Uploaded by User83694

skripsi gugun 1-5 uji plagiat9

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Penambangan pasir pada prinsipnya bersifat industri dan bahan baku
tanahnya diambil dan digali dari tanah, pengelolaannya sangat berkaitan dengan
fungsi lingkungan hidup, maka para pengusaha pertambangan pasir tersebut
hendaknya lebih memperhatikan dampak terhadap lingkungan dalam melakukan
kegiatan usahanya karena hal ini telah diatur dengan tegas oleh undang-undang.
Penambangan pasir atau yang sering disebut dengan galian C merupakan
kegiatan usaha penambangan yang harus memiliki izin pertambangan. Izin
pertambangan untuk melaksanakan usaha pertambangan dalam wilayah usaha
pertambangan merupakan usaha untuk melakukan kegiatan usaha pertambangan.
Usaha pertambangan itu menggunakan alat-alat yang ramah lingkungan
namun sebagian dari usaha pertambangan menggunakan teknologi canggih,
khusus perusahaan pertambangan yang mempunyai modal yang besar, selain itu
ada juga yang memiliki (IUP) izin usaha Pertambangan (OP) Operasi Produksi
atau izin yang diberikan untuk kegiatan penambangan dan pengolahan, serta
pengangkutan dan penjualan dalam rangka pertambangan. IUP diberikan kepada
badan usaha atau perseorangan sebagai peningkatan dari kegiatan pertambangan.
Di Kabupaten Lebak jenis usaha pertambangan pasir sangat berkembang
walaupun sebagian perusahaan tidak memiliki izin resmi dari pemerintah kalau
1
2
dilihat dari data pemerintah Kabupaten Lebak kurang lebih ada 13 perusahaan
yang memiliki izin resmi, dalam usaha pertambangan banyak menggunakan alat
berat untuk proses produksinya, akan tetapi untuk proses perawatan para
memilik tambang minim pengetahuan bahkan pemilik perusahaan hanya
melakukan perbaikan mesin jika ada kerusakan.
Dalam proses produksi, pemilik usaha pertambangan perlu melakukan
penyesuaian terhadap perkembangan teknologi untuk mendukung kinerja
perusahaan dengan memperhatikan dampak lingkungan. Hal tersebut dapat
diupayakan agar perusahaan tidak mengalami masalah yang diakibatkan oleh
berhentinya suatu proses produksi. Suatu proses produksi bergantung kepada
teknologi yang digunakan untuk menghasilkan suatu output atau hasil.
Teknologi yang digunakan pada perusahaan pertambangan yaitu mesin yang
dapat mempermudah dalam proses produksi. Sehingga Perusahaan dapat
memanfaatkan waktu, biaya, dan tenaga kerja secara optimal
Perusahaan yang menggunakan teknologi mesin harus dapat menjaga
kondisi mesin-mesin itu sendiri, seperti menjaga, keefektifan, kestabilan
kebersihannya, dan, sehingga menghasilkan produk yang berkualitas, menunjang
proses produksi, kelancaran dalam proses produksi, sehingga memperoleh
keuntungan yang maksimal, oleh sebab itu mesin-mesin harus dirawat dan
dipelihara dengan baik agar dapat meminimalkan terjadinya kerusakan pada
mesin yang dipakai.
Masalah tersebut menyebabkan perusahaan mempunyai keinginan untuk
3
menjaga agar mesin tersebut tetap berfungsi dengan baik, salah satunya dengan
melakukan pemeliharaan. Permasalahan mengenai pemeliharaan seringkali
terjadi didalam sebuah perusahaan yang melibatkan banyak mesin dan
peralatan, misalnya terjadi kerusakan kecil sampai kerusakan fatal, yang
menyebabkan mesin mengalami kerusakaan pada bagian-bagian tertentu,
sehingga akan mengganggu rencana produksi yang telah direncanakan.
Kerusakaan yang terjadi pada mesin tentu sangat berpengaruh pada
kelancaran proses produksi, sehingga kapasitas produk, biaya tenaga kerja, biaya
produksi meningkat. Oleh sebab itu maka pemeliharan (maintenance) pada
mesin-mesin harus dilakukan secara rutin dan teratur agar dapat memaksimalkan
kinerja dan usia mesin tersebut, selain itu juga dapat melancarkan kelancaran
proses produksi agar tetap terjamin produksinya. Jika perusahaan dapat menjaga
kondisi mesin-mesin yang digunakan pada kegiatan proses produksinya, maka
proses produksi dapat terus berlangsung tanpa kendala.
Dalam pemeliharaan mesin yang digunakan oleh perusahaan, terdapat
dua cara diantaranya pemeliharaan secara terjadwal dan pemeliharaan bila ada
kerusakan saja. Biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan pemeliharaan mesin pada
sebuah perusahaan biasanya dihitung berdasarkan biaya keuangan terkecil.
Namun perusahaan menganggap bahwa biaya untuk pemeliharaan tersebut
hanya akan menambah biaya produksinya saja, sehingga membuat perusahaan
tidak ingin terlalu mengutamakan pemeliharaan pada mesin-mesinnya, maka
efek yang akan muncul dalam jangka panjang, adalah kesulitan dalam proses
4
produksinya karena mesin-mesin tidak dipelihara secara rutin dan teratur. Maka
hal itu akan berpengaruh buruk terhadap perkembangan perusahaan diantaranya
yaitu mesin mengalami kerusakan pada bagian tertentu, bahkan mesin tidak
dapat digunakan dan tidak dapat beroperasi sama sekali, sehingga pada akhirnya
perusahaan harus mengeluarkan biaya yang jauh lebih besar untuk memperbaiki
mesin yang rusak. Bahkan perusahaan harus siap mengganti atau membeli mesin
yang baru. Pemeliharaan yang dilaksanakan dengan baik pada mesin-mesin
nantinya akan berdampak positif terhadap pencapaian target jumlah produksi.
Oleh karena itu perusahaan harus mampu melakukan pemeliharaan terhadap
mesin- mesinnya dengan tepat, seperti melakukan pengecekan, perbaikan dan
pergantian atas kerusakan–kerusakan pada bagian suku cadang yang terdapat
pada mesin, agar perusahaan tersebut dapat mengefisienkan biaya perawatan
yang harus dikeluarkan.
Perusahaan yang baik pasti akan melakukan hal yang satu ini yaitu
mengefisienkan biaya yang dimaksudkan untuk adanya suatu cara agar biaya
yang dikeluarkan dapat sekecil mungkin tidak membengkak dan merugikan
perusahaan karena tidak adanya perencanaan dan strategi yang matang untuk
melakukan kegiatan produksi. Oleh sebab itu efisiensi biaya sangatlah
berpengaruh pada sebuah kelangsungan sebuah perusahaan, yang dilakukan
dengan sebuah perhitungan yang matang dalam suatu kegiatan atau produksi
dengan menghitung dari segala aspek maupun faktor dari sebuah produksi
tersebut agar terdapat sebuah hitungan yang sangat jelas dan pasti agar
5
perusahaan dapat melakukan kegiatan produksinya tidak terdapat kekeliruan
ataupun menjadi sebuah kesalahan. Dengan adanya efesiensi biaya perusahaan
dapat mengalihkan biaya yang tadinya akan dipakai untuk produksi bisa
dialihkan pada devisi lain agar lebih membantu maupun menutup kerugian yang
terdapat didepartemen lain.
Adanya sebuah hubungan yang sangat berpengaruh antara pemeliharaan
mesin disebuah perusahaan dengan kelancaran proses produksi. Hal itu
berhubungan positif karena dengan melakukan pemeliharaan perusahaan akan
terhindar dari kehusakan mesin yang menghambat kelancaran proses produksi.
Ini dikarenakan adanya perhitungan pada kegiatan pemeliharaan yang dilakukan
dengan bertujuan memaksimalkan kerja mesin dengan biaya yang sekecil –
kecilnya. Itu bisa terjadi dengan melakukan perhitungan yang tepat didalam
pemeliharaan dengan memperhitungkan perbaikan mesin, jam kerja mesin, umur
mesin, biaya mesin, perawatan berkala mesin, jumlah mesin, dan lain – lain.
Sehingga ketentuan standar mesin dapat berjalan terus sesuai dengan kinerja
mesin tidak berkurang dengan dilakukannya pemeliharaan agar dapat
memaksimalkan kerja serta menghemat biaya perusahaan dari kerusakaan yang
tidak perlu ataupun dapat mempersiapkan dari kerusakaan yang tiba – tiba
terjadi
Biaya pemeliharaan dapat dikatakan efisien, jika dalam melakukan
kegiatan pemeliharaan dapat menekan jumlah biaya yang lebih rendah sehingga
dapat
menghasilkan
sesuai
yang
direncanakan.
Perusahaan
biasanya
6
menganggap bahwa biaya yang dikeluarkan hanya akan meningkatkan biaya
produksi, akan tetapi dalam jangka panjang perusahaan akan mengalami
kesulitan dalam proses produksinya karena mesin yang tidak mengalami
pemeliharaan (maintenance) akan mengalami berbagai macam masalah seperti
mesin yang mengalami kerusakan pada bagiantertentu, bahkan mesin yang tidak
dapat digunakan dan tidak dapat beroperasi sama sekali sehingga pada akhirnya
biaya yang dikeluarkan akan jauh lebih besar untuk memperbaiki mesin yang
rusak bahkan mengganti atau membeli mesin yang baru. Pemeliharaan yang
dilaksanakan dengan baik, akan menghasilkan mesin-mesin dan fasilitas pabrik
yang selalu siap dipergunakan sesuai rencana, kemungkina kemungkin
kerusakan mesin dan fasilitas dapat dikurangi seminimal mungkin serta dapat
mengefisienkan biaya perawatan yang dikeluarkan
PT. Pasir Osep Mulyawan adalah salah satu Perusahaan Tambang Pasir
berdiri sejak tahun 2000 di Kabupaten Lebak dan merupakan salah satu
perusahaan tambang terbesar di Lebak. PT. Pasir Osep Mulyawan yang dimiliki
oleh Bapak Osep Mulyawan Karis, SH.,MH tersebut bergerak di bidang industri
Tambang Pasir. PT.Pasir Osep Mulyawan setiap harinya melakukan banyak
produksi (Mass Production), sehingga dalam menjalankan aktivitas produksinya
PT. Pasir Osep Mulyawan melibatkan mesin, tenaga kerja, dan bahan baku yang
sama dengan kapasitas yang tidak terbatas. Selama ini perusahaan PT. Pasir
Osep Mulyawan melakukan proses produksi dalam 1 minggu = 7 hari kerja, 1
bulan = 4 minggu, sehingga (7 hari x 4 minggu = 28 hari kerja/bulan)
7
Berdasarkan data permasalahan dan hasil observasi penelitian yang telah
dilakukan oleh peneliti kepada PT. Pasir Osep Mulyawan, maka peneliti tertarik
untuk
mengambil
judul
“Pengaruh
Pemeliharaan
Mesin
Terhadap
Kelancaran Proses Produksi Pada Perusahaan Tambang Pasir Di
Kabupaten Lebak”. yang diharapkan akan menjadi suatu alternatif untuk dapat
membantu proses produksi mencapai hasil yang optimal
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian, maka permasalahan
penelitian yang dapat diidentifikasikan yaitu sebagai berikut:
1.
Terlalu banyak mesin yang mengalami kerusakan pada tahun 2018 sampai
2019.
2.
Pemeliharaan mesin kurang maksimal.
3.
Anggaran biaya pengeluaran untuk pemeliharaan masih sangat besar.
4.
Perusahaan tidak menetapkan anggaran biaya pemeliharaan setiap
tahunnya.
5.
Tidak adanya program penggantian berkala terhadap suku cadang dari
mesin, tetapi hanya melakukan penggantian jika mengalami kerusakan.
6.
Perbaikan mesin yang kurang maksimal.
7.
Tidak ada efisiensi penggunaan biaya pemeliharaan mesin.
1.3 Pembatasan Masalah
Dari hasil identifikasi masalah diatas sesungguhnya banyak yang
mempengaruhi proses Produksi dalam sebuah prusahaan, namun dalam hal ini
8
yang akan dibahas adalah “Pengaruh Pemeliharaan Mesin Terhadap
Kelancaran Proses Produksi Pada Perusahaan Tambang Pasir Di
Kabupaten Lebak”.
1.4 Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang penelitian dan identifikasi masalah diatas,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.
Bagaimana kebijakan pemeliharaan (maintenance) mesin yang dilakukan
oleh Perusahaan Tambang Pasir Di Kabupaten Lebak.
2.
Bagaimana biaya pemeliharaan mesin yang dilakukan oleh penulis.
3.
Seberapa besar perbedaan antara perhitungan biaya pemeliharaan yang
dilakukan oleh penulis dengan perhitungan biaya pemeliharaan yang
dilakukan oleh Perusahaan Tambang Pasir Di Kabupaten Lebak.
1.5 Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
1.5.1 Tujuan penelitian
Dari latar belakang dan rumusan masalah diatas, penelitian ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan menganalisa:
a)
Kebijakan pemeliharaan (maintenance) mesin yang dilakukan oleh
Perusahaan Tambang Pasir PT Pasir Osep Mulyawan Di Kabupaten
Lebak.
b) Biaya pemeliharaan mesin yang dilakukan oleh penulis.
c)
Besarnya perbedaan antara perhitungan biaya pemeliharaan yang
dilakukan oleh penulis dengan perhitungan biaya pemeliharaan yang
9
dilakukan oleh Perusahaan Tambang Pasir Di Kabupaten Lebak.
1.5.2 Kegunaan Penelitian
a) Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dalam
membangun ilmu pengetahuan tentang maintenance dan lebih mengenal
konsep dari preventive maintenance dan corrective maintenance dalam
suatu perusahaan dengan baik dan benar.
b) Kegunaan Praktis
1) Bagi Peneliti
a) Menambah pengetahuan akan pemeliharaan pada suatu
perusahaan.
b) Mengetahui akan cara proses industri tambang pasir
Perusahaan Tambang Pasir Di Kabupaten Lebak
c) Dapat menerapkan dan mengerti tentang pemeliharaan ketika
bekerja.
c)
Bagi Perusahaan
1. Dapat meningkatkan kemampuan dalam pemeliharaan pada mesin.
2. Dapat memberikan masukan maupun saran bagi pihak perusahaan
untuk memperbaiki cara terhadap pemeliharaan mesin yang
digunakan agar proses produksi bisa berjalan lancar.
d) Bagi Pembaca dan Pihak Lain
10
Dapat dijadikan referensi penulis lain untuk dapat memahami
ilmu pengetahuan dari Maintenance dalam perusahaan, dan sebagai
bahan referensi untuk penyusunan skripsi dan materi dalam
perkuliahan.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Deskripsi Teori
2.1.1 Pemeliharaan Mesin
a. Pengertian Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan sistem yang terdiri dari beberapa elemen berupa
fasilitas, penggantian komponen atau material, biaya pemeliharaan, perencanaan
kegiatan pemeliharaan dan ahli pemeliharaan
Pemeliharaan atau Perawatan merupakan serangkaian aktivitas untuk
menjaga fasilitas dan peralatan agar senantiasa dalam keadaan siap pakai untuk
melaksanakan produksi secara efektif dan efisien sesuai dengan jadwal yang
telah ditetapkan dan berdasarkan standar
Beberapa keuntungan yang didapatkan dengan menerapkan pemeliharaan
sebagai penopang strategi perusahaan yaitu :
1. Mengurangi total biaya pemeliharaan (biaya suku cadang dan biaya
overtime)
2. Memiliki stabilitas proses yang lebih baik
3. Memperpanjang usia peralatan dan mesin
4. Mengoptimalkan jumlah suku cadang
5. Meningkatkan keselamatan karyawan/operator
6. Mengurangi kerusakan lingkungan sekitar.
b. Pelaksanaan Kegiatan Pemeliharaan
1.
Adanya pengecekan skala pendek
12
2.
Adanya schedule Pemeliharaan
3.
Adanya pergantian spare part yang terjadwal
Perbedaan strategi pemeliharaan pada satu mesin dengan mesin lainnya
mungkin
saja
terjadi.
Pemeliharaan
sebaiknya
dilakukan
dengan
mengklsifikasikan mesin dan peralatan kedalam beberapa kategori sehingga
implementasi pemeliharaan dapat menjadi efektif. Klasifikasi mesin atau
11 pemeliharaan menurut Scheffer dan
peralatan yang menjadi sasaran sistem
Girdhar (2004) dapat dibagi tiga, yaitu:
1. Kategori kritis
Mesin atau komponen mesin yang dianggap kritis dalam pemeliharaan
umumnya memiliki kriteria sebagai berikut:
a) Kerusakan yang dapat membahayakan area pabrik
b) Mesin atau komponen mesin yang jika rusak/breakdown dapat
menghambat seluruh kegiatan produksi
c) Mesin atau komponen mesin yang mempunyai biaya inisial yang
tinggi, tidak dapat diperbaiki, atau dapat diperbaiki namun dengan
biaya yang mahal dan waktu yang lama.
d) Mesin atau komponen mesin yang performanya sensitive terhadap
kerusakan kecil
e) Mesin atau komponen mesin yang jika dipelihara dapat
meningkatkan efisiensi dan menghemat energy.
13
2. Kategori Esensial
Mesin atau komponen mesin yang dianggap esensial dalam
pemeliharaan umumnya memiliki kriteria :
a) Kerusakannya dapat membahayakan area pabrik
b) Mesin atau komponen mesin yang membutuhkan waktu yang
tidak terlalu lama dan biaya yang tidak terlalu mahal dalam
perbaikannya.
c) Mesin atau komponen mesin yang performanya sensitive terhadap
kerusakan kecil, namun kerusakannya dapat dianalisa secara
historis
d) Mesin atau komponen mesin yang memerlukan perawatan berkala
3. Kategori Umum
Mesin atau komponen mesin yang termasuk kategori umum dalam
pemeliharaan memiliki kriteria :
a) Kerusakannya tidak membahyakan area pabrik
b) Mesin atau komponen mesin yang fungsinya tidak kritis pada
lantai produksi
c) Mesin atau komponen mesin yang mempunyai cadangan
c. Tujuan Pemeliharaan
Beberapa tujuan Pemeliharaan yang utama antara lain :
a)
Untuk memperpanjang umur penggunaan asset.
14
b) Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang
untuk produksi.
c)
Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang
diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu.
d) Untuk menjamin keselamatan pengguna yang menggunakan
peralatan tersebut yang dilengkapi dengan pengaman mesin.
e)
Kemampuan berproduksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai
dengan rencana produksi.
f)
Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa
yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dari kegiatan produksi
yang tidak terganggu.
g) Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang
diluar batas dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam
perusahaan selama waktu yang ditentukan sesuai dengan
kebijakan perusahaan mengenai investasi tersebut.
h) Untuk mencapai tingkat biaya maintenance secara efektif dan
efisien keseluruhannya.
i)
Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana
tersebut.
j)
Memaksimalkan ketersediaan semua peralatan sistem produksi
(mengurangi downtime).
k) Untuk memperpanjang umur/masa pakai dari mesin/peralatan.
15
d. Pemeliharaan sebagai pendukung aktivitas produksi
a) Untuk menekan biaya sekecil mungkin, dari adanya kemungkinan
kerusakan-kerusakan yang besar dari peralatan atau fasilitasfasilitas Produksi.
b) Dengan menekan pemeliharaan maka pengendalian kualitas proses
akan berjalan baik sehingga kualitas produksi akhir, dapat
dipertahankan dalam tingkat yang tinggi.
c) Penyimpangan penyerapan bahan baku dapat ditekan seminimal
mungkin, dengan selalu memperhatikan pemeliharaan.
2.1.2 Kelancaran Proses produksi
a.
Pengertian Proses Produksi
Dewasa ini banyak dijumpai perusahaan yang memproduksi barang
dan jasa untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan masyarakat. Untuk
memproduksi barang dan jasa tersebut diperlukan adanya proses produksi.
Sebelum membahas mengenai proses produksi, terlebih dahulu akanm
dibahas arti dari proses yaitu : “Proses adalah suatu cara, metode maupun
teknik untuk penyelenggaraan atau pelaksanaan dari suatu hal tertentu”
(Agus Ahyari, 2002: 65). Sedangkan produksi adalah: “Kegiatan untuk
mengetahui penambahan manfaat atau penciptaan faedah, bentuk, waktu
dan tempat atas faktor-faktor produksi yang bermanfaat bagi pemenuhan
konsumen ” (Sukanto Reksohadiprodjo, 2000: 1).
16
Dari uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa mengenai
proses produksi, yang dimaksud dengan proses produksi adalah: “Suatu
cara, metode maupun teknik bagaimana penambahan manfaat atau
penciptaan faedah, bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi
sehingga dapat bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan konsumen.
Dari pengertian di atas, dapat kita lihat proses produksi merupakan
kegiatan atau rangkaian yang saling berkaitan untuk memberikan nilai atau
menambah nilai kegunaan terhadap suatu barang. Suatu proses produksi
yang bertujuan memberi nilai suatu barang dapat dilihat pada proses
produksi yang mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau
barang jadi. Sedangkan proses produksi yang bertujuan untuk menambah
nilai atau kegunaan suatu barang atau jasa dapat dilihat pada proses
produksi yang merubah barang setengah jadi menjadi barang jadi.
Adapun produksi disini adalah transformasi dari faktor-faktor
produksi (bahan mentah, tenaga kerja, modal, serta teknologi) menjadi
hasil produksi atau produk. Agar tujuan berproduksi yaitu memperoleh
jumlah barang atau produk (termasuk jenis produk), dengan harga dalam
waktu serta kualitas yang diharapkan oleh konsumen, maka proses
produksi perlu diatur dengan baik.
b. Jenis-jenis Proses Produksi
Untuk menghasilkan suatu produk dapat dilakukan melalui beberapa
cara, metode dan teknik yang berbeda-beda. Walaupun proses produksi
17
sangat banyak, tetapi secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua jenis
yaitu:
1. Proses produksi terus menerus (Contiunuous process)
Adalah suatu proses produksi dimana terdapat pola urutan yang
pasti dan tidak berubah-ubah dalam pelaksanaan produksi yang
dilakukan dari perusahaan yang bersangkutan sejak dari bahan
baku sampai menjadi bahan jadi (Pangestu Subagyo, 2000: 9).
a) Sifat-sifat atau ciri-ciri
1) Produksi yang dihasilkan dalam jumlah yang besar
(produktivitas massa).
2) Biasanya menggunakan sistem atau cara penyusunan
peralatan berdasarkan urutan pengerjaan dari produk
yang dihasilkan.
3) Mesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi adalah
mesinmesin yang bersifat khusus (special purpose
machines).
4) Karyawan tidak perlu mempunyai keahlian atau skill
yang tinggi karena mesin-mesinnya bersifat khusus dan
otomatis.
5) Apabila terjadi salah satu mesin rusak atau berhenti maka
seluruh proses produksi terhenti.
6) Jumlah tenaga kerja tidak perlu banyak karena mesinmesinnya bersifat khusus.
7) Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses lebih
sedikit mdari proses produksi terputus-putus.
8) Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan menggunakan
tenaga mesin.
18
b) Kebaikan atau kelebihan proses produksi terus menerus
adalah:
1) Dapat diperoleh tingkat biaya produksi per unit yang
rendah.
2) Dapat dihasilkan produk atau volume yang cukup besar.
3) Produk yang dihasilkan distandarisir.
4) Dapat dikuranginya pemborosan dari pemakaian tenaga
manusia,
karena
sistem
pemindahan
bahan
baku
menggunakan tenaga kerja listrik atau mesin.
5) Biaya tenaga kerja rendah, karena jumlah tenaga kerja
sedikit dan tidak memerlukan tenaga ahli.
6) Biaya pemindahan bahan baku lebih rendah, karena jarak
antara mmesin yang satu dengan yang lain lebih pendek
dan pemindahan tersebut degerakkan tenaga mesin.
c) Kekurangan atau kelemahan dari proses produksi terusmenerus adalah:
1) Terdapat kesukaran dalam menghadapi perubahan produk
yang diminta oleh konsumen atau pelanggan.
2) Proses produksi mudah terhenti apabila terjadi kemacetan
disuatu tempat atau tingkat proses.
3) Terdapat kesalahan dalam menghadapi perubahan tingkat
permintaan.
2. Proses produksi terputus-putus (Intermitten process)
Adalah proses produksi dimana terdapat beberapa pola atau urutan
pelaksanaan produksi dalam perusahaan yang bersangkutan sejak
bahan baku sampai menjadi produk akhir (Pangestu Subagyo,
2000: 9).
19
I.
Sifat atau ciri-ciri
1) Produk yang dihasilkan dalam jumlah yang sangat kecil
didasar atas pesanan.
2) Mesinnya bersifat umum dan dapat digunakan mengolah
bermacam-macam produk.
3) Biasanya menggunakan sistem atau cara penyusunan
peralatan berdasarkan atas fungsi dalam proses produksi
atau peralatan, yang sama, dikelompokkan pada temapat
yang sama
4) Karyawan mempunyai keahlian khusus.
5) Proses produksi tidak mudah terhenti walaupun terjadi
kerusakan salah satu mesin atau peralatan.
6) Persediaan bahan mentah banyak.
7) Bahan-bahan yang dipindahkan dengan tenaga manusia.
II.
Kebaikan atau kelebihan proses produksi terputus-putus
adalah:
1) Mempunyai fleksibelitas yang tinggi dalam menghadapi
perubahan produk dengan variasi yang cukup besar.
Fleksibelitas ini diperoleh dari :
a) Sistem penyusunan peralatan.
b) Jenis atau type mesin yang digunakan bersifat umum
c) Sistem pemindahan yang tidak menggunakan tenaga
mesin tetapi tenaga manusia.
2) Mesin-mesin yang digunakan dalam proses bersifat
umum, maka biasanya dapat diperoleh penghematan
uang dalam investasi mesin-mesinnya, karena harga
mesin-mesinnya lebih murah.
20
3) Proses produksi tidak mudah terhenti akibat terjadinya
kerusakan atau kemacetan di suatu tempat atau tingkat
proses.
III.
Kekurangan atau kelemahan proses produksi terputusputus adalah :
1) Penjadwalan dan perutean untuk pengerjaan produk
yang akan dihasilkan sangat sukar karena kombinasi
urut-urutan pekerjaan yang banyak dalam memproduksi
satu macam produk dan dibutuhkan Penjadwalan dan
perutean yang banyak karena produksinya berbeda,
tergantung pada pemesanannya.
2) Karena pekerjaan Penjadwalan dan perutean banyak dan
sukar dilakukan, maka pengawasan produksi dalam
proses sangat sukar dilakukan.
3) Dibutuhkan
investasi
yang
sangat
besar
dalam
persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses,
karena prosesnya terputusputus dan produk yan
dihasilkan tergantung pesanan.
4) Biaya tenaga kerja dan biaya pemindahan sangat tinggi,
karena banyak menggunakan tenaga manusia dan tenaga
yang dibutuhkan adalah tenaga ahli dalam pengerjaan
produk tersebut (Sukanto Reksohadiprojo dan Indriyo
Gitosudarmo, 2000: 89).
c.
Pertambangan
Pertambangan ialah merupakan salah satu kegiatan dasar yang
dilakukan manusia dan berkembang pertama kali bersama-sama dengan
pertanian yang oleh karena itu keberadaan pertambangan tidak dapat
dipisahkan dari suatu kehidupan atau peradaban manusia. Pertambangan
21
dapat disebut juga sebagai suatu kegiatan yang unik, hal ini disebabkan
karena endapan bahan galian pada umumnya tersebar secara tidak merata
di dalam kulit bumi baik jenis, jumlah, kualitas maupun karakteristiknya
dari bahan galian tambang tersebut.
2.1.3 Hubungan Antar Variable
a.
Hubungan Antara pemeliharaan mesin dan kelancaran proses
produksi
Menurut Ansori dan Mustajib (2013) di dalam bukunya mendefinisikan
perawatan atau maintenance sebagai konsepsi dari semua aktivitas yang
di perlukan untuk menjaga atau mempertahankan kualitas fasilitas/mesin
agar dapat berfungsi dengan baik seperti kondisi awal.
Jadi seorang karyawan harus dapat melakukan sebuah perawatan
mesin untuk sebuah kelancaran proses produksi
Menurut Achyari (2005:40) menyatakan bahwa :“Kelancaran
bagian
berusaha
pemeliharaan
agar
mesin
mesin
dan
danfasilitas
peralatan
produksi
produksi
yang
adalah
akan selalu
digunakan
olehperusahaan senantiasa dapat berfungsi dengan baik, sehingga
proses produksidapat berjalan dengan lancar”.
Menurut Sofjan Assauri (2008:105) mengemukakan bahwa proses
produksi ialah: “Cara metode dan teknik untuk menciptakan dan
menambah kegunaansuatu barang atau jasa dengan menggunakan
sumber-sumber (tenaga kerja,mesin, bahan-bahan dan dana) yang ada.
Kelancaran proses produksi tidak luput dari baiknya peralatan
produksi itu sendiri, dengan bainya peralatan produksi maka proses
22
produksi akan baik, bahkan akan meningkat, oleh sebab itu pentingnya
mutu pemeliharaan mesin sangat berpengaruh untuk proses produksi.
2.2 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan
Terdapat suatu perbandingan dalam melakukan penelitian untuk dapat
mengatahui perbaikan yang dikerjakan pada saat penelitian dilakukan . berikut
ada parameter yang dijadikan sebagai landasan dalam melaksanakan penelitian
terdahulu yaitu tujuan penelitian, metode yang digunakan serta hasil yang
diperoleh.
 Jurnal penelitian yang dilakukan oleh : Dede Sudrajat 5201412080 dengan
judul “ pengaruh preventive maintenance terhadap hasil produksi pada
proses produksi mesin area line d di PT. Triangle Motorindo Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh preventive maintenance
terhadap hasil produksi pada proses produksi mesin area line d di PT.
Triangle Motorindo. Hasil analisis dengan menggunakan SPSS Versi 20
menunjukkan bahwa kompensasi mempunyai pengaruh positif terhadap
hasil produksi. Hasil Pengujian dengan Uji t diketahui bahwa variabel
kompensasi merupakan variabel yang berpengaruh positif dan signifikan
terhadap hasil produksi pada PT. Triangle Motorindo.
 Jurnal penelitian yang dilakukan oleh : DM PUTRI dengan judul
peningkatan mutu pemeliharaan mesin pengaruhnya terhadap proses
produksi pada PT. Aneka Bumi Pratama (ABP) di Kabupaten
Batanghari. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa, pemeliharaan
23
mesin mendapatkan respon sangat setuju dari responden dimana ratarata
quisioner yang disebarkan nilai indek yang didapat 4,25 yang artinya
bahwa pemeliharaan mesin perlu dilakukan untuk proses produksi,
sedangkan proses produksi responden menanggapi setuju dengan nilai
indeks 4,15 artinya responden setuju kalau proses produksi yang dilakukan
pada PT. ABP ( Aneka Bumi Pratama). Hasil analisis regresi linier
sederhana yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemeliharaan mesin
terhadap proses produksi pada PT. ABP ( Aneka Bumi Pratama ) didapat
persamaan Y= 7,479 + 1,587X dimana konstantanya adalah 7,479
 Jurnal penelitian yang dilakukan oleh : Analisa Peningkatan Mutu
Pemeliharaan Mesin Terhadap Kelancaran Proses Produksi Pada
Perusahaan Dolomite Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan
antara peningkatan mutu
pemeliharaan
proses produksi pada CV. Bagus
mesin
Mulia
terhadap kelancaran
Kemantren
Lamongan berhubungan kuat. Hal ini dibuktikan
koefisien korelasi yaitu : r = 0,756
peningkatan mutu pemeliharaaan
mesin
dengan
Paciran
hasil
dan R= 0,571 artinya bahwa
berhubungan kuat
sebesar
57%. Sedangkan dari hasil perhitungan uji t menunjukkan t hitung >
t tabel yaitu 3,694 > t tabel 2,228 dimana
diterima. Sehingga Ha berbunyi ada pengaruh
mutu pemeliharaan
diterima. Sedangkan
mesin
Ho
Ho ditolak dan Ha
antara
peningkatan
terhadap kelancaran proses produksi
berbunyi
tidak
ada pengaruh
antara
24
peningkatan
mutu pemeliharaan
mesin
terhadap kelancaran
proses produksi ditolak.
2.3 Kerangka Pemikiran
Pada dasarnya seluruh kegiatan produksi bertujuan untuk menjamin
kelancaran operasional, salah satu faktor yang harus menjadi perhatian dalam
kegiatan produksi adalah pemeliharaan terhadap fasilitas operasional, maka
untuk itulah pemeliharaan mesin dan fasilitas operasional sangat diperlukan agar
mesin- mesin selalu dapat digunakan untuk menghasilkan input yang diinginkan
karena apabila mesin tersebut mengalami gangguan atau kerusakan akan
menghambat aktivitas operasional.
Pemeliharaan merupakan salah satu fungsi yang sangat penting dalam
suatu perusahaan. Sebab setiap perusahaan selalu berharap agar mesin dan
peralatan yang dimiliki tetap dalam kondisi yang baik dan selalu siap digunakan
sehingga
dapat
mendukung kelancaran
operasional
perusahaan.
Setiap
perusahaan pasti memiliki tujuan, diantaranya adalah peningkatan nilai
perusahaan dan kepuasan pelanggan. Dalam mencapai tujuan tersebut, salah satu
fungsi yang berpengaruh adalah fungsi operasional. Hasil dari proses operasional
tersebut harus efektif dan efisien agar dapat mencapai tujuan perusahaan.
Dari pernyataan tersebut,
dapat
disimpulkan bahwa maintenance
merupakan suatu kegiatan yang diharapkan pada tujuan untuk menjamin
kelangsungan suatu proses operasional sehingga dari proses tersebut diharapkan
25
hasil baik berupa kuantitas, kualitas maupun biaya yang sesuai dengan
perencanaan sebelumnya.
Secara umum ada dua jenis aktivitas pemeliharaan yaitu preventive
maintenance dan breakdown maintenance yang merupakan tugas dari bagian
pemeliharaan yang dapat mendukung aktivitas maintenance seefektif dan
seefisien mungkin.
Dalam masalah pemeliharaan (maintenance) perlu diperhatikan bahwa
sering terjadi dalam sebuah perusahaan kurang diperhatikannya bidang
pemeliharaan (maintenance) tersebut,sehingga terjadilah kegiatan pemeliharaan
yang tidak teratur. Peranan yang penting dari kegiatan baru dapat dilihat setelah
mesin-mesin yang dimiliki rusak dan tidak dapat berjalan sama sekali. Untuk
itulah dengan adanya kegiatan maintenance ini maka fasilitas atau peralatan
perusahaan dapat dipergunakan untuk proses produksi sesuai dengan rencana,
dan tidak mengalami kerusakan selama peralatan tersebut dipergunakan untuk
proses produksi atau sebelum jangka waktu tertentu yang direncanakan tercapai.
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka kerangka
pemikiran dapat dibuat sebagai berikut :
(X)
Pemeliharaan
Mesin
H
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
(Y)
Kelancaran Proses
Produksi
26
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
pertanyaan. Sugiyono (2009: 96).
Berikut adalah hipotesis dalam penelitian ini :
H0 : Tidak Terdapat Pengaruh pemeliharaan mesin Terhadap Kelancaran Proses
Produksi pada PT. Pasir Osep Mulyawan
H1 : Terdapat Pengaruh pemeliharaan mesin Terhadap Kelancaran proses
Produksi PT. Pasir Osep Mulyawan
27
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan waktu penelitian
3.1.1
Tempat Penelitian
Penelitian yang akan penulis teliti yaitu dilaksanakan pada perusahaan
pertambangan pasir yang memiliki izin resmi atau Legal yaitu PT POM ( PASIR
OSEP MULYAWAN ) Jl. Raya Leuwidamar KM.13 NO 22 Cimarga
Kab.Lebak Prov.Banten.
3.1.2
Waktu Penelitian
Berikut adalah jadwal rencana penelitian yang akan dilaksanakan oleh
penilis dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 3.1
Waktu penelitian
No.
Kegiatan
1
1
2
3
4
5
6
7
Januari
2 3 4
Penyusunan Proposal
Studi Lapangan
Pengumpulan Data
Analisis Data
Penyusunan Draf Hasil
Konsultasi Laporan
Sidang
27
Bulan
Februari
1 2 3 4
1
Maret
2 3 4
28
3.2 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif. Metode
deskriptif yang dimaksudkan didasarkan pada teori menurut Sumadi Suryabrata
(2003;73) dalam bukunya metodelogi penelitian sebagai berikut :
“Metode deskriptif yaitu metode yang menggambarkan penelitian secara
sistematis faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antar fenomena yang diselidiki, sehingga dapat memberikan saran- saran untuk
masa yang akan datang”
Menurut Moh. Nazir (2003;54) mengemukakan bahwa : “Metode
deskriptif yaitu metode yang akan menggambarkan apa yang akan dilakukan
dan apa yang terjadi pada perusahaan dengan data yang diperoleh”
3.3 Populasi dan Sample
3.3.1. Populasi Peneletian
Populasi merupakan suatu wilayah generalisasi dimana terdiri dari
objek/subjek yang mempunyai segi kualitas dan karakter tertentu yang sudah
ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti atau dipelajari serta ditarik kesimpulannya.
Populasi yang menyangkut orang serta objek dan benda-benda alam, yang
terdapat dalam subjek dan objek penelitian dipelajari melalui seluruh karakteristik
atau sifat yang dimiliki subjek dan objek penelitian (Sugiyono,2010 : 90)
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan tambang pasir di kabupaten lebak
yang menjadi suatu sumber data yang akan diteliti dimana mencari data yang
relevan, dalam penelitian ini.
29
3.3.2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi. Sugiyono (2016:81)
Dari populasi perusahaan tambang pasir di Kabupaten Lebak maka
diambil 1 perusahaan yaitu PT.POM (PASIR OSEP MULYAWAN) yang
memiliki 40 orang karyawan.
Tabel 3.2
Distribusi Penyebaran Sampel
NO
1
2
3
4
5
JABATAN
JUMLAH
Divisi Perencanaan
Divisi Operasi Tambang
Divisi Pengolahan
Divisi K3 dan Lingkungan
Divisi Administrasi dan Keuangan
2
8
18
2
10
Jumlah
Teknik
sampling
40
merupakan teknik
pengambilan sampel.Teknik
sampling. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Nonprobability
Sampling, sedangkan cara pengambilan sampel yang digunakan adalah
Sampling jenuh.
Menurut Sugiyono (2016:84) yang
dimaksud
dengan
teknik
Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
30
memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel.
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah
populasinya relatif kecil, kurang dari 100 orang. Dengan pengambilan sampel ini
dapat membantu penulis dalam melakukan penghitungan statistik untuk
menentukan hubungan kedua variabel yang akan diteliti.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data dan keterangan-keterangan lainnya dalam penelitian
terhadap masalah yang menjadi objek penelitian. Teknik pengumpulan data
merupakan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan
masalah penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan
yaitu mengenai Data Primer sebagai berikut :
Data Primer ialah data yang diperoleh dari hasil, observasi, kuesioner dan
wawancara yang dilakukan kepada sejumlah sampel responden yang sesuai
target sasaran dan dianggap mewakili jumlah populasi.
Untuk memperoleh data tersebut, teknik pengumpulan data dilakukan
dengan penelitian kepustakaan, wawancara, kuesioner, dan observasi.
1. Observasi
Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan pengamatan
langsung dan pencatatan secara sistematis terhadap objek yang diteliti.
31
Observasi dilakukan oleh peneliti dengan cara pengamatan dan
pencatatan mengenai pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan proses
produksi di sebuat perusahaan.
2. Study Kepustakaan
Penelitian kepustakaan bertujuan untuk mengumpulkan data dan
informasi dengan bantuan yang terdapat di perpustakaan, seperti
mempelajari dokumen-dokumen, catatan maupun buku-buku referensi
yang berhubungan dengan pemeliharaan, mesin, dan proses produksi.
Selain itu, penelitian kepustkaan dilakukan sebagai bahan rujukan atau
referensi dalam pembuatan proposal skripsi ini
3. Kuisioner
Penyebaran data yang dilakukan dengan cara mengajukan daftar
pernyataan yang disebarkan kepada sejumlah responden.
Berikut adalah Tabel Skala Model Likert
Table 3.3
Skala Model Likert
NO
ALTERNATIF JAWABAN
BOBOT NILAI
1
Sangat Setuju
5
2
Setuju
4
32
3
Kurang Setuju
3
4
Tidak Setuju
2
5
Sangat Tidak Setuju
1
Sebelum hasil instrumen penelitian digunakan dalam proses pengujian
Hipotesis terlebih dahulu dilakukan dengan menggunakan uji instrument,
mengingat pengumpuan data melalui kuisoner, maka faktor kesungguhan
responden menjawab pertanyaan merupakan hal yang sangat penting. Oleh
karena itu tidak tertutup kemungkinan ada pertanyaan yang dijawab responden
secara tidak sungguh-sungguh.
3.5 Devinisi dan Oprasional Variabel Penelitian
Variabel merupakan suatu subjek atau objek yang ditetapkan oleh
peneliti yang nantinya akan dipelajari dan diteliti sehingga menghasilkan data
atau informasi. Sementara itu operasionalisasi variabel diperlukan untuk
menjabarkan variabel penelitian ke dalam konsep, dimensi dan indikator.
Adapun pembahasan mengenai variabel dan operasionalisasi variabel sebagai
berikut :
a. Definisi Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2016:38) variabel penelitian ialah atribut
seseorang atau objek yang mempunyai variabel antara satu orang dengan yang
lain atau objek yang lain. Berdasarkan judul penelitian, dapat diuraikan
33
beberapa variabel penelitian, seperti variabel Independent (Bebas), merupakan
variabel yang mempengaruhi atau menjadi perubahannya atau timbulnya
variabel dependen.
Peneliti melakukan penelitian mengenai pengaruh perawatan mesin
produksi tambang pasir terhadap hasil produksi pada PT. Pasir Osep
Mulyawan.
Variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu pengaruh perawatan
mesin dan hasil produksi. Adapun definisi dari setiap variabel sebagai berikut:
Variable X yaitu, Pemeliharaan adalah semua aktivitas yang
dilakukan untuk mempertahankan kondisi sebuah item atau peralatan, atau
mengembalikannya kedalam kondisi tertentu (Dhillon, 2006). Kemudian
dengan penekanan inti definisi yang sejalan Ansori dan Mustajib (2013) di
dalam bukunya mendefinisikan perawatan atau maintenance sebagai konsepsi
dari semua aktivitas yang diperlukan untuk menjaga atau mempertahankan
kualitas fasilitas/mesin agar dapat berfungsi dengan baik seperti kondisi awal
Variable Y yaitu kelancaran proses produksi merupakan kegiatan
atau rangkaian yang saling berkaitan untuk memberikan nilai atau menambah
nilai kegunaan terhadap suatu barang. Suatu proses produksi yang bertujuan
memberi nilai suatu barang dapat dilihat pada proses produksi yang mengolah
bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Sedangkan proses
produksi yang bertujuan untuk menambah nilai atau kegunaan suatu barang
34
atau jasa dapat dilihat pada proses produksi yang merubah barang setengah
jadi menjadi barang jadi.
b. Oprasional Variabel Penelitian
Operasionalisasi variabel diperlukan diperlukan untuk menjabarkan
variabel penelitian menjadi konsep, dimensi, indikator dan ukuran yang
diarahkan untuk memperoleh nilai variabel lainnya. Disamping itu, tujuannya
adalah untuk memudahkan pengertian dan menghindari perbedaan persepsi
dalam penelitian ini. Berikut adalah operasionalisasi variabel dari penelitian
ini:
Tabel 3.4
Operasionalisasi Variabel X
VARIABEL
DIMENSI
Pemeliharaan 1. Pelaksanaan
Mesin (X)
Kegiatan
Pemeliharaan
2. Tujuan utama
Pemeliharaan
INDIKATOR
SKALA
1. Adanya
pengecekan
skala Ordinal
pendek
2. Adanya schedule Pemeliharaan
3. Adanya pergantian spare part
yang terjadwal
1. Untuk memperpanjang umur
penggunaan asset.
2. Untuk menjamin ketersediaan
optimum
peralatan
yang
dipasang untuk produksi.
3. Untuk menjamin kesiapan
operasional
dari
seluruh
peralatan
yang
diperlukan
dalam keadaan darurat setiap
waktu.
4. Untuk menjamin keselamatan
pengguna yang menggunakan
peralatan
tersebut
yang
dilengkapi dengan pengaman
SUMBER
Kuesioner
Nomor
1, 2, 3, 4, 5
Nomor
6, 7, 8, 9,
10, 11
35
3. Pemeliharaan
sebagai
pendukung
aktivitas
produksi
mesin.
1. Untuk menekan biaya sekecil
mungkin,
dari
adanya
kemungkinan
kerusakankerusakan yang besar dari
peralatan atau fasilitas-fasilitas
Produksi.
2. Dengan menekan pemeliharaan
maka pengendalian kualitas
proses akan berjalan baik
sehingga kualitas produksi
akhir, dapat dipertahankan
dalam tingkat yang tinggi.
3. Penyimpangan
penyerapan
bahan baku dapat ditekan
seminimal mungkin, dengan
selalu
memperhatikan
pemeliharaa
Nomor
12, 13, 14,
15, 16, 17,
18, 19, 20
( Ansori dan Mustajib 2013)
Tabel 3.5
Operasionalisasi Variabel Y
VARIABEL
DIMENSI
INDIKATOR
SKALA SUMBER
Y
1. Kelancaran
1. Peralatan
produksi
yang Ordinal Kuesioner
optimal
Nomor
proses
2. Pengecekan
bahan
sesuai
21, 22,23,
standart
24,25, 26,
Produksi (Y)
3. Produk yang sesuai keinginan
27, 28, 29,
konsumen
30, 31
4. Produk yang dihasilkan lebih
unggul.
( Ansori dan Mustajib 2013)
3.6 Uji Instrumen Penelitian
3.6.1 Uji Validitas
Sebelum melakukan penyebaran ke 40 orang responden penelitian
perlu dilakukan penyebaran kuesioner ke responden ujicoba dengan jumlah
36
15 orang responden untuk pengujian validitas terhadap kuesioner sebagai
alat uji yang valid. Validitas instrument variabel diatas dicari dengan cara
menghitung data untuk menunjukan sejauh mana ukuran yang diperoleh
benar-benar menyatakan hasil pengukuran atau pengamatan yang ingin
diukur dengan menggunakan rumus pearson product moment dalam
program SPSS. Kemudian Pernyataan yang tidak valid dibuang,
selanjutnya pernyataan kuesioner yang sudah valid tadi disebarkan ke 40
orang responden.
3.6.2 Uji Reliabilitas
Suatu tes dapat dikatakan reliable jika tes tersebut menunjukan hasil
yang dapat dipercaya dan tidak bertentangan.
Menurut “Sugiyono (2009:181) reliabilitas adalah serangkaian
pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila
pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur dilakukan secara berulangulang. Reliabilitas tes adalah tingkat kesenjangan (konsistensi) suatu tes,
yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya menghasilkan skor yang
konsisten, relative jika berubah walaupun dihadapkan pada situasi yang
berbeda-beda.
3.7 Teknik Analisis Data
3.7.1 Uji Prasyarat Analisis Data
37
Analisis data yang digunakan merupakan statistic inferensial
dengan teknik statistic parametric. Penggunaan statistic parametric
memerlukan terpenuhinya 95 asumsi-asumsi. Data harus normal dan
homogen, sehingga perlu uji persyaratan yang berupa uji normalitas dan
homogenitas.
1.
Uji Normalitas
Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran skor
yang diperoleh siswa. Pedekatan statistik yang penulis gunakan
adalah rumus Lilliefors, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menyusun skor dari nilai skor terendah sampai nilai skor
tertinggi.
b. Mencari nilai rata-rata dengan rumus :
̅
X=
∑𝑥
𝑁
Keterangan :
X
= skor rata-rata yang dicari
X
= skor yang didapat
N
= jumlah orang /peristiwa /responden
∑
= menyatakan jumlah
c. Mencari standar deviasi menggunakan rumus :
̅ )2
∑(𝑋1 − X
√
𝑆=
𝑛−1
Keterangan :
38
S
= simpangan baku yang dicari
Xi = skor X ke – i
X
= rata-rata skor
N
= jumlah sampel
d. Mencari nilai Z dengan rumus
Z = Xi - X
S
Keterangan :
Xi = skor yang diperoleh siswa
X
= nilai rata-rata kelompok
S
= simpangan baku
e. Mencari F(Zi), dengan rumus :
Kalau (Zi) nya negatif maka 0,05 – Z tebel
f. Kalau (Zi) nya positif maka 0,05 + Z tebel
g. Menghitung proporsi, dengan rumus :
S (Zi) =
Kedudukan urutan
N
h. Mencari selisih harga mutlak, dengan rumus :
F (Zi) – S (Zi)
i. Menentukan harga mutlak yang paling besar (Lo), datanya
diperoleh dari hasil selisih harga mutlak.
Membandingkan (Lo), dengan tabel, Lilliefors dalam taraf
nyata 0,05. Jika Lo nya lebih kecil (<) dari L tabel, maka distribusi
39
skor tersebut adalah normal. Sebaliknya jika Lo nya lebih besar (>)
daripada L tabel, maka distribusi skor tersebut tidak normal.
2. Menghutung homogenitas dua variabel
a. Menghitung varian, dengan rumus :
Vb
F=
Vk
Keterangan :
F = varial yang dicari
Vb = varial besar
Vk = varial terkecil
b. Menentukan derajat kebebasan, dengan rumus :
db1
= n1 - 1
db2
= n2 - 1
Keterangan :
db1
= derajat kebebasan pembilang
db2
= derajat kebebasan penyebut
n1
= ukuran sampel yang variannya besar
n2
= ukuran sampel yang variannya kecil
c. Untuk mencari nilai F diperoleh dari tabel
d. Menentukan homogenitas
40
kriteria pengujian dengan menggunakan distribusi F dengan
taraf nyata (α) = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n1 - 1, apabila F
hitung lebih kecil atau sama dengan F tabel dengan F tabel, (F < F ½
α (v1 –V2 ) maka data tes itu homogen, untuk nilai F lainnya ditolak
.
3.7.2
Uji Hipotesis Statistik
Untuk memperoleh kesimpulan dari hasil tes kuisioner, maka
dalam pelaksanaan penelitian dibutuhkan adanya pengolahan data untuk
ditafsirkan hasilnya. Setelah memperoleh data, langkah selanjutnya
adalah menyusun, mengolah dan menganalisis data dengan menggunakan
rumus-rumus statistik untuk memmperoleh jawaban mengenai diterima
tidaknya hipotesis sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan.
1.
Uji T (Parsial)
Uji Secara parsial, digunaka Uji t
a. H0 : b1 ≤ 0, artinya tidak ada pengaruh perawata mesin terhadap
kelancaran proses produksi PT. Pasir Osep Mulyawan
H1 : b1 > 0, artinya terdapat pengaruh perawata mesin terhadap
kelancaran proses produksi PT. Pasir Osep Mulyawan.
b.Level of significant (α) = 0,05
c. Kriteria Pengujian :
41
Terima H0, Jika sig.t ≥ 0.05
Tolak H0, Jika sig.t ≤ 0,05
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum PT. Pasir Osep Mulyawan
PT.Pasir Osep Mulyawan atau disingkat PT.POM adalah salahsatu
Perusahaan Tambang Pasir berdiri sejak tahun 2000 di Kabupaten Lebak dan
merupakan salah satu perusahaan tambang terbesar di Lebak. PT. Pasir Osep
42
Mulyawan yang dimiliki oleh Bapak Osep Mulyawan Karis, SH.,MH tersebut
bergerak di bidang industri Tambang Pasir. PT.Pasir Osep Mulyawan setiap
harinya melakukan banyak produksi (Mass Production), sehingga dalam
menjalankan aktivitas produksinya PT. Pasir Osep Mulyawan melibatkan
mesin, tenaga kerja, dan bahan baku yang sama dengan kapasitas yang tidak
terbatas. Selama ini perusahaan PT. Pasir Osep Mulyawan melakukan proses
produksi dalam 1 minggu = 7 hari kerja, 1 bulan = 4 minggu, sehingga (7 hari
x 4 minggu = 28 hari kerja/bulan
PT. Pasir Osep Mulyawan beralamatkan di Jl. Raya Leuwidamar
KM.13 NO 22 Cimarga Kab.Lebak Prov.Banten. dalam proses produksi PT.
Pasir Osep Mulyawan
sering mengeluhkan kerusakan mesin
yang
mengakibatkan terhambatnya penyediaan barang kebtuhan.
4.1.2. Struktur Organisasi PT POM (Pasir Osep Mulyawan )
42 4.1
Gambar
Struktur Organisasi PT.POM (PASIR OSEP MULYAWAN)
Pemilik Perusahaan
Divisi
Perencanaan
Divisi Operasi
Tambang
Divisi Pengolahan
PELANGGAN
Divisi K3 dan
Lingkungan
Divisi Administrasi dan
Keuangan
43
4.2.
Deskripsi Data
4.2.1. Deskripsi Karakteristik Responden
4.2.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel
berikut
ini
menyajikan
karakteristik
responden
berdasarkan Usia dapat dilihat pada table 4.1 berikut ini :
TABEL 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
20-24 tahun
6
20.0
20.0
20.0
25-35 tahun
14
30.0
30.0
50.0
36-50 tahun
20
50.0
50.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
Sumber: data diolah (2020)
Berdasarkan tabel 4.1 tersebut di atas menunjukkan bahwa
dari 40 responden terdapat 6 orang (20,0%) yang usianya 25-35
tahun, 14 orang (30,0%) yang usianya 36-50 tahun 20 orang (50,0%).
4.2.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel berikut ini menyajikan karakteristik responden berdasarkan
jenis kelamin dapat dilihat pada table 4.2 berikut ini :
TABEL 4.2
44
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Perempuan
5
13
13
13.0
Laki-laki
35
87
87
100.0
Total
40
100.0
100.0
Sumber: data diolah (2020)
Berdasarkan table 4.2 tersebut dapat diketahui bahwa dari penelitian
terhadap 40 orang responden menunjukan bahwa penggolongan
berdasarkan jenis kelamin yang paling banyak adalah perempuan
sebanyak 13% sedangkan laki-laki hanya 87% dari Responden
Penelitian.
4.2.1.3. Jabatan/Pekerjaan
TABEL 4.3
Responden Berdasarkan Jabatan/Pekerjaan
NO
JABATAN
JUMLAH
PERSENTASE
1
Divisi Perencanaan
2
5%
2
Divisi Operasi Tambang
8
20%
3
Divisi Pengolahan
18
40%
4
Divisi K3 dan Lingkungan
2
5%
45
5
Divisi Administrasi dan Keuangan
Jumlah
10
40
25%
100%
Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa responden terbanyak
berasal dari pekerjaan Pengolahan berjumlah 18 orang dengan persentase
sebesar 40%. Untuk Divisi Operasi Tambang berada pada posisi kedua dengan
jumlah 8 Orang yaitu 20 % diikuti dengan Divisi Administrasi dan Keuangan
dengan jumlah 10 orang dengan persentase 25% dan masing-masing 2 orang
untuk Divisi Perencanaan, Divisi K3 dan Lingkungan dengan persentase 5% .
4.2.1.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Tabel berikut ini menyajikan karakteristik
responden berdasarkan
pendidikan terakhir dapat dilihat pada table 4.4 berikut ini :
TABEL 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Cumulative
Vali
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
D3-S1
7
26.7
26.7
26.7
SMA
18
40.0
40.0
66.7
d
46
SD-SMP
15
33.3
33.3
Total
40
100.0
100.0
100.0
Sumber: data diolah (2020)
Dari tabel diatas dapat di ketahui bahwa frekuensi tertinggi adalah
responden yang memiliki pendidikan terakhir D3-S1 7 Orang atau
26%, Kemudian berpendidikan SMA sebanyak 18 Orang atau 40%,
dan SD/SMP sebanyak 15 Orang 33% dari responden penelitian.
4.3.
Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan nilai
kuesioner pada setiap butir pernyataan-pertanyaan dengan niali total. Uji
validitas data dalam penelitian ini diukur dengan teknik korelasi pearson
product moment (r) .
Pada seluruh kuesioner-kuesioner peryataan/pertanyaan yang
digunakan sebagai instrumen untuk mengukur variabel-variabel yang
memiliki nilai signifikan.
47
Kuesioner yang dinyatakan valid jika nilai korelasi pearson > nilai
rtabel dan berdasarkan taraf signifikan sebesar 5 % dengan merujuk r tabel
didapat nilai sebesar 0,2706 untuk dinyatakan valid. Dari nilai-nilai kuesioner
yang telah diolah melalui program spss versi 20 didapat nilai korelasi pearson
setiap kuesioner pada tiap variabel adalah sebagai berikut :
4.3.1.
Variabel Kelancaran Proses Preoduksi
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas Kelancaran Proses Produksi (Y)
No
r Tabel
r Hitung
Item
(n=15)
1
-0.257**
0.514
2
0.665**
0.514
3
0.336**
0.514
0.514
4
0.438**
5
0.566**
0.514
0.514
6
0.708**
0.514
7
0.459**
8
0.394**
0.514
9
0.532**
0.514
0.514
10
0.528**
11
0.411**
0.514
(Sumber: Hasil olah data 2020)
Kriteria
Keterangan
r hitung ≥ r tabel
r hitung ≥ r tabel
r hitung ≥ r tabel
r hitung ≥ r tabel
r hitung ≥ r tabel
r hitung ≥ r tabel
r hitung ≥ r tabel
r hitung ≥ r tabel
r hitung ≥ r tabel
r hitung ≥ r tabel
r hitung ≥ r tabel
DROP
VALID
DROP
DROP
VALID
VALID
DROP
DROP
VALID
VALID
DROP
Uji validitas dan relibilitas dalam penelitian ini hanya diujikan
kepada 15 responden dan pengujian dilakukan kepada 40 responden
atau sampel penelitian ini. Adapun tehnik pengujian dengan
menggunakan SPSS 20.00 Corelation Person dengan N = 15 dan
rtabel (tingkat kepercayaan 5%) = 0,514. Setelah dilakukan uji
48
validitas dengan menggunakan SPSS 20.00 Corelation Person maka
hasil uji validitas instrument pada semua variabel Y dalam penelitian
ini dinyatakan valid Sebanyak 5 soal item dan Drop 6 soal item
karena nilai r hitung pada setiap item pernyataan lebih besar atau
sama dengan nilai rtabel. Atau r hitung ≥ r tabel
4.3.2.
Variabel Pemeliharaan Mesin
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Variabel Pemeliharaan Mesin (X)
No
Item
r Hitung
r Tabel
(N=15)
Kriteria
Keterangan
1
0,560***
0.514
r hitung ≥ r tabel
VALID
2
0,473***
0.514
r hitung ≥ r tabel
3
0,487***
0.514
r hitung ≥ r tabel
DROP
DROP
4
0,447***
0.514
r hitung ≥ r tabel
DROP
5
0,419***
0.514
r hitung ≥ r tabel
DROP
6
0,482***
0.514
r hitung ≥ r tabel
DROP
7
-0,339***
0.514
r hitung ≥ r tabel
DROP
8
0,180***
0.514
r hitung ≥ r tabel
DROP
9
0,456***
0.514
r hitung ≥ r tabel
DROP
10
0,649***
0.514
r hitung ≥ r tabel
VALID
11
-0,219***
0.514
r hitung ≥ r tabel
DROP
12
0,584***
0.514
r hitung ≥ r tabel
VALID
13
0,585***
0.514
r hitung ≥ r tabel
VALID
14
0,301***
0.514
r hitung ≥ r tabel
DROP
49
15
0,672***
0.514
r hitung ≥ r tabel
VALID
16
0,633***
0.514
r hitung ≥ r tabel
VALID
17
0,434***
0.514
r hitung ≥ r tabel
DROP
18
0,566***
0.514
r hitung ≥ r tabel
19
0,399***
0.514
r hitung ≥ r tabel
VALID
DROP
20
0,400***
0.514
r hitung ≥ r tabel
DROP
(Sumber: Hasil olah data 2020)
Uji validitas dan relibilitas dalam penelitian ini hanya diujikan
kepada 15 responden dan pengujian dilakukan kepada 40 responden
atau sampel penelitian ini. Adapun tehnik pengujian dengan
menggunakan SPSS 20.00 Corelation Person dengan N = 15 dan
rtabel (tingkat kepercayaan 5%) = 0,514. Setelah dilakukan uji
validitas dengan menggunakan SPSS 20.00 Corelation Person maka
hasil uji validitas instrument pada semua variabel X dalam penelitian
ini dinyatakan valid Sebanyak 7 soal item dan Drop 13 soal item
karena nilai r
hitung
pada setiap item pernyataan lebih besar atau sama
dengan nilai rtabel. Atau r hitung ≥ rtabel
50
4.4.
Uji Realibilitas
4.4.1. Hasil Uji Realibilitas Kelancaran Proses Produksi
Tabel 4.7
Hasil Uji Realibilitas Y
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items
N of Items
.613
.514
11
(Sumber: Hasil olah data 2020)
Dari tabel di atas diketahui nilai hasil analisis cronbach’s alfha 0,613
kemudian nilai tersebut dibandingkan dengan nilai kuisioner (n)= 15 dicari
pada distribusi nilai kepercayaan signifikasi 5% diperoleh nilai realibel
cronbach’s alfha sebsesar 0,514 dengan demikian dapat ditarik kesimpulan
cronbach’s alfha 0,613 > 0,514 artinya kelancaran proses produksi dapat
dikatakan reliable atau terpercaya sangat signifikan dari data penelitian ini.
4.4.2.
Hasil Uji Realibilitas Pemeliharaan Mesin
Tabel 4.8
Hasil Uji Realibilitas X
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items
N of Items
.865
.514
20
(Sumber: Hasil olah data 2020)
51
Dari tabel di atas diketahui nilai hasil analisis cronbach’s alfha 0,865
kemudian nilai tersebut dibandingkan dengan nilai kuisioner (n)= 15 dicari
pada distribusi nilai kepercayaan signifikasi 5% diperoleh nilai realibel
cronbach’s alfha sebsesar 0,514 dengan demikian dapat ditarik kesimpulan
cronbach’s alfha
0,865
> 0,514 artinya Pemeligharan Mesin dikatakan
reliable atau terpercaya sangat signifikan dari data penelitian ini.
4.5.
Teknik Analisis Data
4.5.1. Uji Asumsi Klasik
Tabel 4.9
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal
Parametersa,,b
Most Extreme
Differences
Mean
Std.
Deviation
Absolute
Positive
Negative
KolmogorovSmirnov Z
Asymp. Sig. (2tailed)
Y
X
40
10.0333
2.88257
40
17.6667
4.20454
.165
.154
-.165
.902
.144
.111
-.144
.788
.390
.564
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
untuk tabel uji kolmogorov smirnof dapat tertera pada tampilan
diatas yaitu dengan keputusan uji
nilai signifikasi untuk variabel adalah
52
X1 = 0.564
Y = 0.390
sehingga nilai sig. > 0.05 artinya data tersebut berdistribusi normal
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi
sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal.
Dependen Variabel Kelancaran proses produksi (Y)
Gambar 4.2
Grafik Normalitas Data
Kriteria pengujian:
1. Data berdistribusi normal apabila sebaran data mengikuti
garis diagonal.
2. Data berdistribusi normal apabila sebaran data mengikuti
garis diagonal.
3. Pada pendekatan grafik, data berdistribusi normal apabila titik
mengikuti data di sepanjang garis diagonal.
53
4.5.2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan analisis
grafik. Pada analisis grafik, suatu model regresi dianggap tidak
mengalami heteroskedastisitas jika titik menyebar secara acak dan
tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas dan tersebar baik di
atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y.
Dependen Variabel Kelancaran proses produksi (Y)
Gambar 4.3
Pengujian Heteroskedastisitas
Gambar di atas memperlihatkan titik-titik menyebar secara
acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar
baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y, hal ini berarti
tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model
regresi layak dipakai untuk variabel independen maupun variabel
bebasnya.
54
4.5.3. Uji Multikolinearitas
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dapat dilihat
pada nilai tolerance dan VIF. Apabila nilai toleransi di atas 0,1 dan
nilai VIF dibawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas. Hasil uji
multikolinieritas dapat dilihat dibawah ini.
Tabel. 4.10
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Pemeliharaan
Mesin
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
.556
1.800
Kelancaran
.487
Proses Produksi
(Sumber: Hasil olah data 2020)
2.052
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai, pemeliharaan
mesin 0,556 > 0,1 dan nilai VIF 1,800 < 10,00 , kelancaran proses
produksi 0,487 > 0,1 dan nilai VIF 2,052<10,00 sehingga dapat
disimpulkan bahwa model regresi pada penelitian ini tidak terjadi
multikolinieritas.
55
4.6.
Regresi Linier
Adapun hasil pengolahan data melalui SPSS adalah sebagai berikut:
Tabel 4.11
Hasil Regresi Linier Berganda
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
Std.
Error
23.003
8.784
B
1
(Constant)
Pemeliharaan
Mesin
0.433
0.228
t
Sig.
Beta
0.344
a. Dependent Variable: Kelancaran Proses Produksi(Y)
2.619
0.012
2.301
0.044
Coefficientsa
Sumber: Data diolah dengan menggunakan SPSS (2020) Dari tabel di atas, maka
model persamaan regresinya adalah: Y = 23,003 + 0,433 X
Keterangan:
Y = Kelancaran Proses Produksi
X = Pemeliharaan Mesin
Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa:
a.
Variabel Pemeliharaan Mesin mempunyai arah koefisien yang bertanda positif
terhadap kelancaran Proses Produksi.
b.
Koefisien pemeliharan mesin memberikan nilai sebesar 0,433 yang berarti
bahwa semakin baik pemelihaaan mesin maka kelancaran proses produksi
semakin meningkat.
56
4.7.
Uji Hipotesis
4.7.1. Uji T (Parsial)
Uji statistik t pada dasarnya bertujuan untuk menjelaskan seberapa
jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan
variabel dependen. Dengan menggunakan program SPSS 20.00
4.7.1.1. Pengaruh Pemeliharaan Mesin (X) terhadap Kelancaran
Proses Produksi (Y)
Tabel 4.12
Uji t Variabel X terhadap Y
Coefficientsa
Model
(Const
ant)
Pemelihaan
Mesin (X)
1
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
23.003
8.784
0.433
0.228
a. Dependent Variable: Kelancaran proses produksiY)
Standardized
Coefficients
T
Sig.
2.619
0.012
2.301
0.044
Beta
0.344
Coefficientsa
Sumber: Data diolah dengan menggunakan SPSS (2020) Dari data di
atas dan pengolahan SPSS dapat diketahui: thitung = 2,301 ttabel = 1,683
Kriteria pengambilan keputusan (Azuar Juliandi & Irfan, 2013, hal.
39):
a)
Jika nilai thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga
57
variabel pemeliharaan mesin berpengaruh terhadap kelancaran
proses produksi.
b)
Jika nilai thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak sehingga
variabel
pemelihaaan
mesin
tidak
berpengaruh
terhadap
kelancaran proses produksi.
Berdasarkan
hasil
pengujian
secara
parsial
pengaruh
memelihaaraan mesin terhadap kelancaran proses produksi diperoleh
thitung (2,301) > ttabel (1,683), dengan taraf signifikan 0,044 < 0,05.
Nilai 2,301 lebih besar dari 1,683 menunjukkan thitung lebih besar dari
ttabel.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Ha diterima (Ho
ditolak). Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan
antara pemeliharaan mesin terhadap kelancaran proses produksi.
4.7.2. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi merupakan besar yang menunjukkan
besarnya variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh
variabel independennya. Dengan kata lain, koefisien determinasi ini
digunakan untuk mengukur seberapa jauh variabel-variabel bebas
dalam menerangkan variabel terikatnya. Nilai koefisien determinasi
ditentukan dengan nilai R square sebagaimana dapat dilihat pada tabel
berikut:
58
Tabel 4.13
Uji Determinasi
Model Summaryb
Std. Error of the
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Estimate
DurbinWatson
.718a
1
.515
.492
8.51259
a.
Predictors: (Constant), pemeliharaan mesin (X)
b.
Dependent Variable: kelancaran proses produksi (Y)
1.800
Sumber: Data diolah dengan menggunakan SPSS (2020)
Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa koefisien determinasi
yang diperoleh sebesar 0,515. Hal ini berarti 51,5% variasi variabel
kelancaran proses produksi (Y) ditentukan oleh variabel independen yaitu
pemeliharaan mesin (X). Sedangkan sisanya 48,5% dipengaruhi oleh variabel
lain yang tidak diteliti.
4.8.
Pembahasan
Dari
hasil
pengujian
terlihat
bahwa
semua
variabel
bebas
(pemeliharaan mesin) mempunyai pengaruh positif terhadap variabel terikat
(kelancaraan proses produksi). Hasil rinci analisis dan pengujian tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut:
59
4.8.1. Pengaruh pemeliharaan mesin terhadap kelancaraan proses
produksi
Berdasarkan hasil pengujian secara parsial pengaruh antara
pemeliharaan mesin terhadap kelancaran proses produksi diperoleh
thitung (2,301) > ttabel (1,683), dengan taraf signifikan 0,029 < 0,05.
Nilai 2,301 lebih besar dari 1,683 menunjukkan thitung lebih besar dari
ttabel. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa H0 diterima (Ho
ditolak). Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan
antara pemeliharaan mesin terhadap kelancaraan proses produksi.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
positif dan signifikan variabel pemeliharaan mesin (X)
terhadap
variabel kelancaraan proses produksi (Y), artinya bahwa ada pengaruh
atau hubungan yang searah antara pemeliharaan mesin terhadap
kelancaraan proses produksi secara nyata.
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data menggunakan besaran-besaran statistik
yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa
untuk kelancaran proses produksi dibutuhkan perawatan mesin yang baik.
Dengan perawatan atau pemeliharaan yang baik terhadap mesin produksi maka
kelancaran dan hasil produksi akan baik.
Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini diperoleh harga t hitung
sebesar 2,301 sedangkan t daftar sebesar 1,683. Dari hasil perhitungan tersebut
ternyata harga t hitung lebih besar dari t daftar (2.301 > 1.683) oleh karena itu
harga t hitung telah berada di luar daerah penerimaan HO. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa HO ditolak dan HA diterima.
Dengan demikian tesis penelitian berbunyi
“Terdapat pengaruh
pemelihaaan mesin terhadap kelancaran proses produksi pada PT.Pasir Osep
Mulyawan Kabupaten Lebak”.
60
61
5.2
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang
diperoleh, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1.
Bagi PT. POM ( Pasir Osep Mulyawan)
Bagi PT. POM ( Pasir Osep Mulyawan), agar melakukan proses
perawatan mesin secara berkala agar tidak mengganggu kelancaran proses
produksi dari kerusakan mesin.
2.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Saran bagi peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut :
a.
Peneliti selanjutnya diharapkan mengambil sampel yang lebih banyak
sehingga hasil penelitian lebih valid.
b.
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menganalisis variabel lain yang
memberikan kontribusi terhadap kelancaran proses produksi.
c.
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengkaji lebih dalam tentang
pemeliharaan mesin yang berpengaruh terhadap kelancaran proses
produksi agar hasil yang didapat bisa lebih lengkap dan lebih baik
lagi.
62
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofjan. 2008. Manejemen Produksi dan Operasi. Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. Jakarta.
Agus Ahyari, 2002. Manajemen produksi. Perencanaan system Produksi.
Yogyakarta. BPFE.
Ahyari. A. 2005. Manajemen Produksi. Perencanaan Sistem Produksi Buju I,
Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE.UGM.
Ansori, N dan Mustajib, M.I. 2013. Sistem Perawatan Terpadu. Yogyakarta.
Graha Ilmu.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Dhillon,B.S. 2006. Maintainability, Maentenance, and Reliability for enginers.
New York : Taylor and Francis Grouf
Handoko, T Hani. 1999. Dasar – Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi
Pertama. Yogakarta. BPFE
Ismanto, Apri Heri. 2008. Manajemen pemeliharaan mesin-mesin produksi.
Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara.
Jurnal Teknik dan Manajemen Industri Volume 6 No. 2 Desember 2011 hal. 8086
Mobley. R.K.,LR. Higgins and D.J Wikop. 2008. MaintenanceEngginering
Handbook 7th Edition, New York : McGraw-Hill.
62
63
Nazir. Muhamad. 2003. Metode Penelitian Jakarta : Ghalia Indonesia
PT. Triangel Motorindo, 2015. Production Departement. Semarang; PT. Triangel
Motorindo.
Scheffer, C dan Girdhar.2004. Practical Machinery Vibration Analysis and
Predictive Maintenance. Netherlands. IDC Tecnology.
Subagyo, Drs. Pangestu, 2000. Menejemen Operasi. Edisi Pertama Yogyakarta.
BPFE- Yogyakarta.
Sumantri, 1989. Perawatan Mesin. Jakarta: DIKTI P2LPTK Universitas Negeri
Semarang. 2015
Sukanto Reksohadiprodjo dan Indriyo Gitosudarmono, 2000. Managemen
Produksi. Yogyakarta. BPFE
Sukanto Reksohadiprodjo, 2000. Managemen Produksi. Yogyakarta. BPFE
Sugiyono,
2009.
Metode
Penelitian
Kuantitatif,
Kualitatif
dan
R&D,
Bandung.Alfabeta.
Tampubolon, Dr. Manahan. 2014. Manajemen Oprasional. Ghalia Indonesia.
Jakarta.
Jurnal PT.POM (Pasir Osep Mulyawan)
64
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Curriculum Vitae
I. Data Pribadi
Nama
: Gugun Suherlan
Tempat, Tanggal Lahir
: Lebak, 22 September 1996
Alamat
: Jl. Siliwangi Pasir Ona, Rangkasbitung, Kp.Cibahbul RT.02 RT 01
No. HP
: 089516397918
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Kewarganegaraan
: Indonesia
II. Riwayat Pendidikan
No
Pendidikan
Tahun Lulus
1
SD Negeri 02 Rangkasbitung Timur
2009
2
SMP Negeri 6 Rangkasbitung
2012
3
SMK Negeri 1 Rangkasbitung
2015
Demikian CV ini saya buat dengan sebenarnya.
Rangkasbitung, 5 Januari 2021
Gugun Suherlan
65
LAMPIRAN I
DAFTAR PERTANYAAN
KUESIONER
Petunjuk Pengisian
Pertanyaan terdiri dari 2 tipe, yaitu pertanyaan A dan pertanyaan B. Pertanyaan A merupakan
pertanyaan umum. Bapak /Ibu dapat mengisi titik-titik yang telah disediakan . Pertanyaan B
merupakan pertanyaan khusus dimana telah diberikan 5 macam pilihan jawaban, yaitu SS (Sangat
Setuju), S (Setuju), KS ( Kurang Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju). Berilah
tanda silang pada kolom jawaban yang Bapak/Ibu anggap paling tepat.
A. Pertanyaan umum
1. Nama
:
2. Jenis Kelamin
:
3. Pendidikan Terakhir
:
4. Jabatan
:
5. Lama bekerja
:
B. Pertanyaan Khusus.
1. Kuisioner Pemeliharaan Mesin
NO
1
2
3
4
5
6
PERTANYAAN
Pemeriksaana mesin produksi terjadwal
Perusahaan sangat memperhatikan dan menjaga
kebersihan perlengkapan, peralatan, ruangkerja, dan
mesin sehingga dapat memastikan kejadian yang tidak
biasa menjadi dapat lebih terlihat.
Perusahaan
mendedikasikan
inspeksi
dan
pemeliharaan sistem periodik untuk menjaga mesin
dalam beroperasi.
Pemeriksaan terhadap mesin-mesin produksi dilakukan
dengan baik dan sesuai dengan rencana.
Pemeriksaan terhadap mesin-mesin produksi yang
mengalami kerusakan dilakukan dengan baik.
Menurut pengalaman saya, adanya kesatuan/integrasi
antara satu mesin produksi dengan mesin produksi
SS
S
KS
TS
STS
66
7
lainnya baik mesin baru maupun mesin lama disetiap
stasiun produksi, sangat berpengaruh terhadap hasil
produksi
Perusahaan mendedikasikan sistem pemeliharaan
harian, pemeriksaan berkala, dan perbaikan
pencegahan yang dirancang untuk mengurangi
kemungkinan kerusakan mesin
8
Perusahaan mereparasi mesin produksi agar siap untuk
dipakai.
9
Peralatan berada dalam keadaan kesiapan yang tinggi
untuk produksi setiap saat.
10
11
12
13
Percobaan atas komponen-komponen / suku cadang yang
baru diganti dilakukan perusahaan dengan baik
Perusahaan melakukan pengembangan terhadap peralatan
dan mesin produksi.
Terdapat agenda terperinci terkait pemeliharaan mesin
Terdapat pelatihan dan pembinaan untuk karyawan terkait
perawatan mesin
14
Perbaikan yang dilakukan saat terjadi gangguan dapat
berfungsi baik dalam waktu yang lama
15
Perawatan mesin dilakukan setiap hari
16
17
18
19
20
Perusahaan secara bersama-sama bertanggungjawab
terhadap peralatan kerja
Adanya pengawasan terhadap alat produksi
Perawatan mesin sangat bermanfaat untuk perusahaan
Perusahaan menyediakan unit pemeliharaan mesin
Jumlah alat perawatan mesin tersedia dengan baik
2. Kuisioner Kelancaran Proses Produksi
NO
1
2
3
4
5
6
PERTANYAAN
Ketika satu mesin dihentikan, operator dapat
menggunakan berbagai jenis mesin lain untuk
melakukan tugas yang sama.
Antar mesin diatur dalam hubungan satu sama lain
sehingga pergerakan material, dan waktu transit dapat
diminimalkan
Perusahaan menggunakan proses produksi di mana
barang -barang yang diproduksi hanya dalam jumlah
yang diperlukan, tidak lebih dan tidak kurang.
Perusahaan biasanya memproduksi barang setiap hari.
Perusahaan selalu mempertahankan kuantitas produk
untuk merespon variasi dalam permintaan pelanggan.
Perusahaan menerapkan sistem pengendalian visual
sebagai prosedur atau mekanisme sehingga masalah
SS
S
KS
TS
STS
67
7
8
9
10
11
dapat terlihat/terdeteksi.
Jumlah produksi berkurang saat terjadi kerusakan
mesin
Mesin-mesin produksi yang tersedia dapat dimanfaatkan
secara optimal dalam pelaksanaan proses produksi.
Perusahaan memiliki jadwal produksi secara tertulis,
akurat, dan terperinci
Laporan-laporan proses produksi dibuat dengan akurat, tepat
waktu, dan dapat dipertanggungjawabkan kepada
pihak yang bersangkutan
Setiap melakukan kegiatan produksi diperlukan
instruksi kerja.
Terima kasih atas segala bantuan yang Bapak /Ibu berikan.
Download