RS a/ Institusi PELAYANAN KESEHATAN yg menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yg menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, & gawat darurat Rawat Inap Kegawatdaruratan a/ keadaan klinis pasien yg butuh tindakan medis segera guna penyelamatan nyawa & pencegahan kecacatan lebih lanjut Promotif Pelayanan Kesehatan Paripurna meliputi: Gawat Darurat Rawat Jalan Preventif Kuratif Rehabilitatif Pasien a/ setiap orang yg melakukan konsultasi masalah kesehatannya u/ memperoleh pelayanan kesehatan yg diperlukan, baik secara langsung maupun tdk langsung di RS. Pasien Tugas & Fungsi Asas & Tujuan RS RS diselenggarakan berasaskan pancasila Berdasarkanpd nilai kemanusiaan, etika & profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak & anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan & keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial Tujuannya: 1. 2. 3. 4. Memudahkan akses masyarakat u/ medapat pelayanan kesehatan Memberi perlindungan terhadap keselamatan pasien, msyarakat, lingkungan RS, & SDM di RS Meningkatkan mutu & mempertahankan standar pelayanan RS Memberi kepastian hukum kpd pasien, masyarakat, SDM di RS dan RS Tugas RS a/ memberi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna Fungsi RS: Menyelenggarakan pelayanan pengobatan &pemulihan kesehatan sesuai dg standar pelayanan RS Pemeliharaan & Peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan paripurna tingkat 2 dan 3 sesuai kebutuhan medis Penyelenggaraan pendidikan & pelatihan SDM dlm rangka peningkatan kemampuan dlm memberi pelayanan kesehatan Penyelenggaraan penelitian & pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dlm rangka peningkatan pelayanan kesehatan dg memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan KLASIFIKASI RUMAH SAKIT Klasifikasi RSU:1. 2. 3. 4. Klasifikasi RSK RSU kelas A RSU kelas B RSU kelas C RSU kelas D RSU kelas D RSU kelas D pratama 1. 2. 3. RSU kelas A RSU kelas B RSU kelas C Jenis Pelayanan Jenis Pengelolaan RS. UMUM RS. KHUSUS memberi pelayanan kesehatan memberi pelayanan utama pd pd semua bidang & jenis penyakit salah 1 bidang atau 1 jenis (semuanya dilayanin) penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, gol. Usia, organ, jenis penyakit atau kekhususan lainnya Dikelola o/ pemerintah, pemerintah daerah, & badan hukum yg bsifat nirlaba. JENIS RS RS. PRIVAT RS. PUBLIK RS yg dikelola o/ pemerintah & pemda diselgarakan berdasarkan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sesuai dg ketentuan Per-UU-an. Dikelola o/ badan hukum dg tujuan mendapat profit yg berbentuk PT (Perseroan terbatas) atau Persero. RS yg dikelola o/ pemerintah & pemda tdk bisa dialihkan mjadi RS. Privat RS yg didirikan & diselenggarakan o/ pemerintah merupakan Unit pelaksana teknis yg asalnya dari instansi pemerintahan yang tugas & fungsunya ada di bidang kesehatan atau instansi pemerintah lainnya RS yg didirikan & diselenggarakan o/ pemerintah daerah (Pemda) RSUP, RSU biasa Unit pelaksana teknis daerah atau lembaga teknis daerah yang diselenggarakan berdasarkan pengelolaan keuangan BLUD sesuai dg ketentuan per-UU-an Missal: RSUD, RSKD Duren Sawit RS yg didirikan o/ Swasta RSAL, RUSPAU, RS. Polri, Lembaga kementrian/ non kementrian HARUS berbentuk badan hukum yg kegiatan usahanya cuma di bidang perumahsakitan doing !!! kecuali RS public yg diselenggarakan o/ badan hukum yg sifatnya nirlaba. Sifat nirlaba dibuktikan dg laporan keuangan yg telah di audit o/ akuntan publik. RS bisa juga ditetapkan sebagai RS pendidikan setelah memenuhi persyaratan dan standar RS pendidikan, yang ditetapkan oleh Menteri setelah berkoordinasi dengan Mentri yang membidangi urusan pendidikan. Rumah Sakit Pendidikan merupakan RS yg menyelenggarakan pendidikan & penelitian secara terpadu dlm bidang profesi: Kedokteran Pendidikan kedokteran berelanjutan Pendidikan tenaga kesehatan lainnya Klasifikasi RS dibedakan berdasarkan: Bangunan & Prasarana SDM yang tersedia Pelayanan yg diberikan Peralatan yg digunakan Pelayanan medic yg diberikan RS tipe A: Pelayanan yg diberikan 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pelayanan medik Pelayanan Kefarmasian Pelayanan keperawatan & Kebidanan Pelayanan penunjang klinik Pelayanan penunjang nonklinik Pelayanan Rawat Inap 1. 2. 3. 4. 5. Pelayanan medic yg diberikan RS tipe C 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pelayanan kegawat daruratan harus terus menerus 24jam sehari Pelayanan medic umum (pel. Medic dasar, medic gigi mulut, kesehatan ibu & anak, keluarga berencana) Pelayanan medic spesialis dasar (SpPD, SpA, SpB, SpOG) Pel. Medik Spesialis Penunjang (SpAnt, radiologi, patologi klinik,) Pel. Mdik spesialis lain (mata, tht,SpS, SpJP, SpKK, Kedokteran jiwa, SpP, SpO, SpU, SpBS, SpBP, kedokteran forensik Pel. Medik spesialis gigi & mulut (min. 1 pelayanan) Pelayanan medic yg diberikan RS tipe D 1. 2. 3. 4. 6. Pelayanan kegawat daruratan harus terus menerus 24jam sehari Pelayanan medic spesialis dasar (SpPD, SpA, SpB, SpOG) Pel. Medik Spesialis Penunjang (SpAnt, radiologi, patologi klinik, patologi anatomi, rehabilitasi medik) Pel. Mdik spesialis lain (mata, tht,SpS, SpJP, SpKK, Kedokteran jiwa, SpP, SpO, SpU, SpBS, SpBP, kedokteran forensik Pel. Medik Subspesialis (spesialisasi bedah, penyakit dalam, kes. Anak, Obsteri & ginekologi, mata, tht, syaraf, SpJP, SpKK, kedokteran jiwa, SpP, SpO, SpU, SpBS, SpBP, gigi mulut) Pel. Medik spesialis gigi & mulut (bedah mulut, konservasi/endodonsi, periodonti, orthodonti, prosthodonti, pedodonsi, penyakit mulut) Pelayanan medic yg diberikan RS tipe B No. 4:Pelayanan medik spesialis lain min ada 8 pelayanan No. 5:Minimal ada 2 pelayanan medik subspesialis No. 6:Minimal ada 3 pelyanan medik spesialis gigi (bedah mulut, konservasi, & orthodenti) Pelayanan Kefarmasian di RS tipe A,B,C,D sama: Pelayanan kegawat daruratan harus terus menerus 24jam sehari Melakukan pengelolaan Sediaan farmasi, alkes, BMHP, dan farklin Pel. Medic umum (pel. Medic dasar, medic gigi mulut, kesehatan ibu & anak, KB) Pelayanan Keperawatan Pel. Medic spesialis dasar minimal ada 2 pelayanan dari SpPD, SpA, RS tipe A : Asuhan keperawatan generalis & spesialis, serta asuhan kebidanan SpB, dan/atau SpOG RS tipe B,C,D : Asuhan keperawatan & asuhan kebidanan Pel. Medic spesialis penunjang (pel. Radiologi & laboratorium) Pelayanan Penunjang Klinik RS tipe A,B,C : Bank darah, perawatan intensif u/ semua gol umur& jenis penyakit, gizi, sterilisasi instrument, Rekam Medik RS tipe D : Pelayanan darah, HCU (High Care Unit) u/ semua gol umur& jenis penyakit, gizi, sterilisasi instrument, Rekam Medik Pelayanan Penunjang Non-Klinik di RS klas A,B,C dan D mencakup: Dapur/ jasa boga Teknisi dan pemelihara fasilitas Loundrey Sistim Informasi dan Komunikasi Pengelolaan limbah Sistim Penanggulangan kebakaran Pemulasaran Jenazah Ambulan Gudang Pengelolaan air bersih Pengelolaan gas medik Pelayanan Rawat Inap di RS klas A,B,C dan D terkait jumlah tempat tidur: Rumah sakit Pemerintah : Jumlah tempat tidur kelas 3 minimal 30% dari total seluruh tempat tidur yg ada di RS Pemerintah Rumah sakit Swasta : Jumlah tempat tidur kelas 3 minimal 20% dari total seluruh tempat tidur yg ada di RS Swasta RS. Pemerintah dan RS. Swasta Jumlah tempat tidur intensif minimal 5% dari total seluruh tempat tidur yg ada di RS tersebut SUMBER DAYA MANUSIA Tenaga medik: Dokter Umum dr. Gigi Umum dr. Spesialis Dasar dr. Spesialis Penunjang dr. Spesialis Lain dr. Subspesialis dr. Gigi spesialis u/ spes. mulut Tenaga Keperawatan: Kelas Rumah Sakit A B C D 18 4 @6 @3 @3 @2 @1 12 3 @3 @3 @1 @1 @1 9 2 @2 @1 @1 4 1 @1 - Tenaga Kefarmasian RS kelas A,B: Jumlah perawat sesuai dg jumlah tempat tidur di RS, kualifikasi & kompetensinya disesuaikan dg kebutuhan pelayanan di RS. RS kelas C,D : Perbandingan 2 perawat untuk 3 tempat tidur (2:3), kualifikasi & kompetensinya juga disesuaikan dg kebutuhan pel. di RS Tenaga Kesehatan Lain & Tenaga Non-Kesehatan Tenaga keshatan lain & Tenaga Non-Kesehatan jumlah dan kualifikasinya disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan Rumah Sakit A B C Kepala IFRS 1 Apoteker 1 Apoteker 1 Apoteker Rawat Jalan Rawat Inap IGD ICU 5 Apt&10 TTK 5 Apt& 10 TTK 1 Apt& 2 TTK 1Apt& 2 TTK 4 Apt& 8 TTK 5 Apt& 10 TTK 1 Apt& 2 TTK 1 Apt& 2 TTK 2 Apt& 4 TTK 4 Apt& 8 TTK - 1 Apt sbg coordinator penerimaan & distribusi yg merangkap melakukan farklin, dg TTK disesuaikan 1 Apt sbg koordinator produksi yg merangkap farklin, TTK nya disesuaikan D 1 Apoteker 1 Apt& 2 TTK - 1 Apt sbg koordinator penerimaan, distribusi dan produksi yg merangkap melakukan farklin di rawat inap & rawat jalan. Dibantu o/ TTK dg jumlah yg disesuaikan dg beban kerja pelayanan kefarmasian di RS. Peralatan yg digunakan pada RS klas A,B,C dan D mencakup peralatan yang digunakanpada: Ruang Intensif Rawat inap Instalasi Gawat Darurat Persalinan Operasi Rawat jalan Rehab Medik Radiologi Laboratorium Klinik Pelayanan Darah Farmasi Farmasi Instalasi Gizi Kamar Jenazah Instalasi Farmasi adalah Unit pelaksana fungsional yg menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di RS. IFRS Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit dibagi 2: Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alkes, dan BMHP Farmasi klinik Pengkajian dan Pelayanan R/ 2. Penelusuran riwayat penggunaan obat 3. Rekonsiliasi obat 4. Pelayanan Informasi Obat (PIO) 5. Konseling 6. Visite 7. Pemantauan Terapi Obat (PTO) 8. Monitoring Efek Samping Obat (MESO) 9. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO) 10. Dispensing Sediaan Steril 11. Pemantauan Kadar Obat Dalam Darah (PKOD) 1. Pemilihan Pilih mau beli apa Gudang obat Pemusnahan Depo2 Pendistribusian Pengendalian Berapa yg mau dibeli Perencanaan Kebutuhan Penyimpanan Administrasi Penerimaan Pengadaan Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alkes, dan BMHP Dalam memilih, RS menggunakan sistim formularium / standarisasi untuk produk2 tertentu yang akan digunakan oleh RS yg bersangkutan. Formularium RS disusun mengacu pd ForNas dan merupakan daftar obat yg disepakati staf medis, disusun o/ KFT yg ditetapkan o/ pimpinan RS. Semua yg sudah masuk di formularium rs harus tersedia untuk semua penulisan R/, pemberian obat dan penyediaan obat, lakukan evaluasi rutin dan revisi sesuai kebijakan / kebutuhan RS. Pemilihan Ketika memilih perhatikan kualitas, mutu, harga, ketersediaan di pasaran, pola penyakit, efektifitas, keamanan, PBF, evidence base, literature, utamakan obat generic, kepraktisan penggunaan penyimpanan Perencaaan harus dihitungdengan baik, jangan sampai ada barang kosong atau stok terlalu banyak sehingga death stok. Gunakan metode perencanaan yg di tentukan: 1. Metode Konsumsi 2. Metode Epidemiologi 3. Kombinasi Pedoman perencanaan harus mempertimbangkan anggaran, prioritas yg mau dibeli, sisa persediaan, pemakaian bulan lalu, waktu tunggu pemesanan, rencana pengembangan Kegiatan merealisasikan perencanaan. Pengadaan bisa dengan: 1. Pembelian 2. Pembuatan 3. Hibah Pengadaan Perencanan Saat menerima barang, perhatikan: 1. Nama, jumlah, kemasan sesuai dg yg dipesan di SP 2. Pastikan barang tidak rusak, bocor, expied 3. Harga yang tertera 4. Waktu penyerahan Penerimaan Barang yg diterima dan udah dicek benar disimpan sesuai karakteristik sediaan di gudang farmasi, perhatikan suhu dan keadaan lingkungan yg bisa mempengaruhi mutu sediaan, keamanan, kebersihan, cahaya, ventilasi. Penyimpanan berdasarkan FEFO / FIFO, atur letak agar mudah ditemukan dan djangkau secara alfabetis, bentuk sediaan, jenis, farmkologi obat jika perlu. Elektrolit konsentrasi tinggi gk boleh disimpan di ruang perawatan, kecuali emang perlu banget harus di kasih Penyimpanan pengamanan, Label High Alert & disimpan di area yg awasi ketat buat mencegah tatalaksana yg krang hati2. Bahan yg mudah terbakar & Gas masing2 harus disimpan secara terpisah, supaya gak bereaksi dan menghindari salah ambil. Gas di simpen dg posisi berdiri, pisahkan tabung yg kosong dan yg ada isinya, jangan sampe salah ambil. Obat2 LASA diberi tanda khusus dan disimpan terpisah, jangan berdekatan dg obat yg namanya mirip. Lemari NARKOTIK DAN PSIKOTROPIK disimpan terpisah, dengan LEMARI KHUSUS Gudang obat Desentralisasi Sentralisasi Depo2 Pendistribusian Sistim Distribusi dibagi: Untuk persediaan di ruang ranap disiapkan dan dikelola oleh Instalasi Farmasi Terpusat di 1 apotek sentral IFRS Depo2 Pasien beli obat sendiri ke apotek, bawa resep sendiri, bayar sendiri. Pasien ranap/rajal Pakai kombinasi: A+B, atau B+C, atau A+C HARUS dalam jenis & jumlah yang SANGAT DIBUTUHKAN Kalo gak ada petugas farmasinya, tanggung jawab distribusi dipegang o/ Penanggung jawab ruangan Ada depo2 kecil yg ikut membantu dalam penyaluran obat ke pasien KOMBINASI Resep Individu Unit Dose Floor Stok Tiap hari ada serah terima pengelolaan obat floor stok kpd petugas Farmasi. Apoteker harus kash informasi, kemungkinan interaksi, peringatan pd tiap jenis obat yg disediakan di floorstok Untuk pasien rawat inap. Obat/perbekalan farmasi berdasarkan resep perorangan disiapkan dalam dosis tunggal atau ganda untuk 1 kali dosis/pasien Pemusnahan Pengendalian Yang bisa dimusnahkan: 1. Produk tidak memenuhi syarat mutu 2. Kadaluarsa 3. Gak memenuhi syarat buat digunakan u/ pelayanan kesehatan/ ilmu pengetahuan 4. Dicabut izin edarnya Buat berita acara List yg mau dimusnahin Dengan pihak terkait koordinasikan jadwal, metode & tempat pemusnahan Siapin tempat pemusnahan Lalu lakukan pemusnahan !! Pengendalian perbekalan farmasi oleg IFRS dan KFT, tujuannya u/ memastikan bener gak obat, alkes, bmhp yg dipake udah sesuai formularium apa belom. Cari masalahnya dimana, evaluasi ada rugi atau gak. Lihat juga obat yg diberikan udah sesuai gak dengan diagnosis dan terapi. Pastiin persediaan efisien dan efektif apa enggak, ada stok kosong gak dlm 1 periode, atau jangan2 malah obat gak jalan sama sekali. Cara mengendalikan perbekalan farmasi: 1. Evaluasi sediaan yg slow moving 2. Evaluasi sediaan yg death stock (3 bulan berturut2 sama sekali gak ada yg keluar stok nya) 3. Lakukan stock opname secara berkala Administrasi harus dilakukan secara tertib dan berkesinambungan supaya memudahkan penelusuran kegiatan yg udah berlalu Pencatatan u/ persyaratan kemenkes/BPOM; dasar akreditasi RS; Administrasi Kegiatan administrasi meliputi: dasar audit RS; dokumentasi farmasi. Laporan sbg komunikasi antar level managemen, laporan tahunan 1. Pencatatan dan Pelaporan 2. Administrasi keuangan Pengaturan anggaran, pengendalian biaya, pengumpulan informasi keuangan, penyiapan laporan. 3. Administrasi Penghapusan Penyelesaian perbekalan farmasi yg tidak terpakai karena expired, rusak atau alas an lain pd pihak terkait sesuai dg prosedur yg berlaku Farmasi klinik Mencakup kajian administrasi, kesesuaian farmasetik, dan pertimbangan klinik. Penting juga diperhatikan mengenai Medication Error Pengkajian & Pelayanan R/ Medication Error Bisa dicegah Semua kejadian yg bisa menjadikan pengobatan tidak sesuai baik gagal terapi ataupun masih berpotensi menimbulkan kegagalan terapi (membahayakan), dimana prosedur tersebut masih dibawah control praktisi kesehatan dokter Pasien 4 Fase Medication Error 1. 2. 3. 4. Prescribing Error Transcribing Error Dispensin Error Administration Error Farmasis Faktor Lingkungan Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat MEMBANDINGKAN instruksi pengobatan dengan obat yg telah didapat pasien . Rekonsiliasi u/ mencegah Medication error yg rentan terjadi waktu memindahkan pasien antar rumah sakit, antar ruang perawatan, serta pasien yg baru keluar rumah sakit ke layanan kesehatan primer atau sebaliknya Apoteker harus melakukan konfirmasi kpd dokter kalo ditemukan ketidaksesuaian dokumentasi < 24 jam Tanya perubedaan tindakan yg dikasih dokter sengaja apa enggak, dokumentasikan alasan penghentian, penundaan atau pengganti terapi. Jangan lupa tanda tangan, kasih tanggal dan waktu dilakukannya rekonsiliasi Rekonsiliasi Obat PIO Proses u/ mendapatkan informasi mengenai seluruh obat/sediaan farmasi lain yg pernah dan sedang digunakan. Riwyat pengobatan bisa didapat dg cara wawancara atau dari data RM PIO bisa dilakukan dengan cara lisan, tulisan, tatap muka, dan tidak tatap muka (lewat telpon) Kegiatan PIO ) meliputi: 1. Menjawab pertanyaan lisan maupun tulisan 2. Membuat & menyerahkan bulletin/brosur/leaflet, penyuluhan 3. Memberi informasi dan edukasi pd pasien 4. Memberi pengetahuan & keterampilan bagi mahasiswa yg sedang pkpa 5. Melakukan penelitian penggunaan obat 6. Membuat atau menyampaikan makalah dlm forum ilmiah 7. Melakukan program jaminan mutu KONSELING Proses INTERAKTIF antara APOTEKER dengan PASIEN/KELUARGA PASIEN LANGKAH2 KONSELING: ) Membuka komunikasi antara Apt dg pasien atau keluarga pasie. 1. “..Selamat Pagi, jengg.. >_<..” Menilai pemahaman pasien dengan 2. Three Prime Question: 1. 2. 3. Visite Dokumentasi PIO: 1. Topik pertanyaan 2. Tanggal & waktu PIO 3. Metode pertanyaan & pemberi jawaban (lisan, tertulis dll) 4. Data pasien (nama, umur, BB, alergi dll) 5. Uraian pertanyaan 6. Jawaban pertanyaan 7. Referensi Apa yg disampaikan dr. tentang obat anda? Apa yg dijelaskan tentang cara pakai obat anda? Apa yg dijelaskan dr terkait harapan setelah mendapat terapi dg obat itu? Gali informasi lebih lanjut dg cara beri kesempatan buat pasien cerita masalah penggunaan obatya 3. “..Ada masalah apa jengg.. obatnya udah beneran diminum?..” 4. 5. Beri penjelasan pd pasien, kasih solusi buat menyelesaikn masalah terkait penggunaan obatnya Verivikasi akhir, pastikan pasien paham ! “..bisa tolong diulang kembali yang sudah saya sampaikan..” Visite juga bisa dilakukan waktu pasien udah keluar rumah sakit, dalam bentuk Home Pharmacy Care VISITE MONITORING PENGOBATAN PASIEN Kegiatan pemantauan / pengkajian terhadap pengobatan yg diberikan dokter kpd pasien Kunjungan kpd pasein yg sedang dirawat o/ Tim medis u/ tau perkembangan kemajuan penyakit pasien Pelaksana:Apoteker, d3 Farmasi→ Pasien Ranap/Rajal Penggunaan obat scr Rasional Tujuan: Max efek terapi yg menguntungkan, Min efek merugikan Kurangi biaya obat pasien Tepat Pasien Tepat indikasi Tepat Obat Tepat Dosis Waspada Efek Samping Pemantauan Terapi Obat (PTO) Proses yg memastikan seorang pasien dapet terapi obat efektif dan terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek samping Kriterianya mirip dengan criteria pasien yg di konseling… tahapan PTO: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. MESO Pilih pasien yg memenuhi criteria Ambil data yg dibutuhkan (riwayat pengobatan pasien, riwayat penyakit dll) Identifikasi masalah terkait obat (missal dikasih obat padahal gk ada indikasinya, atau ada indikasi sakit tapi gak dikasih obat) Tentukan prioritas masalah (ini nanti bakal jadi masalah gak, atau malah udah jadi masalah sekarang) Beri rekomendasi (missal harus ditambah obat ini, atau obat ini harus di stop) Hasil identifikasi apoteker didiskusikan dengan tenaga kesehatan lain guna mengoptimalkan tujuan terapi Dokumentsi PTO pake Form 9 Kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat yg merugikan / tidak diharapkan terjadi pd dosis normal >9 : Sangat Mungkin terjadi ADR/ High Probable Di dlm form kuning ini ada algoritma naranjo Digunakan u/ identifikasi ROTD / MESO secara kuantitatif Ada 10 pertanyaan sederhana yg memiliki skor , totalnya dijumlahin 5-8 : ADR kemungkinan terjadi / Probable 1-4 : ADR cukup mungkin terjadi / Possible 0- : Ragu2 / Doubtfull Program evaluasi penggunaan obat yg terstruktur dan berkesinambungan secara kualitatif dan kuantitatif EPO Tujuannya: mendapat gambaran keadaan pasien saat ini atas pengobatan yg dilakukan, ada perbaikan atau enggak; Bandingka pola pengobatan pada periode tertentu; Beri masukan untuk perbaikan penggunaan obat kedepannya; Menilai pengaruh intervensi atas pola penggunaan obat Faktor yg diperhatikan: indicator peresepan, indicator pelayanan, indicator fasilitas DISPENSING SEDIAAN STERIL HARUS dilakukan di IFRS dengan teknik aseptis u/ menjamin sterilitas & stabilitas produk serta melindungi petugas dari paparan zat berbahaya Terdiri dari: Pencampuran obat suntik Penyiapan nutrisi parenteral Penanganan sediaan sitostatik PKOD (Pemantauan Kadar Obat Dalam Darah) Diperlukan bila: Ada hubungan KOD dg efek klinik yg diinginkan Ada hubungan KOD dg efek yg merugikan FUNGSNYA: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Kalau efektiftas klinik nya jadi lebih baik melalui PKOD bisa lhemat biaya pengobatan/perawatan medis karena efek merugikan bisa dicegah Melakukan penilaian ada gak pasien yg butuh PKOD Diskusi dg dokter u/ mendapat persetujuan PKOD Analisis hasil PKOD & berikan rekomendasi Pemilihan Obat Rancangan aturan dosis Evaluasi Respon Pasien Menentukan kebutuhan u/ mengukur KO dalam Serum Penetapan Kadar u/ Konsentrasi Obat dlm Cairan Biologis Melakukan Evaluasi Farmakokinetik dari Konsentrasi Obat Menyesuaikan atura dosis jika perlu Memantau Konsentrasi Obat dlm serum Merekomendasikan kebutuhan khusus KEGIATAN PENUNJANG MEDIK CSSD Central Sterilized and Supply Departement. Unit yang mensupply bahan atau instrument steril untuk kebutuhan medis Dekontaminasi Proses membunuh sebagian kuman yg terdapat pd alat/ instrument setelah digunakan. Ada 3 jenis: 1. Crittical : untuk bahan/instrument yg menyentuh pembuluh darah pasien, harus di sterilisasi Prosesnya pake cairan pembersih 2. Semi critical : Cuma perlu desinfektan tingkat tinggi, gak perlu sterilisasi enzymatic detergen dan 3. Non Crittical : Cuma perlu desinfektan tingkat rendah desinfektan Pengemasan & Pelabelan Sterilisasi Mengelompokan bahan/instrument sesuai dg jenis dan jumlah yg dibutuhkan. Bahan pengemasnya linen, packing selang, packing karet. Lalu diberi tanggal Expierd. Expierd linen 6 hari, kalo pake plastic 1 tahun Pakai 2 alat: 1. Autoclave (131o – 138oC) selama 50 menit, atau 121o – 124oC selama 1 jam 2. Plasma H2O2 untuk bahan/instrument yg gak tahan pemanasan tinggi (550C) selama 1 jam Penyimpanan Distribusi Bahan/instrument yg udah di sterilisasi disimpan ditempat khusus, disusun berdasar jenis instrumennya pd rak stainless yg gak menyentuh dinding, lantai atau plafon. Tekanan udara diatur, petugas gak boleh lama2 ada di ruangan, nanti bisa kontaminasi Instrumen dan bahan didistribusikan ke tempat2 yg membutuhkan seperti kamar OK, IGD, kamar bersalin, ruang tindakan bedah, ICU, ruang ranap, poliklinik dll. Didistribusi dengan trolley tertutup, petugasnya harus melakukan sanitasi terlebih dulu, lalu didistribusikan dengan formulir yg disediakan IPAL Limbah Cair Diolah melalui IPAL di rumah sakit lalu dibuang melalui saluran air. Sebelum dibuang, dipastikan dulu air limbah yg diolah sudah tidak berbahaya untuk lingkingan, periksa pH, bakteri dan aspek lainnya. Ada bak indicator berupa kolam berisi ikan hidup untuk mengetahui apakah hasil olahan limbah sudah tidak berbahaya bagi makhluk hidup. 1. 2. 3. 4. Limbah Medis : dikumpulin di kantong plastic kuning (pake incenerator, pihak ke 3) Limbah rumah tangga : kantong plastic hitam (oleh petugas kebersihan kota) Limbah B3 : dikumpulin di kardus di tempat terpisah (oleh perusahaan pengolah limbah B3 KLH) Limbah sitostatika, radiologi : diolah oleh pihak ke 3 (PT. tenang jaya) Limbah Padat Langsung disalurkan / dibuang ke udara yang dilengkapi alat yg dilengkapi dengan alat untuk mengurangi emisi gas dan debu. Limbah Gas