Uploaded by User80869

SPESIFIKASI UMUM 2018 DIVISI 6

advertisement
PERBEDAAN SPESIFIKASI UMUM 2018
DENGAN SPESIFIKASI UMUM 2018 REVISI 2
DIVISI 6
6-29
Nomor 1 paragraf pertama
Semula:
Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisan padat yang awet berupa lapis perata, lapis fondasi,
lapis antara atau lapis aus campuran beraspal panas yang terdiri dari agregat, bahan aspal,
bahan anti pengelupasan dan serat selulosa (hanya untuk Stone Matrix Asphalt
Menjadi:
Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisan padat yang awet berupa lapis perata, lapis fondasi,
lapis antara atau lapis aus campuran beraspal panas yang terdiri dari agregat, bahan aspal,
bahan anti pengelupasan dan bahan tambah atau stabilizer untuk Stone Matrix Asphalt (SMA)
6-29
Nomor 2 poin a) kalimat 2
Semula:
Setiap campuran SMA yang menggunakan bahan Aspal Polymer disebut masing-masing sebagai
SMA Tipis Modifikasi, SMA Halus Modifikasi dan SMA Kasar Modifikasi.
Menjadi:
Setiap campuran SMA yang menggunakan bahan aspal modifikasi disebut masing-masing
sebagai SMA Tipis Modifikasi, SMA Halus Modifikasi dan SMA Kasar Modifikasi.
6-30
Nomor 2 poin c) kalimat kedua
Semula:
Setiap jenis campuran AC yang menggunakan bahan Aspal Polymer disebut masing-masing
sebagai AC-WC Modifikasi, AC-BC Modifikasi, dan AC-Base Modifikasi.
Menjadi:
Setiap jenis campuran AC yang menggunakan bahan aspal modifikasi disebut masing-masing
sebagai AC-WC Modifikasi, AC-BC Modifikasi, dan AC-Base Modifikasi.
6-30
Nomor 4) poin e)
Semula:
Bilamana campuran beraspal yang tidak memenuhi tebal yang ditunjukkan dalam Gambar, maka
kekurangan tebal ini dapat diperbaiki dengan penyesuaian tebal dari lapis berikutnya atau
dipotong pembayarannya sesuai dengan Pasal 6.3.8.1).j). Tebal total campuran beraspal tidak
boleh kurang dari jumlah tebal rancangan dari masing-masing jenis campuran yang ditunjukkan
dalam Gambar minus 5 mm.
Menjadi:
Bilamana campuran beraspal yang dihampar tidak memenuhi tebal yang ditunjukkan dalam
Gambar dengan toleransi yang ditunjukkan pada Pasal 6.3.1.4).f), maka kekurangan tebal ini
dapat diperbaiki dengan penyesuaian tebal dari lapis berikutnya atau dipotong pembayarannya
sesuai dengan Pasal 6.3.8.1).j). [agar konsisten dng Tabel 6.3.8.1)]
6-31
Poin f) dan Catatan pada Tabel 6.3.1.1.)
Poin f)
Semula:
Toleransi tebal untuk tiap lapisan campuran beraspal:
Menjadi:
Toleransi tebal untuk tiap lapisan campuran beraspal yang mencakup semua campuran aspal
panas yang menggunakan aspal tipe I (Pen.60-70) maupun tipe II (aspal modifikasi), semua
campuran aspal hangat, semua campuran aspal panas dengan asbuton:
Catatan Tabel 6.3.1.1)
Catatan:
(1) Simbol ini mencakup semua campuran aspal panas yang menggunakan aspal tipe I (Pen.6070) maupun tipe II (aspal modifikasi), semua campuran aspal hangat, semua campuran aspal
panas dengan asbuton.
6-32
Poin h) subpoin ii)
Semula:
Setiap ketidakrataan individu bila diukur dengan Roll Profilometer tidak boleh melampaui 5 mm.
Menjadi:
Setiap ketidakrataan individu tidak boleh melampaui 5 mm bila diukur dengan Roll Profilometer
atau alat lain yang disetujui Pengawas Pekerjaan
6-32
Poin i)
Semula:
Bilamana campuran beraspal dihamparkan sebagai lapis perata. Tebal lapisan tidak boleh melebihi 2,5 kali
tebal nominal yang diberikan dalam Tabel 6.3.1.1) dan tidak boleh kurang dari diameter maksimum partikel
yang digunakan.
Menjadi:
Bilamana campuran beraspal dihamparkan sebagai lapis perata maka lapis perata untuk perbaikan bentuk
ini harus diaplikasikan bersama-sama dengan sebagian atau seluruh tebal pelapisan (overlay) untuk
perkuatan (strengthening) sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang
diperintahkan Pengawas Pekerjaan. Tebal lapis perata tidak boleh melebihi 2,5 kali tebal nominal yang
diberikan dalam Tabel 6.3.1.1) dan tidak boleh kurang dari diameter maksimum partikel yang digunakan
kecuali aplikasi perataan setempat (spot levelling) yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
6-39
Nomor 4 poin c)
Semula:
Bahan pengisi yang ditambahkan (filler added), untuk semen harus dalam rentang 1% sampai
dengan 2% terhadap berat total agregat dan untuk bahan pengisi lainnya harus dalam rentang
1% sampai dengan 3% terhadap berat total agregat. Khusus untuk SMA tidak dibatasi kadarnya
tetapi tidak boleh menggunakan semen.
Menjadi:
Bahan pengisi yang ditambahkan (filler added), untuk semen harus dalam rentang 1% sampai
dengan 2% terhadap berat total agregat dan untuk bahan pengisi lainnya harus dalam rentang
1% sampai dengan 3% terhadap berat total agregat kecuali SMA. Khusus untuk SMA tidak boleh
menggunakan semen.
6-40
Nomor 6) poin c)
Semula:
Aspal Tipe I harus diuji pada Setiap kedatangan dan sebelum dituangkan ke tangki penyimpan
AMP, untuk penetrasi pada 25 oC (SNI 2456:2011) Tipe II untuk stabilitas penyimpanan sesuai
dengan ASTM D5976-00 Part 6.1.
Menjadi:
Setiap kedatangan bahan aspal dan sebelum dituangkan ke tangki penyimpan AMP, aspal Tipe I
harus diuji penetrasi pada 25 oC (SNI 2456:2011) dan titik lembek (SNI 2434:2011), dan aspal Tipe
II harus diuji penetrasi pada 25 oC (SNI 2456:2011) dan stabilitas penyimpanan sesuai dengan
ASTM D5976-00 Part 6.1.
Nomor 6) poin c) pada kepala baris tabel
6.3.2.5)
Semula:
Menjadi:
No.
No.
Jenis
Pengujian
Jenis
Pengujian
Metoda Pengujian
Metoda Pengujian
Tipe I
Aspal
Pen.60-70
Tipe I
Aspal
Pen.60-70
Tipe II Aspal
Modifikasi
Elastomer Sintetis
PG70
PG76
Tipe II Aspal
Modifikasi
Elastomer
PG70
PG76
6-41
6-41
NOMOR 7 KALIMAT PERTAMA
Semula:
Bahan anti pengelupasan hanya digunakan jika Stabilitas Marshall Sisa (IRS – Index of Retained
Stability) atau nilai Indirect Tensile Strength Ratio (ITSR) campuran beraspal sebelum ditambah
bahan anti pengelupasan lebih besar dari yang disyaratkan
Menjadi:
Bahan anti pengelupasan hanya digunakan jika Stabilitas Marshall Sisa (IRS – Index of Retained
Stability) atau nilai Indirect Tensile Strength Ratio (ITSR) campuran beraspal sebelum ditambah
bahan anti pengelupasan lebih kecil dari yang disyaratkan
Nomor 7 Nama Tabel 6.3.2.6) dan Catatan
Tabel
Nama Tabel 6.3.2.6)
Semula: Tabel 6.3.2.6) Ketentuan Bahan Anti Pengelupasan Mengandung Amine
Menjadi: Tabel 6.3.2.6) Ketentuan Bahan Anti Pengelupasan
Catatan Tabel 6.3.2.6) → Penambahan Catatan
Catatan:
(1) Untuk bahan anti pengelupasan yang mengandung amine
6-42
6-42
Nomor 8 paragraf 1 kalimat pertama
Semula:
Aspal modifikasi haruslah jenis elastomer sintetis memenuhi ketentuan-ketentuan Tabel
6.3.2.5).
Menjadi:
Aspal modifikasi haruslah jenis elastomer yang memenuhi ketentuan-ketentuan Tabel 6.3.2.5).
6-43
Nomor 9 paragraf 1
Semula:
9) Serat Selulosa
Serat selulosa yang ditambahkan ke dalam campuran, sekitar 0,3% terhadap total campuran,
sehingga dapat mencegah terjadinya draindown. Serat selulosa harus mempunyai dimensi
serat selulosa yang ditunjukkan dalam Tabel 6.3.2.8).
Menjadi:
9) Bahan Tambah atau Stabilizer untuk SMA
Bahan tambah atau stabilizer yang ditambahkan ke dalam campuran, sekitar 0,3% terhadap
total campuran, sehingga dapat mencegah terjadinya draindown. Bahan tambah atau stabilizer
harus memenuhi ketentuan yang ditunjukkan dalam Tabel 6.3.2.8).
6-43
Nomor 9 Tabel 6.3.2.8)
Semula:
Menjadi:
Pengujian
Panjang serat
Lolos ayakan No.20
Lolos ayakan No.40
Lolos ayakan No.140
pH
Penyerapan Minyak
Kadar Air
Satuan
Persyaratan
mm
%
%
%
3,6
85 ± 10
40 ± 10
30 ± 10
7,5 ± 1,0
7,5 ± 1,0 kali berat serat selulosa
Maks. 5
%
Tabel 6.3.2.8) Persyaratan Serat Selulosa
Pengujian
Betuk Serat :
Panjang serat
Lolos ayakan No.20
Lolos ayakan No.40
Lolos ayakan No.140
pH
Penyerapan Minyak
Kadar Air
Bentuk Pelet :
Diamater
Panjang
Satuan
Persyaratan
mm
%
%
%
%
Maks. 6,35
85 ± 10
40 ± 10
30 ± 10
7,5 ± 1,0
7,5 ± 1,0 kali berat serat selulosa
Maks. 5
mm
mm
3,8 - 4,0
5,9 - 6,1
Tabel 6.3.2.8) Persyaratan Bahan Tambah atau Stabilizer untuk SMA
Nomor 10 Sumber Pasokan kalimat
pertama
6-43
Semula:
Sumber pemasokan agregat, aspal, bahan pengisi (filler), bahan anti pengelupasan dan
selulosa harus disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas Pekerjan sebelum pengiriman bahan.
Menjadi:
Sumber pemasokan agregat, aspal, bahan pengisi (filler), bahan anti pengelupasan dan bahan
tambah atau stabilizer untuk SMA harus disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas Pekerjan
sebelum pengiriman bahan.
6-43
Nomor 1) pada 6.3.3
Semula:
Campuran beraspal dapat terdiri dari agregat, bahan pengisi, bahan aditif, serat selulosa (untuk
SMA) dan aspal.
Menjadi:
Campuran beraspal dapat terdiri dari agregat, bahan pengisi, bahan aditif, bahan tambah atau
stabilizer untuk SMA dan aspal.
6-43
Nomor 3 Poin b)
kata “dan” pertama pada kalimat pertama dihapuskan.
Semula:
Pengujian yang diperlukan meliputi analisa ayakan, berat jenis, dan penyerapan air dan semua
jenis pengujian lainnya sebagaimana yang disyaratkan pada seksi ini untuk semua agregat yang
digunakan.
Menjadi:
Pengujian yang diperlukan meliputi analisa ayakan, berat jenis, penyerapan air dan semua jenis
pengujian lainnya sebagaimana yang disyaratkan pada seksi ini untuk semua agregat yang
digunakan.
Tabel 6.3.1.1a), 6.3.1.1b), 6.3.1.1c) dan
6.3.1.1d)
Tabel 6.3.1.1a)
SMA
Tipis, Halus
dan Kasar
Sifat-sifat Campuran
Semula:
Jumlah tumbukan per bidang
Rongga dalam campuran
(%)(4)
5,0
SMA
Tipis, Halus
dan Kasar
Jumlah tumbukan per bidang
Rongga dalam campuran (%)(4)
50
4,0
Min.
Maks.
Sifat-sifat Campuran
Menjadi:
SMA Mod
Tipis, Halus
dan Kasar
Min.
Maks.
SMA Mod
Tipis, Halus
dan Kasar
50
3,0
5,0
6-45
Tabel 6.3.1.1a), 6.3.1.1b), 6.3.1.1c) dan
6.3.1.1d)
Tabel 6.3.1.1b)
Sifat-sifat Campuran
Semula:
Kadar aspal efektif (%)
Jumlah tumbukan per bidang
Rongga dalam campuran (%)(4)
Rongga dalam Agregat (VMA) (%)
Min
Lapis Aus
5,9
Min.
Maks.
Min.
18
Sifat-sifat Campuran
Menjadi:
Kadar aspal efektif (%)
Jumlah tumbukan per bidang
Rongga dalam campuran (%)(4)
Rongga dalam Agregat (VMA) (%)
Min
Min.
Maks.
Min.
Lataston
Lapis Fondasi
5,5
50
4,0
6,0
17
Lataston
Lapis Aus
Lapis Fondasi
5,9
5,5
50
3,0
5,0
18
17
6-45
Tabel 6.3.1.1a), 6.3.1.1b), 6.3.1.1c) dan
6.3.1.1d)
Tabel 6.3.1.1c)
Semula:
Min.
Maks.
Laston
Lapis Aus Lapis Antara Fondasi
75
112 (3)
0,6
1,2
Min.
Maks.
Laston
Lapis Aus Lapis Antara Fondasi
75
112 (3)
0,6
1,6
Sifat-sifat Campuran
Jumlah tumbukan per bidang
Rasio partikel lolos ayakan 0,075mm dengan kadar
aspal efektif
Sifat-sifat Campuran
Menjadi:
Jumlah tumbukan per bidang
Rasio partikel lolos ayakan 0,075mm dengan kadar
aspal efektif
6-45
Tabel 6.3.1.1a), 6.3.1.1b), 6.3.1.1c) dan
6.3.1.1d)
Tabel 6.3.1.1d)
Semula:
Min.
Maks.
Laston Modifikasi
Lapis Aus Lapis Antara Fondasi
75
112 (3)
0,6
1,2
Min.
Maks.
Laston Modifikasi
Lapis Aus Lapis Antara Fondasi
75
112 (3)
0,6
1,6
Sifat-sifat Campuran
Jumlah tumbukan per bidang
Rasio partikel lolos ayakan 0,075mm dengan kadar
aspal efektif
Sifat-sifat Campuran
Menjadi:
Jumlah tumbukan per bidang
Rasio partikel lolos ayakan 0,075mm dengan kadar
aspal efektif
6-46
6-47
Nomor 4) Poin e)
Semula:
Kadar serat selulosa untuk Stone Matrix Asphalt (SMA) yang dipilih berdasarkan pengujian
draindown dengan temperatur produksi dalam waktu 1 jam sesuai dengan AASHTO T305-2014,
yang tidak melampaui 0,3% (lihat Tabel 6.3.3.1).a)).
Menjadi:
Kadar bahan tambah atau stabilizer untuk Stone Matrix Asphalt (SMA) yang dipilih berdasarkan
pengujian draindown dengan temperatur produksi dalam waktu 1 jam sesuai dengan AASHTO
T305-2014, yang tidak melampaui 0,3% (lihat Tabel 6.3.3.1).a)).
6-51
Nomor 8)
Semula:
8) Penyimpanan dan Pemasokan Serat Selulosa
Jika serat selulosa digunakan untuk pekerjaan sebuah tempat penyimpanan yang tahan cuaca
dan elevator yang cocok untuk memasok yang dilengkapi dengan sistem penakaran berat
harus disediakan.
Menjadi:
8) Penyimpanan dan Pemasokan Bahan Tambah atau Stabilizer untuk SMA
Jika bahan tambah atau stabilizer untuk SMA digunakan untuk pekerjaan sebuah tempat
penyimpanan yang tahan cuaca dan elevator yang cocok untuk memasok yang dilengkapi
dengan sistem penakaran berat harus disediakan.
6-56
Tabel 6.3.5.1) Penambahan Kolom
Viskositas Aspal (cSt)
Menjadi:
Semula:
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
Prosedur Pelaksanaan
Pencampuran benda uji Marshall
Pemadatan benda uji Marshall
Pencampuran, rentang temperatur sasaran
Menuangkan campuran beraspal dari alat
pencampur ke dalam truk
Pemasokan ke Alat Penghampar
Pemadatan Awal (roda baja)
Pemadatan Antara (roda karet)
Pemadatan Akhir (roda baja)
Perkiraan1)
Temperatur Aspal (⁰C)
Tipe I
155 ±1
145 ±1
145 – 155
135 – 150
130 – 150
125 – 145
100 – 125
>95
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
Prosedur Pelaksanaan
Pencampuran benda uji Marshall
Pemadatan benda uji Marshall
Pencampuran, rentang temperatur sasaran
Menuangkan campuran beraspal dari alat
pencampur ke dalam truk
Pemasokan ke Alat Penghampar
Pemadatan Awal (roda baja)
Pemadatan Antara (roda karet)
Pemadatan Akhir (roda baja)
(cSt)
170 ± 20
280 ± 30
200 - 500
Perkiraan1)
Temperatur Aspal
(⁰C)
Tipe I
155 ±1
145 ±1
145 – 155
± 500
135 – 150
500 - 1.000
1.000 - 2.000
2.000 - 20.000
<20.000
130 – 150
125 – 145
100 – 125
>95
Viskositas
Aspal
Poin c) paragraf 2 Kalimat pertama
sampai ketiga
6-59
Kalimat pertama:
Semula:
Selain untuk SMA, pemadatan kedua atau utama harus dilaksanakan dengan alat pemadat roda
karet sedekat mungkin di belakang penggilasan awal
Menjadi:
Selain untuk SMA, pemadatan antara atau pemadatan yang utama harus dilaksanakan dengan
alat pemadat roda karet sedekat mungkin di belakang penggilasan awal
Poin c) paragraf 2 Kalimat pertama
sampai ketiga
6-59
Kalimat kedua
Semula:
Pemadatan kedua untuk SMA menggunakan alat pemadat roda baja dengan atau tanpa
penggetar (vibrasi) sebagaimana hasil penghamparan percobaan yang disetujui Pengawas
Pekerjaan
Menjadi:
Pemadatan antara untuk SMA menggunakan alat pemadat roda baja dengan atau tanpa
penggetar (vibrasi) sebagaimana hasil penghamparan percobaan yang disetujui Pengawas
Pekerjaan
Poin c) paragraf 2 Kalimat pertama
sampai ketiga
6-59
Kalimat ketiga
Semula:
Pemadatan akhir atau penyelesaian dilaksanakan dengan alat pemadat roda baja harus tanpa
penggetar (vibrasi)
Menjadi:
Pemadatan akhir atau penyelesaian harus dilaksanakan dengan alat pemadat roda baja harus
tanpa penggetar (vibrasi)
6-60
Poin j)
Semula:
Peralatan berat atau alat pemadat tidak diizinkan berada di atas permukaan yang baru selesai
dikerjakan, sampai seluruh permukaan tersebut dingin.
Menjadi:
Peralatan berat atau alat pemadat tidak diizinkan berada di atas permukaan yang baru selesai
dikerjakan, sampai seluruh permukaan tersebut berada pada temperatur di bawah titik lembek
aspal yang digunakan.
6-61
Nomor 2) Poin a)
Semula:
Kepadatan semua jenis campuran beraspal yang telah dipadatkan, seperti yang ditentukan dalam
SNI 03-6757-2002, tidak boleh kurang dari ketentuan dari Tabel 6.3.7.1) terhadap Kepadatan
Standar Kerja (Job Standard Density) yang diperoleh sebagaimana diuraikan dalam Pasal
6.3.3.5).
Menjadi:
Kepadatan semua jenis campuran beraspal (mencakup semua campuran aspal panas yang
menggunakan aspal tipe I (Pen.60-70) maupun tipe II (aspal modifikasi), semua campuran aspal
hangat, semua campuran aspal panas dengan asbuton) yang telah dipadatkan, seperti yang
ditentukan dalam SNI 03-6757-2002, tidak boleh kurang dari 97% dari Kepadatan Standar Kerja
(Job Standard Density) untuk HRS dan 98% untuk semua jenis campuran beraspal lainnya.
kecuali disetujui oleh Pengawasan Pekerjaan sehubungan dengan ketentuan yang diuraikan
dalam Tabel 6.3.8.2).
6-62
Poin d) dan Tabel 6.3.7.1)
Poin d) dan Tabel 6.3.7.1) Dihapuskan
6-63
Tabel 6.3.7.2)
Semula:
Bahan dan Pengujian
Aspal :
Aspal berbentuk drum
Aspal curah
− Pengujian penetrasi untuk aspal tipe I stabilitas penyimpanan (perbedaan
titik lembek) untuk aspal tipe II
Serat Selulosa (untuk SMA)
Frekuensi pengujian
3√ dari jumlah drum
Setiap tangki aspal
3√ dari jumlah kemasan
Menjadi:
Bahan dan Pengujian
Aspal :
Aspal berbentuk drum
Aspal curah
− Pengujian penetrasi dan titik lembek untuk aspal tipe I dan pengujian
penetrasi stabilitas penyimpanan (perbedaan titik lembek) untuk aspal tipe
II
Bahan tambah atau stabilizer untuk SMA
Frekuensi pengujian
3√ dari jumlah drum
Setiap tangki aspal
3√ dari jumlah kemasan
6-65
Poin v)
Semula:
Stabilitas, Pelelehan, Marshall Quotient (untuk HRS), Stabilitas Marshall sisa atau Indirect Tensile
Strength Ratio (ITSR), Rasio VCAmix/VCAdrc (untuk SMA) dan Draindown (untuk SMA) paling
sedikit dua contoh per hari.
Menjadi:
Stabilitas, Pelelehan, Marshall Quotient (untuk HRS), Stabilitas Marshall sisa atau Indirect Tensile
Strength Ratio (ITSR), Rasio VCAmix/VCAdrc (untuk SMA) dan Draindown (untuk SMA) paling
sedikit dua pengujian per hari.
6-66
Subpoin iv) dan Poin b)
Subpoin iv)
Semula:
SMA Tipis atau SMA Tipis Modifikasi akan diukur dan dibayar dalam Seksi 4.7 dari Spesifikasi
Umum 2018.
Menjadi:
SMA Tipis atau SMA Tipis Modifikasi akan diukur dan dibayar dalam Seksi 4.7
6-66
Subpoin iv) dan Poin b)
Semula:
Kuantitas yang diterima untuk pengukuran tidak boleh meliputi lokasi dengan tebal hamparan
kurang dari tebal minimum yang dapat diterima atau setiap bagian yang terkelupas, terbelah, retak
atau menipis (tapered) di sepanjang tepi perkerasan atau di tempat lainnya. Lokasi dengan kadar
aspal yang tidak memenuhi kadar aspal optimum yang ditetapkan dalam JMF dan toleransi yang
disyaratkan dalam Tabel 6.3.3.2), tidak akan diterima untuk pembayaran.
6-66
Lanjutan
Subpoin iv) dan Poin b)
Menjadi:
Kuantitas yang diterima untuk pengukuran tidak boleh meliputi lokasi dengan tebal hamparan
kurang dari tebal yang ditunjukkan dalam Gambar dengan toleransi yang disyaratkan pada Pasal
6.3.1.4).f) kecuali Pengawas Pekerjaan dapat menerima pekerjaan tersebut dengan penyesuaian
Harga Satuan sebagaimana yang disyaratkan dalam Tabel 6.3.8.1), atau setiap bagian yang
terkelupas, terbelah, retak atau menipis (tapered) di sepanjang tepi perkerasan atau di tempat
lainnya. Lokasi dengan kadar aspal yang tidak memenuhi kadar aspal optimum yang ditetapkan
dalam JMF dengan toleransi yang disyaratkan dalam Tabel 6.3.3.2), tidak akan diterima untuk
pembayaran.
6-67
Poin j), Subpoin i) dan Tabel 6.3.8.1)
Poin j)
Semula:
Pengukuran pengurangan untuk pekerjaan yang tidak memenuhi ketebalan dan toleransi tebal
pada Pasal 6.3.1.4).f), dan/atau kepadatan sesuai dengan Tabel 6.3.7.1), kekurangan tebal ini
pada campuran beraspal panas harus dilakukan sesuai dengan ketentuan berikut ini:
Menjadi:
Pengukuran pemotongan pembayaran untuk pekerjaan yang tidak memenuhi ketebalan, dan/atau
kepadatan campuran beraspal panas harus dilakukan sesuai dengan ketentuan berikut ini:
6-67
Lanjutan
Poin j), Subpoin i) dan Tabel 6.3.8.1)
Subpoin i)
Semula:
Kuantitas untuk pengukuran meliputi lokasi dengan tebal rata-rata dari semua benda uji inti (baik
lebih maupun kurang dari tebal yang ditunjukkan dalam Gambar) yang diambil dari segmen
tersebut yang tebalnya kurang tetapi masih dalam toleransi yang ditunjukkan pada Pasal
6.3.1.4).f)
Menjadi:
Kuantitas untuk pengukuran meliputi segmen dengan tebal rata-rata dari semua benda uji inti
(baik lebih maupun kurang dari tebal yang ditunjukkan dalam Gambar) tebalnya kurang dari
toleransi yang ditunjukkan pada Pasal 6.3.1.4).f), maka kekurangan tebal ini harus diperbaiki
kecuali Pengawas Pekerjaan dapat menerima pekerjaan campuran beraspal panas dengan harga
satuan dikalikan dengan Faktor Pembayaran sesuai Tabel 6.3.8.1).
6-67
Lanjutan
Poin j), Subpoin i) dan Tabel 6.3.8.1)
Subpoin i) paragraf 2 Dihapuskan
Tabel 6.3.8.1)
Semula:
Kekurangan Tebal
0 – 1 kali toleransi
>1 – 2 kali toleransi
>2 – 3 kali toleransi
> 3 kali toleransi
Kekurangan Tebal
Menjadi:
0 – 1 kali toleransi
>1 – 2 kali toleransi
>2 – 3 kali toleransi
> 3 kali toleransi
Pengurangan
(% Harga Satuan)
0%
20 % atau diperbaiki
30 % atau diperbaiki
harus diperbaiki
Faktor Pembayaran
(% Harga Satuan)
100 %
70 % atau diperbaiki
[simulasi UR rata2 utk WC+BC & WC+BC+Base]
50 % atau diperbaiki
harus diperbaiki
6-68
Subpoin ii), Tabel 6.3.8.2) dan Subpoin iii)
Subpoin ii)
Semula:
Jika kepadatan semua jenis campuran beraspal rata-rata yang telah dipadatkan, seperti yang
ditentukan dalam SNI 03-6757-2002, kurang dari ketentuan dari Tabel 6.3.7.1), tetapi semua aspek
memenuhi spesifikasi, Pengawas Pekerjaan dapat menerima pekerjaan Campuran Beraspal Panas
tersebut dengan persentase pengurangan harga satuan sesuai Tabel 6.3.8.2).
Menjadi:
Jika kepadatan rata-rata semua jenis campuran beraspal panas yang telah dipadatkan, seperti yang
ditentukan dalam SNI 03-6757-2002, kurang dari ketentuan pada Pasal 6.3.7.2), tetapi semua aspek
memenuhi spesifikasi, maka kepadatan yang kurang ini harus diperbaiki kecuali Pengawas
Pekerjaan dapat menerima pekerjaan Campuran Beraspal Panas tersebut dengan harga satuan
dikalikan dengan Faktor Pembayaran sesuai Tabel 6.3.8.2).
6-68
Lanjutan
Subpoin ii), Tabel 6.3.8.2) dan Subpoin iii)
Tabel 6.3.8.2)
Semula:
Jenis
Campuran
Campuran
Beraspal
Lainnya
Lataston (HRS)
Menjadi:
Kepadatan
≥ 98 %
97 - < 98 %
96 - < 97 %
95 - < 96 %
< 95%
≥ 97 %
96 - < 97 %
95 - < 96 %
94 - < 95 %
< 94 %
Pengurangan
(% Harga Satuan)
0%
10 % atau diperbaiki
20 % atau diperbaiki
30 % atau diperbaiki
harus diperbaiki
0%
10 % atau diperbaiki
20 % atau diperbaiki
30 % atau diperbaiki
harus diperbaiki
Tabel 6.3.8.2) Pengurangan Harga Satuan untuk Kepadatan Kurang atau
Diperbaiki
Jenis Campuran
Kepadatan
Campuran
Beraspal
Lainnya
≥ 98 %
97 - < 98 %
96 - < 97 %
< 96 %
≥ 97 %
96 - < 97 %
95 - < 96 %
< 95 %
Lataston (HRS)
Faktor Pembayaran
(% Harga Satuan)
100 %
90 % atau diperbaiki
80 % atau diperbaiki
harus diperbaiki
100 %
90 % atau diperbaiki
80 % atau diperbaiki
harus diperbaiki
Tabel 6.3.8.2) Faktor Pembayaran Harga Satuan untuk Kepadatan Kurang
atau Diperbaiki
Lanjutan
6-68
Subpoin ii), Tabel 6.3.8.2) dan Subpoin iii)
Subpoin iii)
Semula:
Bilamana ketebalan dan kepadatan Campuran Beraspal Panas rata-rata kurang dari yang
disyaratkan tetapi masih dalam batas-batas toleransi sesuai pasal 6.3.8.1.j).i) dan 6.3.8.1.j).ii)
maka pengurangan pembayaran dilakukan dengan mengalikan harga satuan dengan persentase
pengurangan yang tercantum dalam Tabel 6.3.8.1) dan /atau Tabel 6.3.8.2).
Menjadi:
Bilamana ketebalan dan kepadatan Campuran Beraspal Panas rata-rata kurang dari yang
disyaratkan tetapi masih dalam batas-batas toleransi sesuai pasal 6.3.8.1.j).i) dan 6.3.8.1.j).ii)
maka bilamana Pengawas Pekerjaan dapat menerima pekerjaan Campuran Beraspal Panas
tersebut, pembayaran dilakukan dengan mengalikan harga satuan dengan Faktor Pembayaran
yang tercantum dalam Tabel 6.3.8.1) dan Tabel 6.3.8.2).
6-70
Tabel Nomor Mata Pembayaran pada
Nomor 3
Nomor Mata Pembayaran
Uraian
Satuan Pengukuran
6.3.(1a)
Stone Matrix Asphalt Halus (SMA Halus)
Ton
6.3.(1b)
Stone Matrix Asphalt Modifikasi Halus (SMA Mod Halus)
Ton
6.3.(2a)
Stone Matrix Asphalt Kasar (SMA Kasar)
Ton
6.3.(2b)
Stone Matrix Asphalt Modifikasi Kasar (SMA Mod Kasar)
Ton
6.3.(4a)
Lataston Lapis Aus (HRS-WC)
Ton
6.3.(4b)
Lataston Lapis Fondasi (HRS-Base)
Ton
6.3.(5a)
Laston Lapis Aus (AC-WC)
Ton
6.3.(5b)
Laston Lapis Aus Modifikasi (AC-WC Mod)
Ton
6.3.(6a)
Laston Lapis Antara (AC-BC)
Ton
6-70
Judul Bab Seksi 6.4
Semula:
Campuran Beraspal Hangat Bergradasi Menerus (Laston Hangat)
Menjadi:
Campuran Beraspal Hangat
Nomor 1 Paragraf Pertama (terdapat
penambahan)
6-70
Semula:
Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisan padat yang awet berupa campuran beraspal hangat
bergradasi menerus atau laston hangat (Warm Mix Asphalt Concrete, WMAC) mencakup WMAC
Lapis Aus (WMAC-WC), WMAC Lapis Antara (WMAC-BC), WMAC Lapis Fondasi (WMAC-Base),
Menjadi:
Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisan padat yang awet berupa campuran beraspal hangat
bergradasi menerus atau laston hangat (Warm Mix Asphalt Concrete, WMAC) mencakup WMAC
Lapis Aus (WMAC-WC), WMAC Lapis Antara (WMAC-BC), WMAC Lapis Fondasi (WMAC-Base),
dan campuran beraspal hangat bergradasi senjang atau lataston hangat mencakup WMHRS
Lapis Aus (WMHRS-WC) dan WMHRS Lapis Fondasi (WMHRS-Base),
6-70
Nomor 4 (terdapat Penambahan)
Semula:
Ketentuan Pasal 6.3.1.4) dari Spesifikasi ini harus berlaku,
Menjadi:
Ketentuan Pasal 6.3.1.4) dari Spesifikasi ini harus berlaku, kecuali Pasal 6.3.1.4).e). Bilamana
campuran beraspal hangat yang dihampar tidak memenuhi tebal yang ditunjukkan dalam Gambar
dengan toleransi yang ditunjukkan pada Pasal 6.3.1.4).f), maka kekurangan tebal ini dapat
diperbaiki dengan penyesuaian tebal dari lapis berikutnya atau dipotong pembayarannya sesuai
dengan Tabel 6.4.8.1).
6-71
Nomor 6 (poin a), Tabel 6.4.2.1)
Nomor 6 Poin a)
Semula:
Bahan aspal harus memenuhi ketentuan dalam Tabel 6.4.2.1) di bawah ini pada Pasal 6.3.2.6)
untuk Aspal Tipe I.
Menjadi:
Bahan aspal harus memenuhi ketentuan pada Pasal 6.3.2.6) untuk Aspal Tipe I.
Tabel 6.4.2.1)→dihapuskan
Nomor 6 (poin a)
6-72
Terdapat Penambahan Kalimat Pada Paragraf Terakhir
Semula:
Zeolit yang digunakan untuk campuran beraspal hangat, penggunaanya adalah 1 - 1,5% dari
berat agregat serta harus mempunyai sifat seperti yang dicantumkan pada Tabel 6.4.2.2) di
bawah ini, dan teknik pencampurannya harus disesuaikan dengan rekomendasi dari produsen.
Menjadi:
Zeolit yang digunakan untuk campuran beraspal hangat, penggunaanya adalah 1 - 1,5% dari
berat agregat serta harus mempunyai sifat seperti yang dicantumkan dalam Tabel 6.4.2.2) di
bawah ini, dan teknik pencampurannya harus disesuaikan dengan rekomendasi dari produsen.
Wax yang digunakan untuk campuran beraspal hangat, prosentase berat wax terhadap aspal dan
teknik pencampurannya harus disesuaikan dengan rekomendasi dari produsen.
6-73
Nomor 6.4.5
Semula:
Ketentuan Pasal 6.3.5 dan Pasal 6.5.5 dari Spesifikasi ini harus berlaku kecuali Tabel 6.3.5.1).
Penentuan temperatur pencampuran dan pemadatan untuk campuran beraspal hangat
didasarkan pada temperatur yang memberikan kepadatan optimum dari campuran beraspal
hangat, dengan jenis aspal yang sesuai seperti yang ditunjukkan pada Tabel 6.4.5.1).
Menjadi:
Ketentuan Pasal 6.3.5 dari Spesifikasi ini harus berlaku kecuali Tabel 6.3.5.1). Penentuan
temperatur pencampuran dan pemadatan untuk campuran beraspal hangat didasarkan pada
temperatur yang memberikan kepadatan optimum dari campuran beraspal hangat, dengan jenis
aspal yang sesuai seperti yang ditunjukkan pada Tabel 6.4.5.1).
6-73
Nomor 6.4.5
Lanjutan
Semula:
Menjadi :
1.
Pencampuran benda uji Marshall
170 ± 20
Perkiraan 1)
temperatur aspal
(OC)
Aspal Pen.60-70 Wax
130 ± 2
2.
3.
Pemadatan benda uji Marshall
Pencampuran, rentang temperatur sasaran
280 ± 30
200 – 500
115 ± 2
130 – 135
4.
4.
± 500
130 – 135
5.
6.
7.
Menuangkan campuran beraspal
dari alat pencampur ke dalam truk
Pemasokan ke Alat Penghampar
Pemadatan Awal (roda baja)
Pemadatan Antara (roda karet)
115 – 125
110 – 120
90 – 115
8.
Pemadatan Akhir (roda baja)
500 – 1.000
1.000 – 2.000
2.000
–
20.000
< 20.000
5.
6.
7.
8.
No
Prosedur pelaksanaan
Viskositas
aspal
(CST)
No
1.
2.
3.
Prosedur pelaksanaan
Pencampuran benda uji Marshall
Pemadatan benda uji Marshall
Pencampuran, rentang temperatur
sasaran
Menuangkan campuran beraspal
dari alat pencampur ke dalam truk
Pemasokan ke Alat Penghampar
Pemadatan Awal (roda baja)
Pemadatan Antara (roda karet)
Pemadatan Akhir (roda baja)
Perkiraan temperatur
aspal (OC)
130 ± 2
115 ± 2
130 – 135
130 – 135
115 – 125
110 – 120
90 – 115
> 80
> 80
Tabel 6.4.5.1) Ketentuan Viskositas Aspal untuk Pencampuran dan
Pemadatan
Tabel 6.4.5.1) Ketentuan Temperatur untuk Pencampuran dan Pemadatan
Nomor 6.4.5
Lanjutan
Catatan pada tabel 6.4.5.1) dihapuskan
6-74
Nomor 6.4.8 Poin 1
6-74
Penambahan Penjabaran pada Paragraf Pertama
Semula:
Ketentuan Pasal 6.3.8.1) dari Spesifikasi ini harus berlaku
Menjadi:
Ketentuan Pasal 6.3.8.1) dari Spesifikasi ini harus berlaku kecuali Pasal 6.3.8.1).b). Kuantitas
yang diterima untuk pengukuran tidak boleh meliputi lokasi dengan tebal hamparan kurang dari
tebal minimum yang dapat diterima yang ditunjukkan dalam Gambar dengan toleransi yang
disyaratkan pada Pasal 6.3.1.4).f) kecuali Pengawas Pekerjaan dapat menerima pekerjaan
tersebut dengan penyesuaian Harga Satuan sebagaimana yang disyaratkan dalam Tabel 6.4.8.1)
atau setiap bagian yang terkelupas, terbelah, retak atau menipis (tapered) di sepanjang tepi
perkerasan atau di tempat lainnya. Lokasi dengan kadar aspal yang tidak memenuhi kadar aspal
optimum yang ditetapkan dalam JMF dan dengan toleransi yang disyaratkan dalam Tabel 6.3.3.2),
tidak akan diterima untuk pembayaran.
Nomor 6.4.8 Poin 1 Subpoin a
6-74
Lanjutan
Semula:
Kuantitas untuk pengukuran meliputi lokasi dengan tebal rata-rata dari semua benda uji inti
(baik lebih maupun kurang dari tebal yang ditunjukkan dalam Gambar) yang diambil dari
segmen tersebut yang tebalnya kurang tetapi masih dalam toleransi yang ditunjukkan pada
Pasal 6.4.1.4), Bilamana tebal rata-rata Campuran Beraspal Hangat Bergradasi Menerus
untuk suatu segmen tebalnya kurang dari toleransi yang disyaratkan dalam Pasal 6.4.1.4),
persentase pengurangan harga satuan akan dilakukan sesuai Tabel 6.4.8.1).
Menjadi:
Kuantitas untuk pengukuran meliputi segmen dengan tebal rata-rata dari semua benda uji inti
(baik lebih maupun kurang dari tebal yang ditunjukkan dalam Gambar) tebalnya kurang dari
toleransi yang ditunjukkan pada Pasal 6.4.1.4), maka kekurangan tebal ini harus diperbaiki
kecuali Pengawas Pekerjaan dapat menerima pekerjaan Campuran Beraspal Hangat dengan
harga satuan dikalikan dengan Faktor Pembayaran sesuai Tabel 6.4.8.1).
Nomor 6.4.8 Poin 1 Subpoin a
6-75
Lanjutan
Semula:
Kekurangan Tebal
0 – 1 kali toleransi
>1 – 2 kali toleransi
>2 – 3 kali toleransi
> 3 kali toleransi
Menjadi :
Pengurangan
(% Harga Satuan)
0%
20 % atau diperbaiki
30 % atau diperbaiki
harus diperbaiki
Tabel 6.4.8.1). Pengurangan Harga Satuan untuk Ketebalan
Kurang atau Diperbaiki
Kekurangan Tebal
0 – 1 kali toleransi
>1 – 2 kali toleransi
>2 – 3 kali toleransi
> 3 kali toleransi
Faktor Pembayaran
(% Harga Satuan)
100 %
70 % atau diperbaiki
50 % atau diperbaiki
harus diperbaiki
Tabel 6.4.8.1). Faktor Pembayaran Harga Satuan untuk Ketebalan
Kurang atau Diperbaiki
6-75
Nomor 6.4.8 Poin 1 Subpoin b
Semula:
Jika kepadatan semua jenis campuran beraspal rata-rata yang telah dipadatkan, seperti yang
ditentukan dalam SNI 03-6757-2002, kurang dari ketentuan yang mengacu pada Pasal 6.4.7,
tetapi semua aspek memenuhi spesifikasi, Pengawas Pekerjaan dapat menerima pekerjaan
Campuran Beraspal Hangat Bergradasi Menerus tersebut dengan persentase pengurangan harga
satuan sesuai Tabel 6.4.8.2).
Menjadi:
Jika kepadatan rata-rata semua jenis campuran beraspal hangat yang telah dipadatkan, seperti
yang ditentukan dalam SNI 03-6757-2002, kurang dari ketentuan yang mengacu pada Pasal
6.4.7, tetapi semua aspek memenuhi spesifikasi, maka kepadatan yang kurang ini harus
diperbaiki kecuali Pengawas Pekerjaan dapat menerima pekerjaan Campuran Beraspal Hangat
tersebut dengan harga satuan dikalikan dengan Faktor Pembayaran sesuai Tabel 6.4.8.2).
6-75
Nomor 6.4.8 Poin 1 Subpoin b
Lanjutan
Semula:
Menjadi :
Tabel 6.4.8.2) Pengurangan Harga
Satuan untuk Kepadatan Kurang atau
Diperbaiki
Kepadatan
≥ 98 %
97 - < 98 %
96 - < 97 %
95 - < 96 %
<95 %
Pengurangan
(% Harga Satuan)
0%
10 % atau diperbaiki
20 % atau diperbaiki
30 % atau diperbaiki
harus diperbaiki
Tabel 6.4.8.2) Faktor Pembayaran Harga
Satuan untuk Kepadatan Kurang atau
Diperbaiki
Jenis Campuran
Laston Hangat
(WMAC)
Lataston Hangat
(WMHRS)
Kepadatan
≥ 98 %
97 - < 98 %
96 - < 97 %
< 96 %
≥ 97 %
96 - < 97 %
95 - < 96 %
< 95 %
Faktor
Pembayaran
(% Harga Satuan)
100 %
90 % atau diperbaiki
80 % atau diperbaiki
harus diperbaiki
100 %
90 % atau diperbaiki
80 % atau diperbaiki
harus diperbaiki
6-75
Nomor 6.4.8 Poin 1 Subpoin c
Semula:
Bilamana ketebalan dan kepadatan Campuran Beraspal Hangat Bergradasi Menerus rata-rata
kurang dari yang disyaratkan tetapi masih dalam batas-batas toleransi sesuai Pasal 6.4.8.6.a).
dan 6.4.8.6.b). maka pengurangan pembayaran dilakukan dengan mengalikan persentase
pengurangan yang tercantum dalam Tabel 6.4.8.1) dan /atau Tabel 6.4.8.2).
Menjadi:
Bilamana ketebalan dan kepadatan Campuran Beraspal Hangat rata-rata kurang dari yang
disyaratkan tetapi masih dalam batas-batas toleransi sesuai Pasal 6.4.8.6.a). dan 6.4.8.6.b).
maka bilamana Pengawas Pekerjaan dapat menerima pekerjaan Campuran Beraspal Hangat
tersebut, pembayaran dilakukan dengan mengalikan harga satuan dengan Faktor Pembayaran
yang tercantum dalam Tabel 6.4.8.1) dan Tabel 6.4.8.2).
6-75
Nomor 6.4.8 Poin 2 Paragraf Pertama
Semula:
Perbaikan dari Campuran Beraspal Hangat Bergradasi Menerus yang tidak memenuhi ketentuan
toleransi yang disyaratkan dalam Tabel 6.4.8.1) dan/atau Tabel 6.4.8.2) dapat dilaksanakan
setelah diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan sesuai Pasal 6.4.1.8) atau penambahan lapisan
mengacu pada standar, pedoman, manual yang berlaku.
Menjadi:
Perbaikan dari Campuran Beraspal Hangat yang tidak memenuhi ketentuan toleransi yang
disyaratkan dalam Tabel 6.4.8.1) dan/atau Tabel 6.4.8.2) dapat dilaksanakan setelah
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan sesuai Pasal 6.4.1.8) atau penambahan lapisan
mengacu pada standar, pedoman, manual yang berlaku.
Nomor 6.4.8 Poin 2 Paragraf Kedua
6-76
Lanjutan
Semula:
Bilamana perbaikan dari Campuran Beraspal Hangat Bergradasi Menerus dilaksanakan sesuai
dengan Pasal 6.4.1.8), kuantitas yang akan diukur untuk pembayaran haruslah kuantitas
berdasarkan tebal terpasang yang memenuhi toleransi pada Pasal 6.4.8.6).a), dan tidak melebihi
tebal dalam Gambar untuk setiap lapisnya, serta memenuhi kepadatan pada Pasal 6.4.8.6).b).
Pembayaran tambahan tidak akan diberikan untuk pekerjaan perbaikan tersebut.
Menjadi:
Bilamana perbaikan dari Campuran Beraspal Hangat dilaksanakan sesuai dengan Pasal 6.4.1.8),
kuantitas yang akan diukur untuk pembayaran haruslah kuantitas berdasarkan tebal terpasang
yang memenuhi toleransi pada Pasal 6.4.8.6).a), dan tidak melebihi tebal dalam Gambar untuk
setiap lapisnya, serta memenuhi kepadatan pada Pasal 6.4.8.6).b). Pembayaran tambahan tidak
akan diberikan untuk pekerjaan perbaikan tersebut.
Nomor 6.4.8 Poin 2 Paragraf Ketiga
6-76
Lanjutan
Semula:
Bilamana perbaikan dari Campuran Beraspal Hangat Bergradasi Menerus adalah dengan
penambahan lapisan di atasnya, maka harus dilengkapi dengan Justifikasi Teknis yang mendapat
persetujuan dari Pengawas Pekerjaan. Jenis lapisan yang digunakan harus tercantum dalam
Spesifikasi Umum seperti Seksi 4.7 atau Seksi 6.4 atau lainnya. Perbaikan tersebut harus
membuat perkerasan memiliki umur layanan minimum sesuai desain. Kuantitas yang diukur untuk
pembayaran haruslah sesuai dengan Gambar. Tidak ada pembayaran tambahan untuk pekerjaan
penambahan lapisan tersebut
Menjadi:
Bilamana perbaikan dari Campuran Beraspal Hangat adalah dengan penambahan lapisan di
atasnya, maka harus dilengkapi dengan Justifikasi Teknis yang mendapat persetujuan dari
Pengawas Pekerjaan. Jenis lapisan yang digunakan harus tercantum dalam Spesifikasi Umum
seperti Seksi 4.7 atau Seksi 6.4 atau lainnya. Perbaikan tersebut harus membuat perkerasan
memiliki umur layanan minimum sesuai desain. Kuantitas yang diukur untuk pembayaran
haruslah sesuai dengan Gambar. Tidak ada pembayaran tambahan untuk pekerjaan penambahan
lapisan tersebut.
6-76
Nomor 6.4.8 Poin 3 Paragraf Kedua
Semula:
Jumlah penyesuaian akibat kuantitas dan kualitas akan dihitung oleh Pengawas Pekerjaan untuk
setiap segmen campuran beraspal hangat bergradasi menerus yang mengacu pada tebal
dan/atau kepadatan yang disyaratkan. Jumlah dari semua penyesuaian tersebut akan ditetapkan
dan tercakup dalam Sertifikat Pembayaran sebagai pengurangan terhadap mata pembayaran
terkait.
Menjadi:
Jumlah penyesuaian akibat kuantitas dan kualitas akan dihitung oleh Pengawas Pekerjaan untuk
setiap segmen campuran beraspal hangat yang mengacu pada tebal dan/atau kepadatan yang
disyaratkan. Jumlah dari semua penyesuaian tersebut akan ditetapkan dan tercakup dalam
Sertifikat Pembayaran sebagai pengurangan terhadap mata pembayaran terkait.
6-76
Nomor 6.4.8 Poin 3
Lanjutan
Semula:
Nomor Mata Pembayaran
6.4.(1a)
6.4.(1b)
6.4.(2a)
6.4.(2b)
6.4.(3a)
6.4.(3b)
Laston Hangat
Laston Hangat
Laston Hangat
Laston Hangat
Laston Hangat
Laston Hangat
Uraian
Pen.60-70, WMAC Lapis Aus (WMAC-WC) dengan Zeolit
Pen.60-70, WMAC Lapis Aus (WMAC-WC) dengan Wax
Pen.60-70, WMAC Lapis Antara (WMAC-BC) dengan Zeolit
Pen.60-70, WMAC Lapis Antara (WMAC-BC) dengan Wax
Pen.60-70, WMAC Lapis Fondasi (WMAC-Base) dengan Zeolit
Pen.60-70, WMAC Lapis Fondasi (WMAC-Base) dengan Wax
Satuan Pengukuran
Ton
Ton
Ton
Ton
Ton
Ton
Menjadi:
Nomor Mata Pembayaran
6.4.(1a)
6.4.(1b)
6.4.(2a)
6.4.(2b)
6.4.(3a)
6.4.(3b)
6.4.(4a)
6.4.(4b)
6.4.(5a)
6.4.(5b)
Uraian
Satuan Pengukuran
Laston Hangat Pen.60-70, WMAC Lapis Aus (WMAC-WC) dengan Zeolit
Ton
Laston Hangat Pen.60-70, WMAC Lapis Aus (WMAC-WC) dengan Wax
Ton
Laston Hangat Pen.60-70, WMAC Lapis Antara (WMAC-BC) dengan Zeolit
Ton
Laston Hangat Pen.60-70, WMAC Lapis Antara (WMAC-BC) dengan Wax
Ton
Laston Hangat Pen.60-70, WMAC Lapis Fondasi (WMAC-Base) dengan Zeolit
Ton
Laston Hangat Pen.60-70, WMAC Lapis Fondasi (WMAC-Base) dengan Wax
Ton
Lataston Hangat Pen. 60-70, WMHRS Lapis Aus (WMHRS-WC) dengan Zeolit
Lataston Hangat Pen.60-70, WMHRS Lapis Aus (WMHRS-WC) dengan Wax
Lataston Hangat Pen.60-70, WMHRS Lapis Fondasi (WMHRS-Base) dengan Zeolit
Lataston Hangat Pen.60-70, WMHRS Lapis Fondasi (WMHRS-Base) dengan Wax
6-77
Nomor 6.5.1 Poin 1 Paragraf Pertama
Semula:
Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisan padat yang awet berupa lapis perata, lapis fondasi, lapis antara atau lapis aus
campuran beraspal panas yang terdiri dari agregat dan aspal (Asbuton Pra-campur atau Aspal Pen.60-70 khusus yang
menggunakan Asbuton Butir B 5/20 (kelas penetrasi 5 dengan kelas kadar bitumen 20%) atau B 50/30 (kelas penetrasi 50
dengan kelas kadar bitumen 30%)) yang dicampur secara panas di pusat instalasi pencampuran, serta menghampar dan
memadatkan campuran tersebut di atas fondasi atau permukaan jalan yang telah disiapkan sesuai dengan seksi ini dan
memenuhi garis, ketinggian dan potongan memanjang yang ditunjukkan dalam Gambar.
Menjadi:
Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisan padat yang awet berupa lapis perata, lapis fondasi, lapis antara atau lapis aus
campuran beraspal panas yang terdiri dari agregat dan aspal modifikasi asbuton yang dicampur secara panas di pusat
instalasi pencampuran, serta menghampar dan memadatkan campuran tersebut di atas lapis fondasi atau permukaan
jalan eksisting yang telah disiapkan sesuai dengan seksi ini dan memenuhi garis, ketinggian dan potongan memanjang
yang ditunjukkan dalam Gambar.
Aspal modifikasi asbuton terdiri dari : Asbuton Pra-campur; Aspal Pen.60-70 dengan Asbuton Butir B 5/20 (kelas penetrasi
5 dengan kelas kadar bitumen 20%); dan Aspal Pen 60-70 dengan Asbuton butir B 50/30 (kelas penetrasi 50 dengan kelas
kadar bitumen 30%).
Nomor 6.5.1 Poin 4
6-78
Semula:
Ketentuan Pasal 6.3.1.4) dari Spesifikasi ini harus berlaku,
Menjadi:
Ketentuan Pasal 6.3.1.4) dari Spesifikasi ini harus berlaku, kecuali Pasal 6.3.1.4).e). Bilamana
campuran beraspal yang dihampar tidak memenuhi tebal yang ditunjukkan dalam Gambar
dengan toleransi yang ditunjukkan pada Pasal 6.3.1.4).f), maka kekurangan tebal ini dapat
diperbaiki dengan penyesuaian tebal dari lapis berikutnya atau dipotong pembayarannya sesuai
dengan Pasal 6.5.8.6).
Nomor 6.5.1 Poin 6 Subpoin b
6-78
Semula:
Untuk campuran beraspal yang menggunakan asbuton butir diperlukan penggunaan aspal
Pen.60-70 sesuai dengan ketentuan Pasal 6.3.2.6) dari Spesifikasi ini.
Menjadi:
Untuk campuran beraspal yang menggunakan asbuton butir diperlukan aspal Pen.60-70 dengan
ketentuan Pasal 6.3.2.6) dari Spesifikasi ini.
Nomor 6.5.1 Poin 6 Subpoin c Tabel
6.5.2.1→Perubahan Nominal Titik Lembek °C
Semula:
N
o
Menjadi :
Jenis Pengujian
Metoda Pengujian
Asbuton
Pra-campur
50 - 60
Penetrasi pada 25°C, 100 g, 5 detik (0,1
SNI 2456:2011
mm)
SNI 06-6441-2000
350-3000
2 Viskositas pada 135°C (cSt)
SNI 2434:2011
≥ 50
3 Titik Lembek (°C)
SNI 2432:2011
≥ 100
4 Daktilitas pada 25°C, 5 cm/menit (cm)
SNI 2433:2011
≥ 232
5 Titik Nyala (°C)
6 Kelarutan dalam Trichloroethylene (%)
SNI 2438:2015
≥ 90
7 Berat Jenis
SNI 2441:2011
≥ 1,0
8 Pertikel yang lebih halus dari 150 µm (%)
SNI 03-4142-1996
≥ 95
Pengujian residu hasil TFOT (SNI 06-2440-1991) atau RTFOT (SNI 03-6835-2002)
9 Berat yang Hilang (%)
SNI 06-2441-1991
≤ 0,8
SNI 2456:2011
≥ 54
10 Penetrasi pada 25°C (%)
SNI 2432:2011
> 50
11 Daktilitas pada 25°C, 5 cm/menit (cm)
12 Kadar Parafin (%)
SNI-03-3639-2002
≤2
1
6-80
N
o
Jenis Pengujian
Metoda Pengujian
Asbuton
Pra-campur
50 - 60
Penetrasi pada 25°C, 100 g, 5 detik (0,1
SNI 2456:2011
mm)
SNI 06-6441-2000
350-3000
2 Viskositas pada 135°C (cSt)
SNI 2434:2011
≥ 51
3 Titik Lembek (°C)
SNI 2432:2011
≥ 100
4 Daktilitas pada 25°C, 5 cm/menit (cm)
SNI 2433:2011
≥ 232
5 Titik Nyala (°C)
6 Kelarutan dalam Trichloroethylene (%)
SNI 2438:2015
≥ 90
7 Berat Jenis
SNI 2441:2011
≥ 1,0
8 Pertikel yang lebih halus dari 150 µm (%)
SNI 03-4142-1996
≥ 95
Pengujian residu hasil TFOT (SNI 06-2440-1991) atau RTFOT (SNI 03-6835-2002)
9 Berat yang Hilang (%)
SNI 06-2441-1991
≤ 0,8
SNI 2456:2011
≥ 54
10 Penetrasi pada 25°C (%)
SNI 2432:2011
> 50
11 Daktilitas pada 25°C, 5 cm/menit (cm)
12 Kadar Parafin (%)
SNI-03-3639-2002
≤2
1
Nomor 6.5.1 Poin 6 Subpoin c
Lanjutan
Semula:
Menjadi :
6-80
6-82
Nomor 6.5.3 Poin 6
Semula:
Menjadi :
Nomor 6.5.4 Poin 2
6-83
Semula:
Jika Asbuton Butir B 50/30 digunakan untuk pekerjaan, harus disediakan sebuah tempat
penyimpanan yang tahan cuaca serta conveyor pemasok asbuton. Penakaran (penimbangan)
asbuton dapat dilakukan di bin penampung sesuai dengan proporsi asbuton yang dibutuhkan dan
selanjutnya diangkut ke atas melalui ban berjalan (conveyor) dimasukkan ke pugmill. Kecepatan
conveyor disesuaikan dengan rentang waktu pencampuran
Menjadi:
Asbuton Butir B 50/30 harus diberi alas serta disimpan dalam sebuah tempat yang terlindung dari
sinar matahari dan hujan. Tinggi tumpukan Asbuton Butir B 50/30 tidak lebih dari 2 m. Di Instalasi
Pencampur Aspal Asbuton Butir B 50/30 dipasok ke timbangan agregat dengan menggunakan
feeder system (bin khusus yang dilengkapi belt conveyor). Cara pemasokan lain harus dilakukan
dengan persetujuan Pengawas Pekerjaan.
Nomor 6.5.5 Poin 4 Paragraf Kedua
6-84
Semula:
Metode pencampuran basah merupakan tahapan proses pencampuran yang dilakukan dengan
cara agregat dipanaskan terlebih dahulu di dalam dryer, setelah itu agregat masuk ke dalam
pugmill yang disertai dengan masuknya aspal sesuai dengan proporsi aspal pada Formula
Rancangan Kerja (Job Mix Formula, JMF), kemudian dicampur terlebih dahulu. Waktu
pencampuran agregat di dalam pugmill sebelum dimasukkan aspal adalah sekitar 10 detik,
kemudian dimasukkan aspal dan dicampur kembali sekitar 20 detik baru kemudian dimasukkan
asbuton tipe B 5/20 dan dicampur sekitar 15 detik.
Menjadi:
Proses pencampuran Asbuton B 5/20 dengan cara basah dilaksanakan dengan tahapan agregat
dipanaskan di dalam dryer dan ditimbang sesuai proporsi masing-masing, kemudian dimasukkan
ke dalam pugmill. Agregat tersebut dicampur selama 10 detik kemudian ditambahkan aspal dan
dicampur selama 20 detik. Asbuton B 5/20 dari silo filler dimasukkan ke pugmill sesuai
proporsinya dan dicampur dengan agregat dan aspal selama 15 detik.
Nomor 6.5.5 Poin 4 Paragraf Ketiga
6-84
Semula:
Metode pencampuran kering, tahapan proses pencampuran dilakukan dengan cara agregat dipanaskan
terlebih dahulu di dalam dryer, setelah itu agregat dari masing masing Bin masuk ke dalam timbangan sesuai
dengan proporsinya, setelah itu asbuton B 50/30 dimasukkan dan ditimbang, kemudian dicampur selama
kurang lebih 20 detik. Kemudian dimasukkan aspal dan dicampur sekitar 20 detik.
Menjadi:
Proses pencampuran Asbuton B 50/30 dengan cara kering dilakukan dengan tahapan agregat
dipanaskan di dalam dryer dan ditimbang sesuai proporsi masing-masing. Kemudian Asbuton B
50/30 dimasukkan ke dalam timbangan agregat sesuai proporsi melalui feeder system. Agregat
dan Asbuton B 50/30 dimasukkan ke dalam pugmill dan dicampur selama 20 detik, kemudian
dimasukkan aspal dan dicampur sekitar 20 detik
Nomor 6.5.8 Poin 1 Paragraf Pertama
6-85
Semula:
Pengukuran pekerjaan mengacu pada Pasal 6.3.8 dari Spesifikasi ini dengan penyesuaian pada jenis
campuran. Bahan anti pengelupasan diukur dan dibayar dengan mata pembayaran 6.3.(8) dalam Seksi 6.3
dari spesifikasi ini
Menjadi:
Ketentuan Pasal 6.3.8.1) dari Spesifikasi ini harus berlaku kecuali Pasal 6.3.8.1).b). Kuantitas
yang diterima untuk pengukuran tidak boleh meliputi lokasi dengan tebal hamparan kurang dari
yang ditunjukkan dalam Gambar dengan toleransi yang disyaratkan pada Pasal 6.3.1.4).f) kecuali
Pengawas Pekerjaan dapat menerima pekerjaan tersebut dengan penyesuaian Harga Satuan
sebagaimana yang disyaratkan dalam Tabel 6.5.8.1) atau setiap bagian yang terkelupas,
terbelah, retak atau menipis (tapered) di sepanjang tepi perkerasan atau di tempat lainnya.
Lokasi dengan kadar aspal total yang tidak memenuhi kadar aspal optimum yang ditetapkan
dalam JMF dengan toleransi yang disyaratkan dalam Tabel 6.5.3.1), tidak akan diterima untuk
pembayaran.
Nomor 6.5.8 Poin 3
Semula:
Tonase yang digunakan untuk pembayaran adalah:
Tonase seperti disebutkan pada butir (a) di atas x Cb
Menjadi:
Tonase yang digunakan untuk pembayaran adalah:
Tonase seperti disebutkan pada butir (1) di atas x Cb
6-85
Nomor 6.5.8 Poin 6
6-86
Semula:
Pengukuran pengurangan untuk pekerjaan yang tidak memenuhi ketebalan dan toleransi tebal pada Pasal
6.5.1.4) dan/atau kepadatan sesuai dengan Pasal 6.5.7 harus dilakukan sesuai dengan ketentuan berikut ini:
Menjadi:
Pengukuran pemotongan pembayaran untuk pekerjaan yang tidak memenuhi ketebalan dan/atau
kepadatan Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton harus dilakukan sesuai dengan ketentuan
berikut ini
Nomor 6.5.8 Poin 6 Subpoin a
6-86
Semula:
Kuantitas untuk pengukuran meliputi lokasi dengan tebal rata-rata dari semua benda uji inti (baik lebih
maupun kurang dari tebal yang ditunjukkan dalam Gambar) yang diambil dari segmen tersebut yang
tebalnya kurang , tetapi masih dalam toleransi yang ditunjukkan pada Pasal 6.5.1.4). Bilamana tebal ratarata Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton untuk suatu segmen tebalnya kurang dari toleransi yang
disyaratkan dalam Pasal 6.5.1.4), persentase pengurangan harga satuan akan dilakukan sesuai dengan
Tabel 6.5.8.1).
Menjadi:
Kuantitas untuk pengukuran meliputi segmen dengan tebal rata-rata dari semua benda uji inti
(baik lebih maupun kurang dari tebal yang ditunjukkan dalam Gambar) yang tebalnya kurang dari
toleransi yang ditunjukkan pada Pasal 6.5.1.4). Maka kekurangan tebal ini harus diperbaiki
kecuali Pengawas Pekerjaan dapat menerima pekerjaan campuran beraspal panas dengan harga
satuan dikalikan dengan Faktor Pembayaran sesuai Tabel 6.5.8.1) berikut:
Nomor 6.5.8 Poin 6 Subpoin a
6 - 86
Lanjutan
Semula:
Menjadi :
Tabel 6.5.8.1) Pengurangan Harga
Ketebalan Kurang atau Diperbaiki
Kekurangan Tebal
0 - 1 kali toleransi
> 1 - 2 kali toleransi
> 2 - 3 kali toleransi
> 3 kali toleransi
Satuan
untuk
Pengurangan
(% Harga Satuan)
0%
20 % atau diperbaiki
30 % atau diperbaiki
harus diperbaiki
Tabel 6.5.8.1) Faktor Pembayaran Harga Satuan untuk
Ketebalan Kurang atau Diperbaiki
Kekurangan Tebal
0 - 1 kali toleransi
> 1 - 2 kali toleransi
> 2 - 3 kali toleransi
> 3 kali toleransi
Faktor Pembayaran
(% Harga Satuan)
100 %
70 % atau diperbaiki
50 % atau diperbaiki
harus diperbaiki
Nomor 6.5.8 Poin 6 Subpoin b
6 - 87
Semula:
Jika kepadatan semua jenis campuran beraspal rata-rata yang telah dipadatkan, seperti yang ditentukan
dalam SNI 03-67572002, kurang dari ketentuan dari Pasal 6.5.7 tetapi semua aspek memenuhi spesifikasi,
Pengawas Pekerjaan dapat menerima pekerjaan Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton tersebut
dengan persentase pengurangan harga satuan pada dalam Tabel 6.5.8.2).
Menjadi:
Jika kepadatan rata-rata semua jenis campuran beraspal panas dengan asbuton yang telah
dipadatkan, seperti yang ditentukan dalam SNI 03-67572002, kurang dari ketentuan dari Pasal
6.5.7 tetapi semua aspek memenuhi spesifikasi, maka kepadatan yang kurang ini harus diperbaiki
atau Pengawas Pekerjaan dapat menerima pekerjaan Campuran Beraspal Panas dengan
Asbuton tersebut dengan harga satuan harus dikalikan dengan Faktor Pembayaran dalam Tabel
6.5.8.2).
Nomor 6.5.8 Poin 6 Subpoin b
6 - 87
Lanjutan
Semula:
Menjadi :
Tabel 6.5.8.2) Pengurangan Harga
Ketebalan Kurang atau Diperbaiki
Kepadatan
≥ 98 %
97 - < 98 %
96 - < 97 %
95 - < 96 %
< 95 %
Satuan
untuk
Pengurangan
(% Harga Satuan)
0%
10 % atau diperbaiki
20 % atau diperbaiki
30 % atau diperbaiki
harus diperbaiki
Tabel 6.5.8.2) Faktor Pembayaran Harga Satuan untuk
Ketebalan Kurang atau Diperbaiki
Kepadatan
Faktor Pembayaran
(% Harga Satuan)
≥ 98 %
97 - < 98 %
96 - < 97 %
< 96 %
100 %
90 % atau diperbaiki
80 % atau diperbaiki
harus diperbaiki
Nomor 6.5.8 Poin 6 Subpoin c
6 - 87
Semula:
Bilamana ketebalan dan kepadatan Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton rata-rata kurang dari yang
disyaratkan tetapi masih dalam batas-batas toleransi sesuai Pasal 6.5.8.6).a) dan 6.5.8.6).b) maka
pengurangan, pembayaran dilakukan dengan mengalikan persentase pengurangan yang tercantum dalam
Tabel 6.5.8.1) dan /atau Tabel 6.5.8.2).
Menjadi:
Bilamana ketebalan dan kepadatan Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton rata-rata kurang
dari yang disyaratkan tetapi masih dalam batas-batas toleransi sesuai Pasal 6.5.8.6).a) dan
6.5.8.6).b) maka bilamana Pengawas Pekerjaan dapat menerima pekerjaan Campuran Beraspal
Panas dengan Asbuton tersebut, pembayaran dilakukan dengan mengalikan harga satuan
dengan Faktor Pembayaran yang tercantum dalam Tabel 6.5.8.1) dan Tabel 6.5.8.2).
6 - 88
Nomor 6.5.8 Poin 8
Terdapat penyempurnaan menjadi:
Nomor Mata
Pembayaran
6.5.(1a)
Uraian
Laston Lapis Aus Asbuton Pracampur
(AC-WC Asb Pracampur)
Satuan
Pengukuran
Ton
6.5.(1b)
Laston Lapis Aus Asbuton Butir (AC-WC
Asb Butir)
Ton
6.5.(2a)
Laston Lapis Antara Asbuton Pracampur
(ACBC Asb Pracampur)
Ton
6.5.(2b)
Laston Lapis Antara Asbuton Butir (ACBC Asb Butir)
Ton
6.5.(3a)
Laston Lapis Fondasi Asbuton Pracampur
(ACBase Asb Pracampur)
Ton
6.5.(3b)
Laston Lapis Fondasi Asbuton Butir (ACBaseAsb Butir)
Ton
Nomor 6.6.1 Poin 1 Paragraf Kedua
6 - 89
Semula:
Campuran dirancang dalam Seksi ini untuk menjamin bahwa asumsi rancangan yang berkenaan dengan
kadar aspal, rongga udara, stabilitas, kelenturan dan keawetan sesuai dengan lalu-lintas rencana. Campuran
ini dapat digunakan baik sebagai lapis perata ataupun lapis permukaan dan dapat dihampar lebih dari satu
lapis
Menjadi:
Campuran dirancang dalam Seksi ini untuk menjamin bahwa asumsi rancangan yang berkenaan
dengan kadar aspal, rongga udara, stabilitas, kelenturan dan keawetan sesuai dengan lalu-lintas
rencana. Campuran ini dapat dihampar lebih dari satu lapis
Nomor 6.6.1 Poin 4
6 - 89
Semula:
Ketentuan Pasal 6.3.1.4) dari Spesifikasi ini harus berlaku dengan tebal nominal lapisan CPHMA
30 mm dan toleransi ketebalan minus 3 mm
Menjadi:
Ketentuan Pasal 6.3.1.4) dari Spesifikasi ini harus berlaku dengan tebal nominal lapisan CPHMA
30 mm dan toleransi ketebalan minus 3 mm, kecuali Pasal 6.3.1.4).e). Bilamana campuran
beraspal yang dihampar tidak memenuhi tebal yang ditunjukkan dalam Gambar dengan toleransi 3,0 mm, maka kekurangan tebal ini dapat diperbaiki dengan penyesuaian tebal dari lapis
berikutnya atau dipotong pembayarannya sesuai dengan Pasal 6.6.8.1).g).
Nomor 6.6.2 Paragraf Pertama
6 - 91
Semula:
CPHMA yang dipasok dapat berbentuk dalam kemasan kantong. CPHMA tidak boleh dihampar
langsung, tetapi harus dikemas terlebih dahulu
Menjadi:
Kecuali disebutkan lain dalam SSKK atau Perjanjian Kontrak maka CPHMA yang dipasok harus
dalam kemasan kantong. CPHMA tidak boleh dihampar langsung, tetapi harus dikemas terlebih
dahulu.
Bilamana bahan CPHMA dalam bentuk curah sebaiknya digunakan sebelum berumur 3 hari,
sedangkan bahan CPHMA dalam kemasan kantong dapat disimpan sampai umur 3 bulan atau
lebih, sesuai rekomendasi dari Produsen. Untuk memudahkan penanganan, bahan CPHMA dapat
dikemas dengan berat 20 - 40 kg dalam kemasan yang kuat dan kedap. Bahan CPHMA
diproduksi dengan formula campuran dan teknik pencampuran yang disetujui dan diawasi oleh
Produsen untuk menjamin mutu bahan CPHMA. Produsen bahan CPHMA bertanggung jawab
atas mutu bahan CPHMA selama umur yang disebutkan di atas.
Nomor 6.6.2 Paragraf Ketiga
6 - 91
Semula:
Kemasan CPHMA harus berlabel yang memuat informasi:
a) Logo pabrik (produsen);
b) Kode pengenal antara lain: CPHMA, berat, kadar aspal total, ukuran butiran maksimum campuran dan tanggal
produksi.
CPHMA yang belum dipergunakan harus disimpan dalam ruangan yang terlindung dari hujan dan matahari. Tinggi
tumpukan tidak boleh lebih dari 2 meter. CPHMA tidak boleh menggumpal pada saat akan dihampar.
Menjadi :
Kemasan bahan CPHMA yang dipasok oleh Produsen memuat informasi:
a) Keterangan nama bahan CPHMA;
b) Nama varian produk;
c) Nama dan logo pabrik (produsen);
d) Tanggal produksi
6 - 91
Nomor 6.6.2 Poin 5
Semula:
Gradasi agregat untuk CPHMA yang didapat berdasarkan pengujian terhadap agregat hasil
ekstraksi CPHMA. harus memenuhi persyaratan pada Tabel 6.6.3.1)
Menjadi :
Gradasi agregat untuk CPHMA yang didapat berdasarkan pengujian terhadap hasil ekstraksi
CPHMA. Gradasi agregat pada Tabel 6.6.3.1) ini bersifat panduan.
6 - 92
Nomor 6.6.2 Poin 5
Lanjutan
Semula:
Menjadi :
Tabel 6.6.3.1) Gradasi Agregat CPHMA Hasil Ekstraksi
Tabel 6.6.3.1) Gradasi Agregat CPHMA Hasil Ekstraksi
Ukuran
% Berat Yang Lolos
Ayakan
AST
terhadap Total Agregat
(mm)
M
19
100
¾”
12,5
90 - 100
½”
No.4
No.8
No.50
No.200
4,75
2,36
0,300
0,075
45 - 70
25 - 55
5 - 20
2-9
Ukuran
% Berat Yang Lolos
Ayakan
AST
terhadap Total Agregat
(mm)
M
19
100
¾”
12,5
90 - 100
½”
No.4
No.8
No.50
No.200
4,75
2,36
0,300
0,075
45 - 70
30 - 55
12 - 25
6 - 15
6 - 92
Nomor 6.6.2 Poin 7
Semula:
Menjadi :
Tabel 6.6.3.3) Ketentuan Sifat-sifat Campuran CPHMA
Tabel 6.6.3.3) Ketentuan Sifat-sifat Campuran CPHMA
Sifat-sifat Campuran CPHMA
Jumlah tumbukan per bidang
Rongga dalam campuran (%)
Rongga dalam Agregat (VMA) (%)
Rongga Terisi Aspal (%)
Stabilitas Marshall (kg), temperatur udara
Pelelehan (mm)
Stabilitas Marshall Sisa (%)
setelah perendaman
selama 24 jam, temperatur udara
CPHMA Padat
75
Min
Maks
Min
Min
Min
Min
Maks
Min
4
10
16
60
500
2
5
60
Min
Maks
Min
Min
CPHMA
Padat
75
4
10
16
60
Min
500
Min
Maks
2
5
Min
70
Sifat-sifat Campuran CPHMA
Jumlah tumbukan per bidang
Rongga dalam campuran (%)
Rongga dalam Agregat (VMA) (%)
Rongga Terisi Aspal (%)
Stabilitas Marshall (kg), temperatur
udara
Pelelehan (mm)
Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah
perendaman selama
24 jam,
temperatur udara
6 - 94
Nomor 6.6.4 Poin 5 Subpoin d
Semula:
Bila hamparan aspal tidak menunjukkan bekas jejak roda pemadatan setelah
pemadatan kedua, pemadatan akhir bisa tidak dilakukan. Kepadatan akhir lapis
CPHMA yang dapat diterima adalah minimum 95 dari kepadatan Standar Kerja (Job
Standard Density) sebagaimana yang diuraikan pada Pasal 6.6.4.1) dari Spesifikasi
ini.
Menjadi :
Bila hamparan aspal tidak menunjukkan bekas jejak roda pemadatan setelah
pemadatan kedua, pemadatan akhir bisa tidak dilakukan. Kepadatan akhir lapis
CPHMA yang dapat diterima adalah minimum 98 dari kepadatan Standar Kerja (Job
Standard Density) sebagaimana yang diuraikan pada Pasal 6.6.4.1) dari Spesifikasi
ini.
6 - 96
Nomor 6.6.5 Poin 2
Semula:
Ketentuan Pasal 6.3.7.2) dari Spesifikasi ini harus berlaku
Menjadi :
Ketentuan Pasal 6.3.7.2) dari Spesifikasi ini harus berlaku kecuali Pasal
6.3.7.2).a). Kepadatan CPHMA yang telah dipadatkan, seperti yang ditentukan
dalam SNI 03 6757-2002, tidak boleh kurang dari kepadatan minimum yang
disyaratkan pada Pasal 6.6.4.5).d), dan diuji tidak lebih dari sehari setelah
pemadatan selesai. Bilamana kepadatan yang diperoleh tidak memenuhi
ketentuan yang disyaratkan maka pemadatan ulang harus segera
dilaksanakan sebagaimana yang diperintahkan atau disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan.
6 - 98
Nomor 6.6.6 Poin 1 Subpoin a
Semula:
Kuantitas CPHMA yang diterima untuk pengukuran tidak boleh meliputi lokasi
dengan tebal hamparan kurang dari tebal minimum yang dapat diterima atau setiap
bagian yang terkelupas, terbelah, retak atau menipis (tapered) di sepanjang tepi
perkerasan atau di tempat lainnya.
Menjadi :
Kuantitas CPHMA yang diterima untuk pengukuran tidak boleh meliputi lokasi
dengan tebal hamparan kurang dari yang ditunjukkan dalam Gambar dengan
toleransi minus 3,0 mm kecuali Pengawas Pekerjaan dapat menerima pekerjaan
tersebut dengan penyesuaian Harga Satuan sebagaimana yang disyaratkan dalam
Tabel 6.6.6.1) atau setiap bagian yang terkelupas, terbelah, retak atau menipis
(tapered) di sepanjang tepi perkerasan atau di tempat lainnya
6 - 98
Nomor 6.6.6 Poin 1 Subpoin g
Semula:
Pengukuran pengurangan untuk pekerjaan yang tidak memenuhi ketebalan
dan toleransi tebal pada Pasal 6.6.1.4)., dan/atau kepadatan sesuai dengan
Tabel 6.6.5.2) pada CPHMA harus dilakukan sesuai dengan ketentuan berikut
ini:
Menjadi :
Pengukuran pemotongan pembayaran untuk pekerjaan yang tidak memenuhi
ketebalan dan/atau kepadatan CPHMA harus dilakukan sesuai dengan
ketentuan berikut ini
Nomor 6.6.6 Poin 1 Subpoin g (i)
6 - 98
Lanjutan
Semula:
Kuantitas untuk pengukuran meliputi lokasi dengan tebal ratarata dari semua benda uji inti (baik
lebih maupun kurang dari tebal yang ditunjukkan dalam Gambar) yang diambil dari segmen
tersebut yang tebalnya kurang tetapi masih dalam toleransi yang ditunjukkan pada Pasal 6.6.1.4),
Menjadi :
Kuantitas untuk pengukuran meliputi segmen dengan tebal ratarata dari semua benda uji inti (baik
lebih maupun kurang dari tebal yang ditunjukkan dalam Gambar) tebalnya kurang dari toleransi
yang ditunjukkan pada Pasal 6.6.1.4), maka kekurangan tebal ini harusdiperbaiki kecuali
Pengawas Pekerjaan dapat menerima pekerjaan CPHMA dengan harga satuan dikalikan dengan
Faktor Pembayaran sesuai Tabel 6.6.6.1). Bilamana, tebal rata-rata kurang dan melebihi (tidak
memenuhi) toleransi tebal pada Pasal 6.6.1.4), persentase pengurangan harga satuan akan
dilakukan sesuai dengan Tabel 6.6.6. 1).
Nomor 6.6.6 Poin 1 Subpoin g (i)
6 - 100
Lanjutan
Semula:
Tabel 6.6.6.1) Pengurangan Harga Satuan untuk Ketebalan
Kurang atau Diperbaiki
Kekurangan Tebal
0 - 1 kali toleransi
> 1 - 2 kali toleransi
> 2 - 3 kali toleransi
> 3 kali toleransi
Pengurangan
(% Harga Satuan)
0%
20 % atau diperbaiki
30 % atau diperbaiki
harus diperbaiki
Menjadi:
Tabel 6.6.6.1) Faktor Pembayaran Harga Satuan untuk
Ketebalan Kurang atau Diperbaiki
Kekurangan Tebal
0 - 1 kali toleransi
> 1 - 2 kali toleransi
> 2 - 3 kali toleransi
> 3 kali toleransi
Faktor Pembayaran
(% Harga Satuan)
100 %
90 % atau diperbaiki
80 % atau diperbaiki
harus diperbaiki
Nomor 6.6.6 Poin 1 Subpoin g (ii)
6 - 98
Lanjutan
Semula:
Jika kepadatan semua jenis campuran beraspal yang telah dipadatkan, seperti yang
ditentukan dalam SNI 03-6757-2002, kurang dari ketentuan yang mengacu pada
Pasal 6.6.5.2). tetapi semua aspek memenuhi spesifikasi, Pengawas Pekerjaan
dapat menerima pekerjaan CPHMA tersebut dengan persentase pengurangan harga
satuan sesuai Tabel 6.6.6.2).
Menjadi :
Jika kepadatan rata-rata CPHMA yang telah dipadatkan, seperti yang ditentukan
dalam SNI 03-6757-2002, kurang dari ketentuan yang mengacu pada Pasal 6.6.5.2).
tetapi semua aspek memenuhi spesifikasi, maka kepadatan yang kurang ini harus
diperbaiki kecuali Pengawas Pekerjaan dapat menerima pekerjaan CPHMA tersebut
dengan harga satuan dikalikan dengan Faktor Pembayaran sesuai Tabel 6.6.6.2).
Nomor 6.6.6 Poin 1 Subpoin g (ii)
6 - 100
Lanjutan
Semula:
Tabel 6.6.6.2) Pengurangan Faktor Pembayaran Harga
Satuan untuk Kepadatan Kurang atau Diperbaiki
Kepadatan
≥ 98 %
97 - < 98 %
96 - < 97 %
95 - < 96 %
< 95 %
Pengurangan
(% Harga Satuan)
0%
10 % atau diperbaiki
20 % atau diperbaiki
30 % atau diperbaiki
harus diperbaiki
Menjadi:
Tabel 6.6.6.2) Pengurangan Faktor Pembayaran Harga
Satuan untuk Kepadatan Kurang atau Diperbaiki
Kepadatan
Pengurangan
(% Harga Satuan)
≥ 98 %
97 - < 98 %
< 97 %
0%
90 % atau diperbaiki
harus diperbaiki
6 - 100
Nomor 6.6.6 Poin 1 Subpoin g (iii)
Semula:
Bilamana ketebalan dan kepadatan CPHMA rata-rata kurang dari yang disyaratkan
tetapi masih dalam batas-batas toleransi sesuai pasal 6.6.6.1).g).i) dan 6.6.6.1.g).ii)
maka pengurangan, pembayaran dilakukan dengan mengalikan persentase
penyesuaian yang tercantum dalam Tabel 6.6.6.1) dan /atau Tabel 6.6.6.2)
Menjadi :
Bilamana ketebalan dan kepadatan CPHMA rata-rata kurang dari yang disyaratkan
tetapi masih dalam batas-batas toleransi sesuai pasal 6.6.6.1).g).i) dan 6.6.6.1.g).ii)
maka bilamana Pengawas Pekerjaan dapat menerima pekerjaan CPHMA tersebut,
pembayaran dilakukan dengan mengalikan harga satuan dengan Faktor Pembayaran
yang tercantum dalam Tabel 6.6.6.1) dan Tabel 6.6.6.2)
6 - 102
Nomor 6.7.1 Poin 3
Semula:
SNI ASTM
C136-2012
:
SNI 2417:2008 :
SNI 2439:2011 :
SNI 4798:2011 :
SNI 4799:2008 :
SNI 7619:2012 :
Metode Uji Untuk Analisa Saringan
Agregat Halus
dan Kasar
Cara Uji Keausan Agregat dengan
Mesin Abrasi Los
Angeles
Cara Uji Penyelimutan dan Pengelupasan
pada
Campuran Agregat-Aspal
Spesifikasi Aspal Emulsi Kationik
Spesifikasi Aspal Cair Penguapan
Sedang.
Metode Uji Penentuan Persentase
Butir Pecah pada
Agregat Kasar.
Menjadi:
SNI ASTM C136-2012
Metode Uji Untuk Analisa Saringan Agregat Halus
: dan Kasar
SNI 2417:2008
Cara Uji Keausan Agregat dengan Mesin Abrasi Los
: Angeles
SNI 2439:2011
Cara Uji Penyelimutan dan Pengelupasan pada
: Campuran Agregat-Aspal
SNI 6751:2016
: Spesifikasi Aspal Emulsi Kationik
: Spesifikasi Aspal Cair Penguapan Sedang.
Spesifikasi Bahan Lapis Penetrasi Makadam (Lapen)
:
SNI 7619:2012
Metode Uji Penentuan Persentase Butir Pecah pada
: Agregat Kasar.
SE No.09/SE/M/2013
Pedoman Spesifikasi Lapis Penetrasi Macadam
: Asbuton (LPMA-Asbuton)
SNI 4798:2011
SNI 4799:2008
6 - 105
Nomor 6.7.2 Poin 4 Subpoin
Semula:
Bahan asbuton B 50/30 haruslah asbuton butir yang mempunyai rentang penetrasi 5060 Dan
kadar bitumen 25 - 30%, yang memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Tabel 6.5.2.2).
Asbuton B50/30 harus dipasok dalam kantung kemasan, setiap kantung kemasan harus
berkapasitas sama dan harus mencantumkan: logo pabrik; kode pengenal; kadar bitumen; dan
tanggal produksi.
Menjadi:
Bahan asbuton B 50/30 haruslah asbuton butir, yang memenuhi ketentuan yang disyaratkan
dalam Tabel 6.5.2.2). Asbuton B50/30 harus dipasok dalam kantung kemasan, setiap kantung
kemasan harus berkapasitas sama dan harus mencantumkan: logo pabrik; kode pengenal; kadar
bitumen; dan tanggal produksi.
6 - 105
Nomor 6.7.3 Poin 3
Semula:
Tebal Lapisan (cm)
Agregat Pokok (kg/m2)
Residu Aspal Cair/
Emulsi
Asbuton Pertama
(kg/m2)
Agreagat Pengunci
(kg/m2)
Residu Aspal Cair/
Emulsi
Asbuton Kedua (kg/m2)
Agreagat Penutup
(kg/m2)
5-8
105 – 152
0,18 - 0,30
4–5
80
0,18 0,30
10-14 (±2)
8 (±2)
19 (±1)
19 (±1)
0,18 - 0,30
12-16 (±2)
10 (±1)
0,18 0,30
10 (±2)
10 (±2)
Menjadi:
[Sesuai SE Men.PU No.9/2013 dng tambahan lapis
ikat awal ke-2]
Tebal Lapisan (cm)
6-7
5-6
4-5
Agregat Pokok (kg/m2)
125 (±1)
105 (±1)
85 (±1)
0,18 - 0,30
0,18 - 0,30
0,18 - 0,30
14 (±2)
12 (±2)
8 (±2)
Agreagat Pengunci (kg/m2)
19 (±1)
19 (±1)
19 (±1)
Residu Aspal Cair/ Emulsi Kedua
0,18 - 0,30
0,18 - 0,30
0,18 - 0,30
Asbuton Kedua (kg/m2)
Agreagat Penutup (kg/m2)
14 (±2)
12 (±2)
10 (±2)
10 (±1)
10 (±1)
10 (±1)
Residu Aspal Cair/ Emulsi
Pertama
Asbuton Pertama (kg/m2)
Catatan:
Gunakan Asbuton 50/30 dengan takaran minimum untuk daerah
tanjakan
6 - 107
Nomor 6.7.5 Poin 2 Subpoin a
Terdapat penyempurnaan menjadi :
JENIS ASPAL
TEMPERATUR PENYEMPROTAN (oC)
Pen. 60/70 (1)
Pen. 80/100 (1)
Aspal Cair MC70 (2)
Aspal Emulsi (2)
165 – 175
155 – 165
45 – 85
Tanpa Pemanasan
Catatan:
(1) : untuk Lapis Penetrasi Macadam
(2) : untuk lapis ikat awal pada Lapis Penetrasi Macadam Asbuton
6 - 108
Nomor 6.7.5 Poin 2 Subpoin b (ii)
Semula :
Penyemprotan Aspal di atas Agregat Pokok
Temperatur aspal dalam distributor harus dijaga
pada temperatur yang disyaratkan untuk jenis
aspal
yang
digunakan,.
Temperatur
penyemprotan dan takaran penyemprotan harus
disetujui oleh Pengawas Pekerjaan sebelum
pelaksanaan dimulai dan harus memenuhi
rentang yang disyaratkan masing-masing dalam
Tabel 6.7.5.1) dan 6.7.3.1). Cara penggunaan
harus memenuhi ketentuan dalam Pasal 6.1.4.3)
Spesifikasi Umum.
Menjadi :
Penyemprotan Aspal dan Penghamparan Asbuton Butir di atas
Agregat Pokok Temperatur aspal dalam distributor harus dijaga
pada temperatur yang disyaratkan untuk jenis aspal yang
digunakan, aspal keras untuk Lapis Penetrasi Macadam dan
aspal cair atau emulsi untuk Lapis Penetrasi Macadam Asbuton.
Temperatur penyemprotan dan takaran penyemprotan harus
disetujui oleh Pengawas Pekerjaan sebelum pelaksanaan
dimulai dan harus memenuhi rentang yang disyaratkan masingmasing dalam Tabel 6.7.5.1) dan 6.7.3.1). Cara penggunaan
distributor aspal harus memenuhi ketentuan dalam Pasal
6.1.4.3) Setelah aspal cair atau aspal emulsi disemprotkan
diatas agregat pokok sebagai lapis ikat awal untuk Lapis
Penetrasi Macadam Asbuton, maka asbuton butir yang bebas
dari gumpalan dihampar dengan takaran yang disyaratkan
dalam Tabel 6.7.3.2).
6 - 108
Nomor 6.7.5 Poin 2 Subpoin b (iii)
Terdapat penyempurnaan menjadi :
Segera setelah penyemprotan aspal dan penghamparan asbuton (hanya untuk Lapis
Penetrasi Macadam Asbuton), agregat pengunci harus ditebarkan pada takaran yang
disyaratkan dan dengan cara yang sedemikian hingga tidak ada roda yang melintasi
lokasi yang belum tertutup bahan aspal. Takaran penebaran harus sedemikian
hingga, setelah pemadatan, rongga-rongga permukaan dalam agregat pokok terisi
dan agregat pokok masih nampak.
6 - 108
Nomor 6.7.5 Poin 2 Subpoin b (iv)
Semula :
Penyemprotan Aspal di atas Agregat Pengunci (bilamana digunakan Agregat
Penutup)
Menjadi :
Penyemprotan Aspal dan Penghamparan Asbuton Butir di atas Agregat Pengunci
6 - 108
Nomor 6.7.5 Poin 2 Subpoin b (v)
Semula :
Penebaran dan Pemadatan Agregat Penutup (untuk Lapis Permukaan). Segera setelah
penyemprotan aspal agregat penutup harus ditebarkan pada takaran yang disyaratkan dan
dengan cara yang sedemikian hingga tidak ada roda yang melintasi lokasi yang belum tertutup
bahan aspal.
Menjadi :
Penebaran dan Pemadatan Agregat Penutup Segera setelah penyemprotan aspal atau
penghamparan asbuton butir (hanya untuk Lapis Penetrasi Macadam Asbuton), agregat penutup
harus ditebarkan pada takaran yang disyaratkan dan dengan cara yang sedemikian hingga tidak
ada roda yang melintasi lokasi yang belum tertutup bahan aspal.
6 - 109
Nomor 6.7.5 Poin 2 Subpoin c (ii)
Terdapat penyempurnaan menjadi :
Penyemprotan Aspal dan Penghamparan Asbuton Butir di atas Agregat Pokok Penyemprotan
aspal keras untuk Lapis Penetrasi Macadam dan aspalcair atau emulsi untuk Lapis Penetrasi
Macadam Asbuton dapat dikerjakan dengan menggunakan penyemprot tangan (hand sprayer)
dengan temperatur aspal yang disyaratkan. Takaran penggunaan aspalharus serata mungkin dan
pada takaran penyemprotan yang disetujui, sesuai dengan Tabel 6.7.5.1) dan 6.7.3.1). Cara
penggunaan harusmemenuhi ketentuan dalam Pasal 6.1.4.3) Spesifikasi Umum. Setelah aspal
cair atau aspal emulsi disemprotkan denganmenggunakan penyemprot tangan (hand sprayer)
diatas agregat pokoksebagai lapis ikat awal untuk Lapis Penetrasi Macadam Asbuton, maka
asbuton butir yang bebas dari gumpalan dihampar dengan takaranyang disyaratkan dalam Tabel
6.7.3.2).
6-109
Nomor 6.7.5 Poin 2 Subpoin c (iv)
Semula:
Penyemprotan Aspal atau Penghamparan Asbuton Butir di atas Agregat Pengunci (bilamana
digunakan Agregat Penutup)
Menjadi
Penyemprotan Aspal atau Penghamparan Asbuton Butir di atas Agregat Pengunci
:
6-109
Nomor 6.7.5 Poin 2 Subpoin c (iv)
Semula :
Penebaran dan Pemadatan Agregat Penutup (untuk Lapis Permukaan) Ketentuan Pasal
6.7.5.2).b).v) di atas digunakan.
Menjadi :
Penebaran dan Pemadatan Agregat Penutup Ketentuan Pasal 6.7.5.2).b).v) di atas digunakan.
TERIMA KASIH
Download