Uploaded by User79364

01-gdl-badriyahb0-75-1-ktibadr-i

advertisement
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG
PRE MENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA SISWI
KELAS XI DI SEKOLAH MENENGAH
ATAS NEGERI 3 SRAGEN
TAHUN 2012
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
BADRIYAH
B09 069
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG
PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA SISWI
KELAS XI DI SEKOLAH MENENGAH
ATAS NEGERI 3 SRAGEN
Diajukan Oleh:
BADRIYAH
B09 069
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal
Juli 2012
Pembimbing
(HARDININGSIH, S.ST, M.Kes)
NIK. 201187074
ii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG
PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA SISWI
KELAS XI DI SEKOLAH MENENGAH
ATAS NEGERI 3 SRAGEN
Karya Tulis Ilmiah
Disusun Oleh :
BADRIYAH
B09 069
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Ujian Akhir Program DIII Kebidanan
Pada Tanggal
Juli 2012
PENGUJI I
PENGUJI II
(DESY HANDAYANI, S.ST., M.Kes)
(HUTARI PUJI ASTUTI, S.SiT.,M.Kes)
NIK. 200884029
NIK. 200580012
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui,
Ka. Prodi D III Kebidanan
(DHENY ROHMATIKA, S.SiT)
NIK. 200582015
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya tulis ilmiah
yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pre Menstual
Syndrome (PMS) Pada Siswi Kelas XI Di SMA N 3 Sragen”. Karya Tulis Ilmiah
ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat
kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
Karya Tulis Iilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Ibu Dra.Agnes Sri Harti., M .Si , selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2.
Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan Kusuma
Husada Surakarta.
3.
Ibu Hardiningsih, SST, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
penulis.
4.
Bapak kepala sekolah SMA N 3 Sragen yang telah bersedia memberikan ijin
pada penulis dalam pengambilan data.
5.
Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan SIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
iv
6.
Responden yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi
kuesioner yang telah diberikan.
7.
Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
Oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan peneliti selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,
Penulis
v
Juli 2012
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2012
Badriyah
B09 069
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG
PRE MENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA SISWI
KELAS XI DI SEKOLAH MENENGAH
ATAS NEGERI 3 SRAGEN
xiv + 40 halaman + 14 lampiran + 5 tabel + 2 gambar
ABSTRAK
Latar belakang : Pengetahun akan Pre Menstrual Syndrome itu sangat penting
bagi wanita karena hampir semua wanita mengalami PMS dan dapat mengganggu
aktivitas. Sekitar 80%-95% wanita antara 16-45 tahun mengalami gejala-gejala
PMS yang dapat mengganggu dan sekitar 40% menganggap hal tersebut wajar.
Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang Pre
Menstrual Syndrome (PMS).
Metode penelitian : Jenis penelitian adalah diskriptif kuantitatif. Populasi dalam
penelitian ini adalah siswi kelas XI SMA N 3 Sragen. Jumlah sampel sebanyak 80
siswi dan teknik pengambilan sampel dengan simple random sampling. Cara
pengumpulan data dengan metode kuesioner sedangkan hasil penelitian pada
analisa data menggunakan analisa univariat.
Hasil penelitian : Hasil analisa data didapatkan untuk tingkat pengetahuan remaja
putri tentang PMS paling banyak pada tingkat pengetahuan baik yaitu sebanyak
50 responden (62,5%), kemudian sebanyak 23 responden (28,75%) pada tingkat
pengetahuan cukup, dan paling sedikit tingkat pengetahuan kurang yaitu
sebanyak 7 responden (8,75%).
Kesimpulan : Dari penelitian didapatkan tingkat pengetahuan remaja putri
tentang PMS di SMA N 3 Sragen secara umum baik yaitu 50 responden (62,5%).
Kata Kunci : Pengetahuan, remaja, Pre Menstrual Syndrome (PMS)
Kepustakaan : 24 literatur ( Tahun 2005 s/d 2010 )
vi
MOTTO
1. Barang siapa yang menempuh perjalanan untuk menuntut ilmu, maka Allah
memudahkan baginya ke jalan menuju Surga.(HR. Muslim).
2. Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba,
karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun
kesempatan untuk berhasil (Mario Teguh).
3. Tiada manusia yang sempurna dan manusia tak akan pernah sempurna.
Namun sebaik-baiknya manusia adalah yang senantiasa berusaha menjadi
sempurna tanpa mengingkari kodrat ketidaksempurnaannya. Selalu
berusaha dengan kemampuan puncaknya untuk menjadi yang terbaik dari
yang terbaik (Penulis).
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati, karya tulis ilmiah
ini penulis persembahkan:
1. Bapak dan bunda tercintaku terimakasih atas
doa restunya dan cinta kasihnya selama ini
hingga bisa melewati kuliah ini dengan lancar.
2. Kakak dan adikku tercinta yang selalu memberi
support setiap langkahku.
3. Sahabatku Sri, Sisca dan mbak Kalina yang
selalu memberikan support.
4. Teman seperjuanganku kelas 3B tercinta
5. Almamater tercinta.
vii
CURICULUM VITAE
Nama
: Badriyah
Tempat / Tanggal lahir
: Sragen, 28 Juni 1990
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Grasak Rt 43, Gondang, Sragen
Riwayat Pendidikan
1. SD N Gondang 7, Sragen
LULUS TAHUN 2003
2. SMP N 1 Gondang, Sragen
LULUS TAHUN 2006
3. SMA N 3 Sragen
LULUS TAHUN 2009
4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Angkatan 2009/2010
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................
iii
KATA PENGANTAR ..............................................................................
iv
ABSTRAK ................................................................................................
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...........................................................
vii
CURICULUM VITAE .............................................................................
viii
DAFTAR ISI ............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................
1
B. Perumusan Masalah ...............................................................
3
C. Tujuan Penelitian ...................................................................
3
D. Manfaat Penelitian .................................................................
3
E. Keaslian Penelitian ..............................................................
4
F. Sistematika Penelitian .........................................................
5
ix
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori dari masalah yang diteliti .............................................
7
1. Pengetahuan .................................................................
7
2. Remaja .........................................................................
12
3. Pre Menstrual Syndrome (PMS) ...................................
13
B. Kerangka Teori ......................................................................
21
C. Kerangka Konsep Penelitian ..................................................
22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ...........................................
23
B. Lokasi Penelitian ................................................................. ..
23
C. Populasi dan Sempel ...........................................................
23
D. Alat/ Insturumen Penelitian .................................................
25
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................
29
F. Variabel Penelitian ..............................................................
30
G. Definisi Operasional ............................................................ ..
30
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................ ..
31
I. Etika Penelitian..................................................................... ..
33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum .................................................................
35
B. Hasil Penelitian ....................................................................
35
C. Pembahasan .........................................................................
36
D. Keterbatasan ........................................................................
38
x
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................
39
B. Saran ...................................................................................
39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kisi – kisi Kuesioner ...................................................................
26
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Kuesioner ......................................................
27
Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner...................................................
29
Tabel 3.4 Definisi Operasional ....................................................................
30
Tabel 4.1 Hasil Penelitian ...........................................................................
35
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori ........................................................................
21
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian ...................................................
22
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Jadwal KTI
Lampiran 2.
Surat Permohonan Responden
Lampiran 3.
Informed Consent
Lampiran 4.
Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 5.
Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 6.
Kuesioner
Lampiran 7.
Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 8.
Permohonan Ijin Validitas
Lampiran 9.
Surat Balasan Ijin Validitas
Lampiran 10. Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran 11. Surat Balasan Ijin Penelitian
Lampiran 12. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 13. Hasil Uji Penelitian
Lampiran 14. Lembar Konsultasi
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja merupakan masa peralihan atau transisi dari masa kanak-kanak ke
masa dewasa. Dalam ilmu kedokteran, remaja dikenal sebagai suatu tahap
perkembangan fisik (muncul tanda-tanda seksual) dan perubahan psikologi
(Sarwono, 2008).
Pada remaja putri, akan terjadi proses menstruasi sebagai tanda telah
berfungsinya ovarium. Menstruasi terjadi karena sel telur yang tidak dibuahi
oleh sperma sehingga menyebabkan meluruhnya sel-sel endometrium dalam
rahim. Siklus menstruasi rata-rata adalah 28 hari. Siklus menstruasi ini
melibatkan beberapa tahap yang dikendalikan oleh interaksi hormon.
Ketidakseimbangan hormon akibat interaksi ini kadang-kadang menimbulkan
ketidaknyamanan pada wanita sebelum datang menstruasi yang dikenal dengan
istilah PMS ( Pre Menstrual Syndrome) (Kinanti, 2009).
PMS merupakan suatu kondisi dimana wanita lebih sensitif terhadap
perasaan dan tubuhnya. Ini merupakan kondisi medis umum terkait dengan
siklus menstruasi yang sering berhubungan dengan naik turunnya kadar hormon
progesteron dan estrogen yang terjadi selama siklus menstruasi (Azra, 2009).
PMS adalah sekumpulan gejala berupa gangguan fisik dan mental.
Dialami 7-10 hari menjelang menstruasi dan menghilang beberapa hari setelah
menstruasi. Keluhan yang dialami biasa bervariasi dari bulan ke bulan bisa
1
2
menjadi lebih ringan ataupun lebih berat (Wie 2008 dalam Astuti, 2010). Sekitar
80 hingga 95% wanita antara 16-45 tahun mengalami gejala-gejala PMS yang
dapat mengganggu. Gangguan kesehatan berupa pusing, depresi, serta perasaan
sensitif berlebihan sekitar dua minggu sebelum haid biasanya dianggap hal yang
wajar bagi wanita usia produktif sekitar 40% wanita berusia 14-50 tahun
(Yuliarti, 2009).
Berdasarkan penelitian yang disponsori oleh WHO didapatkan hasil bahwa
gejala PMS dialami oleh 23% wanita Indonesia (Essel 2007). Angka ini
menunjukkan bahwa penderita PMS di Indonesia cukup banyak sehingga perlu
dilakukan upaya penanggulangan untuk mencegah dan mengatasinya.
Terdapat beberapa cara penanganan PMS diantaranya dengan meminta
konseling kepada tenaga medis, modifikasi gaya hidup dengan mengubah pola
makan, olahraga teratur, melakukan komunikasi dengan orang terdekat dan
dengan menggunakan obat-obatan apabila timbul gejala PMS yang berat
(Yuliarti, 2009).
Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan peneliti dengan metode
wawancara di SMA N 3 Sragen yang dilakukan terhadap 10 siswi terdapat 4
siswi yang mempunyai pengetahuan baik dan 6 siswi yang mempunyai
pengetahuan cukup tentang PMS.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengetahui
lebih lanjut mengenai pengetahuan remaja putri tentang PMS di SMA N 3
Sragen.
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut : ” Bagaimana tingkat pengetahuan remaja putri tentang Pre
Menstrual Syndrom (PMS) pada siswi kelas XI di Sekolah Menengah Atas
Negeri 3 Sragen?”.
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang PMS di SMA
N 3 Sragen
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui jumlah remaja putri yang mempunyai tingkat
pengetahuan baik tentang PMS
b. Untuk mengetahui jumlah remaja putri yang mempunyai tingkat
pengetahuan cukup tentang PMS
c. Untuk mengetahui jumlah remaja putri yang mempunyai tingkat
pengetahuan kurang tentang PMS
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi ilmu pengetahuan
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana kepustakaan
mengenai tingkat pengetahuan remaja putri tentang PMS.
4
b. Memberikan sumbangan pemikiran bagi penelitian serupa di kemudian
hari dan dapat dijadikan sebagai dasar peneltian selanjutnya.
2. Bagi diri sendiri
Dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan
pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian.
3. Bagi institusi
a.
SMA N 3 Sragen
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar dalam menyusun
program penyuluhan kesehatan di tingkat SMA.
b. pendidikan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian yang
serupa.
E. Keaslian Penelitian
1. Asrining Dyah Widi Astuti (2010) dengan judul “Tingkat Pengetahuan
Remaja Putri dalam Penanganan Pre Menstruasi Syndrome di SMA N 5
Surakarta”. Metode penelitian menggunakan observasi analitik dengan
pendekatan cross sectional. Dengan hasil penelitian ini pengetahuan
tentang PMS pada siswi kelas XI SMA N 5 Surakarta pada ketegori baik
53,7 % , kategori cukup baik 31,6 % , dan tidak baik 4,9 %.
2. Fatikah Loyda Fitasari Zulaikha (2010) dengan judul “Tingkat
Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Putri Dalam Menghadapi Pre
Menstruasi Syndrome di SMA N 5 Surakarta”. Dengan hasil penelitian ini
5
pengetahuan siswi SMA N 5 Surakarta kelas X sebanyak 102 responden
(53,13%) yang mempunyai sikap yang positif dalam menghadapi PMS.
Jadi perbedaan antara penelitian yang sekarang dengan penelitian
yang duhulu yaitu : judul penelitian, lokasi penelitian, sampel penelitian
dan metodologi penelitian.
F. Sistematika Penelitian
Untuk mengetahui secara menyeluruh Karya Tulis Ilmiah ini menguraikan
sistematika penulisan BAB I sampai dengan BAB V
yang saling
berhubungan. Adapun gambaran sistematikanya sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam Bab ini akan dibahas isi Karya Tulis Ilmiah secara
keseluruhan, terdiri dari latar belakang, perumusan masalah,
tujuan, manfaat, keaslian penelitian dan sistematika penelitian,
sehingga pembaca dapat memperoleh informasi secara ringkas dari
Karya Tulis Ilmiah ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam Bab ini akan dibahas teori tentang pengetahuan, remaja, pre
menstrual syndrome, kerangka teori dan kerangka konsep
penelitian.
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam Bab ini akan dibahas tentang jenis dan rencana penelitian,
lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik
6
pengambilan sempel, instrument penelitian, teknik pengumpulan
data, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan
dan analisa data dan etika penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang gambaran umum, hasil
penelitian, pembahasan dan keterbatasan.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori dari Masalah yang Diteliti
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan
terjadi melalui panca
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
indra
manusia,
yakni:
indra
penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh mulai mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting akan terbentuknya tindakan
seseorang. Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang
tidak didasari oleh pengeteahuan (Notoatmodjo, 2007).
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007) tingkat pengetahuan ada 6 yaitu:
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Yang termasuk dalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari suatu
bahan yang dipelajari akan rangsangan yang telah diterima, oleh
sebab itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
7
8
Kata kerja yang digunakan utuk mengukur bahwa seseorang
tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,
mengurangi, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
2) Memahami (comprehension)
Yaitu suatu kemampuan
untuk
menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi
tersebut
harus
dapat
menjelaskan,
menyebutkan
contoh,
menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang
dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan
makanan yang bergizi.
3) Aplikasi (application)
Yaitu sebagai kemampuan menggunakan materi telah dipelajari
pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat
diartikan aplikasi atau penggunan hukum-hukum, rumus, metode,
prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
Misalnya dapat menggunakan rumus statistika dalam perhitungan perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-pinsip
siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) di dalam
pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di
dalam suatu struktur organisasi tersebut masih ada kaitannya satu
9
sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan
kata kerja seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan,
mengelompokkan dan sebagainya.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis yaitu suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru atau suatu kemampuan yang baru. Dengan kata lain
sintesis adalah untuk menyusun suatu formulasi yang ada, misalnya
dapat menyusun, suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
6) Evaluasi (evaluation)
Kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan
suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteriakriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan
dengan wawancara atau angket yang menayangkan tentang isi materi
yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden. Kedalam
pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita
sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas.
10
c. Metode Memperoleh Pengetahuan
Menurut Purnawan (2009) dalam
Astuti (2010) metode memperoleh
pengetahuan ada 4 yaitu:
1) Tenacity
Adalah cara memperoleh pengetahuan yang dilakukan dengan sangat
meyakinkan sesuatu, meski bisa jadi apa yang diyakinkan belum tentu
benar. Keyakinan ini disebabkan karena hal yang diyakini tersebut
umum terjadi.
Contoh:
Seseorang
yang meyakini bahwa
warna
biru
adalah
warna
keberuntungan karena sering memperoleh hal-hal yang menyenangkan
setiap kali ia bersinggungan dengan warna biru.
2) Authority
Yaitu metode memperoleh pengetahuan dengan mempercayakan
dengan pihak yang kompeten.
Contoh:
Seseorang percaya bahwa besok akan turun hujan karena ia percaya
dengan informasi yang diberikan oleh perkiraan cuaca esok hari.
3) Apriori
Adalah metode memperoleh pengetahuan dengan menitik beratkan
pada kemampuan nalar dan intuisi sendiri, tanpa mempertimbangkan
informasi dari pihak luar.
11
Contoh :
Seseorang yang tengah tersesat namun mempercayakan dirinya untuk
menemukan jalan keluar tanpa ada keinginan untuk bertanya.
4) Science
Adalah cara memperoleh pengetahuan dengan melakukan serangkaian
cara-cara
ilmiah, seperti mengajukan dugaan, pengujian dugaan,
pengontrolan variable, hingga penyimpulan. Cara ini dianggap sebagai
cara yang paling dapat diyakini kebenarannya atas pengetahuan yang
diperoleh, hal ini dikarenakan
pada science telah dilakukan
serangkaian uji coba sebelum akhirnya memperoleh pengetahuan
berupa simpulan, yang mana penguji-penguji seperti ini tidak
ditentukan pada ketiga metode sebelumnya.
d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut
Notoatmodjo
(2007)
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pengetahuan ada 4 yaitu:
1. Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan maka ia akan mudah menerima hal-hal
baru dan mudah menyesuaikan dengan hal yang baru tersebut.
2. Pengalaman
Di sini dikaitkan dengan umur dan pendidikan individu, maksudnya
adalah pendidikan yang tinggi maka pengalaman akan luas, sedangkan
semakin tua umur seseorang maka pengalaman akan semakin banyak.
12
3. Sosial ekonomi
Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang,
sedangkan ekonomi dikaitkan dengan pendidikan, ekonomi baik
tingkat pendidikan akan tinggi, sehingga tingkat pengetahuan akan
tinggi juga.
4. Budaya
Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang
karena informasi yang baru akan disaring kira-kira sesuai tidak dengan
budaya yang ada dan agama yang dianut
2. Remaja
Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolenscence, berasal dari
bahasa Latin adolenscence yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai
kematangan (Ali dan Asrori, 2009). Remaja adalah anak usia 10-24 tahun
yang merupakan usia antara masa kanak-kanak dan masa dewasa dan sebagai
titik awal proses reproduksi, sehingga perlu dipersiapkan sejak dini (Romauli,
2009). Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan
fisik, emosi dan psikis. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai
24 tahun. Menurut Depkes RI adalah antara 10 sampai 19 dan belum kawin.
Menurut BKKBN adalah 10 sampai 19 tahun (Widyastuti, 2009).
13
3. Pre Menstrual syndrome (PMS)
a. Pengertian PMS
PMS adalah penampilan serangkaian gejala yang bersifat siklis
sebelum menstruasi yang mempengaruhi gaya hidup dan pekerjaan
(Norwitz, 2008).
Menurut Wie (2008) dalam Astuti (2010) PMS adalah sekumpulan
gejala berupa gangguan fisik dan mental. Dialami 7-10 hari menjelang
mentruasi dan menghilang beberapa hari setelah menstruasi.
PMS merupakan suatu kondisi dimana wanita lebih sensitif terhadap
perasaan dan tubuhnya (Azra, 2009). PMS adalah sejumlah perubahan
mental maupun fisik yang terjadi antara hari pertama hingga keempat
belas sebelum menstruasi masa haid dimulai dan diikut tahap bebas gejala
jika masa ini terlewat (Hapsari, 2009).
Jadi PMS adalah suatu kondisi dimana wanita mengalami perubahan
gejala fisik, psikologi dan emosi yang terjadi antara hari pertama hingga
ke-empat belas sebelum masa haid dimulai yang sebagian dapat
menyebabkan gangguan pada pekerjaan dan gaya hidup seseorang.
b. Etiologi
Etiologi yang belum jelas diketahui mempersulit mencari penyebab
dan efek dari perubahan fisiologis. Ada banyak faktor yang yang diduga
menjadi penyebab timbulnya PMS diantaranya adalah :
1) Kadar hormon progesteron yang rendah
2) Kadar hormon estrogen yang berlebihan
14
3) Perubahan ratio kadar hormon estrogen/progesteron
4) Peningkatan hormon aldosteron, renin-angiotensin serta hormon
adrenal
5) Hipoglikemi
6) Defisiensi vitamin dan mineral (A, E, B6 kalsium)
7) Sekresi prolaktin yang berlebihan
8) Faktor genetik
(Agustina, 2010).
c. Faktor Resiko PMS
Ada beberapa faktor yang meningkatkan resiko terjadinya PMS, antara
lain :
1) Wanita yang pernah melahirkan
2) Status perkawinan
3) Usia
4) Stressor
5) Kebiasaan makan, makanan dengan kadar gula tinggi, garam, kopi,
teh, coklat, minuman bersoda dan susu
6) Kekurangan zat gizi
7) Kebiasaan merokok dan minum-minuman beralkohol
8) Kegiatan fisik yang berat dan kurang olahraga
(Hapsari, 2009).
15
d. Gejala atau keluhan PMS
1) Gejala klinis
Gejala yang paling sering ditemukan adalah:
a) iritabilitas (mudah tersinggung)
b) disforia (perasaan sedih)
2) Gejala fisik
Beberapa gejala fisik yang muncul antara lain seperti:
a) Kelemahan umum (lekas letih, pegal, linu)
b) Acne (jerawat)
c) Nyeri pada kepala, punggung, perut bagian bawah
d) Nyeri pada payudara
e) Gangguan saluran cerna misalnya rasa penuh/kembung, konstipasi,
diare
f) Perubahan nafsu makan sering merasa lapar (food cravings)
3) Gejala mental
Gejala mental yang biasa terjadi yaitu:
a) Mood menjadi lebih labil (mood swings)
b) Iritabilitas (mudah tersinggung)
c) Depresi gangguan konstipasi
d) Insomnia (sulit tidur)
( Baradera, 2007).
16
e. Diagnosa PMS
PMS dapat diduga pada wanita yang mengalami gangguan fisik
ataupun mental beberapa saat sebelum menstruasi berlangsung setiap
siklus.
Menurut Wie (2008) dalam Astuti (2010) ada tiga elemen penting
yang menjadi dasar diagnosa apakah seorang wanita mengalami PMS
yaitu jika ditemukan:
1) Gejala yang sesuai dengan gejala PMS
2) Dialami setiap siklus menstruasi (konsisten)
3) Menimbulkan gangguan dalam aktivitas sehari-hari
f. Pencegahan PMS
Pencegahan PMS dapat dilakukan dengan cara :
1) Melakukan diet yang sehat mengandung cukup buah dan sayuran atau
mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung cukup
vitamin dan mineral seperti A, B6, E dan kalsium
2) Melakukan olahraga dan aktifitas secara teratur
3) Menghindari dan mengatasi stress
4) Menjaga berat badan. Berat badan berlebihan dapat meningkatkan
resiko menderita PMS
5) Mencatat jadwal siklus haid serta kenali gejala PMS
6) Memperhatikan apakah sudah dapat mengatasi PMS pada siklus-siklus
datang bulan berikutnya
(Kinanti, 2009).
17
g. Cara Penanganan PMS
1) Edukasi dan Konseling
Tatalaksana pertama kali adalah meyakinkan seorang wanita
bahwa wanita lainnya pun ada yang memiliki keluhan yang sama
ketika menstruasi. Pencatatan secara teratur siklus menstruasi setiap
bulannya dapat memberikan gambaran seorang wanita mengenai
waktu terjadinya PMS. Sangat berguna bagi seorang wanita dengan
PMS untuk mengenali gejala yang akan terjadi sehingga dapat
mengantisipasi waktu setiap bulannya ketika ketidakstabilan emosi
sedang terjadi dan remaja siap dalam menghadapi gejala-gejala PMS
tiap bulan. Walaupun tidak berbahaya, namun acap kali dirasakan
menggangu bagi wanita yang mengalaminya. Gejala-gejala PMS yang
dialami setiap wanita itu
tidak sama dan kadang juga dapat
menggangu aktivitas pekerjaan ( Proverawati, 2009).
2) Modifikasi Gaya Hidup
a) Komunikasi
Wanita dengan gejala ini sebaiknya mendiskusikan masalahnya
dengan orang terdekatnya, baik pasangan, teman, maupun
keluarga. Terkadang kontroversi atau pertengkaran dapat dihindari
apabila pasangan maupun teman mengerti dan mengenali penyebab
dari kondisi tidak stabil wanita tersebut,sehingga memilih waktu
lain untuk mendiskusikan masalah yang kontroversial. Grup
konseling dengan psikiater juga dapat diterapkan.
18
b) Diet
Penurunan asupan garam dan karbohidrat (nasi, kentang, roti) dapat
mencegah edema (bengkak) pada beberapa wanita. Penurunan
konsumsi kafein (kopi) juga dapat menurunkan ketegangan,
kecemasan dan insomnia (sulit tidur). Pola makan disarankan lebih
sering namun dalam porsi kecil karena berdasarkan bukti bahwa
selama periode premenstruasi terdapat gangguan pengambilan
glukosan untuk energi.
c) Olahraga
Olahraga berupa lari dikatakan dapat menurunkan keluhan.
Berolahraga dapat menurunkan stress dengan cara memilih waktu
untuk keluar dari rumah dan pelampiasan untuk rasa marah atau
kecemasan yang terjadi. Beberapa wanita mengatakan bahwa
berolahraga ketika mereka mengalami PMS dapat membuat
relaksasi dan tidur di malam hari.
d) Perbanyak istirahat dan kurangi aktivitas
3) Obat – obatan
Apabila gejala PMS begitu hebatnya sampai mengganggu aktivitas
sehari-hari, umumnya memodifikasi gaya hidup jarang berhasil dan
perlu dibantu dengan obat-obatan.
a) Asam Mefenamat (500 mg, 3 kali sehari)
Dapat mengurangi gejala PMS seperti dismenorea dan menoragia
(menstruasi dalam jumlah banyak) namun tidak semua. Asam
19
Mefenamat tidak diperbolehkan pada wanita yang sensitif dengan
aspirin atau memiliki resiko ulkus peptikum.
b) Kontrasepsi oral (pil KB)
Kotrasepsi oral dapat mengurangi gejala PMS seperti dismenorea
dan menoragia namun tidak berpengaruh terhadap ketidakstabialan
mood. Pada wanita yang sedang mengkonsumsi pil KB namun
mengalami gejala PMS sebaiknya pil KB tersebut dihentikan
sampai gejalanya berkurang.
c) Obat penenang seperti alprazolam atau triazolam dapat digunakan
pada wanita yang merasakan kecemasan, ketegangan berlebihan,
maupun kesulitan tidur.
d) Obat anti depresi hanya digunakan bagi masyarakat yang memiliki
gejala PMS yang parah.
(Yuliarti, 2009).
h. Menurut Barizad (2005) dampak gejala PMS yang tidak tertangani dengan
baik antara lain :
1) Mengakibatkan stres fisik dan psikis. Jika tidak dilakukan penanganan
terhadap stres tersebut maka dapat mengakibatkan deplesi magnesium.
Deplesi ini dapat mengakibatkan kerapuhan tulang dan meningkatnya
resiko osteoporosis. Jika hal ini terjadi maka resiko patah tulang
akibat tulang yang keropos menjadi lebih besar.
2) PMS yang sudah parah dan tidak ditangani dengan baik dapat
berlanjut menjadi Pre Menstrual Dysphoric Disorder (PMDD).
20
Hensaw (2007) menyatakan bahwa wanita yang mengalami PMDD
mengalami kegagalan penyesuaian sosial dan pengurangan kualitas
kehidupan. Kegagalan ini berupa gangguan pada diri wanita sendiri
berupa emosi yang tidak stabil dan rasa cepat marah. Kondisi ini
menyebabkan wanita tersebut menjadi lebih sering marah ketika
mengalami menstruasi sehingga membuat orang lain tidak nyaman
untuk berinteraksi.
21
B. Kerangka Teori
Tingkat Pengetahuan
Remaja Putri Tentang
PMS
Faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan:
PMS:
1.
2.
3.
4.
Pengertian
Etiologi
Faktor Resiko
Gejala
a. Gejala fisik
b. Gejala non fisik
5. Penanganan
1. Pendidikan
2. Pengalaman
3. Sosial ekonomi
4. Budaya
Gambar 2.1 Kerangka Teori.
( Sumber Notoatmodjo, 2007 dan Azra, 2009).
22
C. Kerangka Konsep Penelitian
Baik
Tingkat Pengetahuan
Remaja Putri tentang
PMS
Cukup
Kurang
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Ditinjau dari tujuan penelitian yang akan dicapai, penelitian ini
menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Notoatmodjo (2005),
deskriptif kuantitatif adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan
utama untuk membuat gambaran atau diskripsi suatu keadaan secara objektif.
Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang
sedang dihadapi pada situasi sekarang.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian adalah tempat yang akan dilakukan penelitian oleh
peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian (Hidayat, 2007).
Penelitian ini dilakukan di SMA N 3 Sragen.
2. Waktu penelitian adalah rentan waktu yang akan dilakukan oleh peneliti
dalam melaksanakan kegiatan penelitian (Hidayat, 2007). Penelitian ini
telah dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2012.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
23
24
ditetapkan
oleh
peneliti
dan
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya (Hidayat, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah siswi
kelas XI di SMA N 3 Sragen yang berjumlah 100 siswi.
2. Sampel
Menurut Hidayat (2007) Sampel adalah sebagian populasi yang akan
diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Sampel pada penelitian ini adalah siswi kelas XI di SMA N 3 Sragen.
Kriteria sampel ada 2 yaitu:
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subyek penelitian dapat
mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel.
1). Siswi kelas XI yang bersedia menjadi responden
2). Siswi yang sudah menstruasi
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria Eksklusi adalah kriteria dimana subyek penelitian tidak dapat
mewakili sampel penelitian yang tidak memenuhi syarat sebagai
sampel.
1). Siswi kelas XI yang menolak menjadi responden
2). Siswi yang tidak hadir.
Populasi dalam penelitian ini sebesar 100 siswi, maka untuk
menentukan besar sampel yang diambil digunakan rumus:
N
n=
1 + N (d)2
25
Keterangan:
n = Besar sampel
N = Besar Populasi
d = tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan, yaitu 0,05
(Notoatmodjo, 2005).
Berikut perhitungan sampel yang diambil :
N
n=
1 + N (d)2
100
n=
1 + 100 (0,05)2
100
n=
1 + 0,25
n = 80
Jadi siswi kelas XI di SMA N 3 Sragen yang dijadikan responden
sebanyak 80 siswi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada
penelitian ini adalah Simple Random Sampling. Menurut Hidayat (2007),
Simple Random Sampling adalah pengambilan sampel dengan cara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi.
D. Instrumen Penelitian
Alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur tingkat
pengetahuan remaja putri tentang PMS adalah data primer yang berupa
kuesioner
yang
diberikan
kepada
siswi.
Kuesioner
adalah
daftar
26
pernyataan/pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, matang, dimana
responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda
tertentu (Notoatmodjo, 2005).
Kuesioner dalam penelitian ini berbentuk pernyataan dimana dalam
pernyataan tersebut disediakan pilihan jawaban “benar” atau “salah” dan
responden diminta memilih salah satu jawaban tersebut. Cara penskoran untuk
pernyataan favourable yaitu jika benar skor 1 dan jika salah skor 0 dan pada
pernyataan unfavourable jika benar skor 0 dan jika salah skor 1.
Untuk memudahkan dalam menyusun instrumen, maka diperlukan kisikisi. Berikut kisi-kisi dari instrumen dalam penelitian ini.
Tabel. 3.1
Kisi – kisi Kuesioner
No
Variabel
1.
Pengetahuan
Remaja Putri
Tentang PMS
Indikator
Pengertian
PMS
Penyebab
PMS
Gejala fisik
Gejala non
fisik
Faktor resiko
Penanganan
PMS
Jumlah
No item
Jumlah
Favourable
Unfavourable (item)
1,2,4
3,5
5
7,9
6,8
4
10,11,12,13,15
14
6
17,21
16,18,19,20
6
22,23,24
3
26,27,28,29
25,30
6
30
Agar diperoleh data yang valid dan reliabel, maka kuesioner diujikan
terlebih dahulu dengan uji validitas dan reliabilitas. Uji tersebut dilakukan
kepada 30 siswi kelas XI di SMA Negeri 1 Sragen
.
27
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan
valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur. Untuk
mengetahui validitas item dalam penelitian ini menggunakan uji validitas
dengan rumus korelasi product moment. Instrumen dikatakan valid jika nilai
rhitung > rtabel (Arikunto, 2010). Rumus korelasi product moment adalah:
rxy =
N. ΣXY- ΣX.ΣY
{N ΣX2 − (ΣX) }{NΣY2 - (ΣY) }
2
2
Keterangan:
N
: Jumlah responden
rxy
: Koefisien korelasi product moment
x
: Skor pertanyaan
y
: Skor total
xy
: Skor pertanyaan dikalikan skor total.
Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas Kuesioner
Variabel
Pengetahuan remaja
putri tentang PMS
Jumlah item
Valid ( item)
30
27
Tidak
valid
(item)
3 (pernyataan
nomer 2,4,5)
Tabel 3.2 menunjukkan bahwa item pernyataan untuk variabel
pengetahuan remaja putri tentang PMS dari 30 item terdapat 27 item yang
28
valid dan 3 item yang tidak valid dengan taraf signifikasi 5% dan untuk item
yang tidak valid tersebut tidak digunakan dalam penelitian ini.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan
bersifat tendensis, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban
tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya,
maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010).
Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha
Chronbach. Instrumen dikatakan reliabel bila nilai Alpha Cronbach >
rkriteria (0,60) (Ghozali, 2005). Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai
berikut:
r11
Σσb2 
 k 
= 
1 −

1
σ 2 t 
k
−


Keterangan:
r11
= Reliabilitas Instrument
k
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb2 = Jumlah varian butir
σt2
= Varians total
29
Tabel 3.3
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner
Variabel
Pengetahuan remaja
putri tentang PMS
Alpha Chronbach
0,896
Keterangan
Reliabel
Hasil Uji Reliabilitas menunjukkan bahwa
semua
variabel
pengetahuan remaja putri tentang PMS memiliki nilai Alpha Chronbach >
0,60 sehingga kuesioner yang disusun untuk variabel dalam penelitian
tersebut reliabel.
E. Teknik Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar
pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner atau angket siswi kelas XI
di SMA N 3 Sragen, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya.
Responden disuruh mengisi kuesioner dengan selesai dan kuesioner diambil
pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari:
1. Data Primer
Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya dan diperoleh dari
jawaban atas pertanyaan yang disediakan melalui pengisian kuesioner oleh
responden tentang pengetahuan remaja putri tentang PMS (Pre Menstrual
Syndrome).
2. Data Sekunder
Data sekunder didapatkan dari data siswa kelas XI yang berada di SMA N
3 Sregen.
30
F. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Dalam
penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan remaja
putri tentang PMS (Pre Menstrual Syndrome).
G. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi yang batasi ruang lingkup atau
pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2005).
Tabel 3.4
Definisi Operasional
No
Variabel
Definisi Operasional
Skala
Kategori
1
Variabel
Segala sesuatu yang Ordinal a.
tunggal:
diketahui:
b.
pengetahuan
Pengetahuan
c.
remaja putri
merupakan
tentang PMS
kemampuan
responden dimana
responden
berumur
16-17
tahun
untuk
menjawab
pengetahuan
tentang PMS.
Baik, bila > 75%
Cukup, bila 60-75%
Kurang, bila < 60%
(Arikunto, 2010)
31
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya
adalah pengolahan data. Proses pengolahan data ada 4 yaitu:
a. Editing
Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban
dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian
dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing
dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak
sesuai dapat segera dilengkapi.
b. Coding
Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahaptahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan
data selanjutnya.
c.
Entry data
Kegiatan ini memasukkan data dalam program computer untuk
dilakukan analisis lanjut.
d.
Tabulating
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban
kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke
dalam tabel.
(Arikunto, 2010).
32
2. Analisa Data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan analisa univariat. Menurut Notoatmodjo (2005) analisa
univariat adalah menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap
penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap
variabel . Selanjutnya hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja,
ditunjukkan dengan prosentase dengan keterangan sebagai berikut :
a. Pengetahuan baik
: > 75%
b. Pengetahuan cukup
: 60% - 75%
c. Pengetahuan kurang
: < 60%
(Arikunto, 2010).
Adapun rumus untuk mengetahui skor prosentase (Riwidikdo, 2009) yaitu
sebagai berikut :
Skor Prosentase
Skor yang diperoleh responden
=
x 100%
Total skor maksimal yang seharusnya diperoleh
Rumus prosentase untuk jumlah remaja putri tentang PMS menurut tingkat
pengetahuan (Riwidikdo, 2009) yaitu sebagai berikut :
Skor Prosentase
Jumlah remaja putri menurut tingkat pengetahuan
=
x 100%
Jumlah responden
33
I. Etika Penelitian
Sebelumnya peneliti membuat informed consent atau persetujuan kepada
responden dengan menuliskan jati diri, identitas peneliti, tujuan penelitian,
serta permohonan kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam penelitian.
Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti mendapat ijin dari STIKES
Kusuma Husada Surakarta, Kepala Sekolah SMA N 3 Sragen, dan dari
responden sendiri melalui informed consent yang terjamin kerahasiaannya.
Masalah etika penelitian yang harus diperhatikan antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Informed consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed
consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan
lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent
adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui
dampaknya.
Apabila
responden
bersedia,
maka
mereka
harus
menandatangani lembar persetujuan tersebut.
2. Anonimity (tanpa nama)
Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam
penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
akan disajikan.
34
3. Kerahasiaan (confidentiality)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada
hasil riset.
(Hidayat, 2007).
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
SMA N 3 Sragen adalah Sekolah Menengah Atas yang terletak di Jl. Dr.
Soetomo No 2, Kecamatan Sragen Kulon, Kota Sragen. SMA N 3 Sragen ini
terdiri dari 27 kelas, masing-masing tingkat ada 9 kelas. Kelas X jumlah siswi
sebanyak 120 , kelas XI jumlah siswi sebanyak 100 dan kelas XII jumlah
siswi sebanyak 110. Fasilitas pendukung yang dimiliki oleh SMA N 3 Sragen
adalah labratorium Komputer, labratorium Bahasa, laboratorium Fisika,
labratorium Kimia, labratorium Biologi, perpustakaan, ruang guru, ruang
kepala sekolah, ruang BK (Badan Konseling), TU (Tata Usaha), koperasi,
aula, UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) , masjid dan kantin.
B. Hasil Penelitian
Tingkat pengetahuan remaja putri tentang Pre Menstrual Syndrome (PMS)
Pada Siswi kelas XI Di SMA N 3 Sragen disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.1
Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pre Menstrual Syndrome
(PMS) pada Siswi Kelas XI Di SMA N 3 Sragen
No
1.
2.
3.
Pengetahuan
Frekuensi
Baik
50
Cukup
23
Kurang
7
Jumlah
80
Sumber : Data Primer bulan Mei 2012
35
Prosentase (%)
62,5
28,75
8,75
100
36
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa pengetahuan remaja
putri kelas XI Di SMA N 3 Sragen tentang PMS dalam kategori baik yaitu
sebanyak 50 responden (62,5%) sedangkan untuk kategori cukup sebanyak
23 responden (28,75%) dan untuk kategori kurang sebanyak 7 responden
(8,75%).
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan remaja putri tentang Pre Menstrual Syndrome (PMS) pada siswi
kelas XI di SMA N 3 Sragen sebagian besar berpengetahuan baik 50
responden (62,5%) dan sebagian kecil berpengetahuan kurang 7 responden
(8,75%).
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang berpengetahuan
baik sudah dapat menjawab pernyataan yang diberikan dengan baik karena
respondeh sudah pernah mendapatkan penyuluhan kesehatan reproduksi
remaja khususnya tentang PMS, mendapat informasi dari teman yang pernah
mengalaminya
dan
membaca
buku.
Kemudian
responden
yang
berpengetahuan cukup sebagian besar responden kurang mengetahui tentang
gejala
fisik
dan
penanganan
tentang
PMS
dan
responden
yang
berpengetahuan kurang, responden kurang mengerti tentang penyebab
terjadinya PMS.
Menurut Baradera (2007) gejala fisik PMS yang muncul antara lain :
kelemahan umum (lekas letih, pegal, linu), acne (jerawat), nyeri pada kepala,
37
punggung, perut bagian bawah, nyeri pada payudara, gangguan saluran cerna
misalnya rasa penuh/kembung, konstipasi, diare dan perubahan nafsu makan
sering merasa lapar dan cara penanganan PMS ada banyak macam yaitu :
edukasi dan konseling, memodifikasi gaya hidup dengan cara berkomunikasi
dengan orang terdekat, diet makanan, olah raga yang teratur, perbanyak
istirahat dan kurangi aktivitas. Apabila gejala PMS tidak berkurang maka bisa
menggunakan obat-obatan (Yuliarti, 2009).
Menurut Agustina (2010) ada banyak faktor yang diduga menjadi
penyebab timbulnya PMS diantaranya adalah : kadar hormon progesteron
yang rendah, kadar hormon estrogen yang berlebihan, perubahan ratio kadar
hormon estrogen/progesteron, defisiensi vitamin dan mineral (A, E, B6
kalsium) dan faktor genetik
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
mulai mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sangat penting akan terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari
pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan
akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengeteahuan
(Notoatmodjo, 2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ada 4
yaitu: pendidikan, pengalaman, sosial ekonomi dan budaya.
38
Tingkat pengetahuan remaja putri tentang Pre Menstrual Syndrome
(PMS) yang baik diharapkan remaja siap dalam menghadapi gejala-gejala
PMS tiap bulan. Walaupun tidak berbahaya, namun acap kali dirasakan
menggangu bagi wanita yang mengalaminya. Gejala-gejala PMS yang
dialami setiap wanita itu tidak sama dan kadang juga dapat menggangu
aktivitas pekerjaan.
D. Keterbatasan
1. Kendala penelitian
Pada saat dilakukan penelitian keadaannya kurang efisien karena berada
di Aula.
2. Keterbatasan selama proses penelitian :
a. Dalam penelitian ini ada kelemahan dalam menyusun alat (kuesioner)
yang menggunakan jawab tertutup sehingga responden tidak dapat
menguraikan jawaban selain jawaban yang tersedia.
b. Dalam penelitian ini hanya untuk mengetahui tingkat pengetahuan
remaja putri tentang PMS tanpa adanya tindak lanjut terhadap hasil
penelitian yang diperoleh.
39
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
1. Tingkat pengetahuan remaja putri kelas XI tentang PMS di SMA N 3
sragen dalam kategori baik sebanyak 50 responden (62,5%).
2. Tingkat pengetahuan remaja putri kelas XI tentang PMS di SMA N 3
sragen dalam kategori cukup sebanyak 23 responden (28,75%).
3. Tingkat pengetahuan remaja putri kelas XI tentang PMS di SMA N 3
sragen dalam kategori kurang sebanyak 7 responden (8,75%).
B. Saran
1. Bagi Responden
Diharapkan
dengan
adanya
penelitian
ini,
para
siswi
lebih
meningkatkan pengetahuan tentang PMS dengan cara mencari informasi
yang lengkap dan benar berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja
khususnya PMS misalnya dari buku, internet, mengikuti penyuluhan dan
dapat melalui diskusi secara terbuka tentang kesehatan reproduksi remaja
dalam hal ini tentang PMS dengan orang tua, guru, teman, maupun orang
yang memang paham mengenai hal ini.
40
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan diharapkan meningkatkan penyuluhan dalam bidang
kesehatan dengan cara promosi kesehatan atau pendidikan kesehatan
tentang kesehatan reproduksi remaja sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan remaja putri tentang kesehatan reproduksi khususnya tentang
PMS
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti lain selanjutnya yang mungkin juga menggunakan topik
yang sama dengan yang diambil oleh penulis, penulis berharap supaya
adanya penelitian yang dilanjutkan dengan penyuluhan lanjutan, sehingga
responden tidak hanya tahu saja, melainkan dapat paham lebih lanjut
dengan berbagai keterangan yang disampaikan lewat penyuluhan lanjutan.
Download