ANALISIS KESADARAN GENERASI MILENIAL TERHADAP TEKNOLOGI AUTOMATIC PET FEEDER Adrian Triputra 2010511037 Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta [email protected] ABSTRAK Memberikan makanan yang sehat secara teratur dan dengan jumlah yang konstan merupakan salah satu cara atau langkah agar hewan peliharaan kita terjaga kesehatannya. Sebagai pemilik, terkadang kita menemukan kesulitan dalam mengatur waktu pemberian makan hewan dikarenakan urusan pekerjaan atau lainnya. Untuk alasan tersebut, tentunya dibutuhkan suatu teknologi pemberi makan hewan peliharaan otomatis (Automatic Pet Feeder) yang dapat kita sesuaikan sesuka hati kapanpun dan dimanapun tanpa perlu khawatir hewan kita kelaparan dan tentunya hewan akan lebih sehat. Namun, tidak banyak khususnya para generasi milenial yang sadar akan adanya teknologi pemberi makan hewan otomatis tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini diadakan dengan tujuan untuk menganalisis tingkat kesadaran generasi milenial terhadap teknologi tersebut. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi dengan menyebar kuesioner berupa Google Form. Kuesioner tersebut disebar melalui sosial media Whatsapp selama 3 hari dan mendapatkan total 82 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keseluruhan responden tersebut, mayoritas responden adalah pelajar (70,4%) perempuan (60,1%) yang berdomisili di Jakarta (30,4%). Data dalam kuesioner menyatakan bahwa sebagian besar responden (67,1%) belum mengetahui adanya teknologi ini. Kata kunci: Automatic Pet Feeder, Generasi Milenial. PENDAHULUAN Otomatisasi teknologi telah menjadi revolusi dalam perkembangan teknologi yang saat ini dibutuhkan dalam skala industrial dan tentunya juga dibutuhkan oleh alat teknologi keseharian kita. Para konsumen tertarik pada perangkat otomatis lebih dari apapun dengan alasan mudah dipakai dan menghemat waktu. Perusahaan-perusahaan pun berusaha untuk memenuhi kebutuhan ini dan dampaknya menyebabkan industri teknologi otomatis menjadi lebih kuat dan lebih berkembang setiap harinya. Menurut Abdulla, Eldebani, Selvaperumal, & Abbas (2020, hal. 269-270) otomatisasi adalah metode dalam mengontrol dan mengoperasikan prosedur-prosedur secara otomatis dengan bantuan elektronik dan perangkat lunak yang diprogram dan diimplementasikan ke dalam machine learning technology. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa Automatic Pet Feeder adalah suatu sistem terstruktur dan dioperasikan secara otomatis dengan bantuan alat perangkat keras elektronik dan perangkat lunak yang diprogram dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pakan hewan peliharaan. Menurut Ngarianto & Gunawan (2020, hal.35) hewan peliharaan dapat didefinisikan sebagai hewan yang kehidupannya sangat bergantung kepada manusia yang memilikinya. Manusia, khususnya pemilik hewan peliharaan harus memastikan bahwa hewan peliharaannya dapat hidup dan pemilik juga harus mampu memastikan hewan peliharaannya dalam kondisi sehat secara fisik dan mental serta tidak kekurangan suatu apapun seperti pakan, minuman dan tempat berteduh (Rahmiati, 2014, hal.387). Dengan keterbatasan hewan tersebut, pemilik harus dengan sigap memperhatikan hewan peliharaannya agar tetap sehat, senang dan terpenuhi segala kebutuhannya. Namun, permasalahan yang seringkali ditemui yaitu ketika pemilik hewan peliharaan harus pergi meninggalkan rumahnya dalam jangka waktu yang lama. Solusi yang paling umum untuk permasalahan ini biasanya menitipkan hewan peliharaan kita kepada pet shop, tetapi tentunya solusi ini memerlukan biaya yang cukup besar (Wiajaya, 2019) apalagi jika pemilik hewan peliharaan adalah orang yang sering bepergian dengan waktu yang lama. Di lain sisi, bila kita tinggalkan hewan peliharaan di rumah berhari-hari, dampak yang ditimbulkan akan sangat fatal seperti kematian hewan peliharaan karena kelaparan. Ditambah, bila hewan peliharaan tidak diberi makan secara teratur dapat menimbulkan penyimpangan kesehatan seperti obesitas dan stress. Hampir seluruh pemilik hewan peliharaan saat ini yang ingin menikmati kebersamaan dengan hewan peliharaannya, beberapa dari pemilik hewan peliharaan memiliki kesabaran dan waktu untuk memberi makan hewan-hewan peliharaannya dan beberapa pemilik hewan peliharaannya tidak memiliki waktu untuk melakukan hal tersebut (Abdulla et al., 2020, hal.269). Disinilah otomatisasi elektronik didampingi dengan teknologi Internet of Things (IoT) dapat berguna untuk merancang sebuah sistem di mana pemilik hewan peliharaan dapat melakukan seluruh aktivitasnya dengan tenang tanpa harus khawatir dengan kebutuhan makan hewan-hewan peliharaannya. Keselarasan antara otomatisasi elektronik dengan Internet of Things (IoT) melahirkan suatu inovasi pemberi makan hewan otomatis (Automatic Pet Feeder). Pada penelitian yang dilakukan oleh Abdulla et al. (2020) dijelaskan tentang konsep perancangan teknologi Automatic Pet Feeder berbasis Internet of Things yang menggunakan berat kucing untuk menentukan jumlah makanan yang akan dikeluarkan sistem. Penelitian yang dilakukan oleh Ngarianto & Gunawan (2020) menjelaskan tentang konsep perancangan teknologi Automatic Pet Feeder berbasis papan elektronik yang menggunakan mikrokontroller ESP8266 yaitu WeMos D1 MINI serta dilengkapi dengan Relay Shield yang berfungsi sebagai pengatur banyaknya jumlah makanan yang dikeluarkan. Penelitian yang dilakukan oleh Wiajaya, K.A.K. (2019) menjelaskan tentang konsep perancangan Automatic Pet Feeder berbasis Internet of Things yang menggunakan modul RTC sebagai pengatur waktu pemberian makan melalui web android, menggunakan Load Cell untuk memonitor sisa makanan yang tersedia pada alat dan juga dapat mengambil gambar keadaan kucing dengan kamera VC0706. Penelitian kali ini tidak melakukan perancangan teknologi Automated Pet Feeder seperti penelitianpenelitian yang dilakukan sebelumnya, tetapi menganalisis kesadaran tentang hadirnya teknologi tersebut. Peneliti berpikir, sudah cukup banyak penelitian yang mengembangkan inovasi Automated Pet Feeder dan bahkan saat ini teknologi pemberi makan hewan otomatis tersebut sudah banyak beredar di pasaran dengan berbagai fitur-fitur yang tentunya sangat mempermudah dan membantu pemilik hewan peliharaan. Namun, apakah pemilik-pemilik hewan peliharaan khususnya generasi milenial telah menyadari akan adanya alat atau teknologi yang dapat mempermudah mereka dalam pemberian makan hewan peliharaannya?. Fokus penelitian kali adalah untuk mencaritahu seberapa banyak orang yang telah menyadari dan mengetahui hadirnya teknologi Automated Pet Feeder sekaligus mencaritahu apakah pemilik-pemilik hewan peliharaan telah memanfaatkan teknologi tersebut. METODE Menurut Sugiyono (2016 : 193) teknik pengumpulan data adalah suatu langkah yang dinilai strategis dalam penelitian, karena memiliki tujuan yang utama dalam memperoleh data. Cara atau teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya (Sugiyono, 2017, hal.194). Penelitian ini akan menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara menggabungkan kuesioner (angket) dengan observasi (pengamatan). Penelitian ini dilakukan dengan melalui beberapa tahapan yang dijabarkan sebagai berikut. 1. Studi Pustaka Pada tahap ini, peneliti melakukan tinjauan pustaka dari hasil-hasil penelitian pada berbagai jurnal dan artikel-artikel ilmiah dalam negeri maupun luar negeri yang dipublikasikan, khususnya penelitian yang relevan mengenai konsep teknologi Automatic Pet Feeder berbasis Internet of Things (IoT). Dengan dilakukannya studi pustaka ini, peneliti dapat mengerti mengenai keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh teknologi tersebut. 2. Menyusun Pertanyaan Setelah dilakukan studi dan tinjauan pustaka dari hasil penelitian-penelitian yang relevan, peneliti menyusun beberapa pertanyaan yang nantinya akan dimasukkan ke dalam kuesioner. Pertanyaan-pertanyaan yang peneliti susun lebih condong diberikan ke arah generasi milenial pemilik hewan peliharaan. 3. Membuat serta Menyebarkan Kuesioner Peneliti membuat kuesioner dengan menggunakan fitur web Google Form dengan alasan mudah untuk disunting, mudah untuk dipersonalisasi, serta mudah untuk disebar. Bagi responden, kuesioner dalam bentuk Google Form dapat diisi dengan mudah serta dapat diakses dimanapun jika kita memiliki tautan kuesioner tersebut. Generasi milenial juga cenderung menggunakan dan membawa Smartphone miliknya kemanapun. Dengan mengetahui fakta tersebut pula peneliti semakin yakin untuk menggunakan Google Form sebagai sarana pembuat Kuesioner. Kuesioner yang telah dibuat dan diisi dengan berbagai pertanyaan tersebut kemudian disebarkan melalui sosial media Whatsapp selama 3 hari. 4. Menyortir Data Setelah 3 hari penyebaran kuesioner, tautan Google Form akan ditutup dan tahap menyortir data akan dimulai. Data yang diterima dari kuesioner akan disortir dan peneliti akan merapikan jawaban-jawaban yang diberikan responden. Dalam tahap ini juga peneliti akan membuang beberapa jawaban yang tidak sesuai dengan ketentuan kuesioner atau jawaban yang menyimpang dari pertanyaan. 5. Menyajikan Data dan Menarik Kesimpulan Data yang telah disortir oleh peneliti kemudian akan disajikan apa adanya, tanpa dibuat-buat, dan tanpa direkayasa.Kemudian peneliti akan menarik kesimpulan berdasarkan data-data tersebut dan penelitian akan mencapai akhirnya. Untuk mengetahui proses metode penelitian lebih jelas, dapat memperhatikan grafik alur di bawah ini. Gambar 1. Alur Metode Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian mengenai kesadaran generasi milenial terhadap teknologi Automatic Pet Feeder dimulai pada hari Jum’at, 11 Desember 2020 dan berakhir pada tanggal 14 Desember 2020. Peneliti menyebarkan kuesioner yang sudah dibuat dan dipersiapkan tadi melalui sosial media Whatsapp, lebih tepatnya peneliti menyebar kuesioner penelitian ke dalam grup teman sebaya, grup kelas, atau grup alumni baik grup SMA maupun grup SMP. Alasan peneliti menyebar kuesioner dalam lingkup itu yaitu karena menurut ahli demografi William Straus dan Neil Howe, generasi milenial adalah manusia yang lahir antara tahun 1982 hingga tahun 2004. Kuesioner penelitian yang telah disebar ke grup-grup tadi mendapatkan total 82 responden dengan beragam jawaban dari berbagai kalangan. Variabel pertama yang diteliti dalam pengisian kuesioner ini ditinjau berdasarkan jenis kelamin, profesi, serta domisili. Setelah meneliti variabel-variabel tersebut, peneliti kemudian menanyakan beberapa pertanyaan terkait penelitian kepada responden. Berikut adalah hasil penelitian terhadap responden yang ditinjau berdasarkan jenis kelamin, profesi, dan domisili. Jenis Kelamin Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Jenis Kelamin Frekuensi Persentase Laki-laki 32 39% Perempuan 50 61% Total 82 100% Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui bahwa mayoritas responden adalah perempuan dengan jumlah responden sebanyak 50 orang (61%). JENIS KELAMIN RESPONDEN Laki-laki Perempuan Gambar 2. Diagram Lingkaran Responden berdasarkan Jenis Kelamin Sumber : Dokumen Pribadi, 2021 Profesi Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Profesi Frekuensi Persentase Pelajar 58 70,7% Pegawai Negeri 5 6,1% Karyawan Swasta 6 7,3% Wirausaha 8 9,8% Lainnya 5 6,1% Total 82 100% Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa mayoritas responden adalah pelajar dengan jumlah responden sebanyak 58 orang (70,7%). PROFESI RESPONDEN Pegawai Negeri Karyawan Swasta Wirausaha Lainnya 5 5 6 8 58 Pelajar Gambar 3. Diagram Batang Responden berdasarkan Profesi Sumber : Dokumen Pribadi, 2021 Domisili Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Domisili Frekuensi Persentase Jakarta 25 30,5% Bogor 2 2,4% Depok 4 4,9% Tangerang 21 25,6% Bekasi 6 7,3% Luar Jabodetabek 24 29,3% Total 82 100% Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui bahwa responden terbanyak berasal dari Jakarta dengan jumlah responden sebanyak 25 orang (30,5%). DOMISILI RESPONDEN Bogor Depok Tangerang Bekasi Luar Jabodetabek 2 4 6 21 24 25 Jakarta Gambar 4. Diagram Batang Responden berdasarkan Domisili Sumber : Dokumen Pribadi, 2021 Data-data yang telah didapat tersebut telah peneliti tinjau dan sortir ulang sehingga ditemukan data yang ditampilkan pada artikel ini adalah data dengan tingkat akurasi yang tinggi. Pada kuesioner yang telah disusun, setelah meminta data pribadi responden seperti jenis kelamin, profesi, dan domisili tersebut peneliti kemudian memberikan responden beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Pertanyaan harus dijawab dengan cara memilih satu di antara beberapa opsi yang diberikan, kecuali untuk pertanyaan terakhir yang mengharuskan responden mengisi dengan jawaban singkat. Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan yang dimaksud. 1. Apakah anda memiliki hewan peliharaan? (Jika responden menjawab tidak pada pertanyaan ini, maka kuesioner akan langsung berakhir) 2. Apakah anda mengerti cara memberi makan hewan anda dengan benar? 3. Apakah anda pernah mengalami kesulitan dalam memberi makan hewan peliharaan anda? 4. Apa anda pernah mendengar atau mengetahui adanya teknologi Automatic Pet Feeder? 5. Jika diberi kesempatan, apakah anda ingin mencoba teknologi Automatic Pet Feeder? 6. Menurut anda, apakah alat pemberi makan hewan peliharaan otomatis ini mampu mengatasi masalah anda dalam pemberian makan hewan peliharaan anda? (sertakan alasan anda) Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab responden tersebut berupa dua opsi jawaban yaitu Ya atau Tidak, kecuali untuk pertanyaan terakhir dimana responden harus memberikan dan menjelaskan opini mereka secara singkat. Berikut adalah data-data jawaban responden yang telah diperoleh. Jawaban Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Jawaban Pertanyaan Pertama Frekuensi Persentase Ya 50 61% Tidak 32 39% Total 82 100% Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang memiliki hewan peliharaan memiliki frekuensi responden sebanyak 50 orang (61%). Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, setelah pertanyaan pertama responden yang tidak memiliki hewan peliharaan akan langsung diakhiri kuesionernya karena penelitian ini hanya berfokus kepada generasi milenial yang memiliki hewan peliharaan. Total responden telah berkurang dari 82 orang menjadi 50 orang. Untuk pertanyaan kedua hingga selesai, akan dijawab oleh 50 orang responden tersebut. Jawaban Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Jawaban Pertanyaan Kedua Frekuensi Persentase Ya 40 80% Tidak 10 20% Total 50 100% Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui bahwa mayoritas responden mengerti cara pemberian makan hewan peliharaan, dengan frekuensi responden sebanyak 40 orang (80%). Jawaban Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Jawaban Pertanyaan Ketiga Frekuensi Persentase Ya 26 52% Tidak 24 48% Total 50 100% Berdasarkan Tabel 6, dapat diketahui bahwa 26 responden (52%) mengalami kesulitan dalam pemberian makan hewan peliharaan mereka. Jawaban Tabel 7. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Jawaban Pertanyaan Keempat Frekuensi Persentase Ya 33 66% Tidak 17 34% Total 50 100% Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui bahwa mayoritas responden tidak mengetahui adanya teknologi Automated Pet Feeder, dengan frekuensi responden sebanyak 33 orang (66%). Jawaban Tabel 8. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Jawaban Pertanyaan Kelima Frekuensi Persentase Ya 46 92% Tidak 4 8% Total 50 100% Berdasarkan Tabel 8, dapat diketahui bahwa hamper seluruh responden sangat antusias untuk mencoba teknologi Automatic Pet Feeder, dengan frekuensi responden sebanyak 46 orang (92%). Pertanyaan terakhir yang berbunyi “Menurut anda, apakah alat pemberi makan hewan peliharaan otomatis ini mampu mengatasi masalah anda dalam pemberian makan hewan peliharaan anda? (sertakan alasan anda)” telah dijawab oleh responden dengan jawaban yang berbagai macam. Terlepas dari jawaban-jawaban opini para responden, terdapat pula jawaban yang menyeleneh seperti “Mana saya tau, saya kan ikan” terselip di antara data jawaban-jawaban pertanyaan ini. Jawaban menyeleneh yang serupa peneliti sortir dan kemudian peneliti singkirkan untuk mendapatkan hasil data yang maksimal. Setelah menyortir dan menyingkirkan jawaban yang tidak perlu, peneliti telah berhasil mengambil kesimpulan dari berbagai data jawaban responden untuk nomor terakhir ini. Mayoritas responden berpendapat bahwa teknologi pemberi makan hewan peliharaan otomatis (Automatic Pet Feeder) dapat membantu mereka menyelesaikan masalah pemberian makan hewan peliharaan milik mereka. Alasan yang paling sering dijumpai pada data jawaban ini adalah karena memiliki fungsi otomatis. Selain otomatis, fitur-fitur Automatic Pet Feeder pun menjadi alasan seperti pengaturan jumlah makanan yang dikeluarkan serta jam makan hewan peliharaan yang dapat kita atur melalui aplikasi Smartphone. Beberapa responden juga menyebutkan bahwa dengan Automatic Pet Feeder, mereka tidak akan merasa bersalah kepada hewan peliharaan mereka karena mereka bisa memberi makan peliharaannya darimanapun dan kapanpun. Gambar 5. Automatic Pet Feeder Sumber : https://mensgear.net/2018/12/q1-smart-automatic-pet-feeder.html, 2018 Dalam penelitian “Analisis Kesadaran Generasi Milenial terhadap Teknologi Automatic Pet Feeder” diperoleh informasi bahwa mayoritas responden adalah perempuan (61%). Bila ditinjau dari aspek profesi, mayoritas responden adalah pelajar (70,7%) dan bila ditinjau dari aspek domisili, responden terbanyak berada di Jakarta (30,5%). Responden yang mengisi kuesioner penelitian ini sebagian besar memiliki hewan peliharaan (61%). Dari seluruh responden yang memiliki hewan peliharaan, mayoritas responden telah mengerti tentang pemberian makan hewan peliharaan yang baik dan benar (80%). Namun, sebagian responden yang memiliki hewan peliharaan merasakan kesulitan dalam pemberian makan hewan peliharaan mereka (52%). Memasuki inti dari penelitian ini, sebagian besar responden belum pernah mendengar atau mengetahui adanya teknologi Automatic Pet Feeder (66%) dan hampir seluruh responden ingin mencoba teknologi tersebut bila diberikan kesempatan (92%). PENUTUP Generasi milenial di Indonesia (manusia produktif yang lahir antara tahun 1982 hingga 2004) banyak yang belum mengetahui dan menyadari adanya teknologi Automatic Pet Feeder yang dapat membantu mereka memecahkan masalah pemberian makan hewan peliharaan mereka di kehidupan sehari-hari. Bila diberikan kesempatan, mereka ingin mencoba langsung manfaat dari teknologi pemberi makan hewan peliharaan otomatis ini. REFERENSI Abdulla, R., Eldebani, A. A., Selvaperumal, S. K., & Abbas, M. K. (2020). IOT based Pet Feeder. Test Engineering and Management, 83(March), 269–279. Ngarianto, H., & Gunawan, A. A. S. (2020). Pengembangan Automatic Pet Feeder Mengunakan Platform Blynk Berbasis Mikrokontroler ESP8266. Engineering, MAthematics and Computer Science Journal, 2(1), 35–40. https://journal.binus.ac.id/index.php/EMACS/article/view/6260 Rahmiati, D.U; Pribadi, E. . (2014). Tingkat Pendidikan dan Status Ekonomi Pemilik Hewan Kesayangan dalam Hal Pengetahuan dan Penerapan Kesejahteraan Hewan (EDUCATION LEVEL AND ECONOMIC STATUS OF PET OWNERS ON KNOWLEDGE AND ANIMAL WELFARE IMPLEMENTATION). Jurnal Veteriner, 15(3), 386–394. Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. ALFABETA, cv. Wiajaya, K.A.K.; Somawirata, I.K.; Limpraptono, Y. (2019). Rancang Bangun Alat Pemberi Makan dan Monitoring Sisa Pakan Kucing Berbasis Internet of Things ( Iot ). Seminar Hasil Elektro S1 ITN Malang.