Tugas Individu Subnetting Dosen Pengampu Tengku Khairil Ahsyar, S.Kom, M.Kom DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH JARINGAN KOMPUTER OLEH : NADIA OKTARINA (11950321571) JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU 2020 KATA PENGANTAR Segala puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT atas segala kesempatan dan kekuatan yang diberikan, sehingga makalah yang berjudul “Subnetting” ini bisa diselesaikan dengan baik. Makalah yang tersusun ini diajukan untuk mata kuliah Jaringan Komputer, dengan berbekal dalam buku dan referensi yang ada serta materi dari dosen pengampu. Selanjutnya saya banyak mengucapkan terima kasih kepada bapak Tengku Khairil Ahsyar, S.Kom, M.Kom sebagai dosen pengampu mata kuliah Jaringan Komputer, dan juga kepada rekan-rekan semuanya yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kritik dan saran dari pembaca sekalian sangat penulis nantikan. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Perawang, 01 Desember 2020 Nadia Oktarina DAFTAR ISI i KATA PENGANTAR ..................................................................................................................................i DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 2 1.3 Tujuan Pembahasan ................................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 4 2.1 Pengertian dan Konsep Subnetting ........................................................................................... 4 2.2 Alasan, Fungsi, dan Tujuan Subnetting .................................................................................... 5 2.3 Proses dan Perancangan Subnetting ......................................................................................... 6 2.4 Perhitungan Subnetting .............................................................................................................. 7 2.5 Subnet Mask ............................................................................................................................... 8 BAB III PENUTUP ................................................................................................................................... 12 3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................... 12 3.2 Saran .......................................................................................................................................... 12 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 13 ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi jaringan komputer sangat diperlukan dalam membantu meningkatkan kinerja dalam kehidupan manusia. Dengan jaringan komputer manusia dapat saling berkomunikasi dengan yang lainnya melalu komputer mereka yang membentuk sebuah jaringan. Melalui jaringan itu mereka dapat saling bertukar informasi, dan data satu sama lainnya. Dalam IP Address juga dikenal sebuah istilah subnetting yang bertujuan untuk membagi jaringan kedalam subnet – subnet sehingga memudahkan dalam pembagian network dan pengontrolan dari sebuah jaringan. Untuk beberapa alasan yang menyangkut efisiensi IP Address, mengatasi masalah topologi network dan organisasi, network administrator biasanya melakukan subnetting. Esensi dari subnetting adalah “memindahkan” garis pemisah antara bagian network dan bagian host dari suatu IP Address. Beberapa bit dari bagian host dialokasikan menjadi bit tambahan pada network. Address satu network menurut baku dapat dipecah menjadi beberapa subnetwork. Cara ini menciptakan sejumlah network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian subnetting? 2. Bagaimana konsep dari subnetting? 3. Apa alasan yang mendasari subnetting? 4. Apa fungsi dari subnetting 5. Apa tujuan dari subnetting? 6. Apa saja proses dalam subnetting? 7. Bagaimana perancangan subnetting? 8. Bagaimana menentukan perhitungan subnetting? 3 9. Apa itu subnet mask? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui pengertian subnetting. 2. Untuk mengetahui konsep dari subnetting. 3. Untuk mengetahui alasan yang mendasari subnetting. 4. Untuk mengetahui fungsi dari subnetting. 5. Untuk mengetahui tujuan dari subnetting. 6. Untuk mengetahui proses dalam subnetting. 7. Untuk mengetahui bagaimana perancangan subnetting. 8. Untuk mengetahui bagaimana menentukan perhitungan subnetting. 9. Untuk mengetahui apa itu subnet mask. 4 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian dan Konsep Subnetting Subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network ID baru. Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP address kelas A, IP Address kelas B dan IP Address kelas C. Dengan subnetting akan menciptakan beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut. Subnetting adalah sebuah teknik yang mengizinkan para administrator jaringan untuk memanfaatkan 32 bit IP address yang tersedia dengan lebih efisien. Teknik subnetting membuat skala jaringan lebih luas dan tidak dibatas oleh kelas-kelas IP (IP Classes) A, B, dan C yang sudah diatur. Dengan subnetting, kita bisa membuat network dengan batasan host yang lebih realistis sesuai kebutuhan. Subnetting menyediakan cara yang lebih fleksibel untuk menentukan bagian mana dari sebuah 32 bit IP adddress yang mewakili netword ID dan bagian mana yang mewakili host ID.Dengan kelas-kelas IP address standar, hanya 3 kemungkinan network ID yang tersedia; 8 bit untuk kelas A, 16 bit untuk kelas B, dan 24 bit untuk kelas C. Subnetting mengizinkan kita memilih angka bit acak (arbitrary number) untuk digunakan sebagai network ID. Konsep dasar dari subnetting adalah melakukan pembagian suatu jaringan besar menjadi beberapa jaringan yang lebih kecil. Jadi dapat dikatakan bahwa subnetting adalah kegiatan melakukan pemecahan atau pembagian suatu alamat network menjadi beberapa subnetwork atau blok subnet melalui mekanisme subnetting yang baik dan benar. Dengan melakukan pemecahan atau pembagian seperti ini maka akan dihasilkan sejumlah alamat network tambahan namun hal ini juga menimbulkan terjadinya pengurangan jumlah maksimum alamat host pada tiap subnetwork tersebut. Mekanisme subnetting adalah 5 dengan memanfaatkan 32 bit IP address yang ada untuk kemudian ditentukan tiap bagian dari masing-masing bit yang mana yang mewakili network ID atau subnet ID dan bagian mana yang mewakili host ID atau alamat host. Umumnya subnetting yang dilakukan didasarkan pada pertimbangan kebutuhan jaringan misalnya : a. Kebutuhan akan jumlah jaringan atau banyaknya blok subnet. b. Kebutuhan jumlah host pada tiap blok subnet. Selain itu subnetting dapat dilakukan jika terdapat beberapa alasan dibawah ini yang harus diperhatikan, misalnya : a. Performansi jaringan yang perlu ditingkatkan dengan mengurangi sejumlah host yang tidak digunakan dalam department tertentu. b. Perlunya mereduksi trafik dalam jaringan yang disebabkaoleh broadcast maupun collision atau tabrakan paket data. c. Masalah sekuritas dalam tiap department yang memerlukan pengamanan khusus untuk tiap jaringannya masing-masing. 2.2 Alasan, Fungsi, dan Tujuan Subnetting Beberapa alasan yang menyebabkan satu organisasi membutuhkan lebih dari satu jaringan lokal (LAN) agar dapat mencakup seluruh organisasi : a. Teknologi yang berbeda. Dalam suatu organisasi dimungkinkan menggunakan bermacam teknologi dalam jaringannya. Semisal teknologi ethernet akan mempunyai LAN yang berbeda dengan teknologi FDDI. b. Sebuah jaringan mungkin dibagi menjadi jaringan yang lebih kecil karena masalah performanasi. Sebuah LAN dengan 254 host akan memiliki performansi yang 6 kurang baik dibandingkan dengan LAN yang hanya mempunyai 62 host. Semakin banyak host yang terhubung dalam satu media akan menurunkan performasi dari jaringan. Pemecahan yang paling sederana adalah memecah menjadi 2 LAN. Departemen tertentu membutuhkan keamanan khusus sehingga solusinya memecah menjadi jaringan sendiri. Tujuan dari network administrator melakukan subnetting yaitu: a. Untuk mengefisienkan pengalamatan (misal untuk jaringan yang hanya mempunyai 10 host, kalau kita menggunakan kelas C saja terdapat 254 – 10 =244 alamat yang tidak terpakai). b. Membagi satu kelas network atas sejumlah subnetwork dengan arti membagi suatu kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. c. Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak. Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak. d. Untuk mengatasi masalah perbedaaan hardware dengan topologi fisik jaringan. e. Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address. f. Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan daam suatu network, karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik. g. Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network. Fungsi dari subnetting yaitu : a. Mengurangi lalu-lintas jaringan, sehingga data yang lewat di perusahaan tidak akan bertabrakan (collision) atau macet. b. Teroptimalisasinya untuk kerja jaringan. 7 c. Pengelolaan yang disederhanakan. d. Membantu pengembangan jaringan ke arah jarak geografis yang menjauh. 2.3 Proses dan Perancangan Subnetting Untuk melakukan proses subnetting kita akan melakukan beberapa proses yaitu: a. Menentukan jumlah subnet yang dihasilkan oleh subnet mask. b. Menentukan jumlah host per subnet. c. Menentukan subnet yang valid. d. Menentukan alamat broadcast untuk tiap subnet. e. Menentukan host – host yang valid untuk tiap subnet. Perancangan subnet dapat dilakukan dengan tiga langkah berikut yaitu: 1. Tentukan beberapa jumlah subnet yang diperlukan dimana jumlah yang terbaik adalah merupakan fungsi kuadrat dari bilangan. 2. Cari subnet masknya. 3. Cari range alamat dalam setiap subnet. 2.4 Perhitungan Subnetting Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah yaitu: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast. Ada dua cara dalam melakukan perhitungan subnetting yaitu: 1. Berdasarkan jumlah jaringan yang dibutuhkan a. Tentukan jumlah jaringan yang dibutuhkan dan merubahnya menjadi biner. 8 b. Misalkan kita ingin membuat 255 jaringan kecil dari nomor jaringan yang sudah ditentukan. c. 255 à 11111111 Menghitung jumlah bit dari nomor 1. Dan jumlah bit inilah yang disebut sebagai subnetID. Dari 255 à 11111111 àjumlah bitnya adalah 8 Misal dari contoh diatas hostID baru: 16 bit – 8 bit = 8 bit. a. Isi subnetID dengan 1 dan jumlahkan dengan NetID lama. b. à 11111111.11111111.11111111.00000000 (24 bit bernilai 1 biasa ditulis /24). Berkat perhitungan ini maka kita mempunyai 256 jaringan baru yaitu : 192.168.0.xxx, 192.168.1.xxx, 192.168.2.xxx, 192.168.3.xxx hingga 192.168.255.xxx dengan netmash 255.255.255.0. Dan xxx à menunjukkan hostID antara 0-255 . Biasa ditulis dengan 192.168.0/24 à 192.168.0 menunjukkan NetID dan 24 menunjukkan subnetmask (jumlah bit yang bernilai 1 di subnetmask). c. Dengan teknik ini kita bisa mengalokasikan IP address kelas B menjadi sekian banyak jaringan yang berukuran sama. 2. Berdasarkan jumlah host yang dibentuk dalam jaringan a. Ubah IP dan netmask menjadi biner IP : 192.168.1.0 à 11000000.10101000.00000001.00000000 Netmask : 255.255.255.0 à 11111111.11111111.11111111.00000000 b. Panjang hostID kita adalah yang netmasknya semua 0 à 16 bit. c. Memilih jumlah host terbanyak dalam suatu jaringan dan ubah menjadi biner. Misal dalam jaringan kita membutuhkan host 25 maka menjadi 11001. a. Hitung jumlah bit yang dibutuhkan angka biner pada nomor 1. Dan angka inilah nanti sebagai jumlah host dalam jaringan kita. b. Jumlah host 25 menjadi biner 11001 dan jumlah bitnya adalah 5. 9 c. Rubah netmask jaringan kita dengan cara menyisakan angka 0 sebanyak jumlah perhitungan nomor 3. Jadi netmasknya baru adalah 11111111.11111111.11111111.11100000 d. Identik dengan 255.255.255.224 jika didesimalkan. Jadi netmask jaringan berubah dan yang awalnya hanya satu jaringan dengan range IP dari 1 -254 menjadi 8 jaringan, dengan setiap jaringan ada 30 host/computer. 2.5 Subnet Mask Subnet mask adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar. RFC 950 mendefinisikan penggunaan sebuah subnet mask yang disebut juga sebagai sebuah address mask sebagai sebuah nilai 32-bit yang digunakan untuk membedakan network identifier dari host identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit subnet mask yang didefinisikan, adalah sebagai berikut: a. Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1. b. Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0. Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja. Entah itu subnet mask default (yang digunakan ketika memakai network identifier berbasis kelas) ataupun subnet mask yang dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat sebuah subnet atau supernet) harus dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP. Ada dua metode yang dapat digunakan yaitu: 1. Straight Method, menggunakan notasi biner. Dengan menggunakan operator logika AND, maka akan diperoleh alamat subnet. 10 2. Short-cut Method, megaplikasikan beberapa shortcut logika yang telah pasti,yaitu: a. Jika byte dalam alamat adalah 255 (semua byte biner bernilai 1), maka alamat tidak akan berubah alamat tinggal di copy saja. b. Jika byte dalam alamat adalah 0 (semua biner bernilai 0), maka byte yang sesuaian juga akan bernilai 0. c. Jika tidak keduanya,gunakan straight method. Terdapat aturan-aturan dalam membuat Subnet Mask: 1. Angka minimal untuk network ID adalah 8 bit. Sehingga, oktet pertama dari subnet pasti 255. 2. Angka maksimal untuk network ID adalah 30 bit. Kita harus menyisakan sedikitnya 2 bit untuk host ID, untuk mengizinkan paling tidak 2 host. Jika kita menggunakan seluruh 32 bit untuk network ID, maka tidak akan tersisa untuk host ID. Ya, pastilah tidak akan bisa. Menyisakan 1 bit juga tidak akan bisa. Hal itu disebabkan sebuah host ID yang semuanya berisi angka 1 digunakan untuk broadcast address dan semua 0 digunakan untuk mengacu kepada network itu sendiri. Jadi, jika kita menggunakan 31 bit untuk network ID dan menyisakan hanya 1 bit untuk host ID, (host ID 1 digunakan untuk broadcast address dan host ID 0 adalah network itu sendiri) maka tidak akan ada ruang untuk host sebenarnya. Makanya maximum network ID adalah 30 bit. 3. Karena network ID selalu disusun oleh deretan angka-angka 1, hanya 9 nilai saja yang mungkin digunakan di tiap octet subnet mask (termasuk 0). 11 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network ID baru. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP address kelas B dan IP address kelas C. Cara subnetting dapat menciptakan sejumlah network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut. Tujuan dari subnetting sendiri yaitu untuk mengefisienkan pengalamatan, membagi satu kelas network, menempatkan suatu host, untuk mengatasi masalah perbedaaan hardware dengan topologi fisik jaringan, untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address, danmeningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network. Fungsi dari subnetting adalah mengurangi lalu-lintas jaringan, teroptimasinya unjuk kerja jaringan, pengelolaan yang disederhanakan, membantu pengembangan jaringan ke arah jarak geografis yang menjauh. Ada dua pendekatan dalam melakukan pembentukan subnet yaitu: berdasarkan jumlah jaringan yang akan dibentuk dan berdasarkan jumlah host yang dibentuk dalam jaringan. 3.2 Saran 1. Subnetting dapat dimanfaatkan untuk membagi jaringan besar ke dalam jaringan yang kecil-kecil. 2. Network administrator dapat memanfaatkan subnetting untuk mengefisiensikan pengalamatan, dan mengatasi masalah perbedaaan hardware dengan topologi fisik jaringan. 3. Dengan subnetting network administrator juga dapat meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network. 12 DAFTAR PUSTAKA https://www.academia.edu/36082703/Makalah_Jaringan_Komputer_Tentang_Subnetting_S upernetting_Routing https://www.academia.edu/12163344/MAKALAH_JARINGAN_KOMPUTER_tentang_S UBNETTING http://novaindahlestarieunm.blogspot.com/2015/11/subneting.html https://idcloudhost.com/panduan-subnetting-dan-subnet-mask-pengertian-fungsi-dantujuannya/ https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-subnetting/ 13