Uploaded by kevinararagi2

CE I

advertisement
CASE REPORT I
BAB I – CASE ILLUSTRATION
Data gathering
A. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. I
Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 65 tahun
Alamat
: Desa Kayuagung, Sepatan
Pekerjaan
: Pensiunan
Status
: Menikah
Sumber
: Autoanamnesis
Tanggal
: 23 Agustus 2016
B. KELUHAN UTAMA
Sesak nafas sejak dua hari yang lalu.
C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas sejak dua hari yang lalu. Sesak nafas yang dialami
hilang timbul dan terkadang disertai dengan batuk-batuk tanpa dahak. Sesak nafas yang pasien alami
berbunyi mengi. Sesak nafas akan timbul pada saat melakukan aktivitas fisik seperti berjalan cukup
lama dan makin sesak apabila tetap melanjutkan aktivitasnya. Sesak nafas dapat berkurang apabila
pasien beristirahat. Pasien mengatakan tidak ada demam. Pasien sudah pernah berobat ke dokter
sekitar dua bulan yang lalu. Pasien mendapatkan dua jenis obat dan pasien tidak mengingat nama
obatnya. Pasien mengakui jika tidak mengkonsumsi obat secara teratur, terkadang masih suka timbul
sesak nafas. Pasien tidak ada gangguan pada buang air besar maupun buang air kecil.
D. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pasien memiliki riwayat asma sejak dua tahun yang lalu. Pasien pernah dirawat karena
serangan asma dua bulan yang lalu. Riwayat darah tinggi, penyakit jantung, alergi, dan kencing manis
disangkal pasien.
E. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Nenek pasien memiliki riwayat asma. Keluarga pasien tidak memiliki riwayat penyakit
jantung, diabetes mellitus, dan darah tinggi.
F. RIWAYAT SOSIAL PASIEN
Pasien tinggal dengan keluarga anak laki-lakinya. Pasien dulunya bekerja sebagai buruh
pabrik. Pasien tidak merokok. Pasien juga tidak pernah minum alkohol. Pola makan pasien sebelum
sesak nafas muncul pun teratur.
Resume
Tn. I dengan umur 65 tahun datang dengan keluhan sesak nafas dengan karakteristik hilang
timbul dan terkadang disertai dengan batuk-batuk tanpa dahak yang sudah berlangsung sejak dua hari
yang lalu. Sesak nafas yang pasien alami berbunyi mengi. Sesak nafas yang pasien rasakan hanya
terjadi pada saat melakukan aktivitas fisik seperti berjalan cukup lama dan makin sesak apabila tetap
melanjutkan aktivitasnya dan dapat berkurang apabila pasien beristirahat. Pasien mengakui jika tidak
mengkonsumsi obat yang tidak ingat namanya secara teratur, terkadang masih suka timbul sesak nafas.
Pasien memiliki riwayat asma sejak dua tahun yang lalu. Pasien pernah dirawat karena asma dua
bulan yang lalu. Nenek pasien memiliki riwayat asma.
Diagnosis
Asma bronkhial
Diagnosis Banding
Bronkitis akut
BAB II – DISEASE REVIEW
Asma bronkhial adalah suatu penyakit pernapasan dengan ciri meningkatnya respon-respon
trakhea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan
nafas yang luas dan derajatnya berubah-ubah secara spontan maupun sebagai hasil pengobatan. Asma
bronkhial dapat disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang spesifik seperti debu, serbuk bunga, bulu
binatang, obat-obatan, udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi saluran
pernafasan.
Gejala klinis yang timbul pada penyakit asma bronkhial adalah batuk, dispnea, mengi, dan
sesak nafas. Serangan asma biasanya bermula mendadak dengan batuk dan rasa sesak dalam dada,
disertai dengan mengi. Ekspirasi selalu lebih susah dan panjang. Jalan nafas yang tersumbat
menyebabkan dispnea.
Asma ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos bronkhiolus yang menyebabkan sesak
nafas. Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan jumlah antibodi IgE yang
abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen
spesifikasinya. Bila seseorang menghirup alergen maka IgE orang tersebut meningkat, alergen
bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan
mengeluarkan berbagai macam zat seperti histamin, eosinofilik, dan bradikinin. Efek gabungan dari
semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun
sekresi mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga
menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat. Pada penderita asma biasanya dapat
melakukan melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi. Hal
ini menyebabkan dispnea.
BAB III – CASE REASONING
Saya memilih asma bronkhial sebagai diagnosis kerja pasien. Keluhan utama yang pasien
alami adalah sesak nafas yang dapat disebabkan oleh gangguan pada paru-paru atau jantung, tetapi
sesak nafas yang juga disertai dengan batuk-batuk merupakan gejala yang lebih mengarah kepada
gangguan paru-paru. Bunyi mengi yang dihasilkan oleh pasien merupakan suara nafas yang terjadi
karena adanya penyempitan atau penyumbatan pada jalan udara. Bunyi tersebut sering ditemukan
pada pasien yang menderita asma dan banyak proses yang berkaitan dengan bronkokonstriksi. Sesak
nafas yang dipicu oleh aktivitas fisik juga merupakan salah satu faktor pemicu dari timbulnya asma
pada pasien.
Pasien memiliki riwayat asma pada keluarga yaitu neneknya dan adanya riwayat asma pada
keluarga merupakan faktor resiko dari asma bronkial. Pasien juga memiliki riwayat asma sejak dua
tahun yang lalu, sehingga keluhan sekarang ini kemungkinan merupakan serangan asma kembali.
Pasien tidak mengalami demam yang merupakan tanda dari infeksi bakteri ataupun virus dan
merupakan salah satu gejala dari bronkitis.
SOURCE
Asthma and Allergies Foundation of America. Asthma and Allergies. http://asthmaandallergies.org/
(Diakses 27 Agustus 2016)
L. Hill, Vanessa, Pamela Runge Wood. American Academy of Pediatrics. Asthma Epidemiology,
Pathophysiology, and Initial Evaluation. http://pedsinreview.aappublications.org/content/30/9/331
(Diakses 28 Agustus 2016)
KEVIN SUWANDI – 00000011726 – BATCH 2015 – PUSKESMAS SEPATAN B
CASE REPORT II
BAB I – CASE ILLUSTRATION
Data gathering
A. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. A
Kelamin
: Perempuan
Umur
: 61 tahun
Alamat
: Desa Mekar Jaya, Sepatan
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Status
: Menikah
Sumber
: Autoanamnesis
Tanggal
: 23 Agustus 2016
B. KELUHAN UTAMA
Sesak nafas sejak tiga bulan yang lalu.
C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas dengan karakteristik nafas pendek dan hilang
timbul yang disertai dengan batuk-batuk berdahak berwarna kekuningan yang sudah berlangsung
sejak tiga bulan yang lalu. Sesak nafas pasien semakin parah apabila pasien beraktivitas berat dan
berkurang apabila pasien beristirahat. Pasien mengatakan dalam kurun waktu tiga bulan yang lalu
pernah mengalami demam yang berlangsung sekitar tiga hari dengan demam berjalan terus menerus
dan semakin tinggi pada saat malam hari. Nafsu makan pasien juga berkurang sejak mengalami sesak
nafas. Pasien sudah pernah berobat sekitar dua minggu yang lalu dan mendapat menerima obat
Levofloxacin tetapi belum sembuh total. Pasien mengkonsumsi obat secara teratur dan kondisi
kesehatannya membaik.
D. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Sekitar enam bulan yang lalu, pasien pernah terkena penyakit tifus. Pasien tidak pernah
mengalami keluhan yang sama sebelumnya. Riwayat darah tinggi, penyakit jantung, dan kencing
manis disangkal pasien.
E. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Tidak ada anggota keluarga dari pasien yang pernah mengalami keluhan seperti pasien.
Keluarga pasien tidak memiliki riwayat penyakit jantung, diabetes mellitus, darah tinggi, ataupun
asma.
F. RIWAYAT SOSIAL PASIEN
Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga. Pasien tidak pernah merokok maupun minum
alkohol. Pola makan pasien sebelum sesak nafas muncul pun teratur. Keluarga ataupun tetangga dekat
pasien tidak ada yang merokok ataupun terkena penyakit seperti pasien.
Resume
Ny. A dengan umur 61 tahun datang dengan keluhan sesak nafas dengan karakteristik nafas
pendek dan hilang timbul yang disertai dengan batuk-batuk berdahak berwarna kekuningan yang
sudah berlangsung sejak tiga bulan yang lalu yang pernah diikuti dengan demam yang berlangsung
sekitar tiga hari dengan demam berjalan terus menerus dan semakin tinggi pada saat malam hari.
Sesak nafas pasien semakin parah apabila pasien beraktivitas berat dan berkurang apabila pasien
beristirahat. Nafsu makan pasien berkurang sejak sesak nafas. Pasien sudah berobat dua minggu yang
lalu dan menerima Levofloxacin tetapi belum sembuh total. Sebelum sesak nafas pasien pernah
terkena penyakit tifus.
Diagnosis
Pneumonia
Diagnosis Banding
ISPA
Bronkitis akut
BAB II – DISEASE REVIEW
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli) biasanya
disebabkan oleh masuknya kuman bakteri, yang ditandai oleh gejala klinis batuk, demam tinggi dan
disertai adanya nafas cepat ataupun tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. Pneumonia yang
ada di kalangan masyarakat umumnya disebabkan oleh bakteri, virus, mikoplasma (bentuk
peralihan antara bakteri dan virus) dan protozoa.
Gejala penyakit pneumonia biasanya didahului dengan infeksi saluran napas atas akut selama
beberapa hari. Selain didapatkan demam, menggigil, sesak napas, nyeri dada dan batuk dengan dahak
kental, terkadang dapat berwarna kuning hingga hijau. Pada sebagian penderita juga ditemui gejala
lain seperti nyeri perut, kurang nafsu makan, dan sakit kepala.
Pada umumnya pneumonia termasuk kedalam penyakit menular yang ditularkan melalui
udara. Sumber penularan adalah penderita pneumonia yang menyebarkan kuman ke udara pada saat
batuk atau bersin dalam bentuk droplet. Inhalasi merupakan cara terpenting masuknya kuman
penyebab pneumonia ke dalam saluran pernapasan yaitu bersama udara yang dihirup, disamping itu
terdapat juga cara penularan langsung yaitu melalui percikan droplet yang dikeluarkan oleh penderita
saat batuk, bersin dan berbicara kepada orang di sekitar penderita, transmisi langsung dapat juga
melalui ciuman, memegang dan menggunakan benda yang telah terkena sekresi saluran pernapasan
penderita.
Faktor risiko penyebab terjadinya pneumonia meliputi konsumsi alkohol berlebihan, memiliki
gangguan sistem imun, kondisi ventilasi pada tempat tinggal, dan lain-lain.
BAB III – CASE REASONING
Saya memilih pneumonia sebagai diagnosis kerja pasien. Keluhan utama yang pasien alami
adalah sesak nafas yang dapat disebabkan oleh gangguan pada paru-paru atau jantung, tetapi sesak
nafas yang juga disertai dengan batuk-batuk merupakan gejala yang lebih mengarah kepada gangguan
pada paru-paru. Batuk-batuk berdahak yang berwarna kekuningan juga merupakan karakteristik dari
penyakit pneumonia. Pasien juga pernah mengalami demam yang menandakan adanya inflamasi yang
bisa disebabkan oleh bakteri ataupun virus. Pasien juga sudah berobat dan medapatkan Levofloxacin
yang merupakan sebuah antibiotik yang digunakan pada pasien dengan infeksi bakteri.
Gejala-gejala yang dialami pasien kurang mengarah ke ISPA yang biasanya memiliki gejala
lain seperti sakit tenggorokan, sulit atau sakit menelan, dan hidung berair atau tersumbat. Keluhan
pasien yang sudah dialami sejak tiga bulan yang lalu pun juga bukan merupakan karakteristik dari
bronkitis akut yang biasanya berlangsung sekitar satu bulan saja.
SOURCE
American Lung Association. Pneumonia. http://www.lung.org/lung-health-and-diseases/lung-diseaselookup/pneumonia/ (Diakses 27 Agustus 2016)
World Health Organization. 2016. Pneumonia. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs331/en/
(Diakses 4 November 2016)
Download