: : : : NAMA NIM MATA KULIAH DOSEN ALIF RODHIYAN 196020302111003 AKUNTANSI FORENSIK Prof. Drs. GUGUS IRIANTO , MSA., Ph.D., Ak. SELF LEARNING AND DEVELOPMENT KASUS FRAUDULENT FINANCIAL STATEMENT DI INDONESIA TAHUN 2018-2019 : REFLEKSI KUALITAS AUDIT DAN INDEPENDENSI AUDITOR 1. Pendahuluan Trust (kepercayaan) adalah pondasi pasar keuangan dan pasar modal. Kasuskasus kecurangan laporan keuangan (fraudulent financial statement) melanggar kepercayaan itu. Sebagaimana dibuktikan dengan kehancuran pasar modal dan krisis industri keuangan pada saat terjadi kecurangan laporangan keuangan seperti Enron dan WorldCom. Akibatnya dari tersebut banyak orang dan badan usaha yang secara langsung atau berinvestasi secara tidak langsung di pasar modal dirugikan atas kasus tersebut. Investor berinvestasi selama mereka memiliki kepercayaan pada kualitas, keandalan, dan transparansi informasi keuangan, termasuk laporan keuangan yang diaudit. fraudulent financial statement merupakan ancaman serius bagi kepercayaan para pelaku pasar terhadap informasi keuangan. Tahun 2019 merupakan tahun yang cukup berat untuk beberapa kantor akuntan publik (KAP) terkenal di Indonesia. Setidaknya, hingga awal Agustus 2019, ada dua KAP dikenakan sanksi administratif karena salah dalam melakukan audit atas laporan keuangan tahunan (LKT) perusahaan publik. Ditambah lagi, pelaporan yang salah ini terjadi pada perusahaan publik ternama di antaranya yakni PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk (AISA), dan PT Hanson International Tbk (MYRX). Berikut adalah kasus-kasus fraudulent financial statement yang menjerat KAP ternama yang terdaftar di Indonesia tahun 2018 sd 2019 : 1 No KAP Penjelasan Kasus 1 KAP Purwanto, Sungkoro, dan Surja (Member dari Ernst and Young Global Limited/EY) Penggelembungan (over statement) pendapatan senilai Rp 613 miliar untuk laporan keuangan tahunan (LKT) tahun 2016 pada PT Hanson International Tbk. Pendapatan yang dimaksud terkait dengan penjualan Kaveling Siap Bangun (Kasiba) yang diakui dengan metode akrual penuh, meskipun dalam LKT yang dimaksud tidak diungkapkan Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB). 2 KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang & Rekan (Member dari BDO International) Sanksi OJK (OJK) memberikan sanksi kepada Sherly Jakom dari KAP Purwanto, Sungkoro dan Surja karena terbukti melanggar undang-undang pasar modal dan kode etik profesi akuntan publik. Surat Tanda Terdaftar (STTD) Sherly dibekukan selama 1 tahun. Selain itu OJK juga memberikan sanksi kepada Direktur Utama Hanson International Benny Tjokrosaputro alias Bentjok sebesar Rp 5 miliar karena bertanggungjawab atas laporan keuangan tersebut. Kesalahan penyajian LKT Sanksi pembekuan izin 2018 terkait dengan selama 12 bulan terhadap perjanjian kerja sama Akuntan Publik (AP) Kasner penyediaan layanan Sirumpea atas LKT 2018 konektivitas dengan PT dari PT Garuda Indonesia Mahata Aero Teknologi. Tbk (GIAA). Kekeliruan ini menyebabkan perusahaan mampu mencatatkan keuntungan sebesar US$ 809.946, dari sebelumnya rugi US$ 216,58 juta. 2 3 KAP Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan (Afiliasi dari RSM International) Over statement hingga Rp 4 triliun pada akun piutang usaha, persediaan, dan aset tetap Grup TPS Food dan sebesar Rp 662 miliar pada pos penjualan serta Rp 329 miliar pada EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi) entitas bisnis Food. Ditemukan pula dugaan aliran dana sebesar Rp 1,78 triliun dengan berbagai skema dari Grup TPS Food kepada pihak-pihak yang diduga terafiliasi dengan manajemen lama. Investigasi atas lapkeu AISA ini dilakukan oleh EY. Khusus KAP ini, karena masih dalam penyelidikan, OJK belum merilis sanksi. 4 KAP Satrio, Bing, ENy & Rekan (Partner Deloitte Indonesia) Laporan Keuangan Tahunan PT SNP Finance, perusahaan pembiayaan, telah diaudit AP dari KAP Satrio, Bing, Eny dan Rekan dan mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian. Pengenaan sanksi terhadap AP dan KAP oleh OJK mengingat LKT yang telah diaudit tersebut digunakan SNP untuk mendapatkan kredit dari perbankan dan menerbitkan MTN yang berpotensi mengalami gagal bayar dan/atau menjadi kredit bermasalah sebesar Rp. 1,2 Triliun (Bank Mandiri) OJK resmi memberikan sanksi administratif berupa pembatalan pendaftaran kepada Auditor Publik (AP) Marlinna, Auditor Publik (AP) Merliyana Syamsul dan Kantor Akuntan Publik (KAP) Satrio, Bing, Eny dan Rekan yang merupakan salah satu KAP di bawah Deloitte Indonesia. Fraudulent financial statement terus menjadi perhatian besar bagi para regulator (Otoritas Jasa Keuangan/ OJK) dan investor. Kasus-kasus tersebut telah membuat kepercayaan terhadap Kantor Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit laporan keuangan diragukan. Konsep monitoring cost pada agency theory bisa berjalan 3 dengan baik, dengan adanya peranan dari KAP. Oleh karena itu menjadi sangat penting kualitas audit (audit quality) yang dilakukan KAP dalam perkembangan pasar modal dan pasar uang. 2. Kualitas Audit dan Independensi Auditor a. Kualitas Audit Kualitas audit penting karena laporan keuangan yang berkualitas dan bebas dari salah saji diakibatkan oleh audit kualitas (Sudarna & Ludigdo, 2014). Kemungkinan bahwa auditor akan menemukan salah saji tidak hanya tergantung pada kualitas pemahaman (kompetensi) auditor tetapi juga pada independensi auditor untuk melaporkan salah saji tersebut. Banyak penelitian sebelumnya telah meneliti pengaruh independensi terhadap kualitas audit. Salah satu artikel yang melakukan literature review penelitian-penelitian kualitas audit dan independensi auditor adalah artikel yang berjudul “Auditor Independence and Audit Quality : A Literature Review” ditulis oleh Nopmanee Tepalagul dari Chulalongkorn University, Bangkok, Thailand dan Ling Lin dari University of Massachusetts Dartmouth, North Dartmouth, USA. Jurnal ini menyajikan tinjauan komprehensif dari penelitian akademik yang berkaitan dengan auditor independensi dan kualitas audit. Tinjauan Pustaka yang disajikan di dalam jurnal ini dilakukan berdasarkan artikel yang dipublikasikan selama periode 1976-2013 di sembilan jurnal terkemuka yang terkait dengan audit. Jurnal ini membahas empat ancaman utama terhadap independensi auditor yaitu: a. Pentingnya klien; b. Layanan non-audit; c. Masa Jabaan Auditor d. Hubungan klien dengan perusahaan audit. Studi yang dilakukan di berbagai pengaturan internasional, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Australia, Cina, Jerman, Norwegia, Spanyol, dan lainnya. b. Dimensi Kualitas Audit Kualitas audit ditentukan oleh kompetensi dan independensi auditor. Auditor yang kompeten adalah auditor yang bisa menemukan adanya pelanggaran sedangkan auditor yang independen adalah auditor yang “bersedia” 4 melaporkan” pelanggaran tersebut. Terdapat lima dimensi dalam menentukan kualitas jasa audit, yaitu: - Reliability, yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan audit yang sesuai dengan janji yang ditawarkan. - Responsiveness, yaitu respon atau kesigapan auditor dalam membantu klien dan memberikan pelayanan audit yang cepat dan tanggap dengan penyampaian informasi yang jelas. - Assurance, meliputi kemampuan auditor atas: pengetahuan terhadap kualitas audit laporan secara tepat, kualitas keramahtamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberi pelayanan audit , keterampilan dalam memberikan informasi, kemampuan dalam memberikan keamanan di dalam memanfaatkan jasa audit yang ditawarkan, dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan klien terhadap auditor. - Dimensi empathy ini merupakan penggabungan dari dimensi: Akses (access), meliputi kemudahan untuk memanfaatkan jasa audit yang ditawarkan auditor. Komunikasi (communication), merupakan kemampuan melakukan komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada klien atau memperoleh informasi dari klien. - Pemahaman pada klien (understanding the client), meliputi usaha auditor untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan klien. c. Upaya Peningkatan Kualitas Audit Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas audit adalah: - Meningkatkan pendidikan profesionalnya, - Mempertahankan independensi dalam sikap mental - Dalam melaksanakan pekerjaan audit, menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama - Melakukan perencanaan pekerjaan audit dengan baik - Memahami struktur pengendalian intern klien dengan baik - Memperoleh bukti audit yang cukup dan kompeten - Membuat laporan audit yang sesuai dengan kondisi klien atau sesuai dengan hasil temuan 5 Standar audit profesional menyebutkan bahwa bukti audit harus cukup dan memadai (relevan dan handal) agar dapat memberikan dasar yang memadai untuk memberikan audit opinion (ISA 500, 2005). Bukti Audit digunakan oleh auditor untuk menarik kesimpulan tentang realitas yang relevan, dan tidak dapat diamati lagi. d. Independensi Auditor banyak kasus Fraudulent financial statement yang terjadi, baik di Indonesia maupun di dunia, seringkali terjadi kolusi antara klien (perusahaan yang diaudit) dengan auditor atau kantor akuntan publik (KAP) yang melakukan audit. Kolusi membuat dengan sengaja auditor meloloskan saja salah saji material yang ada pada laporan keuangan klien. Auditor dengan sengaja memberikan opini wajar tanpa pengecualian (unqualified audit opinion) pada laporan keuangan klien yang manipulatif. Kolusi dapat terjadi salah satunya karena ada kedekatan antara auditor dengan klien. Kedekatan bisa terjadi karena seseorang telah lama berhubungan dengan orang lain. Perikatan kerja atau kontrak yang telah lama terjalin, selama bertahun – tahun antara auditor dengan klien bisa membuat hubungan antara auditor dengan klien menjadi tidak ada batasan lagi, menjadi seperti teman bahkan seperti saudara. Hal inilah yang dikuatirkan dapat memicu kolusi. e. Rotasi Auditor (Audit Tenure) untuk Menjaga Independensi Auditor Salah satu solusi yang dapat digunakan untuk mencegah kecurangan dalam laporan keuangan ialah dilakukannya rotasi audit. Rotasi audit adalah peraturan perputaran auditor yang harus dilakukan oleh perusahaan, dengan tujuan untuk menghasilkan kualitas dan menegakkan independensi auditor. Tujuannya di bentuk sistem rotasi audit ialah untuk mentaati peraturan perundang- undangan, menjaga independensi auditor, serta menjaga kualitas audit. Makna lainnya adalah bahwa kedekatan hubungan (closeness) antara Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan klien sebagai akibat lamanya penugasan dapat mengurangi independensi dan ujungnya dapat menurunkan kualitas audit. Diharapkan dengan dilakukannnya rotasi audit dapat memberikan keuntungan baik dari pihak auditor maupun pihak klien. Dengan di bentuk sistem rotasi audit 6 akan memperkuat independensi auditor. Rotasi audit berkaitan dengan audit tenure. Audit tenure merupakan kondisi dimana Kantor Akuntan Publik diberikan batasan waktu dalam mengaudit. Audit tenure tidak berhubungan langsung dengan kualitas audit, karena audit tenur lebih berfokus pada perikatan yang terjadi antara Kantor Akuntan Publik dengan client. Tujuan di bentuknya sistem audit tenure ialah untuk mempertahankan sikap independensi auditor dan untuk me-minimalisir terjadinya kecurangan. Audit tenure dalam jangka waktu yang panjang dapat merusak independensi auditor sehingga dapat menurunkan kualitas audit. Dilihat dari tujuan audit tenure, menunjukkan adanya perikatan dengan klien yang memiliki dampak yang positif maupun negatif. Di dalam perikatan antara auditor dengan klien perlu di berikan pembatas waktu untuk mencegah terjadinya hal-hal yang melanggar kebijakan sebagai auditor yaitu indepensi auditor, maka di buatlah peraturan dalam rotasi audit. Pemerintahan telah menetapkan peraturan tentang rotasi audit dalam Peraturan Menteri Keuangan RI No 17/PMK.01/2008 pasal 3 ayat 1 yang bunyinya “Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) huruf a dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama 3 (tiga) tahun buku berturut-turut.” 3. Kasus Kualitas Audit dan Independensi Auditor pada Perusahaan Publik a. PT SNP Finance - Bisnis PT SNP Finance SNP Finance merupakan bagian usaha Columbia, jaringan ritel yang menawarkan pembelian barang rumah tangga secara kredit atau cicil. Dalam kegiatannya, SNP lah yang menyokong pembelian barang yang dilakukan oleh Columbia dengan sumber pendanaan dari perbankan atau surat utang. Di industri multifinance, SNP Finance boleh dibilang pemain kelas menengah ke bawah. Total pembiayaan yang disalurkannya pun tidak lebih dari Rp5 triliun per tahun. Maklum, barang yang dibiayainya hanya kasur, lemari, sofa, dan perabot rumah tangga lainnya. Berbeda dengan multifinance sekaliber BCA Finance, Astra Sedaya Finance, FIF, dan Adira Finance yang membiayai kendaraan roda empat 7 dan sepeda motor. Tak heran, pembiayaan yang mereka salurkan selalu berkisar puluhan triliun per tahun. Wajarlah, teman-teman seprofesi SNP Finance itu berinduk usaha pada bank umum. - Masalah PT SNP Finance SNP Finance diketahui menerima fasilitas kredit modal kerja dari 14 bank. Salah satu dan yang paling besar berasal dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. SNP Finance sendiri telah 20 tahun menjadi nasabah Bank Mandiri. Namun, pada 2016, perusahaan mengajukan restrukturisasi kredit. Saat itu, Bank Mandiri memasukkan SNP Finance dalam kelompok kolektibilitas 2 (kol 2) atau dalam perhatian khusus. Restrukturisasi kredit diperlukan bukan karena perusahaan menunggak pembayaran, melainkan agar perusahaan bisa mendapat kucuran dana dari bank lain. Alih-alih membaik, SNP Finance malah menunjukkan itikad buruk. Dalam beberapa bulan terakhir, kreditnya mulai macet dan manajemen perusahaan mengajukan pailit sukarela. Padahal, kredit macetnya saat itu mencapai Rp1,2 triliun. Selain itu, SNP Finance mengajukan pinjaman fasilitas kredit modal kerja dan rekening koran kepada Bank Panin periode Mei 2016 sampai 2017 dengan plafon kepada debitur sebesar Rp425 miliar. Salah satu tindakan yang dilakukan oleh SNP Finance untuk mengatasi kredit macetnya adalah menerbitkan surat utang berbentuk Medium Term Notes (MTN), yang diperingkat oleh Pefindo, lembaga pemeringkat, berdasarkan laporan keuangan yang diaudit oleh KAP DeLoitte. Menurut siaran pers Pefindo, biro kredit independen tersebut mendapuk SNP Finance dengan peringkat idA- (single A minus) sejak Desember 2015November 2017. Lalu, peringkat itu dinaikkan menjadi idA (single A) pada Maret 2018. Padahal, saat itu, keuangan SNP Finance mulai bermasalah. Dua bulan setelahnya, yakni Mei 2018, OJK mengeluarkan sanksi Pembekuan Kegiatan Usaha (PKU) terhadap SNP Finance melalui Surat Deputi Komisioner Pengawas IKNB II Nomor S-247/NB.2/2018. Pefindo pun buru-buru menyematkan peringkat idCCC (triple C) atau credit watch negative sebelum akhirnya menarik peringkat terhadap SNP Finance. - Pelanggaran Standar Audit terkait Kualitas Audit dan Independensi Auditor dan Sanksi 8 Dua akuntan publik yang mengaudit laporan keuangan SNP Finance, yakni Akuntan Publik Marlinna dan Merliyana Syamsul dari KAP KAP DeLoitte melanggar standar audit profesional. Menurut data resmi Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK), dalam mengaudit SNP Finance tahun buku 2012 - 2016, mereka belum sepenuhnya menerapkan pengendalian sistem informasi terkait data nasabah dan akurasi jurnal piutang pembiayaan. Akuntan publik tersebut juga belum menerapkan pemerolehan bukti audit yang cukup dan tepat atas akun piutang pembiayaan konsumen dan melaksanakan prosedur memadai terkait proses deteksi risiko kecurangan, serta respons atas risiko kecurangan. KAP DeLoitte Indonesia diberi sanksi berupa rekomendasi untuk membuat kebijakan dan prosedur dalam sistem pengendalian mutu akuntan publik terkait ancaman kedekatan anggota tim perikatan senior. Sanksi administratif kepada kantor akuntan publik yang diketahui melakukan pelanggaran dalam prosedur audit atas laporan keuangan PT Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP) Finance tahun buku 2012 hingga 2016. Sanksi administrasi diberikan setelah memperoleh pengaduan dari OJK. b. Kasus PT Hanson International Tbk - Bisnis PT Hanson International Tbk Menurut situs perseroan, PT Hanson International Tbk berdiri pada 1971. Awal mula bernama PT Mayertex Indonesia atau PT Mayer Textile Industri Indonesia (PDF) dan berdiri pada 7 Juli 1971 di Jakarta. Perseroan memasarkan saham kepada publik dengan melakukan initial public offering (IPO) pada 31 Oktober 1990 dan mencatatkan kode emiten MYRX di papan bursa. Pada 7 Mei 1997 perusahaan berganti nama menjadi PT Hanson Industri Utama Tbk. Perseroan kembali berganti nama menjadi PT Hanson International Tbk pada 2004 yang terus dipakai hingga saat ini. Bukan hanya nama, perseroan juga kerap melakukan peralihan area bisnis. Seiring turunnya harga tekstil akibat gempuran impor yang disebabkan longgarnya manajemen Pusat Logistik Berikat (PLB), Hanson mengubah haluan menjadi bisnis energi dan mineral. Caranya adalah dengan melakukan divestasi anak usaha PT Primayudha Mandirijaya (PMJ) yang bergerak di bidang tekstil pada 2007. Dengan menjual 99,99 persen saham anak perusahaan PMJ kepada PT Biratex Industries, Hanson International 9 dengan leluasa terjun ke bisnis batu bara. Dengan hilangnya usaha tekstil di perusahaan tersebut, maka perusahaan akan bertransformasi ke bisnis energi khususnya perdagangan dan produsen batu bara. Dalam proses transformasi bisnis ini, Hanson International melewati beberapa tahap. Pertama, MYRX menjadi produsen batu bara berkapasitas kecil dengan cara joint operation dan off taker. Selanjutnya MYRX menjadi produsen berkapasitas besar dengan memproduksi batu bara sendiri. Namun dalam perkembangannya bisnis batu bara yang dilakukan Hanson International tidak berjalan mulus. Penurunan harga komoditas dunia menekan kinerja Hanson. Puncaknya pada 2013 kala laba Hanson International merosot hampir 100 persen menjadi hanya Rp200 juta dibanding pada akhir 2011 yang sebesar Rp102 miliar. Diversifikasi bisnis kembali dilakukan perseroan. Benny Tjokrosaputro yang merupakan salah satu pemegang saham PT Hanson International mulai mengubah haluan dengan menyuntikkan bisnis properti yang terlebih dulu ia kenal melalui keluarganya. - Pelanggaran Standar Audit terkait Kualitas Audit dan Independensi Auditor MYRX telah salah dalam menyajikan total pendapatan di laporan keuangan tahunan (LKT) periode 2016. Kesalahan penyajian yang dimaksud terkait dengan penjualan Kaveling Siap Bangun (Kasiba). Menurut LKT MYRX tahun 2016, pada tanggal 28 Juni 2016 anak usaha tidak langsung perusahaan, yakni PT Blessindo Terang Jaya (BTJ), menandatangani perjanjual Jual Beli Tanah Kasiba dengan PT Asabri (Persero) yang memiliki 11,58% saham perusahaan. Dalam perjanjian tersebut, BTJ sepakat untuk melepaskan hak kepemilikan atas Kasiba di Perumahan Serpong Kencana seluas 168.336 meter persegi dengan jumlah kavling 2.338 unit. Total pendapatan yang diperoleh mencapai Rp 732 juta. Hal tersebut yang dipermasalahkan oleh OJK adalah perusahaan mengakui pendapatan tersebut dengan metode akrual penuh, padahal dalam LKT 2016 MYRX tidak mengungkapkan Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) atas transaksi tersebut. Berdasarkan dengan Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat (PSAK 44) pendapatan penjualan properti diakui dengan meted akrual penuh jika 10 telah memenuhi kriteria, termasuk proses penjualan telah selesai. "Proses penjualan dianggap telah selesai apabila pengikatan jual beli atau perjanjian jual beli telah berlaku, yaitu apabila pengikatan atau perjanjian tersebut telah ditandatangani oleh kedua belah pihak telah memenuhi persyaratan yang tercantum dalam pengikatan atau perjanjian jual beli agar pengikatan atau perjanjian tersebut berlaku." Namun dalam LKT 2016 perusahaan hanya menyebutkan kata "sepakat untuk melepaskan hak kepemilikan Kasiba," tanpa melampirkan keterangan PPJB atas perjanjian tersebut, Dengan kata lain tidak ada informasi serah terima, termasuk di dalamnya berapa jumlah pendapatan yang akan dibayarkan pada periode tertentu. Atas hal tersebut MYRX telah mengakui sebagian nilai dalam pos pendapatan atas kesepakatan tersebut sebesar Rp 613,17 miliar. MRYX diminta untuk melakukan restatement atas LKT 2016 dengan merevisi perolehan pendapatan. Ini berarti, setelah restatement total pendapatan perusahaan di tahun 2016 akan berkurang menjadi hanya Rp 126,86 miliar. Alhasil, perusahaan akan membukukan rugi operasi (usaha) mencapai Rp 312,91 miliar. - Pelanggaran Standar Audit terkait Kualitas Audit dan Independensi Auditor dan Sanksi MYRX terbukti melakukan pelanggaran akibat penjualan kavling siap bangun dengan nilai kotor Rp732 miliar. MYRX mengakui pendapatan dengan metode akrual penuh pada laporan keuangan tahunan periode 31 Desember 2016. Selain itu, perseroan pun tidak mengungkapkan perjanjian pengikatan jual beli kavling siap bangun di Perumahan Serpong Kencana tertanggal 14 Juli 2016. Kesalahan tersebut melanggar Ketentuan Pasal 69 Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal jo. huruf A angka 3 Peraturan No.VIII.G.7 tentang penyajian dan pengungkapan laporan keuangan emiten dan perusahaan publik jo. paragraf 36 tentang pernyataan standar akuntansi aktivitas pengembangan real estat (PSAK 44). Ketentuan lain yang dilanggar yakni pasal 69 UU Pasar Modal jo. huruf C angka 2 huruf d angka 1 dan huruf b. OJK pun memberikan sanksi administratif berupa denda Rp500 juta kepada MYRX dan perbaikan penyajian laporan 11 keuangan tahun buku 2016. Atas penjualan kavling siap bangun (KASIBA) dengan nilai kotor sebesar Rp732 miliar, PT Hanson International Tbk. mengakui pendapatan dengan metode akrual penuh pada laporan keuangan tahunan PT Hanson International Tbk. per 31 Desember 2016. Otoritas Jasa Keuangan mengenakan sanksi administratif dengan nilai total Rp5,6 miliar kepada PT Hanson International Tbk., emiten yang bergerak di bidang properti, akibat kesalahan penyajian laporan keuangan tahunan pada tahun buku 2016. Sanksi administratif dikenakan kepada Hanson International (MYRX), Direktur Utama MYRX Benny Tjokrosaputro, dan Direktur MYRX Adnan Tabrani termasuk denda dengan total Rp5,6 miliar. Selain itu, Sherly Jokom sebagai akuntan dari rekan pada Kantor Akuntan Publik Purwantono Sungkoro dan Surja, anggota Ernst and Young Global Limited, dikenakan sanksi administratif berupa pembekuan Surat Tanda Terdaftar (STTD) selama 1 tahun terhitung setelah ditetapkannya surat sanksi. 4. Kesimpulan a. Fraudulent financial statement merusak kepercayaan (trust) investor dan kreditor di pasar modal atau pada pembiayaan perbankan. Akibat lebih jauh lagi bahwa akan mengganggu perusahaan memperoleh dana dari pihak ketiga dan biaya yang rendah karena tingginya risiko fraud. Atas hal tesebut tentunya akan berpengaruh ke perekonomian negara bahkan global yang berakibat pada krisis keuangan. b. Upaya mengurangi fraudulent financial statement tidak hanya dengan meningkatkan kualitas audit dan independensi auditor namun juga diperlukan penguatan Corporate Governance perusahaan public itu sendiri, yaitu peranan dewan komisaris dan organnya yaitu komite audit. Peranan komite audit harus lebih ditingkatkan dalam rangka menjalankan fungsi pengendalian mereka terhadap efektivitas dan efisiensi pelaksanaan pekerjaan auditor serta memastikan terjaganya independensi auditor. c. Selain dari internal dan peranan akuntan, upaya mengurangi fraudulent financial statement juga melalui organisasi profesi (IAI dan IAPI) dan regulator (Otoritas Jasa Keuangan). Pelaporan keuangan yang kompleks dan diatur oleh 12 standar yang luas dari Dewan Standar Akuntansi Keuangan. Ada juga yang standar industri-didorong oleh badan pengatur lainnya, seperti OJK dan Kementerian Keuangan, IAPI, IAI dll. Selain peraturan terkait dengan industri tertentu, OJK secara langsung dan agresif terlibat pengawasan perusahaanperusahaan yang mempunyai akuntabilitas publik. Semua perusahaan aktif diperdagangkan saham harus menyampaikan laporan yang luas untuk OJK: tahunan, triwulanan, pernyataan proksi tahunan, laporan yang lebih teknis lainnya, sdan laporan yang hal yang material di luar periode pelaporan yang normal. Daftar Pustaka Pusat Pembinaan Profesi Keuangan Sekretariat Jenderal – Kementrian Keuangan. Akuntan Publik yang Dikenakan Sanksi Pembekuan Izin. Retrieved from http://pppk.kemenkeu.go.id/Publikasi/Index/11 Ayuningtyas. (2019). Gara-gara Lapkeu, Deretan KAP Ini Malah Kena Sanksi OJK. CNBC Indonesia. Retrieved from https://www.cnbcindonesia.com/market/20190809123549-17-90910/gara-garalapkeu-deretan-kap-ini-malah-kena-sanksi-ojk DeAngelo, L. E. (1981). Auditor size and audit quality. Journal of accounting and economics, 3(3), 183-199. https://doi.org/10.1016/0165-4101(81)90002-1 IAPI. (2016). Draf Panduan Indikator Kualitas Audit oada Kantor Akuntan Publik. Jakarta Retrieved from http://iapi.or.id/uploads/article/exposure-draft-panduanindikator- kualitas-audit-5804a2d00298b.pdf. Limani, Arta. What is a high quality audit?. published by Amcham’s magazine HORIZON. Retrieved from https://www2.deloitte.com/al/en/pages/audit/articles/highquality-audit.html Septriani, Y. (2012). Pengaruh Independensi Dan Kompetensi Auditor Terhadap Kualitas Audit, Studi Kasus Auditor Kap Di Sumatera Barat. Jurnal Akuntansi & Manajemen, 7(2), 78-100. Sudarna, M., & Ludigdo, U. (2014). Pengaruh Kompetensi, Independensi Dan Ukuran Auditee Terhadap Kualitas Audit. El Muhasaba: Jurnal Akuntansi, 5(2), 226-239. https://doi.org/10.18860/em.v5i2.2861 Tepalagul, N., & Lin, L. (2015). Auditor independence and audit quality: A literature review. Journal of Accounting, Auditing & Finance, 30(1), 101-121. https://doi.org/10.1177/0148558x14544505 13