Uploaded by User79367

PROGRESS PERANCANGAN KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU DOCTOR CARE BWA

advertisement
PERANCANGAN DESAIN KOMUNIKASI PEMASARAN UNTUK
PEMASARAN PROGRAM “DOCTOR CARE” BADAN WAKAF
AL QUR’AN
TUGAS AKHIR
Untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Program Studi Desain
Komunikasi Visual
Muhammad Habib ie Karyanto
11141058
PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
JENJANG STRATA 1
SEKOLAH TINGGI SENI RUPA DAN DESAIN VISI INDONESIA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Indonesia adalah negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa
dan berada di antara daratan benua Asia dan Australia, serta antara Samudra
Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di
dunia yang terdiri dari 17.504 pulau. Dengan populasi yang berjumlah kurang
lebih 270 juta jiwa pada tahun 2018 menjadikan Indonesia adalah negara
berpenduduk terbesar keempat di dunia dan negara yang berpenduduk Muslim
terbesar di dunia, dengan lebih dari 230 juta jiwa.
Dari Sabang di ujung Aceh sampai Merauke di tanah Papua pulau-pulau
tersebar. Terdapat 5 pulau terbesar di Indonesia yaitu pulau Jawa, Sumatra,
Sulawesi, Kalimantan, Papua, dan belasan ribu lainnya merupakan pulau-pulau
sedang dan kecil, namun pulau-pulau tersebut tetap berpenghuni.
Pulau Badi adalah salah satu pulau Indonesia yang berada di sebelah
tenggara Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Sekitar 80 penduduknya
bermatapencarian sebagai nelayan. Laut merupakan sumber penghidupan
mereka. Beberapa tahun yang lalu, seorang penggiat di media sosial
kompasiana
mengabarkan
kondisi
masyarakat
Pulau
Badi
yang
memprihatinkan. Wilayah ini belum tersentuh pelayanan kesehatan yang
memadai. Fasilitas yang dimiliki hanya berupa Puskesmas Pembantu, dengan
tenaga kesehatan yang tidak selalu ada di tempat. Untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang lebih baik, warga Pulau Badi terpaksa harus
menyeberangi laut ke Makassar selama 2 jam, atau ke Kota Pangkajene, ibu
kota Kabupaten Pangkep dengan waktu yang lebih lama, sekitar 2,5 jam.
Mereka juga harus menyediakan uang yang banyak, karena biaya transportasi
tidaklah murah. Paling tidak ratusan ribu harus ada di tangan.
Suatu ketika, banyak warga Pulau Badi yang jatuh sakit. Mereka tidak
mendapatkan pengobatan lantaran waktu itu tidak ada petugas kesehatan disana.
Hal buruk pun terjadi, beberapa orang warga akhirnya meninggal dunia.
Pertolongan medis berdatangan ke Pulau Badi, setelah kabar ini tersiar ke
publik.
Kejadian di Pulau Badi ini, mewakili gambaran keadaan pelayanan
kesehatan di pulau-pulau terpencil di Indonesia. Betapa masih sangat banyak
masyarakat
yang
membutuhkan
pelayanan
kesehatan,
namun
sulit
mendapatkannya karena keterbatasan akses yang dimiliki.
Keadaan ini menggugah Badan Wakaf Al Quran (BWA) untuk merancang
proyek wakaf khusus Kapal Dakwah yang diberi nama Kapal Dakwah Doctor
Care. Melalui program ini, BWA dengan kapal khusus akan mendatangi pulaupulau terpencil dan terluar untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat secara gratis. Untuk pelaksanaannya, BWA bekerja sama dengan
Healthcare Professionals for Sharia (HELP-S), sebuah organisasi nirbala yang
beranggotakan para praktisi kesehatan profesional.
Gambar 1.1
Kerja sama antara BWA dan HELP-S ini telah diikat dalam sebuah
kesepakatan yang resmi. CEO BWA, Heru Binawan dan Ketua Umum HELP-
S, dr. Fuad telah menandatangani Letter of Intens (LoI) pada tangal 25 Juli
2017 di kantor BWA di bilangan Tebet, Jakarta Selatan. Momen spesial ini
disaksikan oleh M. Ichsan Salam (COO & COF BWA), Bhakti Aditya (Project
Development Head BWA), Ali Baharsyah (Project Implementation Head
BWA), dan Virdy Vinora (Project Control Head BWA).
Sekarang ini program Kapal Dakwah Doctor Care dalam fase persiapan.
Kapal Dakwah Doctor Care berencana akan membuat kapal tersebut di
Bonerate, Sulawesi Selatan. Sementara untuk finishing-nya akan dikerjakan di
Semarang, Jawa Tengah. Kapal Dakwah Doctor Care membutuhkan desain
yang khusus. Selain harus memenuhi standar kelayakan kapal yang disyarat
oleh Kementerian Perhubungan, konstruksi dan desain kapal juga harus
memenuhi kaedah rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang ditetapkan oleh
Kementerian Kesehatan. Sebagai contoh, di dalam kapal terdapat ruanganruangan pelayanan kesehatan yang sesuai standar pelayanan di rumah sakit,
lengkap dengan peralatan medis yang dibutuhkan.
Diperkirakan, pembuatan kapal akan memakan waktu sekitar satu tahun.
Harapannya dock trial (uji coba kapal keluar dari galangan) bisa dilaksanakan
akhir tahun 2020. Adapun sea trial (uji coba melaut) diharapkan terlaksana pada
awal tahun 2021.
Ketua Umum HELP-S, dr. Fuad dalam acara penandatangan Letter of Inten
menyampaikan apresiasinya terhadap kerja keras BWA menghadirkan program
Kapal Dakwah Doctor Care sebagai upaya untuk memberikan pelayanan
kesehatan di pulau terpencil dan terluar yang sangat membutuhkannya. “Kami
berharap kapal ini bukan sekedar kapal yang membawa tenaga kesehatan saja,
tetapi berharap kapal dakwah ini betul-betul dilengkapi dengan ruangan yang
representatif untuk melakukan pelayanan kesehatan. Walau kecil, sederhana,
tapi komplet,” ungkap Fuad.
Pada kesempatan yang sama CEO BWA, Heru Binawan mengungkapkan
bahwa program Kapal Dakwah Doctor Care ini mengemban visi yang besar.
“Ini bukan sekedar kapal yang akan mengangkut tenaga kesehatan yang
memberikan kesehatan, tapi juga memiliki nilai dakwah. Ke depan, kapal ini
bisa juga membawa Al Quran dan para dai. Sehingga Kapal Dakwah Doctor
Care ini memiliki visi dunia dan akhirat,” tutur Heru.
Sekalipun pelaksanaan kegiatan efektif proyek Wakaf Khusus Kapal
Dakwah Doctor Care baru akan dimulai tahun 2021 mendatang, kerja sama
BWA dan HELP-S dapat direalisasikan dari sekarang. HELP-S yang memiliki
jejaring di seluruh wilayah Indonesia, menyatakan siap mendukung kegiatankegiatan BWA yang berkaitan dengan program-program kesehatan, seperti
pengobatan masal dan pemeriksaan gigi gratis di berbagai daerah.
Dengan adanya perancangan program Doctor Care oleh BWA maka
dibutuhkannya
komunikasi
pemasaran
terpadu
agar
masyarakat
luas
mendapatkan pesan yang tepat dan tertarik untuk berwakaf di program ini.
B.
RUMUSAN PERANCANGAN
Bagaimana agar kampanye program Doctor Care berhasil?
C.
BATASAN PERANCANGAN
Dalam hal ini perancang akan membuat sebuah key visual dengan berbagai
penempatan media untuk program Doctor Care yang merupakan salah satu
program Badan Wakaf Al Qur’an.
D.
TUJUAN PERANCANGAN
Menarik perhatian target audiens untuk berdonasi hingga tercapai atas
perencanaan uang donasi yang sudah ditentukan.
E.
MANFAAT PERANCANGAN
1. Bagi Lembaga
Manfaat perancangan ini yaitu membantu Badan Wakaf Al Qur’an
mengkampanyekan program Doctor Care kepada masyarakat untuk ikut
berperan dalam penyelesaian isu kesehatan di daerah pelosok Indonesia.
2. Bagi Akademik
Untuk memberi refrensi perancangan komunikasi pemasaran terpadu tentang
amal pengadaan layanan kesehatan berbasis kapal layar.
3. Bagi Masyarakat
Perancangan ini diharapkan dapat menginformasikan tentang isu kesehatan
yang ada di pelosok negeri Indonesia serta masyarakat juga tergerak untuk
berdonasi dan menyelesaikan masalah tersebut.
F.
Skema Perancangan
Pendahuluan
Latar Belakang
Rumusan Perancangan
Batasan Perancangan
Data Sekunder
Data Primer
Data Analisis
Analisis 5W+1H
Target Audiens
Refrensi Desain
Konsep Perancangan
Studi Verbal & Visual
Rough Sketch
Eksekusi
Digitalisasi
Final Desain
Media Application
Landasan Teori
BAB II
DATA DAN ANALISA
A. Data Objek
1. Badan Wakaf Al Qur’an
BWA merupakan filantropi Islam yang menjadi jembatan kebaikan antara wakif
dan penerima manfaat wakaf dengan inovasi wakaf untuk memberikan solusi pada
permasalahan umat melalui media utamanya yakni situs web bwa.id. Situs ini
berfungsi sebagai pusat informasi resmi dari BWA, sekaligus penggalangan dana
wakaf, sedekah, infak dan zakat secara online.
Tercatat dalam Akte Notaris H. Rizul Sudarmadi No. 119 Tanggal 28 April 2005,
BWA dibangun oleh sejumlah Ulama dan Profesional Muslim pada tahun 2005 lalu
terdaftar menjadi Perkumpulan/Organisasi Sosial nomor: 01/10.1.0/31/74.01.1001/1.848/2017 tanggal 13 September 2017 dengan NPWP : 80.905.824.1-015.000
BWA (Badan Wakaf Al Qur’an) memiliki beberapa program, diantaranya:
1.
Program Lawan Covid-19 Kuatkan Indonesia
2.
Wakaf Al Qur’an dan Pembinaan
3.
Water Action for People
4.
Tebar Cahaya Indonesia Terang
5.
Wakaf Khusus Dakwah
6.
Zakat Peer to Peer
7.
Indonesia Belajar
8.
Wakaf Produktif
9.
Sedekah Kemanusiaan
10.
Doctor Care (dalam perancangan)
Ada pun visi dan misi dari badan ini yaitu;
Visi:
a.
Menjadikan wakaf sebagai gaya hidup muslim
b.
Menjadi lembaga filantropi wakaf profesional, yang terdepan dan
syar’ie
Misi:
a.
Menyalurkan Al Qur’an ke daerah-daerah rawan pendidikan dan rawan
akidah.
b.
Mendukung para dai di pelosok negeri melakukan pembinaan dan
pengajaran Al Qur’an dengan metode yang membekas.
c.
Mengembangkan program pendukung yang inovatif menyentuh problem
asasi masyarakat sehingga memberikan nilai tambah bagi kehidupan.
d.
Menyalurkan manfaat kepada umat melalui program wakaf dan
kemanusiaan.
B. Analisa Objek dan Target Audien
1. 5W + 1H
Metode ini digunakan sebagai pendekatan objek terhadap target audien.
a. What/Apa yang akan disampaikan dalam karya perancangan tersebut?
Key Visual sebagai komunikasi pemasaran.
b. Who/Siapa target audien dari karya perancangan tersebut?
Pemuda dan Orang tua yang merupakan usia produktif.
c. When/Kapan karya perancangan tersebut disebarkan?
Perancangan akan dipublikasikan pada akhir tahun 2020.
d. Where/Dimana karya perancangan tersebut disebarkan?
Bekasi, Jawa Barat
e. Why/Mengapa perancangan tersebut penting untuk dibuat?
Mengajak masyarakat kelas menengah keatas untuk berwakaf kepada orang
yang membutuhkan.
f. How/Bagaimana cara merancang karya tersebut agar target audien
berminat?
Dengan merancang desain visual key komunikasi pemasaran terpadu sesuai
target audien.
2. Target Audien
a. Demografis :
1. Usia
: 25-50 Tahun
2. Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan
3. Profesi
b. Geografis
: Karyawan dan Wirausaha
:
Daerah urban atau pusat kota
c. Psikografis
:
Orang dewasa yang agamis, memiliki rasa simpati dan empati yang
tinggi, gemar menyimpan sebagian hartanya.
C. Refrensi Desain
Ada pun refrensi visual key memberikan gambaran tampilan untuk desain visual
seperti apa dan menjadikan tolak ukur untuk perancangan “Komunikasi Pemasaran
Terpadu Docktor Care”
1. Referensi Perancangan I
creator
: Peter Storozhenko
publikasi
: Kazhakstan, 20 Desember 2013
klien
: Beeline
rinkasan
: Dengan tehnik manipulasi foto dan digital painting, iklan ini
menggambarkan perusahaan Beeline menawarkan jaringan internet roaming saat
melakukan traveling. Konsep visual tas yang berlogo “S” sebagaimana dimaksudkan
adalah Skype dapat digunakan saat traveling.
Gambar 2.1: Print Ad “GO” PACK UP
YOUR YOUR INTERNET
(Sumber: -)
2. Referensi Perancangan II
creator
: Cesar De Ortiz
publikasi
: -, 19 Januari 2013
klien
: Samsung Galaxy Note II
rinkasan
: Dengan tehnik manipulasi foto dan digital painting, Visual
yang keluar dari layar smartphone menggambarkan kesan imajinasi yang hidup dan
Samsung Galaxy Note II mampu menciptakan karya kreatif bagi penggunanya.
Gambar 2.2: Print Ad Samsung Galaxy
Note II Be Creative
(Sumber: -)
3. Referensi Perancangan II
creator
: Agency Y&R
publikasi
: Peru, 13 Maret 2013
klien
: LAN Airlanes
rinkasan
: Dengan tehnik manipulasi foto dan digital painting, iklan ini
mengajak konsumen untuk menggunakan jasa LAN Airlanes dengan tujuan
penerbangan negara Peru.
Gambar 2.3: Print Ad LAN Airlines
(Sumber: -)
Dari semua refrensi dapat disimpulkan adanya symbol ikon dan indeks
tertentu yang bersatupadu menjadi satu informasi yang utuh. White space yang cukup
luas membuat Point of interest dari iklan tersebut menjadi menarik perhatian mata.
Lalu ditambah dengan copywrite yang menambah nilai informasi yang disampaikan
dan memberikan dampak call to action
yang kuat. Seperti pada refrensi yang
dipaparkan, penulis akan menggunakan tehnik digital imaging atau manipulasi foto
seperti visual key pada print ad di atas.
D. Landasan Teori
1. Teori Desain Komunikasi Visual
Desain komunikasi visual adalah suatu ilmu mengolah unsur grafis menjadi
sebuah komposisi gambar tertentu sehingga pesan si pembuat desain tersebut
tersampaikan. Menurut Lia Anggraini S komunikasi visual dapat diartikan sebagai
sarana komunikasi, yang mana informasi tersebut disampaikan oleh desainer melalui
hasil karyanya. Desain komunikasi visual merupakan seni dalam menyampaikan
informasi atau pesan dengan menggunakan bahasa rupa/visual yang disampaikan
melalui media berupa desain (Lia Anggraini S 2016:15).
Ada pun unsur pada desain grafis diantaranya:
a). Garis
Garis merupakan salah satu unsur desain yang menghubungkan antar objek
satu dengan yang lainnya. Garis memiliki berbagai macam bentuk garis, seperti lurus,
melengkung, putus-putus zig-zag, meliuk-liuk, bahkan tidak berarturan.
Gambar 2.4: Ragam Garis
(Sumber:Pribadi)
b). Bentuk
Bentuk adalah segala sesuatu yang memiliki ruang diameter, tinggi, lebar.
Pada desain komunikasi visual unsur bentuk memiliki beraneka ragam turunan seperti
bentuk geometrik, bentuk natural, dan abstrak.
Gambar 2.5: Ragam Bentuk
Geomterik
(Sumber:Pribadi)
Gambar 2.6: Ragam Bentuk
Natural
(Sumber:Pribadi)
Gambar 2.5: Ragam Bentuk
Abstrak
(Sumber:Pribadi)
c). Teksture
Tekstur adalah tampilan permukaan atau corak dari suatu benda yang dapat
dinilai dengan cara dilihat atau diraba. Pada umumnya tekstur sering diidentifikasikan
dari suatu permukaan benda. Misalnya permukaan tembok bangunan, dedaunan, kaca
gedung, air, pintu kayu, dan lain-lain.
Gambar 2.6: Tekstur Kayu
(Sumber: https://unsplash.com/
@isaacquesada)
Gambar 2.6: Tekstur Daun
(Sumber: https://unsplash.com/
@isaacquesada)
Gambar 2.8: Tekstur Air
(Sumber: https://unsplash.com/
@isaacquesada)
Gambar 2.9: Tekstur Kaca
(Sumber: https://unsplash.com/
@wimvanteinde)
d). Gelap Terang / Kontras
Kontras merupakan warna yang berlawanan antara satu dengan lainnya,
dengan adanya kontras suatu bentuk akan mudah di identifikasi dengan baik oleh
mata. Gelap terang atau kontras dapat digunakan dalam desain sebagai salah satu cara
untuk menonjolkan pesan atau informasi yang memberikan kesan dramatis.
Gambar 2.10: Warna Kontras pada Awan
(Sumber: https://unsplash.com/@wistomsin)
Gambar 2.11: Warna Kontras pada Gedung
(Sumber: https://unsplash.com/@wistomsin)
e). Ukuran
Unsur ukuran menjadi penting untuk membedakan besar kecilnya suatu
objek utama yang ingin ditonjolkan. Pemilihan ukuran juga perlu diperhatikan agar
dapat terorganisir bagian informasi mana yang menjadi penting, dan bagian mana
yang menjadi unsur pendukung.
Gambar 2.12: Print Ad #GANTIDOMPET untuk Dana
(Sumber: https://www.behance.net/finch_agency)
Yang menjadi obyek utama dari print ad di atas adalah “#GANTIDOMPET”.
Sedangkan yang lainnya menjadi unsur pendukung seperti ilustrasi obyek
berterbangan dan subyek manusia yang sedang menggunakan telepon genggamnya.
Visual ilustrasi ini dimaksudkan untuk menggunakan uang elektronik melalui aplikasi
Dana.
Menurut Anggraini dan Nathalia (2016 : 36), pemilihan ukuran ini bertujuan
agar suma desain yang dibuat dapat terbaca dengan baik, sesuai hirarki. Sehingga
pesan yang ingin disampaikan kepada konsumen, akan lebih mudah dibaca dan
dimengerti.
Gambar 2.13: Print Ad We Are MSG untuk Sasa
(Sumber: https://www.behance.net/finch_agency)
f). Warna
Warna merupakan unsur penting dalam obyek desain
2. Teori Komunikasi Pemasaran Terpadu
Suatu brand atau lembaga sosial diakatakan exist adalah dengan masyarakat
mengetahui brand atau lembaga tersebut. Artinya suatu brand atau lembaga tersebut
memerlukan upaya agar masyarakat mengenal mereka. Salah satu cara untuk
mengenalkannya adalah dengan melakukan komunikasi pemasaran.
Komunikasi Pemasaran Terintegritas adalah kumpulan berbagai macam aktifitas
pemasaran yang berkaitan satu sama lain untuk memasarkan produk atau jasa
seseorang. Istilah komunikasi pemasaran terintegritas berasal dari Amerika dimana
istilah ini dalam Bahasa Inggris bernama Integrated Marketing Communication
(IMC). IMC sendiri memang dipopulerkan oleh pegiat kelompok periklanan Amerika
yang memiliki definisi yang cukup beragam, IMC didefinisikan oleh The American
Association of Advertising Agencies pada 1989 dalam buku Komunikasi Pemasaran
Kontekstual sebagai berikut:
A concept of marketing communication planning that recognizes the added value
of
a comprehensive plan that evaluates the strategic roles of a variety of
communication discipline (e.g. general advertising, direct respon, sales promotion,
and public relations) and combines these disciplines to provide clarity, consistency,
and maximum communication impact. (Konsep dari perencanaan komunikasi
pemasaran yang memperkenalkan nilai tambah dari rencana komprehensif yang
mengevaluasi peran-peran strategis dari berbagai disiplin komunikasi [misalnya
periklanan umum, respon langsung, promosi penjualan, dan Public Relation] dan
mengombinasikan disiplin-disiplin tersebut dalam rangka memberikan kejelasan,
konsistensi dan dampak komunikasi yang maksimal). Ada pula arti pemasaran oleh
American Marketing Associaton (AMA) didefinisikan sebagai seperangkat proses
untuk menciptakan dan menyampaikan nilai kepada khalayak serta membina relasi
dengan mereka untuk memperoleh loyalitas yang terus menerus sehingga
menciptakan keuntungan bagi organisasi dan para pemangku kepentingan lainnya
secara berkelanjutan (Wood, 2008:2).
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan pemasaran meliputi segala sesuatu
yang dilakukan oleh lembaga sosial atau perusahaan berkenaan dengan nilai dan
pesan yang disampaikan kepada konsumen. Adapun karakter komunkasi pemasaran
terpadu menurut Terence A. Shimp dalam buku Komunikasi Pemasaran Kontekstual
yang ditulis oleh Prof. Dr. H. Suwanto, M.Si:
1. The consumer or business customer must represent the starting point for all
marketing communications activities
Aktivitas komunkasi pemasaran terpadu harus berangkat dari perilaku konsumen.
Tim marketing perlu mengetahui karakter, kebutuhan, keinginan, dan ketertarikan
konsumen berdasarkan pendekatan segmentasi target audiens seperti data geografis,
demografis, dan psikografis calon konsumen.
2. Use any and all marketing communication tools that are up to the task
tidak semua perangkat dan media komunkasi pemasaran dapat digunakan untuk
membidik target audien. Untuk itu, penulis menggunakan perangkat dan media
komunikasi yang relevan berdasarkan data consumer journey dan AISAS.
3. Multiple messages must speak with a single voice
Program komunikasi pemasaran harus berbicara tentang hal yang sama sehingga
tidak terjadi penyampaian pesan yang kontradiktif antar satu perangkat dengan
perangkat komunikasi lainnya. Seluruh media dan perangkat komunikasi pemasaran
harus dikoordinasikan dan diselaraskan untuk berbicara tentang brand yang sama
sehingga di mana pun dan kapan pun konsumen melihat produk brand tersebut,
mereka tetap akan melihat pesan yang sama (Suwatno, 2017:84).
4. Build relationships rather than engage in flings
Bagi kebanyakan perusahaan suatu brand tentu ingin membangun suatu hubungan
jangka panjang. Untuk itu menjadi penting tim pemasaran membuat programprogram yang dapat membangun loyalitas saat pasca membeli atau memberikan
donasi ke perusahaan brand tersebut.
5. Don’t lose focus of the ultimate objective: affect behavior
Bagian terpenting alam komunkasi pemasaran terpadu adalah tujuan akhirnya
yaitu memengaruhi perilaku pasar. Tidak hanya membangun brand awareness, tetapi
juga berupaya menggerekan konsumen untuk melakukan aktivitas pembelian atau
berdonasi (call to action).
Ada berbagai perangkat komunkasi pemasaran saat ini dan salah satunya adalah
metode periklanan. Iklan merupakan alat komunikasi yang berbentuk presentasi non
personal yang mempromosikan gagasan, barang, atau jasa yang dibiayai pihak
tertentu (Suwatno, 2017:85). Iklan mampu membangun citra jangka panjang bagi
perusahaan atau bahkan mendorong langsung terjadinya penjualan dan mampu
menjangkau calon konsumen dengan jangkauan yang luas. Kelebihan dari elemen
komunikasi ini adalah bersifat publik sehingga tiap orang menerima pesan yang
sama, pesan dapat disampaikan berulang-ulang, dan perusahaan pun dapat
mendramatisir pesan produk menggunakan cetakan, bunyi, maupun warna. Dalam
merancang periklanan tentu sebuah perusahaan tidak bisa membuat iklan asal jadi,
karena periklanan adalah seni sekaligus sains.
BAB III
KONSEP PERANCANGAN
A. Strategi Kreatif
1. Analisa Target Audien
a. Personifikasi Target :
b. Consumer Journey
:
c. Point of Contact
:
d. What Is The Most Frightening Things for Them :
e. USP (Unique Selling Preposition) :
f. ESP (Emotional Selling Prepositions) :
2. What to Say & How to Say
a. What to Say :
b. How to Say :
3. Big Idea
4. Konsep Kreatif
5. Tone & Manner
6. Desired Respond
7. Copywriting
B. Media Pemasaran
C. Perkiraan Biaya Perancangan
BAB IV
VISUALISASI
Morissan. 2010. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group
Suwatno. 2017. Komunikasi Pemasaran Kontekstual. Bandung: Simbiosa Rekatama
Media
Wood, Marian Burk. 2009. Buku Panduan Perencanaan Pemasaran, Edisi Ketiga.
Penerjemah Benyamin Molan. Jakarta: PT. INDEKS
Download