Uploaded by User78912

MAKALAH FISIKA DASAR II INDUKTANSI

advertisement
MAKALAH FISIKA DASAR II
TENTANG “INDUKTANSI”
DISUSUN OLEH
NAMA
: SYIFA AULIA
NIM
: 1111820011
DOSEN PEMBIMBING : MATSUANI, S.Pd. M.Pd.
TEKNIK ELEKTRONIKA
PROGRAM EKSTENSI KELAS KARYAWAN
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
JL. RAYA PUSPIPTEK SERPONG, KOTA TANGERANG
SELATAN, BANTEN 15314
2019
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis dengan judul
Induktansi.
Dalam pengerjaan karya tulis, penulis mengerjakannya dengan harapan
dapat membagi ilmu yang dituliskan dalam karya tulis ini
juga memenuhi
tuntutan akademisi . Walaupun isi dari karya tulis hanya sebatas kemampuan
penulis dalam menyajikan suatu materi, penulis berharap bahwasannya dapat
bermanfaat bagi orang banyak.
Dalam menulis karya tulis ini saya mendapatkan bantuan dari penjelasan
Bapak Matsuani, S.Pd., M.Pd selaku dosen pembimbing.
1. Bapak Matsuani, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing dalam mata
kuliah Fisika Dasar II atas perhatian dan arahannya kepada penulis dalam
mengerjakan karya tulis.
2. Rekan-rekan prodi Teknik Elektro angkatan 2018 yang sudah membantu
sedikit banyaknya dari pengerjaan karya tulis ini.
Dalam
penyusunan
makalah ini tidak
lepas
dari
tantangan
dan
hambatan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca makalah ini, supaya dalam penyusunan selanjutnya lebih baik lagi.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati saya menyadari bahwa hanya
kepada Allah SWT jualah kami menyerahkan segalanya. Semoga kita semua
mendapat curahan rahmat dan ridho dari-Nya, Amin.
Tangerang, 30 Maret 2019
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................... 4
1.1
Latar belakang ........................................................................................ 4
1.2
Rumusan masalah .................................................................................. 4
1.3
Tujuan ...................................................................................................... 5
1.4
Metode penulisan .................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................... 6
2.1
Pengertian Induktansi ............................................................................ 6
2.2
Induktansi Diri ....................................................................................... 8
2.3
Induktansi Bersama ............................................................................. 10
2.4
Hukum Faraday ................................................................................... 12
2.5
Penerapan Hubungan Induktansi dalam Kehidupan Sehari-hari .. 16
BAB III ................................................................................................................. 19
3.1
Kesimpulan ........................................................................................... 19
3.2
Saran ...................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 20
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Fisika dasar II merupakan salah satu mata kuliah dalam perguruan
tinggi Institut Teknologi Indonesia sebagai pondasi pembelajaran
tentang fenomena fisis yang terjadi, termasuk tentang elektro atau
elektronika. Dalam jurusan Teknik elektro, wajib adanya pembekalan dari
matakuliah Fisika dasar II untuk memudahkan pemahaman dalam
menempuh keahlian dibidang elektronika atau Teknik elektro, salah
satunya mengenai Induktansi.
Induktansi ini memiliki beberapa penerapan (aplikasi) pada
kehidupan masyarakat
ataupun menjadi teknologi
sendiri
dalam
perkembangan di ranah industri.
Disamping
materi,
sebagai
mahasiswa
Institut
Teknologi
Indonesia pembuatan karya tulis di haruskan untuk memenuhi nilai indeks
prestasi dalam mata kuliah Fisika dasar II sebagai syarat menempuh gelar
Sarjana Teknik
1.2 Rumusan masalah
Dalam pembuatan makalah ini, ada beberapa rumusan masalah
diantaranya adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan Induktansi?
2. Apa saja jenis - jenis Induktansi?
3. Apakah bunyi Hukum Faraday I dan II?
4. Apa saja contoh Penerapan Hubungan Induktansi dalam Kehidupan
Sehari-hari?
4
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini diantaranya :
1. Agar mahasiswa mempunya bekal dalam pemahaman keahlian di
bidang Teknik elektro.
2. Agar mahasiswa mengerti dasar dari fenomena fisis yang terjadi
sekitar bidang elektro.
3. Agar mahasiswa memiliki indeks prestasi dari matakuliah Fisika dasar
II.
1.4 Metode penulisan
Metode penulisan makalah ini menggunakan metode pustaka
dengan mengumpulkan data dari referensi buku ataupun jejaring internet.
5
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian Induktansi
Induktansi merupakan sifat sebuah rangkaian
listrik atau
komponen yang menyebabkan timbulnya GGL1di dalam rangkaian
sebagai akibat perubahan arus yang melewati rangkaian (self inductance)
atau akibat perubahan arus yang melewati rangkaian tetangga yang
dihubungkan
secara
magnetis
(induktansi
bersama
atau
mutual
inductance). Pada kedua keadaan tersebut, perubahan arus berarti ada
perubahan medan magnetik, yang kemudian menghasilkan ggl. Apabila
sebuah kumparan dialiri arus, di dalam kumparan tersebut akan timbul
medan magnetik. Selanjutnya, apabila arus yang mengalir besarnya
berubahubah terhadap waktu akan menghasilkan fluks magnetik yang
berubah terhadap waktu. Perubahan fluks magnetik ini dapat menginduksi
rangkaian itu sendiri, sehingga di dalamnya timbul GGL induksi. GGL
induksi yang diakibatkan oleh perubahan fluks magnetik sendiri
dinamakan GGL induksi diri.
b. Induktansi Diri
Induktansi Diri adalah Apabila arus berubah melewati suatu
kumparan atau solenoida, terjadi perubahan fluks magnetik di dalam
kumparan yang akan menginduksi GGL pada arah yang berlawanan.
Gambar 1. Macam-macam Kumparan.
GGL terinduksi ini berlawanan arah dengan perubahan fluks. Jika
arus yang melalui kumparan meningkat, kenaikan fluks magnet akan
1
GGL adalah singkatan Gaya Gerak Listrik
6
menginduksi GGL dengan arah arus yang berlawanan dan cenderung
untuk memperlambat kenaikan arus tersebut. Dapat disimpulkan bahwa
GGL induksi ε sebanding dengan laju perubahan arus yang dirumuskan :
Dengan I merupakan arus sesaat, dan tanda negatif menunjukkan
bahwa GGL yang dihasilkan berlawanan dengan perubahan arus.
Konstanta kesebandingan L disebut induktansi diri atau induktansi
kumparan, yang memiliki satuan henry (H), yang didefinisikan sebagai
satuan untuk menyatakan besarnya induktansi suatu rangkaian tertutup
yang menghasilkan GGL satu volt bila arus listrik di dalam rangkaian
berubah secara seragam dengan laju satu ampere per detik.
Contoh Soal :
1. Sebuah Induktor atau kumparan memiliki besar induktansi diri
H,
arus yang melewati kumparan mengalami perubahan dari 1 A menjadi
2 A dalam 0,2 detik. Besar gaya gerak listrik yang timbul pada
kumparan adalah?
Jawab:
Rumus besar gaya gerak listrik (GGL) yang timbul pada kumparan jika
menerima besar arus yang berubah adalah
Besar gaya gerak listrik yang timbul adalah
2. Sebuah kumparan mempunyai induktansi diri 2,5 H. Kumparan
tersebut dialiri arus searah yang besarnya 50 mA. Berapakah besar
7
GGL induksi diri kumparan apabila dalam selang waktu 0,4 sekon kuat
arus menjadi nol?
Jawab :
Diketahui :
L
=
2,5 H
I1
=
50 mA
I2
=
0
Δt
=
0,4 s
Ditanya
:
= 5 × 10-2 A
ε
=…?
Pembahasan :
3. Kuat arus listrik pada suatu rangkaian tiba-tiba turun dari 10A menjadi
2A dalam waktu 100 ms. Selama peristiwa itu mucul tegangan induksi
dalam kumparan sebesar 32 Volt. Tentukalah induktansi yang ada
dalam rangkaian tersebut!
Jawab:
Besaran yang diketahui.
Induktansi diri dalam kumparan adalah
4. Sebuah kumparan mempunyai induktansi diri 500 mH. Dalam 10 ms
dalam kumparan terjadi perubahan arus listrik dari 40 mA menjadi 100
mA. TentukanlahGGLyang muncul dalam kumparan tersebut!
Jawab:
Besaran yang diketahui.
Ggl yang timbul dalam kumparan adalah
8
5. Sebuah solenoida berisikan udara memiliki lilitan sebanyak 100 lilitan
dengan luas penampang 10 cm persegi. Jika panjang solenoida 1m,
tentukanlah induktansi diri pada kumparan tersebut!
Jawab:
Besaran yang diketahui.
Induktansi diri pada kumparan adalah
1. Induksi Diri Sebuah Kumparan
Perubahan arus dalam kumparan ditentukan oleh perubahan fluks
magnetik 0 dalam kumparan. Besarnya induksi diri dari sebuah
kumparan ialah:
L=
𝑁Φ
𝐼
Dimana:
L = Induksi diri kumparan (H)
I = Arus (A)
N = Jumlah lilitan
𝜙 = Fluks magnetic kumparan
2. Induktansi Diri Selenoida dan Toroida
Besarnya induktansi seleonida dan toroida dapat kita ketahui dengan
mengunakan persamaan berikut:
𝐿=
𝜇 𝐴𝑁 2
𝑙
Dimana:
L = Induksi diri kumparan (H)
N = Jumlah lilitan
9
L = Panjang solenoida (𝑚2 )
N = Jumlah lilitan
𝜇 = Permeabilitas Vakum (Wb/Am)
Contoh Soal:
1. Sebuah induktor terbuat darai kumparan kawat dengan 50 lilitan.
Panjang kumparan 5 cm dengan luas penampang 1 cm2. Hitunglah:
a. Induktansi Induktor
b. Energi yang tersimpan dalam induktor bila kuat arus yang
mengalir 2 A!
Diketahui:
N = 50 Lilitan
I = 5 cm = 5 x 10-2 m
A = 1 cm2 = 10-4 m2
Ditanya:
a. L = …?
b. U jika I = 2 A = …?
Pembahasan:
a.
Induktansi Bersama
Apabila dua kumparan saling berdekatan, seperti pada Gambar 2,
maka sebuah arus tetap I di dalam sebuah kumparan akan menghasilkan
sebuah fluks magnetik Φ yang mengitari kumparan lainnya, dan
menginduksiGGLpada kumparan tersebut.
10
Gambar 2. Perubahan arus di salah satu kumparan
akan menginduksi arus pada kumparan yang lain.
Menurut Hukum Faraday, besarGGLε2 yang diinduksi ke kumparan
tersebut berbanding lurus dengan laju perubahan fluks yang melewatinya.
Karena fluks berbanding lurus dengan kumparan 1, maka ε2 harus
sebanding dengan laju perubahan arus pada kumparan 1, dapat
dinyatakan:
Dengan M adalah konstanta pembanding yang disebut induktansi
bersama. Nilai M tergantung pada ukuran kumparan, jumlah lilitan, dan
jarak pisahnya.
Induktansi bersama mempunyai satuan henry (H), untuk mengenang
fisikawan asal AS, Joseph Henry (1797 - 1878). Pada situasi yang
berbeda, jika perubahan arus kumparan 2 menginduksiGGLpada
kumparan 1, maka konstanta pembanding akan bernilai sama, yaitu:
Induktansi
bersama
diterapkan
dalam
transformator,
dengan
memaksimalkan hubungan antara kumparan primer dan sekunder
sehingga hampir seluruh garis fluks melewati kedua kumparan tersebut.
11
b. Hukum Faraday
Pengertian Hukum Faraday dan Bunyi Hukum Faraday –
Hukum
Faraday adalah
Hukum
dasar
Elektromagnetisme
yang
menjelaskan bagaimana arus listrik menghasilkan medan magnet dan
sebaliknya bagaimana medan magnet dapat menghasilkan arus listrik
pada sebuah konduktor. Hukum Faraday inilah yang kemudian menjadi
dasar dari prinsip kerja Induktor, Transformator, Solenoid, Generator
listrik dan Motor Listrik. Hukum yang sering disebut dengan Hukum
Induksi Elektromagnetik Faraday ini pertama kali dikemukakan oleh
seorang Fisikawan Inggris yang bernama Michael Faraday pada tahun
1831.
Induksi Elektromagnetik adalah gejala timbulnya gaya gerak listrik
(ggl) di dalam suatu kumparan bila terdapat perubahan fluks magnetik
pada konduktor pada kumparan tersebut atau bila konduktor bergerak
relatif melintasi medan magnet. Sedangkan yang dimaksud dengan Fluks
banyaknya jumlah garis gaya yang melewati luasan suatu bidang yang
tegak lurus garis gaya magnetik.
12
Percobaan Faraday
Gambar 3. Percobaan Faraday
Dalam percobaan Faraday atau sering dikenal dengan istilah
Eksperimen Faraday ini, Michael Faraday mengambil sebuah magnet dan
sebuah kumparan yang terhubungkan ke galvometer. Pada awalnya,
magnet diletakkan agak berjauhan dengan kumparan sehingga tidak ada
defleksi dari galvometer. Jarum pada galvometer tetap menunjukan angka
0.
Ketika magnet bergerak masuk ke dalam kumparan, jarum pada
galvometer juga bergerak menyimpang ke satu arah tertentu (ke kanan).
Pada saat magnet didiamkan pada posisi tersebut, jarum pada galvometer
bergerak kembali ke posisi 0. Namun ketika magnet digerakan atau
ditarik menjauhi kumparan, terjadi defleksi pada galvometer, jarum pada
galvometer bergerak menyimpang berlawanan dengan arah sebelumnya
(ke kiri).
13
Pada saat magnet didiamkan lagi, jarum pada galvometer kembali
ke posisi 0. Demikian juga apabila yang bergerak adalah Kumparan,
tetapi Magnet pada posisi tetap, galvometer akan menunjukan defleksi
dengan cara yang sama. Dari percobaan Faraday tersebut juga ditemukan
bahwa semakin cepat perubahan medan magnet semakin besar pula gaya
gerak
listrik
yang
di
induksi
oleh
kumparan
tersebut.
Catatan : Galvometer adalah alat uji yang digunakan untuk mengetahui
ada tidaknya arus listrik yang mengalir.
Bunyi Hukum Faradayz
Berdasarkan percobaan yang dilakukannya tersebut, Michael
Faraday menyimpulkannya dengan dua pernyataan seperti berikut ini
yang juga sering disebut dengan Hukum Induksi Elektromagnetik
Faraday 1 dan Hukum Induksi Elektromagnetik Faraday 2.
Hukum Faraday 1
“Setiap
perubahan
medan
magnet
pada
kumparan
akan
menyebabkan gaya gerak listrik (GGL) yang diinduksi oleh kumparan
tersebut.”
Hukum Faraday 2
“TeganganGGLinduksi di dalam rangkaian tertutup adalah
sebanding dengan kecepatan perubahan fluks terhadap waktu.”
Namun ada juga mengabungkan kedua hukum Faraday tersebut menjadi
satu pernyataan yaitu :
“Setiap
perubahan
medan
magnet
pada
kumparan
akan
menyebabkan gaya gerak listrik (GGL) Induksi yang sebanding dengan
laju perubahan fluks.”
Hukum Faraday tersebut dapat dinyatakan dengan rumus dibawah ini :
ɛ = -N (ΔΦ/Δt)
14
Keterangan :
ɛ
=GGLinduksi (volt)
N
= Jumlah lilitan kumparan
ΔΦ
= Perubahan fluks magnetik (weber)
∆t
= selang waktu (s)
Tanda negatif menandakan arah gaya gerak listrik (ggl) induksi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya Gaya Gerak Listrik
(GGL)
Berikut dibawah ini adalah beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi besar kecilnya Gaya Gerak Listrik (GGL).
1.
Jumlah lilitan pada kumparan, semakin banyak lilitan pada
kumparan semakin besar tegangan yang diinduksikan.
2.
Kecepatan gerak medan magnet, semakin cepat garis gaya medan
magnet atau fluks yang mengenai konduktornya semakin besar pula
tegangan induksinya.
3.
Jumlah garis gaya medan magnet atau fluks, semakin besar jumlah
garis gaya medan magnet atau fluks yang mengenai konduktor, semakin
besar juga tegangan induksinya.
Contoh Kasus Hukum Faraday
Sebuah kumparan terdiri dari 50 lilitan, fluks magnet dalam
kumparan berubah sebesar 5 x 10-3 weber dalam selang waktu 10ms
(milidetik). Hitunglah Gaya Gerak Listrik atauGGLinduksi pada
kumparan tersebut.
Penyelesaian
Diketahui :
Jumlah Lilitan (N)
Selang waktu (Δt)
= 50
= 10ms = 10 x 10-3 second
15
ΔΦ
GGL induksi (ɛ )
= 5 x 10-3 weber
= ???
Jawaban :
ɛ
ɛ
ɛ
ɛ
= -N (ΔΦ/∆t)
= -50 (5 x 10-3 wb / 10 x 10-3)
= -50 (0,5)
= -25V
Jadi Gaya Gerak Listrik Induksinya adalah -25V.
c. Penerapan Hubungan Induktansi dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Generator
Generator adalah alat yang digunakan untuk mengubah energi
kinetik menjadi energi listrik
Ada dua jenis generator, yaitu:
a. Generator arus bolak-balik (AC) atau alternator
b. Generator arus searah (DC)
Perbedaan antara generator arus bolak-balik dengan arus searah
hanya terletak pada bentuk cincin luncur yang berhubungan dengan
kedua ujung kumparan. Pada generator arus bolak-balik terdapat dua
buah cincin luncur, sedangkan pada generator arus searah terdapat
sebuah cincin yang terbelah di tengahnya (cincin belah atau
komutator).
Ggl atau arus induksi pada alternator dapat diperbesar dengan empat
cara:
1. Memakai kumparan dengan lilitan lebih banyak.
2. Memakai magnet yang lebih kuat.
3. Melilit kumparan pada inti besi lunak.
4. Memutar kumparan lebih cepat.
16
Contoh generator arus bolak-balik:
a. Dinamo Sepeda
b. Generator AC pembangkit listrik
Gambar 4. Generator
2.
Transformator
Transformator atau trafo adalah alat yang digunakan untuk
mengubah tegangan bolak-balik (AC) dari suatu nilai ke nilai tertentu.
Trafo terdiri dari pasangan kumparan primer dan sekunder yang
terpisah dan dililitkan pada inti besi lunak.
Ada dua jenis trafo, yaitu:
a. Trafo step up (penaik tegangan)
b. Trafo step down (penurun tegangan)
17
Gambar 5. Trafo Step Up Dan Step Down
3. Alat Pemicu Jantung ( Elektrokardiogram/EKG)
Gambar 6. Elektrokardiogram (EKG)
Pacu jantung (pacemaker) adalah sebuah alat tenaga baterai yang
ditanamkan dengan pembedahan ke dada dan mengirimkan sinyal untuk
mengatur detak jantung. Ini direkomendasikan bagi pasien yang memiliki
masalah jantung yang menyebabkan jantungnya berdetak terlalu cepat
atau terlalu lambat sehingga menimbulkan beragam gejala, seperti
pingsan, pusing ringan, napas pendek, dan mudah lelah.
18
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
1. Mahasiswa dapat mempelajarai bahwasannya semua ruang yang
memiliki gaya magnet merupakan suatu Induktansi
2. Mahasiswa mengetahui fenomena fisis dari Induktansi dengan ilmu
elektronika diantaranya adalah peristiwa Induktansi Sendiri dan
Induktansi Bersama, juga penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
1.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan,
maka dari itu saran dan bimbingan dari para bapak dosen selaku pembina,
saya harapkan demi kesempurnaan karya penulis selanjutnya.
19
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/36623343/Makalah_Kalkulus_II_Bab_Fungsi_ diakses
pada tanggal 19 Maret 2019
http://en.wikipedia.org/wiki/File:Electronic_component_inductors.jpg
Diakses
pada tanggal 25 Maret 2019
http://fisikazone.com/induktansi/ Diakses pada tanggal 25 Maret 2019
https://teknikelektronika.com/pengertian-hukum-faraday-bunyi-hukum-faraday/
Diakses pada tanggal 29 Maret 2019
https://wibawairvan.blogspot.com/2013/12/penerapan-induksi-elektromagnetikdalam.html Diakses pada tanggal 29 Maret 2019
https://id.wikipedia.org/wiki/Induksi_elektromagnetik Diakses pada tanggal 30
Maret 2019
https://teorifisikadasar.blogspot.com/2016/12/contoh-soal-induktansi-diridan.html Diakses pada tanggal 30 Maret 2019
https://nadeadn.wordpress.com/2014/04/30/contoh-soal-dan-pembahasaninduktansi/ Diakses pada tanggal 30 Maret 2019
Mikrajudin, Abdullah, 2017, Buku Fisika Dasar II, Kampus Ganesa Bandung
Douglas C. Giancoli, 2001, Fisika Jilid 2, Erlangga Jakarta
20
Download