Uploaded by User82220

ICU ASKEP TETANUS

advertisement
RESUME KEPERAWATAN KRITIS PADA Tn.B DENGAN
GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: TETANUS
DI UNIT ICU RS PETUKANGAN
Angel Theophani Nikijuluw
18200100010
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
(STIKIM)
JAKARTA
2021
Nama Pengkaji
Nim
Ruangan
: Angel Theophani Nikijuluw
: 18200100010
: ICU
A. PENGKAJIAN
Tanggal
: 5 Januari 2021
Hari
: Selasa
Jam
: 10:00 WIB
I.
II.
Identitas pasien
Nama
Usia
Jenis Kelamin
Pendidikan
Pekerjaan
Suku Bangsa
Agama
Alamat
: Tn. B
: 50 Tahun
: Laki-laki
: SD
: Buruh Bangunan
: Betawi
: Islam
: Petukangan, Cileduk
Diagnose Medis
: Tetanus
Pengkajian Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama :
- Badan klien terasa kaku semua
- Klien mengalami kejang rangsang dan kejang reflek
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Keluarga mengatakan ada luka di telapak kaki kirinya karena terkena
pecahan kaca sejak 10 hari sebelum dibawa ke RS. Luka cukup dalam
dan tidak lebar, luka sudah dijahit dokter di Poliklinik Umum didekat
rumah klien. Keluarga mengatakan klien sulit BAK sejak 1 hari setelah
kejadian pingsan, BAB tidak ada keluhan. Hasil TTV : TD : 145/80
mmHg, nadi : 88x/ menit, suhu : 38, 5° C, RR : 24x/ menit, nilai GCS:
E1 V2 M3 = 6 (sopor).
3. Riwayat Penyakit Dahulu :
Keluarga mengatakan 5 hari sebelum di bawa ke RS klien mengeluh
2
kaku diseluruh badan dan tidak bisa digerakkan, kepala terasa berat,
pusing, demam. Sepuluh hari yang lalu telapak kaki kiri klien terkena
pecahan kaca dan luka klien sudah dijahit dan di beri obat oleh dokter
Poliklinik Umum dekat rumah klien. Klien tetap bekerja sebagai buruh,
saat bekerja klien tidak memakai alas kaki dan luka jahitan juga jarang
dibersihkan. Pada saat setelah mandi klien tiba – tiba pingsan, sesak
nafas dan dada terasa nyeri. Klien dibawa ke dokter, kemudian dengan
dokter menyarankan untuk membawa klien ke Rumah Sakit. Sesampai
di IGD diberi penanganan dan pihak IGD menyarankan untuk dirawat di
ICU tapi klien menolak, pada saat sampai di IGD kesadaran klien masih
compos mentis, kemudian klien dirawat dibangsal. Pada tanggal 5
Januari 2021 keadaan klien dibangsal semakin buruk dan mengalami
penurunan kesadaran, kemudian pihak bangsal menganjurkan keluarga
untuk dirawat di ICU dan keluarga menyetujui. Pada saat masuk ICU
jam 10.00 WIB, kesadaran klien sudah sopor.
4. Riwayat Penyakit Keluarga :
Didalam keluarga klien belum ada yang mengalami sakit tetanus,
keluarga tidak ada yang menderita penyakit turunan seperti jantung, DM
ataupun hipertensi.
III.
Pengkajian Kritis B 6
1. Breath (Pernapasan) :
RR : 24x/ menit, pernafasan spontan dan ada ronkhi. Adanya
hipersalivasi dalam mulut. Mulut terjadi trismus. Kemampuan
membuka bibir ± 1,5 cm. Gigi ±1 cm.
2. Blood (Sirkulasi) :
TD : 145/80 mmHg, nadi : 80x/ menit. Adanya luka jahitan pada kaki
kiri.
3
3. Brain (Persyarafan) :
GCS: E1 V2 M3 (sopor), Terjadi opistotonus. Klien mengalami
trismus, kemampuan membuka bibir ± 1,5 cm dan gigi ±1 cm, terlihat
kaku.
Pemeriksaan Saraf Karnial :
 Saraf I
Fungsi penciuman tidak ada kelainan
 Saraf II
Tes ketajaman pengelihatan pada kondisi normal
 Saraf III,IV,VI
Klien sering kejang ketika ada rangsang ataupun tidak ada
rangsang.
 Saraf V
Mulut terjadi trismus
 Saraf VII
Persepsi pengecapan dalam batas normal
 Saraf VIII
Tidak di temukan adanya tuli konduktif dan tuli persepsi
 Saraf IX dan X
Kemampuan menelan menurun, kesukaran membuka mulut
(trismus)
 Saraf XI
Di dapatkan kaku kuduk. Ketegangan otot rahang dan leher
(mendadak)
 Saraf XII
Lidah simeris, tidak ada deviasi pada satu sisi dan tidak ada
pasikulasi. Indra pengecapan normal.
4. Bladder (Perkemihan) :
Terpasang selang DC, keadaan genital dan sekitarnya bersih.
5. Bowel (Pencernaan) :
Terpasang NGT. Reflek menelan menurun
6. Bone (Muskuloskeletal):
 Ekstremitas
4
Bawah : Tidak ada edema, terasa kaku tapi dapat menekuk dan
diluruskan secara perlahan D5% + diazepam 5 ampul 16
tpm pada telapak kaki kanan.
Atas : Tidak ada edema, terasa kaku tapi dapat
menekuk dan
diluruskan secara perlahan, terpasang infus Nacl 0,9%,
tutofusin, pada tangan kanan.
Kekuatan otot : 5
5
5
5
Edema:
-
-
-
Aktivitas
0
Mandi
Makan
Berpakaian/berdandan
Eliminasi
Mobilisasi di tempat tidur
Pindah
Ambulasi
1
Skor
2
√
3
√
√
√
√
√
√
Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Dibantu alat
2 : Dibantu orang lain
3 : Dibantu orang lain dan alat
4 : Tergantung total
IV.
Pengkajian Pola Fungsional :
1. Oksigenasi
Pernafasan spontan dan ada ronkhi
2. Cairan dan Elektrolit
Klien menggunakan NGT
3. Nutrisi
Klien menggunakan NGT
4. Aman dan Nyaman
Suhu tubuh klien 38,5° C, terpasang oksigen, terpasang NGT,
terpasang DC. Ada luka jahitan di kaki kiri
5
4
5. Eliminasi
Klien menggunakan DC
6. Aktivitas dan Istirahat
Klien mengalami kaku kuduk, terpasang NGT, terpsang DC, dan
terpasang infus di kaki kanan dan tangan kanan
7. Komunikasi
GCS: E1 V2 M3 (sopor)
V.
Pemeriksaan Penunjang
Pada tanggal 4 Januari 2021
VI.
No
Pemeriksaan
Hasil
Normal
1
WBC
11,8
4,8 – 10,8
10³/ul
2
RBC
5,52
4,7 – 6,1
106/ul
3
HGB
15,5
14 – 18
g/dl
4
HCT
46,3
42 – 52
%
5
MCV
83,9
80 – 94
Fl
6
MCH
28,1
27 – 31
Fl
7
MCHC
33,5
33 – 37
Pg
8
PLT
304
150 – 450
10³/ul
9
RDW
42
35 – 45
Fl
10
PDW
9,4
9 – 13
Fl
11
MPV
8,4
7,2 – 11,1
Fl
Terapi
1. Tanggal 5 Januari 2021
- NaCl 20 tpm
- D5% + diazepam 3 ampul 16 tpm
- Ceftriaxon 1g Rasional 12 jam
- Metronidazole 500mg/ 6jam
- Ranitidine 25 mg/ 12 jam
- O2 5 L/ menit
- Diit sonde TKTP
- Faemadol 100mg / bila perlu
6
Satuan
2. Tanggal 6 januari 2021
- NaCl 20 tpm
- D5%+ diazepam 5 ampul 16 tpm
- Ceftriaxon 1g Rasional 12 jam
- Metronidazole 500mg/ 6jam
- Ranitidine 25 mg/ 12 jam
- O2 5 L/menit
- Diit sonde TKTP
- Novalgin dan petidine (syringe pump)
B. ANALISA DATA
Hari/Tgl/
Jam
Selasa/
5/1/21
10:00
Data Fokus
Etiologi
DS :
Luka terkena kaca
DO:
- Reflek batuk menurun
- Adanya hipersalivasi dalam
mulut
- RR : 24x/ menit
- Pernafasan spontan
- Ada ronkhi
- Terpasang
oksigen
5L/
menit
- Terpasang
oropharyngeal
(OPA)
Organisme anaerob
colostridium tetani
-
Mengenai saraf
simpatis
Eksotoksin
Pengangkutan
toksin melalui saraf
motorik
Saraf otonom
Hipertermia,
hipotermia, aritmia,
takikardi
Hipoksia
Penurunan oksigen
ke otak
Kesadaran
menurun
Penumpukan sekret
7
Problem
Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
Penurunan reflek
batuk
Selasa/
5/1/21
11:00
DS:
DO:
- Klien tampak berkeringat di
seluruh tubuh
- Nadi : 88x/ menit
- Suhu : 38, 5° C
- GCS: E1 V2 M3 (sopor)
Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
Luka terkena kaca
Hipertermia
Organisme anaerob
colostridium tetani
Eksotoksin
Pengangkutan
toksin melalui saraf
motorik
Saraf otonom
Mengenai saraf
simpatis
Selasa/
5/1/21
12:00
DS:
DO:
- BB turun 2kg
- Diit sonde TKTP
- Klien tampak trismus
- Klien tampak opistotonus
- Klien tampak kaku kuduk
- GCS: E1 V2 M3 (sopor)
- Klien tampak terpasang NGT
Hipertermia
Luka terkena kaca
Organisme anaerob
colostridium tetani
Eksotoksin
Pengangkutan
toksin melalui saraf
motorik
Otak
Menempel pada
serebral
ganglionsides
Kekakuan dan
kejang
Gangguan
neuromuskular
Spasme otot
mastikatoris
Terjadi trismus
8
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Selasa/
5/1/21
14:00
DS:
DO:
- Klien tampak trismus
- Klien tampak opistotonus
- Klien tampak kaku kuduk
- GCS: E1 V2 M3 (sopor)
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Luka terkena kaca
Risiko cedera
Organisme anaerob
colostridium tetani
Eksotoksin
Pengangkutan
toksin melalui saraf
motorik
Otak
Menempel pada
serebral
ganglionsides
Kekakuan dan
kejang
Gangguan orientasi
Risiko cedera
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d obstruksi jalan napas
2. Hipertermia b.d proses inflamasi
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kelemahan otot
untuk menelan
4. Risiko cedera b.d disfungsi sensori
9
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Hr/tgl/J
am
Dx. Kep
Selasa/
5/1/21
11:00
Ketidakefektif
an bersihan
jalan nafas b.d
mukus
berlebihan
Tujuan
Dan Kriteria Hasil
NOC
Tujuan : Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3x24 jam
ketidakefektifan bersihan
jalan napas teratasi dengan
kriteria hasil :
a. Tanda-tanda vital
b. Status pernapasan :
kepatenan jalan napas
N
o.
Indikator
Di
ka
ji
Tar
get
1.
Suhu
tubuh
2
5
2
5
3.
Denyut
nadi
radial
4.
Batuk
2
5
Suara
napas
tambaha
n
2
5
Akumula
si
sputum
2
5
2.
5.
6.
NIC Intervensi TTD
Monitor TTV
1. Monitor TD, N, Sh, dan
status RR dengan tepat
Manajemen jalan nafas
2. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan
ventilasi
3. Masukan
alat
oropharyngeal (OPA),
sebagaimana mestinya
4. Monitor
ststus
pernafasan
dan
oksigenasi, sebagaimana
mestinya
Penghisapan Lendir Pada
Jalan Nafas
5. Auskultasi suara nafas
sebelum dan sesudah
tindakan suksion
6. Informasikan
kepada
keluarga
tentang
pentingnya
tindakan
suction
7. Aspirasi
nasopharynx
dengan kanul suction
sesuai dengan kebutuhan
8. Monitor suara napas
tambahan seperti ngorok
atau mengi
Terapi oksigen
9. Siapkan
peralatan
oksigen dan berikan
melalui
sistem
humidifier
10. Monitor
aliran
oksigen
Selasa/
5/1/21
12:00
Hipertermia
b.d kejang
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2 x 24
jam, diharapkan
hipertermia teratasi,
dengan krteria hasil:
10
Monitor tanda-tanda vital:
1. Monitor tekanan darah,
nadi, suhu, dan status
pernapasan dengan tepat
2. Monitor warna kulir, suhu
dan kelembaban
TTD
a. Tanda-tanda vital
b. Hidrasi
c. Termoregulasi
N Indikator
o
1 Menggigil
saat dingin
2 Berkeringat
saat panas
3 Peningkatan
suhu kulit
4 Hipertermia
5 Dehidrasi
Selasa/
5/1/21
13:00
Ketidakseimba
ngan nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuh b.d
kelemahan otot
untuk menelan
Risiko cedera
b.d gangguan
fungsi kognitif
Ta
rg
et
2
5
2
5
2
2
5
5
5
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2 x 24
jam, diharapkan nutrisi
terpenuhi, dengan krteria
hasil:
a. Status nutrisi: asupan
makanan & cairan
N Indikator
o
Selasa/
5/1/21
14:00
D
i
k
aj
i
2
D
ik
aj
i
2
3. Kolaborasi pemberian obat
Perawatan Demam
4. Dorong konsumsi cairan
5. Tutup
pasien
dengan
selimut atau pakaian
ringan, tergantung pada
fase demam
T
ar
g
et
5
Monitor tanda-tanda vital
1. Monitor tekanan darah,
nadi, suhu, dan status
pernafasan dengan tepat
Manajemen nutrisi
2. Tentukan apa yang
menjadi preferensi
makanan bagi pasien
3. Tentukan jumlah kalori
dan jenis nutrisi yang
dibutuhkan untuk
memenuhi persyaratan
gizi
1 Asupan
makanan
secara tube
feeding
Setelah dilakukan tindakan Pencegahan jatuh
keperawatan selama 3 x 24 1. Identifikasi perilaku dan
jam, diharapkan cedera
faktor yang
tidak terjadi, dengan krteria
mempengaruhi risiko
hasil:
jatuh
2. Identifikasi karakteristik
a. Kejadian jatuh
dari lingkungan yang
b. Kontrol kejang sendiri
mungkin meningkatkan
N Indikator
D Ta
potensi jatuh
o
ik rg
3. Sediakan permukaan tidur
aj et
yang dekat dengan lantai,
i
sesuai kebutuhan
1 Jatuh dari
2 5
11
tempat tidur
2 Jatuh saat
2
dipindahkan
3 Menggamba 4
rkan faktorfaktor yang
memicu
kejang
6 Mencegah
3
faktor
risiko/pemic
u kejang
12
5
5
5
Peningkatan keamanan
Manajemen kejang
4. Pertahankan jalan nafas
5. Pandu gerakan klien untuk
mencegah
terjadinya
cedera
6. Berikan obat anti kejang
dengan benar
7. Catat karakteristik kejang
(misalnya,
keterlibatan
anggota tubuh, aktivitas
motorik,
dan
kejang
progresif
D. IMPLEMENTASI
Dx.
Kep
1
Hari /Tgl
Jam
Implementasi
Selasa/
5/1/21
09.00 -
TTD
Respon
TTD
-
Melakukan suction
Memposisikan klien
semi fowler
Melakukan fisioterapi
dada
-
Secret
berwarna
kuning
kental
Klien
Mengauskultasi suara
nafas
Memberikan
O2 sesuai indikasi
Memonitor vital sign
Memonitor status O2 klien.
tampak
rileks
O2
5L
dengan nasal
kanul
TTV
TD : 120/80
mmHg
Nadi
2
Selasa/
5/1/21
09.30 -
-
3
Selasa/
5/1/21
10.00 -
Memonitor TTV
Memonitor
warna
kulir,
suhu
dan
kelembaban
Kolaborasi
pemberian obat
75x/menit
Suhu 37°C
SPO2 96%
TTV
TD : 120/80
mmHg
Nadi
75x/menit
Suhu 37°C
Perawatan Demam
mendorong konsumsi
cairan
menutup
pasien
dengan selimut atau
pakaian
ringan,
tergantung pada fase
demam
Mententukan
apa yang
menjadi preferensi makanan
bagi pasien
13
Diit sonde
TKTP
-
3
Mententukan jumlah
kalori
dan
jenis
nutrisi
yang
dibutuhkan
untuk
memenuhi
persyaratan gizi
Selasa/
5/1/21
14:00
14
E. EVALUASI
DX Keperawatan
Hari/
Tanggal/
Jam
Ketidakefektifan
Kamis/
S:
bersihan jalan nafas 7/1/21
O:
b.d mukus
11:00
berlebihan
EVALUASI SOAP
TD
- Klien tampak rileks
- TD : 120/80 mmHg
- Nadi 75x/menit
- Suhu 37°C
- RR 18x/menit
- Ronchi (-)
- Batuk (-)
A: masalah teratasi
No.
1.
Indikator
Suhu tubuh
2.
Denyut
radial
3.
Batuk
4.
5.
Di kaji
Target
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
nadi
Suara
napas
tambahan
Akumulasi
sputum
P: intervensi dihentikan
Hipertermia b.d
kejang
Kamis/
7/1/21
12:00
S:
O:
- Klien tampak rileks
- TD : 120/80 mmHg
- Nadi 75x/menit
- Suhu 37°C
- GCS: E4 V5 M6 (compot metis)
15
- RR 18x/menit
- Trismus (-)
- Opistotonus (-)
- Kaku kuduk (-)
- Berkeringat di seluruh tubuh (-)
A: masalah teratasi
No Indikator
1
2
3
4
5
Ketidakseimbangan Kamis/
nutrisi kurang dari 7/1/21
kebutuhan tubuh
13:00
b.d kelemahan otot
untuk menelan
Menggigil
saat dingin
Berkeringat
saat panas
Peningkatan
suhu kulit
Hipertermia
Dehidrasi
Di Target
kaji
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
P: intervensi dihentikan
S:
O:
- BB naik 1kg
- TD : 120/80 mmHg
- Nadi : 75x/ menit
- Suhu : 37° C
- RR : 18x/ menit
- GCS: E4 V5 M6 (compot metis)
- Klien tampak terpasang NGT
A: masalah teratasi
No Indikator Dikaji Target
1
Asupan
5
5
makanan
secara
tube
feeding
Risiko cedera b.d
gangguan fungsi
kognitif
Kamis/
7/1/21
14:00
P: intervensi dipertahankan
S:
O:
- Klien tampak rileks
- TD : 120/80 mmHg
16
- Nadi 75x/menit
- Suhu 37°C
- GCS : E4. V5, M6 (compos metis)
- RR 18x/menit
- Trismus (-)
- Opistotonus (-)
- Kaku kuduk (-)
- Berkeringat di seluruh tubuh (-)
A: masalah teratasi
No Indikator
1
Jatuh dari
tempat tidur
2
Jatuh saat
dipindahkan
3
Menggambarkan
faktor-faktor
yang memicu
kejang
6
Mencegah
faktor
risiko/pemicu
kejang
P: intervensi dihentikan
17
Dikaji Target
5
5
5
5
5
5
5
5
Download