Uploaded by indraswari540

Pengertian Jalan

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Jalan
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk
bangunan pelengkap jalan, dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada
pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, dibawah permukaan tanah dan/atau air, serta di
atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel (Peraturan Pemerintah
Nomor 34 Tahun 2006).
2.2 Klasifikasi Kelas Jalan
2.2.1 Klasifikasi Kelas Jalan Menurut Fungsi atau Peranan
(A). Sistem Jaringan Jalan Primer
Sistem Jaringan Jalan Primer adalah jalan yang menghubungkan simpul-simpul jasa
distribusi dalam Struktur Pengembangan Wilayah.
- Jalan Arteri Primer,
menghubungkan kota jenjang kesatu, yang terletak berdampingan, atau menghubungkan
kota jenjang kesatu dengan kota jenjang kedua.
- Jalan Kolektor Primer
menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota jenjang kedua, atau menghubungkan kota
jenjang kesatu dengan kota jenjang ketiga, atau menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota.
ienjang ketiga.
- Jalan Lokal Primer
menghubungkan kota jenjang ketiga dengan kota jenjang ketiga, atau menghubungkan kota
jenjang kedua dengan persil, atau menghubungkan kota jenjang ketiga dengan Persil.
(B). Sistem Jaringan Jalan Sekunder
- Jalan Arteri Sekunder,
menghubungkan kardasan primer dengan kawasan sekunder kesatu, atau menghubungkan
kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kedua.
- Jalan Kolektor Sekunder
menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder kedua, atau
menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder ketiga.
- Jalan Lokal Sekunder
menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan perumahan, atau menghubungkan
kawasan sekunder kedua dengan perumahan, atau menghubungkan kawasan sekunder ketiga
dengan perumahan.
2.2.2 Klasifikasi Kelas Jalan Menurut Wewenang Pembinaan
Jaringan jalan dikelompokkan menurut wewenang pembinaan, terdiri dari:
(A). Jalan Nasional
- Jalan Arteri Primer,
- Jalan Kolektor Primer, yang menghubungkan antar ibukota Propinsi.
- Jalan selain dari yang termasuk arteri kolektor primer, yang mempunyai nilai strategis terhadap
kepentingan Nasional, yakni jalan yang tidak dominan terhadap pengembangan ekonomi, tapi
mempunyai peranan menjamin kesatuan dan keutuhan nasional, melayani daerah-daerah yang
rawan dan lain-lain .
(B). Jalan Propinsi
- Jalan Kolektor Primer, yang menghubungkan ibukota Propinsi dengan ibukota Kabupaten
/Kotamadya.
- Jalan Kolektor Primer, yang menghubungkan antar ibukota Kabupaten/Kotamadya.
- Jalan selain dari yang disebut diatas, yang mempunyai nilai strategis terhadap kepentingan
Propinsi, yakni jalan yang biarpun tidak dominan terhadap perkembangan ekonomi, tapi
mempunyai peranan tertentu dalam menjamin terselenggaranya pemerintah yang baik dalam
Pemerintahan Daerah Tingkat I dan terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan sosial lainnya.
- Jalan dalam Daerah Khusus Ibukota Jakarta, kecuali jalan yang termasuk Jalan Nasional.
(C). Jalan Kabupaten
- Jalan Kolektor Primer, yang tidak termasuk dalam kelompok ialah Nasional dan kelompok Jalan
Propinsi.
- Jalan Lokal Primer
- Jalan Sekunder lain, selain sebagaimana dimaksud sebagai Jalan Nasional, dan Jalan Propinsi.
- Jalan selain dari yang disebutkan diatas, yang mempunyai nilai strategis terhadap kepentingan
Kabupaten, yakni jalan yang walaupun tidak dominan terhadap pengembangan ekonomi, tapi
mempunyai peranan tertentu dalam menjamin terselenggaranya pemerintahan dalam Pemerintah
Daerah.
(D). Jalan Kotamadya
Jaringan jalan sekunder di dalam Kotamadya.
(E). Jalan Desa.
Jaringan jalan sekunder di dalam desa, yang merupakan hasil swadaya
masyarakat, baik yang ada di desa maupun di kelurahan.
(F). Jalan Khusus
- Jalan yang dibangun dan dipelihara oleh Instansi Badan Hukum/Perorangan untuk melayani
kepentingan masing-masing .
2.2.3 Klassifikasi Jalan menurut Kelas Jalan
Klassifikasi Jalan menurut Kelas Jalan dapat dilihat pada Tabel 1.1a (untuk jalan antar kota) dan
Tabel 1.1b.(untuk jalan perkotaan) dan Tabel 1.1c. (untuk jalan Kabupaten) berikut ini:
Tabel 1.1a jalan antar kota
Tabel 1.1b JALAN TIPE I ( Pengaturan jalan Masuk Penuh )
Tabel 1.1b JALAN TIPE II ( Pengaturan Jalan Masuk: Sebagian atau tanpa pengaturan)
Tabel 1.1c jalan Kabupaten
2.3 Bagian – Bagian Jalan
Penampang melintang jalan merupakan potongan melintang tegak lurus sumbu jalan. Pada
potongan melintang jalan dapat terlihat bagian-bagian jalan. Bagian bagian jalan yang utama dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
2.3.1 Bagian yang langsung berguna untuk lalu lintas
l. jalur lalu lintas
Jalur lalu lintas (travelled way = carriage way) adalah keseluruhan bagian perkerasan jalan
yang diperuntukkan untuk lalu lintas kendaraan.
2. lajur lalu lintas
Lajur kendaraan yaitu bagian dari jalur lalu lintas yang khusus diperuntukkan untuk
dilewati oleh satu rangkaian kendaraan beroda empat atau lebih dalam satu arah. Jadi jumlah lajur
minimal untuk jalan 2 arah adalah 2 dan pada umumnya disebut sebagai jalan 2 lajur 2 arah. Jalur
lalu lintas untuk 1 arah minimal terdiri dari 1 lajur lalu lintas.
Lebar lajur lalu lintas merupakan lebar kendaraan ditambah dengan ruang bebas antara
kendaraan yang besarnya sangat ditentukan oleh keamanan dan kenyamanan yang diharapkan.
Jalan yang dipergunakan untuk lalu lintas dengan kecepatan tinggi, membutuhkan ruang bebas
untuk menyiap dan bergerak yang lebih besar dibandingkan dengan jalan untuk kecepatan rendah.
Pada jalan lokal (kecepatan rendath) lebar jalan minimum 5,50m (2 x 2,75 m) cukup
memadai untuk jalan 2 lajur dengan 2 arah. Dengan pertimbangan biaya yang tersedia, lebar 5 m
pun masih diperkenankan. Jalan arteri yang direncanakan untuk kecepatan tinggi, mempunyai
lebar lajur lalu lintas lebih besar dari 3,25 m sebaiknya 3,50 m.
Banyaknya lajur yang dibutuhkan sangat tergantung dari volume lalu lintas yang akan
memakai jalan tersebut dan tingkat pelayanan jalan yang diharapkan.
Kemiringan melintang jalur lalu lintas di jalan lurus diperuntukkan terutama untuk
kebutuhan drainase jalan. Kemiringan melintang bervariasi antara 2 % - 4 %, untuk jenis lapisan
permukaan dengan mempergunakan bahan pengikat seperti aspal atau semen. Semakin kedap air
lapisan tersgbut semakin kecil kemiringan melintang yang dapat dipergunakan. Sedangkan untuk
jalan dengan lapisan permukaan belum mempergunakan bahan pengikat seperti jalan berkerikil,
kemiringan melintang dibuat sebesar 5%.
3. bahu jalan
Bahu jalan adalah jalur yang terletak berdampingan dengan jalur lalu lintas yang berfungsi
sebagai :
a. Ruangan untuk tempat berhenti sementara kendaraan yang mogok atau yang sekedar berhenti
karena pengemudi ingin berorientasi mengenai jurusan yang akan ditempu atau untuk beristirahat
b. Ruangan untuk menghindarkan diri dari saat-saat darurat, sehingga dapat mencegah terjadinya
kecelakan.
c. Memberikan kelegaan pada pengemudi, dengan demikian dapat meningkatkan kapasitas jalan
yang bersangkutan.
d. Memberikan sokongan pada konstruksi perkerasan jalan dari arah samping.
e. Ruangan pembantu pada waktu mengadakan pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan jalan
(untuk tempat penempatan alat-alat, dan penimbunan bahan material)
f. Ruangan untuk lintasan kendaraan-kendaraan patroli, ambulans, yang sangat dibutuhkan pada
keadaan darurat seperti terjadinya kecelakaan.
Berdasarkan tipe perkerasannya, bahu jalan dapat dibedakan atas :

Bahu yang.tidak diperkeras, yaitu bahu yang hanya dibuat dari material perkerasan jalan
tanpa bahan pengikat. Bahu yang tidak diperkeras ini dipergunakan untuk daerah-daerah
yang tidak begrtu penting, dimana kendaraan yang berhenti dan mempergunakan bahu
tidak begrtu banyak jumlahnya.

Bahu yang diperkeras, yaitu bahu yang dibuat dengan mempergunakan bahan pengikat
sehingga lapisan tersebut lebih kedap air dibandingkan dengan batru yang tidak diperkeras.
Bahu jenis ini dipergunakan : untuk jalan-jalan dimana kendaraan yang akan berhenti dan
memakai bagian tersebut besar jumlahnya, seperti di sepanjang jalan tol, di sepanjang jalan
arteri yang melintasi kota, dan di tikungan-tikungan yang tajam.
4. trotoar
Trotoar adalah jalur yang terletak berdampingan dengan jalur lalu lintas yang khusus
,dipergunakan untuk pejalan kaki (pedestrian). Untuk keamanan pejalan kaki maka trotoar ini
harus dibuat terpisah dari jalur lalu Iintas oleh struktur fisik berupa kereb.
Lebar trotoar yang dibutuhkan ditentukan oleh volume pejalan kaki, tingkat pelayanan
pejalan kaki yang diinginkan, dan fungsi jalan. Untuk itu lebar 1,5 - 3,0 m rnerupakan nilai yang
umum dipergunakan.
5. median
Median adalah jalur yang terletak ditengah jalan untuk membagi jalan dalam masingmasing arah.
Secara garis besar median berfungsi sebagai :
a. menyediakan daerah netral yang cukup lebar dimana pengemudi masih dapat mengontrol
kendaraannya pada saat-saat darurat.
b. menyediakan jarak yang cukup untuk membatasi/ mengurangi kesilauan terhadap lampu
besar dari kendaraan yang berlawanan arah.
c. menambah rasa kelegaan, kenyamanan dan keindahan bagi setiap pengemudi.
d. mengamankan kebebasan samping dari masing-masing arah arus lalu lintas.
Lebar jalur tepian median dapat bervariasi antara 0,25 - 0,75 meter dan dibatasi dengan
marka berupa garis putih menerus.
2.3.2 Bagian yang berguna untuk drainase jalan
l. saluran samping
Saluran samping terutama berguna untuk :
o mengalirkan air dari permukaan perkerasan jalan ataupun
dari bagian luqrjalan.
o menjaga supaya konstruksi jaran selaru berada dalam keadaan kering tidak terendam air.
2. kemiringan melintang jalur lalu lintas
3. kemiringan melintang bahu
Berfungsi atau tidaknya lereng melintang perkerasan jalan untuk mengalirkan air hujan
yang jatuh di atasnya sangat ditentukan oleh kemiringan melintang bagian samping jalur
perkerasan itu sendiri, yaitu kemiringan melintang bahu jalan
4. kemiringan lereng
Talud jalan umumnya dibuat 2H:lV, tetapi untuk tanah-tanah yang mudah longsor talud
jalan harus dibuat sesuai dengan besarnya landai yang aman, yang diperoleh dari perhitungan
kestabilan lereng. Berdasarkan keadaan tanah pada lokasi jalan tersebut, mungkin saja dibuat
bronjong tembok penahan tanatu lereng bertingkat (berm) ataupun hanya ditutupi rumput saja.
Download