Nama : Abdul Halim Hani Paper Manajemen Aset Infrastruktur I. Pendahuluan Paper ini merupakan tugas mata kuliah Manajemen Aset Infrastruktur Program Pasca Sarjana (S2) Universitas Indonesia Semester Gasal Tahun Ajaran 2020/2021 . Mahasiswa ditugaskan untuk membaca beberapa karya ilimiah yang telah diterbitkan mengenai manajemen aset infrastruktur untuk kemudian dilaporkan dan dipaparkan pada saat perkuliahan. Tugas ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui dan mengelompokkan karya ilimiah yang dibaca ke dalam 6 tema besar manajemen aset infrastruktur yaitu : Identifikasi dan inventarisasi aset (komponen aset), Pengelolaan aset Infrastruktur (stakeholder dan kondisi), manajemen risiko dalam pengelolaan aset, Valuasi dan penilaian aset infrastruktur, Optimasi aset infrastruktur, teknologi informasi dalam manajemen aset infrastruktur. Penulis mendapatkan karya ilmiah melalui mesin pencari di internet. Penulis memilih referensi dalam negeri agar mendapatkan gambaran yang jelas mengenai manajemen aset infrastruktur. Paper ini terdiri atas Pendahuluan, Pembahasan, kesimpulan dan penutup. Dalam pembahasan, akan disampaikan mengenai beberapa pengertian dari paper mengenai manajemen aset infrastruktur, kemudian diklasifikasikan ke dalam tema besar manajemen infrastruktur diatas. Pada bagian akhir penulis akan memaparkan studi kasus manajemen aset di tempat kerja penulis. II. Pembahasan A. Pengertian Manajemen Aset Infrastruktur dan Fasilitas Pengertian Manajemen Aset disampaikan Sugiama dalam (Marlena, Wahyu Adi, & Warmadewanthi, 2020) adalah ilmu dan seni untuk memandu manajemen kekayaan yang dimulai sejak proses perencanaan kebutuhan, memperoleh, menginventarisir, mengaudit, menilai mengoperasikan, memelihara, memperbarui atau menghilangkan untuk memindahkan aset dengan cara yang efektif dan efesien. Ketika aset yang dimaksud adalah infrastruktur maka harus dikenali perbedaan karakteristiknya dengan baik meliputi tipe, kelas, fungsi, struktur, ekonomi, siklus 1 2 hidup, operasi, pemeliharaan, penghapusan. Dalam pengembangannya infrastruktur juga harus dapat menjalankan fungsi tertentu sesuai bidang layanannya, sehingga dapat berfungsi secara ekonomis, efisien, efektif dan berkelanjutan. Sehingga Manajemen aset Infrastruktur merupakan suatu program untuk mengeloala infrastruktur agar tetap dapat menjalankan fungsinya dengan baik secara terus menerus, secara ekonomis, efisien dan efektif dan sesuai dengan prinsip ramah lingkungan dan berkelanjutan. (Purnamasari, Soemitro, & Suprayitno, 2020). Sejalan dengan pengertian diatas maka ketika aset yang dimaksud adalah fasilitas, maka yang dimaksud manajemen aset fasilitas adalah suatu program atau ilmu pengetahuan dan tindakan untuk mengelola fasilitas agar selalau berfungsi dengan baik, secara berkelanjutan, ekonomis, efisien dan efektif dan tetap berpegang pada prinsip berkelanjutan. Yang perlu diperhatikan mengenai fasilitas dalam kaitannya dengan bisnis adalah ketersediaan fasilitas dapat menarik investasi dan pengelolaan yang baik dapat meningkatkan kinerja aset dan layanan. (Midiyanti & Ramlan, 2020). Secara umum dari bahan paper yang dibaca memberikan pengertian tentang manajemen aset yang kemudian dikhususkan pada istilah fasilitas dan atau infrastruktur. Berikut ini akan disampaikan mengenai pengelompokan studi kasus ke dalam 3 tema besar mata kuliah manajemen aset infrastruktur dari 6 tema yang ada. B. Teknologi Informasi dalam manajemen aset infrastruktur Studi kasus pada tema ini adalah untuk mengetahui penerapan manajemen fasilitas dan Smart Mobility di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dengan eksplorasi kejadian atau fenomena yang dapat dijadikan pelajaran berharga bagi pengembangan teori dan kondisi eksisting penerapan tersebut. Smart Mobility yang merupakan bagian dari topik Smart City, dapat dilakukan dengan mensinkronisasi informasi, transportasi, dan modernisasi dalam pelayanan terhadap pengguna. Manajemen Fasilitas yang dilakukan PT. Kereta Api (Persero) ialah Penggunaan sistem check-in dan boarding pass, Peluncuran KAI Access, dan Penggunaan sistem kendali kereta api. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas layanan dan meningkatkan inovasi layanan dengan konsep smart mobility. Dari penelitian ini diketahui bahwa 3 penerapan konsep manajemen fasilitas dan smart mobility memudahkan pengguna layanan jasa transportasi kereta. (Midiyanti & Ramlan, 2020). C. Pengelolaan aset infrastruktur Terdapat dua paper referensi yang membahas tema ini yang pertama ialah Evaluasi Kinerja Aset Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Kabupaten Sidoarjo. Semakin pesatnya perkembangan kota mengakibatkan kenaikan jumlah timbunan sampah. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo telah membangun Tempat Pengolahan samapah terpadu untuk mengurangi permasalahan tersebut. Studi ini dimaksudkan untuk mengevaluasi kinerja aset TPST yang ada di kabupaten sidoarjo sehingga dapat mengurangi timbunan sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Metode penelitian yang digunakan adalah analisa deskriptif yaitu menggambarkan suatu data yang terkait pengelolaan aset TPST di Kabupaten Sidoarjo. Pengumpulan data berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi lapangan secara langsung dan hasil wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh dari hasil studi literatur dan data – data dari instansi terkait. Terdapat 22 TPST di kabupaten Sidoarjo dan hanya 3 TPST memenuhi syarat luas lahan sebagai TPST, dan lainnya tergolong TPS 3R. Terdapat ketidaklengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki TPST dan volume sampahyang tidak sebanding dengan kapasitas TPST. Hasil analisa tersebut memberikan gambaran bahwa kondisi TPST di Kabupaten Sidoarjo masih perlu peningkatan kinerja aset dan pengadaan aset baru. Selain itu juga, perlunya peningkatan kegiatan operasional dan pemeliharaan pengelolaan persampahan agar program TPST berjalan dengan optimal dan dalam rangka berkelanjutan TPST kedepan. (Marlena, Wahyu Adi, & Warmadewanthi, 2020) Paper kedua yang membahas tema pengelolaan aset infrastruktur adalah paper dengan judul Perbandingan Pengelolaan Rusunawa: Pemilik, Penghuni, Pengelola, Pembiayaan, Luas Unit, Tarif dan Fasilitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbedaan dalam pengelolaan Rusunawa. Objek penelitian adalah 3 Rusunawa yang berada di Kota Surabaya yakni Rusunawa Penjaringan Sari, 4 Rusunawa Warugunung dan Rusunawa Siwalankerto. Dua Rusunawa diperuntukkan bagi MBR dan MBMB dikelola pemerintah kota surabaya sedangkan satu Rusunawa diperuntukkan bagi masyarakat umum dikelola oleh BUMD. Sehingga perbedaan antar rusunawaadalah berdasarkan penghuni terdapat 3 kelompok sasaran yaitu: MBR, MBMB dan masyarakat Umum, dimana pembiayaan pembangunan Rusunawa dapat menggunakan APBD/APBD maupun menggunakan kerjasama pemerintah dan swasta. Rusunawa yang dibangun untuk MBR dan MBMB memiliki luas unit hunian yang seragam pada tiap towernya antara 18m2 hingga 24 m2 dengan tarif yang disubsidi oleh pemerintah serta penyediaan fasilitas yang sederhana. Sedangkan, Rusunawa untuk masyarakat umum dalam satu tower memiliki luasan unit hunian yang bervariasi dari 18m2 hingga 48m2 dengan pengenaan tarif komersial serta didukung tersedianya berbagai fasilitas penunjang yang beragam dari jenis dan fungsinya. (Purnamasari, Soemitro, & Suprayitno, 2020) D. Optimasi Aset Infrastruktur Studi kasus yang terakhir yang membahas tema optimasi aset infrastruktur adalah Evaluasi Pemanfaatan Aset Barang Milik Daerah Pada Stadion Mandala Krida Yogyakarta. Optimasi dilakukan dengan mengevaluasi pemanfaatan aset pada Stadion Mandala Krida Yogyakarta menggunakan analisis CBA (Cost and Benefit Analysis) dan SWOT (Strenghts, Weakness, Opportunity and Threats). Penelitian ini menggunakan data survey lapangan pada bulan Desember 2018. Perbandingan antara pendapatan dan biaya adalah lebih besar biaya sehingga menimbulkan net income yang negatif, sehingga Net Present Value (NPV) juga akan negatif, sehingga secara keuangan tidak meguntungkan. Pemanfaatan yang ideal dari hasil analisis SWOT adalah sebagai sarana olahraga. Hasil dari evaluasi pemanfaatan aset pada Stadion Mandala Krida Yogyakarta mengindikasikan bahwa untuk pengelolaan dari pemanfaatan aset tersebut, sebaiknya dilakukan melalui Badan Layanan Umum. (Wahyuni, Khoirudin, Irawati, & Nugroho, 2020). 5 E. Studi Kasus Manajemen Aset di Suku Dinas Tata Ruang Kota Administrasi Jakarta Pusat Pada periode tahun 2014, penulis diberi amanah sebagai Pengurus Barang di Suku Dinas Tata Ruang Kota Administrasi Jakarta Pusat. Bagian ini akan memaparkan beberapa permasalahan yang ditemui dan alternatif penanganan permasalahan tersebut. Permasalahan yang lazim ditemui pada manajemen aset khususnya di Pemerintahan adalah : Pencatatan Aset (Barang Modal), Manajemen logistik operasional (Barang Habis Pakai), Penghapusan Aset. Manajemen aset yang dimaksud didalam pembahasan ini adalah manajemen aset fasilitas di Suku Dinas Tata Ruang Kota Administrasti Jakarta Pusat. Permasalahan yang ditemui saat pencatatan aset ialah barang tercatat pada inventaris yang tidak ditemukan secara fisik atau sulit ditemukan. Permasalahan ini mengakibatkan tidak tercapainya penilaian laporan keuangan Wajar Tanpa Pengecualian. Penyebab permasalahan ini ialah tidak tertibnya proses serah terima barang antara pengurus barang sebelumnya dengan pengguna barang, Sulitnya penghapusan barang lama yang sudah tidak dapat dipakai ketika barang lama tersebut diperbarui pengadaannya (contoh meja dan kursi). Pencatatan secara digital pun tidak banyak membantu karena bagaimanapun fisik tetap harus ditemukan secara manual. Dalam kasus pencatatan digital yang tidak banyak membantu disebabkan proses keberadaan barang dicatat dalam posisi suatu ruangan, sedangkan dalam realitasnya mobilitas barang tersebut dapat dipertukarkan dengan barang di ruangan lain. Alternatif pemecahan pada permasalahan ini sangat berkaitan dengan penghapusan aset dan tertib pencatatan saat serah terima dengan pengguna barang. Proses penghapusan aset bagaimanapun membutuhkan biaya, sehingga harus dapat dianggarkan dan bukan menggunakan dana “pribadi”. Dan permasalahan valuasi aset juga perlu dievaluasi, pernah terjadi barang ketika di valuasi harganya lebih mahal yang menyebabkan gagal lelang aset. Perlu diperkenalkan atau pengakuan depresiasi dalam pencatatan aset. 6 Permasalahan manajemen logistik di tahun 2014 tersebut adalah tiap jenis barang habis pakai dicatat secara manual pada kartu barang, barang dikeluarkan dengan surat permohonan barang dari pengguna barang setelah di approve oleh kasubag Tata Usaha. Secara umum dapat dikatakan permasalahan dari manajemen logistik ini adalah pencatatan manual yang masih dilakukan. Disinilah Teknologi Informasi dengan menggunakan software database akan memudahkan dalam pengajuan, pengeluaran barang dari gudang dan juga stok opname. Walaupun dalam stok opname masih tetap dilakukan secara manual, tapi dalam pelaporan akan lebih cepat. III. Kesimpulan dan Penutup Dari studi kasus yang menjadi obyek tugas ini dapat disimpulkan bahwa pengertian manajemen aset infrastrutur/Fasilitas adalah suatu program atau ilmu pengetahuan dan tindakan untuk mengelola fasilitas/infrastruktur agar selalu berfungsi dengan baik secara terus menerus, ekonomis, efisien dan efektif dan tetap berpegang pada prinsip berkelanjutan. Infrastruktur dan atau fasilitas perlu diperhatikan sebagai entitas yang memiliki karakteristik dan fungsi tertentu. Pengelompokan studi kasus ke dalam 3 tema utama manajemen aset infrastruktur menunjukkan luasnya penerapan manajemen aset infrastruktur. Studi yang digunakan pada umumnya adalah studi deskriptif untuk menjelaskan suatu fenomena. Permasalahan dalam manajemen aset fasilitas maupun infrastruktur pada dasarnya memiliki kesamaan yaitu pencatatan, penghapusan dan saat operasional. Referensi Marlena, Wahyu Adi, T. J., & Warmadewanthi, I. (2020). Evaluasi Kinerja Aset Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas - Vol. 4, No. 3, 211-218. 7 Midiyanti, R., & Ramlan, J. S. (2020). Penerapan Manajemen Fasilitas dan Smart Mobility di PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas – Vol. 4, No. 1, 67-76. Purnamasari, A. W., Soemitro, R. A., & Suprayitno, H. (2020). Perbandingan Pengelolaan Rusunawa: Pemilik, Penghuni, Pengelola, Pembiayaan, Luas Unit, Tarif dan Fasilitas. Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas- Vol. 4, No. 2,, 167-182. Wahyuni, S., Khoirudin, R., Irawati, N., & Nugroho, A. A. (2020). Evaluasi Pemanfaatan Aset Barang Milik Daerah dengan Analisis Cost and Benefit (CBA) pada Stadion Mandala Krida Yogyakarta. Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas – Vol. 4, No. 1,, 11-22.