Apa itu COVID-19? COVID19 (Coronavirus disease-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-COV2 (Severe acute respiratory syndrome coronavirus -2) (panduan perlindungan lansia pada masa covid 2019). Apa saja faktor risikonya? - Memiliki kontak erat dengan pasien COVID-19 Memiliki riwayat perjalanan ke area zona merah Memiliki penyakit penyerta/penyakit komorbid Memiliki penyakit pada saluran pernapsan Perokok Berada dalam satu lingkungan, namun tidak kontak dekat Apa tanda dan gejala jika terkena COVID-19? Dapat muncul 2-14 hari setelah terpapar virus Demam (>38oC) atau menggigil Batuk Sesak napas atau kesulitan bernapas Kelelahan Nyeri otot atau pegal-pegal seluruh tubuh Sakit kepala Kehilangan penciuman dan perasa Sakit tenggorokan Hidung tersumbat atau berair Mual atau muntah Diare 1 Apakah pengertian lansia? Lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas. Semua kelompok usia berisiko terinfeksi virus SARS-CoV-2 LANSIA memiliki risiko penyakit COVID-19 BERAT, dikarenakan perubahan fisiologis pada proses menua dan penyakit kronis yang diderita. Bagaimana kondisi lansia di tahun 2020 pada masa pandemi covid-2020? 2 Penyakit komorbid pada lansia yang memiliki risiko tinggi terinfeksi COVID-19 Diabetes Melitus Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu faktor risiko meningkatnya keparahan infeksi COVID-19. Diabetesi yang berusia lebih tua (>60 tahun), kadar gula darah tidak terkontrol, dan adanya komplikasi diabetes dikaitkan dengan prognosis COVID-19 yang buruk. terganggu. Sistem kekebalan tubuh yang terganggu membuat tubuh sulit untuk melawan infeksi. Akibatnya, pada orang dengan diabetes dan terinfeksi COVID-29, penyakit akan berkembang lebih cepat dan memburuk, hingga menyebabkan kematian. Pada orang dengan diabetes, sistem kekebalan tubuhnya telah 3 Hipertensi Hipertensi sering terjadi pada lansia dan salah satu komorbid yang paling sering ditemui pada pasien Covid-19. Hipertensi juga banyak terdapat pada orang yang terinfeksi Covid-19 yang mengalami ARDS. Saat ini belum diketahui pasti apakah hipertensi tidak terkontrol merupakan faktor risiko untuk terjangkit Covid19, akan tetapi pengontrolan tekanan darah tetap dianggap penting untuk mengurangi beban penyakit.SARS-CoV-2, virus yang mengakibatkan Covid-19, berikatan dengan ACE2 di paru-paru untuk masuk ke dalam cell, sehingga penggunaan penghambat angiotensin converting enzym (ACE inhibitor) dan angiotensin receptor blockers (ARB). Penyakit jantung Penyakit jantung merupakan komorbid tinggi untuk mengembangkan covid – 19 Dan cenderung memiliki penyakit yang Lebih parah dan gejala yang buruk. Tidak diketahui apakah adanya kondisi komorbid kardiovaskular menimbulkan risiko independen atau faktor lain (misalnya, usia). Mekanisme penyakit jantung yang berkaitan dengan covid – 19 yaitu cedera miokard, peradangan sistemik, perubahan rasio pasokan miokard, pecahnya plak dan trombosis koroner, efek buruk Dari terapi Dan ketidakseimbangan elektrolit. Penyebab tersering adalah cedera miokard yang berkembang seiring meningkatnya keparahan penyakit. 4 Penyakit Ginjal Infeksi COVID 19 yang berat dapat mengakibatkan kerusakan ginjal dan memerlukan perawatan di rumah sakit. Pasien Penyakit Ginjal Kronis (PGK) terutama yang menjalani dialisis atau transplantasi ginjal merupakan kelompok dengan daya tahan tubuh yang rendah oleh karena itu rentan terkena Covid 19. Penyakit Serebrovaskular Penyakit serebrovaskular lebih sering terjadi pada lansia dengan faktor risiko stroke seperti hipertensi dan diabetes mellitus, dan yang memiliki peningkatan D-dimer fibrin. 5 Lansia yang terkena COVID-19 lebih mungkin mengembangkan penyakit serebrovaskular (CVD) dan lebih banyak perhatian harus diberikan yang memiliki faktor risiko seperti hipertensi dan diabetes, infeksi COVID-19 yang lebih parah, dan respons peradangan yang menyebabkan keadaan darah hiperkoagulasi. Penyakit Hati Kronis Pada lansia dengan penyakit hati Kronis memiliki kondisi beresiko lebih tinggi untuk mengembangkan covid – 19, terutama jika kondisi medis yang mendasari adalah tidak terkontrol dengan baik. Namun, Belum diketahui yang mana beresiko lebih tinggi berdasarkan penyebabnya supertitles hepatitis B Dan hepatitis C. PPOK PPOK berisiko terhadap COVID-19, terutama pada PPOK yang berat dengan VEP1 prediksi kurang dari 50%, riwayat eksaserbasi dengan perawatan di rumah sakit, membutuhkan oksigen jangka panjang, gejala sesak dan dengan komorbid lainnya. Autoimmune Secara umum diketahui bahwa pasien dengan penyakit autoimun atau artritis inflamasi dengan aktifitas penyakit yang tinggi, lebih berisiko mengalami infeksi apapun (virus, maupun bakteri) karena adanya kondisi disregulasi imun. 6 Terapi yang diterima oleh pasien seperti imunosupresan (termasuk agen biologik) serta kortikosteroid juga berkontribusi terhadap peningkatan risiko infeksi tersebut. Namun hingga saat ini memang belum ada bukti yang menunjukkan peningkatan risiko infeksi covid-19 pada populasi pasien dengan penyakit autoimun. Prinsip layanan lansia di rumah sakit selama pandemi COVID-19 Skrining di Tentukan RS, tingkat anamnesis keparahan hingga pemeriksaan penunjang Kelompok usia Lansia Curiga COVID-19 Non Lansia Curiga COVID-19 Tidak perlu dirawat Pasien Datang Tidak curiga COVID-19 Tindakan Perawatan dan Perhatian Khusus Lansia: Isolasi, perawatan dan perhatian khusus dan KOMPREHENSIF Isolasi, tatalaksana sintamanik, contact tracking 1. Nutrisidan Cairan Cukup 2. Tingkatkan Frekuensi Observasi Perburukan Pasien 3. Pastikan kesehatan Fisik dan Mental (contoh: Fasilitas kontak daring atau melalui telepon dengan kelurga pasien) 4. Pencegahan Dampak Buruk Imobilisasi Lama ( Ulkus Diabetikus, HAP, DVT, Emoli Paru) (contoh: Miring Kanan Miring kiri setiap 2 jam) 5. Komunikasi dengan keluarga pasien tentang prognosis pasien 7 Tindakan apa harus dilakukan dalam menangani penyakit covid 19 pada lansia dengan penyakit komorbid? Minum obat anda untuk segala kondisi kesehatan seperti yang sudah ditentukan. Kembangkan rencana perawatan yang merangkum kondisi anda dan perawatan saat ini. Ikuti saran dari layanan kesehatan anda. Persiapkan diri anda untuk tinggal di rumah dalam waktu lama. PERGEMI; Saran untuk Kesehatan Lansia di Komunitas Memaksimalkan waktu di rumah Jangan keluar rumah jika bukan kondisi gawat darurat Rutin minum obat penyakit kronis yang ada Diskusikan dengan dokter agar menyediakan obat untuk jangka panjang (contoh 2-3 bulan) Lakukan hobi : berkebun, memasak, menonton televise, mengisi TTS Tingkatkan penggunaan video call untuk berinteraksi dengan anggota keluarga yang tidak serumah CEGAH KESEPIAN, DEPRESI, CEMAS Mengikuti kelas online untuk lansia Saran untuk pramurawat dan anggota keluarga Jaga kebersihan tangan, pakai masker, etika batuk dan bersin 8 Segera mandi jika tiba dari luar rumah Jaga jarak usahakan tidak makan bersamaan dengan lansia Bantu lansia untuk membeli kebutuhan sehari-hari di luar rumah Gunakan telemedicine untuk konsultasi dengan dokter layanan homecare Bersihkan lantai rumah, meja, kursi, pegangan pintu. Olahraga di rumah 5x30 menit/minggu olahraga intensitas. Menurukan risiko infeksi saluran napas atas hingga 50% Jalan cepat, senam aerobic, sepeda statis konsultasi dokter bila ragu Berjemur 5-15 menit jam 09.00 pagi minimal 3x seminggu sumber vitamin D Sleep Hygiene 6-8 jam di malam hari. Tetap aktif di pagi hingga sore hari Hindari menonton TV dan memainkan gawai sebelum tidur, mandi air hangat. Insomnia penurunan fungsi fisiologis rentan infeksi dan stress Hindari penggunaan alat pribadi secara bersama seperti alat sholt, alat makan. Nutrisi Makan 3-5 kal sehari : karbohidrat (50-60%), protein (20-25%), lemak baik (20-15%) 9 Lemak tidak jenuh/baik : ikan , minyak jaitun, tahu, kacang-kacangan 25 menit pukul 09.00 pagi 3 kali seminggu vitamin D meningkatkan system imun Suplementasi vitamin C,D,E. Jaga agar LANSIA terhindar dari COVID-19 Jauhi keramaian, perkumpulan, kegitan social seperti : arisan, reuni, pergi belanja, kumpul-kumpul dll Anggota keluarga/kerabat/lenalan atau siapapun yang memiliki aktifitas terpapar COVID-19 TIDAK BOLEH mendekati lansia Hanya orang-orang yang SEHAT dan TIDAK ADA riwayat terpapar dengan lingkungan yang berisiko penularan dapat menemui/mendampingi lansia Hanya saat yang diperlukan anggota keluarga/pengasuh (jumlah terbatas hanya 1-2 orang) setelah cuci tangan dengan sabun, kondisi bersih dn menggunakan masker bisa menemui lansia dengan jarak 1 meter dan waktu secukupnya Pendamping lansia dan anggota keluarga yang lebih muda dapat memanfaatkan moda telekomunkasi modern seperti video call untuk membantu lansia mempertahankan komunikasi dengan dunia luar; teman lansia ataupun kerabat/keluarga yang biasanya datang berkunjung ke rumah. Ajak atau anjurkan lansia unutk melakukan kegiatan yang menyenangkan (merawat tanaman di sekitar rumah, membaca, menonton atau aktifitas lain. 10 Olahraga bagi lanjut usia dapat dilakukan dengan cara senam, jalan kaki, atau peregangan anggota tubuh sambil duduk di kursi, disesuaikan dengan kemampuan fisik lanjut usia tersebut. Teruskan konsumsi obat-obatan rutin untuk pennyakit yang sudah ada sebelumnya seperti biasa DAFTAR PUSTAKA 11 Gugus tugas percepatan penanganan COVID-19.(22-06-2020). Peta Distribusi kasus COVID-19. Tersedia dari; http://www.covid19.go.id WHO Europe Health care consideration for older people during COVID-19 pandemic. 2020. Center for Disease control and Prevention. 2020. Coronavirus Disease 2019 at risk for severe illness. http://www.cdc.gov 12