAWAN) yang memiliki 40 orang karyawan. Tabel 3.2 Distribusi Penyebaran Sampel NO 1 2 3 4 5 JABATAN JUMLAH Divisi Perencanaan Divisi Operasi Tambang Divisi Pengolahan Divisi K3 dan Lingkungan Divisi Administrasi dan Keuangan 2 8 18 2 10 Jumlah Teknik sampling 40 merupakan teknik pengambilan sampel.Teknik sampling. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Nonprobability Sampling, sedangkan cara pengambilan sampel yang digunakan adalah Sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2016:84) yang dimaksud dengan teknik Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak 30 memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasinya relatif kecil, kurang dari 100 orang. Dengan pengambilan sampel ini dapat membantu penulis dalam melakukan penghitungan statistik untuk menentukan hubungan kedua variabel yang akan diteliti. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dan keterangan-keterangan lainnya dalam penelitian terhadap masalah yang menjadi objek penelitian. Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan yaitu mengenai Data Primer sebagai berikut : Data Primer ialah data yang diperoleh dari hasil, observasi, kuesioner dan wawancara yang dilakukan kepada sejumlah sampel responden yang sesuai target sasaran dan dianggap mewakili jumlah populasi. Untuk memperoleh data tersebut, teknik pengumpulan data dilakukan dengan penelitian kepustakaan, wawancara, kuesioner, dan observasi. 1. Observasi Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematis terhadap objek yang diteliti. 31 Observasi dilakukan oleh peneliti dengan cara pengamatan dan pencatatan mengenai pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan proses produksi di sebuat perusahaan. 2. Study Kepustakaan Penelitian kepustakaan bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan yang terdapat di perpustakaan, seperti mempelajari dokumen-dokumen, catatan maupun buku-buku referensi yang berhubungan dengan pemeliharaan, mesin, dan proses produksi. Selain itu, penelitian kepustkaan dilakukan sebagai bahan rujukan atau referensi dalam pembuatan proposal skripsi ini 3. Kuisioner Penyebaran data yang dilakukan dengan cara mengajukan daftar pernyataan yang disebarkan kepada sejumlah responden. Berikut adalah Tabel Skala Model Likert Table 3.3 Skala Model Likert NO ALTERNATIF JAWABAN BOBOT NILAI 1 Sangat Setuju 5 2 Setuju 4 32 3 Kurang Setuju 3 4 Tidak Setuju 2 5 Sangat Tidak Setuju 1 Sebelum hasil instrumen penelitian digunakan dalam proses pengujian Hipotesis terlebih dahulu dilakukan dengan menggunakan uji instrument, mengingat pengumpuan data melalui kuisoner, maka faktor kesungguhan responden menjawab pertanyaan merupakan hal yang sangat penting. Oleh karena itu tidak tertutup kemungkinan ada pertanyaan yang dijawab responden secara tidak sungguh-sungguh. 3.5 Devinisi dan Oprasional Variabel Penelitian Variabel merupakan suatu subjek atau objek yang ditetapkan oleh peneliti yang nantinya akan dipelajari dan diteliti sehingga menghasilkan data atau informasi. Sementara itu operasionalisasi variabel diperlukan untuk menjabarkan variabel penelitian ke dalam konsep, dimensi dan indikator. Adapun pembahasan mengenai variabel dan operasionalisasi variabel sebagai berikut : a. Definisi Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2016:38) variabel penelitian ialah atribut seseorang atau objek yang mempunyai variabel antara satu orang dengan yang lain atau objek yang lain. Berdasarkan judul penelitian, dapat diuraikan 33 beberapa variabel penelitian, seperti variabel Independent (Bebas), merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Peneliti melakukan penelitian mengenai pengaruh perawatan mesin produksi tambang pasir terhadap hasil produksi pada PT. Pasir Osep Mulyawan. Variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu pengaruh perawatan mesin dan hasil produksi. Adapun definisi dari setiap variabel sebagai berikut: Variable X yaitu, Pemeliharaan adalah semua aktivitas yang dilakukan untuk mempertahankan kondisi sebuah item atau peralatan, atau mengembalikannya kedalam kondisi tertentu (Dhillon, 2006). Kemudian dengan penekanan inti definisi yang sejalan Ansori dan Mustajib (2013) di dalam bukunya mendefinisikan perawatan atau maintenance sebagai konsepsi dari semua aktivitas yang diperlukan untuk menjaga atau mempertahankan kualitas fasilitas/mesin agar dapat berfungsi dengan baik seperti kondisi awal Variable Y yaitu kelancaran proses produksi merupakan kegiatan atau rangkaian yang saling berkaitan untuk memberikan nilai atau menambah nilai kegunaan terhadap suatu barang. Suatu proses produksi yang bertujuan memberi nilai suatu barang dapat dilihat pada proses produksi yang mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Sedangkan proses produksi yang bertujuan untuk menambah nilai atau kegunaan suatu barang 34 atau jasa dapat dilihat pada proses produksi yang merubah barang setengah jadi menjadi barang jadi. b. Oprasional Variabel Penelitian Operasionalisasi variabel diperlukan diperlukan untuk menjabarkan variabel penelitian menjadi konsep, dimensi, indikator dan ukuran yang diarahkan untuk memperoleh nilai variabel lainnya. Disamping itu, tujuannya adalah untuk memudahkan pengertian dan menghindari perbedaan persepsi dalam penelitian ini. Berikut adalah operasionalisasi variabel dari penelitian ini: Tabel 3.4 Operasionalisasi Variabel X VARIABEL DIMENSI Pemeliharaan 1. Pelaksanaan Mesin (X) Kegiatan Pemeliharaan 2. Tujuan utama Pemeliharaan INDIKATOR SKALA 1. Adanya pengecekan skala Ordinal pendek 2. Adanya schedule Pemeliharaan 3. Adanya pergantian spare part yang terjadwal 1. Untuk memperpanjang umur penggunaan asset. 2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi. 3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu. 4. Untuk menjamin keselamatan pengguna yang menggunakan peralatan tersebut yang dilengkapi dengan pengaman SUMBER Kuesioner Nomor 1, 2, 3, 4, 5 Nomor 6, 7, 8, 9, 10, 11 35 3. Pemeliharaan sebagai pendukung aktivitas produksi mesin. 1. Untuk menekan biaya sekecil mungkin, dari adanya kemungkinan kerusakankerusakan yang besar dari peralatan atau fasilitas-fasilitas Produksi. 2. Dengan menekan pemeliharaan maka pengendalian kualitas proses akan berjalan baik sehingga kualitas produksi akhir, dapat dipertahankan dalam tingkat yang tinggi. 3. Penyimpangan penyerapan bahan baku dapat ditekan seminimal mungkin, dengan selalu memperhatikan pemeliharaa Nomor 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20 ( Ansori dan Mustajib 2013) Tabel 3.5 Operasionalisasi Variabel Y VARIABEL DIMENSI INDIKATOR SKALA SUMBER Y 1. Kelancaran 1. Peralatan produksi yang Ordinal Kuesioner optimal Nomor proses 2. Pengecekan bahan sesuai 21, 22,23, standart 24,25, 26, Produksi (Y) 3. Produk yang sesuai keinginan 27, 28, 29, konsumen 30, 31 4. Produk yang dihasilkan lebih unggul. ( Ansori dan Mustajib 2013) 3.6 Uji Instrumen Penelitian 3.6.1 Uji Validitas Sebelum melakukan penyebaran ke 40 orang responden penelitian perlu dilakukan penyebaran kuesioner ke responden ujicoba dengan jumlah 36 15 orang responden untuk pengujian validitas terhadap kuesioner sebagai alat uji yang valid. Validitas instrument variabel diatas dicari dengan cara menghitung data untuk menunjukan sejauh mana ukuran yang diperoleh benar-benar menyatakan hasil pengukuran atau pengamatan yang ingin diukur dengan menggunakan rumus pearson product moment dalam program SPSS. Kemudian Pernyataan yang tidak valid dibuang, selanjutnya pernyataan kuesioner yang sudah valid tadi disebarkan ke 40 orang responden. 3.6.2 Uji Reliabilitas Suatu tes dapat dikatakan reliable jika tes tersebut menunjukan hasil yang dapat dipercaya dan tidak bertentangan. Menurut “Sugiyono (2009:181) reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur dilakukan secara berulangulang. Reliabilitas tes adalah tingkat kesenjangan (konsistensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya menghasilkan skor yang konsisten, relative jika berubah walaupun dihadapkan pada situasi yang berbeda-beda. 3.7 Teknik Analisis Data 3.7.1 Uji Prasyarat Analisis Data 37 Analisis data yang digunakan merupakan statistic inferensial dengan teknik statistic parametric. Penggunaan statistic parametric memerlukan terpenuhinya 95 asumsi-asumsi. Data harus normal dan homogen, sehingga perlu uji persyaratan yang berupa uji normalitas dan homogenitas. 1. Uji Normalitas Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran skor yang diperoleh siswa. Pedekatan statistik yang penulis gunakan adalah rumus Lilliefors, dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Menyusun skor dari nilai skor terendah sampai nilai skor tertinggi. b. Mencari nilai rata-rata dengan rumus : ̅ X= ∑𝑥 𝑁 Keterangan : X = skor rata-rata yang dicari X = skor yang didapat N = jumlah orang /peristiwa /responden ∑ = menyatakan jumlah c. Mencari standar deviasi menggunakan rumus : ̅ )2 ∑(𝑋1 − X √ 𝑆= 𝑛−1 Keterangan : 38 S = simpangan baku yang dicari Xi = skor X ke – i X = rata-rata skor N = jumlah sampel d. Mencari nilai Z dengan rumus Z = Xi - X S Keterangan : Xi = skor yang diperoleh siswa X = nilai rata-rata kelompok S = simpangan baku e. Mencari F(Zi), dengan rumus : Kalau (Zi) nya negatif maka 0,05 – Z tebel f. Kalau (Zi) nya positif maka 0,05 + Z tebel g. Menghitung proporsi, dengan rumus : S (Zi) = Kedudukan urutan N h. Mencari selisih harga mutlak, dengan rumus : F (Zi) – S (Zi) i. Menentukan harga mutlak yang paling besar (Lo), datanya diperoleh dari hasil selisih harga mutlak. Membandingkan (Lo), dengan tabel, Lilliefors dalam taraf nyata 0,05. Jika Lo nya lebih kecil (<) dari L tabel, maka distribusi 39 skor tersebut adalah normal. Sebaliknya jika Lo nya lebih besar (>) daripada L tabel, maka distribusi skor tersebut tidak normal. 2. Menghutung homogenitas dua variabel a. Menghitung varian, dengan rumus : Vb F= Vk Keterangan : F = varial yang dicari Vb = varial besar Vk = varial terkecil b. Menentukan derajat kebebasan, dengan rumus : db1 = n1 - 1 db2 = n2 - 1 Keterangan : db1 = derajat kebebasan pembilang db2 = derajat kebebasan penyebut n1 = ukuran sampel yang variannya besar n2 = ukuran sampel yang variannya kecil c. Untuk mencari nilai F diperoleh dari tabel d. Menentukan homogenitas 40 kriteria pengujian dengan menggunakan distribusi F dengan taraf nyata (α) = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n1 - 1, apabila F hitung lebih kecil atau sama dengan F tabel dengan F tabel, (F < F ½ α (v1 –V2 ) maka data tes itu homogen, untuk nilai F lainnya ditolak . 3.7.2 Uji Hipotesis Statistik Untuk memperoleh kesimpulan dari hasil tes kuisioner, maka dalam pelaksanaan penelitian dibutuhkan adanya pengolahan data untuk ditafsirkan hasilnya. Setelah memperoleh data, langkah selanjutnya adalah menyusun, mengolah dan menganalisis data dengan menggunakan rumus-rumus statistik untuk memmperoleh jawaban mengenai diterima tidaknya hipotesis sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan. 1. Uji T (Parsial) Uji Secara parsial, digunaka Uji t a. H0 : b1 ≤ 0, artinya tidak ada pengaruh perawata mesin terhadap kelancaran proses produksi PT. Pasir Osep Mulyawan H1 : b1 > 0, artinya terdapat pengaruh perawata mesin terhadap kelancaran proses produksi PT. Pasir Osep Mulyawan. b.Level of significant (α) = 0,05 c. Kriteria Pengujian : 41 Terima H0, Jika sig.t ≥ 0.05 Tolak H0, Jika sig.t ≤ 0,05 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum PT. Pasir Osep Mulyawan PT.Pasir Osep Mulyawan atau disingkat PT.POM adalah salahsatu Perusahaan Tambang Pasir berdiri sejak tahun 2000 di Kabupaten Lebak dan merupakan salah satu perusahaan tambang terbesar di Lebak. PT. Pasir Osep 42 Mulyawan yang dimiliki oleh Bapak Osep Mulyawan Karis, SH.,MH tersebut bergerak di bidang industri Tambang Pasir. PT.Pasir Osep Mulyawan setiap harinya melakukan banyak produksi (Mass Production), sehingga dalam menjalankan aktivitas produksinya PT. Pasir Osep Mulyawan melibatkan mesin, tenaga kerja, dan bahan baku yang sama dengan kapasitas yang tidak terbatas. Selama ini perusahaan PT. Pasir Osep Mulyawan melakukan proses produksi dalam 1 minggu = 7 hari kerja, 1 bulan = 4 minggu, sehingga (7 hari x 4 minggu = 28 hari kerja/bulan PT. Pasir Osep Mulyawan beralamatkan di Jl. Raya Leuwidamar KM.13 NO 22 Cimarga Kab.Lebak Prov.Banten. dalam proses produksi PT. Pasir Osep Mulyawan sering mengeluhkan kerusakan mesin yang mengakibatkan terhambatnya penyediaan barang kebtuhan. 4.1.2. Struktur Organisasi PT POM (Pasir Osep Mulyawan ) 42 4.1 Gambar Struktur Organisasi PT.POM (PASIR OSEP MULYAWAN) Pemilik Perusahaan Divisi Perencanaan Divisi Operasi Tambang Divisi Pengolahan PELANGGAN Divisi K3 dan Lingkungan Divisi Administrasi dan Keuangan 43 4.2. Deskripsi Data 4.2.1. Deskripsi Karakteristik Responden 4.2.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel berikut ini menyajikan karakteristik responden berdasarkan Usia dapat dilihat pada table 4.1 berikut ini : TABEL 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 20-24 tahun 6 20.0 20.0 20.0 25-35 tahun 14 30.0 30.0 50.0 36-50 tahun 20 50.0 50.0 100.0 Total 40 100.0 100.0 Sumber: data diolah (2020) Berdasarkan tabel 4.1 tersebut di atas menunjukkan bahwa dari 40 responden terdapat 6 orang (20,0%) yang usianya 25-35 tahun, 14 orang (30,0%) yang usianya 36-50 tahun 20 orang (50,0%). 4.2.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel berikut ini menyajikan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada table 4.2 berikut ini : TABEL 4.2 44 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Perempuan 5 13 13 13.0 Laki-laki 35 87 87 100.0 Total 40 100.0 100.0 Sumber: data diolah (2020) Berdasarkan table 4.2 tersebut dapat diketahui bahwa dari penelitian terhadap 40 orang responden menunjukan bahwa penggolongan berdasarkan jenis kelamin yang paling banyak adalah perempuan sebanyak 13% sedangkan laki-laki hanya 87% dari Responden Penelitian. 4.2.1.3. Jabatan/Pekerjaan TABEL 4.3 Responden Berdasarkan Jabatan/Pekerjaan NO JABATAN JUMLAH PERSENTASE 1 Divisi Perencanaan 2 5% 2 Divisi Operasi Tambang 8 20% 3 Divisi Pengolahan 18 40% 4 Divisi K3 dan Lingkungan 2 5% 45 5 Divisi Administrasi dan Keuangan Jumlah 10 40 25% 100% Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa responden terbanyak berasal dari pekerjaan Pengolahan berjumlah 18 orang dengan persentase sebesar 40%. Untuk Divisi Operasi Tambang berada pada posisi kedua dengan jumlah 8 Orang yaitu 20 % diikuti dengan Divisi Administrasi dan Keuangan dengan jumlah 10 orang dengan persentase 25% dan masing-masing 2 orang untuk Divisi Perencanaan, Divisi K3 dan Lingkungan dengan persentase 5% . 4.2.1.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Tabel berikut ini menyajikan karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada table 4.4 berikut ini : TABEL 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Cumulative Vali Frequency Percent Valid Percent Percent D3-S1 7 26.7 26.7 26.7 SMA 18 40.0 40.0 66.7 d 46 SD-SMP 15 33.3 33.3 Total 40 100.0 100.0 100.0 Sumber: data diolah (2020) Dari tabel diatas dapat di ketahui bahwa frekuensi tertinggi adalah responden yang memiliki pendidikan terakhir D3-S1 7 Orang atau 26%, Kemudian berpendidikan SMA sebanyak 18 Orang atau 40%, dan SD/SMP sebanyak 15 Orang 33% dari responden penelitian. 4.3. Uji Validitas Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan nilai kuesioner pada setiap butir pernyataan-pertanyaan dengan niali total. Uji validitas data dalam penelitian ini diukur dengan teknik korelasi pearson product moment (r) . Pada seluruh kuesioner-kuesioner peryataan/pertanyaan yang digunakan sebagai instrumen untuk mengukur variabel-variabel yang memiliki nilai signifikan. 47 Kuesioner yang dinyatakan valid jika nilai korelasi pearson > nilai rtabel dan berdasarkan taraf signifikan sebesar 5 % dengan merujuk r tabel didapat nilai sebesar 0,2706 untuk dinyatakan valid. Dari nilai-nilai kuesioner yang telah diolah melalui program spss versi 20 didapat nilai korelasi pearson setiap kuesioner pada tiap variabel adalah sebagai berikut : 4.3.1. Variabel Kelancaran Proses Preoduksi Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Kelancaran Proses Produksi (Y) No r Tabel r Hitung Item (n=15) 1 -0.257** 0.514 2 0.665** 0.514 3 0.336** 0.514 0.514 4 0.438** 5 0.566** 0.514 0.514 6 0.708** 0.514 7 0.459** 8 0.394** 0.514 9 0.532** 0.514 0.514 10 0.528** 11 0.411** 0.514 (Sumber: Hasil olah data 2020) Kriteria Keterangan r hitung ≥ r tabel r hitung ≥ r tabel r hitung ≥ r tabel r hitung ≥ r tabel r hitung ≥ r tabel r hitung ≥ r tabel r hitung ≥ r tabel r hitung ≥ r tabel r hitung ≥ r tabel r hitung ≥ r tabel r hitung ≥ r tabel DROP VALID DROP DROP VALID VALID DROP DROP VALID VALID DROP Uji validitas dan relibilitas dalam penelitian ini hanya diujikan kepada 15 responden dan pengujian dilakukan kepada 40 responden atau sampel penelitian ini. Adapun tehnik pengujian dengan menggunakan SPSS 20.00 Corelation Person dengan N = 15 dan rtabel (tingkat kepercayaan 5%) = 0,514. Setelah dilakukan uji 48 validitas dengan menggunakan SPSS 20.00 Corelation Person maka hasil uji validitas instrument pada semua variabel Y dalam penelitian ini dinyatakan valid Sebanyak 5 soal item dan Drop 6 soal item karena nilai r hitung pada setiap item pernyataan lebih besar atau sama dengan nilai rtabel. Atau r hitung ≥ r tabel 4.3.2. Variabel Pemeliharaan Mesin Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Pemeliharaan Mesin (X) No Item r Hitung r Tabel (N=15) Kriteria Keterangan 1 0,560*** 0.514 r hitung ≥ r tabel VALID 2 0,473*** 0.514 r hitung ≥ r tabel 3 0,487*** 0.514 r hitung ≥ r tabel DROP DROP 4 0,447*** 0.514 r hitung ≥ r tabel DROP 5 0,419*** 0.514 r hitung ≥ r tabel DROP 6 0,482*** 0.514 r hitung ≥ r tabel DROP 7 -0,339*** 0.514 r hitung ≥ r tabel DROP 8 0,180*** 0.514 r hitung ≥ r tabel DROP 9 0,456*** 0.514 r hitung ≥ r tabel DROP 10 0,649*** 0.514 r hitung ≥ r tabel VALID 11 -0,219*** 0.514 r hitung ≥ r tabel DROP 12 0,584*** 0.514 r hitung ≥ r tabel VALID 13 0,585*** 0.514 r hitung ≥ r tabel VALID 14 0,301*** 0.514 r hitung ≥ r tabel DROP 49 15 0,672*** 0.514 r hitung ≥ r tabel VALID 16 0,633*** 0.514 r hitung ≥ r tabel VALID 17 0,434*** 0.514 r hitung ≥ r tabel DROP 18 0,566*** 0.514 r hitung ≥ r tabel 19 0,399*** 0.514 r hitung ≥ r tabel VALID DROP 20 0,400*** 0.514 r hitung ≥ r tabel DROP (Sumber: Hasil olah data 2020) Uji validitas dan relibilitas dalam penelitian ini hanya diujikan kepada 15 responden dan pengujian dilakukan kepada 40 responden atau sampel penelitian ini. Adapun tehnik pengujian dengan menggunakan SPSS 20.00 Corelation Person dengan N = 15 dan rtabel (tingkat kepercayaan 5%) = 0,514. Setelah dilakukan uji validitas dengan menggunakan SPSS 20.00 Corelation Person maka hasil uji validitas instrument pada semua variabel X dalam penelitian ini dinyatakan valid Sebanyak 7 soal item dan Drop 13 soal item karena nilai r hitung pada setiap item pernyataan lebih besar atau sama dengan nilai rtabel. Atau r hitung ≥ rtabel 50 4.4. Uji Realibilitas 4.4.1. Hasil Uji Realibilitas Kelancaran Proses Produksi Tabel 4.7 Hasil Uji Realibilitas Y Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .613 .514 11 (Sumber: Hasil olah data 2020) Dari tabel di atas diketahui nilai hasil analisis cronbach’s alfha 0,613 kemudian nilai tersebut dibandingkan dengan nilai kuisioner (n)= 15 dicari pada distribusi nilai kepercayaan signifikasi 5% diperoleh nilai realibel cronbach’s alfha sebsesar 0,514 dengan demikian dapat ditarik kesimpulan cronbach’s alfha 0,613 > 0,514 artinya kelancaran proses produksi dapat dikatakan reliable atau terpercaya sangat signifikan dari data penelitian ini. 4.4.2. Hasil Uji Realibilitas Pemeliharaan Mesin Tabel 4.8 Hasil Uji Realibilitas X Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .865 .514 20 (Sumber: Hasil olah data 2020) 51 Dari tabel di atas diketahui nilai hasil analisis cronbach’s alfha 0,865 kemudian nilai tersebut dibandingkan dengan nilai kuisioner (n)= 15 dicari pada distribusi nilai kepercayaan signifikasi 5% diperoleh nilai realibel cronbach’s alfha sebsesar 0,514 dengan demikian dapat ditarik kesimpulan cronbach’s alfha 0,865 > 0,514 artinya Pemeligharan Mesin dikatakan reliable atau terpercaya sangat signifikan dari data penelitian ini. 4.5. Teknik Analisis Data 4.5.1. Uji Asumsi Klasik Tabel 4.9 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parametersa,,b Most Extreme Differences Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative KolmogorovSmirnov Z Asymp. Sig. (2tailed) Y X 40 10.0333 2.88257 40 17.6667 4.20454 .165 .154 -.165 .902 .144 .111 -.144 .788 .390 .564 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. untuk tabel uji kolmogorov smirnof dapat tertera pada tampilan diatas yaitu dengan keputusan uji nilai signifikasi untuk variabel adalah 52 X1 = 0.564 Y = 0.390 sehingga nilai sig. > 0.05 artinya data tersebut berdistribusi normal Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Dependen Variabel Kelancaran proses produksi (Y) Gambar 4.2 Grafik Normalitas Data Kriteria pengujian: 1. Data berdistribusi normal apabila sebaran data mengikuti garis diagonal. 2. Data berdistribusi normal apabila sebaran data mengikuti garis diagonal. 3. Pada pendekatan grafik, data berdistribusi normal apabila titik mengikuti data di sepanjang garis diagonal. 53 4.5.2. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan analisis grafik. Pada analisis grafik, suatu model regresi dianggap tidak mengalami heteroskedastisitas jika titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas dan tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Dependen Variabel Kelancaran proses produksi (Y) Gambar 4.3 Pengujian Heteroskedastisitas Gambar di atas memperlihatkan titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y, hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk variabel independen maupun variabel bebasnya. 54 4.5.3. Uji Multikolinearitas Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dapat dilihat pada nilai tolerance dan VIF. Apabila nilai toleransi di atas 0,1 dan nilai VIF dibawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas. Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat dibawah ini. Tabel. 4.10 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa Model Pemeliharaan Mesin Collinearity Statistics Tolerance VIF .556 1.800 Kelancaran .487 Proses Produksi (Sumber: Hasil olah data 2020) 2.052 Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai, pemeliharaan mesin 0,556 > 0,1 dan nilai VIF 1,800 < 10,00 , kelancaran proses produksi 0,487 > 0,1 dan nilai VIF 2,052<10,00 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi pada penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas. 55 4.6. Regresi Linier Adapun hasil pengolahan data melalui SPSS adalah sebagai berikut: Tabel 4.11 Hasil Regresi Linier Berganda Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Std. Error 23.003 8.784 B 1 (Constant) Pemeliharaan Mesin 0.433 0.228 t Sig. Beta 0.344 a. Dependent Variable: Kelancaran Proses Produksi(Y) 2.619 0.012 2.301 0.044 Coefficientsa Sumber: Data diolah dengan menggunakan SPSS (2020) Dari tabel di atas, maka model persamaan regresinya adalah: Y = 23,003 + 0,433 X Keterangan: Y = Kelancaran Proses Produksi X = Pemeliharaan Mesin Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa: a. Variabel Pemeliharaan Mesin mempunyai arah koefisien yang bertanda positif terhadap kelancaran Proses Produksi. b. Koefisien pemeliharan mesin memberikan nilai sebesar 0,433 yang berarti bahwa semakin baik pemelihaaan mesin maka kelancaran proses produksi semakin meningkat. 56 4.7. Uji Hipotesis 4.7.1. Uji T (Parsial) Uji statistik t pada dasarnya bertujuan untuk menjelaskan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Dengan menggunakan program SPSS 20.00 4.7.1.1. Pengaruh Pemeliharaan Mesin (X) terhadap Kelancaran Proses Produksi (Y) Tabel 4.12 Uji t Variabel X terhadap Y Coefficientsa Model (Const ant) Pemelihaan Mesin (X) 1 Unstandardized Coefficients B Std. Error 23.003 8.784 0.433 0.228 a. Dependent Variable: Kelancaran proses produksiY) Standardized Coefficients T Sig. 2.619 0.012 2.301 0.044 Beta 0.344 Coefficientsa Sumber: Data diolah dengan menggunakan SPSS (2020) Dari data di atas dan pengolahan SPSS dapat diketahui: thitung = 2,301 ttabel = 1,683 Kriteria pengambilan keputusan (Azuar Juliandi & Irfan, 2013, hal. 39): a) Jika nilai thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga 57 variabel pemeliharaan mesin berpengaruh terhadap kelancaran proses produksi. b) Jika nilai thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak sehingga variabel pemelihaaan mesin tidak berpengaruh terhadap kelancaran proses produksi. Berdasarkan hasil pengujian secara parsial pengaruh memelihaaraan mesin terhadap kelancaran proses produksi diperoleh thitung (2,301) > ttabel (1,683), dengan taraf signifikan 0,044 < 0,05. Nilai 2,301 lebih besar dari 1,683 menunjukkan thitung lebih besar dari ttabel. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Ha diterima (Ho ditolak). Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara pemeliharaan mesin terhadap kelancaran proses produksi. 4.7.2. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi merupakan besar yang menunjukkan besarnya variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independennya. Dengan kata lain, koefisien determinasi ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh variabel-variabel bebas dalam menerangkan variabel terikatnya. Nilai koefisien determinasi ditentukan dengan nilai R square sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut: 58 Tabel 4.13 Uji Determinasi Model Summaryb Std. Error of the Model R R Square Adjusted R Square Estimate DurbinWatson .718a 1 .515 .492 8.51259 a. Predictors: (Constant), pemeliharaan mesin (X) b. Dependent Variable: kelancaran proses produksi (Y) 1.800 Sumber: Data diolah dengan menggunakan SPSS (2020) Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa koefisien determinasi yang diperoleh sebesar 0,515. Hal ini berarti 51,5% variasi variabel kelancaran proses produksi (Y) ditentukan oleh variabel independen yaitu pemeliharaan mesin (X). Sedangkan sisanya 48,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. 4.8. Pembahasan Dari hasil pengujian terlihat bahwa semua variabel bebas (pemeliharaan mesin) mempunyai pengaruh positif terhadap variabel terikat (kelancaraan proses produksi). Hasil rinci analisis dan pengujian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 59 4.8.1. Pengaruh pemeliharaan mesin terhadap kelancaraan proses produksi Berdasarkan hasil pengujian secara parsial pengaruh antara pemeliharaan mesin terhadap kelancaran proses produksi diperoleh thitung (2,301) > ttabel (1,683), dengan taraf signifikan 0,029 < 0,05. Nilai 2,301 lebih besar dari 1,683 menunjukkan thitung lebih besar dari ttabel. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa H0 diterima (Ho ditolak). Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara pemeliharaan mesin terhadap kelancaraan proses produksi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan variabel pemeliharaan mesin (X) terhadap variabel kelancaraan proses produksi (Y), artinya bahwa ada pengaruh atau hubungan yang searah antara pemeliharaan mesin terhadap kelancaraan proses produksi secara nyata. 60 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data menggunakan besaran-besaran statistik yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa untuk kelancaran proses produksi dibutuhkan perawatan mesin yang baik. Dengan perawatan atau pemeliharaan yang baik terhadap mesin produksi maka kelancaran dan hasil produksi akan baik. Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini diperoleh harga t hitung sebesar 2,301 sedangkan t daftar sebesar 1,683. Dari hasil perhitungan tersebut ternyata harga t hitung lebih besar dari t daftar (2.301 > 1.683) oleh karena itu harga t hitung telah berada di luar daerah penerimaan HO. Sehingga dapat disimpulkan bahwa HO ditolak dan HA diterima. Dengan demikian tesis penelitian berbunyi “Terdapat pengaruh pemelihaaan mesin terhadap kelancaran proses produksi pada PT.Pasir Osep Mulyawan Kabupaten Lebak”. 60 61 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang diperoleh, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1. Bagi PT. POM ( Pasir Osep Mulyawan) Bagi PT. POM ( Pasir Osep Mulyawan), agar melakukan proses perawatan mesin secara berkala agar tidak mengganggu kelancaran proses produksi dari kerusakan mesin. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Saran bagi peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut : a. Peneliti selanjutnya diharapkan mengambil sampel yang lebih banyak sehingga hasil penelitian lebih valid. b. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menganalisis variabel lain yang memberikan kontribusi terhadap kelancaran proses produksi. c. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengkaji lebih dalam tentang pemeliharaan mesin yang berpengaruh terhadap kelancaran proses produksi agar hasil yang didapat bisa lebih lengkap dan lebih baik lagi. 62 DAFTAR PUSTAKA Assauri, Sofjan. 2008. Manejemen Produksi dan Operasi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Agus Ahyari, 2002. Manajemen produksi. Perencanaan system Produksi. Yogyakarta. BPFE. Ahyari. A. 2005. Manajemen Produksi. Perencanaan Sistem Produksi Buju I, Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE.UGM. Ansori, N dan Mustajib, M.I. 2013. Sistem Perawatan Terpadu. Yogyakarta. Graha Ilmu. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta Dhillon,B.S. 2006. Maintainability, Maentenance, and Reliability for enginers. New York : Taylor and Francis Grouf Handoko, T Hani. 1999. Dasar – Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Pertama. Yogakarta. BPFE Ismanto, Apri Heri. 2008. Manajemen pemeliharaan mesin-mesin produksi. Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara. Jurnal Teknik dan Manajemen Industri Volume 6 No. 2 Desember 2011 hal. 8086 Mobley. R.K.,LR. Higgins and D.J Wikop. 2008. MaintenanceEngginering Handbook 7th Edition, New York : McGraw-Hill. 62 63 Nazir. Muhamad. 2003. Metode Penelitian Jakarta : Ghalia Indonesia PT. Triangel Motorindo, 2015. Production Departement. Semarang; PT. Triangel Motorindo. Scheffer, C dan Girdhar.2004. Practical Machinery Vibration Analysis and Predictive Maintenance. Netherlands. IDC Tecnology. Subagyo, Drs. Pangestu, 2000. Menejemen Operasi. Edisi Pertama Yogyakarta. BPFE- Yogyakarta. Sumantri, 1989. Perawatan Mesin. Jakarta: DIKTI P2LPTK Universitas Negeri Semarang. 2015 Sukanto Reksohadiprodjo dan Indriyo Gitosudarmono, 2000. Managemen Produksi. Yogyakarta. BPFE Sukanto Reksohadiprodjo, 2000. Managemen Produksi. Yogyakarta. BPFE Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung.Alfabeta. Tampubolon, Dr. Manahan. 2014. Manajemen Oprasional. Ghalia Indonesia. Jakarta. Jurnal PT.POM (Pasir Osep Mulyawan) 64 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Curriculum Vitae I. Data Pribadi Nama : Gugun Suherlan Tempat, Tanggal Lahir : Lebak, 22 September 1996 Alamat : Jl. Siliwangi Pasir Ona, Rangkasbitung, Kp.Cibahbul RT.02 RT 01 No. HP : 089516397918 Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Kewarganegaraan : Indonesia II. Riwayat Pendidikan No Pendidikan Tahun Lulus 1 SD Negeri 02 Rangkasbitung Timur 2009 2 SMP Negeri 6 Rangkasbitung 2012 3 SMK Negeri 1 Rangkasbitung 2015 Demikian CV ini saya buat dengan sebenarnya. Rangkasbitung, 5 Januari 2021 Gugun Suherlan 65 LAMPIRAN I DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER Petunjuk Pengisian Pertanyaan terdiri dari 2 tipe, yaitu pertanyaan A dan pertanyaan B. Pertanyaan A merupakan pertanyaan umum. Bapak /Ibu dapat mengisi titik-titik yang telah disediakan . Pertanyaan B merupakan pertanyaan khusus dimana telah diberikan 5 macam pilihan jawaban, yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), KS ( Kurang Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju). Berilah tanda silang pada kolom jawaban yang Bapak/Ibu anggap paling tepat. A. Pertanyaan umum 1. Nama : 2. Jenis Kelamin : 3. Pendidikan Terakhir : 4. Jabatan : 5. Lama bekerja : B. Pertanyaan Khusus. 1. Kuisioner Pemeliharaan Mesin NO 1 2 3 4 5 6 PERTANYAAN Pemeriksaana mesin produksi terjadwal Perusahaan sangat memperhatikan dan menjaga kebersihan perlengkapan, peralatan, ruangkerja, dan mesin sehingga dapat memastikan kejadian yang tidak biasa menjadi dapat lebih terlihat. Perusahaan mendedikasikan inspeksi dan pemeliharaan sistem periodik untuk menjaga mesin dalam beroperasi. Pemeriksaan terhadap mesin-mesin produksi dilakukan dengan baik dan sesuai dengan rencana. Pemeriksaan terhadap mesin-mesin produksi yang mengalami kerusakan dilakukan dengan baik. Menurut pengalaman saya, adanya kesatuan/integrasi antara satu mesin produksi dengan mesin produksi SS S KS TS STS 66 7 lainnya baik mesin baru maupun mesin lama disetiap stasiun produksi, sangat berpengaruh terhadap hasil produksi Perusahaan mendedikasikan sistem pemeliharaan harian, pemeriksaan berkala, dan perbaikan pencegahan yang dirancang untuk mengurangi kemungkinan kerusakan mesin 8 Perusahaan mereparasi mesin produksi agar siap untuk dipakai. 9 Peralatan berada dalam keadaan kesiapan yang tinggi untuk produksi setiap saat. 10 11 12 13 Percobaan atas komponen-komponen / suku cadang yang baru diganti dilakukan perusahaan dengan baik Perusahaan melakukan pengembangan terhadap peralatan dan mesin produksi. Terdapat agenda terperinci terkait pemeliharaan mesin Terdapat pelatihan dan pembinaan untuk karyawan terkait perawatan mesin 14 Perbaikan yang dilakukan saat terjadi gangguan dapat berfungsi baik dalam waktu yang lama 15 Perawatan mesin dilakukan setiap hari 16 17 18 19 20 Perusahaan secara bersama-sama bertanggungjawab terhadap peralatan kerja Adanya pengawasan terhadap alat produksi Perawatan mesin sangat bermanfaat untuk perusahaan Perusahaan menyediakan unit pemeliharaan mesin Jumlah alat perawatan mesin tersedia dengan baik 2. Kuisioner Kelancaran Proses Produksi NO 1 2 3 4 5 6 PERTANYAAN Ketika satu mesin dihentikan, operator dapat menggunakan berbagai jenis mesin lain untuk melakukan tugas yang sama. Antar mesin diatur dalam hubungan satu sama lain sehingga pergerakan material, dan waktu transit dapat diminimalkan Perusahaan menggunakan proses produksi di mana barang -barang yang diproduksi hanya dalam jumlah yang diperlukan, tidak lebih dan tidak kurang. Perusahaan biasanya memproduksi barang setiap hari. Perusahaan selalu mempertahankan kuantitas produk untuk merespon variasi dalam permintaan pelanggan. Perusahaan menerapkan sistem pengendalian visual sebagai prosedur atau mekanisme sehingga masalah SS S KS TS STS 67 7 8 9 10 11 dapat terlihat/terdeteksi. Jumlah produksi berkurang saat terjadi kerusakan mesin Mesin-mesin produksi yang tersedia dapat dimanfaatkan secara optimal dalam pelaksanaan proses produksi. Perusahaan memiliki jadwal produksi secara tertulis, akurat, dan terperinci Laporan-laporan proses produksi dibuat dengan akurat, tepat waktu, dan dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak yang bersangkutan Setiap melakukan kegiatan produksi diperlukan instruksi kerja. Terima kasih atas segala bantuan yang Bapak /Ibu berikan.