PERANCANGAN DESAIN KOMUNIKASI PEMASARAN UNTUK PEMASARAN PROGRAM “DOCTOR CARE” BADAN WAKAF AL QUR’AN TUGAS AKHIR Untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Program Studi Desain Komunikasi Visual Muhammad Habib ie Karyanto 11141058 PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL JENJANG STRATA 1 SEKOLAH TINGGI SENI RUPA DAN DESAIN VISI INDONESIA 2020 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia adalah negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara daratan benua Asia dan Australia, serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau. Dengan populasi yang berjumlah kurang lebih 270 juta jiwa pada tahun 2018 menjadikan Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan negara yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia, dengan lebih dari 230 juta jiwa. Dari Sabang di ujung Aceh sampai Merauke di tanah Papua pulau-pulau tersebar. Terdapat 5 pulau terbesar di Indonesia yaitu pulau Jawa, Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, Papua, dan belasan ribu lainnya merupakan pulau-pulau sedang dan kecil, namun pulau-pulau tersebut tetap berpenghuni. Pulau Badi adalah salah satu pulau Indonesia yang berada di sebelah tenggara Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Sekitar 80 penduduknya bermatapencarian sebagai nelayan. Laut merupakan sumber penghidupan mereka. Beberapa tahun yang lalu, seorang penggiat di media sosial kompasiana mengabarkan kondisi masyarakat Pulau Badi yang memprihatinkan. Wilayah ini belum tersentuh pelayanan kesehatan yang memadai. Fasilitas yang dimiliki hanya berupa Puskesmas Pembantu, dengan tenaga kesehatan yang tidak selalu ada di tempat. Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik, warga Pulau Badi terpaksa harus menyeberangi laut ke Makassar selama 2 jam, atau ke Kota Pangkajene, ibu kota Kabupaten Pangkep dengan waktu yang lebih lama, sekitar 2,5 jam. Mereka juga harus menyediakan uang yang banyak, karena biaya transportasi tidaklah murah. Paling tidak ratusan ribu harus ada di tangan. Suatu ketika, banyak warga Pulau Badi yang jatuh sakit. Mereka tidak mendapatkan pengobatan lantaran waktu itu tidak ada petugas kesehatan disana. Hal buruk pun terjadi, beberapa orang warga akhirnya meninggal dunia. Pertolongan medis berdatangan ke Pulau Badi, setelah kabar ini tersiar ke publik. Kejadian di Pulau Badi ini, mewakili gambaran keadaan pelayanan kesehatan di pulau-pulau terpencil di Indonesia. Betapa masih sangat banyak masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan, namun sulit mendapatkannya karena keterbatasan akses yang dimiliki. Keadaan ini menggugah Badan Wakaf Al Quran (BWA) untuk merancang proyek wakaf khusus Kapal Dakwah yang diberi nama Kapal Dakwah Doctor Care. Melalui program ini, BWA dengan kapal khusus akan mendatangi pulaupulau terpencil dan terluar untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara gratis. Untuk pelaksanaannya, BWA bekerja sama dengan Healthcare Professionals for Sharia (HELP-S), sebuah organisasi nirbala yang beranggotakan para praktisi kesehatan profesional. Gambar 1.1 Kerja sama antara BWA dan HELP-S ini telah diikat dalam sebuah kesepakatan yang resmi. CEO BWA, Heru Binawan dan Ketua Umum HELP- S, dr. Fuad telah menandatangani Letter of Intens (LoI) pada tangal 25 Juli 2017 di kantor BWA di bilangan Tebet, Jakarta Selatan. Momen spesial ini disaksikan oleh M. Ichsan Salam (COO & COF BWA), Bhakti Aditya (Project Development Head BWA), Ali Baharsyah (Project Implementation Head BWA), dan Virdy Vinora (Project Control Head BWA). Sekarang ini program Kapal Dakwah Doctor Care dalam fase persiapan. Kapal Dakwah Doctor Care berencana akan membuat kapal tersebut di Bonerate, Sulawesi Selatan. Sementara untuk finishing-nya akan dikerjakan di Semarang, Jawa Tengah. Kapal Dakwah Doctor Care membutuhkan desain yang khusus. Selain harus memenuhi standar kelayakan kapal yang disyarat oleh Kementerian Perhubungan, konstruksi dan desain kapal juga harus memenuhi kaedah rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan. Sebagai contoh, di dalam kapal terdapat ruanganruangan pelayanan kesehatan yang sesuai standar pelayanan di rumah sakit, lengkap dengan peralatan medis yang dibutuhkan. Diperkirakan, pembuatan kapal akan memakan waktu sekitar satu tahun. Harapannya dock trial (uji coba kapal keluar dari galangan) bisa dilaksanakan akhir tahun 2020. Adapun sea trial (uji coba melaut) diharapkan terlaksana pada awal tahun 2021. Ketua Umum HELP-S, dr. Fuad dalam acara penandatangan Letter of Inten menyampaikan apresiasinya terhadap kerja keras BWA menghadirkan program Kapal Dakwah Doctor Care sebagai upaya untuk memberikan pelayanan kesehatan di pulau terpencil dan terluar yang sangat membutuhkannya. “Kami berharap kapal ini bukan sekedar kapal yang membawa tenaga kesehatan saja, tetapi berharap kapal dakwah ini betul-betul dilengkapi dengan ruangan yang representatif untuk melakukan pelayanan kesehatan. Walau kecil, sederhana, tapi komplet,” ungkap Fuad. Pada kesempatan yang sama CEO BWA, Heru Binawan mengungkapkan bahwa program Kapal Dakwah Doctor Care ini mengemban visi yang besar. “Ini bukan sekedar kapal yang akan mengangkut tenaga kesehatan yang memberikan kesehatan, tapi juga memiliki nilai dakwah. Ke depan, kapal ini bisa juga membawa Al Quran dan para dai. Sehingga Kapal Dakwah Doctor Care ini memiliki visi dunia dan akhirat,” tutur Heru. Sekalipun pelaksanaan kegiatan efektif proyek Wakaf Khusus Kapal Dakwah Doctor Care baru akan dimulai tahun 2021 mendatang, kerja sama BWA dan HELP-S dapat direalisasikan dari sekarang. HELP-S yang memiliki jejaring di seluruh wilayah Indonesia, menyatakan siap mendukung kegiatankegiatan BWA yang berkaitan dengan program-program kesehatan, seperti pengobatan masal dan pemeriksaan gigi gratis di berbagai daerah. Dengan adanya perancangan program Doctor Care oleh BWA maka dibutuhkannya komunikasi pemasaran terpadu agar masyarakat luas mendapatkan pesan yang tepat dan tertarik untuk berwakaf di program ini. B. RUMUSAN PERANCANGAN Bagaimana agar kampanye program Doctor Care berhasil? C. BATASAN PERANCANGAN Dalam hal ini perancang akan membuat sebuah key visual dengan berbagai penempatan media untuk program Doctor Care yang merupakan salah satu program Badan Wakaf Al Qur’an. D. TUJUAN PERANCANGAN Menarik perhatian target audiens untuk berdonasi hingga tercapai atas perencanaan uang donasi yang sudah ditentukan. E. MANFAAT PERANCANGAN 1. Bagi Lembaga Manfaat perancangan ini yaitu membantu Badan Wakaf Al Qur’an mengkampanyekan program Doctor Care kepada masyarakat untuk ikut berperan dalam penyelesaian isu kesehatan di daerah pelosok Indonesia. 2. Bagi Akademik Untuk memberi refrensi perancangan komunikasi pemasaran terpadu tentang amal pengadaan layanan kesehatan berbasis kapal layar. 3. Bagi Masyarakat Perancangan ini diharapkan dapat menginformasikan tentang isu kesehatan yang ada di pelosok negeri Indonesia serta masyarakat juga tergerak untuk berdonasi dan menyelesaikan masalah tersebut. F. Skema Perancangan Pendahuluan Latar Belakang Rumusan Perancangan Batasan Perancangan Data Sekunder Data Primer Data Analisis Analisis 5W+1H Target Audiens Refrensi Desain Konsep Perancangan Studi Verbal & Visual Rough Sketch Eksekusi Digitalisasi Final Desain Media Application Landasan Teori BAB II DATA DAN ANALISA A. Data Objek 1. Badan Wakaf Al Qur’an BWA merupakan filantropi Islam yang menjadi jembatan kebaikan antara wakif dan penerima manfaat wakaf dengan inovasi wakaf untuk memberikan solusi pada permasalahan umat melalui media utamanya yakni situs web bwa.id. Situs ini berfungsi sebagai pusat informasi resmi dari BWA, sekaligus penggalangan dana wakaf, sedekah, infak dan zakat secara online. Tercatat dalam Akte Notaris H. Rizul Sudarmadi No. 119 Tanggal 28 April 2005, BWA dibangun oleh sejumlah Ulama dan Profesional Muslim pada tahun 2005 lalu terdaftar menjadi Perkumpulan/Organisasi Sosial nomor: 01/10.1.0/31/74.01.1001/1.848/2017 tanggal 13 September 2017 dengan NPWP : 80.905.824.1-015.000 BWA (Badan Wakaf Al Qur’an) memiliki beberapa program, diantaranya: 1. Program Lawan Covid-19 Kuatkan Indonesia 2. Wakaf Al Qur’an dan Pembinaan 3. Water Action for People 4. Tebar Cahaya Indonesia Terang 5. Wakaf Khusus Dakwah 6. Zakat Peer to Peer 7. Indonesia Belajar 8. Wakaf Produktif 9. Sedekah Kemanusiaan 10. Doctor Care (dalam perancangan) Ada pun visi dan misi dari badan ini yaitu; Visi: a. Menjadikan wakaf sebagai gaya hidup muslim b. Menjadi lembaga filantropi wakaf profesional, yang terdepan dan syar’ie Misi: a. Menyalurkan Al Qur’an ke daerah-daerah rawan pendidikan dan rawan akidah. b. Mendukung para dai di pelosok negeri melakukan pembinaan dan pengajaran Al Qur’an dengan metode yang membekas. c. Mengembangkan program pendukung yang inovatif menyentuh problem asasi masyarakat sehingga memberikan nilai tambah bagi kehidupan. d. Menyalurkan manfaat kepada umat melalui program wakaf dan kemanusiaan. B. Analisa Objek dan Target Audien 1. 5W + 1H Metode ini digunakan sebagai pendekatan objek terhadap target audien. a. What/Apa yang akan disampaikan dalam karya perancangan tersebut? Key Visual sebagai komunikasi pemasaran. b. Who/Siapa target audien dari karya perancangan tersebut? Pemuda dan Orang tua yang merupakan usia produktif. c. When/Kapan karya perancangan tersebut disebarkan? Perancangan akan dipublikasikan pada akhir tahun 2020. d. Where/Dimana karya perancangan tersebut disebarkan? Bekasi, Jawa Barat e. Why/Mengapa perancangan tersebut penting untuk dibuat? Mengajak masyarakat kelas menengah keatas untuk berwakaf kepada orang yang membutuhkan. f. How/Bagaimana cara merancang karya tersebut agar target audien berminat? Dengan merancang desain visual key komunikasi pemasaran terpadu sesuai target audien. 2. Target Audien a. Demografis : 1. Usia : 25-50 Tahun 2. Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan 3. Profesi b. Geografis : Karyawan dan Wirausaha : Daerah urban atau pusat kota c. Psikografis : Orang dewasa yang agamis, memiliki rasa simpati dan empati yang tinggi, gemar menyimpan sebagian hartanya. C. Refrensi Desain Ada pun refrensi visual key memberikan gambaran tampilan untuk desain visual seperti apa dan menjadikan tolak ukur untuk perancangan “Komunikasi Pemasaran Terpadu Docktor Care” 1. Referensi Perancangan I creator : Peter Storozhenko publikasi : Kazhakstan, 20 Desember 2013 klien : Beeline rinkasan : Dengan tehnik manipulasi foto dan digital painting, iklan ini menggambarkan perusahaan Beeline menawarkan jaringan internet roaming saat melakukan traveling. Konsep visual tas yang berlogo “S” sebagaimana dimaksudkan adalah Skype dapat digunakan saat traveling. Gambar 2.1: Print Ad “GO” PACK UP YOUR YOUR INTERNET (Sumber: -) 2. Referensi Perancangan II creator : Cesar De Ortiz publikasi : -, 19 Januari 2013 klien : Samsung Galaxy Note II rinkasan : Dengan tehnik manipulasi foto dan digital painting, Visual yang keluar dari layar smartphone menggambarkan kesan imajinasi yang hidup dan Samsung Galaxy Note II mampu menciptakan karya kreatif bagi penggunanya. Gambar 2.2: Print Ad Samsung Galaxy Note II Be Creative (Sumber: -) 3. Referensi Perancangan II creator : Agency Y&R publikasi : Peru, 13 Maret 2013 klien : LAN Airlanes rinkasan : Dengan tehnik manipulasi foto dan digital painting, iklan ini mengajak konsumen untuk menggunakan jasa LAN Airlanes dengan tujuan penerbangan negara Peru. Gambar 2.3: Print Ad LAN Airlines (Sumber: -) Dari semua refrensi dapat disimpulkan adanya symbol ikon dan indeks tertentu yang bersatupadu menjadi satu informasi yang utuh. White space yang cukup luas membuat Point of interest dari iklan tersebut menjadi menarik perhatian mata. Lalu ditambah dengan copywrite yang menambah nilai informasi yang disampaikan dan memberikan dampak call to action yang kuat. Seperti pada refrensi yang dipaparkan, penulis akan menggunakan tehnik digital imaging atau manipulasi foto seperti visual key pada print ad di atas. D. Landasan Teori 1. Teori Desain Komunikasi Visual Desain komunikasi visual adalah suatu ilmu mengolah unsur grafis menjadi sebuah komposisi gambar tertentu sehingga pesan si pembuat desain tersebut tersampaikan. Menurut Lia Anggraini S komunikasi visual dapat diartikan sebagai sarana komunikasi, yang mana informasi tersebut disampaikan oleh desainer melalui hasil karyanya. Desain komunikasi visual merupakan seni dalam menyampaikan informasi atau pesan dengan menggunakan bahasa rupa/visual yang disampaikan melalui media berupa desain (Lia Anggraini S 2016:15). Ada pun unsur pada desain grafis diantaranya: a). Garis Garis merupakan salah satu unsur desain yang menghubungkan antar objek satu dengan yang lainnya. Garis memiliki berbagai macam bentuk garis, seperti lurus, melengkung, putus-putus zig-zag, meliuk-liuk, bahkan tidak berarturan. Gambar 2.4: Ragam Garis (Sumber:Pribadi) b). Bentuk Bentuk adalah segala sesuatu yang memiliki ruang diameter, tinggi, lebar. Pada desain komunikasi visual unsur bentuk memiliki beraneka ragam turunan seperti bentuk geometrik, bentuk natural, dan abstrak. Gambar 2.5: Ragam Bentuk Geomterik (Sumber:Pribadi) Gambar 2.6: Ragam Bentuk Natural (Sumber:Pribadi) Gambar 2.5: Ragam Bentuk Abstrak (Sumber:Pribadi) c). Teksture Tekstur adalah tampilan permukaan atau corak dari suatu benda yang dapat dinilai dengan cara dilihat atau diraba. Pada umumnya tekstur sering diidentifikasikan dari suatu permukaan benda. Misalnya permukaan tembok bangunan, dedaunan, kaca gedung, air, pintu kayu, dan lain-lain. Gambar 2.6: Tekstur Kayu (Sumber: https://unsplash.com/ @isaacquesada) Gambar 2.6: Tekstur Daun (Sumber: https://unsplash.com/ @isaacquesada) Gambar 2.8: Tekstur Air (Sumber: https://unsplash.com/ @isaacquesada) Gambar 2.9: Tekstur Kaca (Sumber: https://unsplash.com/ @wimvanteinde) d). Gelap Terang / Kontras Kontras merupakan warna yang berlawanan antara satu dengan lainnya, dengan adanya kontras suatu bentuk akan mudah di identifikasi dengan baik oleh mata. Gelap terang atau kontras dapat digunakan dalam desain sebagai salah satu cara untuk menonjolkan pesan atau informasi yang memberikan kesan dramatis. Gambar 2.10: Warna Kontras pada Awan (Sumber: https://unsplash.com/@wistomsin) Gambar 2.11: Warna Kontras pada Gedung (Sumber: https://unsplash.com/@wistomsin) e). Ukuran Unsur ukuran menjadi penting untuk membedakan besar kecilnya suatu objek utama yang ingin ditonjolkan. Pemilihan ukuran juga perlu diperhatikan agar dapat terorganisir bagian informasi mana yang menjadi penting, dan bagian mana yang menjadi unsur pendukung. Gambar 2.12: Print Ad #GANTIDOMPET untuk Dana (Sumber: https://www.behance.net/finch_agency) Yang menjadi obyek utama dari print ad di atas adalah “#GANTIDOMPET”. Sedangkan yang lainnya menjadi unsur pendukung seperti ilustrasi obyek berterbangan dan subyek manusia yang sedang menggunakan telepon genggamnya. Visual ilustrasi ini dimaksudkan untuk menggunakan uang elektronik melalui aplikasi Dana. Menurut Anggraini dan Nathalia (2016 : 36), pemilihan ukuran ini bertujuan agar suma desain yang dibuat dapat terbaca dengan baik, sesuai hirarki. Sehingga pesan yang ingin disampaikan kepada konsumen, akan lebih mudah dibaca dan dimengerti. Gambar 2.13: Print Ad We Are MSG untuk Sasa (Sumber: https://www.behance.net/finch_agency) f). Warna Warna merupakan unsur penting dalam obyek desain 2. Teori Komunikasi Pemasaran Terpadu Suatu brand atau lembaga sosial diakatakan exist adalah dengan masyarakat mengetahui brand atau lembaga tersebut. Artinya suatu brand atau lembaga tersebut memerlukan upaya agar masyarakat mengenal mereka. Salah satu cara untuk mengenalkannya adalah dengan melakukan komunikasi pemasaran. Komunikasi Pemasaran Terintegritas adalah kumpulan berbagai macam aktifitas pemasaran yang berkaitan satu sama lain untuk memasarkan produk atau jasa seseorang. Istilah komunikasi pemasaran terintegritas berasal dari Amerika dimana istilah ini dalam Bahasa Inggris bernama Integrated Marketing Communication (IMC). IMC sendiri memang dipopulerkan oleh pegiat kelompok periklanan Amerika yang memiliki definisi yang cukup beragam, IMC didefinisikan oleh The American Association of Advertising Agencies pada 1989 dalam buku Komunikasi Pemasaran Kontekstual sebagai berikut: A concept of marketing communication planning that recognizes the added value of a comprehensive plan that evaluates the strategic roles of a variety of communication discipline (e.g. general advertising, direct respon, sales promotion, and public relations) and combines these disciplines to provide clarity, consistency, and maximum communication impact. (Konsep dari perencanaan komunikasi pemasaran yang memperkenalkan nilai tambah dari rencana komprehensif yang mengevaluasi peran-peran strategis dari berbagai disiplin komunikasi [misalnya periklanan umum, respon langsung, promosi penjualan, dan Public Relation] dan mengombinasikan disiplin-disiplin tersebut dalam rangka memberikan kejelasan, konsistensi dan dampak komunikasi yang maksimal). Ada pula arti pemasaran oleh American Marketing Associaton (AMA) didefinisikan sebagai seperangkat proses untuk menciptakan dan menyampaikan nilai kepada khalayak serta membina relasi dengan mereka untuk memperoleh loyalitas yang terus menerus sehingga menciptakan keuntungan bagi organisasi dan para pemangku kepentingan lainnya secara berkelanjutan (Wood, 2008:2). Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan pemasaran meliputi segala sesuatu yang dilakukan oleh lembaga sosial atau perusahaan berkenaan dengan nilai dan pesan yang disampaikan kepada konsumen. Adapun karakter komunkasi pemasaran terpadu menurut Terence A. Shimp dalam buku Komunikasi Pemasaran Kontekstual yang ditulis oleh Prof. Dr. H. Suwanto, M.Si: 1. The consumer or business customer must represent the starting point for all marketing communications activities Aktivitas komunkasi pemasaran terpadu harus berangkat dari perilaku konsumen. Tim marketing perlu mengetahui karakter, kebutuhan, keinginan, dan ketertarikan konsumen berdasarkan pendekatan segmentasi target audiens seperti data geografis, demografis, dan psikografis calon konsumen. 2. Use any and all marketing communication tools that are up to the task tidak semua perangkat dan media komunkasi pemasaran dapat digunakan untuk membidik target audien. Untuk itu, penulis menggunakan perangkat dan media komunikasi yang relevan berdasarkan data consumer journey dan AISAS. 3. Multiple messages must speak with a single voice Program komunikasi pemasaran harus berbicara tentang hal yang sama sehingga tidak terjadi penyampaian pesan yang kontradiktif antar satu perangkat dengan perangkat komunikasi lainnya. Seluruh media dan perangkat komunikasi pemasaran harus dikoordinasikan dan diselaraskan untuk berbicara tentang brand yang sama sehingga di mana pun dan kapan pun konsumen melihat produk brand tersebut, mereka tetap akan melihat pesan yang sama (Suwatno, 2017:84). 4. Build relationships rather than engage in flings Bagi kebanyakan perusahaan suatu brand tentu ingin membangun suatu hubungan jangka panjang. Untuk itu menjadi penting tim pemasaran membuat programprogram yang dapat membangun loyalitas saat pasca membeli atau memberikan donasi ke perusahaan brand tersebut. 5. Don’t lose focus of the ultimate objective: affect behavior Bagian terpenting alam komunkasi pemasaran terpadu adalah tujuan akhirnya yaitu memengaruhi perilaku pasar. Tidak hanya membangun brand awareness, tetapi juga berupaya menggerekan konsumen untuk melakukan aktivitas pembelian atau berdonasi (call to action). Ada berbagai perangkat komunkasi pemasaran saat ini dan salah satunya adalah metode periklanan. Iklan merupakan alat komunikasi yang berbentuk presentasi non personal yang mempromosikan gagasan, barang, atau jasa yang dibiayai pihak tertentu (Suwatno, 2017:85). Iklan mampu membangun citra jangka panjang bagi perusahaan atau bahkan mendorong langsung terjadinya penjualan dan mampu menjangkau calon konsumen dengan jangkauan yang luas. Kelebihan dari elemen komunikasi ini adalah bersifat publik sehingga tiap orang menerima pesan yang sama, pesan dapat disampaikan berulang-ulang, dan perusahaan pun dapat mendramatisir pesan produk menggunakan cetakan, bunyi, maupun warna. Dalam merancang periklanan tentu sebuah perusahaan tidak bisa membuat iklan asal jadi, karena periklanan adalah seni sekaligus sains. BAB III KONSEP PERANCANGAN A. Strategi Kreatif 1. Analisa Target Audien a. Personifikasi Target : b. Consumer Journey : c. Point of Contact : d. What Is The Most Frightening Things for Them : e. USP (Unique Selling Preposition) : f. ESP (Emotional Selling Prepositions) : 2. What to Say & How to Say a. What to Say : b. How to Say : 3. Big Idea 4. Konsep Kreatif 5. Tone & Manner 6. Desired Respond 7. Copywriting B. Media Pemasaran C. Perkiraan Biaya Perancangan BAB IV VISUALISASI Morissan. 2010. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Suwatno. 2017. Komunikasi Pemasaran Kontekstual. Bandung: Simbiosa Rekatama Media Wood, Marian Burk. 2009. Buku Panduan Perencanaan Pemasaran, Edisi Ketiga. Penerjemah Benyamin Molan. Jakarta: PT. INDEKS