Uploaded by User82433

623-1797-2-PB

advertisement
Jurnal Pelita Informatika, Volume 6, Nomor 3, Januari 2018
ISSN 2301-9425 (Media Cetak)
Hal: 337-340
PERANCANGAN SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT
KANKER TENGGOROKAN DENGAN MENERAPKAN
METODE CASE BASED REASONING
Elsa Tiara1, Pilipus Tarigan2, Hukendik Hutabarat2
1
Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika STMIK Budi Darma, Medan, Indonesia
2 Dosen STMIK Budi Darma, Medan, Indonesia
1,2 Jalan Sisingamangaraja No. 338 Medan, Indonesia
ABSTRAK
Permasalahan yang sering terjadi yaitu masih banyak yang menggunakan sistem sistem manual sehingga membutuhkan waktu
yang lama dan sulitnya menjumpai dokter/pakar, oleh karena itu diciptakan sistem pakar untuk membantu dokter/dokter dalam
mendiagnosa kanker tenggorokan. Penggunaan komputer dalam bidang kesehatan sangat membantu, karena tidak hanya akan
dirasakan manfaatnya oleh para penggunanya, tetapi juga oleh organisasi tersebut, dalam hal ini misalnya rumah sakit,
puskesmas, klinik, dan lain sebagainya. Maka dibuatlah suatu sistem pakar dalam mendiagnosa penyakit kanker tenggorokaan
dengan menggunakan metode Case Based Reasoning. Metode Case Based Reasoning merupakan proses penalaran terhadap
suatu kasus serupa yang terdahulu. Dalam percobaan dibuktikan dengan mencari level atau nilai kedekatan data kasus baru
dengan data data kasus lama untuk di acuan pengambilan keputusan terhadap kasus baru.
Kata Kunci: Kanker Tenggorokan, Sistem Pakar, Case Based Reasoning
I. PENDAHULUAN
Sistem pakar merupakan salah satu program
komputer yang dirancang untuk mengambil keputusan
seperti keputusan yang diambil oleh seorang pakar.
Sistem pakar adalah sistem perangkat komputer yang
menggunakan ilmu, fakta dan teknik berfikir dalam
pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalahmasalah yang biasanya hanya dapat diselesaikan oleh
seorang pakar dalam bidang yang bersangkutan.
Kanker tenggorokan adalah tumor ganas yang
tumbuh dan berkembang di area tenggorokan. Tumor
tersebut berasal dari sel-sel yang menjadi berlipat
ganda jumlahnya secara tidak terkendali. Berdasarkan
jenis sel yang berubah menjadi kanker, kanker
tenggorokan dibagi menjadi dua, yaitu karsinoma sel
skuamosa (abnormalitas terjadi pada sel selaput) dan
adenokarsinoma (abnormalitas terjadi pada sel
kelenjar). Sedangkan berdasarkan area tenggorokan
yang diserang, kanker tenggorokan dikelompokkan
menjadi 3, yaitu kanker faring, laring, dan tonsil. Pada
penelitian ini penulis membahas kanker tenggorokan
pada bagian laring dengan area tenggorokan yang
terserang di bagian laring yaitu pada pita suara. Kanker
laring adalah tumor yang tumbuh pada jaringan kotak
suara (laring). Laring merupakan bagian dari
tenggorokan yang memiliki fungsi penting dalam
membantu proses bernapas dan bicara kita. Bagian
tubuh ini juga akan melindungi paru-paru dari
masuknya makanan pada saat menelan. Kanker laring
lebih banyak ditemukan pada pria dan berhubungan
dengan
rokok
serta
pemakaian
alkohol.
Permasalahannya disini yaitu masih menggunakan
sistem manual sehingga membutuhkan waktu yang
lama dan sulitnya menjumpai dokter/pakar, oleh karena
itu diciptakan sistem pakar untuk membantu
dokter/dokter dalam mendiagnosa kanker tenggorokan
dengan metode Case Based Reasoning.
Dalam sistem pakar metode-metode yang
digunakan untuk mendiagnosa suatu penyakit adalah
salah satunya metode AHP dimana dalam metode ini
menganalisa suatu variabel dan membentuknya
menjadi suatu hirarki, selanjutnya hirarki tersebut di
susun berdasarkan urutan dan dilakukan pembandingan
antar kriteria dan selanjunya membuatnya menjadi
matrik untuk menentukan nilai hasil masing-masing
kriteria, dan masih banyak lagi metode lainnya seperti
metode Dept-first search (DFS), Breadth-first search
(BFS), BFS (Best-first search), Pelacakan Ke Belakang
(Backward Chaining) BF, Case Based Reasoning
(CBR), Bayes, Pelacakan Ke Depan (Forward
Chaining) FC.
Maka dibuatlah suatu sistem pakar dalam
mendiagnosa penyakit kanker tenggorokaan dengan
menggunakan metode Case Based Reasoning. Metode
Case Based Reasoning merupakan proses penalaran
terhadap suatu kasus serupa yang terdahulu. Dalam
percobaan dibuktikan dengan mencari level atau nilai
kedekatan data kasus baru dengan data data kasus lama
untuk di acuan pengambilan keputusan terhadap kasus
baru. Oleh sebab itu penulis menetapkan metode Case
Based Reasoning (CBR) untuk membangun sebuah
sistem yang memiliki kemampuan untuk mendiagnosa
penyakit kanker tenggorokan.
II. TEORITIS
A. Kecerdasan Buatan
Kecerdasan buatan adalah suatu ilmu yang
mempelajari cara membuat komputer melakukan
sesuatu seperti yang dilakukan oleh manusia.
Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) merupakan
kawasan penelitian, aplikasi dan instruksi yang terkait
dengan pemograman komputer untuk melakukan
sesuatu hal yang dalam pandangan manusia adalah
cerdas. Kecerdasan buatan berasal dari bahasa Inggris
“Artificial Intelligence” atau disingkat AI, yaitu
337
Jurnal Pelita Informatika, Volume 6, Nomor 3, Januari 2018
ISSN 2301-9425 (Media Cetak)
Hal: 337-340
Intelligence adalah kata sifat yang berarti cerdas,
sedangkan Artificial artinya buatan [1].
Berikut adalah beberapa definisi kecerdasan buatan
yang telah didefinisikan oleh beberapa ahli [1]:
1. Rich and Knight [1991] mendefinisikan Kecerdasan
Buatan (AI) sebagai sebuah studi tentang
bagaimana membuat komputer melakukan hal-hal
yang pada saat ini dapat dilakukan lebih baik oleh
manusia.
2. John McCarthy dari Stanford mendefinisikan
kecerdasan sebagai “kemampuan untuk mencapai
sukses dalam menyelesaikan suatu permasalahan”.
B. Sistem Pakar
Sistem pakar merupakan cabang dari Artificial
intelligence (AI) yang cukup tua karena sistem ini
mulai dikembangan pada pertengahan 1960. Sistem
pakar yang muncul pertama kali adalah Generalpurpose problem solver (GPS) yang dikembangan oleh
Newel dan Simon. Istilah sistem pakar berasal dari
Knowledge based expert system. Istilah ini muncul
karena untuk memecahkan masalah, sistem pakar
menggunakan pengetahuan seorang pakar yang
dimasukan kedalam komputer. Seseorang yang bukan
pakar menggunakan sistem pakar untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah, sedangkan seorang
pakar menggunakan sistem pakar untuk knowledge
assistant.
Langkah pertama dalam penyelesaian setiap
masalah adalah dengan mendeifinisikan terlebih dahulu
ruang lingkup permasalahan tersebut atau domain
untuk permasalahan yang akan diselesaikan, hal ini
berlaku juga untuk setiap pemograman Artifical
Intelligence (AI).
Sistem pakar ini, orang awam pun dapat
menyelesaikan permasalahannya atau hanya sekedar
mencari informasi berkualitas yang sebenarnya hanya
dapat diperoleh dari seorang yang ahli dibidangnya [1].
C. Metode Case Base Reasoning
Cara kerja metode Case Based Reasoning Untuk
dapat menghasilkan sebuah solusi, maka terdapat
beberapa proses yang harus dilalui di mana Case Based
Reasoning akan mencari kesamaan atau similarity
yang paling mirip antara kasus lama dan baru [4].
D. Kanker Tenggorokan
Kanker tenggorokan adalah tumor ganas yang
tumbuh dan berkembang di area tenggorokan. Tumor
tersebut berasal dari sel-sel yang menjadi berlipat
ganda jumlahnya secara tidak terkendali. Dan
berdasarkan area tenggorokan yang terserang yaitu
bagian laring yaitu pada pita suara. Kanker laring
adalah keganasan pada pita suara, kotak suara (laring)
atau daerah lainnya ditenggorokan. Kanker laring lebih
banyak ditemukan pada pria dan berhubungan dengan
rokok serta pemakaian alkohol.
Semua kanker terjadi akibat adanya mutasi pada
sel-sel. Mutasi inilah yang memicu pertumbuhan sel
yang tidak terkendali. Demikian pula dengan kanker
tenggorokan. Penyebab di balik proses mutasi tersebut
belum diketahui secara pasti. Tetapi ada sejumlah
faktor yang diduga dapat meningkatkan resiko
seseorang untuk terkena kanker tenggorokan, misalnya
pola hidup dan kondisi kesehatan. Beberapa contohnya
adalah penggunaan tembakau, baik dalam bentuk rokok
maupun kunyah, Konsumsi minuman keras yang
berlebihan, Kesehatan gigi yang tidak terjaga, Kurang
mengonsumsi buah dan sayur, Mengidap infeksi
virus HPV (human papillomavirus) dan penyakit asam
lambung atau GERD [5].
III. ANALISA DAN PEMBAHASAN
Penyakit kanker tenggorokan merupakan salah
satu penyakit yang menyerang tenggorokan.
Dikarenakan tenggorokan merupakan salah satu organ
tubuh yang paling penting, organ lainnya dapat
terganggu, sehingga kematian dapat terjadi. Kanker
tenggorokan bisa menyerang siapa saja, bahkan anakanak dan remaja, namun pada umumnya kanker
menyerang orang usia produktif atau dewasa. Gejala
penyakit kanker tenggorokan selama ini hanya
didiagnosa masyarakat awam berdasarkan ciri-ciri
yang diketahui tanpa oleh fakta dan pertimbangan
medis lainnya.
Sehingga masyarakat atau penderita sulit
membedakan jenis-jenis penyakit kanker tenggorokan.
Akibatnya penyakit tersebut ditangani dengan cara
yang salah. Maka dari itu untuk menegakan diagnosis
dilakukan pemeriksaan laringoskop dan biopsi. CT
scan dan MRI kepala atau leher juga bisa menunjukan
adanya kanker tenggorokan. Penelitian ini penulis
membahas kanker tenggorokan pada bagian laring
dengan area tenggorokan yang terserang di bagian
laring yaitu pada pita suara. Kanker laring adalah tumor
yang tumbuh pada jaringan kotak suara (laring).
Laring merupakan bagian dari tenggorokan yang
memiliki fungsi penting dalam membantu proses
bernapas dan bicara kita. Bagian tubuh ini juga akan
melindungi paru-paru dari masuknya makanan pada
saat menelan. Kanker laring lebih banyak ditemukan
pada pria dan berhubungan dengan rokok serta
pemakaian alkohol.
Adapun gejala-gejala yang dibahas adalah sebagai
berikut:
Tabel 1. Gejala-Gejala Penyakit Kanker Tenggorokan
No
Kode
Gejala Penyakit
1
2
G01
G02
Suara Serak
Kesulitan Bernafas
Nilai
Pakar
0.8
0.2
338
Jurnal Pelita Informatika, Volume 6, Nomor 3, Januari 2018
ISSN 2301-9425 (Media Cetak)
Hal: 337-340
No
Kode
3
G03
Gejala Penyakit
Benjolan dileher /
Kelenjar getah bening
4
G04
Demam
5
G05
Terasa ada ganjalan
saat menelan
6
G06
Batuk Berdarah
7
G07
Tenggorokan sakit
8
G08
Batuk Konstan
9
G09
Penurunan
Berat
Badan
Sumber: Dr. Julham Arya
Nilai
Pakar
0.6
0.4
0.8
0.8
0.6
0.6
0.4
Tabel 2. Tabel Analisis Gejala Pasien Penyakit
Kanker Tenggorokan
No
Kode
Kode Gejala Keterangan
Pasien
1
P001
2
P002
G01, G03,
G04, G05,
G07,G08,
G09
G01, G02,
G05, G08,
G09
3
P003
G01,
G06,
G08
G04,
G07,
4
P004
G01,
G04,
G08
G02,
G06,
G01,
G06,
G08
G03,
G07,
5
P005
Penyakit
Kanker
Tenggoroka
n
Penyakit
Kanker
Tenggoroka
n
Penyakit
Kanker
Tenggoroka
n
Penyakit
Kanker
Tenggoroka
n
Penyakit
Kanker
Tenggoroka
n
Sumber: Dr. Julham Arya
Penerapan Metode CBR
Dalam mengekspresikan derajat kepastian, untuk
mengasumsikan derajat kepastian seorang pakar
terhadap suatu data. Konsep ini kemudian
diformulasikan dalam rumus-rumus
dasar.
Implementasi sistem penalaran Case Based Reasoning
dalam mendiagnosa penyakit kanker tenggorokan,
yaitu sebagai berikut:
Tabel 3. Tabel Input Gejala Kasus Baru
Input
Gejala Yang Di inputkan
1
G01, G03, G05, G07,
G08
Tabel 4. Menentukan Kemiripan Kasus Baru dengan
Kasus Lama
Kode
Gejala
Gejala Penyakit
P001
Gejala
Baru
G01
G02
G03
G04
G05
G06
G07
G08
G09
Suara Serak
Kesulitan Bernafas
Benjolan
dileher/kelenjar getah
bening
Demam
Terasa ada ganjalan
saat menelan
Batuk Berdarah
Tenggorokan sakit
Batuk konstan
Penurunan
berat
badan
1
_
1
_
1
1
-
1
1
1
1
1
1
1
-
1
Tabel 5. Terdapat Kasus Baru Yang Mirip dengan
Terdahulu
Keterangan
Gejala
G01, G03, G04, G05, G07,G08,
G09
G01, G03, G05, G07, G08
Kasus Lama
Kasus Baru
Pada sesi penginputan sistem, user diberi jawaban
yang masing-masing memiliki bobot sebagai berikut:
Pilihan jawaban “ Ya” = 1
Pilihan jawaban “Tidak” = 0
Tabel 6. Menghitung Nilai Kemiripan Kasus terdahulu
dan Kasus Baru
Kode
Kode
Gejala
Gejala
Bobot
Penentuan
Kasus
Kasus
Kepastian
Bobot
Lama
Baru
G01
G01
0.8
1
G03
G04
G03
-
0.6
0.4
1
0
G05
-
0.8
0
G07
G08
G09
G07
G08
-
0.6
0.6
0.4
1
1
0
Dalam menghitung nilai kemiripan kasus terdahulu
dengan kasus baru di formulasikan dengan rumus yaitu
sebagai berikut:
= (1*0.8) + (1*0.6) + (1*0.6) + (1*0.6)
0.8 + 0.6 + 0.4 + 0.8 + 0.6 + 0.6 + 0.4
= 2.6
4.2
= 0.619047619 * 100
339
Jurnal Pelita Informatika, Volume 6, Nomor 3, Januari 2018
ISSN 2301-9425 (Media Cetak)
Hal: 337-340
= 61.90%
“Kemungkinan terkena kanker tenggorokan”
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan pengembangan yang telah dilakukan
selama proses parancangan hingga implementasi dalam
perancangan aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa
penyakit kanker tengorokan dengan menerapkan
metode Case Based Reasoning maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Mendiagnosa penyakit kanker tenggorokan dengan
memeriksa, tanya jawab dengan pasien dan
menggunakan cara laringoskop, biopsi dan CT
Scan.
2. Menerapkan metode case based reasoning dengan
memasukan gejala-gejala ke dalam sistem untuk
mengetahui nilai kemiripan dari suatu penyakit.
3. Sistem ini dirancang menggunakan use case dan
activity diagram dan mampu menjalankan sistem.
REFERENCES
[1] T Sutojo, Edy Mulyanto, and Vincent Suhartono, Kecerdasan
Buatan. yogyakarta: C.V ANDI OFFSET (Penerbit ANDI),
2011.
[2]
KusriKusrini , Sistem Pakar Teori dan Aplikasi, 1st ed., Fl.
Sigit Suryantoro, Ed. Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2006.
[3] Muhammad Arhami, Konsep Dasar Sistem Pakar, 1st ed.
Yogyakarta: ANDI, 2005.
[4] Faza Akmal and Sri Winiarti, "SISTEM PAKAR UNTUK
MENDIAGNOSA
PENYAKIT LAMBUNG DENGAN
IMPLEMENTASI
METODE
CBR
(CASE-BASED
REASONING) BERBASIS WEB," Sarjana Teknik
Informatika, vol. 2, no. 1, pp. 790-800, 2014.
[5] Wahyu Rahayu U, Mengenali, Mencegah dan Mengobati 35
Jenis Kanker, 1st ed.: Victory Inti Cipta.
[6] Rahmat Priyanto, LANGSUNG BISA VISUAL BASIC.NET
2008. Bandung, 2009.
[7] Verawaty Monica Barus, M. Mesran, S. Suginam, and A.
Karim, “SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS
HAMA
PADA
TANAMAN
JAMBU
BIJI
MENGGUNAKAN METODE BAYES,” J. INFOTEK, vol. 2,
no. 1, Feb. 2017
[8] R. Miranda, N. A. Hasibuan, P. Pristiwanto, and M. Mesran,
“SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT JAMUR
AKAR PUTIH (RIQIDOPORUS LIGNOSUS) PADA
TANAMAN KARET (HAVEA BRASILIENSIS) DENGAN
METODE CERTAINTY FACTOR,” JURIKOM (Jurnal Ris.
Komputer), vol. 3, no. 6, Dec. 2016.
340
Download