MODUL LABORATORIUM STATISTIKA PROGRAM STUDI AKUNTANSI Aplikasi Software Spss dan Eviews LABORATORIUM STATISTIKA PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM 2020 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 DAFTAR ISI 1. Pengenalan Statistika dan SPSS 2. Statistika Deskriptif 3. Normalitas dan Outlier 4. Analisis Korelasi 5. Analisis Regresi Linier 6. Penanganan Tidak Terpenuhinya Asumsi Analisis Regresi 7. Analisis Regresi dengan Variabel Dummy 8. Analisis Regresi Logistik 9. Analisis Regresi Panel (Aplikasi Software Eviews) 10. Instrumentasi Kuesioner 11. Uji Validitas dan Reliabilitas 12.Uji Beda Dua Sampel (T-Test) 13. Regresi dengan Variabel Moderating 14. Regresi dengan Variabel Intervening 3 10 17 22 26 40 44 47 54 66 71 81 88 95 2 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 BAB I PENGENALAN STATISTIKA DAN SPSS 1.1 Pengertian Statistika Menurut Solimun (2005), Statistika adalah Ilmu atau seni yang berkaitan dengan metode pengumpulan data, analisis data, dan interpretasi hasil analisis untuk mendapatkan informasi sebagai landasan di dalam pengambilan keputusan dan penarikan kesimpulan. Sedangkan Anderson dan Bancrof (1952) berpendapat bahwa Statistika adalah ilmu dan seni pengembangan dan penerapan metode yang paling efektif sehingga kemungkinan kesalahan dalam kesimpulan dan estimasi dapat diperkirakan dengan menggunakan penalaran induktif berdasarkan matematika probabilitas. 1.2. Jenis Data: Data merupakan nilai yang merepresentasikan deskripsi dari suatu objek atau kejadian (event). 1. Data berdasarkan sifat: a. Data Kualitatif: Data yang tidak berbentuk angka (non metrik) b. Data Kuantitatif: Data yang berbentuk Angka (metrik) 2. Data berdasarkan sumber: a. Data Primer: Data yang diperoleh langsung dari sumbernya, contoh: data hasil kuesioner. b. Data Sekunder: Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan orang lain, contoh: data laporan keuangan perusahaan Go Public yang diambil dari website. 3. Waktu Pengumpulan: a. Data Cross Section: Data yang diambil pada satu waktu tertentu, contoh: Jumlah produksi b. Data Time Series: Data yang diambil pada interval waktu tertentu, contoh: Data Laba bersih perusahaan dari tahun 2006-2013. 4. Skala Pengukuran: a. Data Nominal, adalah instrumen yang dapat menghasilkan data yang jenisnya klasifikasi atau pemilahan, sifatnya hanya membedakan antar kelompok. Contoh: Jenis Kelamin (Pria dan Wanita), Program Studi dalam sebuah Universitas (Akuntansi, Manajemen, Sistem Informasi, dll), Jenis industri (Properti, Elektronik, Perbankan, dll) b. Data Ordinal, adalah suatu instrument yang menghasilkan nilai atau skor yang bertingkat atau berjenjang. Contoh: Tingkat Pendidikan (SMU, S1, S2, dll), Ranking. c. Data Interval: Selain memiliki sifat data ordinal, tidak memiliki angka nol absolut. Contoh: Temperatur, Skor Ujian. d. Data Rasio: Selain memiliki sifat data interval, skala rasio memiliki angka 0 (nol) dan memiliki perbandingan antar dua nilai memiliki arti. Contoh : Panjang, Berat Badan. (Supranto, 2008) Sebelum ke pembahasan lebih lanjut, agar memiliki persepsi yang sama, Tabel 1.1 adalah ilustrasi tentang komponen data penelitian: Obyek Penelitian Mahasiswa Variabel Penelitian Data / Pengamatan Umur 20 tahun IPK Tinggi Badan 3.99 180 cm 3 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 Obyek Penelitian Perusahaan Rumah Sakit Variabel Penelitian Data / Pengamatan Berat Badan 70 kg Modal 1 milyard Rp Aset 2 Milyard Rp Bentuk Perseroan Kinerja manajerial Baik Kepuasan Pasien Sangat Puas Kepuasan Karyawan Tidak Puas Tabel 1.1 Komponen Penelitian (Solimun, 2005) Jenis data yang digunakan dalam penelitian sangat menentukan jenis analisis data yang digunakan. Jenis analisis statistika dibedakan menjadi: 1. Statistika Deskriptif: Statistika dimana peneliti hanya ingin mengetahui deskripsi dan karakteristik data baik secara numerik maupun visual. 2. Statistika Inferensia: Statistik dimana peneliti berusaha membuat berbagai inferensi terhadap sekumpulan data yang berasal dari suatu sampel. Tindakan inferensi tersebut seperti melakukan perkiraan, peramalan, pengambilan keputusan dan sebagainya, sehingga didalamnya diperlukan proses Pengujian Hipotesis. Berdasarkan jenis hipotesis yang diuji, teknik statistika inferensi dibedakan menjadi: a. Hipotesis Deskriptif: merupakan dugaan tentang karakteristik suatu populasi / satu variabel b. Hipotesis Komparatif: Analisis ini digunakan untuk melakukan perbandingan / komparasi antara populasi yang satu dengan yang lainnya. c. Hipotesis Asosiatif: Analisis ini menginginkan diketahuinya hubungan atau pengaruh antar variabel (Supranto, 2008) 1.3 Peranan Statistika dalam Penelitian Statistika dalam penelitian merupakan salah satu komponen utama dalam tahapan penelitian. Setidaknya terdapat empat peranan Statistika dalam penelitian, antara lain: Pertama, Peranan Statistik dalam Penentuan Sampel Penelitian. Dalam ilmu statistik, dikenal istilah Populasi dan sampel. Populasi merupakan keseluruhan objek yang ingin kita ukur dan analisa. Sedang sampel ialah sebagian (kecil) dari populasi dimana kita benar-benar melakukan pengukuran dan dengan ini kita dapat menarik kesimpulan. Tujuan teknik penentuan sampel adalah agar diperoleh sampel yang representatif bagi populasinya dan diperoleh ukuran sampel yang memadai untuk dilakukannya penelitian. Berkaitan dengan peranan ini, statistika menyediakan teknik–teknik dan rumus-rumus tertentu agar diperoleh sampel yang reperesentatif dan ukuran sampel yang memadai. Kedua, Peranan Statistik dalam Pengembangan Alat Pengambilan data. Sebelum seseorang menggunakan suatu alat pengambil data, dia harus mempunyai kepastian bahwa alat yang digunakannya itu berkualitas. Kualitas alat pengumpulan data dapat dilihat dari sisi validitas dan reliabilitasnya. Oleh karena itu setiap alat pengumpulan data perlu diuji tingkat validitas dan relibilitasnya, dan cara terbaik untuk menguji validitas dan reliabilitas alat pengumpulan data adalah dengan menggunakan metode statistik. 4 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 Ketiga, Peranan Statistik dalam Menyajikan data. Data yang dikumpulkan melalui teknik pengambilan data tertentu masih bersifat data mentah, oleh karena itu agar data itu lebih komunikatif maka harus disajikan sedemikian rupa sehingga data mudah dibaca atau dipahami. Berkaitan dengan upaya untuk menampilkan data agar mudah dibaca dan dipahami, maka statistika menyediakan teknik tertentu dalam mengolah data dan menyajikan data, yaitu dengan metode statistika deskriptif. Keempat, Peranan Statistika dalam Analisis Data atau Menguji Hipotesis. Tujuan akhir dalam kegiatan penelitian adalah adanya kesimpulan sebagai bahan untuk mengambil keputusan. Agar diperoleh hasil penelitian yang valid dan reliabel, statistika juga telah mengembangkan teknik-teknik perhitungan tertentu dan mengembangkan berbagai metode untuk menguji hipotesis yang dapat membantu para peneliti, yaitu dengan metode statistika inferensial. 1.4 Populasi dan Sampel Populasi merupakan keseluruhan pengamatan yang menjadi obyek penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi. Peneltian dengan menggunakan data sampel muncul karena keterbatasanketerbatasan dalam penelitian, antara lain keterbatasan waktu penelitian, biaya, sumber daya manusia, dan sebagainya. (Walpole, 1995) 1.5 Mengenal SPSS (Statistical Product and Service Solutions) SPSS adalah sebuah program aplikasi yang memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis dengan menggunakan menu-menu deskriptif dan kotak-kotak dialog yang sederhana sehingga mudah untuk dipahami cara pengoperasiannya. SPSS banyak digunakan dalam berbagai riset pemasaran, pengendalian dan perbaikan mutu (quality improvement), serta riset-riset sains. Pada awalnya SPSS dibuat untuk keperluan pengolahan data statistik untuk ilmu-ilmu sosial, sehingga kepanjangan SPSS itu sendiri adalah Statistikal Package for the Social Sciences. Sekarang kemampuan SPSS diperluas untuk melayani berbagai jenis pengguna (user), seperti untuk proses produksi di pabrik, riset ilmu sains dan lainnya. Dengan demikian, sekarang kepanjangan dari SPSS Statistical Product and Service Solutions. Langkah awal yang harus dilakukan untuk menganalisis data dengan menggunakan SPSS adalah melakukan Input Data. Pada saat anda membuka SPSS, maka akan muncul tampilan SPSS data Editor. Menu Bar dan Tool Bar Sheet data view, tempat anda melakukan input data Sheet variabel view, tempat anda mendefinisikan variabel Gambar 1.1 SPSS Data Editor 5 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 Setelah Data Editor aktif, berikut ini langkah-langkah untuk membuat data baru: 1. Mendefinisikan atribut variabel dengan melakukan klik pada Variabel View. Contoh, anda membangun data penjualan suatu perusahaan. Anda buat tiga variabel, yaitu nama, jenis kelamin dan penjualan. (Gambar 1.2 Variabel View) Ada sepuluh atribut variabel yang perlu anda definisikan: Name, Merupakan nama variabel yang akan ditampilkan di baris teratas pada tampilan Data View, yaitu Nama, JnsKel,dan Penjualan. Type, Merupakan tipe variabel yang dipakai. Ada delapan tipe variabel yang secara umum dapat digolongkan menjadi dua, yaitu variabel angka (Numeric, Comma, Dot, Scientific notation, Date, dollar, Custom currency) dan variabel non angka (string). Width, Merupakan lebar kolom, nilai defaultnya 8. Decimals, merupakan jumlah digit setelah koma. Label, Merupakan penjelasan atribut variabel Name yang muncul dalam kotak dialog maupun output apabila anda melakukan analisa. Value, Merupakan pengkodean pada variabel non angka (string variable). Contoh, Jenis kelamin diberi kode 1 untuk laki-laki dan kode 2 untuk perempuan. Klik sel pada kolom value yang akan diberi pengkodean sehingga kotak dialog Value labels akan muncul. Pada Value, ketik 1 dan pada Label, ketik Laki-Laki. Klik Add. Selanjutnya, lakukan cara yang sama untuk jenis kelamin perempuan. Jika telah selesai melakukan pengkodean pada keseluruhan value, klik OK. Variabel JnsKel merupakan variabel string namun untuk keperluan analisis diubah ke numerik dengan memberi value pada variabel tersebut. Laki-Laki = 1 ; Perempuan = 2 (Gambar 1.3 Input Variabel Value) Missing, menetapkan nilai khusus data sebagai user missing. Contoh, anda ingin membedakan data yang tidak diperoleh karena responden menolak menjawab dan data yang hilang karena anda belum mengirimnya ke responden. Columns, mempunyai fungsi seperti width Align, merupakan posisi data dalam sel. Measure, Merupakan ukuran data yang digunakan, untuk numeric secara otomatis SPSS akan memilih SCALE, sedangkan string ada dua pilihan, ORDINAL dan NOMINAL. 6 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 2. 3. Setelah sepuluh variabel anda isi, klik Data View pada Data Editor untuk memulai input data. Masukkan input pada variabel JnsKel cukup dengan kodenya, 1 untuk Laki-Laki dan 2 untuk Perempuan. Aktifkan Value Labels pada ToolBar untuk otomatisasi variabel Jenis Kelamin. Data bisa disimpan, dengan prosedur berikut : Dari menu utama SPSS, pilih menu File, kemudian pilih submenu Save As…. Diberi nama file-untuk keseragamandengan Introduction, dan tempatkan file pada directory yang dikehendaki. (Gambar 1.5 Tampilan data View) SOAL LATIHAN 1. Sebutkan masing-masing 10 variabel yang dimiliki oleh Perusahaan dan Perguruan Tinggi! 2. Nyatakan jenis data berikut ini berdasarkan bentuk, skala pengukuran, waktu pengumpulan dan sumbernya! a. Data hasil nilai TOEIC mahasiswa baru Universitas Internasional Batam pada tahun ajaran 2015/2016 dari Badan Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni (BPKA) b. Data Nilai Debt to Equity Ratio perusahaan yang terdaftar di BEI dari tahun 2014-2015 yang diambil dari www.idx.co.id c. Data hasil survey kuesioner mengenai kepuasan layanan provider telepon seluler “SPEED” selama periode tahun 2015 d. Data jenis perusahaan (perusahaan perbankan, asuransi, manufaktur, dan jasa) yang masuk dalam daftar saham LQ45 pada bulan maret 2015. e. Data Tingkat Pendidikan terakhir Karyawan PT XYZ yang diambil pada tahun 2015 f. Customer Satisfaction Index PT PLN tahun 2011-2015 yang diambil dari website PLN g. Prosentase kandungan Gizi Produk makanan “PASTA” yang diperoleh melalui eksperimen di akhir tahun 2015 h. Merk Handphone yang digunakan oleh Mahasiswa UIB pada tahun 2015 7 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 3. Input data berikut ke dalam SPSS dengan memanfaatkan menu “Value” untuk data kualitatif Jenis Perusahaan Tekstil Jenis Auditor Big Four Company Lama IPO Size Big 5-10 tahun Harga Saham 25.100 Industri Alat Non Big Four Berat Minyak dan Gas Non Big Four Big Lebih dari 10 tahun 24.250 Big Lebih dari 10 tahun 15.850 Elektronik Medium Lebih dari 10 tahun 3.480 Industri Alat Big Four Berat Minyak dan Gas Big Four Big Lebih dari 10 tahun 2.140 Big Lebih dari 10 tahun 1.090 Minyak dan Gas Non Big Four Big Lebih dari 10 tahun 1.040 Jasa Big Four Small Kurang dari 5 tahun 515 Jasa Big Four Small Kurang dari 5 tahun 4.375 Jasa Non Big Four Small 5-10 tahun 4.120 Elektronik Big Four Big Lebih dari 10 tahun 7.175 Industri Berat Elektronik Alat Big Four Big Lebih dari 10 tahun 6.800 Small 5-10 tahun 7.425 Industri Berat Tekstil Alat Big Four Big Lebih dari 10 tahun 6.000 Non Big Four Medium 5-10 tahun 430 Consumer Goods Big Four Big Lebih dari 10 tahun 560 Pertanian Big Four Big Lebih dari 10 tahun 343 Elektronik Non Big Four Small 5-10 tahun 9.600 Elektronik Non Big Four Medium 5-10 tahun 13.125 Consumer Goods Big Four Big Lebih dari 10 tahun 13.300 Consumer Goods Big Four Big Lebih dari 10 tahun 3.950 Elektronik Big Four Big Lebih dari 10 tahun 6.100 Non Big Four Non Big Four 8 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 Jenis Perusahaan Tekstil Non Big Four Company Lama IPO Size Medium 5-10 tahun Consumer Goods Big Four Big Lebih dari 10 tahun 7.250 Elektronik Non Big Four Medium Kurang dari 5 tahun 11.650 Elektronik Big Four Big Lebih dari 10 tahun 11.425 Consumer Goods Big Four Big Lebih dari 10 tahun 870 Elektronik Non Big Four Medium 5-10 tahun 7.250 Tekstil Big Four Big Lebih dari 10 tahun 11.650 Consumer Goods Big Four Medium Kurang dari 5 tahun 11.425 Jenis Auditor Harga Saham 4.990 9 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 BAB 2 STATISTIKA DESKRIPTIF 2.1. Pengertian Statistika Deskriptif Statistika Deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna (Walpole, 1995) Ditinjau dari cara pengolahan datanya, statistika deskriptif dibagi menjadi dua, yaitu : a. Statistika Deskriptif untuk Data Kuantitatif b. Statistika Deskriptif untuk Data Kualitatif 2.2. Statistika Deskriptif untuk Data Kuantitatif Gunakan data set “Harga Saham” (terlampir pada chapter 1) untuk melakukan analisis statistika deskriptif. Dalam data tersebut terdapat dua jenis data berdasarkan sifat. Variabel Jenis Perusahaan, Jens Auditor, Company size dan Lama IPO merupakan data tipe kualitatif, sedangkan harga saham merupakan data bertipe kuantitatif. Data tersebut akan dibuat statistika deskriptif. 1. Input Data a. Menampilkan tampilan Variabel View untuk memasukkan identitas variabel data sesuai dengan cara input masing-masing atribut pada pembahasan sebelumnya. Sehingga akan menjadi tampilan Variabel View dan Data View seperti pada gambar berikut. Ingat bahwa variabel Jenis Perusahaan, Jenis Auditor, Company size, dan Lama IPO merupakan data bertipe kualitatif, sehingga perlu didefinisikan dengan menggunakan menu value (sesuai dengan langkah input data pada bab 1). 2. Statistika Deskriptif untuk Data Kuantitatif Karena variabel Harga saham termasuk data kuantitatif, maka akan dibuat deskriptif statistik (meliputi Mean, Standart Deviasi, Range dan lainnya) untuk variabel tersebut. 10 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 a. Langkah analisis Deskriptif untuk Variabel Harga Saham yaitu pilih menu Analyze, kemudian pilih submenu Descriptive Statistics => Descriptives, Maka akan keluar tampilan seperti berikut. Masukkan variabel Harga Saham ke dalam kolom Variable(s). b. Pilih Options maka akan tampil Dialog Box untuk menampilkan karakteristik data apa saja yang ingin anda tampilkan, sesuai dengan kebutuhan penelitian. Beri tanda Cek List pada Mean, Sum, Std deviation, Variance, Range, Minimum, dan Maximum seperti gambar berikut. c. Kemudian klik Continue untuk kembali pada Dialog Box Descriptives, kemudian pilih OK. Output yang muncul adalah seperti pada Gambar berikut. 11 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 Berdasarkan gambar diatas, didapatkan beberapa karakteristik data yaitu: N = 30, Banyaknya data yang diolah adalah 30 Mean (Rata-rata) = 7442,60, artinya harga saham berkisar di nilai 7442, 600. Minimum = 343,00, Nilai Minimum harga saham tersebut adalah 343,00 Rupiah, dan Maximum = 25100, Nilai Maksimum harga saham tersebut adalah 25.100 rupiah. Sum = 223278 merupakan hasil penjumlahan seluruh harga saham dari 30 sampel yang diolah Range = 24757, Merupakan selisih nilai Minimum dan Maksimum yaitu 25.100 – 343 = 24.757. Standard Deviation = 6458,75477, Menjelaskan variasi data dalam suatu variabel. Standar devasi diukur dari selisih antara data observasi dengan rata-rata. Semakin besar nilai standar deviasi, maka artinya data semakin bervariasi. Menurut Santoso (2011), data dikatakan memiliki variasi tinggi jika nilai standar deviasi lebih dari 33% dari rata-ratanya. Berdasarkan data, terlihat bahwa nilai standar deviasi = 6458,754 sedangkan nilai rata-rata 7442,60, atau nilai standar deviasi = 86.78% dari rata-ratanya. Artinya bahwa harga saham pada sampel penelitian ini memiliki variasi yang tinggi. Variance = 41715513,14 merupakan nilai kuadrat dari standar deviasi dan juga menunjukkan variasi data. 3. Analisis Deskriptif untuk Data Kualitatiff Variabel Jenis Perusahaan, Jenis Auditor, Company Size, dan Lama IPO memiliki data dengan sifat kualitatif, sehingga statistik deskriptif yang diperlukan berbeda dengan data kuantitatif, yaitu dengan Tabel Frekuensi. Tabel Frekuensi merupakan tabel satatistika deskriptif yang menampilkan prosentase masing-masing kelompok dalam tiap variabel. Berikut langkah membuat tabel frekuensi. Pilih Menu analyze , Descriptive Statistics , Frequencies, sehingga muncul Dialog Box seperti gambar berikut 12 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 Masukkan Variabel Jenis Perusahaan, Jenis Auditor, Company Size, dan Lama IPO pada kolom Variable(s), Check List Display Frequency Tables. Output yang muncul adalah sesuai gambar berikut. Analisis Output: Kolom Frequency menunjukkan banyaknya masing-masing jenis perusahaan pada data yang telah diolah. Pada tabel ditunjukkan bahwa terdapat 4 perusahaan tekstil (13.3%), 4 perusahaan industri alat berat (13.3%), dan seterusnya. Sebagian besar sampel merupakan perusahaan elektronik yaitu sebesat 30%. Valid percent memeiliki nilai sama dengan kolom percent jika tidak terdapat missing data. Cumulative percent menunjukkan nilai akumulasi (penjumlahan) prosentase pada masing-masing baris. Berikut adalah hasil output untuk variabel kualitatif lainnya. 13 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 Terlihat bahwa untuk variabel jenis auditor, 53.3% perusahaan diaudit oleh big four auditor, 46.7% lainnya diaudit oleh non big four. Untuk variabel ukuran perusahaan, sebagian besar sampel masuk kategori perusahaan besar atau sebesar 60%, 23.3% perusahaan medium, dan 16.7% lainnya perusahaan kecil. Pada tabel ketiga, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 18 perusahaan atau sekitar 60% perusahaan sampel sudah melakukan Initial Public Offering (IPO) selama lebih dari 10 tahun. 4. Statistika Deskriptif per kelompok (Split File) Statistika Deskriptif juga dapat dibuat terpisah per kelompok dalam masing-masing variabel dengan menggunakan menu Split File. Analisis ini berfungsi untuk menganalisis lebih jauh karakteristik variabel pada kelompok tertentu. Misalnya, peneliti ingin menganalisis atau melakukan perbandingan antara perusahaan yang diaudit oleh Big Four dan Non Big Four. Berikut adalah langkah-langkahnya. a. Dari menu utama SPSS, klik icon split file 14 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 b. Setelah muncul dialog box berikut, klik organize output by groups, kemudian masukkan variabel Jenis Auditor pada kolom groups based on. Lalu pilih OK. Setelah langkah ini selesai, maka analisis selanjutnya akan dipisah berdasarkan jenis auditor. c. Langkah analisis Deskriptif untuk Variabel Harga Saham yaitu pilih menu Analyze, kemudian pilih submenu Descriptive Statistics => Descriptives. Masukkan variabel Harga Saham ke dalam kolom Variable(s). Pilih Options maka akan tampil Dialog Box untuk menampilkan karakteristik data apa saja yang ingin ditampilkan, sesuai dengan kebutuhan penelitian. Beri tanda Cek List pada Mean, Sum, Std deviation, Variance, Range, Minimum, dan Maximum. Kemudian OK. Output yang akan muncul adalah sebagai berikut: Output diatas adalah hasl analisis setelah menggunakan Split File. Dari output ini, peneliti dapat melakukan analisis lebih lanjut mengenai harga saham berdasarkan jenis auditor yang digunakan perusahaan. 15 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 LATIHAN SOAL Berikut adalah data nilai ujian mahasiswa yang diambil dari kelas pagi dan kelas malam prodi Manajemen: Kelas Pagi Malam Malam Pagi Pagi Pagi Pagi Malam Malam Malam Nilai 50 83 55 90 93 90 60 73 60 82 Kelas Pagi Malam Malam Pagi Pagi Malam Pagi Malam Malam Pagi Nilai Kelas Nilai Kelas Nilai 80 82 83 70 68 80 82 74 56 72 Malam 56 87 70 77 75 66 45 70 60 72 Malam 62 76 83 88 85 60 53 60 69 75 Malam Pagi Malam Malam Pagi Malam Malam Pagi Pagi Malam Malam Pagi Malam Pagi Malam Pagi Malam Pagi Kelas Pagi Malam Pagi Malam Malam Malam Pagi Malam Pagi Pagi Nilai 68 81 63 54 75 78 68 80 92 34 1. Buatlah statistika deskriptif dari data Nilai ujian mahasiswa kelas pagi dan kelas malam berikut ini, dengan menampilkan nilai Mean, Median, Mode, Range, Quartile, Percentile (30,60, dan 90), variance, standar deviasi, kemudian susunlah tabel frekuensi untuk data variabel Kelas. a. Sebutkan rata-rata nilai mahasiswa tersebut! b. Berapa selisih nilai terbesar dan terkecil nilai mahasiswa? c. Berapa banyak mahaiswa yang mendapatkan nilai di bawah 72.5? d. Sebutkan nilai standar deviasi dan Mode dalam data tersebut! e. Berapa nilai yang paling banyak muncul? f. Berapa prosentase jumlah mahasiswa kelas pagi dan kelas malam dalam data tersebut? 2. Lakukan uji statistika deskriptif secara terpisah nilai mahasiswa kelas pagi dan kelas malam. a. Sebutkan selisih rata-rata nilai mahasiswa kelas pagi dan kelas malam. Kelas manakah yang memiliki nilai rata-rata lebih tinggi? b. Diantara kelompok kelas pagi dan kelas malam, manakah yang memiliki data lebih bervariasi? 16 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 BAB 3 NORMALITAS DAN OUTLIER 3.1. NORMALITAS Berdasarkan banyaknya variabel penelitian, data dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu: 1. Data Univariate : Terdiri dari satu variabel dalam penelitian, atau terdiri dari beberapa variabel, namun masing-maisng variabel dianggap sebagai satu unitas yang berbeda-beda 2. Data Multivariate : Terdiri lebih dari dua variabel dalam penelitian, keseluruhan variabel dianggap suatu unitas yang terkait satu sama lain Pola sebaran data sangat penting diperhitungkan untuk menentukan jenis analisis statistika yang digunakan. Data dikatakan menyebar normal jika populasi data memenuhi kriteria: 68.27% data berada di sekitar Mean ± 1σ (standard deviasi) 95.45% data berada di sekitar Mean ± 2σ (standard deviasi) 99.73% data berada di sekitar Mean ± 3σ (standard deviasi) Dan sisanya di luar range tersebut. Berikut adalah gambar kurva sebaran normal Metode statistika yang mengharuskan terpenuhinya asumsi normalitas disebut Statistika Parametrik, Sedangkan metode statistika yang digunakan untuk data tidak berdistribusi normal disebut Statistika Nonparametrik. Hipotesis yang melandasi asumsi normalitas adalah: H0 : Data menyebar normal H1 : Data tidak menyebar normal 17 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 3.2. UJI NORMALITAS DATA Cara menguji Normalitas data dapat dilakukan secara visual maupun empiris. Secara visual, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Plot, sedangkan secara empiris dengan menggunakan Uji Kolmogorov Smirnov. Adapun kriteria pengujiannya adalah: a. Jika Nilai Signifikansi (Asymp. Sig. (2-tailed)) pada kolmogorov Smirnov kurang dari 0.05, data tidak menyebar normal. b. Jika nilai Signifikansi (Asymp. Sig. (2-tailed)) pada kolmogorov Smirnov lebih dari 0.05, maka data menyebar normal. Berikut langkah pengujian normalitas: 1. Buka file Data Primer 01 2. Pada menu utama SPSS pilih Analyze => Nonparametric Test => Legacy Dialogs => 1 sample K-S sehingga muncul Dialog Box seperti pada gambar berikut 3. Isi kolom Test Variable list dengan variabel Total kesadaran Merk, Total Asosiasi Merk dan Total Ekuitas Merk, kemudian OK 4. Selanjutnya akan muncul output seperti berikut. 18 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 Analisis: Output pada Gambar , merupakan output uji normalitas Kolmogorov Smirnov Test . Sesuai dengan kriteria hasil uji normlitas menunjukkan hasil sebagai berikut: - Variabel kesadaran merk memiliki nilai Asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0.005 (kurang dari 0.05), sehingga disimpulkan data kesadaran merk tidak menyebar secara normal - Variabel asosiasi merk memiliki nilai Asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0.255 (lebih dari 0.05), sehingga disimpulkan data asosiasi merk menyebar secara normal - Variabel ekuitas merk memiliki nilai Asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0.000 (kurang dari 0.05), sehingga disimpulkan data kesadaran merk tidak menyebar secara normal 3.3 OUTLIER Menurut Santoso (2012), Outlier adalah pengamatan yang memiliki simpangan yang cukup jauh dari rata-rata, atau secara nyata berbeda dengan data-data yang lain. Sebagai contoh bila dalam suatu kelompok mahasiswa, terdapat mahasiswa yang secara fisik jauh lebih tinggi dibandingkan mahasiswa lain, atau mahasiswa dengan nilai IPK yang mendapatkan nilai ujian jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswamahasiswa lain. Data outlier dapat menyebabkan interpretasi terhadap hasil analisis data menjadi kurang tepat. Outlier juga dapat menyebabkan data tidak menyebar normal. Oleh karena itu data outlier perlu dihapus dan tidak diikutsertakan dalam analisis berikutnya. Cara untuk mendeteksi outlier sangat tergantung pada tingkatan analisis data, apakah tergolong analisis data univariate, bivariate, atau multivariate. Pada bab ini akan dibahas deteksi outlier pada data univariate, yaitu metode z-score. Z-Score merupakan nilai standarisasi masing-masing data, yang juga menunjukkan ukuran simpangan masing-masing data terhada rata-ratanya. Nilai standarisasi data z-score disebut juga sebagai sebaran normal baku. 19 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 Adapun kriteria penentuan outlier berdasarkan nilai zscore yaitu: Menurut Hair et al (2010), kriteria penentuan outlier dipengaruhi oleh banyaknya sampel, yaitu: - Jika banyaknya sampel ≤ 80, maka pengamatan dengan Zscore > 2.5 atau < -2.5 adalah outlier. - Jika banyaknya sampel > 80. Maka pengamatan dengan Zscore >3 atau < -3 adalah outlier. 3.4. UJI OUTLIER Langkah-langkah untuk mendeteksi outlier adalah sebagai berikut: a. Dari file Data Primer 01, Pilih Analyze => Descriptive Statistics => Descriptives b. Masukkan variabel Total Kesadaran Merk, Total Asosiasi Merk, Total Ekuitas Merk pada kolom Variable(s), kemudian cek list Save standardized values as variables => OK. Analisa Output dan Pembahasan Output yang perlu diperhatihan terdapat pada Data View, ditunjukkan dengan adanya penambahan variabel-variabel baru yaitu Ztotal_Kesadaran_Merk, Ztotal_Asosiasi_Merk, dan Ztotal_Ekuitas_Merk. Z merupakan nilai Z-Score untuk masing-masing data observasi. Sesuai dengan kriteria, maka data dengan nilai Z lebih dari 3 atau kurang dari -3 harus dihapus dan tidak diikutsertakan dalam analisis berikutnya. 20 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 Berdasarkan data, terlihat bahwa data no. 26 pada variabel kesadaran merk memiliki nilai Z-score 3.06579 atau krang dari -3, sehingga data ini disebut outlier dan harus dihapus. LATIHAN SOAL Berikut adalah data pendapatan (Dalam ratusan ribu) yang diambil dari 100 sampel penduduk Batam. Data Pendapatan Masyarakat (Dalam Ratusan Ribu) 1. 2. 3. 4. 5. 90 75 98 58 104 48 14 88 92 52 60 70 65 47 67 76 79 90 77 90 60 65 78 90 102 70 75 68 68 61 85 66 89 57 40 65 80 67 78 70 70 73 82 69 76 77 98 50 72 82 11 76 84 70 80 112 77 90 85 84 55 40 89 72 80 57 79 74 72 78 80 11 78 50 94 45 88 73 89 85 70 78 56 52 75 68 77 88 88 74 80 82 48 12 82 92 97 80 Tabel 3.1. Data Pendapatan Masyarakat 74 91 Lakukan Uji Normalitas pada data pada tabel 3.1, dengan menu Explore, maupun dengan Menu Non parametric. Bandingkan hasilnya! Berdasarkan output, berapa banyak data yang memiliki gaji dalam kisaran 70 – 89? Berdasarkan Box Plot, data mana sajakah yang merupakan nilai ekstrim? Lakukan Uji Outlier dengan metode Z-Score. Data mana sajakah yang merupakan outlier berdasarkan hasil Uji Z-Score? (Ikuti kriteria Hair dan Santoso) Bandingkan hasilnya dengan output yang dihasilkan dengan Box Plot! Hapus data yang terdeteksi sebagai outlier pada Uji Z-Score dengan menggunakan kriteria Hair, kemudian ulangi lakukan uji normalitas dengan data yang tersisa. Bagaimana hasilnya? 21 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 BAB 4 ANALISIS KORELASI 4.1. DEFINISI DAN SIFAT ANALISIS KORELASI Menurut Suliyanto (2011), Analisis Korelasi digunakan untuk mengetahui derajat hubungan linier antara variabel satu dengan variabel yang lain. Suatu variabel dikatakan memiliki hubungan dengan variabel lain jika perubahan satu variabel diikuti dengan perubahan variabel lain. Besarnya korelasi antara variabel satu dengan variabel yang lain tersebut dinyatakan dengan koefisien korelasi. Berikut sifat – sifat koefisien korelasi: 1. Nilai koefisien korelasi bersifat simetris. Karena koefisien korelasi bersifat simetris maka korelasi antara X dan Y akan sama dengan koefisien korelasi antara Y ddengan X. 2. Besarnya koefisien korelasi berkisar antara -1 sampai dengan 1 (-1 ≤ r ≤1) Jika koefisien korelasi sebesar -1 ≤ r ≤ 0 berarti kedua variabel tersebut memiliki hubungan negatif atau berlawanan arah. Artinya, semakin tinggi nilai variabel X maka akan semakin rendah nilai variabel Y. Sebaliknya, jika koefisien korelasi 0 ≤ r ≤ 1 maka kedua variabel memiliki hubungan positif, atau semakin tinggi variabel X maka akan semakin tinggi nilai variabel Y. 3. Koefisien korelasi hanya menggambarkan keeratan hubungan antar variabel tetapi tidak menggambarkan hubungan kausalitas (Sebab akibat). 4. Koefisien korelasi hanya menggambarkan keeratan hubungan yang linier, dan tidak mampu menggambarkan hubungan yang bersifat non linier. 1. 2. Ada dua jenis korelasi yang umum digunakan oleh peneliti, yaitu: Korelasi Pearson / Product Moment : Digunakan jika data yang menyebar normal, minimal berskala interval atau Rasio (Data tinggi badan, berat badan, nilai ujian, pendapatan, dll). Korelasi Spearman Rank : Digunakan jika data berskala nominal dan ordinal (Data Gender, Tingkat Pendidikan, dan data-data kategorik lainnya). 4.2. KORELASI PEARSON (PRODUCT MOMENT) Contoh Kasus: Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui keeratan hubungan antara Penghasilan dengan Nilai Prestasi Kerja. Tabel 4.1 adalah data yang didapatkan: Prestasi Prestasi Prestasi Penghasilan Penghasilan Penghasilan Kerja Kerja Kerja 3,5 65 3,6 67 5,2 72 2,7 52 3,8 69 6,3 91 4,5 82 4,2 73 2,9 50 6,7 95 3 60 4,5 76 3,2 62 2,9 51 3,8 63 2,1 52 5,8 90 4 83 4,5 76 6,3 93 6,1 91 4,1 73 5,4 74 4,4 84 4 72 5,2 83 4,2 83 4,1 70 3,1 62 3,8 69 (Tabel 4.1 Data Penghasilan dan Prestasi Kerja) 22 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 Langkah-langkah analisis dalam SPSS adalah: 1. Karena analisis korelasi pearson hanya dapat digunakan untuk data berdistribusi normal, maka lakukan uji normalitas pada variabel Penghasilan dan Prestasi Kerja, sehingga muncul hasil uji normalitas seperti pada Gambar 4.1. (Gambar 4.1. Hasil Uji Normalitas Variabel Penghasilan dan Prestasi Kerja) 2. 3. Pilih Menu analyze => Correlate => Bivariate sehingga muncul dialog Box seperti pada Gambar 4.2. Masukkan variabel Penghasilan dan Nilai Prestasi Kerja ke dalam kolom Variables. Klik OK. Output yang muncul dari hasil analisis korelasi Pearson ini adalah sesuai Gambar 4.3. (Gambar 4.2 Bivariate Correlation) (Gambar 4.3 Output Pearson Correlation) Analisis output: 1. Nilai Korelasi antara dua variabel dlihat dari nilai Pearson Correlation yaitu 0.907. Nilai ini cukup besar karena sudah mendekati 1 (nilai maksimum). 2. Korelasi antara Penghasilan dengan Nilai Prestasi Kerja dikatakan signifikan jika nilai Sig. (2-Tailed) kurang dari alpha (0.05). Sehingga pada kasus ini dikatakan bahwa Penghasilan dan Prestasi Kerja memiliki korelasi yang tinggi dan signifikan. Note: Asumsi yang harus terpenuhi untuk dapat menggunakan analisis Korelasi Pearson adalah Normalitas. Jika asumsi normalitas tidak terpenuhi, maka digunakan Korelasi Spearman Rank. 23 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 4.3. KORELASI SPEARMAN RANK Berikut adalah data Gender dan Jabatan yang terdiri dari data berskala ordinal dan nominal Gender 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 Jabatan 2 3 1 1 1 2 3 3 3 2 Gender 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 Jabatan 3 3 2 1 3 3 2 1 3 1 Gender 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 Jabatan 1 2 3 3 2 2 2 2 1 2 Keterangan: Gender: 1=Pria; 2= Wanita Jabatan: 1 = Administratif; 2 = Supervisor ; 3 = Top Management (Tabel 4.2 Data Gender dan Jabatan) Berikut adalah langkah-langkah analisis korelasi Spearman Rank. 1. Pilih Menu analyze => Correlate => Bivariate sehingga muncul dialog Box seperti pada Gambar 4.4. 2. Masukkan variabel Gender dan Jabatan ke dalam kolom Variables. Cek list Spearman, Klik OK. Output yang muncul dari hasil analisis Korelasi Spearman ini adalah sesuai Gambar 4.5. (Gambar 4.4 Bivariate Correlation) (Gambar 4.5 Output Korelasi Spearman Rank) Analisis output: 1. Nilai Korelasi antara dua variabel dlihat dari nilai Spearman`s Rho yaitu 0.707. Nilai ini cukup besar karena sudah mendekati 1 (nilai maksimum). 2. Korelasi antara Gender dengan Jabatan dikatakan signifikan jika nilai Sig. (2-Tailed) kurang dari alpha (0.05). Sehingga pada kasus ini dikatakan bahwa Gender dan Jabatan memiliki korelasi yang tinggi dan signifikan. 24 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 LATIHAN SOAL Berikut adalah data Pendapatan dan Saving yang akan dilihat hubungan antar variabelnya. Pendapatan Saving Pendapatan Saving Pendapatan Saving Pendapatan Saving 90 15 75 11 98 13 77 12 60 6 70 11 65 16 79 11 60 6 65 3 78 12 88 14 85 12 66 3 89 14 77 12 70 11 73 11 82 13 97 15 11 2 76 9 84 12 52 2 55 3 40 8 89 2 90 15 80 12 11 6 78 2 78 2 70 11 78 11 56 2 91 15 80 13 82 13 48 2 90 2 58 3 104 0 48 2 74 2 47 3 67 5 76 9 73 2 90 17 102 5 70 10 88 13 57 2 40 2 65 3 80 3 69 3 76 5 77 2 61 3 70 12 80 9 112 18 70 10 72 11 80 12 57 4 85 13 50 2 94 15 45 3 85 13 52 2 75 5 68 4 72 12 12 1 82 12 92 28 89 12 14 2 88 3 92 3 88 12 79 12 90 18 77 2 74 11 75 13 68 4 68 2 82 14 80 14 67 4 78 14 84 1 98 3 50 3 72 11 74 12 1. Apakah data pada kedua variabel mengikuti sebaran normal? a. Jika Ya, lakukan analisis korelasi yang sesuai! b. Jika tidak, lakukan uji outlier sesuai dengan kriteria Hair et al (2010), kemudian buang data yang terdeteksi sebagai outlier. Apakah data bisa menyebar normal dengan membuang outlier? Lakukan Uji Korelasi yang sesuai dengan data yang tersisa, kemudian Analisa dan interpretasikan hasilnya! 25 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 BAB 5 ANALISIS REGRESI LINIER 5.1 DEFINISI ANALISIS REGRESI Analisis Regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galtom pada tahun 1886. Analisis Regresi merupakan analisis ketergantungan dari satu atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat (Suliyanto, 2011). Istilah lain variabel bebas dan terikat ada beberapa macam, namun pada prinsipnya variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Tabel 5.1 menunjukkan istilah-istilah lain untuk variabel terikat dan variabel bebas. Variabel yang dipengaruhi (Y) Variabel yang Mempengaruhi (X) Variabel tergantung (Dependent Variable) Variabel bebas (Independent Variable) Variabel yang dijelaskan (Explained Variable) Variabel yang menjelaskan (Explanatory Variable) Variabel yang diramalkan (Predictant Variable) Variabel Peramal (Predictor Variable) Variabel yang diregresi (Regressand Variable) Variabel yang meregresi (Regressor Variable) Variabel Tanggapan (Response Variable) Variable Stimulus (Stimulant Variable) Ditinjau dari jumlah variabel independen, terdapat dua macam analisis regresi linier: 1. Regresi Linier Sederhana: Analisis Regresi dengan satu Independent variable , dengan persamaan umum: Y = a +b1X1 + e 2. (4.1) Regresi Linier Berganda: Analisis regresi dengan dua atau lebih Independent Variable , dengan persamaan umum: Y = a + b1X1 + b2X2 + … + bnXn + e (4.2) Dimana: Y = Dependent variable a = konstanta b1 = koefisien regresi X1, b2 = koefisien regresi X2, dst. e = Residual / Error Fungsi persamaan regresi selain untuk memprediksi nilai Dependent Variable (Y), juga dapat digunakan untuk mengetahui arah dan besarnya pengaruh Independent Variable (X) terhadap Dependent Variable (Y). Teknik Estimasi analisis regresi menggunakan Metode Kuadrat Terkecil Ordinary Least Squares (OLS) yang pertama kali diperkenalkan oleh Carl Friederich Gauss. Inti metode OLS adalah mengestimasi suatu garis regresi dengan cara meminimalkan jumlah dari kuadrat error setiap observasi terhadap garis tersebut (Ghozali, 2001). 26 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 5.2 ASUMSI ANALISIS REGRESI LINIER Asumsi yang harus terpenuhi dalam analisis regresi adalah (Ghozali, 2001) 1. Normalitas Uji normalitas pada analisis regresi dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual pada model regresi berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan pengertian uji normalitas di sini tidak dilakukan per variabel (univariate) tetapi hanya terhadap nilai residualnya. 2. Non-multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang terbentuk ada korelasi yang tnggi atau sempurna antar varabel independent. Model regresi yang baik adalah model regresi dimana tidak terjadi multikolinieritas atau hubungan antar variabel independent. Uji asumsi multikolinieritas tidak perlu dilakukan pada analisis regresi linier sederhana. 3. Non-heteroskedastisitas (homoskedastisitas) Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model regresi yang tidak sama (konstan). Sebaliknya, jika varian pada variabel model regresi memiliki nilai yang sama (konstan) maka disebut homoskedastisitas. 4. Non Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara residual pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Oleh karena itu uji asumsi autokorelasi tidak perlu dilakukan pada data cross-section. Asumsi-asumsi tersebut harus diuji untuk memastikan bahwa data yang digunakan telah memenuhi asumsi analisis regresi. 3.1. ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA Contoh Kasus: Suatu penelitian bertujuan untuk melihat pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap Harga Saham perusahaan yang terdaftar dalam bursa saham LQ45. Terdapat empat variabel independen yaitu Earning per Share (EPS), Return on Equity (ROE), Book Value per Share (BVS) dan Price to Earning Ratio (PER), sedangkan variabel dependennya adalah Harga Saham. Periode penelitian dimulai dari tahun 2013-2015. a. Pilih Menu Analyze => Regression => Linear , sehingga muncul Dialog Box sesuai gambar berikut. Masukkan variabel Harga Saham pada kolom Dependent Variable, dan empat variabel lain sebagai Independent(s). 27 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 b. Pilih Statistics, cek list Estimates, Collinearity Diagnostics, dan Durbin Watson, Continue c. Pilih Plots, masukkan ZPRED pada kolom X, dan SRESID pada kolom Y. cek List Normal Probability Plot, Continue. d. Pilih Save, cek list Unstandardized dan Studentized deleted Residuals yang ada pada lajur residuals. Pilih Continue, kemudian OK 28 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 Perhatikan output regresi yang muncul pada file output. Output tersebut adalah hasil dari analisis regresi awal. Langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah membuang data outlier sehingga hasil output analisis yang dihasilkan tidak lagi terpengaruh oleh pengamatan yang menyimpang. Menurut Hair (2010), Outlier dalam analisis regresi adalah nilai residual yang menyimpang dari residual lainnya, sehingga dapat menyebabkan model tidak fit dengan data. e. Uji Outlier Perhatikan pada sheet Data View anda, maka anda akan temukan dua variabel baru, yaitu RES_1 (Untandardized Residual) dan SDR_1 (Studentized Deleted Residual). SDR_1 (Studentized Deleted Residual) adalah nilai-nilai yang digunakan untuk mendeteksi adanya outlier dalam model regresi linier berganda. Dalam deteksi outlier ini kita membutuhkan Tabel t (lihat lampiran). Kriteria pengujiannya adalah jika nilai absolute |SDR| > , maka pengamatan tersebut merupakan outlier. n = Jumlah Sampel, dan k = Jumlah variabel independent (Montgomery and Peck, 1992). Namun, jika jumlah data lebih besar dari 120, maka data dinyatakan sebagai outlier jika memiliki nilai SDR > 1.96 atau < 1.96. Untuk menguji outlier, perhatikan tampilan data view, kemudian hapus data yang memiliki nilai > 1,96 atau < 1,96. Berdasarkan data view, berikut adalah data yang terdeteksi sebagai outlier: No. Data SDR No. Data SDR 52 4.66613 95 -2.11124 69 -4.35365 101 1.97794 70 -2.61212 119 3.07957 85 -2.87303 120 1.97794 29 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 Selanjutnya, hapus delapan data outlier tersebut, sehingga pada Data View hanya tersisa 116 data. f. Setelah data dihapus, selanjutnya lakukan analisis regresi lagi pada 116 data yang tersisa, dengan langkah yang sama seperti langkah poin a, b, c, dan d. Output yang muncul adalah output yang akan diinterpretasikan karena sudah bebas dari data outlier. Berikut adalah outputnya. Analisis dan Pembahasan Output a. Koefisien Determinasi Nilai R Square pada Tabel Model Summary adalah prosentase kecocokan model, atau nilai yang menunjukkan seberapa besar variabel independent menjelaskan variabel dependent. Menurut Ghozali (2001), R2 pada persamaan regresi rentan terhadap penambahan variabel independent, dimana semakin banyak variabel Independent yang terlibat, maka nilai R2 akan semakin besar. Karena itulah digunakan R2 adjusted pada analisis regresi linier Berganda, dan digunakan R2 pada analisis regresi sederhana. Pada gambar output Gambar di atas terlihat nilai R Square adjusted sebesar 0.899, artinya variabel independen dapat menjelaskan variabel dependent sebesar 89.9%, sedangkan 10.1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model. b. Uji F Uji F dalam analisis regresi linier berganda bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independent terhadap variabel dependen secara simultan. Hasil Uji F regresi terdapat pada table ANOVA. Rumusan hipotesis yang digunakan adalah: H0 : Ketiga variabel independent secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Harga saham. H1 : Ketiga variabel independent secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel Harga saham. Kriteria pengujiannya adalah: Jika nilai signifikansi > 0.05 maka keputusannya adalah terima H0 atau variabel independent secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent. Jika nilai Signifikansi < 0.05 maka keputusannya adalah tolak H0 atau variabel dependent secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent. 30 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 Berdasarkan output, Nilai Sig. yaitu sebesar 0.000, sehingga dapat disimpulkan bahwa EPS, ROE, BVS, dan PER secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham perusahaan. c. Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial, ditunjukkan oleh Tabel Coefficients Rumusan hipotesis yang digunakan adalah: H1 : EPS berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham H2 : ROE berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham H3 : BVS berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham H4 : PER berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham Kriteria pengujiannya adalah: Jika nilai signifikansi > 0.05 maka keputusannya adalah menolak Hipotesis atau variabel independent tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent. Jika nilai Signifikansi < 0.05 maka keputusannya adalah menerima hipotesis atau variabel dependent berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent. Signifikansi pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent dapat dilihat dari nilai Sig atau Significance. Nilai signifikansi untuk variabel EPS yaitu sebesar 0.000 atau kurang dari 0.05, artinya variabel ini berpengaruh secara signifikan terhadap Harga Saham. Hal ini berlaku sebaliknya pada tiga variabel lain, dimana nilai signifikansinya < 0.05, sehingga kesimpulannya adalah menerima hipotesis atau dengan kata lain ROE, BVS dan PER berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. 31 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 Perhatikan nilai Unstandardized coefficients B untuk masing-masing variabel. Nilai – nilai tersebut disebut sebagai Koefisien Regresi yang menunjukkan arah dan besar pengaruh masing-masing variabel independen terhadap dependen. Variabel EPS mempengaruhi Harga Saham sebesar 9.177. Nilai koefisien ini positif, artinya semakin meningkat nilai EPS, maka Harga Saham juga akan mengalami peningkatan. Nilai 9,177 menunjukkan bahwa setiap peningkatan EPS sebesar 1 , maka akan meningkatkan Harga saham sebesar 9,177. Demikian juga variabel ROE, BVS, dan PER masing-masing memiliki nilai koefisien regresi positif, sehingga dapat disimpulkan bahwa keempat variabel tersebut berpengaruh positif terhadap Harga Saham. Nilai koefisien regresi juga menunjukkan besar pengaruh masing-masing variabel independen. Berdasarkan hasil, terlihat bahwa variabel ROE memiliki pengaruh paling tinggi dibandingkan dengan tiga variabel lainnya, diikuti dengan variabel EPS, PER dan BVS. Model regresi dapat dibentuk berdasarkan nilai koefisien regresi (Unstandardized B), yaitu: Harga Saham = -799.939 + 9.177 EPS + 7745.345 ROE + 1.007 BVS + 1.699 PER + e Model regresi juga digunakan untuk memprediksi nilai variabel dependen apabila diketahui nilai-nilai variabel independennya. Residual (e) pada model regresi merupakan error atau sisaan pada model regresi yang merupakan selisih antara nilai predicted dengan nilai aktualnya. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki residual atau error sekecil mungkin sehingga hasil prediksi lebih akurat. Nilai konstanta sebesar 799.939 menunjukkan harga saham pada saat kondisi ceteris paribus atau dimana nilai – nilai variabel independennya nol. 32 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 3.2. UJI ASUMSI KLASIK PADA ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA a. Uji Normalitas Uji normalitas pada analisis regresi linier artinya bahwa residual model regresi harus menyebar secara normal. Ada dua metode yang dapat digunakan untuk menguji normalitas yaitu: 1. Uji secara Visual (Normal P-P Plot) 2. Uji Secara Empiris (Uji Kolmogorov Smirnov) 1. Uji secara visual (Normal P-P Plot) Cara pertama melihat normalitas adalah secara visual yaitu melalui Normal P-P Plot. Gambar Normal P-P Plot sudah ada dalam tampilan output regresi yang telah dilakukan. Berikut adalah gambar normal P-P plot sesuai data yang telah dianalisis. Ketentuan untuk uji normalitas secara visual adalah jika titik-titik berada di sekitar garis diagonal maka dapat dikatakan bahwa residual menyebar normal. Namun pengujian secara visual ini cenderung bias karena penilaian pengamat satu dengan yang lain relatif berbeda. Berdasarkan gambar, titik-titik berada di sekitar garis diagonal, namun sebagian masih menjauhi garis diagonal. 2. Uji Secara Empiris (Uji Kolmogorov Smirnov) Untuk memastikan bahwa residual menyebar normal atau tidak, dilakukan pengujian secara empiris. Pengujian ini menggunakan angka (numerik) sehingga hasil pengujian lebih akurat. Ketentuan uji normalitas adalah sebagai berikut: 33 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 Jika nilai asymptotic significance (Asymp. Sig) > 0.05, artinya residual menyebar normal atau berarti asumsi normalitas telah terpenuhi. Sebaliknya, jika nilai asymptotic significance (Asymp. Sig) < 0.05, artinya residual tidak menyebar secara normal atau berarti asumsi normalitas tidak terpenuhi. Langkah-langkah uji kolmogorov smirnov adalah sebagai berikut: 1. Pilih Analyze => Nonparametric test => Legacy Dialogs. Setelah muncul Dialog Box, masukkan variabel Unstandardized residual (RES_2) pada kolom Test Variable List. Cek list normal kemudian => OK 2. Output yang muncul adalah seperti pada berikut Analisa Output: Berdasarkan output hasil uji normalitas, terlihat bahwa nilai asymptotic significance (Asymp. Sig) sebesar 0.02. Nilai ini masih kurang dari 0.05, syarat minimum untuk menyatakan bahwa residual menyebar normal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa berdasarkan data yang diolah, residual belum menyebar normal. Tidak terpenuhinya salah satu asumsi dalam analisis regresi menyebabkan hasil analisis regresi tidak dapat digunakan. Oleh karena itu non-normalitas ini harus ditangani, sehingga asumsi dapat dipenuhi. 34 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 b. Uji Non - Autokorelasi Cara untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan Uji Durbin Watson. Nilai Durbin Watson terdapat pada tabel Model Summary, dan Tabel Durbin Watson sebagai nilai pembanding. Hipotesis yang digunakan adalah: H0 : Tidak terdapat autokorelasi antar residual H1 : Terdapat autokorelasi antar residual Kriteria penentuan autokorelasi berbeda-beda pada berbagai referensi. Berikut dua referensi yang menyebutkan mengenai kriteria terjadi atau tidaknya autokorelasi: 1. Menurut Sunyoto, 2007: Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi dengan uji Durbin Watson ( DW ) dengan ketentuan sebagai berikut: Terjadi autokorelasi positif, jika DW < -2 Tidak terjadi autokorelasi, jika -2 < DW < 2 Terjadi autokorelasi negatif, jika nilai DW > 2 2. Menurut Gujarati, 2003; Ghozali (2001); Suliyanto (2012): Jika dU,α, < d < 4 - dU,α, maka berarti bahwa tidak terdapat autokorelasi antar residual. Berdasarkan kriteria pertama (Sunyoto,2007), nilai durbin watson pada output masih berada dalam kisaran -2 < DW < 2. Sehingga dapat disimpulkan asumsi non-autokorelasi terpenuhi. Untuk menguji autokorelasi berdasarkan kriteria kedua, kita harus membandingkan nilai durbin watson pada output dengan nilai Du dan Dw pada tabel durbit watson (terlampir). Nilai durbin Watson pada output dapat dilihat pada Gambar yaitu sebesar 1.189. Sedangkan nilai tabel pembanding berdasarkan data Harga Saham dengan melihat pada Tabel 4.3, nilai dL,α = 1.59, sedangkan nilai dU,α=1.76. Nilai d < dU,α sehingga dengan menggunakan kriteria Gujarati, dapat disimpulkan bahwa residual mengandung autokorelasi. 35 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 c. Uji Multikolinearitas Pendeteksian multikolinearitas dapat dilihat melalui nilai Variance Inflation Factors (VIF) pada Gambar 5.7. Kriteria pengujiannya yaitu apabila nilai VIF < 10 maka tidak terdapat mutikolinearitas diantara variabel independent, dan sebaliknya. Pada gambar berikut ditunjukkan nilai VIF untuk EPS adalah 8.836, ROE adalah 2.530, BVS adalah 8.580 dan PER adalah 2113. Maka nilai VIF seluruhnya < 10, sehingga asumsi non multikolinieritas terpenuhi. d. Uji Non Heteroskedastisitas (Homoskedastisitas) Uji Heteroskedastisitas dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu secara visual dan secara empiris. Pengujian secara visual dapat diamati pada Scatter Plot seperti di bawah ini. Scatter Plot adalah plot antara nilai Predicted Value (yang merupakan representasi dari independent variable) dengan nilai studentized residualnya. Suatu model dikatakan tidak memiliki masalah heteroskedastisitas (terjadi homoskedastisitas) jika titik-titik pada scatter plot tidak membentuk pola tertentu, seperti menyebar, menyempit, atau membentuk garis linier, dan berada di atas dan di bawah angka nol. Berdasarkan gambar terihat bahwa titik-titik tidak membntuk pola tertentu, serta berada di atas dan di bawah angka nol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara visual asumsi homoskedastisitas terpenuhi. Gujarati (2003), menyatakan Uji heteroskedastisitas secara empiris dapat dilakukan dengan Uji Glejser, yaitu dengan cara meregresikan nilai absolute residual dengan variabel – variabel independent dalam model. 36 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 Langkah-langkahnya adalah: 1. Pilih Transform => Compute Variable 2. Pilih All pada Function Group kemudian pilih Abs pada Functions and Special Variables dengan cara melakukan double klik. Selanjutnya ketik Abs_Res pada Target Variable dan masukkan Unstandardized Residual_2 pada Numeric Expression. => OK 3. Outputnya adalah berupa variabel baru pada Data View. 4. Next, pilih Analyze => Regression => Linear => Masukkan Abs_Res sebagai dependent Variable Sedangkan variabel EPS, ROE, BVS dan PER sebagai variabel independent. 5. Pilih Estimates dan Model Fit pada Menu Statistics => Continue => OK 37 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 6. Perhatikan output regresi antara Residual dengan Variabel-variabel independent lainnya seperti terlihat pada gambar berikut. Kriteria uji glejser adalah model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas jika variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai absolut residualnya. Atau dengan kata lain, nilai significance pada output uji t Output harus lebih dari 0.05 (Sig. > 0.05). Berdasarkan output, terlihat bahwa dua variabel yaitu EPS dan Per memenuhi syarat karena nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, namun dua variabel lain yaitu ROE dan BVS tidak memenuhi syarat karena nilai signifikansi kurang dari 0.05. Dengan semikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan uji secara empiris (uji glejser), model regresi tidak memenuhi asumsi homoskedastisitas. 38 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 TUGAS Analisislah data Impor karet berikut menggunakan analisis regresi linier berganda dan ujilah asumsi-asumsinya! Y = Indeks Impor Karet ; X1 = Indeks Produksi Karet dalam Negeri X2 = Rasio Indeks Harga impor dan Harga Karet dalam Negeri Indeks Impor Indeks Produksi Rasio Indeks Indeks Impor Indeks Produksi Rasio Indeks 100 100 0,8 102 110 0,67 106 104 0,5 112 114 0,38 107 106 0,23 125 123 0,92 120 111 0,4 134 125 0,39 110 111 0,6 120 126 0,46 123 115 0,8 118 127 0,56 133 120 0,3 100 130 0,87 137 124 0,42 135 122 0,77 139 126 0,55 144 106 0,58 146 108 0,67 126 106 0,72 110 118 0,81 107 100 0,67 120 125 0,92 112 102 0,56 115 110 0,34 108 114 0,45 101 138 0,52 118 109 0,34 136 138 0,34 130 129 0,92 114 125 0,91 115 104 0,88 128 121 0,38 124 110 0,72 142 116 0,7 130 128 0,71 121 108 119 110 0,65 0,45 145 102 138 121 0,43 0,39 1. Sebutkan data-data yang terdeteksi sebagai outlier dengan menggunakan metode SDR! 2. Bandingkan nilai Adj R Square sebelum dan sesudah dibuangnya outlier? Apakah eliminasi outlier dapat meningkatkan Adj R-Square? 3. Apakah secara empiris keempat asumsi telah terpenuhi? Jelaskan secara detail! 4. Uraikan hasil uji t analisis regresi tersebut! 5. Susunlah persamaan regresi yang dihasilkan! 6. Jika diketahui nilai indeks Produksi = 90, dan Rasio Indeks = 0.5, berapakah prediksi nilai Indeks Impor berdasarkan persamaan regresi yang dihasilkan? 39 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 BAB 6 PENANGANAN TIDAK TERPENUHINYA ASUMSI ANALISIS REGRESI Sebelum diputuskan bahwa asumsi analisis regresi memang tidak terpenuhi, peneliti hendaknya memastikan bahwa langkah – langkah analisis data telah dilakukan dengan benar, mulai dari teknik pengambilan sampel, deteksi outlier dan sebagainya. Jika langkah-langkah penelitian telah dilakukan dengan benar namun masih terdapat beberapa asumsi analisis regresi yang tidak terpenuhi, maka perlu dilakukan langkah-langkah untuk mengatasinya. Masing-masing asumsi akan memerlukan penanganan tersendiri jika tidak terpenuhi. Pada Bagian ini data yang akan digunakan adalah data kredit bank dengan asumsi bahwa pada data tersebut asumsi analisis regresi tidak terpenuhi. 6.1. MENGATASI MASALAH NORMALITAS Jika pada analisis regresi ditemukan residual tidak menyebar normal, maka ada dua kemungkinan yang menjadi penyebab tidak terpenuhinya asumsi tersebut: 1. Jumlah sampel kurang Jika jumlah sampel terlalu sedikit maka dapat menyebabkan residual tidak berdistribusi normal. Cek lagi apakah teknik pengambilan sampel yang dilakukan sudah benar atau belum. Jika belum, maka yang harus dilakukan oleh peneliti tentu saja adalah menambah jumlah sampel. 2. Residual masih mengandung outlier Residual yang tidak menyebar normal dapat disebabkan karena masih mengandung outlier. Cek sekali lagi apakah prosedur deteksi outlier anda sudah benar atau belum. Jika anda menggunakan Uji Zscore untuk mendeteksi outlier, coba dengan menggunakan SDR, atau sebaliknya. Jika kedua metode tersebut memberikan hasil yang berbeda, maka buang semua outlier yang terdeteksi pada kedua uji tersebut. 3. Dependent Variabel (Y) tidak berdistribusi normal. Residual terkait erat dengan Dependent variabel Y sebagai variabel yang ingin diprediksi nilainya. Residual yang tidak menyebar normal juga dapat disebabkan karena variabel Y tidak berdistribusi normal yang juga disebabkan karena pada variabel tersebut mengandung outlier, sehingga diperlukan penanganan khusus. Berdasarkan data Kredit Bank, cek apakah variabel Y mengandung outlier atau tidak dengan menggunakan metode Zscore atau SDR (Langkah-langkah deteksi outlier ini telah dibahas pada Bab 3). Jika terdapat outlier pada variabel Y, buang lalu lanjutkan dengan uji normalitas untuk variabel Y (menggunakan uji Kolmogorov Smirnov). Jika variabel Y tidak normal, lakukan transformasi. 4. Asumsi linier tidak tepat, sehingga harus menggunakan metode lain yang lebih sesuai. 6.2. MENGATASI MASALAH AUTOKORELASI Masalah Autokorelasi hanya ditujukan pada data Time Series atau data yang mengandung runtut waktu. Data Cross Sectional tidak perlu diuji autokorelasinya. Jika pada Data Time series terjadi masalah Autokorelasi, maka langkah yang seharusnya dilakukan adalah dengan dengan memasukkan lag dari variabel dependent menjadi salah satu variabel independentnya. Dengan ,menggunakan data yang sama seperti pada Analisis Regresi Linier Berganda pada chapter sebelumnya, cara untuk mendapatkan lag dari variabel dependent (Y) adalah: a. Buka File RLB_TanpaOutlier => Transform => Compute, sehingga muncul dialog Box seperti pada Gambar 6.1. 40 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 (Gambar 6.1 Compute Lag) b. Beri nama Lag_Y pada kolom Target Variable => Pilih All pada Function Group => Pilih Lag() pada Function and Special Variables => Masukkan variabel Penyaluran Kredit sebagai variabel yang akan dicari nilai Lag nya => OK c. Output yang muncul adalah berupa variabel baru (Lag_Y) pada Data View anda. Selanjutnya lakukan lagi analisis regresi dengan menambahkan variabel Lag_Y sebagai variabel independent. d. Pilih Analyze => Regression => Linear => Masukkan Besarnya Kredit sebagai variabel dependent, sedangkan Dana, Bunga, Bunga Sekuritas dan Lag_Y sebagai variabel independent. Lakukan prosedur analisis regresi seperti biasa kecuali Uji Outlier (Studentized Deleted Residual tidak perlu di cek list). Output regresi yang muncul adalah seperti pada Gambar 6.2. 41 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 (Gambar 5.2 Output Penanganan Autokorelasi) e. Model regresi yang dihasilkan adalah seperti yang tersaji pada Gambar 5.2. Variabel Lag_Y tidak perlu diinterpretasikan karena hanya merupakan langkah untuk mengatasi Autokorelasi. Pada output dapat dilihat juga bahwa nilai Durbin Watson telah meningkat menjadi 1.734. Sesuai kriteria pada Uji Autokorelasi, nilai ini berarti memenuhi asumsi autokorelasi atau dapat disimpulkan bahwa residual tidak mengandung autokorelasi. Diskusi: Setelah dilakukan penanganan autokorelasi, uji asumsi yang lain juga masih harus dilakukan tanpa mengikutsertakan Variabel Lag_Y. Lakukan uji asumsi normalitas, multikolinieritas, dan heteroskedastisitas pada model yang didapat setelah autokorelasi teratasi. 6.3. MENGATASI MULTIKOLINIERITAS Secara konsep multikolinieritas berarti tidak ada korelasi / hubungan antara variabel independent yang satu dengan yang lain. Multikolinieritas ditandai dengan nilai Variance Inflation Factor (VIF) > 10. Jika masalah multikolinieritas terjadi, maka langkah yang harus dilakukan adalah: 1. Menambah jumlah sampel Jumlah sampel yang terlalu sedikit / kurang dari minimal akan cenderung menyebabkan data bermasalah, sehingga antisipasi awal dalam penelitian sebaiknya adalah mempersiapkan data dengan jumlah sampel yang cukup, didukung dengan metode sampling yang tepat. 2. Gujarati (2003) menyarankan untuk membuang variabel yang mengandung multikolinieritas. 3. Metode penggunaan analisis Regresi Linier Berganda tidak tepat, sehingga harus menggunakan metode regresi lain, seperti regresi komponen utama atau Regresi Ridge. 42 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 Masalah Multikolinieritas sangat mungkin muncul jika rumus yang digunakan antar variabel independent berhubungan. Misalnya, terdapat dua variabel independent yang menggunakan ROA dalam rumusnya. Maka masalah multikolinieritas untuk kasus ini tidak dapat dihindari. 6.4. MENGATASI HETEROSKEDASTISITAS Terjadinya heteroskedastisitas ditandai dengan adanya variabel yang tidak signifikan terhadap nilai absolute residualnya. Pada umumnya heteroskedastisitas sangat jarang terjadi terutama bila asumsi-asumsi lainnya telah terpenuhi. Namun apabila terjadi heteroskedastisitas, ini berarti bahwa terdapat hubungan antara residual dengan variabel – variabel independen pada model. Heteroskedastisitas biasanya hanya terjadi pada sebagian variabel independent yang terdapat pada model. Untuk mengatasinya (untuk memenuhi asumsi homoskedastisitas), maka berikut beberapa alternatif langkah yang dapat dilakukan: 1. Melakukan uji outlier secara univariate dengan menggunakan z-score (seperti pada bagian 2) pada variabelvariabel yang terjadi heteroskedastisitas. 2. Melakukan transformasi data pada variabel independent yang terjadi heteroskedastisitas. Transformasi dapat menggunakan Ln (lihat Bagian 2 modul ini), sqrt (square root) ataupun Log (Lg10). Fungsi-fungsi transformasi ini terdapat pada menu Transform => Compute Variable. TUGAS: Analisislah data berikut dengan menggunakan analisis regresi Linier Berganda dan ujilah asumsi-asumsinya! Jika terdapat asumsi yang tidak terpenuhi, lakukan analisa lebih lanjut! PERIODE PENJUALAN Januari 2009 6119 Februari 2009 5634 Maret 2009 414 April 2009 5924 Mei 2009 2769 Juni 2009 5258 Juli 2009 19119 Agustus 2009 4783 September 2009 1961 Oktober 2009 3356 November 2009 4436 Desember 2009 43656 Januari 2010 40538 Februari 2010 7389 Maret 2010 12778 April 2010 3425 Mei 2010 4343 Juni 2010 5489 Juli 2010 6871 Agustus 2010 512 September 2010 4980 Oktober 2010 3638 November 2010 5050 Desember 2010 4650 Januari 2011 4229 Februari 2011 3890 Maret 2011 3254 April 2011 4782 Mei 2011 5538 Juni 2011 6271 Juli 2011 4028 Agustus 2011 3275 September 2011 4672 Oktober 2011 3827 HARGA 23,99 33,95 62 26,99 33,4 38,9 39,895 44,475 39,665 31,01 46,225 13,26 16,535 18,89 19,39 24,35 40,31 22,86 35,632 39,443 11,98 34,865 24,536 19,82 30,265 42,506 13,26 40,271 15,782 19,8 42,563 15,876 32,891 49,56 MESIN 1,8 2,8 4,2 2,5 2,8 4,6 4,6 4,6 3 5,7 2,2 3,1 3,1 3,4 5,7 3,1 4,2 3,2 3,8 1,8 2,7 2,2 2,8 1,7 1,6 2,6 3,9 3,2 3,6 2,9 1,9 1,6 2,6 2,9 MPG 27 22 21 26 24 25 22 22 22 22 15 27 25 25 27 28 25 26 24 18 27 27 26 26 17 25 24 25 26 27 29 26 28 24 43 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 BAGIAN 7 REGRESI DENGAN VARIABEL DUMMY 7.1. DEFINISI VARIABEL DUMMY Dalam regresi, kita mengenal istilah variabel dependent (terikat) dan variabel independent (bebas), dimana variabel dependent dipengaruhi oleh variabel independent. Dalam konteks ini, variabel dependent pada dasarnya tidak hanya dapat dipengaruhi oleh variabel independent kuantitatif, tetapi juga dimungkinkan oleh variabel kualitatif. Misalnya, besarnya konsumsi sebuah keluarga tidak hanya dipengaruhi oleh pendapatan keala keluarga, jumlah anggota keluarga, tetapi juga dapat dipengaruhi oleh gaya hidup keluarga, selera dan variabel kualitatif lainnya.Untuk melakukan analisis regresi dimana sebuah variabel dependent dipengaruhi oleh variabel independent yang bersifat kualitatif maka digunakan analisis regresi variabel dummy. Cara untuk memasukkan variabel independent kualitatif ke dalam model regresi adalah dengan cara meng-kuantitatif-kan Variabel kualitatif tersebut. Untuk mengkuantitatifkan atribut variabel kualitatif, dibentuk variabel dummy dengan nilai 1 dan 0. Jadi, inilah yang dimaksud dengan variabel dummy tersebut. Nilai 1 menunjukkan adanya ciri kualitas, sedangkan nilai 0 menunjukkan tidak adanya ciri kualitas tersebut. Misalnya variabel jenis kelamin. Jika nilai 1 digunakan untuk laki-laki maka nilai 0 menunjukkan bukan laki-laki (perempuan), atau sebaliknya. Jika variabel kualitatif tersebut terdiri lebih dari dua kategori, jumlah variabel dummy yg dibentuk harus sebanyak n-1, dimana n adalah banyaknya kategori variabel tsb. (Suliyanto, 2011). Langkah-langkah analisis pada Regresi dengan variabel dummy pada dasarnya hampir sama dengan analisis regresi linier berganda. Namun ada beberapa perbedaan yaitu pada uji asumsi dan interpretasi output. Pada bagian ini akan diberikan contoh kasus dimana variabel independentnya terdiri atas satu variabel kualitatif (dummy) dan satu variabel kuantitatif. Contoh Kasus: Sebuah penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh jenis kelamin dan prestasi kinerja terhadap pernghasilan yang didapatkan oleh karyawan. Y = Penghasilan X1 = Jenis Kelamin (Pria dan wanita) X2 = Nilai Kinerja Pada kasus ini, jenis kelamin merupakan variabel kualitatif dua kategori yang akan menjadi variabel dummy. Data pada Tabel 7.1 adalah contoh data yang akan dianalisis. Penghasilan Jenis Kelamin Prestasi Kinerja Penghasilan Jenis Kelamin Prestasi Kinerja 4600 3400 2950 3700 5600 4500 3700 2900 4500 3700 3900 2800 3000 4100 4000 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 78 80 70 68 82 78 68 60 78 68 68 70 61 73 72 2800 5200 4900 3800 2900 4000 3800 3200 4100 3800 2900 3200 3100 1900 2900 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 70 80 78 68 60 69 68 63 73 69 70 79 61 58 70 Tabel 7.1 Data 44 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 Langkah-langkah analisis pada regresi dengan variabel dummy adalah: 1. Input data pada Tabel 7.1 ke dalam data sheet SPSS. Variabel Jenis kelamin sebagai variabel kualitatif diinput dengan memberikan value pada Variable View ( 1 = Pria, 0 = Wanita) 2. Lakukan uji Outlier pada variabel yang berskala data interval / Rasio (non kategorik), dalam kasus ini hanya variabel penghasilan dan prestasi yang bertipe data non kategorik. Lakukan deteksi outlier dengan metode ZScore. Note: Perhatikan kriteria penentuan batas nilai Z-Score! 3. Lakukan langkah-langkah analisis seperti pada Analisis Regresi Linier Berganda, sehingga menghasilkan output seperti pada Gambar 7.1. (Gambar 7.1) Analisis outputnya adalah sebagai berikut: a. Tabel Model Summary menunjukkan nilai R Square sebesar 0.718 yang artinya bahwa model mampu menjelaskan variabel independent sebesar 71.8%, sedangkan 28.2% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak ada dalam model. b. Tabel ANOVA menunjukkan bahwa variabel independent secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent. (Gambar 7.2) c. Tabel Coefficient pada (Gambar 7.2), menunjukkan bahwa Jenis Kelamin berpengaruh signifikan terhadap Penghasilan. Artinya besarnya penghasilan antara tenaga kerja Laki-laki dan Perempuan berbeda signifikan. Atau dapat disimpulkan juga bahwa pada setiap prestasi, terdapat perbedaan besarnya penghasilan laki-laki dan perempuan. Perbedaaan tersebut besarnya adalah 884.643 (sebesar b1 ) lebih tinggi untuk laki-laki. Misalnya jika prestasi kerja = 70, maka Jika JenisKelamin=0, rata-rata penghasilan perempuan adalah Y = -509.215 + 884.643 (0) + 52.174 (70) = 3142.965 Jika JenisKelamin=1, rata-rata penghasilan laki-laki adalah 45 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 Y = -509.215 + 884.643 (1) + 52.174 (70) = 4027.608 LATIHAN SOAL Suatu penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh asal daerah pegawai dengan dan masa kerja terhadap produktivitas pegawai. Variabel asal daerah merupakan variabel dummy yang terdiri dari: 2 : Pegawai berasal dari dalam kota 3 : Pegawai yang berasal dari luar kota Untuk itu diambil sampel sebanyak 40 pegawai dengan data sebagai berikut: Asal Daerah Masa Kerja Produktivitas Asal Daerah Masa Kerja Produktivitas 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 6 4 3 6 4 5 4 2 3 6 5 3 6 5 7 4 8 3 4 5 12 9 8 13 8 11 10 7 8 13 12 9 7 13 12 10 8 9 7 8 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 4 5 3 7 6 1 1 2 4 5 6 4 3 5 6 2 7 9 1 4 11 12 10 10 9 7 8 13 12 10 8 9 9 10 11 12 14 8 7 9 Analisis lah data tersebut dengan menggunakan analisis regresi linier berganda beserta asumsi-asumsinya! 46 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 BAB 8 ANALISIS REGRESI LOGISTIK 8.1. DEFINISI REGRESI LOGISTIK Regresi logistik (Logistic Regression) sebenarnya sama dengan analisis regresi berganda, hanya variabel dependentnya merupakan data berskala nominal (data bertipe categorical yang sifatnya hanya untuk membedakan, tidak ada faktor ranking/tingkatan di dalamnya). Sedangkan variable independent dapat berskala interval / nominal / ordinal. Regresi logistik tidak memerlukan asumsi-asumsi yang diberlakukan pada residual, termasuk asumsi normal multivariate (Ghozali, 2001) , tetapi screening data outliers tetap dilakukan. Asumsi yang harus terpenuhi pada Regresi Logistik hanya Asumsi Multikolinieritas. Ada dua jenis Regresi Logistik: 1. Binary Logistic 2. Multinomial Logistic 8.2. : Digunakan jika dependent variabel hanya terdiri atas dua kategori (Baik-tidak baik, tepat-tidak tepat, tinggi-rendah) : Digunakan jika dependent variabel terdiri atas lebih dari 2 kategori (SuksesCukup Sukses-Gagal, Tinggi-Sedang-Rendah) REGRESI LOGISTIK BINER (BINARY LOGISTIC REGRESSION) Contoh Kasus: Seorang Manajer Toko ingin meningkatkan penjualan suatu produk dengan mempertimbangkan pengaruh rasio promosi terhadap laba dan perilaku pembelian pelanggan. Manajer toko tersebut melakukan promosi dengan beberapa variasi biaya serta mengamati lifestyle belanja pelanggan apakah berpengaruh terhadap pembelian atau tidak. Lifestyle pelanggan adalah kebiasaan pelanggan berkunjung ke toko tersebut. Lifestyle dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu: 1 = Belanja sebulan sekali 2 = Belanja Sebulan dua kali 3 = Belanja sebulan tiga kali Tabel 8.1 (terlampir) adalah data yang dikumpulkan dari 60 sampel. Y X1 X2 = Pembelian ( 1 = beli, 0 = tidak membeli) = Biaya Promosi = Lifestyle 47 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 Beli 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 Lifestyle 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 Promosi 0,025 0,05 0,075 0,1 0,15 0,175 0,2 0,225 0,25 0,025 0,05 0,075 0,125 0,15 0,175 0,2 0,25 0,025 0,05 0,075 Beli 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 Lifestyle 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 Promosi 0,1 0,125 0,15 0,175 0,225 0,25 0,025 0,05 0,1 0,125 0,15 0,2 0,225 0,25 0,025 0,05 0,075 0,1 0,125 0,15 Tabel 8.1. Data Regresi Logistik Biner Langkah-langkah analisis: 1. Pilih analyze => Regression => Binary Logistic sehingga muncul dialog Box seperti pada Gambar 8.1. 2. Masukkan variabel Beli sebagai dependent variabel sedangkan variabel lifestyle dan promosi pada kolom Covariate => pada method pilih Enter 3. Pilih categorical karena ada variabel independent yang bertipe kategorik, sehingga muncul dialog box seperti pada Gambar 8.2. Masukkan variabel Lifestyle => Continue sehingga kembali ke dialog Box Logistic Regression. (Gambar 8.1 Logistic Regression) 4. Pada Options cek list Classification plots dan Hosmer-Lemeshow goodness-of fit Continue => OK. 48 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 5. (Gambar 8.2 Define Categorical Variables) (Gambar 8.3 Options) Output yang muncul akan sangat beragam. Output yang perlu diperhatikan adalah pada sub Block 1: Method = Enter. Hasil output dapat dilihat pada Gambar 8.4 dan Gambar 8.5. Berikut adalah analisa masing-masing output: (Gambar 8.4 R square dan Hosmer & Lemeshow Test) a. Model Summary memuat nilai Nagelkerke R square yang merupakan prosentase kecocokan model. Pada output terlihat bahwa R square sebesar 0.528 mengindikasikan bahwa model mampu menjelaskan variabel dependent sebesar 52.8%, sedangkan 47.2% lainnya dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model. b. Hosmer and Lemeshow Test menunjukkan kesesuaian model dengan data. Kriterianya adalah, jika nilai Sig. > 0.05, maka model sesuai dan sebaliknya. Pada output nilai Sig sebesar 0.567 sehingga dapat disimpulkan model sesuai. c. Signifikansi masing-masing variabel ditunjukkan pada tabel Variables in the Equation pada Gambar 8.5. Kriterianya jika Nilai Sig < 0,05 maka berarti variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel independent. Pada output, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi variabel lifestyle > 0,05 yang menunjukkan bahwa variabel independent tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian oleh customer. Sedangkan nilai signifikansi promosi < 0.05 menunjukkan bahwa besarnya biaya promosi dapat mempengaruhi keputusan pembelian oleh Customer secara signifikan. 49 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 (Gambar 8.5 Variables in the Equation) Model yang dihasilkan pada Binary Logistic Regression adalah: Binary Logistic Regression mengikuti sebaran eksponensial sehingga tidak diperlukan asumsi normalitas, namun outlier tetap dideteksi secara parsial pada variabel-variabel dengan skala data interval dan rasio. 8.3. REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL (MULTINOMIAL LOGISTIC REGRESSION) Model regresi logistik multinomial pada prinsipnya sama dengan Regresi Logistik Biner dengan variabel dependent tidak terbatas hanya dua pilihan. Contoh kasus: Sebuah perusahaan makanan melakukan penelitian preferensi makanan konsumen atas tiga produk (A, B, dan C). Perusahaan melakukan sampling terhadap 500 konsumen dengan variabel yang dianggap mempengaruhi adalah umur (terbagi atas tiga kategori: Di bawah 31; 31 – 45; 46 – 60; 60 ke atas), Gender (Laki-laki dan perempuan), dan status bekerja (tidak; ya). Penelitian ini dimaksudkan untuk lebih mengetahui konsumen sehingga perusahaan dapat menyiapkan pemasaran efektif atas produk tersebut. Pada penelitian ini variabel kat_umur bertipe data Ordinal, Variabel Gender betipe data nominal, variabel kerja bertipe data nominal, dan variabel preferensi bertipe data ordinal. Tampilan pada worksheet Variable View adalah seperti Gambar 8.6. (Gambar 8.6 Variable View Regresi Logistik Multinomial) Data pada Tabel 8.2 adalah Data yang akan dianalisis. Langkah-langkah untuk melakukan analisis dalam SPSS adalah sebagai berikut: 1. Pilih Analyze => Regression => Multinomial Logistik sehingga muncul Dialog Box Multinomial Logistic Regression seperti Gambar 8.7. 50 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 (Gambar 8.7 Multinomial Logistic Regression) 2. Masukkan variabel preferensi pada kolom Dependent dan masukkan variabel kat_umur, variabel Gender,dan Variabel kerja pada Kolom Factor(s). 3. Pilih Reference category sehingga muncul dialog Box Multinomial Logistic Regression : Reference Category. (Gambar 8.8 Reference Category) 4. Pilih First Category Continue Statistics sehingga muncul Dialog Box Statistics. 51 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 (Gambar 8.9 Statistics) 5. Pada Model, pilih Pseudo R-square, Step Summary, Model fitting Information, Cell Probabilities, Classification Table, dan Goodness of fit Continue OK Hasil output dapat dilihat pada (Gambar 8.10). 1. (Gambar 8.10 Output 1) Model fitting information menjelaskan signifikansi variabel secara simultan. Pengaruh variabel independent dinyatakan signifikan jika nilai signifikansi Final (Sig.) bernilai < 0.05. Pada output ditunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.000 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independent secara simultan berpengaruh secara signifikan. 52 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 2. Goodness of fit menunjukkan kesesuaian model, yang dilihat dari dua indicator, yaitu Pearson dan Deviance. Jika nilai signifikansi (Sig) > 0.05 maka dikatakan model sesuai. Pada output terlihat bahwa Goodness of Fit pada kedua indikator signifikan, artinya model sesuai. 3. Pseudo R Square memuat tiga jenis R square, yaitu Cox and Snell, Nagelkerke, dan Mc Fadden. Cox and Snell merupakan prosentase kecocokan model yang digunakan untuk model dengan satu variable independent. Untuk model dengan independent variable lebih dari satu, pilih R square terbesar diantara Nagelkerke dan Mc Fadden untuk menginterpretasikan hasil. Pada Output R square terbesar yaitu Nagelkerke yaitu sebesar 41.2%. (Gambar 8.11 Likelihood Ratio Tests) d. Tabel Likelihood Ratio Tests menjelaskan signifikansi pengaruh masing-masing variabel independent. Jika nilai Sig. < 0.05, maka variabel independent tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependent. Pada output terlihat bahwa variabel umur dan kerja berpengaruh signifikan terhadap preferensi makanan, sedangkan Gender tidak berpengaruh signifikan. Note: Uji Asumsi Multikolinieritas pada Analisis Regresi Logistik dapat dilakukan dengan cara melihat korelasi antar variable ataupun melalui nilai VIF (Variance Inflation Factors) LATIHAN SOAL 1. Lakukan analisis regresi logistik biner pada data tabel 8.1 dengan terlebih dahulu melakukan Uji Outlier (zscore) pada tiap variabel, kemudian uji multikolinieritas, dan bandingkan hasil akhirnya dengan output gambar 8.4 dan 8.5. 2. Carilah data sekunder yang dapat dilakukan uji analisis regresi, kemudian analisalah dengan urutan: a. Deteksi outlier dengan kriteria Hair, 2010. b. Uji Multikolinieritas c. Uji Analisis regresi logistik 53 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 BAB 9 ANALISIS REGRESI PANEL (Aplikasi Software Eviews) 4.1. Data Panel Salah satu bentuk struktur data yang sering digunakan dalam studi ekonometrika adalah data panel. Data panel atau pooled data atau longitudinal data merupakan kombinasi dari data time series dan cross section. Berdasarkan jumlah observasi pada masing-masing unit time series dan cross section, data panel terbagi menjadi dua jenis, yaitu: 1. Balanced Panel Data : Data panel dimana jumlah observasi (data) sama banyak pada masingmasing unit cross section maupun time series 2. Unbalanced Panel Data : Data panel dimana jumlah observasi (data) tidak sama banyak pada masing-masing unit cross section maupun time series Pemodelan antara variabel bebas terhadap variabel terikat pada data panel disebut dengan Regresi Linier Panel. Dengan mengakomodasi informasi baik yang terkait dengan variabel-variabel cross section maupun time series, regresi panel memiliki keunggulan terutama karena bersifat robust terhadap beberapa pelanggaran asumsi Gauss Markov (Asumsi klasik analisis regresi), sehingga tidak diperlukan uji asumsi klasik pada regresi panel (Ajija, 2011; Verbeek, 2000; Gujarati, 2003). Perbedaan regresi panel dengan regresi linier (Ordinary Least Squares) adalah bahwa regresi panel memperhitungkan efek dari faktor waktu dan faktor cross section. Pemodelan regresi panel dengan menggunakan software E-Views, STATA, SAS, S-Plus dll. Terdapat tiga model regresi yang mungkin dihasilkan pada regresi panel yaitu sebagai berikut: 1. Pooled Least Square (PLS) yaitu mengestimasi data panel dengan asumsi bahwa error regresi bersifat konstan tidak terpengaruh waktu maupun objek. Teknik ini efektif untuk meningkatkan presisi jika kita dapat mengasumsikan bahwa hubungan antara variabel dependen dan variabel independen adalah konstan pada periode dan objek yang digunakan pada analisis. Model yang dihasilkan dari estimasi Pooled Least Squares adalah sebagai berikut: 2. Fixed Effect Model (FEM) mengestimasi data panel dengan asumsi bahwa error regresi terpengaruh perbedaan objek (individu) maupun waktu dan besifat tetap. Pemodelan ini masih memungkinkan terjadinya heteroskedastisitas atau hubungan antara variabel independen dengan error. Jika dalam model terjadi heteroskedastisitas maka akan diatasi dengan Random Effect Model (REM). 54 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 3. Random Effect Model (REM) Mengestimasi data panel dengan asumsi bahwa error regresi terpengaruh perbedaan objek (individu) maupun waktu dan bersifat random. Model terbaik pada regresi panel dipilih berdasarkan karakteristik masing- masing data. Pemilihan model terbaik pada regresi panel dilakukan melalui uji Chow (Likelihood Ratio / Uji F) dan Uji Hausman. a. Pemilihan Model terbaik pada Regresi Panel Tiga pendekatan estimasi pada regresi panel diatas dipilih berdasarkan kriteria yang dihasilkan dari: 1. Uji Chow (Likelihood Ratio / Uji F) : Merupakan uji yang digunakan untuk memilih antara Pooled Least Squares (PLS) dan Fixed Effect Model (FEM). Hipotesis dalam Uji Chow adalah: H0 : Model terbaik adalah Pooled Least Squares (PLS) H1 : Model terbaik adalah Fixed Effect Model (FEM) Jika nilai probabilitas (prob.) > α (α = 0.05) , maka kita menerima H0 atau artinya model yang terbaik adalah Pooled Least Squares (PLS), dan sebaliknya jika nilai prob. (p-value) < 0.05, maka model yang terbaik adalah Fixed Effect Model (FEM). 2. Uji Hausman merupakan uji yang digunakan untuk memilih antara Fixed Effect Model (FEM) dengan Random Effect Model (REM). H0 : Model terbaik adalah Random Effect Model (REM) H1 : Model terbaik adalah Fixed Effect Model (FEM) Jika nilai probabilitas (prob.) > 0.05 , maka kita menerima H0 atau artinya model yang terbaik adalah Random Effect Model (REM), dan sebaliknya jika nilai probabilitas (prob) < 0.05, maka model yang terbaik adalah Fixed Effect Model (FEM). b. Contoh Kasus Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share (EPS), Dividend Payout Ratio (DPR) dan Return on Equity (ROE) terhadap Harga Saham perusahaan yang terdaftar pada bursa indeks LQ45 dari tahun 2010– 2015. Perusahaan yang masuk dalam sampel penelitian dengan purposive sampling sebanyak 43 perusahaan, dan menghasilkan unbalanced panel data (Jumlah observasi perusahaan di masing-masing unit time series (tahun) dan unit cross section (perusahaan) tidak selalu sama). Total keseluruhan data observasi yang diteliti adalah sebanyak 176 data. 55 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 Data yang digunakan ada pada lampiran 1. Langkah analisis Regresi Panel sebagai berikut: 1. Uji Outlier dengan menggunakan Studentized Deleted Residual (SDR) dengan software SPSS. Analyze => Regression => Linear Pada Menu Save, Cek List Studentized Deleted => Continue => OK 2. Hapus data yang terdeteksi sebagai outlier sesuai dengan kriteria Studentized Deleted Residual. Pada kasus ini data yang terdeteksi sebagai outlier sebanyak 8 data sehingga tersisa data sebanyak 168 data. Note: File Excel harus simpan dalam format xls (97-2003 Workbook) 3. Buka program Eviews, terdapat dua cara mengimpor data dari excel ke Eviews: Dengan membuat Workfile Baru: Pilih File => New => Workfile sehingga muncul dialog box Workfile Create. Isi Start Date dengan 2010 dan End Date dengan 2015 => OK. Selanjutnya akan muncul dialog box seperti gambar berikut. 56 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 Pilih Object => New Object Sehingga muncul dialog box seperti gambar berikut. Pilih Pool pada Type of Object, beri nama object “Data” => OK Selanjutnya akan muncul Pool Data yang meminta untuk mengisi cross section identifier. Isi dialog box ini dengan nama perusahaan yang masuk dalam sampel penelitian. Nama perusahaan dapat berupa nomor, kode, ataupun label perusahaan. Masukkan nama-nama perusahaan yang digunakan dalam penelitian. Pilih Proc => Import Pool Data. Ambil data yang akan digunakan pada internal directory yang dituju sehingga muncul Excel Spreadsheet Import. Pada Upper left data cell dengan C2. Pada Ordinary and Pool series to read isi dengan Hargasaham? Eps? Dpr? Roe? Sesuai dengan urutan variabel pada file excell => OK 57 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 Tampilan Workfile akan berubah seperti gambar berikut. Tampilan Workfile setelah Input variabel Import Data Dengan Fasilitas Open A Foreign File 1. Klik Open – Foreign Data as Workfile 2. Cek tampilan di Eviews apakah sudah sesuai dengan Excel. Klik Next 3. Klik Next 4. Klik Next 5. Pada Kolom Cross Section ID identifiers isikan Kode dan Data Series dengan tahun. Selanjutnya klik finish. 58 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 59 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 Maka diperoleh tampilan berikut . Workfile sudah siap digunakan, namun dapat ditambahkan object baru dengan format unstacked. Untuk menambahkan lembar kerja baru dapat diklik Proc – Reshape Current Page – Unstack in New Page 60 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 Selanjutnya isi seperti berikut Lalu klik OK Kemudian double klik “Kode” pemisah cross section Maka tampilan berubah menjadi seperti ini: 61 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 Data sudah disiap untuk regresi panel. 4. Selanjutnya adalah langkah estimasi regresi panel. Pada Pool Pilih Estimate => masukkkan hargasaham? Pada dependent variable, dan c eps? dpr? roe? pada common coefficients seperti pada Gambar berikut. Pada Fixed and Random Effect, tetap posisikan Cross section dan period dengan none karena estimasi yang pertama adalah menggunakan Pooled Least Square. Selanjutnya pilih OK. Menu Estimate 5. Maka akan muncul output Pooled Least Square seperti pada Gambar berikut. Copy tampilan output pooled least squares berikut ke dalam file word. 62 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 6. Masih dalam tampilan output Pooled Least Squares, pilih menu Estimate => Ganti Cross dengan Fixed => OK Section Berikut adalah output Fixed effect model. Output Pooled Least Square maupun Fixed Effect Model masih belum bisa diinterpretasikan karena proses pemilihan model terbaik belum dilakukan. Tampilan Output Fixed Effect Model 63 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 7. Masih dalam tampilan output Fixed Effect Model, selanjutnya akan dilakukan Uji Chow dengan memilih View => Fixed / Random Effect Testing => Redundant Fixed Effect-Likelihood Ratio sehingga muncul tampilan output Uji Chow seperti pada Gambar berikut. Output Uji Chow menunjukkan nilai Probabilitas sebesar 0.000. Sesuai dengan kriteria, keputusannya adalah menolak H0 atau model yang terpilih adalah Fixed Effect Model. Maka pemilihan model terbaik masih dilanjutkan dengan Random Effect Model dan Uji Hausman. 8. Masih dalam tampilan output Uji Chow, pilih Estimate, lalu ganti cross section dengan Random => OK, sehingga muncul tampilan output Random Effect Model seperti Gambar berikut: 64 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 9. Selanjutnya akan dilakukan Uji Hausman, pilih View => Fixed / Random Effect Testing => Redundant Fixed Effect-Hausman Test sehingga muncul output Uji Hausman seperti pada Gambar berikut. Output Uji Hausman menunjukkan nilai probabilitas < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa model terbaik yang terpilih adalah Fixed Effect Model. Sehingga untuk selanjutnya, model yang diinterpretasikan dan digunakan untuk pemodelan adalah FIxed Effect Model. Analisa Output: Setelah dilakukan pemilihan model terbaik, model terpilih adalah random effect model, yang berarti bahwa faktor cross section (perusahaan) dan time series (tahun) memberikan efek terhadap pengaruh variabel independen terhadap dependen dan bersifat tetap. Sehingga untuk selanjutnya output model regresi yang digunakan adalah output yang dihasilkan dari fixed effect model. Dependent Variable: HARGASAHAM? Method: Pooled Least Squares Date: 04/11/17 Time: 10:55 Sample: 2010 2015 Included observations: 6 Cross-sections included: 43 Total pool (unbalanced) observations: 168 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C EPS? DPR? ROE? Fixed Effects (Cross) _AALI—C _ADHI—C _ADRO--C _AKRA--C _ANTM--C _ASII--C 1991.169 7.997263 -0.000968 -1196.620 745.8966 1.046957 0.001459 1844.100 2.669497 7.638575 -0.663310 -0.648891 0.0086 0.0000 0.5084 0.5176 6829.601 -919.4821 -786.4471 -1414.429 -1604.669 -6357.546 65 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 _BBCA--C _BLTA--C _BBNI--C _BBRI--C _BDMN--C _BMRI--C _BNII--C _BNGA--C _BUMI--C _CMNP--C _ELSA--C _ELTY--C _GGRM--C _GJTL--C _INCO--C _INDF--C _INDY--C _INTP--C _ISAT--C _ITMG--C _JSMR--C _KLBF--C _LPKR--C _LSIP--C _MEDC--C _PGAS--C _PNBN--C _PTBA--C _SGRO--C _SMCB--C _SMGR--C _TINS--C _TLKM--C _TOTL--C _UNSP--C _UNTR--C _UNVR--C 920.3517 -2208.704 -986.4676 -87.71516 429.9834 100.9434 -1612.712 -1496.816 978.8042 -192.1030 -1713.550 -1860.312 -5736.810 -1674.254 -1364.875 -1184.646 -516.9371 5633.272 -3812.758 -2183.602 -1570.255 -2152.356 -1367.118 -2286.411 -1222.987 -720.4020 -1472.584 4826.442 -420.4224 -786.9427 2755.550 -1252.140 -5935.886 -1524.058 -1764.551 4885.948 8818.427 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.848133 0.792116 3238.246 1.28E+09 -1569.415 15.14072 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 5404.911 7102.303 19.23113 20.08650 19.57828 2.074873 66 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 d. Koefisien Determinasi (R squared) Nilai adjusted R Square pada output adalah prosentase kecocokan model, atau nilai yang menunjukkan seberapa besar variabel independent menjelaskan variabel dependent. Menurut Ghozali (2001), R2 pada persamaan regresi rentan terhadap penambahan variabel independent, dimana semakin banyak variabel Independent yang terlibat, maka nilai R2 akan semakin besar. Karena itulah digunakan R2 adjusted pada analisis regresi linier Berganda, dan digunakan R2 pada analisis regresi sederhana. Pada gambar output terlihat nilai adjusted R Square sebesar 0.7921, artinya variabel independen dapat menjelaskan variabel dependent sebesar 79.21%, sedangkan 20.79% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model. e. Uji F Uji F dalam analisis regresi linier berganda bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independent terhadap variabel dependen secara simultan. Hasil Uji F regresi ditunjukkan pada nilai Prob(F statistic). Rumusan hipotesis yang digunakan adalah: H0 : Ketiga variabel independent secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel harga saham. H1 : Ketiga variabel independent secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel harga saham. Kriteria pengujiannya adalah: Jika nilai probability (prob) > 0.05 maka keputusannya adalah terima H0 atau variabel independent secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent. Jika nilai probability (prob) < 0.05 maka keputusannya adalah tolak H0 atau variabel dependent secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent. Berdasarkan output, Nilai probability (prob) yaitu sebesar 0.000, sehingga dapat disimpulkan bahwa EPS, DPR dan ROE secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham perusahaan. f. Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial. Rumusan hipotesis yang digunakan adalah: H1 : EPS berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham H2 : DPR berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham H3 : ROE berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham Kriteria pengujiannya adalah: Jika nilai probability (prob) > 0.05 maka keputusannya adalah menolak Hipotesis atau variabel independent tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent. 67 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 Jika nilai probability (prob) < 0.05 maka keputusannya adalah menerima hipotesis atau variabel dependent berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent. Signifikansi pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent dapat dilihat dari nilai probability (prob). Nilai prob untuk variabel EPS yaitu sebesar 0.000 atau kurang dari 0.05, artinya variabel ini berpengaruh secara signifikan terhadap Harga Saham. Hal ini berlaku sebaliknya pada dua variabel lain, dimana nilai prob > 0.05, sehingga kesimpulannya adalah menolak hipotesis atau dengan kata lain DPR dan ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Perhatikan nilai coefficient untuk masing-masing variabel. Nilai – nilai tersebut disebut sebagai Koefisien Regresi yang menunjukkan arah dan besar pengaruh masing-masing variabel independen terhadap dependen. Variabel EPS mempengaruhi Harga Saham sebesar 7.997. Nilai koefisien ini positif, artinya semakin meningkat nilai EPS, maka Harga Saham juga akan mengalami peningkatan. Nilai 7.997menunjukkan bahwa setiap peningkatan EPS sebesar 1 , maka akan meningkatkan Harga saham sebesar 7.997. Variabel DPR memiliki koefisien regresi negatif (-0.000968), artinya bahwa peningkatan nilai DPR sebesar 1 satuan maka akan menurunkan harga saham perusahaan sebesar 0.000968, demikian juga dengan variabel ROE memiliki nilai koefisien regresi negatif (-1196.620). Nilai koefisien regresi juga menunjukkan besar pengaruh masing-masing variabel independen. Berdasarkan hasil, terlihat bahwa variabel EPS memiliki pengaruh paling tinggi dibandingkan dengan dua variabel lainnya. Model regresi dapat dibentuk berdasarkan nilai koefisien regresi (Coefficient), yaitu: Harga Saham = 1991.169. + 7.997 EPS – 0.000968 DPR - 1196.620 ROE + e Model regresi juga digunakan untuk memprediksi nilai variabel dependen apabila diketahui nilai-nilai variabel independennya. Residual (e) pada model regresi merupakan error atau sisaan pada model regresi yang merupakan selisih antara nilai predicted dengan nilai aktualnya. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki residual atau error sekecil mungkin sehingga hasil prediksi lebih akurat. Nilai konstanta sebesar 1991.169 menunjukkan harga saham pada saat kondisi ceteris paribus atau dimana nilai – nilai variabel independennya nol. Berbeda dengan regresi linier berganda dengan metode estimasi Ordinary Least Squares, metode regresi panel menghasilkan nilai konstanta pada masing-masing unit cross section maupun time series. Sebagai contoh, pada random effect (cross), nilai konstanta perusahaan AALI menunjukkan nilai 6829.601. Artinya, pada kondisi ceteris paribus (variabel independen bernilai nol) maka prediksi harga saham AALI adalah 6829.601. Demikian juga dengan perusahaan lainnya. 68 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 BAB 10 INSTRUMENTASI KUESIONER 10.1 KUESIONER Menurut Mustafa (2009), Ditinjau dari cara atau metode pengumpulannya, terdapat beberapa metode pengumpulan data primer, antara lain metode observasi, metode wawancara, dan Metode Kuesioner. Pada bagian ini akan difokuskan pada instrumentasi dengan metode Kuesioner. Metode Kuesioner atau sering disebut Metode angket adalah suatu cara untuk mengumpulkan data primer dengan menggunakan seperangkat daftar pertanyaan mengenai variabel yang diukur melalui perencanaan yang matang, disusun dan dikemas sedemikian rupa, sehingga jawaban dari semua pertanyaan benar-benar dapat menggambarkan keadaan variable yang sebenarnya. Tipe pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner yaitu: 1. Pertanyaan terbuka (Open ended questions) yaitu pertanyaan yang tidak disertai jawaban dari peneliti, artinya responden diminta untuk menjawab sesuai dengan apa yang dialami atau dirasakan dengan menggunakan bahasa atau kata-katanya sendiri. Contoh: 1) Bagaimana pendapat Saudara terhadap pelaksanaan program jaminan asuransi kecelakaan kerja yang ada di tempat saudara? 2) Sejauh mana manfaat dari pelaksanaan program jaminan asuransi kecelakaan kerja bagi pribadi Saudara? 2. Pertanyaan tertutup (Closed Questions) merupakan suatu pertanyaan yang telah disediakan beberapa pilihan jawaban yang dapat dipilih oleh responden. Contoh: 3. 4. 1) Kebersihan ruang kerja Saudara saat ini: a. Sangat Kotor b. Kotor c. Biasa Saja d. Bersih e. Sangat Bersih Pertanyaan Positif adalah suatu pertanyaan yang narasinya atau kata-katanya disusun dengan kalimat positif, yaitu kalimat mengarah ke hal-hal yang secara normatif “baik”. Misalnya peneliti ingin mengetahui kualitas promosi suatu produk, maka pertanyaannya dapat disusun seperti berikut: SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju N : Netral Variabel “Promosi” Pernyataan SS S N TS STS Informasi lengkap 5 4 3 2 1 Informasinya jelas 5 4 3 2 1 Memberi citra positif 5 4 3 2 1 Menggugah minat pembeli 5 4 3 2 1 Pertanyaan Negatif adalah suatu pernyataan yang narasinya atau kata-katanya disusun dengan kalimat negatif, yaitu kalimat mengarah ke hal-hal yang normatif “buruk” atau “tidak baik”. Contoh: Variabel “Promosi” 69 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 Pernyataan Informasi tidak lengkap Informasinya tidak jelas Memberi citra negative Tidak membangun minat pembeli SS 5 5 5 5 S 4 4 4 4 N 3 3 3 3 TS 2 2 2 2 STS 1 1 1 1 Catatan : Dalam satu variabel, tidak diperbolehkan terdapat pertanyaan positif sekaligus pertanyaan negatif. Berikut ini adalah contoh kuesioner yang meneliti mengenai faktor-faktor terhadap pilihan seseorang untuk menjadi wirausahawan. KUESIONER 1. KARAKTERISTIK (IDENTITAS) RESPONDEN 1. Nama : _________________________ 2. Alamat : _________________________ 3. Jenis Kelamin : Laki-Laki / Perempuan 4. Umur : a. <25 tahun b. 25 – 30 tahun c. 31-35 tahun d. 36 – 40 tahun e. 41 – 45 tahun f. 46 – 50 tahun 5. Pendidikan : a. SLTA b. Diploma c. S1 d. S2/S3 6. Status Perkawinan : a. Menikah b. Belum Menikah 7. Pekerjaan Orang Tua : a. Wirausaha b. Non Wirausaha 8. Jenis Usaha yang dijalankan : a. Perbengkelan b. Home Industri (makanan/minuman) c. Handycraft d. Pangkalan Mitan / Elpiji e. Barang-barang bekas (elektronik) f. Sembako g. Produk intangible lain (berupa jasa) h. Produk tangible lain (produk berupa barang) 9. Lama Usaha : a. < 1 tahun b. 1-2 tahun c. 2-3 tahun d. 3 – 4 tahun e. > 4 tahun 10. Modal diperlukan dalam usaha : a. Ya b. Tidak 11. Jumlah Modal Usaha (diluar asset bangunan) : a. < 150 juta b. 151 – 300 juta c. 301 – 450 juta d. 451 – 500 juta e. > 500 juta 12. Pengalaman Usaha sebelumnya : a. Ya b. Tidak 70 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 PENDAPAT RESPONDEN NO KETERANGAN Sangat tidak setuju 1 2 Sangat setuju sekali 3 4 5 SIKAP TERHADAP PERILAKU (ATTITUDE TOWARDS BEHAVIOR) 1 Saya merasa terjamin bila saya berwirausaha dari pada bekerja 1 2 3 4 5 2 Kesempatan berkarier lebih leluasa bila saya berwirausaha dari pada bekerja 1 2 3 4 5 3 Berwirausaha dapat mengangkat status sosial di lingkungan tempat saya tinggal 1 2 3 4 5 4 Beban pekerjaan lebih sedikit bila saya berwirausaha 1 2 3 4 5 5 Saya dapat mengurangi tanggung jawab bila saya berwirausaha 1 2 3 4 5 6 Dengan saya berwirausaha akan mendapatkan peluang ekonomi yang lebih baik dari pada bekerja 1 2 3 4 5 7 Berwirausaha merupakan cara merealisasikan diri 1 2 3 4 5 8 Saya memiliki kewenangan yang lebih besar dengan berwirausaha 1 2 3 4 5 9 Berwirausaha membuat saya tidak bergantung (mandiri) pada orang lain 1 2 3 4 5 10 Berwirausaha membuat saya ikut berpartisipasi dalam semua proses kegiatan usaha 1 2 3 4 5 11 Tantangan pekerjaan lebih besar bila saya berwirausaha 1 2 3 4 5 NORMA-NORMA SUBJEKTIF (SUBJECTIVE NORM) 12 Keluarga tedekat mempengaruhi pilihan saya dalam berwirausaha 1 2 3 4 5 13 Teman akrab mempengaruhi terhadap pilihan saya dalam berwirausaha 1 2 3 4 5 14 Orang yang penting bagi saya, mempengaruhi pilihan saya dalam berwirausaha 1 2 3 4 5 71 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 I. KARAKTERISTIK RESPONDEN II. PERNYATAAN KUESIONER DATA RESPONDEN i 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 (ATTITUDE TOWARDS BEHAVIOR) 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 (SUBJECTIVE NORM) 12 13 14 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 4 1 1 4 2 4 5 3 2 5 2 2 4 1 3 1 2 2 1 5 1 1 4 1 2 3 2 5 3 3 3 2 3 3 1 5 3 5 5 2 1 3 1 5 1 3 3 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 3 1 1 1 1 2 3 1 1 1 3 2 2 1 3 1 1 3 3 3 1 3 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 6 7 8 2 2 7 7 7 2 6 2 1 8 7 7 6 8 8 8 8 7 8 6 8 2 8 8 8 8 6 6 5 7 3 8 5 2 8 8 8 8 8 2 8 2 4 1 1 4 4 1 4 4 1 4 4 4 2 4 1 4 2 4 1 2 4 2 3 2 3 1 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 1 3 4 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 4 2 1 2 1 4 2 4 3 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 3 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 4 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 5 5 4 4 5 5 5 5 5 3 5 4 1 4 3 5 4 5 3 3 3 1 5 3 4 5 5 4 5 5 5 5 3 4 5 5 4 5 5 5 3 5 4 5 4 1 4 4 5 4 5 5 4 4 3 5 4 5 4 3 5 5 5 3 3 5 1 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 3 4 5 4 5 4 4 3 2 4 5 5 3 5 5 4 5 5 5 4 5 3 1 3 2 5 5 5 4 2 3 1 5 4 4 5 5 3 5 5 5 5 3 1 4 5 4 5 2 5 3 4 4 5 4 3 4 3 3 4 5 1 5 5 5 4 5 1 3 2 5 2 5 1 2 1 1 5 2 5 5 5 3 1 4 4 4 1 1 2 5 1 5 2 4 1 1 4 1 1 4 5 1 4 3 5 1 4 4 2 4 3 1 2 3 5 2 1 1 3 2 1 1 1 5 5 1 1 1 4 5 3 1 1 1 1 5 5 2 4 1 1 4 3 5 5 5 3 5 5 5 5 5 3 5 5 3 5 4 4 5 5 5 4 3 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 3 5 5 4 5 3 5 5 4 5 5 4 5 5 4 1 3 4 5 5 5 4 4 3 1 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 3 5 1 5 4 5 3 5 5 5 1 2 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 3 1 5 4 5 4 4 4 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 1 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 1 5 5 5 3 4 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 3 5 4 5 5 5 3 4 5 5 1 4 5 5 5 5 3 4 4 1 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 3 5 5 4 4 1 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 3 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 1 3 5 5 3 3 5 4 5 4 4 2 1 2 5 4 4 1 3 3 4 1 1 5 4 5 3 4 5 5 5 5 4 4 3 5 1 5 2 4 4 1 4 5 1 1 3 3 4 2 2 2 4 4 1 3 2 1 2 2 4 4 1 2 3 2 1 1 5 5 5 3 3 5 5 5 5 2 3 2 4 1 3 2 2 2 1 1 3 1 72 1 3 3 3 1 1 5 4 3 5 2 1 5 3 5 3 5 1 4 3 4 1 5 5 4 5 1 2 1 4 5 5 4 1 2 5 4 2 2 1 3 4 4 5 4 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 5 5 2 1 3 1 1 5 3 5 5 2 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 8 8 8 8 8 2 8 8 2 8 8 8 8 8 2 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 1 3 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 4 4 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 5 5 5 3 5 4 5 5 4 5 5 5 3 5 4 5 4 5 4 4 3 2 2 4 5 4 5 4 4 3 5 2 5 3 4 4 5 5 4 5 2 5 3 4 4 5 2 4 1 1 4 1 1 1 5 2 4 1 1 4 5 2 4 1 1 4 3 3 5 5 2 4 1 1 4 5 4 5 4 4 3 5 5 5 5 4 5 4 4 3 5 4 5 3 5 5 5 5 1 5 4 5 3 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 3 5 5 4 4 4 5 4 5 3 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 2 4 4 1 4 5 5 1 5 2 4 4 1 4 3 2 2 2 1 1 3 3 1 3 2 2 2 1 1 73 2 2 1 3 4 4 5 5 4 2 2 1 3 4 4 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 BAB 11 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS 11.1. DEFINISI VALIDITAS DAN RELIABILITAS Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan. Instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur (Mustafa, 2009). Dengan demikian, instrumen yang valid merupakan instrumen yang benar-benar tepat untuk mengukur apa yang hendak di ukur. Uji Validitas dalam kuesioner digunakan untuk mengetahui apakah pertanyaan-pertanyaan yang digunakan telah sesuai digunakan untuk menggambarkan variabel yang diteliti. Reliabilititas adalah tingkat keandalan. Instrumen yang reliabel adalah jika digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Mustafa, 2009). Lebih lanjut, Ghozali (2001) menjelaskan bahwa reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Dengan demikian, validitas menyangkut keabsahan alat ukur, dan reliabilitas menyangkut kehandalan (konsistensi) alat ukur. Berdasarkan jenis analisis yang digunakan, terdapat dua jenis validitas: 1. Validitas konstruk (Construct Validity) : Merupakan uji kecocokan antara butir – butir dalam kuesioner dengan teori yang mendasari konsep atau konstruk yang diukur. Validitas konstruk dapat diuji dengan analisis faktor (factor analysis) 2. Validitas Kriteria : Merupakan jenis validitas yang sering digunakan oleh peneliti. Pengujian validitas kriteria dilakukan dengan analisis korelasi. 11.2 UJI VALIDITAS KONSTRUK Uji Validitas konstruk dilakukan dengan menggunakan analisis faktor. Uji Validitas konstruk dilakukan pada masing-masing variabel. Berdasarkan contoh data (data primer 01), karena terdapat tiga variabel, maka nantinya akan dilakukan tiga kali uji validitas. a. Pilih menu analyze Dimension Reduction Factor sehingga muncul dialog box berikut: 74 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 b. Masukkan variabel Kesadaran Merk 1-4. Pilih menu Descriptives. Cek list KMO and Bartlett`s test of sphericity continue (sesuai gambar berikut) c. Pilih Extraction, pada extract, pilih fixed number to extract, kemudian isi dengan angka 1 ,Continue => OK 75 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 d. Pilih menu Rotation, cek list varimax => Continue , kemudian pilih OK Analisa Output: Setelah muncul output, perhatikan tabel “Component Matrix”. Pada component matrix, masing-masing item pertanyaan memiliki nilai yang disebut dengan Loading Factor. Nilai loading factor merupakan nilai korelasi / keeratan hubungan antara masing-masing item pertanyaan dengan 76 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 variabel. Suatu item pertanyaan dikatakan valid jika pertanyaan tersebut memiliki korelasi yang kuat dengan variabel. Sehingga, validitas masing-masing item pertanyaan ditentukan berdasarkan nilai loading factor yang terdapat pada tabel Component Matrix. Item pertanyaan dikatakan valid jika memiliki nilai loading factor lebih dari 0.6 (Hair et al. 2001). Item pertanyaan kesadaran merk 1 memiliki nilai loading factor sebesar 0.876. Nilai ini lebih besar dari 0.6 maka item pertanyaan dinyatakan valid. Kesadaran merk 2, 3 dan 4 masing – masing memiliki nilai loading factor berturut-turut sebesar 0.921, 0.825 dan 0.754. Sehingga dapat disimpukan bahwa pada variabel kesadaran merk, seluruh pertanyaan dinyatakan valid karena memiliki nilai loading factor lebih besar dari 0.6. Jika dalam variabel terdapat item pertanyaan yang tidak valid, maka item pertanyaan tersebut harus dikeluarkan / dihapus / tidak diikutkan dalam analisis selanjutnya. Selanjutnya lakukan uji validitas dengan langkah yang sama untuk variabel Asosiasi Merk dan Ekuitas Merk. Berikut adalah output hasinya. Berdasarkan output, seluruh item pertanyaan menunjukkan nilai loading factor lebih besar dari 0.6, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan valid. 11.3 UJI VALIDITAS KRITERIA Uji validitas dilakukan dengan cara meng-korelasikan masing-masing item pertanyaan terhadap total skor masing-masing variabel. Caranya yaitu dengan menggunakan analisis korelasi Pearson. a. Langkah awal untuk melakukan uji validitas konstruk yaitu menghitung total skor untuk masing-masing variabel. Untuk menghitung total skor, pilih menu Transform => Compute Variable b. Beri nama target variable dengan nama Total_Kesadaran_Merk 77 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 c. Pada numeric expression, gunakan rumus sum, kemudian masukkan item pertanyaan kesadaran merk 1-4, sehingga tertulis sum(KM1,KM2,KM3,KM4), Kemudian pilih OK d. Dengan langkah yang sama, hitung total skor untuk variabel Asosiasi Merk dan Ekuitas Merk. Setelah dihitung toal skor, maka pada sheet data view akan muncul tiga kolom baru, yaitu Tota Kesadaran Merk, total Asosiasi Merk, dan Total Ekuitas Merk. e. Selanjutnya untuk menguji validitas masing-masing item pertanyaan, pilih menu Analyze => Correlate => Bivariate sehingga muncul Dialog Box seperti pada gambar berikut. f. Masukkan item Kesadaran Merk 1-4, dan total kesadaran merk ke dalam kolom variables, kemudian pilih OK. Output yang muncul adalah sebagai berikut. 78 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 Analisis Output: Output yang muncul adalah sesuai gambar diatas. Perhatikan kolom paling kanan. Masing-masing pertanyaan akan memiliki tiga baris pada kolom tersebut. Baris pertama sebesar 0.872 menunjukkan nilai korelasi antara pertanyaan kesadaran merk 1 dengan variabel kesadaran merk. Baris kedua sebesar 0.000 menunjukkan nilai signifikansi korelasi antara pertanyaan kesadaran merk 1 dengan variabel kesadaran merk. Baris ketiga sebesar 98 menunjukkan banyaknya data yang diolah, yaitu 98 responden. Uji Validitas pada intinya adalah melihat besar korelasi dan signifikansi korelasi antara masing-masing item pertanyaan terhadap total skornya. Menurut uji validitas kriteria, pertanyaan dikatakan valid jika memiliki nilai korelasi lebih besar dari 0.3 (baris pertama), dan nilai signifikansi kurang dari 0.05 (baris kedua). Pertanyaan pertama yaitu kesadaran merk 1 menunjukkan nilai korelasi 0.872 dan nilai signifikansi 0.000. Sesuai dengan kriteria, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Selanjutnya ujilah validitas kriteria untuk Asosiasi merk dan Ekuitas Merk, dengan langkah yang sama. Berikut adalah outputnya. 79 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 11.4 UJI RELIABILITAS Sama halnya dengan uji validitas, uji reliabilitas juga dilakukan per variabel. Syarat utama dalam melakukan uji reliabilitas adalah: a. Minimal terdapat dua pertanyaan dalam satu variabel b. Pertanyaan yang diuji reliabilitas adalah pertanyaan yang dinyatakan valid. Jika salah satu syarat diatas tidak dilakukan maka uji reliabilitas tidak dapat dilakukan. Langkah-langkah melakukan uji Reliabilitas adalah sebagai berikut: 1. Pilih Menu Analyze => Scale => Reliability Analysis, sehingga muncul dialog box berikut. 80 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 2. Masukkan Item-item pertanyaan kesadaran merk 1-4 pada kolom Items, kemudian pilih Statistics. (Gambar 5.9 Statistics) 3. Cek List Scale if Item Deleted pada Descriptives for => Continue => OK 4. Berikut adalah hasil output untuk uji reliabilitas variabel kesadaran merk. Analisis Output: 81 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 Nilai yang dilihat untuk menentukan reliabilitas instrument adalah Cronbach`s Alpha. Cronbach’s Alpha merupakan sebuah ukuran keandalan yang memiliki nilai berkisar dari nol sampai satu. Variabel dikatakan Reliabel jika memiliki nilai Cronbach`s Alpha ≥ 0.6 (Hair et al., 2010: 92). Pada output terlihat bahwa Cronbach`s alpha sebesar 0.865 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel tersebut reliabel. Tabel Item Total Statistics yaitu pada kolom Cronbach’s alpha if item deleted menunjukkan tingkat reliabilitas variable pada penghilangan satu item pertanyaan. Misalnya, jika item pertanyaan 1 (Kesadaran Merk 1) dibuang, maka nilai Cronbach’s alpha akan turun dari 0.865 menjadi 0.811. Jika nilai cronbach alpha menunjukkan hasil tidak reliabel, maka peneliti dapat menggunakan tabel item-Total statistics, kemudian membuang pertanyaan yang dapat meningkatkan nilai cronbach alpha. Selain menggunakan Cronbach’s alpha if item deleted, peningkatan cronbach’s alpha juga dapat dilakukan dengan menghapus corrected itemtotal correlation yang kecil. Dengan langkah yang sama, lakukan uji reliabilitas untuk variabel asosiasi merk dan ekuitas merk. Berikut adalah outputnya. 82 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 Untuk meniadakan atau setidak-tidaknya mengurangi butir yang dibuang karena tidak valid, dianjurkan kepada peneliti untuk melakukan uji coba (tryout) instrument sebelum digunakan untuk mengukur subyek yang sesungguhnya. Dua hal yang seharusnya diperhatikan oleh peneliti pada saat pelaksanaan uji coba kuesioner, yaitu: 1. Untuk menjamin hasil yang memadai, maka kondisi (karakteristik) subyek yang digunakan untuk uji coba harus benar-benar mencerminkan kondisi (karakteristik) subyek sesungguhnya yang menjadi target penelitian. 2. Banyaknya subyek untuk uji coba sekurang-kurangnya adalah 30 responden, untuk memenuhi Rule of Thumb kenormalan data. Pada tahap uji coba ini, apabila ada butir yang dinyatakan tidak valid, maka peneliti harus melakukan perbaikan terhadap butir yang dianggap tidak valid tersebut (tidak langsung membuang). Setelah perbaikan dilakukan, uji coba diulangi lagi, tetapi bukan pada responden yang pernah diukur. Cari responden lain yang memenuhi persyaratam di atas. Ulangi proses tersebut hingga benar-benar seluruh butir dinyatakan valid dan reliabel. (Mustafa, 2009) 83 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 BAB 12 UJI BEDA DUA SAMPEL (T-TEST) 12.1. DEFINISI UJI BEDA T-TEST Menurut Ghozali (2001) Uji beda t-test digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata diantara dua kelompok populasi, misalnya perbedaan antara gaji karyawan laki-laki dan perempuan, perbedaan profit diantara perusahaan yang go public dan belum go public, perbedaan hasil penjualan yang didapatkan oleh sales yang tersertifikasi dan sales yang tidak tersertifikasi, dan sebagainya. Terdapat dua jenis Uji beda T-test, yaitu: 1. Independent t-Test : Uji beda yang digunakan untuk menguji populasi yang independent. Populasi independent adalah populasi yang didapatkan dari subyek yang berbeda, misalnya karyawan laki-laki dan perempuan, perusahaan-perusahaan di Indonesia dengan perusahaan di Malaysia. Terlihat bahwa peneliti ingin mengetahui perbedaan antara perusahaan di Indonesia dengan di Malaysia 2. Paired t-Test : Uji beda yang digunakan untuk menguji populasi yang saling berhubungan / berpasangan karena didapatkan dari subyek yang berbeda. Misalnya perusahaan sebelum go public dengan perusahaan sesudah go public, nilai TOEIC mahasiswa sebelum mengikuti pelatihan Bahasa Inggris dengan sesudah mengikuti pelatihan Bahasa Inggris, dan sebagainya. Obyek penelitian diukur dari populasi yang sama 12.2 Independent t-Test Kasus: Sebuah penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara perusahaan yang sudah Go Public dengan perusahaan yang belum go Public ditinjau dari Ukuran Perusahaan dan Debt to Equity Ratio (DER). Data independent t-test terlampir. Langkah – langkah pengujian dengan menggunakan SPSS adalah sebagai berikut: 84 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 a. Input data dilakukan dengan mengisi data dalam tiga kolom (karena hanya merepresentasikan tiga variabel, yaitu kelompok perusahaan, Firm Size dan DER). b. Pilih Menu Analyze => Compare Means => Independent sample T-Test. Masukkan variabel Firm Size dan DER pada kolom Test Variable(s), dan variabel Kelompok pada Grouping Variable. c. Klik Define Group, isi 1 dan 2 karena variabel Kelompok terdiri dari dua kategori. d. Klik Continue => OK 85 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 Analisa Output: Output Bagian I : Group Statistics Pada Output Bagian I terlihat ringkasan statistik deskriptif dari kedua sampel. Firm Size perusahaan Go Public memiliki rata-rata sebesar 12.160 dengan standar deviasi 0.8436, sedangkan rata-rata Firm Size perusahaan non Go Public sebesar 12.153 dengan standar deviasi 0.9027. Nilai ini tidak berbeda jauh, namun signifikansi perbedaannya akan dilihat melalui hasil uji t. Output Bagian II : Independent Samples Test Uji t dua sampel dilakukan dalam dua tahapan. Tahapan pertama adalah menguji apakah varians kedua sampel bisa dianggap sama atau homogen. Setelah itu baru dilakukan pengujian untuk melihat ada tidaknya perbedaan rata-rata populasi. Uji ketidaksamaan varians dilakukan dengan Levene Test (Uji F), dengan dasar pengambilan keputusan dalam pengujian ketidaksamaan varians adalah: Jika Sig > 0.05 maka varians sama (homogen) Sig < 0.05 maka varians berbeda (tidak homogen) Melalui hasil Uji F, dapat dilihat bahwa signifikansi uji Fbernilai 0.068, atau lebih besar dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa varians kedua populasi homogen, sehingga Uji t dilakukan dengan menggunakan nilai signifikansi untuk varians homogen (Equal Variance Assumed). Kriteria pengambilan keputusan untuk Uji t adalah: Jika Sig < 0.05 maka dua populasi berbeda signifikan Sig > 0.05 maka dua populasi tidak berbeda signifikan 86 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 Pada tabel hasil output terlihat bahwa nilai signifikansi untuk Equal Variances Assumed sebesar 0.960 atau lebih dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan Firm Size antara perusahaan go public dengan perusahaan non go public. Sedangkan pada variabel Debt to Equity Ratio, hasil Uji F menunjukkan bahwa signifikansi bernilai 0.397, atau lebih besar dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa varians kedua populasi homogen, sehingga Uji t juga mengacu pada nilai signifikansi untuk varians homogen (Equal Variance Assumed). Kriteria pengambilan keputusan untuk Uji t adalah: Jika Sig < 0.05 maka dua populasi berbeda signifikan Sig > 0.05 maka dua populasi tidak berbeda signifikan Pada tabel hasil output terlihat bahwa nilai signifikansi untuk Equal Variances Assumed sebesar 0.008 atau kurang dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan Debt to Equity antara perusahaan go public dengan perusahaan non go public. 12.3 Paired Sample t-Test Uji ini dilakukan terhadap dua sampel yang berpasangan (paired). Sampel yang berpasangan diartikan sebagai sebuah sampel dengan subyek yang sama namun mengalami dua pengukuran yang berbeda. Contoh kasus berikut akan menjelaskan arti dari sampel berpasangan. Kasus: Pada tahun 2008, terjadi krisis Global yang cukup parah sehingga menyebabkan performa perusahaan cenderung menurun bahkan sebagian diantaranya harus mengalami kebangkrutan. Suatu penelitian bertujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan performa beberapa perusahaan di BEI sebelum dan sesudah terjadinya krisis global. Berikut ini (data paired t-test terlampir) adalah datanya: 87 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 Berikut adalah langkah-langkah analisis Paired t-test dengan menggunakan SPSS: 1. Input Data : data diinput berdasarkan variable waktu, yaitu Profitability Sebelum krisis Global dan Profitability Sesudah Krisis Global. 2. Pilih Menu Analyze => Compare Means => Paired Samples t-Test. Masukkan variabel Test Profitability Sebelum pada kolom Variable1 dan Test Profitability Sesudah pada Variable2. Selanjutnya Klik OK. Output yang muncul adalah sebagai berikut: 88 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 Analisa Output: Output Bagian I menjelaskan statistika deskriptif dari masing-masing variabel. Output bagian 2 adalah hasil korelasi antara kedua variabel yang menghasilkan angka 0.168 dengan nilai probabilitas (Sig) sebesar 0.243 atau diatas 0.05. Sehingga berdasarkan output bagian 2 ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat korelasi signifikan profitabilitas antara sebelum Krisis Global dengan sesudah terjadinya krisis global Output Bagian 2 (Paired Samples Test) Kriteria pengambilan keputusan pada Paired Sample t-Test adalah: Jika Sig < 0.05 maka dua populasi berbeda signifikan Sig > 0.05 maka dua populasi tidak berbeda signifikan Berdasarkan output, nilai signifikansi untuk uji t tersebut adalah 0.647 atau lebih dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan profitabilitas antara sebelum terjadinya krisis global dengan sesudah terjadinya krisis global. 89 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 LATIHAN SOAL Untuk meningkatkan produktivitas, sekelompok UKM diberikan bantuan dana oleh pemerintah. Selanjutnya untuk mengetahui efektivitas bantuan, pemerintah ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan produktivitas antara UKM yang mendapat bantuan dan yang tidak mendapat bantuan. Berikut adalah data profitabilitas UKM tersebut. UKM DENGAN DANA BANTUAN 5.0 4.5 3.4 5.4 5.6 5.5 5.8 5.2 3.4 3.7 4.0 3.8 5.5 3.8 4.2 3.9 5.8 5.0 3.8 4.2 5.2 4.4 3.6 4.0 5.6 5.5 6.9 3.2 2.8 4.2 5.8 5.8 5.8 6.5 4.0 3.8 5.8 5.2 5.2 4.9 5.0 4.4 3.8 3.3 5.6 3.4 4.2 6.1 3.4 6.0 4.5 3.0 3.8 4.8 5.1 5.8 UKM TANPA DANA BANTUAN 5.9 5.8 4.2 6.1 5.0 4.4 3.8 3.3 2.1 3.0 6.4 3.7 3.4 2.9 5.0 6.3 3.4 6.0 4.5 5.8 5.8 5.5 5.3 7.0 3.2 5.0 2.9 4.9 4.7 3.9 4.5 4.0 4.6 4.3 4.8 4.6 4.2 3.2 6.1 6.2 4.9 6.4 6.4 4.7 3.2 6.0 4.0 3.0 4.8 4.6 4.0 3.5 4.6 6.1 a. Ujilah perbedaan antara profitabilitas UKM dengan dan tanpa bantuan dana dengan Uji beda t-test yang sesuai (Lakukan Uji asumsi sebelum analisa uji t)! b. Analisa dan interpretasikan datanya! 90 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 BAB 13 REGRESI DENGAN VARIABEL MODERATING 13.1. DEFINISI VARIABEL MODERATOR (MODERATING VARIABLE) Variabel Moderator (Moderator) adalah variabel yang variasi nilainya mempunyai pengaruh ketergantungan (contingent effect) yang kuat terhadap pengaruh atau hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent. Variabel Moderating biasanya ditemukan jika peneliti melakukan pengakajian penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang sekarang dilakukan. Meskipun hal ini tidak terlalu mudah ditemui peneliti, namun upaya menemukan variabel moderating akan semakin melengkapi model penelitian yang dilakukan. (Mustafa, 2009) Contoh: Penelitian dilakukan untuk menguji pengaruh antara Inflasi terhadap harga saham dengan Suku Bunga SBI sebagai variabel Moderating. Diasumsikan bahwa semakin tinggi inflasi maka semakin tinggi pula harga saham. Meskipun pengaruh ini dapat diyakini kebenarannya, namun pengaruh tersebut ternyata masih tergantung pada Suku Bunga SBI. Contoh tersebut menunjukkan bahwa Suku Bunga SBI merupakan variabel moderating dari pengaruh antara pendidikan formal terhadap kinerja pegawai. Model tersebut dapat dilihat pada Gambar 11.1. Inflasi Harga Saham Variabel Independent Variabel Dependent Suku Bunga SBI Variabel Moderating (Gambar 13.1 Kedudukan Variabel Moderating) Masuknya variabel moderating dalam model akan mengakibatkan munculnya nilai dari variabel moderating dan nilai interaksi antara variabel independent dengan variabel moderating dalam model tersebut. Metode analisis regresi linear dengan variabel moderating dapat dilakukan melalui tiga cara: 1. Multiple Regression Analysis (MRA) Metode ini dilakukan dengan menambahkan variabel perkalian antara variabel independent dengan variabel moderatingnya, sehingga persamaan umumnya adalah sebagai berikut: Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X1 X2 dengan Y adalah Harga Saham, X1 adalah Inflasi, X2 Suku Bunga SBI dan X1 X2 adalah perkalian antara Inflasi dengan Suku Bunga SBI. Hipotesis moderating diterima jika variabel X1 X2 mempunyai pengaruh signifikan terhadap Y, tidak tergantung apakah X1 dan X2 mempunyai pengaruh terhadap Y atau tidak. Model ini biasanya menyalahi asumsi multikolinearitas atau adanya korelasi yang tinggi antara variabel independent dalam model regresi, sehingga menyalahi asumsi klasik dan hampir tidak ada model MRA yang terbebas dari masalah multikolinearitas. 2. Absolut residual Model ini mirip dengan MRA, tetapi variabel moderating didekati dengan selisih mutlak (absolut residual) antara variabel independent dengan variabel moderatingnya (|X1 – X2|). Penerimaan hipotesis juga sama, dan model ini masih riskan terhadap gangguan multikolinearitas meskipun risiko itu lebih kecil daripada dengan metode MRA. 91 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 3. Residual Model ini menggunakan konsep lack of fit yaitu hipotesis moderating diterima terjadi jika terdapat ketidakcocokan dari deviasi hubungan linear antara variabel independen. Langkahnya adalah dengan meregresikan antara Variabel Independent (Inflasi) terhadap Variabel Moderatiing (Suku bunga SBI) dan dihitung nilai residualnya. Pada program SPSS dengan klik Save pada regression, lalu klik pada Unstandardized Residual. Nilai residual kemudian diambil nilai absolutnya lalu diregresikan antara kinerja terhadap absolut residual. Hipotesis moderating diterima jika nilai t hitung adalah negatif dan signifikan. Model ini terbebas dari gangguan multikolinearitas karena hanya menggunakan satu variabel bebas. Contoh: Dengan menggunakan contoh kasus di atas, Tabel 13.1 adalah data yang akan digunakan sebagai analisis. Inflasi Suku Bunga SBI 4.2 3.9 3.4 3.1 4.1 4.8 5.2 5.7 6.4 5.8 5.9 5.6 5.7 4.9 6 15.4 14.8 14.2 11.6 15.1 16.1 16.6 17.9 22.8 18.3 18.8 18 17.8 16.5 19.1 Harga Saham 23.9 25.2 26.4 29.7 22.4 33.6 37.6 40.3 41.8 42.4 46 49.6 22.6 54.3 55.1 Inflasi Suku Bunga SBI 7.1 3.7 6.1 5.7 6.4 5.8 5.9 5.6 3.1 6.1 6 4.2 6.3 3.8 2.8 25.7 12.7 19.6 17.9 22.8 18.3 18.8 18 12.7 19.6 19.2 15.3 20.3 14.2 11.6 Harga Saham 62.9 61.7 42.2 40.3 41.8 42.4 46 49.6 40.3 41.8 42.4 46 49.6 26.4 29.7 (Tabel 13.1 Data) Selanjutnya data akan dianalisis dengan menggunakan metode Multiple Regression Analysis (Opsi 1). Langkah-langkah analisis: 1. Hitung nilai interaksi antara Inflasi (Variabel independent) dengan Suku Bunga (variabel moderating) dengan menggunakan menu Transform => Compute Variables. Masukkan operasi matematika perkalian antara Inflasi dengan Suku Bunga (inflasi*sukubunga). Ketik Moderating pada target variables yang merupakan nama dari interaksi antara inflasi dan suku bunga. 92 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 (Gambar 13.2 Compute Interaksi Inflasi dan Suku Bunga) 2. Hasilnya adalah berupa kolom baru yaitu moderating pada Data View. 3. Lakukan analisis regresi linier berganda secara bertahap (satu per satu) dalam memasukkan variabel independent yang dilibatkan dalam model. Pilih Menu Analyze => Regression => Linear. Masukkan Harga Saham sebagai dependent variable, masukkan Inflasi sebagai independent. (Gambar 13.3 Regresi linier bertahap) 4. Pilih Next, masukkan suku Bunga sebagai independent, kemudian Next, masukkan moderating sebagai independent => OK Output yang akan muncul adalah seperti Gambar 13.4. 93 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 (Gambar 13.4 Output Adj R Square) Model 1 adalah Regresi antara Inflasi terhadap Harga Saham. Nilai Adj R Square sebesar 22.9%. Jika ditambahkan variabel Suku Bunga nilai Adj R Square justru menurun menjadi 20.1%. Selanjutnya jika variabel Moderating dimasukkan ke dalam model maka meningkatkan prosentase kecocokan model menjadi 28.8%. Artinya nilai interaksi inflasi dan Suku Bunga cukup berarti dalam meningkatkan kecocokan model (Adj R Square). (Gambar 13.5 Uji Simultan) Secara simultan ketiga model menunjukkan pengaruh yang signifikan. Nilai signifikansi meningkat dari model 2 ke model 3. Gambar 13.6 Uji Parsial 94 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 Pengaruh masing-masing variabel secara parsial seperti terlihat pada Gambar 13.6. Pada model 1 Inflasi menjadi satu-satunya ariable independent yang signifikan mempengaruhi Harga Saham. Pada Model 2, terlihat bahwa terjadi penurunan tingkat signifikansi jika Variabel Suku Bunga menjadi Variabel Independent. Sementara pada Model 3 variabel Inflasi dan Suku Bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Namun Interaksi antara keduanya signifikan mempengaruhi Harga Saham. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Suku Bunga SBI dapat memoderasi pengaruh antara inflasi terhadap Harga Saham. BAB 14 REGRESI DENGAN VARIABEL INTERVENING (ANALISIS BARON AND KENNY) 14.1. Definisi Variabel Intervening Hubungan antar variabel seringkali harus dijelaskan melalui variabel lain. Misalnya untuk menjelaskan upah dapat meningkatkan kinerja karyawan maka perlu dijelaskan dengan variabel lain yang berada diantaranya, yaitu variabel motivasi kerja. Upah akan mampu meningkatkan kinerja karyawan karena upah dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan. Motivasi inilah yang akhirnya meningkatkan kinerja karyawan. Pada kasus tersebut motivasi kerja ditempatkan sebagai variabel mediasi antara upah dan kinerja karyawan. Variabel mediasi atau intervening merupakan variabel antara, berfungsi memediasi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. (Suliyanto, 2011) 14.2. Uji Hipotesis Variabel Intervening Analisis intervening (mediator) dapat ditempuh menggunakan teknik perhitungan regresi dengan metode SPSS. Logika yang digunakan dalam pengujian intervening adalah sama apapun teknik yang digunakan (Baron and Kenny, 1986; Kenny, 2008; Frazier et al., 2004). Tujuan analisis intervening ini adalah untuk mengukur pengaruh variabel bebas terhadap variabel dependen melalui variabel mediator atau intervening. Pada penelitian ini, model variabel intervening disajikan pada gambar berikut. Variabel 1) Mediasi (M) Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y) Gambar 14.1 Contoh Model Pengaruh Variabel Bebas terhadap Variabel dependen melalui variabel intervening Sumber: Baron dan Kenny (1986) Menurut Baron dan Kenny (1986), ada tiga tahapan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen melalui variabel intervening (sebagai ilustrasi lihat Gambar 3.1), yaitu: 1) Meregresi variabel independen terhadap terhadap variabel dependen dengan persamaan sebagai berikut: Y = β10 + β11X + ε1 95 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 2) Meregresi variabel independen terhadap variabel intervening dengan persamaan sebagai berikut Me = β20 + β21X + ε2 3) Meregresi variabel independen dan variabel mediasi terhadap variabel dependen dengan persamaan sebagai berikut Y = β30 + β31X + β32Me + ε3. Ada 2 syarat yang harus dipenuhi untuk pengujian variabel intervening menurut Barron dan Kenny (1986): 1) Hasil uji regresi 1, 2 dan 3 harus menunjukkan hubungan yang signifikan dan jika ada salah satu hasil regresi yang tidak signifikan maka uji variabel intervening ini tidak dapat dilanjutkan. 2) Koefisien hubungan variabel independen ke variabel dependen pada regresi ketiga harus lebih kecil daripada hubungan variabel independen ke variabel dependen pada regresi kesatu. Jika salah satu syarat tidak dipenuhi maka variabel intervening dianggap tidak memenuhi syarat sebagai mediasi antara variabel independen terhadap variabel dependen. 14.3. Contoh Kasus Regresi dengan Variabel Intervening Berikut adalah contoh kasus hubungan antara Kepuasan Kerja (variabel independen) terhadap Kinerja Pegawai (Variabel dependen) yang dimediasi oleh Komitmen Organisasi (Variabel intervening). Komitmen Organisasi (M) Kepuasan Kerja (X) Kinerja Pegawai (Y) Selanjutnya dilakukan analisis regresi dengan variabel intervening sesuai dengan kriteria Baron and Kenny (1986): 1) Meregresi variabel independen terhadap terhadap variabel dependen. Artinya perlu dilakukan analisis regresi antara Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Pegawai (Langkah analisis regresi pada software SPSS sesuai dengan langkah analisis pada bab “analisis regresi linier” Berikut adalah hasil outputnya: ANOVAa Model Sum of Squares Regression df Mean Square 169,776 1 169,776 1166,912 386 3,023 F 56,160 Sig. ,000b 1 Residual 96 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 Total 1336,688 387 a. Dependent Variable: Kinerja_Pegawai b. Predictors: (Constant), Kepuasan_Kerja Coefficientsa 2) 3) Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. t Sig. Collinearity Statistics Beta Tolerance VIF Error (Constant) 6,233 ,572 ,046 ,006 10,888 ,000 7,494 ,000 1 Kepuasan_Kerja a. ,356 1,000 1,000 Dependent Variable: Kinerja_Pegawai Gambar 14.1 Output Regresi Pertama 2) Meregresi variabel independen terhadap variabel intervening. Pada tahap ini artinya akan dilakukan analisis regresi antara Kepuasan Kerja terhadap Komitmen Organisasi. Berikut adalah output yang dihasilkan: Coefficientsa Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. t Sig. Beta Collinearity Statistics Tolerance VIF Error (Constant) 14,348 ,822 -,037 ,009 17,449 ,000 -4,229 ,000 1 Kepuasan_Kerja -,210 1,000 1,000 a. Dependent Variable: Komitmen_Organsasi Gambar 14.2 Output Regresi Ketiga 3) Meregresi variabel independen dan variabel mediasi terhadap variabel dependen. Artinya akan dilakukan analisis regresi antara Kepuasan Kerja da Komitmen Organisasi sebagai variabel independen terhadap Kinerja Pegawai sebagai variabel dependen. Berikut adalah hasil outputnya: 97 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 Coefficientsa Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. t Sig. Beta Collinearity Statistics Tolerance VIF Error (Constant) 1 Kepuasan_Kerja Komitmen_Organsasi 7,510 ,760 ,043 ,006 -,089 ,035 9,877 ,000 ,331 6,845 ,000 ,956 1,046 -,122 -2,530 ,012 ,956 1,046 a. Dependent Variable: Kinerja_Pegawai Gambar 14.3 Output Regresi Ketiga Selanjutnya untuk memutuskan apakah variabel komitmen organisasi merupakan variabel mediasi antara kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai, terlebih dahulu dilakukan pengecekan persyaratan Baron Kenny berdasarkan hasil ketiga regresi. Syarat Pertama: Hasil uji regresi 1, 2 dan 3 harus menunjukkan hubungan yang signifikan dan jika ada salah satu hasil regresi yang tidak signifikan maka uji variabel intervening ini tidak dapat dilanjutkan. Berdasarkan output, syarat pertama telah terpenuhi karena masing-masing regresi menunjukkan hubungan yang signifikan. Syarat Kedua Koefisien hubungan variabel independen ke variabel dependen pada regresi ketiga harus lebih kecil daripada hubungan variabel independen ke variabel dependen pada regresi kesatu. Koefisien hubungan Kepuasan Kerja pada regresi ketiga yaitu 0.043, sedangkan koefisien kepuasan kerja pada regresi pertama yaitu sebesar 0.046 atau lebih besar daripada koefisien pada regresi pertama. Sehingga persyaratan kedua telah terpenuhi. Dengan terpenuhinya kedua syarat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa variabel Komitmen Organisasi merupakan variabel mediasi antara kepuasan kerja terhadap Kinerja Pegawai. 98 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 DAFTAR PUSTAKA Ariefianto, Doddy Moch. 2012. Ekonometrika Esensi dan Aplikasi dengan Menggunakan Eviews. Jakarta: Penerbit Erlangga Ghozali, Imam.2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Universitas Diponegoro Ghozali, Imam. 2017. Analisis Multivariat dan Ekonometrika. Semarang: Universitas Diponegoro Gujarati, Damodar. 2003. Basic econometrics 4th edition. New York: Mc Graw Hill Company Hair, dkk. 2001. Multivariate Data Analysis fifth edition. New Jersey : Prentice Hall Ho, Robert. 2006. Handbook of Univariate and Multivariate Data Analysis and Interpretation with SPSS. New York : Chapman and Hall Montgomery and Peck. 1991. Introduction to Linear Regression Analysis 2nd Edition. New York : John Willey and Son Mustafa, Zainal. 2009. Mengurai Variabel hingga Instrumentasi. Yogyakarta: Graha Ilmu Pedhazur, Elazar. 1997. Multiple Regression in Behavioral Research Third Edition. Melbourne : wadsworth Santoso, singgih. 2011. Structural Equation Modelling : Konsep dan Aplikasi dengan AMOS 18. Jakarta : PT Elex Media Komputindo Solimun. 2005. Kisi – Kisi Analisis Data. Malang: Universitas Brawijaya Suliyanto, 2011. Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikas dengan SPSS Supranto. 2008. Statistik: Teori dan Aplikasi. Jakarta : Erlangga Trihendradi, Cornelius. 2006. Langkah Mudah Menguasai Statistik menggunakan SPSS 15. Yogyakarta : Andi Trihendradi, Cornelius. 2007. Kupas Tuntas Analisis Regresi. Yogyakarta : Andi 99 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 Lampiran 1 : TABEL T 100 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 Lampiran 2 : Cara Menghitung Nilai TABEL T MENGHITUNG NILAI TABEL T Nilai tabel t dihitung berdasarkan jumlah sampel dan jumlah variabel bebas, yang tercermin dari nilai v dalam tabel t. Nah, lalu bagaimana jika v yang kita punya tidak tersedia dalam tabel t? Berikut adalah caranya: Misal, kita ingin menghitung nilai yang terdekat. Cara untuk mencari . Pada Tabel t, kita hanya bisa menemukan sebagai v adalah melalui persamaan berikut: Sehingga 2.0272 Demikian juga dengan penghitungan tabel Durbin Watson. Caranya sama dengan melakukan persamaan perbandingan. 101 Modul Statistika Universitas Internasional Batam - 2020 Lampiran 2 : Tabel Durbin Watson 102