Uploaded by User80191

1166-3364-2-PB-dikonversi

advertisement
JURNAL STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN VULNUS
LACERATUM DI INSTALASI GAWAT DARURAT
PUSKESMAS BANGSAL MOJOKERTO
JEKI TASIJAWA
1514401007
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
STIKES MAJAPAHIT MOJOKERTO
TAHUN 2018
HALAMAN PENGESAHAN
ASUH.4N KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN VULNUS
IILACERATUM DI INSTALASI GAWAT DARURAT
PUSKESMAS BANGSAL
MOJOKERTO
JEKI TASIJAWA
1514401007
Pemtbimbing 1
Dwiharini P, S›.Kep., Ns., M.Kep
l*l‹IlNYA 1“AAN
Mojokcrto
NAMA
NIM
1514401007
: 193 Kcperawatan
Setujii nasñah juinal yang disusun oleh yang hersangkutan setelah mendapatkan
arahan dari pembimbing, di publikasikan dengan mencantumkan nama tim
pembimbing.
Demikian harati maklum.
Mojoketto, 07-08-2018
JEKI TASIJAWA
Mengetahui
Pembiimbing 1
Dwiharini P, S.lKep., Ns., M.Key
Pembimbing 2
Siti Rachmah.
ASUHAN KEPERAWATAN VULNUS LACERATUM DI INSTALASI DI RUANG
(IGD) INSTALASI GAWAT DARURAT
PUSKESMAS BANGSAL
MOJOKERTO
Jeki Tasijawa1514401007
Dwiharini Puspitaningsih, S.Kep., Ns., M.Kep
Siti Rachma, SKM.,M. Kes
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto
Subject : Vulnus laceratum, kerusakan integritas kulit, resiko infeksi
Description
Masalah yang sering dialami manusia pada daerah kulit salah satunya luka, salah
satunya adalah vulnus laceratum. Kejadian luka robek di Amerika kurang lebih 2,5 juta
penduduknya memerlukan pertolongan medis setiap tahunnya dan 12.000 diantaranya
meninggal akibat luka robek yang berat. Berdasarkan data yang di dapat menyatakan
kejadian luka robek di indonesia belum disebutkan secara jelas.
Dan dari data yang di dapatkan 03 juli 2018 di puskesmas bangsal dalam 1 bulan terdapat
kurang lebih 30 kasus pasien dengan vulnus, rata-rata kasus pasien dengan vulnus dalam
jangka waktu 1 minggu per hari terdapat 7 pasien dengan vulus. Proses penyembuhan luka,
jika terjadi irigasi atau infeksi pada luka maka perawatan luka mnggunakan normal salin atau
cairan NaCI 0,9% tidak lebih meninggikan resiko infeksi jika di bandingkan dengan tap
water, artinya penggunaan normal salin pada tindakan irigasi luka di perbolehkan dan
penggunaan normal salin sudah sangat sering di jumpai di semua rumah sakit besar.
Dari hasil pengkajian keperawatan di tetapkan 2 diagnosa prioritas yaitu kerusakan
integritas kulit dan resiko terjadinya infeksi. Pada partisipan 1 berusia 63 tahun mengatakan
nyeri pada daerah luka pada kaki sebelah kanan. Pada emeriksaan fisik partisipan 1 terdapat
TD : 110/80 mmHg, nadi :85x/menit, suhu :36,5ºc, RR : 20x/menit. Pada partisipan 2
terdapat berusia 24 tahun mengatakan nyeri pada daerah kaki sebelah kanan. Saat pengkaian
pasien mengalami nyeri dah hasil pengkajian didapatkan TTV, TD : 120/80 mmHg, nadi :
82x/menit, suhu 37,5ºc, RR : 22x/menit. Tindakan yang dilakukan pada 2 partisipan hampir
semuanya sama yaitu mulai dari: Mempersiapkan alat, cuci tangan 6 langkah, memakai
handscon, mencuci luka dengan cairan Nacl 0,9%, memberikan betadin, Injeksi oksitosin 1
ampul, lakukan hacting, penutupan luka serta mengkaji TTV. Hasil evaluasi yang di lakukan
pada 2 partisipan adalah pasien di beritahukan agar menjaga luka tetap kering dan bersih serta
pasien disarankan agar dalam jangka waktu 3 hari harus kontrol lagi ke rumah sakit.
Pemantauan dalam setiap kunjungan pada partisipan agar lebih memperhatikan kebersihan
luka, dan segera ke tenaga kesehatan jika terjadi luka jangan memberikan obat atau ramuan
apapun terhadap luka khusunya luka terbuka. Perawat dan anggota tim kesehatan yang
paling banyak berhubungan dengan pasien di tuntut meningkatkan secara terus menerus
dalam hal pemberian informasi dan pendidikan kesehatan sesuai dengan latar belakang
pasien.
ABSTRACT
Problems that are often experienced by humans in the skin area, one of which is the vulnus
laceratum. The incidence of torn wounds in America approximately 2.5 million people need
medical help every year and 12,000 of them die from severe torn wounds. Based on the data
that can be stated the incidence of torn injuries in Indonesia has not been clearly stated.
And from the data that was obtainednt July 3,2018 in the Puskesmas Bangsal in 1 month
there were approximately 30 cases of patients with vulnus, the average case of patients with
vulnus within 1 week per day there were 7 patients with vulnus. The wound healing process,
if there was irrigation or infection in the wound, then wound treatment using normal saline
or 0.9% NaCI fluid,it did not increase the risk of infection if compared with tap water,
meaning that use of normal saline in wound irrigation is permitted and the use of normal
saline it has been very often encountered in all major hospitals.
From the results of nursing studies, 2 priority diagnoses were determined, namely damage
to skin integrity and risk of infection. In participant 1,63 years old said pain in the area of the
wound on the right leg. In the physical examination of participant 1 there was a blood
preassure: 110/80 mmHg,Heart pulse: 85x / minute, Bodytemperature: 36.5ºc, RR: 20x /
minute. In participant 2 a 24-year-old said pain in the right leg area.During the examnation
patient was experiencing pain the results of the study were obtained vital sign blood
preassure: 120/80 mmHg, heart pulse: 82x / minute,Body temperature 37.5ºc, RR: 22x /
minute. The actions taken on 2 participants were almost the same, starting from: Preparing
the tool, washing hands with 6 mi, using the handscoon, washing the wound with 0.9% Nacl
liquid, giving betadine, 1 ampoule of oxytocin injection, suturing, wound closure and
assesing vital sign . The results of the evaluations conducted on 2 participants were that the
patient was told to keep the wound dry and clean and the patient was advised that within 3
days they had to control to the hospital again.
Monitoring in each visit to the participants is,to pay more attention to the cleanliness of
the wound, and immediately go the health worker, do not give any medication or ingredients
to the wound especially the open wound. Nurses and members of the health team that are
most in contact with patients are required to improve continuously in terms of providing
information and health education in accordance with the patient's background.
Keywords: vulnus laceratum, damage to skin integrity, risk of infection
1. Pendahuluan
Masalah yang sering dialami manusia pada daerah kulit salah satunya luka,
salah satunya adalah vulnus laceratum. Kejadian luka robek di Amerika kurang lebih 2,5
juta penduduknya memerlukan pertolongan medis setiap tahunnya dan 12.000
diantaranya meninggal akibat luka robek yang berat. Mengetahui bagaimana asuhan
keperawatan pada pasien dengan vulnus laceratum. Vulnus laceratum merupakan
hilangnya dan rusaknya sebagian jaringan tubuh yang umumnya banyak dialami
seseorang dalam kecelakaan lalu lintas. Bisa di sebabkan oleh tarauma benda tajam atau
tumpul antara lain : Trauma mekanis yang di sebabkan karena tergesek, terpotong,
terbentur dan terjepit, trauma elektris dan penyebab cidera karena listrik dan petir,
trauma termis di sebabkan oleh panas dan dingin, trauma kimia, yang di sebabkan oleh
zat kimia yang bersifat asam dan basah serta zat iritif dan berbagai korosif lainnya.
Menurut Potter (2010) vulnus laceratum dapat di sebabkan oleh :
Vulnus laceratum tarjadi akibat kekerasan benda tumpul, goresan, jatuh dan
kecelakan. Sehingga kontuinitas jaringan terputus. Pada umumnya respon tubuh terhadap
trauma akan terjadi proses peradangan atau inflamasi. Reaksi peradangan akan terjadi
apa bila jaringan terputus. Dalam keadaan ini ada peluang besar timbulnya infeksi yang
sangan hebat. Penyebabnya cepat yang di sebabkan oleh mikroorganisme yang biasanya
tidak berbahaya. Reaksi peradangan itu sebenarnya adalah peristiwa yang di
kordinasikan dengan baik yang dinamis dan kontinyu yang menimbulkan reaksi
peradangan maka jaringan harus hidup dan harus di mikrosekualasi fungsioanal. Jika
jaringan yang nekrosis luas maka reaksi peradangan tidak di temukan di tengah jaringan
yang hidup dengan sirkulasi yang utuh terjadi pada tepi nya antara jaringan mati dan
hidup. Nyeri timbul karena kulit mengalami luka infeksi sehingga terjadi kerusakan
jaringan. Sel-sel yang rusak akan membentuk zat kimia sehingga menurunkan ambang
stimulus terhadap reseptormekano sensitif dan hernosenssitif. Apabila nyeri di atas hal
ini dapat mengakibatkan gangguan rasa nyaman nyeri yang berlanjut istirahat atau tidur
terganggu dan terjadi ketertiban gerak, (Potter & Perry 2010).
2. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini bersifat Deskriptif Korelasi degan pendekatan Cross Section
dimana peneliti melakukan penelitian pada partisipan secara independen dan dependen
kemudian baru melihat faktor yang berhubungan dengan masalah yang ada dalam waktu
yang bersamaan. Dari hasil pengkajian pada tanggal 21 juli 2018, pukul 11.15 wib,
partisipan 1 berusia 63 tahun mengatakan nyeri pada daerah luka pada laki sebelah
kanan. Saat pengkajian pasien mengalami nyeri pada daerah luka kaki sebelah kanan.
Dari hasil pengkajian didapatkan TTV, TD : 110/80 mmHg, nadi :85x/menit, suhu
:36,5ºc, RR : 20x/menit. Pada partisipan 2 tanggal 01 agustus 2018, pukul 11.30 wib
pasien berusia 24 tahun mengatakan nyeri pada daerah kaki sebelah kanan. Saat
pengkaian pasien mengalami nyeri dah hasil pengkajian didapatkan TTV, TD : 120/80
mmHg, nadi : 82x/menit, suhu 37,5ºc, RR : 22x/menit.
3. Hasil dan Pembahasan
Program yang biasanya dilakukan di ruangan IGD Puskesmas Bangsal pada 2
partisipan dengan luka adalah perawatan luka dengan tehnik haecting secara steril,
sebelum proses perawatan luka perawat melakukan tehnik cuci tangan 6 langkah
sebelum atau sesudah berinteraksi dengan pasien. Kondisi geografis ruangan instalasi
gawat darurat puskesmas bangsal terdapat 3 bed, dan di samping belakang ruang IGD
terdapat kamar mandi pasien. Ruang IGD berdekatan dengan ruang farmasi sebelah kiri
dari depan sedangkan sebelah kanan berdekatan dengan loket puskesmas bangsal. Bagian
belakang ruangan IGD terdapat ruangan persalinan. Dari hasil pengkajian pada tanggal
21 juli 2018, pukul 11.15 wib, partisipan 1 berusia 63 tahun mengatakan nyeri pada
daerah luka pada laki sebelah kanan. Saat pengkajian pasien mengalami nyeri pada
daerah luka kaki sebelah kanan. Dari hasil pengkajian didapatkan TTV, TD : 110/80
mmHg, nadi :85x/menit, suhu :36,5ºc, RR : 20x/menit. Pada partisipan 2 tanggal 01
agustus 2018, pukul 11.30 wib pasien berusia 24 tahun mengatakan nyeri pada daerah
kaki sebelah kanan. Saat pengkaian pasien mengalami nyeri dah hasil pengkajian
didapatkan TTV, TD : 120/80 mmHg, nadi : 82x/menit, suhu 37,5ºc, RR : 22x/menit.
Penyembuhan Luka
Tabel 1.: Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan perawatan luka pada klien luka
robek (vulnus laceratum) di ruangan instalasi gawat darurat puskesmas bangsal
mojokerto 2018
No
1
2
Total
Perawatan luka F
Baik
26
Kurang baik
14
40
%
65,0
35,0
100
Tabel 2: Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Penyembuhan luka pada klien luka
robek (vulnus laceratum) di ruangan instalasi gawat darurat puskesmas bangsal
mojokerto 2018
No
1
2
Total
Perawatan luka
Baik
Kurang baik
F
25
15
40
%
62,5
37,5
100
Penatalaksanaan
Dalam manajmen perawatan luka ada beberapa tahap yang dilakukan yaitu evaluasi luka,
tindakan antiseptik, pembersihan luka,pembalutan, pemberian antibiotik dan pengangkatan
jahitan.
1. Evaluasi luka melputi anamnesis dan pemriksaan fisik (lokasi dan eksploraasi)
2. Tindakan antiseptik, prinsionya untuk mensucikan kulit. Untuk melakukan pencucian
atau pembersihan luka biasanya digunakan cairan atau larutan antiseptik seperti :
a. Alkohol, sifatnya bakterisida kuat dan cepat ( efektif ).
b. Alogen dan senyawanya.
c. Oksidansia.
d. Logam berat dan garamnya.
e. asam borat, sebagai bakteriostatik lemah konsentrasi 3%.
f. Derivat fenol.
g. Basa ammonium kuartener.
h. Penjahitan luka
Luka bersih yang diyakini tidak mengalami infeksi serta berumur kurang dari 8 jam boleh
dijahit primer sedangkan luka yang terkontaminasi berat dan atau tidak berbatas sebaiknya
dibiarkan sembuh persekundam atau pertertiam.
1. Penutupan luka
Penutupan luka adalah mengupayakan kondisi lingkungan yang baik ada luka sehingga
proses penyembuhan berlangsung optimal.
2. Pembalutan
Pertimbagan dan menutup pembalut luka sangat tergantung pada kondisi luka.
Pembelutan berfungsi sebagai pelindung terhadap penguapan, infeksi, mengupayakan
lingkungan yang bai bagi luka dalam peroses penyembuhan, sebagai fiksasi dan efek
penekanan yang mencegah berkumpulnya rembisan darah yang menyebabkan hematom.
3. Pemberian antibiotik
Prinsip pada luka bersih tidak perlu di berikan antibiotik dan pada luka terkontaminasi
atau kotor maka perlu dibrikan antibiotik.
4. Pengangkatan jahitan
Jahitan diangkat bila fungsinya sudah tidak di perukan lagi. Waktu pengangkatan jaitan
tergantung dari berbagai faktor seperti, lokasi pengankatan luka, usia, kesehatan luka,
sikap pederita dan adanya infeksi (Ekaputra, Erfandi 2013).
Kesimpulan
Dari data hasil pengkajian yang dilakukan didapatkan hasil yang sama antara pasien 1
dan 2. Pasien 1 dengan uais 36 tahun dengan keluhan mengatakan nyeri pada daerah luka
pada laki sebelah kanan. Diagnosa Keperawatan dari hasil pengkajian dan ditunjang dengan
data yang ada sitegakkan diagnosa gangguan integritas kulit dan resiko terjadi infeksi pada
pasien 1, dan diagnosa yang sama pada pasien ke 2 yaitu gangguan integritas kulit serta
resiko terjadi infeksi. Intervensi Keperawatan Intervensi yang dilakukan yaitu diagnosa
keperawatan untuk pasien mempunyai intervensi da kriteria hasil yang sudah sesuai dengan
kondisi pasien yang mengaci pada teori yang sudah ada. Implementasi tindakan keperawatan
yang dilakukan pada pasien saat pengkajian dilakukan sesuai dengan intervensi yang sudah
direncanakan. Evaluasi Evaluasi yang dilakukan selama 35 menit, setelah dilakukan tindakan
pada saat pengkajian nyeri dapat berkurang, intervensi dilanjutkan dan pasien dianjurkan
untuk menjaga agar kulit tetap kering dan bersih.
Alamat Correspondensi
Email
Alamat
No. Hp
: [email protected]
: Desa Waspait, Kecamatan Fenaleisela, Kabupaten Buru.
0821 9776 7079
DAFTAR PUSTAKA
Maryunani, Anik. 2010. Nyeri Dalam Persalinan Teknik Dan Cara Penanganannya. Trans
Info Media: Jakarta.
Potter & Perry, (2010). Manajemen Nyeri. Available at : www.digilip.fakultas-keperawatangood.hjkduw/dkhdfy.html
Zuhan Arif, dkk 2014Fakultas Kedokteran Universitas [email protected]
Download