PERANCANGAN TRANSMISI LISTRIK WIRELESS MENGGUNAKAN DUA KUMPARAN METAL Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Oleh: SUPRIYADI D400120074 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017 HALAMAN PERSETUJUAN PERANCANGAN TRANSMISI LISTRIK WIRELESS MENGGUNAKAN DUA KUMPARAN METAL PUBLIKASI ILMIAH oleh: SUPRIYADI D 400 120 074 Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh: Dosen Pembimbing Aris Budiman, ST.MT NIK. 885 i HALAMAN PENGESAHAN PERANCANGAN TRANSMISI LISTRIK WIRELESS MENGGUNAKAN DUA KUMPARAN METAL OLEH SUPRIYADI D 400 120 074 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Kamis, 13 April 2017 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Dewan Penguji: 1.Aris Budiman, S.T., M.T. (Ketua Dewan Penguji) 2.Hasyim Asy’ari, S.T., M.T. (Anggota I Dewan Penguji) 3.Ir. Jatmiko, M.T. (Anggota II Dewan Penguji) (.....................) (.....................) (.....................) Dekan, Ir. Sri Sunarjono, M.T., Ph.D. NIK/NIDN:0630126302 ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila kelak terbukti ada ketidak benaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya Surakarta, 13 Maret 2017 Penulis SUPRIYADI D400120074 iii PERANCANGAN TRANSMISI LISTRIK WIRELESS MENGGUNAKAN DUA KUMPARAN METAL Abstrak Semakin dibutuhkannya proses transfer energi listrik yang efisien, mendorong beberapa pengembang teknologi berlomba-lomba mengembangkan teknologi yang mampu mentransfer energi listrik tanpa kabel. Secara konvensional, kabel konduktor merupakan penghantar listrik paling efisien hingga saat ini. Dalam penelitian ini, penulis membuat sebuah alat yang mampu menghantarkan energi listrik melalui udara atau tanpa kabel. Fenomena magnetic flux adalah fenomena yang akan dihasilkan oleh alat pada penelitian ini. Adanya magnetic flux, akan menimbulkan resonansi yang akan terhantar pada sisi penerima. Konstruksi pada alat yang dikembangkan adalah memanfaatkan lilitan tembaga. Lilitan tembaga ini ditempatkan di bagian keluaran dari sisi transmitter, dan ditempatkan di bagian masukan dari sisi receiver. Tegangan masukan dari transmitter adalah 19 DC volt dan arus 4.74 Ampere. Lilitan yang digunakan pada sisi transmitter dan receiver memiliki luas penampang 28.26 mm . Pada penelitian ini, alat yang telah dibuat diuji coba dengan cara memvariasikan beban dan jarak yang digunakan pada sisi receiver. Dari hasil uji coba alat yang telah dibuat, didapati beberapa efisiensi transfer daya. Efisiensi terbaik adalah sebesar 92.9 % pada uji coba beban 25 watt pada jarak 2 cm. Dan transfer daya listrik tidak terjadi lagi pada jarak 10 cm pada beban 120 watt. Dari percobaan tersebut, disimpulkan bahwa bila jarak antara transmitter dan receiver semakin jauh, besar daya dan efisiensi transfer akan semakin berkurang. Kata kunci: energi, listrik, listrik tanpa kabel, transmitter, receiver Abstract The efficient electrical energy tranfer is important to day, so some people compete to develop new technologies that can transfer electrical energy without cable. Conventionally, the wire cable is the most efficient in this time. In this research, the writer creates a tool that can bring electrical energy through the air without cable. The magnetic flux phenomenon is a phenomenon that will be produced by the tool in this research. The existence of magnetic flux will cause resonance which will be ushered on the receiver side. The construction of the developed device is utilizing some copper windings. This copper coil is placed at the output of the transmitter side, and placed at the input of the receiver side. The input voltage of the transmitter is 19 volts DC and the current 4.74 Ampere. The coil used in the transmitter and the receiver has a 28.26 mm² cross-sectional area. In this research, the tool that has been created was tested by varying the load used on the receiver side and also the distance. The result of the conducted experiments, we get the best and worst efficiency. The best efficiency is 92.9 % with 25 watt of load at 2 cm of distance. And the power transfer is not happening with 25 watt of load at 10 cm of distance. From that experiments we can conclude that if the distance between transmitter and receiver is expanded, the less efficiency we get from the power transfer. Keywords: energy, electric, wireless, transmitter, receiver 1 1. PENDAHULUAN Semakin pesatnya perkembangan teknologi secara global saat ini merupakan sebuah fenomena yang tak terbendung. Hal ini menyebabkan teknologi nirkabel/tanpa kabel (wireless) juga mengalami perkembangan yang signifikan, karena kebutuhan manusia akan medium komunikasi. Tak hanya sampai pada titik dimana teknologi nirkabel menjadi medium komunikasi, teknologi jenis ini merambah pada sektor-sektor yang lain. Bahkan pada sektor transfer daya, beberapa perusahan ternama telah berhasil mewujudkan hal ini. Dengan adanya teknologi nirkabel yang digunakan untuk transfer daya, maka manusia akan dimudahkan dalam sisi praktis transfer daya. Salah satu ilmuwan paling fenomenal pada abad 19, Nikola Tesla, telah membuktikan teorinya tentang transfer daya tanpa kabel dengan menunjukkan penemuan-penemuan yang telah dilakukannya. Penemuan-penemuannya terkait transfer daya nirkabel ini ternyata menuai banyak kritik dari ilmuwan-ilmuwan ternama yang lain. Mengingat tingkat dampak yang ditimbulkan belum teruji pada lingkungan organisme. Salah satu dampak transfer nirkabel yang secara ilmiah dapat dikaji adalah dampak medan elektromagnetik. Hal inilah yang kemudian menyebabkan penelitian semacam ini cenderung tidak berkembang bahkan hingga menjelang abad 21. Namun pada akhirnya, sebuah universitas asal Amerika Serikat, MIT (Massachusetts Institue of Technology), mendorong para penelitinya untuk mempelajari transfer daya secara nirkabel. Semangat yang terdorong pada sekitar tahun 2017 ini pada akhirnya menemukan titik terangnya dan menginspirasi beberapa lembaga teknologi untuk memproduksi teknologi transfer daya secara massal ke publik. Namun, nilai efisiensi transfer daya nirkabel masih menjadi masalah yang serius, mengingat efisiensinya belum dapat setara dengan teknologi transfer daya melalui kabel. Teknologi transfer daya nirkabel ini hanya mampu mencapai titik efisiensi dibawah 40% dengan jarak 2 meter pada awalnya. namun dengan ketekunan para peneliti pada tahun 2017, efisiensi sudah melebihi 40% dengan daya 60 Watt berjarak 2 meter (Kurs, 2007). Pada titik inilah teknologi transfer daya nirkabel mulai berkembang. Beberapa percobaan yang dilakukan oleh Hambleton dan rekan-rekanya telah berhasil memaksimalkan teknologi transfer daya nirkabel dengan pembuktian yang cukup memuaskan. Ia dan rekan-rekannya mampu mentransmisikan daya listrik secara nirkabel pada sebuah lampu. Teknik yang digunakan adalah membuat sebuah pengirim transmisi dengan keluaran yang dijadikan medan magnet dengan kumparan tembaga, keluaran ini kemudian ditransmisikan secara nirkabel ke sebuah penerima dengan memanfaat medan magnet di sekitar kumparan. Dengan metode kumparan ke kumparan ini, ia dan timnya mampu mentransmisikan daya ke sebuah lampu pijar 40 Watt secara maksimal pada jarak 18 cm. Dan tak berhenti sampai itu, seorang peneliti 2 dari Korea Selatan yang bernama Hwang juga mempublikasikan sebuah jurnal yang membahas soal teknologi transfer daya tanpa kabel yang menyatakan bahwa jika dua buah kumparan yang saling beresonansi akan membentuk sebuah transmisi daya berdasarkan kopling dari magnetic flux. Teknologi yang sering disebut dengan WPT (Wireless Power Transfer) ini kemudian menjadi bahasan yang menarik bagi para mahasiswa yang menggeluti bidang elektro di Indonesia. Pada penelitian ini, penulis berfokus pada perancangan sebuah perangkat transmisi daya secara nirkabel dengan memanfaatkan fenomena magnetic resonance. Fenomena ini akan diwujudkan dengan pembuat sebuah pengirim daya dan penerima daya. Hal yang akan dibahas pada penelitian ini adalah analisa efisiensi transmisi daya yang terkalkulasi dari perbandingan daya pengirim dan daya penerima. Dan arus yang akan ditransmisikan adalah arus DC (Direct Current). Kemudian akan dibandingkan dengan variasi beban yang berbeda pada sisi penerima dengan berbagai jarak yang berbeda. 1.1 Rumusan Masalah Dari berbagai latar belakang yang telah dipaparkan diatas, kita mendapati beberapa hal yang harus dijadikan sebuah masalah yang harus diselesaikan. Adapun rumusan masalah yang telah terkumpul pada penelitian ini adalah: a. Membuat sebuah alat transmisi daya tanpa kabel. b. Menemukan nilai efisiensi terbaik dari transmisi daya tanpa kabel pada alat yang telah dibuat. 1.2 Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah yang telah dibuat, penelitian ini disusun dalam rangka mencapai beberapa tujuan untuk membuat alat transmisi daya tanpa kabel dengan tingkat efisiensi transmisi yang maksimal. 1.3 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan terwujud dari penelitian ini adalah: a. Menyediakan kemudahan pengguna alat elektronik dalam transmisi daya tanpa kabel seperti battery charging. b. Menginspirasi generasi selanjutnya agar tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang teknologi nirkabel. 3 2. METODE Penelitian tentang system transfer daya tanpa kabel ini memerlukan waktu kurang lebih 7 bulan. Adapun tahapan dalam menyelesaikan penelitian ini adalah sebagai berikut: 2.1 Rancangan penelitian Studi Literatur Studi Literatur merupakan tahapan awal dalam suatu penelitian.Pada tahap ini penulis mencari refrensi yang berkenaan dengan penelitian.Refrensi yang diambil bersumber dari skripsi, jurnal ilmiah, dan buku materi lainya. Pengumpulan Data Pengumpulan data berupa sepesifikasi alat yang sejenis, desain rangkaian, dan data tentang tempat penjualan komponen. Perancangan Alat Perancangan alat meliputi elektronika, desain, dan komponen-komponen. Pembuatan Alat Pembuatan alat meliputi mekanik alat seperti transmitter dan receiver, desain elektronika, dan merancang semua komponen yang dibutuhkan menjadi satu. Pengujian dan Analisi Data Pengujian alat dicoba secara berulang-ulang dengan jarak dan beban yang berbeda.Untuk memudahkan dalam menganalisa alat ini dilengkapi dengan alat ukur volt-ampare didalam rangkaian receiver. 2.2 Alat dan Bahan Peralatan dan bahan yang diperlukan dalam proses ini berupa: Tabel 1. Alat dan bahan Nama Spesifikasi Power supply 19 v /4.74 A Kapasitor 6,8 nf/2000 v Kapasitor 3300 nf/50 v Resistor 2,2 k Resistor 1k Mosfet IRFZ44N Diode X4020S Pipa tembaga Luas penampang 28.26 mm² Kabel tembaga Luas penampang 3.14 mm² Cooler 14x7cm x2 cm² Inductor Diode 2A Diode 1A LED 3 mm 4 Jumlah 1 11 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 1 Fuse Pengaris Switch Digital avometer PCB Lampu Lampu Lampu Lampu Kapasitor Cutter Software proteus Almunium 12X7 cm 100 watt 25/25 watt 35/70 watt 5 watt 100 nf/50 v Versi 8 1 1 2 1 1 1 1 1 4 2 1 1 2.3 Skema Rangkaian Tansmitter dan Receiver Skema rangkaian pemancar dan penerima dibuat menggunakan software proteus versi 8 dapat dilihat gambar 1 dan gambar 2. Gambar 1. Skema Rangkaian Tansmitter Gambar 2. Skema Rangkaian Receiver 5 2.4 FlowchartPenelitian Gambar 3.Flowchart penelitian 6 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Perhitungan frekuensi resonansi dan induktansi Perhitungan frekuensi resonansi dan induktansi merupakan perhitungan yang digunakan untuk mengetahui nilai induktansi lilitan pada rangkaian transmitter dan masing-masing lilitan pada rangkaian receiver.Nilai dari induktansi tersebut digunakan untuk mengetahui nilai frekuensi resonansi pada rangkaian transmitter dan masing-masing rangkaian receiver.Data lilitan pada rangkaian transmitter dan receiver adalah sebagai berikut: Tabel 2. Spesifikasi Rangkaian Jenis Rangkaian Panjang (M) N C (farad) A (mm2) Pemancar 0.3 1 40,8x10−9 28.26 Penerima 0.3 1 34x10−9 28.26 Dimana: I N C A fr = Panjang lilitan (M) = Jumlah lilitan = kapasitor (Farad) = luas penampang (mm2) 1 = frekuensi resonansi (Hertz) = 2.π.√L.C L μ0 = Induktansi (Henry) = μ0 . N l .A = Permeabilitas= 4.π.10-7 (wb/Am) 2 Hasil Perhitungan induktansi dan frekuensi resonansi rangkaian pemancar luas penampang 28.26 mm2. Untuk perhitungan induktansi dapat dicari dengan persamaan Dimana nilai: L = 4.3,14. 10−7 . 12 .28.26 0,3 Sehingga: L= 0,000118 h = 0,118 µh Untuk perhitungan frekuensi resonansi dapat dicari dengan persamaan Dimana nilai: fr = 1 2.3,14.√0,118x10−6 .40,8x10−9 Sehingga: 7 fr=44x106 Hz=44Mhz Hasil perhitungan induktansi dan frekuensi resonansi rangkaian penerima luas penampang 28.26 mm2. Untuk perhitungan induktansi dapat dicari dengan persamaan Dimana nilai: L = 4.3,14. 10−7 . 12 .28.26 0,3 Sehingga: L= 0,000118 h = 0,118 µh Untuk perhitungan frekuensi resonansi dapat dicari dengan persamaan Dimana nilai: fr = 1 2.3,14.√0,118x10−6 .34x10−9 Sehingga: fr=4x107 Hz=40Mhz 3.2 Pengujian lilitan dengan luas penampang 28.26 mm2 dengan beban yang berbeda-beda Pengujian ini dilakukan dengan Tansmitteryang mempunyai nilai frekuensi resonansi 44Mhz dengan Receiver dengan nilai frekuensi resonansi 40Mhz. Nilai arus dan tegangan dari hasil pengujian adalah sebagai berikut, dan nilai daya didapat dari persamaan P=V×I sedangkan nilai efisiensi didapat dari persamaan Eff=(daya penerima)/(daya pemancar).100% Gambar 4. Pengujian Lilitan Penerima Luas Penampang 28.26 mm2 8 Tabel 3. Hasil Pengujian Lilitan Penerima Luas Penampang 28.26 mm2 dengan tidak menggunakan beban lampu JARAK (cm) Pemancar Penerima Tegangan Arus Daya Tegangan (V) (A) (W) (V) 10 19 4.74 90.06 35.2 8 19 4.74 90.06 40.6 6 19 4.74 90.06 45.1 4 19 4.74 90.06 47.9 2 19 4.74 90.06 50.8 Tabel 4. Hasil Pengujian Lilitan Penerima Luas Penampang 28.26 mm2 dengan menggunakan beban lampu 120 watt JARAK (cm) Pemancar Penerima Tegangan Arus Daya Tegangan Arus Daya Efisiensi (V) (A) (W) (V) (A) (W) (%) 10 19 4.74 90.06 0 0.85 0 0 8 19 4.74 90.06 0.3 1.20 0.36 0.4 6 19 4.74 90.06 0.7 1.75 1.22 1.35 4 19 4.74 90.06 2.3 2.65 6.1 6.8 2 19 4.74 90.06 6.7 4.58 30.67 34.1 Tabel 5. Hasil Pengujian Lilitan Penerima Luas Penampang 28.26 mm2 dengan menggunakan beban lampu 100 watt JARAK (cm) Pemancar Penerima Tegangan Arus Daya Tegangan Arus Daya Efisiensi (V) (A) (W) (V) (A) (W) (%) 10 19 4.74 90.06 0.3 0.83 0.25 0.28 8 19 4.74 90.06 0.5 1.2 0.6 0.67 6 19 4.74 90.06 1.1 1.7 1.87 2.07 9 4 19 4.74 90.06 3.5 2.63 9.2 10.2 2 19 4.74 90.06 8.7 4.12 35.8 39.7 Tabel 6. Hasil Pengujian Lilitan Penerima Luas Penampang 28.26 mm2 dengan menggunakan beban lampu 85 watt JARAK (cm) Pemancar Penerima Efisiensi (%) Tegangan Arus Daya Tegangan Arus Daya (V) (A) (W) (V) (A) (W) 10 90 4.74 90.06 0.9 0.84 0.76 0.84 8 90 4.74 90.06 1.7 1.17 1.99 2.21 6 90 4.74 90.06 4.0 1.68 6.72 7.46 4 90 4.74 90.06 9.1 2.51 22.8 25.32 2 90 4.74 90.06 18.7 3.75 70.13 77.87 Tabel 7. Hasil Pengujian Lilitan Penerima Luas Penampang 28.26 mm2 dengan menggunakan beban lampu 70 watt JARAK (cm) Pemancar Penerima Efisiensi (%) Tegangan Arus Daya Tegangan Arus Daya (V) (A) (W) (V) (A) (W) 10 19 4.74 90.06 1.9 0.84 1.56 1.73 8 19 4.74 90.06 4.1 1.15 4.71 5.23 6 19 4.74 90.06 8.2 1.62 13.3 14.8 4 19 4.74 90.06 16.1 2.28 36.7 40.7 3 19 4.74 90.06 24.7 2.87 70.9 78.7 Tabel 8. Hasil Pengujian Lilitan Penerima Luas Penampang 28.26 mm2 dengan menggunakan beban lampu 50 watt JARAK (cm) 10 Pemancar Penerima Efisiensi Tegangan Arus Daya Tegangan Arus Daya (V) (A) (W) (V) (A) (W) 19 4.74 90.06 0.5 0.87 0.4 10 (%) 0.44 8 19 4.74 90.06 1.2 1.2 1.44 1.6 6 19 4.74 90.06 27 1.65 4.45 4.9 4 19 4.74 90.06 6.3 2.52 15.9 17.6 2 19 4.74 90.06 14.1 3.87 54.6 60.6 Tabel 9. Hasil Pengujian Lilitan Penerima Luas Penampang 28.26 mm2 dengan menggunakan beban lampu 35 watt JARAK (cm) Pemancar Penerima Efisiensi (%) Tegangan Arus Daya Tegangan Arus Daya (V) (A) (W) (V) (A) (W) 10 19 4.74 90.06 1 0.83 0.83 0.92 8 19 4.74 90.06 2.4 1.2 2.9 3.22 6 19 4.74 90.06 29 1.72 8.4 9.32 4 19 4.74 90.06 10.3 2.54 26.2 29.1 2 19 4.74 90.06 19.5 3.66 71.4 79.3 Tabel 10. Hasil Pengujian Lilitan Penerima Luas Penampang 28.26 mm2 dengan menggunakan beban lampu 25 watt JARAK (cm) Pemancar Penerima Efisiensi (%) Tegangan Arus Daya Tegangan Arus Daya (V) (A) (W) (V) (A) (W) 10 19 4.74 90.06 2.5 0.82 2.05 2.28 8 19 4.74 90.06 5.2 1.16 6.03 6.7 6 19 4.74 90.06 10 1.63 16.3 18.1 4 19 4.74 90.06 19.1 2.32 44.3 49.2 2 19 4.74 90.06 38.1 3.23 83.7 92.9 11 60 50,8 50 47,9 45,1 100 Watt 40,6 40 Tegangan ( V ) 120 Watt 38,1 35,2 30 24,7 20 16,1 19,1 10 1,9 1 0,9 0,5 0,3 0 0 2,5 10 Cm 4,1 2,4 1,7 1,2 0,5 0,3 5,2 8 Cm 8,2 10 4 2,9 2,7 1,1 0,7 6 Cm 19,5 18,7 14,1 10,3 9,1 6,3 3,5 2,3 6,7 4 Cm 2 Cm 85 Watt 70 Watt 50 Watt 35 Watt 25 Watt TANPA BEBAN Gambar 5. Grafik Pengukuran Tegangan Dengan Jarak Gambar 5 menunjukkan bahwa semakin dekat jarak transmitter dengan receiver maka semakin besar tegangan yang dihasilkan. Contoh pada beban 100 Watt dengan jarak 2 cm mampu menerima tegangan 8.7 V pada jarak 4 cm tegangan yang diterima berkurang 2.5 kali lipat, pada jarak 6 cm tegangan yang diterima berkurang 8 kali lipat, pada jarak 8 cm tegangan yang diterima berkurang 17 kali lipat dan pada jarak 10 cm tegangan yang diterima berkurang mencapai 29 kali lipat. 5 4,5 4,58 4 4,12 3,87 3,75 3,66 Arus ( i ) 3,5 3,23 3 2,65 2,63 2,54 2,52 2,51 2,32 2,28 2,5 2,87 1 35 Watt 1,2 1,17 1,16 1,15 25 Watt 0,87 0,85 0,84 0,83 0,82 0,5 0 8 Cm 85 Watt 50 Watt 1,75 1,72 1,7 1,68 1,65 1,63 1,62 10 Cm 100 Watt 70 Watt 2 1,5 120 Watt 6 Cm 4 Cm Gambar 6.Grafik Pengukuran Arus Dengan Jarak 12 2 Cm Gambar 6 menunjukkan bahwa semakin dekat jarak transmitter dengan receiver maka semakin besar Arus yang dihasilkan. Contoh pada beban 100 Watt dengan jarak 2 cm mampu menerima Arus 4.12Ampare pada jarak 4 cm Arus yang diterima berkurang 1.5 kali lipat, pada jarak 6 cm Arus yang diterima berkurang 2.4 kali lipat, pada jarak 8 cm Arus yang diterima berkurang 3.4 kali lipat dan pada jarak 10 cm Arus yang diterima berkurang mencapai 4.9 kali lipat. 90 83,7 80 70,9 71,4 70,13 70 120 Watt Daya ( W ) 60 54,6 50 20 0 70 Watt 35,8 30,67 30 10 85 Watt 36,7 44,3 40 13,3 1,56 2,05 0,83 0,76 0,4 0,25 0 10 Cm 4,71 6,03 2,9 1,99 1,44 0,6 0,36 8 Cm 100 Watt 50 Watt 26,2 22,8 35 Watt 16,3 15,9 25 Watt 8,4 6,72 4,45 1,87 1,22 9,2 6,1 6 Cm 4 Cm 2 Cm Gambar 7.Grafik Pengukuran Daya Dengan Jarak Gambar 7 menunjukkan bahwa semakin dekat jarak transmitter dengan receiver maka semakin besar daya yang dihasilkan. Contoh pada beban 100 Watt dengan jarak 2 cm mampu menerima daya sebesar 35.8 watt pada jarak 4 cm daya yang diterima berkurang 3.9 kali lipat, pada jarak 6 cm tegangan yang diterima berkurang 19 kali lipat, pada jarak 8 cm tegangan yang diterima berkurang 59 kali lipat dan pada jarak 10 cm tegangan yang diterima berkurang mencapai 143 kali lipat. 4.PENUTUP Dari percobaan-percobaan diatas, perbedaan beban dan jarak akan menghasilkan nilai efisiensi yang bervariasi. Dari jarak 2 hingga 10 cm, kita dapati bahwa semakin dekat jarak antara transmitter dn receiver akan menghasilkan efisiensi yang semakin tinggi pula, begitu pun sebaliknya. Tak hanya perbedaan jarak yang akan memperngaruhi nilai efisiensi transfer energi listrik ini, perbedaan beban pada sisi receiver juga mempengaruhi seberapa besar nilai tegangan yang ditransfer. 13 Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran secara umum bahwa transfer energi listik tanpa kabel dapat dapat diwujudkan. Untuk mewujudkan alat yang mampu mentransfer energi listrik tanpa kabel dengan efisiensi tinggi dibutuhkan penelitian yang mendalam.Hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kita dapat menghasilkan nilai resonansi antara transmitter dan receiver yang tinggi. Tentunya dibutuhkan jam terbang yang tinggi, agar mampu membuat kombinasi konstruksi transmitter dan receiver yang baik. Semoga dengan ini, mendorong para mahasiswa agar menekuni lebih lanjut tentang tansfer energi listrik tanpa kabel. 5.PERSANTUNAN Penulis mengucapkan puja dan puji syukur dan terimakasih kepada pihak – pihak yang senantiasa mengeluangkan waktunya untuk memberikan bantuan dalam menyelesaikan tugas akhir sebagai berikut: ALLAH SWT dan Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan banyak kenikmatan dan kemuliaannya. Bapak, ibu dan kakak tercinta yang telah mendo’akan, memberikan nasehat dan semangat dalam pengerjaan Tugas Akhir. Bapak Umar S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Surakarta. Bapak Aris Budiman, S.T, M.T. selaku dosen pembimbing. Bapak dan ibu Dosen Jurusan Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta. Teman-teman Teknik Elektro UMS yaitu taufiq mus, ade setyawan,ika purwanto dan yang tidak dapat penulis sebut satu-satu yang telah membantu memberi referensi kepada penulis. Teman-teman selain Teknik Elektro UMS yaitu ika rizka hidayati dan keluarga besar MARCHING BAND UMS yang telah memberikan doa dan semangat kepada penulis. Teman-teman penulis yang selain di Teknik Elektro UMS yang tidak bisa disebutkan oleh penulis yang telah memberikan dukungan serta do’a. 14 DAFTAR PUSTAKA Chen, J., & Tang, P. (1999). A sliding mode current control scheme for PWM brushless DC motor drives. IEEE Transactions on Power Electronics, 14(3), 541–551. https://doi.org/10.1109/63.761698 Karlsson, J. (2001). Control System and Energy Saving Potential for Switchable Windows. Building Simulation 2001, (2000), 199–206. Mohammed Z Salah Supervisor Muhammed Abdelati, B. S. (1430). Parameters Identification of a Permanent Magnet Dc Motor. Santhanam, V., & Viswanathan, V. (2013). Smartphone Accelerometer Controlled Automated Wheelchair. T.K, S. (2012). Automatic Gas Valve Control System using Arduino Hardware. Automatic Gas Valve Control System Using Arduino https://doi.org/10.9756/BIJPSIC.10001 15 Hardware, 2(3), 18–21.